27
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sistim imun ialah semua mekanisme yang digunakan tubuh untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan di lingkungan. Fungsi sistem imun antara lain adalah, melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit, menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh, menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak (debris sel) untuk perbaikan jaringan, mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal. Sistem imun, terdiri atas dua yaitu, Pertahanan lapis pertama ; pertahanan fisik (physical barrier), dan sistem kekebalan tubuh, terbagi dua yaitu Sistem kekebalan nonspesifik (alami) (innate immune system) dan Sistem kekebalan spesifik (didapat/adaptif) (learned/adaptive immune system). Semakin baik pertahanan suatu sistem imun, baik physical barrier atau Sistem kekebalan nonspesifik maupun spesifik, maka makin baik peran Immunologi :Imonudulator dan Sitokin Page 1

Immunodulator dan Sitokin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Immunologi ;

Citation preview

Page 1: Immunodulator dan Sitokin

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Sistim imun ialah semua mekanisme yang digunakan tubuh untuk

mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya

yang dapat ditimbulkan berbagai bahan di lingkungan. Fungsi sistem imun

antara lain adalah, melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit,

menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing

(bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam

tubuh, menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak (debris sel)

untuk perbaikan jaringan, mengenali dan menghilangkan sel yang

abnormal.

Sistem imun, terdiri atas dua yaitu, Pertahanan lapis pertama ;

pertahanan fisik (physical barrier), dan sistem kekebalan tubuh, terbagi

dua yaitu Sistem kekebalan nonspesifik (alami) (innate immune system)

dan Sistem kekebalan spesifik (didapat/adaptif) (learned/adaptive immune

system). Semakin baik pertahanan suatu sistem imun, baik physical barrier

atau Sistem kekebalan nonspesifik maupun spesifik, maka makin baik

peran dan fungsi yang ditunjukkan oleh sel. Tetapi Pada keadaaan di mana

fungsi dan jumlah sel imunokompeten kurang adekuat, maka upaya

peningkatan melalui pemberian imunostimulator menjadi sangat vital.

Seiring dengan makin berkembangnya pemahaman mengenai

respon imun tubuh dalam menghadapi infeksi maupun penyakit lain,

makin berkembang pula penelitian mengenai komponen yang dapat

mempengaruhi respon imun tersebut. Adanya pengetahuan mengenai

bagaimana sel berkomunikasi (berinteraksi) memungkinkan kita untuk

mengembangkan cara memanipulasi jalur komunikasi tersebut. Bahan-

bahan yang dapat memodulasi sistim imun tubuh tersebut dikenal sebagai

Immunologi :Imonudulator dan SitokinPage 1

Page 2: Immunodulator dan Sitokin

imunomodulator. Imunomodulator ini terdiri atas imunostimulator,

imunorestorasi, dan imunosupresi.

Secara klinis imunomodulator digunakan pada pasien dengan

gangguan imunitas, antara lain pada kasus keganasan, HIV/AIDS,

malnutrisi, alergi, tuberkulosis dan lain-lain dengan meningkatkan,

menekan, ataupun mampu mengembalikan kekebalan daya tahan tubuh.

Dalam pengobatan Tuberkulosis tentunya peran obat ini adalah sebagai

tambahan disamping penggunaan obat anti Tuberkulosis.

Oleh karena itu, berdasarkan deskripsi diatas, dan sejalan dengan

meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai

kesehatan, produksi dan konsumsi berbagai bahan yang bekerja sebagai

imunomodulator ini juga meningkat. Saat ini di Indonesia beredar ratusan

produk berbahan herbal maupun sintetik baik dari dalam maupun luar

negeri yang dapat digunakan sebagai imunomodulator. Produk-produk

tersebut terdaftar sebagai obat dan suplemen makanan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Memahami sedikit penjelasan sistem imun ; fungsinya ; pembagian

pertahanan sistem imun, dan gangguan terhadap sistem imun.’

