56
INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH O L E H : Drs. IRWAN FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2006 Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

  • Upload
    vuhanh

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

KARYA ILMIAH

O L E H :

Drs. IRWAN

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2006

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 2: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

KATA SAMBUTAN

Untuk menambah bahan bacaan para mahasiswa Jurusan Sastra Daerah,

Fakultas Sastra Univerisitas Sumatera Utara, penulis telah membuat Karya Ilmiah

yang berjudul Interferansi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia.

Walaupun buku ini merupakan tambahan bahan bacaan bagi mahasiswa Sastra

Daerah, perlu juga dibaca oleh para mahasiswa Jurusan lainnya.

Semoga para mahasiswa lebih menyadari bagaimana pentingnya proses

bilingualisme, identifikasi bahasa dan interferensi unsure-unsur suatu bahasa ke

bahasa lain, penerapan dua buah sistem secara serempak pada suatu unsur bahasa.

Kami menyambut baik adanya kerja ilmiah ini. Diharapkan para mahasiswa

dapat memanfaatkan tulisan ini, dan diharapkan juga bagi staf pengajar Fakultas

Sastra Universitas Sumatera Utara untuk membuat karya-karya ilmiah sebagai bahan

tambahan bacaan bagi mahasiswa.

Dekan

Prof. Bahren Umar Siregar, Ph.D NIP. 130 809 978

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 3: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang serta segala puji

bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah

memberi izin kepada penulis untuk mewujudkan karya ilmiah yang sangat sederhana

ini. Karya ilmiah yang berjudul Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan

Bahasa Indonesia ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat untuk menambah

angka kredit pada bidang penelitian di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Karya ilmiah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai

pihak tertentu. Sudah sepantasnyalah penulis mengharutkan terimakasih yang tidak

terhingga kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung

dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang diungkapkan di dalam karya

ilmiah ini belumlah sempurna seperti apa yang diharapkan para pembaca, namun

penulis telah mencoba berbuat sedaya mampu penulis. Untuk itu penulis tetap

mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan karya ilmiah ini.

Mudah-mudahan karya ilmiah ini ada manfaaatnya bagi mahasiswa Fakultas

Sastra Univeristas Sumatera Utara, dan juga bagi staf pengajar Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara.

Medan,

Penulis

Drs. IRWAN NIP. 131 925 646

i

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 4: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

DAFTAR ISI

Halaman KATA SAMBUTAN

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ............................................................... 1

1.2. Ruang Lingkup ............................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................... 4

BAB II BILINGUALISME DAN INTERFERENSI ........................... 5

2.1. Bilingualisme ................................................................. 5

2.2. Identifikasi Kebahasaan ................................................. 6

2.3. Interferensi ..................................................................... 7

2.3.1. Jenis-jenis Interferensi ....................................... 9

2.3.2. Pembagian Bidang Interferensi .......................... 12

2.3.2.1. Interferensi Bunyi ............................... 12

2.3.2.2. Interferensi Bidang Tata Bahasa ......... 14

2.3.2.3. Interferensi Bidang Leksikal ............... 15

BAB III INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

3.1. Inteferensi Bidang Morfologi ......................................... 21

3.2. Interferensi Bidang Sintaksis ......................................... 27

ii

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 5: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

3.3. Interfernsi Bahasa Daerah Terhadap Kosa Kata ............ 38

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 50

4.1. Kesimpulan .............................................................. 50

4.2. Saran .............................................................. 51

iii

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 6: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahasa Indonesia bersumber dari bahasa Melayu Riau yang mengalami

perubahan dan perkembangan sitiap saat sesuai dengan perkembangan zaman.

Bahasa Melayu Riau menjadi bahasa nasional dicetuskan pada tanggal 28 Oktober

1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah Pemuda. Diangkat menjada bahasa Negara

seperti tercantum dalam UUD 1945 dan sebagai pengukuhannya adalah pasal 36.

Bahasa Indonesia yang bersifat dinamis, dipakai oleh rakyat yang terdiri dari

berbagai suku yang masing-masing mempunyai bahasa daerah. Bahasa Indonesia

menerima pengaruh dari bahasa daerah itu, misalnya dari bahasa Batak, Bahasa Jawa,

Bahasa Sunda, dan Bahasa daerah lainnya, didamping itu bahasa Indonesia mendapat

pengaruh dari bahasa asing, misalnya dari bahasa Belanda, bahasa Inggris, bahasa

Perancis dan bahasa asing lainnya.

Tetapi sumbangan itu tidak diterima begitu saja, misalnya dalam penyerapan

istilah. Istilah yang berasal dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing disaring

terlebih dahulu yaitu kaidah-kaidah yang belaku.

Bahasa Indoensia sebagai alat pemersatu digunakan oleh beraneka suku yang

berlainan dialek, suku Batak dengan dialek Bataknya, suku Jawa dengan dialek

Jawanya, suku Sunda dengan dialek Sundanya. Suku-suku itu dalam mempergunakan

bahasa Indonesia masih terpengaruh oleh dialeknya. Misalnya orang Batak

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 7: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

mengucapkan /e/ selalu dengan lafal /e/ keras, orang Jawa mengucapkan bunyi /t/

seakan-akan bunyi /d/.

Masuknya pengaruh bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia yang

menyebabkan perkembangan bahasa Indonesia tidak berarti tidak mengalami

hambatan. Perkembangan bahasa Indonesia dengan berbagai hambatan akan

menyebabkan bahasa Indonesia lebih cepat dewasa. Kita tahu bahwa untuk

mendewasakan bahasa kebangsaan adalah suatu tugas yang sangat berat. Dalam

proses pendewasaan bahasa di satu pihak bahasa Indonesia sebagai bahasa

kebangsaan menghadapi bahasa-bahasa Internasional yang sudah sangat maju di

pihak lain ia menghadapi bahasa-bahasa daerah yang berurat berakar pada

masyarakat setempat yang mempunyai kebudayaan dan sejarah berabad-abad dan

dilihat dari segi masyarakat pemakaiannya sudah dewasa dan memenuhi segala

keperluan masyarakat tersebut. Persaingan antara bahasa daerah dan bahasa Indonesia

tidak dapat dihindarkan.

Salah satu hambatan itu lahir dari masyarakat pemakai bahasa, yang disebut

igerferensi, secara sosiolinguitik merupakan ciri penting pada seorang dwibahasawan.

Interferensi merupakan adanya saling mempengaruhi antar bahasa.

Peminjaman ini merupakan gejala umum dalam berbahasa. Tidak ada bahasa

di dunia bebas dari pinjaman. Meminjam lebih mudah daripada mencipta.

Interfensi bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia di bidang kosa kata,

sintaksis, morfologi, fonologi, dan interferensi bahasa daerah di bidang kosa kata,

misalnya; becus, heboh, lumayan, dan lain-lain. Interferensi bahasa asing di bidang

kosa kata misalnya bangku, lampu, hotel, pena, dokter, sekolah, dan lain-lain yang

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 8: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

berasal dari bahasa Belanda, tetapi ejaannya telah disesuaikan dengan ejaan yang ada

dalam bahasa Indonesia.

Antara bahasa daerah dan bahasa Indonesia akan tetap saling mempengaruhi

kalau keduanya sama-sama digunakan, dan selama itu pulalah interferensi ada.

Oleh karena itu agar perkembangan bahasa Indonesia seat, sudah selayaknya

para dwibahasawan sadar agar selalu berpedoman pada kaidah-kaidah yang berlaku,

sekedar mempengaruhi interferensi. Dan sudah selayaknya orang yang mempunyai

pengaruh, orang yang ternama, orang yang mempunyai pamor, memberikan bantuan

berupa contoh dan teladan dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar.

Tentu saja tidak ketinggalan pakar-pakar bahasa Indonesia, harus selalu

membantau pekembangan bahasa Indonesia. Mengarahkan seluruh bangsa Indonesia

untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Kalau seperti diatas kenyataannya bahasa Indonesia akan menjadi bahasa

Indonesia yang dewasa dengan sendirinya rakyat dan semua lapisan masyarakat akan

merasa bangga memiliki bahasa nasional yang dewasa, serta bahasa daerah.

1.2. Ruang Lingkup

Untuk mencapai tujuan penelitian yang ingin dijangkau, penelitian

dilaksanakan berksar pada gejala-gejala yang mungkin tejadi pada pekembangan

bahasa Indonesia disebabkan interferensi, dan juga sejauh mana interferensi bahasa

daerah itu dalam perkembangan bahasa Indonesia.

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 9: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

1.3. Tujuan Penelitian

Karya ilmiah ini bertujuan meminta kesadaran yang dalam pada bilinguan

agar memakai bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dan memaparkan akibat dari

interferensi pada perkembangan bahasa Indonesia dewasa ini.

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 10: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

BAB II

BILINGUALISME DAN INTERFERENSI

2.1. Bilingualesme

Negara Indonesia adalah Negara yang terdiri dari pulau-pulau, dimana pulau-

pulau itu dihuni oleh beraneka ragam suku, dan pasti bahasanya berbeda-beda, itulah

yang disebut bahasa daerah, dan untuk mempersatukan suku-suku itu dalam

kebinekaannya dipakai bahasa Indonesia.

