115
IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN HADIS BAGI SISWA DI KELAS VII MTs AL-ADZKAR PAMULANG TIMUR Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh: Laila Rostika Mubarok NIM: 1113011000099 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM

MENINGKATKAN PEMAHAMAN HADIS BAGI

SISWA DI KELAS VII MTs AL-ADZKAR

PAMULANG TIMUR

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

Laila Rostika Mubarok

NIM: 1113011000099

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020

Page 2: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas
Page 3: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas
Page 4: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas
Page 5: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas
Page 6: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

i

ABSTRAK Laila Rostika Mubarok, 1113011000099 , Implementasi Peer Teaching dalam Meningkatkan Pemahaman Hadis Siswa Di Kelas VII MTs Al-Adzkar Pamulang Timur, Skripsi: Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Masalah dalam penelitian ini adalah banyaknya siswa yang sulit memahami isi kandugan dalam hadits. Oleh karena itu perlu digunakannya metode yang efektif dalam pengajaran. Metode yang di gunakan di Mts Al-Adzkar yaitu metode peer teaching. Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mendeskripsikan Implementasi Peer Teaching (Tutor Sebaya) dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas VII MTs Al-Adzkar Pamulang Timur.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Dilaksanakan di MTs AL-Adzkar pada bulan Februari 2020. Subyek dalam penelitian ini adalah guru Hadits dan tutor. Sedangkan informannya yaitu guru pendamping dan siswa. Metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Implementasi metode peer teaching yang diterapkan di MTs Al-Adzkar itu ada dua macam yaitu sebagai berikut: (a) Metode tutor sebaya yang diadakan di dalam kelas (b) Metode tutor sebaya yang diadakan diluar kelas. Penerapan teknik tutor sebaya ini dapat dikatakan berhasil meningkatkan pemahaman hadits siswa. Hal ini dilihat dari hasil post test yang meningkat dibanding pree test, dan juga tercapainya nilai seluruh siswa di atas Kriteria Ketentuan Minimum (KKM). Selain peningkatan pada hasil belajar dan pemahaman, dengan metode ini juga menyebabkan perubahan terhadap siswa. Perubahan-perubahan itu di antaranya adalah (a) Siswa lebih senang mengikuti KBM. (b) Siswa lebih aktif / berani untuk bertanya tentang masalah yang belum dimengerti.

Kata Kunci: Metode Peer Teaching, Pemahaman Hadis

Page 7: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

ii

ABSTRACT

Laila Rostika Mubarok, 1113011000099, Implementation of Peer Teaching to Improving Students' Understanding of Hadis in Class VII MTs Al-Adzkar East Pamulang , Thesis: Islamic Religious Education Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

The problem in this research is that many students find it difficult to understand the content of the hadits. Therefore it is necessary to use effective methods of teaching. The method used in Mts Al-Adzkar is the peer teaching method. The objectives of this study were: To describe the implementation of peer teaching to Improving Students' Understanding Ability of Hadits in Class VII MTs Al-Adzkar East Pamulang.

This research is a type of qualitative research with descriptive methods. Held at MTs AL-Adzkar in February 2020. The subjects in this study were Hadits teachers and tutors. While the informants are accompanying teachers and students. Methods of data collection by observation, interviews and documentation.

From the research results, it can be concluded that there are two kinds of peer teaching method applied at MTs Al-Adzkar, namely as follows: (a) Peer tutoring method which is held in class (b) Peer tutoring method which is held outside the classroom. The application of this peer tutoring technique can be said to have succeeded in increasing students' understanding of hadith. This can be seen from the results of the post test which increased compared to the pre-test, and also the achievement of all students' scores above the Minimum Requirements Criteria. In addition to improving learning outcomes and understanding, this method also causes changes to students. These changes include (a) Students prefer to participate in teaching and learning activities. (b) Students are more active / courageous to ask questions about problems that have not been understood.

Keywords: Peer Teaching Methode, Understanding of Hadis

Page 8: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah

SWT karena atas limpahan rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul Implementasi Peer Teaching dalam

Meningkatkan Pemahaman Hadis Siswa Di Kelas VII MTs Al-Adzkar Pamulang

Timur. Shalawat dan salam semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada

junjungan dan panutan kita, Rasulullah saw.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari adanya bimbingan,

motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menghaturkan

terima kasih kepada:

1. Ayah dan Umi tercinta, serta adik-adikku yang senantiasa memberikan doa dan

semangat hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A, selaku rektor UIN

Jakarta

3. Ibu Dr. Sururin, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Jakarta yang telah memberikan persetujuan penelitian kepada penulis untuk

melakukan penelitian skripsi ini.

4. Drs. Abdul Haris, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN

Jakarta.

5. Ibu Dr. Siti Khadijah, MA, selaku Dosen pembimbing dan wali studi saya yang

telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Segenap Dosen Pengajar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta

beserta staff yang telah membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis

mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Bapak Ambo Ala, S.Pd. selaku Kepala Sekolah MTs Al-Adzkar yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MTs tersebut.

8. Bapak Miftah Habibie S.Pd dan Bapak M. Fathurrahman, S.Pd, selaku Guru PAI

yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.

9. Siswi-siswi MTs Al-Adzkar kelas VII yang telah mendukung dan membantu

Page 9: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

iv

serta bersedia menjadi informan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

10. Sahabat-sahabat saya kelas C dan seluruh angkatan 2013 yang memberikan

motivasi dan dukungan yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada

umumnya.

Jakarta, 20 Juli 2020

Penulis,

Laila Rostika Mubarok

1113011000099

Page 10: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 7

D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 8

BAB II .................................................................................................................... 9

KAJIAN TEORI .................................................................................................... 9

A. Pembelajaran ............................................................................................. 9

1. Pengertian Pembelajaran ........................................................................ 9

2. Ciri-ciri Pembelajaran ........................................................................... 12

3. Tujuan Pembelajaran ............................................................................ 12

4. Jenis-jenis Pembelajaran ....................................................................... 13

5. Teori-teori Pembelajaran ...................................................................... 13

6. Prinsip-Prinsip Belajar .......................................................................... 17

7. Masalah-Masalah Belajar ..................................................................... 18

B. Pembelajaran Hadits ............................................................................... 18

1. Pengertian Ilmu Hadits ......................................................................... 18

2. Ruang Lingkup Ulumul Hadis .............................................................. 22

C. Metode Tutor Sebaya .............................................................................. 26

1. Pengertian Tutor Sebaya ....................................................................... 26

Page 11: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

vi

2. Tujuan Metode Tutor Sebaya ............................................................... 27

3. Manfaat Kegiatan Tutor Sebaya ........................................................... 28

4. Teknik Pemilihan Metode Tutor Sebaya .............................................. 28

5. Langkah-Langkah Metode Tutor Sebaya ............................................. 29

6. Kelebihan dan kelemahan metode Tutor Sebaya ................................. 31

D. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 32

E. Kerangka Berfikir ................................................................................... 33

BAB III ................................................................................................................. 35

METODE PENELITIAN ................................................................................... 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 35

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................................... 35

C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 37

D. Jenis Dan Sumber Data .......................................................................... 38

E. Intrumen Penelitian ................................................................................ 39

F. Tahap-Tahap Penelitian ......................................................................... 39

G. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 44

H. Teknik Analisa Data ................................................................................ 46

BAB IV ................................................................................................................. 49

LAPORAN HASIL PENELITIAN .................................................................... 49

A. Gambaran Umum Mts Al-Adzkar Pamulang Timur .......................... 49

B. Deskripsi Pelaksanaan atau Penerapan Metode Tutor Sebaya .......... 59

C. Deskripsi Tingkat Pemahaman Siswa Setelah Belajar dengan Teman Sebaya ............................................................................................................... 66

D. Deskripsi Peranaan Tutor Sebaya dalam Meningkatkan Pemahaman Materi ............................................................................................................... 67

E. Analisa Penyelenggaraan/Penerapan Tutor Sebaya ............................ 68

F. Analisa Pemahaman Siswa ..................................................................... 70

G. Analisa Peranan Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Pemahaman Materi PAI ....................................................................................................... 72

Page 12: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

vii

BAB V ................................................................................................................... 75

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 75

A. Kesimpulan .............................................................................................. 75

B. Saran ......................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 78

LAMPIRAN ......................................................................................................... 82

Page 13: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Profil Sekolah ..................................................................................... 50

Tabel 4.2 Jumlah Siswa ..................................................................................... 56

Tabel 4.3 Nama-Nama Staff Pengajar ............................................................. 57

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana ....................................................................... 59

Tabel 4.5 Daftar Nilai Test Siswa Mts Al-Adzkar Pamulang Kelas VII A .... 64

Tabel 4.6 Daftar Nilai Test Siswa Mts Al-Adzkar Pamulang Kelas VII A .... 65

Page 14: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3,

menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Dengan kata lain bahwa tujuan utama pendidikan

nasional adalah menciptakan manusia yang kompeten untuk menghadapi era

globalisasi yang semakin menyebar luas.

Oleh sebab itu, untuk mewujudkannya perlu diadakannya proses belajar

dan pembelajaran. Belajar itu sendiri adalah suatu proses atau tahapan

perubahan tingkah laku yang terus-menerus pada diri manusia. Belajar

merupakan key term yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan. Belajar

berfungsi untuk mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia di

tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya

yang lebih dahulu maju karena belajar.1 Belajar merupakan kegiatan yang

penting yang harus dilakukan setiap orang secara maksimal untuk dapat

menguasai atau memperoleh sesuatu.

Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu

direncanakan, dilaksanakan, dinilai dan diawasi agar terlaksana secara efektif

dan efisien.2 Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

1 Dr. Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda:

2010) hal. 93 2 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 37

Page 15: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

2

lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.3

Proses pembelajaran yang efektif dan efisen ini akan memudahkan peserta

didik dalam memahami setiap apa yang mereka pelajari.

Namun saat ini, kita temukan masih banyak sekolah yang dalam proses

pembelajarannya hanya berupa teori atau konseptual, tanpa adanya

pembelajaran kontekstual yang memungkinkan para siswa untuk mengalami

langsung ataupun menghubungkan materi yang sedang mereka pelajari

dengan kehidupan mereka pada kehidupan nyata.

Menjadi seorang pengajar memang tidak semudah membalikan telapak

tangan karena banyak hal yang akan kita temui di lapangan di antaranya

hambatan-hambatan yang terjadi pada saat mengajar. Misalnya saja siswa

sudah mengangap bahwa mata pelajaran yang akan kita sampaikan itu adalah

mata pelajaran yang rumit, seperti pelajaran agama yang kurang diminati

sebagian besar siswa, mengapa demikian? Model pembelajaran yang

monoton, biasanya membuat siswa malas belajar, mendengarkan guru dengan

fikiran yang tidak fokus, mengantuk, mengobrol dan bercanda dengan

temannya dan lain-lain.

Sebagai guru agama yang profesional kita harus melakukan berbagai

upaya dalam meningkatkan kemampuan di dalam proses belajar mengajar.

Upaya tersebut dapat tercapai apabila guru memiliki kepribadian dan

berkompetensi kependidikan yang baik. Adapun guru agama yang hanya

menjalankan tugas dan tanggung jawabnya kurang dilandasi kepribadian

muslim dan kompetensi pendidikan, maka demikian hanya sebatas aspek

kognitif. Orientasi tersebut hanya akan menghasilkan peserta didik yang

memiliki pengetahuan agama saja, namun nilai-nilai agama tersebut tidak

dapat meresap ke dalam sikap dan perilaku peserta didik.

Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan Islam, haruslah dilandasi metode

pendidikan dan pengajaran yang bervariasi, sehingga keberhasilan peserta

3 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006),

hal.100

Page 16: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

3

didik dalam belajar tidak hanya sebatas aspek kognitif saja, melainkan afektif

dan psikomotorik.

Agama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Agama menjadi pedoman dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang

bermakna, damai, dan bermartabat. Dengan agama manusia dapat dibedakan

dengan makhluk lainnya, sehingga agama bukan hanya sekedar sebagai

pelengkap kehidupan tetapi merupakan patokan hidup manusia. Dimana al-

Qur’an dan hadits lah sebagai sumber hukum Islam yang pokok, pedoman

yang memberikan petunjuk terhadap dinamika kehidupan yang baik, baik

secara vertikal (manusia dengan penciptanya) maupun secara horizontal.

Sehingga menjadi tatanan yang serasi di duniawi dan akhir, serta diridhoi

Allah Swt.

Mempelajari al-Qur’an dan Hadits sendiri, baik berupa bacaan, tulisan

maupun isi yang terkandung di dalamnya adalah suatu kewajiban bagi seluruh

umat Islam. Dengan mempelajari al-Qur’an dan hadits ini, umat Islam dapat

memahami apa yang terkandung di dalamnya dan pemahaman tersebut dapat

dijadikan pedoman dan petunjuk dalam menempuh kehidupan untuk

mencapai keridhoan Allah Swt.

Adapun perintah untuk membaca al-Qur’an tercantum pada dalil-dalil

berikut:

ا هانلز+*( باتك3 بابلFا ولوD( ر;كذتیلو هت@( اور;>;دیل كرا7م كیل

Artinya: “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh

dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya

mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (Q.S. Shaad:29)

“Memperhatikan ayat-ayatnya” arti dari kata tersebut yakni agar mereka

berupaya memahami makna-maknanya dan mengamalkannya. Tidak

mungkin bisa beramal dengannya kecuali memperhatikan ayat-ayatnya.

Page 17: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

4

Dengan memperhatikan dan memahaminya akan menghasilkan ilmu,

sedangkan amal merupakan buah dari ilmu.

Bagi setiap pelajar muslim, mempelajari al-Qur’an Hadits sangat besar

manfaatnya, selain mampu membaca dengan baik, juga mampu mempelajari

dan memahaminya, kemudian menginterpretasikan yang terkandung di dalam

al-Qur’an Hadits dan akhirnya dapat mengamalkannya dalam kehidupan

sehari-hari.

Namun sangat disayangkan, dalam pembelajaran al-Qur’an Hadits saat ini

lebih menekankan pada penghafalan. Pendalaman dalam pemahaman ayat

atau hadits sering kali terabaikan. Kenyataan seperti inilah yang menjadi

problematika bagi pendidikan Islam, dan inilah yang menjadi PR besar bagi

para guru Hadits.

Guru merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran. Selain

kemauan anak didik dalam belajar, guru juga mengambil andil besar bagi

keberhasilan proses belajar dan pembelajaran. Di mana seorang guru lah yang

memberikan pembelajaran dan pemahaman kepada peserta didik.

Menurut Nana Sudjana, salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki

tenaga guru adalah kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan

proses belajar mengajar. Kemampuan ini membekali guru dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar. Belajar dan

mengajar terjadi pada saat berlangsungnya interaksi antara pendidik dengan

peserta didik untuk mencapai tujuan pengajaran. Sebagai proses, belajar dan

mengajar memerlukan perencanaan yang seksama, yakni mengkoordinasikan

unsur-unsur, tujuan, bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajaran, metode

dan alat bantu mengajar serta penilaian dan evaluasi. Pada tahap berikutnya

adalah melaksanakan rencana tersebut dalam bentuk tindakan atau praktek

mengajar.4

4 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,

2004), hal. 5

Page 18: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

5

Oleh sebab itu, guru dituntut dapat menggunakan metode yang dapat

membuat peserta didik menjadi aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran,

sehingga hasil belajar peserta didik dapat menjadi maksimal dan dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami al-Qur’an dan Hadits.

Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar perlu adanya kegiatan

pengayaan (enrichmen) untuk siswa yang cepat memahami bahan pelajaran

dan juga perlu adanya kegiatan perbaikan (remedial) untuk semua siswa yang

lambat dalam memahami bahan pelajaran sebab persoalan ini sangat penting

menyangkut masa depan siswa yang mengalami kesulitan pelajaran pada

umumnya dan pada khususnya belajar studi Hadits. Kenyataan juga

menunjukan masih banyak guru yang tidak menangani mereka (para siswa)

yang mengalami kesulitan belajar. Secara khusus, mereka mengajar begitu

saja pindah dari satuan pelajaran yang satu kepada satuan pelajaran yang lain

(berikutnya) tanpa menghiraukan para siswa yang memang lambat, kurang

mengerti atau gagal mencapai tujuan instruksional yang hendak dicapai.5

Hal ini menunjukkan bahwa terkadang masih terdapat di dalam kelas siswa

siswi yang memiliki kemampuan tidak sama, ada yang mudah atau cepat

paham, ada yang lamban paham, dan ada yang tidak paham sama sekali,

sehingga kerap kali guru kesulitan dalam menyusun rencana pembelajaran

dengan baik. Berkaitan dengan kondisi yang demikian, bagaimana guru

selaku pengajar dan sekolah sebagai lembaga pendidikan berupaya untuk

mengatasi dan menyiasati agar siswa-siswi yang mengalami kesulitan belajar

dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam memahami pelajaran pada

umumnya dan materi Hadits pada khususnya.

Upaya-upaya itu di antaranya adalah dengan melakukan pembaharuan

metode pengajaran yang dapat digunakan untuk mengajar. Salah satu strategi

pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang telah

dikemukakan di atas adalah sistem pembelajaran tutor sebaya, tutor sebaya

5 Ishak SW, “Program Remedial dalam Proses Belajar Mengajar” (Yogyakarta : Liberty,1982),

hal 5-6

Page 19: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

6

yang dimaksud di sini adalah pemberian bantuan belajar yang dilakukan oleh

siswa seangkatan yang ditunjuk oleh guru, teman sebaya ini biasanya

ditunjuk oleh guru atas dasar berbagai pertimbangan seperti siswa yang

memiliki prestasi akademik yang baik dan hubungan sosial yang memadai.

Banyak perhatian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan rekan sebaya

(peer teaching) ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru.

Sistem tutor sebaya dilakukan atas dasar bahwa ada sekelompok siswa

yang lebih mudah bertanya, lebih terbuka dengan teman sendiri dibandingkan

dengan gurunya. Disiplin diri yang diberikan oleh siswa dengan disadari oleh

motivasi yang positif dari internal dan eksternal siswa yang prestasinya tinggi

maupun siswa yang prestasinya rendah demi terciptanya suatu kondisi yang

tepat bagi siswa secara maksimal menerima bahan ajar, sehingga tugas yang

diberikan oleh guru tidak dianggap sebagai suatu keterpakasaan atau beban

oleh siswa melainkan sebagai suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Hal ini

menunjukkan, terkadang ada kalanya seorang siswa lebih mudah menerima

keterangan yang diberikan oleh kawan sebangku atau kawan-kawan yang lain,

karena tidak adanya rasa enggan atau malas untuk bertanya. Apabila

demikian keadaanya maka guru dapat meminta bantuan kepada anak-anak

yang dapat menerangkan kepada kawan-kawanya untuk melaksanakan

perbaikan, pelaksanaan program perbaikan ini disebut tutor sebaya karena

mereka mempunyai usia yang hampir sama atau sebaya.6

Disisi lain siswa yang mempunyai kemampuan lebih dapat diberdayakan

untuk membantu teman-teman sebaya lainya untuk dapat meningkatkan

kemampuan mereka dalam memahami materi pelajaran dalam kelompok

kecil teman sebaya (peer collaboration), kerjasama cara tepat bagi siswa-

siswi untuk melibatkan diri yang sebenarnya dalam meningkatkan kualitas

akademis dan sosial dalam kehidupan di kelas mereka.7 Selama ini kondisi

6 Suharsimi Arikunto, “Pengelolaan Kelas Dan Siswa” (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 1996), hal. 62 7 David Smith, dan M. Suryamin, “Inklusi Sekolah Menengah Untuk Semua”

(Bandung: PT. Nuansa, 2006), hal. 160

Page 20: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

7

tersebut jarang dipilih oleh guru untuk membantu siswa yang mengalami

kesulitan belajar atau yang dianggap kurang mampu dalam mencerna

keterangan guru.

Sehubungan kondisi yang demikian dipilihlah MTs Al-Adzkar Pamulang

sebagai tempat penelitian, karena di MTs Al-Adzkar Pamulang telah

menggunakan metode tutor sebaya sebagai upaya dalam meningkatkan

pemahaman hadits siswa.

Dengan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah

penelitian tentang Implementasi Peer Teaching dalam Meningkatkan

Pemahaman Hadis Siswa Di Kelas VII MTs Al-Adzkar Pamulang Timur.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah-

masalah berikut ini :

1. Rendahnya kemampuan anak dalam pemahaman hadits.

2. Pentingnya kemampuan pemahaman hadits.

3. Pentingnya kemampuan dalam merencanakan suatu strategi pembelajaran

yang bertumpu pada siswa yang aktif.