2. Memahami apa yang dimaksud immunodulator serta pembagiannya

3. Memahami apa yang dimaksud dengan sitokin

4. Memahami tentang Mekanisme sitokin dan pembagiannya

5. Memahami sitokin dan penyakit-penyakitnya

Immunologi :Imonudulator dan SitokinPage 2

Page 3: Immunodulator dan Sitokin

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Sistem Imun

1) Imunitas, sistem imun, dan reaksi imun.

Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit

infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam

resistensi terhadap infeksi disebut dengan sistem imun dan reaksi yang

dikoordinasi sel-sel dan molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan

lainnya disebut respon imun.

2) Fungsi sistem imun

Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya

terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam

lingkungan hidup. Beberapa fungsi sistem imun adalah :

1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan &

menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri,

parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh

2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak (debris sel)

untuk perbaikan jaringan.

3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.

3) Pembagian Pertahanan Imun

Pertahanan imun terdiri dari sistem imun alamiah atau

nonspesifik (native/innate) dan didapat atau spesifik (acquired/adaptive).

Mekanisme fisiologik imunitas nonspesifik berupa komponen normal

tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat dan siap mencegah

mikroba masuk ke tubuh dan dengan cepat menyingkirkan mikroba

tersebut. Jumlahnya dapat ditingkatkan oleh infeksi, misalnya jumlah sel

darah putih meningkat selama fase akut pada banyak macam penyakit.

Disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroba tertentu,

telah ada dan siap berfungsi sejak lahir. Sistem ini merupakan pertahanan

terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroba dan dapat

Immunologi :Imonudulator dan SitokinPage 3

Page 4: Immunodulator dan Sitokin

memberikan respon langsung. Sistem imun nonspesifik terdiri atas

pertahan fisik / mekanik yaitu kulit, selaput lendir, silia saluran nafas,

batuk dan bersin. Selain pertahanan fisik juga terdapat pertahanan

biokimia termasuk lisozim, sekresi sebaseus, asam lambung, laktoferin,

asam neuraminik. Kemudian pertahanan humoral (komplemen,interferon

dan CRP) serta pertahan seluler (fagositosis, sel NK, sel mast dan

basofil).

Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal

benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama kali

muncul dalam badan segera dikenal oleh sistem imun spesifik sehingga

terjadi sensitisasi sel-sel imun tersebut. Benda asing yang sama bila

terpajan ulang akan dikenal lebih cepat, kemudian dihancurkan olehnya.

Oleh karena itu sistem ini hanya dapat menyingkirkan benda asing yang

sudah dikenal sebelumnya, maka sistem itu disebut spesifik. Sistem imun

spesifik dibagi dua kelompok yaitu sistem imun humoral, sel B melepas

antibodi untuk menyingkirkan mikroba ekstraseluler dan sistem imun

seluler dimana sel T akan mengaktifkan mikroba atau mengaktifkan sel

Tc (Tcytotoxic) untuk membunuh sel yang terinfeksi.

4) Gangguan Sistem imun

Terdapat beberapa gangguan dalam sistem imun, antara lai adalah :

a) Lack of response (imunodefisiensi) contoh: AIDS, leukemia

b) Incorrect response (peny. autoimun) contoh: DM tipe I, miastenia

gravis, multiple sclerosis;penyakit Graves.

c) Overactive response (alergi/ hipersensitivitas) contoh: asma, rhinitis

allergic, rx transfusi

Gangguan dari sistem imun tersebut menyebabkan, makin

berkembangnya pengetahuan tentang respon imun tubuh dalam

menghadapi infeksi maupun penyakit lain. Sehingga makin berkembang

pula penelitian mengenai komponen yang dapat mempengaruhi respon

imun tersebut. Salah satu contohnya adalah imunomodulator.

Immunologi :Imonudulator dan SitokinPage 4

Page 5: Immunodulator dan Sitokin

5) Imunomodulator dan pembagiannya

Imunomodulator adalah obat yang dapat mengembalikan dan

memperbaiki sistem imun yang fungsinya terganggu atau untuk menekan

yang fungsinya berlebihan. Imunodulator adalah senyawa / zat yang

membantu memodulasi / meregulasi sistim imun. Regulasi adalah proses

menormalkan/mengoptimalkan (sistim imun).

