NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kelompok reseptor kedua terdiri dari reseptor yang terletak pada jaringan tubuh yang lebih dalam : pada otot, tendon, fasia dan sendi. Reseptor otot terdiri dari beberapa jenis yang paling penting adalah gelendong otot, yanng bereaksi terhadap regangan pasif dari otot dan bertanggung jawab terhadap refleks regangan atau miotaktik. Gelendong itu sangat tipis, dibungkus oleh selapis jaringan ikat dan terletak diantara serat otot lurik dan otot rangka.

Citation preview

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    1/41

    BAB I

    EMBRIOLOGI

    Peristiwa paling khas dalam minggu ketiga adalah gastrulasi, yaitu proses yang

    membentuk ketiga lapisan germinal pada embrio. Gastrulasi mulai dengan pembentukan

    primitive streak (garis primitif) pada permukaan epiblas. Mula-mula batas garis ini samar-

    samar, tetapi pada mudigah 15 sampai 1 hari, garis ini !elas terlihat sebagai alur sempit

    dengan sedikit daerah penon!olan pada kedua tepinya. "!ung kepala garis ini yang dikenal

    sebagai primitive node (nodus primitif), berupa daerah yang sedikit meninggi di sekeliling

    primitive pit (lubang primitif). Pada potongan melintang melalui daerah sulkus primitif

    (primitive groove), tampak bahwa sel-selnya berbentuk seperti botol dan bahwa mun#ul

    sebuah lapisan sel baru di antara epiblas dan hipoblas. $el-sel epiblas berpindah mengikutialur arah garis primiti%e untuk membentuk mesoderm dan entoderm intraembrional.

    $etelah tiba di daerah garis tersebut, sel-sel ini men!adi berbentuk seperti botol,

    memisahkan diri dari epiblas, dan menyisip di bawahnya.

    Pergerakan masuk ke dalam ini dikenal sebagai in%aginasi. &egitu sel telah

    terin%aginasi, sebagian menempatkan diri di antara epiblas dan endoderm yang baru sa!a

    terbentuk untuk membentuk mesoderm. $el-sel yang tetap berada di epiblas kemudian

    membentuk ektoderm. 'engan demikian epiblas, walaupun ter!adi proses gastrulasi,

    merupakan sumber dan semua lapisan germinal pada embrio (yaitu, ektoderm, mesoderm,

    dan endoderm) arena semakin banyak sel yang menyusup masuk di antara lapisan

    epiblas dan hipoblas, maka mereka mulai menyebar ke arah lateral dan ke arah kepala.

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    2/41

    Gambar. . Gambar skematik sisi dorsal #akram mudigah berumur 1 hari, yang menun!ukkan

    pergerakan sel-sel epiblas permukaan (garis-garis hitam pekat) melalui elalui garis dan nodus

    primitif dan kemudian migrasi se l di antara hipoblas dan ep ib la s (garis putus-putus) .

    &. Potongan meiintang melalui daerah kranial garis primitif pada 15 hari, yang

    memperlihatkan in%aginasi sel epiblas. "ntuk bergerak masuk sel-sel pertama menggeser

    hipoblas untuk membentuk endoderm definitif. &egitu endoderm definitif terbentu, gerak

    masuk epiblas membentuk mesoderm.

    Pembentukan *otokord

    $el-sel prenotokord yang men!alani in%aginasi di lubang primitif, bergerak ma!u

    menu!u ke arah kepala sampai men#apai lempeng prekordal. $el-sel prenotokord ini terkumpul

    di dalam hipoblas, sehingga dalam waktu singkat, garis di tengah-tengah embrio terdiri dari dua

    lapisan sel yang membentuk lempeng notokord. arena hipoblas tersebut digantikan oleh

    sel-sel endoderm yang bergerak masuk pada sulkus primitif, sel-sel pada lempeng

    no tokord berproliferasi dan lepas dari endoderm. emudian mereka membentuk tali sel

    yang padat, notokord definitif, yang berada di bawah tuba neuralis dan men!adi dasar bagi

    kerangka sumbu badan. arena peman!angan notokord merupakan suatu proses yang

    dinamik, u!ung kranial terbentuk pertama kali, dan daerah kaudal ditambahkan karena garis

    primitif berada pada posisi yang lebih kaudal.

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    3/41

    Gambar . Gambar potongan sagital melalui embrio 1+ hari. &agian paling kranial dari

    notokord definitif sudah terbentuk di dekat lempeng prekordal, sedangkan sel-sel prenotokord

    untuk daerah ini diletakkan di dalam endoderm sebagai lempeng notokord.

    *otokord dan sel-sel prenotokord meluas ke arah kranial menu!u lempeng prekordal

    (bakal membran bukofaringealis) dan ke arah kaudal menu!u ke lubang primitif. Pada titik di

    mana lubang tersebut membentuk suatu lekukan pada epiblas, sebuah saluran ke#il, saluran

    neurenterik, untuk sementara waktu berhubungan dengan rongga amnion dan rongga

    kantung kuning telur.

    Pertumbuhan akram Mudigah

    akram mudigah, yang mula-mula rata dan bundar, berangsur-angsur meman!ang

    dengan u!ung kepala lebar dan u!ung kaudal sempit. Perluasan #akram mudigah terutama

    ter!adi di.daerah kepala daerah garis primitif kurang lebih tetap sama besarnya. Pertumbuhan

    dan peman!angan bagian kepala #akram tersebut disebabkan oleh migrasi sel yang terus-menerus

    dari daerah garis primitif menu!u ke arah kepala. n%aginasi sel-sel permukaan di garis primitif

    dan kemudian perpindahannya ke depan dan lateral tersebut berlangsung terus hingga akhir

    minggu keempat. Pada tingkat ini, garis primitif menun!ukkan perubahan-perubahan regresif,

    dengan #epat menyusut, dan segera menghilang. &ahwa u!ung kaudal #akram terus-menerus

    memasok sel-sel baru hingga akhir minggu keempat mempunyai arti penting pada

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    4/41

    perkembangan mudigah tersebut. Pada bagian kepala, lapisan-lapisan germinal mulai

    mengadakan diferensiasi spesifik pada pertengahan minggu ketiga, sedangkan di bagian kaudal

    diferensiasi ini ter!adi men!elang minggu keempat. 'engan demikian, gastrulasi atau

    pembentukan lapisan-lapisan mudigah berlan!ut terus di segmen-segmen kaudal, sementara

    struktur #ranial sedang berdiferensiasi dan embrio berkembang se#ara sefalokaudal.

    Pada saat yang sama, trofoblas #epat berkembang. /illi primer sudah memiliki inti

    mesenkim, tempat mun#ulnya pembuluh-pembuluh kapiler ke#il. etika kapiler %illi ini

    berhubungan dengan kapiler di dalam lempeng korion dan tangkai penghubung, sistem %illi

    tersebut sudah siap memasok 0at- 0at makanan dan oksigennya kepada mudigah.

    Masa mbrionik

    $elama perkembangan minggu ketiga hingga minggu kedelapan, suatu masa yang

    dikenal sebagai masa embriogenik atau masa organogenesis, masing-masing lapisan dari ketiga

    lapisan mudigah membentuk banyak !aringan dan organ yang spesifik. Men!elang akhir masa

    embrionik ini, sistem-sistem organ utama telah terbentuk. arena pembentukan organ ini,

    bentuk mudigah banyak berubah dan #iri-#iri utama bentuk tubuh bagian luar sudah dapat

    dikenali men!elang bulan kedua.