Di desa, di kota di seluruh dunia terdapat orang-orang yang dapat memakai

lebih dari satu bahasa, seperti di Indonesia yaitu bahasa daerah dan bahasa Indonesia,

dan ada juga yang tahu banyak bahasa yang disebut multilingualisme. Daerah atau

masyarakat dimana terdapat dua bahasa daerah atau masyarakat yang berdwibahasa

atau bilingual. Dan orang-orang yang dapat menggunakan dua bahasa disebut

dwibahasa.

[“………..(Samsuri, 1982 : 54-55) Kebiasaan untuk memakai dua bahasa atau lebih secara bergiliran disebut kedwibahasaan. Pembicaraan yang mempunyai kebiasaan semacam itu akan disebut dwibahasawan. Proses untuk memperoleh kebiasaan macam itu dinamakan pendwibahasaan………”] [“………(William F. Mackeu, 1972 : 555) kedwibahasan ialah pemakaian dua bahasa atau lebih oleh individu yang sama ……..”] [“……… Bloomfield dalam Chaedar Alwasilah (1985 : 125) nativelike control of two language……..”] [“………. Menguasai dua bahasa seperti menguasai bahasa ibunya………..”] [“……….(Lado dalam Chaedar Alwasilah (1985 : 125 ) The use of two language by a speech community. There are many types of bilingualism, e.g. some one with parents of different native language living in

5Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006

USU Repository © 2006

Page 11: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

either speech community or a person having learned to master a foreign languages through intensive formal instruction. Bilingual speakers are not necessarily born translator and interpreters, as the skill of switching between two languages must be acquired separately and persons who are equally conversant in both languages and in all situations. ( ambilingual ) are very rare…..”] “Pemakaian dua bahasa oleh seorang penutur atau masyarakat ujaran. Ada beberapa jenis bilungualisme, misalnya seorangyang orang tuanya berbahasa itu yang berbeda atau tinggal dalam salah satu masyarakat ujaran atau seseorang yang telah mempelajari bahasa asing melalui pengajaran formal. Para penutur dwibahasa tidaklah selalu mereka yang ditakdirkan jadi penterjemah atau interpreter, karena kahlian berpindah antara dua bahasa mesti diperoleh secara terpisah, dan demikian pula bahasa orang-orang yang sama fasihnya dalam dua bahasa dalam segala situasi (ambilingual) sangatlah jarang ditemukan”. Berdasarkan kutipan di atas ditarik kesimpulan bahwa bilingualisme adalah

pemakaian dua bahasa oleh individu atau sekelompok masyarakat dan kedua bahasa

itu digunakan secara bergantian dan sama fasihnya. Dan pengertian dari

dwibahasawan adalah orang yang dapat menggunakan dua bahasa dengan menerima

dan menggunakan model-model yang ada dalam bahasa kedua yang digunakan dalam

bahasa ibunya setelah terlebih dulu mengalami kontak, yang menurut Dielbold

dwibahasawan itu adalah seseorang yang telah mengalami kontak dengan model-

model dari bahasa kedua dan sanggup menggunakan model-model itu di dalam

lingkungan bahasanya sendiri.

2.2. Identifikasi Kebahasaan

Dengan adanya kontak bahasa, dwibahasawan cenderung untuk

mempersamakan hal-hal pada bahasa lain. Karena itu beberapa hal mendapat asosiasi

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 12: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

yang berbeda dari asosiasi ekabahasawan yang tidak mempunyai pengalaman

demikian Pemberian padanan antara bahasa-bahasa disebut identifikasi antar bahasa.

Hal yang menjadi dasar dalam mengadakan identifikasi ialah keserupaan dalam

bentuk distribusi, tetapi keserupaan itu tdak dapat ditetapkan lebih dahulu, sebab apa

yang dianggap serupa atau tidak serupa, oleh penutur dari bahasa yang berbeda sering

pula berlainan. Identifikasi antara bahasa dapat terjadi dalam berbagai bidang bunyi

bahasa, morfologi, hubungan ketatabahasan dan bidang isi atau kalimat.

2.3. Interferensi

Pengaruh bahasa sebagai akibat kontak bahasa, dalam bentuknya paling

sederhana, terjadi berupa pengambilan satu unsur dari satu bahasa dan dipergunakan

dalam hubungan dengan bahasa lain. Penggunaan unsur yang termasuk ke dalam satu

bahasa waktu berbicara atau menulis dalam bahasa lain disebut interferensi. Menurut

huagen bentuk lain yang mungkin ditimbulkan oleh kontak bahasa ialah terjadinya

saling menutupi bagaiannya diantara bahasa-bahasa itu, yaitu penerapan dua bahasa

sistem secara serempak kepada suatu unsur bahasa. Hal ini yang disebut interferensi.

Istilah interferensi gangguan digunakan dalam sosiolinguistik, dimana timbul

kesulitan dalam proses penguasaan bahasa kedua dalam hal bunyi, kata, atau

konstruksi sebagai bahasa akibat perbedaan kebiasaan dengan bahasa ibu.

[“....Valdman dalam Abdulhayi (1985 : 8) Interferensi adalah hambatan akibat kebiasaan pemakaian bahasa ibu dalam penguasaan bahasa yang dipelajari. Ditambahkan pula bahwa interferensi itu lebih baik ditafsirkan sebagai transfer negative dari bahasa ibu ke dalam bahasa sasaran, sedangkan bila kebiasaan bahasa ibu ke dalam bahasa sasaran, sedangkan bila kebiasaan bahasa ibu memudahkan penguasaan bahasa sasaran hal itu disebut transfer positif…..”]

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 13: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

[“…….(Samsuri, 1982 : 55) Tiap pemakai unsur dari suatu bahasa di dalam bahasa yang lain akan disebut gangguan atau interferensi – apabila hal itu menyebabkan dislokasi struktur dalam bahasa yang terpakai, tetapi disebut pungutan, apabila tidak menimbulkan dislokasi. Unsur itu sendiri akan dinamakan gangguan dari bahasa yang suatu yang kemudian menjadi unsur bahasa itu sendiri seterusnya akan disebut pungutan saja……..”] [“…… Hartman dan Strok dalam Chaedar Alwasilah (1985 : 131) the errors by carrying over the speech habits of the native language of dealect into a second language of dialect. “Kekeliruan yang disebabkan terbiasanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa atau dialek ibu ke dalam bahasa atau dialek kedua” [‘......(Chaedar Alwasilah, 1995 : 132) interferensi berarti adanya saling mempengaruhi antar bahasa……..”] Winreich membedakan interferensi itu kepada interferensi tuturan dan

interferensi bahasa. Interferensi dalam tuturan terjadi pada tuturan dwibahasawan

sebagai akibat pengenalannya terhadap bahasa lain. Dalam bahasa gejala interferensi

itu telah menjadi kebiasaan yang kukuh, penggunaanya tidak lagi tergantung pada

kedwibahasaan.

[“……….(P.W.J. Nababan, 1984 : 35) interferensi dapat timbul sewaktu mempelajari bahasa daerah, atau bahasa asing, struktur bahasa pertama dimasukkan dalam bahasa kedua atau sebaliknya………..”] Selanjutnya Rusyana yang mengutip pendapat Weinreich dan Mackey

mengemukakan bahwa interferensi adalah penggunaan unsur yang termasuk ke dalam

satu bahasa waktu berbicara atau menulis dalam bahasa lain yang disebabkan kontak

bahasa.

Menurut Poejosiedarmo interferensi adalah pengaturan kembali pola-pola yang

disebabkan oleh masuknya elemen-elemen asing ke dalam bahasa yang berstruktur

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 14: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

tinggi, seperti misalnya dalam sistem fenomis, sebagian besar morfologis dan

sintaksis, serta beberapa perbendaharaan kata.

Jadi berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

interferensi adalah :

a. Merupakan suatu penggunaan unsur-unsur dari satu bahasa ke bahasa yang

lain sewaktu berbicara atau menulis dalam bahasa yang lain.

b. Merupakan penerapan dua buah sistem secara serempak kepada suatu unsur

bahasa

c. Terdapatnya suatu penyimpangan dari norma-norma bahasa masing-masing

yang terdapat dalam tuturan dwibahasawan.

d. Pemakaian unsur dari satu bahasa di dalam bahasa yang lain dengan

menyembabkan dislokasi struktur pada bahasa yang dipakai.

2.31. Jenis-Jenis Interferensi

1. Peminjaman unsur dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Dalam bahasa

peminjaman tersebut ada aspek yang dipindahkan. Hubungan bahasa yang

dipinjam dalam bahasa yang meminjam adalah hubungan antara bahasa

sumber ke dalam bahasa penerima disebut inportasi. Contoh : pemasukan

morfem baru ke dalam bahasa peminjam dengan bentuk fonemik yang

menunjukkan identifikasi fonemik dengan morfem dalam bahasa sumber.