4. Banyaknya siswa yang sulit memahami penjelasan dari guru.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian tersebut, maka pembatasan masalah dalam

penelitian ini adalah: masalah tentang implementasi peer teaching dalam

meningkatkan pemahaman hadis siswa di kelas VII MTs Al-Adzkar

Pamulang Timur.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang

dikemukakan diatas, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai

Page 21: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

8

berikut: Bagaimana implementasi peer teaching dalam meningkatkan

pemahaman hadis siswa di kelas VII MTs Al-Adzkar Pamulang Timur.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui aplikasi / penerapan tutor sebaya di MTs Al-

Adzkar Pamulang Timur

b. Untuk mengetahui bagaimanakah pemahaman siswa terhadap materi

hadits

c. Untuk mengetahui sejauh manakah peranan tutor sebaya dalam

meningkatkan pemahaman siswa pada materi hadits

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat antara

lain :

a. Bagi peneliti dapat meningkatkan pengetahuan tentang penerapan

strategi Tutor Sebaya dan dapat mengembangkan dalam proses

pembelajaran selanjutnya.

b. Bagi guru sebagai wawasan pengetahuan baru dalam mengajar di

sekolah sehingga guru dapat menggunakan model pembelajaran yang

bervariasi dalam proses pembelajaran.

c. Bagi sekolah dengan adanya kegiatan yang dilakukan serta hasil yang

diberikan membawa dampak positif terhadap perkembangan sekolah

yang nampak pada peningkatan hasil belajar sehingga dapat

tercapainya ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan oleh

sekolah.

Page 22: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang

pendidikan.Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan

pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa,

baik ketika ia berada di sekolah maupun lingkungan rumah atau

keluarganya sendiri.8

Para ahli mendefinisikan belajar dengan berbagai rumusan, sehingga

terdapat keragaman tentang makna belajar, diantaranya:

a. Skinner, berpendapat yang dimaksud belajar adalah suatu perilaku,

pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik, sebaliknya

bila ia tidak belajar, maka responnya menurun.9

b. Gagne, merumuskan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks,

yaitu setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap

dan nilai.10

c. Henry Clay Lingren dan Newtin Sutert mendefinisikan dengan

perubahan yang relatif permanen dalam bentuk tingkah laku yang

terjadi sebagai hasil pengalaman.

d. Biggs mendefiniskan belajar dengan tiga macam rumusan yaitu:

rumusan kuantitatif, rumusan institusional dan rumusan kualitatif.

Secara kuantitatif belajar berarti kegiatan pengisian atau

pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya.

Secara institusional, belajar dipandang sebagai proses validasi

(pengabsahan) terhadap penguasaan peserta didik atas materi-materi yang

8 Bisri Mustofa, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Parama Ilmu, 2015), Hal.127 9 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: tp, 1994), Hal.8 10 ibid

Page 23: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

10

telah ia pelajari. Kemudian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah

proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman. Belajar dalam

pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang

berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan akan

datang.11

Syaiful Bahri Djamarah menjelaskan bahwa belajar pada hakekatnya

adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhirnya

melakukan aktifitas belajar, walaupun pada kenyataannya tidak semua

perubahan termasuk kategori belajar.12

Akhir-akhir ini muncul istilah baru yaitu pembelajaran. Terdapat

perbedaan pengertian antara pengajaran dan pembelajaran. Pengajaran

berpusat pada guru, sedangkan pembelajaran berpusat pada siswa.

Beberapa ahli merumuskan pengertian pembelajaran:

a. Menurut Syaiful Sagala, pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan meupun teori belajar yang merupakan

penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan

proses komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan oleh pihak guru

sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik.13

b. Menurut Corey pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan

seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta

dalam tingkah laku dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon

terhadap situasi tertentu.14

Menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material pasilitas, perlengkapan

dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Manusia yang terlibat dalam proses pembelajaran terdiri atas siswa, guru

11 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2003), Hal.67-68 12 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaim, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), Hal.15 13 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabexta, 2005), Hal.61 14 Ibid

Page 24: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

11

dan tenaga lainnya, misalnya tenaga labolatorium. Materil meliputi buku-

buku, papan tulis, fotografi, slide dan video tape. Fasilitas dan

perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual juga

komputer. Prosedur meliputi jadwal, dan metode penyampaian informasi,

praktek, balajar, ujian dan sebagainya.15

Dari teori-teori yang dikemukakan banyak ahli tentang pembelajaran

Oemar Hamalik mengemukakan tiga rumusan yang dianggap lebih maju

dibandingkan dengan rumusan terdahulu yaitu16:

a. Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk

menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.

b. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk

menjadi warga masyarakat yang baik.

c. Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa mengahadapi

kehidupan masyarakat sehari-hari.

Proses pembelajaran dalam pendidikan Islam sebenarnya sama dengan

proses pembelajaran pada umumnya, namun yang membedakan bahwa

dalam pendididikan Islam proses maupun hasil belajar selalu inhern,

dengan keislaman. Keislaman melandasi aktivitas belajar, menafsirkan

perubahan yang terjadi serta menjiwai aktifitas berikutnya.17

Keseluruhan proses pembelajaran berpegang pada prinsip-prinsip Al-

Qur’an dan Sunnah serta terbuka untuk unsur-unsur luar secara adaptif

yang ditilik dari persepsi keislaman.18 Perubahan pada ketiga domain yang

dikehendaki Islam adalah perubahan yang dapat menjembatani individu

dengan masyarakat dan dengan Khalik (habl min Allah wa habl min al-

Nas) tujuan akhir berupa pembentukan orientasi hidup secara menyeluruh

sesuai dengan kehendak Tuhan yaitu mengabdi kepada Tuhan (ubudiyah)

dan konsisten dengan kekhalifahannya (khalifah Allah fi al-Ardh).

15 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Hal.61 16 Ibid 17 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), Cet ke-4, Hal.345 18 Hasan Langgulung, Teori-teori Kesehatan Menytal, (Kajang: Pustaka Huda,1983), Hal.337

Page 25: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

12

2. Ciri-ciri Pembelajaran

Berdasarkan pengertian atau definisi-definisi belajar yang telah

diuraikan di atas, maka belajar sebagai suatu kegiatan dapat diidentifikasi

cir-ciri kegiatannya sebagai berikut:

a. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri

individu yang belajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik aktual

maupun potensial.

b. Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru

yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.

c. Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja).19

Dengan demikian, ciri-ciri yang menunjukan bahwa seseorang

melakukan kegiatan belajar, ditandai dengan adanya perubahan tingkah

laku yang aktual dan potensial.

3. Tujuan Pembelajaran

Seperti sudah dikatakan sebelumnya bahwa belajar adalah suatu

aktivitas yang bertujuan. Tujuan belajar erat kaitannya dengan perubahan

pembentukan tingkah laku tertentu. Dan tujuan belajar yang positif serta

dapat dicapai secara efektif hanyalah mungkin terjadi dalam proses belajar

mengajar di sekolah.

Menurut Taksonomi Bloom yaitu tujuan belajar siswa diarahkan untuk

mencapai ketiga ranah, yaitu ranah kognif, afektif dan psikomotorik.20

a. Tujuan belajar kognitif untuk memperoleh pengetahuan fakta ingatan,

pemahaman, aplikasi dan kemampuan berfikir analisis, sintesis dan

evaluasi.

b. Tujuan belajar efektif untuk memperoleh sikap, apresiasi dan

karakterisasi. Sedangkan tujuan psikomotorik untuk memperoleh

keterampilan fisik yang berkaitan dengan gerak maupun keterampilan

ekspresi verbal dan non verbal.

19 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Hal. 56 20 Ibid, Hal. 58-59

Page 26: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

13

4. Jenis-jenis Pembelajaran

Terdapat berbagai jenis belajar, jenis belajar tersebut sebagai berikut:

a. Belajar bagian (part learning, fractioned learning)

b. Belajar dengan wawasan (learning by insight)

c. Belajar dengan deskriminatif (discriminatif learning)

d. Belajar global/keseluruhan (global whole learning)

e. Belajar insidental (incidental learning)

f. Belajar instrumental (instrumental learning)

g. Belajar intensional (intensional learning)

h. Belajar laten (latent learning)

i. Belajar mental (mental learning)

j. Belajar produktif (productive learning)

k. Belajar verbal (verbal learning)21

Jenis-jenis belajar tersebut erat kaitannya dengan macam-macam

proses atau hasil belajar yang harus dicapai.

5. Teori-teori Pembelajaran

Proses belajar yang terjadi pada diri individu merupakan proses

internal psikologis yang tidak dapat diketahui secara nyata. Oleh karena

terjadinya proses belajar itu tidak dapat diketahui secara jelas maka

timbullah perbedaan pendapat dikalangan para ahli, sehingga akibatnya

terjadi macam-macam teori belajar.

Teori ialah pendapat yang dikemukakan oleh seorang ahli yang

bersifat teoritis itu berisi konsep dan prinsip. Setiap teori belajar

dirumuskan berdasarkan kajian tentang perilaku individu dalam proses

belajar. Kajian tersebut pada intinya menyangkut dua hal:

a. Konsep yang menganggap bahwa otak manusia terdiri atas sejumlah

kemampuan potensial (daya-daya).

b. Konsep yang menganggap bahwa manusia merupakan suatu sistem

energi yakni suatu sistem tenaga yang dinamis yang berupaya

21 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (PT. Rineka Cipta: Jakarta, 2015), Hal. 58

Page 27: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

14

memelihara keseimbangan dalam merespon sistem energi lain sehingga

ia dapat berinteraksi melalui organ rasa.22

Dengan demikian, teori-teori belajar yang dimaksud diartikan dengan

konsep-konsep dan prinsip-prinsip tentang belajar.

Berikut merupakan macam-macam teori belajar :

a. Teori Gestalt

Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman, “teori

ini sering disebut Organism Psychology atau Field Psychology atau

Insight Full Learning. Teori ini berpendirian bahwa keseluruhan itu

lebih penting dari bagian-bagian/unsur-unsurnya”. 23 Menurut

pandangan teori ini, manusia adalah organisme yang aktif berusaha

mencapai tujuan, bahwa individu itu bertindak atas sebagai pengaruh

baik dari dalam maupun dari luar diri individu.

Oleh karena itu, menurut teori Gestalt belajar itu bukan hanya

sekedar proses asosiasi antara stimulus dengan respon yang diperkuat

dengan koneksi-koneksi atau conditioning dengan melalui latihan-

latihan atau ulangan-ulangan, akan tetapi menurut teori ini belajar itu

terjadi jika ada pemahaman (insight).

Dengan demikian cara belajar menurut teori Gestalt harus

dilakukan dengan sadar dan bertujuan serta dengan potensi dan

motivasi yang dimiliki orang yang belajar berupaya memperoleh insight

(pemahaman) tentang masalah yang dipelajari.

Teori Gestalt ini digunakan selain untuk memperoleh penguasaan

pengetahuan yang bersifat pemahaman, analisis sintesis dan evaluasi,

juga teori ini akhirnya diharapkan dapat mencapai tujuan pembentukan

kemampuan problem solving, agar siswa kelak mampu memecahkan

setiap masalah yang dihadapi dengan baik.

22 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Ciputat: Gaung Persada (GP) Press, 2008), cet.1,

Hal. 21 23 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan ..., Hal. 71-72

Page 28: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

15

b. Teori Belajar Menurut J. Bruner

Bruner mengatakan, belajar tidak untuk mengubah tingkah laku

seseorang, tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi

sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebuh banyak dan mudah.

Dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari setiap

siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan.24

Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang

dinamakan discovery learning environment, ialah lingkungan dimana

siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang

belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui.

c. Teori Belajar Menurut Piaget

Pendapat Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada

anak- anak adalah sebagai berikut:

1) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang

dewasa.

2) Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu,

menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.

3) Walaupun berlangsungnya bertahap-tahap perkembangan itu

melalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih

dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap

anak.

4) Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu:

a. Kemasakan

b. Pengalaman

c. Interaksi Sosial

d. Equilibration (proses dari ketiga faktor diatas bersama-sama

untuk membangun dan memperbaiki struktur mental)25

Ada tiga tahap perkembangan, yaitu sebagai berikut:

1) Ber fikir secara intuitif ± 4 tahun

24 Slameto, Belajar dan Faktor ..., Hal. 11 25 Slameto, Belajar dan Faktor ..., Hal. 12-13

Page 29: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

16

2) Beroperasi secara konkret ± 7 tahun

3) Beroperasi secara formal ± 11 tahun

d. Teori Belajar R. Gagne

Gagne memberikan dua definisi, yaitu:

1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.

2) Belajar adalah penguasaan, pengetahuan atau keterampilan yang

diperoleh dari instruksi.

3) Gagne mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh

manusia dapat dibagi menjadi 5 kategori, yang disebut The

domains of learning, yaitu:

4) Keterampilan motoris (motor skill)

5) Informasi verbal

6) Kemampuan intelektual

7) Strategi kognitif

8) Sikap.26

e. Purposeful Learning

Purposeful Learning adalah belajar yang dilakukan dengan sadar

untuk mencapai tujuan dan :

1) Dilakukan siswa sendiri tanpa perintah atau bimbingan orang lain.

2) Dilakukan siswa dengan bimbingan orang lain di dalam situasi

belajar mengajar di sekolah.

Belajar dengan Mengamati dan Meniru (Observational Learning

and Imitation).

Menurut Bandura dan Waltes, “tingkah laku baru dikuasai atau

dipelajari mula-mula dengan mengamati dan meniru suatu model

contoh teladan”.27

26 Slameto, Belajar dan Faktor ..., Hal. . 13-16 27 Slameto, Belajar dan Faktor ..., Hal. 21

Page 30: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

17

f. Belajar yang Bermakna (Meaningfull Learning)

Ada 2 dimensi dalam tipe-tipe belajar, yaitu:

1) “Dimensi menerima (receptions learning) dan

menemukan (discovery learning)

2) Dimensi menghafal (rote learning) dan belajar bermakna

(meaningfull learning)”.28

Adanya berbagai macam teori belajar tersebut merupakan akibat

dari banyaknya perbedaan pendapat dikalangan para ahli. Zikri Neni

Iska dalam bukunya mengatakan, “belajar merupakan suatu yang

asosiatif, yaitu asosiasi atau koneksi antara suatu rangsangan tertentu

denga reaksi tertentu”.29

6. Prinsip-Prinsip Belajar

Dalam kegiatan mengajar, tentunya harus menggunakan prinsip-

prinsip belajar tertentu agar bertindak secara tepat. Dalam perencanaan

pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas

kemungkinan dalam pembelajaran. Dengan mengacu pada prinsip-prinsip

belajar, seorang guru akan dapat mengembangkan sikap yang diperlukan

untuk menunjang peningkatan efektivitas belajar siswa. Prinsip-prinsip itu

adalah :

a. Perhatian dan motivasi

b. Keaktifan

c. Ketertiban langsung/berpengalaman

d. Pengulangan

e. Tantangan

f. Balikan dan penguatan

g. Perbedaan individual.30

28 Slameto, Belajar dan Faktor ..., Hal. 23 29 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi

Brother’s, 2006), cet. 1, Hal. 78 30 Dimyati, Belajar dan ... Hal. 42-49

Page 31: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

18

Siswa maupun guru, tidak dapat mengabaikan begitu saja adanya

prinsi- prinsip belajar tersebut, karena hal tersebut berpengaruh pada

keberhasilan pembelajaran siswa.

7. Masalah-Masalah Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah belajar siswa dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan eksternal.

a. Faktor internal siswa

Faktor internal yang dialami oleh para siswa yang berpengaruh

pada proses belajar, yaitu sikap terhadap belajar, motivasi belajar,

konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan

hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan

berprestasi, rasa percaya diri siswa, kebiasaan belajar dan cita-cita

siswa.

b. Faktor eksternal siswa

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar, yaitu

prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan

sosial siswa di sekolah serta kurikulum sekolah.31

B. Pembelajaran Hadits

1. Pengertian Ilmu Hadits

Al-Hadits di kalangan Ulama Hadits berarti segala sesuatu yang

disandarkan kepada Nabi saw dari perkataan, perbuatan, taqrir atau sifat.

Dengan demikian, Ulumul Hadits adalah ilmu-ilmu yang membahas

dengan hadits Nabi saw.32

Adapun menurut istilah, para ahli memberikan definisi yang berbeda-

beda sesuai dengan latar belakang disiplin keilmuan masing-masing,

sebagaimana perbedaan antara ahli ushul, ahli hadits dan ahli fiqh dalam

memberikan definisi al-hadits, yaitu:

31 Dimyati, Belajar dan ... Hal. 236-253 32 Ash-Shiddieqy Teungku Muhammad Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits,

(Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra ; 1999.) hal.3

Page 32: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

19

a. Ahli Hadits

Ada hadits yang mengatakan bahwa “Segala perkataan Nabi saw,

perbuatan dan hal-ihwalnya” dan adapula hadits yang mengatakan

“sesuatu yang disandarkan kepada Nabi saw, baik berupa perkataan,

perbuatan, ketetapan (taqrir) maupun sifat beliau”.

Yang termasuk “hal ihwal” ialah segala yang diriwayatkan dari

Nabi yang berkaitan dengan himmah, karakteristik, sejarah kelahiran,

dan kebiasaan-kebiasaannya.33

Dari definisi tersebut, dapat dimengerti bahwa hadits meliputi

biografi Nabi saw, sifat-sifat yang melekat padanya, baik berupa fisik

(misalnya masalah tubuh, rambut dan sebagainya) maupun hal-hal yang

terkait dengan masalah psikis dan akhlak keseharian Nabi, baik

sebelum maupun sesudah terutus sebagai Nabi saw.34

Sebagai muhaddisin, berpendapat pengertian hadits sebagaimana

diatas merupakan pengertian yang sempit. Menurut mereka, hadits

mempunyai cakupan pengertian yang lebih luas, tidak hanya terbatas

pada apa yang disandarkan kepada Nabi saw (Hadits Marfu’),

melainkan termasuk di dalamnya segala yang disandarkan kepada

sahabat (Hadits Mauquf), dan yang disandarkan kepada Tabi’in (Hadits

Maqtu’).35

b. Ahli Ushul

Ada hadits yang mengatakan bahwa “segala sesuatu yang

bersumber dari Nabi saw, baik ucapan, perbuatan, maupun ketetapan

yang berhubungan erat dengan hukum-hukum atau ketetapan-ketetapan

Allah yang disyari’atkan kepada manusia. Ini berarti segala sesuatu

selain hal yang telah disebutkan tidak masuk dalam pengertian hadits”.

33 Suparta Munzier , Ilmu Hadis, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 1996). hal.2 34 Sahrani Sohar, “Ulumul Hadits”, (Bogor: Ghalia Indonesia : 2010),. hal. 4 35 Suparta Munzier, op. cit., hal. 3

Page 33: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

20

Tidak termasuk kedalam hadits, sesuatu yang tidak bersangkut paut

dengan hukum, seperti urusan pakaian.36

Oleh sebab itu, hadits adalah sesutau yang berhubungan erat dengan

misi dengan misi dan ajaran Allah yang menjadi tugas Muhammad saw.

Sebagai Rasulullah, berupa ucapan, perbuatan dan ketetapan.

Sedangkan yang berhubungan dengan kebiasaan-kebiasaan seperti tata

cara berpakaian, tidur dan sebagainya merupakan kebiasaan manusia

dan sifat kemanusiaan, tidak dapat dimasukan kedalam pengertian

hadits.

c. Ahli Fiqh

Lain halnya dengan ahli fiqh, hadits dipandang sebagai suatu

perbuatan yang harus dilakukan, tetapi tingkatannya tidak sampai pada

wajib atau fardlu, karena hadits masuk kedalam suatu pekerjaan yang

status hukumnya lebih utama dikerjakan. Artinya, suatu amalan apabila

dikerjakan mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan tidak dituntut

apa-apa, tetapi apabila ketentuan tersebut dilanggar mendapat dosa.

Ulumul Hadis adalah istilah ilmu hadis di dalam tradisi ulama hadits.

