62
IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN NAPAS ATAS PADA ORANG DEWASA DI PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN PADA TAHUN 2016 Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh: LUTFIANA ULFAH USWANDI 1113103000042 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2016 M

IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

1

IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI

SALURAN NAPAS ATAS PADA ORANG DEWASA DI

PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN PADA

TAHUN 2016

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar SARJANA KEDOKTERAN

Oleh:

LUTFIANA ULFAH USWANDI

1113103000042

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2016 M

Page 2: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

ii

ii

Page 3: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

iii

iii

Page 4: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

iv

iv

Page 5: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

v

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan

semesta alam yang atas ridho, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “IDENTIFIKASI POLA

BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN NAPAS ATAS PADA

ORANG DEWASA DI PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

PADA TAHUN 2016” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan jenjang

program sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat terwujud karena adanya

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin

menyampaikan penghargaan, rasa hormat, dan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M. Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT, selaku Ketua Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Intan Keumala Dewi Sp.MK, dan dr. Sri Dhuny Atas Asri, Sp.P. selaku

dosen pembimbing riset yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga,

dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing penelitian dari awal

hingga terselesaikannya penelitian ini.

4. Kedua orangtua penulis, Uding Uswandi dan Saomi Nursiawati, yang

selalu mendoakan, memberi semangat dan motivasi, serta memberikan

dukungan baik moral maupun material.

5. Para dosen dan staf Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Teman-teman seperjuangan riset, Azizah H.F, Herlin Oktaviani, dan Nur

Zahara Irwan yang sejak awal hingga selesai selalu membantu dalam

melewati berbagai hal dalam penelitian ini.

7. Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

angkatan 2013 yang ikut memberi dukungan dalam penelitian ini.

Page 6: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

vi

vi

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga penelitian ini dapat memberi

banyak manfaat bagi kita semua.

Jakarta, 20 Oktober 2016

Lutfiana Ulfah Uswandi

Page 7: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

vii

vii

ABSTRAK

Lutfiana Ulfah Uswandi. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter.

Identifikasi Pola Bakteri Pada Pasien Infeksi Saluran Napas Atas Pada

Orang Dewasa di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan Pada Tahun 2016 .

Latar Belakang: Menurut Riskesdas 2013 prevalensi infeksi saluran pernapasan

akut (ISPA) di Indonesia sebesar 25%. Infeksi saluran pernapasan akut terbagi

atas infeksi saluran pernapasan bawah dan infeksi saluran pernapasan atas. ISPA

dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Oleh karena itu perlu

dilakukannya penelitian pola Gram bakteri pada pasien yang mengalami infeksi

saluran pernapasan atas dengan metode swab tenggorok Metode: Penelitian

deskriptif potong lintang dengan subyek pasien infeksi saluran pernapasan atas

yang datang ke puskesmas Ciputat Tangerang Selatan pada bulan September

2016, data diambil dengan menggunakan swab tenggorok dengan teknik

consecutive sampling. Hasil: Didapatkan 31 subjek yang memiliki gejala infeksi

saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%),

Gram positif Staphylococcus 16 (35%), Gram positif batang 3 (6%), dan Gram

negatif batang 3 (6%). Kesimpulan: Berdasarkan pemeriksaan dengan

menggunakan pewarnaan Gram, Bakteri pada pasien ISPA yang paling

mendominasi adalah bakteri Gram positif Streptococcus sp

Kata kunci: Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Pewarnaan Gram, Swab

Tenggorok.

ABSTRACT

Lutfiana Ulfah Uswandi. Medical and Professional Studies Program Doctor.

Identification Bacteria on Adults Patients with Upper Respiratory Tract

Infection in Clinic Ciputat South Tangerang 2016.

Background: According Riskesdas 2013 the prevalence of acute respiratory

infections (ARI) in Indonesia accounted to 25%. Acute respiratory infection

defided by two parts they are lower and upper respiratory tract. ARI can be caused

by bacteria, viruses or fungi. Hence the needs to study the patterns of Gram

bacteria in patients with upper respiratory tract infection using throat swab

method. Method: This study used descriptive cross sectional method based on

Gram stain test. Samples used are from swab throat results and data collection

from medical record by consecutive sampling method. Results: from 31 subyek

who have symptoms of upper respiratory tract infection, are found bacteria Gram

positive Streptococcus 28 (56%), Gram positive Staphylococcus 16 (32%), Gram

positive rod 3 (6%), and Gram negative rod 3 (6%). Conclusion: Based on the

examination of Gram staining, bacteria Streptococcus sp is dominating in patients

with ARI.