2. Penggantian unsur dari satu bahasa oleh padanannya di dalam tuturan

bahasa lain Aspek yang padannya disalin itu disebut subsitusi oleh

Haugan.

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 15: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

3. Penerapan hubungan ketatabahasaan bahasa ke dalam morfem bahasa B

dalam tururan bahasa B, atau pengingkaran hubungan ketatabahasaan

bahasa B, yang tidak ada modelnya dalam bahasa A.

4. Perubahan fungsi morfem melalui identifikasi antara satu morfem bahasa

B tertentu dengan satu morfem bahasa A tertentu, yang menimbulkan

perubahan baik perluasan maupun pengurangan fungsi-fungsi bahasa B,

berdasarkan model tata bahasa A.

P.W.J. Nababan dalam bukunya Sosiologi Linguistik membagi interferensi

menjadi beberapa jenis atau bagian, yaitu :

1. Interferensi Produktif

Yaitu pemakaian unsur atau struktur bahasa kedua dalam penggunaan bahasa

pertama oleh dwibahasawan, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa

dwibahasawan tersebut mempelajari bahasa kedua dengan memakai struktur bahasa

kedua pada penggunaan baha pertama. Penyimpangan yang terjadi berada pada

bahasa pertama.

2. Interferensi Reseptif

Interferensi reseptif ialah pemakaian atau penggunaan bahasa kedua. Dengan

kata lain dwibahasawan tersebut menerapkan atau memaksakan struktur bahasa

ibunya ke dalam struktur bahasa kedua. Jenis interferensi ini lebih mudah terjadi

daripada interferensi produktif.

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 16: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

3. Interferensi Perlakuan

Interferensi perlakuan ialah kekeliruan atau penyimpangan yang timbul dari diri

seseorang pada saat ia mempelajari bahasa kedua. Terjadi karena ketidaktahuan

seseorang tersebut terhadap struktur atau tatabahasa Indonesia. Interferensi ini

ada kita jumpai pada penutur bahasa daerah pada saat dia mempelajari bahasa

Indonesia.

Contoh : /minyak/-oleh penutur bahasa Karo/miyak/

4. Interferensi Perkembangan

Ialah penyimpangan atau kekacauan yang timbul pada saat mempelajari bahasa

kedua. Kesalahan yang terjadi bukan disengaja karena dia masih dalam tahap

belajar.

5. Interferensi Sistematik

Interfensi ini terjadi oleh pertemuan atau persentuhan antara dua bahasa

melalui interferensi perlakuan dari penutur-penutur yang berdwibahasa.

Interferensi sistematik ini dapat kita lihat dalam bentuk perubahan pada suatu

bahasa yang meliputi unsur-unsur, bunyi atau struktur dengan unsur-unsur

bunyi, dan struktur pada bahasa yang lain. Perubahan yang terjadi adalah pada

saat sistem bahasa.

Interferensi sistematik ini terjadi melalui penutur bahasa atau perlakuan.

Seperti kita ketahui bahwa fungsi daripada masing-masing bahasa adalah

sebagai alat untuk berkomunikasi atau sebagai alat di dalam interaksi social.

Misalnya antara bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Apabila terjadi

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 17: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

persentuhan atau pertemuan antara bahasa-bahasa daerah dan bahasa Indonesia,

akan timbul interferensi sistematik melalui orang yang berdwibahasa tersebut.

P.W.J. Nababan (1984 : 35) mengatakan bahwa mekanisme perubahan

kebahasaan dalam interferensi sistematik ialah pungutan (borrowing) yang

berhubungan erat dengan pungutan kebudayaan. Misalnya kata-kata : heboh,

becus, tetapi akibat bahasa Indonesia mengalami persentuhan dengan bahasa

daerah akhirnya kata itu menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia.

Interferensi sistematik juga terdapat dalam bidang-bidang fonologi

umpamanya fonem /f/, /x/, duku fonem ini tidak ada dalam bahasa Indonesia,

tetapi karena bahasa Indonesia sering kontak dengan bahasa lain (Inggris) fonem

itu akhirnya ada dalam bahasa Indonesia.

1.3.2.Pembagian Bidang Interferensi

1.3.2.1.Interferensi di Bidang Bunyi

Warna local atau inteferensi di bidang bunyi terjadi apabila mengidentifikasikan

fonem pada sistem bahasa kedua dengan fonem pada sistem bahasa pertama, dan

dalam menghasilkan kembali bunyi itu menyesuaikannya kepada aturan fonetik

bahasa pertama.

Dari sudut pandangan fonemik, terdapat 4 jenis gejala interfensi yang pokok, yaitu :

1. Pembedaan fonem yang berkekurangan

Terjadi apabila dua buah bunyi pada sistem bahasa kedua yang pasangannya pada

sistem bahasa pertama tidak dibedakan, oleh dwibahasa dikacaukan.

Misalnya /d/ dan /i/ tidak dibedakan

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 18: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

2. Pembedaan fonem yang berkelebihan

Hal ini terjadi apabila perbedaan yang ada pada sistem fonemik bahasa pertama

diterapkan kepada bunyi pada bahasa kedua yang tidak memerlukannya.

Misalnya /kh/ dan /k/ diperlakukan sebagia fonem yang berlainan.

3. Penafsiran kembali terhadap perbedaan

Terjadi apabila dwibahasawan membedakan fonem-fonem sistem bahasa kedua

berdasarkan cirri-ciri yang dalam bahasa kedua berdasarkan cirri-ciri yang

dalam bahasa kedua dengan cirri-ciri yang dalam sistem bahasa tersebut sangat

relecan dalam bahasa pertama.

Misalnya /p/ yang tidak bersuara diperlakukan sebagai fonem tegang sedangkan

cirri pembeda yang sesungguhnya, yaitu tidak bersuara diperlakukan sebagai

penyerta.

4. Penggantian bunyi

Terjadi apabila fonem-fonem dalam kedua bahasa itu ditetapkan dengan cara

yang sama, tetapi dalam pengucapannya yang biasa berbeda, oleh

dwibahasawan diucapkan seperti ucapan fonem itu dalam bahasa pertama,

misalnya : /r/ untuk /R/.

Di samping keempat jenis interferensi itu ada interferensi bunyi yang sukar

dipersamakan dengan salah atu jenis interferensi tersebut diatas, khusunya apa yang

disebut dengan hypercorrectness, yang dapat terjadi baik dalam pendengaran maupun

dalam pengucapan.

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 19: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

2.3.2.2. Interfensi di Bidang Tata Bahasa

Interferensi di bidang tata bahasa terjadi apabila dwibahasawan

mengindentifikasi morfem atau hubungan ketatabahasaan pada sistem bahasa kedua

dengan morfem, dan menggunakannya dalam tuturan atau sebaliknya. Dapat dibagi

lagi atas :

1. Pemindahan morfem

Diartikan penggunaan morfem bahasa A waktu berbicara atau menulis dalam

bahasa B, morfem yang dipindahkan dapat berupa morfem bebas, morfem bebas

dan morfem terikat sekaligus, perpindahan morfem itu berbeda-beda.

2. Penerapan hubungan ketatabahasaan

Yaitu penerapan hubungan ketatabahasaan bahasa A ke dalam bahasa b dalam

tuturan bahasa B.

Interfensi di bidang hubungan ketatabahasaan biasanya terjadi dalam tuturan

dwibahasawan. Menurut Weinreich ada beberapa macam antara lain ;

a. Salinan hubungand aripada bahasa lain itu menimbulkan arti yang tidak

dimaksudkan.

b. Salinan hubungan dari bahasa lain itu melanggar pola hubungan yang telah ada

c. Salinan hubungan dari bahasa lain itu menimbulkan hubungan yang tidak perlu.

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 20: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

3. Perubahan fungsi morfem asli

Yaitu perubahan, perluasan atau pengurangan fungsi morfem bahasa B

berdasarkan model tata bahasa yang disebabkan oleh pengindentifikasian morfem

bahasa B tertentu.

Jika dwibahasawan mengindentifikasi sebuah morfem atau kategori

ketatabahasaan B, ia mungkin menerapkan fungsi ketatabahasaan yang diambil dari

sistem bahasa A kepada morfem pada bahasa B. yang mendorong dwibahasawan

untuk membuat padanan morfem antar bahasa ialah adanya keserupaan bentuk, atau

adanya keserupaan fungsi sebelumnya.

4. Pengabdian kategori wajib

Yaitu pengabdian hubungan ketatabahasaan bahasa B yang tak ada contohnya

dalam bahasa A. jenis interferensi ini mengakibatkan kategori-kategori tata bahasa

seperti : cares, genders, dan lain-lain hilang, atau menjadi kurang wajib. Bahasa yang

demikian itu terbentuk dari bahasa sturukturnya sangat berbeda.

2.3.2.3. Interferensi di Bidang Leksikal

Interferensi di bidang leksikal dapat terjadi dengan bermacam-macam cara.