(Arabnya: ‘ulumul al-hadist). ‘ulum al-hadist terdiri dari atas 2 kata, yaitu

‘ulum dan Al-hadist. Kata ‘ulum dalam bahasa arab adalah bentuk jamak

dari ‘ilm, jadi berarti “ilmu-ilmu”; sedangkan al-hadist di kalangan Ulama

Hadis berarti “segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi SAW dari

perbuatan, perkataan, taqir, atau sifat.” Dengan demikian, gabungan kata

‘ulumul-hadist mengandung pengertian “ilmu-ilmu yang membahas atau

berkaitan Hadis nabi SAW”.

Hadis atau al- hadits menurut etimologi adalah al- jadid yang artinya

(sesuatu yang baru) artinya yang berarti menunjukkan kepada waktu yang

dekat atau waktu yang singkat seperti ملاسلإأ ىف دھعلا ثیدح (orang yang baru

masuk/ memeluk islam). Hadis juga sering disebut dengan al- khabar, yang

36 Ash-Shiddieqy Teungku Muhammad Hasbi, op. cit., hal. 4

Page 34: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

21

berarti berita, yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari

seseorang kepada orang lain, sama maknanya dengan hadis.

Secara etimologi, hadits juga memiliki beberapa arti, diantaranya

seperti yang sudah diungkapkan dipengertian dan ruang lingkup hadits

yaitu : jadid (yang baru). Didalam Al-Qur’an kata hadits memiliki banyak

pengertian, diantaranya ialah kisah, komunikasi, atau risalah, dan tata cara

atau kebiasaan.37

Dan pengertian hadits secara terminologi juga cakupannya sangat

banyak, ada yang mencangkup batasan secara sempit, dan mencakup

batasan yang luas, yang diartikan sebagai sesuatu yang di idhafatkan

kepada Nabi Muhammad saw, baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan,

dan lain sebagainya.

Adapula yang mengartikan hadits secara etimologi yang berarti baru

atau muda, misalnya: Haditsussinni yang berarti berumur muda. Hadits

dengan pengertian ini dujamakan dengan “Hudatsa’u” hadits juga berarti

warta, berita, yaitu sesuatu yang dipercakapkan atau dipindahkan dari

sesorang kepada orang lain.38

يورملاو يوارلا ةفرعم ىلإ اھب لصوتی يتلا دعاوقلا ةفرعم وھ ثیدحلا ملع

“Ilmu Hadits adalah pengetahuan mengenai kaidah-kaidah yang

menghantar-kan kepada pengetahuan tentang rawi (periwayat) dan marwi

(materi yang diriwayatkan).”

Ada pendapat lain yang menyatakan:

نتملاو دنسلا لاوحأ اھب فرعی نیناوقب ملع وھ

“Ilmu Hadits adalah ilmu tentang kaidah-kaidah untuk mengetahui

kondisi sanad dan matan.”

Pada mulanya, Ilmu hadist memang merupakan beberapa ilmu yang

masing-masing berdiri sendiri, yang berbicara tentang Hadist Nabi Saw

dan para perawinya, seperti Ilmu al-Hadist al-Shahih, Ilmu al-Mursal, Ilmu

37 Dharmalaksana Wahyudin, Hadis di Mata Orientasi, (Bandung:Benang Merah Pers, 2004)

hal. 2 38 Abu Bakar Muhammad, Hadits Tarbiyah, (Surabaya:Al-Ikhlas, 1995) hal. 15

Page 35: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

22

al-Asma wa al-kuna, dan lain-lain. Penulisan ilmu-ilmu hadist secara

parsial dilakukan, khususnya, oleh para ulama abad ke-3 H.

Ilmu-ilmu yang terpisah dan bersifat persial tersebut disebut dengan

Ulumul Hadist, karena masing-masing membicarakan tentang Hadist dan

para perawinya. Akan tetapi, pada masa berikutnya, ilmu-ilmu yang

terpisah itu mulai digabungkan dan dijadikan satu, serta selanjutnya,

dipandang sebagai satu disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Terhadap ilmu

yang sudah digabungkan dan menjadi satu kesatuan tersebut tetap

dipergunakan nama Ulumul Hadist, sebagaimana halnya sebelum

disatukan. Jadi, penggunaan lafaz jamak Ulumul Hadist, setelah

mengandung makna mufrad atau tunggal, yaitu ilmu hadist, karena telah

terjadi perubahan makna lafaz tersebut dari maknanya yang pertama –

beberapa ilmu yang terpisah – menjadi nama dari suatu disiplin ilmu yang

khusus, yang nama lainnya adalah Mushthalah al-Hadist.39

2. Ruang Lingkup Ulumul Hadis

Ruang lingkup kajian ulumul hadits menyangkut dua bagian, yaitu :

ilmu hadits riwayat dan ilmu hadits dirayah.

a. Ilmu Hadis Riwayah

Kata riwayah artinya periwayatan atau cerita. Ilmu hadis riwayah,

secara bahasa, berarti ilmu hadis yang berupa periwayatan.

Para ulama berbeda-beda dalam mendefinisikan ilmu hadis

riwayah, namun yang paling terkenal di antara definisi-definisi

tersebut adalah definisi Ibnu Al-Akhfani, yaitu,

اھتیاورو ھل اعفاو .م.ص يبنلا لاوقا ىلع لمتشی ملع ةیاورلا ب ص اخلا ثیدحلا ملع

اھظ افلا ریرحتو اھطبضو

39 Drs. H. Ahmad Izzan, M.Ag. Ulumul Hadist. (Bandung:Tafakur). Hal. 94

Page 36: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

23

“Ilmu hadis riwayah adalah ilmu yang membahas ucapan-ucapan

dan perbuatan-perbuatan Nabi SAW. , periwayatannya, pencatatannya,

dan penelitian lafazh-lafazhnya.”40

Namun menurut ’Itr, definisi ini mendapat sanggahan dari beberapa

ulama hadis lainnya karena tidak komprehensif, tidak menyebutkan

ketetapan dan sifat-sifat Nabi SAW. definisi ini juga tidak

mengindahkan pendapat yang menyatakan bahwa hadis itu mencakup

segala apa yang dinisbatkan kepada sahabat atau tabiin sehingga

pengertian hadis yang lebih tepat, menurut ’Itr, adalah,

اھطبضو اھتیاورو اھت افصو ھتریرقتو ھل اعف او.م .ص يبنل ا لاوقا ىلع لمتشی ملع

اھظ افلا ریرحتو

“Ilmu yang membahas ucapan, perbuatan, ketetapan dan sifat –

sifat Nabi SAW, periwayatannya, dan penelitian lafadz – lafadznya.”41

Ilmu hadits riwayah mengupayakan pengutipan bebas dan cermat

bagi segala sesuatu yang bersandar kepada Nabi SAW, juga segala

sesuatu yang bersandar kepada para sahabat serta tabi’in.

Ilmu hadits riwayah bertujuan memelihara hadis Nabi SAW. dari

kesalahan dalam proses periwayatan atau dalam penulisan dan

pembukuannya. Ilmu ini juga bertujuan agar umat Islam men- jadikan

Nabi SAW. sebagai suri tauladan melalui pemahaman terhadap

riwayat yang berasal darinya dan mengamalkannya.

Objek kajian Ilmu Hadis Riwayah adalah hadis Nabi SAW dari

segi periwayatan dan pemeliharaanya. Hal tersebut mencakup :

i. Cara periwayatan hadis, baik dari segi penerimaan dan juga cara

penyampaiannya dari seorang perawi kepada perawi yang lain;

ii. Cara pemeliharaan Hadis, yaitu dalam bentuk penghafalan, dan

pembukuannya.

Dengan penjabaran ilmu ini akan terbukalah upaya kita untuk

memahami suatu hadis, apakah ia makbul dan dapat diamalkan atau

40 Nuruddin ‘Itr. Manhaj An-Naqd fi ‘Ulum Al-Hadis. Terj. Mujio. (Bandung : Remaja Rosda Karya. 2012). hal. 18-19 41 Ibid

Page 37: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

24

mardud dan harus ditinggalkan. Disamping itu, ilmu hadis riwayah ini

juga menjelaskan kepada kita makna sebuah hadis dan cara kita

menyimpulkan berbagai manfaat darinya. Jadi, ilmu hadis riwayah ini

merupakan suatu ilmu yang sangat agung yang dapat mendekatkan

kita kepada limpahan ilmu-ilmu nabi.42

Ulama yang dipandang paling terkenal dan sebagai pelopor ilmu

hadis riwayah adalah Au Bakar Muhammad bin Syihab Az-Zuhri (51-

124 H), seorang imam dan ulama besar di Hedzaj (Hijaz) dan Syam

(Suriah). Dalam sejarah perkembangan perkembangan hadis, Az-

Zuhri terca tat sebagai ulama pertama yang menghimpun hadis Nabi

SAW. atas perintah Umar bin Abdul Aziz atau Khalifah Umar II

(memerintah 99 H/717 M-102 H/720 M).

Usaha penghimpunan, penyeleksian, penulisan, dan pembukuan

hadis secara besar-besaran dilakukan oleh ulama hadis pada abad ke 3

H, seperti Imam Al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam

At-Tirmidzi dan ulama-ulama hadis lainnya melalui kitab hadis

masing-masing.

b. Ilmu Hadis Dirayah

Ilmu ini disebut juga dengan Mushthalah al-hadits, ‘Ulum al-hadits,

Ushul al-hadis, dan ‘ilm al-hadis.

Ilmu dirayah hadits membahas masalah untuk mengetahui keadaan

rawi dan yang diriwayatkan untuk mengetahui apakah bisa diterima

atau ditolak.

Definisi yang paling baik, seperti yang diungkapkan oleh ‘Izzuddin

bin Jama’ah, yaitu,

نتملاو دنسلاا لوحا اھب فرعی نیناوقب ملع

“Ilmu yang membahas pedomaan-pedoman yang dengannya dapat

diketahui keadaan sanad dan matan.”

42 Ibid, hal. 20

Page 38: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

25

Yang dimaksud dengan kalimat ilmu dalam definisi diatas adalah

pengetahuan tentang segala sesuatu yang sesuai dengan realitas yang

sebenarnya berdasarkan suatu dalil. Dalam definisi ini ia berstatus jenis

yang bisa juga mencakup ilmu-ilmu yang lain, seperti ilmu fikih, ushl

fiqh, dan tafsir.

Akan tetapi, kata-kata “…yang dengannya dapat

diketahui…” merupakan batasan atau fasl yang hanya memasukkan

ilmu musththalah hadis kedalam definisi ini dan mengecualikan ilmu-

ilmu lainnya.

Sanad menurut muhadditsin adalah sebutan bagi rijal al-hadits yaitu

rangkaian orang yang meriwayatkan hadits hingga kepada Rasulullah

SAW., sementara isnad adalah penisbahan hadits kepada orang yang

mengatakannya. Kedua istilah ini dapat bertukar makna, sebagaimana ia

juga kadang-kadang dipakai dengan maksud rijal sanad hadis. Hal ini

dapat diketahui dengan hadirnya sejumlah indikator.

Ahwal al-sanad, keadaan sanad adalah segala sesuatu yang

berkaitan dengan sanad hadis, seperti ittishal (bersambung). Inqitha’

(terputus), tadlis (penyembunyian kecacatan), sikap sebagian rawi yang

tidak sungguh-sungguh ketika menerima hadis, lemah hafalannya,

tertuduh fasik, dusta, dan sebagainya.

Adapun matan adalah pernyataan yang padanya sanad berakhir.

Sedangkan keadaan matan adalah segala sesuatu yang berkaitsn

dengannya, seperti raf’ (marfuk yang dinisbahkan kepada nabi SAW) ,

waqf (mauquf, yang dinisbahkan kepada sahabat), syudzudz, dan

sebagainya.

Tema pembahasan ilmu hadis dirayah adalah sanad dan matan

dalam upaya mengetahui hadis yang makbul dan yang mardud. Namun,

timbul pertanyaan, bukankah tema pembahasan ini merupakan tema

ilmu hadis riwayah, lalu apa bedanya?

Jawabannya adalah bahwa ilmu hadis dirayah mengantarkan kita

untuk mengetahui hadis yang makbul dan mardud secara umum

Page 39: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

26

berdasarkan kaidah-kaidahnya; sementara ilmu hadis riwayah

merupakan upaya untuk membahas hadis-hadis tertentu yang

dikehendaki, lalu diaplikasikan dengan kaidah-kaidah umum diatas

untuk diketahui apakah suatu hadis itu makbul atau mardud, sekaligus

menguji ketepatan periwayatannya dan syarahnya. Dengan demikian,

ilmu hadis riwayah lebih merupakan penerapan praktis dari suatu hadis

yang diinginkan. Perbedaan antara keduanya sama seperti perbedaan

ilmu nahwu dan I’rab atau ushl fikih dan fikih.43

C. Metode Tutor Sebaya

1. Pengertian Tutor Sebaya

Metode berasal dari bahasa Yunani “metha” yang berarti melewati atau

melalui dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan atau

cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan

pembelajaran adalah bahan pelajaran yang disajikan atau proses penyajian

bahan pelajaran.44 Metode menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

“pengetahuan tentang tata cara mengerjakan sesuatu atau bahan”.45

Metode tutor sebaya adalah bimbingan atau bantuan yang diberikan

kepada orang lain dengan umur yang sebaya. Belajar bersama dalam

kelompok dengan tutor sebaya merupakan salah satu ciri pembelajaran

berbasis kompetensi, melalui kegiatan berinteraksi dan komunikasi, siswa

menjadi aktif belajar, mereka menjadi efektif. Kerjasama dalam kelompok

dengan tutor sebaya dapat dikaitkan dengan nilai sehingga kerjasama

makin intensif dan siswa dapat mencapai kompetensinya.

Dipandang dari tingkat partisipasi aktif siswa, keuntungan belajar

secara berkelompok dengan tutor sebaya mempunyai tingkat partisipasi

aktif siswa lebih tinggi.46

43 Dr. Nuruddin ‘Itr., op. cit., hal. 20-22

44 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSail Media Group, 2008), Cet. 1, hal.7 45 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta; Balai Pustaka, 2008), hal. 673. 46 Ratno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, (Yogyakarta: Kanisius, 2007), hal. 43

Page 40: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

27

Jadi metode tutor sebaya adalah cara pembelajaran yang dilakukan

dengan memanfaatkan kemampuan teman sebaya untuk saling tukar

pikiran untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.

2. Tujuan Metode Tutor Sebaya

Dasar pemikiran tentang tutor sebaya adalah siswa yang pandai dapat

memberikan bantuan kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut

dapat dilakukan kepada teman sekelasnya di sekolah dan kepada teman

sekelasnya di luar kelas. Jika bantuan diberikan kepada teman sekelasnya

di sekolah, maka:

a. Beberapa siswa yang pandai disuruh mempelajari suatu topik.

b. Guru memberi penjelasan umum tentang topik yang akan dibahasnya.

c. Kelas dibagi dalam kelompok dan siswa yang pandai disebar ke setiap

kelompok untuk memberikan bantuannya.

d. Guru membimbing siswa yang perlu mendapat bimbingan khusus.

e. Jika ada masalah yang tidak terpecahkan, siswa yang pandai meminta

bantuan kepada guru.

f. Guru mengadakan evaluasi.47

Tujuan penggunaan metode dengan tutor sebaya adalah sebagai berikut:

a. Dapat mengatasi keterbatasan media atau alat pembelajaran.

b. Dengan adanya kelompok guru bertugas sebagai fasilitator karena

kesulitan yang dihadapi kelompok/siswa dapat diatasi melalui tutor

sebaya yang ditunjuk guru karena kepandaiannya.

c. Dengan kerja kelompok anak yang kesulitan dapat dibantu dengan

tutor sebaya tanpa perasaan takut atau malu.

d. Dapat meningkatkan partisipasi dan kerjasama siswa serta belajar

bertanggung jawab.

e. Dengan belajar kelompok tutor sebaya melatih siswa untuk belajar

bersosialisasi.

f. Menghargai orang lain.

47 Conny Semiawan, Pendekatan Ketrampilan Proses, (Jakarta: PT Gramedia, 2000), hal. 70

Page 41: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

28

3. Manfaat Kegiatan Tutor Sebaya

Dalam kegiatan tutor sebaya manfaat yang dapat diambil, baik itu tutor

maupun yang ditutori. Ada beberapa manfaat dari kegiatan tutor sebaya,

antara lain:

a. Ada kalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai

perasaan takut atau enggan kepada guru.

b. Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan mempunyai akibat memperkuat

konsep yang sedang dibahas. dengan memberitahukan kepada anak

lain, seolah-olah ia menelaah serta menghafalkannya kembali.

c. Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang

tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih

kesabaran.

d. Mempererat hubungan antara sesama siswa sehingga mempertebal

perasaan sosial.48

Dengan teknik tutor sebaya siswa dapat mempererat hubungan antar

siswa, melatih diri sebagai pemimpin yang bisa bertanggung jawab, serta

berani dan cakap dalam berkomunikasi.

4. Teknik Pemilihan Metode Tutor Sebaya

Untuk menentukan siapa yang akan dijadikan tutor, menurut Suharsimi

Arikunto seorang tutor belum tentu siswa yang paling pandai, yang

penting diperhatikan tutor tersebut adalah:

a. Dapat diterima atau disetujui oleh siswa yang mendapat program

perbaikan sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan

untuk bertanya kepadanya.

b. Dapat menerangkan bahan-bahan materi yang dibutuhkan siswa yang

berkesulitan

c. Tidak tinggi hati atau keras hati terhadap sesama teman.

48 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006) Hal. 26

Page 42: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

29

d. Mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk memberikan

bimbingan kepada temannya.49

Hal yang perlu dipersiapkan guru dalam pembelajaran dengan tutor

sebaya menurut Suharsimi Arikunto adalah:

1) Mengadakan latihan bagi para tutor. Latihan dapat dilakukan dengan

dua cara: a) melalui latihan kelompok kecil, dimana yang mendapat

latihan hanya anak-anak yang akan menjadi tutor sebaya. b) melalui

latihan klasikal dimana siswa seluruh kelas dilatih. Cara kedua ini

mempunyai efek positif bagi kelompok siswa yang akan menerima

bimbingan karena melalui latihan ini mereka akan tahu bagaimana

mereka harus bertingkah laku pada waktu menerima bimbingan. Yang

ditekankan pada tutor hanya memimpin kawan-kawannya agar mereka

terlepas dari kesulitan memahami bahan pelajaran.

2) Menyiapkan petunjuk tertulis.

Baik di papan tulis maupun di kertas. Petunjuk tertulis ini harus jelas

serta rinci sehingga setiap siswa dapat memahami untuk

melaksanakannya.

3) Menetapkan penanggung jawab untuk tiap-tiap kelompok agar apabila

terjadi ketidakberesan guru dengan mudah menegurnya.

4) Apa yang dilakukan oleh guru selama program perbaikan berlangsung

guru selalu memegang tanggung jawab dan memainkan peran

penting.50

5. Langkah-Langkah Metode Tutor Sebaya

Langkah-langkah metode tutor sebaya sebagai berikut:

a. Pilihlah materi dan bagi dalam sub-sub materi.

b. Guru membentuk kelompok siswa secara heterogen sebanyak sub-sub

materi. Siswa yang pandai tersebar dalam setiap kelompok dan

bertindak sebagai tutor sebaya.

49 Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, (Jakarta: Rajawali, 2002), hal. 62-63 50 Suharsimi Arikunto, hal. 72-73

Page 43: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

30

c. Masing-masing kelompok mempelajari materi itu dengan dipandu

siswa yang pandai.

d. Beri waktu yang cukup untuk persiapan baik di dalam kelas maupun

luar kelas.

e. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai

dengan tugas yang telah diberikan. Guru tetap sebagai narasumber.

f. Berilah kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa

yang perlu diluruskan.51

Menurut Oemar Hamalik, kegiatan dalam proses tutorial (Tutor

Sebaya) adalah sebagai berikut:

51 Saminanto. PTK, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2010), hal. 48

Page 44: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

31

Dari prosedur di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Penugasan

Guru memilih siswa yang mampu untuk menjalankan tugas sebagai

tutor dengan mempertimbangkan kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotorik saat berdiskusi bersama guru kelas.

b. Pelaksanaan

• Tutor bertugas untuk menentukan, merumuskan, dan mengkaji

permasalahan yang dihadapi oleh siswa.

• Tutor mengajak anggotanya untuk mencari informasi dari berbagai

sumber yang mungkin menyebabkan kesulitan atau masalah bagi

siswa.

• Melaksanakan berbagai pendekatan ke arah pemecahan masalah

atau untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh siswa.

c. Tindak lanjut

• Tutor dengan pendampingan guru memberikan bantuan dan nasihat

kepada siswa dan mengerjakan kembali materi-materi yang

dianggap perlu atau dibutuhkan oleh siswa.

