79
IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT DI KOTA MAKASSAR SKRIPSI Oleh ASRIDHAWATI NIM 105741100116 PRODI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2020

IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT

DI KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Oleh

ASRIDHAWATI

NIM 105741100116

PRODI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2020

Page 2: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

ii

HALAMAN JUDUL

IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF

DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT

DI KOTA MAKASSAR

Oleh ASRIDHAWATI

NIM 105741100116

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi pada Program Studi Strata 1 Ekonomi Islam

PRODI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2020

Page 3: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

iii

PERSEMBAHAN

Bismillahirahmanirrahim

Karya ilmiah ini ku persembahkan kepada kedua orang tua saya serta

untuk ajji saya yang telah membantu membiayai kuliah saya sampai saya

selesai. Semoga setelah ini saya segera mendapatkan pekerjaan dan bisa

segera membahagiakan keluargaUntuk kakakku semoga cita-citanya

menjadi PNS bisa tercapai dan untuk adikku semoga bisa lulus

diUniversitas Negeri tahun depan.

MOTTO

“Allah SWT tidak akan membebani ummatnya melainkan sesuai

kesanggupannya”

Page 4: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

iv

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra lt. 7 Telp. (0411)-866972 Makassar

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : “Implementasi Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam Mensejahterakan Masyarakat Di Kota Makassar“.

Nama : Asridhawati No. Stambuk/NIM : 105741100116 Program studi : Ekonomi Islam Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar Menyatakan bahwa skripsi ini telah diperiksa dan diujikan didepan panitia penguji skripsi Strata 1 (S1). Pada hari Rabu , 27 Oktober diruangan IQ. 7.1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 07 Desember 2020 Menyetujui

Pembimbing I

Dr. H. Agus Salim Harrang, SE, MM.

NIDN: 0911115703

Pembimbing II

Agusdiwana Suarni, S.E.,M.Acc

NIDN: 0904088601

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi Ekonomi Islam

Ismail Rasulong, SE, MM Agusdiwana Suarni, S.E., M.Acc NBM: 903078 NBM : 1005 987

Page 5: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra lt. 7 Telp. (0411)-866972 Makassar

v

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi atas Nama : ASRIDHAWATI, NIM: 105741100116, diterima dan

disahkan oleh panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor

Universitas Muhammadiya Makassar Nomor : 0005/SK-Y/60202/091004/2020,

Tanggal 10 Rabiul Awal 1442/27 Oktober 2020 M, sebagai salah satu syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Islam

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar 22 Rabiul Akhir 1442 H

07 Desember 2020 M

PANITIA UJIAN

1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag (…………)

(Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Ismail Rasulong, SE., MM (…………)

(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE., MM (…………)

(WD 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

4. Penguji : 1. Dr. Agus Salim HR,SE.,MM (…………)

2. Agusdiwana Suarni, SE, M.Acc (…………)

3. Sri Wahyuni, SE.,M.E (………...)

4. Syahidah Rahmah, SE.Sy,M.E.I (………...)

Disahkan Oleh,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

Ismail Rasulong, SE.,MM NBM : 903078

Page 6: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra lt. 7 Telp. (0411)-866972 Makassar

vi

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Asridhawati

NIM : 105741100116

Jurusan : Ekonomi Islam

Dengan Judul :“Kajian Tentang Garam Tradisional Dan Kondisi Sosial

Ekonomi Petani Garam Dalam Perspektif Islam Di

Kabupaten Jeneponto Dan Kabupaten Pangkep“.

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya

sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia

menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 07 Desember 2020

Yang membuat pernyataan,

ASRIDHAWATI

Diketahui oleh,

Dekan Ketua Program Studi Ekonomi Islam

Ismail Rasulong, S.E.,MM Agusdiwana Suarni., SE., M.Acc

NBM: 903078 NBM: 100 5987

Page 7: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

vii

ABSTRAK

ASRIDHAWATI, 2020. Implementasi Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam Mensejahterakan Masyarakat di Kota Makassar, Skripsi Program Studi Ekonom Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, diBimbing Oleh Agus Salim HR selaku pembimbing I dan Agusdiwana Suarni selaku pembimbing II

Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui bagaimana Implementasi

Pengelolaan Wakaf produktif Dalam Mensejahterakan Masyarakat di Kota

Makassar; (2) Untuk mengetahui Apa Problematik yang dihadapi dalam

Pengelolaan Wakaf Produktif di Kota Makassar. Jenis Penelitian yang digunakan

adalah Kualitatif dengan responden sebanyak 6 orang yaitu Staf KEMENAG 1

orang, Nadzir 3 orang dan Masyarakat 2 orang. Hasil yang diperoleh dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa Implementasi pengelolaan wakaf di Kota

Makassar belum tergolong produktif, karena proses pengelolaan wakaf yang ada

di Kota Makassar masih bersifat konsumtif sehingga tidak dapat berpengaruh

pada perekonomian masyarakat; (2) Problematik yang hadapi dalam pengelolaan

wakaf produktif adalah kurangnya pemahaman nadzir terhadap pengelolaan

harta wakaf yang produktif. Problematik lainnya yang dihadapi dalam

pengelolaan wakaf adalah masih banyaknya tanah wakaf yang tidak memiliki

sertifikat.

Kata Kunci: Wakaf, Wakaf Produktif, Kesejahteraan Masyarakat

Page 8: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

viii

ABSTRACT

ASRIDHAWATI, 2020. Implementation of productive waqf management for the welfare of the people in the city of Makassar, The thesis of the Islamic Ekonomic study program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar, was guided by Agus Salim HR as mentor I and Agusdiwana Suarni as mentor II This study aims: (1) to determine how the implementation of productive waqf management in the welfare of the community in Makassar City; (2) To find out what are the problems faced in the management of productive waqf in Makassar City. This type of research is qualitative with 6 respondents, namely 1 staff of the Ministry of Religion, 3 people of Nadzir and 2 people of the community. The results obtained in this study indicate that the implementation of waqf management in Makassar City is not classified as productive, because the process of managing waqf in Makassar City is still consumptive in nature so that it cannot affect the community's economy; (2) The problem faced in the management of productive waqf is the lack of nadzir understanding of the productive management of waqf assets. Another problem faced in managing waqf is that there are still many waqf lands that do not have certificates.

Keywords: Waqf, Productive Waqf, Community Welfare

Page 9: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya berupa ilmu pengetahuan

petunjuk, kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Implementasi Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam

Mensejahterakan Masyarakat di Kota Makassar” Skripsi ini sebagai syarat

untuk mencapai gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak Prof Dr. H. Ambo Asse,S,Ag selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar

2. Ibunda Agusdiwana Suarni SE.,M.ACC selaku ketua Prodi Ekonomi Islam

dan Pembimbing II, yang senantiasa memberikan arahan, koreksi serta

motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

3. Ayahanda Dr. Agus Salim Harrang, SE, MM selaku Pembimbing I, yang

senantiasa memberikan arahan dalam bimbingannya

4. Semua Dosen dan Civitas Akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

Page 10: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

x

5. Kedua Orang tua tercinta , Ayahanda Muhtar dan Ibunda Ida Royani, yang

senantiasa mencintai, merawat dan membesarkan, sehingga saya bisa

seperti sekarang ini. Serta untuk Ajjiku, Hj. Nastiah , yang berperan penting

dalam membiayai kuliah saya sehingga saya bisa seperti sekarang ini ,

semoga saya dilebihkan Rezeki untuk membahagiakan mereka

6. Kakak dan Adikku ( Indri Maulidiya sari Amd.AK dan Nurul Annisa) yang

senantiasa memberikan motivasi dan semangat sehingga skripsi ini dapat

saya selesaikan

7. Terima kasih untuk Syahru Ramdhani K yang tak kenal lelah memberikan

semangat serta dorongan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

8. Kepada sahabat – sahabat saya Iprayana Hasan, Reski Amelia, Israwati,

Khaerunnisa, Nurul Utari dan Ayu lestari yang telah menemani penulis dalam

suka maupun duka.

Terima kasih atas segala bantuan dan kemudahan yang diberikan oleh

semua pihak. Semoga apa yang telah diberikan ini dapat bermanfaat juga bagi

orang lain. Penulisan dan penelitian skripsi ini sangat membutuhkan, masukan

saran dan kritikan yang bersifat positif, guna untuk perbaikan penulisan dan

penelitian skripsi yang akan dating.

Makassar, Desember 2020

Asridhawati

Page 11: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL ........................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

ABSTRACT ....................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR/ BAGAN ............................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 6

A. Wakaf ..................................................................................................... 6

1. Pengertian Wakaf ............................................................................ 6

2. Macam-Macam Wakaf ..................................................................... 8

3. Tujuan Wakaf .................................................................................. 9

4. Hukum Dasar Wakaf ....................................................................... 11

5. Syarat Wajib Wakaf ......................................................................... 12

6. Fungsi Wakaf .................................................................................. 13

7. Badan Wakaf Indonesia ................................................................... 14

8. Wakaf Produktif ............................................................................... 15

B. Tinjauan Empiris .................................................................................... 20

C. Kerangka Konsep ................................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 25

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 25

B. Fokus Penelitian ............................................................................... 25

Page 12: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

xii

C. Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................................ 25

D. Jenis Dan Sumber Data ................................................................... 26

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 26

F. Instrumen Penelitian ......................................................................... 28

G. Metode Analisis Data ........................................................................ 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 31

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 31

B. Deskripsi Penelitian .......................................................................... 37

C. Hasil Penelitian ................................................................................. 37

D. Pembahasan ................................................................................... 42

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 46

A. Kesimpulan ...................................................................................... 46

B. Saran ............................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 48

LAMPIRAN ........................................................................................................ 50

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. 65

Page 13: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

xiii

DAFTAR TABEL

3.1 Daftar Informan ....................................................................................... 26

3.2 Daftar Pedoman Wawancara .................................................................. 27

4.1 Jumlah Luas Kota Makassar ................................................................... 32

4.2 Jumlah Penduduk Kota Makassar ........................................................... 33

4.3 Identitas Responden ............................................................................... 36

4.4 Data Persertifikasian ............................................................................... 42

Page 14: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

xiv

DAFTAR GAMBAR

Kerangka Konsep ......................................................................................... 24

Struktur Organisasi ....................................................................................... 36

Page 15: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wakaf merupakan salah satu kegiatan dalam islam yang bertujuan untuk

mencapai tujuan ekonomi islam yaitu mewujudkan kehidupan yang sejahtera.

Dalam islam wakaf memiliki peran yang sangat penting seperti halnya zakat dan

sedekah. Wakaf mengharuskan seorang muslim untuk merelakan sebagian harta

yang dimiliki untuk digunakan dalam kepentingan ibadah. Harta wakaf yang

sudah diberikan sudah bukan menjadi hak milik wakif pribadi melainkan menjadi

hak milik wakif umat ( Bashlul ,2016).

Potensi pengelolaan wakaf di Kota Makassar melibatkan strategi

pengelolaan yang baik perlu diciptakan untuk mencapai tujuan diadakannya

wakaf. Namun sebagian studi perwakafan di tanah air kita masih terfokus pada

segi hukum fiqih muamalah dan belum menyentuh mengenai pengelolaan

perwakafan. salah satunya berada di Kota Makassar. Menurut potensi yang ada

pemerintah cukup serius dalam mengkoordinir pengelolaan harta wakaf, hal

tersebut telah disampaikan dalam peraturan perundang-undangan yang sangat

progresif dalam mengakomodir tanah wakaf yaitu Undang-Undang- No 41

Tahun 2004 tentang wakaf menyebutkan bahwa “ tujuan wakaf adalah

memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya Wakaf memiliki

fungsi untuk mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf

untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum. Dengan

adanya peraturan tersebut umat islam di Kota Makassar tinggal menjalankan

saja dan tidak perlu lagi berwacana.

