4
Mempelajari keberhasilan untuk mewujudkan program dan kebijakan yang lebih baik Indonesia telah melaksanakan reformasi manajemen berbasis sekolah selama satu dekade terakhir melalui program Bantuan Operasional Sekolah (atau yang sering disebut program BOS). Program ini memberikan dana bantuan (block grants) kepada sekolah-sekolah dasar dan menengah pertama untuk menutupi biaya operasional mereka, di luar gaji guru dan pegawai lainnya. Sekolah-sekolah memiliki kebebasan dan kemandirian yang lebih besar dalam mengelola dana yang mereka terima. Sebaliknya, sekolah-sekolah diharapkan transparan sehubungan dengan penggunaan dana dan memberikan peranan yang lebih besar kepada orangtua siswa dan pemangku kepentingan dari masyarakat dalam memberikan masukan dan pengawasan. Dana bantuan yang diberikan mencapai lebih dari delapan persen anggaran pendidikan pemerintah tahun 2012 yang mencakup 228.000 sekolah dengan jumlah siswa yang mencapai 43 juta orang. Meskipun terdapat perubahan, keterlibatan orangtua dalam manajemen sekolah masih rendah. Menurut sebuah survei nasional tahun 2010-2011, dua per tiga sekolah telah membuat keputusan tanpa melibatkan pihak orangtua atau komite sekolah yang beranggotakan pejabat sekolah, orangtua dan warga masyarakat. Kepala sekolah dari 22 persen sekolah memberitahu telah membuat semua keputusan. Lemahnya keterlibatan orangtua, termasuk dalam hal bagaimana dana bantuan digunakan tampaknya sebagian disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mereka tentang program. Menurut hasil survei tahun 2009, lebih dari dari separuh orangtua yang diwawancarai mengetahui apa kepanjangan BOS dan tidak lebih dari 20 persen yang mengetahui berapa dana yang diterima oleh sekolah mereka. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2011 melaksanakan kampanye informasi yang didukung oleh Bank Dunia. Kampanye ini mencakup intervensi di tingkat nasional, kabupaten/kota dan sekolah, termasuk liputan televisi dan pers. Kampanye ini berupaya menyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai Konteks Ada semakin banyak negara yang mereformasi bagaimana seko- lah-sekolah dikelola dan bekerja untuk melibatkan orangtua dan masyarakat secara lebih langsung dalam proses manajemen sekolah. Ga- gasan di balik reformasi manajemen berbasis sekolah adalah bahwa penyera- han tanggung jawab kepada sekolah dan pengguna sekolah akan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi, serta me- mastikan agar sumber daya yang ada di- alokasikan secara tepat. Dengan demiki- an, kualitas pendidikan akan menjadi lebih baik, begitu pula dengan kegiatan pembelajaran. Akan tetapi, bukti sehu- bungan dengan efektivitas manajemen berbasis sekolah masih belum jelas dan keterlibatan orangtua seringkali masih lemah. Evaluasi terhadap berbagai pendekatan untuk memperkuat akuntabilitas dan transparansi di sektor pendidikan sangat penting agar sekolah-sekolah dapat berhasil dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran. Di Indonesia, Bank Dunia telah bekerja sama dengan pemerintah dalam menentukan dan mengevaluasi cara-cara alternatif untuk meningkatkan pengetahuan orangtua tentang pengelolaan dana yang diberikan oleh pemerintah kepada sekolah-sekolah untuk menutupi biaya operasional dan meningkatkan keterlibatan orangtua dalam pengelolaan tersebut. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pendekatan langsung seperti mengundang orangtua ke pertemuan atau mengirim SMS (pesan teks), telah meningkatkan pengetahuan dan tindakan orangtua, sedangkan mengirim brosur dan surat ke rumah-rumah mereka tidak menghasilkan perubahan apa pun. Mengingat di banyak negara termasuk Indonesia, manajemen berbasis sekolah masih tetap diandalkan untuk meningkatkan akuntabilitas dan kegiatan pembelajaran, hasil evaluasi menunjukkan bahwa melibatkan orangtua dan masyarakat – dan memastikan bahwa mereka terinformasi—mungkin membutuhkan upaya-upaya yang lebih intensif. INDONESIA: Cara Mendapatkan Perhatian Orangtua PENDIDIKAN Agustus 2015 dari BUKTI menjadi KEBIJAKAN 99471 Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized

INDONESIA: Cara Mendapatkan Perhatian Orangtua · 2016-07-15 · Secara khusus, mengadakan pertemuan terbukti sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang program

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INDONESIA: Cara Mendapatkan Perhatian Orangtua · 2016-07-15 · Secara khusus, mengadakan pertemuan terbukti sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang program

Mempelajari keberhasilan untuk mewujudkan program dan kebijakan yang lebih baik

Indonesia telah melaksanakan reformasi manajemen berbasis sekolah selama satu dekade terakhir melalui program Bantuan Operasional Sekolah (atau yang sering disebut program BOS). Program ini memberikan dana bantuan (block grants) kepada sekolah-sekolah dasar dan menengah pertama untuk menutupi biaya operasional mereka, di luar gaji guru dan pegawai lainnya. Sekolah-sekolah memiliki kebebasan dan kemandirian yang lebih besar dalam mengelola dana yang mereka terima. Sebaliknya, sekolah-sekolah diharapkan transparan sehubungan dengan penggunaan dana dan memberikan peranan yang lebih besar kepada orangtua siswa dan pemangku kepentingan dari masyarakat dalam memberikan masukan dan pengawasan. Dana bantuan yang diberikan mencapai lebih dari delapan persen anggaran pendidikan pemerintah tahun 2012 yang mencakup 228.000 sekolah dengan jumlah siswa yang mencapai 43 juta orang.

Meskipun terdapat perubahan, keterlibatan orangtua dalam manajemen sekolah masih rendah. Menurut sebuah survei nasional

tahun 2010-2011, dua per tiga sekolah telah membuat keputusan tanpa melibatkan pihak orangtua atau komite sekolah yang beranggotakan pejabat sekolah, orangtua dan warga masyarakat. Kepala sekolah dari 22 persen sekolah memberitahu telah membuat semua keputusan. Lemahnya keterlibatan orangtua, termasuk dalam hal bagaimana dana bantuan digunakan tampaknya sebagian disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mereka tentang program. Menurut hasil survei tahun 2009, lebih dari dari separuh orangtua yang diwawancarai mengetahui apa kepanjangan BOS dan tidak lebih dari 20 persen yang mengetahui berapa dana yang diterima oleh sekolah mereka.

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2011 melaksanakan kampanye informasi yang didukung oleh Bank Dunia. Kampanye ini mencakup intervensi di tingkat nasional, kabupaten/kota dan sekolah, termasuk liputan televisi dan pers. Kampanye ini berupaya menyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai

Konteks

Ada semakin banyak negara yang mereformasi bagaimana seko-lah-sekolah dikelola dan bekerja untuk melibatkan orangtua

dan masyarakat secara lebih langsung dalam proses manajemen sekolah. Ga-gasan di balik reformasi manajemen berbasis sekolah adalah bahwa penyera-han tanggung jawab kepada sekolah dan pengguna sekolah akan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi, serta me-mastikan agar sumber daya yang ada di-alokasikan secara tepat. Dengan demiki-an, kualitas pendidikan akan menjadi lebih baik, begitu pula dengan kegiatan pembelajaran. Akan tetapi, bukti sehu-bungan dengan efektivitas manajemen berbasis sekolah masih belum jelas dan

keterlibatan orangtua seringkali masih lemah.Evaluasi terhadap berbagai pendekatan untuk memperkuat

akuntabilitas dan transparansi di sektor pendidikan sangat

penting agar sekolah-sekolah dapat berhasil dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran. Di Indonesia, Bank Dunia telah bekerja sama dengan pemerintah dalam menentukan dan mengevaluasi cara-cara alternatif untuk meningkatkan pengetahuan orangtua tentang pengelolaan dana yang diberikan oleh pemerintah kepada sekolah-sekolah untuk menutupi biaya operasional dan meningkatkan keterlibatan orangtua dalam pengelolaan tersebut. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pendekatan langsung seperti mengundang orangtua ke pertemuan atau mengirim SMS (pesan teks), telah meningkatkan pengetahuan dan tindakan orangtua, sedangkan mengirim brosur dan surat ke rumah-rumah mereka tidak menghasilkan perubahan apa pun. Mengingat di banyak negara termasuk Indonesia, manajemen berbasis sekolah masih tetap diandalkan untuk meningkatkan akuntabilitas dan kegiatan pembelajaran, hasil evaluasi menunjukkan bahwa melibatkan orangtua dan masyarakat – dan memastikan bahwa mereka terinformasi—mungkin membutuhkan upaya-upaya yang lebih intensif.