Obat yang meregulasi sistem imun, bekerja menurut 3 (tiga) cara, yaitu

Imunorestorasi (mengembalikan), meningkatkan (imunostimulan), dan

menekan (imunosupresan).

a) Imunorestorasi

Ialah suatu cara untuk mengembalikan fungsi sistem imun yang

terganggu dengan memberikan berbagai komponen sistem imun,

seperti: immunoglobulin dalam bentuk Immune Serum Globulin

(ISG), Hyperimmune Serum Globulin (HSG), plasma,

plasmapheresis, leukopheresis, transplantasi sumsum tulang, hati dan

timus.

ISG dan HSG

Diberikan untuk memperbaiki fungsi sistem imun pada penderita

dengan defisiensi imun humoral, baik primer maupun sekunder.

ISG dapat diberikan secara intravena dengan aman. Defisiensi

imunoglobulin sekunder dapat terjadi bila tubuh kehilangan Ig

dalam jumlah besar, misalnya pada sindrom nefrotik,

limfangiektasi intestinal, dermatitis eksfoliatif dan luka bakar.

Plasma

Infus plasma segar telah diberikan sejak tahun 1960 dalam usaha

memperbaiki sistem imun. Keuntungan pemberian plasma adalah

semua jenis imunoglobulin dapat diberikan dalam jumlah besar

tanpa menimbulkan rasa sakit.

Plasmapheresis

Plasmapheresis (pemisahan sel darah dari plasma) digunakan

untuk memisahkan plasma yang mengandung banyak antibodi

Immunologi :Imonudulator dan SitokinPage 5

Page 6: Immunodulator dan Sitokin

yang merusak jaringan atau sel, seperti pada penyakit: miastenia

gravis, sindroma goodpasture dan anemia hemolitik autoimun.

Leukopheresis

Pemisahan leukosit secara selektif dari penderita telah dilakukan

dalam usaha terapi artritis reumatoid yang tidak baik dengan cara-

cara yang sudah ada.

b) Imunostimulasi

Imunostimulasi yang disebut juga imunopotensiasi adalah cara

memperbaiki fungsi sistem imun dengan menggunakan bahan yang

merangsang sistem tersebut. Biological Response Modifier (BRM)

adalah bahan-bahan yang dapat merubah respons imun, biasanya

meningkatkan. Bahan yang disebut imunostimulator itu dapat dibagi

sebagai berikut :

i. Biologik

Hormon Thymus

Sel epitel timus memproduksi beberapa jenis homon yang

berfungsi dalam pematangan sel T dan modulasi fungsi sel T

yang sudah matang. Ada 4 jenis hormon timus, yaitu timosin

alfa, timolin, timopoietin dan faktor humoral timus. Semuanya

berfungsi untuk memperbaiki gangguan fungsi imun

(imunostimulasi non-spesifik) pada usia lanjut, kanker,

autoimunitas dan pada defek sistem imun (imunosupresi)

akibat pengobatan. Pemberian bahan-bahan tersebut jelas

menunjukkan peningkatan jumlah, fungsi dan reseptor sel T

dan beberapa aspek imunitas seluler. Efek sampingnya berupa

reaksi alergi lokal atau sistemik.

Limfokin

Disebut juga interleukin atau sitokin yang diproduksi oleh

limfosit yang diaktifkan. Contohnya ialah Macrophage

Activating Factor (MAF), Macrophage Growth Factor (MGF),

T-cell Growth Factor atau Interleukin-2 (IL-2), Colony

Immunologi :Imonudulator dan SitokinPage 6

Page 7: Immunodulator dan Sitokin

Stimulating Factor (CSF) dan interferon gama (IFN-γ).

Gangguan sintetis IL-2 ditemukan pada kanker, penderita

AIDS, usia lanjut dan autoimunitas.

Interferon

Ada tiga jenis interferon yaitu alfa, beta dan gama. INF-α

dibentuk oleh leukosit, INF-β dibentuk oleh sel fibroblas yang

bukan limfosit dan IFN-γ dibentuk oleh sel T yang diaktifkan.

