84
PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA TOSORA KABUPATEN WAJO SKRIPSI Oleh RAHMAT HIDAYAT PADLAN 105740003615 JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2019

PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DI DESA TOSORA KABUPATEN WAJO

SKRIPSI

Oleh RAHMAT HIDAYAT PADLAN

105740003615

JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2019

Page 2: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

ii

HALAMAN JUDUL

PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DI DESA TOSORA KABUPATEN WAJO

Oleh RAHMAT HIDAYAT PADLAN

105740003615

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi

pada Program Studi Strata 1 Ekonomi Islam

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2019

Page 3: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

iii

PERSEMBAHAN

Skripsi Pengelolaan Harta wakaf Produktif dalam Menciptakan Kesejahteraan

Mayarakat di Desa Tosora Kabupaten Wajo Ini kupersembahkan untuk:

1. Orang tua tercinta bapak Almarhum Muh. Padlan dan ibu Sehang, atas segala

pengorbanan, doa, dukungan moral dan materi serta curahan kasih sayang

yang tak terhingga.

2. Saudara-saudara saya Wina Fajrina Padlan dan Muh. Imran atas segala doa,

dukungan dan kasih sayang.

3. Keluarga Andi Nyompa dan H. Dina yang senantiasa memberi dukungan

moral.

4. Rini Wahyuni,S.E yang senantiasa mengingatkan dan memberi semangat

5. Teman-teman Ekonomi Islam 2015 yang selalu berjalan beriringan.

6. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim,S.E.,M.M selaku Pembimbing 1 dan

Ibu Linda Arisanti Razak,S.E.,M.Si.Ak,CA selaku pembimbing 2 yang telah

meluangkan waktunya memberikan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu Agusdiwana Suarni, SE., M.Acc selaku ketua Prodi Ekonomi Islam yang

telah membimbing dan memberi arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Untuk Almamater Universitas Muhammadiyah Makassar.

MOTTO HIDUP

Jangan menyalahkan waktu yang berlalu begitu cepat tapi salahkan dirimu yang selalu terlambat melakukan sesuatu.

(Anonim)

Page 4: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

iv

Page 5: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

v

Page 6: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

vi

Page 7: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

vii

KATA PENGANTAR

حيماللهبســــــــــــــــم ا حمن الر الر

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan

salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta

para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada

ternilai maanakala penulisan skripsi yang berjudul “Pengelolaan Harta Wakaf

Produktif dalam Menciptakan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Tosora

Kabupaten Wajo”

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada

kedua orang tua penulis bapak Almarhum Muh. Padlan dan Ibu Sehang yang

senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus

tak pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan

memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas

segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi

keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan

yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M, Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Page 8: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

viii

3. Ibu Agusdiwana Suarni, SE., M.Acc, selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim,S.E.,M.M, selaku Pembimbing I

yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan

penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu Linda Arisanti Razak,S.E.,M.Si.Ak,CA, selaku Pembimbing II yang telah

berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian

skripsi.

6. Bapak/Ibu Dosen dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak

menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Ekonomi Islam Angkatan 2015 yang selalu belajar bersama yang tidak

sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, 31 Agustus 2019

Penulis

Page 9: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

ix

ABSTRAK

RAHMAT HIDAYAT PADLAN. Tahun 2019. Pengelolaan Harta Wakaf Produktif dalam Menciptakan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Tosora Kabupaten Wajo, Skripsi Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Abd. Rahman Rahim,dan Pembimbing II Linda Arisanti Razak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan harta wakaf produktif dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat di Desa Tosora Kabupaten Wajo. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif kualitatif. Data yang diolah merupakan hasil wawancara dengan nadzir, imam desa, nadzir sebelumnya dan masyarakat yang membantu nadzir. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Observasi, Wawancara dan Studi Dokumen yang dimana penulis melihat langsung keadaan dilapangan. Adapun hasil penelitian yang di dapat penulis adalah dalam mengelola harta wakaf produktif nadzir meminta masyarakat untuk menbantu pengelolaan. Nadzir kemudian bertindak sebagai penyedia dana dan konseptor sedangkan pelaksanaan pengelolaannya serahkan kepada masyarakat yang telah di tunjuk lansung oleh nadzir. Masalah dan kendala dalam pengelolaan harta wakaf produktif meliputi masalah sosial, ekonomi dan faktor alam, Sedangkan untuk peruntukan dari hasil wakaf produktif disumbangkan untuk pembangunan masjid yang ada di desa tosora, pembangunan puskesmas dan lampu jalan.

Kata Kunci: Wakaf, Wakaf Produktif, Kesejahteraan Masyarakat.

Page 10: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

x

ABSTRACK

RAHMAT HIDAYAT PADLAN. 2019. Management of Productive Waqaf Assets in Creating Community Welfare in the Village of Tosora, Wajo Regency, Thesis of Islamic Economics Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Supervisor I Abd. Rahman Rahim and Supervisor II Linda Arisanti Razak.

This study aims to determine how the management of productive waqaf property in creating community welfare in the Village of Tosora, Wajo Regency. This type of research is a qualitative descriptive study. The data processed is the result of interviews with nadzir, village priests, previous nadzir and the people who helped nadzir. Data collection methods used in this study are Observation, Interview and Document Study in which the author sees firsthand the situation in the field. The research results obtained by the author is in managing productive assets waqf nadzir asks the community to help management. Nadzir then acts as the provider of funds and the drafter while the management is handed over to the community that has been directly appointed by Nadzir. Problems and constraints in the management of productive waqf assets include social, economic and natural factors, while for the appropriation of the results of productive waqaf donated to the construction of a mosque in the village of Tossa, construction of health centers and street lights.

Keywords : Waqh, Productive Waqh, Communuty Welfare.

Page 11: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL ...................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ............................................................... viii

ABSTRACK ................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4

D. Manfaat penelitian ............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6

A. Tinjauan Teori ................................................................................... 6

1. Wakaf .................................................................................... 6

2. Dasar Hukum Wakaf .............................................................. 7

3. Tujuan dan Jenis Wakaf ........................................................ 9

Page 12: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

xii

4. Rukun Serta Syarat Wakaf dan Badan Wakaf ....................... 12

5. Definisi Wakaf Produktif ......................................................... 14

6. Model Wakaf Produktif ........................................................... 16

7. Pengelolaan Harta Wakaf Produktif ....................................... 21

B. Tinjauan Empiris ............................................................................... 23

C. Kerangka Konsep .............................................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 28

A. Jenis Penelitian ................................................................................. 28

B. Fokus Penelitian ................................................................................ 28

C. Pemilihan Lokasi dan Status Penelitian ............................................. 28

D. Sumber Data ..................................................................................... 29

E. Pengumpulan Data ........................................................................... 29

F. Instrumen Penelitian ......................................................................... 30

G. Analisis Data ..................................................................................... 30

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 31

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 31

1. Kondisi Geografis Kabupaten Wajo ............................................. 31

2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 33

B. Hasil Penelitian ................................................................................. 38

1. Pengelolaan Harta Wakaf Produktif di Desa Tosora .................... 38

2. Strategi Nadzir dalam Mengelolah Wakaf Produktif di Desa

Tosora ......................................................................................... 44

3. Kendala dan Masalah dalam Pengelolaan Harta Wakaf

Produktif ...................................................................................... 46

4. Pemberdayaan Harta Wakaf Produktif di Desa Tosora ................ 48

Page 13: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

xiii

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 54

A. Kesimpulan ....................................................................................... 54

B. Saran ................................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 56

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... 58

Page 14: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu 24

Tabel 3.1 Daftar nama informan 30

Tabel 4.2 Tabel jumlah penduduk Desa Tosora 36

Tabel 4.3 Struktur mata pencaharian masyarakat Desa Tosora 37

Tabel 4.4 Tingkat pendidikan penduduk Desa Tosora 38

Page 15: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Pengelolaan Harta Wakaf Produktif 26

Gambar 2,3 Kerangka pikir 27

Gambar 4.1 Struktur organisasi Desa Tosora 35

Page 16: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Pedoman Wawancara 59

Struktur Organisasi Desa Tosora 64

Prosedur Layanan Wakaf 64

Dokumentasi Wawancara 65

Keadaan Objek Peneltian 66

Keadaan Kantor Desa Tosora 66

Surat Penelitian 67

Biografi Penulis 68

Page 17: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana diamanatkan

dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 antara lain adalah memajukan kesejahteraan umum. Untuk mencapai

tujuan tersebut, perlu menggali dan mengembangkan potensi yang terdapat

dalam pranata keagamaan yang memiliki manfaat ekonomis. Salah satu langkah

strategis untuk meningkatkan kesejahteraan umum, perlu meningkatkan peran

wakaf sebagai pranata keagamaan yang tidak hanya bertujuan menyediakan

berbagai sarana ibadah dan sosial, tetapi juga memiliki kekuatan ekonomi yang

berpotensi, antara lain untuk memajukan kesejahteraan umum, sehingga perlu

dikembangkan pemanfaatannya sesuai dengan prinsip syariah.

Praktik wakaf yang terjadi dalam kehidupan masyarakat belum

sepenuhnya berjalan tertib dan efisien sehingga dalam berbagai kasus harta

benda wakaf tidak terpelihara sebagaimana mestinya, terlantar atau beralih ke

tangan pihak ketiga dengan cara melawan hukum. Keadaan demikian itu, bukan

hanya karena kelalaian atau ketidakmampuan nadzir dalam mengelola dan

mengembangkan harta benda wakaf tetapi karena juga sikap masyarakat yang

kurang peduli atau belum memahami status harta benda wakaf yang seharusnya

dilindungi untuk kesejahteraan umum sesuai dengan tujuan, fungsi, dan

peruntukan wakaf. Kepentingan hadirnya hukum dalam rangka pembangunan

hukum nasional, maka perlu dibentuk Undang-Undang tentang Wakaf. Itulah

sebabnya umat Islam Indonesia harus semakin bersyukur kepada Allah yang

Page 18: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

2

telah menggerakkan hal Pemerintah untuk memikirkan kualitas hidup nasib

bangsa khususnya yang berkaitan dengan wakaf.

Laporan sejarah menyebutkan bahwa wakaf berperan penting dalam

upaya pengembangan masyarakat baik di bidang sosial, ekonomi maupun

budaya. Peran ganda wakaf ini sangat terlihat dalam memberikan dana stimulan

bagi kepentingan pendidikan Islam dan kesehatan. Beberapa negara di Timur

Tengah, pembangunan dan berbagai sarana dan prasaran pendidikan dan

kesehatan dibiayai dari hasil pengembangan wakaf. Kesinambungan manfaat

hasil wakaf dimungkinkan oleh berlakunya wakaf produktif yang didirikan untuk

menopang berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. Wakaf produktif pada

umumnya berupa tanah pertanian atau perkebunan, gedung-gedung komersial,

yang dikelola sedemikian rupa sehingga mendatangkan keuntungan yang

sebagian hasilnya dipergunakan untuk membiayai berbagai kegiatan tersebut.

Bahkan dalam sejarah, wakaf sudah dikembangkan dalam bentuk apartemen,

ruko dan lain-lain. Wakaf produktif ini kemudian dipraktikkan di berbagai negara

sampai sekarang. Hasil dari pengelolaan wakaf tersebut dimanfaatkan untuk

menyelesaikan berbagai masalah sosial ekonomi umat..

Dalam sejarah wakaf telah memainkan peranan yang sangat penting

dalam pembangunan masyarakat, namun dijumpai berbagai kenyataan di

beberapa tempat yang belum berhasil mengelola wakaf. Wakaf di Indonesia

belum banyak yang dikelola secara produktif. Itulah mengapa Undang-Undang

Wakaf mencoba melakukan terobosan dengan tidak hanya mengatur mengenai

perwakafan tanah milik, melainkan perwakafan semua benda baik benda

bergerak maupun benda tidak bergerak

Page 19: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

3

Wakaf produktif telah dikaji oleh beberapa peneliti,Mubarok (2014)

tentang Model Pengembangan Wakaf Produktif (Studi tentang Pengelolaan

Wakaf pada Yayasan Muslimin Kota Pekalongan) Hasil riset menunjukkan bahwa

di antara model wakaf produktif yang jalankan oleh Yayasan Muslimin sebagai

nadzir adalah menyewakan kamar hotel, ruko, toko, meeting room dan

mempergunakan sebagian ruangan yang ada dihotel sebagai tempat usaha

seperti warnet dan rumah makan (kuliner) Adapun strategi Yayasan Muslimin

dalam mengembangkan aset wakaf adalah pengembangan melalui istibdal,

pengembangan aset melalui proposal, pengembangan aset melalui hutang

kepada pihak ketiga,pengembangan aset melalui pemebelian hasil wakaf.

Devi Megawati (2016) tentang Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf

Produktif di Kota Pekanbaru. Hasil riset menunjukkan bahwa pengelolaan dan

pengembangan wakaf produktif di Kota Pekanbaru masih sederhana dengan

manajemen tradisional. Oleh karenanya peran pemerintah dalam hal ini

Kementerian Agama harus lebih giat lagi dalam mensosialisasikan dan membina

nazhir agar wakaf produktif yang telah ada dapat terus –menerus berkembang

dan memberikan manfaat yang luas kepada kesejahteraan sosial umat Islam

yang merupakan penduduk mayoritas.

