12
MODUL SPONDILOLISTESIS 1. Definisi Spondilolistesis adalah perpindahan relatif ke arah anterior atau posterior satu vertebra terhadap yang lain. 2. Waktu TAHAP I TAHAP II TAHAP III S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 PROGRAM MAGISTER ( Beban dihitung dengan SKS ) >=40SKS Program Magister Tesis Program Profesi Bedah Pogram Bedah Dasar Program Bedah Saraf PROGRAM KEPROFESIAN( Beban dihitung berdasarkan Kompetensi ) GOLONGAN PENYAKIT & KONGENITAL ICD 10 - Bab XVII KRANIAL SPINAL INEKSI ICD 10 - Bab I NEOPLASMA ICD 10 - Bab II Kranium Supratentorial Infratentorial Spinal Saraf Tepi TRAUMA ICD 10 - Bab XIX Kranial Spinal Saraf Tepi DEGENERASI ICD 10 - Bab VI & XIII Spinal Saraf Tepi VASKULER ICD 10 - Bab IX Intrakranial Spinal FUNGSIONAL ICD 10 - Bab VI & XXI Pendidikan spesialisasi bedah saraf terdiri dari 3 tahap, yaitu : 1. Tahap Pengayaan (tahap I): a. Lama pendidikan 2 semester, yaitu semester 4 s/d 5. Peserta didik diberi ilmu-ilmu dasar maupun bedah saraf dasar. Dalam tahap ini dapat dipergunakan untuk mengambil program magister. b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen I, yaitu di akhir masa pendidikan tahap I residen baru mencapai Kompetensi tingkat I. Residen sudah harus mengenal kelainan bedah saraf, khususnya semua jenis trauma dan 10 jenis kasus penyakit terbanyak. 2. Tahap Magang (tahap II) :

MODUL SPONDILOLISTESIS - · PDF file1. Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dan sitogenesis penyakit spondilolistesis. 2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf

  • Upload
    vudiep

  • View
    254

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODUL SPONDILOLISTESIS - · PDF file1. Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dan sitogenesis penyakit spondilolistesis. 2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf

MODULSPONDILOLISTESIS

1. DefinisiSpondilolistesis adalah perpindahan relatif ke arah anterior atau posterior satuvertebra terhadap yang lain.

2. WaktuTAHAP I TAHAP II TAHAP III

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11PROGRAM MAGISTER ( Beban dihitung dengan SKS)

>=40SKSProgram MagisterNeurologiTesisProgram Profesi BedahSarafPogram Bedah Dasar

Program Bedah SarafDasarPROGRAM KEPROFESIAN( Beban dihitung berdasarkan Kompetensi )

GOLONGAN PENYAKIT &LOKALISASIKONGENITAL

ICD 10 - Bab XVIIKRANIAL

SPINALINEKSI

ICD 10 - Bab I

NEOPLASMAICD 10 - Bab II

Kranium

Supratentorial

Infratentorial

SpinalSaraf Tepi

TRAUMAICD 10 - Bab XIX

Kranial

SpinalSaraf Tepi

DEGENERASIICD 10 - Bab VI & XIII

SpinalSaraf Tepi

VASKULERICD 10 - Bab IX

IntrakranialSpinal

FUNGSIONALICD 10 - Bab VI & XXI

Pendidikan spesialisasi bedah saraf terdiri dari 3 tahap, yaitu :1. Tahap Pengayaan (tahap I):

a. Lama pendidikan 2 semester, yaitu semester 4 s/d 5. Peserta didik diberiilmu-ilmu dasar maupun bedah saraf dasar. Dalam tahap ini dapatdipergunakan untuk mengambil program magister.

b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen I, yaitu di akhir masapendidikan tahap I residen baru mencapai Kompetensi tingkat I. Residensudah harus mengenal kelainan bedah saraf, khususnya semua jenistrauma dan 10 jenis kasus penyakit terbanyak.

2. Tahap Magang (tahap II) :

Page 2: MODUL SPONDILOLISTESIS - · PDF file1. Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dan sitogenesis penyakit spondilolistesis. 2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf

a. Lama pendidikan 4 semester, yaitu dari semester 6 s/d 9. Peserta didikmulai dilatih melakukan tindakan bedah saraf.

b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen II, yaitu di ahir masapendidikan tahap II residen telah mencapai Kompetensi tingkat II.Residen sudah harus mampu menangani secara mandiri kasus-kasusgawat darurat bedah saraf, serta mampu mengenal dan merujuk denganbenar kasus-kasus bedah saraf non-emergensi. Minimal 3 operasi.

