Upload
emillied
View
362
Download
16
Embed Size (px)
Citation preview
Analisis Dampak Dana CSR Industri pulp dan paper terhadap
kesejahteraan masyarakat menuju pembangunan berkelanjutan
(suistainable development)
Disusun Oleh:
Emilie Ayu hapsari
H14080072
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
BAB I.
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Industri merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan suatu
negara melalui peningkatan perekonomian setiap daerah. Peran penting sektor
industri dalam pembanguan adalah dalam memberikan nilai tambah terhadap
faktor- faktor produksi (input) sehingga menghasilkan keuntungan ekonomis.
Peranan dasar sektor industri dalam pembangunan dikembangkan menjadi
strategi industrialisasi yang meliputi strategi subsitusi impor (SISI) dan strategi
promosi ekspor (SIFE). SISI dikenal dengan istilah orientasi kedalam yaitu
merupakan strategi orientasi yang mengutamakan pengembangan berbagai jenis
industri yang menghasilkan barang- barang untuk menggantikan kebutuhan akan
barang- berang impor sejenis. Sedangkan SIFE atau dapat juga disebut dengan
istilah strategi orientasi keluar yang mengutamakan pengembangan berbagai
jenis industri yang menghasilkan produk – produk untuk ekspor. Melalui strategi,
sektor industri menjadi sektor utama dalam perekonomian Indonesia setelah
sektor pertanian. Di Indonesia, industri dikelompokan menjadi empat kelompok,
yaitu industri besar, industri sedang, industri kecil dan industri rumah tangga
berdasarkan pada banyaknya jumlah tenaga kerja yang terlibat didalamnya tanpa
memperhatikan bahan baku industri yang digunakan.
Gambar 1.1
Laju pertumbuhan PDB Tahun 1997-2010 (persen)
Sumber: BI
Sektor industri menjadi penyumbang terbesar dalam pembentukan
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hingga tahun 2008. Pada masa orde
baru, peran non migas menjadi tumpuan dalam meningkatkan pendapatan
nasional akibat terjadinya boom oil yang menyebabkan Indonesia mampu
meraup devisa dalam jumlah besar. Selain itu, adanya kebijakan dan deregulasi
pemerintah yang mendorong ekspor komoditas non migas memungkinkan
peningkatan produksi komoditas non migas pada volume yang besar. Hal ini
menciptakan kekuatan industri yang mendorong perekonomian nasional dari
semua sektor perekonomian lain sebagai dampak dari sektor industri yang
mampu menyokong sektor perekonomian lainnya dalam pembangunan.
Pada tahun 2010, pertumbuhan PDB meningkat sebesar 6,1 persen
terhadap tahun 2009 , terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan sektor
industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian
sebesar 28,4 persen yang diikuti sektor pertanian sebesar 15,3 persen dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 13,7 persen.
Pembangunan merupakan target dari adanya suatu sistem dalam
perekonomian dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan rakyat dan
kestabilan dalam beberapa aspek baik ekonomi, sosial dan politik. Pada ideologi
negara Indonesia yakni pancasila sila ketiga, negara Indonesia bertujuan
memberikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, sehingga kesejahteraan rakyat
menjadi hal utama dalam sistem perekonomian. Berlatar belakang pada dasar
negara, maka sistem perekonomian Indonesia mengarah pada pertumbuhan
ekonomi sehingga mampu meningkatkan PDB dan taraf hidup masyarakat.
Pada perkembangannya, dibutuhkan suatu pembangunan yang
memperhatikan keadaan perekonomian generasi masa depan, dimana
pembangunan melalui sistem perekonomian tidak hanya memperhatikan
kepentingan manusia, ekonomi dan politik, akan tetapi juga memperhatikan
kepentingan lingkungan. Proses pembangunan yang melibatkan kepentingan
manusia, ekonomi, politik dan lingkungan, akan memiliki prinsip bahwa
pemenuhan kebutuhan saat ini tidak akan mengorbankan pemenuhan
kebutuhan pada generasi masa depan, atau dengan kata lain dapat disebut
dengan pembangunan yang berkelanjutan (Brundtland Report PBB, 1987).