Dengan wakaf yang dikelolah dengan baik akan menumbuhkan

masyarakat yang sejahtera. Oleh karena itu, strategi pengelolaan yang baik perlu

diciptakan untuk mencapai tujuan diadakannya wakaf. Namun, pengelolaan dan

pendayagunaan wakaf produktif di tanah air masih sedikit ketinggalan dibanding

negara lain. Begitupun studi perwakafan di tanah air masih terfokus pada segi

hukum fiqh (muamalah) dan belum menyentuh mengenai pengelolaan

Page 20: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

4

perwakafan, oleh karenanya studi tentang pengelolaan harta wakaf perlu

dilakukan agar tercapainya pengelolaan yang baik.

Salah satu contoh praktek wakaf yang ada, yaitu di Kecamatan Majauleng

Kabupaten Wajo bukanlah tempat yang strategis untuk mengembangkan harta

wakaf secara modern seperti di kota-kota besar yang dapat dibangun apartement

ataupun real estate. Namun pengelolaan wakaf punya strategi agar wakaf tetap

bisa produktif. Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk meneliti

tentang Pengelolaan Harta Wakaf Produktif Dalam Menciptakan

Kesejahteraan Masyarakat di Desa Tosora Kabupaten Wajo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas ,rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana pengelolaan harta wakaf produktif dalam menciptakan

kesejahteraan masyarakat di Desa Tosora Kabupaten Wajo.

2. Bagaimana Pemberdayaan harta wakaf produkif di Desa Tosora

Kabupaten Wajo

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui bagaimana pengelolaan harta wakaf produktif di Desa

Tosora.

2. Mengetahui bagaimana pemberdayaan Harta Wakaf Produktif di Desa

Tosora.

Page 21: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

5

D. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis

a. Bagi pembaca

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang

pengelolaan harta wakaf produktif dalam menciptakan kesejahteraan

masyarakat di desa tosora kabupaten wajo.

b. Bagi peneliti lain

Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan dan menjadi bahan referensi untuk

penelitian selanjutnya

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menawarkan sebuah konsep pada

pengelolaan harta wakaf produktif dalam menciptakan kesejahteraan

masyarakat di desa tosora kabupaten wajo. Selanjutnya, agar menjadi

pertimbangan dan kajian bagi pihak pihak yang berkepentingan

Page 22: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Wakaf

a. Pengertian Wakaf

Wakaf menurut bahasa arab berarti “al-habsu”, yang berasal

dari kata kerja habasa-yahbisu-habsan, menjauhkan orang dari

sesuatu atau memenjarakan. Kata wakaf sendiri berasal dari kata

waqafa (fiil madi)- yakifu (fiil mudari)-waqfan (isim masdar) yang

berarti berhenti atau berdiri sedangkan wakaf menurut istilah syarak

adalah “menahan harta yang mungkin diambil manfaatnya tanpa

menghabiskan atau merusakkan bendanya dan digunakan untuk

kebaikan. (Alabij, 2012).

Menurut kamus popular istilah islam, wakaf adalah menahan

harta dan memberikan manfaatnya di jalan Allah; memindahkan hak

pribadi menjadi milik suatu badan yang memberikan manfaat bagi

masyarakat dengan tujuan untuk mendapatkan kebaikan dan ridha

Allah SWT. (Astuti, 2012).

Dilihat dari beberapa pengertian baik secara etimologis

maupun terminologis wakaf merupakan shadaqah jariah, sebagai

sumbangan kebajikan yang mengalirkan pahala setelah yang

bersangkutan meninggal dunia, dan dapat disimpulkan bahwa harta

wakaf bukanlah harta pribadi, tetapi harta kelompok tertentu dalam

masyarakat. (Lutfi M. , 2012).

Page 23: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

7

Menurut Jumhur Ulama Wakaf adalah menahan harta benda

yang mungkin diambil manfaatnya dengan tetap utuhnya benda

(ainnya) dengan memutuskan hak penguasaan terhadap harta

tersebut baik bagi kepentingan yang mubah sesuai dengan syarat

islam dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah dan oleh

karenanya beralihlah hak kepemilikan kepada Allah. (Lutfi M. , 2012)

Pasal 1 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf

dirumuskan, bahwa wakaf adalah perbuatan hukum waqif untuk

memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya

untuk dimanfaatkan selamanya atau jangka waktu tertentu sesuai

dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau

kesejahteraan umum menurut syari’ah.Undang-undang ini tampaknya

mencoba untuk menggabungkan pendapat-pendapat ulama fikih

klasik tentang wakaf. Namun pasal ini mempunyai kelemahan.

Penggabungan pendapat ulama dalam Pasal 1 dikhawatirkan

berakibat pada status wakaf menjadi tidak jelas karena memiliki dua

opsi yaitu untuk selamanya atau sementara. (Rozalinda, 2015)

2. Dasar Hukum Wakaf

Meskipun di dalam Al-Qur’an dan Hadist tidak ditemukan dalil

yang menjelaskan secara langsung untuk melaksanakan wakaf akan

tetapi dengan perintah atau seruan berbuat kebajikan, oleh para ahli

dipandang sebagai dasar hukum wakaf. Sebagaimana ayat Al-Qur’an

dan Hadist sebagai berikut:

Page 24: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

8

a. Q.S.Ali Imran : 92

ليمل بهۦع ٱلل يءف إن اتنفقوامنش م و اتحبون ىتنفقوامم ت ح الواٱلبر ن نت

Terjemahan : “Kamu sekali kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apasaja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.”(Q.S. Ali Imran:92)

b. Q.S.Al-Baqarah : 267

Terjemahan :

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

c. H.R.Muslim no 1631

“Apabila seseorang meninggall dunia maka terputuslah amalannya

kecuali dari tiga perkara, pertama shodaqoh jariyah, kedua ilmu yang bermanfaat, dan ketiga anak shaleh yang mendoakan orang tuanya.”

Dalam konteks negara Indonesia, praktik wakaf sudah

dilaksanakan oleh masyarakat muslim Indonesia sejak sebelum

merdeka. Pemerintah Indonesia pun telah menetapkan Undang-

undang khusus yang mengatur tentang perwakafan di Indonesia,

selain ayat-ayat Al-Qur’an, ada beberapa dasar hukum wakaf juga

terdapat dalam perundang-undangan di Indonesia yaitu:

1. Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

Page 25: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

9

2. Undang-Undang Pokok Agraria.

3. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006.

4. Inpres No. 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI).

(Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2008)

3. Tujuan dan Jenis Wakaf

a. Tujuan Wakaf

Secara umum tujuan wakaf adalah untuk kemashlahatan manusia,

dengan mendekatkan diri kepada Allah, serta memperoleh pahala dari

pemanfaatan harta yang diwakafkan yang akan terus mengalir

walaupun pewakaf sudah meninggal dunia. Selain itu wakaf memiliki

fungsi sosial, karena sasaran wakaf bukan sekedar untuk fakir miskin

tetapi juga untuk kepentingan publik dan masyarakat luas. Wakaf

memiliki sasaran khusus yang lebih spesifik, yaitu:

1. Semangat keagamaan

Dengan wakaf, pewakaf berniat untuk mendapatkan ridha Allah dan

kesinambungan pahala yaitu selama harta yang diwakafkan memberi

manfaat sekalipun ia telah meninggal dunia.

2. Semangat sosial

Sasaran ini di arahkan pada aktifitas kebajikan, didasarkan pada

kesadaran manusia untuk berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat.

Sehingga wakaf yang dikeluarkan merupakan bukti partisipasi dalam

pembangunan masyarakat.

3. Motifasi keluarga

Motivasi ini ingin menjadikan wakaf sebagai sarana mewujudkan rasa

tanggung jawab kepada keluarga, terutama sebagai jaminan hidup di

Page 26: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

10

masa depan. Namun, wakaf tidak dapat di peruntukkan untuk diri

pewakaf sendiri ataupun pada janin yang masih dalam kandungan.

4. Dorongan kondisional

Dengan wakaf, pewakaf bisa menyalurkan hrtanya untuk menyantuni

orang-orang yang ditinggalkan oleh keluarganya sehingga tidak ada

yang menanggungnya atau seseorang perantau yang jauh

meninggalkan keluarganya.

5. Dorongan naluri

Naluri manusia memang tidak ingin lepas dari kepemilikannya. Setiap

orang cenderung ingin menjaga peninggalan harta orang tua atau

kakeknya dari kehancuran atau kemusnahan. Dengan wakaf maka

dia akan terdorong membatyasi pembelanjaan. Dengan berniat wakaf

kepada seseorang atau lembaga tertentu, dia bisa menyalurkan

hartanya dengan baik, sehingga tidak kuatir terjadi pemborosan atau

kepunahan kekayaan. (Nurhayati, 2009)

b. Jenis Wakaf

Wakaf dibagi dalam 2 jenis yaitu berdasarkan peruntukannya dan

berdasarkan jenis harta. Berdasarkan peruntukannya wakaf terbagi atas

2 yaitu:

1) Wakaf Zurry atau disebut juga wakaf ahli ialah wakaf yang dikhususkan

oleh yang berwakaf untuk kerabatnya. Wakaf seperti ini bertujuan untuk

membela nasib mereka. Dalam konsepsi hukum Islam, seseorang yang

punya harta yang hendak mewakafkan sebagian hartanya, sebaiknya

lebih dulu melihat kepada sanak famili. (Halim, 2015)

Page 27: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

11

2) Wakaf khairy yaitu wakaf yang sejak semula manfaatnya diperuntukkan

untuk kepentingan umum tidak di khususkan untuk orang tertentu seperti

mewakafkan tanah untuk mendirikan masjid, sebidang kebun dan

hasilnya dimanfaatkan untuk pengajian, untuk fakir miskin, dan orang-

orang terlantar. Wakaf jenis ini lebih banyak manfaatnya karena tidak

membatasi pihak-pihak yang dapat mengambil manfaat darinya.

(Cahyani, 2013)

Berdasarkan jenis harta:

1) Benda tidak bergerak dibagi menjadi hak atas tanah, hak milik atas

rumah, bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah,

tanaman,.

2) Benda bergerak selain uang, terdiri atas benda yang digolongkan sebagai

benda yang dapat bergerak karena sifatnya yang dapat berpindah seperti

kendaraan. Benda bergerak yang dapat dihabiskan karena pemakaiannya

tidak dapat diwakafkan. Adapun pendapat fuqaha tentang mewakafkan

benda bergerak antara lain:

Menurut malikiyah (2013): “benda bergerak boleh saja

diwakafkan, bilamana harta itu sesuai dengan maksud yang dituju oleh

syariat, dengan harta wakaf seperti ternak untuk diambil susu dan

bulunya, buku-buku dipelajari kandungannya, kendaraan untuk diambil

hasil sewaanya dan sebagainya.

Menurut syafi’iyah”(2013) barang siapa yang mewakafkan

haruslah barang yang kekal manfaatnya baik berupa barang tidak

bergerak, barang bergerak maupun barang kongsi (milik bersama).

(Kurniati, 2013)

Page 28: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

12

3) Benda bergerak berupa uang, dalam hal wakaf uang ini hanya boleh

disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang dibolehkan secara syar’i.

4. Rukun Serta Syarat Wakaf dan Badan Wakaf

a. Rukun Serta Syarat Wakaf

Rukun adalah sesuatu yang merupakan sendi utama dan

unsur pokok dalam pembentukan sesuatu hal. Tanpa adanya rukun-

rukun yang telah ditetapkan, wakaf tidak dapat berdiri. (Lutfi M. ,

2014)

Adapun rukun pembentukan wakaf yang dimaksudkan adalah:

1) Orang yang berwakaf (yang mewakafkan hartanya) atau yang

disebut wakif

2) Harta yang diwakafkan atau mauquf bih

3) Tujuan wakaf atau yang berhak menerima hasil wakaf disebut

mauquf ‘alaih

4) Pernyataan wakaf dari wakif yang disebut sighat.

Di samping memenuhi rukun, masing-masing haruslah memenuhi

syarat-syarat yang telah ditetapkan. Adapun syaratnya yaitu:

1) Syarat sebagai wakif sebagaimana menurut jumhur ulama bahwa

wakif harus orang cakap bertindak, dapat pula dikontekskan

bahwa wakif haruslah orang yg tidak terhalang melakukan

perbuatan hukum. Dalam hal wakif perseorangan, dapat m

elakukan wakaf apabila memenuhi persyaratan yaitu: dewasa,

berakal sehat, tidak terhalang melakukan perbuatan hukum, dan

pemilik sah harta benda wakaf. Dalam hal wakif organisasi, dapat

melakukan wakaf apabila memenuhi ketentuan organisasi untuk

Page 29: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

13

mewakafkan harta benda wakaf milik organisasi sesuai dengan

anggaran dasar organisasi yang bersangkutan. Dan wakif badan

hukum dapat melakukan wakaf apabila memenuhi ketentuan

badan hukum untuk mewakafkan harta benda wakaf milik badan

hukum sesuai dengan anggaran dasar badan hukum yang

bersangkutan. (Departemen Agama, 2011). Adapun dalam

Kompilasi Hukum Islam syarat-syarat sebagai wakif diatur dalam

ketentuan pasal 217 ayat 1 dan ayat 2.

2) Syarat mauquf bih yaitu pertama, barangnya dapat dimanfaatkan

menurut syariat Islam dalam keadaan apapun. Kedua, jelas wujud

dan batas-batasnya. Ketiga, milik wakif secara sah. Keempat,

zatnya harus kekal.

3) Syarat mauquf alaih yaitu objek atau tujuan wakaf harus objek

kebajikan dan harus jelas.

4) Syarat sighat wakaf ialah bahwa wakaf disighatkan baik dengan

lisan, tulisan, maupun dengan isyarat. Untuk ikrar wakaf

dinyatakan untuk selama-lamanya, jelas kepada siapa

diwakafkan, dan harus disaksikan dan dinyatakan dengan tegas.