Page 16: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

2

Dalam sejarah wakaf telah memainkan peranan yang sangat penting

dalam pembangunan masyarakat, namun dijumpai berbagai kenyataan di

beberapa tempat yang belum berhasil mengelola wakaf. Wakaf di Indonesia

belum banyak yang dikelola secara produktif Itulah mengapa Undang-Undang

Wakaf mencoba melakukan terobosan dengan tidak hanya mengatur mengenai

perwakafan tanah milik wakif melainkan perwakafan semua benda baik benda

bergerak maupun benda tidak bergerak, dengan wakaf yang dikelola dengan

baik akan menumbuhkan masyarakat yang sejahtera. Oleh karena itu strategi

pengelolaan yang baik perlu diciptakan untuk mencapai tujuan diadakannya

wakaf namun pengelolaan dan pendayagunaan wakaf produktif di tanah air

masih sedikit ketinggalan dibanding Negara lain begitupun studi perwakafan di

tanah air masih terfokus pada segi hukum fiqh (muamalah) dan belum

menyentuh mengenai pengelolaan perwakafan. Oleh karenanya studi

pengelolaan harta wakaf perlu dilakukan agar tercapainya pengelolaan yang

baik. Berbagai permasalahan sebagaimana disebutkan diatas, sangat penting

untuk dikaji dan dievaluasi secara seimbang untuk menentukan tingkat

keberhasilan sistem pengelolaan wakaf di Kota Makassar.

Wakaf dikenal sebagai aset umat yang pemanfaatan dapat dilakukan

sepanjang masa. Namun pengelolaan dan pendayagunaan harta wakaf secara

produktif di Indonesia masih ketinggalan jika dibandingkan dengan Negara Islam

lainnya. Beberapa hasil penelitian wakaf menunjukkan bahwa ternyata selaindi

Indonesia, banyak Negara yang semula wakafnya kurang berfungsi bagi

perekonomian umat karena tidak dikelola dengan manajemen yang baik. Barulah

kemudian, dengan regulasi yang di atur pemerintah berdasarkan undang-undang

wakaf dikelola dengan manajemen yang baik. Wakaf diharapkan menjadi salah

Page 17: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

3

satu alternative yang mampu memberikan solusi dalam menyelesaikan masalah

ekonomi. Mengingat salah satu tujuan wakaf ialah menjadikannya sebagai

sumber data yang produktif, ini tentu memerlukan nadzir yang mampu

melaksanakan tugas-tugasnya secara profesional dan bertanggung jawab. Untuk

itu diperlukan profesionalisme nadzir yang handal dan mempunyai keahlian

dalam mengelola benda wakaf secara baik dan benar. Syarat-syarat nadzir yang

tersebut dalam kitab-kitab fikih kiranya perlu dipertahankan, yakni beragama

Islam, baligh, akil, memiliki kemampuan dalam mengelola wakaf dan memiliki

sifat amanah, jujur, tabligh, fatonah serta adil.

Didalam Al-Quran telah dinyatakan bahwa ketentuan berwakaf telah

dijelaskan dalam (Q.S Ali-Imran: 92 )

به عليم ون وما تنفقوا من شىء فان الل ا تحب ى تنفقوا مم لن تنالوا البر حت

Terjemahan: “ Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebijakan (yang sempurna), sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu maka sesungguhnya Allah mengetahuinya Rasulullah bersabda:

له مثله في الجنة من بنى مسجدا بنى اللArtinya: Barang siapa yang membangun masjid karena Allah, maka Allah membangunkan dia istana disurga (HR Bukhori dan Muslim) (Abdullah Istiqomah, 2016) Dari penjelasan Q.S dan hadis diatas dapat kita lihat bahwa urgensi

wakaf di kota makassar sangatlah penting untuk diterapkan dalam peningkatan

taraf hidup masyarakat di Kota Makassar, maka dari itu peneliti ingin melakukan

penelitian yang berjudul “Implementasi Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam

Mensejahterakan Masyarakat Di Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka permasalahan

yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

Page 18: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

4

1. Bagaimana implementasi pengelolaan wakaf produktif dalam

mensejahterakan masyarakat di Kota Makassar?

2. Bagaimana strategi serta problematik dalam pengelolaan wakaf produktif di

Kota Makassar

C. Tujuan Penelitian

Dari beberapa uraian rumusan masalah diatas maka dapat dispesifikan

beberapa tujuan penelitian , diantaranya sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana proses implementasi pengelolaan wakaf

produktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Makassar

2. Untuk mengetahui bagaimana strategi serta problematik dalam pengelolaan

wakaf produktif di Kota Makassar

D. Manfaat Penelitian

Dari uraian tujuan penelitian diatas dapat dipetakan manfaat penelitian sebagai

berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat pada ilmu

pengetahuan yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan atau referensi

untuk penelitian sejenis untuk pengembangan ilmu ekonomi islam

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pembelajaran dalam

melakukan proses penelitian yang baik, memperluas jaringan dan

menjadi peneliti yang kredibel.

Page 19: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

5

b. Bagi Masyarakat Umum

Diharapkan penelitian ini menjadikan sumber informasi dan

pengetahuan bagi masyarakat luas bahwa program pemberdayaan

ekonomi masyarakat berbasis wakaf dalam kemiskinan dan kurangnya

kesejahteraan di Indonesia.

Page 20: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Umum Tentang Wakaf

1. Pengertian Wakaf

Secara bahasa wakaf berasal dari kata waqafa yang artinya

berhentiSedangkan secara istilah wakaf menurut Abu Hanifah adalah

menahan harta di bawah naungan pemiliknya disertai pemberian manfaat

sedekah (Anisa, 2018). Wakaf adalah menahan sesuatu benda untuk diambil

manfaatnya sesuai dengan ajaran islamHarta yang sudah diwakafkan sudah

bukan menjadi hak milik wakif yang mewakafkan dan juga bukan menjadi hak

milik wakif Nadzir melainkan menjadi hak milik wakif Allah

Di dalam Al-Quran pada dasarnya wakaf tidak disebutkan dengan tegas,

namun ada beberapa ayat memberi petunjuk untuk mengamalkan wakaf

sehingga dapat dijadikan amalan seperti ayat yang menjadi rujukan dalam

perwakafan. adalah (QS. Al- Baqarah : 267)

ن الرض و ا اخرجنا لكم م ت ما كسبتم ومم ب ا انفقوا من طي منو ها الذين ا اي موا الخبيث منه تنفقون و ي لستم ل تيم

غني حميد ا ان الل ان تغمضوا فيه واعلمو خذيه ال با

Terjemahannya: “ Hai orang-orang yang beriman infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bui untuk kamu dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menginfakkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya dan ketahui lah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji

Ayat tersebut mengingatkan manusia untuk berinfak, karena dengan

berinfak akan mendapatkan pahala yang berlipat gandaHal inilah yang

menjadi dasarbahwa ayat-ayat diatas menjadi dalil dalam disyariatkannya

ibadah wakaf yang merupakan salah satu bentuk sedekah (Huda,2009:22)

Page 21: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

7

Selain Al-Quran yang dijadikan sebagai rujukan dalam mengamalkan

wakaf, terdapat pula hadis yang dijadikan dasar mengamalkan wakaf :

ذا مات النسان انقطع عمله إل من ثلثة من صدقة جارية وعلم ينتفع به و إ ولد صالح يدعو له “Dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda :

Apabila anak adam (manusia) meninggal dunia, maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara yaitu: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan orang tuanya (HRMuslim) (Abdullah Istiqomah2016)

Para ahli fiqih berbeda dalam mendefinisikan wakaf menurut istilah,

sehingga mereka berbeda pula dalam memandang hakikat wakaf itu di

berbagai pandangan tentang wakaf menurut istilah sebagai berikut :

a. Abu Hanifah

Wakaf adalah menahan suatu benda menurut hukum tetap milik wakif

si wakif dalam rangka mempergunakan manfaatnya untuk kebajikan.

Berdasarkan definisi itu maka pemilik harta wakaf tidak lepas dari si wakif

bahkan ia dibenarkan menarik kembali dan ia boleh menjualnyaJika si wakif

wafat, harta tersebut menjadi harta warisan buat ahli warisnya. Jika yang

timbul dari wakafnya hanyalah menyumbangkan manfaat, karena itu

mazhab Hanafi mendefinisikan wakaf adalah tidak melakukan suatu

tindakan atas suatu benda yang berstatus tetap sebagai hak milik wakif

dengan menyedekahkan manfaatnya kepada suatu pihak kebajikan (social),

baik sekarang maupun akan dating bertukar.

b. Mazhab Maliki

Mazhab Maliki berpendapat bahwa waktu itu tidak melepaskan harta

yang diwakafkan dari ke pemilikan namun wakaf tersebut mencegah wakif

melakukan tindakan yang dapat melepaskan ke pemilikan atas harta

tersebut kepada yang lainDengan kata lain, pemilik harta menahan benda itu

dari penggunaan secara pemilikan, tetapi membolehkan pemanfaatannya

Page 22: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

8

hasilnya untuk tujuan kebaikan, yaitu pemberian manfaat benda secara

wajar sedang benda itu tetap menjadi milik wakaf si wakif

c. Mazhab Syafi’I dan Ahmad bin Hambal

Syafi'I dan Ahmad berpendapat bahwa wakaf adalah melepaskan dari

kepemilikan wakif setelah sempurna prosedur perwakafan. Wakif tidak boleh

melakukan apa saja terhadap harta yang diwakafkan, seperti : perlakuan

pemilik dengan cara memindahkan kepemilikannya kepada yang lain baik

dengan atau tidak. Jika wakif wafat harta yang diwakafkan tersebut tidak

dapat diwarisi oleh ahli warisnya

2. Macam-Macam Wakaf

Adapun macam-macam wakaf dapat dibedakan menjadi dua bentuk

perwakafan. sebagaimana yang dikemukakan sebagai berikut:

a) Wakaf ahli (wakaf keluarga), yaitu wakaf yang diperuntukkan khusus

pada orang-orang tertentu,seseorang atau lebih, keluarga wakif atau

bukan. Wakaf ahli disebut juga dengan wakaf khususDalam konsepsi

hukum Islam, seseorang yang punya harta yang hendak mewakafkan

sebagaian hartanya, sebaiknya lebih dulu melihat kepada sanak keluarga.

(Halim,2015)

b) Wakaf khairi (wakaf umum), yaitu wakaf yang semula manfaatnya

diperuntukkan untuk kepentingan umum tidak khusus untuk orang-orang

tertentu, contohnya untuk mendirikan masjid atau mewakafkan sebidang

tanah yang hasilnya dapat dimanfaatkan untuk sarana pendidikan dan

sebagainya. Wakaf jenis ini lebih banyak manfaatnya karena tidak

membatasi pihak-pihak yang dapat mengambil manfaat darinya.

(Cahyani,2013)

Page 23: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

9

Adapun macam-macam wakaf berdasarkan jenis harta, yaitu:

1) Benda tidak bergerak dibagi menjadi hak atas tanah, hak milik wakif atas

rumah, bangunan atau bagian bangunan yang berdiri diatas tanah,

tanaman

2) Benda bergerak selain uang, terdiri atas benda yang digolongkan

sebagai benda yang dapat bergerak karena sifatnya yang dapat

berpindah seperti kendaraan, benda bergerak yang dapat dihabiskan

karena pemakaiannya tidak dapat diwakafkan. Adapun pendapat fuqaha

tentang mewakafkan benda bergerak antara lain:

Menurut malikiya (2003) benda bergerak boleh saja diwakafkan, bila

mana harta itu sesuai dengan maksud yang dituju oleh syariat, dengan

harta wakaf seperti ini temak untuk diambil susu dan bulunya, buku-buku

dipelajari kandungannya, kendaraan untuk diambil hasil sewaannya dan

sebagainya.

