16
IDENTIFIKASI TAHAPAN MUNCULNYA PERMUKAAN DALAM ARSITEKTUR Didha Igasi Marindra Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus FT UI Depok, Jawa Barat 16424 [email protected] Abstrak Definisi permukaan adalah sebagai lapisan teratas ataupun terluar dari sesuatu. Dalam dunia arsitektur, permukaan berkaitan dengan bangunan sebagai produk utamanya. Oleh karena itu permukaan dalam arsitektur didefinisikan sebagai lapisan terluar dari bangunan, dengan muka/kulit/fasad/cover sebagai wujudnya. Permukaan memberikan tampilan pada bangunan dengan fungsi utama sebagai media representasi. Melalui permukaan, sebuah bangunan berkespresi baik secara arsitektural maupun fungsional. Wujud permukaan bangunan melalui suatu tahapan pembentukan sehingga mencapai hasil representasi yang diinginkan. Dalam usaha mewujudkan hal tersebut, permukaan berhubungan dengan penilaian visual akan kualitas yang dimilikinya. Penelitian ini mencoba mengidentifikasi sifat maupun karakter yang ada pada permukaan bangunan dalam usaha merepresentasikan dirinya. Abstract Surface defined as the outside/uppermost layer of something. In architecture, surface related to the building as its main product. Hence the surface in architecture is the outermost layer of the building and has face/skin/facade/cover as its form. As the outermost layer, the surface gives the appearance of the building with the main function as a medium of representation. Building express both architecturally and functionally through the surface. The form of surface pass through a stage formation to achieve the desired outcome of representation. Aiming this goal, surface deal with visual assessment of the quality it has. This study tried to identify the nature and character of the building surface in an attempt to represent itself. Keyword : surface; representation; the emerging process of surface; expression; elevation; building; Pendahuluan Bangunan sebagai produk utama arsitektur memperlihatkan dirinya melalui tampilan visual bangunan tersebut. Tampak luar suatu bangunan secara visual tidak hanya sekedar bentuk yang disajikan, akan tetapi juga meliputi permukaan dari bangunan tersebut. Menurut Leatherbarrow dan Mostafavi (2002) pada suatu bangunan, permukaan berperan penting dalam memberi representasi diri bangunan melalui tampilan yang dimilikinya. Selaras dengan hal tersebut, dapat pula dikatakan bahwa bangunan berekspresi melalui permukaan. Sehingga permukaan bangunan berfungsi sebagai media dalam memperlihatkan suatu identitas maupun signifikansi suatu bangunan. Identifikasi tahapan..., Didha Igasi Marindra, FT UI, 2013

IDENTIFIKASI TAHAPAN MUNCULNYA PERMUKAAN DALAM ARSITEKTUR

  • Upload
    others

  • View
    44

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IDENTIFIKASI TAHAPAN MUNCULNYA PERMUKAAN DALAM ARSITEKTUR

IDENTIFIKASI TAHAPAN MUNCULNYA PERMUKAAN DALAM

ARSITEKTUR

Didha Igasi Marindra

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Kampus FT UI Depok, Jawa Barat – 16424

[email protected]

Abstrak

Definisi permukaan adalah sebagai lapisan teratas ataupun terluar dari sesuatu. Dalam dunia arsitektur,

permukaan berkaitan dengan bangunan sebagai produk utamanya. Oleh karena itu permukaan dalam arsitektur

didefinisikan sebagai lapisan terluar dari bangunan, dengan muka/kulit/fasad/cover sebagai wujudnya.

Permukaan memberikan tampilan pada bangunan dengan fungsi utama sebagai media representasi. Melalui

permukaan, sebuah bangunan berkespresi baik secara arsitektural maupun fungsional. Wujud permukaan

bangunan melalui suatu tahapan pembentukan sehingga mencapai hasil representasi yang diinginkan. Dalam

usaha mewujudkan hal tersebut, permukaan berhubungan dengan penilaian visual akan kualitas yang

dimilikinya. Penelitian ini mencoba mengidentifikasi sifat maupun karakter yang ada pada permukaan bangunan

dalam usaha merepresentasikan dirinya.

Abstract

Surface defined as the outside/uppermost layer of something. In architecture, surface related to the

building as its main product. Hence the surface in architecture is the outermost layer of the building and has

face/skin/facade/cover as its form. As the outermost layer, the surface gives the appearance of the building with

the main function as a medium of representation. Building express both architecturally and functionally through

the surface. The form of surface pass through a stage formation to achieve the desired outcome of representation.