5) Nazhir atau orang yang diberi amanah untuk mengelolah wakaf.

Nazirharus cakap dan amanah.

b. Badan wakaf

Lembaga wakaf (badan wakaf Indonesia) bebas dari

pengaruh kekuasaan manapun, serta bertanggung jawab kepada

masyarakat. Kelahiran badan wakaf Indonesia (BWI) merupakan

perwujudan amanat yang digariskan dalam undang-undang nomor

Page 30: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

14

41 tahun 2004 tentang wakaf. Kehadiran BWI, sebagaimana

dijelaskan dalam pasal 47, adalah untuk memajukan dan

mengembangkan perwakafan di Indonesia. Dalam undang-

undang wakaf ditetapkan bahwa badan wakaf Indonesia adalah

lembaga yang berkedudukan sebagai media untuk memajukan

dan mengembangkan perwakafan nasional. Badan wakaf

Indonesia berkedudukan di ibu kota Negara Indonesia dan dapat

membentuk perwakilan diprovinsi atau bahkan kabupaten atau

kota sesuai dengan kebutuhan. Dalam penjelasan undang-undang

ditetapkan bahwa pembentukan perwakilan badan wakaf

Indonesia didaerah dilakukan setelah badan wakaf Indonesia

berkonsultasi dengan pemerintah daerah setempat.

Dalam kepengurusan BWI terdiri atas badan pelaksana

dan dewan pertimbangan, masing-masing dipimpin oleh satu

orang ketua dan dua orang wakil ketua yang dipilih dari dan oleh

para anggota, badan pelaksana merupakan unsur pelaksana

tugas, sedangkan dewan pertimbangan adalah unsur pengawas

pelaksanaan tugas badan wakaf indonesia.Dalam upaya

mengembangkan dan memanfaatkan harta wakaf secara

maksimal, maka diperlukan kebijakan bagi setiap lembaga

pengelola wakaf untuk bersinergi dengan pemerintah. (Direktorat

Pemberdayaan Wakaf, 2008)

5. Defenisi Wakaf Produktif

Wakaf produktif adalah sebuah skema pengelolaan donasi wakaf dari

umat, yaitu dengan memproduktifkan donasi tersebut hingga mampu

Page 31: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

15

menghasilkan surplus yang terus menerus atau berkelanjutan. Donasi wakaf

produktif dapat berupa benda bergerak, seperti uang dan logam mulia,

maupun benda tidak bergerak, seperti tanah dan bangunan. Surplus wakaf

produktif inilah yang menjadi dana abadi bagi pembiayaan kebutuhan dan

kepentingan umat,seperti pembiayaan pelayanan kesehatan yang berkualitas

dan pendidikan. (Munir, 2015)

Wakaf produktif berasal dari dua kata yaitu wakaf dan produktif.

Wakaf seperti yang didefinisikan oleh Ibnu Qudamah adalah tahbish al-Ashl

wa tasbil al-Tsamrah (menahan pokok harta dan mendistribusikan hasilnya).

Definisi ini mengisyaratkan bahwa wakaf perlu produktif karena yang

didistribusikan dan dimanfaatkan hanyalah hasil dari pokok harta benda

wakaf sementara pokonya masih tetap utuh. Dalam hal ini seorang nadzir

dituntut untuk memberdayakan harta benda wakaf agar menghasilkan suatu

produk kemudian hasil tersebut yang didistribusikan kepada mauquf 'alaih, di

sisi lain dia juga dituntut untuk melestarikan pokok harta benda wakaf

tersebut agar tidak berkurang. Oleh karena itu wakaf menurut Qahaf

merupakan kegiatan menyimpan dan berinvestasi secara bersamaan.

(Qahaf, 2010)

Sementara produktif merupakan kata sifat dari produksi yang

didefinisikan sebagai kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa

yang kemudian dimanfaakan oleh konsumen. Richard G. Lipsey

sebagaimana dikutip oleh Rustam Effendi mendefinisikan produksi sebagai

tindakan dalam membuat komoditi, barang-barang maupun jasa. (Effendi,

2013)

Page 32: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

16

Munzir Qahaf mendefinisikan wakaf produktif dengan wakaf harta

yang digunakan untuk kepentingan produksi, dimana harta wakaf dikelola

untuk menghasilkan barang atau jasa kemudian dijual dan hasilnya

dipergunakan sesuai dengan tujuan wakaf. Pengelolaannya bisa dilakukan

melalui bidang pertanian, perindustrian, perdagangan dan bidang lainnya

(Qahaf, 2010)

Qahaf mendefinisakan wakaf produktif sebagai kebalikan dari definisi

waqf al-mubasyir (konsumtif), yakni wakaf yang manfaatnya diambil dari

harta wakaf secara langsung. Sementara wakaf produktif manfaatnya diambil

dari hasil pengelolaan harta benda wakaf. (Qahaf, 2010)

6. Model Wakaf Produktif

Salah satu upaya strategis yang dilakukan oleh pemerintah untuk

mengembangkan lembaga wakaf dan memberdayakan potensinya

sehingga memberikan dampak yang positif dalam perbaikan kehidupan

sosial dan ekonomi umat Islam. Sebagai langkah yang sangat tepat,

untuk wakaf produktif maka perlu dikembangkan suatu sistem

pengelolaan dan pengembangan wakaf dengan berbagai model dan

manajerial dalam perspektif usaha untuk memajukan umat, bangsa dan

negara Indonesia. Adapun macam-macam model upaya peningkatan

kesejahteraan kehidupan ekonomi masyarakat yaitu; (1) model wakaf

produktif pembangunan gedung, (2) model wakaf produktif

pengembangan usaha (3) model pengelolaan cash wakaf yang optimal

untuk mensejahterakan rakyat. (Lutfi M. , 2012)

Adapun penjelasan tentang model wakaf adalah sebagai berikut:

a. Model wakaf produktif pembangunan gedung

Page 33: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

17

Departemen agama selaku perwakilan pemerintah telah

memiliki kewenangan untuk mendorong kegiatan umat islam

dalam mengembangkan wakaf produktif, adapun kegiatan

percontohan dalam pengembangan wakaf secara produktif antara

lain:

1) Pertokoan

Bangunan dari gedung pertokoan tersebut akan

difungsikan secara produktif dengan cara disewakan/dikontrakkan

ke berbagai pihak yang membutuhkan. Bangunan pertokoan yang

dikelola secara produktif dan profesional akan menghasilkan

keuntungan yang kemudian dapat disalurkan untuk

pemberdayaan kehidupan misalnya dengan cara pemberian

beasiswa pendidikan maupun kredit mikro pada anak yatim dan

fakir miskin.

2) Gedung wakaf dan bisnis center

Alangkah baiknya wakaf di indonesia yang sudah

bersertifikat diberdayakan agar supaya lebih produktif dan

bermanfaat bagi masyarakat muslim. Di antaranya adalah dengan

mendirikan gedung wakaf dan gedung pusat bisnis (Bussines

Center) untuk menfasilitasi berbagai pengelolaan harta wakaf

secara professional dan bertanggung jawab. Dengan membangun

gedung bisnis center, maka berbagai bidang usaha strategis bisa

dilakukan, seperti pembukaan showroom, warnet, photocopy,

restoran, kantor pelayanan haji dan umrah, travel dan perjalanan

wisata, dan lain sebagainya.

Page 34: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

18

3) Rumah kost muslim

Rumah kost atau tempat tinggal sementara bagi pekerja

dan anak didik merupakan sesuatu yang lazim, bahkan salah satu

kebutuhan dasar bagi siapapun yang ingin mengembangkan

kualitas kehidupannya dan sebahagian mahasiswa tidak jarang

yang mencari rumah kost yang bebas dan tidak dicampuri oleh

pemiliknya. Dengan memanfaatkan dana bantuan pemberdayaan

wakaf produktif dan pengelolaan yang baik, dapat mencapai

pendapatan dari rumah kost yang disewakan tersebut sehingga

dapat disalurkan untuk pemberdayaan umat.

4) Mini market

Salah satu upaya yang dilakukan untuk menutupi

kekososngan adalah melalui wakaf produktif dengan membuat

mini market yang lebih bertujuan sosial, bukan hanya untuk

keuntungan ekonomi semata. Keberadaan mini market ini

diasumsikan sebagai sarana untuk mendapatkan keuntungan

yang kemudian bisa didistribusikan untuk kemashlahatan umum.

Dengan demikian, mendirikan mini market akan memberikan

dampak positif bagi masyarakat sekitar.

b. Model wakaf produktif pengembangan usaha

Indonesia sangat terkenal sebagai Negara yang memiliki

dua potensi sumber daya alam yang besar, yaitu sector darat

agrobisnis dan sektor kelautan. Adapun beberapa yang dapat

diberdayakan dalam model ini khususnya di sektor agrobisnis dan

Page 35: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

19

kelautan yaitu peternakan, perikanan, perkebunan, industry

rumahan, perbengkelan, dll.

c. Model pengelolaan cash wakaf yang optimal untuk

mensejahterakan rakyat Dalam hal ini wakaf tunai sangat tepat

memberikan jawaban yang menjanjikan dalam mewujudkan

kesejahteraan sosial dan membantu mengatasi krisis ekonomi

indonesia. Dalam perkembangan wakaf produktif kekinian di

indonesia, wacana wakaf tunai telah menjelma nyata dalam

implementasi produk-produk funding lembaga keuangan syariah

dan lembaga amil zakat seperti wakaf tunai dompet dhuafa

republik dan waqtumu (wakaf tunai muamalat) yang diluncurkan

baitul mal muamalat-BMI.

Perkembangan ekonomi dan pembangunan yang memacu

timbulnya gagasan adanya wakaf diantaranya karena

berkembangnya sistem perekonomian islam. Dalam sistem

ekonomi islam, wakaf belum banyak diekspolorasi semaksimal

mungkin, padahal wakaf sangat potensial sebagai salah satu

instrument untuk pemberdayaan ekonomi umat islam. Tujuan

utama di investasikannya dana wakaf adalah untuk

mengoptimalkan fungsi harta wakaf sebagai prasarana untuk

meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan sumber daya insani.

Kahf membedakan model investasi wakaf ke dalam dua model

yaitu model pembiayaan harta wakaf tradisional dan model

pembiayaan secara institusional.

Page 36: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

20

d. Model pembiayaan harta wakaf secara tradisional

Buku-buku fiqh klasik menjelaskan bahwa pembiayaan

harta wakaf tradisional terdapat lima model pembiayaan

rekonstruksi harta wakaf, yaitu pinjaman, hukr (kontrak sewa

jangka panjang dengan pembayaran lump sum yang cukup besar

dimuka), al-ijaritain (sewa dengan dua pembayaran), menambah

harta wakaf baru, dan penukaran penggati (substitusi) harta

wakaf.

Model hukr dipernalkan oleh fuqaha’ guna mensiasati

larangan menjual harta wakaf. Daripada menjual harta wakaf,

maka nadzir (pengelolah wakaf) dapat menjual hak dari nharta

wakaf dengan cara disewakandalam jangka waktu yang lama, dan

hasil sewa harta wakaf itu dimanfaatkan sesuai dengan tujuan

wakaf.

Model Ijaratain, model ini hampir sama dengan hukr. Tapi

titik bedanya, hukr hanya digunakan untuk membiayai

pemeliharaan harta wakaf yang bersangkutan, sedang bijaratain

hasil sewa dapat dimanfaatkan sesuai dengan kesepakatan

sebagaimana tercantum dalam kontrak. Menambah harta baru

terhadap wakaf yang lama, misalnya perluasan masjid. Perluasan

masjid itu dapat diartikan sebagai penambahan harta baru

terhadap harta wakaf yang lama.

Model substitusi berarti suatu pertukaran harta wakaf yang

satu dengan harta wakaf yang lain karena wakaf yang awal tidak

lagi bermanfaat atau kurang bermanfaat. Pertukaran ini tidak

Page 37: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

21

menyebabkan terjadinya peningkatan harta wakaf, hanya dapat

memproduktifkan harta wakaf.

e. Model pembiayaan secara institusional

Fiqh terus berkembang, karena itu model transaksi

keuangan juga berkembang seiring dengan tumbuh

berkembangnya lembaga keuangan Islam. Yang harus

diperhatikan dalam menginvestasikan dana wakaf harus

berpegang teguh pada prinsip-prinsip investasi yang Islami, yaitu

prinsip berbagi hasil, resiko, jual beli, dan sewa.

Munculnya bank-bank syariah, terutama yang dimotori oleh

bank bank konvensional seperti BNI Syariah, Mandiri Syariah,

Danamon Syariah dan lainnya menimbulkan optimism di kalangan

umat Islam dalam kaitannnya dengan pengelolaan harta(dana)

wakaf secara produktif. Difungsikannya perbankan Syariah

sebagai nadzir setidaknya memiliki beberapa keunggulan yang

diharapkan dapat mengoptimalkan operasionalisasi harta (dana)

wakaf. (Suryadi, 2017)

7. Pengelolaan Harta Wakaf Produktif

Wakaf merupakan salah satu sumber daya ekonomi yang terbukti

berperan dalam perekonomian. Di Indonesia, pengelolaan wakaf

mengalami masa yang cukup panjang. Setidaknya ada tiga periode besar

pengelolaan wakaf di Indonesia. (Suhairi, 2014)

Pertama yaitu periode tradisional, kedua yaitu semi

profesional,dan yang ketiga periode profesional. Pertama, periode

Page 38: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

22

tradisional yaitu dimana pada periode ini wakaf masih ditempatkan

sebagai ajaran murni yang dimasukkan dalam kategori ibadah mahdhah.

