BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    1/23

    1

    BAB I

    I nsan Pasca Stroke (IPS), ji ka t idak bersosial i sasi , ti dak berol ahraga,

    ti dak berdoa, biasanya cepat mati .

    (Agus Nuryanto, Ketua komunitas Happy Embung

    dan sekaligus seorang IPS)

    1.1. Latar Belakang

    Stroke adalah kerusakan pembuluh darah pada otak yang menyebabkan

    gangguan saraf atau matinya sel-sel saraf otak.1  Kerusakan pembuluh darah di

    otak menyebabkan gangguan saraf karena otak merupakan pusat berkumpulnya

    miliaran sel yang terkoneksi dengan seluruh bagian tubuh manusia. Sel-sel otak

    tersebut mengatur koordinasi kerja setiap anggota tubuh. Disisi lain sel-sel otak

    membutuhkan oksigen untuk menjalankan fungsinya. Otak membutuhkan 20

     persen oksigen dari kebutuhan seluruh tubuh.2  Ketika pembuluh darah di otak

    mengalami kerusakan maka sel-sel otak akan kekurangan oksigen. Sementara

    apabila oksigen yang mengalir ke otak terputus selama 8-10 detik maka akan

    terjadi gangguan fungsi otak. Bila gangguan pasokan oksigen ke otak 6-8 menit,

    maka akan terjadi lesi atau jejas atau kerusakan sebagian otak. Sel-sel otak

    mengalami kematian akibat terhentinya suplai darah ke otak. Sel-sel otak yang

    telah mati tidak dapat pulih kembali.3 

    1 Dr. Alfred Sutrisno Sp.BS. (2007), Stroke You must Know Before You Get it, Gramedia Pustaka

    Utama, Jakarta, Hal: 1,Perhimpunan Dokter spes ialis Saraf Indones ia, Mengenal Gejala dan Kiat

    Mencegah Stroke. Departemen Neurologi FKUI, Salemba Jakarta. Memberikan definisi yang hamper

    sama.2 Ibid, Hal. 1

    3 Ibid, Hal: 2

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    2/23

    2

    Otak mengalami gangguan pembuluh darah melui dua cara.Pertama

     penyumbatan pembuluh darah otak akibat adanya gumpalan darah yang

    menyumbat jalanya darah atau penyempitan pembuluh darah. Kondisi disebut

    stroke iskemik atau stroke tidak berdarah. Kedua, pembuluh darah yang tertutup

     pada keadaan tertentu pecah karena tekanan darah yang sangat tinggi sehingga

    darah masuk ke jaringan otak. Stroke jenis ini disebut: stroke berdarah.4  Sutrisno

    (2007. Hal: 20 menyebut dua macam stroke tersebut sebgai stroke iskemik

    (penyumbatan) dan stroke hemoragik (pendarahan).

    Kerusakan pada pembuluh darah otak menyebabkan gangguan pada system

    saraf tubuh manusia. Hai ini bisa dipahami karena suplai oksigen ke otak menjadi

    terhenti dan menyebabkan matinya sel-sel saraf otak. Sel-sel saraf yang mati tidak

    dapat menjalankan fungsinya untuk mengkoordinsai beberapa bagian tubuh

    manusia. akibat secara fisik yaitu: wajah menjadi tidak simetris, lengan lumpuh,

     bicara pelo.lebih jauh stroke association dalam physical effects of stroke

    5mneyebutkan beberapa akibat stroke secara fisik yaitu: kelumpuhan atau

    lemahnya salah satu bagian dari anggota tubuh, kesulitan pergerak atau berjalan,

    stamina menurun, rasa sakit, mati rasa (hypoesthesia), sangat peka rasa

    (hyperesthesia). Kehilangan kesadaran posisi gerak tangan. Mulyatsih, dkk (2010.

    4 Perhimpunan dokter spes ialis saraf Indonesia dan yayasan Stroke Indonesia, Mengenal Gejala dan

    KIat Mencegah Stroke.5 Stroke.org.uk. (2013. Hal: 1). Physical effects of stroke. Stroke association.

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    3/23

    3

    Hal: 31-51)6  stroke menyebabkan berbagai gangguan yaitu: kelupuhen atau

    kelemahan, sensibilitas, keseimbangan, berbicara dan berkomunikasi, menelan

    makanan atau minuman, penglihatan, buang air besar dan buang air kecil,

    mengenakan pakaian, memori dan gangguan seksual.

    Stroke juga memberikan akibat psikis.bagi IPS. Kehilangan fungsi anggota

    tubuh, keluarga, mengalami cacat bicara, menyebabkan hilangnya identitas diri

    IPS. Tekanan yang bertubi-tubi, permasalahan fisik yang berat menjadi sebab

    tingginya tingkat stressing. IPS kehilangan control diri dan identitas dirinya.

    Perubahan sikap seperti mudah marah, curiga, apatis, putus asa terjadi pada IPS.

    Mereka awalnya orang-orang yang sabar, terbuka, peduli dan optimis. Stroke

    merubah kepribadian IPS.

    Stroke menyebabkan kehidupan sosial IPS terganggu. Kehilangan dan

     perubahan status dalam keluarga, lingkungan kerja ataupun masyarakat.