Semua interferon dapat menghambat replikasi virus DNA dan

RNA, sel normal dan sel ganas serta memodulasi sistem imun.

Antibodi monoklonal

Diperoleh dari fusi dua sel yaitu sel yang dapat membentuk

antibodi dan sel yang dapat hidup terus menerus dalam biakan

sehingga antibodi tersebut dapat dihasilkan dalam jumlah yang

besar. Antibodi tersebut dapat mengikat komplemen,

membunuh sel tumor manusia dan tikus in vivo.

Transfer factor / ekstrak leukosit

Ekstrak leukosit seperti Dialysed Leucocyte Extract dan

Transfer Factor (TF) telah digunakan dalam imunoterapi.

Imunostimulasi yang diperlihatkan oleh TF yang spesifik asal

leukosit terlihat pada penyakit seperti candidiasis mukokutan

kronik, koksidiomikosis, lepra lepromatosa, tuberkulosis, dan

vaksinia gangrenosa.

Lymphokin-Activated Killer (LAK) cells

Adalah sel T sitotoksik singeneik yang ditimbulkan in vitro

dengan menambahkan sitokin seperti IL-2 ke sel-sel seseorang

yag kemudian diinfuskan kembali. Prosedur ini merupakan

imunoterapi terhadap keganasan.

Bahan Asal Bakteri

BCG (Bacillus Calmette Guerin), memperbaiki produksi

limfokin dan mengaktifkan sel NK dan telah dicoba pada

Immunologi :Imonudulator dan SitokinPage 7

Page 8: Immunodulator dan Sitokin

penanggulangan keganasan (imuno-stimulan non-

spesifik).

Corynebacterium parvum (C. parvum), digunakan sebagai

imunostimulasi non-spesifik pada keganasan.

Klebsiella dan Brucella, diduga memiliki efek yang sama

dengan BCG.

Bordetella pertusis, memproduksi Lymphocytosis

Promoting Factor (LPF) yang merupakan mitogen untuk

sel T dan imunostimulan.

Endotoksin, dapat merangsang proliferasi sel B dan sel T

serta mengaktifkan makrofag.

Bahan asal jamur

Berbagai bahan telah dihasilkan dari jamur seperti lentinan,

krestin dan schizophyllan. Bahan-bahan tersebut merupakan

polisakarida dalam bentuk beta-glukan yang dapat

meningkatkan fungsi makrofag dan telah banyak digunakan

dalam pengobatan kanker sebagai imunostimulan non-

spesifik.5 Penelitian terbaru menemukan jamur Maitake

(Grifola frondosa) yang mengandung beta-glukan yang lebih

poten sebagai imunostimulan pada pasien dengan HIV-AIDS,

keganasan, hipertensi dan kerusakan hati (liver ailments).

ii. Sintetik

Levamisol

Merupakan derivat tetramizol yang dapat meningkatkan

proliferasi dan sitotoksisitas sel T serta mengembalikan anergi

pada beberapa penderita dengan kanker (imunostimulasi non-

spesifik). Telah digunakan dalam penanggulangan artritis

reumatoid, penyakit virus dan lupus eritematosus sistemik.

Isoprinosin

Disebut juga isosiplex (ISO), adalah bahan sintetis yang

mempunyai sifat antivirus dan meningkatkan proliferasi dan

Immunologi :Imonudulator dan SitokinPage 8

Page 9: Immunodulator dan Sitokin

toksisitas sel T. Diduga juga membantu produksi limfokin (IL-

2) yang berperan pada diferensiasi limfosit, makrofag dan

peningkatan fungsi sel NK.

Muramil dipeptida (MDP)

Merupakan komponen aktif terkecil dari dinding sel

mycobacterium. Pada pemberian oral dapat meningkatkan

sekresi enzim dan monokin. Bila diberikan bersama minyak

dan antigen, MDP dapat meningkatkan baik respons seluler

dan humoral.