    Pada permulaan perkembangan minggu ketiga, lapisan mudigah ektoderm berbentuk

    #akram datar, yang lebih luas di daerah kepala daripada daerah kaudal. 'engan terbentuknya

    notokord dan karena pengaruh induktifnya, ektoderm yang terletak di atas notokord menebal

    membentuk lempeng saraf. $el-sel lempeng saraf membentuk neuroektoderm, dan induksi

    pembentukan neuroektoderm ini merupakan peristiwa awal dalam proses neurulasi. Proses

    induksi ini bersifat kompleks, yang memerlukan perangsangan suatu !aringan atau sekelompok

    sel yang responsif oleh suatu !aringan penginduksi, dalam hal ini epiblas oleh notokord.

    &egitu induksi ter!adi, lempeng saraf yang meman!ang dan berbentuk mirip 2sandal3

    berangsur-angsur meluas menu!u ke garis primiti%e. Pada akhir minggu ketiga, tepi-tepi lateral

    lempeng saraf men!adi lebih terangkat naik membentuk lipat-lipat saraf, sementara di daerah

    tengah yang #ekung terbentuk alur, yaitu alur saraf . Perlahan-lahan, kedua lipat saraf saling

    mendekat di garis tengah, tempat mereka menyatu. Penyatuan ini mulai di daerah bakal leher

    (somit ke empat) dan ber!alan menu!u kearah kepala dan kaudal. kibatnya, terbentuklah tuba

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    5/41

    neuralis.

    Gambar . Mudigah presomit 1 hari dilihat dari dorsal. 'apat terlihat garis dan nodus

    primitif &. Mudigah presomit 14 hari dilihat dari dorsal. Mudigah berbentuk seperti buah pir

    dengan daerah kepala sedikit lebih luas daripada u!ung kaudalnya.

    Gambar Mudigah presomit lan!ut (kira-kira

    1 hari) dilihat dan dorsal. mnion telah

    dibuang. 6empeng saraf tampak dengan

    !elas. &. Mudigah manusia kira-kira 78 hari

    dilihat dan dorsal. Perhatikan bentuk somit

    dan embentukan alur saraf dan lipatan saraf.

    Gambar yang memperlihatkan pembentukan

    dan migrasi sel-sel krista neuralis di

    sumsum tulang belakang. dan &. $el-sel

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    6/41

    krista terbentuk di u!ung-u!ung lipatan saraf dan tidak bermigrasi keluar dari daerah ini

    hingga penutupan tuba neuralis selesai

    $ampai penyatuan ini selesai, u!ung kaudal dan kepala tuba neuralis masih berhubungan

    dengan rongga amnion masing-masing melalui neuroporus kranial dan kaudal. Penutupan

    neuroporus kranial ter!adi kira-kira pada hari ke-75 (tingkat 14 sampai 78 somit), sedangkan

    neuroporus posterior menutup pada hari ke-7+ (tingkat 75 somit), neurilasi kemudian selesai, dan

    sistem saraf pusat diwakili oleh sebuah struktur tabung tertutup yang bagian kaudalnya sempit,

    sumsum tulang belakang, dan bagian kepala !auh lebih lebar yang ditandai oleh banyak dilatasi,

    yaitu %esikel-%esikel otak.Pada saat lipatan-lipatan saraf tersebut. naik dan menyatu, sel- sel pada tepi lateral atau

    krista pada neuroektoderm mulai mendesak !aringan-!aringan tetangganya. Populasi sel

    ini dikenal sebagai krista neuralis dan sel-sel ini akan mengalami transisi dari epitel

    men!adi sel mesenkim ketika meninggalkan neuroektoderm dengan migrasi aktif dan

    bergeser memasuki mesoderm yang ada di bawahnya. (Mesoderm meru!uk pada sel yang

    berasal dari epiblas dan !aringan ekstraembrional. Mesenkim adalah !aringan penyambung

    embrional yang tersusun longgar, tanpa memperhatikan asalnya.) $el-sel krista kemudian

    menghasilkan sederetan aneka ma#am !aringan, termasuk ganglia spinalis (sensorik) dan

    ganglia otonom bagian dari ganglia saraf kranial /, /, 9, #lan 9 sel $#hwann dan selaput

    otak (pia dan arakhnoid) melanosit medulla kelen!ar suprerenal (adrenal) tulang dan !aringan

    penyambung untuk struktur-struktur kraniofasial dan sel-sel bantalan konotrunkal untuk

    !antung.

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    7/41

    'eri%at 6apisan Mudigah ktoderm

    Pada permulaan perkembangan minggu ketiga, palisan mudigah e#toderm berbentuk

    #akram datar, lebih luas di daerah kepala daripada di daerah kaudal. 'engan terbentuknya

    notokord dan karena pengaruh indukstifnya, e#toderm yang terletak di atas notokord menebal

    membentuk lempeng saraf. $el- sel lempeng saraf membentuk neuroektoderm dan induksi

    pembentukan neuroektoderm ini merupakan peristiwa awal neurulasi. &egitu induksi ter!adi,

    lempeng saraf yang meman!ang dan berbentuk mirip sandal berangsur- angsur meluas menu!u

    garis primiti%e. Pada akhir minggu ketiga, tepi-tepi lateral lempeng saraf men!adi lebih terangkat

    naik membentuk lipat- lipat saraf , sementara di daerah tengah yang #ekung terbentuk alur saraf.

    Perlahan- lahan, kedua lipat saraf saling mendekat di garis tengah, tempat menyatu yang dimulai

    dari daerah bakal leher ( somit keempat ) dan ber!alan menu!u kea rah kepala dan kaudal,terbentuklah tuba neuralis. $ampai penyatuan ini selesai , u!ung kaudal dan kepala tuba neuralis

    masih berhubungan dengan rongga amnion masing- masing melalui neoroporus kranial dan

    kaudal. Penutupan neoroporus kranial ter!adi kira- kira pada hari ke-75 ( tingkat 14 sampai 78

    somit ), sedangkan neoroporus posterior menutup pada hari ke- 7+ ( tingkat 75 somit ) , neurilasi

    kemudian selesai dan system saraf pusat diwakili oleh sebuah struktur tabung tertutup yang

    bagian kaudalnya sempit, sumsum tulang belakang dan bagian kepala !auh lebih lebar yang

    ditandai oleh banyak dilatasi yaitu %esikel- %esikel otak. Pada saat lipatan- lipatan saraf tersebut

    naik dan menyatu, sel- sel pada tepi lateral atau krista pada neuroektoderm mulai mendesak

    !aringan- !aringan tetangganya. Populasi sel ini dikenal dengan rista neuralis, sel- sel ini akan

    mengalami transisi dari epitel men!adi sel epitel men!adi sel mesenkim ketika meninggalkan

    neuroektoderm dengan migrasi akti dan bergeser memasuki mesoderm yang ada di bawahnya.

    $el- sel rista kemudian menghasilkan berbagai ma#am !aringan , termasuk ganglia spinalis dan

    ganglia otonom bagian dari ganglia saraf kranial /,/,9 dan 9 sel $#hwann dan selaput otak

    melanosit medulla kelen!ar suprarenal tulang dan !aringan penyambung untuk struktur-

    struktur kraniofasial : dan sel- sel bantalan kontrunkal untuk !antung.

    $istem $araf pusat tampak pada permulaan minggu ke -; sebagai lempeng penebalan ektoderm

    yang berbentuk seperti sandal, lempeng saraf. 6empeng ini terletak di daerah dorsal tengah dan

    di depan lubang primiti%e. Pinggir lateral lempeng ini segera meninggi membentuk lipatan-

    lipatan saraf.

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    8/41

    Pada perkembangan selan!utnya lipatan saraf makin meninggi, saling mendekat di garis tengah

    dan akhirnya bersatu dengan demikian terbentuk tabung saraf. Penyatuan ini dimulai pada daerah

    leher dan berlan!ut kearah sefalik dan kaudal .