Menurut syafi’iyah (2013) barang siapa yang mewakafkan haruslah

barang yang kekal manfaatnya baik berupa barang tidak bergerak

maupun barang milik wakif bersama. (Kurniati,2013)

3) Benda bergerak berupa uang, dalam hal ini wakaf uang ini hanya boleh

disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang dibolehkan secara syar'i

3. Tujuan Wakaf

Dalam Syariat Islam tujuan utama wakaf adalah kemaslahatan umat yang

berpatokan pada hukum islam yaitu “jalb al-mashalih wa daru al-mafasid

(menjaga kemaslahatan dan menangkal kerusakan). Selain itu wakaf

memiliki fungsi sosial, karena sasaran wakaf bukan sekedar untuk fakir

Page 24: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

10

miskin tetapi juga untuk kepentingan public dan masyarakat luas. Wakaf

memiliki sasaran yang lebih spesifik, yaitu:

1. Semangat Keagamaan

Dengan wakaf, berniat untuk mendapatkan ridho Allah dan

kesinambungan pahala yaitu selama harta yang diwakafkan memberi

manfaat sekalipun ia telah meninggal dunia

2. Semangat Sosial

Sasaran ini diarahkan pada aktivitas kebajikan, didasarkan pada

kesadaran manusia untuk berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat

sehingga wakaf yang dikeluarkan merupakan bukti partisipasi dalam

pembangunan masyarakat

3. Motivasi Keluarga

Motivasi ini ingin menjadikan wakaf sebagai sarana mewujudkan rasa

tanggung jawab kepada keluarga, terutama sebagai jaminan hidup di

masa Depan. Namun wakaf tidak dapat diperuntukkan untuk diri ataupun

pada janin yang masih dalam kandungan

4. Dorongan Kondisional

Dengan wakaf bisa menyalurkan hartanya untuk menyantuni orang-orang

yang ditinggalkan oleh keluarganya sehingga tidak ada yang

menanggungnya atau seseorang perantau yang jauh meninggalkan

keluarganya

5. Dorongan naluri

Naluri manusia memang tidak ingin lepas dari kepemilikannya Setiap

orang cenderung ingin menjaga peninggalan harta orang tua atau

kakeknya dari kehancuran dan kemusnahan. Dengan wakaf maka dia

Page 25: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

11

akan terdorong membatasi pembelanjaan dengan berniat wakaf kepada

seseorang atau lembaga tertentu dia bisa menyalurkan hartanya dengan

baik sehingga tidak terjadi pemborosan atau kepunahan kekayaan.

(Nurhayati, 2009)

4. Hukum Dasar Wakaf

Dalil yang menjadi landasan yang disyariatkannya wakaf terdapat

a. Quran Surah Al- Baqarah 267

ن الرض و ا اخرجنا لكم م ت ما كسبتم ومم ب ا انفقوا من طي منو ها الذين ا اي موا الخبيث منه تنفقون ي ل تيم

خذيه ال غني حميد ولستم باا ان الل ان تغمضوا فيه واعلمو

Terjemahannya: “ Hai orang-orang yang beriman infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bui untuk kamu dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menginfakkan daripadanya, padahal kamu tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya dan ketahui lah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

b. Quran Surah Ali Imran 92

به عليم لن تنالوا البر ون وما تنفقوا من شىء فان الل ا تحب ى تنفقوا مم حت

Terjemahannya: “ Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebijakan (yang sempurna), sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu maka sesungguhnya Allah mengetahuinya

c. Quran Surah Al- Baqarah 261 بتت سبع سنابل فى كل س ة ان كمثل حب

ة حبة مثل الذين ينفقون اموالهم فى سبيل الل ا بلة م ن يض

والل

شاء لمن واسع عليم ي والل

Terjemahannya:“ Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan harta mereka dijalan Allah SWT adalah serupa dengan sebutir benih bijian yang menumbuhkan tujuh bulir yang pada tiap-tiap tandanya berbuah 100 biji-bijian, Allah akan melipat gandakan (pahala) bagi orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.”

d. (HR Bukhari)

ه ل يباع ول يوهب ول يورث أ ن

Sesungguhnya tanah wakaf tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan, tidak boleh diwarisi. (HR Bukhari) (Abdullah Istiqomah, 2016)

Page 26: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

12

e. (HR Tirmidzi dari Abi Barzah)

ل تزول قدما عبد حتى يسأل عن أربع: عن عمره فيم أفناه وعن علمه ما فل فيه وعن ماله من هأين اكتسبه وفيم أنفقه وعن جسمه فيم أبل

“ Tidak akan berpindah, dua kaki anak Adam dihari kiamat dari sisi Robbnya, sampai dia ditanya tentang 4 perkara, dimana dia dapatkan hartanya dan dimana dia habiskan. (HR Tirmidzi dari Abi Barzah) (Abdullah Istiqomah, 2016)

5. Syarat Wajib Wakaf dan Badan Wakaf

Menurut Abu Zahrah bahwa budak bukan sebagai penghalang untuk

mewakafkan hartanya jika mendapat izin dari tuannya dan ia sebagai wakil

Tuannya. Demikian juga menurut Zahiri bahwa budak boleh mewakafkan

hartanya, golongan Shafi’i berpendapat bahwa bodoh atau pemboros boleh

menjadi ahliyyatal tabarru setelah meninggal dunia. Harta yang diwakafkan

sah apabila memenuhi kriteria syarat-syarat sebagai berikut :

1) Harta yang bernilai

2) Harta yang tidak bergerak atau benda bergerak

3) Harta yang dapat diketahui kadar dan batasnya

4) Harta milik wakif

5) Harta yang terpisah dari harta bersama

Syarat orang berhak menerima wakaf dijelaskan dalam undang-undang

Nomor 41 tahun 2004 pasal 10 ayat (1) perseorangan sebagaimana dimaksud

pada pasal 9 Nadzir atau perseorangan hanya dapat menjadi Nadzir apabila

memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Warga negara Indonesia

2) Beragama Islam

3) Dewasa

4) Amanah

5) Mampu secara jasmani dan rohani

Page 27: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

13

6) Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum

6. Fungsi Wakaf

Dalam pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang pelaksanaanya bahwa

wakaf bertujuan memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya

dan wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda

wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.

Pada hakikatnya bakti kepada masyarakat serta menyantuni umat Islam ada

tujuan yang dapat dicapai dengan wakaf agar memperoleh keridhoan Allah

SWT dan memberikan pengayoman social. Berikut adalah beberapa fungsi

dari wakaf:

1. Fungsi Ekonomi

Salah satu aspek yang terpenting dari wakaf adalah sebagai suatu sistem

transfer kekayaan yang efektif dimana setiap orang yang memiliki

kelebihan kekayaan dianjurkan untuk berwakaf yakni menyerahkan

sebagian dari harta untuk kepentingan kehidupan masyarakat. Harta

wakaf tersebut pada hakikatnya berfungsi sebagai modal dengan cara-

cara tertentu yang dibenarkan oleh agama dapat dikembangkan untuk

meningkatkan taraf kehidupan ekonomi.

2. Fungsi Sosial

Dari segi sosial wakaf mempunyai fungsi yang sangat penting sekali

apabila wakaf diurus dan dilaksanakan dengan baik berbagai kekurangan

akan fasilitas dalam masyarakat akan lebih mudah teratasi, setiap orang

miskin dan melarat akan mendapatkan jaminan dan pelayanan yang

cukup. Fungsi social dari wakaf jauh lebih kuat dan pasti dari jaminan

yang diberikan oleh sistem buatan manuasia yang sepenuhnya

Page 28: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

14

bergantung pada situasi dan kondisi temporer serta kebijaksanaan-

kebijaksanaan lainnya.

3. Fungsi Ibadah

Sejatinya wakaf merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT.

Mewakafkan suatu harta berarti menggunakan harta dijalan Allah

membutuhkan kerelaan yang besar pada akhirnya wakaf akan

mendekatkan hubungan seorang manusia dengan Allah.

7. Badan Wakaf Indonesia (BWI)

Berdirinya Badan Wakaf Indonesia berawal dari banyaknya tanah wakaf

dan inovasi pengembangan wakaf yang belum tercatat dan terkelola dengan

baik sehingga pendataan dan pembimbingan atas Nadzir perlu diadakan

sosialisasi dan pembinaan, adanya BWI menjadi poin penting untuk

membangkitkan gerakan wakaf. Di Indonesia masih sedikit sekali tanah

wakaf yang dikelola secara produktif dalam bentuk suatu usaha yang

hasilnya dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang memerlukan terutama

fakir miskin. Peruntukkan dan pengelolaan wakaf di Indonesia yang kurang

mengarah pada pemberdayaan ekonomi umat dan cenderung hanya untuk

kepentingan kegiatan-kegiatan ibadah , pendidikan , serta lembaga sosial

lainnya. Lahirnya BWI merupakan perwujudan amanat yang digariskan dalam

undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf. Kehadiran BWI,

sebagaimana dijelaskan dalam pasal 47, adalah untuk memajukan dan

mengembangkan perwakafan di Indonesia. Dalam undang-undang wakaf

ditetapkan bahwa badan wakaf Indonesia adalah lembaga yang

berkedudukan sebagai media untuk memajukan dan mengembangkan

perwakafan nasional.

Page 29: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

15

Dalam Kepengurusan BWI terdiri atas badan pelaksana dan dewan

pertimbangan, masing-masing dipimpin oleh satu orang ketua dan dua orang

wakil ketua yang dipilih dari dan oleh para anggota, badan pelaksana

merupakan unsur pelaksana tugas, sedangkan dewan pertimbangan adalah

unsur pengawas pelaksanaan tugas badan wakaf Indonesia. Dalam upaya

mengembangkan dan memanfaatkan harta wakaf secara maksimal, maka

diperlukan kebijakan bagi setiap lembaga pengelola wakaf untuk bersinergi

dengan pemerintah. (Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2008)

8. Wakaf Produktif

a. Definisi Wakaf Produktif

Wakaf produktif adalah wakaf harta yang digunakan untuk kepentingan

produksi , baik di bidang pertanian , perindustrian, perdagangan dan jasa

yang manfaatnya bukan pada benda wakaf secara langsung tetapi dari

keuntungan bersih hasil pengembangan wakaf yang diberikan kepada orang-

orang sesuai dengan tujuan wakaf. Dalam hal ini, wakaf produktif adalah

untuk dapat menghasilkan barang atau jasa kemudian dijual dan hasilnya

dipergunakan sesuai tujuan wakaf. Wakaf memiliki dua sisi sekaligus yakni

menghancurkan ketimpangan struktur sosial serta mensejahterakan ekonomi

masyarakat. Wakaf produktif sangat berdimensikan sosial, ia semata-mata

hanya berperan pada kemaslahatan umat,wakaf jenis ini lebih cocok dengan

realitas umat Islam yang saat ini menghadapi masalah kemiskinan,

keterbelakangan serta kebodohan. Wakaf produktif, dengan demikian

merupakan pengembangan dari penafsiran lama tentang wakaf

b. Pengelolaan Wakaf Produktif

Wakaf merupakan salah satu sumber daya ekonomi yang terbukti

berperan dalam perekonomian. Di Indonesia, pengelolaan wakaf mengalami

Page 30: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

16

masa yang cukup panjang setidaknya ada tiga periode besar pengelolaan

wakaf di Indonesia (Suhairi, 2014) Pertama yaitu periode tradisional, yaitu

dimana pada periode ini wakaf masih ditempatkan sebagai ajaran murni yang

dimasukkan dalam kategori ibadah, Kedua periode semi professional, yaitu

dimana pengelolaan wakaf mulai dikembangkan pola pemberdayaan wakaf

secara produktif, meskipun belum maksimal, Ketiga periode profesional, yaitu

periode dimana wakaf di Indonesia sudah mulai dilirik dan diberdayakan

secara profesional produktiff profesionalisme yang dilakukan meliputi benda

wakaf bergerak seperti uang, saham, dan surat berharga lainnya.

Manajemen pengelolaan wakaf merupakan salah satu aspek penting

dalam pengembangan paradigma baru wakaf di Indonesia. Dalam paradigma

lama wakaf selama ini lebih menekan pelestarian dan keabadian benda

wakaf, maka dalam pengembangan paradigma baru wakaf lebih menitik

beratkan pada aspek pemanfaatan yang lebih nyata tanpa kehilangan

eksistensi benda wakaf itu. Untuk meningkatkan dan mengembangkan aspek

kemanfaatannya tentu uang sangat berperan sentral dalam sistem

manajemen pengelolaan wakaf yang diterapkan Undang-undang perwakafan.

Nomor 41 Tahun 2004 ditetapkan bahwa pihak yang menerima harta benda

wakaf dari untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya

dinamakan nadzir atau nadir, yang merupakan salah satu unsur atau rukun

wakaf. Tugas dan kewajiban pokok nadzir tersebut adalah mengelola dan

mengembangkan wakaf secara produktif sesuai dengan tujuan, fungsi, dan

peruntukannya yang dilaksanakan sesuai prinsip syariah. (Usman R.,2015)

Pengelolaan dan pengembangan benda wakaf secara produktif

dimaksud dilakukan antara lain dengan cara pengumpulan , investasi,

Page 31: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

17

penanaman modal, produksi, kemitraan, perdagangan, agrobisnis,

pertambangan, perindustrian, sarana pendidikan ataupun sarana kesehatan

dan usaha-usaha yang tidak bertentangan benda syariah. Jadi nadzir adalah

pengelola benda wakaf yang tugasnya mengelola dan mengembangkan harta

wakaf sesuai dengan peruntukannya. (Azizah, 2018) Pengelolaan wakaf

secara produktif untuk kesejahteraan masyarakat menjadi tuntutan yang tidak

bisa dihindari lagi apalagi saat ini negeri kita sedang mengalami krisis

ekonomi yang memerlukan antisipasi banyak pihak. Oleh karena itu, sudah

selayaknya umat islam dan masyarakat Indonesia pada umumnya

mengapresiasi peraturan undang-undang perwakafan. secara positif.

c. Strategi Pengelolaan Wakaf Produktif

Wakaf telah memainkan peranan penting dalam pembangunan

masyarakat Muslim sepanjang sejarah perkembangan Islam, namun dalam

kenyataannya persoalan perwakafan belum dikelola secara baik sebagaimana

tujuan para wakif itu sendiri khususnya di Indonesia. Di Indonesia memang

sedikit orang yang mewakafkan tanahnya dalam bentuk wakaf produktif dan

seandainya ada untuk mengelola tanah tersebut masih memerlukan biaya

yang tidak sedikit dan biaya tersebut harus diusahakan. Oleh karena itu

diperlukan strategi riil agar wakaf dapat segera diberdayakan untuk

kepentingan kesejahteraan masyarakat. Strategi riil dalam pengembangan

wakaf produktif yaitu lembaga-lembaga nadzir harus menjalin kemitraan

usaha dengan pihak-pihak lain yang mempunyai modal dan ketertarikan

usaha sesuai dengan posisi strategis yang ada dimana nilai komersialnya

cukup tinggi, jalinan kerjasama ini dalam rangka menerapkan seluruh potensi

ekonomi yang dimiliki tersebut.(Suhairi,2014)

Page 32: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

18

d. Kesejahteraan

Kesejahteraan merupakan sistem yang terorganisasi dari pelayanan

sosial dan lembaga-lembaga yang bermaksud untuk membantu individu dan

kelompok agar mencapai standar-standar kehidupan dan kesehatan yang

memuaskan serta hubungan perorangan dan sosial yang memungkinkan

mereka memperkembangkan segenap kemampuan dan meningkatkan

kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan keluarga maupun

masyarakat. Kesejahteraan meliputi seluruh bidang kehidupan manusia mulai

dari Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Iptek. Untuk mencapai kesejahteraan

masyarakat perlu memperhatikan indikator kesejahteraan tersebut. Adapun

indikator kesejahteraan tersebut adalah:

a. Jumlah dan Pemerataan Pendapatan

Tanda-tanda masih belum sejahteranya suatu kehidupan masyarakat

adalah jumlah dan sebaran pendapatan yang mereka terima. Kesempatan

kerja dan bisnis diperlukan agar masyarakat mampu memutar roda

perekonomian yang pada akhirnya mampu meningkatkan jumlah

pendapatan yang mereka terima.

b. Pendidikan Yang Semakin Mudah Untuk Dijangkau

Kesejahteraan manusia dapat dilihat dari kemampuan mereka untuk

mengakses pendidikan, serta mampu menggunakan pendidikan itu untuk

mendapatkan kebutuhan hidupnya.

c. Kualitas Kesehatan Yang Semakin Meningkat dan Merata

Masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh

jarak dan waktu. Apabila masih banyak keluhan masyarakat tentang

pelayanan kesehatan, maka itu pertanda bahwa suatu Negara masih

belum mampu mencapai taraf kesejahteraan yang diinginkan masyarakat.

Page 33: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

19

d. Model Wakaf Produktif

Salah satu strategis yang dilakukan oleh pemerintah untuk

mengembangkan lembaga wakaf dan memberdayakan potensinya

sehingga memberikan dampak yang positif dalam perbaikan kehidupan

sosial dan ekonomi umat Islam. Dalam masa sekarang ini wakaf produktif

sangat dibutuhkan karena pembiayaan wakaf ke sektor produksi dianggap

lebih ampuh meningkatkan kesejahteraan dan penurunan kemiskinan.

Sebagai langkah yang tepat untuk wakaf produktif maka perlu

dikembangkan suatu sistem pengelolaan dan pengembangan wakaf

dengan berbagai model dan manajerial dalam perspektif usaha untuk

memajukan umat bangsa dan Negara Indonesia. Adapun macam-macam

model upaya peningkatan kesejahteraan kehidupan ekonomi masyarakat

yaitu:

1. Model wakaf produktif pengembangan usaha

Indonesia sangat terkenal sebagai Negara yang memiliki dua potensi

sumber daya alam yang besar, yaitu sector darat agribisnis dan sektor

kelautan. Adapun beberapa yang dapat diberdayakan dalam model ini

khususnya disektor agribisnis dan kelautan yaitu peternakan, perikanan,

perkebunan, industri rumahan, perbengkelan, dll

2. Model wakaf produktif pembangunan gedung

Departemen agama selaku perwakilan pemerintah telah memiliki

kewenangan untuk mendorong kegiatan umat islam dalam

pengembangan wakaf produktif, adapun beberapa kegiatan dalam

pengambangan wakaf secara produktif yaitu pertokoan, gedung wakaf

atau bisnis center, rumah kost muslim, dan minimarket

Page 34: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

20

3. Model pengelolaan cash wakaf

Dalam perkembangan wakaf produktif yang kekinian di Indonesia,

wacana wakaf tunai sangat berpengaruh dalam implementasi produk

funding lembaga keuangan syariah dan lembaga amil zakat seperti wakaf

tunai dompet dhuafa republic dan waqtumu (wakaf tunai muamalat) yang

diluncurkan baitul mal muamalat- BMI. Perkembangan ekonomi dan

pembangunan yang memacu timbulnya gagasan adanya wakaf

diantaranya karena berkembangnya sistem perekonomian islam. Dalam

sistem ekonomi islam wakaf belum banyak dieksplorasi semaksimal

mungkin padahal wakaf sangat potensial sebagai salah satu instrument

untuk pemberdayaan ekonomi umat islam.

B. Tinjauan Empiris

Anisa Fitria Utami (2018) , dengan judul “ Implementasi Pengelolaan

Wakaf Tunai (Studi pada Baitul Maal Hidayatullah dan Yayasan Dana Sosial

Al- Falah) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

seharusnya wakaf tunai diimplementasikan. Hasil penelitian mengemukakan

bahwa implementasi wakaf tunai Baitul Maal Hidayatullah dan Yayasan Dana

Sosial Al- Falah belum dikelola secara produktif dimana dana wakaf tunai

dikedua lembaga tersebut masih dikelola dengan cara konsumtif.

Sudirman Hasan. (2017) dengan judul Implementasi Total Quality

Management Dalam pengelolaan Wakaf di Dompet Dhuafa”.Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang total quality management

(TQM) dalam pengelolaan wakaf di Dompet Dhuafa. Hasil dari penelitian ini

menyimpulkan bahwa Implementasi nilai TQM dalampengelolaan wakaf di

Page 35: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

21

Dompet Dhuafa dapat dikatakan relatif maju karena perhatian lembaga ini

kepada pelanggan baik eksternal maupun internal cukup bagus.

Riyanto. (2017) dengan judul “Optimalisasi Pengelolaan Wakaf (Studi

Kasus di Kabupaten Demak)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung dan

menghambat upaya optimalisasi pemberdayaan wakaf. Hasil dari penelitian

ini mengungkap fakta bahwa lembaga wakaf di Kabupaten Demak belum

mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Nurul Huda,Desti Anggraini, dkk. (2018) dengan judul Akuntabilitas

Sebagai Sebuah Solusi Pengelolaan Wakaf. Tujuan dari penelitian ini untuk

mengetahui seberapa besar akuntabilitas pengelolaan wakaf. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan prioritas masalah pengelolaan wakaf terletak pada

wakif yang menyerahkan harta wakaf secara langsung kepada personal

bukan melalui lembaga pengelola wakaf.

ASyathir Sofyan, (2016) dengan judul Peran Tanah Wakaf Produktif

Sebagai Sumber Ekonomi Di Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai

Sulawesi Selatan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana

pemanfaatan wakaf tanah tersebut sebagai salah satu sumber daya ekonomi

yang dapat memberikan sumbangsih dalam meningkatkan kesejahteraan

ekonomi umat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa

faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi tanah wakaf di Kecamatan Sinjai

Selatan khususnya di desa Pucee adalah pengelolaan tanah wakaf yang

masih tradisional,

Page 36: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

22

Devi Megawati, ( 2016) dengan judul “ Pengelolaan Dan Pengembangan

Wakaf Produktif Di Kota Pekanbaru”. Tujuan dari penelitian ini untuk

mengetahui bagaimana pengelolaan dan pengembangan wakaf di Kota

Pekanbaru. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa pengelolaan dan

pengembangan wakaf produktif di Kota Pekanbaru masih sederhana dengan

manajemen tradisional.

Ahmad Furqon, ( 2016) dengan judul “Praktik Wakaf Uang Di Bank

Syariah Mandiri”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana

bentuk pengelolaan wakaf uang yang dilakukan oleh LKS-PWU BSM dan apa

saja hambatan hambatan yang dihadapi LKS-PWU BSM dalam mengelola

wakaf uang. Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa LKS-PWU BSM telah

melakukan pengelolaan dana wakaf uang akan tetapi masih dalam usaha

yang terbatas.

Rahmat Dahlan, (2017) dengan judul “Impresi Nadzir Terhadap

Pemahaman Wakaf Uang”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menganalisis faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi wakaf uang

nadzir. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi nadzir

dipengaruhi oleh media akses informasi dan pemahaman tentang peraturan

amal.

Dennise RH Paputungan,( 2018) dengan judull ”Wakaf Tanah Milik wakif

Sebagai Bentuk Peralihan Hak”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui bagaimana pelaksanaan peralihan hak wakaf tanah milik wakif

dalam perspektif hukum islam dan pengembangan wakaf tanah milik wakif

dalam perspektif hukum islam. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa

suatu peralihan hak wakaf tanah milik wakif dalam islam juga dapat diatur

Page 37: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

23

melalui KUH perdata; UUPA serta dapat diatur melalui hukum adat yang

pada prinsipnya tidak terdapat perbedaan yang menonjol

Reza Fauzan Rasmana, ( 2015) dengan judul “Status Hukum Tanah

Wakaf Dalam Perspektif Hukum Positif”. Tujuan dari penelitian ini untuk

mengetahui status hukum tanah dalam perspektif hukum positif di Kota

Manado. Hasil dari penelitian ini yaitu tanah wakaf di Kota Manado berjumlah

128 yang tersebar di 77 (tujuh) kecamatan yaitu Wanea, Singkil, Bunaken,

Tuminting, Tikala, Mapanget, Sario. Status tanah wakaf di kota Manado

belum semuanya sudah dilandasi oleh dasar hukum tentang wakaf, dan

sebagian besar belum bersertifikat

C. Kerangka Konsep

Wakaf adalah salah satu lembaga sosial Islam atau disingkat

dengan (LSI) Pada satu sisi wakaf berfungsi sebagai hablum minallah

(hubungan dengan Tuhan) Dan sisi lain berfungsi sebagai salah satu sumber

daya ekonomi yang dapat mensejahterakan masyarakat (Reza Fauzan

2015). Wakaf telah ditetapkan dalam syariat islam sebagai penolong bagi

masyarakat sehingga dalam kehidupan masyarakat dapat mencapai suatu

kemaslahatan. Adanya wakaf tentu sangat membantu masyarakat dalam

meningkatkan kesejahteraan.

Allah SWT berfirman dalam Q.S Ali-Imran: 92

به عليم ون وما تنفقوا من شىء فان الل ا تحب ى تنفقوا مم لن تنالوا البر حت

Terjemahannya; “ Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebijakan (yang sempurna) sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu infakkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.

Page 38: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

24

Implementasi pengelolaan wakaf produktif yang dioptimalkan dapat

mewujudkan pemanfaatan wakaf yang stabil dalam kehidupan masyarakat Kota

Makassar. Dalam kehidupan bermasyarakat wakaf merupakan salah satu aspek

yang menjadi pertimbangan dalam mencapai kemaslahatan bersama.

ه ل يباع ول يوهب ول يورثأ ن

Artinya: Sesungguhnya tanah wakaf tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan, tidak boleh diwarisi. (HR Bukhari) (Abdullah Istiqomah, 2016)

Untuk mempermudah dalam memahami penelitian ini, maka akan disajikan

gambaran secara ringkas mengenai kerangka pikir dalam penelitian, yaitu:

Gambar2.1 Kerangka Pikir

Al-Quran dan Hadist

1. QS Ali Imran 92

2. HR Bukhari

(Abdullah Istiqomah,2016)

Implementasi Pengelolaan Wakaf

Produktif Dalam Mensejahterakan

Masyarakat di Kota Makassar

Implementasi Pengelolaan

Wakaf Produktif Di Kota

Makassar

Strategi Dan

ProblemtikDalam

Pengelolaan Wakaf Produktif

di Kota Makassar

Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat

di Kota Makassar

Page 39: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu suatu proses

penelitian dan penafsiran yang berdasarkan pada metode yang menganalisis

suatu fenomena sosial dan masalah manusia, landasan teori dipergunakan

sebagai pemandu agar fokus penelitian ini sesuai dengan fakta dilapangan.

Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum

tentang latar penelitian dan sebagai acuan pembahasan hasil penelitian. Sifat

penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu bentuk metode penelitian yang

mengikuti proses pengumpulan data, penulisan dan penjelasan atas data

setelah itu dilakukan analisis. Deskriptif kualitatif yaitu menganalisa data yang

bersifat penjelasan atau penyajian data dan informasi yang kemudian

dihubungkan dengan teori dan konsep-konsep yang mendukung pembahasan

yang signifikan dimana penjelasan ini menggunakan metode kualitatif kemudian

diperoleh kesimpulan dari permasalahan penelitian ini.

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti berfokus pada rumusan masalah yang telah

ditetapkan pada rumusan masalah.

C. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini berlokasi di Kota Makassar dalam jangka waktu kurang lebih

2 bulan dari bulan Juli sampai Agustus setelah melaksanakan seminar ujian

proposal.

Page 40: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

26

D. JENIS DAN SUMBER DATA

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif

dengan pengambilan informasi secara langsung

2. Sumber Data

a. Data Primer, Sumber utama yang dijadikan bahan penelitian adalah

Primer, yaitu data yang diperoleh dari tempat penelitian (Kantor

kementerian Agama Kota Makassar dan hasil wawancara dari

masyarakat Kota Makassar yang pernah berwakaf)

Tabel 3.1 Informan Penelitian

NO NAMA USIA

1. Tasir, S.HI 61 Tahun

2. Sahalia Hamid 57 Tahun

3. Jamaluddin 41 Tahun

4. Abdul Rahman 56 Tahun

5. Rahman 43 Tahun

6. Muh Sidik 34 Tahun

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku yang

berhubungan dengan penelitian

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Untuk mendapatkan data yang benar dan tetap, penulis melakukan:

1. Observasi yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

langsung pada objek yang akan diteliti. Tujuannya adalah untuk

Page 41: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

27

mendapatkan gambaran secara langsung tentang eksistensi

implementasi pengelolaan wakaf produktif di Kota Makassar.

2. Wawancara yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data dengan

mengajukan pertanyaan langsung kepada para responden. Berikut daftar

pedoman wawancara untuk informan:

Tabel 3.2

Daftar Pedoman Wawancara

NO. Pedoman wawancara untuk staf KEMENAG

1. Bagaimanakah implementasi pengelolaan wakaf produktif di Kota Makassar saat ini?

2. Bagaimana sistem pengelolaan wakaf produktif yang di Kota Makassar?

3. Apa saja problematik yang dihadapi dalam pengelolaan wakaf?

NO Pedoman wawancara untuk Nadzir

1. Bagaimanakah implementasi pengelolaan wakaf produktif di Kota Makassar saat ini?

2. Bagaimana sistem pengelolaan wakaf produktif yang di Kota Makassar?

3. Apa saja problematik yang dihadapi dalam pengelolaan wakaf?

4. Apakah tanah wakaf tersebut sudah bersertifikat dan didaftarkan ke lembaga pengelola wakaf?

NO Pedoman wawancara untuk masyarakat

1. Apakah Bapak/Ibu sudah merasakan manfaat dari adanya tanah wakaf di Kota Makassar?

2. Apakah Bapak/Ibu sudah mengetahui apa itu wakaf produktif ?

3. Apakah Bapak/Ibu sudah mengetahui apa itu wakaf produktif ?

3. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang ditujukan untuk

memperoleh data sekunder mengenai Implementasi pengelolaan wakaf di

Kota Makassar melalui dokumen yang telah dipublikasikan, seperti

menggunakan jurnal.

Page 42: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

28

4. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawab.

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian merupakan suatu komponen yang amat penting

dalam melakukan suatu penelitian, karena fungsinya sebagai sarana

pengumpul data yang banyak menentukan keberhasilan suatu penelitian yang

dituju. Oleh karena itu, instrumen penelitian yang digunakan harus disesuaikan

dengan situasi dan kondisi dari penelitian itu sendiri. Adapun alat-alat penelitian

yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian sebagai berikut:

1. Handphone sebagai alat perekam

Alat perekam dipergunakan sebagai alat untuk membantu agar tidak

ada informasi yang terlewatkan dan selama wawancara peneliti dapat

berkonsentrasi pada apa yang ditanyakan tanpa harus mencatat. Alat

perekam ini juga memudahkan peneliti mengulang kembali hasil wawancara

yang diperoleh dalam wawancara. Hal ini berguna untuk mengurangi

kesalahan biasa yang sering terjadi karena keterbatasan dan subjektivitas

peneliti. Alat perekam ini digunakan dengan seizin responden. Selain alat

perekam peneliti juga menggunakan catatan sebagai alat bantu untuk

menggambarkan situasi dan keadaan saat berlangsungnya proses

wawancara dan semua respon non verbal yang ditunjukkan oleh informan.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti

mengenai aspek-aspek yang harus digali, serta apa yang sudah atau belum

ditanyakan. Adanya pedoman wawancara juga akan memudahkan peneliti

Page 43: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

29

dalam melakukan wawancara dan dijadikan dasar untuk memperoleh

informasi dari informanPedoman wawancara yang didasari oleh kerangka

teori yang ada guna menghindari penyimpangan dari tujuan penelitian yang

dilakukan.

G. METODE ANALISA

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan

metode deskriptif yang bertujuan agar dapat mengetahui Implementasi

Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam Mensejahterakan Masyarakat di Kota

Makassar. Dalam rangka menjawab rumusan masalah yang ditetapkan penulis

maka analisis data yang menjadi acuan dalam penelitian ini mengacu pada

beberapa tahapan yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengumpulan data baik melalui observasi langsung dilapangan kemudian

wawancara mendalam terhadap informan yang compatible terhadap

penelitian untuk menunjang penelitian yang dilakukan agar memperoleh

data sesuai dengan diharapkan , ataupun dengan menelah literatur-

literatur yang berhubungan dengan penelitian.

2. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan dari catatan-catatan yang diperoleh dari pengumpulan

data.

3. Penyajian data adalah kegiatan mengumpulkan informasi dalam bentuk

teks naratif atau grafik jaringan yang bertujuan mempertajam pemahaman.

Pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, penarikan kesimpulan

penelitian terhadap informasi yang dipilih kemudian disajikan dalam uraian

penjelasan.

Page 44: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

30

4. Tahap akhir adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan

secara cermat dengan melakukan pemeriksaan berupa tinjauan ulang pada

catatan-catatan data yang didapatkan. Dimana dalam analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu

menganalisa data yang bersifat penjelasan atau penyajian data dan

informasi yang kemudian dikaitkan dengan teori dan konsep-konsep yang

mendukung pembahasan yang relevan kemudian diperoleh kesimpulan dari

permasalahan penelitian ini.

Page 45: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Kota Makassar

a. Letak Geografis dan Batas Wilayah

Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang

terletak dibagian Selatan Pulau Sulawesi yang dahulu disebut Ujung

Pandang, terletak antara 1190241738” Bujur Timur dan 508619” Lintang

Selatan yang berbatasan sebelah Utara dengan Kabupaten Maros,

sebelah Timur Kabupaten Maros, sebelah Selatan Kabupaten Gowa dan

sebelah Barat adalah Selat Makassar. Luas Wilayah Kota Makassar

tercatat 175.55 km persegi Kota Makassar memiliki kondisi iklim sedang

hingga tropis memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 260C sampai

dengan 290C.

Secara administrasi Kota Makassar dibagi menjadi 15 kecamatan

dengan 153 kelurahan. Di antara 15 kecamatan tersebut, ada 7

kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu Kecamatan Tamalate,

Kecamatan Mariso, Kecamatan Wajo, Kecamatan Ujung Tanah,

Kecamatan Tallo, Kecamatan Tamalanrea, dan Kecamatan Biringkanaya.

Page 46: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

32

32

Tabel 4.1 Jumlah Luas Kota Makassar

NO KECAMATAN LUAS (km2) TOTAL AREA

PRESENTASE

1. MARISO 1,82 1,04

2. MAMAJANG 2,25 1,28

3. TAMALATE 20,21 11,50

4. RAPPOCINI 9,23 5,25

5. MAKASSAR 2,52 1,43

6. UJUNG PANDANG 2,63 1,50

7. WAJO 1,99 1,13

8. BONTOALA 2,10 1,19

9. UJUNG TANAH 4,40 2,50

10. KEPSANGKARRANG 1,54 0,88

11. TALLO 5,83 3,32

12. PANAKUKANG 17,05 9,70

13. MANGGALA 24,14 13,73

14. BIRINGKANAYA 48,22 27,43

15. TAMALANREA 31,84 18,11

KOTA MAKASSAR 175,77 100,00

b. Pemerintah

Kota Makassar pada tanggal 1 September 1971 berubah namanya

menjadi Kota Ujung Pandang setelah diadakan perluasan Kota dari 21

km2 menjadi 175,77 km2 Namun kemudian, pada tanggal 13 Oktober

1999 berubah kembali namanya menjadi Kota Makassar. Kota Makassar

merupakan Kota Internasional serta terbesar di Kawasan Indonesia Timur

dan pada masa lalu pernah menjadi ibu Kota Negara Indonesia Timur

Provinsi Sulawesi. Secara administrasi Kota Makassar terdiri dari 15

kecamatan dan 153 kelurahan. Kegiatan pemerintahan di Kota Makassar

dilaksanakan oleh Wali Kota , Wakil Wali Kota serta sejumlah

aparat/pegawai yang berasal dari berbagai dinas/instansi pemerintah.

Page 47: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

33

33

c. Kondisi Penduduk

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kota Makassar

NO KECAMATAN JUMLAH

PENDUDUK

RASIO JENIS

KELAMIN

LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK PER TAHUN 2018-2019

1 MARISO 60.499 102,405 0,61

2 MAMAJANG 61.452 96,188 0,19

3 TAMALATE 205.541 98,757 1,8

4 RAPPOCINI 170.121 93,409 1,05

5 MAKASSAR 85.515 99,048 0,24

6 UJUNG PANDANG 29.054 89,425 0,59

7 WAJO 31.453 96,79 0,5

8 BONTOALA 57.197 95,138 0,33

9 UJUNG TANAH 35.534 103,086 0,51

10 KEPSANGKARRANG 14.531

99,273 0,5

11 TALLO 140.330 100,394 0,22

12 PANAKKUKANG 149.664 97,725 0,36

13 MANGGALA 149.487 100,942 2,48

14 BIRINGKANAYA 220.456 99,837 2,81

15 TAMALANREA 115.843 95,318 1,02

KOTA MAKAS

SAR

HASIL REGISTRASI 1.480.480

… …

HASIL PROYEKSI 1.526.677 98,087 1,23

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar 2019

Penduduk Kota Makassar berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2019

sebanyak 1.526.677 jiwa. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun

2018, penduduk Kota Makassar mengalami pertumbuhan sebesar 1,23

persenSementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2019 penduduk

laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 98,09.

Kepadatan penduduk di Kota Makassar tahun 2019 mencapai 8.686

jiwa/km2. Kepadatan penduduk di 155 kecamatan cukup beragam dengan

kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Makassar dengan

Page 48: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

34

kepadatan sebesar 33.953 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Tamalanrea

sebesar 3.638 jiwa/km2.