    Kehilangan pekerjaan, kehilangan identitas, dan bahkan kehilangan keluarga.

    Seorang suami sebelum terkena stroke menjadi kepala keluarga, tulang punggung

    keluarga, akan tetapi pasca stroke peran tersebut dapat berubah. Kecacatan tubuh

    menyebabkan IPS kehilangan kemampuan untuk mencari riski. Seorang pedagang

    tidak mampu lagi untuk melakukan aktivitas perdaganganya. Seorang sopir tidak

    mampu lagi untuk mengoperasikan mobil atau bis. Peran untuk mencari rizki

    akhirnya digantikan oleh istri atau anaknya yang telah dewasa dan mampu

    6 Ns Enny Mulyats ih, S.Kep, dan DR. Dr. Airiza Ahmad, SpS(K). (2010) Stroke Petunjuk Perawatan

    PAsien Pasca Stroke di Rumah. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indones ia.

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    4/23

    4

     bekerja. Peran sebagai tulang punggung keluarga berpindah kepada istri atau

    anaknya. Perubahan peran dalam keluarga ataupun lingkungan masyarakat dapat

    menyebabkan munculnya persoalan baru bagi IPS.

    IPS kehilangan pekerjaan stroke menyebabkan hilangnya sebagian atau

    selurhnya kemampuan fisik ataupun psikisnya. Ia tidak lagi mampu melakukan

    aktivitas kantor, rentan terhadap stress karena tekanan pekerjaan. Oleh karenanya,

     perusahaan atau instansi biasanya memberhentikan IPS dari jabatan atau posisi

    tertentu. Alasan kasihan atau tidak produktif menjadi bahan pertimbangan mereka

    di non aktif dari pekerjaan. Kehilangan pekerjaan bagi IPS bermakna kehilangan

    status sosial. Ia tidak lagi sebagai kelas pekerja akan tetapi kelas penganggur.

    Tekanan paling berat IPS yaitu ketika kehilangan keluarga. Beberapa kasus

    menununjukan bahwa keluarga akhirnya memutuskan untuk meninggalkan IPS

    karena ketidakmampuan menanggung beban merawat IPS. Istri meninggalkan IPS

    karena tidak tahan menghadapi perubahan suami yang sangat bergantung. Periode

    awal IPS kembali kepada keluarga adalah masa yang sulit untuk menerima dan

    memahami kenyataan IPS. Mereka masih sangat bergantung kepada anggota

    keluarga karena belum mampu untuk mandiri. segala aktivitas membutuhkan

     bantuan dari pihak keluarga. Keluarga yang tidak mampu menerima dan

    memahami keadaan mereka kemudian memutuskan untuk meninggalkannya.

    Tekanan ekonomi menjadi alasan lain mereka meninggalkan suami atau istri.

    Kehilangan pekerjaan membawa konsekuensi berhentinya pemasokan

     penghasilan keluarga. Sementara biaya untuk rehabilitasi IPS membutuhkan dana

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    5/23

    5

    yang besar. Suami atau istri yang tidak mampu memahami dan sabar menghadapi

    kondisi tersebut akhirnya memutuskan untuk meninggalkanya.

    Keadaan Suami atau istri yang tidak mampu memberikan nafkah batin

    menjadi salah satu sebab IPS ditinggalkan oleh pasanganya. Stroke menyerang

    siapa saja baik muda ataupun tua. Usia muda tidak menjadi jaminan akan terbebas

    dari stroke. Pada tahun 2000 di Inggris terdapat 10 ribu penderita stroke berusia

    kurang dari 65 tahun.7  Beberapa anggota KHE terkena stroke dibawah usia 50

    tahun, bahkan ada yang dibawah 40 tahun. Menderita stroke dibawah 50 tahun

    memiliki resiko hilangnya kemampuan sek, sementara kebutuhan sex di usia

    tersebut masih tinggi. Mereka memilih meninggalkan atau mencari pasangan baru

    untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Meskipun demikian, ada beberapa

     pasangan yang tetap setia bertahan sampai bertahun tahun meskipun terkena

    stroke. Bapak Agus, bapak Pri, contoh diantara IPS yang mampu bertahan hidup

    hingga lebih dari 10 tahun dan tetap utuh keluarganya. Mereka mengalami masa

    ketika keutuhan keluarga terancam untuk cerai. Kehadiran anak-anak menjadi

    salah satu motivasi IPS tetap mempertahankan pernikahan.

    Kehilangan fungsi anggota tubuh, keluarga, cacat, menyebabkan hilangnya

    identitas diri IPS. Tekanan yang bertubi-tubi, permasalahan fisik yang berat

    menjadi sebab tingginya tingkat stressing. IPS kehilangan control diri dan

    identitas dirinya. Perubahan sikap seperti mudah marah, curiga, apatis, putus asa

    7 Bath W.M. Philip, Lees R ennedy. (2000)  ABG of arterial and venous disease Acute Stroke. BMJ.

    Vol 320. p.920

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    6/23

    6

    terjadi pada IPS. Mereka awalnya orang-orang yang sabar, terbuka, peduli dan

    optimis. Stroke merubah kepribadian IPS.