Keywords: Acute Respiratory Infections (ARI), Gram stain, Throat Swab.

Page 8: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

viii

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ...........................................................................................v

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1.Latar Belakang ...................................................................................................1

1.2.Rumusan Masalah ..............................................................................................2

1.3.Tujuan Penelitian ...............................................................................................2

1.3.1.Tujuan Umum .............................................................................................2

1.3.2.Tujuan Khusus .............................................................................................2

1.4.Manfaat Penelitian .............................................................................................2

1.4.1.Bagi Peneliti ................................................................................................2

1.4.2. Bagi Institusi ..............................................................................................3

1.4.3 Bagi Keilmuan .............................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................4

2.1. Sistem Pernapasan ............................................................................................4

2.2. Infeksi Saluran Pernapasan akut .......................................................................5

2.2.1 Infeksi Saluran Pernapasan Atas .................................................................5

2.2.2 Etiologi ........................................................................................................7

2.2.2.1 Streptococcus sp .................................................................................9

2.2.2.2 Staphylococcus .................................................................................11

2.2.2.3 Haemophilus Influenza .....................................................................13

2.2.2.4 Bordetella sp .....................................................................................14

2.2.2.5 Neisseria ...........................................................................................15

2.2.2.6 Moraxella catarhalis ........................................................................15

2.2.2.7 Corynebacterium Diphteriae ............................................................16

2.3 Pewarnaan Gram ..............................................................................................17

Page 9: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

ix

ix

2.3.1 Prinsip Pewarnaan Gram ...........................................................................17

2.4 Swab Tenggorok ..............................................................................................18

2.5 Kerangka Teori ................................................................................................19

2.6 Kerangka Konsep .............................................................................................20

2.4 Definisi Operasional .....................................................................................21

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................23

3.1. Desain Penelitian ............................................................................................23

3.2. Lokasi Dan Subyek Penelitian ........................................................................23

3.3 Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian ....................................................23

3.3.2 Sampel Penelitian ......................................................................................23

3.3.3 Identifikasi Variabel ..................................................................................23

3.3.3.1 Variabel Bebas ..................................................................................23

3.3.3.2 Variabel Terikat ................................................................................24

3.3.5.1 Kriteria Inklusi ..................................................................................24

3.3.5.2 Kriteria Eksklusi ...............................................................................24

3.4 Alat dan Bahan ................................................................................................23

3.4.1 Alat ..........................................................................................................23

3.4.2 Bahan ........................................................................................................23

3.5 Cara Kerja Penelitian ......................................................................................23

3.5.1 Pengambilan Sampel ................................................................................23

3.5.2 Pemeriksaan Laboratorium .....................................................................23

3.5.2.1 Penanaman di Media Agar ..............................................................23

3.5.2.2 Pembuatan Preparat .........................................................................23

3.5.2.3 Pewarnaan Gram .............................................................................23

3.5.2.4 Identifikasi Bakteri di Bawah Mikroskop .......................................23

3.6 Manajemen Data .............................................................................................23

3.7 Alur Penelitian .................................................................................................27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................28

4.1. Hasil Penelitian ...............................................................................................28

4.2 Pembahasan ......................................................................................................30

4.2 Keterbatasan penelitian ....................................................................................32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................33

5.1 Kesimpulan .................................................................................................33

5.2 Saran ...........................................................................................................33

Page 10: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

x

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Streptococcus sp .................................................................... ....9

Gambar 2.2 Staphylococcus sp .................................................................. ....11

Gambar 2.3 Haemophilus influenza .......................................................... ....13

Gambar 2.4 Corynebacterium diphteriae ......... ........................................ ....16

Gambar 4.1 Gambaran Kelompok Usia dan Jenis Kelamin pada Pasien

ISPA di Puskesmas Ciputat pada Bulan September Tahun

2016 ..................................................................................... .....28

Gambar 4.2 Karakteristik Demografik Jenis Kegiatan pada Pasien ISPA

yang Berkunjung pada Bulan September 2016 di Puskesmas

Ciputat ................................................................................. .....29

Page 11: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

xi

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Agen Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...........................8

Tabel 2.2 Bakteri Flora Normal pada Rongga Mulut, Nasal, dan Faring..........8

Tabel 2.3 Klasifikasi Streptococcus sp ..................................................... .........10

