86
IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH (Studi Kasus di SMP Islam Al-Azhar 4 Kemandoran) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh: SANTI NIM: 106011000171 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/ 1432 H

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

  • Upload
    vokien

  • View
    225

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SEKOLAH (Studi Kasus di SMP Islam Al-Azhar 4 Kemandoran)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

SANTI

NIM: 106011000171

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/ 1432 H

Page 2: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Santi

NIM : 106011000171

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Efektivitas Strategi Pembelajaran Kooperatif pada Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

(Studi Kasus SMP Islam Al-Azhar 4 Kemandoran)

Dosen Pembimbing : Yudhi Munadi, M.Ag

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil

karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya

tulis. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya, maka

saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk menempuh Ujian

Munaqasah.

Jakarta, 21 April 2011

Yang Menyatakan

SANTI

NIM: 106011000171

Page 3: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

i

ABSTRAK

Nama : Santi

NIM : 106011000171

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Studi Kasus SMP Islam Al-Azhar

4 Kemandoran)

Pelajaran Agama Islam di sekolah-sekolah umum dan madrasah sudah ada

sejak berdirinya lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia. Berbagai metode

yang sering digunakan pada tiap pembelajaran seperti metode ceramah, diskusi,

tanya jawab, demonstrasi dan lain-lain, akan tetapi tujuan pendidikan yang

diinginkan belum tercapai secara maksimal. Siswa-siswi kurang berminat pada

pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Padahal mata pelajaran agama menjadi

salah satu mata pelajaran wajib tiap jenjang pendidikan. Untuk mengubah keadaan

tersebut perlu perencanaan yang matang dalam menentukan strategi pembelajaran

yang tepat. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat membangkitkan gairah

belajar siswa yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. Karena

pembelajaran kooperatif membawa siswa kepada pembelajaran yang aktif

sehingga mampu mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah

atas materi yang diberikan guru secara bekerja sama. Guru tidak lagi sebagai pusat

belajar, akan tetapi siswa lah yang menjadi pusat belajar.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi

strategi pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di

sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa penerapan atau penggunaan

strategi pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di

sekolah adalah efektif. Hal tersebut dapat diketahui setelah siswa belajar dengan

menggunakan strategi pembelajaran kooperatif, semua unsur-unsur dasar dari

pembelajaran kooperatif telah tercapai. Kemudian adanya efek atau akibat dari

proses pembelajaran, memberikan hasil yang memuaskan pada perolehan nilai,

terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan/ indikator, terbentuknya

kompetensi, dan adanya partisipasi aktif dari anggota kelompok.

Page 4: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt. Tuhan seluruh alam yang

senantiasa memberikan rahmat dan karunia yang tak terhingga kepada hambanya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi

Strategi Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

di Sekolah (Studi Kasus SMP Islam Al-Azhar 4 Kemandoran)”. Salawat dan

salam semoga tetap tercurahkan ke hadirat Rasulullah Muhammad saw, beserta

keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya yang telah membawa umat manusia dari

zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu dan berjasa dalam pembuatan skripsi ini sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih penulis persembahkan

kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bahrissalim, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Semoga kebijakan yang dibuat selalu mengarah pada

kemajuan yang signifikan.

3. Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Yudhi Munadi, M.Ag, Dosen pembimbing. Terima kasih tak terkira atas

kesediaannya berbagi ilmu serta meluangkan waktunya untuk

membimbing, memberi saran dan nasihat demi keberhasilan penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

Page 5: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

iii

5. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama penulis

mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat di

dunia dan akhirat.

6. Kepala Sekolah dan segenap dewan guru di SMP Islam Al-Azhar 4

Kemandoran, khususnya kepada Bapak Khozin, S.Ag (Guru PAI) yang

telah meluangkan waktu dan bantuannya selama proses penelitian.

7. Orang tua tercinta Bapak Sarmubi dan Ibu Hamnah beserta keluarga, yang

selalu setia memberikan dukungan kepada penulis. Dengan segala

perhatian, doa, dorongan, dan cinta kasih sayangnya dalam mendidik dan

mengasuh penulis sehingga dapat menempuh jenjang pendidikan dasar

sampai perguruan tinggi dengan baik dan penuh pengorbanan.

8. Aa Tyo yang selalu memberikan perhatian, motivasi, doa, dan bantuannya

kepada penulis.

9. Sahabat-sahabatku BGP Girl’s (Rara, Isma, Dlah, Nadya, Pitty, Vda,

Ndah, Farah, dan Yayah) untuk kebersamaan, doa dan support kepada

penulis. Anak-anak Adem Ayem (Irma, Zee, Ma’a, dan Uphi) semoga

ukhuwah kita selalu terjaga.

10. Teman-teman seperjuangan mahasiswa FITK angkatan 2006 (Fathia,

Ning, Ana, Emi, Wati, Yuli, dll) semoga komunikasi kita tetap terjaga.

Penulis berdoa semoga segala bantuan yang telah mereka berikan menjadi

amal ibadah yang mendapat balasan dari Allah swt. Setelah penulis berusaha dan

berdoa, tiada yang lebih berarti selain menjadi pribadi yang berguna bagi orang

lain. ”Khoirunnas anfa’uhum linnas”.

Jakarta, April 2011

Santi

Page 6: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK………………………………………………………………………..i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………….……1

B. Identifikasi Masalah………………………………………….…...6

C. Pembatasan Masalah……….……...………………………………7

D. Perumusan Masalah.………………………………………………7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………………....7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif………………………………………....9

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif………………….……...9

2. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif……………….12

3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif…………………………….13

4. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif………………………...15

B. Pendidikan Agama Islam………………………………………..17

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam………………………...17

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam…………………………….23

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam…………………...25

C. Kerangka Berpikir………………………………………………..26

Page 7: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………....28

B. Populasi dan Sampel…………………………………………….28

C. Metode Penelitian……………………………………………….29

D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………….29

E. Instrumen Penelitian……………………………………………..30

F. Teknik Analisis Data………………………………………….….30

G. Triangulasi Data………………………………………………….31

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Islam Al-Azhar 4 Kemandoran………....32

B. Deskripsi Data……………………………………………………34

1. Hasil Observasi Perencanaan Tertulis (RPP)………………..35

2. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Kooperatif…………...40

3. Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif pada

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam…………………..49

C. Interpretasi Data……………………………………………….....52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………………………………………………………56

B. Saran…………………………………………………………..…58

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………59

LAMPIRAN

Page 8: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

vi

Page 9: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses yang amat penting di dalam kehidupan

individu dan masyarakat. Pemahaman terhadap hakikatnya memerlukan

pemahaman terhadap segala dimensinya. Sebagian ahli pendidikan berpendapat

bahwa sekolah merupakan satu-satunya pusat pendidikan, karena sekolah

merupakan lembaga yang diperuntukkan secara khusus bagi pendidikan. Pada

kenyataannya, terdapat banyak pusat pendidikan, seperti keluarga, tetangga,

kampung halaman, lingkungan, dan sekolah. Di samping masjid, tempat-tempat

pertemuan, media massa (seperti surat kabar, radio, dan televisi), dan lain-lain

yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pendidikan

dan pembentukan kepribadian individu.1

Untuk mengembangkan kompetensi pendidikan yang mampu menjawab

tantangan dunia global, maka pemerintah harus melakukan berbagai kebijakan,

dan selama ini kita selalu mencontoh kepada kebijakan pendidikan dunia maju.

Satu hal yang perlu kita lakukan segera mungkin adalah mengangkat mutu sumber

daya lulusan pendidikan.2 Tidak hanya itu, kreativitas dan kompetensi para guru

di lembaga pendidikan juga harus ditingkatkan. Karena peran guru di sekolah

sangat berpengaruh sekali terhadap perkembangan siswa.

1 Hery Noer Aly dan Munzier S., Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung Insani,

2008), h.197 2 Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h.78

Page 10: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

2

Dalam membangun dan membentuk generasi yang berkualitas, diperlukan

adanya semangat dan motivasi yang kuat dalam diri manusia itu sendiri agar

terciptanya suatu tujuan yang diinginkan. Karena menuntut ilmu merupakan

kewajiban setiap Muslim. Sesungguhnya Nabi Muhammad saw telah bersabda:

ان المال ءكة . اطلبىا العلم ولى بالصين فإ ن طلب العلم فريضة على كل مسلم

(رواه ابن عبد البر) تضع اجنحتها لطا لب العلم رضاء بما يطلب

“Carilah pengetahuan itu, biarpun sampai ke negeri Cina, karena mencari

pengetahuan itu adalah kewajiban setiap Muslim. Sesungguhnya malaikat

mengembangkan sayapnya kepada penuntut ilmu, merasa senang kepada ilmu

yang dituntutnya.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abdul Barri).3

Pada hadits di atas sangat jelas sekali dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw

untuk menuntut ilmu. Baik itu melalui pendidikan formal maupun nonformal,

yang manfaatnya untuk diri sendiri dan juga orang lain apabila diamalkan secara

baik dan penuh keikhlasan.

Pendidikan Agama Islam (PAI) hingga saat ini masih berhadapan dengan

kritik-kritik internal. Dikatakan bahwa PAI kurang mempunyai relevansi terhadap

perubahan sosial yang terjadi di masyarakat atau kurang ilustrasi konteks sosial

budaya, dan bersifat statis akontekstual, dan lepas dari sejarah, sehingga peserta

didik kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai yang hidup dalam

keseharian.4

Hal tersebut sangat disayangkan, karena Pendidikan Agama Islam merupakan

salah satu mata pelajaran yang penting untuk membangun moral dan akhlak para

siswa guna meningkatkan keimanan kepada Allah swt dan meneladani sifat Nabi

Muhammad saw serta menjadi bekal hidup di kehidupan sehari-hari. Akan tetapi

apabila sejak usia remaja saja para siswa/ pelajar kurang berminat dalam pelajaran

PAI di sekolah, maka dampak negatif yang terjadi sudah sering ditemukan dan

kita ketahui bersama, diantaranya; maraknya kenakalan-kenakalan remaja

3 Fachruddin HS & Irfan Fachruddin, Pilihan Sabda Rasul, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),

cet. I, h. 67 4Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 56

Page 11: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

3

sekarang ini seperti tawuran, pergaulan bebas/ penyimpangan seksual, minim-

minuman keras, merokok, bahkan sampai terjerumus pada narkoba. Kasus-kasus

tersebut sudah banyak dialami oleh para pelajar usia remaja sampai saat ini.

Belum lagi masalah-masalah yang terjadi di lingkunag keluarga, seperti

membantah dan melawan orang tua, komunikasi yang kurang baik antara anak

dan orang tua dan masih banyak lagi. Apabila hal ini dibiarkan terus-menerus,

mau jadi apa generasi penerus bangsa ini? Oleh karena itu, perlu adanya tindakan

dan jalan keluar yang baik yang harus segera dilakukan oleh berbagai pihak baik

di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, agar hal-hal negatif tersebut

tidak dibiarkan berlarut-larut.

Seorang guru hendaknya mampu menguasai dan memahami keadaan siswa-

siswanya dalam belajar agar siswa tidak merasa bosan karena penyampaian materi

yang bersifat monoton. Oleh karena itu, untuk mengajar dengan baik diperlukan

keterangan yang selengkap-lengkapnya tentang murid. Oleh sebab itu sekolah

modern dengan sengaja mengumpulkan keterangan-keterangan itu sejak anak itu

masuk sekolah. Keterangan itu senantiasa dilengkapi selama anak itu belajar di

sekolah dan agar dapat sedalam-dalamnya mengenal latar belakang murid.5

Dengan hal seperti itu, seorang guru dapat mengetahui kondisi para siswanya

dengan baik, serta dapat pula disesuaikan gaya belajar yang seperti apa yang akan

diterapkan oleh seorang guru. Sebab masing-masing siswa memiliki gaya belajar

yang berbeda-beda seperti visual, audio, dan audiovisual.

Memang disayangkan para siswa saat ini kurang menghayati pada pelajaran

PAI yang manfaatnya itu sangat penting bagi setiap individu dalam menjalani

kehidupannya. Kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya atas kenakalan-kenakalan

serta kurangnya motivasi belajar para siswa tersebut, sebab pelajaran PAI menjadi

tidak menarik bisa disebabkan karena penggunaan metode atau strategi yang

kurang tepat dalam pembelajaran. Karena pemakaian metode yang kurang tepat

sangat membawa pengaruh bagi kelangsungan proses belajar mengajar, dan hal itu

akan berdampak bagi pemahaman siswa dalam memahami suatu materi pelajaran.

Oleh karena itu, menjadi tugas besar bagi para guru untuk meningkatkan strategi

5 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet. I, h.25

Page 12: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

4

dan penggunaan metode yang tepat agar dapat meningkatkan motivasi para siswa

agar bisa mencerna dan memahami pelajaran yang telah diberikan secara optimal.

Oleh karena itu, perlu adanya konsep dalam merencanakan serta menerapkan

metode dan strategi apa saja yang harus diterapkan agar suasana kelas menjadi

fokus dan menarik bagi para peserta didik. Dengan harapan bahwa tidak hanya

pembelajaran PAI tersebut dapat dipahami siswa di sekolah, tetapi agar dapat

diterapkan pula dalam kehidupan sehari-hari.

Sejak dahulu sampai sekarang metode yang sering digunakan dalam proses

pembelajaran adalah metode ceramah, karena metode ceramah memang mesti

digunakan sebagai pengantar dalam suatu pembelajaran. Untuk menciptakan

suasana yang dinamis di dalam kelas, penggunaan metode ceramah harus

dikombinasikan dengan metode-metode pembelajaran yang lain agar proses

pembelajaran menjadi lebih .

Dalam Undang-undang No. 2 Tahun 2003 telah dijelaskan tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yang berbunyi: “Pendidikan Nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa, yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab”.6

Perumusan Undang-undang tentang pendidikan yang telah dipaparkan di atas,

menjadi pemicu bagi guru dan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia untuk

lebih memperhatikan mutu pendidikan yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Oleh

karena itu, salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu pembelajaran di

sekolah tergantung pada penggunaan strategi yang diterapkan oleh guru.

Hampir tidak mungkin menggunakan satu strategi mengajar dalam satu

pelajaran. Bahan pelajaran bahkan sering memasukkan beberapa pertanyaan.

Diskusi-diskusi dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan. Ketika para siswa

bekerja bersama dalam kelompok-kelompok, mereka saling berbagi informasi,

6 Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat

Jenderal Pendidikan Islam, Departemen Agama, 2006), h.8

Page 13: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

5

bartanya dan menjalankan diskusi.7 Strategi pembelajaran yang tepat akan

membina peserta didik untuk berpikir mandiri, kreatif, dan sekaligus adaptif

terhadap berbagai situasi yang terjadi dan yang mungkin terjadi. Penerapan

strategi yang tidak tepat dapat berakibat fatal.8

Begitu pentingnya suatu penggunaan strategi dan metode dalam proses

pembelajaran, maka sebagai guru harus benar-benar memikirkan suatu strategi

pembelajaran yang tepat agar esensi dari materi ajar dapat dimengerti dan

dipahami oleh seluruh siswa. Dengan begitu, indikator-indikator pembelajaran

yang diinginkan dapat tercapai.

Salah satu strategi pembelajaran yang efektif digunakan dalam suatu

pembelajaran yaitu strategi pembelajaran kooperatif. Di antara metode-metode

pembelajaran kooperatif antara lain; jigsaw, Student Teams Achievement Division

(STAD), Numbered Head Together (NHT), Teams Games Tournaments (TGT),

Think Pair Share (TPS) dan lain-lain. Dengan pembelajaran kooperatif akan

memaksimalkan waktu belajar siswa secara tepat guna. Sebab dalam

pembelajaran kooperatif itu sangat diutamakan kerja sama dalam kelompok

belajar di kelas, sehingga masalah-masalah yang dihadapi dapat dipecahkan

bersama oleh anggota kelompoknya sehingga akan menimbulkan sikap saling

membantu dan saling memberikan motivasi sehingga terjadi interaksi yang baik

sesama anggota kelompok.

