25
Penjualan BCA Kwik Kian Gie Tetap Tolak Penjualan Saham Bank Jakarta, 14 Maret 2002 14:44 Penjualan BCA Kwik Kian Gie Tetap Tolak Penjualan Saham Bank Jakarta, 14 Maret 2002 14:44 MESKI sudah tahu penjualan saham BCA tak bisa dihalangi lagi, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas, Kwik Kian Gie menegaskan sekali lagi, ketidaksetujuannya tentang divestasi bank BCA, jika obligasi pemerintah yang melekat pada bank tersebut belum dikeluarkan. "Bukan hanya divestasi BCA saja, tapi juga bank-bank lainnya," kata Kwik usai sidang kabinet terbatas di Gedung Utama Sekretariat Negara Jakarta, siang ini. Kwik mengatakan, sejak dulu selalu menolak divestasi saham pemerintah yang ada di bank-bank sebelum obligasi yang ada di bank bersangkutan dibersihkan. Pada Kamis siang, menurut rencana pemerintah akan mengumumkan pemenang divestasi BCA. Saat ini ada dua "bidder" yang telah lolos untuk memenangkan divestasi tersebut, yakni Standart Chatered Bank (SCB) dan Farallon. Sebelumnya SCB diperkirakan memenangkan divestasi tersebut, namun pemberitaan terakhir melaporkan Farallon yang memenanginya. Namun, kata Kwik Kian Gie, jika pemerintah sudah memutuskan siapa pemenang divestasi, maka pihaknya akan turut saja, dan tidak akan berkomentar lagi. Yang perlu diperhatikan, ujarnya, adalah obligasi tersebut harus keluar dulu dari bank sebelum divestasi. Pihaknya tidak akan mempermasalahkan siapa yang akan memenangkan divestasi tersebut. [Dh, Ant] Pembangunan/Kepala Bappenas, Kwik Kian Gie menegaskan sekali lagi, ketidaksetujuannya tentang divestasi bank BCA, jika obligasi pemerintah yang melekat pada bank tersebut belum dikeluarkan. "Bukan hanya divestasi BCA saja, tapi juga bank-bank lainnya," kata Kwik usai sidang kabinet terbatas di Gedung Utama Sekretariat Negara Jakarta, siang ini. Kwik mengatakan, sejak dulu selalu menolak

Indonesia Menggugat 08

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Indonesia Menggugat 08

Penjualan BCAKwik Kian Gie Tetap Tolak Penjualan Saham Bank

Jakarta, 14 Maret 2002 14:44Penjualan BCAKwik Kian Gie Tetap Tolak Penjualan Saham Bank

Jakarta, 14 Maret 2002 14:44MESKI sudah tahu penjualan saham BCA tak bisa dihalangi lagi, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas, Kwik Kian Gie menegaskan sekali lagi, ketidaksetujuannya tentang divestasi bank BCA, jika obligasi pemerintah yang melekat pada bank tersebut belum dikeluarkan.

"Bukan hanya divestasi BCA saja, tapi juga bank-bank lainnya," kata Kwik usai sidang kabinet terbatas di Gedung Utama Sekretariat Negara Jakarta, siang ini. Kwik mengatakan, sejak dulu selalu menolak divestasi saham pemerintah yang ada di bank-bank sebelum obligasi yang ada di bank bersangkutan dibersihkan.

Pada Kamis siang, menurut rencana pemerintah akan mengumumkan pemenang divestasi BCA. Saat ini ada dua "bidder" yang telah lolos untuk memenangkan divestasi tersebut, yakni Standart Chatered Bank (SCB) dan Farallon.

Sebelumnya SCB diperkirakan memenangkan divestasi tersebut, namun pemberitaan terakhir melaporkan Farallon yang memenanginya.

Namun, kata Kwik Kian Gie, jika pemerintah sudah memutuskan siapa pemenang divestasi, maka pihaknya akan turut saja, dan tidak akan berkomentar lagi.

Yang perlu diperhatikan, ujarnya, adalah obligasi tersebut harus keluar dulu dari bank sebelum divestasi. Pihaknya tidak akan mempermasalahkan siapa yang akan memenangkan divestasi tersebut. [Dh, Ant] Pembangunan/Kepala Bappenas, Kwik Kian Gie menegaskan sekali lagi, ketidaksetujuannya tentang divestasi bank BCA, jika obligasi pemerintah yang melekat pada bank tersebut belum dikeluarkan.

"Bukan hanya divestasi BCA saja, tapi juga bank-bank lainnya," kata Kwik usai sidang kabinet terbatas di Gedung Utama Sekretariat Negara Jakarta, siang ini. Kwik mengatakan, sejak dulu selalu menolak divestasi saham pemerintah yang ada di bank-bank sebelum obligasi yang ada di bank bersangkutan dibersihkan.

Pada Kamis siang, menurut rencana pemerintah akan mengumumkan pemenang divestasi BCA. Saat ini ada dua "bidder" yang telah lolos untuk memenangkan divestasi tersebut, yakni Standart Chatered Bank (SCB) dan Farallon.

Sebelumnya SCB diperkirakan memenangkan divestasi tersebut, namun pemberitaan terakhir melaporkan Farallon yang memenanginya.

Namun, kata Kwik Kian Gie, jika pemerintah sudah memutuskan siapa pemenang divestasi, maka pihaknya akan turut saja, dan tidak akan berkomentar lagi.