Tabel 4.1 Hasil Pewarnaan Gram dengan Metode Swab Tenggorok pada

Pasien ISPA yang Berkunjung pada Bulan September 2016

di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan ........................................29

Tabel 4.1 Karakteristik Tanda dan Gejala pada Pasien ISPA yang

Berkunjung pada Bulan September 2016 di Puskesmas

Ciputat Tangerang Selatan ...............................................................30

Page 12: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

xii

xii

DAFTAR SINGKATAN

ARI : Acute Respiratory Infection

B. pertussis : Bordetella pertussis

C. diphtheria : Corynebacterium diphteriae

H. influenza : Haemophilus influenza

M. catarrhalis : Moraxella catarrhalis

ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut

PSKPD : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

S. aureus : Staphylococcus aureus

S.epidermidis : Staphylococcus epidermidis

THT-KL : Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher

WHO :World Health Organizatio

Page 13: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

xiii

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Izin Penelitian .............................................................................. 37

2. Form Inform Consent ............................................................................ 38

3. Alat dan Bahan Penelitian ..................................................................... 40

4. Pewarnaan Gram ................................................................................... 41

5. Hasil Pewarnaan Gram.......................................................................... 45

6. Biakan Bakteri pada Agar Darah .......................................................... 47

7. Riwayat Hidup Peneliti ......................................................................... 49

xiii

Page 14: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan infeksi yang

menyerang satu bagian atau lebih saluran napas, dimulai dari hidung sampai

alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telingan tengah, pleura). Infeksi

saluran pernapasan akut terbagi atas infeksi saluran pernapasan bawah dan infeksi

saluran pernapasan atas. Infeksi saluran pernapasan atas diantaranya adalah rinitis

atau common cold, nasofaringitis, faringitis, tonsilitis dan otitis media.1

Infeksi saluran pernapasan akut dapat disebabkan oleh virus atau bakteri.

Menurut Riskesdas 2013 prevalensi ISPA di indonesia sebesar 25%, sedangkan

menurut Riskesdas 2007 prevalensi ISPA sebesar 25,5%.2

Rinitis akut merupakan penyebab morbiditas yang signifikan walapun

sering dianggap sepele oleh seorang praktisi. Secara signifikan gejala rinitis

mempengaruhi kualitas hidup pasien karena terdapat gejala sistemik yang ikut

menyertainya seperti sakit kepala. Faringitis akut umumnya banyak disebabkan

oleh virus, dan Sekitar 15% dari munculnya kejadian kemungkinan disebabkan

oleh Streptococcus β haemolyticus Group A. di Indonesia pada tahun 2004

faringitis termasuk 10 besar kasus penyakit yang dirawat jalan dengan jumlah

persentase penderita sebanyak 1,5%.3 30-60% kasus faringitis pada dewasa

disebabkan oleh virus, sedangkan pada anak penyebab tersering adalah

Streptococcus β haemolyticus Grup A sebanyak 30-40%. Menurut epidemiologi

penyakit telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher (THT-KL) di 7 Provinsi

Indonesia Tahun 1994-1996, pasien yang mengalami nasofaringitis akut sebanyak

4,6%, dan pasien yang mengalami tonsillitis kronik 3,8%. Pada pasien tonsilitis

banyak diderita oleh anak-anak yang berusia 3-10 tahun dan remaja yang berusia

15-25 tahun.4

Page 15: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

2

Menurut penelitian di atas, belum ada penelitian mengenai pola Gram

bakteri pada pasien infeksi saluran pernapasan atas dengan metode swab

tenggorok di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan, sehingga peneliti tertarik

untuk mengetahui pola Gram bakteri pada pasien ISPA dengan metode swab

tenggorok.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana pola bakteri dari hasil swab tenggorok pada pasien yang terinfeksi

saluran pernapasan atas pada usia lebih dari 15 tahun berdasarkan pewarnaan

Gram ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui pola bakteri pada pasien penderita infeksi saluran pernapasan

atas dengan usia lebih dari 15 tahun di Puskesmas Ciputat berdasarkan

pewarnaan Gram

1.3.2. Tujuan Khusus

Mengetahui bakteri dominan pada pasien infeksi saluran penapasan atas

dengan metode pewarnaan Gram.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti

- Menambah wawasan serta pengetahuan tentang mikrooganisme yang

dapat menyebabkan ISPA pada manusia.

- Mengetahui pola bakteri yang mendominasi pasien infeksi saluran

pernapasan atas pada usia lebih dari 15 tahun.