Belajar dengan cara berkelompok akan memudahkan siswa dalam memahami

suatu pelajaran dibandingkan dengan belajar secara individu. Peran guru di kelas

hanya sebagai fasilitator dan mengawasi proses pembelajaran antar kelompok.

Pembelajaran kooperatif menuntut siswa agar belajar mandiri dalam

mengungkapkan ide-ide serta mnyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru

secara berkelompok dan bertanggung jawab.

Untuk membangun semangat siswa dalam mempelajari Pendidikan Agama

Islam agar tidak menjadi mata pelajaran yang membosankan maka hal itu sangat

dipengaruhi oleh pemakaian strategi pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu

7 Gene E. Hall, dkk., Mengajar dengan Senang, (PT Indeks, 2008), cet. II, h.382

8 Hisyam Zaini, dkk., Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: CTSD

IAIN Sunan Kalijaga, 2002), h. 96

Page 14: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

6

penulis ingin mengadakan penelitian mengenai penggunaan strategi pembelajaran

kooperatif pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di.sekolah. karena

pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan

partisipasi siswa, mamfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan

dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada

siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar

belakangnya.9

Berdasarkan permasalahan di atas, mendorong penulis untuk mengkaji dan

meneliti lebih lanjut mengenai penerapan strategi pembelajaran kooperatif pada

mata pelajaran PAI, apakah efektif diterapkan di SMP Islam Al-Azhar 4

Kemandoran.

Berdasarkan deskripsi yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk

mengkaji dan meneliti lebih dalam permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi

dengan judul:

“IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH”

(Studi Kasus di SMP Islam Al-Azhar 4 Kemandoran)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Sekolah masih menggunakan metode pembelajaran yang bersifat

tradisional.

2. Kurangnya kesadaran anak didik dalam mempelajari Pendidikan Agama

Islam.

3. Tujuan pembelajaran yang diinginkan belum tercapai secara maksimal.

4. Pentingnya kemampuan dalam merencanakan suatu strategi pembelajaran

5. Pentingnya implementasi strategi pembelajaran pada Pendidikan Agama

Islam

9 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,

(Jakarta:Prestasi Pustaka, 2007), h.42

Page 15: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

7

C. Pembatasan Masalah

Untuk dapat memperjelas dan memberi arah yang tepat dalam penulisan

skripsi ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran PAI di

sekolah tersebut, dibatasi pada materi yang sesuai dengan model

pembelajaran kooperatif yang digunakan.

2. Metode pembelajaran kooperatif yang digunakan yaitu jigsaw, pada materi

infaq.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang diuraikan di atas, maka penulis

merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan yang dituangkan dalam Major

Research Question sebagai berikut: “Bagaimanakah implementasi strategi

pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

Islam Al-Azhar 4 Kemandoran?”.

Untuk memudahkan dalam menjawab pertanyaan major tersebut di bawah ini

dibuat Minor Research Questions sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan dalam mempersiapkan kegiatan pembelajaran?

2. Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru di

sekolah?

3. Bagaimana hasil akhir dari kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

strategi pembelajaran kooperatif?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian:

a. Untuk memperoleh informasi mengenai perencanaan, proses

pembelajaran, dan hasil akhir dari penerapan strategi pembelajaran

kooperatif di SMP Islam Al-Azhar 4 Kemandoran.

b. Untuk mengetahui bagaimana implementasi strategi pembelajaran

kooperatif pada mata pelajaran PAI di SMP Islam Al-Azhar 4

Kemandoran.

Page 16: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

8

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Siswa

Memperkenalkan metode pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning)

kepada siswa dalam proses pembelajaran dan sebagai pengalaman belajar

yang berkesan bagi siswa.

b. Guru

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu pendidikan dalam

suatu pembelajaran oleh guru-guru dalam berbagai bidang ilmu.

khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan

menggunakan strategi pembelajaran kooperatif.

c. Penulis

Menambah wawasan kependidikan serta sebagai bekal pengetahuan

mengenai strategi pembelajaran kooperatif sebagai metode yang tepat

dalam meningkatkan pembelajaran pada mata pelajaran PAI.

d. Pembaca

Memberikan gambaran pentingnya penerapan suatu strategi yang tepat

dalam proses pembelajaran agar suasana belajar menjadi efektif dan

menyenangkan.

Page 17: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi

dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling

membantu memegahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan

penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran

kooperatif.1

Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu

sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam

struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau

lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap

anggota kelompok itu sendiri. Cooperative learning juga dapat diartikan sebagai

suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan diantara sesama anggota

kelompok.2

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis

kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau

diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih

1 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,

(Jakarta:Prestasi Pustaka, 2007), h. 41 2 Etin Solihatin & Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS

(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), cet. 1, h. 4

Page 18: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

10

diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan

serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membentuk

peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan

bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.3

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif dapat menciptakan saling ketergantungan antar siswa,

sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga

sesama siswa.4

Menurut Effandi Zakaria (2001), pembelajaran kooperatif dirangka bagi

tujuan melibatkan pelajar secara aktif dalam proses pembelajaran menerusi

perbincangan dengan rekan-rekan dalam kumpulan kecil. Ia memerlukan pelajar

berkongsi pendapat, memberi maklum balas serta mewujudkan dan membina

proses penyelesaian kepada seluruh masalah. Kajian eksperimental dan deskriptif

yang dijalankan menyokong pendapat yang mengatakan pembelajaran kooperatif

boleh memberikan hasil yang positif kepada pelajar-pelajar.5

Slavin (1995) menyebutkan cooperative learning merupakan model

pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, di mana pada saat itu guru

mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan

tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya (peer teaching). Dalam

melakukan proses belajar-mengajar guru tidak lagi mendominasi seperti lazimnya

pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi dengan siswa yang

lainnya dan saling belajar-mengajar sesama mereka.6

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran

yang dilakukan secara bersama-sama atau kelompok, antara siswa denga siswa

lainnya saling membantu dalam memecahkan suatu permasalahan atas materi

3 Agus Suprijono, Cooperative Learning; Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009), cet.1, h. 54-55 4 Martinis Yamin & Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual

siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), cet. 1, h. 74 5 Isjoni dkk., Pembelajaran Visioner, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 30

6 Isjoni, Cooperative Learning, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 17

Page 19: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

11

yang telah disajikan oleh guru agar mencapai ketuntasan dalam memahami

pelajaran.

Adapun tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran

kooperatif yaitu penghargaan kelompok, pertanggung jawaban individu, dan

kesempatan yang sama untuk berhasil:

a. Penghargaan kelompok. Kelompok dalam kooperatif dapat memperoleh

penghargaan apabila mereka mencapai atau di atas kriteria yang

ditetapkan. Kelompok tersebut tidak dalam berkompetisi untuk

mendapatkan penghargaaan. Penghargaan ditujukan bila mereka dapat

mencapai kriteria yang ditetapkan dalam suatu minggu tertentu.

b. Tanggung jawab individu. Keberhasilan kelompok bergantung dari

pembelajaran individu dari seluruh anggota kelompok. Hal ini mendorong

anggota kelompok untuk saling membantu satu sama lain dan memastikan

setiap anggota kelompok siap untuk menghadapi tes dan tugas lainnya.

c. Kesempatan yang sama untuk berhasil. Setiap siswa menyumbang kepada

kelompok mereka dengan perbaikan di atas kinerja mereka yang lalu.

Dengan metode setiap siswa baik berprestasi rendah, sedang atau tinggi

memperoleh kesempatan untuk melakukan yang terbaik bagi

kelompoknya.7

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

1. Siswa belajar dalam kelompok kecil, untuk mencapai ketuntasan belajar

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang

dan rendah

3. Diupayakan agar dalam setiap kelompok siswa terdiri dari suku, ras,

budaya, dan jenis kelamin yang berbeda

4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada individual.8

7 Mohamad Nur, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: LPMP, 2005), h. 5

8 Martinis Yamin & Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan…, h. 74-75

Page 20: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

12

2. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat

elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran

kooperatif adalah adanya: “(1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi tatap

muka; (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan

antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan”

(Abdurrahman & Bintoro, 2000: 78-79).

a. Saling ketergantungan positif

Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang

mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan yang saling

membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif.

b. Interaksi tatap muka

Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling

bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan

guru, tetapi juga dengan sesama siswa.

c. Akuntabilitas individual

Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok.

Meskipun demikian, penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran secara individual.

d. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi

Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang rasa,

sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman,

berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendomonasi orang lain, mandiri

dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar

pribadi (interpersonal relationship) tidak hanya diasumsikan tetapi secara

sengaja diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi

tidak hanya memperoleh teguran dari guru tetapi juga dari sesama siswa.9

9 Nurhadi dkk., Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) dan

Penerapannya dalam KBK, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2004), h. 61-62

Page 21: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

13

Unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning adalah sebagai berikut:

1. Siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup

sepenanggungan bersama”

2. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya

seperti mereka sendiri

3. Siswa harus melihat bahwa semua anggota dalam kelompok memiliki

tujuan yang sama

4. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara

anggota kelompoknya

5. Siswa akan dikenakan evaluasi dan juga akan dikenakan untuk semua

anggota kelompoknya

6. Siswa dapat berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan

keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya

7. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individu materi

yang ditangani dalam kelompok cooperative.10

Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok

bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal. Lima

unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan.

a. Saling Ketergantungan Positif

b. Tanggung Jawab Perseorangan

c. Tatap Muka

d. Komunikasi Antar Anggota

e. Evaluasi Proses Kelompok.11

3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran

yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan

bersama (Eggen and Kauchak, 1996:279). Pembelajan kooperatif disusun dalam

sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan

10

Muslimin Ibrahim, dkk., Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: UNESA Press, 2001), h.

6 11

Anita Lie, Cooperative Learning; Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-

ruang Kelas, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h. 30

Page 22: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

14

pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta

memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama

siswa yang berbeda latar belakangnya, jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa

berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan berkerja secara

kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan

mengembangkan keterampilan hubungan dengan sesama manusia yang akan

sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.12

Pentingnya tujuan kelompok dan tanggung jawab individu adalah dalam

memberikan insentif kepada siswa untuk saling membantu satu sama lain dan

untuk saling mendorong untuk melakukan usaha yang maksimal (Slavin, 1993).

Jika nilai siswa cukup baik sebagai kelompok, dan kelompok hanya akan berhasil

dengan memastikan bahwa semua anggotanya telah mempelajari materinya, maka

anggota kelompok akan termotivasi untuk saling mengajar.13

Pembelajaran kooperatif dapat menjadi metode pembelajaran yang efektif

akan tetapi jika metode ini tidak dikonstruksikan dengan baik akan menimbulkan

efek “free rider”. Efek free rider yaitu suatu kondisi di mana beberapa anggota

kelompok mengerjakan semua atau sebagian pekerjaan dalam pembelajaran

sedangkan yang lainnya jalan terus, tidak melakukan aktifitas.14

Artinya aktifitas

belajar hanya dilakukan oleh sebagian anggota kelompok saja. Kondisi ini dapat

mengurangi hasil maksimal dari pembelajaran kooperatif. Akan tetapi, kondisi

tersebut dapat diminimalisir jika guru dapat meyakinkan siswa bahwa mereka

yang telah dikelompokkan itu memiliki tanggung jawab individu selama

pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan pada penghargaan

kelompok, tanggung jawab individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil.

Pembelajaran kooperatif juga dapat membawa siswa agar saling ketergantungan

12

Trianto, Model-model Pembelajaran…, h. 42 13

Robert E. Slavin, Cooperative Learning; Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa

Media, 2010), h. 81-82 14

Paulina Pannen, Konstruktivisme dalam Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka),

h. 70

Page 23: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

15

positif serta interaksi tatap muka terhadap teman kelompoknya, sehingga suasana

pembelajaran di kelas menjadi efektif dan menyenangkan.

4. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif

Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, terdapat

beberapa variasi dari model tersebut. Setidaknya terdapat empat pendekatan yang

seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam menerapkan

model pembelajaran kooperatif. Yaitu STAD, JIGSAW, Investigasi Kelompok

(Teams games Tournaments atau TGT), dan pendekatan struktural yang meliputi

Think Pair Share (TPS) dan Numbered Head Together (NHT).15

a. Student Teams Achievement Division (STAD)

Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari

model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok

kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen.

Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi,

kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.16

Dalam STAD, pelajar-pelajar ditugaskan untuk bekerja dalam satu

kumpulan kecil yang terdiri dari empat orang yang mempunyai latar belakang

dan tahap pencapaian yang berbeza. Pada peringkat permulaan, guru akan

menyampaikan bahan pengajaran. Ini diikuti dengan setiap pelajar yang

berkumpul dalam kumpulan masing-masing dan melaksanakan tugas

sebagaimana yang dipertanggungjawabkan.17

b. Jigsaw

Pembelajaran dengan metode jigsaw diawali dengan pengenalan topik

yang akan dibahas oleh guru. Guru bisa menuliskan topik yang akan

dipelajari pada papan tulis, white board, penayangan power point dan

sebagainya. Guru menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka ketahui

mengenai topik tersebut. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk

15

Trianto, Model-model Pembelajaran…, h. 49 16

Trianto, Model-model Pembelajaran…, h. 52 17

Isjoni dkk., Pembelajaran Visioner, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 35

Page 24: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

16

mengaktifkan skemata atau struktur kognitif peserta didik agar lebih siap

menghadapi kegiatan pelajaran yang baru.18

Strategi ini merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi

yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi

tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini

adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus

mengajarkan kepada orang lain.19

Lebih jelasnya, para siswa tersebut

diberikan tugas untuk membaca beberapa bab atau unit, dan diberikan

“lembar ahli” yang terdiri atas topik-topik yang berbeda yang harus menjadi

fokus perhatian masing-masing anggota tim saat mereka membaca. Setelah

semua anak selesai membaca, siswa-siswa dari tim yang berbeda mempunyai

fokus topik yang sama bertemu dalam “kelompok ahli” untuk mendiskusikan

topik mereka sekitar tiga puluh menit. Para ahli tersebut kemudian kembali

kepada tim mereka dan secara bergantian mengajari teman satu timnya

mengenai topik mereka. Yang terakhir adalah, para siswa menerima penilaian

yang mencakup seluruh topik, dan skor kuis akan menjadi skor tim, seperti

dalam STAD.20

c. Teams games Tournaments/TGT (Investigasi Kelompok)

Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang

paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Model ini dikembangkan

pertama kali oleh Thelan. Dalam perkembangannya model ini diperluas dan

dipertajam oleh Sharan dari Universitas Tel Aviv. Berbeda dengan STAD dan

jigsaw, siswa terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari dan

bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Pendekatan ini memerlukan norma

dan struktur kelas yang lebih rumit daripada pendekatan yang lebih berpusat

pada guru. Pendekatan ini juga memerlukan mengajar siswa keterampilan

komunikasi dan proses kelompok yang baik.21

18

Agus Suprijono, Cooperative Learning; Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009), cet.1, h. 89 19

Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 124 20

Robert E. Slavin, Cooperative Learning…, h. 237 21

Trianto, Model-model Pembelajaran…, h. 59

Page 25: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

17

d. Think Pair Share (TPS)

Strategi thing-pair-share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi think-pair-share ini berkembang

dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali

dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland

sesuai yang dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa think-pair-share

merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola

diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi

membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan,

dan prosedur yang digunakan dalam think-pair-share dapat memberi siswa

lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.22

e. Numbered Head Together (NHT)

Numbered Haed Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional. Numbered Head Together (NHT) pertama kali

dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak

siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan

mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.23

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan secara umum dapat diartikan dari dua segi yaitu segi bahasa dan

istilah. Dalam bahasa Indonesia pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini

mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”, artinya memelihara dan memberi latihan.

Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan, dan

22

Trianto, Model-model Pembelajaran…, h. 61 23

Trianto, Model-model Pembelajaran…, h. 62

Page 26: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

18

pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.24

Pengertian pendidikan

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan latihan.25

Sedangkan dalam bahasa Arab, pengertian kata pendidikan sering digunakan

pada beberapa istilah, antara lain, al-ta’lim, al-tarbiyah, dan al-ta’dib. Namun

demikian, ketiga kata tersebut memiliki makna tersendiri dalam menunjuk pada

pengertian pendidikan.

Kata ta’lim merupakan masdar dari kata ‘allama yang berarti pengajaran

yang bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan, dan

keterampilan. Penunjukkan kata al-ta’lim pada pengertian pendidikan, sesuai

dengan firman Allah SWT.26

Artinya:

Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)

seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman:

"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-

orang yang benar!"27

Kata al-tarbiyah, merupakan masdar dari kata rabba yang berarti mengasuh,

mendidik, dan memelihara.28

Seperti yang terdapat dalam al-Qur’an:

24

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 1997), cet. III, h. 10 25

Tim Penyusun Kamus pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet. I, h. 204 26

Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan, (Jakarta: Gaya Media

Pratama, 2001), h. 85-86 27

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandunag: PT Syaamil Cipta

Media), h. 6 28

Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar…, h. 87

Page 27: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

19

Artinya:

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh

kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,

sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil".29

Sedangkan kata al-ta’dib, merupakan masdar dari kata addaba, yang dapat

diartikan kepada proses mendidik yang lebih tertuju pada pembinaan dan

penyempurnaan akhlak atau budi pekerti peserta didik.30

Mengenai pengertian pendidikan menurut istilah, disampaikan oleh beberapa

tokoh, antara lain sebagai berikut.

Anton Moeliono, et-al, mendefinisikan pendidikan sebagai proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan; proses, perbuatan,

dan cara-cara mendidik. Ali Ashraf, melihat pendidikan merupakan sebuah

aktivitas sistematis yang memiliki maksud tertentu. Di arahkan untuk

mengembangkan daya kreativitas individu (anak didik) secara menyeluruh.31

William Mc Gucken, S.J. seorang tokoh pendidikan Katolik berpendapat,

bahwa pendidikan diartikan oleh ahli skolastik, sebagai suatu perkembangan dan

kelengkapan dari kemampuan-kemampuan manusia, baik moral, intelektual,

maupun jasmaniah yang diorganisasikan, dengan atau untuk kepentingan

individual atau sosial dan diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang bersatu

dengan penciptanya sebagai tujuan akhirnya.32

Dari beberapa pengertian di atas, walaupun terdapat berbedaan dalam redaksi

namun dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu aktifitas yang teratur,

sistematis yang dilakukan secara sadar oleh orang dewasa dan bertanggung jawab

untuk meningkatkan kemampuan dan kepribadian anak dengan jalan pembinaan

potensi-petensi pribadi yang dimilikinya baik jasmani maupun rohani.

Setelah menguraikan pengertian pendidikan secara umum, penulis

selanjutnya membahas tentang pengertian pendidikan Islam dan pendidikan

agama Islam.

29

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan…, h. 284 30

Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar…, h. 90 31

Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar…, h. 92 32

Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 14

Page 28: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

20

Menurut Muzayin Arifin, hakekat pendidikan Islam adalah usaha orang

dewasa muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing

pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui

ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.

Ahmad D. Marimba memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai

program bimbingan subyek pendidikan (guru, pendidik) kepada objek pendidikan

(murid) dengan bahan materi tertentu, dalam jangka waktu tertentu, dengan

metode tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya

pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai ajaran Islam. Menurut Yusuf Qardhawi,

pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani

dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya.33

Pendidikan agama adalah salah satu dari tiga mata pelajaran yang wajib

diberikan pada setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan (Pendidikan Pancasila,

pendidikan agama, dan pendidikan kewarganegaraan) (UU Nomor 2 Tahun 1989

Pasal 39 ayat (2)). Dalam pasal penjelasan diterangkan pula bahwa pendidikan

agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang

bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain

dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk

mewujudkan persatuan nasional, dan merupakan salah satu hak peserta didik dan

mendapat pendidikan agama, sesuai pasal 12 Bab V UU No. 20 Tahun 2003.

“Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan

pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan sesuai oleh

pendidik yang beragama”.34

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan

peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran

agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain

dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud

kesatuan dan persatuan bangsa (Kurikulum PAI, 3: 2002).

33

Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD PRESS, 2005), cet. I, h.

20 34

Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 37

Page 29: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

21

Menurut Zakiah Daradjat (1987: 87) pendidikan agama Islam adalah suatu

usaha untuk membina dan pengasuh peserta didik agar senantiasa dapat

memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada

akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.

Tayar Yusuf (1986: 35) mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha

sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan

keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada

Allah swt. Sedangkan menurut A. Tafsir pendidikan agama Islam adalah

bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara

maksimal sesuai dengan ajaran Islam.35

a. Pendidikan Agama pada Sekolah Umum

Setelah anak melalui masa pertumbuhannya yang pertama dalam keluarga,

di mana telah didapatnya berbagai pengalaman, yang akan menjadi bagian

dari pribadinya yang mulai bertumbuh itu. Maka guru agama di sekolah

umum mempunyai tugas yang tidak ringan, karena ia harus menghadapi

keanekaragaman pribadi dan pengalaman agama, yang dibawa oleh anak-

anak dari rumahnya masing-masing. Ada anak yang mempunyai sikap positif

terhadap agama karena orang tuanya tekun beragama, sering mengajaknya

serta dalam ibadah dan memperlakukannya dengan penuh kasih sayang.

Sudah barang tentu di dalam pribadinya telah banyak terdapat unsur-unsur

keagamaan di samping pengalaman beragama juga telah cukup untuk ukuran

umurnya. Maka dia mengharapkan agar guru agama dapat segera menambah

pengalamannya dalam agama.

Di lain pihak akan ada pula anak yang belum pernah mendapat

pengalaman agama di rumahnya, karena orang tuanya tidak pernah

menjalankan agama dalam hidup mereka, sikap mereka acuh tak acuh dan

agama tidak pernah mereka sebut-sebut dalam kehidupan sehari-hari. Maka

anak itu, juga akan mempunyai sikap acuh tak acuh terhadap agama, dia akan

menghadapi pelajaran agama dengan sikap yang netral, bukan positif dan

35

Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2004), h. 130

Page 30: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

22

bukan pula negatif. Apakah nanti dia akan tertarik kepada agama atau tidak,

tergantung pada guru agama dan situasi sekolah pada umumnya. Jika guru

agama mempunyai kepribadian yang menarik, serta mampu membawakan

pendidikan agama sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak

dan dapat pula menyajikan pelajaran agama sedemikan rupa sehingga

menarik minat anak, maka si anak tadi akan tertarik kepada agama. Dan

demikianlah sebaliknya dengan guru yang tidak memenuhi syarat.36

Dalam operasionalnya pendidikan agama di sekolah-sekolah umum diatur

oleh Menteri Agama dengan Menteri Pendidikan Kebudayaan (sekarang

bernama Menteri Pendidikan Nasional). Di sekolah-sekolah negeri sejak dari

pendidikan dasar sampai pendidikan menengah, pendidikan agama

dilaksanakan dua jam pelajaran setiap minggunya.37

b. Pendidikan Agama di Madrasah

Suatu ciri pendidikan madrasah yang terpenting adalah pembinaan jiwa

agama dan akhlak anak didik. Pembinaan jiwa agama dilakukan melalui

berbagai segi kehidupan anak, mulai dari tata krama, sopan santun, cara

bergaul, cara berpakaian dan cara bermain yang tidak bertentangan dengan

ajaran Islam; di samping pelaksanaan ibadah yang ketat, serta pembinaan

hidup yang cocok dengan ajaran Islam atau dengan kata lain bahwa

pendidikan ibadah, akhlak dan kepribadian sangat menjadi perhatian

madrasah. Oleh karena pendidikan di madrasah itu mempunyai identitas

sendiri. Yaitu penghayatan, ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, maka

seharusnya setiap guru, apapun macam pelajaran yang diberikannya dapat

memenuhi persyaratan kepribadian muslim dan keyakinan agama. Karena

setiap gerak, sikap, kata dan cara hidup guru-guru madrasah itu akan

mempengaruhi jiwa anak didik.38

Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa pendidikan dan pengajaran

dalam madrasah itu harus diarahkan kepada pembinaan keyakinan beragama,

36

Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1975), cet. III, h. 97-98 37

Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam,…, h. 38 38

Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama,…, h. 103-104

Page 31: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

23

sehingga hidupnya akan selalu berpedoman kepada ajaran Islam. Di samping

itu kita semua hendaknya dapat menyadari bahwa tujuan hidup seorang

muslim adalah bahagia dunia, bahagia akhirat nanti dan terhindar dari segala

dosa yang akan membawa kepada kemurkaan Allah swt.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan artinya sesuatu yang dutuju, yaitu yang akan dicapai dengan suatu

kegiatan atau usaha. Sesuatu kegiatan akan berakhir bila tujuannya sudah tercapai.

Kalau tujuan itu bukan tujuan akhir, kegiatan berikutnya akan langsung dimulai

untuk mencapai tujuan selanjutnya dan terus begitu sampai kepada tujuan akhir.39

Secara umum, tujuan pendidikan Islam terbagi kepada: tujuan umum, tujuan

sementara, tujuan akhir dan tujuan operasional. Tujuan umum adalah tujuan yang

akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan baik dengan pengajaran atau

dengan cara lain. Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak

didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam sebuah

kurikulum. Tujuan akhir adalah tujuan yang dikehendaki agar peserta didik

menjadi manusia-manusia sempurna (insan kamil) setelah ia menghabisi sisa

umurnya. Sementara tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai

dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu.40

Menurut Zakiah Daradjat, tujuan pendidikan Islam ialah kepribadian muslim,

yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam. Orang

yang berkepribadian muslim dalam al-Qur’an disebut “Muttaqin”. Karena itu

pendidikan Islam berarti juga pembentukan manusia yang bertakwa. Ini sesuai

benar dengan pendidikan nasional kita yang dituangkan dalam tujuan pendidikan

nasional yang akan membentuk manusia Pancasilais yang bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa.41

Di setiap lembaga pendidikan (umum dan keagamaan), pendidikan agama

merupakan bagian dari bidang studi yang disajikan kepada peserta didik. Di dalam

39

Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),

cet. I, h. 72 40

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,

2002), cet. 1, h. 18-19 41

Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran…, h. 72

Page 32: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

24

pendidikan agama sendiri diajarkan berbagai macam materi yang kesemuanya

dilandaskan kepada ajaran agama.

Khusus di lembaga pendidikan umum, pendidikan agama disajikan pada

dataran memperkenalkan ajaran-ajaran agama yang ada di Indonesia. Namun

ketika ada hal-hal yang dipandang dapat menyentuh permasalahan aqidah

(keyakinan) maka diambil kebijaksanaan dengan menyajikan hal tersebut secara

terpisah sesuai dengan kondisi peserta didik dilihat dari keyakinannya masing-

masing.

Hal terpenting yang perlu diingat adalah, pendidikan agama yang

dilaksanakan di sekolah-sekolah bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan

kepada peserta didik sesuai dengan konsep kebaikan agama masing-masing. Lebih

jauh lagi diharapkan dengan mengikuti program pendidikan agama di sekolah,

peserta didik mampu menerapkan ajaran agamanya di dalam kehidupan sehari-

hari.42

Dalam rangka menanamkan nilai-nilai keislaman kepada peserta didik di

lembaga pendidikan formal, maka program pendidikan agama memiliki peranan

puncak, bahkan boleh dikatakan sebagai penentu dari perubahan, khususnya

perubahan sikap.

Nilai-nilai Islam yang ingin ditanamkan kepada peserta didik tidak hanya

dibatasi kepada nilai ibadah dan moral saja. Namun perlu diingat bahwa Islam

memiliki ajaran terpenting, walaupun keberadaannya harus diimbangi dengan dua

hal di atas.

Ajaran yang dimaksudkan adalah “tradisi intelektual” dengan landasan

semangat pembuktian akan kebenaran Allah, hal ini terbukti dengan pernyataan

Allah yang begitu memberikan penghargaan terhadap mereka yang berilmu

pengetahuan (al-Qur’an 58: 11). Bahkan Allah secara tegas menyatakan bahwa

hanya orang-orang yang berilmu sajalah yang memiliki tingkat pengabdian

kepada-Nya yang paling tinggi QS. 35: 28.43

42

Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD PRESS, 2005), cet. I, h.

80-81 43

Armai Arief, ReformulasiPendidikan…, h. 82-83

Page 33: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

25

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan

untuk:

1. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta

pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia

muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah

SWT

2. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia

yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,

jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan

secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam

komunitas sekolah.44

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup pendidikan Islam adalah berkaitan dengan persoalan-persoalan

yang menyeluruh dan mengandung generalisasi bagi semua jenis dan tingkat

pendidikan Islam yang ada baik yang ada di masa sekarang maupun di masa yang

akan datang. Dengan kata lain, pendidikan Islam adalah suatu sistem pendidikan

yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan

ideologi (cita-cita) Islam sehingga ia dengan mudah dapat membentuk dirinya

sesuai dengan ajaran Islam. Artinya, ruang lingkup pendidikan Islam telah

mengalami perubahan sesuai tuntutan waktu yang berbeda-beda karena sesuai

dengan tuntutan zaman dan perkembangan ilmu dan teknologi.45

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai

berikut:

1. Al-Qur’an dan Hadits

2. Aqidah

3. Akhlak

4. Fiqih

44

Standar Isi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama (SMP),

PERMENDIKNAS NO. 22 TAHUN 2006 45

Djumransyah & Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam, (Malang: UIN-

Malang Press, 2007), cet. I, h. 25-26

Page 34: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

26

5. Tarikh dan Kebudayaan Islam

Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan

keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia

dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan

manusia dengan alam sekitarnya.46

C. Kerangka Berpikir

Pelajaran agama Islam di sekolah-sekolah umum dan madrasah sudah ada

sejak berdirinya lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia. Berbagai metode

yang sering digunakan pada tiap pembelajaran seperti metode ceramah, diskusi,

tanya jawab, demonstrasi dan lain-lain akan tetapi tujuan pendidikan yang

diinginkan belum tercapai secara maksimal. Pada umumnya guru hanya

mentransfer ilmunya kepada anak didik dan guru lah yang menjadi pusat belajar

siswa sehingga siswa bersifat pasif dan tidak dapat mengembangkan diri serta

kemampuannya secara optimal.

Diakui bahwa terdapat beberapa kesulitan dalam pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam, baik yang bersifat internal maupun eksternal, berasal dari sifat

bidang studi PAI itu sendiri yang banyak menyentuh aspek-aspek metafisika dan

bersifat abstrak, atau menyangkut hal-hal yang bersifat supra rasional. Sedangkan

kesulitan eksternal berasal dari luar bidang studi PAI itu sendiri, antara lain

menyangkut dedikasi guru PAI mulai menurun, lebih bersifat transaksional dalam

bekerja, orang tua di rumah kurang memperhatikan pendidikan agama anaknya,

orientasi tindakan semakin materialis, orang semakin bersifat rasional, orang

semakin bersifat individualis, kontrol sosial semakin melemah, dan lain-lain.

Kesulitan eksternal tersebut pada dasarnya bersumber pada watak budaya Barat

yang sudah betul-betul mengglobal.47

Untuk mengubah keadaan tersebut perlu perencanaan yang matang untuk

menentukan metode-metode pembelajaran yang efektif diberbagai bidang ilmu,

46

Standar Isi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama (SMP),

PERMENDIKNAS NO. 22 TAHUN 2006 47

Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 57-58

Page 35: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

27

khususnya pada mata pelajaran PAI. Guru pun dituntut lebih kreatif dan inovatif

dalam menyusun strategi dan rencana pembelajaran di kelas.