Kedua, periode semi profesional, yaitu dimana pengelolaan wakaf

mulai dikembangkan pola pemberdayaan wakaf secara produktif,

meskipun belum maksimal. Sebagai contoh menambah bangunan

gedung untuk pertemuan.

Ketiga, periode profesional, yaitu periode dimana potensi wakaf di

Indonesia sudah mulai dilirik untuk diberdayakan secara profesional-

poduktif. Profesionalisme yang dilakukan meliputi benda wakaf bergerak

seperti uang, saham dan surat berharga.

Manajemen pengelolaan wakaf merupakan salah satu aspek

penting dalam pengembangan paradigma baru wakaf di Indonesia. Kalau

dalam paradigma lama wakaf selama ini lebih menekan pentingnya

pelestarian dan keabadian benda wakaf, maka dalam pengembangan

paradigma baru wakaf lebih menitikberatkan pada aspek pemanfaatan

yang lebih nyata tanpa kehilangan eksistensi benda wakaf itu sendiri.

Untuk meningkatkan dan mengembangkan aspek kemanfaatannya tentu

uang sangat berperan sentral adalah sistem manajemen pengelolaan

yang diterapkan. (Depertemen Agama RI, 2017)

Pengelolaan wakaf secara produktif untuk kesejahteraa

masyarakat menjadi tuntutan yang tidak bisa dihindari lagi. Apalagi disaat

negeri kita sedang mengalami krisis ekonomi yang memerlukan antisipasi

banyak pihak. Oleh karena itu, sudah selayaknya umat Islam khususnya,

danmasyarakat Indonesia pada umumnya mengapresiasi peraturan

perundangan perwakafan secara positif. (Achmad Djunaidi, 2017)

Page 39: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

23

Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 ditetapkan bahwa pihak

yang menerima harta benda wakaf dari waqif untuk dikelola dan

dikembangkan sesuai dengan peruntukannya dinamakan nazhir atau

nadir,yang merupakan salah satu unsur atau rukun wakaf. Tugas dan

kewajiban pokok nazhir tersebut adalah mengelola dan mengembangkan

wakaf secara produktif sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukannya

yang dilaksanakan sesuai prinsip syari’ah. (Usman R. , 2015)

Pengelolaan dan pengembangan benda wakaf secara produktif

dimaksud dilakukan antara lain dengan cara pengumpulan, investasi,

penanaman modal, produksi, kemitraan, perdagangan, agrobisnis,

pertambangan, perindustrian, sarana pendidikan ataupun sarana

kesehatan dan usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan syari’ah.

Jadi, nazhir adalah pengelola harta benda wakaf yang tugasnya

mengelola dan mengembangkan harta wakaf sesuai dengan

peruntukannya. (Azizah, 2018)

B. Tinjauan Empiris

Tinjauan empiris atau lebih di kenal dengan sebutan penelitian terdahulu

adalah suatu keadaan yang berdasarkan pada kejadian nyata yang pernah

dialami. Kejadain tersebut bisa di dapatkan melalui penelitian, observasi maupun

eksperimen.Di dalam empiris pengalaman nyata menjadi dasar yang sangat

harus ada dan peran akal sangatlah sedikit . Bila ada pernyataan data itu empiris

berarti data tersebut di dasarkan pada penelitian yang telah di lakukan.

Penelitian ini mengenai Pengelolaan Harta Wakaf Produktif untuk

Kepentingan Masyarakat tidak hanya di lakukan sekali ini saja. Beberapa peneliti

Page 40: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

24

sudah melakukan penelitian terlebih dahulu mengenai Pengelolaan Harta Wakaf

Produktif untuk Kepentingan Masyarakat. Berikut beberapa penelitian terdahulu

tersebut.

Tabel 2.1

RINGKASAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU

No Nama Jurnal / judul Hasil Penelitian

1 Ahmad

Furqon

Pengelolaan wakaf

tanah produktif : Studi

Kasus Nazhir Badan

Kesejahteraan Mesjid

(BKM) Kota Semarang

dan Yayasan Muslimin

Kota Pekalongan.(Al-

Ahkam,Vol.26,No.1,Apr

il 2016

Pertama, manajemen organisasi BKM Kota

Semarang tidak berjalan dengan efektif

pada tiap-tiap fungsinya.

Kedua, investasi dan distribusi hasil wakaf

tanah yang dilakukan oleh BKM

Kota Semarang tidak produktif.

2 Mubaro

k

Model Pengembangan

Wakaf Produktif (Studi

tentang Pengelolaan

Wakaf pada Yayasan

Muslimin Kota

Pekalongan).(Jurnal

Hukum

Islam,Vol.11,No.1,Juni

2014)

Hasil riset menunjukkan bahwa di antara

model wakaf produktif yang jalankan oleh

Yayasan Muslimin sebagai nadzir adalah

menyewakan kamar hotel, ruko, toko,

meeting room dan mempergunakan

sebagian ruangan yang ada dihotel sebagai

tempat usaha seperti warnet dan rumah

makan (kuliner)

3 Nurodin

Usman

Pengelolaan Wakaf

Produktif dalam Bentuk

SPBU Studi Kasus

SPBU Mesjid Agung

Semarang(Vol.4,No.1,J

uni 2013)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa SPBU

Masjid Agung Semarang telah berhasil

mewujudkan model pengelolaan dan

pengembangan aset wakaf secara

produktif. SPBU Masjid Agung Semarang

telah berhasil memberikan kontribusi yang

signifikan bagi Masjid Agung Semarang dan

Page 41: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

25

No Nama Jurnal / judul Hasil Penelitian

mampu memberikan layanan yang baik

bagi konsumen, karena menyediakan

bahan bakar minyak yang diperlukan oleh

pengendara pada umumnya.

4 Devi

Megaw

ati

Pengelolaan dan

Pengembangan Wakaf

Produktif di Kota

Pekanbaru.(Hukum

Islam,Vol.14,No.1,Nove

mber 2016)

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa

pengelolaan dan pengembangan wakaf

produktif di Kota Pekanbaru masih

sederhana dengan manajemen tradisional.

Oleh karenanya peran pemerintah dalam

hal ini Kementerian Agama harus lebih giat

lagi dalam mensosialisasikan dan membina

nazhir agar wakaf produktif yang telah ada

dapat terus –menerus berkembang dan

memberikan manfaat yang luas kepada

kesejahteraan sosial umat Islam yang

merupakan penduduk mayoritas.

5 Fahmi

Medias

Wakaf Produktif

Perspektif Ekonomi

Islam(La Riba Jurnal

Ekonomi Islam,Vol 4

No 1,Juli 2016)

Untuk mengelola dan mengembangkan

wakaf uang dengan baik,di butuhkan

sumber daya insani yang

amanah,professional, berwawasan

ekonomi,tekun dan penuh komitetmen yang

kuat .Oleh karena itu ,lembaga wakaf uang

mempunyai peran yang sangat strategis

demi terwujudnya wakaf produktif Indonesia

maka di butuhkan pembinaan terhadap

pengelola wakaf ,sosialisasi yang terus

menerus oleh para akademisi,ulama,praktisi

ekonomi syariah.

Page 42: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

26

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.2

Kerangka Konsep Pengelolaan Harta Wakaf Produktif

Harta wakaf diberikan oleh muwakif kepada nadzir kemudian nadzir

mengelola harta wakaf secara produktif dibidang pertanian dan ekonomi. Pokok

harta wakaf tidak habis dan terus menerus memberikan manfaat. Harta wakaf

menjadi milik ummat.Kemudian terdapat bagi hasil dari keuntungan hasil panen

pertanian 10% untuk Nadzir dan selebihnya di berikan kepada Mauqul Alaih

pemberdayaan pada Program Sosial Masyarakat yang meliputi rumah bersalin

gratis ,sekolah gratis , sarana sekolah dan ibadah.

MUWAKIF

MAUQUF ALAIH NADZIR

WAKAF

PRODUKTIF

NADZIR

KESEJAHTERAAN

Page 43: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

27

Gambar 2.3

Kerangka Pikir

Al-Qur’an dan Hadist 1. Q.S Al-Imran : 92 2. Q.S Al Baqarah : 267 3. H.R Muslim no 1631

Studi Empirik 1. Pengelolaan Wakaf Tanah Produktif (Studi Kasus Badan Kesejahteraan Mesjid (BKM) Kota Semarang dan Yayasan Muslimin Kota Pekalongan. (Furqon, 2016) 2. Model Pengembangan Wakaf Produktif (Studi tentang Pengelolaan Wakaf pada Yayasan Muslimin Kota Pekalongan). (Mubarok, 2014) 3.Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf Produktif di Kota Pekambaru. (Megawati, 2016)

Studi Teori: 1.Hukum Perwakafan di Indonesia. (Halim, 2015) 2.Evaluasi Sistem Pengelolaan Wakaf di Kota Makssar. (Lutfi, 2014) 3.Manajemen Wakaf Produktif. (Rozalinda, 2015)

ANALISIS KASYF

RUMUSAN MASALAH

ANALISIS KUALITATIF

SKRIPSI

OBJEK STUDI

Page 44: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif.

Menurut Sugiyono (2009: 15) penelitian kualitatif adalah suatu metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti adalah sebagai

instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara

purposive, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

daripada generalisasi.

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menfokuskan penelitian pada tanah

wakaf yang telah di jadikan wakaf produktif oleh nadzir di desa tosora agar

rumusan masalah yang telah ditetapkan di awal menjadi pusat perhatian

yaitu bagaimana pengelolaan harta wakaf produktif dalam menciptakan

kesejahteraan masyarakat di desa tosora kabupaten wajo.

C. Pemilihan Lokasi dan Status Penelitian

Dalam Penelitian ini, peneliti memilih desa tosora untuk di jadikan

lokasi penelitian, dimana desa tosora merupakan kampung halaman peneliti

dan desa tosora ini mempunyai potensi wakaf produktif yang cukup banyak

sehingga dapat memudahkan peneliti untuk memperoleh data dan sampel.

Page 45: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

29

Situs penelitian ini adalah suatu tempat dimana peneliti menangkap

keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti untuk memperoleh data atau

informasi yang diperlukan. Sesuai dengan permasalahan yag dikemukakan

sebelumnya, maka penetapan situs penelitian adalah pengelolaan harta

wakaf pruduktif dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat di desa tosora

kabupataten wajo.

D. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah data primer dan data sekunder dimana :

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan langsung

terhadap objek penelitian yaitu tanah wakaf produktif dan pengelola harta

wakaf produktif yang berada di desa tosora dan masyarakat yang berada

di sekitar harta wakaf tersebut.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti dengan mempelajari

berbagai sumber buku, jurnal, dokumen, dan artikel ilmiah yang terkait

dengan penelitian ini.

E. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam sebuah penelitian. Sebab tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data yang akurat. Teknik pengumpulan data yang di gunakan

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode wawancara,

observasi, dan dokumentasi.

Page 46: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

30

F. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan data agar kegiatan peneliti yang dilakukan menjadi sistematis.

Peneliti me nggunakan instrument penelitian seperti pedoman wawancara,

pedoman observasi, serta menggunakan media berupa alat perekam.

G. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2016:244) mengatakan bahwa analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan

data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit–unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari

dan membuat kesimpulan sehingga mudah di pelajari diri sendiri maupun orang

lain.

Tabel 3.1

Identitas Informan

NO NAMA PEKERJAAN USIA INISIAL

1 H. Abdul Rahim Imam Desa/Nadzir 78 AR

2 Asri Prasak Mas’ud, S.Sos PNS 45 APM

3 H.Dina Petani 85 D

4 H.Idris Pemangku Adat 68 I

5 Agus Petani 28 A

6 Sitti Hawang Bendahara Nadzir 54 SH

Page 47: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Masyarakat Bugis merupakan salah satu suku yang berada di provinsi

Sulawesi Selatan,Suku Bugis juga merupakan suku yang terbesar ,dimana

terdapat di antara beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan di antaranya

kabupaten wajo. Dalam melaksanakan penelitian , mengetahui lingkungan yang

akan diteliti merupakan hal yang sangat penting yang harus diketahui. Adapun

lokasi penelitian yang di pilih penulis adalah DesaTosora Kecamatan Majauleng

Kabupaten Wajo,sehubungan dengan penelitian ini maka yang perlu di ketahui

adalah kondisi geografis,demografis dan keadaan sosial ekonomi. Sebelum

membahas Desa Tosora penulis terlebih dahulu memberikan gambaran tentang

Kabupaten Wajo.

1. Kondisi geografis Kabupaten Wajo

Secara astronomis, Indonesia terletak pada koordinat 6° Lintang Utara

sampai dengan 11°08’ Lintang Selatan dan dari 95°’ Bujur Timur sampai dengan

141°45’ Bujur Timur dan dilalui oleh garis ekuator atau garis khatulistiwa yang

terletak pada garis lintang 00. Berdasarkan posisi geografisnya, negara

Indonesia memiliki batas batas: Utara – Negara Malaysia, Singapura, Filipina,

dan Laut Cina Selatan; Selatan – Negara Australia dan Samudera Hindia; Barat-

Samudera Hindia; Timur - Negara Papua Nugini, Timor Leste, dan Samudera

Pasifik. Indonesia terdiri dari 34 provinsi yang terletak di lima pulau besar dan

empat kepulauan, yaitu:

1. Pulau Sumatera: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi,

Page 48: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

32

Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Lampung.