    Stroke memberikan dampak fisik ataupun psikis akan tetapi ia adalah

    Penyakit Tidak Menular (PTM)8  yang merupakan penyebab cacat nomor satu, dan

     penyebab kematian nomor dua di dunia. Secara global, terdapat sekitar 13 juta

    korban stroke baru setiap tahun, di mana sekitar 4,4 juta di antaranya meninggal

    dalam 12 bulan (Penyakit Stroke.net). Seperti di Amerika, penyakit ini menjadi

     penyebab kematian nomor tiga (Mahar Mardjono, 2010.hal.267); sementara itu, di

    Indonesia, angka kejadian stroke meningkat tajam, bahkan saat ini, Indonesia

    merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di Asia.

    Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI (2013) menunjukan bahwa stroke

    adalah penyebab kematian nomor 1 di seluruh RS di Indonesia. Tak hanya

    menjadi penyebab kematian, stroke juga penyumbang terjadinya cacat bagi

     pasien. (Rizaldy; 2014: iv)9. Hal ini didukung data dari Hasil Riset Kesehatan

    Dasar Tahun 2013 yang menunjukan, prevalensi stroke nasional naik dari 8,3 per

    1000 penduduk pada tahun 2007 menjadi 12,1 per 1000 penduduk pada tahun

    8Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Data WHO

    menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak

    36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. PTM juga

    membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Di negara-negara dengan tingkat

    ekonomi rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusiakurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh PTM, s edangkan di negara-negara maju,

    menyebabkan 13% kematian. Proporsi penyebab kematian PTM pada orang -orang berusia

    kurang dari 70 tahun, penyakit cardiovaskular merupakan penyebab terbes ar (39%), diikuti

    kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan PTM yang

    lain bersama-sama menyebabkan sekitar 30% kematian, serta 4% kematian disebabkan

    diabetes. (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2012:1)

    Pinzon, R., 2014, Profil Stroke: Gambaran tentang Pola Demografi, Faktor Resiko, Gejala

    Klinik, dan Luaran Klinis Pasien Stroke, YogyakartaBetha Grafika

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    7/23

    7

    2013. Artinya, tanpa penanganan secara komprehensif, prevalensi sroke

    diprediksi akan naik 20-30 per 1000 orang dan 65 persen yang di antaranya

    mengakibatkan kecacatan. (kompas:Juli 2014). Lebih jauh Prevalensi stroke di

    Yogyakarta dan Jawa Tengah berturut turut adalah 8, 11 per 1000 penduduk dan

    7,6 per 1000 penduduk. (Rizaldy: 2014:2).

    Data dari R.S Bethesda Yogyakarta menyebutkan bahwa jumlah orang

    terkena serangan stroke di Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun ke tahun terus

    meningkat. Pada tahun 2011 terdapat 725 penderita stroke, tahun 2012 terdapat

    789, dan tahun 2013 sebanyak 946.10  Hal ini menunjukkan bahwa penyakit

    stroke menjadi masalah tersendiri yang harus dihadapi di Yogyajarta. Hal ini

    selanjutnya membangun kesadaran untuk membentuk komunitas yang disebut

    Komunitas Happy Embung. Komunitas ini berfokus membantu pasien sesama

    IPS agar dapat bertahan hidup dan pulih secara fisik ataupun psikis. Komunitas

    ini hadir didasarkan adanya kesadaran bersama bahwa keberadaan orang lain

    sangat membantu proses pemulihan dan penyembuhan pasien Stroke.

    Penyakit stroke tidak dapat sembuh seratus persen. Kanker dengan operasi

    dan terapi tertentu dapat sembuh total sementara stroke akan terus menyisakan

     penderitaan selama sisa hidupnya, seperti cacat bicara atau pelo, pincang, dan

    cacat cacat fisik lainya sementara stroke memerlukan tempo yang panjang untuk

    10 Rizaldy Pinzon, Profile Stroke: Gambaran Tentang Pola Demografi, Faktor Resiko, Gejala Klinik,

    dan Luaran Klinis Pasien Stroke. Betha Grafika Yogyakarta, 2014, hal. 11

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    8/23

    8

    dapat pulih. Dan, sekalipun sudah sampai pada tahap pulih, pasien tersebut dapat

    kembali terkena stroke.

    Penyembuhan penyakit stroke memerlukan banyak pihak, seperti dokter,

    terapis, keluarga, agama dan komunnitas. Orang yang terkena serangan stroke

    memerlukan energi psikis yang kuat untuk menerima kondisinya. Mereka butuh

    dukungan keluarga, komunitas untuk memperkuat ketahanan dirinya seperti yang

    dikatakan dr Herman Syamsudin, SpS, AMARS11  bahwa IPS perlu dibantu oleh

    anggota keluarga yang lain karena mereka merasa kondisi tubuhnya yang cacat

    dan menyebabkan mereka tidak berdaya.12 

    Stroke memberikan dampak bagi penderita ataupun keluarga baik fisik

    ataupun psikis, akan tetapi ada beberapa IPS yang mampu bertahan dan hidup

    sampai bertahun-tahun. Bapak Wisnu Arya Wardana menulis 12 buku meskipun

     berstatus sebagai IPS, BApak Agus Nuryanto, masih mengendalikan bisnis lampu

    dan mampu menyetir mobil sendirian kemanapun dia pergi. Fenomena ini

    menarik bagi penulis untuk melihat lebih dalam bagaimana mereka bisa

    mensikapi stroke sehingga mereka bisa tetap hidup. Usaha-usaha apa saja yang

    mereka laukuakan sehingga mereka dapat bertahan hidup hingga bertahun-tahun.