Dalam hubungan bahasa A dengan bahasa B, morfem dapat dipindahkan dari A ke B,

atau mungkin dipergunakan dengan fungsi yang baru berdasarkan model morfem

bahasa A yang isinya dipersamakan. Dalam hal unsur leksikal yang berupa kata

majemuk, kedua proses itu mungkin digabungkan.

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 21: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

Interferensi di bidang leksikal dapat berkenaan dengan kata dasar, kata

majemuk, frase :

1. Interferensi yang berupa kata dasar

a. Jenis yang paling umum ialah pemindahan urutan fonetik sekaligus satu bahasa

kepada bahasa lainnya.

Pengertian dasar di sini dipandang dari sudut dwibahasawan. Kata majemuk

yang dipindahkan dalam bentuk yang tidak teruraikan termasuk juga ke

dalamnya. Kata yang dipindahkan, bentuknya kadang-kasang secara fonetik

menyerupai kata dalam bahasa penerima.

b. Jenis interferensi lainnya merupakan perluasan pemakaian kata asli pada bahasa

yang dipengaruhi sesuai dengan model asing. Sebuah kata beroleh arti baru.

Salah satu perubahan adalah yang berdasarkan bentuknya yang sama bunyinya.

Perubahan arti itu dapat lebih sekedar perluasan isi saja, melainkan isi yang

lama mungkin dibuang sama sekali. Sehubungan dengan interferensi yang

berupa homofoni yang sering sekali sukar ditentukan apakah yang terjadi itu

pemindahan kata atau isi dari kata asli perlu diperluas.

c. `Interferensi leksikal yang halus, terjadi jiwa wujud tanda itu berubah menurut

model yang sangat bersar persamaannya.

1

2. Interferensi yang berupa kata majemuk dan frase

Ada tiga macam interferensi yang mungkin terjadi pada satu kesatuan leksikal

yang terdiri dari dua kata atau lebih.

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 22: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

a. Semua unsurnya mungkin dipindahkan dalam bentuk yang teruraikan

b. Semua unsurnya mungkin disalin dengan disertai perluasan arti

c. Mungkin pula beberapa unsurnya dipindahkan sedangkan unsur lainnya disalin

Kesimpulan uraian interferensi di bidang kalimat disebabkan oleh karena

susunan maupun pemakaian kata-kata yang masih dipengaruhi oleh dwibahasawan di

dalam penulisan atau penuturnya.

Semua unsur bahasa dapat dipinjam, akan tetapi semua itu menurut skala

keterpungutannya bertalian dengan struktur bahasa. Morfem-morfem yang

mempunyai fungsi tata bahasa yang rumit rupanya jarang dipindahkan oleh

dwibahasawan itu, jika dibandingkan dengan morfem mempunyai fungsi yang lebih

sederhana, dibandingkan dengan kata benda yang bebas.

Kiranya urutan keterpindahan morfem itu berturut-turut sejak yang paling

jarang adalah sebagai berikut : akhirnya infleksi yang paling terintegrasi, kemudian

kata-kata tugas seperti preposisi, lalu menyusul kata penuh seperti kata benda, kata

kerja, kata keadaan, dan kata seru.

Kadang-kadang terjadi bentuk bebas yang dipindahkan ke dalam suatu bahasa

dalam bentuk kata majemuk, dengan imbuhan atau tidak kehadiran pasangannya

dalam bahasa penerima memungkinkan si pemakai menguraikan bentuk majemuk itu

menjadi kata dasar atau imbuhan, dan imbuhan itu kemudian meluas kepada kata

dasar yang asli. Walaupun pemindahan morfem terikat jarang terjadi, dan jika terjadi

pemindahan biasanya dalam pasangan morfem bebas, tetapi ada juga terjadi

pemindahan morfem terikat.

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 23: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

Pemindahan morfem terikat terjadi apabila dua persyaratan dipenuhi antara lain

yaitu adanya kesesuaian struktur tatabahasa dan adanya perbendaharaan kata yang

serupa terlebih dahulu.

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 24: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

BAB III

INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

Dalam perkembangan bahasa Indonesia banyak sekali hambatan atau masalah

yang dihadapinya. Salah satu diantaranya adalah interferensi, sebagai akibat dari

kontak bahasa, antara bahasa daerah dan bahasa Indonesia, atau bahasa Indonesia

dengan bahasa asing. Interferensi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

perubahan bahasa Indonesia, apalagi dewasa ini semakin sering terjadi kontak bahasa

disebabkan kemajuan teknologi yang sangat pesat.

Bahasa yang merupakan bagian kebudayaan dan milik masyarakat tidak luput dari

pengaruh luar dan sebaliknya masyarakat tidak luput juga dari pengaruh menyalurkan

nilai-nilai budayanya pada masyarakat lain lewat kontak kebudayaan.

[“… (Koentjaraningrat; 1974) mengatakan suatu sikap adalah suatu disposisi atau keadaaan mental di dalam jiwa dan diri seseorang individu untuk bereaksi terhadap lingkungannya (baik lingkungan manusia atau masyarakat baik lingkungan alamiahnya, maupun lingkungan fisiknya). Walaupun berada di dalam diri seseorang individu, toh sikap itu biasanya juga dipengaruhi oleh nilai budaya, dan sering juga bersumber kepada nilai budaya….”]

Akibat terjadi interferensi itu terjadilah tutup menutupi bagian-bagian antara

bahasa-bahasa tersebut yaitu penggunaan dua sistem bahasa secara serempak kepada

suatu unsur bahasa.

Rusyana mengatakan bahwa interferensi merupakan gangguan unsur-unsur

suatu bahasa terhadap bahasa yang lain pada waktu berbicara dan menulis.

19

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 25: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

Selanjutnya Poejosodarmo (1976 : a : 1) mengatakan interferensi adalah

pengaturan kembali pola-pola yang disebabkan oleh masuknya elemen-elemen asing

ke dalam bahasa yang berstruktur lebih tinggi, seperti misalnya dalam sistem

fonemis, sebagian besar morfologi dan sintaksis, serta beberapa pembentukan kata.

Masalah inteferensi di Indonesia merupakan masalah yang hangat di Indonesia,

dimana bahasa Indonesia masih memerlukan pungutan-pungutan dari bahasa daerah,

untuk berdiri sendiri bahasa Indonesia jelas belum mampu karena masih terlalu muda.

Pungutan-pungutan dari bahasa daerah akan menyebabkan perubahan, itulah yang

disebut pertumbuhan. Bahasa Indonesia sifatnya dinamis, peka terhadap pengaruh

dari luar (baik bahasa daerah maupun bahasa asing), jika bukanlah suatu keanehan

kalau masalah kebahasaan agak banyak muncul atau banyak dihahadapi bangsa

Indonesia.

Dalam pembicaraan masalah punggutan bahasa Indonesia, samsuri (1978 : 55) telah

mengemukakan bahwa secara sosioliguistik masyarakat Indonesia mempergunakan

lebih sedikit dua bahasa ibu (bahasa daerah) dan bahasa kedua (bahasa Indonesia).

Tiap pemakean unsur dari suatu bahasa di dalam bahasa yang lain disebut gangguan

atau interferensi apabila menyebabkan dislokasi disebut pungutan.

[“…(Amran Halim, 1980) adalah kebijaksanaan nasional yang berisi

perencanaan, pengarahan dan ketentuan-ketentuan yang dapat dipakai

sebagai dasar bagi pengolahan keseluruhan masalah basa di

Indonesia…”]

Keseluruhan masalah bahasa di Indonesia ditumbuhkan oleh kenyataan

besarnya jumlah bahasa yang dipakai di Indonesia, yang juga merupakan bahasa yang

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 26: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

didukung oleh kebudayaan yang hidup, ditambah pemakean dan pemanfaatan bahasa

asing tertentu.

Masalah bahasa itu adalah :

1. Masalah bahasa Nasional

2. Masalah bahasa Daerah

3. Masalah bahasa asing

Masalah inilah yang menjadi masalah nasional yang memerlukan pengolahan

yang berencana, terarah dan teliti. Kegiatannya merupakan suatu jaringan masalah

yang pengolahannya tak dapat dipisah-pisahkan. Kebijaksanaan terhadap masalah

inilah yang lazim disebut politik bahasa nasional.

Baik masalah ringan maupun berat tidak boleh luput dari perhatian pakar-pakar

bahasa Indonesia. Termasuk didalamnya interferensi, dibidang morfologi, kosakata,

dan sintaksis.

3.1. Interferensi di Bidang Morfologi

Sebelum kita bicarakan tentang interferensi bahasa daerah di bidang morfologi,

terlebih dulu kita pahami pengertian dari morfologi.

[“… (Ramlan, 1980 : 4) mempelajari seluk-beluk struktur kata. Satuan

yang paling kecil yang diselidiki morfologi ialah morfem, sedangkan yang

paling besar berupa kata …”]

[“…(Verhaer, 1985 : 52) adalah bidang liguistik yang mempelajari

susunan bagian-bagian kata secara gramatikal…”]

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 27: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

[“…(Ramlan dalam Pengajaran Morfologi Henry Guntur Tarigan, 1985 :

4) adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk bentuk

kata serta pengaruh perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti

kata; atau morfologi mempelajari seluk-beluk kata serta fungsi perubahan

bentuk kata itu, baik fungsi gramatikal maupun fungsi semantik…”]

Kesimpulannya bagian yang mempelajari morfem, kata, serta pengaruh

perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, baik fungsi gramatikal

maupun fungsi semantik.