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    9/41

    seimbang, pleksus ini menon!ol ke dalam %entrikel lateral sepan!ang garis dikenal

    dengan nama fissure khoroidea, diatas fissure ini , dinding hemisfer menebal dan

    membentuk hipokampus . &angunan ini terutama berfungsi pada pen#iuman

    berangsur-angsur keluar , ke dalam %entrikel lateral. orpus striatum yang merupakan

    bagian dinding hemisfer meluas ke arah posterior dan dibagi men!adi dua bagian

    yaitu bagian dorsomedial ( nukelus #audatus ) dan bagian %entrolateral ( nu#leus

    lentiformis ) . Pembagian ini dibuat oleh akson-akson ber!alan menu!u dan datang

    dari korteks hemisfer dan menerobos massa inti #orpus striatum. &erkas serabut yang

    terbentuk ini dikenal sebagai #apsula interna.

    Pertumbuhan hemisfer serebru yang terus menerus kearah anterior , dorsal dan

    inferior , masing- masing menyebabkan terbentuknya lobus frontalis, lobustemporalis dan lobus okspitalis.

    7. 'iensefalon

    &erkembang dari bagian median proensefalon dan diduga terdiri atas satu lempeng

    atap dan dua lamina alaris, tetapi tidak mempunyai lempeng lantai dan lamina basalis.

    6empeng atap diensefalon terdiri dari satu lapisan sel ependim yang ditutup oleh

    mesekim %askuler. eduanya bersama = sama membentuk pleksus koroideus%entrikel ke-;. &agian paling kaludal lempeng atap berkembang men!adi #orpus

    pineale atau epifisis. orpus pineale mulanya tampak sebagai penebalan epitel di

    garis tengah tetapi men!elang minggu ketu!uh mulai tumbuh menon!ol keluar, badan

    ini akan men!adi sebuah organ padat yang terletak pada atap mesensefalon.

    6amina alaris membentuk dinding lateral diensefalon. $ebuah alur, sul#us

    hipothalami#us membagi lamina alaris men!adi daerah dorsal dan %entral yaitu

    masing-masing thalamus dan hypothalamus. $ebagai akibat kegiatan proliferasi yang

    tinggi, thalamus berangsur-angsur men!orok ke dalam rongga diensefalon, ton!olan

    ini sedemikian besarnya sehingga daerah thalamus dari sisi kanan dan kiri bersatu di

    garis tengah sambil membentuk massa intermedia atau #onne@us interthalami#us .

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    10/41

    ?ipothalamus yang membentuk bagian bawah lamina alaris berdiferensiasi men!adi

    se!umlah daerah inti yang berperan sebagai pusat pengatur fungsi-fungsi %is#eral.

    ?ipofisis atau kelen!ar pituitary berkembang dari dua bagian yang berbeda > (a)

    sebuah kantong e#toderm dari stomodeum tepat di depan membrane bukofaringealis

    yang dikenal sebagai kantong rathke dan ( b ) perluasan diensefalon ke bawah yaitu

    infundibulum

    b. Mesensefalon ( otak tengah )

    Mesensefalon se#ara morfologis merupakan gelembung otak yang paling primiti%e. (a ) kelompok eferen

    somatik medial yang diwakili oleh ner%us okulomotorius dan ner%us troklearis yang

    mempersarafi otot mata dan ( b) kelompok ke#il eferen %is#eral umum yang diwakili oleh

    nu#leus dinger Aestphal yang mempersarafi m.spin#ter puppilae. 6apisan marginal

    tiap-tiap lamina basalis membesar dan membentuk #rus serebri yang berperan sebagai

    !alan serabut- serabut saraf untuk turun dari korteks #erebri ke pusat- pusat yang lebih

    rendah pada pons dan medulla spinalis . Pada perkembangan selan!utnya , sebuah alur

    melintang membagi tiap- tiap ton!olan tersebut men!adi #olli#ulus anterior ( superior )

    dan #olli#ulus posterior ( inferior ) . olli#ulus posterior berperan sebagai stasiun relaisinaptik untuk refle@ pendengaran #olli#ulus anterior berfungsi sebagai penghubung

    dan pusat refle@ rangsang penglihatan. olli#ulus dibentuk oleh gelombang- gelombang

    neuroblas yang bermigrasi ke lapisan marginal diatasnya.

    #. Bhombensefalon ( otak belakang )

    1. Myelensefalon

    Merupakan gelembung otak yang menghasilkan medulla oblongata dan berbeda dari

    medulla spinalis dalam hal dinding lateralnya yang mengalami e%ersi. 6amina alaris

    dan basalis yang dipisahkan oleh sul#us limitans dapat dibedakan dengan !elas.

    6amina basalis serupa dengan lamina basalis medulla spinalis mengandung inti

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    11/41

    motorik yang dibagi men!adi tiga kelompok ( a ) kelompok eferen somati# medial ( b)

    kelompok eferen %is#eral khusus tengah dan ( # ) kelompok %is#eral umum lateral.

    elompok pertama mengandung neuron- neuron motorik yang membentuk lan!utan

    sel- sel kornu anterior di daerah kepala , kelompok eferen somati# ini berlan!ut kearah

    rostral ke dalam mesensefalon, kelompok ini sering disebut sebagai kolumna motorik

    eferen somatik. 'i dalam myelensefalon, kolumna ini men#akup neuron- neuron dari

    ner%us hipoglossus yang mempersarafi otot = otot lidah

    7. Metensefalon

    'itandai oleh lamina basalis dan lamina alaris , akan tetapi terbentuk dua unsur baru

    ( a ) serebelum yang berfungsi sebagai pusat koordinasi untuk sikap badan ( postur )

    dan gerakan dan ( b ) pons yang berperan sebagai !aras serabut-serabut saraf antara

    medulla spinalis,korteks serebri dan korteks #erebeli. Masing- masing lamina basalis

    metensefalon mengandung tiga kelompok neuron motorik > ( a) kelompok eferen

    somati# medial, yang membentuk ner%us abdusen ( b ) kelompok eferen %is#eral

    khusus yang mengandung inti-inti ner%us trigeminus dan ner%us fasialis yang

    mempersarafi otot- otot lekung faring pertama dan kedua dan ( # ) kelompok eferen

    %is#eral umum yang akson-aksonnya mempersarafi kelen!ar submandibula dan

    sublingual.

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    12/41

    BAB II

    NEUROANATOMI DAN NEUROFISIOLOGI

    Beseptor adalah organ sensorik khusus yang mampu men#atat perubahan tertentu didalam organisme dan sekitarnya, serta menghantarkan rangsangan ini sebagai impuls.

    Beseptor adalah organ akhir dari serat saraf aferen. Me nurut fungsinya reseptor dapat dibagi

    men!adi eksteroseptor, yang memberitahu tubuh apa yang sedang ter!adi pada

    lingkungan sekelilingnya, dan teleseptor, seperti yang terdapat pada mata dan telinga,

    yang men#atat rangsangan yang berasal dari lingkungan lebih !auh. $upaya berbagai

    reseptor dapat bereaksi, maka dibutuhkan rangsangan yang #ukup.

    elompok reseptor kedua terdiri dari reseptor yang terletak pada !aringan tubuh yanglebih dalam > pada otot, tendon, fasia dan sendi. Beseptor otot terdiri dari beberapa !enis yang

    paling penting adalah gelendong otot, yanng bereaksi terhadap regangan pasif dari otot dan

    bertanggung !awab terhadap refleks regangan atau miotaktik. Gelendong itu sangat tipis,

    dibungkus oleh selapis !aringan ikat dan terletak diantara serat otot lurik dan otot rangka.