Page 2: Indonesia Menggugat 08

Yang perlu diperhatikan, ujarnya, adalah obligasi tersebut harus keluar dulu dari bank sebelum divestasi. Pihaknya tidak akan mempermasalahkan siapa yang akan memenangkan divestasi tersebut. [Dh, Ant]

Kwik Buka Kedok di Balik Penyelesaian BLBI BCA Wahyu Daniel - detikFinance

Jakarta - Mantan Meneg PPN/Ketua Bappenas Kwik Kian Gie membeberkan hal ihwal penjualan saham Bank Central Asia (BCA) pada 2002 terkait pelunasan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) di hadapan anggota parlemen. Kwik memberikan kesaksian bagaimana BCA yang mempunyai utang BLBI Rp 60 triliun bisa melunasi utangnya dengan penjualan 51 persen saham seharga Rp 5 triliun. Kwik mengungkapkannya dalam Panja BLBI yang dibentuk DPR untuk mencari klarifikasi penyelesaian BLBI. Dalam RDP tersebut, undangan yang hadir hanyalah Kwiek Kian Gie dan Rizal Ramli yang pernah menjabat menjadi Menteri Keuangan dan Menko Perekonomian. Sementara 3 orang lain yang diundang yaitu Boediono, Bambang Subiyanto dan Dorodjatun Kuntjorojakti tidak hadir dengan alasan berhalangan. Semula sejumlah mantan pejabat rencananya akan dipanggil antara lain para mantan Menko Ekuin, mantan Menkeu, mantan Kepala Bappenas seperti Ginandjar Kartasasmita, Kwik Kian Gie, Rizal Ramli, Dorodjatun Kuntjara-Jakti, Bambang Soebianto, Bambang Sudibyo, Boediono, Glen Yusuf, Syafruddin Temenggung. Berikut petikan pengakuan Kwik Kian Gie soal penjualan BCA di tahun 2002. "Satu hari sebelum BCA dijual ada sidang kabinet yang dipimpin Megawati (Presiden) sama sekali tidak membicarakan penjualan BCA, tidak ada di agendanya. Tapi setelah sidang kabinet selesai jam 12 adalah Bapak Jusuf Kalla yang sebagai orang yang mengetahui ekonomi dan perdagangan dengan inisiatif mengumumkan, saudara-saudara urusan penjualan BCA merupakan urusan yang penting oleh karena itu saya sarankan supaya para menteri ini pulang makan dan jam 3 kumpul lagi Depkes, khusus mengenai masalah ini supaya tidak diketahui wartawan. Terjadilah diskusi, dan tentu terjadi perdebatan 1 lawan semua, saya tidak setuju bahwa BCA dijual besok dengan harga 5 triliun untuk 51 persen saham, di dalamnya ada tagihan pemerintah 60 triliun". Namun ketidaksetujuan Kwik dikatakannya tidak didukung oleh menteri lain, sehingga akhirnya pemerintah menyetujui untuk melakukan penjualan BCA. "Argumentasi saya ditentang oleh semua yang hadir, termasuk Boediono sebagai Menkeu, Dorodjatun sebagai Menko Perekonomian, SBY sebagai Menkopolkam, Jusuf Kalla Menko Kesra. Jam 6 kita belum selesai rapat, Dorodjatun bilang akhiri. Laksamana (Menneg BUMN) bersama-sama dengan dia ke Megawati bilang bahwa BCA bisa dijual, saya tidak bisa mengendalikan emosi saya, dan marah mengatakan kalian bagaimana dan yang menenteramkan saya SBY, jadi yang menyetujui adalah Megawati dan ini menjadi saksi hidup sampai duduk di dalam kabinet," paparnya. Sementara mengenai interpelasi BLBI yang dilakukan oleh DPR, Kwik mengatakan bahwa hal tersebut sebenarnya sudah tidak berguna. DPR kecuali PDIP telah menyetujui interpelasi BLBI. "Karena nasi sudah jadi bubur, buburnya sudah dimakan, sudah habis dan mau diapakan lagi, akan tetapi di debat-debat seperti ini penting karena ini menyangkut prinsip yang paling dasar supaya tidak diulangi lagi di kemudian hari," ujarnya. Walaupun begitu, lanjut Kwik, interpelasi itu akan memunculkan wacana baru sehingga kebenaran bisa terungkap. Mengenai partai Kwik yakni, PDIP yang tidak mendukung interpelasi, dia mengaku tidak heran. "Itu kan sudah bisa anda ketahui, PDIP partainya siapa," jelasnya. (dnl/ir)

Page 3: Indonesia Menggugat 08

Utang Najis : Belajarlah Dari Presiden Argentina!2009 Mei 25tags: Kwik Kian Gie, John Perkins, John Pilgers, jumlah utang negara, jk-win, sby boediono, mega pro, utang najis, odious debt, argentina, economic hit man, presiden argentina, Néstor Kirchnerby nusantaraku

Pendahuluan

Pengakuan John Perkins dalam bukunya “Confession of Economic Hitman” bahwa negara-negara dunia ketiga yang memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA) telah menjadi target “perampokan” dan “susu perahan utang” korporasi Amerika yang disusun secara sistematis oleh Pemerintah Amerika melalui agen Economic Hitman (EHM) yang diback-up oleh CIA, hendaknya menjadi sumber inspirasi para pejabat negeri ini untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia yang telah dirampok. Di era 1960-an, para EHM mendatangi negara seperti Equator, Indonesia, Panama, Uruguay, Iran, Argentina, Brazil, Chili, dan negara-negara yang kaya dengan SDA lainnya.

Seperti pengakuannya, tugas ia yang pertama kali adalah menjadikan Indonesia sebagai sasaran empuk korporasi Amerika. John Perkins bekerja di MAIN, sebuah perusahaan konsultan yang populer di dekade 60-80-an bagi korporasi Amerika seperti Bechtel, Halliburton, Stone & Webster, dan lainnya. Dan buku pengakuannya, Confession of EHM masuk dalam New York Times bestseller list selama 7 minggu.