Bahasa di dunia ini tidak ada yang sama semua berbeda-beda, baik imbuhan,

kata, frase, juga pada tata urutan dan saling ketergantungan masing-masing unsur.

Bahasa yang berbeda-beda itu selama kontak akan saling mempengaruhi akan

termasuk di bidang morfologi.

[“…(Abd. Syukuran Ibrahim, 1982 : 185) jika jumlah kata pinjaman itu

cukup banyak dan terjadinya kontak bahasa itu cukup lama bahasa yang

memberi pinjaman itu bias mengakibatkan beberapa perubahan

struktual…”]

[“… (Abd. Syukur Ibrahim, 1992 : 189) juga sistem morfologinya

mungkin mengalami inovasi yang cukup menyolok sehubungan dengan

pinjaman kata secara besar-besaran itu. Misalnya kotak bahasa bisa

berakibat timbulnya akhiran-akhiran baru..”]

[“…(Samsuri, 1982 : 58) Menurut strukturnya pungutan-pungutan itu

dapat digolongkan menjadi empat macam : (1) kata-kata dasar,

(2) kata-kata kompleks, (3) kata-kata yang berkontruksi kata-kata dasar,

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 28: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

daerah dengan imbuhan BI, dan (4) kata-kata yang berkontruksi dasar BI

dan imbuhan daerah. Sebenarnya yang akhir ini boleh dikatakan

pemungutan imbuhan saja…”]

Dari kutipan-kutipan di atas diambil kesimpulan bahwa akibat kontak bahasa,

bahasa yang dipengaruhi atau yang dimasuki akan mengalami perubahan baik kosa

kata, kata komleks, strukturnya, kata mampu struktur kalimat.

Masuknya pengaruh bahasa-bahasa daerah ke bahasa Indonesia sekaligus

membawa interferensi, salah satu sasarannya adalah morfologi. Sebagai contoh

adalah imbuhan. Bila dibandingkan pemakaian awalan bahasa Indonesia sekarang

dengan pemakeannya dalam bahasa Melayu dahulu perubahan awalan jelas kelihatan.

Ada unsur yang dahulu dipakai dalam bahasa Melayu sebagai awal bahasa Indonesia,

sekarang tidak dipakai lagi, dan sebaliknya. Dan ada juga imbuhan dari bahasa daerah

yang lain tiba-tiba muncul dalam bahasa Indonesia, menggeser kedudukan imbuhan

lain, misalnya imbuhan /ke/.

Inteferensi di bidang morfologi dari bahasa daerah ke bahasa Indonesia terjadi

apabila morfologi bahasa daerah mempengaruhi morfologi bahasa Indonesia dan

menyebabkan penyimpangan. Bisa berupa penyerapan eafiks, bisa penghilangkan

afiks, dan bisa bersaing pemakeannya.

3.1.1. Awalan ke-

Contoh : ‘kelanggaran’

‘diketawai’

‘diketemukan’

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 29: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

‘kepergok’

‘kecantol’

‘ketubruk’

‘ketangkap’

‘kepukul’

dan lain-lain

bentuk-bentukan diatas adalah suatu penyimpangan sebab konsep-konsep

pengungkapannya sudah ada dalam bahasa Indonesia, jadi seharusnya :

‘terlanggar’

‘tertabrak’

‘ditertawai’

‘ditemukan’

‘terperogok’

‘tercantol’

‘tertubruk’

‘tertangkap’

‘terpukul’

Jadi pedanan afiks ke- Men-, menge-, dan menye-,

Sebetulnya untuk semua allomorf atas terjadi interferensi bahasa daerah tetapi si

penulis hanya menyebutkan interferensi terhadap allomorf meng-, dan allomorf,

meny-

Contoh : me- + bom -- mengebom

me- + ketik -- mengetik

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 30: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

me- + kecap -- mengecap

me- + sahkan -- mengesahkan

me- + lap -- mengelap

me- + cat -- mengecat

bentuk-bentuk di atas sebetulnya merupakan suatu penyimpangan.

Penyimpangan itu terjadi karena pengaruh bahasa daerah (Jakarta). Tetapi karena kata

kerja bentuk aktip bahasa Sunda ditandai dengan nasalisasi fonem awal seperti

ngrusuk, ngrawat, nyontek, mencar, ngambil. Kata-kata bersuku satu diatas diberi

awalan nge : ngebom, ngetik, ngecap, ngelap, kebetulan dalam bahasa Indonesia

untuk kata-kata yang bersuku satu diberi awalan mrngr,

jadi me- + bom – mengebom

me- + cat – mengecat dan lain-lain, dianggap bentuk diatas bukan suatu

penyimpangan. Pembakuan tata bahasalah kelak yang menentukan nama yang akan

dipakai.

Contoh lain lagi :

Me- + kata dasar yang berawalan /s/ pada bahasa Indonesia berubah menjadi men-

tetapi dewasa ini terjadi penyimpangan pada allomorf tersebut, disebabkan pengaruh

bahasa daerah.

me- + cubit -- menyubit

me- + contoh --menyontoh

me- + cuci --menyuci

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 31: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

seharusnya

mencibit

mencuci

mencontoh

3.1.3. Awalan ber

Awalan ber – oleh penutur bahasa daerah seperti penutur bahasa Sunda

diganti dengan allomorf men-, menye-

Contoh : menanya

Menyangkit

3.1.4. Awalan – kan

Akibat pengaruh bahasa daerah permasalahan akhiran – kan tidak luput dari

penyimpangan, yaitu dengan jalan menghilangkan akhiran tersebut.

dipindah

dicerainya

diberi

diberhentinya.

Kata-kata diatas harus diberi akhiran-kan, sebab kata kerja aus bila akan dijadikan,

kata kerja transitif harus diberi afiks me-kan me-I atau di-kan atau-i.

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 32: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

Jadi seharusnya :

dipindahkan

diceraikan

diberikan

diberhentikannya

Gadis itu dipindahkan ke Medan

Gaelas itu diberikan padanya

Saya telah diberhentikannya dari pekerjaan.

3.2. Interferensi di Bidang Sintaksis

Ada beberapa pengertian tentang sintaksis, yang dibuat oleh pakar linguistik :

[“…(Verhaar, 1985 : 70) menyelidiki semua hubungan antar kata dan

kelompok kata (atau autar – frase) dalam satuan dasar sintaksis itu…”]

[“…(Ramlan, 1991 : 1) bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang

membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, frase …”]

[“… (Gorys Keraf, 1980 : 136) adalah bagian dari tata bahasa yang

mempelajari dasar-dasar dan proses-proses pembentukan kalimat dalam

suatu bahasa…”]

Kesimpulannya, sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari

frase, klausa, kalimat dalam suatu bahasa.

Aturan sintaksis dalam bahasa daerah tidak sama dengan aturan sintaksis dalam

bahasa Indonesia. Tetapi karena dwibahasawan, seringkali aturan sintaksis bahasa

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 33: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

daerah menyusup ke dalam bahasa Indonesia. Tidak kita sadari telah terjadi

penyimpangan atau pengacuan dalam struktur kalimat.

3.2.1. Interferensi Tutur Ringkas

Salah satu ciri ringkas adalah pelapisan atau penanggalan. Adapun penanggalan

tersebut secara untuk tidak berlaku di stingtif atau menyebabkan adanya keraguan arti

meskipun terasa menyalahi aturan ketata-bahasaan. Penanggalan yang paling terasa

dalam kalimat adalah penanggalan kata-kata atau imbuhan. Hal ini terjadi karena

pengaruh bahasa daerah, sebagai contoh dwibahasawan Karo, dalam berbahasa

Indonesia sering menanggalkan awalan suatu kata. ‘Kami nulis surat’. Seharusnya

‘Kami menulis surat. Akhirnya penanggalan afiks itu masyarakat. Disamping

penanggalan awalan ada juga penanggalan kata, contoh : ‘Dahmakan?’ seharusnya

“Sudah makan?’ Tidak tahu pasti penanggalan kata di atas pengaruh bahasa daerah

mana, karena bahasawan Sunda, Karo, sering menanggalkan kata sewaktu berbahasa

Indonesia.

a. Penanggalan Imbuhan

Contoh :

‘Anak-anak sudah kumpul di halaman sekolah’

Seharusnya ‘Anak-anak sudah berkumpul di halaman sekolah

Coba kita perhatikan kalimat dibawah ini :

‘Yen murid-murid wis kumpul, aket bangrt obrolane. “(Jawa)

‘Lamun murud-murid geus kumpul, loba obrolanena.’ (Sunda)

‘Jika anak-anak sudah berkumpul, banyak amat obrolannya.’ (Bahasa Indonesia).