    Fokus penelitian ini pada KHE karena lebih mudah dalam proses

     pengambilan data. Mereka yang tergabung di dalam KHE memiliki kegiatan rutin

    setiap selasa. Alasan kedua pemeilihan komunitas ini karena banyak diantara

    11 Ketua Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) DKI Jakarta. 12

      (Ortotik-prostetik.blogspot.com).

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    9/23

    9

    anggotanya yang tetap bisa bertahan hidup dengan status sebagi IPS. Lebih jauh,

     penelitian ini ingin melihat bagaimana KHE berperan dalam membantu proses

     penyembuhan IPS. Hal lain yang menarik adalah bagaimana agama berperan

    dalam kasus tersebut. Diharapkan dari penelitian ini dapat tergali apa dan

     bagaimana komunitas dan agama berperan dalam proses penyembuhan IPS.

    .

    1.2.Pertanyaan Penelitian

    Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa pertanyaan yang menjadi fokus

     pembahasan:

    1). Apa peran agama dan komunitas dalam penyembuhan IPS?

    2). Bagaimana agama berperan dalam proses penyembuhan IPS?

    1.3.Ruang Lingkup

    Penelitian ini focus pada Insan Pasca Stroke (IPS)13, khususnya yang

    tergabung dalam komunitas Happy Embung (KHE)14. Dilakukan tahun Juni

    2014- AGustus 2015. Meskipun demikian tidak tertutup kemungkinan untuk

    mendapatkan data tambahan dari luar komunitas jika diperlukan.

    Penelitian ini akan melihat bagaimana peran komunitas dan Agama

    dalam proses penyembuhan IPS. Kegiatan-kegiatan apa saja yang mereka

    13 IPS adalah orang yang terkena serangan stroke dan telah mendapatkan perawatan dari rumah sakit

    serta telah pulang kembali ke rumah di bawah perawatan keluarga.14

     KHE adalah komunitas IPS yang bas is kegiatanya berada di Embung Tambak Boyo depok Sleman

    Yogyakarta.

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    10/23

    10

    lakukan hingga dapat membantu IPS dapat bangkit dari keterpurukan akibat

    stroke, sembuh dan pulih. Penelitian ini juga tidak melihat pengaruh

    komunitas dan agama dengan menggunakan ukuran mediis, seperti

     pengukuran tekanan darah, kadar gula dalam darah, penurunan detak jatung

    dan lain sebagainya. Data yang kita ambil adalah pengalaman mereka

     bergabung dengan KHE dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatanya.

    1.4.Tujuan dan manfaat

    1.4. 1. Bagi Peneliti

    Penelitian ini dapat memberikan pemahaman mengenai relasi antara agama,

     psikologi dan kesehatan melalui penelitian terhadap penderita penyakit stroke.

    Lebih jauh akan dapat mengambil sikap bijaksana dalam mensikapi praktek

     praktek penyembuhan baik medis ataupun non medis.

    1.4. 2. Bagi Peneliti lain

    Penelitian ini dapat dijadikan referensi dan perbandingan dalam melakukan

     penelitian terhadap objek-objek kajian yang sejenis, sehingga akan semakin kaya

    dan berkembang hasanah keilmuan tentang healing atau pengobatan.

    1.4. 3. Bagi Ilmu Pengetahuan

    Hasil dari penelitian ini diharapakan dapat memberikan kontribusi dalam hasanah

     pengetahuan terutama dalam kajian Penyembuhan (Healing), sehingga dapat

    memperkaya diskusi diskusi terkait dengan topic tersebut.  

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    11/23

    11

    1.5. Kajian Pustaka

    Awal Sejarah perkembangan dunia medis khususnya rumah sakit dalam

    memberikan pelayanan kesehatan selalu menggabungkan antara perawatan

     jasmani dengan perawatan jiwa/rohani, baik dalam arti agama maupun

     psikoterapi. Lebih jauh di setiap msayarakat dan budaya kuno di seluruh dunia,

     baik di Yunani, Romawi, Mesir Kuno sampai suku suku suku Aztek di Meksiko,

     permasalahan sakit dan kesehatan jasmani selalu dihubungkan dengan masalah

    spiritual. Orang yang mempunyai kemampuan menyembuhkan penyakit pada

    umumnya adalah orang yang mempunyai latar belakang religious-spiritual.

    Mereka senantiasa memberikan terapi psikoterapi spiritual disamping terapi fifik.

    (Subandi:2003). Kesembuhan seseorang tidak hanya ditentukan oleh factor

     penyembuhan saja akan tetapi juga didukung dengan terapi terapi spiritual.