Pekerjaan yang paling utama  kami sebagai EHM adalah : membangun imperium global (global empire). Grup elit kami terrdiri dari pria wanita yang memanfaatkan organisasi keuangan internasional untuk menjadikan negara-negara lain [target EHM seperti Indonesia] sebagai negeri jajahan/pelayan korpotokrasi dari perusahaan-perusahaan kami, pemerintah kami, dan bank-bank kami. [itulah mengapa Kwik Kian Gie menulis sebanyak 4 artikel Proses Terjajahnya Kembali Indonesia Sejak Bulan November 1967 : bag I, bag II, bag III, bag IV. Silahkan klik bag I - bag IV]

Seperti para Mafia, EHM berpura-pura menjadi pihak baik yang bermurah hati. Kami memfasilitasi pinjaman [melalui bank rekanan MAIN] untuk membangun infrastruktur – pembangkit listrik, jalan raya, pelabuhan, bandara, atau kawasan industri. Namun, semua pinjaman proyek tersebut memiliki syarat bahwa perusahaan rekayasa dan konstruksi untuk mengerjakan semua proyek tersebut haruslah berasal dari negara kami. Intinya, sebagian besar uang pinjaman tersebut tidak pernah keluar dari Amerika, sebuah mekanisme sederhana dimana uang tersebut hanya berpindah dari kantor kas Bank di Washington kantor bidang rekayasa di New York, Houston atau San Fransico. [tujuan utang hanya membangkrutkan negara penerima dan menjadikannya sebagai jajahan dari jaringan korpotokrasi : korporasi-pemerintah-bank AS]

Page 4: Indonesia Menggugat 08

Saya hanya mengetahui bahwa penugasan pertama saya adalah di Indonesia, dan saya  masuk dalam sebuah tim yang terdiri dari 11 orang yang dikirim untuk menciptakan master plan pembangunan pembangkit listrik untuk pulau Jawa. …..… Saya tahu bahwa saya harus menghasilkan model ekonometrik untuk Indonesia dan Jawa. Saya tahu bahwa statistik dapat dimanipulasi untuk menghasilkan banyak kesimpulan, termasuk apa yang dikehendaki oleh analis atas dasar statistik yang dibuatnya. [termasuk didalamnya World Bank, IMF).......

Pertama-tama saya harus memberikan pembenaran untuk memberikan utang yang sangat besar jumlahnya yang akan disalurkan kembali ke MAIN dan perusahan-perusahaan Amerika lainnya (seperti Bechtel,Halliburton, Stone & Webster, dan Brown & Root) melalui penjualan proyek-proyek raksasa dalam bidang rekayasa dan konstruksi. Kedua, saya harus membangkrutkan negara yang menerima pinjaman tersebut (tentunya setelah MAIN dan kontraktor Amerika lainnya telah dibayar), agar negara target itu untuk selamanya tercengkeram oleh kreditornya, sehingga negara pengutang ( seperti Indonesia ) menjadi target yang empuk kalau kami membutuhkan favours (untuk balas budi), termasuk basis-basis militer, suara di PBB, atau akses pada minyak dan sumber daya alam lainnya.” ........

"Faktor yang paling menentukan adalah Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Proyek yang memberi kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan PDB harus dimenangkan. Walaupun hanya satu proyek yang harus dimenangkan, saya harus menunjukkan bahwa membangun proyek yang bersangkutan akan membawa manfaat yang unggul pada pertumbuhan PDB.”

“Aspek yang harus disembunyikan dari semua proyek tersebut ialah membuat laba sangat besar buat para kontraktor, dan membuat senang bagi segelintir keluarga dari negara-negara penerima utang yang sudah kaya dan berpengaruh di negaranya masing-masing. Dengan demikian ketergantungan keuangan negara penerima utang menjadi permanen sebagai instrumen untuk memperoleh kesetiaan dari pemerintah-pemerintah penerima utang. Maka semakin besar jumlah utang semakin baik. Kenyataan  adalah beban utang yang sangat besar menyengsarakan bagian termiskin dari bangsanya dalam bidang kesehatan, pendidikan dan jasa-jasa sosial lainnya selama berpuluh-puluh tahun tidak perlu masuk dalam pertimbangan.”

“Claudia dan saya mendiskusikan karakteristik dari PDB yang menyesatkan. Misalnya pertumbuhan PDB bisa terjadi walaupun hanya menguntungkan satu orang saja , yaitu yang memiliki perusahaan jasa publik, dengan membebani utang yang sangat berat buat rakyatny a . Yang kaya menjadi semakin kaya dan yang miskin menjadi semakin miskin. Statistik akan mencatatnya sebagai kemajuan ekonomi.”

Cuplikan dari Buku : John Perkins - Confession of Economi Hitman (sebaiknya dibeli dan dibaca)

Argentina, Sebuah Negeri Kaya yang Menjadi  Korban Utang

Di tahun 1960-an hingga 1970-an, negara-negara Amerika Latin seperti Brazil, Argentina, Meksiko mengikuti program

Page 5: Indonesia Menggugat 08

Bendera Argentina

pinjaman besar dari negara/lembaga kreditor internasional untuk industrilisasi, khusunya proyek infrastruktur. Dengan skema manipulasi statistika dengan pertumbuhan GDP semu (memperkaya segelintir pihak/orang), ekonomi tumbuh dengan persentase yang gemilang dan kreditor terus meminjam utang yang besar. Antara tahun 1975 hingga 1982, utang Amerika Latin terhadap lembaga perbankan meningkat rata-rata 20.4%. Kecanduan utang  menyebabkan utang meningkat 4 kali lipat pada USD 75 miliar [1975] menjadi USD 315 miliar [1983]. Angka pinjaman ini setara dengan 50% GDP dari negara-negara Amerika Latin. Akibatnya, bunga dan cicilan utang negara Amerika Latin naik dari USD 12 miliar [1975] menjadi USD 66 miliar [1983].

Argentina adalah salah satu negara Amerika Latin yang menjadi korban para EHM dengan membawa neoliberalisme yang didukung oleh korporasi asing (multinational company) dan lembaga-lembaga keuangan seperti IMF, World Bank, USAID. Seperti Indonesie, Argentina adalah negara yang memiliki kekayaan yang melimpah. Utang yang besar serta pemerintahan yang berpaham neo-lib mengakibatkan negara kaya yang menyatakan kemerdekaan sejak 1816 terjajah secara ekonomi, politik dan hukum. Stagflasi (inflasi tinggi disertai angka pengangguran dan stagnansi ekonomi) pun mulai terjadi dari 1975 hingga 1990 akibat bunga utang ang besar, penghindaran pajak dan modal flight. Dan puncak krisis ekonomi Argentina terjadi pada 2001.

Tahun 2002, Argentina tidak mampu membayar kewajiban utang dan bunga, GDP merosot, pengangguran meningkat 25% dan depresiasi Peso terjun hingga 75%. Dimasa-masa pemulihan krisis inilah, tokoh Néstor Carlos Kirchner Ostoić lahir menjadi pemimpin Argentina selama 4 tahun dari 2003-2007. Tahun 2003, GDP baru rebound setelah pemimpinnya mengeluarkan kebijakan strategis terpadu dan peningkatan ekspor komoditas.