3. Tahap Mandiri (tahap III) :a. Lama pendidikan 2semester, yaitu dari semester 10 s/d 11. Peserta didik

menyelesaikan pendidikan sampai kompetensi bedah saraf dasar.b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen III, yaitu di ahir masa

pendidikan tahap III residen telah mencapai kompetensi tingkat III.Residen sudah harus mampu menangani kasus gawat darurat bedahsaraf maupun kasus-kasus bedah saraf yang tergolong kompetensibedah saraf dasar. Minimal 1 operasi.

Kompetensi bedah saraf dasar :1. Semua jenis penyakit yang diajarkan dalam masa pendidikan sampai

mencapai tingkat mandiri (residen boleh mengerjakan operasi sendiri,dengan tetap dalam pengawasan konsulen)

2. Tehnik operasi yang diajarkan sebagai target ahir pendidikan adalahterbatas pada tindakan operasi konvensional yang termasuk dalam IndeksKesulitan 1 dan 2; tehnik operasi sulit yang membutuhkan kemampuanmotoris lebih tinggi dan/ataupun membutuhkan alat-alat operasi canggih,termasuk dalam Indeks Kesulitan 3 dan 4, diajarkan hanya maksimal sampaitingkat magang. Tindakan operasi dalam kelompok ini merupakan kelanjutanpendidikan yang masuk dalam CPD.

JENIS PENYAKIT ICD10

TAHAP I TAHAP II TAHAP III IK

1IK2

IK3

IK4

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 G M G M G PDegeneratif . . .

Spinal . . .

Degenerasi diskus intervertebral M 51 . . .

Lumbal M51.9 5 5Servikal M 50.9 . . . 4

Spondilolistesis 3 1Kanal Stenosis 2 3

Saraf Perifer . . .

Entrapment syndrome 2 3KETERANGAN

Tingkat Pengayaan, dalam periode ini Tingkat Kognitif harus dapat mencapai 6 (K6)Tingkap Magang, dalam periode ini disamping K6, Psikhomotor harus mencapai 2 (P2) dan Afektif mencapai 3(A3)Tingkat Mandiri semua Kategori Bloom harus mencapai maksimal, K6, P5, A5

S : Semester G : Magang M : Mandiri K : Kognitif : A : Afektif P : Psikhomotor

3. Tujuan UmumSetelah menyelesaikan modul spondilolistesis peserta didik diharapkan mampumengenali penyakit spondilolistesis, mampu mengobati penyakit spondilolistesisyang diajarkan sampai level mandiri serta mampu mengatasi kegawatan akutpenyakit spondilolistesis.

4. Tujuan Khusus

Page 3: MODUL SPONDILOLISTESIS - · PDF file1. Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dan sitogenesis penyakit spondilolistesis. 2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf

1. Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dan sitogenesis penyakitspondilolistesis.

2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf danpembungkusnya.

3. Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan(neuroradiologi, patologi dan patofisiologi dalam menegakkan penyakitspondilolistesis).

4. Mengetahui pengobatan berbagai jenis penyakit spondilolistesis.5. Mampu menentukan perubahan neurofisiologi karena

penyakitspondilolistesis.6. Mampu menentukan lokasi penyakit spondilolistesis.7. Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan

diagnosa penyakit spondilolistesis.8. Mampu mengetahui diagnosa banding penyakit spondilolistesis.9. Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam

menegakkan penyakit spondilolistesis).10. Mampu melakukan pengobatan medikamentosa penyakit spondilolistesis.11. Mampu melakukan tindakan operasi pada penyakit spondilolistesis.12. Mampu mengatasi tindakan pertolongan pertama pada spondilolistesis.13. Mengenali penyulit tindakan bedah pada penyakit spondilolistesis.14. Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan.

