31
INFEKSI DAN GIZI BURUK GIZI, INFEKSI DAN IMUNITAS MULIANI K11109 001 WAODE DITA ARLIANA K11109 012 YUSNITA MAANI K11109 022 ARWINDA WULANDARI K11109 104 NUR NASRATULHAERA K11109 265 ASRUDDIN ANUR K11108 301 MUH. RAIS K11108 330 ELINA MARIA H.J K11108 528 KELOMPOK 6 GIZI KESMAS FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011

Infeksi Dan Gizi

Embed Size (px)

Citation preview

INFEKSI DAN GIZI

INFEKSI DAN GIZI BURUK

GIZI, INFEKSIDAN IMUNITASMULIANIK11109 001WAODE DITA ARLIANAK11109 012YUSNITA MAANIK11109 022ARWINDA WULANDARIK11109 104NUR NASRATULHAERA K11109 265ASRUDDIN ANURK11108 301MUH. RAISK11108 330ELINA MARIA H.JK11108 528

KELOMPOK 6GIZI KESMASFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS HASANUDDIN 2011Definisi Gizi Zat gizi (Nutrinition) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses proses kehidupan.

DEFENISI STATUS GIZIStatus gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat interaksi antara asupan energi dan protein serta zat-zat gizi esensial lainnya dengan keadaan kesehatan tubuh(Gibson, 2005)..Status gizi adalah suatu keadaan kesehatan sebagai akibat keseimbangan antara konsumsi, penyerapan zat gizi dan penggunaannya di dalam tubuh (Supariasa, 2002)

Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemikPenyakit infeksi berkaitan dengan status gizi yang rendah, Hubungan kekurangan gizi dengan penyakit infeksi antara lain dapat dijelaskan melalui mekanisme pertahanan tubuh dimana balita yang mengalami kekurangan gizi dengan asupan energi dan protein rendah, maka kemampuan tubuh untuk membentuk protein yang baru berkurang. Tubuh akan rawan terhadap serangan infeksi karena terganggunya pembentukan kekebalan tubuh seluler (Jellife,1989).

PENYAKIT INFEKSIJENIS PENYAKIT INFEKSI BERHUBUNGAN DENGAN GIZIISPACAMPAKDIAREDLLIMUNITASSistem imunitas tubuh memiliki fungsi yaitu membantu perbaikan DNA manusia; mencegah infeksi yang disebabkan oleh jamur, bakteri, virus, dan organisme lain; menghasilkan antibodi (sejenis protein yang disebut imunoglobulin) untuk memerangi serangan bakteri dan virus asing ke dalam tubuh. Tugas sistem imun adalah mencari dan merusak invader (penyerbu) yang membahayakan tubuh manusia.Antropometri Klinis : perubahan yang terjadi (kulit,mata,rambut) dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi.Biokimia : pemeriksaan spesimen secara laboratoris pada jaringan tubuh (darah, urine,tinja).Biofisik : melihat kemampuan fungsi jaringan dan perubahan struktur dari jaringanPENILAIAN STATUS GIZIKriteria status gizi dengan indikator Z-skor dariBB/U dengan baku standar NCHS (WAZ) adalah sebagai berikut :

Gizi baik: - 2,0 SD s/d + 2,0 SDGizi kurang: - 3,0 SD s/d < 2,0 SDGizi buruk: < - 3,0 SDGizi lebih: > + 2,0 SDDETERMINAN

FAKTOR PRIMERBila sumber makanan seseorang salah dalam kuantitas atau kualitas yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan,kurang baiknya distribusi panganKemiskinan,Ketidaktahuan,Kebiasaan makan yang salahFAKTOR SEKUNDERSemua faktor yang menyebabkan zat gizi tidak sampai diselsel tubuh setelah makanan dikonsumsiDETERMINAN YANG MENYEBABKAN GANGGUAN GIZI