2. Kantor Kementerian Agama Kota Makassar

a. Sejarah Kementerian Agama Kota Makassar

Pada tanggal 1 januari 2010 Kantor Departemen Agama (DEPAG)

berubah menjadi Kantor Kementerian Agama (KEMENAG) diseluruh

bagian Kota Indonesia atas keputusan Menteri Agama termasuk Kota

Makassar.

Kementerian Agama Kota Makassar mempunyai tugas yaitu

melaksanakan tugas dan fungsi kementerian agama dalam wilayah Kota

Makassar berdasarkan kebijakan kepala Kantor Wilayah Kementerian

Agama provinsi Sulawesi Selatan dan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

b. Visi dan Misi Kantor Kementerian Agama Kota Makassar

1) Visi

Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, maju,

sejahtera., dan cerdas serta saling menghormati antar sesama pemeluk

agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

dalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia.

2) Misi

Meningkatkan kualitas bimbingan, pemahaman, pengalaman, dan

pelayanan kehidupan beragama

Meningkatkan penghayatan moral dan etika beragama

Meningkatkan kualitas umat beragama

Meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji

Page 49: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

35

Memberdayakan umat beragama dan lembaga keagamaan

Memperkokoh kerukunan umat beragama dan mengembangkan

keselarasan pemahaman keagamaan dengan wawasan kebangsaan

Indonesia

Page 50: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

36

36

3) Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA MAKASSAR

Jalan Rappocini Raya No. 223 A Makassar 9022 Telp: 0411-453572453015. Fax: 0411-424137

Gambar 4.3 Strukt ur

KEPALA KANTOR DR. H. ARSYAD AMBO TUO, M.AG

KEPALA SUBBAGIAN TATA USAHA

DRS. HABDUL RAFIK, M.PD

KEPALA SEKSI PENDIDIKAN MADSRASAH SUEDI, S.PD.I

KEPALA SEKSI PENDDINIYAH & PONTREN

DRSHALIMUDDIN AKIB, M.AG

KEPALA SEKSI PENDAGAMA ISLAM

DRS. H. TOMPO, M.HI

KEPALA SEKSI PENYELENGGARA HAJI & UMROH

HMAHYUDDIN, SH

KEPALA SEKSI BIMAS ISLAM

HAMBO SAKKA AMBO, S.AG, M.AG

PENYELENGGARA SYARIAH

DRS. MUHAJIR HM, M.SI

PENYELENGGARA KRISTEN

MERPATI SAMPE LILING, S.TH

Page 51: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

37

B. Deskripsi Data Penelitian

1. Karakteristik Responden

Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 6 orang yang

berprofesi sebagai Staf KEMENAG Kota Makassar, Nadzir, serta Masyarakat

Kota Makassar. Berikut ini data subjek yang peneliti dapatkan:

Tabel 4.3

Identitas Responden

No Nama Jenis Kelamin

Usia Keterangan

1. Tasir, S.HI L 61 Staf KEMENAG

2. Sahalia Hamid P 57 Nadzir

3. Jamaluddin L 41 Nadzir

4. Abdul Rahman L 56 Nadzir

5. Rahman L 43 Masyarakat

6. MuhSidik L 34 Masyarakat

Sumber: data diperoleh melalui wawancara

C. Hasil Penelitian

1. Implementasi pengelolaan wakaf produktif di Kota Makassar

Wakaf yang ada di Kota Makassar masih banyak yang belum dikelola

secara produktif. Hampir semua aset wakaf di Kota Makassar diperuntukkan

untuk masjid, sekolah, serta Lembaga sosial lainnya. Dalam Undang-undang

no. 41 tahun 2004 pasal 5 mengatakan bahwa wakaf berfungsi untuk

mewujudkan potensi serta manfaat ekonomis dan harta wakaf tersebut untuk

memajukan kesejahteraan umum. Dengan demikian terlihat jelas bahwa

wakaf hendaknya harus diproduktifkan dimana hasilnya dapat digunakan

untuk kesejahteraan umum.

Berdasarkan wawancara dengan Informan T (07/08/2020) beliau

mengatakan bahwa ada banyak sekali tanah wakaf yang tercatat di Kantor

Kementerian Agama Kota Makassar dengan pengelolaan yang berbeda-

Page 52: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

38

beda. Beliau juga mengatakan bahwa belum ada harta wakaf yang dikelola

dengan tujuan untuk membantu perekonomian masyarakat. Dalam hal ini

salah satu upaya yang harus dilakukan agar wakaf menjadi produktif adalah

menjadikan wakaf lebih optimal di tengah-tengah masyarakat yang masih

menerapkan tentang wakaf tradisional atau dengan menjadikan aset-aset

wakaf lebih produktif.

Penulis juga melakukan wawancara dengan saudari SH, (11/08/2020)

selaku ketua yayasan diTK Aisyiyah Bustanul Athfal beliau mengatakan

bahwa yayasan tersebut dapat dikategorikan dalam bentuk wakaf yang

produktif, dimana yayasan ini sangat bermanfaat untuk sumber daya

manusia masyarakat setempat.

Penulis juga melakukan wawancara dengan saudara AR (07/08/2020)

beliau mengakatakan bahwa penerapan wakaf yang ada disini masih belum

tergolong produktif karena tidak ada kegiatan yang dapat membantu

perekonomian masyarakat sekitar.

2. Sistematika Pengelolaan Wakaf Produktif di Kota Makassar

Sistematika tata kelola wakaf yang paling utama adalah menghimpun

harta benda wakaf dari wakif. Penghimpunan termasuk proses yang sangat

berpengaruh bagi masyarakat agar mau melaksanakan kebajikan dalam

bentuk wakaf maupun sumbangan untuk pengelolaan harta wakaf. Seperti

yang diungkapkan pada saat wawancara dengan saudara T ( 07/08/2020)

beliau mengatakan bahwa salah satu poin penting dalam pengelolaan harta

benda wakaf adalah adanya pendataan atau pencatatan terhadap tanah-

tanah tersebut. Selain itu juga perlu menginvertarisasi dokumen kelengkapan

Page 53: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

39

tanah wakaf seperti Ikrar Wakaf, Akta Ikrar Wakaf, dan Dokumen

kelengkapan lainnya.

Pengelolaan harta wakaf sepenuhnya diserahkan kepada Nadzir sebagai

pihak yang diberi wewenang dan amanah untuk mengelola harta tersebut.

Pada dasarnya Nadzir sangat berperang penting dalam keberhasilan

pengembangan harta wakaf untuk mencapai tujuan wakaf sebagaimana yang

telah diharapkan oleh wakif , Nadzir bertanggung jawab atas berhasil

tidaknya dalam pengembangan harta wakaf. Dalam wawancara dengan

informan SH, (11/08/2020) beliau mengatakan bahwa sistem pengelolaan

wakaf dilakukan dengan cara bergotong royong dimana pelaksanaan

pembangunan yayasan tersebut langsung dilakukan oleh Kepala Sekolah,

Guru-guru, serta masyarakat setempat.

Penulis juga melakukan wawancara dengan Bapak AR (07/08/2020)

beliau mengatakan selama adanya tanah wakaf yang dijadikan masjid disini

masyarakat sekitar lebih mudah melakukan ibadah tanpa pergi kemesjid

yang jaraknya cukup jauh dari rumah.

Penulis juga melakukan wawancara kepada Bapak JL (11/08/2020) beliau

mengatakan pengurus masjid disini mendapatkan dana dari warga sekitar

dan sumbangan dari pemerintah.

Kunci pengelolaan wakaf produktif terletak pada eksistensi pengelolaan

wakaf, terutama bagi nadzir (Hasymi,1987) Dengan demikian sudah

selayaknya peran nadzir dapat didorong semaksimal mungkin dalam rangka

mencapai kinerja yang lebih baik.

3. Problematika Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam Mensejahterakan Masyarakat Di Kota Makassar

Page 54: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

40

Lembaga wakaf merupakan salah satu pilar ekonomi Islam dan sangat

erat kaitannya dengan masalah sosial ekonomi masyarakat. Wakaf pada

umumnya berupa tanah, sayangnya tanah wakaf tersebut belum dikelola

secara produktif. Produktif dalam hal ini yaitu harta wakaf belum dapat

berperan dalam mensejahterakan masyarakat. Kurangnya pemahaman

Nadzir terhadap undang-undang perwakafan juga menjadi faktor utama

dalam masalah pengelolaan harta wakaf yang produktif. Dalam wawancara

dengan bapak AR, (07/08/2020) mengatakan bahwa problematik yang

dihadapi para setiap nadzir adalah kurang memahami bagaimana

pengelolaan wakaf secara produktif Ini dikarenakan pemahaman Nadzir

masih berbasis pada wakaf konsumtif sehingga peranan wakaf produktif

belum diterapkan.

Penulis juga melakukan wawancara kepada Bapak JL (11/08/2020)

beliau problematika yang dibangun dalam tanah wakaf disini ialah

terkendalanya pendanaan dalam pembangunan masjid tersebut.

Wakaf di Kota Makassar sangat berpengaruh bagi masyarakat akan

tetapi masih banyak aset wakaf tersebut tidak bersertifikat dan didaftarkan ke

lembaga pengelola wakaf. Dalam wawancara dengan Bapak T (07/08/2020)

diperoleh keterangan bahwa problematik yang dihadapi dalam pengelolaan

harta wakaf adalah masih adanya masyarakat yang kurang memahami

pentingnya pendaftaran tanah wakaf. Hal ini disebabkan masyarakat yang

hanya menggunakan asas saling percaya dan mengabaikan prosedur yang

telah dijelaskan oleh peraturan perundang-undangan.

4. Manfaat Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat di Kota Makassar

Page 55: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

41

Masyarakat Kota Makassar sudah cukup banyak merasakan akan

manfaat dari banyaknya wakaf yang telah diwakafkan akan tetapi

keberadaan wakaf di Kota Makassar belum bisa menjadi media yang mampu

untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara umum

pengelolaan wakaf di Kota Makassar masih berupa benda-benda konsumtif

ini dapat dilihat pada bangunan masjid , sekolah, serta lembaga sosial

lainnya. Pada perkembangan wakaf pihak yang paling berperan atas berhasil

atau tidaknya pemanfaatan harta wakaf adalah nadzir. Pengelolaan wakaf

yang dilakukan nadzir secara profesional dapat memberikan peluang bagi

pengembangan wakaf yang produktif.

Dalam wawancara dengan informan R (12/08/2020) selaku masyarakat

setempat mengatakan bahwa adanya tanah wakaf diperuntukkan sebagai

sarana pendidikan serta ibadah sudah cukup baik, melihat banyaknya upaya

dari pihak nadzir dengan tidak membiarkan tanah wakaf tersebut

menganggur sehingga tidak memberi manfaat. Penulis juga melakukan

wawancara dengan informan MS (12/08/2020) pengelolaan wakaf dengan

membangun sarana ibadah sangatlah bermanfaat bagi masyarakat setempat.

Selain mempermudah masyarakat untuk beribadah tanah wakaf tersebut juga

memberikan nilai-nilai yang positif bagi anak-anak setempat karena adanya

kegiatan TK –TPA yang sangat berpengaruh pada pendidikan keagamaan

anak-anak tersebut.

Untuk mengoptimalkan potensi wakaf, dituntut kemampuan serta kerja

keras kita untuk mewujudkannya, terutama dalam menambah upaya

paradigma terhadap pengelolaan harta wakaf. Kesamaan persepsi dan cara

pandang terhadap pengembangan dan pemberdayaan wakaf produktif

Page 56: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

42

sangat penting agar tumbuhnya dukungan masyarakat guna terwujudnya

perekonomian masyarakat yang kuat dan sejahtera.