2. Kepulauan Riau: Kepulauan Riau.

3. Kepulauan Bangka Belitung: Kepulauan Bangka Belitung.

4. Pulau Jawa: DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah,

DIYogyakarta, dan Jawa Timur.

5. Kepulauan Nusa Tenggara (Sunda Kecil): Bali, Nusa Tenggara Barat,

dan Nusa Tenggara Timur.

6. Pulau Kalimantan: Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan

Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.

7. Pulau Sulawesi: Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi

Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara.

8. Kepulauan Maluku: Maluku dan Maluku Utara.

9. Pulau Papua: Papua dan Papua Barat. (NawanPangestu95, 2019)

Pada provinsi Sulawesi selatan terletak suatu kabupaten yang menjadi

tempat penelitian penulis yaitu Kabupaten Wajo Kabupaten Wajo adalah salah

satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota

kabupaten ini terletak di Sengkang. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.056,19

km² dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 400.000 jiwa.

Secara geografis, Kabupaten Wajo terletak pada 3°39' -4°16' Lintang

Selatan dan 119°53' - 120°27' Bujur Timur. Sebagian besar wilayahnya berupa

dataran rendah hingga dataran rendah bergelombang dengan ketinggian wilayah

0-520 Mdpl. Hanya sebagian kecil yang berupa perbukitan di bagian utara.

Bagian timur Peta administrasi Kabupaten Wajo Geografi berupa dataran rendah

dan pesisir Teluk Bone, termasuk pulau-pulau pasir di perairan Teluk Bone.

Page 49: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

33

Sedangkan bagian barat merupakan dataran aluvial Danau Tempe-Danau

Sidenreng Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara Kabupaten Sidenreng Rappang dan Kabupaten Luwu

2. Sebelah Timur Teluk Bone

3. Sebelah Selatan Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone

4. Sebelah Barat Kabupaten Sidenreng Rappang dan Kabupaten Soppeng.

(Joseagush, 2019)

2. Gambaran umum lokasi penelitian

a. Letak Desa

Lokasi penelitian berada dalam wilayah Desa Tosora. Tosora

adalah salah satu desa di Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo Sulawesi

Selatan.Tosora merupakan Ibu Kota kerajaan Wajo di masa lampau.situs

Tosora berada di Desa Tosora, Kecamatan Majauleng, Kabupaten Wajo,

Provinsi Sulawesi Selatan berada pada titik kordinat 04°07’14.7” Lintang

Selatan dan 120°07’6.3” Bujur Timur dengan ketinggian 26 meter dpl. Jika

tidak dapat menemukan situs tersebut dapat di kunjungi melalui jalur darat

yaitu dari Paria sekitar 32 km dan langsung dari kota Sengkang sekitar 15

km.Sejak dahulu sekitaran tahun 1980 an Tosora dapat pula di lalui

melewati jalur air yaitu dengan menggunakan perahu dari Sengkang

melalui Sungai Walannae (Cenrana) kemudian masuk ke danau-danau

yang berada di sekitar Desa Tosora yang terhubung lansung dengan

sungai Walannae dan lansung berl abu di sisi barat Desa Tosora.Akan

tetapi jalur air tersebut sejak tahun 1990-an sudah tidak dapat di lewati lagi

karena terusan yang menghubungkan antara danau-danau yang ada di

sekitar Desa Tosora dengan sungai walannae telah diputuskan sehingga

Page 50: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

34

menyebabkan danau menjadi kering dan dijadikan penduduk sebagai area

persawahan. (Upana, 2017)

b. Keadaan Topografis

Secara topografis Desa Tosora terdiri dari dataran rendah dan

perbukitan dengan ketinggian antara 18 – 32 meter dpl. Jenis tanah pada

umumnya adalah tanah Alluvial yang berwarna coklat tua dan coklat muda,

merupakan campuran antara tanah liat dengan butiran – butiran pasir

halus. Jenis tanah tersebut terbentuk dari endapan sungai walannae.

Perbukitan di Desa Tosora sebagai pusat kerajaan Wajo pada zaman

dahulu, dikelilingi oleh lima danau, yaitu Danau Latalibolong, Danau

Lababa, Danau Seppange, Danau Latamperu, dan Danau Jampue. Kelima

danau tersebut berada di sebelah barat, selatan, dan timur situs Desa

Tosora, sedangkan pada arah utara terdapat perbukitan yang

menghubungkannya dengan Desa Cinnottabi.

Di Desa Tosora juga mengalir beberapa sungai kecil yang

merupakan anak sungai walannae yang sebagian bermuara ke danau.

Secara geologis diketahui bahwa danau danau yang ada di sekitar Desa

Tosora merupakan sisa dari aliran sungai walannae yang bergeser ke arah

barat , bahkan dari data sejarah dapat diketahui bahwa aliran sungai

sekarang yang jaraknya sekitar 2 km dari Desa Tosora merupakan

perpindahan sungai yang disengaja oleh masyarakat kerajaan Wajo, yaitu

pada tahun 1740 pasukan Belanda menyerang kerajaan Wajo melalui jalur

sungai, maka rakyat dikerahkan untuk menimbun aliran sungai walannae

agar pasukan Belanda tidak dapat menyerang secara lansung pusat

Page 51: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

35

kerajaan Wajo di Tosora. Akibat dari penimbunan tersebut maka aliran

sungai walannae berpindah ke arah barat. (Upana, 2017)

c. Struktur Organisasi Desa Tosora

Gambar 4.1

Struktur Organisai Desa Tosora

KEPALA DESA

Asri Prasak Mas’ud, S.Sos

KAUR Umum dan Perencanaan

Hendra Syamsu

KAUR Keuangan

Nurul Fahima,SE.

SEKDES

Herawati

BPD TOSORA

KASI Kesejahteraan dan Pelayanan

Suparno, S.Sos

KASI Pemerintahan

Muliati, S.Sos

KADUS Wajo –Wajo

Suardi, SE.

KADUS Lece – Leceng

Sulfiana Asri

KADUS Amessangen

Nasaruddun, S.Sos

Page 52: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

36

d. Gambaran demografis Desa Tosora

1) Penduduk

Berdasarkan data administrasi Desa Tosora, jumlah penduduk di

Desa Tosora pada tahun 2018 tercatat sebanyak 3.335 jiwa dengan rincian

penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1.624 jiwa,sedangkan yang

berjenis kelamin perempuan berjumlah 1.711 jiwa.Berikut adalah tabel

jumlah penduduk dan rumah tangga di Desa Tosora.

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Desa Tosora

Sumber : Kantor Desa Tosora

2) Mata Pencaharian

Mata pencaharian adalah pekerjaan yang menjadi pokok

penghidupan. Mata pencaharian di artikan pula sebagai segala aktifitas

manusia dalam memberdayakan potensi sumber daya alam. (Ezher,

2014). Mayoritas pencaharian masyarakat di Desa Tosora ada di sektor

pertanian, itu semua di sebabkan oleh banyaknya lahan pertanian yang

ada di Desa Tosora.

NO

Jumlah Pendudk(Jiwa) Jumlah Rumah Tangga (KK)

Laki-

Laki Perempuan Total

Kepala

keluar

ga

RT

Miski

n

RT

Sangat

Miskin

Non RT

Miskin

1 1624 1711 3335 552 184 184 184

Page 53: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

37

Tabel 4.3

Struktur Mata Pencaharian Masyarakat Desa Tosora

NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH

1 Pensiunan 5

2 Pegawai Negri Sipil 26

3 Petani 1306

4 Nelayan 7

5 Wiraswasta 75

6 Pengrajin 70

7 Penenun 65

8 Lain-lain 311

TOTAL 1865

Sumber : Kantor Desa Tosora

3) Pendidikan

Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat

kesejahteraan dan tingkat perekonomian. Akan tetapi di bidang

pendidikan masyarakat Desa Tosora masih perlu adanya peningkatan

dan pembenahan. Hal ini terbukti dengan adanya masyarakat yang

masih belum sekolah sampai tingkat SMA,SMP bahkan ada yang tidak

tamat SD. Ini di sebabkan oleh kurangnya perhatian masyarakat akan

pentingnya pendidikan.

Page 54: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

38

Tabel 4.4

Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Tosora

NO Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Tidak Pernah Sekolah 150

2 Belum Sekolah 200

3 Tidak Tamat SD 302

4 SD / Sederajat 1901

5 SLTP / Sederajat 300

6 SLTA / Sederajat 400

7 Lulus Kuliah 82

TOTAL 3335

Sumber : Kantor Desa Tosora

B. Hasil Penelitian

1. Pengelolaan Harta Wakaf Produktif di Desa Tosora

Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2006 tentang pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 41 tahun 2001 tentang wakaf ditegaskan bahwa

nadzir mencakup 3 macam yaitu: nadzir perseorangan ,nadzir organisasi

dan nadzir badan hukum. Mayoritas pengelolaan tanah wakaf yang ada di

Desa Tosora dilakukan oleh nadzir dalam bentuk organisasi atau

bersama-sama.Bersama-sama yang di maksud disini adalah Nadzir

dalam pengelolaan harta wakaf tersebut di bantu oleh masyarakat yang di

tunjuk lansung oleh nadzir. Seperti yang di katakan oleh informan AR

(14/08/2019) Dalam pengelolaan wakaf produktif nadzir meminta bantuan

kepada masyarakat yang telah dia tunjuk lansung untuk membantu

Page 55: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

39

dirinya,masyarakat inilah yang kemudian bertugas sebagai eksekutor dari

nadzir,nadzir hanya menyiapkan dana dan untuk pemanfaatan dana di

percayakan kepada masyarkat yang telah di tunjuk lansung oleh nadzir

(Rahim, 2019)

Penulis juga melakukan wawancara dengan Saudara A

(19/08/2019) selaku masyarakat yang di percayakan nadzir untuk

membantu mengelolah tanah wakaf tersebut bahwa yang mengurus dan

merawat tanaman padi yang ada di atas tanah wakaf produktif adalah

dirinya seorang nadzir hanya meyiapkan dana kemudia dirinyalah yang

melakukan eksekusi (Agus, 2019)

Pengelolaan tanah wakaf produktif di Desa Tosora. Nadzir di

bantu oleh masyarakat yang telah dia tunjuk lansung. Karena tanah wakaf

ini terlalu luas untuk dikelolah seorang diri oleh nadzir, luas tanah wakaf

yang di kelola oleh nadzir adalah 4 hektar.Jadi wajar saja jika nadzirnya

kewalahan dalam mengelolah tanah wakaf tersebut.

Proses penanaman padi sampai dengan padi siap untuk di panen

menbutuhkan waktu hingga berbulan-bulan. Selama proses itu ada

banyak sekali yang perlu dilakukan mulai dari proses penggempuran

tanah menggunakan mesin traktor, proses mengairi sawah, proses

tanam, proses perawatan padi dan yang terakhir proses panen. Sebagai

seorang petani memang di butuhkan kerja keras dan kegigihan dalam

mengelola sawah.

Ada banyak tanah wakaf di Desa Tosora yang telah dijadikan

sebagai wakaf produktif. Semua wakaf produktif yang ada di Desa Tosora

hanya berupa tanah persawahan dan masing–masing tanah wakaf

Page 56: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

40

tersebut mempunyai nadzir tersendirinya.Namun wakaf produktif yang

menjadi fokus penelitian penulis adalah wakaf produktif yang di kelolah

oleh bapak AR. Lokasi tanah wakaf tersebut berada di Dusun

Amessangen tepatnya di area persawahan yang masyarakat Desa

Tosora menyebutnya dengan sebutan “Latamarunrung” menurut informan

AR (14/08/2019) ada banyak sekali tanah wakaf di desa tosora namun

yang beliau kelolah hanya yang ada di latamarunrung saja selebihnya

tanah wakaf yang lain di kelolah oleh pihak keluarga dan orang yang

percayakan muwakif padahal aturannya tidak seperti itu seharusnya yang

menjadi imam desa maka dia lah yang berhak mengelolah semua tanah

wakaf yang ada di desa tosora. (Rahim, 2019)

Banyak masyarakat yang tidak terlalu memperhatikan aturan yang

di terapkan pemerintah Desa Tosora terutama dalam aturan pengelolaan

tanah wakaf. Tanah wakaf yang seharusnya di kelolah oleh imam desa

sebagai nadzir yang resmi menjadi di kelolah oleh orang lain. Sebagai

mana aturan di Desa Tosora bahwa yang menjabat sebagai imam desa

maka dia juga menjabat sebagai nadzir.

Dalam hal proses perwakafan di Desa Tosora ini sudah memenuhi

ketentuan wakaf seperti rukun dan syaratnya, antara lain:

1. Wakif, adalah pihak yang mewakafkan, yaitu Datu Andi Peppang.

Menurut ketentuan pasal 7 UU No. 41 tahun 2004 wakif perseorangan

harus memenuhi persyaratan dewasa, berakal sehat, tidak terhalang

melakukan perbuatan hukum dan pemilik sah harta benda wakaf

Page 57: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

41

2. Mauquf alaih dimaknai sebagai tujuan peruntukan wakaf,hasil dari

wakaf tersebut di berikan kepada Mesjid, puskesmas dan pembangunan

lampu jalan.

3. Mauquf (harta wakaf). Harta yang diserahkan oleh wakif kepada nadzir

yaitu berupa sebuah sawah seluas 4 hektar.

4. Shigat adalah pernyataan wakaf. Serah terima wakaf tersebut telah

dinyatakan dalam ikrar wakaf yang didokumentasikan oleh pejabat

pembuat akta ikrar wakaf di Desa Tosora.