    Gelendong ini mengandung ; sampai 18 serat otot lurik yang sangat tipis, dan disebut serat otot

    intrafusal, sebaliknya adalah serat ekstrafusal lain. "!ung kutub kapsul !aringan ikat gelendong

    otot berakhir terfiksir pada stroma !aringan ikat difus yang memasuki serat, fasikulus dan seluruh

    otot. 'engan #ara ini, gelendong ikut serta dalam pergerakan otot. $erat aferen, u!ung

    anulospiral atau u!ung primer, melingkari bagian tengah gelendong otot. $erat-serat ini

    mempunyai selubung mielin yang sangat tebal dan termasuk kelompok serat konduksi yang

    ter#epat, sehingga disebut serat a. &agian ekuator, non kontraktil dari gelendong, me-

    ngandung C8 sampai 58 nukleus, sehingga disebut serat kantong nuklear. Melekat padanya

    adalah serat rantai nuklear, yang masing-masing, mengandung barisan nuklei indi%idual.

    Drgan tendon Golgi adalah u!ung saraf yang halus dari #abang serat saraf

    bermielin yang tebal yang terbungkus di sekelil ing ke lompok se ra t tendon kolagen .

    Drgan dikelilingi oleh kapsul !aringan ikat, terletak pada daerah perbatasan antara tendon dan

    otot, dan tersusun se#ara seri dengan serat otot. $eperti gelendong otot, organ bereaksi terhadap

    rangsangan regangan (tegangan), nilai ambang rangsangnya lebih tinggi. orpuskel terminal

    yang berkapsul dan lebih berdiferensiasi, tampaknya menghantarkan kualitas epikritik, seperti

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    13/41

    raba halus, diskriminasi, getaran dan tekanan. "!ung saraf bebas mungkin bertanggung

    !awab untuk penghan taran kualitas protopat ik, seper ti perbedaan nyeri atau suhu.

    Be#eptor merupakan u!ung perifer dari serat saraf aferen, yang merupakan proses perifer

    dari neuron ganglion spinalis psedounipolar.

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    14/41

    $araf Perifer

    $uatu saraf terdiri dari satu atau lebih berkas serat saraf (akson). $ebuah saraf

    berukuran sedang, dapat mengandung beribu-ribu serat saraf, beberapa tak bermielin, dan

    yang lainnya dikelilingi oleh selubung mielin dengan berbagai ketebalan. Menurutmikrograf elektron, membran permukaan dari sel s#hwann terbungkus se#ara spiral

    mengelilingi akson, membentuk lapisan multipel menutup lamelae mielin, yang merupakan

    bagian dari sel $#hwann. $elubung mielin dapat dianggap sebagai lapisan dari materi perekat.

    $elubung $#hwann dan mielin yang dikandungnya, diselingi setiap 1-7 mm oleh

    konstriksi berbentuk #in#in yang disebut nodus Ban%ier. *odi ini memainkan peranan panting

    dalam perkembangan efek rangsangan dari reseptor ke medula spinalis atau sebaliknya

    dengan mengadakan konduksi #epat dari impuls, melalui konduksi saltatori dari potensial aksi.

    Makin tebal selubung mielin, makin #epat konduksi serat saraf. &aik serat yang bermielin,

    tak bermielin atau yang bermielin sedikit, dikelilingi oleh membran protoplasmik dari sel,

    $#hwann. ?anya satu dari sel-sel ini yang melayani serat saraf segmental di antara dua nodus

    Ban%ier.

    $el-sel $#hwann dilapisi oleh selapis !aringan ikat, yaitu endoneurium. Earingan

    ikat yang melapisi beberapa berkas serat saraf disebut perineurium dan !aringan ikat yang

    membungkus saraf lebih besar, disebut epineurium. 6apisan !aringan ikat ini melindungi saraf

    dari #edera mekanis dan kontak langsung dengan bahan yang merusak saraf. Earingan ikat

    membawa pembuluh darah yang memberi makan serat saraf.

    $araf perifer mengandung serat aferen sebaik eferen, bermielin sebaik tak

    bermielin dan somatik sebaik %egetatif atau otonom. $er at somatik menghubungkan

    reseptor dengan medula spinalis, dan sel motorik kornu anterior dengan otot. $erat otonom !uga

    terdiri serat aferen dan eferen dan mempersarafi %isera, pembuluh darah serta. kelen!ar.

    $erat saraf diklasifikasikan berdasarkan ketebalan selubung mielinnya dan ke#epatan

    konduksinya. Badiks posterior hanya mengandung serat saraf aferen. $ernua impuls yang

    berasal dari reseptor di kulit, otot, sendi, dan organ dalam, harus melalui radiks posterior untuk

    memasuki medula spinalis. $erat aferen ini adalah #abang #entral dari sel-sel ganglion

    spinalis pseudounipolar. mpuls-impuls tidak diubah atau dikirim ke neuron ganglion

    spinalis.

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    15/41

    $erat saraf yang mengirim impuls dari berbagai reseptor sensorik, ber#ampur baur pada

    saraf perifer. etika saraf men#apai ganglion spinalis, serat terbagi men!adi kelompok-ke-

    lompok menurut fungsi khususnya dan mengambil posisi pasti di dalam radiks dorsalis. $erat

    saraf yang berasal dari gelendong neuromuskular dan mempunyai selubung mielin paling tebal,

    mengisi bagian paling medial dari radiks. &agian tengah radiks diisi oleh serat yang berasal dari

    reseptor berkapsul dan meneruskan sensasi lainnya, rasa raba, getaran, tekanan dan diskriminasi.

    $erat yang paling lateral adalah serat yang hampir tak bermielin dan membawa impuls nyeri

    serta suhu. $erat saraf dengan selubung mielin paling tebal, menghantarkan sensibilitas dalam

    (propiosepsi). ?anya beberapa dari impuls-impuls yang datang dari otot, sendi, fa#ia, dan

    !aringan lain, men#apai tingkat kesadaran kebanyakan melayani kontrol otomatis akti%itas

    motorik yang diperlukan untuk ber!alan dan berdiri.

    $elama melewati 0ona pintu masuk dari radiks posterior ke dalam medula spinalis, serat

    indi%idual terbagi men!adi se!umlah kolateral, yang men!amin hubungan sinaptik dengan neuron

    lain dalam medula spinalis. $erat saraf bergabung dengan traktus yang berbeda di dalam medula

    spinalis, tergantung pada modalitas sensorik yang dilayaninya. ?arus diperhatikan bahwa sernua

    serat yang berbeda pada saat melewati 0ona. pintu gerbang radiks posterior, yang !uga disebut

    daerah Bedli#h-Dbersteiner, untuk sementara kehilangan selubung mielinnya.

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    16/41

    Propriosepsi

    mpuls yang berasal dari gelendong otot dan organ tendon, dikirim oleh serat konduksiter#epat yang paling kaya mielin, yaitu serat a. mpuls propiosepsi lain yang berasal dari

    reseptor di fasia, sendi, dan !aringan ikat yang lebih dalam, ber!alan dalam serat yang kurang

    bermielin. ?anya se!umlah ke#il impuls proprioseptif men#apai korteks serebral, dan kemudian,

    memasuki kesadaran. ebanyakan ber!alan dalam sirkui t umpan balik atau sistem ser%o

    dan tidak men#apai tingkat kesadaran. Mereka adalah unsur dasar refleks %olunter dan

    pergerakan lain, dan refleks statik, yang melawan daya tarik bumi.

