4
Indonesia Dalam Cengkeraman Asing April 30th, 2015 by kafi [AlIslam edisi 754, 12 Rajab 1436 H – 1 Mei 2015 M] Di selasela peringatan ke60 tahun Konferensi AsiaAfrika (KAA), ada peristiwa yang akan langsung berpengaruh terhadap negeri ini dan penduduknya. Peristiwa itu adalah kelanjutan dari hasil kunjungan Presiden Jokowi ke Tiongkok dan Jepang. Dua kunjungan itu dibanggakan karena membawa oleholeh berupa komitmen investasi dari Tiongkok dan Jepang yang sangat besar, mendekati seribu triliun rupiah. Di selasela KAA di Bandung itu, Jokowi melakukan pertemuan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Pertemuan tersebut dilanjutkan dengan pertemuan bilateral masingmasing. Hasil pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping, Presiden Jokowi memastikan bahwa Tiongkok akan ikut berinvestasi dalam proyek infrastruktur. Cengkeraman Tiongkok Dari situs Sekretariat Kabinet disebutkan, proyek infrastruktur yang menggandeng Tiongkok antara lain pembangunan 24 pelabuhan, 15 bandara, pembangunan jalan sepanjang 1.000 km, pembangunan jalan kereta api sepanjang 8.700 km, serta pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35.000 megawatt (MW). Tiongkok juga akan terlibat dalam pembangunan jalur kereta supercepat Jakarta Bandung dan JakartaSurabaya (Kompas.com, 25/4) Sebelumnya diberitakan, saat berkunjung ke Tiongkok, Presiden Jokowi mendapatkan komitmen investasi yang besarnya mencapai 68,44 miliar dolar AS atau sekitar Rp 882,87 triliun. Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, lembaga keuangan Tiongkok berencana memberikan pinjaman senilai 50 miliar dolar AS atau sekitar Rp 645 triliun kepada sejumlah BUMN untuk menggarap proyek infrastruktur Pemerintah. Sebesar 40 miliar dolar AS dari China Development Bank dan Industrial and Commercial Bank of Chinauntuk BUMN yang menggarap pembangunan jalan tol Trans Sumatera. Sebesar 10 miliar dolar AS untuk PT PLN (Persero) demi membiayai pembangunan transmisi listrik dan pembangkit. Itu baru sebagian saja. Masih ada bidang lain seperti infrastruktur lainnya, tambang, pembangunan smelter, pelayaran, transportasi dan sebagainya. Jika rencana itu berjalan mulus, maka Tiongkok akan menguasai infrastruktur di negeri ini. Masih Diragukan

Indonesia dalam cengkeraman asing

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Indonesia dalam cengkeraman asing

30/4/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Indonesia Dalam Cengkeraman Asing

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%2015… 1/4

Indonesia Dalam Cengkeraman Asing

April 30th, 2015 by kafi

[Al­Islam edisi 754, 12 Rajab 1436 H – 1 Mei 2015 M]

Di sela­sela peringatan ke­60 tahun Konferensi Asia­Afrika (KAA), ada peristiwa yangakan langsung berpengaruh terhadap negeri ini dan penduduknya. Peristiwa itu adalahkelanjutan dari hasil kunjungan Presiden Jokowi ke Tiongkok dan Jepang. Dua kunjunganitu dibanggakan karena membawa oleh­oleh berupa komitmen investasi dari Tiongkokdan Jepang yang sangat besar, mendekati seribu triliun rupiah.

Di sela­sela KAA di Bandung itu, Jokowi melakukan pertemuan dengan PresidenTiongkok Xi Jinping dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Pertemuan tersebutdilanjutkan dengan pertemuan bilateral masing­masing. Hasil pertemuan bilateral denganPresiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping, Presiden Jokowi memastikanbahwa Tiongkok akan ikut berinvestasi dalam proyek infrastruktur.

Cengkeraman Tiongkok

Dari situs Sekretariat Kabinet disebutkan, proyek infrastruktur yangmenggandeng Tiongkok antara lain pembangunan 24 pelabuhan, 15 bandara,pembangunan jalan sepanjang 1.000 km, pembangunan jalan kereta api sepanjang 8.700km, serta pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35.000 megawatt (MW).Tiongkok juga akan terlibat dalam pembangunan jalur kereta supercepat Jakarta­Bandung dan Jakarta­Surabaya (Kompas.com, 25/4)

Sebelumnya diberitakan, saat berkunjung ke Tiongkok, Presiden Jokowi mendapatkankomitmen investasi yang besarnya mencapai 68,44 miliar dolar AS atau sekitar Rp882,87 triliun.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, lembaga keuangan Tiongkok berencanamemberikan pinjaman senilai 50 miliar dolar AS atau sekitar Rp 645 triliun kepadasejumlah BUMN untuk menggarap proyek infrastruktur Pemerintah. Sebesar 40 miliardolar AS dari China Development Bank dan Industrial and Commercial Bank ofChinauntuk BUMN yang menggarap pembangunan jalan tol Trans Sumatera. Sebesar 10miliar dolar AS untuk PT PLN (Persero) demi membiayai pembangunan transmisi listrikdan pembangkit.