Hasil dari wakaf yang di kelolah oleh nadzir di peruntukkan untuk

pembangunan.seperti yang di kemukakan oleh informan AR (14/08/2019)

Hasil yang di peroleh dari tanah wakaf produktif di alokasikan untuk

pembangunan masjid yang ada di desa tosora bahkan nadzir pernah

mengalokasikan hasil dari wakaf ini unutuk membantu pembangunan

sarana sosial seperti pembangunan lampu jalan dan pukesmas. (Rahim,

2019)

Nadzir selalu menyalurkan hasil dari wakaf tersebut untuk

membantu pembanguan sarana dan prasaran yang ada di Desa Tosora.

Fokus utama nadzir dalam menyalurkan hasil dari wakaf produktif ini di

peruntukkan untuk membantu masjid yang membutuhkan dana untuk

pembangunan masjid selama masjid itu masih berada di area Desa

Tosora. Selain untuk masjid nadzir juga menyalurkan hasil dari tanah

wakaf produktif tersebut untuk pembangunan lampu jalan dan

puskesmas.

Dalam hal Shigat tanah wakaf yang di kelolah oleh AR sudah

mempunyai akta ikrar wakaf,

Page 58: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

42

Sebagai tanah wakaf yang pemiliknya telah lama meninggal tentu

tanah wakaf ini harus mempunyai akta ikrar wakaf agar dapat mencegah

seseorang yang ingin mengklaim tanah wakaf tersebut dan untuk

mengantisipasi hal yang tidak di inginkan terjadi. Berikut adalah prosedur

layanan wakaf yang penulis dapatkan dari kantor KUA Kecamatan

Majauleng Kabupaten Wajo.

Prosedur Layanan Wakaf

1. Wakif atau Kuasanya menyiapkan persyaratan wakaf berupa

a. Sertifikat hak milik (yang telah di cek kebenarannya oleh BPN)

b. Foto copy KTP para pihak:

1) Wakif

2) Nadzir (yang terdiri dari 5 – 10 orang)

3) Saksi 2 orang

c. Materai Rp. 6000,- sebanyak 6 lembar

d. Denah lokasi

2. Wakif memberitahukan kehendak wakafnya kepada PPAIW / Kepala

KUA

3. PPAIW melakukan penelitian terhadap persyaratan wakaf dan calon

nadzir

4. Penerbitan surat pengesahan nadzir pembuatan naskah ikrar wakaf

dan akta ikrar wakaf

5. Wakif mengikrarkan wakaf kepada nadzir di hadapan PPAIW dan dua

orang saksi

6. Penandatanganan naskah ikrar wakaf dan akta ikrar wakaf masing-

masing rangkap tiga

Page 59: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

43

7. Pengiriman berkas ke BPN untuk proses penerbitan sertifikat wakaf

Tanah wakaf yang menjadi objek penelitian penulis dulunya

adalah milik Datu Andi Peppang (Almarhum) beliau telah lama

meninggal bahkan nadzir sekarang yang mengelola tanah wakafnya

tidak pernah bertemu dengan Almarhum. Pihak keluarga dari

Almarhum Datu Andi Peppang terutama anak anak dan cucunya sudah

tidak tinggal lagi di Desa Tosora sehingga menyebabkan penulis susah

untuk wawancara dengan pihak kelurga muwakif Penulis hanya

melakukan wawancara Informan I selaku pemangku adat di Dusun

Amessangen bahwa untuk pengelolaan wakaf produktif pihak keluarga

menaruh harapan yang besar kepada nadzir yang bertanggung jawab

untuk memberdayakan tanah wakaf produktif sebagai mana mestinya

(Idris, 2019)

Kalimat di atas adalah jawaban yang tegas dari pihak keluarga

muwakif yang di kemukakan oleh pemangku adat Dusun

Amessangen.Bahwa pihak keluarga dari muwakif sudah menerima

keputusan dari muwakif untuk menjadikan tanahnya sebagai tanah

wakaf dan kalau ada di kemudian hari pihak keluarga yang mau

mengambil tanah wakaf tersebut maka itu akan menjadi aib bagi pihak

kelurga yang ingin menklaimnya, Pihak keluarga sepenuhnya

menyerahkan tanah wakaf tersebut kepada nadzir untuk di kelolah

sebagai mana peruntukannya

Saat kita telah mempecayakan harta kita untuk di kelolah oleh

orang lain. Kita hanya bisa menyerahkan balasannya kepada Allah

SWT. Jika melakukan perbuatan baik maka hasilnya pasti akan baik

Page 60: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

44

namun saat kita melakukan perbuatan buruk bersiaplah untuk

mendapatkan balasan entah kah itu balasan di dunia ataukah balasan

di akhirat.

Pengelolaan tanah wakaf produktif di Desa Tosora sepenuhnya d

serahkan kepada nadzir terkait dengan peruntukannya.Harta yang

telah menjadi wakaf akan menjadi harta yang suci tergantung dari

kreatifitas nadzir dalam mengelola tanah wakaf tersebut, jika niatnya

baik maka hasilnya juga akan baik dan jika niatnya buruk maka pasti

hasilnya juga akan buruk.jadi untuk menjadi seorang nadzir tidak lah

muda di perlukan mental yang kuat dan juga sifat tanggung jawab

karena sedikit saja kesalahan bisa berakibat buruk dalam pengelolaan

harta wakaf produktif di Desa Tosora

2. Strategi Nadzir dalam Mengelolah Wakaf Produktif di Desa Tosora

Dalam pengelolaannya tentu kreatifitas nadzir sangat di perlukan

agar wakaf produktif tersebut dapat berfungsi sebagai mana mestinya

berikut adalah strategi yang di gunakam Nadzir AR.

a. Meminta masyarakat untuk menbantu mengelolah tanah wakaf.

Strategi pertama yang di lakukan nadzir adalah dengan meminta

bantuan kepada masyarakat agar menbantunya dalam mengelolah wakaf

tersebut. Orang yang di tunjuk nadzir dalam hal ini hanya ada satu orang

yaitu saudara A. Saudara A ini lah yang kemudian bertanggung jawab

membantu nadzir dalam hal pemupukan, penyemprotan hama dan obat,

serta menjaga minyak mesin pompa air agar dapat terus mengalirkan air

ke lahan tanah wakaf tersebut.Seluruh kegiatan dalam proses pertanian

Page 61: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

45

hampir semuanya di kerjakan oleh Agus di sini nadzir hanya

menyediakan dana untuk pembelian keperluan pertanian.

b. Membuat Sumur Bor atau Lubang Air

Strategi kedua ini adalah dengan membuat sumur bor atau lubang

air, masyarakat di Desa Tosora menyebutnya dengan sebutan Goro

,sumur bor yang di buat oleh nadzir ada dua buah sumur dengan masing

masing sumur mempunyai dua mata untuk mengeluarkan air.air yang di

dapat dari sumur bor inilah yang di kemudian di pakai untuk membantu

nadzir dalam mengairi sawah wakaf tersebut.Namun jika di musim

kemarau kapasitas air yang bisa di hasilkan sumur tersebut akan

mengecil atau berkurang sehingga penyebabkan proses pengairan di

sawah menjadi berkurang atau tidak cukup. Saudara A hanya

menggunakan sumur itu pada saat kesusahan dalam memperoleh air

karena mayoritas air yang di pakai untuk pengairan sawah berasal dari air

hujan dan air danau

c. Membuat galian di pinggir danau Latamperu

Strategi ketiga ini bertujuan untuk mengumpulkan air dari danau

Latamperu di satu tempat agar memudahkan nadzir dalam memompa air

danau ke area sawah wakaf. Air danau yang telah berkumpul pada hasil

galian tersebut inilah yang kemudian di pompa oleh nadzir menggunakan

mesin pompa air untuk di pakai mengairi tanah wakaf yang seluas empat

hektar tersebut. Perlu di ketahui jarak antara Danau Latamperu dengan

tanah wakaf ini adalah 700 meter. Hal ini di buktikan dengan selang yang

di pakai membawa air dari Danau Latamperu ke tanah wakaf juga

Page 62: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

46

panjang nya 700 meter.dan dalam proses pembuatan galian ini nadzir AR

sendiri yang turun lansung ke lokasi.

d. Membeli Mesin Pompa dan Selang Air

Hal paling utama yang di lakukan Bapak AR saat pertama kali di

tunjuk menjadi nadzir adalah dengan membeli mesin pompa air dan

selang menggunakan dana pribadinya karena nadzir tidak mau hanya

bekerja saja tanpa mengeluarkan dana. Hal ini di lakukan nadzir agar

tanah wakaf yang di kelolahnya selalu menjadi tanah wakaf yang

produktif.

Mesin pompa air inilah yang kemudian di andalkan bapak AR dan

saudara A untuk mengairi tanah wakaf tersebut tentu mesin pompa air ini

tidak asal di pakai saja diperlukan perawatan yang rutin agar mesin jadi

awet dan tahan lama itu adalah tugas dari saudara Agus untuk mengecek

dan merawatnya.

Setelah membeli mesin pompa air nadzir kemudian membeli

selang sepanjang 700 meter.untuk membawa air dari danau latamperu ke

tanah wakaf yang berada di latamarunrung.karena bagi petani padi air

merupakan elemen yang paling penting dan paling utama dalam

pengelolaan sawah mulai dari proses penanaman padi sampai padi itu

siap untuk di panen.

3. Kendala dan Masalah dalam Pengelolaan Harta Wakaf Produktif

AR telah menjabat sebagai nadzir selama kurang lebih 19

tahun.Selama pengelolaan tanah wakaf tersebut banyak sekali kendala

atau masalah yang di hadapi nadzir mulai dari faktor sosial, ekonomi

hingga faktor alam. Berikut adalah kendala dan masalah dalam proses

Page 63: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

47

pengelolaan harta wakaf produktif di Desa Tosora yang penulis dapatkan

selama masa penelitian.

a. Kurangnya kepekaan masyarakat untuk membantu nadzir dalam

pengelolaan harta wakaf produktif di Desa Tosora hal ini sering terjadi

pada saat musim tanam telah tiba nadzir telah menyiapkan dana

untuk di berikan kepada siapa saja yang membantunya menanam

padi. Namun masyarakat lebih memilih untuk sibuk dengan sawahnya

masing-masing.

b. Hanya ada sedikit campur tangan dari pihak pemerintah desa dalam

pengelolaan wakaf produktif. Hal ini di ketahui penulis pada saat

melakukan survei lokasi tanah wakaf di kantor Desa Tosora. Aparatur

desa tidak mempunyai data mengenai tanah wakaf yang ada di Desa

Tosora. Penulis hanya di suruh mencari data kepada Imam Desa.

c. Ada banyak tanah wakaf yang di kelolah oleh orang lain dan tidak

pernah melakukan pelaporan kepada imam desa atau nadzir yang

resmi.

d. Jumlah dana yang di keluarkan oleh nadzir mulai dari proses

penanaman sampai proses panen tidak sedikit.tercatat untuk

persiapan panen tahun ini nadzir telah mengeluarkan dana kurang

lebih 20 juta rupiah untuk membeli minyak,pupuk,obat dan racun

hama.

e. Resiko gagal panen sangat tinggi pada saat musim kemarau

f. Banyak hama yang menyerang padi di area sawah wakaf tersebut.

Masyarakat di Desa Tosora menyebutnya dengan sebutan “Mabbulu

Manuken” penyakit ini di sebabkan oleh hama ulat yang memakan isi

Page 64: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

48

dari buah padi sehingga menyebabkan buah padi hanya tinggal

kulitnya saja dan menyebabkan padi menjadi kering.

g. Banyak tikus yang menyerang padi pada malam hari. Tikus-tikus ini

memakan padi dalam jumlah yang sangat besar sehingga

menyebabkan jumlah padi yang tersisa menjadi sedikit. Hal ini pernah

terjadi pada tanah wakaf yang di teliti oleh penulis yang biasanya hasil

panen sebanyak 170 – 200 karung menjadi hanya 40 karung. Itu

semua di sebabkan oleh serangan para tikus yang memakan padi.

h. Dan Masalah paling utama yang di hadapi nadzir dalam

pengelolaannya adalah masalah air. Semua strategi yang di jalankan

oleh nadzir hanya berfokus pada cara untuk memperoleh air agar

dapat mengairi tanah wakaf tersebut. Mulai dari melakukan

penggalian di pinggir danau, membuat sumur bor, membeli mesin

pompa air dan selang. Semua itu di lakukan tujuannya hanya satu

yaitu untuk memperoleh air. Karena jarak antara Danau Latamperu

yang menjadi sumber utama dalam mendapatkan air dengan jarak ke

tanah wakaf sangatlah jauh. Dan jumlah air danau Latamperu tidak

pernah cukup untuk megairi semua sawah yang ada di sekitar danau.

i. Air yang terlalu sedikit bisa menyebabkan padi menjadi mati karena

kekeringan dan air yang terlalu banyak pada musim hujan bisa

menyebabkan padi menjadi mati karena terendam secara terus

menerus.

4. Pemberdayaan Harta Wakaf Produktif di Desa Tosora

Harta wakaf pada prinsipnya adalah milik masyarakat maka

manfaatnya juga harus dirasakan oleh masyarakat dan oleh karena itu

Page 65: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

49

pada tataran idealnya harta wakaf adalah tanggung jawab bersama guna

menciptakan kesejahteraan masyarakat

Wakaf produktif merupakan alternative untuk menciptakan

kesejahteraan masyarakat. Lembaga wakaf merupakan sumber asset

yang memberikan pemanfaatannya sepanjang masa. Perberdayaan harta

wakaf sangatlah penting untuk mewujudkan keadilan sosial dan

kesejahteraan Masyarakat. Wakaf tampak mengabadikan diri dalam

kemaslahatan umat islam yang berwujud kemiskinan, kebodohan, dan

keterbelakangan. Wakaf produktif ini tidak secara langsung digunakan

untuk kemashlahatan umat tapi wakaf itu digunakan untuk kegiatan

produksi, yang mana hasil dari produksi tersebut yang kemudian

dimanfaatkan sebagai sumber pendanaan dalam mencapai tujuan dari

wakaf tersebut.