FAKTOR MEMPENGARUHI STATUS KESEHATAN (Unicef (1998) dan Persagi ( 1999)Penyebab LangsungPenyebab Tidak LangsungPenyebab UtamaAkar Masalah GIZI BURUKKetersediaan Pangan di tingkat RTKonsumsiZat GiziInfeksiPenyakitAsuhan IbuDanAnakPelayananKesehatanKEMISKINAN DAN PENDIDIKAN,KETERSEDIAAN PANGAN, KESEMPATAN KERJAKRISIS EKONOMI DAN POLITIKPenyebab Masalah Gizi (UNICEF, 1998)12Hubungan Penyakit Infeksi dan Kekurangan GiziPenelitian epidemiologis dan klinis menunjukkan bahwa kekurangan gizi menghambat respons imunitas dan meningkatkan risiko penyakit infeksi.Sanitasi dan higiene perorangan yang buruk, kepadatan penduduk yang tinggi, kontaminasi pangan dan air, dan pengetahuan gizi yang tidak memadai berkontribusi terhadap kerentanan terhadap penyakit infeksi (Chandra, 1997)LANJUTANMenurut teori Sjahmien Moehji (2003) yang menyebutkan bahwa terjadinya penyakit infeksi akan mempengaruhi status gizi dan mempercepat malnutrisi. Penyakit infeksi menyebabkan penyerapan zat gizi dari makanan juga terganggu, sehingga nafsu makan hilang dan mendorong terjadinya gizi kurang atau gizi buruk bahkan kematian.MIKRONUTRIEN YANG DAPAT MENINGKATKAN IMUNITAS1. ENERGI DAN PROTEIN

Dampak KEP (zat gizi makro) pada timbulnya penyakit infeksi, terutama pada bayi dan anak-anak telah diteliti secara luas. Intervensi gizi (energi dan protein) pada bayi dan anak-anak dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian di Asia dan Amerika Latin. Berbagai penelitian juga telah secara meyakinkan menunjukkan bahwa peranan gizi pada penurunan angka kematian dan kematian ini adalah melalui perbaikan pada fungsi imunitas.

16Kekurangan energi-protein, misalnya, berkaitan dengan gangguan imunitas berperantara sel (cell-mediated immunity), fungsi fagosit, sistem komplemen, sekresi antibodi imunoglobulin A, dan produksi sitokin (Chandra, 1997).

2. Vitamin A

Vitamin A secara luas beperan pada fungsi imunitas. Vitamin A sangat penting untuk memelihara integritas epitel,termasuk epitel usus. Hal ini berkaitan dengan hambatan fisik terhadap patogen dan imunitas mukosal.

3. Vitamin E

Vitamin E sering disebut sebagai vitamin antioksidan. Hal ini dikarenakan perannya untuk menangkal radikal bebas. Karena kemampuannya menahan tekanan radikal oksidatif ini pula vitamin E disebut sebagai vitamin antipenuaan. Selain sebagai antioksidan, vitamin E juga dikenal sebagai zat gizi penting untuk pencegahan penyakit infeksi. Penelitian pada berbagai jenis hewan coba mengindikasikan bahwa vitamin antioksidan berkaitan dengan peningkatan fungsi imunitas (Bendich, 1990 dalam Pallast et al., 1999). Lebih spesifik lagi, suplementasi vitamin E megadosis (melebihi angka kecukupan gizi) memiliki efek perangsangan pada imunitas humoral dan berperantara sel (Tangerdy et al., 1989 dalam Pallast et al., 1999).

4. Vitamin C

Seperti halnya vitamin E, vitamin C juga temasuk vitamin antioksidan. Sebagai antioksidan, efek vitamin C pada respons imunitas juga sudah banyak diteliti. Vitamin C berakumulasi (dengan konsentrasi milimol/l) dalam neutrofil, limposit, dan monosit (Evans et al., 1982), yang mengindikasikan bahwa vitamin C berperan penting pada fungsi imunitas.

5. MINERAL

Berbagai penelitian telah mengungkapkan peran mineral dalam kehidupan manusia. Berapa mineral yang sebelumnya belum diketahui manfaatnya, sekarang diketahui berperan dalam proses metabolisme tubuh, termasuk dalam fungsi imunitas. Ada tujuh mineral mikro yang secara jelas diketahui memiliki peran gizi. Juga, kekurangannya berdampak merugikan kesehatan, yaitu besi, iodium, seng, tembaga, selenium, molibdenum, kromium (Diplock, 1987). Sementara itu, mineral mikro yang banyak dikaitkan dengan fungsi imunitas, antara lain adalah selenium dan seng.