Aiming this goal, surface deal with visual assessment of the quality it has. This study tried to identify the nature

and character of the building surface in an attempt to represent itself.

Keyword : surface; representation; the emerging process of surface; expression; elevation; building;

Pendahuluan

Bangunan sebagai produk utama arsitektur memperlihatkan dirinya melalui tampilan

visual bangunan tersebut. Tampak luar suatu bangunan secara visual tidak hanya sekedar

bentuk yang disajikan, akan tetapi juga meliputi permukaan dari bangunan tersebut. Menurut

Leatherbarrow dan Mostafavi (2002) pada suatu bangunan, permukaan berperan penting

dalam memberi representasi diri bangunan melalui tampilan yang dimilikinya. Selaras dengan

hal tersebut, dapat pula dikatakan bahwa bangunan berekspresi melalui permukaan. Sehingga

permukaan bangunan berfungsi sebagai media dalam memperlihatkan suatu identitas maupun

signifikansi suatu bangunan.

Identifikasi tahapan..., Didha Igasi Marindra, FT UI, 2013

Page 2: IDENTIFIKASI TAHAPAN MUNCULNYA PERMUKAAN DALAM ARSITEKTUR

Dewasa ini rupa luar bangunan memperlihatkan perbedaan suatu bangunan berdasar

masa-nya secara signifikan. Terlihat perbedaan yang cukup signifikan pada tampilan

bangunan masa kini dengan bangunan yang setidaknya dibangun lebih dari enam puluh tahun

yang lalu. Hal tersebut terlihat melalui rupa bangunan yang seolah berubah seiring

berjalannya waktu, dan fenomena ini disertai dengan adanya keseragaman pada tampilan luar

bangunan tersebut. Hal ini berkaitan dengan bertambah majunya teknologi yang

memungkinkan penggunaan repetisi material pada tampilan luar bangunan. Repetisi material

mengacu pada proses fabrikasi material baru dengan kemampuan bertahan lebih dari material

sebelumnya. Hasil produksi fabrikasi material ini menjadi alternatif yang cenderung

digunakan. Hal tersebut didukung oleh adanya kemudahan dalam proses pembuatan dan

pemasangan material. Selaras dengan hal tersebut fenomena keseragaman tampilan bangunan

dapat mengarah pada hilangnya identitas suatu bangunan, yang disebut dengan “anonimitas”

(Leatherbarrow& Mostafavi, 2002).

“Anonimitas” pada permukaan bangunan mengurangi kemampuan bangunan tersebut

dalam berekspresi. Permukaan tanpa eskpresi menjadikan bangunan terlihat serupa satu sama

lain, sehingga bangunan seperti kehilangan identitas diri. Di sisi lain, dibutuhkan kehadiran

permukaan sebagai representasi diri bangunan. Hal ini berkaitan dengan kecenderungan

penilaian visual pada tampilan bangunan. Disaat permukaan bangunan tidak memperlihatan

ekspresinya, pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana permukaan tersebut dapat

terbentuk? Daniele Neagele (2003) dalam tulisannya The Image of The Body Ceuvre of Le

Corbusier, mengatakan bahwa “Architecture not built, but born: it lives”(p.24), Begitu pula

dengan permukaan sebagai bagian dari kesatuan bangunan, secara ideal permukaan

merupakan suatu hasil akhir dari tahapan yang ada yang kemudian memberikan tampilan

bangunan sebagai bagian paling luar. Dalam usaha membahas hubungan peran dan wujud

permukaan tersebut, penelitian ini menitikberatkan pada upaya pembentukan wujud

permukaan yang meliputi pengkajian karakter dan sifat yang ada. Dengan pertanyaan utama

bagaimana permukaan hadir sebagai representasi sebuah bangunan?