INDONESIA: Cara Mendapatkan Perhatian Orangtua

PENDID

IKAN

Agustus 2015

dari BUKTI menjadi KEBIJAKAN99471

Pub

lic D

iscl

osur

e A

utho

rized

Pub

lic D

iscl

osur

e A

utho

rized

Pub

lic D

iscl

osur

e A

utho

rized

Pub

lic D

iscl

osur

e A

utho

rized

Page 2: INDONESIA: Cara Mendapatkan Perhatian Orangtua · 2016-07-15 · Secara khusus, mengadakan pertemuan terbukti sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang program

Risalah kebijakan (policy note) ini meringkaskan “Informasi, Pengetahuan dan Perilaku dengan Mengevaluasi Cara-Cara Alternatif untuk Menyampaikan In-formasi Sekolah kepada Orangtua,” Pedro Cerdan Infantes, Deon Filmer, Policy Research Working Paper, #7233, Bank Dunia, April 2015. http://www-wds.worldbank.org/external/default/WVDSContentServer/WDSP/EAP/20 1 5/04/26/090224b082e0af57/1*0/Rendered/PDF/final0paper0inOOcampaignindonesiapdf

Temuan-Temuan

Evaluasi

PENDIDIKANDua pendekatan – mengadakan pertemuan bagi orangtua untuk menyampaikan informasi dan mengirim SMS kepada orangtua – meningkatkan pengetahuan orangtua mengenai program bantuan operasional sekolah.

Meskipun kedua pendekatan ini telah meningkatkan pemahaman orangtua mengenai program BOS dan bagaimana mereka dapat terlibat dalam mengelolanya, pendekatan dengan mengadakan pertemuan mempunyai dampak terbesar. Pertemuan-pertemuan yang diadakan telah mempertemukan para pegawai sekolah dan

Uji kontrol acak (Randomized control trial) diadakan di tiga kabupaten/kota di Indonesia: Tulungagung, Malang dan Sumbawa. Setiap kabupaten/kota menguji satu jenis pendekatan terhadap suatu kelompok kontrol. (Sebagai perkecualian, Tulungagung menguji dua varian.) Ada empat pendekatan yang diuji: memberikan brosur atau surat kepada siswa untuk disampaikan kepada orangtua mereka; mengirim SMS kepada orangtua; dan mengadakan pertemuan masyarakat. Semua pendekatan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada orangtua mengenai program dan peranan yang dapat dan perlu dijalankan oleh orangtua. Misalnya: Apa yang dimaksud dengan program BOS? Berapa besar dana yang diberikan program kepada setiap siswa? Untuk apa saja uang tersebut dapat digunakan? Bagaimana orangtua diharapkan dapat berpartisipasi dalam mengelola dana bantuan?

Di Tulungagung, 81 sekolah dasar dibagi secara acak menjadi tiga kelompok yang masing-masing terdiri dari 27 sekolah untuk menguji dampak dari pemberian bahan tercetak. Siswa dalam kelompok pertama menerima surat yang ditandatangani oleh kepala sekolah untuk disampaikan kepada orangtua mereka; siswa dalam kelompok kedua menerima brosur warna-warni untuk tujuan yang sama; sedangkan siswa dalam kelompok ketiga berfungsi sebagai kontrol dan tidak menerima bahan apapun. Di setiap sekolah, peneliti mensurvei 10 orangtua – seluruhnya berjumlah 270 orangtua per kelompok. Di Malang, di mana pengiriman SMS dievaluasi di 26 sekolah dasar, pemilihan acak dilakukan di tingkat orangtua secara individu. Nomor HP dan