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 34: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

Terjemahan sudah kumpul merupakan terjemahan harafiah bahasa daerah, baik

bahasa Jawa maupun bahasa Sunda. Kalau kalimat-kalimat diatas kita terjemahkan

secara harafiah ke dalam bahasa Indonesia menjadi :

‘Jika murid-murid sudah pada kumpul, banyak amat obrolannya’.

Contoh lain sebagai penanggalan imbuhan :

‘ Usahanya belum hasil’

‘Usahanya teu acan hasil’ (Sunda)

Seharusnya :

‘ Usahanya belum berhasil ‘

‘ Pendapat kita memang beda ‘

‘ Pendapat Anda berbeda dengan pendapatnya’

Pemakaian kata beda tanpa imbuhan juga merupakan pengaruh bahasa daerah.

Seharusnya :

‘ Pendapat kita memang berbeda’

‘ Pendapat Anda berbeda dengan pendapatnya’.

Contoh lain penanggalan imbuhan yangs sering dipakai yang merupakan

penyimpangan sebagai pengaruh bahasa daerah :

‘ Saya nulis surat’

‘ Saya masak nasi’

‘ Saya lipat baju’

‘Adik nari’

‘Kami nyanyi-nyanyi’

‘ Mereka lempar-lemparan’

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 35: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

‘ pemuda itu sekarang nganggur’

‘ Dia yang ngambil uang itu’

‘ Dia selalu nyontek’

‘ Dia pandai nyetir mobil’

‘ Dia pandai ngetik’

‘ Anak itu sedang nangis’

Seharusnya :

‘ Saya menuslis surat’

‘ Saya memasak nasi’

‘ Saya melipat baju’

‘ Adik menari’

‘ Kami bernyanyi-nyayi’

‘ Mereka berlempar-lemparan’

‘ Pemuda itu sekarang menganggur’

‘ Dia yang mengambil uang itu’

‘ Dia selalu menyontek’

‘ Dia pandai menyetir mobil’

‘ Dia pandai mengetik’

‘ Anak itu sedang menangis’, dll.

b. Penanggalan Kata.

‘ Kam selalu terlambat’

‘ Kaka berangkat ke Jakarta’

‘ Bapa pergi ke desa’

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 36: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

‘ Ndak ke mana dia’

‘ Dah kembali gadis jahat itu’

‘ Gimana khabar pacarmu’

‘ Tahlah, mungkin aku yang gila’

‘ Mau pigi kemana dia pagi-pagi begini’

Penanggalan kata-kata di atas merupakan penyimpangan, yang terjadi karena

pengaruh bahasa daerah.

Seharusnya :

‘ Kamu selalu terlambat’

‘ Kakak berangkat ke Jakarta’

‘ Bapak pergi ke desa’

‘ Hendak ke mana dia’

‘ Sudah kembali gadis jahat itu’

‘ Bagaimana khabar pacarmu’

‘ Entahlah, mungkin aku sudah gila’

‘ Mau pergi ---- oleh dwibahasawan Karo

‘ Kaka’ -- oleh dwibahasawan Karo

‘ Bapa’ -- oleh dwibahasawan Karo

‘ Ndak’ -- oleh dwibahasawan Melayu.

‘ Dah’ -- oleh dwibahasawan Karo, Sunda.

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 37: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

3.2.2. Interferensi di Bidang Struktur Kalimat

Penguasaan terhadap bahasa Indonesia tidak luput dari pengaruh bahasa daerah

tanpa kita sadari dalam bertutur struktur kalimat yang kita pakai sudah struktur

kalimat bahasa daerah, bukan struktur bahasa Indonesia lagi. Banyak diantara kita

yang terpengaruh struktur bahasa daerah sudah mendarah daging dalam tubuh kita.

Di sini penulis memberikan beberapa contoh sebagai pengaruh struktur bahasa

daerah.

‘ Apa kamu sudah makan ?’

‘ Opo kuwe wis mangan ?’

Kalimat tanya seperti itu tidak ditemukan dalam bahasa Indonesia, umumnya di

gunakan bila yang ditanyakan ialah benda, berbeda dengan bahasa Jawa, umumnya

kalimat tanya dimulai dengan kata tanya apa (opo).

Dalam kalimat berita, apakah dipergunakan, padahal kata itu merupakan kata

tanya dalam bahasa Indonesia.

Contoh :

‘ Saya tak mau apakah akan datang hari ini atau tidak’

‘ Apakah dia akan datang hari ini atau tidak, saya tidak tau’

Struktur bahasa Indonesia yang baku adalah :

‘ Saya tidak tau akan datangkah dia hari ini atau tidak’

‘ Akan datangkah dia hari ini atau tidak, tak tau saya’

‘ Di sini took laris yang mahal sendiri’

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 38: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

Kalimat di atas sebagai padanan kalimat bahasa Jawa.

‘ Ning kene toko laris sing larang dhewe’

Berarti ‘ sendiri’, dalam kalimat : ‘Aku dhewe sing teko’ artinya : ‘ Saya sendiri yang

datang’, tetapi kata dhewe yang terdapat diantara kata ‘sing’ dan kata sifat berarti

‘paling’ misalnya : ‘sing dhuwur dhewe’ ‘yang paling tinggi’, sing lereng dhewe’

artinya ‘yang paling mahal’.

Dengan demikian dalam bahasa Indonesia baku kalimat di atas berbunyi :

‘Toko laris adalah took yang paling mahal disini’.

Contoh lain :

‘ Rumah ayah Ali yang besar sendiri di kampong itu’.

‘ Makanan itu telah dimakan oleh saya’.

Struktur kalimat diatas juga termasuk struktur bahasa daerah, menurut bahasa

Indonesia yang baku kalimat tersebut adalah :

‘ Rumah ayah Ali yang paling besar di kampong itu’

‘ Makanan itu telah saya makan’.

Kalimat yang dipengaruhi oleh struktur bahasa Sunda :

‘ Surat itu ditulis oleh saya’.

‘ Surat eba diseratku abdi’ (Sunda)

‘ Pekerjaan itu sudah diselesaikan oleh saya’.

‘ Pekerja itu haruslah dirundingkan oleh kita lebih dahulu;.

Struktur bahasa Indonesia yang besar adalah :

‘ Surat itu saya tulis’

‘ Pekerja itu sudah saya selesaikan’.

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 39: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

Karena dalam bahasa Indonesia kalimat pasif dengan pelaku orang pertama,

kata kerjanya tidak diberi awalan di-, awalan di hanya digunakan bila pelaku

pekerjaan itu orang ketiga, bila pelaku pekerjaan orang pertama, maka kata orang

diletakkan di depan kata kerja.

Konstruksi kalimat-kalimat di bawah ini dipengaruhi oleh bahasa daerah.

Contoh :

‘ Buku itu kertasnya tebal’.

‘ Anak itu cantik wajahnya’.

‘ Orang itu bagus gambarnya’.

Yang dipentingkan dalam kalimat di atas adalah kata ‘kertas’, ‘wajah’, dan

‘gambar’. Dalam bahasa Indonesia kata yang menjadi keterangan (D). jadi kontruksi

kalimat di atas seharusnya ;

‘ Kertas buku itu tebal’.

‘ Wajah anak itu cantik’.

‘ Gambar orang itu bagus’.

Demikian pula dengan struktur :

‘ Saya punya buku’.

‘ Saya punya rumah besar’.

‘ Saya punya bapak sakit’.

Kalimat diatas merupakan kalimat bahasa Indonesia yang strukturnya

dipengaruhi bahasa Ambon dan bahasa Manado. Dalam kalimat bahasa Ambon dan

Manado susunan kalimatnya memang demikian :

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 40: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

‘ Kita pe buk (Manado)

‘ Beta pung buk’ (Ambon)

‘ Kita pe rumah besar ‘ (Menado)

‘ Beta pung rumah besar’ (Ambon)

‘ Kita pe papa sakit’ ( Manado)

‘ Beta pung papa saki’ (Ambon)

Dalam bahasa Indonesia, hubungan kepunyaan (positip) tidak dinyatakan oleh

kata tertentu, melainkan dinyatakan hubungan dua patah kata yang diurutkan.

Jadi, struktur kalimat diatas yang benar adalah :

‘ Buku saya’, atau ‘bukuku’

‘ Rumah saya besar’, atau ‘ Rumahku besar’.

Struktur kalimat :

‘ Si Salim ketabrak beca’.

‘ Ia malu diketawai orang’.

‘ Jangan ketawa’.

‘ Sudahkah diketemukan bajunya yang hilang itu’.

Frekuensi pemakaian kata dengan awalan-ke semakin tinggi dalam bahasa

Indonesia sekarang ini. Awalan –ke itu merupakan bersumber dari bahasa Jawa dan

Sunda yang fungsinya sama dengan awalan-ter dalam bahasa Indonesia, sehingga

‘ketabrak’ menjadi ‘tertabrak’, ‘diketawai’ menjadi ‘ditertawai’, ‘ketawa’ menjadi

‘tertawa’,’diketemukan’.