- Sebagai syarat kelulusan pendidikan preklinik Program Studi Kedokteran

dan Profesi Dokter (PSKPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 16: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

3

1.4.2. Bagi Institusi

- Menambah informasi dan literatur mengenai bakteri yang mendominasi

pasien penderita infeksi saluran pernapasan atas

- Memberikan motivasi bagi para peneliti lain untuk mengembangkan

penelitian mengenai identifikasi Gram bakteri yang dominan pada

penyakit infeksi saluran pernapasan atas

1.4.3 Bagi Keilmuan

- Sumber referensi bagi praktisi yang tertarik dalam bidang penelitian

mikrobiologi klinik

- Sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut

tentang pola bakteri pada pasien ISPA

Page 17: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Pernapasan

Secara anatomi saluran pernapasan terbagi atas saluran pernapasan atas dan

saluran pernapasan bawah. Saluran pernapasan bagian atas terdiri dari kavum

nasi, nasofaring, orofaring, dan laring, sedangkan saluran pernapasan bagian

bawah terdiri dari trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveoulus. Secara histologi

dan fungsional, sistem pernapasan terbagi menjadi bagian konduksi (membawa

udara ke paru) dan bagian respiratorik. Dalam bagian respiratorik terjadi

pertukaran gas antara oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Sistem konduksi

terdiri atas rongga hidung, nasofaring, trakea, bronkus, bronkiolus, bronkiolus

terminalis. Sistem konduksi memiliki dua fungsi utama yaitu menyediakan sarana

bagi udara yang keluar masuk paru dan dapat mengondisikan udara yang dihirup.

Sistem respiratorik yaitu bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, dan alveoli.5

Fungsi utama pernapasan adalah mendapatkan oksigen untuk digunakan

tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida yang diproduksi oleh sel, udara secara

bergantian akan dimasukan ke dalam paru dan dikeluarkan dari paru sehingga

dapat ditukarkan antara atmosfer (lingkungan eksternal) dan alveolus paru.

Pertukaran ini termasuk mekanisme bernapas atau ventilasi. Setelah O2 terhirup

maka di dalam alveolus akan terjadi pertukaran O2 dan CO2 dengan cara difusi,

setelah itu O2 akan diangkut oleh darah dan diedarkan ke seluruh jaringan. Selain

berfungsi dalam pertukaran O2 dan CO2, sistem pernapasan juga dapat

melaksanakan fungsi-fungsi non-respiratorik, diantaranya:

Sebagai pelembab udara yang masuk, mencegah alveolus mengering,

karena O2 dan CO2 tidak dapat berdifusi pada membran yang kering.

Membantu mempertahankan keseimbangan asam dan basa

Merupakan sistem pertahanan terhadap benda asing yang terhirup

Mengeluarkan, memodifikasi, mengaktifkan, atau menginaktifkan

berbagai bahan yang mengalir melewati sirkulasi paru.6

Page 18: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

5

Sistem pernapasan atas terdiri dari hidung, rongga hidung, faring, laring

dan subglotis. Dalam keadaan normal udara masuk ke dalam sistem pernapasan

melalui hidung akan disaring terlebih dahulu, dilembabkan lalu dihangatkan di

dalam rongga hidung, kemudian melewati faring, laring, dan trakea, dan

kemudian masuk ke dalam paru-paru.6

2.2. Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Infeksi saluran pernapasan akut merupakan infeksi akut yang menyerang

sebagian atau lebih dari saluran pernapasan mulai dari hidung hingga alveoli,

termasuk jaringan adneksa seperti sinus paranasal, rongga telinga tengan dan

pleura. Menurut Departemen Kesehatan (2006) infeksi saluran pernapasan akut

mempunyai tiga unsur, yaitu infeksi, saluran pernapasan dan akut. Infeksi adalah

masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan dapat berkembang biak

sehingga menimbulkan suatu gejala penyakit. Saluran pernapasan adalah organ

yang di mulai dari hidung sampai dengan alveoli serta organ adneksanya, seperti

sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Akut adalah infeksi yang berlangsung

sampai dengan 14 hari. 7

Infeksi saluran pernapasan akut, merupakan infeksi saluran napas yang

secara anatomi dapat dibedakan atas saluran napas bagian atas yang dimulai dari

hidung sampai laring, dan saluran napas bawah dimulai dari laring sampai dengan

alveoli. 7

2.2.1 Infeksi Saluran Pernapasan Atas

Sistem pernapasan atas berfungsi sebagai penyaring, penghangat dan

pelembab udara yang masuk ke paru. Saat ketiga fungsi tersebut mengalami

gangguan maka mikroorganisme akan mudah masuk ke dalam sistem pernapasan.