Dalam disiplin ilmu arsitektur pemahaman akan pengertian permukaan sebagai bagian

terluar bangunan tidak begitu dihiraukan. Oleh karena itu pembahasan mengenai permukaan

dalam arsitektur secara mendasar yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi apa sebenarnya permukaan dalam arsitektur. Identifikasi permukaan dapat

memberikan pengertian secara umum maupun khusus akan kualitas pada wujud permukaan

dari suatu bangunan. Selain itu pembahasan ini diharapkan dapat meberikan pengetahuan

Identifikasi tahapan..., Didha Igasi Marindra, FT UI, 2013

Page 3: IDENTIFIKASI TAHAPAN MUNCULNYA PERMUKAAN DALAM ARSITEKTUR

yang tepat akan apa yang dimaksud sebagai permukaan dalam dunia arsitektur baik bagi

kalangan arsitektur maupun kalangan umum.

Tinjauan Teoritis

Pengertian permukaan secara harfiah menurut KBBI (2008) maupun Oxford (2009)

dapat dijelaskan bahwa permukaan berhubungan erat dengan posisi selaras dengan arti

permukaan sebagai bagian yang berada pada lapisan terluar (outside/uppermost). Poin posisi

menjadi penting dikarenakan permukaan berkaitan dengan hubungan antara bagian yang

dilapisinya, yaitu bagian dalam bangunan; dan bagian luar, di mana representasi bangunan

berada. Terjadi hubungan keterkaitan antara bagian dalam dan luar yang terdefinisi melalui

permukaan. Hal ini selaras dengan teori insertion Berrizbeitia yang menjelaskan mengenai

hubungan interdependen antara suatu ruang dan konteksnya berada (1999).

Hubungan keterkaitan ini mengarah pada bagaimana terbentuknya permukaan yang

dipengaruhi oleh fungsi. Mengapa permukaan terbentuk dengan wujud tertentu merupakan

bagian dari perumusan peran permukaan pada sebuah bangunan. Dalam mendefinisikan

dirinya permukaan diharuskan untuk memenuhi berbagai hal yang kemudian memberi

signifikansi terhadap wujud/bentuk yang ditampilkan.

Gambar 1. hubungan antara bagian pembentuk ruang, bagian terluar, serta tampak dari permukaan

Menurut ilustrasi di atas, lapisan terluar dari bangunan tidaklah terpisah dengan

bagiannya yang menghadap ke dalam. Hal tersebut menjelaskan bahwa permukaan bersifat

seperti kulit yang bekerja pada kedua sisi kulit tersebut. Sebagai pelindung dari luar, serta

Identifikasi tahapan..., Didha Igasi Marindra, FT UI, 2013

Page 4: IDENTIFIKASI TAHAPAN MUNCULNYA PERMUKAAN DALAM ARSITEKTUR

menerima akibat dari perlakuan yang ada di dalam bangunan (Pallasmaa, 2012). Hal ini

mengindikasikan adanya proses atau tahapan dalam pembentukan permukaan.

Tahapan munculnya permukaan dapat dinilai dari kualitas yang terlihat. Secara visual

dalam menilai tampilan bangunan, Leatherbarrow dan Mostafavi (2002) memberikan istilah

pada kualitas – kualitas yang muncul pada permukaan. Kualitas tersebut saya bagi ke dalam

suatu karakter atau sifat yang terdapat pada permukaan. Karakter dan sifat yang ada terbagi

menjadi dua hal secara garis besar, yaitu terlihat atau tidaknya peran permukaan dalam

merepresentasikan bangunan dinilai melalui tampilan visual terluar. Kualitas yang ada

menunjukkan tahapan yang terjadi di dalamnya, oleh karenanya saya membagi kualitas –

kualitas yang ada dalam dua garis besar tahapan yang ada, yakni tahapan organik dan

anorganik. Berikut merupakan daftar karakter dan sifat yang disesuaikan pada tiap tahapan.

Tabel 1. Perbandingan Karakter dan Sifat Antara Tahapan Organik dan Anorganik

Karakter Sifat

Organik Anorganik Organik Anorganik

Thick Thin Load bearing Non-load bearing

Heavy Light Ecological Industrialist

Shallow Planar Morphological Superficial

Frontal Expansive Tectonic Atectonic

Unity Uniformity Reveal Conceal

Integrity Independency

Penjelasan masing – masing sifat sesuai dengan penggambaran kualitas yang

digunakan Leatherbarrow dan Mostafavi (2002). Dalam bukunya Surface Architecture,

penyebutan sifat – sifat tersebut berdasar pada studi kasus dan juga pemahaman dari pendapat

Otto Wagner (1993), Josef Hoffman (1985), Max Fabiani (1983), serta Gottfried Semper