Kebangkitan Argentina dan Sang Presiden Néstor Kirchner

Dapat kita bayangkan bagaimana kondisi perekonomian Argentina pasca 2 tahun krisis. Inflasi yang tinggi, modal yang lari, utang yang besar, pengangguran tinggi, stagnansi pertumbuhan ekonomi (bahkan stagflasi) serta ketergantungan asing yang masih tinggi. Semua kehancuran ekonomi rupanya dapat bangkit dan bahkan tumbuh berjalan dengan cepat pasca terpilihnya Néstor Kirchner. Sebelum menjadi presiden,  Néstor Carlos Kirchner Ostoić (Néstor Kirchner) kurang dikenali dunia internasional maupun rakyat Argentina itu sendiri.  Dunia internasional terutama Amerika cs kurang bersimpati dengan sosok yang dikenal berseberangan dengan paham neo-liberalisme.

Page 6: Indonesia Menggugat 08

Néstor Kirchner merupakan sosok anti program IMF karena menganggap lembaga ini bersama lembaga keuangan lain telah menyebabkan kehancuran negara-negara kaya di Amerika Latin. Wajar ji

Pres Luiz da Silva, Pres. Nestor Kirchner dan Pres. Hugo Chávez tahun 2005

ka pencalonan presiden Kirchner yang pro rakyat mendapat antipati dari negara Paman Sam dan sekutunya.  Hal yang serupa dengan rekan-rekan Kirchner yang anti neoliberalisme seperti Presiden Venezuela Hugo Chávez, Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva, Presiden Bolivia Evo Morales, dan Presiden Uruguay Tabaré Vázquez. Meskipun pada awalnya ia kurang dikenal oleh publik, namun dengan mengusung visi/semboyan  “returning to a republic of equals“, pada akhirnya ia didaulat menjadi Presiden ke-52 Argentina dari 25 Mei 2003 – 10 Desember 2007.

Kebijakan-kebijakan revolusioner Sang Presiden dalam hukum, perpajakan dan ekonomi kerakyatan membawa cepat kebangkitan ekonomi Argentina. Dari stagflasi di tahun 2001-2002, Argentina dibawah Néstor Kirchner rupanya mampu mengubah situasi sosio-ekonomik dan ekonomi terus tumbuh dengan angka-angka rata-rata mencapai 9% selama kurun 2003-2007. Angka inflasi yang tinggi dapat ditekan hingga 9%. Pasca Néstor Kirchner, ekonomi tumbuh sedikit melambat sekitar 7% pada tahun 2008 akibat krisis finansial Amerika 2008 silam.

Istri Kirchner, Cristina Fernández de Kirchner yang menjadi Presiden ke-53 Argentina tetap melanjutkan pemerintahan yang pro-rakyat dengan mengucurkan USD 32 miliar untuk program pembukaan lapangan pekerjaan publik 2009-2010 serta USD 4 miliar untuk pemotongan pajak dan subsidi bagi sebagian besar rakyat negara yang berpenduduk 40.5 juta jiwa [2008].

Presiden Néstor Kirchner, Pembela Kaum Rakyat

Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari kepemimpinan Néstor Kirchner, seorang pemimpin sipil (bukan militer, tapi berjiwa militer). Ditengah krisis ekonomi yang melanda negerinya, utang membengkak hingga USD 178 miliar, korupsi, hegemoni asing di negerinya, ia justru secara cukup radikal melawan ketidakadilan sistem dan lembaga yang merongrong kesejahteraan dan keadilan bagi rakyatknya. Dengan mental berani menegakkan kebenaran, ia melakukan reformasi di bidang hukum, ekonomi, politik, sosial dan HAM.

Page 7: Indonesia Menggugat 08

President Néstor Kirchner in March of 2007

Di bidang hukum ia mereform Mahkamah Agung Argentina. Para pejabat hukum yang bejat di pecat, dan menggantikan pejabat yang pro-rakyat serta mewakili mereka yang religius bahkan atheist (mirip Nasakom bung Karno). Dibidang HAM, Kirchner memecat sejumlah Jenderal, Laksamana,dan Brigadir Tentara yang memiliki reputasi terlibat dalam kejahatan Dirty War. Dibidang sosial, ia memprioritaskan masalah sosial akibat kesenjangan kemiskinan antara si kaya dan miskin, pengangguran. Dibidang politik, ia memutuskan hubungan yang terlalu “menyembah” ke kubu Amerika yang selama ini didaulat oleh presiden yang pro-neoliberalisme Amerika. Ia pun menolak WTO dalam agenda Pasar Bebas di Benua Amerika. Hal yang cukup bertolak belakang dengan kebijakan pemerintah Indonesia saat ini yang melakukan kerjasama pasar bebas dengan menerapkan bea masuk 0% bagi beberapa komoditisi pertanian/peternakan dan terus mengekspor mentah sumber daya alam ke luar negeri tanpa diolah terlebih dahulu.

Dan dibidang ekonomi, Kirchner memfokuskan ekonomi mikro, peningkatan nilai sumber daya alam sebelum diekspor, meningkatkan program sosial ekonomi serta meningkatkan subsidi fundamental bagi rakyat. Dengan kebijakan yang revolusioner, ia meminta penjadwalan kembali pembayaran utang  dan bunga senilai USD 84 miliar selama 3 tahun ke depan. Kebijakan ini ia tempuh karena Kirchner melihat bahwa sebagian besar utang tersebut adalah utang najis (odious debt) dan skenario utang tersebut bukan akan membangkitkan sosio-ekonomi rakyat Argentina justru sebaliknya utang hanya menjadi candu kesengsaraan rakyat Argentina.