    Mekanisme $er%o Perifer

    $erat aferen tebal yang datang dari gelendong neuromuskular, terbagi pada 0ona pintu

    masuk radius posterior, dan satu bagian dari serat tersebut masuk ke dalam dan kontak

    langsung dengan neuron dalam kornu anterior. ni adalah motoneuron, yang terletak pada kornu

    anterior abu-abu dan melepaskan serat eferen. $erat motorik eferen ini, meninggalkan

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    17/41

    medula spinalis melalui radius anterior, dan setelah memintas ganglion spinalis, bergabung

    dengan saraf perifer pada per!alanannya ke otot rangka. kibatnya, serat aferen dan eferen

    membentuk sebuah arkus, yang ber!alan dari gelendong otot ke motoneuron kornu anterior

    dan dari sini kembali ke otot rangka. ni disebut arkus refleks monosinaptik sederhana,

    terdiri dari dua neuron yang bergabung melalu i sinaps.

    Befleks Proprioseptif Monosinaptik

    $etiap otot mengandung se!umlah besar reseptor regang yang berkapsul dan rumit,

    untuk men!aga supaya pan!ang otot tetap terkendali. Beseptor terbuat dari serat otot yang

    dimodifikasi, disebut serat intrafusal, dan dari struktur seperti kantong pada segmen #entral

    atau ekuatorialnya, masing-masing mengandung C8-58 inti sferis, sehingga timbul istilah

    kantong nuklear. $erat intrafusal lebih tipis dari serat ekstrafusal yang biasa. $erat dibagi

    men!adi serat kantong nuklear dan serat rantai nuklear. Pada kenyataannya, serat rantai

    nuklear yang lebih pendek dan lebih tipis, melekat ke serat kantong nuklear yang lebih

    pan! ang. Pada umumnya, sebuah gelendong mengandung dua serat kantong nuklear dan

    empat atau lima serat rantai nuklear.

    &aik serat otot ekstrafusal maupun intrafusal, dipersarafi oleh serat motorik, serat

    intrafusal melalui serat gama (fusimotorik) dari motoneuron ke#il yang menyertai

    motoneuron besar pada kornu anterior. antong nuklear dari setiap gelendong dikurung

    oleh !aring halus serat saraf sensorik, yaitu u!ung anulospiral (anulus, 6atin> struktur seperti

    #in#in). "!ung ini sangat peka terhadap regangan otot. Dleh karena itu, gelendong

    dianggap sebagai reseptor regangan dalam usaha untuk men!aga otot supaya tetap dalam

    pan!ang yang sama.

    $erat otot ekstrafusal berada dalam pan!ang yang tetap selama istirahat. Drganisme selalu

    men#oba untuk mempertahankan pan!ang ini. &ila otot teregang, demikian !uga gelendong otot,

    u!ung saraf anulospiral segera bereaksi terhadap peregangan dengan potensial aksi, yang

    dikirim ke motoneuron besar dalam medula spinalis melalui serat aferen a konduksi #epat, dan

    dari sini melalui serat eferen tebal alfa1, yang konduksinya !uga #epat, ke otot ekstrafusal.

    &egitu otot berkontraksi, maka pan!ang asalnya akan kembali. $etiap regangan otot akan segera

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    18/41

    men#etuskan mekanisme ini. etukan ringan pada tendon otot, misalnya pada tendon otot

    kuadriseps sesaat akan meregangkan otot homonim. Gelendong otot segera bereaksi. 'engan

    dikirimnya impuls motoneuron kornu anterior, perangsangan neuron ini segera menyebabkan

    kontraksi singkat. Befle ks monosinaptik ni did asarkan pada semua refleks proprioseptif.

    Mekanisme ser%o yang mempertahankan pan!ang otot, dapat diatur untuk mempertahan-

    kan pan!ang yang berbeda-beda melalui sistem motorik tertentu, yang beker!a pads serat otot

    intrafusal dari gelendong otot. $erat gama yang sangat halus ber!alan dari neuron gama ini ke

    serat otot intrafusal. mpuls yang dibawa oleh serat gama ini, menghasilkan kontraksi otot

    intrafusal pada kedua kutub gelendong, dan menyebabkan regangan bagian tengah ekuatorial.

    Perubahan ini segera ditangkap oleh u!ung anulospiral. Potensial aksi meningkatkan tegangan

    dari otot-otot yang sedang beker!a.

    Motoneuron gama berada di bawah pengaruh serat desenden motoneuron yang

    terletak pada posisi rostral dari sistem saraf pusat dalam !aras seperti traktus piramidalis,

    retikulospinalis dan %estibulospinalis. Eadi, tegangan otot dapat dipengaruhi se#ara

    langsung oleh otak , sebuah pengaruh yang penting untuk setiap gerakan %olunter. er!a

    eferen dari serat gama, memungkinkan gerakan %olunter untuk dimodifikasi, dan se#ara halus

    diarahkan ke tu!uan. arena ker!a eferen gama, dimungkinkan untuk mengatur penerimaan

    reseptor regang melalui sistem yang dapat disebut sistem ge le nd on g- ne ur o n ga ma .

    o nt ra ks i o to t in t r a fusal merendahkan ambang ker!a dari reseptor regang dengan katalain, regangan ke#il pada otot itu sendiri, menyebabkan akti%asi reseptor regang. Pada

    keadaan normal, pan!ang otot se#ara otomatis diatur oleh persarafan fusimotor melalui arkus

    refleks ini.

    Eika reseptor primer dan sekunder diregangkan se#ara perlahan, respons

    reseptor gelendong adalah statik. Eika peregangan berlangsung #epat, !awabannya

    !uga kuat, dinamik. &aik reaksi statik maupun dinamik dikendalikan oleh neuron gama eferen.

    $ebagai kesimpulan, ada dua tipe neuron gama. eferen. Fang satu terdiri dari sel-sel dinamik

    gama yang mempersarafi terutama kantong nuklear intrafusal. Fang lain mewakili sel-sel

    gama statik, yang terutama merangsang serat rantai nuklear intrafusal. Bangsangan terhadap

    serat kantong nuklear oleh neuron gama dinamik, men#etuskan respon dinamik kuat dan sangat

    sedikit respon statik. $ebaliknya, !ika neuron statik gama merangsang serat rantai nuklear

    intrafusal, reaksinya adalah statik, tonik, daripada dinamik.

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    19/41

    Befleks 6ain

    $erat a konduksi #epat, menghantarkan potensial aksi dari u!ung primer serat

    kantong nuklear dan serat rantai nuklear dalam arah sentral. &anyak gelendong otot, terutama

    serat rantai nuklear, tidak hanya mempunyai u!ung primer, tetapi !uga u!ung sekunder, yang

    dikenal sebagai terminal flower-spray.

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    20/41

    menu!u pedunkulus inferior pontoserebelaris dan menu!u sasarannya, yaitu korteks %ermis dari

    paleoserebelum. ola tera l dari radiks ser%ikalis posterior naik melalui fasikulus ku -

    neatus ke nukleusnya sendiri, yaitu nukleus kuneatus asesorius, tempat di mana

    Hneuron keduaH berhubungan dengan serebelum.

    Traktus Spinoserebelaris Anterior

    elompok ketiga dari kolateral serat a aferen membentuk sinaps dengan neuron dalam

    kornu posterior dan dalam bagian medial substansia grisea spinalis. H*euron keduaH ini,

    yang ditemukan pada seluruh medula spinalis, termasuk medula lumbalis, ber!alan

    untuk membentuk traktus spinoserebelaris anterior.

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    21/41

    Funikulus Posterior

    Fang kita sadari adalah posisi anggota tubuh kita dan tonus dari otot-ototnya. ita bisa

    merasakan tanah di bawah kaki ki ta, atau yang lebih benar, tekanan tubuh kita

    pada telapak kaki. ita menyadari gerakan dari sendi-sendi. eadaan ini merupakan bukti

    bahwa beberapa impuls proprioseptif men#apai korteks serebri. $eper ti te lah disebutkan

    sebelumnya, impuls yang menghasilkan sensasi proprioseptif berasal dari reseptor di

    otot, tendon, fasia, kapsula sendi, !aringan ikat profunda., dan kulit. mpuls-impuls tersebut

    ber!alan ke medula spinalis melalui akson neuron pseudounipolar da ri ganglion spinalis.