Itu baru sebagian saja. Masih ada bidang lain seperti infrastruktur lainnya, tambang,pembangunan smelter, pelayaran, transportasi dan sebagainya. Jika rencana itu berjalanmulus, maka Tiongkok akan menguasai infrastruktur di negeri ini.

Masih Diragukan

Page 2: Indonesia dalam cengkeraman asing

30/4/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Indonesia Dalam Cengkeraman Asing

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%2015… 2/4

Pengamat kebijakan publik Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Agung Prabowo,menilai keputusan menggandeng Tiongkok harus dipertanyakan. Menurut dia, selama inibeberapa pengadaan barang dan jasa yang melibatkan Cina acapkali bermasalah. Salahsatunya adalah proyek program percepatan pembangunan pembangkit listrik bertenagabatubara, gas, dan energi terbarukan atau fast track programme tahap 1. Pembangkitlistrik yang dibangun Tiongkok dalam proyek ini tak bisa berproduksi maksimal lantaranbanyak komponen usang. Selain itu pada kasus pengadaan Transjakarta, banyak unityang rusak dan berkarat.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Dedy Priatna, juga pernah mengatakan,proyek pembangkit listrik tahap I yang dikerjasamakan dengan Tiongkok hampir 90persen rampung. Namun, kapasitas produksi listrik itu hanya 30%­50% saja. Ini jauh lebihrendah jika dibandingkan dengan pembangkit listrik yang dibangun kontraktor Jerman,Prancis, dan Amerika yang bisa mencapai 75%­80% (Bisniskeuangan.kompas.com,25/4).

Cengkeraman Asing Total

Dominasi proyek infrastruktur oleh Tiongkok yang dimasukkan dan dijalankan melaluirezim Jokowi itu akan membuat cengkeraman asing Timur menancap di negeri ini.Cengkeraman oleh Timur itu melengkapi cengkeraman oleh Barat yang sudah lebih dulumenancap kuat dan terus diperdalam.

Sejak awal era Orde Baru, Barat terutama AS dan diikuti oleh Eropa telah mencengkeramnegeri ini dan mengeruk kekayaannya. Hal itu dilakukan melalui investasi korporasi­korporasi multinasional mereka, khususnya di sektor hulu pengelolaan SDA sepertitambang, migas, hutan, dsb.

Selain itu, secara politik dan kedaulatan, negeri ini dikendalikan melalui utang luar negeriyang terus menggunung. Awalnya melalui CGI dan IGGI. Saat kedua lembaga itudibubarkan, perannya digantikan oleh IMF dan Bank Dunia.

Hasil dari penjajahan gaya baru di era Orde Baru itu, pengelolaan berbagai sumberdayaalam khususnya di sektor hulu dikuasai asing. Mayoritas tambang, migas dan hutannegeri ini dikuasai asing. Rakyat negeri ini akhirnya seolah menjadi tamu di negeri sendiridalam hal pengelolaan SDA. Hasil kekayaan alam itu pun mengalir deras kepada pihakasing dan hanya menetes kepada penduduk negeri ini.

Cengkeraman dan dominasi asing itu makin dalam sejak masuk era Reformasi. Melaluiutang luar negeri, negeri ini benar­benar dikendalikan asing. Akibatnya, hampir semuasistem di negeri ini dibentuk sesuai pesanan, permintaan atau bahkan perintah dari asingmelalui IMF dan Bank Dunia. Hal itu melalui peraturan perundangan, mulai amandemenkonstitusi hingga pembuatan berbagai undang­undang. Melalui Letter of Intent (LoI), IMFmendekte negeri ini untuk membuat berbagai undang­undang di bidang politik, sosial,pertahanan dan keamanan, pendidikan, ekonomi, finansial, dan sebagainya. Bahkanuntuk mengawal semua itu, asing terlibat hingga hal teknis melalui utang, program,

Page 3: Indonesia dalam cengkeraman asing

30/4/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Indonesia Dalam Cengkeraman Asing

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%2015… 3/4

bantuan dan asistensi teknis. Semua itu bisa dibaca di dalam dokumen LoI dan berbagaiutang yang diberikan. Hasilnya, sistem di negeri ini betul­betul bercorak neoliberal.Neoliberalisme itu pada akhirnya makin melempangkan jalan bagi penjajahan gaya baru(neoimperialisme) atas negeri ini.