Keputusan penjadwalan kembali utang (rescedule debt) tentu saja ditentang oleh para pejabat IMF, WB, pemerintah dan korporasi Amerika dan dari oposisi Pemerintahnya sendiri. Mereka mengancam bahwa jika keputusan itu diambil maka ekonomi Argentina diramalkan semakin memburuk dari saat ini (masih krisis), akan dikucilkan dari pergaulan internasional, negara-negara neo-lib tidak akan bertransaksi dengan Argentina, investornya akan keluar dari Argentina, investasi luar tidak akan masuk ke Argentina, dan intinya Argentina akan di-black list. Kasus ini sama dengan sebagian besar orang yang selama berdiskusi dengan saya bahwa jika kita menghapus utang najis, maka Indonesia akan diserang oleh Amerika, akan didiskreditkan oleh negara-negara asing dan Indonesia akan collapse.

Page 8: Indonesia Menggugat 08

Dibawah ancaman lembaga asing, pemerintah Amerika cs dan antek-antek neoliberalisme, Kirchner maju terus dengan mental berani untuk membela kebenaran rakyatnya. Iapun didukung oleh Joseph Stiglitz, mantan ekonom di Bank Dunia yang akhirnya menentang kebusukan IMF. Joseph Stilitz mendukung Argentina untuk mengambil langkah independen dari ketergantungan lembaga asing dan dikte Amerika Cs yang berusaha menjadikan Argentina adalah negeri jajahan Korpotokrasi, menjadikan Argentina negara jajahan neo-lib.

Kirchner beralasan bahwa APBN Argentina sangat membutuhkan dana pembangunan untuk mengurangi penderitaan rakyatnya. Jika dalam 3 tahun ke depan, Pemerintah Argentina terus  membayar utang, maka secara tidak langsung mengabaikan hak asasi hidup layak yang paling mendasar bagi rakyatnya. Lalu, dana cicilan ULN +bunga dialihkan untuk membuka sektor rill. Membuka pertanian dan industri pertanian serta segala macam infrakstruktur. Infrastruktur yang terintegrasi membuat produksi dari high cost economy menjadi low cost economy.

Dibawah gertak sambal IMF, WB, Amerika CS, ternyata Presiden Kirchner berhasil membawa ekonomi Argentina tumbuh dari krisis 2001.Di tahun pertama, ekonomi tumbuh 7%, tahun kedua tumbuh 8% tanpa utang baru dan tahun ke-3, investor asing justru berduyun-duyun datang Argentina karena dukungan infrastruktur yang dibangun selama 2 tahun pertama membuat biaya  produksi di Argentina telah menjadi  rendah (low cost production).

Perjuangan Kirchner terus berlanjut. Pada semester 1 2005, dengan berani, ia kembali merestrukturisasi USD 81 miliar utang negara. Lebih dari 76% utang tersebut ditender dan direstrukturisasi dengan nilai pembayaran 1/3 dari nilai utangnya.  Pada 15 Desember 2005, Kirchner mengumumkan pembatalan pembayaran utang kepada IMF secara penuh dan menawarkan skema pembayaran tersendiri.

Kemenangan Rakyat Argentina, Apa Kabar Indonesiaku?

Keberanian pemimpin Argentina dari segala bentuk ancaman ternyata berhasil membawa keadilan bagi rakyatnya. Utang yang selama ini dirancang untuk membangkrutkan perekonomian negara seperti John Perkins akui ternyata dapat dimenangkan oleh rakyat Argentina. Baik utang korup dan manipulatif dari Utang Luar Negeri (ULN) maupun utang dalam negeri yang diciptakan dari utang swasta jelas adalah utang najis (odious debt). Rakyat tidak merasakan utang tersebut, justru segelintir orang dan korporasi yang merasakan nikmat utang tersebut. Mengapa rakyat harus membayarnya? Mengapa para pemimpin kita justru dengan sangat setia membayar utang tersebut dengan cara meningkatkan utang negara luar negeri, mengurangi subsidi, serta terus menambah utang dalam negeri?  Ratusan bahkan triliuan rupiah uang rakyat/negara telah digunakan untuk membayar jebakan utang najis (odious debt trap). Dan pembengkakkan utang negara hingga 1667 triliun pada Januari 2009 dikarenakan pemerintah lebih membela kepentingan asing dan pengusaha/obligor/bankir daripada membela kebenaran hak rakyat.

Jika para pemimpin hanya bisa terus membayar utang najis dengan menambah utang baru (gali lubang tutup lubang), maka seorang lulusan SMA pun bisa melakukannya. Tidak usah seorang sarjana atau doktor ekonomi. Yang kita butuhkan adalah mental yang berani memperjuangkan nasib rakyat? Memperjuangkan penghapusan atau setidaknya penjadwalan kembali utang najis

Page 9: Indonesia Menggugat 08

untuk dialihkan untuk pembangunaan sektor riil, subsidi pendidikan, dan membuka usaha dan indsutri pertanian dan perikanan.

Jika Argentina bisa mengajukan diskon kewajiban pembayaran utang hingga 70%, atau menlikuidasi utang Argentina pada IMF dengan skema single paymetn tanpa refinancing total USD 9.8 dalam keadaan sosio-ekonomi yang buruk, mengapa Indonesia tidak bisa? Indonesia justru memiliki sumber kekayaan yang jauh lebih besar daripada Argentina. Kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2003-2005 justru jauh lebih baik dari sosio-ekonomi Argentina pada saat itu. Yang lebih takjub lagi adalah meskipun elektabilitasnya diatas 60% pasca pemilu 2007, Kirchner justru tidak maju kembali menjadi Capres. Ia cukup puas dengan sistem yang telah ia bangung, ia cukup merasa yakin bahwa rakyat Argentina dapat mengikuti jejaknya menjadi Presiden yang tidak haus kekuasaan tapi berjuang dan bertindak membela kepentingan rakyat.