Infeksi pada saluran pernapasan atas merupakan infeksi yang paling umum pada

masyarakat.8

4

Page 19: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

6

Menurut Tatjana Peros (2012) pada umumnya infeksi saluran pernapasan

atas adalah rinitis (peradangan pada mukosa hidung), rinosinusitis atau sinusitis

(radang nares dan sinus paranasal, termasuk bagian frontal, ethmoid, dan

sphenoid), nasofaringitis, faringitis (radang faring, hipofaring, uvula, dan tonsil)

epiglotitis, laringotrakeitis (peradangan pada laring, trakea, dan subglotis),

trakeitis (peradangan pada trakea sampai daerah subglotis). Pada beberapa kasus

ringan kasus infeksi ini dapat dikelola sendiri di rumah dengan bed rest.9

Secara umum penderita ISPA memberikan tanda atau gejala yang sangat

penting yaitu batuk, sedangkan infeksi saluran pernapasan bawah selain batuk

dapat diikuti adanya retraksi dada dan terdapat percepatan dalam napas. Selain

gejala batuk ISPA, juga dapat memberikan gejala seperti flu, demam, serta suhu

tubuh yang meningkat lebih dari 38,50C. Menurut WHO (2007), gejala awal

berupa gatal dan kering dalam hidung, selanjutnya diikuti gejala bersin-bersin,

hidung tersumbat dengan ingus encer disertai demam dan nyeri kepala. Mukosa

pada hidung dapat memerah dan bengkak. Infeksi lebih lanjut dapat membuat

sekret menjadi lebih kental dan mengakibatkan hidung menjadi lebih tersumbat,

apabila kejadian terus berlanjut dapat mengakibatkan komplikasi yang berlanjut

menjadi sinusitis, faringitis, infeksi saluran tuba eustachi, infeksi telinga tengah,

hingga bronkitis dan pneumonia.10

Penyebaran penyakit saluran pernapasan dapat menular melalui udara, saat

bersin dan batuk serta penyebaran melalui kontak langsung dengan benda-benda

yang telah tercemari oleh bakteri.10

2.2.1.1 Common Cold

Common cold umunya disebabkan virus dan jarang disebabkan bakteri,

contohnya rhinovirus, coronavirus dan lain-lain. Gejala yang dapat ditimbulkan

adalah sekret mukus yang banyak, obstruksi hidung bersin dan sakit pada

tenggorokan. Batuk dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak, dapat disertai

demam dan sakit kepala.11,12

Page 20: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

7

2.2.1.2 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan pada dinding faring yang dapat

disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. Gejala yang timbul dapat berupa sakit

kepala, disertai muntah dan terkadang disertai demam, dan jarang disertai batuk.

Pemeriksaan fisik ditemukan faring membesar serta tonsil dan faring hiperemis.

Adapun insiden penyebab faringitis yang disebabkan bakteri sebesar 5-40%.

Insiden yang disebabkan virus sebanyak 40-60%. Pada orang dewasa, faringitis

sering disebabkan oleh rinovirus yakni 30-60%. Pada kasus anak anak sering

disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang paling sering menyebabkan faringitis

adalah Streptococcus B haemolyticus dengan jumlah kasus sekitar 30-40%.

Infeksi Streptococcus β haemolyticus group A merupakan penyebab faringitis

pada orang dewasa (15%) dan pada anak (30%).11,12

2.2.1.3 Tonsilitis

Tonsilitis merupakan peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian

dari cincin waldeyer, cincin waldeyer terdiri dari susunan kelenjar limfa yang ada

pada rongga mulut di antaranya adalah tonsil faringeal (adhenoid), tonsil palatina,

tonsil lingual, dan tonsil tuba eustachius. Gejala yang timbul dapat berupa nyeri

tenggorokan dan nyeri saat menelan, demam dengan suhu tubuh yang sangat

tinggi, rasa lesu dan nyeri sendi, tidak nafsu makan, dan ada rasa nyeri di telinga.