Gizi dan infeksi memiliki keterkaitan yang erat seperti halnya lingkaran setan. Orang yang kurang gizi tanggapan kekebalannya kurang baik, sehingga lebih rentan terhadap penyakit infeksi. Infeksi kemudian mengarah pada peradangan dan keadaan gizi yang memburuk, yang memperburuk sistem kekebalan. Buruknya sistem imunitas tubuh berbanding lurus dengan menurunnya fungsi pertahanan pada sistem pencernaan, kulit, serta menurunnya fungsi otot pernafasan.Contoh keterkaitan masalah gizi dan infeksi dalam kasus diare pada balita. Balita yang menderita diare, tidak akan mampu mencerna makanannya dengan baik, sehingga akan memperburuk asupan gizi dalam tubuhnya. Hal ini semakin buruk jika si balita ternyata memiliki status gizi yang kurang baik sebelum terjangkit diare. Dalam jangka panjang, hal ini akan langsung berpengaruh pada sistem imunitas tubuh, dan jadilah, diare tak kunjung sembuh, dan status gizi semakin memburuk (Sri Umijati, dr., M.S, 2010)

GIZI,PENYAKIT INFEKSI DAN IMUNITAS

Contoh : pada TIFUS

Tubuh memiliki mekanisme menetralkan bakteri Salmonella typhosa dengan asam lambung. Tapi dalam kondisi tertentu (mis. Gizi Buruk), asam lambung tak cukup kuat menetralkan bakteri sehingga jadilah sakit tifus. Salmonella berkembang biak di usus halus yang merupakan bagian dari system pencernaan. Karena tidak dinetralkan oleh asam lambung, Kuman yang berhasil berkembang biak mengakibatkan proses inflamasi (peradangan) local. Peradangan dalam usus itulah yang tampak sebagai gejala-gejala tifus.HUBUNGAN INFEKSI & ZAT GIZI

Diare ISPA

MatiGizi KurangMekanisme Patologis Gizi dan InfeksiMekanisme patologisnya dapat bermacam macam, baik secara sendiri sendiri maupun bersamaan, yaitu :Penurunan asupan zat gizi akibat kurangnya nafsu makan, menurunnya absorpsi.Peningkatan kehilangan cairan/zat gizi akibat penyakit diare, mual muntah dan perdarahan yang terus menerus.Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit (human host) dan parasit yang terdapat dalam tubuh.Setiap tahun kurang lebih 11 juta dan balita di seluruh dunia meninggal oleh karena penyakit-penyakit infeksi seperti ISPA, diare, malaria, campak dll. Ironisnya, 54% dan kematian tersebut berkaitan dengan adanya kurang gizi (WHO 2002).Studi WHO di Costarika menunjukkan bahwa insedens ISPA bagian bawah pada anak normal 37/1000, sedangkan 458/1000 terjadi pada anak dengan malnutrisi (WHO dalam Herman,2002:21)

EPIDEMIOLOGI

Menurut Survei Kesehatan Nasional (Susenas, 2005) prevalensi balita dengan gizi kurang sejumlah 28%. Angka bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) akibat ibu menderita kurang energi protein dan menderita anemia saat hamil (bumil KEK) juga masih tinggi.

PENANGGULANGANSatu, promotif. Promotif adalah suatu usaha pelayanan kesehatan lini pertama. Di sini para pelayan kesehatan bukan bertugas untuk mengobati. Mereka bertugas untuk memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai cara-cara hidup yang sehat, misalnya bagaimana cara membuang sampah yang benar, memberi tahu arti penting pemberian ASI pada bayi, anjuran memakan makanan bergizi dan seimbangDua, preventif. Preventif adalah pelayanan kesehatan lini kedua dengan tujuan untuk mencegah masyarakat menjadi sakit. Tugasnya adalah agar masyarakat terhindar dari sakit atau tidak jadi sakit dengan cara pengenalan dini tentang suatu penyakit yang mungkin akan dialami oleh individuTiga, kuratif. Kuratif adalah pelayanan kesehatan lini terakhir dengan tujuan untuk mengobati masyarakat yang telah menjadi sakit.`

INTERVENSIKASUS GIZI BURUKKunjungan Aktif Ibu Bayi/Balita ke PosyanduMenghimbau kepada ibu yang mempunyai bayi dan balita agar aktif menimbang anaknya setiap bulan di posyandu/fasiltias kesehatan. Pelacakan Dini Kasus Gizi BurukMelakukan pelacakan/survey kasus gizi buruk bekerja sama dengan instansi lintas sektoral,

Intervensi Terpadu Kasus Gizi Buruk

Melakukan intervensi penanganan kasus gizi buruk secara lintas program antara dokter, ahli gizi, perawat, bidan serta petugas kesehatan lainnya

Secara umum upaya perbaikan gizi yang telah dilaksanakan di puskesmas, meliputi:Penyuluhan Masalah Gizi di PosyanduPenimbangan Bayi, Balita di PosyanduPemberian Suplemen Gizi, berupa kapsul vitamin A, kapsul minyak beryodium, tablet besi.Pemanfaatan Fortifikasi Garam BeryodiumPemberian Makanan Tambahan, termasuk Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).Pemantauan dan Penanganan Gizi Buruk

TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA