13
24 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.3.1 Bahan Pakan Bahan pakan yang digunakan dalam penyusunan ransum penelitian sebagai berikut : 1. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Rumput gajah diperoleh berasal dari kebun rumput di sekitar kandang sapi perah milik Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (UKM Kelompok Studi Profesi Ternak Perah). Rumput gajah hasil panen dicacah 2-3 cm menggunakan Choper kemudian dijemur selama 7 hari. Rumput gajah kering kemudian digiling menjadi tepung. Kandungan nutrisi rumput gajah disajikan pada Tabel 3. 2. Silase Biomasa Jagung (Zea mays L.) Bahan baku pembuatan silase biomassa jagung adalah bagian aerial tanaman jagung utuh usia 100 hari. Biomassa tanaman jagung digunakan sebagai bahan pembuatan silase. Biomassa jagung yang digunakan berasal dari petani daerah Cimalaka-Sumedang. Kandungan nutrisi silase biomassa jagung disajikan pada Tabel 3. 3. Hay Daun Kaliandra (Calliandra calothyrsus) Hay daun kaliandra yang digunakan berasal dari hasil proses pengeringan dari daun utuh kaliandra (tanpa tangkai dan ranting daun). Jenis kaliandra yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120012_3_3105.pdf · Karbondioksida dihembuskan ke dalam tabung sehingga oksigen

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120012_3_3105.pdf · Karbondioksida dihembuskan ke dalam tabung sehingga oksigen

24

III

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Bahan Penelitian

3.3.1 Bahan Pakan

Bahan pakan yang digunakan dalam penyusunan ransum penelitian sebagai

berikut :

1. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)

Rumput gajah diperoleh berasal dari kebun rumput di sekitar kandang sapi

perah milik Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (UKM Kelompok Studi

Profesi Ternak Perah). Rumput gajah hasil panen dicacah 2-3 cm menggunakan

Choper kemudian dijemur selama 7 hari. Rumput gajah kering kemudian digiling

menjadi tepung. Kandungan nutrisi rumput gajah disajikan pada Tabel 3.

2. Silase Biomasa Jagung (Zea mays L.)

Bahan baku pembuatan silase biomassa jagung adalah bagian aerial tanaman

jagung utuh usia 100 hari. Biomassa tanaman jagung digunakan sebagai bahan

pembuatan silase. Biomassa jagung yang digunakan berasal dari petani daerah

Cimalaka-Sumedang. Kandungan nutrisi silase biomassa jagung disajikan pada

Tabel 3.

3. Hay Daun Kaliandra (Calliandra calothyrsus)

Hay daun kaliandra yang digunakan berasal dari hasil proses pengeringan

dari daun utuh kaliandra (tanpa tangkai dan ranting daun). Jenis kaliandra yang

Page 2: III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120012_3_3105.pdf · Karbondioksida dihembuskan ke dalam tabung sehingga oksigen

25

dipakai adalah kaliandra bunga merah. Kandungan nutrisi hay daun kaliandra

disajikan pada Tabel 3.

4. Umbi Singkong (Manihot esculenta)

Umbi singkong yang digunakan berasal dari pasar Cileunyi. Sebelum

digunakan umbi singkong (termasuk kulit umbi) harus dibersihkan terlebih dahulu

sehingga terbebas dari tanah kemudian diiris tipis serta dijemur selama 7 hari.

Umbi singkong kering digiling menjadi tepung. Kandungan nutrisi umbi

singkong disajikan pada Tabel 3.

5. Molases

Molases berasal dari KSU Tandangsari Tanjungsari-Sumedang. Molases

digunakan sebagai aditif untuk pembuatan silase biomassa jagung. Dosis

penggunaan molases sebagai aditif ini sebanyak 1% dari berat segar biomassa

jagung yang akan dibuat silase.

6. Konsentrat

Konsentrat yang digunakan disusun berdasarkan pada SNI No. 3148.1:2009

untuk sapi perah produktif. Bahan baku pembutan konsentrat diperoleh dari KSU

Tandangsari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Kandungan nutrisi

konsentrat disajikan pada Tabel 3.