    $etelah memberikan kolateral ke neuron dalam kornu anterior dan posterior, bagian

    utama dari #abang akson sentral memas uki funikulus posterior. &eberapa #abang

    ber!alan turun, dan lainnya ber!alan naik dala m dua tr aktus yang membentuk masing -

    masing funikulus> fasikulus grasilis lateral dari Goll dan fasikulus kuneatus lateral dari

    &urda#h. Iasikuli ini berakhir pada masing-mas ing nukleusnya, nukleus grasilis dan

    n.kuneatus, yang terletak di tegmentum dorsalis medula oblongata yang lebih bawah.

    $erat yang ber!alan naik dalam funikulus posterior disusun untuk tu!uan somatotopi.

    $erat yang membawa impuls dari regio perineal HsaddleH, tungkai, dan tubuh sebelah bawah,

    ber!alan dalam fasikulus grasilis, kemudian mulai ke septum median posterior. $erat

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    22/41

    yang membawa impuls dari dada, lengan, dan leher disusun dalam fasikulus kuneatus,

    serat yang berasal dari leher, terletak paling lateral.

    $el saraf dalam nuklei grasilis dan kuneatus mewakili Hneuron keduaH. kson-aksonnya,

    membentuk traktus bulbotalamikus dan berhubungan dengan Hneuron ketigaH dalam nukleus

    %entralis talamikus posterolateral. 'imulai pada nukleus kuneatus dan grasilis, traktus

    bulbotalamikus berlan!ut pertama-tama se#ara ante rior pada se ti ap sisi subs tansia grisea

    sentralis medula oblongata yang lebih rendah, tepat di atas dekusasio traktus

    piramidalis desenden. emudian traktus bulbotalarniku ber!alan sebagai lemniskus medialis

    menyeberangigaris tengah (dekusasio lemniskus medialis) dan naik di posterior ke piramid, dan

    medial dari oli%e inferior melalui tegmentum medula atas dan pons, serta otak tengah, me-

    nu!u talamus (6emniskus medial untuk sensorik, lemnikus lateral untuk stimuli akustik.).

    $el saraf nukleus talamikus %entralis posterolateral adalah Hneuron ketigaH dalam

    rantai ini. ks on-aksonnya membentuk traktus talamokorlikalis, yang ber!alan melewati

    bagian posterior dari ekstremitas posterior kapsula interna (posterior terhadap traktus

    piramidalis) dan melalui korona radiata substansia alba serebral ke girus sentralis posterior

    (girus postsentralis) yang tidak beraturan. ?al ini merupakan alasan mengapa impuls

    sensorik se#ara sadar dapat diperhati kan. $usunan somatotopik seperti yang di!elaskan untuk

    serat-serat dalam medula spinalis, berlan!ut selama seluruh per!alanan ke talamus dan korteks

    serebri. emudian proyeksinya berhubungan dengan skema tubuh sebagai homunkulus yangberdiri di atas kepalanya.

    Iunikuli posterior terutama mengirim impuls yang berasal dari reseptor dan

    proprioseptor di kulit. Eika rusak, maka tidak mungkin untuk menentukan posisi ekstremitas

    seseorang dan mengenal obyek dengan meraba. ngka dan huruf yang ditulis pada kulit, !uga

    tidak dapat diidentifikasi. emampuan membedakan dua rangsangan yang ter!adi se#ara

    bersamaan di kulit, !uga menghilang. $ensasi terhadap tekanan berkurang, sehingga orang

    tersebut tidak dapat merasakan tanah di bawah kakinya dan bergoyang-goyang (ataksia) pada

    waktu berdiri atau ber!alan, terutama dalam gelap atau dengan mata tertutup. 'isfungsi ini

    ter!adi bila funikuli posterior rusak. &iasanya tidak begitu berat bila nuklei grasilis dan kuneatus,

    lemniskus medialis, talamus, atau giri sentralis posterior rusak.

    $indrom edera Iunikulus Posterior

    1. ?ilangnya sikap dan sensasi lokomotor> 'engan mata tertutup, pasien tidak dapat

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    23/41

    mengetahui posisi anggota tubuhnya.

    2. stereognosis> 'engan mata tertutup, pasien tidak dapat mengenal dan menggambarkan

    bentuk dan bahan dari obyek yang dirabanya.

    3. ?ilangnya diskriminasi dua titik.

    4. ?ilangnya sensasi getaran> Pasien tidak merasakan getaran dari garpu tala yang ditempelkan

    pada tulang.

    5. 'engan mata tertutup, pasien tidak dapat berdiri dengan mantap

    !ika kedua kakinya dirapatkan. Pasien bergoyang-goyang dan mungkin !atuh. 'engan mata

    terbuka, pasien dapat mengkompensasi se#ara baik hilangnya estesia dalam. ompensasi ini

    tidak terlihat pada pasien dengan ataksia serebelar.

    $ebagai tambahan terhadap traktus posterior, dua !aras aferen yang terpisah dari medula

    spinalis, !uga berakhir pada talamus. Earas ini adalah traktus spinotalamikus anterior dan lateral.

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    24/41

    melalui traktus talamokortikalis.

    enyataan bahwa #abang sentral dari neuron pertama berialan ke atas dan ke

    bawah di dalam funikulus, dan berhubungan melalui banyak kolateral dengan Hneuron

    keduaH, merupakan alasan mengapa #edera bagian lumbal dan toraks dari traktus

    spinotalamikus biasanya tidak menyebabkan hilangnya sensasi taktil yang penting. mpuls

    dapat dengan mudah melintas daerah #edera. Eika kerusakan men#akup bagian ser%ikal traktus

    spinotalamikus anterior dapat menyebabkan hipes tes ia ringan pada tungkai kontralateral.

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    25/41

    dalam kulit, yang merupakan organ akhir #abang perifer dari neuron pseudounipolar

    ganglion spinalis, yang mewakili serat kelompok yang tipis dan serat yang hampir tak

    bermielin. abang sentral memasuki medula spinalis melalui bagian lateral radiks posterior.

    'i dalam medula spinalis, #abang #entral ini terbagi men!adi kolateral pendek, longitudinal,

    dimana di atas atau 7 segmen berhubungan sinaps dengan sel-sel saraf substansia gelatinosa

    (Bolandi). abang ini adalah 3 neuron kedua 3 yang membentuk traktus spinotalamikus lateral.

    $erat-serat dari traktus ini !uga menyilang komisura anterior dan berlan!ut ke bagian lateral

    funikulus lateral dan ke atas ke talamus. $eperti serat funikuli posterior, kedua traktus

    spinotalamikus !uga tersusun dalam urutan somatotopik yang berasal dari tungkai, terletak

    paling perifer dan yang berasal dari leher, terletak paling #entral (medial).

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    26/41

    yang biasanya dilakukan bilateral untuk terapi nyeri yang hebat, nyeri tidak dapat

    dihilangkan se#ara total. ?asil ini menyatakan bahwa rangsangan nyeri !uga dapat

    dik irim melalui neuron internunsial sepan!ang !aras intrinsik fasikuli propii dari medula

    spinalis. Pemotongan traktus spinotalamikus lateral pada %entral substansia alba medula

    spinalis, menghilangkan sensasi nyeri dan suhu kontralateral sekitar 1 sampai 7 segmen di

    bawah tingkat operasi.

    mpuls nyeri dan suhu yang men#apai talamus dapat dirasakan, tetapi tidak nyata.

    $ekali impuls tersebut men#apai korteks serebral, perbedaan rasa sakit dapat dibedakan.