Radang akut pada tonsil dapat disebabkan oleh kuman Streptococcus β

haemolyticus group A yang dikenal sebagai Strep throat, Pneumococcus,

Streptococcus viridan dan Streptococcus piogens.11,12

2.2.2 Etiologi

Pada umumnya infeksi saluran pernapasan atas dapat disebabkan virus dan

bakteri dan penyebaran dapat melalui antara orang ke orang, melalui tangan

ataupun benda yang telah terkontaminasi dengan mikroorganisme, melalui

droplet.13

Page 21: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

8

Tabel 2.1 Agen Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Atas

Penyakit klinis Bakteri Virus Jamur Penyebab lain

Common cold Jarang Rhinovirus

Coronavirus

Virus parainfluenza

Adenovirus

Virus influenza

Jarang Jarang

Faringitis dan

tonsillitis

streptococcus β

haemoliticus group

A

Corynebacterium

diphtheriae

Neisseeria

Mycoplasma

pneumonia

Mycoplasma

hominis

Adenovirus

Virus influenza

Rhinovirus

Coronavirus

Virus parainfluenza

Coxsackieviruses A

Candida

albicans

Jarang

Epiglottitis dan

laryngotracheitis

Haemophilus

influenza tipe b

Corynebacterium

diphtheriae

Haemophilus

influenza

Respiratory syncytial

virus

Virus parainfluenza

Adenovirus

Jarang jarang

Sumber: Samuel Baron, 199413

Tabel 2.2 Bakteri Flora Normal pada Rongga Mulut, Nasal, dan Faring

Rongga mulut Streptococcus haemolyticus β, streptococcus haemolyticus α, diphtheroid

Nasal Staphylococcus (Staphylococcus aureus and Staphylococcus epidermidis)

and Corynebacteria, dan Streptococcus

Faring Streptococcus sp, Neisseria, Corynebacterium, Bordetella

Sumber: Jawetz 200814

Mukosa mulut dan faring pada saat kelahiran biasanya lebih steril, akan

tetapi dapat terkontaminasi saat melewati jalan lahir, Pada saat awal kehidupan

dapat ditemukan Staphylococcus aerob dan anaerob, diplococcus Gram negatif

(Neisseria, Moraxella catarrhalis), Difteroid, dan terkadang dapat juga di

temukan Lactobacillus.14

Mikroorganisme dominan yang dapat ditemukan didalam saluran

pernapasan atas, terutama faring, yaitu Neisseria dan Streptococcus haemolyticus

α, dan non-haemolytic. Infeksi pada mulut dan pada saluran pernapasan biasanya

dapat disebabkan oleh flora oronasal: campuran termasuk anaerob.1

Page 22: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

9

2.2.2.1 Streptococcus

Gambar 2.1 Streptococcus sp

Sumber: Sherris Medical Microbiology 201415

Streptococcus berbentuk tunggal, bulat, dan tersusun seperti rantai, rantai

tersebut lebih sering terlihat berbentuk gambaran diplcoccus, dan terkadang

bentuknya terlihat seperti batang. Panjang rantai bervariasi dan dapat di pengaruhi

oleh faktor lingkungan. tidak berflagel, tidak berspora, tidak berkapsul dan

termasuk Gram positif.14

Sebagian besar Streptococcuss tumbuh di medium yang di tambahkan

darah atau serum. Pertumbuhan Streptococcus haemolytic jauh lebih baik pada

suhu 37 0C, Streptococcus haemolyticus meragi glukosa dengan membentuk asam

laktat yang dapat menghambat pertumbuhannya, pertumbuhannya akan jauh lebih

subur apabila diberikan glukosa dan diberikan bahan yang dapa menetralkan asam

laktat. Streptococcus akan memberikan gambaran koloni mukoid.14

Berdasarkan sifat hemolitiknya pada lempeng Agar Darah, kuman akan dibagi

dalam: 14

a. Hemolisis tipe α, membentuk warna kehijauan di sekeliling koloninya

b. Hemolisis tipe β, membentuk zona bening di sekitar koloninya

c. Hemolisis tipe γ, tipe gamma ini tidak ada pembentukan hemolisis

Page 23: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

10

Table 2.3 Kalsifikasi Streptococcus

Nama Grup Hemolisis Habitat Penyakit yang

sering di timbulkan

Streptococcus pyogenes A Beta Tenggorok dan kulit Faringitis, impetigo,

demam reumatik,

glomerulonefritis

Streptococcus agalactiae B Beta Traktus ginetalia Sepsis dan

meningitis pada

neonatus

Streptococcus dysgalactiae

subspecies equisimilis,

C,G Beta, alfa,

tidak terjadi

Tenggorok Faringitis, infeksi

piogenik serupa

dengan

streptococcus group

A

Enterococcus faecalis D Tidak terjadi,

alfa

Kolon Abses abdomen,

infeksi saluran

kemih, endokarditis

Streptococcus brevis (non

enterococcus)