nama orangtua dikumpulkan dan 20 orangtua di setiap sekolah dipilih secara acak untuk menerima SMS atau menjadi bagian dari kelompok kontrol yang tidak menerima apapun. Semua orangtua dalam kelompok kontrol dan kelompok perlakuan diwawancarai dalam pendataan akhir (endline). Di Sumbawa, di mana dampak dari pertemuan masyarakat dievaluasi, ada 41 sekolah dasar yang bersedia menjadi percontohan. Dua puluh satu sekolah di antaranya dipilih secara acak untuk diundang ke pertemuan sekolah yang difasilitasi, dan 20 sekolah ditugaskan ke kelompok kontrol yang tidak menerima apapun. Di setiap sekolah, 12 orangtua disurvei. Dalam pendataan awal (baseline), orangtua ditanya mengenai pengetahuan mereka tentang program dan seberapa sering mereka mengunjungi sekolah; dalam pendataan akhir, mereka juga ditanya mengenai pengetahuan spesifik mereka tentang program BOS di sekolah mereka, tentang peranan komite sekolah dan tentang partisipasi mereka sendiri.

program BOS, bagaimana dana bantuan dapat digunakan dan bagaimana orangtua dapat dilibatkan. Untuk mengetahui apakah pendekatan yang lebih intensif dibutuhkan, pemerintah telah bekerja sama dengan Bank Dunia dalam mengujicoba dan mengevaluasi empat cara lain dalam menyampaikan informasi kepada orangtua. Tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan

penggunaan dana bantuan dan akhirnya meningkatkan kegiatan pembelajaran dengan mendorong keterlibatan orangtua dalam manajemen sekolah. Namun mengingat waktunya yang singkat, evaluasi yang dilakukan hanya berfokus pada pengukuran dampak pengetahuan orangtua dan keterlibatan mereka di sekolah.

Contoh-contoh SMS yang dikirim kepada orangtua

• Apa itu BOS? BOS adalah bantuan operasional sekolah yang diberikan untuk mengurangi beban biaya sekolah.

• Orangtua perlu dilibatkan dalam perencanaan dan pemantauan.• Orangtua dapat meminta dan mengusulkan kegiatan-kegiatan dalam

perencanaan BOS• Orangtua dapat memberikan kontribusi sukarela kepada sekolah• Dalam rangka pemantauan, orangtua dapat berbicara dengan komite

sekolah dan membaca papan pengumuman• Orangtua dapat berbicara dengan komite sekolah dan kepala sekolah

apabila mereka menemukan penyelewengan dana.

Page 3: INDONESIA: Cara Mendapatkan Perhatian Orangtua · 2016-07-15 · Secara khusus, mengadakan pertemuan terbukti sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang program

anggota komite sekolah dengan orangtua, dan memberi mereka kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Rata-rata 80 persen orangtua hadir dalam pertemuan di sekolah. Pengetahuan orangtua mengenai lima hal utama sehubungan dengan program BOS meningkat 55 persen. Kelima hal tersebut adalah: apakah mereka pernah mendengar tentang program BOS, apakah kepanjangan dari BOS, berapa jumlah dana yang diterima oleh sekolah (dan apakah orangtua mengetahui berapa jumlah dana yang seharusnya diterima oleh sekolah) dan untuk apa saja dana bantuan dapat dan tidak dapat digunakan. Sedangkan pengetahuan orangtua yang menerima SMS mengalami peningkatan yang lebih rendah yaitu sekitar 8 persen, dan pengetahuan mereka tidak berubah sehubungan dengan untuk apa saja dana bantuan dapat dan tidak dapat digunakan. Di sekolah-sekolah di mana anak-anak membawa pulang surat atau brosur mengenai program, pengetahuan orangtua tidak mengalami perubahan.

Pendekatan melalui SMS dan pertemuan-pertemuan di sekolah telah meningkatkan pengetahuan orangtua mengenai bagaimana program BOS dilaksanakan di sekolah.