Tujuan utama pembangunan berkelanjutan adalah terciptanya kemajuan
perekonomian jangka panjang tanpa menghabiskan modal alam, dimana
sumberdaya bumi memiliki sifat terbatas. Faktor yang harus dihadapi untuk
mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki
kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi
dan keadilan sosial. Maka dari itu, tiga tiang utama inti pembangunan yakni
ekonomi, sosial, dan lingkungan harus dapat saling bergantung dan memperkuat
satu sama lain. Sistem perekonomian dalam mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan akan sesuai dengan ideologi Pancasila dimana keadilan sosial akan
diterima pada masa kini dan masa depan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Maka kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan utama dari pembangunan
Indonesia melalui sistem perekonomian yang mengarah pada pertumbuhan
ekonomi sehingga mampu meningkatkan PDB dan pendapatan serta taraf hidup
masyarakat termasuk pelaku ekonomi.
Sepanjang tahun 2005 – 2010, PDB nasional Indonesia mendapatkan
sumbangan terbesal yang berasal dari sektor industri produk non migas. (CARI
DATA DI BPS: PERBANDINGAN MIGAS NON MIGAS) .
Hal ini menunjukkan bahwa peran non migas sangat besar dan mampu
meningkatkan perekonomian Indonesia dengan memberdayakan sumber daya
manusia yang bersinergi dengan sumber daya alam Indonesia yang melimpah.
Kontribusi PDB atas harga berlaku untuk industri pengolahan tanpa migas
mencapai 20.65 pada tahun 2011 kuartal ketiga atau merupakan kontribusi
terbesar pada PDB Indonesia. Industri pulp dan kertas merupakan salah satu
industri pengolahan yang memberikan kontribusi besar, dimana pada tahun
2006 kontribusi industri kertas dan barang cetakan mencapai 39.6 triliun rupiah
dan mencapai 45.4 triliun rupiah dengan laju pertumbuhan PDB kumulatif
sebesar 5.79 persen pada 2007 .
Industri yang memberikan kontribusi terbesar pada PDB Indonesia
adalah industri pengolahan, dimana industri pulp dan kertas termasuk paling
menonjol dalam industri pengolahan.Industri ini membutuhkan hasil hutan
sebagai input yang tergolong lama dalam penyediaannya. Pada tahun 2006,
total produksi pulp dan kertas nasional mencapai 6,23 juta ton pulp (rata – rata
utilisasi kapasitas 93,04 persen) dan 8,64 juta ton kertas (83,92 persen). Kondisi
ini memposisikan Indonesia sebagai negara utama produsen pulp untuk kertas,
negara utama pengekspor pulp untuk kertas, negara utama produsen kertas, dan
negara utama pengekspor kertas di dunia dengan masing – masing peringkat ke-
9, ke-7, ke- 11, dan ke- 9 (FAOSTAT, 2007) . Hal ini terus meningkat hingga tahun
2011 (CARI DATA).
Beberapa pendukung hal tersebut diantaranya yaitu adanya ketersediaan
bahan baku utama pendukung industri pulp dan kertas yakni sumberdaya alam
khususnya kayu di Indonesia, iklim penunjang pertumbuhan bahan baku, biaya
produksi termasuk biaya tenaga kerja, biaya energi dan biaya bahan baku yang
relatif rendah dibanding negara produsen lain, serta tingginnya tingkat konsumsi
kertas di Indonesia. Tingkat konsumsi kertas Indonesia pada tahun 2005
mencapai 20, 67 Kg atau mencapai posisi ke – 11 di dunia (World Resouces
Institute, 2007). Hal ini menjadikan pulp dan kertas sebagai salah satu dari 10
komoditas andalan ekspor untuk meningkatkan pendapatan devisa.
Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) dan Departemen Perindustrian,
mengelompokkan industri kertas menjadi kelompok industri hulu dan kelompok
industri kertas. Kelompok industri hulu kertas adalah industri pulp (bubur
kertas), dimana terdapat dua macam industri pulp yaitu virgin pulp dan kertas
bekas (recovered paper). Virgin pulp terdiri dari dua jenis yaitu pulp serat pendek
(Leaf Bleach Kraft Pulp) dan pulp serat panjang (Needle Bleach Kraft Pulp).
Kelompok industri hulu sebagai produk antara untuk menjadi bahan baku bagi
kelompok industri hilir, dimana industri hilir mengolah produk antara yang
kemudian dikemas dan dipasarkan kepada konsumen akhir.
Kecenderungan industri kertas menggunakan bahan baku yang berasal
dari virgin pulp yang menggunakan bahan baku kayu mulai berkurang seiring
dengan semakin terbatasnya pasokan kayu, dan semakin tingginya kesadaran
dunia terhadap masalah lingkungan. Bahan baku industri kertas mulai
memanfaatkan penggunaan kertas bekas sebagai bahan baku melalui proses
daur ulang. Pemakain kertas bekas sebagai bahan baku juga dipicu oleh harga
bahan baku yang relatif lebih murah serta adanya dukungan teknologi yang
dapat dipakai untuk membuat kertas dengan kualitas yang lebih baik. Untuk
industri pulp di Indonesia, sebagian besar menggunakan bahan baku kayu yang
berasal dari Hutan Tanaman Industri (HTI). Filosofi HTI dikembangan dari lahan
hutan yang sudah rusak akibat eksploitasi yang berlebihan di masa lalu, untuk
kemudian ditanami kembali (reforestrasi), yang diatur sedemikian rupa sehingga
sesuia dengan kaidah – kaidah kelestarian dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan.
Pemain utama dalam industri pulp dan kertas nasional yaitu Sinar Mas
Group (SMG) dan Raja Garuda Mas Group (RGM) yang memiliki skala besar serta
jaringan pasar global. SMG mempunyai anak perusahaan Asia Pulp & Paper
(APP), yaitu APP Indonesia dan APP yang beroperasi di China, sedangkan RGM
mempunyai anak perusahaan APRIL, yang terdiri dari APRIL Indonesia ( Riau
Andalan Pulp & Paper, dan Toba Pulp Lestari) serta APRIL China. Teknologi yang
digunakan oleh pabrik – pabrik pulp dan kertas yang berorientasi ekspor
(termasuk RGM dan SMG) pada umumnya teknologi modern untuk
memaksimalkan produksi berbagai jenis kertas sesuai dengan dinamika pasar di
Indonesia, dimana persaingan pasar dalam negeri dapat dikatakatan sebagai
persaingan bebas dengan jumlah pembeli dan jumlah pemasok yang besar.
Sektor industri atau perusahaan skala besar seperti SMG dan RGM telah mampu
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, di sisi lain
eksploitasi sumber – sumber daya alam oleh sektor industri seringkali
menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan.
Karakteristik umum korporasi skala-besar biasanya beroperasi secara
enclave atau terpisah yang melahirkan perspektif dual society, yaitu tumbuhnya
dua karakter ekonomi yang paradoks di dalam satu area. Ekonomi tumbuh
secara pesat, tetapi masyarakat ekonomi justru semakin lambat. CSR (Corporate
Social Responsibility) berorientasi pada masyarakat dan bisnis, melalui
pemberian tanggung jawab sosial yang dibebankan pada sektor bisnis dengan
harapan akan mengurai pencapaian tujuan pemupukan keuntungan atas hak
masyarakat, mengingat pengaruh bisnis yang bersifat besar.
Schemerhorn (1993) mendefinisikan CSR sebagai suatu kepedulian
organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara- cara mereka sendiri dalam
melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal. CSR adalah
pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam
operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku
kepentingan (stakeholders).
Efisiensi dan mekanisasi melalui teknologi modern yang semakin menguat
di dunia industri telah menciptakan persoalan kemanusiaan baik bagi kalangan
buruh di perusahaan tersebut, maupun bagi masyarakat sekitar perusahaan
dengan adanya Merger dan penyederhanaan perusahaan melalui Pemutusan
Hubungan Kerja, ekspansi dan eksploitasi dunia industri yang melahirkan polusi
serta kerusakan lingkungan. Masyarakat kini semakin sadar akan hak untuk
mendapatkan pertanggungjawaban perusahaan atas berbagai masalah sosial
yang ditimbulkan oleh beroperasinya perusahaan. Kesadaran ini menuntut
akuntabilitas perusahaan bukan hanya dalam proses produksi, melainkan dalam
kaitannya dengan kepedulian perusahaan terhadap dampak sosial yang
ditimbulkan. Korporasi skala-besar dalam industri tidak boleh hanya memikirkan
keuntungan finansial bagi perusahaan, melainkan pula harus memiliki kepekaan
dan kepedulian terhadap publik, khususnya masyarakat yang tinggal di sekitar
perusahaan karena masyarakat adalah sumber dari segala sumber daya yang
dimiliki dan direproduksi oleh perusahaan.