    $emua Hneuron ketigaH sensorik yang menghubungkan talamus dan korteks serebri,

    ber!alan melewati ekstremitas posterior dari kapsula interna posterior ke traktus

    piramidalis dan menu!u ke ruang reseptif untuk sensasi tubuh dalam kon%olusi sentralis

    posterior (girus postsentralis> daerah sitoarsitektonik &rodmann ;a , ;b, 7 dan 1) . 'i

    sini Hneuron ketigaH memproyeksikan sensasi su perfi#ial seperti rasa sakit, raba,

    tekanan, dan suhu, dan untuk beberapa tingkat, sensasi dalam.

    rea &rodmann ;a membawa impuls

    dari gelendong otot area ;b membawa impuls nyeri dan suhu area 1, sensasi taktil dan area 7

    sensasi sikap.

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    27/41

    $e#ara talamik, nyeri, suhu, dan rangsangan lain, dirasakan sebagai sensasi tumpul,

    tidak !elas, seperti yang telah kami katakan. Eika rangsangan tersebut sampai di korteks, rang-

    sangan tersebut se#ara sadar dapat dibedakan sebagai kualitas yang berbeda. Iungsi yang

    lebih tinggi, seperti diskriminasi dua titik dan penentuan pasti lokasi masing-masing stimuli,

    merupakan akti%itas kortikal. Busaknya korteks sensorik menyebabkan penurunan sensasi

    nyeri, suhu, dan raba, tetapi menghilangkan sensasi diskriminasi dan sikap dari bagian tubuh

    kontralateral dari lesi, karena semua !aras sensorik telah menyeberang sebelum

    men#apaikorteks.

    Iungsi seperti mengenal obyek dengan meraba (stereognosis) membutuhkan daerah

    asosiasi tambahan. 'aerah-daerah ini terletak pada lobus parietalis, di mana banyak sensasi

    indi%idual dari ukuran, bentuk, dan sifat fisik (keta!aman, ketumpulan, kelembutan, kekerasan,

    dingin, panas, dsb.) bergabung dan dapat dibandingkan dengan ingatan sensasi raba yang

    sebelumnya dirasakan. 6esi pada lobus parietalis bawah, dapat mengakibatkan hilangnya

    kemampuan untuk mengenal obyek dengan meraba pada sisi yang berlawanan dengan

    lesi. ?ilangnya kemampuan ini disebut astereognosis

    Medula spinalis mengandung tidak hanya !aras aferen dan hubungan serat

    intrinsiknya sendiri, seperti fasikulus proprii, tetapi !uga se!umlah !aras eferen.

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    28/41

    lumbalis pertama dan kedua. $ebelum usia ; bulan, segmen medula spinalis,

    ditun!ukkan oleh radiksnya, langsung menghadap ke %ertebra yang bersangkutan. $esudah

    itu, kolumna tumbuh lebih #epat daripada medula. Badiks tetap melekat pada foramina

    inter%ertebralis asanya dan men!adi bertambah pan!ang ke arah akhir medula (konus

    terminalis), akhimya terletak pada tingkat %ertebra lumbalis ke-7. 'i bawah tingkat ini,

    spasium subaraknoid yang seperti kantong, hanya mengandung radiks posterior dan

    anterior yang membentuk kauda eJuina . adang-kadang, konus terminalis dapat

    men#apai sampai tingkat %ertebra lumbalis ke-;.

    e#uali untuk asal segmental dari radiks sarafnya, medula sendiri tidak memperlihatkan

    tanda morfologik dari bagian metameriknya. etidaksesuaian antara lokasi segmen

    medula spinalis dan %ertebra yang bersangk utan, yang bertambah pada waktu

    mendekati konus terminalis, harus diperhitungkan, dalam usaha mengetahui lokasi tingkat

    proses penyakit spinalis. Badiks dari segmen 1 sampai +, meninggalkan kanalis spinalis

    melalui foramina inter%ertebralis yang terletak pada sisi superior atau rostral setiap %ertebra.

    arena bagian ser%ikalis mempunyai satu segmen lebih daripada %ertebra ser%ikalis, radiks

    segmen ke-4 meninggalkan kanalis melalui foramina yang terletak anta ra %er tebra

    ser%ikal is ke-+ dan torasikus ke-1. 'ari sini ke bawah, radiks saraf meninggalkan kanalis

    melalui foramina yang lebih bawah.

    .

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    29/41

    ntara C dan

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    30/41

    baik dilihat di daerah toraks. ?arus ter!adi hi langnya beberapa radiks yang berdekatan

    supaya. dapat timbul hilangnya sensorik dari karakter segmental. arena dermatom

    berhuhungan dengan berbagai segmen radiks medula spinalis, maka mereka mempunyai

    nilai diagnostik yang besar dalam menentukan tingkat ketinggian dari kerusakan medula

    spinalis. $erat yang membentuk saraf perifer, berasal dari berbagai radiks. Eika saraf

    mengalami kerusakan, serat yang mempersarafi satu bagian dari dermatom, tidak dapat

    bergabung dengan saraf yang mensuplai bagian lain dari dermatom, karena serat serat tersebut

    ber!alan dalam saraf perifer yang berbeda. kibatnya, hilangnya sensorik yang disebabkan oleh

    kerusakan saraf perifer, memperlihatkan pola yang sangat berbeda dengan yang di sebabkan

    oleh kerusakan radiks spinalis.

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    31/41

    Eika saraf perifer rusak, daerah hipestesia umumnya lebih besar daripada daerah

    hipalgesia. Dleh karena itu, hipestesia lebih mudah dikenal. Fang mungkin sulit adalah

    membedakan gangguan sensorik yang disebabkan oleh lesi radikular 4 dari gangguan

    sensorik yang disebabkan kerusakan saraf ulnaris, dan gangguan sensorik lesi radikular 65

    sarnpal $1 dari gangguan sensorik yang disebabkan oleh kerusakan saraf peronealis. $etiap

    saraf sensorik perifer memiliki daerah yang pasti untuk iner%asinya, memungkinkan untuk

    mengidentifikasi kerusakan saraf melalui pemeriksaan yang #ermat. $eabagi #ontoh, dapat

    ditemukan bahwa daerah disestesia berhubungan dengan daerah dari saraf kutanues

    lateralis femoris dan saraf ini mengakibatkan parestesia meralgia

    Sinrom Pemoton"an #aras Sensorik

    $indrom defisit sensorik ber%ariasi, tergantung dari lokasi kerusakan sepan!ang

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    32/41

    per!alanan !aras sensorik, sepuluh lokasi yang berbeda ditun!ukkan oleh batang merah ke#il,

    yang ditandai se#ara alphabet (a sampai k).

    6okasi a atau b > lesi kortikal atau subkortikal dalam daerah sensomotorik untuk

    lengkungan (a) atau tungkai (b), menyebabkan parestesia ( rasa geli, kesemutan, dll)

    dan mati rasa pada masing-masing ekstremitas sisi yang berlawanan, terutama sebelah

    distal. Parestesia dapat ter!adi sebagai ke!ang sensorik fokal. arena lokasi korteks

    motorik, ke!ang motorik tidak umum ditemukan (serangan Ea#ksonian).

    Lokasi $% Suatu lesi &an" melibatkan semua 'aras sensorik tepat i ba(a)

    talamus* men&ebabkan )ilan"n&a semua kualitas sensorik separu) tubu)

    kontralateral+

    Lokasi % #ika 'aras sensorik lain* selain untuk n&eri an su)u* men"alami

    kerusakan* )ipestesia ter'ai paa sisi kontralateral (a'a) an tubu)+ Sensasi n&eri

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    33/41

    an su)u tetap utu)+

    Lokasi e% #ika kerusakan terbatas paa lemniskus tri"eminalis an traktus

    spinotalamikus lateral paa pusat otak* tiak itemukan aan&a sensasi n&eri an

    su)u paa (a'a) an tubu) kontralateral, semua kualitas sensorik lainn&a tetap

    tak ter"an""u+

    Lokasi !% -eterlibatan lemniskus meialis an traktus spinotalamikus anterior*

    men")ilan"kan semua kualitas sensorik paa ba"ian kontralateral tubu)* ke$uali

    sensasi n&eri an su)u.

