5
INSIDENSI a. Insiden Rate Adalah jumlah seluruh kasus baru pada suatu populasi pada suatu saat / periode waktu tertentu. Insiden rate = Jumlah seluruh kasus baru dalam populasi pada waktu tertentu Jumlah population at risk pada periode waktu yang sama. Setiap individu dlm denominator tidak diobservasi secara penuh dalam periode waktu yang ditentukan. Masing-masing individu mempunyai lama periode observasi yang berbeda b. Insiden Kumulatif Adalah suatu ukuran tentang kejadian penyakit /ukuran status kesehatan yang lebih sederhana. Insidens Kumulatif = Jumlah kasus dalam periode waktu tertentu. Jumlah population at risk pada awal periode pengamatan. Setiap individu dlm denominator di follow up sampai akhir periode Population At Risk. Bagian dari populasi yang memiliki risiko untuk terjadinya suatu penyakit.

INSIDENSI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INSIDENSI

INSIDENSI

a. Insiden Rate

Adalah jumlah seluruh kasus baru pada suatu populasi pada suatu saat /

periode waktu tertentu.

Insiden rate = Jumlah seluruh kasus baru dalam populasi pada waktu tertentu

Jumlah population at risk pada periode waktu yang sama.

Setiap individu dlm denominator tidak diobservasi secara penuh dalam

periode waktu yang ditentukan.

Masing-masing individu mempunyai lama periode observasi yang berbeda 

b. Insiden Kumulatif

Adalah suatu ukuran tentang kejadian penyakit /ukuran status kesehatan yang

lebih sederhana.

Insidens Kumulatif = Jumlah kasus dalam periode waktu tertentu.

Jumlah population at risk pada awal periode pengamatan.

Setiap individu dlm denominator di follow up sampai akhir periode

Population At Risk.

Bagian dari populasi yang memiliki risiko untuk terjadinya suatu penyakit.

Contoh : 

Dampak penggunaan kontrasepsi oral Populasi at risk adalah wanita usia

subur yang telah menikah.

Ca paru Pop at risk adalah orang-orang merokok. 

c. Attack Rate

Biasanya dinyatakan dengan persen dan dipergunakan dalam jumlah populasi

yang relatif sedikit dan waktu yang relatif singkat.

Contoh :

Keadaan wabah dan keracunan makanan.

attack rate = Jumlah kasus sekunder selama epidemic Population at risk

Manfaat :

Page 2: INSIDENSI

1. Untuk mengetahui kecepatan dan jangkauan penyebaran suatu peny di

suatu wil pd suatu wabah.

2. Untuk menget keberhasilan upaya pencegahan dan penaggulangan wabah.

PREVALENSI

Prevalens rate mengukur jumlah orang dikalangan penduduk yang menderita

suatu penyakit pada satu titik waktu tertentu.

Prevalens Rate = jumlah kasus penyakit yang ada pada suatu titik waktu jumlah

penduduk seluruhnya.

a. Point Prevalens

Yaitu : prevalensi penyakit pada suatu titik waktu tertentu

b. Period Prevalens

Yaitu : berapa banyak individu yang pernah kena penyekit selama periode

waktu pengamatan.

kasus : kasus baru dan kasus kambuh/relaps selama periode observasi.

Masalah metodologis yang terkait dengan estimasi morbiditas.

1. Numerator.

a. Variabilitas dalam mendefinisikan penyakit

Tingkatan sakit

Diagnosis

b. Variabilitas metode pengumpulan data.

Data sekunder (MR, laporan penyakit)

Data primer (wawancara, pemeriksaan langsung)

2. Denominator

a. Pendefinisian populasi beresiko

b. penghitungan populasi

Beberapa keterbatasan data rumah sakit

Page 3: INSIDENSI

a. MR di rumah sakit tidak dirancang untuk penelitian tertentu, sehingga catatan

tersebut mungkin tidak lengkap, hilang, dan bervariasi dalam hal kuantitas

diagnostic.

b. Populasi beresiko umumnya tidak terdefinisikan.

Sumber – sumber kekeliruan wawancara :

1. Orang yang berpenyakit mungkin tidak mempunyai gejala dan mungkin

tidak sadar bahwa dia sakit.

2. Orang yang berpenyakit mungkin punya gejala penyakit akan tetapi tidak

mempunyai perhatian medis, sehingga tidak tahu nama penyakitnya

tersebut.

3. Orang yang berpenyakit mungkin punya perhatian medis, tetapi tidak

terdiagnosa atau dia salah mengerti.

4. Responden mungkin tidak bisa mengingat dengan baik episode penykitnya

atau peristiwa dan pemaparan yang mungkin terkait dengan penyakit.

5. Responden mungkin memberikan informasi tetapi pewawancara mungkin

tidak mencatatnya atau salah mencatat.

6. Pewawancara mungkin tidak menanyakan pertanyaan yang seharusnya

ditanyakan atau salah menanyakan.

7. Bias seleksi.