5. Jumlah Data Persertifikasian Tanah Wakaf Tahun 2019

Tabel 4.4

Data Persertifkasian

NO KECAMATAN

YANG SUDAH BERSERTIFIKAT

YANG BELUM BERSERTIFIKAT

JUMLAH

LOKASI LUAS M2 LOKASI LUAS M2 LOKASI LUAS M2

1 BIRINGKANAYA 15 11905 66 254450.5 81 266.35

5.5

2 BONTOALA 5 1952 15 17739 20 19691

3 MAKASSAR 10 8935 11 16029 21 24964

4 MAMAJANG 5 3052 9 2867 14 5919

5 MANGGALA 4 1463 24 16169 26 18604

6 MARISO 5 2552 11 2268 16 4820

7 PANAKKUKANG 5 1970 13 5421 18 7391

8 RAPPOCINI 5 3268 24 12850 29 16118

9 TALLO 6 3865 16 18967 22 22832

10 TAMALANREA 6 1814 18 71466 24 73280

11 TAMALATE 9 4351 29 15989 38 20340

12 UJUNG PANDANG 1 1049 8 5743 9 6792

13 UJUNG TANAH 5 6386 5 1833 10 8219

14 WAJO 6 4060 7 2083 13 6143

JUMLAH 87 56622 256 443975 341 23511

3

Dari daftar tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah lokasi tanah yang

sudah bersertifikat sebanyak 87 lokasi dengan luas tanah 56622 m2. Sedangkan

jumlah lokasi yang belum bersertifikat sebanyak 256 lokasi dengan luas tanah

443975 m2. Ini menunjukkan bahwa tanah wakaf yang ada di Kota Makassar

masih banyak yang belum bersertifikat ini dikarenakan kurangnya pemahaman

nadzir terhadap persertifikatan tanah wakaf.

D. Pembahasan

Page 57: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

43

1. Implementasi Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat di Kota Makassar

Implementasi dalam pengelolaan wakaf merupakan suatu proses

mewujudkan suatu rencana dengan jenjang waktu tertentu untuk

mendapatkan suatu keberhasilan. Pengelolaan dan pengembangan wakaf

merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam hal perwakafan.

Baik atau idealnya harta wakaf tersebut tergantung dari kemampuan

pengelola wakaf tersebut, ketika pengelola wakaf tidak baik dalam

mengelolanya maka akan mengakibatkan wakaf tersebut kurang optimal

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Wakaf sebaiknya dikelola

secara produktif menggunakan manajemen modern agar wakaf tersebut

dapat berkembang secara baik dan optimal. Manajemen diperlukan dalam

wakaf untuk upaya agar terciptanya kegiatan pengelolaan wakaf yang

berjalan secara efektif dan efisien (Ulil Albab, 2019). Dari segi manajemen

wakaf di Kota Makassar masih belum menggunakan sistem manajemen

yang baik , pada dasarnya fungsi manajemen itu sendiri yang menunjang

pengelolaan dan pengembangan wakaf yang baik sehingga pengelolaan

wakaf akan menjadi lebih terstruktur dan sistematis.

Masyarakat Kota Makassar sudah cukup banyak merasakan akan

manfaat dari banyaknya wakaf yang telah diwakafkan. Akan tetapi

keberadaan wakaf disana belum bisa menjadi media yang mampu untuk

lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tanah wakaf yang berada

di Kota Makassar belum bisa menjadi penopang usaha produktif bagi

masyarakat karena ruang lingkupnya masih bersifat pembangunan masjid,

sekolah dan lembaga sosial lainnya. Memang pada dasarnya

Page 58: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

44

pembangunan tersebut sudah bisa dikategorikan dalam bentuk produktif ,

namun secara ekonomi wakaf diharapkan dapat membangun harta

produktif melalui kegiatan investasi dan produksi saat ini, untuk

dimanfaatkan hasil bagi generasi yang akan dating. Dalam hal ini

pengelolaan wakaf harus diperluas pemanfaatannya dan didorong juga

agar menyentuh pada pembangunan sektor usaha yang produktif agar

keuntungan yang dihasilkan menjadi lebih besar. Pengelolaan wakaf yang

ditujukan untuk memperkuat perekonomian umat dapat dilakukan dengan

memanfaatkan berbagai alternatif program yang pendanaannya bersumber

dari wakaf. Pencapaian tujuan penggunaan wakaf memerlukan manajemen

pengelolaan yang profesional sehingga perlu ditangani oleh sumber daya

manusia yang handal. Untuk optimalisasi pengelolaan wakaf, posisi nadzir

sangat signifikan karena terkait langsung dengan keberhasilan pengelolaan

wakaf. Pengelola wakaf atau nadzir harus memiliki manajemen

pengelolaan yang baik agar potensinya dapat dikembangkan untuk

kesejahteraan umat.

(Suarni.A dan Rahmat.H.P 2019) Wakaf produktif merupakan

sebuah alternative untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat.

Lembaga wakaf merupakan sumber aset yang memberikan

pemanfaatannya sepanjang masa. Pemberdayaan harta wakaf sangatlah

penting dalam mewujudkan keadilan social dan kesejahteraan masyarakat.

Wakaf tampak mengabadikan diri dalam kemaslahatan umat islam yang

berwujud kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Wakaf produktif

ini tidak secara langsung digunakan untuk kemaslahatan umat tetapi wakaf

digunakan untuk kegiatan produksi, yang mana hasil dari produksi tersebut

Page 59: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

45

yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber pendanaan dalam mencapai

tujuan dari wakaf tersebut.

Page 60: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

46

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap Implementasi

Pengelolaan Wakaf di Kota Makassar, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses pengelolaan wakaf yang dilakukan di Kota Makassar masih

diperuntukkan pada pembangunan sarana ibadah, sekolah, panti asuhan

serta lembaga sosial lainnya sehingga hasil yang dicapai dalam

pengelolaan harta wakaf belum maksimal karena belum dikelola secara

produktif. Ini disebabkan karena kurangnya pemahaman bagi pihak wakif

dan Nadzir tentang wakaf produktif sehingga harta wakaf yang dikelola

belum dapat mensejahterakan masyarakat yang ada di Kota Makassar

2. Problematik pengelolaan wakaf di Kota Makassar adalah masih

banyaknya tanah wakaf yang tidak bersertifikat hal ini dikarenakan

kurangnya pemahaman nadzir terhadap Undang-Undang perwakafan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, terkait

dengan penelitian ini, maka ada beberapa aspek yang perlu dilakukan oleh

beberapa pihak, yaitu:

1. Untuk lembaga pengelola wakaf atau Nadzir agar lebih memahami

pentingnya pelaksanaan wakaf produktif sehingga dampak yang

dirasakan oleh masyarakat tidak hanya berdampak sosial tetapi juga

berdampak materi pula yang dapat mensejahterakan taraf hidup

masyarakat Kota Makassar.

Page 61: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

47

2. Untuk Pemerintah Kota Makassar agar kiranya melakukan sosialisasi

mengenai pembinaan Nadzir yang sesuai dengan Undang-Undang

perwakafan, sehingga tidak lagi terdapat tanah wakaf yang tidak memiliki

sertifikat.

Page 62: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

48

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Surah Al-Baqarah Ayat 261

Al-Qur’an Surah Al-Baqarah Ayat 267

Al-Qur’an Surah Ali-Imran Ayat 92

A.SyathirSofyan,2016. Peran Tanah Wakaf Produktif Sebagai Sumber Ekonomi

Di Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan

(online), vol10, no2 (http://garuda.riset.dikti.go.id diakses 25

desember 2019).

A.Zamakhsyari Baharuddin, Rifqi Qowiyul Iman, 2018. Nazir Wakif Profesional

dan Problematikanya (online), vol 3, no 2 (http://garuda.riset.dikti.go.id

diakses 28 September 2020).

Abdullah Istiqomah, 2016. Hadist Tentang Wakaf (http://Fimadani.co./hadist-

tentang-wakaf).

Abdurrahman Kasdi,2014. Peran Nadzir Dalam Pengembangan Wakaf (online),

vol.1, No2 ( http://garuda.riset.dikti.go.id diakses 27 September

2020).

Ahmad Furqon,2012. Praktik Wakaf Uang Di Bank Syariah Mandiri (online), volvl,

no 1 (http://garuda.riset.dikti.go.id diakses 12 januari2020 ).

Annisa Fitria Utami, Munawwar Ismail, 2015. Implementasi Pengelolaan Wakaf

Tunai (Studi pada Baitul Maal Hidayatullah dan Yayasan Dana Sosial

Al-Falah), (online), Vol 3, no 1 ( http:// garuda.riset.dikti.go.id diakses

12 november 2019).

Bushlul Hazami, 2016. Peran dan Aplikasi Wakaf Dalam Mewujudkan

Kesejahteraan Umat diIndonesia, (online), Vol XVI, no 1 (http://

garuda.riset.dikti.go.id diakses 27 September 2020).

Darwanto, 2012. Wakaf Sebagai Alternatif Pendanaan Penguatan Ekonomi

Masyarakat Indonesia (online), vol 3, no 1

(http://garuda.riset.dikti.go.id diakses 10 desember 2019).

Page 63: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

49

DenniseR.H.Paputungan, 2015. Wakaf Tanah Milik wakif Sebagai Bentuk

Peralihan Hak (online), vol III, no 4 (http://garuda.risetdikti.go.id di

akses 31 Maret 2020).

Departemen Agama, Republik Indonesia 2004, (online), (http:risetdikti.go.id

diakses 4 Mei 2020 pukul 10:25).

Devi Megawati, 2014. Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf Produktif Di Kota

Pekanbaru (online), vol XIV No 1 (http://garuda.risetdikti.go.id diakses

2 Januari2020 ).

Jaenal Arifin, 2014. Problematik Perwakafan. Di Indonesia, (online), Vol 1 No 2

(http://garuda.riset.dikti.go.id diakses 1 Oktober 2020).

Nurul Huda, 2014. Akuntabilitas Sebagai Sebuah Solusi Pengelolaan Wakaf

(online), vol 5, no 3, ( http://garuda.riset.dikti.go.id diakses 10

desember 2019 ).

RahmatDahlan, 2017. Impresi Nadzir Terhadap Pemahaman Wakaf Uang

(online), vol.1, no 2 (http://garuda.riset.dikti.go.id di akses 20 Maret

2020).

Rahmat H.P., Suarni A2019. Pengelolaan Harta Wakaf Produktif Dalam

Menciptakan Kesejahteraan Masyarakat di desa Tosora Kabupaten

Wajo.

Riyanto, 2017. Optimalisasi Pengelolaan Wakaf (Studi di Kabupaten Demak),

(online), vol 14, no 2 ( http://garuda.riset.dikti.go.id di akses 10

desember 2019).

SudirmanHasan, 2012. Implementasi Total Quality Management Dalam

Pengelolaan Wakaf Di Dompet Dhuafa, (online), Vol XII No 1

(http://garuda.riset.dikti.go.id di akses 26 november 2019).

Umi Supraptiningsih, 2012. Problematik Implementasi Sertifikasi Tanah Wakaf

Pada Masyarakat, (online), Vol9 No 1 (http://garuda.riset.dikti.go.id

diakses 1 Oktober 2020).

Page 64: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

50

LAMPIRAN

Page 65: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

51

Lampiran 1

No Nama Peneliti Judul Penelitian

Hasil Penelitian

1, Anisa Fitria Utami

Implementasi Pengelolaan Wakaf Tunai (Studi Pada Baitul Maal Hidayatullah dan Yayasan Dana Sosial Al-Falah)

Implementasi wakaf tunai Baitul Maal Hidayatullah dan Yayasan Dana Sosial Al- Falah belum produktif serta dana wakaf tunai di kedua lembaga tersebut masih dikelola dengan konsumtif

2.