• Guru menempatkan kembali siswa yang telah mendapatkan

penyuluhan-bimbingan khusus ke dalam kelas siswa.

• Guru melakukan pembinaan terus menerus dan memantau

perkembangan siswa selanjutnya.52

6. Kelebihan dan kelemahan metode Tutor Sebaya

Penerapan metode Peer Teaching (Tutor Sebaya) dilakukan untuk

memberdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap tinggi, siswa

yang menjadi tutor bertugas mengajarkan materi atau memberikan

penjelasan kepada teman-temannya yang belum paham. Metode ini banyak

52 Oemar Hamalik, Pedidikan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasark an Cara Belajara

Siswa Aktif, (Bandung: CV. Sinar Baru, 1991), Hal. 79

Page 45: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

32

sekali manfaatnya baik dari siswa yang berperan sebagai tutor maupun

bagi siswa yang diajarkan. Di antaranya sebagai berikut:

d. Sudut positif pembelajaran Peer Teaching (Tutor Sebaya), adalah

untuk membantu memenuhi kebutuhan siswa yang merupakan

pendekatan bukan kompetitif melainkan kooperatif yang memuat rasa

saling menghargai dan mengerti dibina di antara siswa yang

bekerjasama. Sebagai tutor akan merasa bangga atas perannya dan

juga belajar dari pengalamannya, hal ini membantu memperkuat apa

yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang

dibebankan kepadanya. Ketika siswa belajar menggunakan metode

Peer Teaching (Tutor Sebaya), siswa juga mengembangkan

kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan

memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna.

e. Kelemahan dari pembelajaran Peer Teaching (Tutor Sebaya) antara

lain; pertama, tidak semua siswa dapat menjelaskan kepada temannya.

kedua, tidak semua siswa dapat menjawab pertanyaan temannya.

Untuk mengantisipasi dan meminimalisir kesalahan saat penerapan

metode Peer Teaching (Tutor Sebaya) maka tugas guru adalah sebagai

fasilitator yang mengawasi kelancaran pelaksanaan metode ini dengan

memberi pengarahan dan lain-lain.53

D. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Mar’atul Baroroh, dengan penelitiannya yang berjudul “Peningkatan

Kemampuan Menghafal Hadis Dengan Metode Tutor Sebaya Pada Siswa

Kelas VIII Mts Negeri 4 Magelang Tahun 2017/2018”, dengan hasil

bahwa metode tutor sebaya dapat meningkatkan kemampuan menghafal

hadis siswa kelas VIII MTs Negeri 4 Magelang 2017/2018. Hal ini terbukti

pada pra siklus sebelum metode tutor sebaya hanya 13 siswa yang tuntas

atau 43%, dan setelah menggunakan metode tutor sebaya dalam

53 Syaful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar ... Hal. 26-27.

Page 46: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

33

pembelajaran Al-Qur’an Hadis dalam menghafal hadis pada siklus I siswa

yang mencapai KKM dalam menghafalkan hadis menjadi 20 siswa atau

64%, meningkat 7 siswa atau 36% dari kondisi awal. Kemudian pada

siklus II siswa yang mencapai KKM menjadi 29 siswaatau 93% > 85% dan

penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil.

2. Indrawati, dengan judul jurnal “Penerapan Metode Pembelajaran Tutor

Sebaya (Peer Tutoring) Terhadap Hasil Belajar Al-Qur’an Hadis Di

MTsN 8 Aceh Besar”, dengan hasil bahwa adanya peningkatan pada siklus

II. Aktivitas guru pada siklus I menunjukkan nilai persentase sebesar

63,33% yang digolongkan ke dalam kategori sangat baik dan pada siklus II

menunjukkan hasil persentase sebesar 81,66% yang digolongkan dalam

kategori sangat baik juga.

E. Kerangka Berfikir

Sekarang ini berkembang metode-metode pembelajaran dalam

pembelajaran dimaksudkan untuk lebih memberikan kesempatan yang luas

kepada siswa untuk aktif belajar dan meningkatkan prestasi belajarnya. Dapat

juga dikatakan metode-metode tersebut untuk mengupayakan agar

pembelajaran yang terpusat pada guru (teacher oriented) berubah menjadi

terpusat kepada siswa (student oriented). Salah satu model pembelajaran yang

dapat dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala di atas adalah metode

pembelajaran teman sebaya (model pembelajaran tutor sebaya).

Pembelajaran hendaknya bersifat sosial (tutor sebaya), sebab kerja sama

diantara pembelajar melibatkan lebih banyak daya otak dan meningkatkan

kualitas dan kuantitas belajar. Ajaklah pembelajar untuk sesekali bergerak dari

tepat duduk mereka dan berisikan kesempatan untuk melakukan gerakan dan

aktivitas fisik sebagai bagian dari proses belajar pada akhirnya meningkatkan

hasil belajar.54

54 Hamruni, Konsep Edutainment dalam Pendidikan Islam, (Yogyakarta: SUKSES Offset, 2008), hal. 190

Page 47: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

34

Pemahaman pembelajaran hadits di kelas VII MTs Al-Adzkar akan

semakin meningkat bila diterapkannya metode tutor sebaya. Hal ini

dikarenakan metode ini melibatkan kerjasama di antara pelajar. Dimana

biasanya siswa akan lebih memahami apa yang disampaikan teman sebayanya

karena adanyanya kesamaan jenjang dan bahasa yang mereka gunakan.

Page 48: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

35

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Al-Adkar yang

beralamatkan Jl. Pinang, RT. 02/14 Pamulang Timur, Pamulang, Tangerang

Selatan, Banten, 15417. Adapun mengenai waktu penelitian, peneliti

melakukan kegiatan pada bulan Februari (semester genap) tahun ajaran

2019/2020.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Beberapa ilmuan mengartikan bahwa metode penelitian adalah suatu

kerja yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan aturan-aturan baku

(sistem dan metode) dari masing- masing disiplin ilmu yang digunakan.55

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif,

sebab penelitian ini lebih menitik beratkan pada persoalan efektifitas,

manfaat, kekurangan penerapan metode tutor sebaya, dan tinjauan tentang

pemahaman. Oleh karena itu penulis menggunakan metode deskriptif

kualitatif sebab metode deskriptf kualitatif dikembangkan untuk mengkaji

kehidupan dalam kasus-kasus terbatas namun mendalam (indepth).

Penelitian kualitatif berusaha menampilkan secara utuh, yang

membutuhkan kecermatan dan pengamatan, Sehingga kita dapat memahami

secara menyeluruh hasil penelitian. Penelitian ini berusaha menggambarkan

fakta atau fenomena yang ada secara faktual dan cermat, tidak meng enal

bukti logika matemetis, prinsip angka atau metode statistik, sehingga dapat

digambarkan kondisi dan keadaan yang sebenarnya dengan isyarat dan

tindakan sosial. Men Trovers (1978), sebagaiman dikutip Slevill et.al.

(1997) mendefinisikan metode deskriptif sebagai berikut: menggambarkan

55 Imron Arifin, Ed. “Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu-Ilmu Sosial Dan Keagamaan”

(Malang: Kalamasahada Press, 1996), hal. 12

Page 49: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

36

sifat atas suatu keaadaan yang sementara berjalan pada penelitian dan

memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu, jadi metode deskriptif ini

melakukan gambaran objek yang diselidiki pada waktu penelitian

berlangsung.56

Kirk dan miller mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai suatu

tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental

bergantung dari pengamatan manusia, baik dalam kawasanya maupun dalam

peristilahanya. 57Robert Bogdan dan Steven j. Tailor seorang pakar ilmu

sosial, dalam bukunya Introduction To Qualitative Research Methods yang

daialih bahasakan oleh arif furhan seorang pakar ilmu sosial, bahwa

penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang meghasilkan data

deskriptif, ucapan atau tulisan yang dapat diamati dari orang-orang (subjek)

itu sendiri.58

Sesuai dengan masalah yang diteliti, peneliti menggunakan

pendekatan kualitatif karena penelitian ini memuat tentang prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari objek dan prilaku yang dapat di amati kemudian pendekatan

kualitatif ini memerluka ketajaman analisis, objektifitas, dan sistmatik

sehingga diperoleh ketepatan dan interpretasi, sebab hakikat dari suatu

fenomena atau gejala bagi pendekatan kualitatif adalah totalitas atau

gestalt.59

Jenis penelitian yang digunakan adalah teknik deskriptif yaitu sebuah

teknik yang bertujuan guna menjeaskan subjek penelitian secara rinci,

sehingga bisa didapatkan data yang benar-benar lengkap untuk kelanjutan

dan keberhasilan atau teknik dalam meneliti status kelompok manusia, suatu

objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada

56 Imam Supra Yoso Tabranio, “Metodologi Penelitian Sosial Agama” (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 137 57 Lexy j. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif” (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2006), hal .4 58 Arif Furchan, “Pengantar Metodologi Penelitian Kualitatif” (Surabaya: Usaha Nasional,

1992), hal. 21 59 M. Nasir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, cet 3, 1998), hal. 36

Page 50: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

37

masa sekarang.

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat

deskripssi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat

mengenai fakta- fakta, sifat serta hubungan dengan fenomena yang diteliti.

Teknik deskriptif adalah pencarian fakta interpretasi yang tepat.60 Penelitian

deskriptif ini bertujuan untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisa dan

menginterpretasikan kondisi yang selama ini terjadi secara utuh dan

mendalam mengenai implementasi serta peranan tutor sebaya dalam

meningkatkan pemahaman Hadits siswa.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Berbeda dengan penelitian kuantitatif, dalam penelitian kualitatif

tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan

“sosial situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu :

tempat (place), pelaku (actors), dan aktifitas (activity). Situasi sosial

tersebut dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin diketahui.61

Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah Siswa MTs Al-

Adzkar.

2. Sampel

Dalam penelitian kualitatif teknik sampling yang sering

digunakan adalah adalah purposif sampling, dan snowball sampling.

Purposif sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalanya orang

tersebut yang dianggap tahu tentang apa yang kita harapkan, atau

mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti

menjelajahi objek atau situasi yang diteliti. Atau dengan kata lain

pengambilan sampel diambil berdasarkan kebutuhan penelitian, yang

60 M. Nasir, Metode Penelitian ... hal. 36 61 Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D” (Bandung: CV.

Alfabeta, 2008), hal. 215

Page 51: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

38

mana dalam hal ini meliputi kepala sekolah, guru studi, siswa kelas VII

yang dianggap repsentatif.62

D. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis Data

Data merupakan segala keterangan (informasi) mengenai segala hal

yang berkaitan dengan tujuan penelitian.63 Berangkat dari permasalahn

skripsi ini, maka jenis-jenis data yang relevan sebagai kejadian dalam

penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data yang tidak bisa diukur atau

dinilai dengan angka secara langsung.64 Diantara data kualitatif dalam

penelitian ini adalah:

a. Penerapan tutor sebaya serta perananya dalam meningkatkan

pemahaman hadits siswa di MTs Al-Adzkar.

b. Gambaran umum objek penelitian antara lain sejarah berdirinya

sekolah, struktur organisasi, visi, misi motto dan kurikulum

pendidikan serta pestasi-prestasi akdemik dan non akademik.

2. Sumber Data

Sumber data adalah sumber data yang diperoleh.berdasarkan jenis-

jenis data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini, sumber data yang di

gunakan yaitu:

a. Sumber literatur yaitu sumber data yang digunakan untuk mencari

landasan teori tentang permasalahan yang di teliti dengan

menggunakan buku-buku kepustakaan.

b. Field Research adalah sumber data yang diperoleh dari lapangan

penelitian, yaitu mencari data dengan langsung terjun ke objek

penelitian untuk memperoleh data yang lebih kongkrit yang berkaitan

dengan dengan masalah yang diteliti.65 Adapun sumber data ini dua

62 Ibid. hal. 218-219 63 Suhaarsimi Arikunto,”Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek” (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1993), hal. 109 64 Ibid, hal. 107 65 Sutrisno Hadi, “Metodologi Reseach”(yogyakarta : Andi Offset, 1989), jilid I, hal. 66

Page 52: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

39

macam yaitu :

i. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

sumbernya untuk diamati dan dicatat dalam bentuk pertama

kalinya dan merupakan bahan utama penelitian.66 Data yang di

maksud disini adalah pelaksanaan program tutor sebaya, prestasi

siswa di MTs Al-Adzkar. Adapun data ini diperoleh dari beberapa

sumber yaitu a. hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, b. hasil

wawancara dengan Staf Pengajar Hadits, c. hasil wawancara

dengan perwakilan siswa Kelas VII dan pihak-pihak yang

berkaitan.

ii. Data Sekunder adalah data yang pengumpulanya tidak diusahakan

sendiri oleh peneliti. Sumber Sekunder ini bersifat penunjang dan

melengkapi data primer. Data yang di maksud adalah berupa

dokumen-dokumen sekolah MTs Al-Adzkar, buku-buku yang

terkait dengan penelitian dan berupa dokumen-dokumen lainya.

E. Intrumen Penelitian

Intrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sebuah metode,

intrumen dalam penelitian ini adalah:

1. Cek list sebagai intrumen metode observasi

2. Pedoman dokumentasi sebagai intrumen metode dokumentasi

3. Pedoman wawancara sebagai intrumen metode wawancara

F. Tahap-Tahap Penelitian

Diantara tahapan penelitian yang dikemukakan oleh Kirk dan Miller ada

empat tahapan yaitu tahap: Invention, Diccovery, Interpretation,

Eksplanation, dalam penelitian ini untuk mengetahui dan mengeksplorasi

masalah peranan tutor teman sebaya dalam meningkatkan pemahaman hadits

siswa di MTs Al-Adzkar. Peneliti memilih tahapan penelitian sebagaimana

yang dikemukakan oleh Kirk dan Miller.

66 Winarno Surahmat, “Pengantar Penelitian Ilmiah” (Bandung : Tarsito, 1994), hal. 34

Page 53: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

40

1. Invention (tahap pra lapangan)

Tahap pra lapangan adalah merupakan orientasi guna untuk

memperoleh gambaran mengenai latar belakang penelitian dengan

melakukan grend tour observation. Adapun tahapan-tahapanya yang di

identivikasi oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Menyusun pelaksanaan penelitian,

b. Memilih lapangan,

c. Mengurus permohonan penelitian,

d. Memilih dan memanfaatkan informasi

e. Mempersiapkan perlengkapan-perlengkapan penelitian. 67

Tahapan ini dilakukan sejak dini yaitu, sejak pertama kali atau

sebelum terjun kelapangan dalam rangka penggalian data.

Dalam tahapan ini peneliti mencari data informasi mengenai

tentang metode tutor teman sebaya sesuai dengan konsentrasi jurusan

dari beberapa informan. Dalam proses pencarian objek penelitian acap

kali peneliti kebingungan terhadap objek yang hendak di teliti,

kebingungan tersebut bukan pada tataran ilmiah pemahaman metode

penelitian akan tetapi lebih kepada obyek yang hendak diteliti. Akhirnya

dengan segala pertimbangan dan arahan teman-teman dekat, maka

peneliti mencoba datang kerumahnya Pak Miftah Habibie. Beliau adalah

staf pengajar di MTs Al-Adzkar tentu sedikit banyak beliau paham

tentang kondisi yang terjadi di lokasi penelitian.

Dengan beberapa kali diskusi peneliti dengan beliau akhirnya

ditemukankah kecocokan konsep dan obyek yang ditawarkan untuk

kemudian meneliti tentang studi kasus model pembelajaran dengan

menggunakan metode tutor teman sebaya.

Dengan kesamaan konsep dan obyek yang ditawarkan, maka

sejak saat itu peneliti langsung meninjau lokasi penelitian guna untuk

mengetahui kondisi kejadian yang sebenarnya di lokasi tersebut.

67 Lexy j. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif” ... hal. 127-133.

Page 54: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

41

2. Discovery (Tahap Pekerjaan Lapangan)

Dalam tahap ini peneliti memasuki lapangan untuk kemudian turut

serta melihat, memantau, meninjau aktivitas tutor teman sebaya denagn

melakukan beberapa tahapan yaitu:

a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri.

Cara untuk memahami latar atau obyek penelitian, terlebih dahulu

penelti meminta keterangan terkait dengan sasaran penelitian untuk

kemudian dapat mempersiapkan diri dengan baik secara fisik maupun

mental dalam upaya masuk dan membaur dengan obyek yang akan

diteliti. Sehingga butuh proses beradaptasi dengan keadaan dan

kebiasaan yang ada di lokasi penelitian yang mungkin tidak sama, dan

agar tidak terjadi benturan pemahaman tentu harus dimulai dengan

hubungan baik antara peneliti dengan obyek penelitian yang semata-

mata untuk kelancaran proses penelitian sehingga nantinya akan

menghasilkan penelitian yang credible, akuntable dan obyektif.

Demi hasil yang ingin dicapai oleh peneliti, pada prakteknya

peneliti sering bersilaturrahim kepada staf-staf pengajar, pengurus TU,

serta siswa-siswa di MTs Al-Adzkar, guna melakukan komunikasi

interaktif posistif untuk menjalin hubungan emosional yang baik dan

transparan. Selain itu untuk mengetahui langsung proses kegiatan tutor

sebaya.

Dalam peneltian ini, seorang peneliti menemukan banyak

persoalan- persoalan, sebagaimana sesuai dengan buku panduan lexy

moleong,

“Ada persoalan-persoalan dengan lingkungan pada hari-hari

pertama penelitian dilapangan. Jika peneliti tidak mampu

menyesuaikan diri, dia akan mengalami kesulitan secara

psikologis, sosial dan serba canggung.”68

68 Sudarman denim, ’Menjadi Peneliti Kualitatif” ... hal. 158

Page 55: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

42

Oleh karena itu peneliti pada saat itu sudah berperan sebagai

peneliti menggunakan latar tertutup dalam artian “hubungan peneliti

perlu akrab dengan informan atau subjek yang perlu diamati dan

diteliti secara mendalam”.69

b. Pengumpulan Data

Terjun ke lapangan dan berpean serta sambil pengumpulkan data

dan dokumen penting. Pencarian data di lapangan dengan

menggunakanalat pengumpul data yang telah disediakan secara

tertulis, rekaman ataupun dokumentasi.70 Perolehan data berdasarkan

proses tersebut kemudian dicatat dengan cermat, argument atau

komentar informan sebagai objek penelitian.

Proses pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara

untuk kemudian didokumentasikan dari tiap-tiap proses agenda

kegiatan yang ada di lapangan yaitu mengenai kegiatan tutor sebaya di

MTs Al-Adzkar Pamulang Timur. Pengumpulan hasil wawancara,

pengumpulan data-data penting tentang sekolah, dan catatan-catatan

kecil berisi hasil kegiatan di lapangan.

3. Interpretation (Tahap Analisis Data)

Berangkat dari definisi Bogdan dan Taylor tentang analisis data

yang mengatakan bahwa analisa data sebagai proses yang merinci usaha

secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide)

seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan

bantuan hipotesis itu.

Analisis adalah kegiatan untuk memanfaatkan data sehingga dapat

diperoleh suatu kebenaran. Analisis ini diperlukan imajinasi dan

kreatifitas peneliti, sehingga dapat diuji kemampuan peneliti dalam

menalar. Dari rumusan tersebut diatas, dapatlah ditarik kesimpulan

69 Lexy j. moleong, “Metodologi Penelitian Kualitati”... hal. 94 70 P. Joko Subagyo, “Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek” (Jakarta: Rineka Cipta,

2004), hal.37

Page 56: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

43

bahwa analisis data dalam hal ini untuk mengukur, mengurutkan,

mengelompokan, dan memberikan kode dan mengkategorikannya. Uraian

tersebut memberikan gambaran betapa pentingnya analisis data ini dilihat

dari segi tujuan peneliti prinsip pokok peneliti kualitatif dalam

menemukan teori atau fakta dan data. Akhirnya perlu dikemukakan

bahwa analisis data itu dilakukan suatu proses. Dalam sebuah proses ini

pelaksanaannya sudah dimulai sejak pengumpulan data dan dikerjakan

secara intensif. Dengan hal tersebut peneliti menggunakan analisis

Domain (Analisis Domain) maksudnya menganalisis gambaran obyek

penelitian secara umum tanpa harus merincikan secara detail unsur-unsur

yang ada dalam keutuhan obyek.. Analisis domain ini menurut Spradley

terdapat empat langkah yang harus di mengerti oleh peneliti, diantaranya

adalah:

a. Memilih hubungan semantic tertentu atas dasar informasi atau fakta

yang tersedia dalam catatan harian di lapangan.

b. Menyiapkan kerja analisis Domain

c. Memilih kesamaan–kesamaan data dari catatan harian peneliti di

lapangan.

d. Mencari konsep-konsep induk dan kategori-kategori simbolis dari

Domain tertentu yang sesuai dengan sesuatu pola hubungan semantic.