5. Strategi dan Metoda Pembelajaran

a Pengajaran dan kuliah pengantar kuliah tatap muka 50 menit

b Tinjauan pustaka

Presentasi ilmu dasar 1x telaah kepustakaan

Presentasi kasus 1x

b Diskusi kelompok 2x50 menit, Diskusi menyangkutdiagnosis, operasi dan penyulit

d Bedside teaching 6x ronde ruangan

e Bimbingan operasi

Operasi magang Minimal 3 kasus untuk selanjutnyainstruksi/evaluasi post operasi

Operasi mandiriMinimal 1 kasus sebelum dapatmaju ke ujian kompetensi akhirtingkat nasional

6. Persiapan Sesi1. Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam

mencapai kompetensi, mencakup:a. Insidensi, patogenesis, dan sitogenesis penyakit spondilolistesis.b. Neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan pembungkusnya.c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan

(neuroradiologi, patologi dan patofisiologi dalam menegakkan penyakitspondilolistesis).

d. Pengobatan berbagai jenis penyakit spondilolistesis.e. Perubahan neurofisiologi karena penyakit spondilolistesis.

Page 4: MODUL SPONDILOLISTESIS - · PDF file1. Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dan sitogenesis penyakit spondilolistesis. 2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf

f. Lokasi penyakit spondilolistesis.g. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosa penyakit

spondilolistesis.h. Diagnosa banding penyakit spondilolistesis.i. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan penyakit

spondilolistesis.j. Pengobatan medikamentosa penyakit spondilolistesis.k. Tindakan operasi pada penyakit spondilolistesis.l. Tindakan pertolongan pertama pada penyakit spondilolistesis.m. Penyulit tindakan bedah pada penyakit spondilolistesis.n. Tindak lanjut yang diperlukan

2. Audio visual3. Lampu baca x ray

7. Referensi1. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo M, et

all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed. 20042. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed. 19963. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mosby.

19944. Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994

8. Kompetensi

Jenis KompetensiTingkat

KompetensiK P A

a.

Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dansitogenesis penyakit spondilolistesis. 6

bMengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologisusunan sarafdan pembungkusnya. 6

cMengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupunpemeriksaan tambahan (neuroradiologi, patologi danpatofisiologi dalam menegakkan penyakit spondilolistesis.

6

d Mengetahui pengobatan berbagai jenis penyakitspondilolistesis. 6

e Mampu menentukan perubahan neurofisiologi karenapenyakit spondilolistesis. 6 5 5

f Mampu menentukan lokasi penyakit spondilolistesis. 6 5 5

g Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untukmenegakkan diagnosa penyakit spondilolistesis. 6 5 5

h Mampu mengetahui diagnosa banding penyakitspondilolistesis. 6 5 5

Page 5: MODUL SPONDILOLISTESIS - · PDF file1. Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dan sitogenesis penyakit spondilolistesis. 2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf

i Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi)dalam menegakkan penyakit spondilolistesis. 6 5 5

j Mampu melakukan pengobatan medikamentosa penyakitspondilolistesis. 6 5 5

k Mampu melakukan tindakan operasi pada penyakitspondilolistesis. 6 5 5

l Mampu mengatasi tindakan pertolongan pertama padapenyakit spondilolistesis. 6 5 5

m Mengenali penyulit tindakan bedah pada penyakitspondilolistesis. 6 5 5

n Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan 6 5 5

9. Gambaran UmumSpondilolistesis adalah perpindahan relatif ke arah anterior atau posterior satuvertebra terhadap yang lain. Gejala dan tanda dapat berupa lordosis (swayback),nyeri di punggung bawah, paha dan pantat, kekakuan, ketegangan otot, dan nyeridi daerah yang terkena.Tekanan pada akar saraf dapat menyebabkan perubahansensasi dan rasa sakit menjalar ke kaki.Tatalaksana biasanya cukup denganterapi fisik. Bila diperlukan dapat disokong dengan alat back braces dan ortotik.Pembedahan merupakan jalan terakhir.

10. Contoh Kasus

11. Tujuan PembelajaranProses, materi dan metoda pembelajaran yang telah disiapkan bertujuan untukalih pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang terkait dengan pencapaiankompetensi dan keterampilan yang diperlukan dalam mengenali danmenatalaksana kelainan spondilolistesis.