Page 3: III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120012_3_3105.pdf · Karbondioksida dihembuskan ke dalam tabung sehingga oksigen

26

Bahan pakan diatas memiliki kandungan nutrisi yang masing-masing

kandungannya disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan Penelitian Berdasarkan Bahan Kering

No. Bahan

Pakan

Kandungan

BK Abu PK LK SK BETN TDN

-------------------------------- % ------------------------------------

1 Rumput

Gajah 80,12 13,50 11,50 2,56 22,58 49,86 63,94

*

2

Silase

Biomassa

Jagung

95,34 6,4 9,95 2,69 25,51 55,45 62,00*

3 Konsentrat 91,18 10,16 16,52 9,32 17,14 46,86 71,24**

4 Hay Daun

Kaliandra 75,68 7,25 24,13 2,35 18,01 48,26 68,62

***

5 Umbi

Singkong 91,19 11,34 1,69 1,34 12,21 73,42 62,97

*

Sumber :

Hasil Analisis Kimia di Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia

Makanan Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (2015).

Keterangan :

Dihitung dengan rumus TDN = 70,6 + 0,259 PK + 1,01 LK – 0,76 SK

+0,0991 BETN (Sutardi, 2001).

** Dihitung dengan rumus TDN = 2,79 + 1,17 PK + 1,74 LK - 0,295 SK + 0,810

BETN (Sutardi, 2001).

*** Dihitung dengan rumus TDN = 3,17 + 0,64 PK + 2,08 LK - 0,0675 SK+

0,940 BETN (Sutardi, 2001).

Page 4: III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120012_3_3105.pdf · Karbondioksida dihembuskan ke dalam tabung sehingga oksigen

27

Adapun penyusunan ransum penelitian disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4. Formulasi Ransum Perlakuan Berdasarkan Bahan Kering

No Bahan Pakan Perlakuan

R1 R2 R3 R4 R5

--------------------------------- % ------------------------------

1 Rumput Gajah 15 15 15 15 15

2 Silase BJ 45 45 45 45 45

3 Konsentrat 36 34 32 30 28

4 Hay Daun

Kaliandra

4 4 4 8 8

5 Umbi

Singkong

- 2 4 2 4

Total 100 100 100 100 100

Kandungan nutrien dari penyusunan ransum penelitian disajikan pada tabel

berikut :

Tabel 5. Kandungan Nutrien Ransum Penelitian Berdasarkan Bahan Kering

No Kandungan Nutrien Perlakuan

R1 R2 R3 R4 R5

-----------------------%------------------------

1 Bahan Kering 81,74 81,74 81,74 81,12 81,12

2 Abu 8,85 8,88 8,90 8,76 8,78

3 Protein Kasar 13,11 12,82 12,52 13,12 12,83

4 Lemak Kasar 5,04 4,88 4,72 4,61 4,45

5 Serat Kasar 21,76 21,66 21,56 21,69 21,59

6

Bahan Ekstrak Tanpa

Nitrogen 51,23 51,76 52,29 51,82 52,35

7 Total Digestible Nutrient 67,63 67,52 67,41 67,30 67,19

Page 5: III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120012_3_3105.pdf · Karbondioksida dihembuskan ke dalam tabung sehingga oksigen

28

3.3.2 Bahan Kimia dan Reagen

1. Cairan Rumen

Cairan rumen berasal dari RPH Ciroyom, Bandung. Cairan rumen ini

berasal dari sapi perah FH jantan. Prosedur pengambilan cairan rumen dapat

dilihat pada Lampiran 1.

2. Saliva Buatan

Saliva buatan dibuat berdasarkan metode McDougall (1948) yang dikutip

oleh Tilley dan Terry (1963). Penggunaan saliva buatan berfungsi utama sebagai

larutan buffer, yaitu untuk menjaga agar pH cairan rumen berada dalam kisaran

6,8 – 7,0. Fungsi lain saliva buatan ini digunakan sebagai medium untuk proses

pertumbuhan dan perkembangan mikroba rumen in vitro. Adapun prosedur

lengkap pembuatan saliva buatan tercantum pada Lampiran 2.