Salah satu metode yang dapat membangkitkan gairah belajar siswa di kelas

yaitu melalui pembelajaran kooperatif. Karena pembelajaran kooperatif membawa

siswa kepada pembelajaran yang aktif sehingga mampu mengembangkan

kemampuannya dalam memecahkan masalah atas materi yang diberikan guru

secara bekerja sama. Guru tidak lagi sebagai pusat belajar, akan tetapi siswa lah

yang menjadi pusat belajar sehingga masing-masing siswa dapat mengerti dan

memahami materi pelajaran secara utuh sehingga diingat dalam jangka waktu

yang lama dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan siswa sehari-hari.

Begitu pentingnya suatu penggunaan strategi dalam proses pembelajaran,

maka sebagai guru harus benar-benar memikirkan suatu strategi pembelajaran

yang tepat agar esensi dari materi ajar dapat dimengerti dan dipahami oleh seluruh

siswa. Dengan begitu, indikator-indikator pembelajaran yang diinginkan dapat

tercapai sehingga tercapai pula tujuan pendidikan yang diharapkan.

Page 36: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di SMP Islam Al-Azhar 4 Kemandoran.

Beralamat di jalan Kemandoran 1 No. 41, Palmerah Barat kelurahan Grogol Utara

Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta-Selatan. Waktu penelitian berlangsung pada

bulan Januari - Februari 2011.

B. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi target adalah seluruh siswa SMP

Islam Al-Azhar 4. Adapun populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas VIII

yang berjumlah 120 orang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu kelas

VIII-B sebanyak 31 orang dan sampel diambil dengan teknik Purposive Sampling

yaitu metode penetapan sampel dengan didasarkan pada ciri-ciri, sifat-sifat, atau

kriteria-kriteria tertentu untuk memberi informasi secara maksimal tentang suatu

masalah.1 Alasan pengambilan sampel ini karena kelas VIII-B merupakan kelas

bilingual atau bisa dikatakan sebagai kelas unggulan guna mempermudah dalam

proses penelitian.

1 Nuraida & Halid Al-kaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Research

Publishing, 2009), h.91

Page 37: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

29

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini yaitu metode survei.

Penelitian survei ini meneliti tentang kelompok besar melalui penelitian langsung

dari subjek. Metode survei ini melibatkan pengukuran banyak orang dan biasanya

menggunakan angket dan wawancara, biasanya meneliti tentang sikap.2 Adapun

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Poerwandari menyatakan

bahwa dalam penelitian kualitatif sampel tidak diambil secara acak tetapi justru

dipilih mengikuti kriteria tertentu.3

Bogdan dan Taylor (1975: 5) mendefinisikan “metodologi kualitatif” sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.4

Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku pedoman

penulisan karya ilmiah yang diterbitkan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan proses pengadaan data untuk keperluan suatu

penelitian yang merupakan langkah penting dalam metode ilmiah. Oleh karena itu

pengumpulan data mutlak diperlukan dalam suatu penelitian. Teknik

pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini meliputi:

1. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang diteliti. Observasi ini dilakukan untuk mengamati

keadaan pada proses kegiatan belajar mengajar di kelas terkait dengan

pengamatan pembelajaran kooperatif.

2 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri & lingkungan, (Jakarta: Kizi

Brother’s, 2006), cet. I, h. 37 3 Poerwandari, E.K., Penelitian Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia, (Jakarta:

LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005), h. 102 4 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2000), h. 3

Page 38: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

30

2. Wawancara, yaitu tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara

langsung. Pada penelitian ini penulis mengadakan wawancara dengan guru

dan empat orang siswa guna mendapatkan informasi secara langsung.

3. Dokumentasi, yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-

dokumen.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam atau sosial yang diamati. Adapun instrumen penelitian yang akan

digunakan untuk memperoleh data mengenai implementasi strategi pembelajaran

kooperatif pada mata pelajaran pendidikan agama Islam kali ini dibuat dalam

bentuk form penelitian dan wawancara. Form penelitian diisi oleh penulis untuk

mengamati segala aspek dalam kegiatan pembelajaran guna menjawab pertanyaan

penelitian.

Kemudian instrumen non test dalam bentuk wawancara diperuntukkan kepada

guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dan beberapa siswa, yang juga

dipergunakan untuk mendapatkan informasi secara langsung mengenai

implementasi strategi pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam di sekolah tersebut.

F. Teknik Analisis Data

Penulis melakukan teknik analisis data dengan langkah-langkah sebagai

berikut. Pertama, data pendukung dan data utama ditranskripkan. Kemudian,

transkrip yang diperoleh dari hasil wawancara diseleksi dan disederhanakan

dengan menggunakan kategorisasi atau pengkodingan agar mempermudah proses

pengklasifikasian. Selanjutnya hasil kategorisasi tadi dideskripsikan,

diterjemahkan dan dianalisa untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan

penelitian. Terakhir, berdasarkan hasil analisis data maka dirumuskan bahwa

strategi pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

dapat memberikan hasil yang efektif dalam kegiatan pembelajaran.

Page 39: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

31

G. Triangulasi Data

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan

ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.5 Pada penelitian ini, penulis

membandingkan data yang diperoleh dari observasi dengan hasil wawancara

beberapa siswa dan guru dalam rangka membantu peneliti dalam meningkatkan

derajat kepercayaan data yang diperoleh. Melalui pengecekan tersebut ternyata

data yang diperoleh penulis terdapat banyak persamaan dengan pernyataan

beberapa sumber yang diwawancarai.

5 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian…, h. 178

Page 40: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Islam Al-Azhar 4 Kemandoran

1. Sejarah Berdirinya SMP Islam Al-Azhar 4

SMP Islam al-azhar beralamat di jalan Kemandoran 1 No. 41, Palmerah Barat

kelurahan Grogol Utara Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta-Selatan. Status

sekolah, swasta dengan jenjang akreditasi (disamakan/ A). Nama yayasan atau

pengelola SMP Islam Al-Azhar 4 ini yaitu Yayasan Ar-Ridho. Di lokasi sekolah

ini juga terdapat TK/ SD/ SMP yang dikelola oleh Yayasan Ar-Ridho.

2. Visi dan Misi Sekolah

a. Visi

(1) Kokoh dalam Aqidah Islam

1.1. Menjunjung kejujuran

1.2. Melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran Islam

1.3. Menjaga kehormatan diri dengan berbusana Islami

(2) Luhur Perilaku

2.1. Membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman

2.2. Menghargai dan melaksanakan tugas yang diembannya

2.3. Saling hormat menghormati

2.4. Senyum dan ramah untuk semua

2.5. Selalu berpenampilan yang menyenangkan

Page 41: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

33

(3) Peningkatan Prestasi yang Berkesinambungan

3.1. Peningkatan nilai UN dari tahun sebelumnya

3.2. Peningkatan prestasi dalam setiap perlombaan baik akademik

maupun non akademik

3.3. Menumbuhkan jati diri sebagai generasi muda Islam dengan

segala kelebihannya.

b. Misi

(1) Efektivitas dalam kegiatan belajar, dengan mempertimbangkan

kemampuan murid sehingga dapat meningkatkan prestasinya.

(2) Menciptakan kondisi untuk selalu meningkatkan kemampuan murid.

(3) Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi murid untuk

mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.

(4) Selalu berpedoman pada ajaran Islam dengan segala ucapan dan

perbuatan dengan menjunjung nilai-nilai luhur budaya bangsa.

(5) Saling menghargai dengan bekerja sama seluruh elemen sekolah,

murid, guru, jam’iyyah dan elemen lainnya.

3. Ketenagaan

Tabel 4.1

Jumlah Guru SMP Islam Al-Azhar 4

Pendidikan

Terakhir

Guru

YPI

Guru

DPK

Guru

DEF

Guru

Honorer

Guru

YAR

Jml

Guru

Jml

Non Guru

S2

S1 4 1 11 5 2 23 1

D3

SMA 2

Jml Guru 4 1 11 5 2 23

Jml Non Guru 3

4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang terdapat di SMP Islam Al-Azhar 4 Kemandoran

adalah ruang belajar (dilengkapi dengan Laptop, LCD, Microphone, dan

Page 42: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

34

Soundsystem/ Speaker), Laboratorium komputer, Laboratorium IPA, Masjid

sekolah, perpustakaan sekoah, ruang OSIS, ruang BK, dan lapangan basket/ bola.

B. Deskripsi Data

Berdasarkan penelitian melalui observasi yang dilakukan oleh penulis,

didapati bahwa metode pembelajaran kooperatif yang digunakan yaitu jigsaw.

Sebelum menguraikan hasil observasi dan wawancara, terlebih dahulu penulis

akan menjelaskan secara singkat mengenai metode jigsaw.

Metode jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawannya dari

universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya.

Melalui metode jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri

dari 5 atau 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Bahan akademik

disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan tiap siswa bertanggung jawab

untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut. Para anggota dari

berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu

bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu

mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut “kelompok

pakar” (expert group). Selanjutnya, para siswa yang berbeda dalam kelompok

pakar kembali ke kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain

mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar. Setelah diadakan

pertemuan dan diskusi dalam “home teams”, para siswa dievaluasi secara

individual mengenai bahan yang telah dipelajari. Dalam metode jigsaw versi

Slavin, penskoran dilakukan seperti dalam metode STAD. Individu atau tim yang

memperoleh skor tinggi diberi penghargaan oleh guru.1

Selanjutnya, untuk memudahkan dalam menjawab pertanyaan major

mengenai “Bagaimanakah implementasi strategi pembelajaran kooperatif pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Al-Azhar 4?”, penulis

akan menjelaskan terlebih dahulu Minor Research Questions pada penelitian ini,

yaitu sebagai berikut.

1 Nurhadi dkk., Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) dan

Penerapannya dalam KBK, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2004), h. 65

Page 43: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

35

1. Hasil Observasi Perencanaan Tertulis (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mutlak diperlukan dalam setiap

kegiatan pembelajaran guna mengontrol hal-hal apa saja yang ingin dicapai dan

dilaksanakan pada proses pembelajaran tersebut. Dalam pembuatan RPP guru

juga mempertimbangkan dari segi karakteristik siswa guna mencapai tujuan yang

diinginkan. Berikut adalah pernyataannya.

“Yang pertama, karakteristik dari anak-anak, kemampuan dari anak-anak

juga, kemudian dari media yang dipakai, juga dari fasilitas yang ada”.

Perencanaan pendidikan seharusnya dipandang sebagai suatu alat yang dapat

membantu para pengelola pendidikan untuk menjadi lebih berdaya guna dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya. Perencanaan dapat menolong pencapaian

suatu target atau sasaran secara lebih ekonomis, tepat waktu dan membari peluang

untuk lebih mudah dikontrol dan dimonitor dalam pelaksanaannya. Karena itu

perencanaan sebagai unsur dan langkah pertama dalam fungsi pengelolaan pada

umumnya menempati posisi yang amat penting dan amat menentukan.2

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis mengenai RPP yang dibuat dan

dijalankan oleh guru secara umum sudah cukup baik dan sudah mengacu pada

indikator-indikator yang diinginkan. Adapun aspek penilaian yang diteliti oleh

penulis yaitu mengenai; pengembangan indikator, pengembangan materi,

pemilihan metode, pengembangan skenario, pemilihan media/ alat bantu, dan

pemilihan alat evaluasi.

1.1 Pengembangan Indikator

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai

oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan. Untuk memperoleh hasil belajar yang

berkualitas, harus dirancang proses pembelajaran yang berkualitas dengan

memperhatikan tingkat berpikir yang akan dipelajari dan dilatihkan.

2 Jusuf Enoch, Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet.

II, h. 4

Page 44: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

36

Rancangan proses pembelajaran yang baik adalah rancangan pembelajaran

yang menggunakan indikator kegiatan belajar sebagai rambu-rambu dalam

pencapaian hasil. Indikator yang dirumuskan secara baik dapat digunakan

untuk mendeteksi sejauh mana hasil belajar dapat dicapai.3 Dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), suatu pengembangan indikator sangat lah

diperlukan, karena indikator tersebut sebagai alat ukur berhasil atau tidaknya

kegiatan belajar mengajar.

Pengembangan indikator yang dibuat guru sudah sesuai dengan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta karakteristik siswa. Materi ajar yang

membahas tentang infaq dan macam-macamnya seperti, waqaf, hadiah,

shadaqah dan wasiat sudah tidak asing lagi di kehidupan sehari-hari siswa.

Indikator yang ingin dicapai pada pembelajaran ini yaitu agar siswa dapat

memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pengembangan indikator juga memperhatikan aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik siswa. Pada pembahasan mengenai infak indikator-indikator

yang dibuat oleh guru mendorong ranah kognitif dan afektif siswa, terlihat

siswa mampu menjelaskan dan memahami materi ajar serta saling berbagi

pengetahuan yang dimilikinya dengan cara berdiskusi kelompok. Kemudian

indikator yang mengarah pada ranah psikomotorik yaitu adanya kerja sama

tim/ kelompok yang saling berinteraksi dan bertanggung jawab dalam

menyelesaikan suatu tugas yang diberikan kemudian mereka mampu

mempresentasikan hasil yang telah didiskusikannya di depan kelas. Setelah

seluruh siswa melalui rangkaian proses pembelajaran tersebut diharapkan

siswa mampu menerapkan dan mempraktikkan apa yang telah dipelajarinya

di dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Pengembangan Materi

Materi pelajaran yang dikembangkan oleh guru di dalam RPP maupun

dalam penyampaiannya kepada anak didik yaitu bersumber dari buku paket

3 Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, (Yogyakarta: Kanisius, 2007), h. 94

Page 45: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

37

yang dibuat dan diterbitkan oleh pihak sekolah, Al-Qur’an terjemah, dan

beberapa buku agama pendukung. Pengembangan materi sudah sesuai dengan

indikator dan relevan dengan kebutuhan siswa karena materi infaq

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru mengembangkan

materi ajar dengan cerita-cerita ilustrasi dan pengetahuan yang dimilikinya

agar suasana pembelajaran dapat bejalan dengan baik.

1.3 Pemilihan Metode

Pemilihan metode pembelajaran sudah sesuai dengan indikator dan materi

ajar. Karena pembelajaran kali ini menuntut siswa agar mandiri dan aktif

dalam berdiskusi serta mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru dalam

tiap-tiap kelompok. Metode yang diterapkan sesuai dengan setting ruang

kelas karena pembelajaran model jigsaw membutuhkan ruangan yang cukup

luas untuk bergerak dan bertukar tempat. Pembelajaran tersebut diadakan di

aula dengan pertimbangan agar proses pembelajaran berjalan sesuai rencana

dan juga untuk mencari suasana baru.

Penggunaan atau pemilihan suatu metode yang diterapkan guru dalam

pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa dari segi kemampuan

berpikir dan daya tangkap siswa terhadap suatu pelajaran. Hal tersebut

terungkap dari pernyataan guru Pendidikan Agama Islam, yaitu sebagai

berikut.

“Yang lebih banyak sekali lagi sesuai dengan kelasnya. Kalau kelas

bilingual itu lebih banyak kelompok dan diskusi. Kalau kelas reguler

lebih banyak ceramah dari pada diskusi”.

Berdasarkan pernyataan di atas, terdapat berbedaan dalam pemilihan

metode antara kelas bilingual dan kelas reguler. Pada penelitian ini penulis

mengambil sampel pada kelas VIII-B, dalam hal ini yaitu kelas bilingual.

Kelas bilingual merupakan kelas unggulan karena kelas ini lebih unggul

dalam bidang prestasi/akademik dibandingkan dengan kelas reguler.