D Tidak ada Kolon Endocarditis,

perdarahan yang

terisolasi pada

kanker kolon

Grup Streptococcus viridans

(spesies terbanyak)

Biasanya

tidak dapat

digolong-

kan

Alfa, tidak

terjadi

Mulut, tenggorokan,

kolon, traktus genitalia

perempuan

Karies gigi,

endocarditis, abses

Streptococcus pneumonia Tidak ada Alfa Tenggorok Pneumonia,

meningitis,

endocarditis

Page 24: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

11

Peptostreptococcus Tidak ada Tidak terjadi,

alfa

Mulut, kolon, traktus

genitalia perempuan

Dapat menyebabkan

abses (dengan

bakteri lain)

Sumber: Jawetz, 200814

2.2.2.2 Staphylococcus

Gambar 2.2. Staphylococcus sp

Sumber: Sherris Medical Microbiology, 201415

Staphylococcus termasuk Gram positif, berbentuk coccus, tersusun

berkelompok berbentuk seperti anggur yang tidak teratur, Staphylococcus dapat

tumbuh di berbagai media dan aktif secara metabolik, dapat melakukan

fermentasi karbohidrat dan menghasikan bentuk koloni yang bervariasi dari putih

hingga kuning tua. Beberapa tipe Staphylococcus merupakan flora normal kulit

dan membran mukosa manusia. Genus Staphylococcus memiliki 30 spesies,

spesies paling utama yang memiliki kepentingan secara klinis adalah

Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus

saprophyticus. Staphylococcus aureus memiliki sifat koagulase positif sedangkan

yang memiliki sifat koagulase negatif salah satunya adalah S. epidermidis.14

Staphylococcus adalah sel sferis, diameter sekitar 1 µm susunan

berkelompok dan tidak teratur, monococcus, diplococcus, tetrad. Coccus yang

pertumbuhannya masih belum terlalu tua akan memberikan warna positif yang

Page 25: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

12

kuat, sedangkan pada coccus yang inkubasinya sudah terlalu lama akan

menyebabkan sebagian bakteri memberikan warna negatif, Staphylococcus tidak

bermotil, tidak berspora. 14

Staphylococcus mudah berkembang pada suhu 370 C akan tetapi suhu yang

baik untuk dapat menghasilkan pigmen adalah suhu ruangan sekitar 20-25 0

C.

Koloni pada perbenihan dapat berbentuk bundar, halus, menonjol dan berkilau.14

Staphylococcus aureus biasanya akan membentuk koloni berwarna kuning

keemasan, sedangakan S. epidermidis biasanya berwarna abu-abu hingga putih.