Bahan-bahan lain :

Berbagai bahan yang telah digunakan secara eksperimental di

klinik adalah:

- Azimexon dan ciamexon: diberikan secara oral dan dapat

meningkatkan respons imun seluler.

- Bestatin: diberikan secara oral dan dapat meningkatkan

respons imun seluler dan humoral.

- Tuftsin: diberikan secara parenteral dan dapat

meningkatkan fungsi makrofag, sel NK dan granulosit.

- Maleic anhydride, divynil ether copolymer: diberikan secara

parenteral dan dapat meningkatkan fungsi makrofag dan sel

NK.

- 6-phenil-pyrimidol: diberikan secara oral dan dapat

meningkatkan fungsi makrofag dan sel NK.

c) Imunosupresi

Merupakan suatu tindakan untuk menekan respons imun.

Kegunaannya di klinik terutama pada transplantasi untuk mencegah

reaksi penolakan dan pada berbagai penyakit inflamasi yang

menimbulkan kerusakan atau gejala sistemik, seperti autoimun atau

auto-inflamasi.

Immunologi :Imonudulator dan SitokinPage 9

Page 10: Immunodulator dan Sitokin

Steroid

Steroid seperti glukokortikoid atau kortikosteroid (KS)

menunjukkan efek anti-inflamasi yang luas dan imunosupresi.

Efek ini nampak dalam berbagai tingkat terhadap produksi,

pengerahan, aktivasi dan fungsi sel efektor. Efek anti-inflamasi

dan efek imunosupresi KS sulit dibedakan karena banyak sel,

jalur dan mekanisme yang sama terlibat dalam kedua proses

tersebut. KS efektif terhadap penyakit autoimun yang sel T

dependen seperti tiroiditis Hashimoto, berbagai kelainan kulit,

polymiositis, beberapa penyakit reumatik, hepatitis aktif dan

inflammatory bowel disease.

Cyclophosphamide atau cytoxan dan chlorambucil

Merupakan alkylating agent yang dewasa ini banyak digunakan

dalam pengobatan imun, sebagai kemoterapi kanker dan pada

transplantasi sumsum tulang. Oleh karena efek toksiknya, hanya

digunakan pada penyakit berat.

Anatagonis purin: Azathioprine dan Mycophenolate Mofetil

Azathioprine (AT) digunakan di klinik sebagai transplantasi,

artritis reumatoid, LES, inflamatory bowel disease, penyakit saraf

dan penyakit autoimun lainnya. Mycophenolate Mofetil (MM)

adalah inhibitor iosine monophosphate dehydrogenase, yang

berperan pada sintetis guanosin. Digunakan pada transplantasi

(ginjal, jantung, hati), artritis reumatoid dan kondisi lain seperti

psoriasis.

Cyclosporine-A, Tacrolimus (FK506) dan Rapamycin

Ketiga obat di atas digunakan untuk mencegah reaksi penolakan

pada transplantasi antara lain: sumsum tulang dan hati.

Methotrexate (MTX)

Merupakan antagonis asam folat yang digunakan sebagai anti

kanker dan dalam dosis yang lebih kecil digunakan pada

pengobatan artritis reumatoid, juvenile artritis reumatoid,

Immunologi :Imonudulator dan SitokinPage 10

Page 11: Immunodulator dan Sitokin

polymyositis yang steroid resisten dan dermomyositis, sindrom

Felty, sindrom Reiter, asma yang steroid dependen dan penyakit

autoimun lain.

Imunosupresan lain

Radiasi, drainase duktus torasikus dan pemberian interferon dosis

tinggi telah digunakan secara eksperimental dalam klinik sebagai

imunosupresan. Di masa mendatang sudah dipikirkan penggunaan

prostaglandin, prokarbazin, miridazol dan antibodi anti sel T.

Antibodi monoklonal

Antibodi dapat merupakan suatu imunosupresan yang aktif baik

untuk sel B maupun sel T. Berbagai antibodi monoklonal seperti

terhadap Leucocyte Differentiation Antigen dapat menekan

imunitas spesifik dan non-spesifik seperti CD3 dan CD8. Dengan

diketahuinya peranan sitokin dan ditemukannya reseptor terhadap

sitokin yang larut, telah dipikirkan pula untuk menggunakan

mekanisme ini untuk mempengaruhi respons imun.