Khusus di bidang ekonomi, negeri ini didekte untuk membuat berbagai UU bercorakneoliberal. Subsidi dihilangkan. BUMN dijual. Utang terus ditumpuk. Pajak terusditingkatkan. Di sektor migas dan pengelolaan SDA, dengan berbagai UU, sektor hilir(pengolahan, distribusi dan eceran) pun diliberalisasi. Contoh nyata adalah di sektormigas. Di bidang investasi, semua sektor dibuka untuk investasi asing. Kepemilikan asingdibolehkan hingga lebih dari 90 persen. Asing pun boleh melakukan repatriasi, yaitulangsung mengirimkan kembali keuntungan yang mereka dapat di negeri ini ke negaraasal mereka.

Barat (AS dan Eropa) betul­betul memanfaatkan itu untuk lebih mendominasi negeri inikhususnya di sektor pengelolaan SDA, finansial (perbankan, asuransi, dsb),jasa, consumer good, dan sebagainya. Masih ada satu sektor yang belum dijarah olehBarat, yaitu infrastruktur dan fasilitas publik. Namun, dengan berbagai UU, sektorinfrastruktur itu pun terbuka luas dan mudah dijadikan incaran.

Dalam hal itulah, investor asing dari timur melihat kesempatan. Entah kebetulan atautidak, keinginan itu seolah bersambut dengan ambisi rezim Jokowi. Sekarang melalui apayang baru diumumkan, asing timur mulai menancapkan kuku cengkeramannya atasinfrastruktur negeri ini.

Hal itu sangat berbahaya. Pertama: Jika nanti infrastruktur, pelabuhan, bandara, jalan,transportasi, pelayaran, pembangkit, dsb dikuasai oleh mereka, maka rakyat negeri inibenar­benar hanya menjadi obyek dan pasar.

Kedua: Meski asing itu dari Timur, bukan berarti mereka berbeda dengan asing dariBarat. Tetap saja, seperti yang selama ini berjalan, banyak dari investasi itu langsungkembali kepada mereka melalui impor teknologi, metode, bahan, tenaga ahli dansebagainya. Dalam proyek kereta cepat, misalnya, jelas keretanya akan diimpor darimereka.

Ketiga: Dengan alasan pengembalian investasi maka kekayaan rakyat negeri ini akanmengalir kepada mereka dalam jangka panjang, setidaknya untuk masa 30 tahun. Hal itumelalui pembayaran utang dan bunganya, juga pembayaran atas penggunaaninfrastruktur itu.

Keempat: Rakyat negeri ini juga akan terbebani dengan pajak yang makin tinggi.Pasalnya, beban negara termasuk pembayaran utang dan bunga juga makin tinggi,sementara negara makin kehilangan sumber­sumber pemasukan, selain pajak.

Wahai Kaum Muslim:

Page 4: Indonesia dalam cengkeraman asing

30/4/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Indonesia Dalam Cengkeraman Asing

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%2015… 4/4

Itulah yang juga ada di belakang investasi asing Timur (Tiongkok, Jepang, dsb) di bidanginfrastruktur. Ada bahaya besar dan jangka panjang yang turut dibawa. Ini akanmelengkapi dominasi asing atas negeri ini. Akibatnya, hampir tak tersisa lagi bidangkehidupan negeri ini yang tidak didominasi asing. Dengan itu pula, penjajahan gaya baruatas negeri ini akan makin dalam.

Tentu semua itu tidak boleh dibiarkan. Sebab, kaum Muslim diharamkan memberikanjalan kepada orang kafir untuk bisa mendominasi dan menguasai kaum Mukmin. AllahSWT berfirman:

للكافرين على المؤمنين سبيال[ ]ولن يجعل ا

Allah sekali­kali tidak akan memberikan jalan kepada orang­orang kafir untukmemusnahkan orang­orang Mukmin (TQS an­Nisa’ [4]: 141).

Tentu tak selayaknya kaum Muslim negeri ini rela menjadi bulan­bulanan neoliberalismedan neoimperialisme baik dari asing barat maupun asing timur. Jalan untuk menyudahineoliberalisme dan neoimperialisme itu hanyalah dengan kembali pada petunjuk AllahSWT, yaitu dengan menerapkan syariah Islam secara menyeluruh di bawah naungansistem Khilafah ar­Rasyidah yang mengikuti manhajkenabian.

WalLâh a’lam bi ash­shawâb. []

Komentar al­Islam:Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, membenarkan bahwa Presiden Joko Widodo telahmenyetujui rencana pembangunan gedung baru DPR. (Kompas.com, 28/4).

1. Akhirnya impian anggota Dewan selama ini akan terwujud meski kinerja merekaselama ini terus saja jeblok.

2. Jangan sampai ini menjadi “suap” Pemerintah kepada DPR sehingga DPRbersikap lembek terhadap Pemerintah.

Baca juga :

1. Sektor Pangan Dalam Cengkeraman Asing2. Cengkeraman Asing di Tengah Keretakan Indonesia­Malaysia3. Indonesia dalam Cengkeraman Narkoba4. G20: Merugikan Indonesia, Menguntungkan Asing5. Cengkeraman Asing Lewat Lembaga Kesehatan