Karena awalan ter- itu adalah awalan bahasa Indonesia asili dan masih mampu

menjalankan fungsinya, maka awalan ke dari bahasa daerah itu dalam ragam resmi

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 41: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

tidak boleh dipakai karena sudah merupakan suatu penyimpangan, struktur kalimat di

atas seharunya :

‘ Salim tertabrak beca’.

‘ Ia malu ditertawai orang’.

‘ Sudahkah ditemukan bajunya yang hilang itu?’

‘ Jangan tertawa ’

Contoh :

‘Bagusan sepatuku dari pada sepatumu’.

‘ Rumah ini terlalu besar, saya mencari yang kecilan’.

‘ Jangan membeli barang murahan, lekas rusak lagi pula tak bagus’.

Pada kalimat-kalimat di atas akhiran – an melekat pada kata sifat, tetapi

bentuknya tetap kata sifat yang menyatakan ‘intensitas’ dengan arti ‘lebih’. Dalam

bahasa Indonesia bentuk komparasi atau perbandingan dinyatakan dengan kata

‘lebih’. Kalimat diatas jelas udah menyimpang, struktur bahasa Indonesia yang baku

adalah :

‘ Bajuku lebih bagus dari pada bajumu’

‘ Rumah itu terlalu besar, saya mencari yang lebih kecil.

‘ Jangan membeli barang yang murah, lekas rusak lagi pula tak bagus’.

Akhiran-an pada kalimat diatas melekat pada kata sifat, tetapi bentuknya tetap

kata sifat yang menyatakan ‘intensitas’ dengan arti ‘lebih’. Bentuk komparasi dalam

bahasa Indonesia dinyatakan dengan kata lebih.

Jadi struktur kalimat di atas seharusnya :

‘ Bajuku lebih bagus dari pada bajumu’

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 42: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

‘ Rumah ini terlalu besar, saya mencari yang lebih kecil’.

‘ Jangan membeli barang yang murah, lekas rusak lagi pula tak bagus’.

Akhiran-an.

Contoh :

‘ Sekolahan bubar pukul setengah dua’.

Akhiran-an pada kalimat di atas dipengaruhi bahasa Jawa dan Sunda. Dan

tak perlu dipaki lagi karena sudah diwakili bentuk sekolah. Jadi kalimatnya :

‘ Sekolah bubar pukul setengah dua’.

dan lain-lain.

Pemakean kata oleh pada kata kerja berawalan ter yang diikuti oleh objek

pelaku (pelengkap pelaku). Hubungan kata kerja dengan objek pelaku dieksplisitkan

dengan kata oleh. Tetapi belakangan ini pengaruh struktur bahasa daerah telah

mempengaruhi struktur kalimat yang eksplisit tadi.

Contoh :

‘ Keuku termakanya’.

‘ Mukaku tercium orang tua itu’.

Kalimat di atas terasa janggal dengan pengilangan kata oleh sebagai

pengeksplisitan pada kalimat itu.

Seharusnya struktur kalimat itu :

‘ Kueku termakam olehnya’.

‘ Mukaku tercium oleh orang tua itu’.

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 43: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

3.3. Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Kosa Kata

Bahasa daerah dan bahasa Indonesia hidup berdampingan dan akan selalu

saling mempengaruhi. Kedua bahasa itu akan selalu saling mempengaruhi. Kedua

bahasa itu akan mengadakan kontrak, yaitu kontak kebahasaan. Baik struktur maupun

kota katanya. Adanya bilingualisme yang menguasai bahasa secara tersendiri-sendiri,

tetapi ada juga yang kurang mampu bahasa ibu sering disusupkan pemakaiannya pada

bahasa itu atau sebaliknya.

Kata-kta dari bahasa itu bisa menggeser kedudukan kata yang sudah ada, atau

kata-katan bahasa-bahasa dan bahasa kedua sama-sama dipakai. Selama ada

hubungan antara pemakai bahasa yang berbeda yang sejalan dengan perkembangan

masyarakat pemakai bahasa itu selama itu pula terjadi kontrak yang menyebabkan

perubahan linguistik.

A.L. berpendapat bahwa meskipun ada kata atau telah adanya pengertian bagi

sesuatu kata, namun karena pengaruh sosial akan menjadi vakum sehingga perlu

adanya pengisian dengan kata atau istilah yang lebih tetap dalam nilai rasa pergaulan

dan sebagainya.

Selanjutnya A. Syukur Ibrahim, Machrus Syamsudin, (1982 : 173)

mengemukakan bahwa bahasa mengalami perubahan sebagai akibat adanya kontak

bahasa yang satu dengan yang lain. Istilah untuk perubahan bahasa semacam ini

disebut (borrowing) (pinjaman). Bahasa berubah melalui proses peminjaman kata

yang terjadi dalam dua tipe, adopsi sifat-sifat oleh para pemakai bahasa yang

merupakan bahasa kedua bagi mereka dengan konsekwensi timbulnya perubahan

bentuk struktural pada bahasa pinjamannya.

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 44: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

Akibat kontak bahasa bisa terjadi perubahan leksikal suatu bahasa, yang

berkaitan dengan perubahan semantik pada bentuk-bentuk leksikal, dengan

penambahan kata-kata baru kerena ada konsep baru, serta penggantian kata asli dalam

bahasa itu dengan kata pinjaman, an kadang-kadang sampai mengakibatkan

perubahan susunan vokabular secara keseluruhan.

Kontak bahasa yang dibawa oleh duibahasawan akan menyebabkan interferensi

positif dan interferensi negatip. Interferensi positif maksudnya unsur-unsur bahasa

yang meresap ke dalam bahasa kedua atau sebaliknya diterima oleh bahasa yang

dimasuki tanpa ada masalah (sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa yang berlaku), dan

interferensi negatip, bahasa peminjam melanggar kaidah-kaidah yang ada dalam

bahasa yang meminjam.

Nah, begitulah yang dialami bahasa Indonesia yang hidup berdampingan

dengan bahasa daerah. Bahasa Indonesia mempengaruhi bahasa daerah, dan bahasa

daerah juga mempengaruhi bahasa Indonesai. Masuknya kata-kata bahasa daerah ke

dalam bahasa Indonesia mengakibatkan terjadinya interferensi, yang bersifat positip

maupun negatip. Contoh interferensi yang bersifat positip : bisa (dapat),

belasungkawa (berkabung), blak-blakan (terus terang), ketrampilan (kecekatan),

memboyong (membawa pulang), menjajaki (mengukur dalamnya), menggarap

(mengerjakan), cicilan (angsuran), enteng (ringan), dan lain-lain.

Si penulis menyajikan beberapa kata yang berasal dari bahasa daerah, yang

diselipkan dwibahasawan ke dalam bahasa Indonesia sewaktu berbahasa Indonesia.

Masuknya bahasa ibu ke dalam bahasa kedua oleh dwibahasawan bermaksud mengisi

kevakuman yang dirasakan atau yang dialami penuturnya.

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 45: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

Contoh ‘ bandel’

‘ catet’

‘ embah’

‘ gelagepan’

‘ gendruwo’

‘ mbah’

‘ mbak’

‘ gua‘

‘ lu’, dll.

‘ Kami mencatat pelajaran’

‘ Embah lagi mandi ‘

‘ Dia sering gelagepan’

‘ Di sumur itu ada gendruwo’

‘ Mbah suka marah sekarang’

‘ Ke mana mbak pagi-pagi begini ‘

‘ Gua lagi bingung ‘

‘ Lu apain tu anak’

Kata-kata kunci di atas sering digunakan oleh Betawi sewaktu berbahasa

Indonesia, pemakaian kata-kata itu menyebabkan terjadinya interferensi. Seharusnya

kata-kata itu tak perlu digunakan, apabila pada situasi resmi, karena ada padanannya

dalam bahasa Indonesia yaitu :

‘ catat’

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 46: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

‘ nenek ‘

‘ hantu ‘

‘ nenek ‘

‘ kakak ‘

‘ saya’ atau ‘aku’

‘ kamu; atau ‘kau’ dll.

Contoh lain :

‘ kila ‘

‘mama’

‘ mami ‘

‘ silih ‘

‘ kam’

‘ mejuah-jauh’

‘ impal’

‘ ras’

‘ tulan’, dan lain-lain.

‘Panggil kilamu makan’

‘ Mama temanmu belanja ‘

‘ Harus sopan sama mami anakku’

‘ Silih! Kemana mama’?

‘ Kam jangan terlambat’

‘ Mejuah-juah kita semua’

‘ Calon suamimu itu impalmu sendiri’

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 47: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

‘ Andil ras kam harus segera berangkat’

‘ Berikan tulan itu pada anjing’. Dll

Penutur Karo juga sewaktu-waktu berbahasa Indonesia pada situasi resmi atau

situasi non resmi memasukkan kata-kata dari bahasa Karo dalam bahasa Indonesia,

mereka tidak menyadari telah terjadi interferensi.