    Subandi (2003) menyebutkan bahwa pada masa renaissance terjadi

     pemisahan antara agama dan kedokteran. Pemisahan ini terjadi karena otoritas

    gereja yang sangat dominan dan tidak sejalan dengan kemajuan ilmu

     pengetahuan.Kasus Galileo adalah sebagai salah satu contohnya. Sejak saat itu

     pengembangan dan praktek kedoteran dipisahkan dari agama. Ilmu pengetahuan

    mengklaim badan jasmani sebagai focus kajian para saintis kedokteran,

    sedangkan agama hanya berurusan dengan masalah masalah ruhani dan spiritual.

    Lebih jauh kemudian Ia menjelaskan bahwa di akhir abad 20 dan memasuki abad

    21 mulai timbul kesadaran di kalangan dunia medis bahwa masalah kesehatan

     bukan hanya persoalan fisik saja. Tidak hanya dalam dunia kedokteran, dalam

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    12/23

    12

    ilmu ilmu sosial juga mulai banyak yang mengkaji persoalan kesehatan misalnya

    Antropologi Kesehatan dan Psikologi Kesehatan. Perkembangan kajian

    spiritualitas dan kesehatan bekembang secara cepat pada beberapa tahun terakhir.

    Kondisi ini memungkinkan terbukanya kembali pendekatan antara dunia medis

    dan dunia religious yang oleh Matthews (1997) disebut sebagai the two tradition

    of healing.

    Beberapa penelitian telah berusaha membuktikan bahwa agama secara

    umum dan doa secara lebih spesifik memiliki peranan sebagai psikoterapi dalam

     proses penyembuhan. Sebagai contoh penelitian Byrd (1998) menunjukan bahwa

     pasien pasien yang menerima doa, ternyata mempunyai komplikasi yang lebih

    sedikit dibandingkan dengan yang tidak menerima doa. Koenig (1997)

    menemukan bahwa orang yang mempunyai agama yang kuat akan memiliki

    tekanan darah yang rendah, sedikit mengalami stroke, tingkat kematian yang

    rendah karena serangan jantung dan dapat tahan hidup lebih lama secara umum,

    serta sedikit penggunaan pelayanan medis. Larson (1997) dari sejumlah penelitian

    tentang relevansi klinis dari agama dan spiritualitas (fungsi agama dan spiritulitas

    terhadap kesehatan seseorang) dapat dikategorikan menjadi 4 golongan, yaitu:

    Pencegahan penyakit (Illness prevention), Penyesuaian terhadap penyakit (Coping

    with illness), Kesembuhan dari operasi (recovery from surgery) dan

    Meningkatkan hasil pengobatan (Improving treatment outcomes). (Subandi,

    2003:5)

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    13/23

    13

    Penelitian penelitian lain yang lebih focus kepada doa dan kesembuhan

    telah dilakukan oleh beberapa ahli. Benson (2000) salah satu pelopor penelitian

    tentang efektifitas doa. Selama kurang lebih 25 tahun Ia telah mempelopori

     penelitian tentang manfaat interaksi jiwa dan badan di Harvard Medical school.

    Hasil dari penelitianya menyimpulkan bahwa ketika seseorang terlibat secara

    mendalam dengan doa yang diulang ulang (repetitive prayer), ternyata akan

    membawa berbagai perubahan fisiologis, antara lain berkurangnya detak jantung,

    menurunya kecepatan nafas, menurunya tekanan darah, melambatnya gelombang

    otak dan pengurangan menyeluruh kecepatan metabolism. Benson menyebut

    kondisi tersebut sebagai response relaksasi. Dossey (1996) adalah profil dokter

    lain yang banyak mengungkapakan penelitian tentang pengaruh doa. Dari

     berbagai penelitian disimpulkan bahwa doa secara positif berpengaruh terhadap

     berbagai macam penyakit, misalnya tekanan darah tinggi, luka, serangan jantung,

    sakit kepala dan kecemasan. Proses proses fisiologis yang dapat dipengaruhi doa

    antara lain: proses kegiatan enzim, laju pertumbuhan sel darah putih leukemia,

    laju mutasi bakteri, pengecambahan dan laju pertumbuhan berbagai macam benih,

    laju penyumbatan sel pemacu, laju penyembuhan luka, besarnya gondok dan

    tumor, waktu yang dibutuhkan untuk bangun dari pembiusan total, efek otonomi

    seperti kegiatan elektrodermal kulit, laju hemolisis sel-sel darah merah dan kadar

    hemoglobin. (Subandi, 2003:7-8)

    Beberapa ahli juga telah melakukan penelitian dan kajian focus pada

     pentingnya psikoreligious dalam psikiatri gangguan kejiwaan. Pentingnya

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    14/23

    14

    dimensi agama (Psikoreligius) dalam psikiatri dan kesehatan jiwa, dapat dilihat

    dalam pernyataan professor. Daniel X.Freedmen, president the Smerican

    Psychiatric Assosiation (1992), Guru besar di UCLA, dan editor Achieves of

    General Psychiatry, menyatakan bahwa dua lembaga beasr yang berkepentingan

    dengan kesehatan dan kesejahteraan manusia, yaitu profesi kedokteran jiwa

    (Psikiatri) di satu pihak dan lembaga keagamaan dipihak lain. Kedua lembaga ini

    dapat bekerja sama secara konstruktif dan merupakan potensi guna meningkatkan

    kesejahteraan dan kesehatan jiwa baik perseorangan maupun kelompok.