12. Metoda• Metoda Pembelajaran

1. Tinjauan Pustaka2. Diskusi Kelompok3. Bed side teaching4. Tindakan Operasi Mandiri

a. Peserta didik harus erlebih dahulu melakukan asistensi operasi(magang) sampai mencapai jumlah yang ditentukan, dan kemudianmelakukan instruksi pada spesialis pembimbing. Setelah dinyatakanlulus instruksi, baru diijinkan melakukan operasi mandiri.

b. Operasi mandiri oleh asisten harus selalu ada spesialis supervisoryang akan menilai keseluruhan aspek yang harus dilakukan olehasisten terhadap pasien secara mandiri.

c. Residen yang memiliki level tertinggi dalam suatu operasi harusmembuat laporan operasi dengan berpedoman pada daftar tilik,

Page 6: MODUL SPONDILOLISTESIS - · PDF file1. Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dan sitogenesis penyakit spondilolistesis. 2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf

selanjutnya konsulen/supervisor operasi ini akan memeriksa laporanoperasi sesuai daftar tilik dan memberi nilai berdasarkan kelengkapanyang ditetapkan daam daftar tilik.

• Metoda Diagnostik1. Pemeriksaan klinis neurologik2. Alat bantu diagnostik

a. Pemeriksaan X ray,b. EMG / EEGc. Alat neuroradiologi lain : CT Scan, MRI

3. Metoda diagnostik yang diajarkan mencakup metode diagnostikkonvensional sesuai ketersediaannya di daerah perifer, tidak semata-mata berorientasi pada alat-alat dianostik canggih.

13. RangkumanSpondilolistesis adalah perpindahan relatif ke arah anterior atau posterior satuvertebra terhadap yang lain. Gejala dan tanda dapat berupa lordosis(swayback), nyeri di punggung bawah, paha dan pantat, kekakuan, keteganganotot, dan nyeri di daerah yang terkena.Tekanan pada akar saraf dapatmenyebabkan perubahan sensasi dan rasa sakit menjalar ke kaki.Tatalaksanabiasanya cukup dengan terapi fisik. Bila diperlukan dapat disokong dengan alatback braces dan ortotik. Pembedahan merupakan jalan terakhir.

14. Evaluasi• Organisasi Evaluasi

1. Evaluasi dilaksanakan di IPDS Bedah Saraf2. Evaluasi dilakukan minimal oleh Pembimbing di IPDS Bedah Saraf3. Evaluasi untuk peserta PPDS Bedah Saraf dilakukan sbb

a. Untuk penguasaan ilmu dasar (pengayaan) dilakukan pada ahir setiapsemester

b. Kemampuan menegakkan diagnosac. Untuk penguasaan kasus dan teknis operasi dilakukan pada setiap

akan dilakukan tindakan / operasi.4. Untuk dokter spesialis bedah lain yang akan mengambil modul-modul

bedah saraf tertentu untuk kepentingan penigkatan kompetensi dalamprogram CPD, waktu disesuaikan pada kodisi yang ada dari modul ini,dengan evaluasi dan tahap penguasaan materi yang dievaluasi samaketentuan yang berlaku.

• Tahap Evaluasi5. Evaluasi tahap pengayaan dilakukan setelah peseta didik menyelesaikan

aspek kognitif di tahap pengayaan.6. Evaluasi tahap magang dilakukan setelah peserta didik melakukan

sejumlah tindakan operasi Sebagai Asisten I sebagai prasyarat evaluasisesuai dengan jenis penyakit pada submodul

7. Evaluasi tahap mandiri dilakukan setelah peserta didik melakukansejumlah tindakan operasi mandiri sebagai prasyarat evaluasi sesuaidengan jenis penyakit pada submodul

• Metode dan Materi Evaluasi1. Ujian Tulis dan Lisan2. Kemampuan menegakkan diagnosa di poliklinik maupun ruang rawat3. Penilaian kemampuan melakukan tindakan4. Penilaian kemampuan penanganan penderita secara menyeluruh

Page 7: MODUL SPONDILOLISTESIS - · PDF file1. Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dan sitogenesis penyakit spondilolistesis. 2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf

• Hasil Penilaian IPDS1. Penyelesaian modul harus dapat dicapai dalam kurun waktu yang telah

ditetapkan2. Penilaian disesuaikan dengan kompetensi akhir yang harus dicapai pada

setiap sub modul ( pengayaan, magang, mandiri )3. Kegagalan dalam 1 aspek harus diulang dalam masa selama stase di

Bagian/Departemen Badah Saraf.