6) Pengertian Sitokin

Leukosit dan sel-sel lain menghasilkan protein larut atau glikoprotein yang dipanggil

sitokin (cytokines) yang berfungsi sebagai pengutus kimia (chemical

messengers) antara sel. Fungsi utama sitokin adalah terlibat dalam pengaturan

perkembangan dan perilaku sel-sel yang terlibat dalam respon imun. Efek sitokin

terbagi atas tiga, yaitu autokrin (bertindak atas sel yang menghasilkan), parakrin

(bertindak atas sel lain yang dekat), endokrin (bertindak atas sasaran jauh). Sitokin

adalah monokin yang dihasilkan oleh makrofaj seperti interleukin-1, faktor nekrosis

tumor, interfenon α dan β. Sitokin adalah limfokin yang dihasilkan oleh sel T

tereaktif dab sel NK, seperti interleukin 2-6, interveron γ , limfotoksin.

7) Mekanisme sitokin dan pembagiannya

Sitokin tidak memberikan efek spesifik ke atas hanya satu jenis sel

sasaran. Kebanyakan memiliki efek biologi pegunungan luas atas lebih dari satu

Immunologi :Imonudulator dan SitokinPage 11

Page 12: Immunodulator dan Sitokin

jenis sel atau tisu. Berbagai sitokin pula dapat berinteraksi dengan jenis sel yang

sama untuk menghasilkanefek yang sama (yaitu fungsi tindih).

Sebagian besar darinya dihasilkan oleh limfosit T. Ia mungkin

menekan atau merangsang sesuatu respon imun. Limfokin mungkin memudahkan

proliferasi, pertumbuhan atau diskriminasi sel, serta mungkin bertindak atas fatal gen

untuk mengontrol fungsi sel. Limfokin mungkin memiliki efek autokrin atau

parakrin. Monokin pula adalah sitokin yang dihasilkan oleh monosit (dan

makrofaj).

Interleukin adalah sekelompok sitokin yang disintesis oleh limfosit,

monosit dan beberapa jenis sel lain yang meningkatkan pertumbuhan sel T, sel B,

sel pokok hematopoietik serta memilikibeberapa fungsi biologi lainnya. Ciri-ciri

dan aktiviti beberapa interleukin diterangkan di bawah:

1) Interleukin-1:

Dihasilkan oleh fagosit mononukleus teraktif yang distimulasi

olehlipopolisakarida atau interaksi dengan sel T CD4 +. Ia adalah sejenis

monokin danbahantara keradangan serta berkongsi banyak ciri-ciri dengan faktor

nekrosis tumor(TNF). Ia terdiri dari 2 rantai polipeptid (17 KD setiap), yang

disebut IL-1 α dan IL-1 β keduanya memiliki kegiatan yang serupa dan

bergabung dengan reseptor yang sama. IL-1 α adalah tergabung ke membran

tetapi IL-1 β terdapat bebas dalam peredaran. ReseptorIL-1 terdapat pada

banyak jenis sel. IL-1 bertindak apakah mengaktifkan adenilat siklasedan

meningkatkan tingkat Camp, atau mengaruh faktor-faktor nukleus yang

bertindak sebagai aktivator fatal gen. IL-1 bertindak sama ada mengaktifkan

adenilat siklase danmeningkatkan aras cAMP, atau mengaruh faktor-faktor

nukleus yang bertindak sebagaipengaktif transkripsi gen. Dampak tindakannya

tergantung konsentrasi. Kesantindakannya bergantung kepada kepekatan. Pada

konsentrasi rendah sebagian besardampaknya adalah imunokawalan dan

membantu proliferasi sel T CD4 + danpertumbuhan serta diskriminasi sel B.

Pada kepekatan rendah sebahagian besar kesannyaadalah imunokawalan dan

membantu proliferasi sel T CD4 + dan pertumbuhan serta pembezaan sel B.