    (Ariyanto, 2006:4).

    Di ASEAN pentingnya terapi agama dalam psikorepai mulai

    diperhatikan pada tahun 1995. Dalam konggres ke lima Kedokteran

    Jiwa/Kesehatan Jiwa se ASEAN di Bandung pada bulan Januari 1995, topic

    “Psikiatri dan Agama” merupakan salah satu topic bahasan dengan menampilkan

    tiga judul makalah: New Concept of Holistic Approach in Indonesian

    Psychoteraphy and Mental Health; New Approach in the Treatment of

    Depression; dan Religion Issues in Psychiatric Practice. (Ariyanto, 2006:5)

    Beberapa tokoh di Indonesia juga telah menggunakan agama sebagai bagian

    dalam konsultasi dan terapi psikisnya, seperti Prof. Dr. Zakiyah Darojad dan

    Prof.Dr. dr. Dadang Hawari. Prof. Dr. Zakiyah Darojad telah menerbitkan

     beberapa buku terkait dengan psikoterapi agama antara lain: Peranan Agama

    dalam Kesehatan Mental (1973), Islam dan Kesehatan Mental (1983), Do’a

    Menunjang Semangat Hidup (1992), Puasa Meningkatkan Kesehatan Mental

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    15/23

    15

    (1993). Sementara Prof. Dr.dr. Dadang Hawari telah menerbitkan beberapa buku

    yang berkaitan peran agama dalam penyembuhan beberapa gangguan kejiwaan

    seperti:  Konsepsi Islam Memerangi AIDS dan NAZA (1996),  Al Qur’an Ilmu

     Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa (1997),  Do’a dan Dzikir Sebagai

     Pelengkap Terapi Medis (1998), Gerakan Nasional Anti Mo-Limo Madat, Minum,

     Main, Maling, dan Madon (2000),  Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa

    Skizofrenia (2001), Terapi (Detoksifikasi) dan Rehabilitasi (Pesantren) Mutakhir

    (Sistem terpadu) Pasien Naza (Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif Lain) Metode

     Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari Psikiater (2001),  Penyalahgunaan dan

     Ketergantungan NAZA (Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif) (2001),  Dimensi

     Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi (2002),  Manajemen Stres Cemas

    dan Depresi (2002). (Ariyanto, 2006:5)

    Telah banyak peneliti dan praktisi yang melakukan kajian terhadap

     peran agama dalam proses penyembuhan baik penyakit mental atau kejiwaan dan

     juga penyakit fisik. Dalam kajian kajian tersebut secara umum memandang fungsi

    agama sebagai sarana untuk terapi kejiwaan seperti Motivasi, relaksasi,

    ketenangan, emosi dan lain sebagainya. Dalam proses penyembuhan penyakit

    fisik, terapi agama dapat mengurangi tekanan darah, komplikasi pasca operasi,

    dan lain sebagainya. Dari beberapa kajian dan penemuan tersebut maka thesis ini

    akan mencoba menggali lebih dalam dan melengkapi penelitian atau kajian kajian

    sebelumnya yaitu Meneliti peran agama dalam proses seseoarang menerima

     penyakit stroke, dan lebih jauh bagaimana agama dapat membantu penyembuhan

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    16/23

    16

    atau pemulihan Insan Pasca Stroke. Alasan dari penelitian ini adalah bahwa

     penelitian dan kajian sebelumnya terapi agama yang diberikan kepada penderita

    sakit masih bersifat umum dan pengaruhnya terhadap gejala psikis seperti yang

    telah disebutkan sebelumnya. Sementara fenomena penyakit stroke meskipun ada

     beberapa kesamaan dalam akibat pikisnya, akan tetapi dalam hipotesa penulis

    memberikan dampak yang lebih besar disbanding penyakit yang lain baik secara

    fisik ataupun psikis.

    1.6. Landasan Teori

    Thesis ini untuk mengetahui peran agama dan komunitas dalam proses

     penyembuhan atau pemulihan IPS. Olehkarenanya perlu beberapa teori sebagai

    alat untuk menganalisa data yang diperoleh dari lapangan. Teori healing atau

     penyembuhan dan peran.

    1,6.1. Healing

    Terapi agama adalah salah satu proses penyembuhan atau healing dengan

    menggunakan metode selain medis. Alasan dasar dari healing atau penyembuhan

    non medis, sebagaimana yang diungkapakan oleh Deepak Chopra, M.D (2007.

    hal:16) bahwa penyembuhan bukan hanya sebuah proses fisik, akan tetap juga

    merupakan proses yang melibatkan mental. Lebih jauh jauh ia menjelaskan bila

    seorang dokter melihat tulang retak dan pulih kembali, atau melihat tumor ganas

    yang menyebar, mereka akan mencari mekanisme fisik kondisi tersebut. Padahal

    mekanisme fisik ibarat sebuah tabir. Sesungguhnya di balik tabir itu ada sesuatu

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    17/23

    17

    yang abstrak, pengetahuan yang tidak bisa dilihat ataupun disentuh. Kejadian

    itulah yang disebut sebagai healing.