Namun dalam hal ini, peneliti meneliti tentang penerapan metode

tutor teman sebaya, maka peneliti memaknai empat langkah di atas dan

dalam teknik analisis data berikutnya peneliti menggunakan analisis data

berikutnya peneliti menggunakan analisis deskriptif serta menguraikan

dengan sebuah pemikiran yang obyektif.

Page 57: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

44

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penggalian data secara eksploratif terfokus ini, peneliti

menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu participant observation,

in depth interview, dan teknik dokumenter.71

1. Participant Observation

Teknik partisipant observation adalah teknik pengamatan terhadap

objek yang di teliti mengenai perilaku masyarakat sekaligus berpartisipasi

langsung pada lokasi penelitian, bagi penulis bertugas melihat dan

kepekaan mengungkap membaca dalam momen- momen tertentu denga n

memisahkan antara apa yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan.

Dalam hal ini dilakukan secara langsung oleh peneliti dengan terjun

langsung di lapangan, untuk memperoleh data spesifik di lapangan.72

Observasi adalah suatu pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan

pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat berlangsungnya

peristiwa disebut observasi langsung. Sedangkan pengamatan yang di

lakukan tidak pada saat peristiwa atau kejadian berlangsung disebut

observasi tidak langsung dan dapat dilakukan melalui film, rangkaian

slide, atau rangkaian foto.73 Observasi juga dapat didefinisikan sebagai

suatu teknik yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara teliti

serta pencatatan secara sistematis. 74 Teknik ini digunakan untuk

mengetahui penerapan kegiatan tutor sebaya yang diadakan di MTs Al-

Adzkar.

71 Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D” (Bandung: CV. Alfabeta, 2008), hal. 225

72 Anas Sujana, “Pengantar Evaluasi Pendidikan” (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996)

73 S.Margono,“Metode Penelitian Pendidikan” (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal. 158 74 Suharsimi Arikunto, “Dasar-Dasar Evaluasi” (Jakarta : Bumi Aksara, 2003) hal 31

Page 58: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

45

2. In-depth Interview (wawancara)

Nasution dalam bukunya, mengatakan bahwa wawancara atau

interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal yakni semacam

percakapan secara sistematis yang bertujuan memperoleh informasi.75

Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya

atau pewawancara dengan yang penjawab atau responden dengan

menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan

wawancara). 76 Dengan metode ini peneliti mengumpulkan data yang

dilakanakan melalui proses tanya jawab (wawancara) secara langsung

selama proses penelitian. Untuk mendapatkan informasi secara objektif,

maka interview ini dilakukan satu orang nara sumber atau individu.

Adapun yang termasuk Nara Sumber adalah Kepala Sekolah, Guru Studi,

Siswa kelas kelas VII A dan B MTs Al-Adzkar yang dianggap

representatif.

Teknik wawancara seperti ini, tidak terikat pada pertanyaan yang

sudah disediakan, tapi lebih bersifat bebas dan leluasa.

Dalam hal ini yang ingin diketahui peneliti secara garis besar antara

lain:

c. Bagaimana tanggapan Kepala Sekolah mengenai sistem pembelajaran

dengan menggunakan metode tutor sebaya.

d. Bagaimana tanggapan wali study terhadap efektifitas tutor sebaya,

peranan tutur sebaya, pelaksanaan tutor sebaya, serta hambatan-

hambatanya dalam pelaksanaanya disekolah tersebut serta

efektifitasnya dalam meningkatkan pemahaman materi PAI.

e. Bagaimana tanggapan siswa mengenai pelakasanaan tutor sebaya di

sekolah tersebut.

75 Nasution, “Metode Reseach” (Jakarta: Bumi Akasara, 1996), hal. 113 76 Moch. Nazir, Ph.D. ibid. hal193-194

Page 59: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

46

3. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata “Dokumen” yang artinya barang-

barang tertulis. Dengan melakukan metode dokumen ini, peneliti mencari

dan mengumpulkan data mengenai hal- hal atau variabel yang berupa

catatan atau benda tertulis, transkip, buku, surat kabar, foto dan dokumen

mengenai gambar umum objek penelitian. 77 Yang meliputi struktur

organisasi sekolah, sarana dan prasarana sekolah, sejarah berdirinya

sekolah, keadaan fisik sekolah, keadaan siswa, keadaan guru dan non

guru.

H. Teknik Analisa Data

Analisa data merupakan upaya untuk menelaah secara sistematika

yang diperoleh dari sumber yaitu: wawancara, observasi dan dokumentasi

kemudian data tersebut diklasifikasikan sesuai dengan kerangka penelitian

deskriptif kualitatif yang berupa gambaran kondisi, latar belakang penelitian

secara menyeluruh dan sejarah data tersebut ditarik suatu temuan penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti memberikan gambaran menyeluruh

tentang peranan tutor sebaya dalam meningkatkan pemahaman hadits siswa

MTs Al-Adzkar. Adapun hasil penelitian tersebut kemudian ditelaah, dikaji

dan disimpulkan sesuai dengan tujuan dan kegunaan penelitian. Dalam

memperoleh kecermatan, ketelitian, kebenaran maka peneliti menggunakan

cara yaitu: cara berpikir induktif.

Cara berpikir Induktif yaitu: Penalaran yang dimulai dari fakta-

fakta atau peristiwa yang khusus atau kongkrit tersebut ditarik ke

generalisasi- generlisasi yang bersifat umum.78

Dengan langkah penelitian ini untuk mencari suatu kebenaran yang

berpijak dari data yang diperoleh di lapangan dan kasus-kasus yang bersifat

77 S.Margono, “Metode Penelitian Pendidikan” (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), hal. 181 78 Sutrisno Hadi, “Metodologi Reseach”(yogyakarta : Andi Offset, 1989), jilid I, hal. 42

Page 60: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

47

khusus berdasarkan pengalaman nyata yang kemudian dirumuskan menjadi

model, konsep, teori, prinsip preposisi, atau definisi yang bersifat umum.

Adapun lagkah- langkah yang harus ditempuh dalam analisis data

kualitatif adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data di awali dengan menerangkan, memilih hal- hal yang pokok,

memfokuskan pada hal- hal yang penting terhadap isi dari suatu data yang

berasal dari lapangan, sehingga data yang telah direduksi dapat

memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan.79

Dalam proses reduksi data ini, peneliti dapat melakukan pilihan-pilihan

terhadap data yang hendak di kode, mana yang dibuang, mana yang

merupakan ringkasan cerita-cerita yang sedang berkembang. Reduksi data

merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data

dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya

dapat ditarik dan diverifikasi.80

2. Display Data

Display data merupakan proses menampilkan data secara sederhana dalam

bentuk kata-kata, kalimat naratif tabel matrik dan grafik dengan maksud

agar data yang telah dikumpulkan dikuasai oleh peneliti sebagai dasar

untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Dalam sub ini peneliti

menyajikan data-data hasil hasil wawancara peneliti dengan informan atau

pengamatan yang sudah diklarifikasikan sesuai dengan proses penelitian

serta siap untuk dianalisis.

3. Verifikasi dan Simpulan

Sejak awal pengumpulan data peneliti harus membuat kesimpulan-

79 Yatim riyanto,” Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif Dan Kuantitatif” (Surabaya:

UNESA Uneversity press, 2007),hal.32 80 Imam SupraYogo, “Metodologi Penelitian Sosial Agama” (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2001), hal. 194

Page 61: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

48

kesimpulan sementara (hipotesa). Dalam tahap akhir, simpulan-simpulan

tersebut harus di cek kembali (diverifikasi). Pada catatan yang dibuat oleh

peneliti dan selanjutnya kearah simpulan yang mantab. Penarikan

simpulan bisa jadi diawali dengan simpulan tentatif yang masih perlu

disempurnakan. Setelah data masuk terus-menerus dianalisis dan

diverifikasi tentang kebenarannya, akhirnya didapatkan kesimpulan akhir

lebih bermakna dan jelas.

Simpulan adalah intisari dari temuan penelitian yang menggambarkan

pendapat-pendapat akhir yang berdasarkan pada uraian- uraian

sebelumnya. Simpulan akhir relevan dengan fokus penelitian, tujuan

penelitian dan temuan penelitian yang sudah dilakukan pembahasan.81

81 Ibid, hal. 34

Page 62: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

49

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Mts Al-Adzkar Pamulang Timur

1. Sejarah Berdirinya Sekolah

Munculnya Pondok Pesantren Modern Al-Adzkar ini berawal dari

didirikannya TPA dan TK Islam Al-Adzkar. Kemudian lembaga

pendidikan itu mengembangkan bisnisnya dengan membuka SDIT dan

kemudian MTs. Untuk mendirikan lembaga tersebut diperlukan

pengelolaan berupa yayasan. Yayasan yang didirikan merupakan sebuah

yayasan keluarga. Pembina, pengawas serta pengurusnya merupakan

saudara sedarah dari pemilik yayasan tersebut. Terdapat sembilan

pengurus inti yang merupakan bagian dari keluarga, sisanya merupakan

kerabat yang dekat dengan pemilik yayasan.

Pondok Pesantren Modern Al-Adzkar mulai berdiri sejak tahun

ajaran 2012/2013. Awalnya, gedung sekolah untuk tingkat MTs masih

bergabung dengan gedung SDIT Al-Adzkar yang berada di Pamulang

Barat. Hal ini dikarenakan pada tahun pertama dan kedua murid MTs

masih sekitar 38 santri. Akan tetapi, saat tahun ketiga murid MTs

cenderung meningkat hingga 200 santri sehingga seluruh kegiatan belajar

mengajar dipindah ke gedung yang baru di Pamulang Timur. Pada tahun

ajaran 2015/2016 Pondok Pesantren Modern Al-Adzkar mulai

mengembangkan lembaga pendidikannya dengan membuka jenjang

SMA. Sedangkan, jumlah guru yang ada pada pondok pesantren ini

sekitar 15-20 orang. Kualifikasi untuk tenaga pendidiknya juga

berdasarkan pemahaman agamanya yang baik, aktif mengikuti kajian

agama, dan berlatar pendidikan S1 sesuai dengan bidangnya.

Kurikulum yang ada pada pesantren modern Al-Adzkar ini adalah

perpaduan antara kurikulum pendidikan Nasional dan kurikulum

pesantren yang dibagi menjadi tiga kategori, yaitu Pendidikan umum dan

Page 63: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

50

keislaman, Pengembangan diri, serta Kegiatan pembiasaan. Pondok

Pesantren Modern Al-Adzkar memiliki visi untuk mewujudkan pesantren

yang modern, unggul dalam ilmu agama islam, pengetahuan umum dan

teknologi, serta mampu berbahasa Arab dan Inggris untuk kegiatan

komunikasinya. Untuk mewujudkan visinya tersebut, pondok pesantren

ini memiliki misi ataupun cara untuk mencapai visinya yang dilakukan

dengan mengajarkan ilmu keislaman, pengetahuan umum serta teknologi

secara seimbang; memfasilitasi pendidikan tahsin dan tahfizh Al-Qur’an

serta bahasa asing secara berkelanjutan; menanamkan cinta ibadah,

akhlakul karimah, hidup secara mandiri, sederhana dan disiplin; serta

menjadi pondok pesantren yang sehat, bersih, tertib dan nyaman.

2. Profil Sekolah

a. Profil

Tabel 4.1

Nama Madrasah : MTs. Al Adzkar

Nama Kepala Madrasah : Ambo Ala, S.Pd

No. SK. Izin Operasional : Kd.28-24/4/PP03.2/1826.A/2012

Tanggal Pendirian : 24 Desember 2012

No. Statistik Madrasah : 1212.3674.0041

NPSN : 69726357

Status Akreditasi : A (94)

Alamat Madrasah : Jl. Pinang, RT. 02/14 Pamulang Timur, Pamulang,

Tangerang Selatan, Banten, 15417

Page 64: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

51

b. Visi

Terwujudnya Pesantren Al Adzkar yang modern,unggul dalam

ilmu keislaman, pengetahuan umum dan teknologi, serta

mengedepankan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris dalam

berkomunikasi.

c. Misi

1) Mengajarkan ilmu keislaman, pengetahuan umum, dan teknologi

secara terpadu

2) Menyelenggarakan pendidikan tahsin dan tahfidz Al Qur’an, serta

Bahasa Arab dan Bahasa Inggris secara berkesinambungan

3) Menanamkan kecintaan beribadah, akhlaqul karimah, hidup

mandiri, sederhana, dan disiplin

4) Menyelenggarakan pendidikan pesantren yang sehat, bersih, tertib,

dan nyaman

3. Bagan Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan bagan yang di dalamya memuat

tugas dan sekelompok orang yang berfungsi menertibkan dan

memperlancar proses belajar mengajar serta aktifitas yang berkaitan

dengan organisasi tersebut. Demikian halnya dengan keberadaan

organisasi di Mts Al-Adzkar Pamulang:

Berdasarkan struktur organisasi, maka tugas dan wewenang tiap

bagian adalah Sebagai berikut :

a. Kepala Sekolah bertugas:

1) Mampu sebagai pendidik

ü Berprestasi sebagai pendidik

ü Membimbing siswa

ü Mengikuti perkembangan iptek

ü Membimbing guru dan karyawan

ü Mengembangkan staf

ü Memberi contoh mengajar yang baik

Page 65: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

52

2) Mampu mengelola sekolah

ü Menyusun program

ü Menggerakkan staf

ü Menyusun organisasi kepegawaian

ü Mengoptimalkan sumber daya sekolah

ü Memotivasi internal dan eksternal

3) Mampu sebagai Administrator

ü Menyusun KBM bimbingan konseling

ü Mengelola administrasi keuangan

ü Mengelola surat menyurat

ü Mengelola administrasi siswa

4) Mampu sebagai leader

ü Mempunyai dan memahami visi dan misi sekolah

ü Berkepribadian kuat (jujur, percaya diri, berjiwa besar, disiplin

dan menjadi panutan)

ü Mengenal kompetensi warga sekolah

ü Mampu berkomunikasi dan mengambil keputusan

5) Mampu menciptakan iklim kerja

ü Mengatur lingkungan kerja

ü Mengatur suasana kerja

6) Mampu sebagai wira usahawan

ü Menggerakkan sumber daya sekolah

ü Melaksanakan pembaharuan sekolah

b. Tugas Komite Sekolah

1) Bersama pihak sekolah merumuskan dan menetapkan visi dan

misi sekolah.

2) Bersama pihak sekolah menyusun dan menetapkan rencana

stategik pengembangan sekolah.

Page 66: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

53

3) Bersama pihak sekolah menyusun dan menetapkan rencana

kerja tahunan sekolah yang dirumuskan dalam Rencana

Anggaran dan Belanja Sekolah (RAPBS).

4) Membahas dan menetapkan pemberian tambahan kesejahteraan

bagi kepala sekolah, guru, dan tenaga administrasi sekolah yang

berasal dari masyarakat atau orang tua.

5) Bersama pihak sekolah mengembangkan prestasi unggulan, baik

yang bersifat akademis ( nilai tes harian, semesteran , dan Ujian

sekolah / Ujian nasional ), maupun yang bersifat non-akademis

( keagamaan, olah raga, seni dan atau keterampilan ) bagi

seluruh siswa di sekolah

6) Menghimpun dan menggali sumber dana dari masyarakat luas

untuk meningkatkan kualitas pelayanan di sekolah.

7) Mengelola dana yang bersumber dana dari masyarakat luas

untuk kepentingan peningkatan layanan pendidikan yang

bermutu.

8) Menampung dan menyalurkan kontribusi masyarakat yang

berupa material dan non material (tenaga, pikiran) yang

diberikan kepada sekolah.

9) Mengevaluasi pelaksanaan program sekolah sesuai dengan

kesepakatan dengan pihak sekolah, meliputi: pengawasan

penggunaan sarana dan prasarana sekolah, pengawasan

keuangan secara berkala dan berkesinambungan.

10) Mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi sekolah

dan mencari solusinya bersama pihak sekolah.

11) Bersama pihak sekolah mengembangkan kurikulum yang

ditetapkan pemerintah sesuai dengan kebutuhan dan potensi

sekolah untuk menjadi program unggulan.

12) Memberikan motivasi dan penghargaan baik berupa materi

maupun non materi kepada tenaga kependidikan atau pihak lain

Page 67: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

54

yang berjasa kepada sekolah sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

13) Membangun jaringan kerjasama dengan berbagai pihak yang

terkait dengan sekolah untuk meningkatkan kualitas pelayanan

proses dan hasil pendidikan di sekolah.

14) Memantau pelaksanaan proses pelayanan dan hasil pendidikan

di sekolah.

15) Mengkaji laporan pertanggung jawaban pelaksanaan program

yang disampaikan oleh Kepala Sekolah.

16) Menyampaikan usulan atau rekomendasi kepada pemerintah

daerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan

sesuai denga n kebutuhan sekolah.

17) Bersama pihak sekolah memantau dan mendata anak yang tidak

mampu untuk mendapat bantuan keringanan dan / atau

pembebasan biaya pendidikan berdasarkan ketentuan yang

berlaku

18) Bersama pihak sekolah memberikan penghargaan kepada siswa

yang berprestasi, baik itu yang bersifat akademis ataupun non-

akademis

c. Kasubag Tata Usaha bertugas sebagai berikut :

1) Menyeleggarakan dan bertanggung jawab terhadap semua

pelaksanaan kegiatan adinistrasi sesuai dengan peraturan dan

tugas yang di berikan

2) Mengurus kegiatan sekolah yang meliputi:

3) Kegiatan surat menyurat

4) Menyusun daftar inventaris sekolah

5) Menyelenggarakan daftar hadir guru

6) Mengurus pendaftaran

7) Membantu pelaksanaan pendidikan

8) Mengurus dan memelihara sarana dan pra sarana sekolah

Page 68: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

55

9) Membantu tugas kepala sekolah dan memberikan layanan kepada

guru wali kelas dan murid dalam hubunga nya dengan keperluan

pendidikan

10) Mengumpulkan buku legger dari guru/pegawai, wali kelas dan

mengisikan ke buku induk.

d. Waka Kurikulum

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum Bertugas:

1) Menyusun program pengajaran

2) Menyusun pembagian tugas guru

3) Menyusun jadwal pelajaran

4) Menyusun jadwal evaluasi belajar

5) Menyusun pelaksanaan UTS /UAS

6) Menyusun kriteria dan persyaratan naik atau tidak naik serta

lulus atau tidak lulus

7) Menyusun jadual penerimaan buku laporan pendidikan (Rapor)

dan penerimaan STTB.

8) Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan program

suatu pelajaran

9) Menyusun laporan pelaksanaan pengajaran secara berkala

e. Waka Kesiswaan Bertugas:

1) Menyusun program pembinaan kesiswaan OSIS

2) Melaksanakan bimbingan pengarahan dan dan pengendalian

kegiatan siswa/OSIS dalam rangka menegakkan disiplin dan

ketertiban sekolah.

3) Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan,

kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, dan lingkungan

hidup

4) Memberikan pengarahan dalam pemilihan pengurus OSIS

5) Melakukan pembinaan pengurus OSIS dalam berorganisasi

Page 69: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

56

6) Menyusun program dan jadual pembinaan secara berkala dan

insidentil

7) Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan calon siswa

penerima beasiswa

8) Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam

kegiatan di luar sekolah.

9) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara

berkala

f. Waka Sarana dan Pra Sarana bertugas:

1) Inventarisasi barang

2) Pendayagunaan sarana dan prasarana

3) Pemeliharaan ( Penggunaan, penghapusan dan atau

pengembangan)

4) Pengelolaan keuangan alat-alat pelajaran

4. Keadaan Siswa, Guru, dan Non Guru

MTs Al-Adzkar memiliki 455 Siswi, adapun perinciannya sebagai

berikut :

Tabel 4.2

Kelas Jumlah siswi

7A 31

7B 32

7C 32

7D 30

7E 31

7F 30

8A 35

8B 33

8C 32

Page 70: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

57

8D 32

9A 34

9B 34

9C 35

9D 33

Adapun Nama-nama staf pengajar dan karyawan di Mts Al-Adzkar

Pamulang sebagai berikut:

Table 4.3

No Nama Guru

Mata Pelajaran

Kelas

jml

7A 7B 7C 7D 7E 7F 8A 8B 8C 8D 9A 9B 9C 9D

1 Ambo Ala, S.Pd 1a a Matematika 6 6 12 2 Abdul Hadi, S.Pd.I 2a a Bhs Arab 2 2 2 2 3 3 14 3 Dwi Apriliya Aryani, S.Pd 3a a Bhs Indonesia 5 5 5 5 4 24 4 Wijayanti Eka Puspitasari, S.P 4b b Matematika 6 6 6 6 24 5 Rahmi Arhamty, S.Pd 5a a IPA (Fisika) 4 4 4 4 4 4 24 6 Vera Anjelina, S.Pd 6a a PPKn 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 7 Mariyen Susanti, S.Far 7a a IPA (Biologi) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24 8 Aerani Rodiyah, S.Psi 8a a BK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 9 Ratih Handayani, S.Pd 9a a Bhs Inggris 4 4 4 4 4 4 24 10 Niswatin Mubarriroh, MA 10a a SKI 2 2 2 2 8 10b b PAI 4 4

11 Suchy Luchiyanti Pratiwi, S.Pd 11a a Matematika 6 6 6 6 24 12 M. Fathurrahman, S.Pd 12a a PAI 2 2 2 4 10 12b b SKI 2 2

13 Andriyani, S.Pd 13a a IPA (Fisika) 4 4 4 4 4 4 24 14 Risma Nizar Syuaib, S.S 14a a Bhs Inggris 4 4 4 4 4 4 24 15 M. Mulsan Zaenudin, S.Pd 15a a Bhs Arab 2 2 3 3 10 15b b PAI III (Fikih) 2 2 2 2 8

16 Ela Badriatul Lailah, S.Ag 16a a PAI 2 2 2 4 10 16b b SKI 2 2

17 Rosita, S.Ag 17a a Seni Budaya 1 1 1 1 1 1 6 17b b Prakarya 1 1 1 1 1 1 6

18 Sania Qurrota A'yun, M.Pd 18a a Matematika 6 6 6 6 24 19 Mohamad Mashudi, SH 19a a Bhs Arab 2 2 2 2 8 19b b Akidah 2 2 2 2 8

20 Soraya, S.Sos 20a a IPS 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24 21 Helza Rosa Nuraini, S.Pd 21a a Bhs Indonesia 4 4 4 4 4 4 24

Page 71: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

58

22 Artawijaya, S.Pd 22a a Penjasorkes 0 23 Fatimah Zulfa 23a a Bhs Inggris 4 4 8 24 Rosidah, S.Pd, Gr 24a a Seni Budaya 1 1 1 1 1 1 1 1 8 25 Miftah Habibie, S.Pd 25a a PAI 6 6

26 Fathimah Salma Mahfuzhah, S.Pd 26a a IPA (Biologi) 2 2 4 26b b Prakarya 1 1 1 1 4

27 Drs. Anwar 27a a Bhs Indonesia 5 5 10 28 Aiida Putri, S.Pd 28a a PPKn 2 2 2 6 28b b Prakarya 1 1 1 1 4 28c c Bhs Indonesia 4 4

29 Khusnul Khotimah, ST 29a a IPA (Fisika) 4 4 8 30 Ayu Nurfitria, S.Pd 30a a IPS 2 2 4 31 Fakhri 31a a Bhs Arab II 2 2 4 32 Tangguh Ari Kencana 32a a Bhs Arab II 2 2 4 33 Muhammad Fadhil Mukhbit 33a a Bhs Arab II 2 2 2 2 8 34 A. Khosyiin, SH 34a a Nahwu Sharaf 2 2 2 2 8 34b b PAI III (Fikih) 2 2

35 H. Ahmad Supandi, S.Ag 35a a PAI III (Fikih) 2 2 2 2 2 2 12 36 Rian 36a a Bhs Arab II 2 2 4 37 Syauqi Rahman, SH 37a a PAI II (Hadist) 2 2 2 2 8 37b b Nahwu 2 2 4

38 M. Ali Mustaan, S.Pd.I 38a a Akidah 2 2 2 2 2 2 12 38b b PAI II (Hadist) 2 2

39 M. Ibnu Najib, SH 39a a Nahwu Sharaf 2 2 4 39b b Shorof 1 1 1 1 4 39c c PAI II (Hadist) 2 2 2 2 8

40 Abdullah Kautsar, SH 40a a PAI II (Hadist) 2 2 2 2 2 10 41 Bagus Haziratul Qodsiyah, SH 41a a SKI 2 2 2 2 2 2 2 14 41b b PAI III (Fikih) 2 2 2 6

42 GE 42a a Ekskul 0 43 GMP 43a a PM 0

Tangsel, 8 July 2019 Rev. 01 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42

Page 72: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

59

5. Sarana dan Pra Sarana

Sarana dan Prasarana di Mts Al-Adzkar Pamulang adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Mts Al-Adkar

No. Sarana dan Prasarana Jumlah 1 Ruang Teori/kelas 14 2 Laboratorium IPA 1 3 Laboratorium Kimia 1 4 Laboratorium Bahasa 1 5 Laboratorium Komputer 1 6 Laboratorium Multimedia 1 7 Ruang Perpustakaan 1 8 Ruang serbaguna 1 9 Ruang UKS 1 10 Koperasi/Toko 1 11 Ruang BP/BK 1 12 Ruang Kepala Sekolah 1 13 Ruang TU 1 14 Ruang OSIS 1 15 Kamar Mandi/Wc Guru 5 16 Kamar Mandi/Wc siswa 25 14 Ruang Ibadah (Masjid) 1 18 Gudang 1

B. Deskripsi Pelaksanaan atau Penerapan Metode Tutor Sebaya

1. Tahap persiapan

a. Pembentukan Kelompok Belajar

Pembentukan kelompok belajar ini bertujuan agar siswa dapat

bertanya kepada temannya mana kala ada kesulitan dalam memahami

pelajaran, siswa dapat berlatih dan bekerja sama dalam memecahkan

persoalannya. Berikut hasil wawancara dengan salah satu staf

pengajar studi Hadits berpendapat:

”Guru kerap kali kesulitan dalam menjelaskan materi pelajaran,

sebab tingkat kemampuan anak dalam memahami pelajaran itu

Page 73: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

60

berbeda, ada yang kurang paham dan ada yang cepat paham dalam

menangkap pelajaran, melihat kondisi demikian guru harus mampu

memanfaatkan peranan siswa atau teman sebaya dalam kelompok

belajar”.82 Dalam satu kelas terdiri dari 5 sampai 6 kelompok belajar,

setiap kelompok belajar terdiri dari lima atau enam anak. Dalam

pelaksanaannya kelompok belajar tersebut ditugaskan oleh guru

bekerja sama, belajar bersama tentang materi pelajaran yang telah

ditentukan, seperti mengerjakan PR atau diskusi tentang materi

pelajaran yang berkaitan dengan lingkungan contoh diskusi hadits

tentang tasamuh. Sesuai dengan hal tersebut di atas, Miftah Habibie

selaku guru PAI berpendapat:

”Kegiatan kelompok belajar ini adakalanya diadakan di dalam kelas

dan di luar kelas setiap kelompok belajar dipimpin oleh seorang tutor,

kegiatan kelompok belajar ini sama namun dalam prakteknya ada

sentuhan yang berbeda kalau yang diadakan di dalam kelas setelah

guru menjelaskan materi pelajaran lalu guru memberikan waktu

kepada kelompok belajar untuk berdikusi tentang materi tersebut, bila

nanti ada kesulitan dan tutor tidak bisa menyelesaikanya maka

persoalan tersebut diajukan kepada guru untuk dibahas lebih lanjut

kalau kegiatan kelompok belajar yang diadakan di luar kelas

dilakukan di musholla selanjutnya setiap kelompok diberi kesempatan

untuk berdikusi dengan dipimpin tutor selama satu jam, kemudian dari

tiap-tiap kelompok mengirimkan perwakilannya untuk diuji

kemampuannya dalam format kompetisi/cerdas cermat.”83 Selanjutnya

kelompok belajar diharapkan tidak hanya melaksanakan kegiatan

tersebut di area sekolah saja tapi kegiatan tersebut juga dilaksanakan

di luar jam sekolah, contoh melaksanakan tugas kelompok berupa PR

di hari libur dan kegiatan tersebut bisa diadakan di rumah siswa.

82 Hasil wawancara dengan Miftah Habibie, pada tanggal 13 Februari 2020 83 Hasil wawancara dengan M. Fathurrahman pada tanggal 13 Februari 2020

Page 74: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

61

b. Pemilihan dan Briefing kepada para Tutor

Setelah guru melakukan pembentukan kelompok tahap berikutnya

adalah guru mengadakan pemilihan tutor dan pemberian brifieng

kepada mereka. Pemilihan para tutor atas dasar kecakapan dan

kecerdasan siswa atau atas dasar prestasi akademik yang baik oleh

siswa di sekolah, hal tersebut sesuai dengan pendapat Ambo Ala

selaku kepala sekolah yang mengatakan: ”Sebelum melaksanakan

kegiatan tutor sebaya, terlebih dahulu guru harus memilih siapa saja

yang sekiranya menjadi tutor.” Beliau juga menambahkan bahwa

syarat mutlak untuk menjadi tutor adalah pertama, pintar. Kedua,

mampu berkomunikasi dengan baik.84 Baik itu dengan guru maupun

dengan siswa sebab bagaimanapun pintarnya seorang siswa namun

bila tidak mampu mengkomunikasikan (menyampaikan) materi

pelajaran dengan baik maka hasilnya juga tidak baik. Setelah guru

mengadakan pemilihan siapa saja yang menjadi tutor langkah

selanjutnya adalah guru membriefing para tutor agar dalam

melaksanakan program tutor sebaya dapat berjalan dengan maksimal.

Materi brifieng yang diberikan guru kepada tutor adalah guru

memberikan motivasi kepada para tutor sekaligus memberikan materi

tambahan secara ekstra kepada siswa diluar jam efektif. Hal tersebut

sesuai dengan pendapat Miftah Habibie selaku guru PAI mengatakan:

” Program tutor sebaya ini akan efektif bila program tutor sebaya ini

direncanakan dengan baik, contoh terlebih dahulu guru menyiapkan

siapa saja yang menjadi tutor selanjutnya guru memberikan

pengarahan kepada tutor tentang apa saja tugas tutor, bagaimana tutor

menjelaskan materi, menjawab pertanyaan sekaligus memecahkan

persoalan temannya.85

84 Hasil wawancara dengan Ambo Ala, pada tanggal 14 Februari 2020 85 Hasil wawancara dengan Miftah Habibie pada tanggal 14 Februari 2020

Page 75: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

62

c. Pendalaman Materi

Setelah guru mengadakan pemilihan siapa saja yang menjadi tutor

dan membriefing para tutor langkah selanjutnya adalah guru

melakukan pendalaman materi. Langkah- langkahnya adalah guru

terlebih dahulu menyiapkan materi untuk kegiatan tutor sebaya,

selanjutnya guru mengadakan kegiatan tanya jawab dengan para tutor.

Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan Miftah Habibie selaku

Guru PAI yaitu: ”Setelah guru menunjuk siswa menjadi tutor sebaya

terlebih dahulu tutor harus dibina di luar waktu efektif dengan materi

tambahan agar mereka lebih mendalami materi pelajaranya,

selanjutnya guru menyiapkan modul hadits bagi siswa” dari hasil

wawancara tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa setelah guru

membentuk kelompok dan memilih tutor langkah selanjutnya adalah

guru memberikan pendalaman materi kepada tutor. Seperti guru

memberikan materi tambahan kepada para tutor di luar jam efektif.

Guru juga memberikan cara-cara menjelaskan materi pelajaran,

melatih tutor tutor berinteraksi dan berkomunikasi dengan temannya,

dan membiasakan tutor dengan tanya jawab.86

2. Tahap Penyelenggaraan

a. KBM oleh Guru

Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dilakukan

sebagaimana mestinya yaitu: yang pertama guru mengucapkan salam

selanjutnya pembacaan doa, guru mengecek daftar hadir siswa, setelah

itu guru mengadakan apersepsi, setelah penyampaian materi langsung

dari guru mengenai hadits tasamuh, dan kemudian guru menyiapkan

soal pre-test untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa

mengenai materi yang telah disampaikan. Setelah mendapatkan nilai

dari pre-test, maka dibentuklah kelompok. Selanjutnya KBM

dilaksanakan secara mandiri oleh kelompok belajar yang dipimpin oleh

86 Ibid.

Page 76: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

63

tutor sebaya.

b. KBM oleh Tutor

Pada tahapan berikutnya KBM yang dilakukan oleh tutor adalah

tutor sebaya menjelaskan tentang materi pelajaran yang telah

ditentukan oleh guru, selanjutnya tutor memberikan kesempatan

kepada anggota kelompok untuk menanyakan tentang hal yang masih

belum dipahami, bila ada suatu pertanyaan dan tutor tidak bisa

menjawabnya maka pertanyaan tersebut diajukan ke guru kemudian

dibahas secara bersam-sama. Terkadang pembelajaran dengan tutor

sebaya ini lebih efektif dari pada pembelajaran yang dilakukan

langsung oleh guru karena tidak adanya rasa takut dan enggan untuk

bertanya selanjutnya tutor memberikan motivasi belajar kepada

temanya untuk lebih bersemangat dalam belajarnaya. Hal ini

berdasarkan hasil pengamatan peneliti di lokasi penelitian.

3. Tahap Evaluasi Hasil Program

Langkah berikutnya adalah guru mengadakan evaluasi hasil program

yang berupa hasil belajar siswa setelah melaksanakan program tutor

sebaya yang mana dalam hal ini kegiatan tersebut dapat meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi hadits tasamuh. Tahap evaluasi terdiri

dari pre test dan post test, dan pengamatan hasil belajar berupa

ulangan/ujian. Hal ini sesuai hasil test yang dilakukan sebelum dan

sesudah program tutor sebaya ini dilaksanakan sebagai berikut87:

87 Hasil Dokumentasi test materi menulis hadits tentang tasamuh

Page 77: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

64

Tabel 4.5

DAFTAR NILAI TEST HADITS TASAMUH SISWA MTS AL-ADZKAR

KELAS VII A

NO NAMA SISWA

L/ P

Nilai Sebelum

tutor sebaya

Sesudah tutor

sebaya 1 Adinda Dibi Naura P 65 90 2 Aisyah Najma Jofi P 75 100 3 Aisyah Rafah Chaerunnisa P 80 90 4 Alisya Putri Ramadhani P - - 5 Aliyza Khairunisa P 75 90 6 Amanda Aryanti P 60 75 7 Annida Farah Islamiy P 75 100 8 Aulia Rahmawati P 60 70 9 Detrisha Aisyah Putri P 65 90 10 Fahimah Marwa Taqiyyah P 70 90 11 Fanisa Fiandra Arumdita P 70 90 12 Fathia Khoiriah Afra P 90 100 13 Ghadija Nur'ahya Rahma P - - 14 Ginni Aqila Rachma P 65 90 15 Jehan Nashwa Shafia P 70 100

16 Kesty Ana Qifteeya P 70 80

17 Khairunnisa Nurul Madani P 80 100

16 Mia Aura Salsabila P 75 90

19 Mutiara Syahrani P 80 100

20 Na'ilah Noer Tsabitah P 75 90

21 Naima Khalisa Adh'wa P - -

22 Najla Faras Jelita P 60 90

Page 78: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

65

23 Nashwa Anjani P 85 100

24 Naura Khairunisa Lathifah P 80 95

25 Naysilla Ayudhia Putri P 90 100

26 Nur Fitriana P - -

27 Rahma Elvina Estiyanti P 70 90

28 Raisya Chairunnisa P 70 85

29 Rajwa Salma Jilan P 75 100

30 Rohmah Putri Zukhruful Jannah P 70 90

31 Salma Zahra Ramadhani P 65 85

32 Siti Fakhira Luna Azzura P - -

Tabel 4.6

DAFTAR NILAI TEST HADITS TASAMUH SISWA MTS AL-ADZKAR

KELAS VII B

NO NAMA SISWA

L/ P

Nilai Sebelum

tutor sebaya

Sesudah tutor

sebaya 1 Aqila Azka Ghaida P 80 100

2 Aqilah Razanah P 60 100

3 Aulia Nur Hasanah P 60 100

4 Azka Aqilah P 70 90

5 Carissa Ayu Nareswari P 70 100

6 Chayara Alima Hidayat P 65 95

7 Dhia Naomi Ayesha Zahrah P - -

8 Fathiya Salsabila P 75 90

9 Ferisa Zafira P 70 100

10 Gadis Abdeena Aulia P 85 100

11 Hasna Haniyah P 80 100

Page 79: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

66

12 Khalidya Cahya Kusuma P - -

13 Lahrazakia Putri Nayla P 75 100

14 Lana Dzakirah Nusanto Robawa P 55 85

15 Nabila Fathul Azizah P 55 85

16 Nabila Mumtaza Necklace P 70 100

17 Nagita Maharani P - -

16 Najwa Safitri P 55 80

19 Naurah Asya Nazhirah P 65 90

20 Nazwa Syifa Alzena P 60 75

21 Nisara Nur Izzati P 60 90

22 Nur Avilia Zarkasya P 65 90

23 Nur Wahidah Putri P - -

24 Regina Kamiliya P 50 70

25 Salma Nur Asyifa P 70 100

26 Sarah Dafina Mumtaz P 80 100

27 Syafiqa Aqila Rahman P 55 80

28 Ulayya Hijra Hapsari P 65 85

29 Yasmin Karima P 65 80

30 Yasmin Shaheeda Al Akhras P - -

31 Zahra Aurellia Meyluna P 70 100

32 Zainab Fithriyana Azizah P 55 90

C. Deskripsi Tingkat Pemahaman Siswa Setelah Belajar dengan Teman Sebaya

Setelah dilaksanakanya program tutor sebaya terdapat perubahan-

perubahan yang dirasakan oleh para siswa. Perubahan-perubahan tercermin

dari hasil wawancara dengan Aqila Azka kelas VII B, berpendapat bahwa

siswa lebih senang ketika guru melaksanakan KBM dengan menggunakan

metode tutor sebaya karena siswa tidak takut dan malu untuk bertanya dan

Page 80: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

67

lebih leluasa mengungkapkan pendapat. 88 Peningkatan pemahaman siswa

dapat dirasakan hampir oleh sebagian besar siswa hal ini didasarkan atas

pernyataan Mia Aura kelas VII A yaitu: diterapkanya metode tutor sebaya ini

sangat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran, sebab siswa

dilatih untuk berani menjelaskan, menerangkan materi pelajaran dan diberi

kesempatan untuk bertanya apabila belum paham.89 Hal ini sesuai dengan

pendapat M. Fathurrahman selaku guru Hadits bahwa penerapan

pembelajaran dengan tutor sebaya banyak membantu di dalam keberhasilan

pembelajaran utamanya adalah mengenai siswa- siswa yang penerimaanya

terhadap mata pelajaran itu rendah atau kurang. Jadi dengan tutor sebaya

anak-anak yang tidak mampu dalam hal penangkapan materi pelajaran itu

banyak terbantu dengan tutor sebaya.90 Dari hasil wawancara tersebut di atas

dapat disimpulkan bahwa ada perubahan-perubahan yang dialami siswa

setelah mengikuti program tutor sebaya. Perubahan-perubahan tersebut di

tandai dengan siswa menjadi senang mengikuti KBM, siswa menjadi tidak

malu dan enggan untuk bertanya, siswa menjadi lebih berani dalam

berpendapat, dan siswa dilatih untuk menjelaskan matei pelajaran.

D. Deskripsi Peranaan Tutor Sebaya dalam Meningkatkan Pemahaman Materi

Maksud peranan dalam pembahasan ini adalah fungsi tutor teman

sebaya dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi hadits.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara. Tutor teman sebaya berperan

sebagai:

1. Tutor berperan sebagai motivator, misalnya bila ada siswa yang

mengalami kesulitan dan kurang semangat dalam belajar, tutor

memberikan motivasi dan bimbingan kepada temanya itu.