(1977). Non-load bearing merupakan kualitas tidak adanya elemen arsitektural pada bagian

permukaan. Industrialist merupakan kualitas yang muncul dari penggunaan material pre-

fabrikasi pada permukaan mengakibatkan karakter anonim pada permukaan bangunan sebagai

akhir dari akibat ekspresi keseragaman yang ada. Superficial merupakan suatu kualitas

ketidakterhubungan antara permukaan dengan bagian dalam bangunan. Atectonic merupakan

kualitas tidak adanya hubungan antara permukaan dan lapisan di dalamnya mengakibatkan

tidak adanya bekas tektonis pada permukaan banguan. Conceal merupakan suatu keadaan

dimana permukaan tidak dapat memperlihatkan/mengekspos dirinya keluar. Load bearing

merupakan suatu keadaan dimana permukaan mengandung elemen – elemen utilitas

bangunan. Ecological merupakan kualitas dimana penggunaan material menekankan pada

sustainability. Morphological menghantarkan kondisi faktual dari bagian dalam bangunan

Identifikasi tahapan..., Didha Igasi Marindra, FT UI, 2013

Page 5: IDENTIFIKASI TAHAPAN MUNCULNYA PERMUKAAN DALAM ARSITEKTUR

“ke” luar. Tectonic memberikan bekas keterhubungan (tektonis) yang jelas antar elemen dari

proses yang terjadi. Reveal memberikan ekspresi dengan jujur akan apa yang menjadi bagian

atau yang dilapisinya.

Sedangkan penjelasan tiap karakter diperlihatkan melalui bagan hubungan sifat

permukaan dari tahapan organik dengan karakter yang dimilikinya. Masing-masing sifat

memiliki dampak yang mengindikasikan karakter secara beralasan.

Gambar 2. Bagan hubungan sifat dan karakter permukaan dari tahapan organik

Gambar 3. Bagan hubungan sifat dengan karakter permukaan dari tahapan anorganik

Metode Peneletian

Pada penelitian ini dilakukan identifikasi permukaan pada sejumlah bangunan yang

telah dipilih sebagai studi kasus dalam upaya memahami tahapan yang terjadi pada

permukaan bangunan. Metode yang digunakan meliputi analisis visual pada contoh kasus

melalui studi literatur dari beragam sumber, termasuk video dan foto. Oleh karena analisis

visual tidak dilakukan secara langsung, maka analisis juga dipengaruhi oleh review berbagai

Identifikasi tahapan..., Didha Igasi Marindra, FT UI, 2013

Page 6: IDENTIFIKASI TAHAPAN MUNCULNYA PERMUKAAN DALAM ARSITEKTUR

pihak yang telah mengalami langsung contoh kasus yang dipilih sehingga memungkinkan

sehingga memungkinkan adanya subyektivitas pada penilaian yang dilakukan.

Hal yang dilakukan dalam identifikasi contoh kasus adalah dengan pembelajaran

karakter pada tiap permukaan bangunan. Karakter tersebut merupakan kualitas yang didapat

secara langsung melalui tampilan visual yang disajikan, mengingat tampilan luar merupakan

bagian representasi bangunan melalui permukaan. Sebagai indikator dalam menganalisis

kasus yang ada, digunakan warna pada karakter-karakter tersebut dalam memudahkan

pengumpulan data dari identifikasi yang dilakukan.

Gambar 4. Bagan urutan identifikasi yang dilakukan dalam pengkajian studi kasus

Identifikasi tahapan..., Didha Igasi Marindra, FT UI, 2013

Page 7: IDENTIFIKASI TAHAPAN MUNCULNYA PERMUKAAN DALAM ARSITEKTUR

Gambar 5. Penggambaran warna pada karakter permukaan bangunan

Pembahasan tiap bangunan yang dipilih sebagai media studi kasus berujung pada

penilaian karakter tiap bangunan. Setelah tiap bangunan dianalisis melalui tampilan luar,

wujud permukaan, serta bagaimana munculnya wujud permukaan tersebut ditemukan bahwa

tiap bangunan memiliki kombinasi karakter tersendiri. Kombinasi karakter ini diwakili oleh

warna. Penggunaan warna sebagai indikator karakter memudahkan pembahasan keseluruhan

kasus secara satu kesatuan. Hasil dari kombinasi karakter ini memperlihatkan hubungan

fungsi dan tampilan dengan kualitas karakter permukaan yang mengarah pada tahapan

munculnya permukaan itu sendiri.