    Satu dari contoh model penyembuhan adalah teknik Ayurweda yang biasa

    dilakuakan oleh orang India, khususnya Vaidya (dokter Ayurweda).

    Penyembuhan dengan tehnik Ayurweda yaitu ilmu pengobatan yang didasarkan

     pada kesadaran. Dalam diagram anatomi Ayurweda, digambarkan bagaimana

     pikiran mengalir dan membentuk tubuh manusia. Aliran pikiran inilah yang

    disembuhkan oleh Ayurweda (Chopra, hal:18). Jalan penyembuhan Ayurweda ini

    merupakan satu proses penyembuhan secara holistic, artinya metode akan

     bersinergi dan saling support terhadap proses penyembuhan dengan metode yang

    lain, seperti medis, fisioterap i, sosial dan lain lain.

    Sejalan dengan pemikiran dari Chopra, dr.J.B. Suharjo B. Cahyono,

    Sp.P.D. mengatakan, bahwa penyembuhan dapat diidentikan dengan bangku tiga

    kaki. Kaki pertama adalah upaya dari diri sendiri (self care), misalnya perubahan

    gaya hidup. Kaki kedua berupa pengobatan dan tindakan medis. Kaki ketiga

    adalah pengobatan alternative, misalnya meditasi, biofeedback, hipnotis,

    akupungtur, homeopati, produk natural, peyembuhan, terapi metabolic,

    elektromagnetik, qi gon, reiki, sentuhan terapi dan lain sebagainya. Proses

     penyembuhan atau setidak tidaknya penyakit akan membaik apabila ada sinergi

    antara ketiga pilar tersebut.

    Lebih jauh, metode penyembuhan atau healing yang dilakukan pada

     pasien dari dr Chopra memiliki beberapa prinsip diantaranya yaitu:

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    18/23

    18

    1.  Membawa tubuh pasien pada suatu kondisi istirahat yang dalam

    dan total.

    2.  Membawa kehidupan sehari hari pasien ke dalam suatu kondisi

    yang tenang, yang merupakan dasar bagi penyembuhan. Lebih

    khusus dalam Ayurweda, tingkat relaksasi total dan tinggi

    merupakan prasyarat bagi penyembuhan setiap bentuk penyakit.

    (Chopra, 2007. Hal:26-27)

    Bagaimana proses terjadinya kesembuhan dijelaskan dalam beberapa

     penelitian tentang kesembuhan spontan seorang penderita kanker yang

    dilakukan di Amerika dan Jepang, menunjukan bahwa kesembuhan terjadi

    setelah si pasien mengalami perubahan kesadaran yang dramatis. Seorang

     pasien tiba-tiba merasa bahwa dia akan sembuh, dan merasa bahwa kekuatan

    yang mampu menyembuhkan tersebut berada dalam dirinya, tetapi tidak

    terbatas pada tubuhnya-kekuatan tersebut menembus batas-batas tubuhnya

    dan menjangkau alam yang ada di sekelilingmya. Tiba-tiba saja si sakit

    merasa, “Saya tidak dibatasi oleh tubuh saya. Semua yang hidup di sekitar

    saya merupakan bagian dari diri saya. Tiba tiba saja dia seperti melompat

     pada suatu tingkatan kesadaran yang mampu menghambat perkembangan

     penyakit kanker. Kemudian, sel-sel kanker tersebut menghilang, dan dalam

     beberapa kasus hal seperti ini bahkan bisa terjadi dalam waktu satu malam,

    atau, sel-sel kanker tersebut menjadi sangat labil sehingga tidak lagi memeliki

    kemampuan untuk merusak tubuh si penderita. Peristiwa loncatan besar

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    19/23

    19

    kesuatu tingkatan yang lebih tinggi, dan tingkat kekuatan yang tidak bisa

    diuraikan, Dr. Chopra menyebutnya sebagai Quantum Healing. (Chopra,

    2007. Hal:30-31)

    Prinsip lain dalam proses penyembuhan adalah bahwa diri kita

    mempunyai potensi yang sangat besar dalam proses penyembuhan. Banyak

     bukti bahwa tubuh memiliki kemampuan penyembuhan diri yang tak terbatas.

    Jika kita ingin membebaskan diri kita dari rasa sakit dan penyakit, rasa cemas,

    takut, sedih, putus asa, harus dimulai terlebih dahulu dengan mengubah

     pikiran dan keyakinan kita. Barangkali kita selama ini terlalu meyakini bahwa

    diri kita, sikap dan perilaku kita, adalah seperti adanya. Kita sebenarnya jauh

    lebih besar dan lebih baik daripada yang kita yakini. Seperti yang

    dikemumakan oleh Dr. Herbert Benson, kesembuhan sangat tergantung pada

    keyakinan, keyakinan pada diri sendiri, pada dokter yang merawat, dan

    keyakinan serta harapan yang dibangkitkan melalui hubungan dokter dan

     pasien. (Cahyono, 2011. Hal:XV-XVI)

    1.6.2. Peran

    Peran dalam kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pemain

    sandiwara;  2 tukang lawak pd permainan makyong; 3 perangkat tingkah yg

    diharapkan dimiliki oleh orang yg berkedudukan dl masyarakat.