Secara khusus, mengadakan pertemuan terbukti sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang program karena hal itu berkaitan dengan sekolah mereka sendiri. Pengetahuan orangtua meningkat hampir dua kali lipat bila diukur berdasarkan jawaban orangtua atas pertanyaan-pertanyaan mengenai apakah mereka mengetahui bagaimana dana bantuan digunakan, dokumen-dokumen laporan program, dokumen-dokumen perencanaan dan apakah mereka pernah melihat poster yang harus dipasang sekolah untuk menjelaskan penggunaan dana bantuan. Pertemuan-pertemuan di sekolah memberikan kesempatan kepada orangtua untuk bertanya. Pertemuan-pertemuan tersebut juga membuat orangtua terlibat di sekolah. Hasil pendataan awal (baseline survey) memperlihatkan bahwa kurang dari 10 persen orangtua mengunjungi sekolah anak mereka sedikitnya tiga kali selama tahun lalu. Akibatnya, banyak orangtua tidak pernah sempat melihat poster-poster informatif yang dipasang pihak sekolah. Sekolah-sekolah juga mungkin tidak mau repot memasang poster-poster sebelum ada penjadwalan pertemuan.

SMS tampaknya efektif dalam beberapa hal. Sebaliknya daripada mengharapkan jawaban, SMS yang dikirimkan menyampaikan informasi penting dengan cara non-interaktif. SMS juga dapat disimpan sehingga orangtua dapat melihat kembali dan memeriksa informasi yang disampaikan. Itulah sebabnya mengapa orangtua yang menerima SMS – 11 SMS yang dikirim dalam 22 hari – lebih mengenal dokumen-dokumen perencanaan dan pelaporan dalam program BOS daripada orangtua yang pergi ke pertemuan.

Pertemuan-pertemuan yang diadakan juga meningkatkan pengetahuan komite sekolah dan seharusnya menjadi bagian penting dari proses manajemen sekolah.

Meskipun setiap sekolah seharusnya mempunyai sebuah komite sekolah, hasil survei nasional menunjukkan bahwa hampir separuh orangtua mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui apakah sekolah mereka memilikinya dan 30 persen lagi mengetahui adanya komite sekolah tetapi belum pernah menghadiri pertemuan komite sekolah atau mendapatkan

informasi dari komite sekolah. Pertemuan yang difasilitasi seperti ini meningkatkan kesadaran orangtua khususnya mengenai komite sekolah, kemungkinan besar karena sebagai anggota komite sekolah, mereka harus datang ke pertemuan tersebut. Namun, pengetahuan tentang komite sekolah dari orangtua yang menerima SMS tidak mengalami peningkatan yang sama.

Orangtua yang pergi ke pertemuan atau yang menerima SMS lebih banyak terlibat.

Di sekolah-sekolah yang mengadakan pertemuan, 39 persen orangtua memberitahu telah mengunjungi sekolah sedikitnya tiga kali setahun, dua kali lebih banyak daripada angka kunjungan untuk sekolah-sekolah dalam kelompok kontrol. Maka, SMS bukan hanya meningkatkan pengetahuan orangtua tentang perincian program BOS di sekolah bersangkutan, melainkan juga menghasilkan lebih banyak kunjungan ke sekolah. Selain itu, orangtua memberikan lebih banyak kontribusi tenaga seperti untuk perbaikan sekolah. Hal ini mungkin karena SMS menjelaskan bagaimana dana bantuan digunakan oleh sekolah dan mendorong orangtua untuk memberikan bantuan tenaga yang tidak dibiayai dengan program BOS.

Page 4: INDONESIA: Cara Mendapatkan Perhatian Orangtua · 2016-07-15 · Secara khusus, mengadakan pertemuan terbukti sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang program

Seraya semakin banyak negara mulai melakukan reformasi manajemen berbasis sekolah, para pembuat kebijakan seringkali mendapati bahwa orangtua yang terinformasi akan terdorong untuk terlibat sehingga sasaran-sasaran pembelajaran dapat berhasil dicapai. Namun, tidak semua cara penyampaian informasi akan mendatangkan hasil yang sama.

