12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisme hidup tidak akan terlepas dari penyakit ataupun gangguan fungsi tubuh lainnya yang mengancam kesehatan baik fisik maupun psikologisnya. Berbagai mikroorganisme yang mengancam kesehatan banyak tersebar baik dimakanan ataupun di lingkungan. Organisme hidup khususnya manusia yang tidak mempunyai imunitas yang tinggi akan terkena mikroorganisme tersebut dan akan menyebabkan gangguan fungsi tubuh ataupun penyakit di dalam dirinya. Untuk mengobati atau membunuh mikroorganisme di dalam tubuh tersebut, maka berbagai macam pengobatan medis dilakukan. Salah satunya adalah dengan menggunakan Injeksi Intramuscular, yaitu cara pemberian obat dengan memasukkan obat ke muscular (otot) dengan spuit. Pada beberapa kondisi, pasien tidak dapat memerima pemberian obat lewat perenteral, topical atupun inhalasi. Karena itu pemberian obat dilakukan dengan cara parenteral yang salah satunya termasuk Injeksi Intramuscular. Oleh karena pentingnya pengatahuan tentang pemberian obat dengan cara Injeksi Muscular ini, maka penyusun membuat makalah ini agar dapat memberi tambahan 1

Intramuskular Edit

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Intramuskular Edit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisme hidup tidak akan terlepas dari penyakit ataupun gangguan fungsi

tubuh lainnya yang mengancam kesehatan baik fisik maupun psikologisnya.

Berbagai mikroorganisme yang mengancam kesehatan banyak tersebar baik

dimakanan ataupun di lingkungan. Organisme hidup khususnya manusia yang

tidak mempunyai imunitas yang tinggi akan terkena mikroorganisme tersebut dan

akan menyebabkan gangguan fungsi tubuh ataupun penyakit di dalam dirinya.

Untuk mengobati atau membunuh mikroorganisme di dalam tubuh tersebut,

maka berbagai macam pengobatan medis dilakukan. Salah satunya adalah dengan

menggunakan Injeksi Intramuscular, yaitu cara pemberian obat dengan

memasukkan obat ke muscular (otot) dengan spuit. Pada beberapa kondisi, pasien

tidak dapat memerima pemberian obat lewat perenteral, topical atupun inhalasi.

Karena itu pemberian obat dilakukan dengan cara parenteral yang salah satunya

termasuk Injeksi Intramuscular.

Oleh karena pentingnya pengatahuan tentang pemberian obat dengan cara

Injeksi Muscular ini, maka penyusun membuat makalah ini agar dapat memberi

tambahan pengetahuan pada tenaga medis khususnya perawat. Karena bukan tidak

mungkin banyak tenaga medis yang belum mengetahui betul tentang pemberian

obat melalui Injeksi Muscular.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari injeksi muscular?

2. Apa saja tujuan injeksi muscular?

3. Dimana sajakah tempat untuk injeksi muscular?

4. Apa saja prinsip-prinsip dalam injeksi muscular?

5. Alat apa saja yang diperlukan dalam injeksi muscular?

6. Bagaimana prosedur dalm pemberian injeksi muscular?

1

Page 2: Intramuskular Edit

1.3Tujuan

1. Mengetahui tentang definisi injeksi muscular

2. Mengetahui tujuan pemberian injeksi muscular

3. Mengetahui tepat-tempat injeksi muscular

4. Menegatahui prinsip-prinsip dalam injeksi muscular

5. Mengetahui alat-alat yang digunakan dalam injeksi muscular

6. Memahami prosedur dalam pemberian injeksi muscular

2

Page 3: Intramuskular Edit

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Injeksi intramuscular adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke

dalam jaringan otot dengan menggunakan spuit.

2.2 Tujuan

Memasukkan sejumlah obat pada jaringan otot untuk diabsorbsi

2.3 Tempat injeksi

Area ventrogluteal

Area dorsogluteal

Area vastus lateralis

Area deltoid

Area rektus femoris

Prinsip

1. Pertahankan sterilisasi

2. Perhatikan lokasi injeksi dari :

Adanya infeksi, aberasi kulit atau jaringan nekrosis pada lokasi

Ada tidaknya serat dibawah otot

Berapa jumlah obat yang dapat di injeksikan pada alokasi tersebut

3. Resiko terjadi kerusakan jaringan rendah bila injeksi dilakukan pada otot-

otot besar, tetapi resiko masuk/menembus pembuluh darah lebih tinggi

4. Pilihlah otot yang integritas kulitnya utuh dan tidak ditemukan tanda-tanda

infeksi

2.4 Persiapan alat

1. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat

2. Kapas alcohol

3. Sarung tangan sekali pakai (bersih)

3

Page 4: Intramuskular Edit

4. Obat yang sesuai (ampul, vlakon/vial)

5. Spuit 2-5 ml dengan ukuran 21-25, panjang jarum 1-2 inci (atau

tergantung pada bergantung pada kebutuhan dan ketebalan otot, jenis obat,

dan usia klien)

6. Bak spuit

7. Baki obat

8. Plester

9. Kasa steril (jika perlu)

10. Bengkok

11. Perlak dan alas kecil

Dokumentasi

Nama obat

Dosis yang diberikan

Lokasi injeksi

Waktu pemberian

Cara pemberian

Reaksi alergi

2.5 Prosedur pelaksanaan

1. Mengucap salam terapuetik

2. Melakukan evaluasi/validasi

3. Melakukan kontrak (waktu, tempat, topic)

4. Menjelaskan langkah-langkah tindakan

5. Mencuci tangan

6. Siapkan obat sesuai dengan prinsip “lima benar”

7. Mengambil obat yang benar, baca label dan baca batas kadaluwarsa

8. Menghitung dosis obat,

Rumus :

4

Page 5: Intramuskular Edit

Dosis yg di berikan =

9. Melakukan duble check : nama obat, dosis dan hasil perhitungan

10. Memilih suntikan dan jarum yang sesuai

11. Menyiapkan obat

Ampul

Membaca labelnya

Menyakinkan bahwa semua obat ada di dasar ampul, ketuk-ketuk

dengan jari tangan bila terlihat masih ada obat di kepala ampul

mengginakan kassa atau swab alcohol, letakkan di sekeliling leher

ampul lalu patahkan leher ampul.