*****

Saya minta maaf kepada sebagian pembaca yang “sebel” dengan tulisan saya yang panjang dan sulit dimengerti oleh mayoritas masyrakat Indonesia. Saya sulit untuk tidak menulis tulisan yang panjang, karena saya harus memuat tulisan secara komprehensif termasuk referensinya. Dan tulisan ini juga sebagai jawaban saya dari tulisan pada 24 Maret 2009 : Fakta-Fakta Tersembunyi SBY-JK (3): Utang Negara Membengkak 1667 Triliun dan 17 April 2009 : Presiden Mega dan SBY : Pembuat & Pembayar Utang Najis

Jika saja dari 3 calon capres-cawapres 2009 ini yakni JK-Win, SBY-Boediono, dan Mega-Prabowo tidak berani mengusung setidak-tidaknya penjadwalan utang atau penghapusan utang najis, pembongkaran kasus BLBI, korupsi orba, pengusutan penangkapan aktivis 1998, serta kebijakan ekonomi yang pro rakyat, maka jelas saya akan memilih Golber (golput). Dan saya harap, melalui tulisan ini, para politikus mau melakukan agenda seperti Presiden Kirchner. Dan saya harapkan, mereka harus lebih berani dan cerdas daripada Presiden Argentina. Inilah Capres Idamanan Nusantaraku.

Terima kasih, Salam Perubahanech-nusantaraku (endra) – 25 Mei 2009

Video John Perkins – Confession of Economic Hitman

Sumber Referensi:1) Argentina; 2) Néstor Kirchner; 3) Latin American Debt Crisis, 4) John Perkins-Confession of Economic Hitman (English e-book version), 4) John Pilger-New Rule of The World,  5) Kwik Kian Gie – Proses Terjajahnya Kembali Indonesia Sejak Bulan November 1967 : I, II, III, IV. 6) Odious Debt in Argentina I, II, III, 7) Argentine debt restructuring, 8] Economy of Argentina

from → Analisis dan Fakta

21 Responses leave one →

Page 10: Indonesia Menggugat 08

1.

2009 Mei 26

Callighan permalink

Sebelumya, saya mohon maaf karena kurang mengerti ekonom (terutama makroekonomi).Tetapi, saya penasaran. Bagaimana Argentina men-sustain aktivitas ekonominya tanpa modal atau hutang asing? Sepaham saya, hutang dan modal asing dibutuhkan untuk men-sustain perekonomian dalam negeri karena jumlah modal dan uang yang ada di dalam negeri kurang. Selain itu, apa yang menjadi kebijakan Kirchner dalam negeri Kirchner untuk mengusahakan economic sustainability?

Balas

o

2009 Mei 26

nusantaraku permalink

Sebenarnya Argentina itu sangat kaya, kaya akan sumber daya alam,kaya nabati dan jumlah penduduk yang relatif kecil dibanding luas wilayahnya. Ketika memulai memerintah, usulan agar penjadwalan kembali Kirchner ditentang. Ditambah skema pembayaran hutang lama USD 0.25 untuk setiap USD 1 (diskon). Lembaga-lembaga kreditor seperti IMF, WB, AS cs tentu pada awalnya menolak. Namun, kepiawaian negoisasi (diplomasi), akhirnya lembaga-lembaga keuangan non-IMF (seperti Word Bank) bisa melunak dengan Argentina. Investor-investor asing yang disebut-sebut akan mingat, ternyata faktanya tidak seperti. Tidak pula investor yang telah menanam modalnya langsung angkat kaki (pasti rugi sudah investasi). Pada awalnya indeks saham dan nilai peso jatuh lebih dari 1%.Cara membiayai : miliaran dolar untuk bunga + cicilan utang digunakan untuk mengenjot sektor riil dan value added dari komoditas pertanian, perkebunan yang menyumbang hampir 1/4 GDP. Usaha Kedelai, sorghum, hewan ternak, madu digenjot. Dan ternyata perhatian pada sektor ini ditambah APBN yang tidak tersedot untuk membayar utang dapat membangkitkan ekonominya.Jadi, sebenarnya bagaimana kemampuan diplomasi serta melaksanakan program-

Page 11: Indonesia Menggugat 08

program padat karya untuk rescheduling utang ataupun debt swap.Trims

o

2009 Juni 16

antz permalink

sy ingin tanya : jika ekonomi hanya berputar di dalam negeri saja (tanpa utang asing) apa tidak bisa ? kan sumber daya besar, wilayah besar, logikanya sih harus bisa memutar ekonomi di sekeliling kita saja.

sy pernah tak sengaja bertanya pada komunitas kecil suatu etnik yang bisa eksis dan bahkan menjadi kaya di negara orang yg penduduk setempatnya kurang senang dengan imigran. ternyata mereka intinya adalah memutar uang di dalam kelompok mereka sendiri, mereka menyerap lebih banyak uang daripada mengeluarkan uang keluar dari komunitas itu.

tapi ya …. ekonomi negara kayaknya tidak sama dengan 4+4=8 hehehehehehebanyak faktor mempengaruhi, terutama faktor presiden hehehehehehehehehe

2.

2009 Mei 26

Callighan permalink

Oke. Saya coba sederhanakan menurut pengertian saya ya. Kalau saya salah, mohon dikoreksi.brBerarti dana negara yang pada awalnya dialokasikan untuk pembayaran hutang+bunga digunakan untuk membiayai ekonomi dalam negeri. Hal tersebut ditambah peningkatan produksi produk agraria inti rakyat.Sementara itu, kementrian luar negeri Argentina melakukan diplomasi untuk mengusahakan restrukturisasi hutang.

Page 12: Indonesia Menggugat 08

Pertanyaan saya, penggenjotan usaha Kedelai, sorghum, hewan ternak, madu tersebut untuk konsumsi dalam negeri atau untuk export?Trims atas respons dan jawabanya.

Balas

o

2009 Mei 26

nusantaraku permalink

Yah.. benar Mas. Yang saya kagum adalah kemampuan dan keberanian diplomasi Kirchner bersama timnya menghadapi lembaga asing tersebut. Sisi ekonomi, ia langsung menganggarkan 36 miliar untuk perluasan tenaga kerja dan subsidi. Pengenjotan agrobisnis digunakan untuk meningkatkan ekspor komoditi.Hal lainnya, ia pecat para pejabat hukum dan militer yang memiliki “jejak hitam”.Mungkin itu yang bisa saya sampaikan. Trims

3.

2009 Mei 29

masdiisya permalink

wah saya belum baca artikel sampe selesai! tapi saya kagum dengan banyaknya input mencerahkan tentang dunia lain yang masih jadi impian bagi rakyat Indonesia. Mungkin saya akan rajin ke laman Bapak. Bravo!

Balas

4.