Pembahasan karakter dilanjutkan dengan menyusuri sifat dari tiap kombinasi karakter

yang sesuai. Sifat permukaan yang saya maksud merupakan sifat yang muncul mengikuti

tahapan munculnya permukaan. Penyebutan sifat yang dipilih saya pinjam dari istilah-istilah

yang digunakan oleh Leatherbarrow dan Mostavafi (2002) dalam Surface Architecture.

Permukaan organik memiliki sifat load bearing, tectonic, morphological, ecological, dan

reveal. Sedangkan proses anorganik memiliki sifat non-load bearing, atectonic, superficial,

industrialist, dan conceal.

Tiap bangunan akan memiliki lima sifat dari kesepuluh sifat yang ada. Bangunan

tersebut harus dipertimbangkan berdasar kombinasi karakter yang dimilikinya kemudian

dikategorikan pada sifat yang sesuai. Pertimbangan yang dilakukan didasari pada

pengetahuan akan informasi bangunan melalui foto dan diperkaya dengan ulasan sumber

sekunder, mengingat tidak dilakukan pengamatan secara langsung pada tiap bangunan. Oleh

karena itu kedua hal ini mempengaruhi pengkategorian bangunan pada sifat yang ada. Pada

pengkategorian sifat ini, akan terdapat sepuluh sifat yang didalamnya terdapat lima pasang

sifat dengan kualitas berseberangan. Permukaan tiap bangunan tersebut hanya dapat

dikategorikan dalam satu dari dua sifat yang berseberangan tesebut. Hal ini berbeda dengan

analisis karakter yang memungkinkan suatu permukaan memiliki dua karakter berseberangan.

Identifikasi tahapan..., Didha Igasi Marindra, FT UI, 2013

Page 8: IDENTIFIKASI TAHAPAN MUNCULNYA PERMUKAAN DALAM ARSITEKTUR

Hasil Penelitian

Berikut merupakan tabel kombinasi karakter dari tiap bangunan berdasarkan analisis

karakter permukaan masing-masing bangunan.

Tabel 2. Daftar kombinasi karakter tiap bangunan berdasar analisis permukaan tiap bangunan

Kombinasi karakter tersendiri tiap bangunan disusun berdasar keterkaitan pada sifat

yang sesuai dengan kombinasi karakter tersebut. Berikut mapping sifat permukaan bangunan

beserta kombinasi karakternya yang tergolong pada tahapan anorganik dan organik.

Identifikasi tahapan..., Didha Igasi Marindra, FT UI, 2013

Page 9: IDENTIFIKASI TAHAPAN MUNCULNYA PERMUKAAN DALAM ARSITEKTUR

Gambar 6. Mapping hubungan kombinasi karakter tiap bangunan dengan sifat permukaan pada tahapan anorganik

Gambar 7. Mapping hubungan kombinasi karakter tiap bangunan dengan sifat permukaan pada tahapan organik

Identifikasi tahapan..., Didha Igasi Marindra, FT UI, 2013

Page 10: IDENTIFIKASI TAHAPAN MUNCULNYA PERMUKAAN DALAM ARSITEKTUR

Dari pemetaan tersebut, selanjutnya merupakan idektifikasi sifat permukaan dari

susunan kombinasi karakter. Untuk melihat lebih jelas sifat permukaan dan karakternya, saya

gambarkan melalui diagram berikut.

Tabel 3. Perbandingan kombinasi karakter dari setiap sifat dalam tahapan organik dan anorganik

Mulai dari pembahasan ini, sifat permukaan akan diidentifikasi lebih lanjut dengan

cara membandingkan dua sifat yang saling bertolak belakang dalam satu pembahasan

sekaligus. Metode perbandingan dipilih supaya pembahasan lebih efektif dengan mengetahui

kekurangan dan kelebihan dari tiap sifat yang ada. Pengidentifikasian sifat permukaan tidak

melihat kuantitas karakter yang muncul, akan tetapi membandingkan kapasitas antar karakter

yang ada pada tiap sifat. Selanjutnya membandingkan kedua sifat yang berseberangan untuk

mengetahui sesuai tidaknya karakter yang ada pada tiap tahapan.