Page 46: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

38

1.4 Pengembangan Skenario

Skenario pembelajaran yang dibuat guru tidak dijelaskan secara rinci di

dalam RPP akan tetapi dalam pengaplikasiannya sudah sesuai dengan

langkah-langkah model pembelajaran jigsaw, yaitu dengan cara membagi

siswa dalam beberapa kelompok yang terdiri 4-5 orang dalam tiap kelompok,

kemudian materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks atau

buku pelajaran yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab, setiap

anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab

untuk mempelajarinya (kelompok asal), selanjutnya anggota dari kelompok

lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok-

kelompok ahli untuk mendiskusikannya guna mencari informasi yang lebih

dalam (kelompok ahli), kemudian Para ahli kembali ke dalam kelompok asal

masing-masing untuk mengajari topik-topik mereka kepada teman satu

timnya, Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai

tagihan berupa kuis individu ataupun presentasi kelompok.

Seperti itu lah gambaran umum dari skenario pembelajaran model jigsaw

yang dilakukan oleh guru di dalam aula bersama siswa-siswinya.

1.5 Pemilihan Media/ Alat Bantu

Media atau alat bantu yang digunakan guru dalam pembelajaran kooperatif

kali ini menggunakan microphone dan soundsystem agar perhatian siswa

dalam belajar menjadi fokus serta apa-apa yang dijelaskan guru dapat

diperhatikan dengan baik. Pemilihan media dalam suatu rencana

pembelajaran harus dipikirkan secara baik dan tepat guna, sebab media

mempunyai peran penting yaitu sebagai alat bantu dalam tercapainya suatu

pembelajaran yang diinginkan.

Media pembelajaran yang dipilih guru sudah cukup membantu dalam

proses pembelajaran. Dengan menggunakan pengeras suara (micro phone),

siswa terlihat menyimak segala sesuatu yang disampaikan oleh guru. Apabila

tidak ada pengeras suara di dalam ruang belajar yang begitu luas dalam hal ini

menggunakan aula, maka dalam penyampaian materi atau pun hal-hal yang

Page 47: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

39

berkenaan dengan langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan guru

akan terjadi miss communication terhadap para pendengarnya, maka

pembelajaran akan menjadi tidak efektif. Oleh karena itu, media/ alat bantu

cukup berperan dalam mendukung jalannya pembelajaran.

1.6 Pemilihan Alat Evaluasi

Inti pokok kegiatan evaluasi adalah upaya untuk mengetahui sejauh mana

proses pembelajaran telah mencapai sasaran. Kegiatan evaluasi berorientasi

pada kegiatan mengukur dan menilai sejauh mana program pembelajaran

sudah tercapai. Kegiatan evaluasi yang dirancang secara sistematis dan

komprehensif akan memberi gambaran sejauh mana proses pembelajaran

memberi hasil belajar pada diri siswa. Oleh karena itu, perlu dirancang alat

evaluasi proses pembelajaran yang valid, mendidik, berorientasi pada

kompetensi, adil, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh, dan bermakna.4

Alat evaluasi yang ditetapkan guru di dalam RPP berupa soal-soal

pertanyaan berbentuk pilihan ganda, isian, dan essai untuk mengetes

kemampuan siswa dalam menguasai dan memahami materi pelajaran yang

telah dibahas. Adapun teknik penilaian pada saat pembelajaran berlangsung

yaitu berupa penilaian kinerja/ performansi perkelompok yang masing-

masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan

anggota kelompok yang lain.

Pemilihan alat evaluasi sudah tepat, karena dalam mengevaluasi masing-

masing siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tidak hanya dapat

dinilai dengan hasil kerja berupa tes tertulis saja. Akan tetapi lebih

mengutamakan penilaian kerja kelompok, keikutsertaan atau tanggung jawab

siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok, dan yang lebih utama yaitu

penilaian individu dari masing-masing anggota kelompok.

Berdasarkan penjabaran di atas dapat penulis simpulkan bahwa pembuatan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dirancang oleh guru sudah cukup

baik. Terlihat dari pemilihan metode pembelajaran, pengembangan indikator,

4 Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang…, h. 168

Page 48: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

40

skenario, dan materi serta media dan alat evaluasi pembelajaran yang disesuaikan

dengan karakteristik siswa. Dengan demikian kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan akan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.

2. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Kooperatif

Hasil penelitian mengenai proses pembelajaran yang diamati secara langsung

oleh penulis, terdapat beberapa hal yang menjadi aspek penilaian dalam proses

kegiatan pembelajaran yaitu aspek penilaian terhadap guru dan aspek penilaian

terhadap siswa. Adapun aspek-aspek penilaian terhadap guru yaitu mengenai;

keterampilan membuka pelajaran, kualitas penguasaan materi, kualitas penjelasan

materi, penggunaan variasi dan teknik pembelajaran, kualitas variasi stimulus,

keterampilan bertanya, penggunaan media/ alat bantu pembelajaran, keterampilan

menutup pelajaran dan evaluasi pembelajaran. Di samping itu penulis juga

meneliti aspek penilaian mengenai komunikasi pembelajaran efektif dan

lingkungan pembelajaran yang menyenangkan. Sedangkan aspek-aspek penilaian

mengenai tingkah laku siswa saat pembelajaran berlangsung yaitu seperti; antusias

siswa, keaktifan siswa, inovasi siswa, dan kreativitas siswa.

a. Aspek-aspek Penilaian terhadap Guru

1) Keterampilan Membuka Pelajaran

Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk

menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar

terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Kalimat-kalimat awal yang

diucapkan guru merupakan penentu keberhasilan jalannya seluruh

pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode

mengajar guru di awal pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum

mengajar dapat menjadi tidak berguna jika guru gagal dalam

memperkenalkan pelajaran. Dalam tahap ini, yang perlu dilakukan terlebih

dahulu adalah menetapkan sikap dan minat yang benar diantara anggota

kelas.

Pada saat memulai dan membuka pelajaran terlebih dahulu guru

mengkondisikan kesiapan siswa. Pelajaran tidak akan dimulai jika siswa

Page 49: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

41

masih berisik/ mengobrol. Karena setiap pergantian jam pelajaran di

sekolah, masih banyak siswa yang keluar masuk kelas dengan alasan ke

toilet ataupun keperluan yang lainnya, karena hal tersebut guru tidak akan

memulai pembelajaran selama siswa dalam keadaan tidak siap untuk

belajar. Selain itu, guru pun mengkondisikan kasiapan kelas dengan

mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan selama pembelajaran

berlangsung, seperti memasang pengeras suara (microphone),

mempersiapkan laptop atau pun media yang lainnya, serta memerintahkan

siswa agar duduk yang tertib dan teratur. Sebelum masuk pada kegiatan

inti dalam proses pembelajaran guru menjelaskan secara umum tentang

materi yang akan dibahas, guna membangkitkan rasa ingin tahu siswa

mengenai materi yang akan dipelajari. Guru pun menyampaikan tujuan/

indikator kepada siswa agar siswa mempunyai peran penting dalam

kegiatan pembelajaran tersebut.

2) Kualitas Penguasaan Materi

Materi ajar merupakan salah satu komponen penting di dalam suatu

kurikulum pendidikan yang berisi pembahasan-pembahasan mengenai apa

yang akan dipelajari dalam suatu proses pembelajaran antara guru dan

siswa. Seorang guru harus menguasai materi yang akan diajarkan kepada

anak didik dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang

dimilikinya agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan mencapai

tujuan yang diinginkan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh saat guru menjelaskan

materi pelajaran, guru mengusai materi ajar dengan baik. Pada saat

menjelaskan materi ajar, guru menghubungkan materi itu dengan

pengetahuan yang relevan dalam kehidupan sehari-hari siswa sehingga

para siswa mudah memahaminya dengan baik. Guru pun menggunakan

dalil yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkannya sebagai penguat

dari materi itu.

Page 50: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

42

3) Kualitas Penjelasan Materi

Penggunaan bahasa yang diucapkan guru saat menjelaskan materi

sudah cukup jelas dan dimengerti oleh seluruh siswa. Dalam pembelajaran

kooperatif guru berperan sebagai fasilitator serta mengawasi jalannya

pembelajaran. Guru tidak banyak menjelaskan materi dari awal sampai

akhir pembelajaran akan tetapi siswa lah yang diberi tugas untuk

memahami materi secara utuh dan dapat menjelaskan hasil kerja

kelompoknya di depan kelas. Pada saat guru menjelaskan materi kepada

siswa dilengkapi dengan cerita-cerita ilustrasi agar siswa tertarik untuk

berkomentar atau pun menanggapi cerita tersebut sehingga suasana

pembelajaran menjadi hidup.

4) Penggunaan Variasi Metode Pembelajaran

Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan

memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan

pembelajaran. Dalam mengajar, guru jarang sekali menggunakan satu

metode, karena mereka menyadari bahwa semua metode ada kelebihan

dan kelemahannya. Penggunaan satu metode lebih cenderung

menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi anak

didik. Jalan pengajaran pun tampak kaku. Anak didik terlihat kurang

bergairah belajar. Kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan belajar

anak didik. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan

anak didik. Guru mendapatkan kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan

keilmuan dan anak didik dirugikan. Ini berarti metode tidak dapat

difungsikan oleh guru sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan

belajar mengajar.5

Penggunaan variasi metode pembelajaran bertujuan agar suasana

belajar tidak kaku atau monoton karena suatu variasi metode akan

mempengaruhi terhadap hasil pembelajaran tersebut. Guru menggunakan

pembelajaran kooperatif model jigsaw, karena model pembelajaran ini

5 Syaiful Bahri & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2006), cet. III, h. 73

Page 51: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

43

tidak hanya mengaktifkan siswa dalam belajar saja akan tetapi siswa pun

ikut terlibat secara penuh dalam kegiatan pembelajaran tersebut.

Dari hasil pengamatan yang didapat, guru cukup terampil

menjalankan metode yang diterapkannya pada saat pembelajaran, dalam

hal ini keterampilan menggunakan metode pembelajaran kooperatif model

jigsaw. Metode yang diterapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

mengaharapkan siswa mampu menjelaskan dan memahami meteri yang

telah dibahas. Adapun penggunaan variasi pembelajaran sudah sesuai

dengan setting ruang kelas, karena metode pembelajaran diterapkan di aula

sekolah yang ruangannya itu cukup luas dibandingkan di kelas agar proses

pembelajaran berjalan dengan baik.

5) Kualitas Variasi Stimulus

Hasil pengamatan penulis mengenai kualitas variasi stimulus yang

dilakukan oleh guru cukup baik, hal itu terlihat dari keaktifan guru saat

memantau tiap-tiap kelompok. Guru menghampiri tiap kelompok yang

berdiskusi guna melihat jalannya diskusi dan guru memberi arahan atau

penjelasan apabila ada kelompok yang kurang mengerti mengenai tugas

yang diberikan. Dalam mengajar guru tidak monoton, akan tetapi guru

memperhatikan semua siswa, terlebih kepada siswa yang kurang

memperhatikan pelajaran.

6) Keterampilan Bertanya

Pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa sangat jelas

substansinya yaitu mengenai materi yang sedang dibahas. Guru tidak

menyimpang dalam memberikan acuan pada pertanyaan-pertanyaan yang

dilontarkan pada siswa. Pada saat sesi tanya jawab antara siswa dengan

guru ataupun antara siswa dengan siswa lainnya, guru menuntun siswa

dalam bertanya atau mengungkapkan pertanyaan agar pertanyaan tersebut

dimengerti semua siswa. Pada saat guru melontarkan pertanyaan, guru

memberi kesempatan berpikir kepada siswa untuk menjawab pertanyaan

tersebut selama satu sampai dua menit.

Page 52: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

44

Selanjutnya, guru memotivasi kepada semua kelompok kooperatif

untuk mengembangkan ide dalam menjelaskan materi yang sedang

didiskusikan bersama anggota kelompoknya masing-masing. Di akhir

kegiatan diskusi kelompok, guru pun mempersilahkan perwakilan tiap

kelompok untuk presentasi hasil yang telah didiskusikannya dan

memberikan kesempatan bertanya bagi siswa yang ingin menanyakan hal

yang tidak dipahami kepada kelompok yang mendapat giliran presentasi.

Apabila ada siswa yang menjawab pertanyaan dengan sempurna

mengenai hal yang dipertanyakan guru ataupun oleh siswa maka guru

tersebut memberi sambutan yang baik berupa pujian ataupun tepuk tangan.

7) Penggunaan Media atau Alat Bantu Pembelajaran

Media atau alat bantu yang digunakan berupa pengeras suara

(microphone), guru pun terampil dalam menggunakan media yang telah

disiapkan. Media yang digunakan kurang menampilkan pesan yang

menarik karena hanya menggunakan pengeras suara, tidak menambahkan

media yang lain.

8) Keterampilan Menutup Pelajaran

Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk

mengakhiri kegiatan inti suatu pelajaran dengan maksud agar siswa

memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi pelajaran

yang dipelajari. Jangan akhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup harus

dipertimbangkan dengan sebaik mungkin agar sesuai. Guru perlu

merencanakan suatu penutup yang tidak tergesa-gesa dan juga dengan doa

sekitar tiga sampai lima menit.6

Sebelum pembelajaran berakhir, guru dan siswa bersama-sama

merangkum materi yang telah dibahas. Guru memberikan tindak lanjut

kepada siswa untuk mempelajari kembali pelajaran yang telah dibahas

karena akan diadakan kuis pada pertemuan berikutnya. Kemudian guru

dan siswa merumuskan kata-kata kunci terkait dengan pokok bahasan agar

6 Clarence Benson, Teknik Mengajar…, h. 85

Page 53: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

45

siswa mudah mengingat kembali mengenai materi yang telah

dipelajarinya.

9) Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui

keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya

dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan.7 Dengan

kata lain, evaluasi merupakan suatu tindakan atau proses untuk

menentukan nilai atau mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran.

Ketepatan alat evaluasi sudah sesuai dengan indikator pembelajaran,

adapun alat evaluasi yang dibuat guru berupa tes dan non tes. Tes yang

dimaksud yaitu berupa tes tertulis sedangkan non tes berupa penilaian

langsung baik secara individu maupun kelompok pada saat siswa diskusi

bersama kelompoknya. Evaluasi pembelajaran kooperatif lebih

menekankan pada penilaian proses kerja kelompok dan individu dalam

kegiatan pembelajaran.

10) Komunikasi Pembelajaran Efektif

Kelompok kooperatif dibuat dengan karakteristik siswa yang berbeda-

beda yang bertujuan agar suasana pembelajaran menjadi hidup/ aktif. Guru

menunjukkan pentingnya materi yang akan disampaikan karena apabila

siswa tidak sungguh-sungguh dalam belajar, maka siswa tersebut tidak

akan mengerti materi secara keseluruhan. Oleh karena itu siswa harus

fokus pada pembelajaran ini. Disaat suasana monoton, guru menggunakan

kelucuan yang menimbulkan tawa seisi ruangan agar siswa menjadi

semangat kembali. Setelah semua perwakilan kelompok selesai presentasi,

kemudian guru memberikan pertanyaan menggunakan kisah ilustrasi

untuk menarik perhatian siswa. Siswa pun terlihat aktif menanggapi atau

menjawab pertanyaan tersebut. Di samping itu, guru pun mengajukan

pertanyaan kepada presentator apabila tidak ada lagi siswa yang bertanya,

7 M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

1996), cet. III, h.1

Page 54: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

46

dimaksudkan agar merangsang siswa menyangkut subjek yang sedang

dibahas. Pada saat siswa mampu mempresentasikan hasil diskusinya

dengan baik, maka guru memuji anak didik dengan berkata “Ok, bagus

sekali”.

11) Lingkungan Pembelajaran Menyenangkan

Pihak guru dan sekolah menyediakan segala fasilitas belajar yang

menyenangkan seperti Laptop, LCD, Microphone dan Sound System.