2009 Mei 29

juman permalink

Page 13: Indonesia Menggugat 08

Mereka itu sama seperti dengan rentenir kampung, cuma beda skala obyek.Kalo rentenir kampung, keliling nawarin kredit ke petani dengan jaminan sawah…Mereka tidak berharap agar petani membayar cicilan utang dengan lancar, karena kalau cuma cicilan utang marginnya sedikit …. tapi dengan sedikit sabotase … bisa mendapatkan jaminan sawah/tanah yang lebih besar nilainya.Dan untuk skala yang lebih besar lihat saja contoh indonesia …….

Balas

5.

2009 Mei 29

juman permalink

IMF , BANK DUNIA dll sama perannya dengan rentenir kampung, cuma yang jadi pertanyaan , kemana ahli ahli ekonomi kita yang lulusan S3 , katanya mereka banyak malah menjadi agen agen rentenis tersebut … Alamak…..

Balas

6.

2009 Mei 29

juman permalink

jika membaca buku joh perkins…. solusinya mudah sebenarnya .Bukankah cerita itu terjadi beberapa tahun silam dimana rentenir rentenir tsb punya tukang pukul yang ototnya masih kokoh…., kalau tidak mau nurut tinggal jotos saja ( contoh irak , afganistan dll )Tapi sekarang ? bodoh kalau masing mau ngekor !!!! , saatnya sekarang tinggalkan mereka , bukankan mereka sudah menuju kebangkrutan …ototnya sdh layu broo….

Balas

7.

Page 14: Indonesia Menggugat 08

2009 Mei 31

Penyaksi permalink

Bagaimana cara menumbuhkan rasa kecintaan pada negeri ini, dengan tidak berhutang. Walaupun hanya bisa makan sekali sehari atau hanya bisa memproduksi becak! kalau itu adalah hasil dari diri sendiri, modal sendiri .. kenapa tidak. Tumbuhkan semangat tuk tidak berhutang.Lagipula…kapan negara ini bisa maju kalau selalu dan selalu solusinya adalah hutang. Coba pikir…bagaimana mungkin negara ini akan bisa memproduksi mobil sendiri, jika negara ini kerapkali berhutang kepada negara produsen mobil spt jepang dan amerika.mereka jelas gak mau, hutang yang mereka berikan ke indonesia diperuntukkan untuk membuat mobil. karena apa? mereka negara produsen mobil, indonesia adalah pasar dari produk mereka. kalau indonesia bikin mobil, lalu mereka akan jualnya produksi mobil mereka kemana??Sepanjang kita mengandalkan hutang, sepanjang itu pula negara ini akan menjadi negara konsumen.

Balas

o

2009 Mei 31

nusantaraku permalink

To: jumanSaya senang membaca analogi saudara dengan “rentenir”.Semoga melalui ini, rasa kebersamaan kita untuk membangun bangsa tumbuh.

To: PenyaksiTerima kasih. Solusinya cukup oke. Semoga pemimpin mendatang mau memperjuangkan hal ini.

8.

2009 Juni 3

ian permalink

indonesia masih ada dalam lingkaran setan

Balas

Page 15: Indonesia Menggugat 08

2009 Juni 5

jerukmanisno1 permalink

wahh… argentina keren yahhh… Indonesia padahal punya semua lhoo…. coba sebutin apa yang ga punya…. SDM banyak tuh.. tinggal tarik aja orangnya … SDA udah di rampok berpuluh taun juga masih ada tuh….. mungkin kita cuma mental pejuang aja yang udah ilang dari diri para penguasa….

9.

2009 Juni 11

iim permalink

Kita Juga bisa belajar dari IRAN, negri para mullah ini ternyata bisa mandiri tanpa bantuan Amerika, mereka mampu mengeluarkan “rentenir” yang telah berkuasa selama puluhan tahun dari negrinya..Yuk lihat bersama bagaimana mereka bisa mengeluarkan rentenir dari negrinya,….

Balas

10.

2009 Juni 15

widyasena permalink

Saya senang ada tulisan kritis edukatif model yang ditulis teman-teman di atas. Sayangnya di luaran sana jarang sekali ada bahasan seperti ini untuk kemajuan negara kita. Kampanye Capres juga lebih pendekatan kualitatif dan sentimentil daripada program yang terukur.

Indonesia tidak akan pernah dibiarkan mandiri, karena bangsa Indonesia dengan kekayaan tanah air dan strategisnya posisi geografis – demografisnya amat berbahaya buat kelangsungan kedigjayaan ekonomi – politik – keamanan negara lain.

Sebuah catatan kecil:- Dengan segala kerusakan yang dibuat kepemimpinan Suharto, namun almarhum sempat mengusahakan sinergi ekonomi – politik kawasan dunia ketiga. Non-Alignment Summit tahun 90an dihadiri sebagian besar anggota PBB. Ini jelas mengkhawatirkan pemangku adat ekonomi dunia. Bisa jadi krisis ekonomi di medio 1997, ada hubungannya dengan

Page 16: Indonesia Menggugat 08

kebangkitan negara-negara Asia-Afrika yang mendapat simpati dari negara Skandinavia dan membuat pemilik uang di Timur Tengah menoleh.- Ketika Gus Dur baru memerintah, beliau mengangkat isu poros India – Indonesia – Cina, yang pernah berjaya di sekitar tahun 1000. Israel pemilik teknologi digandeng, petrodollar didatangkan, dikelola industri kerakyatan yang ada di India, Indonesia dan Cina, untuk dimanfaatkan bersama oleh negara-negara non-blok. Dan Gus Dur-pun terjungkal.-Banyak orang menduga terorisme didanai oleh konspirasi rahasia dari konglomerat di negara Barat. Ini untuk membuat beberapa negara di dunia terus kacau dan tak pernah mencapai kemapanan. Dengan demikian pemerintahan negara tersebut harus mengikuti kebijakan dunia yang diatur oleh para pemangku adat ekonomi – politik dunia, dan semata-mata untuk keuntungan konglomerat pendukung politik di negara mereka sendiri.-Pendekatan baru dari negara pemangku adat adalah masuk ke dunia pendidikan di negara-negara miskin. Alasan yang digunakan adalah untuk membuat generasi muda negara miskin mengenal teknologi dan mampu bersaing di dunia internasional agar (nah ini dia!) bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi di negara-negara pemangku adat.