Pembahasan

Berdasar analisis sifat dan karakter dari tiap bangunan, didapatkan hasil

pengkategorian tiap bangunan ke dalam tahapan yang memperlihatkan tahapan munculnya

permukaan dari masing-masing bangunan tersebut. Berikut tabel hasil temuan yang

menjelaskan bangunan masuk ke dalam tiap tahapan berdasar pada sifat yang dimilikinya.

Tabel 6. Hasil identifikasi permukaan tiap bangunan

Tahapan anorganik organik

hasil

identifikasi Bangunan

Non-load

Bearing Industrialist Superficial Atectonic Conceal

Load

Bearing Ecological Morphological Tectonic Reveal

Identifikasi tahapan..., Didha Igasi Marindra, FT UI, 2013

Page 11: IDENTIFIKASI TAHAPAN MUNCULNYA PERMUKAAN DALAM ARSITEKTUR

Bibliothica Alexandrina o o o o o organik

Moulmein Rise o o o o o organik

The Scottish Parliament o o o o o organik

The Gherkin London o o o o o anorganik?

The Agbar Tower o o o o o organik

Marbach Museum o o o o o organik

Louis Vuitton Flagstore o o o o o anorganik

Fitzroy High School o o o o o organik

Watercube o o o o o anorganik

CCTV Building China o o o o o anorganik

Lille Museum o o o o o anorganik

Space Lab Pavillion o o o o o organik

SAMOO Architect Center o o o o o anorganik

Korea Cultural Center o o o o o organik

Spanish Pavillion o o o o o anorganik

Aichinger House o o o o o organik?

Art Stable o o o o o organik

Sperone Westwater o o o o o anorganik

Guangzhou Finance o o o o o anorganik

One40william o o o o o organik

Sugamo Shinkin Bank o o o o o organik

Middlefart Saving Bank o o o o o organik

La Cite des Affaires Office o o o o o anorganik

King Abdullah Mosque o o o o o anorganik

Jasper Place Library o o o o o organik?

Loft Garden o o o o o organik

Guangzhou Opera House o o o o o organik

Galleria Centercity o o o o o anorganik

UK Pavillion o o o o o anorganik?

Stacking Green o o o o o organik

Punt Road Oval o o o o o organik

Podcetrtek Sports Hall o o o o o anorganik

Ofunato Civic Library o o o o o organik

Montblanc House o o o o o organik

Grotto Apartment o o o o o organik

The Met o o o o o organik

Solaris o o o o o organik

Phare Tower o o o o o anorganik

Book mountain + library o o o o o anorganik

Shinkin Shimura Branch o 0 0 o o organik

Sifat dan karakter masing-masing tahapan berfungsi sebagai pendefinisi arti dari tiap

tahapan. Menurut identifikasi tahapan empat puluh bangunan berdasar pada indikator karakter

dan sifat permukaan yang dilakukan dalam studi kasus, ditemukan adanya ketidakselarasan

antara tahapan dengan sifat dan karakter yang dikandungnya. Tabel di bawah ini

memperlihatkan hubungan antara tahapan dengan sifat dan karakter yang dirangkum dari

analisis tiap bangunan.

Identifikasi tahapan..., Didha Igasi Marindra, FT UI, 2013

Page 12: IDENTIFIKASI TAHAPAN MUNCULNYA PERMUKAAN DALAM ARSITEKTUR

Tabel 4. Hubungan antara masing-masing tahapan dengan sifat dan karakter permukaan

berdasarkan hasil identifikasi studi kasus

anorganik organik

independenc

y unity

ekspansiv

e planar light thin integrity unity frontal shallow heavy thick

Non-load

Bearing . o o o ? . ?

Load Bearing o . o o o o .

Industrialist ? o ? o o o ? ?

Ecological . . o o o o . .

Superficial ? . . o o o ? . .

Morphological . . o o o o . .

Atectonic . . . . o . . . . . .

Tectonic o . o o o o

Conceal . o o o . o . .

Reveal . . o o o o . .

Dari identifikasi sifat dan karakter, dapat disimpulkan bahwa terlihat ketidakselarasan

antara karakter dan sifat bangunan, yang akan dirangkum menurut sifat yang ada satu persatu

di bawah ini.