Padahl kata di atas dalam bahasa Indonesia adalah :

‘ paman’

‘ paman’ (panggilan untuk saudara laki-laki ibu)

‘ bibi’ (panggilan untuk istri mama)

‘ ipar’ (panggilan untuk suami saudara perempuan)

‘kamu’

‘selamat’

‘panggilan untuk anak bibi’

‘dengan’

‘tulang’, dan lain-lain

Contoh lain :

‘ito’

‘butet’

‘ucok’

‘pariban’

‘nai’

‘amani’

‘tor-tor’

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 48: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

‘tambul’

‘sigale-gale’

‘jambar’, dan lain-lain.

Penutur Toba berbahasa Indonesia sering memasukkan kata-kata di atas dalam

bahasa Indonesia, yang menyebabkan penyimpangan.

‘ Ke mana ito nanti’

‘ Si butet menangis saja’

‘ Ke mana kau ucok’

‘ Kau harus kawin dengan paribanmu’

‘ Nai Padot sudah meninggal’

‘ Amani Jonggi semalam datang’

‘ Mari kita manortor’

‘ Apa tambulnya Lae’

‘ Sigale-gale itu tidak bisa manortor’

‘ Bapak menunggu jambar’

Padanan kata-kata di atas dalam bahasa Indonesia.

‘Panggilan untuk saudara (abang, adek)’

‘ Panggilan untuk saudara perempuan (kakak, adek)’

‘ Panggilan untuk saudara laki-laki (adek)’

‘ Pariban (panggilan untuk anak bibi)’

‘ ibu’

‘ bapa’

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 49: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

‘ tari’

‘ lahap ‘

‘ wayang’

‘ upah’, dan lain-lain.

Dari bahasa Sunda ;

Contoh :

‘ tiwas’

‘ akang’

‘ aki’

‘ aki-aki’

‘ awak’

‘ ayon’

‘ bale’

‘ dibatesan’

‘ birit ‘

‘ bojo’

‘ bulak – balik’

‘ buntut’

‘celong’

‘celaka’

‘dalem’

‘ gegabah’

‘ gusti’, dan lain-lain

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 50: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

‘Orang tua itu tiwas ditabrak mobil’

‘ Akang kemana saja, saya rindu’

‘ Aki Yanto sudah meninggal’

‘ Aki-aki itu jahat benar’

‘ Bersihkan lu punya awak tu’

‘ Dia ayon gede saya’

‘ Jangan duduk di bale, aki marah’

‘ Harus dibatesan agar tidak payah’

‘ Biritmu ! Tak ada tu’

‘ Dimana bojomu. Kog sendiri’

‘ Kenapa dia bolak-balik saja’

‘ Kasihkan sama dia buntut ayam itu’

‘ He! Kenapa mukamu celong?’

‘ Cilaka kita, dompet tertinggal di sungai’

‘ Jangan terlalu gegabah mengerjakan tugas’

‘ Ya Gusti! Kenapa harus begini?’

Padanan kata-kata di atas dalam bahasa Indonesia :

‘ tewas’

‘ abang’

‘ kakek’

‘ kakek-kakek’

‘badan’

‘musuh’

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 51: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

‘lantai’

‘dibatasi’

‘pantatmu’

‘pacar’

‘bolak-balik’

‘pantat’

‘sedih’

‘ celaka’

‘ gegabah’

‘ Tuhan’

Dari bahasa Melayu Palembang

Contoh :

‘kecil’

‘ tumo’

‘kebu’

‘dara’

‘buntut’

‘tetek’

‘tau’

‘bejalan’

‘ tegak’

‘ngomong’

‘puti’

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 52: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

‘itam’

‘dalem’

‘penu’

‘ayuk’

‘mamang’

‘nyai’

‘yai’

‘ ipi’

‘mara’

‘dak’

‘Kecik kali kakinya’

‘Itu. Ada tumo di kakimu’

‘Awas kebu Pak’

‘ Dari hidungnya keluar dara kental’

‘ Buntut kuda itu bagus’

‘ Tetek gadis itu besar sekali’.

‘ Tak taulah saya’

‘Bejalan terbungkuk-bungkuk’

‘Jangan hanya duduk, sesekali harus tegak’

‘Ngomong banyak, bekerja sedikit’

‘Gadis isi puti kali’

‘Itam bajunya’

‘Tak terasa hari berganti malem’

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 53: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

‘Embernya penu dengan air’

‘Ayuk ikut dengan saya’

‘Nyai sudah meninggal’

‘Yai sekarang berangkat ke Jawa’

‘ Ipi dipangil gadis itu’

‘Datok kerjanya mara saja’

‘Dak dikasih pergi, ibu sakit’, dan lain-lain.

Padanan kata-kata di atas dalam bahasa Indonesia :

‘kecil’

‘kutu’

‘kerbau’

‘darah’

‘ekor’

‘susu’

‘hati’

‘dengar’

‘ tahu’

‘ berjalan’

‘ berdiri’

‘bicara’

‘putih’

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 54: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

‘hitam’

‘malem’

‘penuh’

‘kakak’

‘saudara ayah’

‘nenek ayah’

‘nenek perempuan’

‘kakek’

‘marah’

‘tidak’ dan lain-lain

Masih banyak kata-kata dari bahasa daerah yang dimasukkan si penutur ke

dalam bahasa Indonesia baik pada situasi resmi maupun non resmi, yang

menimbulkan interferensi. Tetapi karena kekurangan pengetahuan si penulis dan

kekurangmampuannya hanya beberapa contohlah yang dapat disajikan dalam skripsi

ini.

Memang lambat laun bahasa daerah yang masuk ke dalam bahasa Indonesia

akan menjadi kosa kata Indonesia, semua tergantung pada masyarakat

pemakainya.

Perkembangan bahasa Indonesialah yang berhak menentukannya. Bahasa

adalah alat komunikasi masyarakat, jadi diterima atau tidaknya suatu bentukan atau

unsur baru masyarakat pemakai bahasa itu pulalah yang menentukan.

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 55: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas maka sebagai

kesimpulan adalah :

1. Bilingualisme adalah pemakaian dua bahasa individu atau sekelompok

masyarakat dan kedua bahasa itu digunakan secara bergantian

2. Identifikasi bahasa adalah pemberian padanan antara bahasa-bahasa

3. Interferensi adalah merupakan suatu penggunaan unsur-unsur dari suatu bahasa

ke dalam bahasa yang lain sewaktu berbicara atau menulis dalam bahasa lain.

4. Interferensi merupakan penerapan dua bahasa sistem secara serempak kepada

suatu unsur bahasa

5. Interferensi merupakan suatu penyimpangan dari norma-norma bahasa asing-

asing yang terdapat dalam tuturan dwibahasawan.

6. Interferensi merupakan pemakaian unsur dari suatu bahasa di dalam bahasa

yang lain dengan menyebabkan dislokasi struktur pada bahasa yang dipakai.

7. Interferensi merupakan pemasukan unsur atau struktur dari bahasa kedua ke

dalam bahasa pertama yang terdapat dalam tindak laku perorangan

8. Akibat terjadinya interferensi itu terjadilah tutup-menutupi bagian-bagian antara

bahasa-bahasa tersebut yaitu penggunaan dua sistem bahasa secara serempak

kepada suatu unsur bahasa.

50

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006

Page 56: INTERFERENSI BAHASA DAERAH TERHADAP - USU …library.usu.ac.id/download/fs/06007435.pdf · PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KARYA ILMIAH ... 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah

4.2. Saran

Bertitik tolak dari fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan alat

komunikasi yang resmi, maka alangkah perlunya ditingkatkan penyuluhannya, baik

bagi masyarakat yang tinggal di kota terutama masyarakat yang berdomisili di desa

atau di pedalaman. Pada saat penutur bahasa daerah mempergunakan bahasa

Indonesia banyak sekali kita jumpai kekacauan atau penyimpangan. Hal ini timbul

karena kurangnya penyuluhan bagi masyarakat desa mengenai gangguan bahasa

Indonesia baik bidang fonologi, morfologi, sintaksis, leksikal ataupun aspek tata

bahasa lainnya. Semua itu akan menimbulkann interferensi dalam penggunaan bahasa

kedua pada saat dwibahasawan tersebut berbahasa Indonesia.

Maka melalui karya ilmiah ini penulis menyarankan baik kepada para pakar

bahasa dan penciptanya, kepada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa agar

meningkatkan pembinaan dan penyuluhannya terhadap pemakaian bahasa baik yang

berdomisili di kota, terutama masyarakat yang tinggal di desa, karena sejauh

pengamatan penulis pemakai bahasa yang paling banyak menimbulkan inteferensi

adalah penutur bahasa daerah yang tinggal di desa yang selalu terbawa oleh kebiasaan

yang ada dalam bahasa ibunya.

Dan penulis menghimbau agar mahasiswa jurusan bahasa Indonesia, serta

para orang-orang yang berpengaruh dalam masyarakat jadi contoh dan tauladan

dalam berbahasa Indonesia.

Melalui karya ilmiah ini penulis menghimbau agar semua dwibahasawan

memperhatikan norma-norma dalam bahasa kedua pada saat penggunaannya.

Irwan : Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, 2006 USU Repository © 2006