3. Gas Karbondioksida

Gas karbondioksida digunakan untuk mengkondisikan suasana anaerob

dalam tabung fermentor sebelum fermentasi anaerob berlangsung oleh mikroba

rumen in vitro. Karbondioksida dihembuskan ke dalam tabung sehingga oksigen

terdesak keluar dan digantikan oleh karbondioksida sehingga tabung tetap

anaerob.

4. HgCl2

HgCl2 digunakan untuk membunuh mikroba pada proses akhir in vitro tahap

fermentasi. Kematian mikroba menyebabkan aktivitas fermentasi terhenti.

Page 6: III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120012_3_3105.pdf · Karbondioksida dihembuskan ke dalam tabung sehingga oksigen

29

3.2 Peralatan Penelitian

1. Seperangkat Peralatan Pengambilan Cairan Rumen

Peralatan yang digunakan adalah thermos kapasitas 500 ml sebagai wadah

penampung cairan rumen, dan kain saring muslin. Prosedur pengambilan cairan

rumen dapat dilihat pada Lampiran 1.

2. Seperangkat Peralatan Analisis in vitro

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan digital,

tabung in vitro dengan penutup karet berpentil (klep), waterbath dengan heater

thermoregulator, thermometer, tabung gas CO2.

3. Peralatan Ensilase

Peralatan yang digunakan adalah kantong plastik ukuran 70 cm X 40 cm

untuk pembuatan silase sebanyak 5 kg.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Prosedur Pembuatan Silase Biomassa Jagung

1. Biomassa jagung dilayukan selama 24 jam dan dicacah dengan ukuran 2- 3

cm.

2. Cacahan biomassa jagung segar ditimbang sebanyak 5 kg untuk masing-

masing perlakuan, kemudian ditebarkan di atas alas plastik secara merata.

3. Molases disiramkan di atas hamparan biomassa jagung. Dosis molases

sebanyak 1% dari berat segar biomassa jagung (50 g). Molases diaduk

bersama biomassa jagung hingga homogen.

Page 7: III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120012_3_3105.pdf · Karbondioksida dihembuskan ke dalam tabung sehingga oksigen

30

4. Sampel dimasukkan ke dalam kantong plastik sebagai silo.

5. Sampel dipadatkan untuk mengeluarkan oksigen semaksimal mungkin dari

dalam plastik.

6. Kantong plastik diikat dengan rapat menggunakan karet gelang.

7. Sampel tersebut diinkubasi (ensilase) selama 21 hari hingga menjadi silase.

8. Setelah 21 hari silo dibuka dengan membuka ikatan karet gelang. Silase

biomassa jagung dikeluarkan kemudian dijemur selama 7 hari dan

selanjutnya digiling menjadi tepung.

3.3.2 Prosedur Pembuatan Hay Daun Kaliandra

1. Daun kaliandra beserta tangkai dan rantingnya diletakkan ke dalam wadah

yang dialasi kertas koran.

2. Daun kaliandra dikeringkan (diangin-angin) selama 7 hari.

3. Daun kaliandra yang telah kering dipisahkan dari tangkai dan ranting

dengan cara digoyang hingga daun rontok dari tangkai dan rantingnya.

4. Bagian daun utuh dipisahkan dari tangkai dan rantingnya kemudian hay

daun kaliandra digiling menjadi tepung.

3.3.3 Prosedur Penyusunan Konsentrat dan Ransum Penelitian

1. Dilakukan penyusunan konsentrat dengan bahan-bahan konsentrat meliputi

dedak halus, pollard, onggok, tetes, mineral, urea, bungkil kelapa, kapur

(CaCO3), dan tepung tulang.

2. Bahan pakan yang telah dihitung formulasinya dicampurkan secara

homogen.