15. Instrumen PenilaianInstrumen penilaian dari setiap kegiatan berupa evaluasi yang dilakukan pada

setiap tahap pendidikan, intrumen yang dipakai adalah :

16. Penuntun Belajar1. Kisi-kisi materi dan buku referensi2. Kisi-kisi materi kelainan spondilolistesis. :

a. Insidensi, patogenesis, dan sitogenesis penyakit spondilolistesis.b. Neuroanatomi, dan neurofisiologisusunan saraf dan pembungkusnya.c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan

(neuroradiologi, patologi dan patofisiologi dalam menegakkan penyakitspondilolistesis).

d. Pengobatan berbagai jenis penyakit spondilolistesis.e. Perubahan neurofisiologi karena penyakit spondilolistesis.f. Lokasi penyakit spondilolistesis.g. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosa penyakit

spondilolistesis.h. Diagnosa banding penyakit spondilolistesis.i. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan penyakit

spondilolistesis.j. Pengobatan medikamentosa penyakit spondilolistesis.k. Tindakan operasi pada penyakit spondilolistesis.l. Tindakan pertolongan pertama pada penyakit spondilolistesis.m. Penyulit tindakan bedah pada penyakit spondilolistesis.n. Tindak lanjut yang diperlukan

17. Daftar Tilik

RINCIAN DAFTAR TILIKADA

TA TL L

1 Kemampuan Inform Concent Instruksi & Bimbingan

2 Penilaian Ilmiah

a. Teori & Penyakit Diskusi dan Ujian

b. Instrument & Penyakit Diskusi dan Ujian

3 Penilaian Kecakapan Poliklinik, Bedside teaching & KamarOperasi

4 Penilaian Rehabilitasi

Page 8: MODUL SPONDILOLISTESIS - · PDF file1. Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dan sitogenesis penyakit spondilolistesis. 2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf

Menentukan indikasi bedah saraf (pliklinik)1 Uraian tentang keluhan / gejala utama

2 Cara datang (sendiri / rujukan)

3 Kelengkapan riwayat penyakit

* Alasan pertama kali (bila pernah berobat) dan sekarangmembawa ke dokter

* Pengobatan dan tindakan yang pernah diberikan(tempat,waktu, oleh, siapa), serta hasilnya

4 Deskripsi keadaan kulit

* Daerah yang akan dioperasi

* Bekas luka operasi (bila pernah operasi)dan lokalisasi

5 Deskripsi kelainan saraf yang dijumpai

6 Pemeriksaan penunjang

* X-Ray, CT scan, MRI

* Laboratorium darah

7 Hasil konsultasi persiapan operasi

8 Catatan status gizi

9 Obat-obatan yang masih diberikan

10 Inform consent

* Kelainan yang dijumpai

* Apa yang dilakukan, lama perawatan, biaya yang dibutuhkan

* Peraturan rumah sakit untuk pasien maupun keluarga /penunggu

* Prognose penyakit dan apa yang perlu dilakukan setelahpulang

11 Surat pengantar rawat inap

* Lampiran daftar tilik

* Instruksi untuk perawat

* Nama konsulen dan asisten

Admission1 Kelengkapan administrasi

2 Kelengkapan dokumen sesuai daftar tilik poliklinik

* Status poliklinik

* Hasil pemeriksaan neuroradiologi

* Hasil pemeriksaan laboratorium

* Hasil konsultasi persiapan operasi

3 Buat status Medical Record

Page 9: MODUL SPONDILOLISTESIS - · PDF file1. Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dan sitogenesis penyakit spondilolistesis. 2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf

4 Cek ulang hasil pemeriksaan di poliklinik

* Riwayat penyakit

* Deskripsi keadaan kulit

* Hasil pemeriksaan klinis neurologis

* Status gizi

5 Buat rencana perawatan

* Instruksi perawatan dan pengobatan

Persiapan Operasi1 Assesment rencana tindakan, operator dan asisten

2 Persiapan alat

3 Konsul toleransi operasi

4 Buat daftar operasi

Pra Bedah1 Konsul anestesi

2 Asisten lapor pada operator

3 Persiapan menjelang operasi

* Pasang infus

* Cuci daerah yang akan dioperasi dengan sabun

* Puasa

* Klisma menjelang ke kamar operasi

* Cek kelengkapan status

* Cek dokumen pendukung

Kamar operasi1 Dokumen yang disertakan bersama pasien

2 Keadaan pasien

* Terpasang infus

* Persiapan pasien

3 Dilakukan narkose umum

4 Dipasang kateter

5 Posisi pasien diatur sesuai standar

6 Dipasang blanket pemanas

7 Persiapan daerah operasi

* Cuci ulang dengan sabun

* Dibuat marking

* Tindakan a/antiseptik

* Dilakukan penyuntikan anestesi lokal

Page 10: MODUL SPONDILOLISTESIS - · PDF file1. Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dan sitogenesis penyakit spondilolistesis. 2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf

8 Persiapan alat

Tindakan operasi1 Pemasangan neuronavigasi

2 Insisi mediana menembus kutis subkutis

3 Otot-otot paravertebra dissiihkan

4 Dengan jarum steril ditusukkan ke ligamentum interspinosum

5 C-arm intraoperatif

6 Setelah letak kelainan dipastikan, operasi dilanjutkan

7 Dilakukan laminektomi sesuai dengan level kelainan

8 Dilakukan flavektomi dan disektomi secara mikrospkopis

9 Luka operasi ditutup lapis demi lapis

10 Dressing luka

11 Jumlah perdarahan tercatat

12 Jumlah urin tercatat

13 Jumlah kasa yang dipakai tercatat

14 Jumlah dan jenis instrumen sesuai prosedur dicatat

15 Keadaan pasien pasca bedah dievaluasi

Pasca Bedah1 Dokumentasi

* Status dan hasil pemeriksaan penunjang dari OK diterimalengkap

* Laporan operasi

* Laporan anestesi

2 Catatan perawatan

* Pemantauan luka operasi

* Pemantauan efek samping

* Pemantauan KU rutin

* Catatan pengobatan

Pemulangan1 Catatan keadaan pasien

2 Inform consent pada yang merawat

3 Jadwal kontrol dan konsultasi

4 Kelengkapan status dan diagnosa

5 Catatan administrasi & keuangan

18. Materi Baku

Page 11: MODUL SPONDILOLISTESIS - · PDF file1. Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dan sitogenesis penyakit spondilolistesis. 2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf

DefinisiSpondilolistesis adalah perpindahan relatif ke arah anterior atau posterior satuvertebra terhadap yang lain. Spondilolistesis dapat terjadi congenital atau didapat.

EpidemiologiSpondillistesis degeneratif biasanya dialami oleh lanjut usia dan jarangmengenai usia dibawah 40 tahun. Kelainan ini biasanya mengenai perempuan5 kali lebih banyak dibandingkan laki-laki.

Faktor resikoFactor resiko terjadinya spondilolistesis antara lain anatomi tulang belakang,hormonal dan kehamilan.

Gejala klinikGejala klinis yang dapat ditimbulkan akibat spondilolistesis hampir samadengan stenosis spinal. Kelainan ini dapat bersifat asimtomatik atausimtomatik dengan gejala utama adalah low back pain atau leg pain. Nyeri iniakan memberat jika bahu diekstensikan.

Nyeri tungkai/ leg pain dapat bersifat radikuler atau nyeri rujuk dengan polaklaudikasio yang disebut dengan neurogenik klaudikasio yang harusdibedakan dari klaudikasio vascular.

DiagnosisDiagnosis dapat ditegakan dengan pemeriksaan klinis dan penunjang.Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah radiologi berupa fotopolos, CT Scan atau MRI spinal.

TatalaksanaTatalaksana spondilolistesis adalah dengan follow up jangka panjang jikabelum menimbulkan gejala. Jika sudah menimbulkan gejala dapat dilakukandekompresi dengan atau tanpa fusi.

Page 12: MODUL SPONDILOLISTESIS - · PDF file1. Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dan sitogenesis penyakit spondilolistesis. 2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf

19. Algoritme

20. Kepustakaan1. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo M, et

all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed. 20042. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed. 19963. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mosby.

19944. Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994

21. PresentasiMateri presentasi disesuaikan dengan penyakit spondilolistesis.

22. ModelModel pembelajaran bisa menggunakan diseksi kadaver.