2. Tutor berperan sebagai ”guru”, misalnya tutor memberikan penjelasan

88 Hasil wawancara dengan Aqila Azka kelas VII B pada tanggal 14 Februari 2020 89 Hasil wawancara dengan Mia Aura kelas VII A pada tanggal 14 Februari 2020 90 Hasil wawancara dengan M. Faturrahman, pada tanggal 13 Februari 2020

Page 81: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

68

dan keterangan kepada temanya tentang materi pelajaran yang telah di

tentukan oleh guru. selanjutnya tutor memberikan kesempatan kepada

temanya untuk bertanya mengenai pelajaran yang belum dipahami. Hal

ini didasarkan hasil wawancara dengan Miftah Habibie selaku guru PAI

bahwa para tutor yang telah ditunjuk oleh guru ditugaskan untuk berlatih

menjadi pengganti fungsi guru misalnya menjelaskan materi tentang

Hadits tasamuh dan isi kandungan dalam hadits. Tugas tutor berikutnya

yaitu melakukan pendampingan dan bimbingan kepada temanya yang

mengalami kesulitan belajar, tutor juga ditugaskan memotivasi temanya

yang bermotivasi rendah. Dari hasil pengamatan dan wawancara tersebut

dapat disimpulkan bahwa tutor sebaya mempunyai peranan dan fungsi

sebagai motivator dan berperan sebagai pengganti fungsi guru, sekaligus

memberikan bantuan bimbingan kepada temanya yang mengalami

kesulitan dalam belajar.

E. Analisa Penyelenggaraan/Penerapan Tutor Sebaya

Penerapan model pembelajaran dengan pendekatan Tutor Teman

Sebaya di Mts Al-Adzkar Pamulang terbagi dalam dua bentuk, yaitu kegiatan

Tutor Teman Sebaya yang diadakan di dalam kelas dan Tutor Teman Sebaya

yang diadakan di luar kelas. Dalam pengamatan peneliti hal ini dilakukan

agar dalam pelaksanaanya program tutor sebaya dapat berjalan dengan

maksimal dan anak-anak tidak mengalami kejenuhan. Kejenuhan dapat

terjadi apabila hanya di dalam kelas saja atau di luar kelas saja. Hal ini sesuai

dengan yang dikatakan oleh Abu Ahmadi & Joko Tri Prasetyo bahwa

pelaksanaan kegiatan tutorial bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja

sesuai dengan kebutuhan.91 Jadi dalam melaksanakan kegiatan tutor sebaya

hendaknya guru memperkirakan terlebih dahulu dimana lokasi dan kapan

waktu yang tepat untuk melaksanakan kegiatan tutor sebaya.

Metode Tutor Sebaya yang diadakan di dalam kelas dengan membagi

91 Abu Ahmadi & Joko Tri Prasetyo, “Strategi Belajar Mengajar”(Bandung: Pustaka Setia,

1997) hal. 170-171

Page 82: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

69

siswa dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 5-6 anggota. Hal

ini dilakukan karena jumlah siswa dalam kelas cukup banyak maka dari itu

pembagian jumlah kelompok beserta anggotanya ini bertujuan agar

pelaksanaan kegiatan tutor sebaya berjalan efektif dan efesien. Dari hasil

pengamatan peneliti dapat disimpulkan bahwa pembentukan kelompok dalam

kegiatan tutor sebaya ini bertujuan untuk memudahkan teman saling

berinteraksi dan berkomunikasi untuk memecahkan persoalan secara

bersama-sama. Sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Ahmadi & Widodo S,

sebagai berikut: yang terpenting dalam kegiatan kelompok belajar adalah

interaksi diantara anggota kelompok dengan harapan terjadi pada diri siswa

yang mengalami kesulitan belajar karena:

1. Adanya pengaruh anggota kelompok yang cakap dan berpengalaman.

2. Kehidupan kelompok dapat meningkatkan minat belajar. Kehidupan

kelompok memupuk tanggung jawab, saling memahami diri.92

Jadi sebelum guru membentuk kelompok terlebih dahulu guru

menganalisa kebutuhan dalam kelompok contoh dalam kelompok tersebut

harus ada anak yang mempunyai kemampuan yang cakap dan

berpengalaman. Agar kegiatan kelompok dapat meningkatkan minat belajar

anak, memupuk rasa tanggung jawab dan saling memahami diri. Tutor

ditugaskan oleh guru untuk menjelaskan dan menerangkan materi pelajaran

yang telah ditentukan. Sedangkan anggota diberi kesempatan untuk bertanya

atas apa yang telah disampaikan oleh tutor tersebut. Dalam pelaksanaaya

kegiatan tanya jawab mutlak diperlukan kendati demikian tutor tidak hanya

sebatas mengadakan tanya jawab tentang pelajaran saja, namun juga

memberikan bimbingan, arahan dan motivasi agar para siswa dapat belajar

secara efektif dan efesien.93

Apabila ada pertanyaan dari anggota yang tidak bisa dijawab oleh tutor

maka pertanyaan tersebut diajukan kepada guru untuk dibahas secara

92 Abu Ahmadi & Widodo S, “Psikologi Belajar Edisi Revisi” (Jakarta : Pt Rineka Cipta,

2004) hal 183 93 Abu Ahmadi & Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar... hal. 169

Page 83: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

70

bersama-sama. Sebab tugas seorang tutor bukanlah sebagai guru akan tetapi

mereka dilatih untuk menjelaskan agar mereka lebih bertanggung jawab

terhadap penguasaan materi. Jadi persiapan yang matang mutlak diperlukan

bagi tutor ketika mengadakan bimbingan contoh tutor harus menguasai betul

materi yang ditutorkan dan tutor juga mengetahui cara mengajarkan bahan,

tujuannya meminimalisir kekurangan dalam kegiatan tersebut.

Sedangkan pelaksanaan Tutor Teman Sebaya yang dilakukan di luar

kelas tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan di dalam kelas, akan

tetapi kegiatan tutor teman sebaya ini dilakukan lebih rileks dan kompetitif,

karena dalam pelaksanaannya kegiatan Tutor Teman Sebaya dilakukan

dengan model kompetisi yaitu setiap kelompok setelah melakukan diskusi

(tutor dan anggota) kemudian salah seorang dari tiap kelompok diminta oleh

guru untuk mewakili temannya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan oleh guru dalam format kompetisi. Tujuannya agar pelaksanaan

tutor sebaya lebih bervariasi, agar siswa tidak bosan, agar siswa lebih

terangsang atau tertimulus dalam kegiatan belajar mengajar.

Kendati demikian pelaksanaan tutor teman sebaya tidak harus

dilaksanakan secara formal oleh guru, ada juga pelaksanan Tutor Teman

Sebaya yang dilakukan di luar jam pelajaran. Misalkan ketika istirahat secara

perorangan atau seminggu sekali dalam bentuk kelompok belajar. Tujuannya

agar mereka dapat belajar secara mandiri dengan modul materi yang telah

dipersiapkan sebelumnya.

F. Analisa Pemahaman Siswa

Pemahaman beberapa siswi MTs Al-Adzkar Pamulang terhadap hadits

cukup baik, hal ini disebabkan mereka tidak hanya memperoleh pengajaran

ilmu agama di sekolah saja, akan tetapi sebagian besar dari mereka

memperoleh tambahan ilmu agama di luar sekolah seperti di TPQ atau di

majlis ta’lim di rumah mereka dan tentunya di Pondok Pesantren al-Adzkar.

Hal ini dapat ditunjukkan dengan penguasaan mereka terhadap hadits di kelas

yang ditujukkan dengan keaktifan dan kecakapan mereka dalam proses

Page 84: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

71

belajar mengajar di kelas.

Peneliti secara langsung mengetahui kemampuan siswa setelah

melakukan observasi di dalam kelas dengan mengikuti beberapa pelajaran

yang disampaikan seperti salah satu siswa yang bernama Mia Aura

mengatakan bahwa dia cukup mengerti dengan materi yang disampaikan oleh

guru Agama, apalagi dengan adanya kegiatan tutor sebaya anak-anak menjadi

senang bertanya, dan menjawab pertanyaan dari tutor.94 Hal ini menunjukkan

bahwa kegiatan tutor sebaya dapat meningkatkan respon anak terhadap

kegiatan belajar mengajar, utamanya dalam meningkatkan pemahaman anak

didik yang mana hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Mentinis

bahwa: pemahaman siswa dapat terlihat dari tanggapan siswa pada materi

pelajaran.95 Jadi dalam kontek ini kegiatan tutor sebaya dapat dimaksimalkan

untuk menumbuhkan respon, perhatian dan tanggapan anak dalam KBM.

Berikut penuturan bapak Miftah Habibie, selaku Guru Mata Pelajaran

PAI beliau berpendapat bahwa pemahaman siswa di sekolah ini cukup baik

bahkan penekanannya lebih ke nilai psikomotor, dengan harapan setelah

siswa mendapatkan materi hadits mereka mampu mengaplikasikannya dalam

kehidupan sehari- hari. Beliau juga menambahkan bahwa persoalan agama itu

menyangkut masalah pengamalan bukanlah sekedar teori saja. 96 Hal ini

bertujuan agar siswa dapat memahami pelajaran dengan baik. Hal tersebut di

atas sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Sua’adah dan fauzik Lendriyono

bahwa pemahaman siswa dapat terlihat dari perhatian dan perubahan tingkah

laku siswa setelah mengikuti KBM.

Sedangkan menurut Kepala Sekolah MTs Al-Adzkar Ambo Ala,

menyatakan bahwa kemampuan pemahaman anak didik itu ditandai dengan

kemampuan siswa dalam mengartikan, menjelaskan bahkan

mengkomunikasikan materi pelajaran yang telah dipelajari. Dari hasil

pengamatan dan wawancara tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

94 Hasil wawancara dengan Mia Aura kelas VII A pada tanggal 14 Februari 2020 95 Mentinis, “Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi” (Jakarta: Gaung Persada perss

2006), cet.4, hal. 34 96 Hasil wawancara dengan Miftah habibie pada 14 tanggal Februari 2020

Page 85: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

72

kegiatan tutor sebaya dapat meningkatkan pemahaman siswa. Hal ini ditandai

dengan adanya perubahan-perubahan yang dialami siswa setelah mengikuti

program tutor sebaya. Perubahan-perubahan tersebut ditandai dengan siswa

menjadi senang mengikuti KBM, siswa menjadi tidak malu dan enggan untuk

bertanya, siswa menjadi lebih berani dalam berpendapat.

G. Analisa Peranan Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Pemahaman Materi PAI

Dari seluruh rangkaian hasil wawancara baik dengan Kepala Sekolah

maupun dengan guru bidang studi Hadits dapat peneliti sampaikan bahwa

penerapan metode tutor sebaya yang dilakukan di MTs Al-Adzkar Pamulang

berlangsung dengan baik, tidak hanya itu penerapan metode tutor sebaya

dalam proses belajar mengajar di sekolah semakin mempermudah tugas guru

dalam meningkatkan kemampuan anak didik seperti yang telah dilaksanakan

sebelumnya. Metode tutor sebaya ini mempunyai peranan yang cukup penting

dalam proses belajar- mengajar sebab dengan adanya penerapan metode tutor

sebaya yang diadakan di MTs Al-Adzkar Pamulang dapat meringankan tugas

guru dalam meningkatkan pemahaman anak didik. Sebab terkadang guru

kesulitan dalam menjelaskan materi pelajaran kepada siswa-siswa yang

kemampuanya dalam menangkap pelajaran itu rendah.

Dalam pembahasan ini Tutor sebaya berperan sebagai Motivator dan

berperan sebagai pengganti fungsi guru dalam arti siswa dilatih menjelaskan

dan menerangkan materi pelajaran yang telah ditentukan oleh guru sekaligus

memberikan bantuan bimbingan kepada rekanya yang mengalami kesulitan

belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Abu Ahmadi & Joko Tri Prasetyo

fungsi tutor sebagai berikut:

1. Kurikuler, yakni sebagai pelaksana dan GBPP sebagaimana telah

dibutuhkan bagi masing- masing modul dan mengkomunikasikanya

kepada siswa

2. Intruksional, yakni melaksanakan proses pembelajaran agar para siswa

aktif belajar mandiri melalui modul yang ditetapkan.

Page 86: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

73

3. Diagnosis bimbingan, yakni membantu para siswa yang mengalami

kelambatan dalam mempelajari modul berdasarkan hasil penilaian baik

formatif maupun sumatif, sehingga siawa mampu membimbing diri

sendiri.

4. Administratif, yakni melaksanakan pencetakan, pelaporan, penilaian, dan

teknik administratif lainya sesuai tuntutan program modular.

5. Personal, yakni memberikan keteladanan kepada siswa seperti penguasaan

materi modul, cara belajar, sikap dan prilaku yang secara tak langsung

menggugah motivasi belajar mandiri dan motif berprestasi.97

Kendati demikian perlu waktu khusus bagi guru menyiapkan tutor untuk

dapat menjadi motivator, dan berperan sebagai pengganti fungsi guru, hal itu dapat

dilakukan diluar waktu efektif. Dengan adanya tutor sebaya siswa menjadi

lebih paham dari pada sebelumnya, karena siswa yang biasanya malu untuk

bertanya tidak lagi merasa enggan untuk bertanya, sehingga bila ada materi

yang belum dimengerti dengan mudah akan dipahami.

Pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sebaya lebih efektif

dalam meningkatkan pemahaman siswa, kendati demikian dalam

pelaksanannya tidak semua siswa mengalami peningkatan dalam memahami

pelajaran. Hal ini disebabkan terkadang siswa yang mengikuti kegiatan tutor

sebaya ada yang tidak serius karena berhadapan dengan temanya sendiri.

Oleh karena itu setelah kegiatan tutor sebaya selesai, guru harus mengadakan

evaluasi dan segera melakukan penanganan lebih lanjut.

Di samping itu dengan adanya tutor sebaya, bertambahnya pemahaman

tidak hanya terletak pada siswa akan tetapi bagi tutor itu sendiri juga bisa

menambah pengetahuan yang telah didapatnya karena terkadang tutor ditanya

tentang sesuatu yang belum ia ketahui sehingga tutor mengajukan pertanyaan

tersebut kepada guru dan akhirnya guru menjelaskan dengan rinci.

Siswa yang menjadi tutor harus merupakan siswa yang berkemampuan

lebih dibanding teman-temannya, baik dalam segi penguasaan materi maupun

dalam hal menyampaikan materi yang telah didapatnya dari bapak guru. Hal

97 Abu Ahmadi & Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar... hal. 169-170

Page 87: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

74

ini sesuai dengan pendapat Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain bahwa

salah satu syarat menjadi tutor adalah tutor mepunyai daya kreatif yang

cukup untuk memberikan bimbingan yang dapat menerangkan pembelajaran

kepada temannya. 98 Ambo Ala selaku Kepala Sekolah MTs AL-Adzkar

mengatakan, mampu berkomunikasi dengan baik artinya siswa mampu

menjelaskan materi pelajaran kepada teman yang lainya. Hal ini dilakukan

agar siswa yang pintar dan mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi

dapat memberikan bantuan dan bimbingan kepada rekannya yang

membutuhkan. Bila ada tutor yang tidak mampu berkomunikasi dengan baik

maka tugas gurulah untuk mengajarkan kepada anak tersebut bagaimana cara

menyampaikan materi kepada teman-temannya.

98 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, ”Strategi Belajar Mengajar” (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2006), hal.25

Page 88: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pelaksanaan / Penerapan Tutor Sebaya di MTs Al-Adzkar

Metode tutor sebaya yang diterapkan di MTs Al-Adzkar itu ada

dua macam yaitu sebagai berikut: (a) Metode tutor sebaya yang diadakan

di dalam kelas (b) Metode tutor sebaya yang diadakan diluar kelas. kalau

di dalam kelas metode tutor sebaya yang digunakan adalah dengan

membentuk study club atau kelompok belajar dari seluruh siswa yang ada

selanjutnya ditunjuklah dari mereka yang dianggap memiliki kemampuan

lebih sebagai tutor bagi setiap kelompok tersebut, yang mana tuga stutor

di sini adalah menanyakan tentang perihal kesulitan temannya,

memberikan bimbingan dan memberikan kesempatan pada temanya untuk

bertanya tentang materi yang belum dipahami, kalau di luar kelas

kegiatan tutor sebaya ini dilakukan di musholla, selanjutnya setiap

kelompok diberi kesempatan untuk berdikusi dengan dipimpin tutor

selama satu jam, kemudian dari tiap-tiap kelompok mengirimkan

perwakilanya untuk diuji kemampuannya dalam format kompetisi/cerdas

cermat. Dengan demikian anak-anak menjadi lebih giat belajar dan

senang dan hasilnya anak-anak lebih faham terhadap materi yang

diajarkan.

2. Pemahaman Siswa terhadap Hadits di MTs Al-Adzkar

Pembelajaran dengan menggunakan tutor sebaya lebih efektif dalam

meningkatkan pemahaman materi anak-anak, sebab terkadang siswa

enggan atau malu untuk bertanya langsung kepada guru tentang materi

yang belum dipahami. Disinilah dibutuhkan kejelian seorang guru dengan

lebih memanfaatkan peranan tutor sebaya untuk membantu guru dalam

proses belajar mengajar agar siswa dapat belajar secara mandiri dan

meningkatkan kemampuan belajarnya. Hal ini terlihat dari perubahan-

perubahan yang dialami siswa. Perubahan-perubahan itu di antaranya

Page 89: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

76

adalah:

a. Siswa lebih senang mengikuti KBM.

b. Siswa lebih aktif / berani untuk bertanya tentang masalah yang belum

dimengerti.

3. Peranan Tutor Sebaya dalam Meningkatkan Pemahaman Hadits di

MTs Al-Adzkar

Berdasarkan hasil analisis, tutor teman sebaya berperan sebagai (a)

Tutor berperan sebagai motivator, misalnya bila ada siswa yang

mengalami kesulitan dan kurang semangat dalam belajar, tutor

memberikan motivasi dan bimbingan kepada temanya tersebut. (b) Tutor

berperan sebagai pengganti fungsi guru, misalnya tutor memberikan

penjelasan dan keterangan kepada temanya tentang materi pelajaran yang

telah ditentukan oleh guru. Selanjutnya tutor memberikan kesempatan

kepada temannya untuk bertanya mengenai pelajaran yang belum

dipahami. Dengan demikian pemahaman anak dapat ditingkatkan dengan

memanfaatkan peranan tutor sebaya.

B. Saran

Dalam melaksanakan kegiatan tutor sebaya, hendaknya guru

memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) pembentukan kelompok (2)

pemilihan tutor sebaya. Dalam pembentukan kelompok dan pemelihan tutor,

hendaknya terlebih dahulu guru mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Guru mengadakan test awal tujuannya untuk mengetahui kemampuan

dasar siswa, selanjutnya guru mengklasifikasi siswa dalam tiga

kategori, yaitu:

i. Siswa berkemampuan rendah.

ii. Siswa berkemampuan sedang.

iii. Siswa berkemampuan tinggi.

Page 90: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

77

Selanjutnya guru membaginya dalam kelompok, misal bila dalam satu

kelompok terdiri lima sampai enam siswa, maka dalam kelompok

tersebut harus ada tiga kategori tersebut.

b. Pemberian modul materi harus sesuai dengan kebutuhan dan keadaan

siswa, kelas, dan lain sebagainya.

c. Dalam kelompok tersebut harus ada yang disegani, agar mereka serius

dalam kegiatan kelompok.

Page 91: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

78

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu & Joko Tri Prasetyo. 1997. “Strategi Belajar Mengajar” Bandung: Pustaka Setia

Ahmadi, Abu & Widodo S. 2004. “Psikologi Belajar Edisi Revisi” Jakarta : Pt Rineka Cipta

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, 1991. Ilmu Pendidikan Jakarta: Rineka Cipta.