    1.7. Metode Penelitian

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    20/23

    20

    1.7.1.  Participant observation (Observasi partisipatif)

    Penelitian ini akan melibatkan beberapa penderita stroke di Yogyakarta

    terutama yang tergabung dalam komunitas Happy Embung meskipun tidak menutup

    kemungkinan untuk beberapa Insan Pasca Stroke yang ada disekita DIY dan tidak

    bergabung dalam komunitas tersebut, untuk mendapatkan data terkait dengan

    pengalaman pengalaman mereka dalam menjalani proses penyembuhan. Oleh

    karenanya, metode yang akan digunakan adalah dengan observasi partisipatif.

    Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bernard bahwa:

    Observasi partisipatif adalah sebuah method dimana observer atau peneliti

    terlibat langsung dengan yang ditel iti. Ia akan dekat dengan individu atau masyarakat

    yang ditel iti sehingga mereka akan merasa nyaman dengan kehadiran penel iti yang

    pada akhirnya kita mendapatkan data informasi tentang kehidupan mereka. (Bernard,

    p.342) Atau dengan kata lain observasi partisipatif adalah metode pengumpulan data

    yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

    pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian

    responden.(fitwiethayalisyi.wordpress.com), Sehingga diharapkan peneliti akan

    memperoleh data dan deskripsi yang realistis dan mendalam terkait dengan proses

    proses mental atau psikoligis dan spiritual pasien penderita stroke ketika menajalani

    proses penyembuhan, baik secara medis atau religious. Selain itu data dari komunitas

    stroke atau pasca stroke akan memperkaya data terkait dengan pengalaman batin yang

    dikombinasikan dengan pengalaman fisik baik ketika proses penyembuhan ataupun

    dalam proses rehabilitasi pasca stroke.

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    21/23

    21

    Obesevasi ini mungkin tidak akan sejauh yang didefinisikan oleh Schwart &

    Jacobs (1979) bahwa peneliti akan berada di tengah orang lain secara terus menerus

    dan memilki suatu status sebagai seseorang yang merupakan bagian dari kehidupan

    mereka sehari hari. (Trisakti, 2006. Hal.103) mengingat kondisi pasien stroke yang

    mungkin akan memiliki keterbatasan dalam komunikasi ataupun dalam kebersamaan

    dengan peneliti dan untuk menghindari kehilangan objectifitas ilmiah ketika

    mengidentifikasi pasien yang terlalu dekat ataupun situasi yang sedang diamati (John J.

    Shaughnessy, 2012.hal: 94) Oleh karenaya dibuthkan informasi atau data lain dari

    metode penelitian yang lain.

    1.7.2. Wawancara

    Keterbatasan situasi dan kondisi pasien itu sendiri akan menjadi kendala dalam

    proses pengambilan data, oleh karenanya agar memperoleh data yang lengkap dan valid

    perlu dilakukan wawancara kepada beberapa penderita stroke (jika memungkinkan) dan

    kepada pasien pasca stroke, diman hal ini dapat dilakukan di komunitas stroke.

    Wawancara adalah a conversation with purpose. Lebih jauh, tujuan dari

    wawancara ini adalah: Untuk menggali pemikiran konstruktif seorang informan, yang

    menyangkut peristiwa, organisasi, perasaan, perhatian dan sebagainya terkait dengan

    pengalaman hidup dengan stroke, untuk merekonstruksi pemeikiran ulang tentang hal

    ihwal yang dialami informan masa lalu atau sebelumnya, dan untuk mengungkap

    proyeksi informan dalam hal ini terkait dengan proses penyembuhan penyakit stroke.

    (Endraswara, 2003, hal:212)

    1.7.3. Tehnik Analisa Data

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    22/23

    22

    Data data yang diperoleh dari hasil observasi dan interview akan di analisa

    dengan metode deskriptif- reflektif. Pengalaman pengalaman pendetrita stroke ketika

    menjalankan proses penyembuhan dan bersosialisasi dalam sebuah komunitas akan di

    refleksikan dengan teori teori tentang healing atau penyembuhan ataupun teori yang

    lain. Sehingga diperoleh kesimpulan bagaimana agama dan komunitas berperan dalam

    proses penyembuhan stroke.

    1. 8. Sistematika Penelitian

    Bab I. Pendahuluan

    1.1. Latar Belakang Masalah

    1.2. Ruang Lingkup

    1.3. Tujuan dan Manfaat Penel itian

    1.3.1.  Bagi Penelitian

    1.3.2.  Bagi Peneliti Lain

    1.3.3.  Bagi Dunia Ilmu Pengetahuan

    1.4. Landasan Teori

    1.5. Metode Penelitian

    1.5.1.  Participant Observation

    1.5.2.  Wawancara

    1.5.3.  Teknik Analisa Data

    BAB II. Komunitas Happy Embung

    2.1 Sejarah Singkat

  • 8/16/2019 BAB I Oktober Edit and Edit Lagi

    23/23

    23

    2.2 Kegiatan Happy Embung

    17.2.