Di Desa Tosora kebanyakan wakaf berada dalam tingkat

pendayagunaan yang stagnan hal tersebut dapat dilihat dari jumlah wakaf

menurut penggunaannya itu kebanyakan untuk masjid, sedangkan

pemberdayaan wakaf secara produktif itu masih minim hal tersebut dapat

dilihat dari keberadaan wakaf yang produktif di Desa Tosora hanya

berupa sawah dan itu juga dikelolah oleh nadzir sekaligus imam desa.

Pemberdayaan dari hasil wakaf produktif tersebut di gunakan

untuk kebutuhan pembangunan masjid yang ada di Desa Tosora seperti

yang di katakana informan AR (14/08/2019) Hasil yang di dapat dari

wakaf produktif yang di kelolah oleh nadzir AR sebagian besar di

peruntukkan untuk pembangunan masjid yang ada di Desa Tosora.

Dengan masjid yang di bangun dan di lengkapi dengan sarana dan

Page 66: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

50

prasarana dalam masjid membuat masyarakat yang melakukan ibadah di

dalam masjid menjadi nyaman dan tentram. Masyarakat muslim yang

melakukann ibadah di dalam masjid mendapatkan kenyamanan dalam

beribadah.

Selain untuk masjid nadzir juga menyalurkan hasil wakaf produktif

tersebut untuk pembangunan lampu jalan yang ada di Desa Tosora.

Dengan adanya lampu jalan dapat membantu masyarakat dalam

penerangan jalan terutama pada saat malam hari. Masyarakat tidak perlu

lagi takut untuk beraktifitas di malam hari karena jalanan sudah di

lengkapi dengan lampu jalan.

Nadzir juga pernah menyalurkan hasil wakaf tersebut untuk

pembangunan puskesmas Tosora. Puskesmas merupakann sarana

sosial yang paling penting di Desa Tosora. Keberadaannya sangat

membantu masyarakat yang sedang sakit dan ingin berobat agar

sembuh. Dengan di bangunnya puskesmas ini akan sangat membantu

masyrakat dan pegawai dalam proses pelayanan kesehatan di Desa

Tosora.

Masyarakat yang mendapatkan manfaat secara lansung dari

wakaf produktif adalah mereka yang terlibat secara lansung dalam

pengelolaan tanah wakaf produktif sehingga tanah wakaf produktif bisa

berfungsi sebagaimana mestinya dalam usaha menciptakan

kesejahteraan masyarakat.

Masyarakat yang paling merasakan manfaat dari wakaf produktif

tentu adalah nadzirnya sebagai orang yang diberikan kepercayaan untuk

mengelolah tanah wakaf produktif dari muwakif. Hasil yang di peroleh

Page 67: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

51

oleh nadzir dari wakaf produktif adalah 10% dari keuntungan bersih

setelah di kurang dana yang di gelontarkan nadzir dalam pengelolaan

wakaf produktif. Namun jika hasil panen sedikit kadang nadzir tidak

menghitung dana yang telah di keluarkan, nadzir hanya lansung

mengambil bagiannya yang 10%.

Selanjutnya hasil wawancara dengan informan D (17/08/2019)

selaku masyarakat yang pernah menjadi nadzir atau pengelola dari tanah

wakaf produktif Harta yang telah di jadikan sebagai tanah wakaf akan

mempunyai banyak berkah di dalamnya kemudian di kelolah secara

produktif maka berkahnya akan semakin bertambah, saat di kelolah untuk

tujuan yang baik pasti akan memberikan berkah kepada pengelolanya.

Seperti halnya berkah yang di dapat bapak D pada saat mengelola tanah

wakaf tersebut dipakai untuk membeli sawah,kemudian sawah ini di jual

hasil dari penjualan sawah inilah yang di pakai beliu untuk melaksanakan

rukun islam yang kelima yaitu naik haji bagi yang mampu.

Mengenai manfaat yang di peroleh secara lansung dari

pengelolaan harta wakaf produktif saudara A selaku masyarakat yang di

percayakan oleh nadzir untuk membantunya mengelolah tanah wakaf

tersebut juga mendapatkan keuntungan dari wakaf produktif

Masyarakat yang di percayakan nadzir dalam pengelolaan tanah

wakaf produkitf mengambil peran yang sangat penting dalam pengelolaan

tanah wakaf produktif tersebut bagaimana tidak semua pekerjaan yang

membutuhkan tenaga selama dalam proses pertanian hampir semuanya

di lakukan oleh saudara A. Tidak ada persenan dalam bagi hasil yang di

dapat saudara A semuanya tergantung dari hasil panen sesuai

Page 68: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

52

pernyataannya bagi hasil yang di dapat sebesar 10 juta rupiah kadang

lebih. Mendapatkan uang 10 juta rupiah setiap panen tentu sangat

membantu dalam memenuhi kebutuhan hidup. dan ketika kebutuhan

hidup sudah terpenuhi saat itu juga harta wakaf produkif berhasil

menciptakan kesejahteraan masyarakat.

Nadzir telah behasil mengelolah harta wakaf produktif dengan baik

sehingga hasil dari wakaf produktif dapat di rasakan dan di nikmati oleh

masyarakat di Desa Tosora.Manfaat yang di dapatkan masyarakt terbagi

menjadi dua yaitu manfaat secara lansung dan manfaat secara tidak

lansung, manfaat secara lansung di dapatkan oleh masyarakat yang

terlibat secara lansung dalam pengelolaan wakaf produktif yaitu nadzir

dan masyarakat yang membantu nadzir, nadzir dan masyarakat tersebut

mendapatkan manfaat berupa uang dari bagi hasil yang di dapat sesuai

dengan aturan bagi hasil wakaf produktif sedangkan manfaat secara tidak

lansung di dapatkan oleh masyarakat yang hanya menikmati fasilitas

berupa masjid,puskesmas dan lampu jalan yang di bangun menggunakan

dana dari hasil wakaf produktif.

Pengelolaan harta wakaf produktif dalam menciptakan

kesejahteraan masyarakat di Desa Tosora telah terrealisasi dengan baik

hal itu di buktikan dengan adanya manfaat yang di peroleh masyarakat,

semua manfaat di dapatkan berkat usaha dan kerja keras nadzir dalam

mengelolah harta wakaf produktif. Strategi nadzir dalam mengelola wakaf

produktif terbukti mampu membuat tanah wakaf menjadi benar benar

produktif terlepas dari permasalahan yang di hadapi nadzir.

Page 69: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

53

Semua manfaat yang di dapatkan masyarakat dari wakaf produktif

akan memberikan dampak yang baik bagi masyarakat sehingga

pengelolaan harta wakaf produktif dalam menciptakan kesejahteraan

masyarakat di Desa Tosora dapat terwujud.

Page 70: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

54

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan penulis di Desa Tosora

Kabupaten Wajo tentang pengelolaan harta wakaf produktif dalam

menciptakan kesejahteran masyarakat di Desa Tosora Kabupaten Wajo

dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam pengelolaan harta wakaf produktif nadzir di bantu oleh seorang

masyarakat yang telah di tunjuk lansung oleh nadzir. Masyarakat inilah

yang kemudian menjadi eksekutor kesuksesan dalam pengelolaan harta

wakaf produktif.

2. Strategi nadzir dalam mengelola wakaf produktif di Desa Tosora ada 4

yaitu :

a. Meminta masyarakat untuk membantu mengelolah tanah wakaf

b. Membuat sumur bora tau lubang air

c. Membuat galian di pinggir danau

d. Membeli mesin pompa air dan selang

3. Kendala paling utama yang di hadapi nadzir dalam pengelolaan wakaf

produktif adalah masalah air, terutama pada saat musim kemarau.

4. Pemberdayaan harta wakaf produktif di Desa Tosora telah terealisasi

dengan baik seperti untuk pembangunan masjid, puskesmas dan lampu

jalan.

Page 71: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

55

B. Saran

1. Kepada pemerintah pusat agar memperhatikan pengelolaan harta wakaf

yang ada di Desa Tosora agar nadzir mampu mengoptimalkan harta

wakaf yang ada di Desa Tosora

2. Kepada pemerintah Desa Tosora agar ikut membantu nadzir dalam

mengelolah harta wakaf produktif.

3. Kepada imam Desa Tosora agar lebih tegas dalam menyikapi

problematika tanah wakaf produkif di Desa Tosora sehingga semua tanah

wakaf yang ada di Desa Tosora dapat di fungsikan sebagai mana

mestinya.

4. Kepada nadzir agar lebih kreatif lagi dalam mengelolah wakaf produktif

seperti pemanfaatan lahan wakaf tidak hanya di peruntukkan untuk

menanam padi saja.

5. Kepada masyarakat Desa Tosora agar lebih memperhatikan aturan

perkawafan yang ada sehingga mampu meningkatkan potensi tanah

wakaf yang ada di Desa Tosora dalam menciptakan kesejahteraan

masyarakat.

Page 72: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

56

DAFTAR PUSTAKA

Agus. (2019, Agustus 19). Bagaimana Pengelolaan Harta Wakaf Produktif di Desa Tosora. (R. H. Padlan, Interviewer)

Alabij, A. A. (2012). perwakafan tanah di indonesia. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Al-Quran Al-Karim

Astuti, D. (2012). Kamus Popular Istilah Islam. Jakarta: PT Gramedia.

Azizah, N. (2018). Pengelolaan Wakaf produktif untuk Kesejahteraan Umat. Metro Lampung.

Cahyani, A. I. (2013). Fiqh Muamalah. Makassar: Alauddin University Press.

Departemen Agama. (2011). Peraturan Perundangan Perwakafan.

Depertemen Agama RI. (2017). Paradigma Baru Wakaf di Indonesia. Jakarta.

Dina. (2019, Agustus 17). Bagaimana Pengelolaan Harta Wakaf di Desa Tosora. (R. H. Padlan, Interviewer)

Direktorat Pemberdayaan Wakaf. (2008). Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di Indonesia.

Effendi, R. (2013). Produksi Dalam Islam. Yogyakarta: Megistra Insania Press.

Ezher, E. (2014, Maret 15). Macam-Macam Mata Pencaharian Penduduk Indonesia. Retrieved Agustus 12, 2019, from EBENzEZHER: http://ebenzehrer-ebenzehrer.blogspot.com

Furqon, A. (2016). Pengelolaan Wakaf Tanah Produktif Studi Kasus Nazhir Badan Kesejahteraan Mesjid Kota Semarang dan Yayasan Muslimin Kota Pekalongan. Al-Ahkam, vol 26.

Halim, A. (2015). Hukum Perwakafan di Indonesia. Ciputat: Ciputat Press.

Idris. (2019, Agustus 17). Bagaimana Pengelolaan Harta Wakaf Produktif di Desa Tosora. (R. H. Padlan, Interviewer)

Joseagush. (2019, Juni 12). Kabupaten Wajo. Retrieved Agustus 10, 2019, from Wikipedia: http://m.wikipedia.org

Kurniati. (2013). Badan Hukum Sebagai Wakaf Menurut Kompilasi Hukum Islam. Makassar: Alauddin University Press.

Page 73: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

57

Lutfi, M. (2012). Pemberdayaan Wakaf Produktif . Makassar: Alauddin University Press.

Lutfi, M. (2014). Evaluasi Sistem Pengelolaan Wakaf di Kota Makassar. Makassar: Alauddin University Press.

Medias, F. (2016). Wakaf Produktif Perspektif Ekonomi Islam. La-Riba Jurnal Ekpnomi Islam, Vol 4.

Megawati, D. (2016). Pengelolaan Dan Pengembangan Wakaf Produktif di Kota Pekanbaru. Jurnal Hukum Islam, Vol 14.

Mubarok. (2014). Model Pengembangan Wakaf Produktif Sudi Tentang Pengelolaan Wakaf Pada Yayasan Muslimin Kota Pekalongan. Jurnal Hukum Islam, Vol 11.

Munir, A. S. (2015). Optimalisasi Pemberdayaan Wakaf Secara Produktif. Jurnal Ummul Qura, Vol 6.

NawanPangestu95. (2019, Juli 17). Negara Indonesia. Retrieved Agusutus 10, 2019, from Wikipedia: http://m.wikipedia.org

Nurhayati, S. (2009). Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Qahaf, M. (2010). Al-Wakf Al-Islami Tathawwuruh Idaratuh Tanmiyatuh. Damaskus: Dar Al-Fikr.

Rahim, A. (2019, Agustus 14). Bagaimana Pengelolaan Harta Wakaf Produktif di Desa Tosora. (R. H. Padlan, Interviewer)

Rozalinda. (2015). Manajemen Wakaf Produktif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sari, E. K. (2014). Pengntar Hukum Zakat dan Wakaf. Jakarta: PT Grasindo.

Suhairi. (2014). Wakaf Produktif. Yogyakarta: Kaukaba.

Suryadi, N. M. (2017). Strategi Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam Rangka Pemberdayaan Umat di Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep. Makassar.

Upana, S. (2017). Profil Desa Tosora. Retrieved Agustus 10, 2019, from Desa Tosora: http://desatosora.co.id

Usman, N. (2013). Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam Bentuk SPBU Studi Kasus SPBU Mesjid Agung Semarang. Vol 4.