Pada tingkat yang tinggi ia terdapat dalam peredaran darah perifer dan

Immunologi :Imonudulator dan SitokinPage 12

Page 13: Immunodulator dan Sitokin

menyebabkan kenaikan suhu (demam) dan meningkatkan pembentukan protein

fase akutkelenjar. Pada aras yang tinggi ia terdapat dalam peredaran darah

periferi danmenyebabkan kenaikan suhu (demam) dan meningkatkan

pembentukan protein fasa akutoleh hepar. Ia juga mengaruh cachexia. Ia juga

mengaruh cachexia.

2) Interleukin-2:

terdiri dari satu Glikoprotein 15.5 KD yang disintesis sebagian besar olehsel T

CD4 + dan sedikit oleh sel T CD8 +. Jumlah IL-2 yang disintesis oleh limfosit

T adalah satu faktor penting yangmenentukan kekuatan suatu respon imun. IL-2

juga membantu pembentukan sitokin lain oleh sel T termasuk interferon γ dan

limfotoksin. IL-2 berinteraksi dengan limfosit T melalui reseptor IL-2. IL-2 juga

meningkatkan pertumbuhan sel NKdan kegiatan sitolisis sel NK dalam

pembentukan sel LAK (lymphokine activated killer cells). Untuk sel B

pula, IL-2bertindak sebagai faktor pertumbuhan serta meningkatkan sintesis

antibodi.

3) Interleukin-3:

sejenis limfokin 20 KD yang disintesis oleh sel T CD4 + dan bertindak sebagai

faktor stimulasi koloni (Colony stimulating factor) yang membantu

proliferasibeberapa sel hematopoietik dan diskriminasi limfosit.

4) Interleukin-4 (faktor pertumbuhan sel b)

Interleukin-4 (faktor pertumbuhan sel b): sitokin 20 kd yang dihasilkan

oleh sel T CD4 + dan sel mast teraktif. oleh karena itu il-4 juga berfungsi sebagai

faktor pertumbuhan selmast dan aktivator makrofaj.

5) Interleukin-5 (Faktor diskriminasi eosinofil)

Dihasilkan oleh beberapa sel T CD4 + dan sel mast teraktif. Bertindak bersama

IL-2 dan IL-4 untuk mengaruh pertumbuhan dan diskriminasi sel B. IL-5 juga

merangsang pertumbuhan dandiskriminasi eosinofil. IL-5 juga merangsang

pertumbuhan dan pembezaan eosinofil.

6) Interleukin-6:

Dihasilkan oleh sel endotelium, fagosit mononukleus, fibroblas, sel Tteraktif dan

beberapa jenis sel lain.

Immunologi :Imonudulator dan SitokinPage 13

Page 14: Immunodulator dan Sitokin

IL-6 mengaruh sel heparmenghasilkan protein fasa akut. Ia penting untuk

diskriminasi sel B menjadi sel yangmenghasilkan antibodi dan bertindak

bersama IL-1 untuk mengaktifkan sel T.

7) Interleukin-8

IL-8 dikategorikan sebagai Kemokin (chemokine) berfungsi

menarik leukosit seperti neutrofil, sel T dan monosit. Ia dihasilkan oleh monosit,

makrofaj, sel fibroblas dan sel endotelium, dan mengaktifkan neutrofil serta

mempromosikan angiogenesis. Karena itu ia memainkan peran penting dalam

respon peradangan dan pemulihan otot.

8) Interleukin-10

Dalam manusia ia bertindak sebagai faktor perencat sintesis sitokin dan diekspres

oleh sel T CD4 + dan CD8 +, monosit, makrofaj, sel B teraktif dan lain-lain. Ia

merencatsintesis sitokin oleh sel Th1 dan pembentukan interferon γ IL-1, IL-6

dan TNF α . Walaupun IL-10 menekan keimunan perantaraan sel, ia

merangsang limfosit B,IL-2 dan IL-4. Ia juga terlibat dalam kontrol produksi

IgE.