Aly, Hery Nur.1999. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos

Arifin, Ed, Imron. 1996. “Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu-Ilmu Sosial Dan Keagamaan” Malang: Kalamasahada Press

Arikunto, Suharsimi. 1996. Pengelolaan Kelas Dan Siswa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

_______2002. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: Rajawali

_______2003. “Dasar-Dasar Evaluasi” Jakarta : Bumi Aksara

_______1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek” Jakarta: PT. Rineka Cipta

Darajat, Zakiyah dkk, 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Dimyati, 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: tp

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zaim. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

E. Mulyasa, 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Furchan, Arif. 1992. “Pengantar Metodologi Penelitian Kualitatif” Surabaya: Usaha Nasional

Hadi, Sutrisno. 1989. “Metodologi Reseach”. Yogyakarta : Andi Offset

Hamalik, Oemar. 1991. Pedidikan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasark an Cara Belajara Siswa Aktif. Bandung: CV. Sinar Baru

_______ 2003. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

Hamruni, 2008. Konsep Edutainment dalam Pendidikan Islam. Yogyakarta: SUKSES Offset

Page 92: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

79

Harsanto, 2007 Ratno Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius

Hasbi, Ash-Shiddieqy Teungku Muhammad. 1999. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra

Ishak SW, 1982. Program Remedial dalam Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta : Liberty

Iska, Zikri Neni. 2006. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s

Ismail, 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: RaSail Media Group

‘Itr, Nuruddin. 2012. Manhaj An-Naqd fi ‘Ulum Al-Hadis. Terj. Mujio. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Izzan, Drs. H. Ahmad. Ulumul Hadist. (Bandung:Tafakur)

Langgulung, Hasan. 1983. Teori-teori Kesehatan Menytal. Kajang: Pustaka Huda

Lihat skripsi Agung Kurniawan, “Efektifitas Metode Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Terhadap Kemampuan Membaca al-Qur’an Siswa SMA Fatahillah Ciledud Tangerang”, Skripsi S. I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010)

M. Nasir, 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Majid, Abdul dan Dian Andayani, 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mentinis. 2006. “Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi” Jakarta: Gaung Persada perss

Moleong, Lexy j. 2006. “Metodologi Penelitian Kualitatif” Bandung: Remaja Rosdakarya,

Muhaimin, dkk, 2001, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Muhammad, Abu Bakar. 1995. Hadits Tarbiyah. Surabaya:Al-Ikhlas

Muhibbin, Dr. Syah. 2010.. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda

Page 93: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

80

Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran, Ciputat: Gaung Persada (GP) Press

Munzier, Suparta. 1996. Ilmu Hadis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Mustofa, Bisri. 2015. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Parama Ilmu

Nasution. 1996. “Metode Reseach”. Jakarta: Bumi Akasara

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliya

Ramayulis, 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia

Riyanto, Yatim. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif Dan Kuantitatif. Surabaya: UNESA Uneversity press

S.Margono. 1997. “Metode Penelitian Pendidikan” Jakarta: Rineka Cipta

Sabri, Alisuf . 2007. Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya

Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabexta

Saminanto. 2010. PTK, Semarang: RaSAIL Media Group

Semiawan, Conny. 2000. Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta: PT Gramedia

Slameto, 2015. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (PT. Rineka Cipta: Jakarta

Smith, David dan M. Suryamin. 2006. Inklusi Sekolah Menengah Untuk Semua. Bandung: PT. Nuansa, 2006

Sohar, Sahrani. 2010. Ulumul Hadits. Bogor: Ghalia Indonesia

Subagyo, P. Joko. 2004. “Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek” Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Suprayogo, Imam. 2001 “Metodologi Penelitian Sosial Agama” Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Surahmat, Winarno. 1994. “Pengantar Penelitian Ilmiah” (Bandung : Tarsito, 1994), hal. 34

Surahmat, Winarno. 1994. “Pengantar Penelitian Ilmiah” Bandung : Tarsito

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Page 94: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

81

Tabranio, Imam Supra Yoso. 2001. “Metodologi Penelitian Sosial Agama” Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Wahyudin, Dharmalaksana. 2004. Hadis di Mata Orientasi. Bandung:Benang Merah Pers

Zuhairini, 2004. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Malang: UIN Press

Page 95: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

LAMPIRAN

Page 96: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

Lampiran 1

TRANSKIP WAWANCARA

Kode : WW.01

Narasumber : Ambo Ala, S.Pd

Jabatan : Kepala Sekolah MTs Al-Adzkar

Topik Wawancara : Metode yang efektif

Hari, tanggal : Kamis, 13 Februari 2020

Pukul : 09.30

Tempat : Ruang Kesiswaan

Pertanyaan

Langsung saja yah Pak. Kendala apa yang sering terjadi dalam pembelajaran Pak?

Jawaban

Kendala itu selalu ada, namun yang paling umum terjadi ya masalah pemahaman

atau daya tangkap siswa dalam menerima pelajaran, karena kemampuan anak kan

berbeda-beda.

Pertanyaan

Termasuk pelajaran agama pak?

Jawaban

Oh tentu, karna bagaimana pun siswa yang kita terima dari berbagai latar

belakang. Nah yang terkadang agak sulit bagi siswa dari sekolah umum, karena

mereka mendapatkan pendidikan agama yang sedikit. Mereka harus belajar lebih

ekstra untuk mengejar siswa dari madrasah.

Pertanyaan

Lalu solusi apa pak, yang dilakukan pihak sekolah?

Jawaban

Semua tergantung anaknya, mau berusaha atau tidak, namun kita sudah

menghimbau dan memberikan bimbingan untuk para guru agar dapat mengajar

dengan metode yang variatif yang disesuaikan dengan materi dan kondisi siswa.

Page 97: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

Pertanyaan

Lalu menurut bapak, metode apa yang paling efektif?

Jawaban

Semua metode bagus, tergantung bagaimana kita mngaplikasikannya. Namun jika

harus memilih, saya rasa tutor sebaya juga sangat efektif.

Pertanyaan

Kenapa pak?

Jawaban

Karena, ada kalanya siswa lebih paham dengan bahasa teman sebayanya, atau

yang menjadi tutor, mereka memiliki kosa-kata sendri antar teman. Mereka yang

ditunjuk sebagai tutor pun juga akan semakin mengasah kemampuan mereka.

Pertanyaan

Lalu apa yang harus diperhatikan saat melakukan metode itu pak?

Jawaban

Sebelum melaksanakan kegiatan tutor sebaya, terlebih dahulu guru harus memilih

siapa saja yang sekiranya menjadi tutor dan memilih tutor ya jangan asal-asal.

Syarat untuk jadi tutor, pertama, pintar. Kedua, mampu berkomunikasi dengan

baik. ya kalau kamu pandai tapi tidak cakap menyampaikannya, ilmu yang kamu

sampaikan akan sulit untuk tertransfer ke yang lainnya. Kemampuan pemahaman

anak didik itu ditandai dengan kemampuan siswa dalam mengartikan,

menjelaskan bahkan mengkomunikasikan materi pelajaran yang telah dipelajari.

Narasumber

_____________ Ambo Ala, S.Pd

Page 98: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

Lampiran II

TRANSKIP WAWANCARA

Kode : WW.2

Narasumber : M. Faturrahman, S.Pd

Jabatan : Guru PAI MTs Al-Adzkar

Topik Wawancara : Metode yang efektif

Hari, tanggal : Kamis, 13 Februari 2020

Pukul : 10.15

Tempat : Ruang Guru

Pertanyaan

Apakah bapak sering melakukan pembelajaran dengan metode tutor sebaya?

Jawaban

Mungkin beberapa kali, karena cukup efektif dalam mengajar. Dan tentu saya

selingi dengan metode yang lainnya agar tidak terjadi kejenuhan pada siswa.

Pertanyaan

Lalu bagaimana pelaksaannya di sekolah ini pak ?

Jawaban

Kegiatan kelompok belajar ini adakalanya diadakan di dalam kelas dan di luar

kelas setiap kelompok belajar dipimpin oleh seorang tutor, kegiatan kelompok

belajar ini sama namun dalam prakteknya ada sentuhan yang berbeda kalau yang

diadakan di dalam kelas setelah guru menjelaskan materi pelajaran lalu guru

memberikan waktu kepada kelompok belajar untuk berdikusi tentang materi

tersebut, bila nanti ada kesulitan dan tutor tidak bisa menyelesaikanya maka

persoalan tersebut diajukan kepada guru untuk dibahas lebih lanjut kalau kegiatan

kelompok belajar yang diadakan di luar kelas dilakukan di musholla selanjutnya

Page 99: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

setiap kelompok diberi kesempatan untuk berdikusi dengan dipimpin tutor selama

satu jam, kemudian dari tiap-tiap kelompok mengirimkan perwakilannya untuk

diuji kemampuannya dalam format kompetisi/cerdas cermat.

Pertanyaan

Apa manfaat dari metode ini pak?

Jawaban

Metode ini banyak membantu di dalam keberhasilan pembelajaran utamanya

adalah mengenai siswa- siswa yang penerimaanya terhadap mata pelajaran itu

rendah atau kurang. Jadi dengan tutor sebaya anak-anak yang tidak mampu dalam

hal penangkapan materi pelajaran itu banyak terbantu dengan tutor sebaya.

Narasumber

__________________ M. Faturrahman, S.Pd

Page 100: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

Lampiran III

TRANSKIP WAWANCARA

Kode : WW.2

Narasumber : Miftah Habibie, S.Pd

Jabatan : Guru PAI MTs Al-Adzkar

Topik Wawancara : Metode yang efektif

Hari, tanggal : Jum,at, 14 Februari 2020

Pukul : 10.15

Tempat : Ruang Guru

Pertanyaan

Sebagai guru pengajar, menurut bapak apakah efektif mengajar dengan metode

tutor sebaya?

Jawaban

Oh tentu. Karena ada kalanya Guru kerap kali kesulitan dalam menjelaskan materi

pelajaran, sebab tingkat kemampuan anak dalam memahami pelajaran itu berbeda,

ada yang kurang paham dan ada yang cepat paham dalam menangkap pelajaran,

melihat kondisi demikian guru harus mampu memanfaatkan peranan siswa atau

teman sebaya dalam kelompok belajar.

Pertanyaan

Apakah anak-anak bersedia untuk dijadikan tutor?

Jawaban

Yah ada yang bersedia ada yang tidak, nah disituah salah satu peranan guru, untuk

meyakinkan siswanya agar mampu.

Pertanyaan

Bagaimana caranya agar metode ini berjalan baik pak?

Page 101: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

Jawaban

Program tutor sebaya ini akan efektif tentu bila program tutor sebaya ini

direncanakan dengan baik, contoh terlebih dahulu guru menyiapkan siapa saja

yang menjadi tutor selanjutnya guru memberikan pengarahan kepada tutor tentang

apa saja tugas tutor, bagaimana tutor menjelaskan materi, menjawab pertanyaan

sekaligus memecahkan persoalan temannya. Semua harus matang dalam

pelaksanaanya.

Pertanyaan

Tapi apakah benar, tutor-tutor ini dapat mengajarkan dengan maksimal?

Tujuannya bukan mengalihkan tugas guru ke siswa kok. Tutor hanya sebagai

penambahan. Tutor tidak akan dilepas begitu saja. Setelah guru menunjuk siswa

menjadi tutor sebaya terlebih dahulu tutor harus dibina di luar waktu efektif

dengan materi tambahan agar mereka lebih mendalami materi pelajaranya,

selanjutnya guru yang menyiapkan modul haditsbagi siswa.

Pertanyaan

Apakah ada kendala dalam pelaksanaanya pak?

Jawaban

Sejauh ini tidak ada kendala yang berat, paling hanya merayu siswa yang tidak

mau ditunjuk jadi tutor hahaha atau yah pasti ada saja siswa yang merasa tidak

nyaman jika harus diajari teman sebayanya. Namun kasus itu sangat minim terjadi.

Narasumber

__________________ Miftah Habibie, S.Pd

Page 102: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

Lampiran IV

TRANSKIP WAWANCARA

Kode : WW.4

Narasumber : Aqila Azkia

Jabatan : Siswi MTs Al-Adzkar

Topik Wawancara : Metode yang efektif

Hari, tanggal : Senin, 14 Februari 2020

Pukul : 11.00

Tempat : Ruang Kelas

Pertanyaan

Bagaimana rasanya jadi tutor dek?

Jawaban

Rasanya sih biasa aja, karena kayak lagi belajar kelompok aja kak, Cuma bedanya

kayak aku yang jadi pusat perhatian

Pertanyaan

Nilai kamu bagus. Pasti karna sudah terbiasa nulis arab yah?

Jawaban

Iyah kak

Pertanyaan

Temen-temennya susah ga diajarinnya?

Jawaban

Ada yang susah ada yang gampang

Jawaban

Lebih seru yang mana belajar bepusat sama gurunya atau pake metode tutor

sebaya?

Jawaban

Lebih seru ini, karen kalau ceramah aja kadang bikin ngantuk

Page 103: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

Pertanyaan

Kalau pakai metode yang lain?

Jawaban

Menurutku sih metode yang banyak melibatkan siswa lebih seru, seperti metode

tutor sebaya ini. jadi bisa leluasa tanya jawab tanpa harus malu atau takut.

Narasumber

__________ Aqila Azkia

Page 104: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

Lampiran V

TRANSKIP WAWANCARA

Kode : WW.5

Narasumber : Mia Aura

Jabatan : Siswi MTs Al-Adzkar

Topik Wawancara : Metode yang efektif

Hari, tanggal : Senin, 14 Februari 2020

Pukul : 11.05

Tempat : Ruang Kelas

Pertanyaan

Bagaimana rasanya diajarkan sama teman sendiri?

Jawaban

Seru kak, tadi aku sekelompok sama fathia, dia jelasinnya enak banget jadi

gampang paham.

Pertanyaan

Emang kalau sama gurunya ga paham?

Jawaban

Hahaha paham juga kak, Cuma kayak lebih mateng aja. Walau aku bukan

tutornya, tapi menurutku ini bagus banget untuk bantu siswa lebih paham, berani,

kalau belum paham bisa nanya berkali-kali ke tutor hehehehe

Pertanyaan

Sekarang sudah lancar menulis arabnya?

Jawaban

Lumayan kak tadinya aku masih keliru-keliru kalau harung menyambung dalil

apalagi harus ditulis.. sekarang aku dah tau dasarnya

Narasumber

____________ Mia Aura

Page 105: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

Lampiran VI

TRANSKIP WAWANCARA

Kode : WW.6

Narasumber : Chayara Alima

Jabatan : Siswi MTs Al-Adzkar

Topik Wawancara : Metode yang efektif

Hari, tanggal : Senin, 14 Februari 2020

Pukul : 11.00

Tempat : Ruang Kelas

Pertanyaan

Kamu merasa terbantu tidak dengan metode belajar tutor sebaya?

Jawaban

Lumayan kak bisa ngulang lagi. Aku dapet tutor yang juga ribet jelasinnya

Pertanyaan

Guru-guru yang lain sering pakai metode ini?

Jawaban

Iyah beberapa

Pertanyaan

Bikin kamu tambah semangat tidak belajarnya?

Jawaban

Yah lumayan fokus aku jadi ga terlalu jauh

Pertanyaan

Apakah nilai kamu selalu membaik kalau pakai metode ini?

Jawaban

Sejauh ini sih iya, jadi lebih bagus

Pertanyaan

Untuk materi menulis arabnya, apa sudah lancar?

Jawaban

Sudah membaik kak. Sudah bisa nyambung-nyambung huruf

Page 106: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

Lampiran VII

TRANSKIP WAWANCARA

Kode : WW.7

Narasumber : Naysilla Ayudhia

Jabatan : Siswi MTs Al-Adzkar

Topik Wawancara : Metode yang efektif

Hari, tanggal : Senin, 14 Februari 2020

Pukul : 11.15

Tempat : Ruang Kelas

Pertanyaan

Apa yang kamu siapkan ketika jadi tutor?

Jawaban

Mantapkan materi kak, biar tidak gagap pas jelasin ke teman. ternyata tegang juga

walau ngajarin ke temen

Pertanyaan

Penilaian kamu tentang metode ini bagaimana?

Jawaban

Seru. Bagus juga untuk latihan menguraikan dan ga bikin jenuh juga.

Pertanyaan

Berat tidak jadi tutor?

Jawaban

Nggak kak, aku malah seneng ada yang mau belajar sama aku. Aku dapet

bimbingan tambahan juga dari Pak Miftah

Narasumber

Naysilla Ayudhia

Page 107: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

Lampiran VIII NARASI OBSERVASI

Kode : OO.1

Narasumber : Kepala Sekolah dan Guru

Hari, tanggal : Kamis, 13 Februari 2020

Pukul : 09.00

Tempat : Sekolah MTs Al-Adzkar

Hari ini, saya berangkat menuju MTs Al-Adzkar untuk mmelakukan

observasi dan wawancara. Saya ditemani oleh salah satu guru MTs Al-Adzkar

menuju ruang kesiswaan untuk menemui kepala sekolah. Pukul 09.30, kami

memulai wawancara kami yang singkat dan dilanjut dengan wawancara dengan

guru PAI di MTs Al-Adzkar.

Setelah melakukan wawan cara, hari ini observasi yang saya lakukan tidak

banyak. Masih ditemani oleh guru MTs Al-Adzkar, Pak Miftah Habibie, saya

diajak berkeliling sekolah ini dan melihat keadaan siswa di kelas.

Tiak banyak perbedaan dengan sekolah umum lainya. Dimana para siswi belajar

dengan berbagai keadaan. Ada yang dengan khidmat mengamati pembelajaran,

ada yang tidak tertarik bahkan ada yang tertidur. Untuk beberapa kondisi kelas

yang saya hanya bisa lihat di balik jendela, beberapa guru melakukan

pembelajaran dengan metode yang variatif untuk membangkitkan dan

menciptakan kkenyamanan saat proses pembelajaran.

Hari ini tidak banyak yang dapat saya observasi karena waktu yang

singkat, hanya sedikit memantau sekilah keadaan kelas dan melihat sarana dan

prasarana di MTs Al-Adzkar.

Page 108: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

Lampiran IX

NARASI OBSERVASI

Kode : OO.2

Narasumber : Guru dan Siswa

Hari, tanggal : Jum’at, 14 Februari 2020

Pukul : 07.00

Tempat : Sekolah MTs Al-Adzkar

Hari ini saya akan melakukan observasi pelaksanaan metode tutor sebaya. Psaya

datang pada pukul 07.00, dimana para siswa sudah memulai belajar di dalam kelas.

Saya memasuki kelas VII A yang sedang di bimbing oleh Pak Faturrahman.

Guru membuka kelas dengan salam dan mengabsen siswi yang hadir. Setelahnya

mengulang kembali materi minggu lalu sebelum memulai materi selanjutnya. Hari

ini materi yang di sampaikan adalah menulis hadits tentang tasamuh. Guru sedikit

menjabarkan tentang hadis tersebut dengan bahasa yang lugas dan luwes. Para

siswi pun memperhatikan dengan seksama.

Setelah penyampaian materi, Pak Fatur melakukan pre-test untuk mnegukur

kemampuan menulis siswa. Selama 15 menit saya memperhatikan tiap anak

mengerjakan. Suasana tidak daat dikatakan hening, karena sepertinya banyak di

antara mereka yang kebingungan untuk mengisinya dan mulai mencari cara untuk

mendapatkan jawaban. Namun dihentikan oleh sang guru. Agar mereka

mengerjakan memang sesuai kemampuan masing-masing.

Setelah 15 menit semua lembar jawaban pun dikumpulkan selesai atau tidak.

Sambil menuggu penilaian, sang guru memerintahkan beberapa anak untuk

mendalami materi, yaitu para tutor yang sudah terbukti kemampuannya dari

beberapa test yang pernah Pak Fatur lakukan.

Setelah selesai menilai, guru membagikan hasil dan mengumumkan siapa saja

yang akan menjadi tutor. Pemilihan dilakukan dengan mudah karena guru sudah

memiliki beberapa catatan kemampuan para siswi.

Page 109: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas

Para siswi jipecah menjadi 6 kelompok, dan terdapat satu tutor di tiap kelompok.

Kelas berjalan dengan baik. dari tiap rangkaian kegiatan, semua mengerjakan

bagiannya masing-masing dengan baik. para siswi pun terlihat aktif dalam

mengerjakan.

Setelah 40 menit pelaksanaan, guru pun sudah siap dengan test yang lainnya,

mereka pun melaksanakan dengan aura yang lebih optimis. Meski tidak menutup

kemungkinan masih ada yang belum sepenuhnya memahami.

Setelah melakukan Observasi dan sedikit wawancara di kelas VII A saya

melanjutkan observasi di kelas VII B. selama pengamatan tidak ada perbedaan

yang signifikan dari pelaksanaan pembelajaran di kelas A dengan B, hanya sedikit

berbeda gaya para guru yang mengajar. Dan sama seperti sebelumnya setelah

melakukan pengamatan, saya lanjutkan dengan wawancara. Untuk hasil test akan

saya dapatkan di hari berikutnya.

Page 110: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas
Page 111: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas
Page 112: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas
Page 113: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas
Page 114: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas
Page 115: IMPLEMENTASI PEER TEACHING DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51939... · 2020. 8. 14. · Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Hadits Siswa Di Kelas