Page 8: III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120012_3_3105.pdf · Karbondioksida dihembuskan ke dalam tabung sehingga oksigen

31

3. Konsentrat digiling hingga ukuran partikelnya homogen.

4. Dilakukan penyusunan ransum sesuai SNI 2009 No. 3148.

3.3.4 Pengujian Fermentabilitas in vitro

Langkah-langkah pelaksanaan in vitro adalah sebagai berikut :

Persiapan sampel untuk analisis in vitro.

1. Tabung in vitro kapasitas 150 ml disiapkan sebanyak 20 botol, kemudian

diberi label sesuai perlakuan.

2. Sampel ditimbang sebanyak satu gram dengan menggunakan timbangan

digital untuk masing – masing perlakuan.

3. Sampel dimasukkan ke dalam tabung in vitro sesuai dengan label yang

ditentukan.

4. Larutan Mc.Doughall sebanyak 40 ml dan cairan rumen sebanyak 10 ml

dimasukkan ke dalam tabung yang berisi sampel.

5. Cairan rumen ditambahkan sambil terus dialiri gas CO2, kemudian ditutup

dengan tutup berfentil.

6. Tabung in vitro dimasukkan ke dalam rak yang telah tersedia di dalam

waterbath dengan pengaturan suhu 39-40o C.

7. Lama inkubasi selama 3 jam. Selama inkubasi dilakukan pengocokan secara

kontinyu setiap 30 menit sekali.

8. Setelah tiga jam, kemudian membuka tabung in vitro dan ditetesi HgCl2

jenuh guna membunuh mikroba. Isi tabung in vitro dipindahkan ke tabung

sentrifuge untuk sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit.

Page 9: III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120012_3_3105.pdf · Karbondioksida dihembuskan ke dalam tabung sehingga oksigen

32

Bagian yang cair (supernatan) diambil untuk digunakan analisis VFA dan

NH3.

3.3.5 Peubah yang Diamati

A. Konsentrasi VFA

Konsentrasi asam lemak terbang diukur dengan metode penyulingan uap

(General Laboratory Procedure, 1966). Prinsipnya adalah H2SO4 15% akan

menguapkan dan memecah asam lemak terbang melalui tabung pendingin,

terkondensasi dan ditampung dengan Erlenmeyer. Sebelum dititrasi dengan

menggunakan asam klorida 0,5 M, terlebih dahulu larutan sampel ditambahkan

phenopthalein 2% dan NaOH sebagai indikator sehingga pada proses titrasi terjadi

perubahan warna dari merah muda menjadi bening.

Pengukuran kadar VFA total ditentukan dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

VFA total (mM) = (a-b) x c x 1000/5

Keterangan:

a = Volume titran HCl pada blanko

b = Volume titran HCl pada sampel

c = Normalitas HCl

5 = Volume supernatan yang digunakan

B. Konsentrasi NH3

Konsentrasi amonia diukur dengan menggunakan dengan menggunakan

teknik Mikrodifusi Conway (General Laboratory Procedure, 1966). Cawan

conway terdiri atas tiga ruangan bersekat. Ditengahnya terdapat sebuah cawan

Page 10: III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120012_3_3105.pdf · Karbondioksida dihembuskan ke dalam tabung sehingga oksigen

33

kecil dan dua ruang lain terletak diluar lingkaran. Adapun tahapan pengukurannya

adalah sebagai berikut:

(1) Satu ml Asam borat 5% berindikator metil merah dimasukkan menggunakan

pipet ke dalam cawan kecil dibagian tengah

(2) Supernatan sebanyak satu ml ditempatkan ke salah satu ruang sekat dan

menempatkan NaOH jenuh sebanyak satu ml ke sisi yang berbeda di ruang

yang sama.

(3) Tutup cawan diolesi dengan vaselin dan menutup cawan secara rapat.

(4) Melakukan pengocokkan cawan sampai supernatan dan NaOH tercampur

rata (homogen), membiarkan 24 jam pada suhu kamar.

(5) Amonia yang keluar diikat oleh asam borat, selanjutnya dilakukan titrasi

dengan H2SO4 0,005 N sampai terjadi perubahan warna dari warna biru

menjadi merah muda.