Dinding-dinding kelas pun dihiasi dengan berbagai poster berwarna seperti

kaligrafi, poster kartun Jepang , dan foto-foto pahlawan. Di akhir

pembelajaran guru menyampaikan poin-poin penting berupa kata-kata

untuk diperhatikan oleh seluruh siswa. Adapun tantangan dalam

pembelajaran kali ini yaitu setiap perwakilan dari masing-masing

kelompok harus tampil maksimal dalam mempresentasikan hasil diskusi di

depan kelas yang diperhatikan oleh guru dan anggota kelompok yang lain.

Lingkungan pembelajaran kooperatif terlihat menyenangkan, karena

masing-masing siswa terlibat aktif dalam diskusi dan interaksi sesama

kelompoknya. Tidak ada beban individu karena mereka bekerja bersama-

sama. Antar siswa satu sama lain saling bertukar pikiran dan saling

membantu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan serta mengeluarkan

pendapatnya masing-masing. Hal tersebut juga dirasakan oleh guru bidang

studi yang menyatakan sebagai berikut.

“Sangat menyenangkan sekali, mereka lebih suka kalau potensi mereka

juga digali dan mereka lebih banyak mengeluarkan pendapat”.

Adapun pendapat siswa mengenai lingkungan atau suasana

pembelajaran yang mereka rasakan selama proses pembelajaran

berlangsung, berikut sebagaimana dituturkannya:

“Cukup kondusif, enak untuk menyerap pelajaran (enjoy), Tempat

duduknya tidak berdesakan dan leluasa untuk bergerak” (Ricky).

“Baik-baik saja, belajarnya enak, duduknya tidak berdesakan dan

suasana saat diskusi ramai” (Amalia).

Page 55: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

47

b. Aspek-aspek Penilaian terhadap Siswa (Diperoleh melalui observasi

dan wawancara)

1) Antusias Siswa

Antusias siswa pada saat memulai pelajaran pendidikan agama Islam

terlihat bersemangat. Di awal pembukaan pelajaran, siswa ada yang sudah

siap mengikuti pelajaran dan masih ada beberapa siswa yang mengobrol

dengan teman sebelahnya. Semua siswa cukup bersemangat untuk

memulai pelajaran di kelas. Pada kegiatan awal pembelajaran siswa

terlihat memperhatikan dan menyimak pembicaraan yang disampaikan

guru.

2) Keaktifan Siswa

Pada saat pembelajaran berlangsung tampak adanya dialog antara

siswa dengan siswa maupun antara siswa dengan guru, karena sistem

pembelajaran yang dilakukan secara berdiskusi (pembelajaran kooperatif),

jadi semua siswa saling berinteraksi kepada teman satu kelompoknya.

Sedangkan dialog dengan guru terlihat ketika siswa menanyakan sesuatu

yang belum dimengerti, misalnya menanyakan bagaimana pembagian

tugas di dalam kelompok. Dalam mengerjakan tugas kelompok, siswa

hanya memanfaatkan buku paket yang dimilikinya untuk belajar.

Siswa aktif memberikan pendapatnya setelah anggota kelompok lain

selesai mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Kemudian siswa pun

aktif berbuat untuk kelompoknya, hal itu terlihat pada saat kerja sama

kelompok semua anggota kelompok ditugaskan untuk menguasai

materinya masing-masing.

“Iya, karena yang diskusi yang maju satu orang mewakili, berarti

semua anggotanya itu memberi tahu apa yang dia pelajari” (Alya).

“Aktif, soalnya kan kita ada waktu 30 menit untuk berdiskusi dan

mempunyai pendapat yang berbeda-beda, jadi gimana caranya kita

untuk saling menukar pendapat” (Ricky).

Page 56: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

48

Siswa pun aktif mencari sumber dengan memahami materi yang telah

ditugaskan melalui buku paket yang ada. Keaktifan siswa dalam

berkompetisi antar siswa dengan cara menampilkan presentasi yang

terbaik guna mendapatkan nilai yang terbaik pula untuk kelompoknya.

Kerja kelompok menuntut siswa untuk terlibat penuh dalam memahami

dan menguasai materi ajar secara berasama-sama.

3) Inovasi Siswa

Rasa ingin tahu siswa muncul pada saat materi yang dibahas kurang

dimengerti siswa. Oleh karena itu, mereka berdialog dan berinteraksi

dengan sesama anggota kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif, kerja

sama dalam kelompok sangat diperlukan agar tugas yang diberikan

menjadi mudah dan masing-masing individu tidak menanggung beban

yang terlalu berat. Berikut adalah kutipan langsung dari beberapa siswa:

“Tentu saja, soalnya diskusi kelompok, jadi satu orang ini tidak

mungkin menghafal sendirian” (Alya).

“Iya, untuk saling membantu kalau ada yang belum tahu” (Adam).

Kemudian tiap perwakilan dalam kelompok banyak mengajukan

pertanyaan pada kelompok lain yang sedang presentasi. Siswa tidak

memunculkan ide baru mengenai materi yang dibahas, hanya saja siswa

menjawab atau menanggapi pertanyaan dari anggota kelompok lain,

semampu yang siswa pahami dan ketahui.

4) Kreativitas Siswa

Adanya keterlibatan siswa secara intelektual dan emosional dalam

pembelajaran karena masing-masing siswa dituntut untuk menguasai

materi yang ditugaskannya. Selain itu, siswa didorong untuk menemukan

sendiri konsep yang sedang dikaji melalui diskusi kelompok, karena

dengan berdiskusi siswa dapat bertukar informasi mengenai materi yang

sedang dipelajarinya. Dalam kelompok diskusi siswa diberi waktu yang

Page 57: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

49

cukup untuk menyelesaikan tugas bersama, dengan kata lain siswa diberi

kesempatan untuk bertanggung jawab dalam kelompoknya.

3. Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan implementasi strategi

pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran pendidikan agama Islam, maka

penulis menggunakan pengertian efektivitas yang dihubungkan dengan unsur-

unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif.

Sebelum menyimpulkan apakah strategi pembelajaran kooperatif yang

diterapkan pada mata pelajaran pendidikan agama Islam itu efektif atau tidak,

maka terlebih dahulu penulis akan menjelaskan pengertian efektivitas dan

hubungannya dengan unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif.

Menurut J.S. Badudu, efektif diartikan (1) mempunyai efek, pengaruh atau

akibat, (2) memberikan hasil yang memuaskan dan (3) memanfaatkan waktu dan

cara dengan sebaik-baiknya: bekerja sangat menguntungkan.8

Efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya

tujuan, terbentuknya kompetensi, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif

dari anggota.9

Adapun mengenai unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang diperoleh

dari beberapa buku sumber yaitu, antara lain:

a. Saling Ketergantungan Positif

Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan beberapa orang siswa,

diketahui bahwa dalam pembelajaran kooperatif yang menggunakan model

jigsaw adanya saling ketergantungan yang positif antar sesama siswa dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan.

8 J.S. Badudu, Kamus Kata-kata Serapan dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: Kompas,

2003), cet. 1, h. 7 9 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Kemandirian Guru

dan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 173

Page 58: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

50

“Iya, apabila salah satu anggota tidak bekerja maka yang lainnya harus

mendorong mati-matian” (Alya).

“Iya pasti. Karena yang diutamakan adalah kerja sama jadi saling

membutuhkan satu sama lain, tidak mengandalkan teman yang pandai.

Dan itu kerja sama satu tim jadi saling mengisi satu sama lain” (Ricky).

b. Tanggung Jawab Perseorangan

Pembelajaran kooperatif lebih mengutamakan pada kerja sama dalam

kelompok. Jadi tiap siswa dalam kelompok tersebut memiliki tanggung jawab

yang sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Berikut

pernyataannya:

“Punya, kan satu orang satu item jadi gimana caranya kita untuk saling

berbagi pendapat dan pengetahuan. Kita juga harus menguasai tugas yang

diberikan untuk mendapat nilai yang maksimal” (Ricky).

“Iya sama, kan satu kelompok. Setiap anak berusaha menyelesaikan tugas

yang diberikan” (Amalia).

Cooperative Learning membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian

rupa, sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan

tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa

dilaksanakan.10

c. Interaksi Tatap Muka

Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling

bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan

guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi semacam itu memungkinkan

para siswa dapat saling menjadi sumber belajar sehingga sumber belajar lebih

bervariasi. Interaksi semacam itu sangat penting karena ada siswa yang

merasa lebih mudah belajar dari sesamanya.11

10

Anita Lie, Cooperative Learning; Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-

ruang Kelas, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h. 32 11

Nurhadi dkk., Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL)

dan Penerapannya dalam KBK, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2004), h. 61

Page 59: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

51

“Iya, untuk saling membantu kalau ada yang belum tahu” (Adam).

“Kalau berdialog, saat belajar saja. Kalau yang tidak penting, jarang

berdialog” (Ricky).

Diskusi kelompok mengajak siswa untuk saling berinteraksi antar sesama

anggota kelompok. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan

interaksi yang baik guna memecahkan serta menyelesaikan tugas yang

diberikan.

d. Akuntabilitas Individual

Semua anggota dalam kelompok mempunyai peran yang sama untuk

mengerjakan tugas yang diberikan. Walaupun belajar secara berkelompok,

akan tetapi penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap

materi pelajaran secara individual. Oleh karena itu, dalam pembelajaran

kooperatif guru lebih menitikberatkan pada penilaian individu dari masing-

masing anggota kelompok.

e. Komunikasi Antar Anggota

Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya

untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan

pendapat mereka. Adapun jenis komunikasi dalam pembelajaran tersebut

yaitu komunikasi multi arah. Artinya, adanya komunikasi antara guru dengan

siswa dan antara siswa dengan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.

f. Evaluasi Proses Kelompok.

Evaluasi diadakan setelah siswa menyelesaian pelajaran. Guru

mengevaluasi siswa secara berkelompok dan individu. Evaluasi tertulis

berupa soal kuis yang diberikan kepada seluruh siswa guna mengukur

kemampuan yang dimilikinya setelah mengikuti pelajaran. Hasil nilai yang

didapat dari masing-masing individu juga dapat dimasukkan pada penilaian

kelompok dengan membagi nilai rata-rata pada tiap kelompok tersebut.

Page 60: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

52

Berdasarkan perolehan nilai kuis yang diadakan guru, diketahui bahwa

kelas yang menerapkan strategi pembelajaran kooperatif ternyata memperoleh

nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas/ siswa yang tidak

menerapkan pembelajaran kooperatif. Berikut adalah ungkapan siswa yang

mencapai nilai tertinggi.

“Alhamdulillah, iya memuaskan” (Ricky).

Adapun bentuk penghargaan yang diberikan guru kepada kelompok yang

mencapai nilai tertinggi yaitu berupa nilai 100 pada ulangan kedua.

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat penulis simpulkan bahwa

penerapan atau penggunaan strategi pembelajaran kooperatif pada mata

pelajaran pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Azhar 4 adalah efektif.

Yakni adanya efek atau akibat, memberikan hasil yang memuaskan,

terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, terbentuknya

kompetensi, dan adanya partisipasi aktif dari anggota.

C. Interpretasi Data

Setelah menganalisa temuan hasil penelitian, penulis mengedepankan empat

persoalan dalam penelitian ini. Pertama mengenai Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang dibuat oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Berbagai hal

yang tercakup dalam RPP seperti pengembangan indikator, pengembangan materi,

pemilihan metode, media dan alat evaluasi pembelajaran sudah cukup baik

dilaksanakan oleh guru pada saat memulai pembelajaran dari awal sampai

berakhirnya jam pelajaran. Meskipun pada pengembangan skenario pembelajaran

yang ditulis dalam RPP tidak secara rinci dijabarkan, hal tersebut tidak

menjadikan guru gagal dalam menjalankan kegiatan pembelajarannya bersama

siswa. Guru sudah terampil dalam menggunakan strategi pembelajaran kooperatif

dalam hal ini penggunaan model jigsaw yang diterapkan guru pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di sekolah.

Kedua, suasana tempat pembelajaran saat jam pelajaran berlangsung cukup

tenang dan sesekali ramai ketika di awal-awal pembelajaran. Tempat duduk untuk

Page 61: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

53

belajar tiap siswa memiliki satu kursi dan meja. Dengan kata lain, tiap siswa

duduk sendiri-sendiri pada tempat yang telah disediakan. Jumlah siswa pun tidak

terlalu banyak sehingga cukup efektif dalam menjalankan pembelajaran. Pada saat

penerapan pembelajaran kooperatif model jigsaw diadakan di aula, sebab dikelas

ruangannya tidak memungkinkan untuk merubah-ubah tempat duduk menjadi

beberapa bagian dan proses tersebut hanya menyita waktu. Oleh karena itu,

pembelajaran diadakan di aula yang tertutup dan luas, guna mencari suasana baru

agar siswa tidak bosan dan rencana pembelajaran dapat berjalan lancar. Di dalam

aula tersebut tidak ada kursi maupun meja hanya terdapat papan tulis, dan

pengeras suara. keadaan aula yang banyak terdapat ventilasi udara membuat

suasana ruangan menjadi tidak terasa panas serta terhindar dari kebisingan di luar.

Ketiga, mengenai proses pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung pada

saat menggunakan pembelajaran kooperatif. Penulis melihat bahwa proses

pembelajaran yang dilakukan sudah cukup efektif dan bisa dikatakan berhasil. Hal

tersebut terlihat dari penerapan model jigsaw yang dilakukan sudah sesuai dengan

unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif seperti, saling ketergantungan

positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan

evaluasi proses kelompok.12

Pada saat diskusi kelompok siswa tidak merasa

terbebani dengan tugas yang diberikan karena mereka bekerja barsama-sama dan

saling berinteraksi kepada anggota kelompoknya. Antar anggota kelompok saling

membantu apabila ada anggota yang belum mengerti.

Kelompok kooperatif mempunyai tanggung jawab yang sama dalam

menyelesaikan tugas kelompok, karena kalau salah satu bersikap cuek terhadap

tugas yang diberikan maka hal tersebut sangat mempengaruhi pada anggota

kelompoknya. Dengan kata lain pembagian tugas yang diberikan pada masing-

masing anggota kelompok harus dikuasai guna saling bertukar informasi

mengenai materi yang ia pelajari agar semua materi dapat dipahamai secara utuh

oleh semua anggota kelompok, akan tetapi kalau salah satu anggota kelompok

tidak menguasai materi yang ditetapkan maka kelompok tersebut tidak akan

12

Anita Lie, Cooperative Learning; Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-

ruang Kelas, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h. 30

Page 62: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

54

mengerti dan tidak mampu mempresentasikan tugas yang diberikan dengan baik

sehingga hal itu berpengaruh juga pada perolehan nilai kelompok.

Siswa terlihat enjoy dan fokus saat proses pembelajaran, walaupun guru tidak

ikut terlibat secara penuh pada kegiatan pembelajaran khususnya pada saat diskusi

kelompok akan tetapi siswa sudah memiliki tanggung jawab atas kelompoknya

itu. Dengan pembelajaran kooperatif setiap siswa menjadi lebih aktif dan berani

dalam berbicara ataupun mengungkapkan pendapat kepada teman satu

kelompoknya. Karena Pembelajan kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk

meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap

kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan

kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang

berbeda latar belakangnya, jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan

ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan berkerja secara

kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan

mengembangkan keterampilan hubungan dengan sesama manusia yang akan

sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.13

Keempat, mengenai kesan siswa setelah mengikuti pelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI). Menurut yang penulis amati, pembelajaran kooperatif yang

berlangsung di kelas sudah efektif. Hal tersebut diperkuat dengan ungkapan siswa

setelah mengikuti pelajaran PAI. Mereka merasa senang dan lebih memahami

materi pelajaran, serta mengetahui materi agama jadi lebih dekat kepada Allah

SWT. Dan mereka bangga mendapatkan hasil yang terbaik. Tetapi ada siswa

yang mengatakan senang dengan pembelajaran yang dilakukan dengan metode

kooperatif meskipun agak sulit sedikit. Siswa beranggapan demikian sebab ia

dihadapkan pada situasi yang tidak biasanya, karena metode pembelajaran yang

dilakukan sebelumnya bersifat tradisional, jadi siswa lebih banyak menerima

informasi atau ilmu dari sang guru, siswa tidak mempelajari dan memahami

sendiri suatu materi pelajaran. Pada pembelajaran kooperatif siswa dibimbing agar

mempunyai sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab penuh atas apa yang

13

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,

(Jakarta:Prestasi Pustaka, 2007), h. 42

Page 63: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

55

ditugaskan oleh guru agar tujuan pendidikan yang diharapkan dapat tercapai

dengan baik.