Non-load Bearing

Sifat ini menekankan pada hubungannya dengan karakter independency, akan tetapi

karakter independency dan integrity muncul dengan kapasaitas yang sama, begitu juga

dengan karakter thin dan thick yang muncul dengan jumlah yang tidak berbeda. Dapat

dikatakan bahwa karakter integrity-independency serta thin-thick tidak memiliki

kapasitas yang tepat untuk mendefinisikan sifat non-load bearing.

Load Bearing

Menurut pembahasan pada kajian teori, sifat ini berkaitan dengan karakter thick dan

heavy karena karakter tersebut menunjukkan adanya elemen arsitektural yang

terkandung dalam permukaan. Walaupun begitu, menurut Tabel 4 sifat yang

mendominasi adalah sifat light. Dapat disimpulkan bahwa karakter light muncul pada

sifat ini sebagai akibat adanya inovasi pada produksi material elemen arsitektur dalam

permukaan sehingga dapat dikatakan karakter ringan atau beratnya kualitas

permukaan tidak menutupi adanya elemen arsitektural terkandung di dalamnya.

Industrialist

o : muncul karakter dengan perbedaan yang signikan dibanding dengan karakter yng berlawanan

. : muncul karakter pada sifat yang bersangkutan, hanya saja dengan kapasitas yang setara/hampir sama pada

kedua sifat yang berseberangan

? : muncul merupakan karakter yang berseberangan dengan apa yang seharusnya

Identifikasi tahapan..., Didha Igasi Marindra, FT UI, 2013

Page 13: IDENTIFIKASI TAHAPAN MUNCULNYA PERMUKAAN DALAM ARSITEKTUR

Sifat industrialist begitu erat kaitannya dengan anonimitas permukaan akibat dari

penggunaan material yang berulang (uniformity), akan tetapi menurut identifikasi yang

dilakukan menunjukkan hal yang sebaliknya. pada sifat ini integritas muncul

mendominasi karakter yang lain. Begitu juga dengan karakter planar dan shallow

yang hadir pada sifat ini, dapat disimpulkan bahwa kedua karakter tersebut tidak bisa

berdiri sendiri ketika menjelaskan sifat ini, atau dapat dikatakan bahwa kedua karakter

ini tidak begitu mempengaruhi kualitas sifat industrialist.

Ecological

Karakter light-heavy yang bersamaan muncul pada sifat ini tidak bisa menguatkan

sifat ekologis permukaan. Mengingat bahwa kualitas ekologis yang berasal dari

penggunaan material alami kini dapat diolah hingga menghasilkan material yang

memiliki kesan ringan.

Superficial

Sifat superficial ternyata tidak begitu dipengaruhi oleh karakter intergrity maupun

independency yang ada pada permukaan. Sifat ini lebih berkaitan dengan karakter

light, thin, dan planar.

Morphological

Terdapat dua karakter yang tidak seharusnya muncul dalam sifat ini, yaitu light dan

thin. Mengingat sifat morphological berkaitan dengan load bearing, dan pada sifat

load bearing juga muncul karakter light kedua hal yang ini memperlihatkan bahwa

kualitas ringan atau tidaknya permukaan tidak mempengaruhi penilaian sifat

morfologis dalam tahapan organik.

Atectonic

Apa yang terjadi pada sifat ini menurut Tabel 4, hanya terdapat satu karakter yang

muncul dengan kuat yaitu light. Untuk karakter yang lain, sama sekali tidak sesuai

dengan pembahasan sifat ini sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa sifat atectonic

tidak bisa mewakili penggambaran karakter ini.

Tectonic

Berlawanan dengan sifat tectonic, hampir kesemua karakter dalam sifat ini muncul

sesuai pembahasan sebelumnya. Hanya saja sifat light muncul dengan kuat

berlawanan dengan apa yang seharusnya ada, yaitu sifat heavy.

Conceal

Identifikasi tahapan..., Didha Igasi Marindra, FT UI, 2013

Page 14: IDENTIFIKASI TAHAPAN MUNCULNYA PERMUKAAN DALAM ARSITEKTUR

Karakter thin-thick muncul bersamaan pada sifat ini. Saya dapat menyimpulkan bahwa

sifat conceal tidak berhubungan dengan tebal tipisnya permukaan lebih karena

keduanya dapat mendefinisikan sifat ini.

Reveal

Pada sifat reveal kualitas light-heavy dan thin-thick muncul bersamaan. Kedua pasang

karakter tersebut tidak memiliki pengaruh yang berarti bagi pendefinisian sifat ini.