Sudirman Hasan Implementasi Total Quality Management Dalam Pengelolaan Wakaf di Dompet Dhuafa

Implementasi nilai TQM dalam pengelolaan wakaf di Dompet Dhuafa dapat dikatakan relatif maju karena perhatian lembaga ini kepada pelanggan baik eksternal maupun internal cukup bagus

3. Riyanto Optimalisasi Pengelolaan Wakaf ( Studi Kasus di Kabupaten Demak )

Lembaga wakaf di Kabupaten Demak belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat

4. Nurul Huda Akuntabilitas Sebagai Sebuah Solusi Pengelolaan Wakaf

Prioritas masalah pengelolaan wakaf terletak pada wakif yang menyerahkan harta wakaf secara langsung kepada personal bukan melalui lembaga pengelolaan wakaf

5. ASyathir Sofyan Peran Tanah Wakaf Produktif Sebagai Sumber Ekonomi Di Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi tanah wakaf tersebut sebagai salah satu sumber daya ekonomi yang dapat memberikan sumbangsih dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat

6. Devi Megawati Pengelolaan dan Pengembangan wakaf produktif di Kota Pekanbaru

Pengelolaan dan pengembangan wakaf produktif di Kota Pekanbaru masih sederhana dengan manajemen tradisional

7. Ahmad Furqon Praktik Wakaf Uang Di Bank Mandiri Syariah

LKS- PWU BSM telah melakukan pengelolaan dana wakaf uang akan tetapi masih dalam usaha yang terbatas

Page 66: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

52

8. Rahmat Dahlan Impresi Nadzir Terhadap Pemahaman Wakaf Uang

Persepsi nadzir dipengaruhi oleh media akses informasi dan pemahaman tentang peraturan amal

9. Dennise RHPaputungan

Wakaf Tanah Milik wakif Sebagai Bentuk Peralihan Hak

Peralihan hal wakaf tanah dalam islam juga dapat diatur melalui KUH perdata; UUPA serta dapat diatur melalui hukum adat yang pada prinsipnya tidak terdapat perbedaan yang menonjol

10. Reza Fauzan Rasmana

Status Hukum Tanah Wakaf Dalam Perspektif Hukum Positif

Tanah wakaf di Kota Manado berjumlah 128 yang tersebar di 77 (tujuh) kecamatan yaitu Wanea, Singkil, Bunaken, Tuminting, Tikala, Mapanget, Sario. Status tanah wakaf di kota Manado tidak semuanya sudah dilandasi oleh dasar hukum tentang wakaf, sebagian besar belum bersertifikat

Page 67: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

53

Lampiran 2 Pedoman Wawancara

NO Rumusan Masalah

Coding

STAF KEMENAG

1.1 Bagaimanakah implementasi pengelolaan wakaf produktif di Kota Makassar saat ini?

T

1.1 Bagaimana sistem pengelolaan wakaf produktif yang di Kota Makassar?

T

1.1 Apa saja problematik yang dihadapi dalam pengelolaan wakaf?

T

NADZIR

1.2 Bagaimanakah implementasi pengelolaan wakaf produktif di Kota Makassar saat ini?

SH,AR,JL

1.2 Bagaimana sistem pengelolaan wakaf produktif yang di Kota Makassar?

SH,AR,JL

1.2 Apa saja problematik yang dihadapi dalam pengelolaan wakaf?

SH,AR,JL

1.2 Apakah tanah wakaf tersebut sudah bersertifikat dan didaftarkan ke lembaga pengelola wakaf?

SH,AR,JL

MASYARAKAT KOTA MAKASSAR

1.3 Apakah Bapak/Ibu sudah merasakan manfaat dari adanya tanah wakaf di Kota Makassar?

R, MS

1.3 Apakah Bapak/Ibu sudah mengetahui apa itu wakaf produktif ?

R, MS

1.3 ApakahBapak/Ibu sudah pernah berwakaf?

R, MS

Page 68: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

54

Lampiran 3

NO

Coding

Transkrip

STAF KEMENAG

1.1 T Ada banyak sekali tanah wakaf yang tercatat di Kantor Kementerian Agama Kota Makassar dengan pengelolaan yang berbeda-beda. Beliau juga mengatakan bahwa belum ada harta wakaf yang dikelola dengan tujuan untuk membantu perekonomian masyarakat

1.1 T Salah satu poin penting dalam sistem pengelolaan harta benda wakaf adalah adanya pendataan atau pencatatan terhadap tanah wakaf tersebut. Selain itu juga perlu menginvertarisasi dokumen kelengkapan tanah wakaf seperti Ikrar Wakaf, Akta Ikrar Wakaf, dan Dokumen kelengkapan lainnya

1.1 T Problematik yang dihadapi dalam pengelolaan harta wakaf adalah masih adanya Nadzir yang kurang memahami pentingnya pendaftaran tanah wakaf. Hal ini disebabkan karena Nadzir dan wakif hanya menggunakan asas saling percaya dan mengabaikan prosedur yang telah dijelaskan oleh peraturan perundang-undangan

NADZIR

1.1 SH yayasan tersebut dapat dikategorikan dalam bentuk wakaf yang produktif, dimana yayasan ini sangat bermanfaat untuk sumber daya manusia masyarakat setempat

1.2 AR penerapan wakaf yang ada disini masih belum tergolong produktif karena tidak ada kegiatan yang dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar.

1.3 JL Pengelolaan wakaf yang ada disini masih dalam bentuk sarana ibadah ini dikarenakan wakif mewakafkan tanah dengan bentuk masjid.

2.1 SH Sistem pengelolaan wakaf dilakukan dengan cara bergotong royong dimana pelaksanaan pembangunan yayasan tersebut langsung dilakukan oleh Kepala Sekolah, Guru-guru, serta masyarakat setempat

Page 69: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

55

2.2 AR selama adanya tanah wakaf yang dijadikan masjid disini masyarakat sekitar lebih mudah melakukan ibadah tanpa pergi kemesjid yang jaraknya cukup jauh dari rumah

2.3 JL problematika yang dibangun dalam tanah wakaf disini ialah terkendalanya pendanaan dalam pembangunan masjid tersebut.

3.1 SH Problematika yang dihadapi dalam pengelolaan tanah wakaf disini yaitu sempitnya lahan sehingga pihak nadzir dan pengelola membeli tanah kosong yang ada di dekat tanah wakaf tersebut.

3.2 AR Problematika yang dihadapi para setiap nadzir adalah kurang memahami bagaimana pengelolaan wakaf secara produktif ini dikarenakan pemahaman nadzir masih berbasis pada konsumtif sehingga peranan wakaf produktif belum diterapkan

3.3 JL Tanah wakaf tersebut tidak pernah didaftarkan dengan alasan wakif beserta nadzir pada waktu itu sudah membuat perjanjian bahwa tanah tersebut sudah diwakafkan dan juga pihak keluarga wakif tidak pernah mempersoalkan tanah wakaf tersebut

MASYARAKAT KOTA MAKASSAR

1.1 R Adanya tanah wakaf diperuntukkan sebagai sarana pendidikan serta ibadah sudah cukup baik, melihat banyaknya upaya dari pihak nadzir dengan tidak membiarkan tanah wakaf tersebut menganggur sehingga tidak memberi manfaat

1.2 MS Pengelolaan wakaf dengan membangun sarana ibadah sangatlah bermanfaat bagi masyarakat setempat, selain mempermudah masyarakat untuk beribadah tanah wakaf tersebut juga memberikan nilai-nilai yang positif bagi anak-anak setempat karena adanya kegiatan TK –TPA yang sangat berpengaruh pada pendidikan keagamaan anak-anak tersebut

2.1 R Masyarakat masih kurang memahami apa itu wakaf produktif karena tidak pernah ada lembaga pengelola wakaf yang datang bersosialisasi

Page 70: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

56

2.2 MS Wakaf produktif masih sangat minim pada ingatan masyarakat, sehingga masyarakat hanya mengetahui wakaf dalam bentuk konsumtif

3.1 R Dalam hal berwakaf masyarakat masih menganggap wakaf itu dalam bentuk tanah jadi masyarakat merasa terbengkalai dalam hal berwakaf , padahal dalam berwakaf kita tidak perlu menunggu adanya tanah karena sudah ada wakaf dalam bentuk tunai.

3.2 MS Wakaf dalam bentuk tanah sangat memberatkan bagi masyarakat yang mau berwakaf padahal sudah ada wakaf dalam bentuk tunai. Ini dikarenakan kurangnya sosialisasi dari lembaga wakaf.

Page 71: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

57

Lampran 4

Reduksi Data

NO CODING REDUKSI

STAF KEMENAG

1.1

T

Dalam pengelolaan wakaf di Kota Makassar belum dapat dikatakan mensejahterakan perekonomian masyarakat ini dikarenakan pengelolaan wakaf masih tergolong komsumtif

1.2

T

salah satu upaya yang harus dilakukan agar wakaf menjadi produktif adalah menjadikan wakaf lebih optimal di tengah-tengah masyarakat yang masih menerapkan tentang wakaf tradisional atau dengan menjadikan aset-aset wakaf lebih produktif.

1.3

T

Problematika yang dihadapi dalam pengelolaan wakaf yang ada di Kota Makassar yaitu Nadzir kurang memahami bagaimana pengelolaan wakaf yang secara produktif sehingga tanah wakaf di Kota Makassar masih tergolong konsumtif dimana pembangunannya masih dalam bentuk sarana ibadah, pendidikan, dan lembaga sosial lainnya.

NADZIR

1.1

SH,AR,JL

Sistematika tata kelola wakaf yang paling utama adalah menghimpun harta benda wakaf dari wakif. Penghimpunan termasuk proses yang sangat berpengaruh bagi masyarakat agar mau melaksanakan kebajikan dalam bentuk wakaf maupun sumbangan untuk pengelolaan harta wakaf.

1.2

SH,AR,JL

Problematika yang dihadapi dalam pengelolaan harta wakaf adalah masih adanya Nadzir yang kurang memahami pentingnya pendaftaran tanah wakaf. Hal ini disebabkan karena Nadzir dan wakif hanya menggunakan asas saling percaya dan mengabaikan prosedur yang telah dijelaskan oleh peraturan perundang-undangan.

1.3

SH,,AR,JL

Salah satu permasalahan disetiap tanah wakaf yang dibangun ialah tidak bersetifikatnya tanah wakaf tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya memahaman nadzir atas pendataan tanah wakaf. Oleh karena itu pemerintah Kota Makassar agar kiranya melakukan sosialisasi mengenai pembinaan Nadzir yang sesuai dengan Undang-Undang perwakafan, sehingga tidak lagi terdapat tanah wakaf yang tidak memiliki sertifikat.

Page 72: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

58

MASYARAKAT KOTA MAKASSAR

1.1

R, MS

Untuk mengoptimalkan potensi wakaf, dituntut kemampuan serta kerja keras kita untuk mewujudkannya, terutama dalam menambah upaya paradigma terhadap pengelolaan harta wakaf. Kesamaan persepsi dan cara pandang terhadap pengembangan dan pemberdayaan wakaf produktif sangat penting agar tumbuhnya dukungan masyarakat guna terwujudnya perekonomian masyarakat yang kuat dan Sejahtera

1.2

R,MS

Masyarakat Kota Makassar belum memahami apa itu wakaf produktif ini dikarenakan kurangnya sosialisasi oleh lembaga-lembaga pengelola wakaf

1.3

R,MS

Kurangnya pemahaman masyarakat tentang perwakafan membuat wakaf menjadi tidak terlalu berkembang dikalangan masyarakat.

Page 73: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

59

Lampiran 4

LAPORAN

PERSERTIFIKASIAN WAKAF PERIODE 2019

Page 74: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

60

LAMPIRAN 5

Dokumentasi Wawancara

1. Wawancara dengan Staf Kantor Kementerian Agama Kota

Makassar

Wawancara dengan bapak Tasir, S.HI pada tanggal 07 Agustus 2020

Page 75: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

61

2. Wawanacara dengan Nadzir

Wawancara dengan Abdul Rahman pada 11 Agustus 2020

Wawancara dengan Ibu Sahalia pada tanggal 11 Agustus 2020

Page 76: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

62

Wawancara dengan bapak Jamaluddin pada tanggal 11 Agustus 2020

Page 77: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

63

3. Wawancara dengan Masyarakat Kota Makassar

Wawancara dengan bapak Rahman pada tanggal 12 Agustus 2020

Page 78: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

64

Lampiran 6

Surat Keterangan Telah Meneliti

Page 79: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DALAM

65

BIOGRAFI PENULIS

Nama lengkap Asridhawati, Lahir di Desa Barembeng,

Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi

Selatan, pada tanggal 03 Maret 1997. Lahir dari pasangan

suami istri yang bernama Bapak Muhtar dan Ibu Ida Royani

Peneliti merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Alamat

peneliti di desa Barembeng , Kecamatan Bontonompo,

Kabupaten Gowa.

Riwayat pendidikan Penulis, yaitu pernah bersekolah di TK

Aisyiyah Bustanul Athal, SD Barembeng II, SMP PGRI Barembeng, serta SMA

Negeri 2 GOWA. Sekarang, penulis tengah menempuh jenjang pendidikan Strata

1 (S1) di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan Program Studi Ekonomi

Islam , Fakultas Ekonomi dan Bisnis, pada tahun 2016 – sekarang. Tugas akhir

dalam pendidikan tinggi yang diselesaikan oleh penulis yang berjudul “

Implementasi Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam Mensejahterakan Masyarakat

Di Kota Makassar”