Page 64: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dianalisis pada bab sebelumnya, maka

kesimpulan ini merupakan jawaban dalam menjawab pertanyaan penelitian yang

tercantum pada Bab I, yaitu; (1) Perencanaan dalam mempersiapkan kegiatan

pembelajaran; (2) Pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru di

sekolah; (3) Hasil akhir dari kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi

pembelajaran kooperatif. Berikut ini akan dijabarkan kesimpulan dari hasil

penelitian yang penulis peroleh melalui data-data observasi dan wawancara.

1. Perencanaan dalam mempersiapkan kegiatan pembelajaran

Perencanaan berupa RPP yang dibuat oleh guru sudah cukup baik, karena

indikator-indikator dan semua aspek yang ada di dalam RPP sudah terlaksana

menurut rencana yang diinginkan. Pemilihan metode maupun media pembelajaran

disesuaikan dengan materi ajar. Pembuatan RPP juga memperhatikan karakteristik

siswa yang beraneka ragam, karena siswa memiliki kemampuan tinggi sedang dan

rendah. Meskipun skenario pembelajaran tidak ditulis dengan lengkap dalam RPP,

hal tersebut tidak menjadi hambatan dalam pelaksanaannya di kelas. Karena guru

sudah terampil dalam menerapkan metode kooperatif dalam hal ini penerapan

model jigsaw.

Page 65: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

57

2. Pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru di sekolah

Hasil pengamatan mengenai pelaksanaan proses pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif, sudah berjalan secara efektif. Pernyataan

tersebut diperkuat oleh hasil wawancara beberapa siswa dan guru serta ditunjang

pula dari hasil pengamatan secara langsung oleh penulis, menyatakan bahwa

mereka sudah melakukan hal-hal yang menjadi unsur-unsur dasar dalam

pembelajaran kooperatif. Seperti, saling ketergantungan positif antar sesama

anggota tim/ kelompok, adanya tanggung jawab perseorangan dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan, adanya interaksi atau tatap muka antar

anggota, komunikasi antar anggota, dan evaluasi pembelajaran.

Pada proses pembelajaran tampak adanya pembelajaran PAIKEM

(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Hal itu

tampak pada saat kegiatan inti dan kegiatan akhir pembelajaran. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada pembahasan di Bab IV.

3. Hasil akhir dari kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi

pembelajaran kooperatif

Hasil akhir secara keseluruhan dari kegiatan pembelajaran PAI yang

menggunakan strategi pembelajaran kooperatif dapat memberikan hasil yang

memuaskan. Perolehan nilai kuis yang dikerjakan oleh siswa yang menggunakan

pembelajaran kooperatif lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang

menggunakan metode tradisional. Hal ini dapat dilihat pada daftar nilai kuis yang

diadakan pada kelas sampel atau kelas eksperimen yaitu kelas VIII-B dan kelas

kontrol yaitu kelas VIII-A, dengan nilai rata-rata kelas VIII-A sebesar 79,92.

Sedangkan nilai rata-rata untuk kelas VIII-B yaitu sebesar 90,12.

Siswa merasa senang dan enjoy setelah mengikuti pelajaran PAI dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif. Karena lebih memahami dan mengerti

mengenai materi yang telah dibahas serta perolehan nilainya pun sangat

memuaskan. Karena tujuan dari mengikuti pelajaran agama Islam agar peserta

didik senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu

Page 66: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

58

menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan

Islam sebagai pandangan hidup.

Berdasarkan hasil analisa dari pengertian efektivitas dan unsur-unsur dasar

dalam pembelajaran kooperatif yang telah dijelaskan dalam Bab IV, dengan

demikian, maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran kooperatif pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Al-Azhar 4 Kemandoran

adalah efektif.

B. Saran

1. Dalam membuat strategi pembelajaran, hendaknya guru memperhatikan

variasi metode pembelajaran yang baik agar suasana pembelajaran di kelas

menjadi nyaman dan disenangi siswa dengan demikian pembelajaran pun

menjadi efektif. Salah satu strategi yang tepat digunakan dalam pembelajaran

yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif, karena

pembelajaran kooperatif tidak hanya memunculkan keaktifan siswa saja akan

tetapi masih banyak hal-hal yang dapat digali dari kemampuan siswa yang

mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2. Kepada pihak sekolah agar dapat menanggulangi hambatan-hambatan yang

ada dari segi sarana tempat belajar, agar tiap ruang kelas yang ada dapat

dipergunakan secara fleksibel untuk kegiatan belajar mengajar dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif. Karena alokasi waktu belajar yang

terbatas, maka hendaknya hambatan tersebut dapat teratasi agar pembelajaran

yang dilakukan lebih optimal.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi sekolah dan pihak-pihak

yang terkait untuk melakukan pembenahan yang berkaitan dengan

penggunaan strategi pembelajaran pada saat mengajar.

Page 67: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

59

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat

Press, 2002.

______, Reformulasi Pendidikan Islam, Jakarta: CRSD PRESS, 2005.

Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Badudu, J.S., Kamus Kata-kata Serapan dalam Bahasa Indonesia, Jakarta:

Kompas, 2003.

Daradjat, Zakiah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara,

1996.

______, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, Jakarta: Bulan Bintang,

1975.

Daulay, Haidar Putra, Pendidikan Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandunag: PT Syaamil

Cipta Media.

Djumransyah, Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam, Malang: UIN-

Malang Press, 2007.

Enoch, Jusuf, Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,

1995.

Etin Solihatin, Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS,

Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Hall, Gene E., dkk., Mengajar dengan Senang, PT Indeks, 2008.

Harsanto, Radno, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, Yogyakarta: Kanisius, 2007.

Hery Noer Aly, Munzier S., Watak Pendidikan Islam, Jakarta: Friska Agung

Insani, 2008.

Ibrahim, Muslimin, dkk., Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: UNESA Press,

2001.

Isjoni, Cooperative Learning, .Bandung: Alfabeta, 2010.

_____, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Page 68: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

60

Isjoni dkk., Pembelajaran Visioner, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Lie, Anita, Cooperative Learning; Mempraktikkan Cooperative Learning Di

Ruang-ruang Kelas, Jakarta: PT. Grasindo, 2002.

Majid, Abdul, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2004.

Martinis Yamin, Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual

siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2000.

Mulyasa, E., Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Kemandirian

Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Muslich, Masnur, KTSP; Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Bumi

Aksara, 2009.

Nasution, S., Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Nizar, Samsul, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan, Jakarta: Gaya

Media Pratama, 2001.

Nuraida, Halid Al-kaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, Ciputat: Islamic

Research Publishing, 2009.

Nurhadi dkk., Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/

CTL) dan Penerapannya dalam KBK, Malang: Universitas Negeri Malang,

2004.

Nur, Mohamad, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: LPMP, 2005.

Pannen, Paulina, Konstruktivisme dalam Pembelajaran, Jakarta: Universitas

Terbuka.

Poerwadarmita, WJS., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

1999.

Poerwandari, E.K., Penelitian Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia,

Jakarta: LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005.

Slavin, Robert E., Cooperative Learning; Teori, Riset dan Praktik, Bandung:

Nusa Media, 2010.

Page 69: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

61

Standar Isi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama (SMP),

PERMENDIKNAS NO. 22 TAHUN 2006.

Suprijono, Agus, Cooperative Learning; Teori dan Aplikasi PAIKEM,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 1997.

Syaiful Bahri, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta,

2006.

Thoha, M. Chabib, Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada, 1996.

Tim Penyusun Kamus pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,

Jakarta:Prestasi Pustaka, 2007.

Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Departemen Agama, 2006.

Zaini, Hisyam, dkk., Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, Yogyakarta:

CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002.

.

Page 70: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

FORM OBSERVASI

PERENCANAAN TERTULIS

(RPP)

Hari/ Tanggal:

Materi Pokok:

NO ASPEK PENILAIAN HASIL PENGAMATAN

1

Pengembangan Indikator

a.Kesesuaian dengan Kompetensi Dasar

b.Kesesuaian dengan karakteristik siswa

c. Pengembangan Kognitif

d. Pengembangan Afektif

e. Pengembangan Psikomotorik

2

Pengembangan Materi a. Kesesuaian dengan indikator

b. Relevan dengan kebutuhan siswa

c. Materi pelajaran mengandung segi-

segi etik

d. Materi pelajaran bersumber dari buku

sumber yang baku

3

Pemilihan Metode a. Kesesuaian dengan indikator

b. Kesesuaian dengan materi

c. Kesesuaian dengan setting ruang

kelas

Page 71: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

4

Pengembangan Skenario a. Kesesuaian dengan indikator

b. Kesesuaian dengan materi

c. Kesesuaian dengan metode

5

Pemilihan Media/ Alat Bantu a. Kesesuaian dengan indikator

b. Kesesuaian dengan materi

c. Kesesuaian dengan kondisi/

keterbatasan yang ada

d. Media jadi/ rancangan

6

Pemilihan Alat Evaluasi a. Kesesuaian dengan indikator

b. Kesesuaian dengan materi

c. Penilaian tertulis

d. Penilaian kinerja/ performansi

e. Penilaian produk

f. Penugasan/ proyek

g. Penilaian portofolio

Page 72: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

FORM OBSERVASI

PROSES PEMBELAJARAN I

Hari/Tanggal:

Materi Pokok:

NO ASPEK PENILAIAN HASIL PENGAMATAN

1

Keterampilan Membuka Pelajaran

a. Mengkondisikan kesiapan siswa

b. Mengkondisikan kesiapan kelas

c. Apersepsi

d. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa (motivasi)

e. Menyampaikan tujuan/ indikator yang ingin dicapai

2

Kualitas Penguasaan Materi

a. Substansi materi

b. Hubungan dgn pengetahuan yg relevan atau

kontekstual

c. Menggunakan dalil, rumus atau generalisasi

3

Kualitas Penjelasan Materi

a. Bahasa

b. Sistematika

c. Penggunaan contoh/ilustrasi/media

(pola induktif & deduktif)

4

Penggunaan Variasi Metode dan Teknik

Pembelajaran

a. Menunjukkan keterampilan dalam menggunakannya

b. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

c. Kesesuaian dengan setting ruang kelas

5

Kualitas Variasi Stimulus

a. Gerak

b. Suara

Page 73: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

c. Isyarat (gesture)

d. Gaya interaksi

e. Pemusatan perhatian

f. Pengalihan indera

6

Keterampilan Bertanya

a. Kejelasan substansi pertanyaan

b. Pemberian acuan

c. Teknik menuntun

d. Pemberian kesempatan berpikir

e. Pemindahan giliran (distribusi)

f. Mengembangkan ide

g. Sambutan dan antusias terhadap jawaban siswa

7

Penggunaan Media/ Alat Bantu Pembelajaran

a. Menunjukkan keterampilan dalam menggunakannya

b. Menampilkan pesan yang menarik

c. Kesesuaian dengan indikator dan bahan ajar

8

Keterampilan Menutup Pelajaran

a. Merangkum kembali bahan pelajaran yang

disampaikan

b. Menyuruh siswa membuat ringkasan atau memberikan

kegiatan tindak lanjut lainnya

c. Merumuskan kata-kata kunci (keyword) terkait dengan

pokok bahasan

9

Evaluasi Pembelajaran

• Ketepatan alat evaluasi dan kesesuain dengan

indikator

Page 74: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

FORM OBSERVASI

PROSES PEMBELAJARAN II

Hari/ Tanggal:

Materi Pokok:

No Aspek yang Diamati Ya Tidak Keterangan

1

Siswa Antusias

a. Siswa dalam keadaan siap ketika memulai

pelajaran

b. Siswa bersemangat saat pelajaran akan dimulai

c. Siswa menyimak materi yang disampaikan

guru

2

Siswa Belajar secara Aktif

a. Adanya dialog antara siswa dengan siswa

b. Adanya dialog antara siswa dengan guru

c. Siswa memanfaatkan sumber-sumber belajar

yang bervariasi

d. Siswa aktif memberi pendapat

e. Siswa ikut aktif berbuat

f. Ikut aktif mencari sumber

g. Siswa berkompetisi antar siswa

h. Siswa terlibat penuh dalam pembelajaran

3

Siswa Melakukan Inovasi

a. Siswa tampak memiliki sikap rasa ingin tahu

b. Siswa banyak mengajukan pertanyaan

c. Siswa mampu memunculkan ide yang baru

4

Siswa Melakukan Hal yang Kreatif

a. Keterlibatan siswa secara intelektual dan

emosional dalam pembelajaran

b. Siswa didorong untuk menemukan sendiri

konsep yang sedang dikaji melalui observasi,

diskusi atau percobaan

c. Siswa diberi kesempatan untuk bertanggung

jawab menyelesaikan tugas bersama

Page 75: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

5

Komunikasi Pembelajaran Efektif

a. Guru mengenali karakteristik peserta didik

b. Guru menunjukkan pentingnya materi yang

akan disampaikan

c. Guru menggunakan kelucuan atau

entertainment

d. Guru menceritakan sebuah kisah ilustrasi

e. Guru membuat sebuah pernyataan yang ringkas

dan tajam serta merangsang menyangkut

subjek yang akan dibahas

f. Guru memuji anak didik

6

Lingkungan Pembelajaran Menyenangkan

a. Menyediakan segala fasilitas belajar yang

menyenangkan

b. Menghiasi dinding-dinding dengan berbagai

poster berwarna

c. Menyugukan seluruh poin penting yang harus

dipelajari dalam bentuk kata-kata, musik

maupun gambar

d. Adanya variasi, kejutan, imajinasi dan

tantangan dalam pembelajaran

Page 76: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

PEDOMAN WAWANCARA

(SISWA)

Nama Responden :

Jabatan :

Hari/ Tanggal Wawancara :

Pokok Pembicaraan:

1. Bagaimana suasana tempat belajar selama jam pelajaran berlangsung?

2. Apakah setiap siswa ikut aktif memberikan pendapat saat belajar Pendidikan Agama

Islam (PAI) di kelas?

3. Apakah dalam satu kelompok belajar siswa saling berinteraksi/ berdialog antar sesama

anggota?

4. Apakah setiap siswa dalam kelompok memiliki tanggung jawab yang sama terhadap

kelompoknya?

5. Apakah setiap anggota kelompok merasa dirinya saling membutuhkan dalam

menyelesaikan suatu tugas?

6. Bagaimana bentuk penghargaan yang diberikan guru kepada kelompok yang mencapai

nilai tertinggi?

7. Apakah pembelajaran PAI yang diajarkan oleh guru dapat memberikan hasil/ nilai

yang memuaskan?

8. Bagaimana kesan kamu setelah mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)?

Page 77: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

PEDOMAN WAWANCARA

(GURU)

Nama Responden :

Jabatan :

Hari/ Tanggal Wawancara :

Pokok Pembicaraan:

1. Apakah RPP itu dibuat setiap satu kali pertemuan atau untuk satu tahun ajaran?

2. Apa saja yang menjadi pertimbangan Bapak dalam pembuatan RPP?

3. Dalam proses pembelajaran, pendekatan/ strategi pembelajaran apa yang Bapak

gunakan?

4. Metode apa yang sering Bapak gunakan dalam proses pembelajaran?

5. Terkait dengan penggunaan strategi kooperatif dalam proses pembelajaran, pada

materi seperti apa yang sering Bapak gunakan?

(yang dimaksud adalah karakteristik materi yang seperti apa)

6. Bagaimana pendapat Bapak terhadap penggunaan strategi pembelajaran kooperatif

pada mata pelajaran PAI?