Pada umumnya, penerapan CSR oleh perusahaan di Indonesia dapat
melalui keterlibatan langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial
atau dengan menyerahkan sumbangan tanpa perantara; melalui yayasan atau
organisasi sosial perusahaan dengan menyediakan dana awal, dana rutin atau
dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi yayasan seperti yayasan
Eka Tjipta Foundation yang dimiliki oleh SMG; melalui kemitraan dengan pihak
lain seperti lembaga sosial/organisasi nin-pemerintah (NGO), instansi
pemerintah, universitas,atau media massa baik dalam mengelola dana maupun
menjalankan kegiatan sosial; melalui dukungan atau bergabung dengan suatu
konsorsium untuk tujuan sosial tertentu. Total kapasitas produksi pulp dan paper
yang mencapai 6,29 juta ton/tahun dan 80 produsen. Produsen terbesar dalam
industri pulp dan paper adalah Grup Sinarmas (PT. Indah Kiat Pulp dan Kertas
TBK dan PT. Lontar Papyrus) dengan kapasitas 2,67 juta ton per tahun atau 40
persen dari kapasitas nasional. Produsen kedua adalah PT. Riau Andalan Pulp dan
Kertas dengan kapasitas produksi 2,20 juta ton per tahun atau 32 persen dari
total kapasitas nasional.
Gambar 1.2
Produsen Pulp Indonesia (Juta Ton)
GAMBAR PIE CHART
Dengan skala produksi yang besar pada industri pulp dan kertas,maka
industri pulp dan paper memiliki tanggung jawab dalam penyediaan dana CSR.
SMG telah memberikan tanggung jawab sosial melalui berbagai program
Community Development Sinarmas Foresty yang diterapkan oleh PT. Indah Kiat
Pulp dan Kertas TBK dan PT. Arara Abadi khususnya di wilayah Riau dengan
mengucurkan dana senilai lebih dari 16,4 miliar rupiah untuk berbagai bidang
melalui perekonomian masyarakat dengan pengembangan usaha kecil,
peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembinaan mental dan spiritual,
pengembangan sosial budaya, pembangunan infrastruktur desa, dan
pembangunan sarana pendukung program.
Eka Tjipta Foundation (ETF) merupakan organisasi nirlaba yang didirikan
oleh keluarga Eka Tjipta Widjaja sebagai wadah pelaksanaaan kegiatan tanggung
jawab sosial perusahaan bagi seluruh unit usaha dibawah bendera Sinar Mas
dalam rangka memberikan tanggapan terhadap persoalan pembangunan sosial
kemasyarakatan. Hal tersebut seiring dengan bergairahnya pembangunan sosial
kemanusiaan, ekonomi kemasyarakatan, dan lingkungan hidup yang dilakukan
oleh berbagai sektor usaha.
ETF memiliki visi ”menanam kebaikan menuai kesejahteraan” atau “good
deeds create good seeds”, secara lebih tegas tertuang dalam maksud dan tujuan
ETF adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan, kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat dalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidup
dengan memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan bangsa dan
negara Indonesia secara berkelanjutan. Bidang kegiatan yang menjadi perhatian
dan fokus utama dalam melakukan pengabdiannya, ETF memiliki 3 (tiga) bidang
kegiatan utama, yaitu: Bidang Sosial Kemasyarakatan dan Budaya melalui
kegiatan pendidikan, seni budaya, olah raga, kesejahteraan sosial, keagamaan
dan kesehatan; Bidang Pemberdayaan dan Pembinaan Ekonomi Masyarakat
melalui kegiatan sosial kemitraan usaha kecil menengah serta pertanian terpadu;
Bidang Pelestarian Lingkungan Hidup melalui kegiatan sosial pemberdayaan
lingkungan hidup dan konservasi.
Peranan dana CSR oleh industri pulp dan kertas diharapkan mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia sesuai dengan tujuan utama
pembangunan ekonomi berkelanjutan. Pendapatan industri pulp dan kertas
dapat tetap memberikan kontribusi besar bagi PDB Indonesia tanpa menciptakan
keterlambatan masyarakat ekonomi dengan pemenuhan tanggung jawab sosial.
