Upload
felix-santoso
View
217
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dwkldnkawlndklwadkwandlawndnklwadkwndlkdkwdnawkldnwalkndadnklwadnkdnwalndkandwkalndwalkndwalkdnawldnkklndalwkwkldnaldawl jlwndlwakndwlkandawlndwlkndlawkndklwandklwanlkdnawkldnwakndwkldnawdwnakdlwanldkwandwlkandklawndawlkndkawldnlkandlkawdnlawndlkawdnklawndlkawndklwandalkw
Citation preview
Penatalaksanaan Anemia Defisiensi Besi
Terapi Kausal: mengetahui faktor penyebabnya dan mengatasinya, misalnya pengobatan
cacing tambang, pengobatan hemoroid.
Terapi kausal harus dilakukan, kalau tidak maka anemia akan kambuh kembali.
Pemberian Preparat Besi Oral
Defisiensi zat besi berespons sangat baik terhadap pemberian obat oral seperti garam
besi (misalnya sulfas ferosus) atau sediaan polisakarida zat besi (misalnya polimaltosa
ferosus). ²Terapi zat besi yang dikombinasikan dengan diit yang benar untuk meningkatkan
penyerapan zat besi dan vitamin C sangat efektif untuk mengatasi anemia defisiensi besi
karena terjadi peningkatan jumblah hemoglobin dan cadangan zat besi. CDC
merekomendasikan penggunaan elemen zat besi sebesar 60 mg, 1-2 kali perhari bagi
remaja yang menderita anemia. Contoh dari suplemen yang mengandung zat besi dan
kandungan elemen zat besi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Zat besi paling baik diabsorpsi jika dimakan diantara waktu makan. Sayangnya,
ketidaknyamanan abdominal, yang ditandai dengan kembung, rasa penuh dan rasa sakit
yang kadang-kadang, biasanya muncul dengan sediaan besi ini. Tetapi resiko efek samping
ini dapat dikurangi dengan cara menaikkan dosis secara bertahap, menggunakan zat besi
dosis rendah, atau menggunakan preparat yang mengandung elemen besi yang rendah,
salah satunya glukonat ferosus. Kompleks polisakarida zat besi seringkali lebih berhasil
dibandingkan dengan garam zat besi, walaupun kenyataannya tablet tersebut mengandung
150 mg elemen zat besi. Campuran vitamin yang mengandung zat besi biasanya harus
dihindari, karena sediaan ini mahal dan mengandung jumblah zat besi yang suboptimal.
Pemberian Preparat Besi Parenteral
- Diberikan secara IM
- Preparat yg tersedia: iron dextran complex
- efek samping: reaksi anafilaksis, flebitis, sakit kepala, flushing, mual, nyeri perut, sinkop
- Indikasi: intoleransi oral berat, kepatuhan berobat kurang, perlu peningkatan Hb secara
cepat
- Dosis besi (mg) = BB (kg) x kadar Hb yang diinginkan (g/dl) x 2,5
Pengobatan Lain
a. Diet: Diberikan makanan bergizi dgn tinggi protein terutama yang berasal dari protein
hewani
b. Vitamin C: Vitamin C diberikan 3x100 mg/hari untuk meningkatkan absorpsi besi
a. Transfusi Darah à anemia kekurangan besi jarang memerlukan transfusi darah
Transfusi Darah
Macam-macam bentuk sediaan darah dan komponen darah
a. Darah lengkap (whole blood)
Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, darah lengkap juga mempunyai kandungan trombosit dan faktor pembekuan labil (V, VIII). Volume darah sesuai kantong darah yang dipakai yaitu antara lain 250 ml, 350 ml, 450 ml. Dapat bertahan dalam suhu 4o±2o C. Darah lengkap berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit dan plasma secara bersamaan. Hb meningkat 0,9±0,12 g/dl dan Ht meningkat 3-4% post transfuse 450 ml darah lengkap.
b. Packed Red Cell
Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma secara tertutup atau septik sedemikian rupa sehingga hematocrit menjadi 70-80%. Volume tergantung kantong darah dipakai yaitu 150-300 ml. Suhu simpan 4o±2o C. Lama simpan darah 24 jam dengan sistem terbuka.
Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah dipekatkan dengan memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed cells banyak dipakai dalam pengobatan anemia terutama talasemia, anemia aplastic, leukemia dan anemia karena keganasan lainnya. Pemberian transfuse bertujuan untuk memperbaiki oksigenasi jaringan dan alat-alat tubuh. Biasanya tercapai kadar Hb sudah di atas 8g%.
Dosis yang dipergunakan untuk menaikkan Hb ialah dengan menggunakan rumus :
Kebutuhan darah (ml) = 3 x BB(kg) x kenaikan Hb yang diinginkan
Indikasi Transfusi
Transfusi sel darah merah diindikasikan pada Hb <7 g/dl, terutama pada anemia akut. Transfusi dapat ditunda jika pasien asimptomatik dan/atau penyakitnya memiliki terapi spesifik lain, maka batas kadar Hb yang lebih rendah dapat diterima (Rekomendasi A)
Transfusi sel darah merah dapat dilakukan pada kadar Hb 7-10 g/dl apabila ditemukan hipoksia atau hipoksemia yang bermakna secara klinis laboratorium (Rekomendasi C)
Transfusi tidak dilakukan bila kadar Hb ≥10 g/dl, kecuali bila ada indiaksi tertentu, misalnya penyakit yang membutuhkan kapasitas transport oksigen lebih tinggi (contoh : penyakit paru obstruktif kronik berat dan penyakit jantung iskemik berat). (Rekomendasi A)
Transfusi pada neonates dengan gejala hipoksia dilakukan pada kadar Hb ≤11 g/dl; bila tidak ada gejala batas ini dapat diturunkan hingga 7 g/dl (seperti pada anemia bayi prematur). Jika terdapat penyakit jantung atau paru atau yang sedang membutuhkan suplementasi oksigen batas untuk memberikan transfuse adalah Hb ≤13 g/dl. (Rekomendasi C)