    Lokasi "% -erusakan nukleus an traktus tri"eminal spinalis an traktus

    spinotalamikus lateral* men&ebabkan )ilan"n&a sensasi n&eri an su)u

    pa a (a 'a) ip si lat er al an tu bu) kontralateral+

    Lokasi )% -erusakan !unikuli posterior men&ebabkan )ilan"n&a sensasi sikap*

    "etaran* iskriminasi an sensasi lain &an" ber)u)un" an en"an ataksia

    ipsilateral+

    Lokasi i% Lesi paa kornu posterior* men")ilan"kan sensasi su)u an n&eri

    ipsilateral% semua kualitas lain tetap utu) ."an""uan isosiasi sensibilitas/+

    Lokasi k% 0eera beberapa raiks posterior &an" berekatan* iikuti ole)

    parestesia raikular an n&eri* an 'u"a penurunan atau )ilan"n&a semuakualitas sensorik paa masin"1masin" se"men tubu)+ #ika raiks &an" $eera

    mensuplai sara! ari len"an atau tun"kai* itemukan )ipotonia atau

    atonia * are!leksia an ataksia.

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    34/41

    BAB III

    TOPOGRAFI

    A+ Sistem Spinot)alamikus 2 Sistem Anterior Lateral

    3+ Traktus Spinot)alamikus Lateral

    *euron pertama berasal dari reseptor, memasuki #abang dorsal dan bersinaps

    pada area penerima primer untuk serat eksteroreseptor (laminae -/, substantia

    gelatinosa).

    *euron kedua menyilang se#ara kontralateral pada daerah %entral #omissura

    putih, kemudian masuk ke daerah pusat dari funikulus lateralis dimana akan

    terbentuk sebuah gelungan yang akan berasenden sebagai traktus spinotalamikus

    lateralis kemudian bersinaps di thalamus.

    *euron ketiga ber!alan se#ara asending melalui #apsula interna menu!u ke girus

    post sentralis pada korteks serebri .

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    35/41

    Fig. 2

    Figure 10.3. Major pathways for pain (and temperature) sensation. (A)

    The spinothaami! system. (") The trigemina pain and temperature

    system# whi!h !arries information a$out these sensations from the

    fa!e# Neuroscience# %ensation and %ensory &ro!essing# Pain# Central

    Pain Pathways: The Spinothalamic Tract

    http://bvshow%28%27neurosci%27%29/http://bvshow%28%27neurosci.chapter.675%27%29/http://bvshow%28%27neurosci.section.682%27%29/http://bvshow%28%27neurosci.section.682%27%29/http://bvshow%28%27neurosci.chapter.675%27%29/http://bvshow%28%27neurosci.section.682%27%29/http://bvshow%28%27neurosci.section.682%27%29/http://bvshow%28%27neurosci%27%29/
  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    36/41

    4+5entralor nterior Spinot)alami$ Tra$t

    *euron pertama berasal dari reseptor, memasuki #abang dorsal dan bersinaps

    pada area penerima primer untuk serat eksteroreseptor (laminae -/, substantia

    geratinosa).

    *euron kedua menyilang se#ara kontralateral pada daerah %entral #omissura

    putih, kemudian masuk ke daerah pusat dari funikulus lateralis dimana akan

    terbentuk sebuah gelungan yang akan berasenden sebagai traktus spinotalamikus

    lateralis kemudian bersinaps di thalamus.

    *euron ketiga ber!alan se#ara asending melalui #apsula interna menu!u ke girus

    post sentralis pada korteks serebri .

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    37/41

    Fig. 3

    Anterolateral Pathway, 'opyright (!) 2000 niersity of "risto# Author*

    +epartment of Anatomy

    http*,,13-.222.110.10,!anet,%omat,page2.htm

    http://g/dr.tunggul/unit5.htmlhttp://137.222.110.150/calnet/Somat/page2.htmhttp://g/dr.tunggul/unit5.htmlhttp://137.222.110.150/calnet/Somat/page2.htm
  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    38/41

    B+ Sistem Lemniskus Meialis

    *euron pertama berasal dari reseptor, memasuki #abang dorsal menu!u funikulus

    dorsalis ipsilateral membentuk antara fasikulus grasilis atau kuneatus yang akan

    ber!alan asenden untuk bersinaps pada nukleus grasilis atau kuneatus.

    *euron kedua menyilang se#ara kontralateral pada myelensefalon kemudian

    ber!alan asenden menu!u thalamus sebagai traktus lemniskus medialis di dalam

    lemniskus medialis batang otak.

    *euron ketiga ber!alan se#ara asending melalui #apsula interna menu!u korteks

    serebri ( girus post sentralis, area 1-7-; )

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    39/41

    Fig. /

    Media emnis!us &athway# 'opyright (!) 2000 niersity of "risto#

    Author* +epartment of Anatomy#

    http*,,13-.222.110.10,!anet,%omat,page2.htm Figure 2.

    0+ Sistem Spino$erebellar

    3a+ Traktus 0uneo$erebellar .Re$ei6es in!ormation abo6e t)e le6el o! T3/

    - *euron Pertama ber!alan dari reseptor melalui #abang dorsal menu!u ke funikulus

    dorsalis ipsilateral dimana akan membentuk suatu gelungan yang akan ber!alan as#enden

    sebagai serat #uneo#erebellar dalam fasikulus kuneatus dan melakukan sinaps di nukleus

    kuneatus assesorius.

    http://g/dr.tunggul/unit5.htmlhttp://g/dr.tunggul/unit5.html#tophttp://g/dr.tunggul/unit5.htmlhttp://g/dr.tunggul/unit5.html#top
  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    40/41

    - *euron edua ber!alan asending melalui badan restiform sebagai traktus kuneoserebelar

    menu!u korteks serebeli ipsilateral.

    3b+ Dorsal Spino$erebellar Tra$t 1 Posterior Spino$erebellar 1 .Re$ei6es in!ormation !rom

    belo( t)e le6el o! T3/

    - *euron Pertama ber!alan dari reseptor melalui #abang dorsal dimana akan melakukan

    sinaps pada area penerima propioseptif primer ( (laminae /-/, larkKs olumn ).

    - *euron edua ber!alan masuk ke dalam bagian dorsal dari funikulus lateralis ipsilateral

    dan membentuk gelungan yang akan menu!u medulla spinalis melalui badan restiform

    sebagai traktus spinoserebellar dorsalis atau traktus spinoserebellar posterior menu!u

    korteks serebelar posterior.

    4+ 5entral Spino$erebellar Tra$t 1 Anterior Spino$erebellar

    - *euron Pertama ber!alan dari reseptor melalui #abang dorsal dimana akan melakukan

    sinaps pada area penerima propioseptif primer ( (laminae /-/, larkKs olumn ).

    - *euron edua ber!alan masuk ke dalam bagian komisura putih bagian %entral dari

    funikulus lateralis kontralateral , membentuk gelungan yang akan ber!alan asenden

    sebagai traktus spinoserebelar %entral atau traktus spinoserebelar anterior.

  • 5/20/2018 NEUROANATOMI ,NEUROFISIOLOGI DAN TOPOGRAFI SISTEM SENSORIK/ ASCENDING TRAKTUS

    41/41

    DAFTAR PUSTA-A

    1. 'uus, P., 1. 'iagnostik *eurologi > natomi, Iisiologi, ". $. .

    ;. $adler,