Temuan-temuan dari Indonesia berpotensi mempunyai implikasi terhadap desain kampanye informasi dan arah penelitian di masa mendatang. Hasil kajian menunjukkan bahwa informasi perlu disampaikan dari sekolah kepada orangtua, sedapat mungkin dengan cara yang paling langsung. Meskipun metode-metode promosi tradisional, seperti media televisi, tidak menjadi bagian dari evaluasi yang dilakukan, temuan-temuan memperlihatkan bahwa metode-metode tersebut mungkin kurang

efektif bila dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan yang lebih langsung, seperti pertemuan masyarakat atau SMS, dalam melibatkan orangtua. Bahkan meskipun peranannya paling besar dalam meningkatkan pengetahuan orangtua dan transparansi sekolah, pertemuan-pertemuan yang diadakan masih belum dapat melibatkan orangtua dalam perencanaan sekolah. Agar orangtua dapat lebih aktif terlibat, dibutuhkan lebih banyak kesempatan formal untuk berinteraksi misalnya melalui pertemuan-pertemuan tambahan yang difasilitasi. Karena kegiatan yang dievaluasi hanya mencakup jangka waktu satu tahun, penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk memeriksa dampaknya terhadap prestasi siswa dan pencapaian-pencapaian lain, serta mengkaji apakah jangka waktu yang lebih panjang dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan partisipasi orangtua.

Kesimpulan

PENDIDIKANStrategic Impact Evaluation Fund, sebagai bagian dari Grup Bank Dunia, mendukung dan membagikan hasil penelitian yang mengevaluasi dampak dari proyek-proyek pembangunan untuk membantu mengentaskan kemiskinan. Tujuannya adalah mengumpulkan dan mengembangkan bukti empiris yang dapat membantu pemerintah dan organisasi-organisasi pembangunan dalam merancang dan melaksanakan kebijakan-kebijakan yang paling cocok dan efektif sehingga masyarakat di negara-negara berkembang bisa mendapatkan kesempatan yang lebih baik di bidang pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja. Untuk informasi lebih lanjut mengenai kami dan apa yang kami lakukan, silahkan kunjungi: http://www/worldbank.org/sief.

Seri risalah ‘Dari Bukti Menjadi Kebijakan’ disusun oleh SIEF dengan dukungan dari Departemen Pembangunan Internasional Pemerintah Inggris.

THE WORLD BANK, STRATEGIC IMPACT EVALUATION FUND1818 H STREET, NW WASHINGTON, DC 20433

Disusun oleh Strategic Impact Evaluation FundEditor: Aliza Marcus • Penulis: Kathy Chen, Pedro Cerdan-Infantes, Deon Filmer • INDONESIA: How to Get Parents’ Attention

Penerjemah: Tjeng Goan Halim

Mengirimkan bahan tercetak ke rumah dalam bentuk brosur atau surat ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap pengetahuan atau keterlibatan orangtua.

Pendekatan dengan mengirimkan brosur atau surat tidak meng-hasilkan perubahan yang signifikan secara statistik terhadap pengetahuan orangtua. Sekitar seperlima orangtua yang diper-kirakan telah mendapatkan bahan tercetak tidak ingat telah melihatnya, mungkin karena anak mereka lalai menyampaikan-nya, atau karena orangtua itu sendiri telah melupakannya karena merasa hal tersebut kurang penting. Namun, ini tampaknya bu-kan alasan utama atas kurangnya dampak bahan tercetak; rasio serupa terjadi pada orangtua yang tidak menghadiri pertemuan sosialisasi namun pertemuan tersebut tetap mempunyai dampak yang kuat. Demikian pula, hanya 32 persen dari orangtua yang menerima SMS ingat telah menerima pesan, meskipun masih ada dampaknya.

Meskipun pengetahuan orangtua meningkat, kepala sekolah tetap mendorong adanya perencanaan pengeluaran dana bantuan, yang menunjukkan perlunya keterbukaan yang lebih besar.

Meskipun intervensi melalui pertemuan dan SMS memperkuat pengetahuan orangtua tentang program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), hal itu tidak meningkatkan partisipasi orangtua dalam memutuskan bagaimana dana bantuan akan digunakan – tujuan utama kampanye informasi. Secara teori, sekolah-sekolah seharusnya berkonsultasi dengan orangtua mengenai rencana penggunaan dana bantuan dan komite sekolah menyetujuinya; dalam praktek, sangat sedikit orangtua yang memberitahu telah berpartisipasi. Kelemahan ini menandaskan kurangnya saluran komunikasi formal antara orangtua dan sekolah, dan menunjukkan perlunya membuka proses yang berlangsung bagi pengawasan publik yang lebih luas, barangkali dengan mengadakan pertemuan-pertemuan tambahan.