Memegang ampul dengan tangan non dominan dan spuit di tangan

dominan. masukan jarum ke dalam ampul dan tarik sesuai dengan

dosis yang diperlukan

Vial/flakon

Membaca labelnya

Membuka pelindung yang menutupi vial tanpa menyentuh karet.

Bersihkan dengan alcohol bila perlu (terutama untuk vial multi dosis)

Mengocok bila obat diperluhkan, sesuai aturan penggunaan obat

Melepaskan penutup jarum, tarik udara sejumlah dosis obat dan

tusukan jarum pada pusat karet penutup vial

Balikan atau putar vial sehingga menghadap ke bawah, perhatikan

ujung jarum pada pusat karet penutup vial

Sebelum menarik obat, tarik dulu pluger sehingga jarum berada di

bawah permukaan obat. tarik sesuai dosis

Lepaskan jarum dari vial dan keluarkan gelembung udara yang ada di

spuit

12. Membaca kembali label obat untuk ketiga kalinya sebelum

mengembalikan obat tersebut ke dalam bak instrument

5

Page 6: Intramuskular Edit

13. Membawa obat ke klien, memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan

pengobatan dan prosedur tindakan

14. Mengkaji identitas klien (cek nama)

15. Atur klien pada posisi yang nyaman dan sesuai dengan kebutuhan.

16. Menggunakan sarung tangan, Pilih area penusukan yang bebas dari tanda

lesi, kekakuan, peradangan, atau rasa gatal. Menghindari gangguan

absorbs obat atau cedera dan nyeri yang berlebihan

17. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alcohol, dengan

gerakan sirkular dari dalam ke arah dalam ke luar dengan diameter sekitar

5 cm. tunggu sampai kering. metode ini dilakukan untuk membuang

sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme.

18. Pegang kapas alcohol dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan

19. Buka tutup jarum

20. Tarik kulit ke bawah kurang lebih 2,5 cm di bawah area penusukan dengan

tangan non dominan. membuat kulit menjadi lebih kencang dan

memudahkan penusukan.

21. Dengan cepat masukkan jarum dengan sudut 900 dengan tangan dominan,

masukkan sampai pada jaringan otot. gunakan metode Z-track “Gerakan

yang cepat dapat membantu mengurangi rasa nyeri pada saat jarum

dimasukkan.

22. Lakukan aspirasi dengan tangan nondominan menahan barel dari spuit dan

tangan dominan menarik pluger.

23. Observasi adanya darah pada spuit

24. Jika tidak ada darah, masukkan obat perlahan-lahan

25. Jika terdapat darah :

Tarik kembali jarum dari kulit

Tekan tempat penusukan selama 2 menit

Observasi adanya hematoma atau memar

jika perlu berikan plester

Siapkan obat yang baru, mulai dengan langkah no. 1, pilih area

penusukan yang baru

6

Page 7: Intramuskular Edit

26. Cabut jarum perlahan-lahan dengan sudut yang sama ketika jarum

dimasukkan , sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas

alcohol pada area penusukan. Mengurangi resiko cedera pada jaringan.

27. Jangan memassase area injeksi. Massase area injeksi dapat menyebabkan

terjadi iritasi pada jaringan.

28. Jika terdapat pendarahan, tekan area tersebut dengan menggunakan kasa

steril sampai pendarahan berhenti dan berikan plester bila perlu

29. Kembalikan posisi klien

30. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan sesuai dengan tempatnya

masing-masing

31. Lepas sarung tangan, Cuci tangan dan kembalikan peralatan

32. Mengevaluasi respon klien

33. Merencanakan tindak lanjut

34. Melakukan kontrak yang akan datang (waktu, tempat, topic) + Support

Spiritual

35. Dokumentasikan tindakan dan hasil

7

Page 8: Intramuskular Edit

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Injeksi intramuscular adalah pemberian obat dengan cara memasukkan

obat ke dalam jaringan otot dengan menggunakan spuit.

Tempat injeksi

Area ventrogluteal

Area dorsogluteal

Area vastus lateralis

Area deltoid

Area rektus femoris

Prinsip

Pertahankan sterilisasi

Perhatikan lokasi injeksi

Resiko terjadi kerusakan jaringan rendah bila injeksi dilakukan pada otot-

otot besar, tetapi resiko masuk/menembus pembuluh darah lebih tinggi

Pilihlah otot yang integritas kulitnya utuh dan tidak ditemukan tanda-tanda

infeksi

3.2 Saran

Penulis menyadari, dalam penyusunan makalah ini belum sepenuhnya

sempurna. Untuk itu dapat kiranya memberikan kritik dan saran mengenai

makalah ini. Walaupun demikian penulis berharap semoga makalah ini

bermanfaat bagi kita semua.

8

Page 9: Intramuskular Edit

DAFTAR PUSTAKA

Eni, Kusyati, dkk. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium. Jakarta:

Buku Kedokteran EGC.

9