Konsentrasi NH3 dalam rumen dapat dihitung dengan rumus, sebagai

berikut:

NH3 (mM) = Volume H2SO4 x Normalitas H2SO4 x 1000

Page 11: III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120012_3_3105.pdf · Karbondioksida dihembuskan ke dalam tabung sehingga oksigen

34

3.3.6 Rancangan Percobaan dan Analisis statistik

Percobaan dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan

Rancangan Acak Lengkap (RAL). Percobaan terdiri atas 5 perlakuan, masing-

masing diulang 4 kali. Ransum terdiri atas Rumput Gajah (RG), Silase Biomassa

Jagung (SBJ), Konsentrat (K), Hay Daun Kaliandra (HDK), dan Umbi Singkong

(US). Ransum perlakuan berupa substitusi sebagian konsentrat oleh hay daun

kaliandra dan umbi singkong adalah sebagai berikut:

R1 = 15% RG + 45% SBJ + 36% K + 4% HDK

R2 = 15% RG + 45% SBJ + 34% K + 4% HDK + 2% US

R3 = 15% RG + 45% SBJ + 32% K + 4% HDK + 4% US

R4 = 15% RG + 45% SBJ + 30% K + 8% HDK + 2% US

R5 = 15% RG + 45% SBJ + 28% K + 8% HDK + 4% US

Data kemudian diuji dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji jarak

berganda Duncan. Adapun model matematika dan rancangan yang digunakan,

yaitu :

Model matematik menurut Gazperz (1991) adalah sebagai berikut:

𝑌𝑖𝑗 = µ+ τ𝑖 + ε𝑖𝑗

Keterangan:

𝑌𝑖𝑗 : Respon hasil pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

µ : Nilai rata-rata umum

τ𝑖 : Pengaruh perlakuan ke-i

ε𝑖𝑗 : Galat percobaan pada perlakuan ke-i ulangan ke-j

i : Perlakuan ke-i (1,2,3,4,5)

j : Ulangan ke-j (1,2,3,4)

Page 12: III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120012_3_3105.pdf · Karbondioksida dihembuskan ke dalam tabung sehingga oksigen

35

Hipotesis yang diuji :

𝐻0 : Pengaruh perlakuan 𝑅1 = 𝑅2 = 𝑅3 = 𝑅4 = 𝑅5

𝐻1 : Pengaruh perlakuan 𝑅1 ≠ 𝑅2 ≠ 𝑅3 ≠ 𝑅4 ≠ 𝑅5, atau paling sedikit

ada satu pasang perlakuan yang berbeda.

Tabel 6. Daftar Sidik Ragam

Sumber

Keragaman db JK KT Fhit F0,05

Perlakuan 4 JKP JKP/db KTP/KTG 3,05

Galat 15 JKG JKG/db

Total 19 JKT

Keterangan:

db = Derajat bebas

JK = Jumlah kuadrat

KT = Kuadrat tengah

Kaidah keputusan:

1. Bila Fhitung ≤ Ftabel; berbeda tidak nyata (non significant) atau terima 𝐻0.

2. Bila Fhitung ˃ Ftabel; berbeda nyata (significant) atau tolak 𝐻0.

Selanjutnya untuk menguji perbedaan antar perlakuan digunakan uji Jarak

Berganda Duncan :

LSR = SSR x √KTg

r

Keterangan :

LSR : Least Significant Range

SSR : Studentized Significant Range

KTg : Kuadrat Tengah Galat

r : Ulangan

Kaidah Keputusan :

(1) Apabila d ≤ LSR maka tidak berbeda nyata (terima H0)

(2) Apabila d ˃ LSR maka berbeda nyata atau sangat nyata (tolak H0)

Page 13: III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120012_3_3105.pdf · Karbondioksida dihembuskan ke dalam tabung sehingga oksigen

36

2.3.7 Tataletak Percobaan

R1U1 R2U3 R5U3 R3U2

R2U1 R1U2 R3U1 R5U4

R2U3 R5U1 R1U3 R3U1

R3U2 R4U1 R2U4 R4U3

R5U2 R4U2 R3U4 R1U4

Keterangan :

P : Perlakuan

U : Ulangan