Interferon (IFN), adalah sekelompok protein imunokawalan yang

dihasilkan oleh sel T, fibroblas dan beberapa jenis sellain setelah rangsangan oleh

virus, antigen, mitogen, DNA. IFN diklasifikasikansebagai α atau β

(memiliki aktivitas anti-virus) dan γ (IFN imun). IFN memiliki fungsi kontrol

dan meningkatkan kemampuan makrofaj menghancurkan sel tumor, virus dan

bakteri.

1) Interferon α

Dihasilkan oleh makrofaj dan sel B. Dapat mencegah replikasi virus, memiliki

aktifitas anti-proliferasi,pirogen (mengaruh demam).

2) Interferon β

Protein antivirus (20 KD) yang dihasilkan oleh fibroblas dan mencegahreplikasi

virus.

3) Interferon γ

Immunologi :Imonudulator dan SitokinPage 14

Page 15: Immunodulator dan Sitokin

limfokin Glikoprotein (21-24 KD) yang dihasilkan oleh sel T teraktif dansel

NK. Ia memiliki aktivitas anti-proliferasi dan antivirus serta sangat

kuatmengaktifkan fagosit mononukleus untuk memusnahkkan mikroorganisma

intrasel dansel tumor.

Faktor Nekrosis tumor

Faktor Nekrosis tumor α (TNF α)

Sel-sel yang menghasilkanTNF α termasuk monosit, makrofaj, limfosit T dan

B, sel NK serta sel-sel lain yangdirangsang oleh lipopolisakarida dan produk-

produk mikroorganisma lain. TNF α dapat bergabung dengan reseptor pada

beberapa jenis sel tumor dan menyebabkan lisis.

Faktor Nekrosis tumor β (TNF β)

Dihasilkan oleh limfosit teraktif. TNF β dapat menghancurkan seltumor dalam

kultur, mengaruh Awal mula gen, merangsang proliferasi fibroblas dan

memamerkan banyak aktivitas sama seperti TNF α terlibat dalam peradangan

dan penolakan cedung .

8) Sitokin dan Penyakit

Oleh karena sitokin memainkan peranan yang penting dalam pengaturan,

jika sitokin atau reseptornya diekspres pada tingkat yang rendah, penyakit dapat

dihasilkan. Beberapa penyakit yang melibatkan sitokin dijelaskan di bawah:

Beberapa penyakit yang melibatkan sitokin diterangkan di bawah :

1. Sindrom kejutan toksik: penyakit ini dimulai dengan pembebasan

superantigen (contoh: enterotoksin) oleh beberapa mikroorganisma. Oleh

karena ia bergabung ke banyak sel T, terlalu banyak sitokin dibebaskan terutama

IL-1dan TNF-α dan menganggu pengaturan jaringan sitokin. IL-1 dan TNF-

α akan mengaruh reaksisitemik termasuk demam, diarea, pembekuan darah,

kejatuhan tekanan darah dan kejutan.

2. Kejutan septik bakteri: penyakit ini dikaitkan dengan penghasilan berlebihan

sitokinakibat infeksi bakteri Gram negatif.

3. Kanker: Beberapa kanker limfoid dan mieloid ditunjukkan memiliki kaitan

dengan Awalmula sitokin atau reseptor sitokin yang tinggi. Awal mula

Immunologi :Imonudulator dan SitokinPage 15

Page 16: Immunodulator dan Sitokin

berlebihan ini menyebabkan pertumbuhan sel yang tak terkendali dan

membawa ke kanker. Pengekspresan berlebihan ini menyebabkanpertumbuhan

sel yang tak terkendali dan membawa kepada kanser.

4. Penyakit autoimun: Sel T diketahui memainkan peranan penting dalam

pembangkit autoantibodi dan kontrol keautoimunan. Beberapa ketidak

normalan sitokin dan reseptor sitokin dikaitkan dengan penyakit

autoimun sistemik. SLE telah dikaitkan dengan tingkat IL-10 yang tinggi.

 

Immunologi :Imonudulator dan SitokinPage 16