Untuk mengetahui seberapa besar dampak dan manfaat dana CSR industri
terhadap kegiatan ekonomi pada berbagai sektor terhadap pembangunan maka
digunakan tabel input-output (IO) dan Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE).
1.2 Rumusan Masalah
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditunjukkan oleh peningkatan PDB
sepanjang 10 tahun terakhir yang tumbuh secara positif. Kontribusi industri
terutama industri pengolahan menjadi pendukung utama pertumbuhan PDB,
termasuk industri pulp dan kertas. Kondisi ini menggambarkan kemampuan
Indonesia untuk bertahan di tengah tantangana ekonomi global. Peningkatan
pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat tidak selalu menggambarkan
bahwa kondisi masyarakat Indonesia juga mengalami peningkatan.
Pertumbuhan ekonomi dalam tujuan pembangunan tidak hanya diukur
dari PDB, akan tetapi juga memerlukan keadilan dalam kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan ideologi pancasila. Selain itu, kemampuan sumber
daya yang ada guna memenuhi kebutuhan di masa datang juga menjadi hal
terpenting dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dimana terdapat
tiga hal utama sebagai pilar pembangunan yaitu kesejahteraan masyarakat
(people), keuntungan perusahaan (profit) dan kelestarian lingkungan )planet).
Ketiga hal ini menjadi dasar bahwa industri yang memiliki skala-besar
mempunyai tanggung jawab dalam mendistribusikan keuntungan (profit) untuk
kesejahteraan masyarakat dan lingkungan melalui CSR.
Pemberdayaan sosial menjadi tanggung jawab utama industri pulp dan
kertas, termasuk dalam pengelolaan lingkungan dimana komoditas kehutanan
adalah bahan baku utama. CSE menjadi alat untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan kesejahteraan lingkungan dalam tujuan pembangunan
berkelanjutan. SMG dan RGM merupakan industry pulp dan kertas skala-besar
yang telah menerapkan program CSR dengan mengucurkan sejumlah dana guna
meningkatkan perekonomian, pendapatan, pendidikan, kesejahteraan
masyarakat sekitar maupun pelaku ekonomi dan kelestarian lingkungan. Dana
CSR tersebut diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi
perekonomian nasional namun juga bagi industri yang berkaitan dan masyarakat
yang terkait dengan industri tersebut, maka dalam penelitian ini akan dilakukan
analisis dampal dana CSR industry pulp dan kertas terhadap kesejahteraan
masyarakat menuju pembangunan berkelanjutan.
1.3 Tuhuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Melihat perkembangan pada kesadaran industri pulp dan kertas terhadap
tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui alokasi dana CSR meningkat dari
tahun ke tahun maka perlu dikaji dampak yang diberikan dengan adanya
penyaluran dana CSR industri pulp dan kertas terhadap terciptanya kesempatan
kerja dan tingkat pendapatan masyarakat dalam tujuan pembangunan ekonomi
berkelanjutan.
Secara khusus penelitian ini bertujuan:
1. Menganalisis tingkat output nasional yang dihasilkan oleh adanya dana CSR
pada industri pulp dan kertas;
2. Menganalisis keterkaitan kedepan (forward linkage) dan keterkaitan
kebelakang (backward linkage) output sektor industri pulp dan kertas dalam
mendorong perkembangan sektor lainnya;
3. Menganalisis dampak dana CSR industri pulp dan kertas terhadap pendapatan
rumah tangga nasional;
4. Menganalisis dampak dana CSR industri pulp dan kertas terhadap penciptaan
peluang usaha dan penyerapan tenaga kerja;
5. Menganalisis dampak dana CSR industri pulp dan kertas terhadap aspek sosial
dan aspek lingkungan.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai sumber informasi bagi pengambil kebijakan pemerintah
terutama dalam pengembangan industri pengolahan dan pengaturan
CSR.
2. Sebagai bahan kajian dan literature dalam perkembangan industri
pulp dan kertas bagi para stake holder dalam industri yang
bersangkutan.
3. Sebagai sumber informasi dan data bagi penelitian berikutnya yang
berkaitan