7. Apakah guru dan siswa merasa nyaman saat mengikuti pelajaran agama Islam?

8. Apakah pembelajaran PAI dengan menggunakan strategi kooperatif itu

menyenangkan?

9. Apakah setiap kelompok kooperatif dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan

tinggi, sedang dan rendah?

10. Menurut Bapak apa hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran

kooperatif pada mata pelajaran PAI?

11. Bagaimana cara Bapak dalam menanggulangi hambatan-hambatan dalam proses

pembelajaran kooperatif?

12. Sejauh mana efektivitas strategi pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran PAI

bagi siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 4?

Page 78: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
Page 79: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

Hasil Wawancara dengan Siswa/ siswi

SMP Islam Al-Azhar 4 Kemandoran Jakarta

1. Bagaimana suasana tempat belajar selama jam pelajaran berlangsung?

Jawab: Lumayan tenang, tapi karena ada diskusi antar kelompok jadi sedikit berisik juga.

Tempatnya tidak panas karena waktu diskusi di aula ruangannya terbuka.

2. Apakah setiap siswa ikut aktif memberikan pendapat saat belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) di

kelas?

Jawab: Iya, karena yang diskusi yang maju satu orang mewakili, berarti semua anggotanya itu

memberi tahu apa yang dia pelajari.

3. Apakah dalam satu kelompok belajar siswa saling berinteraksi/ berdialog antar sesama anggota?

Jawab: Tentu saja, soalnya diskusi kelompok, jadi satu orang ini tidak mungkin menghafal

sendirian.

4. Apakah setiap siswa dalam kelompok memiliki tanggung jawab yang sama terhadap

kelompoknya?

Jawab: Ada yah, karena ini yang maju satu orang, jadi ada yang tanggung jawabnya lebih besar.

Tapi karena ini harus dibantu oleh keempat temannya ini, jadi kita harus bisa hapal dulu.

5. Apakah setiap anggota kelompok merasa dirinya saling membutuhkan dalam menyelesaikan suatu

tugas?

Jawab: Iya, apabila salah satu anggota tidak bekerja maka yang lainnya harus mendorong mati-

matian. Kalau tidak pemimpinnya itu tidak mengerti semua berarti nilainya bisa jelek.

6. Bagaimana bentuk penghargaan yang diberikan guru kepada kelompok yang mencapai nilai

tertinggi?

Jawab: Nilai 100 pada ulangan kedua.

7. Apakah pembelajaran PAI yang diajarkan oleh guru dapat memberikan hasil/ nilai yang

memuaskan?

Jawab: Kalau saya pribadi sih iya.

8. Bagaimana kesan kamu setelah mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)?

Jawab: Saya seneng, tapi susah karena saya yang ditunjuk. Kerjasamanya bagus juara II sih.

Jakarta, 25 Februari 2011

Interviewer Siswi SMP Al-Azhar 4

Santi Alya Nur Ibrahim

Page 80: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

Hasil Wawancara dengan Siswa/ siswi

SMP Islam Al-Azhar 4 Kemandoran Jakarta

1. Bagaimana suasana tempat belajar selama jam pelajaran berlangsung?

Jawab: Suasana belajarnya kadang berisik kadang tidak.

2. Apakah setiap siswa ikut aktif memberikan pendapat saat belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) di

kelas?

Jawab: Iya, jadi suasananya itu menjadi hidup.

3. Apakah dalam satu kelompok belajar siswa saling berinteraksi/ berdialog antar sesama anggota?

Jawab: Iya, untuk saling membantu kalau ada yang belum tahu.

4. Apakah setiap siswa dalam kelompok memiliki tanggung jawab yang sama terhadap

kelompoknya?

Jawab: Iya, setiap anak memberikan pendapat dan ada yang mampu menguasai tugas ada yang

tidak. Kalau ada yang tidak mampu menguasai tugas, dibantu.

5. Apakah setiap anggota kelompok merasa dirinya saling membutuhkan dalam menyelesaikan suatu

tugas?

Jawab: Iya, dan tidak mengandalkan teman yang lebih pandai.

6. Bagaimana bentuk penghargaan yang diberikan guru kepada kelompok yang mencapai nilai

tertinggi?

Jawab: Ulangan kedua tidak usah ikut langsung dapat nilai 100.

7. Apakah pembelajaran PAI yang diajarkan oleh guru dapat memberikan hasil/ nilai yang

memuaskan?

Jawab: Iya, jadi lebih tahu dan nilainya memuaskan.

8. Bagaimana kesan kamu setelah mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)?

Jawab: Jadi lebih paham walaupun sulit sedikit.

Jakarta, 25 Februari 2011

Interviewer Siswa SMP Al-Azhar 4

Santi Adam Muftie

Page 81: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

Hasil Wawancara dengan Siswa/ siswi

SMP Islam Al-Azhar 4 Kemandoran Jakarta

1. Bagaimana suasana tempat belajar selama jam pelajaran berlangsung?

Jawab: Cukup kondusif, enak untuk menyerap pelajaran (enjoy), nikmatin apa yang ada

dipelajaran itu. Tempat duduknya tidak berdesakan dan leluasa untuk bergerak

2. Apakah setiap siswa ikut aktif memberikan pendapat saat belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) di

kelas?

Jawab: Aktif, soalnya kan kita ada waktu 30 menit untuk berdiskusi dan mempunyai pendapat yang

berbeda-beda jadi gimana caranya kita untuk saling menukar pendapat.

3. Apakah dalam satu kelompok belajar siswa saling berinteraksi/ berdialog antar sesama anggota?

Jawab: Kalau berdialog, saat belajar saja. Kalau yang tidak penting, jarang berdialog.

4. Apakah setiap siswa dalam kelompok memiliki tanggung jawab yang sama terhadap

kelompoknya?

Jawab: Punya, kan satu orang satu item jadi gimana caranya kita untuk saling berbagi pendapat

dan pengetahuan. Kita juga harus menguasai tugas yang diberikan untuk mendapat nilai yang

maksimal.

5. Apakah setiap anggota kelompok merasa dirinya saling membutuhkan dalam menyelesaikan suatu

tugas?

Jawab: Iya pasti. Karena yang diutamakan adalah kerja sama jadi saling membutuhkan satu sama

lain, tidak mengandalkan teman yang pandai. Dan itu kerja sama satu tim jadi saling mengisi satu

sama lain.

6. Bagaimana bentuk penghargaan yang diberikan guru kepada kelompok yang mencapai nilai

tertinggi?

Jawab: Nilai ulangan berikutnya 100, tanpa ulangan.

7. Apakah pembelajaran PAI yang diajarkan oleh guru dapat memberikan hasil/ nilai yang

memuaskan?

Jawab: Alhamdulillah, iya.

8. Bagaimana kesan kamu setelah mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)?

Jawab: (1) Mengetahui materi agama, lebih dekat kepada Allah SWT.

(2) Kerja sama tim/ kelompok, gimana kita saling mengisi.

(3) Senang atau bangga mendapatkan hasil yang terbaik.

Jakarta, 25 Februari 2011

Interviewer Siswa SMP Al-Azhar 4

Santi Ricky

Page 82: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

Hasil Wawancara dengan Siswa/ siswi

SMP Islam Al-Azhar 4 Kemandoran Jakarta

1. Bagaimana suasana tempat belajar selama jam pelajaran berlangsung?

Jawab: Baik-baik saja, belajarnya enak, duduknya tidak berdesakan dan suasana saat diskusi

ramai.

2. Apakah setiap siswa ikut aktif memberikan pendapat saat belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) di

kelas?

Jawab: Tidak semua aktif sih, ada beberapa yang diam terus juga ada beberapa yang aktif.

3. Apakah dalam satu kelompok belajar siswa saling berinteraksi/ berdialog antar sesama anggota?

Jawab: Iya berdialog.

4. Apakah setiap siswa dalam kelompok memiliki tanggung jawab yang sama terhadap

kelompoknya?

Jawab: Iya sama, kan satu kelompok. Setiap anak berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan.

5. Apakah setiap anggota kelompok merasa dirinya saling membutuhkan dalam menyelesaikan suatu

tugas?

Jawab: Iya membutuhkan. Kan manusia makhluk sosial.

6. Bagaimana bentuk penghargaan yang diberikan guru kepada kelompok yang mencapai nilai

tertinggi?

Jawab: Mendapat 100 di ulangan kedua tanpa ulangan.

7. Apakah pembelajaran PAI yang diajarkan oleh guru dapat memberikan hasil/ nilai yang

memuaskan?

Jawab: Iya memuaskan.

8. Bagaimana kesan kamu setelah mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)?

Jawab: Baik-baik saja, pelajarannya menyenangkan dan mudah dipahami.

Jakarta, 25 Februari 2011

Interviewer Siswi SMP Al-Azhar 4

Santi Amalia Mabrina

Page 83: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

Hasil Wawancara dengan Guru PAI

SMP Islam Al-Azhar 4 Kemandoran Jakarta

1. Apakah RPP itu dibuat setiap satu kali pertemuan atau untuk satu tahun ajaran?

Jawab: Untuk Pelajaran Agama ini baik kelas VII, VIII, IX saya buatnya dalam satu tahun

pelajaran, tidak setiap kali pertemuan biar lebih praktis.

2. Apa saja yang menjadi pertimbangan Bapak dalam pembuatan RPP?

Jawab: Yang pertama, karakteristik dari anak-anak, kemampuan dari anak-anak juga, kemudian

dari media yang dipakai, juga dari fasilitas yang ada.

3. Dalam proses pembelajaran, pendekatan/ strategi pembelajaran apa yang Bapak gunakan?

Jawab: Itu bervariasi. Kalau untuk kelas bilingual itu lebih banyak pendekatannya kepada diskusi

karena kemampuan untuk kelas bilingual beda dengan kelas reguler. Tapi untuk kelas reguler lebih

banyak ceramah dibandingkan dengan diskusi.

4. Metode apa yang sering Bapak gunakan dalam proses pembelajaran?

Jawab: Yang lebih banyak sekali lagi sesuai dengan kelasnya. Kalau kelas bilingual itu lebih

banyak kelompok dan diskusi. Kalau kelas reguler lebih banyak ceramah dari pada diskusi.

5. Terkait dengan penggunaan strategi kooperatif dalam proses pembelajaran, pada materi seperti

apa yang sering Bapak gunakan?

Jawab: Materi yang digunakan untuk strategi pembelajaran kooperatif, materi yang sub-nya itu

banyak, seperti infaq kemarin itu ada beberapa sub yaitu shadaqah, wasiat, hibah, hadiah dan

wakaf. Jadi kalau untuk materi yang kurang sub-nya lebih banyak menggunakan diskusi dari pada

dengan cara jigsaw.

6. Bagaimana pendapat Bapak terhadap penggunaan strategi pembelajaran kooperatif pada mata

pelajaran PAI?

Jawab: Kelebihannya, lebih mengoptimalkan kemampuan siswa terutama dalam kerja kelompok.

Kemudian dari segi negatifnya adalah dalam satu kali pertemuan itu tidak cukup. Dengan kata lain

memerlukan waktu yang cukup banyak dibandingkan dengan metode caramah.

7. Apakah guru dan siswa merasa nyaman saat mengikuti pelajaran agama Islam?

Jawab: Dari yang kemarin kita lakukan dengan metode jigsaw itu untuk saya pribadi sebagai

pengajarnya merasa nyaman, kemudian setelah saya perhatikan siswa juga merasa nyaman

dengan cara seperti itu.

8. Apakah pembelajaran PAI dengan menggunakan strategi kooperatif itu menyenangkan?

Jawab: Sangat menyenangkan sekali, karena dari tipe anak-anaknya itu khususnya kelas bilingual

yang menjadi sampel, mereka agak sedikit kurang suka kalau metode pembelajarannya seperti

ceramah atau lebih banyak guru yang lebih berperan/ aktif. Tapi mereka lebih suka kalau potensi

mereka juga digali dan mereka lebih banyak mengeluarkan pendapat.

Page 84: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

9. Apakah setiap kelompok kooperatif dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang

dan rendah?

Jawab: Iya betul, itu bervariasi agar suasana kelompok itu hidup.

10. Menurut Bapak apa hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif pada

mata pelajaran PAI?

Jawab: Yang pertama memerlukan ruangan yang cukup luas, kalau di dalam kelas tidak cukup

memungkinkan karena disitu banyak bangku dan meja, Cuma kendalanya kalau kita memakai

aula, aula itu sudah dipakai duluan oleh guru yang lain. Atau ketika kita akan memakai ruang Affa

yang juga luas itu juga sudah dipakai oleh guru lain. Itulah salah satu yang menjadi kendala.

11. Bagaimana cara Bapak dalam menanggulangi hambatan-hambatan dalam proses pembelajaran

kooperatif?

Jawab: Karena terkait dengan pemakaian ruang yang luas, maka cara mengatasinya adalah ruang

itu akan dipesan seminggu sebelumnya agar bisa dimanfaatkan dalam rangka menjalankan

metode tadi.

12. Sejauh mana efektivitas strategi pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran PAI bagi siswa-

siswi SMP Islam Al-Azhar 4?

Jawab: Dari segi efektivitas, pertama kalau dari segi waktu memang memerlukan waktu yang

cukup lama/ banyak. Kemudian dari pemahaman siswa itu lebih dalam karena mereka menggali

sendiri dan itu lebih berkesan dari pada harus diceramahi oleh gurunya.

Jakarta, 25 Februari 2011

Interviewer Guru SMP Al-Azhar 4

Santi Khozin, S.Ag

Page 85: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

DAFTAR NILAI KUIS (BAB INFAQ)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VIII-A

No Nama Siswa Nilai

1 Ratih Nur Baiti 100

2 M. Faturahman 73

3 Abyan Faisal 94

4 Abdul Aziz Muslim 91

5 Rizka Nurul Hanifah 73

6 Fikry Ramadani 82

7 Irsyad Barran Lubis 88

8 Rizky Ramadhan 94

9 M. Rafi 94

10 Nabila 88

11 Khoirunnisa 73

12 Winda Dwi Putri 79

13 Marsya Fanny 82

14 M. Rizal 82

15 Anandri F.M 64

16 Shinta M.D 82

17 Ananda P 67

18 M. Reza 88

19 Zahidah Zulfailah 82

20 Andita Nur Oktavira 70

21 Siti Nurwahida 76

22 Athiyya M 70

23 M. Titan 52

24 Kevin 82

25 Iqbal Rivaldy 73

26 Hilman Khairul Rahman 79

Jumlah 2078

Nilai Rata-rata Kelas

2078 : 26 = 79,92

Page 86: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2762/1/SANTI... · IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

DAFTAR NILAI KUIS (BAB INFAQ)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VIII-B

Nilai Rata-rata Kelas

2794 : 31 = 90,12

No Nama Siswa Nilai

1 Claudia 91

2 M. Setyo A 91

3 Fajri Anugrah 82

4 Dzaki Putra 88

5 Fariz Rachimawan 88

6 Risa Ramandha 94

7 Ashila Ashara 91

8 Ricky 100

9 M. Satrio Budi 94

10 M. Raihan 82

11 Reynaldi Setiasa 88

12 Asri Lestari 88

13 Shiva Shavira 88

14 Amalia Mabrina 61

15 Syifa Shafina 88

16 Reza Ariq 88

17 Andhika 94

18 M. Oktariawan Fauzan 100

19 Adam Muftie 67

20 Arini Safitri 100

21 M. Fithratu Rahman 100

22 M. Rachmadi 94

23 Ahya R.K 94

24 Alya Nur Ibrahim 100

25 Dhiyaa Nada Shafa 82

26 M. Aya Addina Makarim 91

27 Famadhika Aby Pratama 94

28 Raka Permana 88

29 Amyra Rizqia 94

30 Nisryna Nabyla 94

31 Shofi Syahira 100

Jumlah 2794