Usman, R. (2015). Hukum Perwakafan di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Page 74: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

LAMPIRAN

Page 75: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

59

Pedoman Wawancara

I NO RUMUSAN MASALAH CODING

Q.S Al – Imran

92, Q.S Al –

Baqarah 267, H.R

Muslim 1631

1.1 Bagaimana cara anda dalam mengelolah tanah wakaf tersebut AR, A

1.2 Hasil dari wakaf produktif di peruntukkan untuk apa ?

AR, APM,SH

1.3 Berapa banyak biaya yang anda sudah keluarkan untuk pengelolaan wakaf produktif AR,SH

1.4 Bagaimana respon pihak keluarga AR, I, SH

1.5 Manfaat yang anda dapatkan dari wakaf produktif

AR, A, D, SH

1.6 Siapa pemilik tanah wakaf AR, D

1.7 Berapa luas tanah wakaf produktif AR, D

1.8 Berapa lama anda mengelolah wakaf produktif AR, A, D

1.9 Berapa tanah wakaf di Desa Tosora AR, I

II NO RUMUSAN MASALAH CODING

Q.S Al –

Imran 92, Q.S

Al – Baqarah

267, H.R

Muslim 1631

2.1 Bagaiamana partisipasi masyarakat dalam membantu pengelolaan wakaf produktif AR, SH

2.2 Bagaimana pengawalan pemerintah desa terhadapat tanah wakaf produktif APM

2.3 Apakah ada organisasi lain yang menbantu mengelola wakaf produktif APM

2.4 Apakah pernah ada masalah dalam pengelolaan wakaf produktif AR, A, SH

2.5 Kendala yang di hadapi nadzir dalam pengelolaan wakaf produktif AR, SH

2.6 Apa saja jenis tanaman pada wakaf produktif AR, A

2.7 Apakah ada usaha pengoptimalan yang di lakukan pihak desa APM

2.8 Bagaimana bentuk LPJnya APM

2.9 Sejauh mana pemberdayaan tanah wakaf di desa tosora APM

Page 76: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

60

Transkip

NO CODING TRANSKIP

1.1 AR Engka anana wala ufake bantuka melli minyak sibawa pufuk,alena tona bantuka komproki sibawa fufukna,alena aga bantuka jagai masina waena

A Iyya irekeng mumai maneng ih,mappamula attanengen lettu fanengna,maderi meto engka anrikku mabbantu ko wettu attanengeng ih ko fura ero na salaina”

1.2 AR Biasa utiwi ko masigi eh tega tega masigi farellu akkoro utiwi,fura to wabberang wettungna ibangun lampu jalan eh,furato utiwi ko puskesmas e

APM Kalau ada yang mendesak dan dana desa tidak bisa di jangkau di karenakan penyusunan APBD,bisa kita pakai untuk bantuan fakir miskin,tapi selama ini kita pakai untuk masjid saja

SH Natiwi ko masigi e, ero mi alena nala bagena,nasaba engka metto bagena alena seppulo fersen

1.3 AR

Maega nih, wassolla solla mi duiku,ufake mebbu goro taddua mata,wellingen mesina wai sibawa sellang arua ratuna metere,fegani aga farongkosanna ko yappagajian mattaneng sibawa sisi ih

SH Biasa yonkosoki,macaweni dua pulo juta,macaweni tellu ratu litere minnya na cappu,fegani olie,lain lain nge aga

1.4 AR Demaneng ni gaga ane na datue kue,fura maneng nih macciuang

I

Akko fura iyya wangkalinga nak,yanu nah Fung Manda.kan fura urampe ero yaseng ee akkafe makkedai afo idi naseng ko furani yamiccuang dena na wedding idi bettuanna fuangna meni bawang dena na wedding idi icampuri bettuana ada ko furani yammiccuang agagae dena na wedding ilefe femeng

SH Degaga maneng ni ko messangeng.foko na denagag reppesena ko messangeng

1.5 AR Manessa engkana, na tuli engka wasselena, cabana nafarogika na dessa laujama ih. Bettuanna ero ase taroni tokkong pong uafajai, aga yala panrasa rasa alewe ko dega iruntu

D Mabbarakka laddesa itu akkafe e. iyya wangellian galung wasselena latamarunrung, nakia yenaro wangellian galung ero meto galung ee ubalu wenrekeng mekka, wasselena

A

fole ko meni anungna irekeng yakko mega megai manu to anukku rekeng yakko manui irekeng mariawa riawa toi.mappakomiro irekeng ta seppulo juta kadang lebih, mabbantu ladde sa

SH Fole komeni kessingna asewe,ka makessing kessing ih makessing to iruntu,ko masalai ,cede tomi bageta

1.6 AR Anunna datue, datue andi peppang

D Datue riolo funna, Datu Andi Peppang

Page 77: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

61

NO CODING TRANSKIP

1.7 AR Eppa hetto

D Eppa hetto

1.8 AR Fua mettani,defa wantaji imam desa ujama mettoni,mappamula taun dua ribu

D Eppa taun ujama itu latamarunrung,fura ero imam desae meni parekkeng ih

A Macaweni asera taung

1.9 AR

Maega tana akkafe koe, Tania mi iyya jama maneng ih etomiro takkala ujamae ko latamarunrung. Engkato aga kotu wajo wajo supriadi mato tenre ih, maega koe. Aiyya de wanui nasaba masirika makkedai ammai melo yaseng, dessaro wanui masirika iyya fadang ih padahal ero aturanna iyya parekkeng maneng ih nasaba iyya sebagai imam desa.

I Maega akkafe koe.cuma dee mi ni risseng maneng nasaba mega de fadang ki fada alena mi jamai

2.1 AR Ko masyarakat e kue dessa na perhatikan laddeih ye akkafe,narekko mangobbika mappataneng dessa gaga lokka nelibbireng mato murusu galung na

SH Maderi ladde meli ki mappagaji na dega lo fabantu,jadi to fole saliweng nge mani yobbi nappa ifagaji

2.2 APM Kami dari pihak desa selalu meninjau tanah wakaf ini kalau ada dari panitia masjid yang meminta dana untuk pembangunan maka kami akan mengalokasikan dananya ke situ

2.3 APM Kalau dari organisasi pemerintah itu tidak ada tanah wakaf di sini hanya di kelolah oleh nadzir yang sekaligus sebagai imam desa

2.4 AR

Ero biasa panitia na masigie tappa lomi bage duai ko engka wasselena akkafe eh, furatu mela nappa fejjekeng nafake mabbangun masigi, furato engka lapor ko ane eppona datue naseng tuli ceddemi je wasselena akkafe,padahal d naissengi makkeda mega to farongkosa ifessu.

SH Maega naelo mala nappa de narekang ongkosona,tappa lomi bage dua i

A Fura bermasalah asena n alai tikka,nanre to balawo

2.5 AR Yemi je ressana ko latamanrunrung maressaki runtu wai apalagi ko wettu tikkai,engka meto goro tapi de nagenne waina ko ero mi ifake

SH Mega ladde farongkosanna yemiro nala cede ta dua puloh juta,fegani ko masolang asewe tokkong pong meni

2.6 AR Ase bawang furan a tanengi lagu bue na wedding yabbilangi

A Asemi, fura tokka taro bue ai nafaccapumi safi, safi e mi manrei

2.7 APM

Usahanya seperti ikut membantu dalam meninjau tanah wakaf,saat ada panitia masjid yang datang ke kantor membawa proposal untuk pembangunan kami akan membantu nadzir dalam menyalurkan dana wakaf

Page 78: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

62

NO CODING TRANSKIP

2.8 APM Kalau laporan pertanggung jawaban tetap nadzir melapor ke kantor desa,seperti banyaknya dari hasil wakaf produktif yang telah di timbang

2.9 APM

Pemberdayaan dari hasil wakaf produkitf sebenarnya bisa di manfaatkan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu di desa tosora namun saat ini hasil dari wakaf produktif di gunakan untuk pembangunan masjid yang ada di desa tosora saja

Reduksi

NO CODING REDUKSI 1.1 AR Dalam pengelolaan harta wakaf produkif nadzir meminta

masyarakat untuk membantu pengelolaan nadzir hanya bertindak sebagai konseptor sedangkan untuk eksekutornya di serahkan sepenuhnya kepada masyarkat yang telah di beri tagging jawab

A

1.2 AR Sebagaimana yang di amanahkan oleh muwakif dari wakaf produktif bahwa hasil dari tanah wakaf ini di peruntukkan untuk pembangunan masjid tosora. Namun dari kreatifitas nadzir dalam mengelolah tanah wakaf ini di peruntukkan untuk pembangunan masjid dan juga sarana sosial.

AP

SH

1.3 AR Biaya yang di gelontarkan nadzir dalam pengelolaan wakaf produktif tidak terhitung jumlahnya karena semua strategi yang di jalankan nadzir hampir semua nya membutuhkan dana

SH

1.4 AR Kalau dari pihak keluarga muwakif telah menyerahkan sepenuhnya pengelolaan wakaf produkif kepada nadzir untuk selanjutnya di manfaatkan sebagaimana peruntukannya agar mampu menhasilkan amalan ibadah untuk muwakif

I SH

1.5 AR Tanah yang di jadikan sebagai tanah wakaf produkif akan mempunyai manfaat yang melimpah karena pokok harta tidak akan berkurang namun akan terus menerus menhasilkan keuntungan

A D SH

1.6 AR

D Pemilik dari tanah wakaf produkitf adalah Datu Andi Peppang

1.7 AR Luas dari harta wakaf produktif yang di kelolah nadzir adalah D

1.8 AR Dalam pengelolaan wakaf produkitf tidak diberlakukan kontrak kerja selama masyarakat yang telah di tunjuk masih sanggup untuk mengelolah wakaf produktif maka boleh boleh saja dan aturan yang berlaku di desa tosora adalah barang

A D

Page 79: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

63

NO CODING REDUKSI siapa yang menjabat sebagai imam desa maka secara otomatis dia akan menjabat sebagai nadzir

1.9 AR Di desa tosora ada banyak sekali tanah wakaf namun karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang peraturan tanah wakaf sehingga menyebabkan banyak harta wakaf produktif menjadi terbengkalau dan tidak terawatt

I

2.1 AR Masyarakat masih kurang peka terhadap wakaf produktif banyak masyarakat yang tidak memperdulikan nadzir pada saat meminta bantuann untuk pengelolaan wakaf produktif

SH

2.2 APM Pengawalan pemerintah terkususnya pemerintah desa tosora hanya memberikan pengawalan berupa bantuan dalam

meninjau lokasi wakaf produktif 2.3 APM Saat ini yang mengelolah wakaf produkitf hanya nadzir,belum

ada organisai pemerintahan yang ikut serta dalam pengelolaan wakaf produktif di desa tosora

2.4 AR Masalah yang sering terjadi dalam pengelolaaan wakaf produktif adalah pada saat merealisasikan hasil dari tanah wakaf ini banyak masyarakat yang hanya melihat hasilnya saja tanpa mau mengetahui biaya yang telah di gunakan

nadzir selama pengelolaan wakaf produkitf

A

SH

2.5 AR Kendala paling utama yang di hadapi nadzir adalah kendala dalam memperoleh air. Hal ini di sebabkan oleh jarak antara

sumber air dengan tanah wakaf produkitf sangat jauh sehingga semua strategi yang di lakukan nadzir hanya

berfokus untuk memperoleh air

SH

2.6 AR Jenis tanaman yang di tanami nadzir pada tanah wakaf produktif hanya berupa padi A

2.7 APM Usaha pengoptimalan harta wakaf pruktif yang dilalkukan pihak desa tosora hanya berupa tinjauan dan pengawalan

dalam penyaluran hasil wakaf produktif 2.8 APM Laporan pertanggung jawaban nadzir kepada pihak desa

tosora masih berupa laporan lansung 2.9 APM Pemberdayaan dari hasil wakaf produkif di gunakan untuk

membantu pembangunan masjid yang ada di desa tosora

Page 80: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

64

Struktur Organisasi Desa Tosora

Prosedur Layanan Wakaf

Page 81: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

65

Wawancara dengan bapak H. Abdul Rahim pada tanggal 14 Agustus 2019

Wawancara dengan Agus pada tanggal 19 Agustus 2019

Wawancara dengan Bapak H.Idris ( Baju Batik) dan H. Dina (Baju Putih) pada tanggal 17 Agustus 2019

Page 82: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

66

Keadaan objek penelitian

Keadaan kantor desa tosora

Page 83: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

67

Page 84: PENGELOLAAN HARTA WAKAF PRODUKTIF DALAM SKRIPSI Oleh

68

BIOGRAFI PENULIS

Rahmat Hidayat Padlan. Lahir pada tanggal 07 Agustus

1995 di Desa Tosora Kecamatan Majauleng Kabupaten

Wajo Provinsi Sulawesi Selatan. Penulis merupakan

anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Muh.

Padlan dan Sehang. Penulis sekarang tinggal di jalan

Gagak, Sungguminasa, Gowa. Penulis pertama kali

menempuh pendidikan formal di SDN 230 Tosora pada tahun 2002 dan tamat

pada tahun 2008.Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di MTS

Asadiyah Lapai dan lulus pada tahun 2011.Kemudian penulis melanjutkan

pendidikan di SMK N 1 Watunohu mengambil jurusan keperawatan selama 1

semester. Kemudian penulis memutuskan untuk pindah sekolah di SMA N 1

Pakue dan lulus pada tahun 2014. Tahun 2015 penulis mengikuti program S1

Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar sampai sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini penulis masih

terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam Universitas Muhammadiyah

Makassar.