Tabel 5. Bagan kesimpulan hubungan sifat dengan karakter antar tahapan

Dari hasil analisis ini ditemukan bahwa padanan karakter unity bukanlah uniformity,

namun independency begitu juga padanan karakter uniformity adalah integrity. Hal ini terlihat

pada karakter dengan hasil berseberangan antara kedua karakter tersebut. Dari kesemua hasil

analisa yang ada, karakter light dan thin muncul pada semua sifat. Hal ini memperlihatkan

adanya kualitas ringan dalam setiap sifat permukaan. Dominasi material yang berkarakter

ringan dalam permukaan mengarah pada kemungkinan terjadinya anonimitas terhadap

permukaan tersebut. Akan tetapi, hal itu tidak didukung sepenuhnya oleh kapasitas karakter

yang lain, di mana karakter yang menunjukkan integritas kesatuan bangunan (integrity&unity)

hampir selalu muncul dalam analisis setiap sifat. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan

terjadinya dematerialisasi dalam penggunaan material, yang berujung pada keseragaman

permukaan tetap bisa terjadi walaupun terdapat karakter lain yang berhasil menekankan

Identifikasi tahapan..., Didha Igasi Marindra, FT UI, 2013

Page 15: IDENTIFIKASI TAHAPAN MUNCULNYA PERMUKAAN DALAM ARSITEKTUR

definisi pada permukaan sehingga kemungkinan tersebut hanya muncul pada bangunan yang

memiliki karakter expansive, planar, dan light.

Kesimpulan

1) permukaan dalam arsitektur sebagai representasi bangunan mengalami suatu tahapan

dalam pembentukannya yang berhubungan dengan tujuan yang ingin ditampilkan.

2) tahapan yang dimaksud merupakan hadirnya sifat dan karakter yang ada pada tampilan

bangunan yang mengindikasikan lapisan sebelumnya.

3) Bangunan sebagai studi kasus dalam tahapan organik memperlihatkan urutan bagaimana

munculnya lapisan terluar dari bagunan secara kronologis.

4) Bangunan dalam tahapan anorganik menjelaskan terbentuknya lapisan terluar yang

berlangsung tidak seperti seharusnya, walaupun tidak sepenuhnya merupakan kebalikan

dari tahapan organik.

5) Melalui pembahasan studi kasus terlihat bahwa tahapan anorganik ternyata tidak

memperlihatkan adanya “tahapan” apapun dalam pembentukan permukaan. Dapat

disimpulkan bahwa bagaimanapun tahapan yang dilalui, permukaan akan tetap selalu

berhubungan dengan fungsi representasi suatu bangunan.

Hasil temuan di atas bukanlah tujuan akhir dari pembahasan penelitian ini. Dengan

identifikasi karakter dan sifat pada permukaan, tidak menutup kemungkinan metode ini

digunakan dalam pembahasan bangunan dari masa ke masa seiring dengan perkembangan

arsitektur yang terjadi. Seiring bertambah ragam dan banyaknya peran permukaan dalam

arsitektur, identifikasi terhadap permukaan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi dalam salah satu ragamnya.

Daftar Referensi

Benton, T, et all. (2003). Le Corbusier & The Architecture of Reinvention. London : AA

Publication.

Berrizbeitia, A. (1999). Inside Outside. Massachussets: Rockport Publisher.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia: Pusat Bahasa

(Ed. Ke-4). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Grimshaw, Nicholas. (1993). Structure, Space and Skin. London: Phaidon Press Limited.

Leatherarrow, D., & Mostavafi, M. (2002). Surface architecture. Cambridge: MIT Press.

Mostavafi, M., et all. (2003). Urban landscape. London: AA Publication.

Pallasmaa, J. (1996). The eyes of the skin (3rd

edition). London: John Wiley & Sons Ltd.

Identifikasi tahapan..., Didha Igasi Marindra, FT UI, 2013

Page 16: IDENTIFIKASI TAHAPAN MUNCULNYA PERMUKAAN DALAM ARSITEKTUR

Thompson, D. (1961). On Growth and Form (abridged edition). Cambridge: Press Syndicate.

University of Oxford. (2009). Oxford Learner’s Pocket Dictionary. Oxford: Oxford

University Press.

Identifikasi tahapan..., Didha Igasi Marindra, FT UI, 2013