Mudah-mudahan ini menambah seru dialog kita.

Balas

o

2009 Juni 15

nusantaraku permalink

Terima kasih atas tambahan persfektifnya. Jika saya boleh menilai, kasus Pak Harto mirip dengan Saddam Hussein. Sejak awal ia “dibentuk” dan “didukung” oleh Amrik. Namun pak Harto tidak ingin terlalu menghianati rakyat sendiri. Kekuatan infiltrasi semakin kokoh pasca revisi sebagian UU yang memperbolehkan asing berdiri di negeri sendiri menjelang tahun 1990.Mengenai Gus Dur, selama ini saya salute beliau dalam hal “gebrakan”-nya. Diawal ia menantang Amerika dengan membentuk poros Jakarta-Peking-New Delhi. Karena ini merupakan ancaman, lalu Gus Dur di undang ke White House. Setelah itu, tinggal isu. Langkah-langkah mandiri seperti itu hendaknya menjadi konsiderasi para pemimpin kita agar martabat Indonesia lebih besar seperti era 50-60-an.Trims

Trackbacks & Pingbacks

1. Dengan Fakta, Kwik Kian Gie Sudah Menang Debat Boediono « Nusantaraku 2. Indonesia target CIA « Jakarta 45

Page 17: Indonesia Menggugat 08

3. Siapapun presidennya, agendanya tetap utang « Catatan Kecil

4. Utang Najis « Amiktridharma

“Hantu” Neoliberalisme Versus Ekonomi Kerakyatan Oleh Faisal Basri - 25 Mei 2009 - Dibaca 2969 Kali -

Jika kita melakukan pencairan di Google untuk kata neoliberalism, maka muncul sekitar 1.700.000 entries. Tak ada definisi baku tentang istilah ini. Neoliberalisme tak dijumpai dalam taksonomi ilmu atau mazhab-mazhab ekonomi. Ia merupakan istilah turunan yang sangat populer di kalangan aktivis.

Istilah ekonomi kerakyatan atau people’s economy lebih banyak lagi dijumpai di Google search, lebih dari 46 juta entries. Definisinya tentu lebih beragam.Salah satu versi ringkas dari definisi neoliberalisme adalah: “The ideology of the (free) market and private interests as opposed to state intervention (dominance).” Kata di dalam kurung merupakan penambahan oleh penulis.

Jadi, azalinya, neoliberalisme berakar dari sistem kapitalisme pasar (market capitalism), yang dalam wujud ekstremnya disebut free market capitalism. Istilah yang terakhir ini bisa dikatakan berlebihan, mengingat esensi kapitalisme sendiri adalah pasar bagi transaksi ekonomi (Amartya Sen, 2009).

Apakah kapitalisme pasar bebas ada dalam kenyataan? Negara-negara kaya di Amerika, Eropa, dan Asia, yang berlabel kapitalis ternyata sarat dengan praktik-praktik di luar pasar, seperti tunjangan penganggur, berbagai bentuk jaminan sosial, dan penyediaan jasa publik seperti sekolah dan kesehatan. Banyak juga dari negara-negara tersebut yang memberikan subsidi dan beragam perlindungan terhadap industri ataupun produk lokal, baik terang-terangan maupun terselubung.

Oleh karena itu, boleh dikatakan bahwa sistem kapitalisme pasar bebas merupakan abstraksi dari suatu model ekstrem, yang tak pernah kita temui dalam kenyataan. Karena, tak satu negara pun yang menyerahkan roda perekonomian pada mekanisme pasar bebas dan kepemilikan sepenuhnya pada swasta.

Pada sisi ekstrem yang lain, tak ada satu negara pun yang mengendalikan sepenuhnya perekonomian dengan perencanaan terpusat dan kepemilikan sepenuhnya pada negara.

Page 18: Indonesia Menggugat 08

Yang kita jumpai dalam praktik adalah di antara kedua kutub ekstrem itu. Ada welfare state yang dekat ke ekstrem kanan, ada pula sosialisme yang dekat ke ekstrem kiri. Di tengahnya ada social market economy.

Dengan demikian, kontras yang ekstrem adalah: kapitalisme pasar bebas versus komunisme.

Salah satu pendekatan ekonomi politik mengedepankan pemisahan berdasarkan komitmen nilai individu versus komunitas dan persamaan versus hirarki. Jika yang menjadi acuan adalah individu dan hirarki, maka sistemnya kita sebut classical liberal atau libertarian. Sistem ini merupakan induk dari kapitalisme pasar bebas.

Sebaliknya, kalau yang menjadi acuan adalah komunitas dan persamaan, sistemnya kita sebut radikal. Ini merupakan landasan dari komunisme. Di antara keduanya adalah modern liberal dan konservatif.

Di mana posisi neoliberalisme? Ia merupakan turunan dari classical liberal dan kapitalisme pasar bebas. Ciri-ciri tambahan dari neoliberalisme adalah perdagangan bebas dan lalu lintas modal bebas dalam lingkup global, sebagai alat untuk ekspansi kapitalisme global.

Kenapa di negeri kita neoliberalisme dipertentangkan dengan ekonomi kerakyatan? Ya, salah kaprah.

Ekonomi kerakyatan bukanlah sistem ekonomi. Melainkan, lebih sebagai pilihan orientasi kebijakan ekonomi yang menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok rakyat. Bisa diterapkan di negara komunis seperti Kuba, bisa juga diterapkan di negara-negara yang menganut sistem pasar seperti di negara-negara Skandinavia.

Bisa pula ekonomi kerakyatan mengacu pada orientasi kebijakan yang mengutamakan penguatan fondasi ekonomi kelompok masyarakat mayoritas yang posisinya lemah. Karena itu disebut juga sebagai kebijakan pemberdayaan rakyat.

Pancasila dan UUD 1945 mengamanatkan kita untuk mewujudkan kesejahteraan sosial, bukan orang per orang. Tapi bukan lantas kita mencampakkan pasar.

Kata kunci: pasar tak sama dengan pasar bebas.