Sifat pertumbuhan Staphylococcus menghasilkan katalase, itulah yang dapat

membedakan Staphylococcus dengan Streptococcus, Staphylococcus dapat

memfermentasikan banyak karbohidrat secara lambat, menghasilkan asam laktat

akan tetapi tidak dapat menghasilkan gas.14

Staphylococcus aureus dapat menghasilkan enzim koagulase. Koagulase

merupakan suatu protein yang mirip dengan enzim. Protein tersebut dapat

menggumpalkan plasma yang mengandung oksalat dan sitrat, selain itu S. aureus

memiliki toksin leukoisidin yang dapat membunuh sel darah putih, toksin selain

leukosidin terdapat toksin eksfoliatif, toksin sindrom syok toksik, toksik

enterotoksik. S. aureus ditemukan pada hidung manusia sekitar 20-50%. 14

Staphylococcus epidermidis termasuk flora normal yang dapat di temukan

pada kulit, saluran napas, serta saluran cerna manusia. Staphylococcus aureus

yang patogen dan invasif dapat menghasilkan enzim koagulase dan lebih banyak

menghasilkan pigmen berwarna kuning, serta bersifat hemolitik, Staphylococcus

epidermidis merupakan Staphylococcus non patogen dan tidak invasif dapat

bersifat koagulase-negatif, dan lebih cenderung nonhemolitik. S. epidermidis

jarang mengakibatkan supurasi (abses) akan tetapi dapat mengakibatkan infeksi

pada jantung dengan penyebaran melalui peredaran darah, serta menyebabkan

suatu penyakit pada orang yang imunnya terganggu.16

Staphylococcus dapat ditemukan dimana-mana, sumber infeksi yang

paling utama adalah melalui luka terbuka, barang-barang yang telah

Page 26: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

13

terkontaminasi, serta melalui saluran napas dan kulit manusia, termasuk barang-

barang yang telah terkontaminasi di dalam rumah sakit.16

2.2.2.3 Haemophilus influenza

Gambar 2.3 Haemophilus influenza

Sumber: Sherris Medical Microbiology, 201415

Haemophilus influenza ditemukan pada membran mukosa saluran napas

atas manusia, dan termasuk penyebab terjadinya penyakit meningitis pada anak

dan dewasa, bakteri ini termasuk spesies haemophilus dan Gram Negatif tidak

berkapsul, mempunyai tipe dari a-f. H. influenza tipe b adalah faktor virulensi

paling utama. Pada spesimen yang mengalami infeksi akut bakteri akan berbentuk

coccobacillus atau berupa rantai pendek, tetap morfologinya akan tergantung pada

lama dan mediumnya. Sebagian besar morfologi bakteri akan berbentuk

coccobacillus kecil apabila berada dalam medium selama 6-8 jam. Kemudian

akan berbentuk batang panjang.14

Biakan H. influenza pada Agar Darah coklat, apabila setelah diinkubasi

selama 24 jam akan memberikan gambaran koloni yang rata, berwarna coklat

keabu-abuan dengan diameter 1-2 mm. H. influenza tidak tumbuh pada Agar

Darah domba kecuali di sekitar koloni Staphylococcus.14

H. influenza tidak menghasilkan eksotoksin. Sebagian besar H. influenza

pada flora normal saluran napas atas tidak bekapsul, organisme yang tidak

memiliki kapsul termasuk flora normal saluran napas manusia.14

Page 27: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

14

2.2.2.4 Bordetella

Terdapat beberapa spesies Bordetella, salah satunya Bordetella pertussis

yang dapat menyerang manusia dan sangat menular, serta menyebabkan batuk

pertusis. Spesies lain Bordetella sp contohnya Bordetella bronchiseptica

menyebabkan batuk pada binatang seperti anjing dan kelinci.14

Bordetella pertussis, organisme ini berukuran kecil, coccobacillus Gram

negatif, mirip dengan H. influezae, dan bakteri ini mempunyai kapsul. Bila

dilakukan pewarnaan toluidine biru, dapat dilihat adanya granul bipolar

metakromatik. Pada isolasi bakteri B. pertussis membutuhkan medium yang

sangat subur salah satunya medium bordet-gengou yang mengandung penisilin G

0,5 µg/mL, cawan diinkubasi pada suhu sekitar 35-37 0C selama 3-7 hari pada

lingkungan yang lembab (kelembaban bisa dibentuk dengan cara dimasukkan

kedalam plastik yang telah disegel) bakteri B. pertusis sangat aerob dan dapat

membentuk asap akan tetapi tidak membentuk gas dan glukosa maupun dari

laktosa. 14,16

Bordetella pertussis mempunyai hemaglutinin flamentosa yang berperan

sebagai mediasi untuk adesi ke dalam sel epitel bersilia, sehingga setelah adhesi

bakteri tersebut akan melepaskan toksin yang akan menyebabkan terjadinya

limfositosis, mengaktifkan histamin dan akan mengaktifkan sekresi insulin,

Tranmisi bakteri melalui jalan napas, lipoplisakarida pada dinding sel bakteri

akan mengakibatkan kerusakan pada sel epitel saluran napas atas, setelah itu

organisme menempel dan bereplikasi dengan cepat pada permukaan sel epitel

trakea dan bronkus dan dapat memengaruhi kerja silia, B. pertussis mengeluarkan

toksin dan substansi yang akan mengakibatkan permukaan sel teriritasi yang

kemudian akan terjadi infiltrasi polimorfonuklear, dengan adanya inflamasi pre

bronkial dan pneumonia interstitial, setelah terjadinya infeksi oleh bakteri B.

pertussis kuman bakteri sekunder seperti Staphylococcus atau H. influenzae dapat

meningkatkan terjadinya pneumonia bakterial. Setelah masa inkubasi selama 2

minggu, maka akan timbul batuk ringan dengan bersin, pada masa ini fase akan

sangat infeksius, dan organisme yang ada dalam droplet akan tersebar dalam

jumlah yang banyak. 14,16

Page 28: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

15

2.2.2.5 Neisseria

Neisseria adalah bakteri kokus Gram negatif, tidak dapat bergerak,

diplococcus, berdiameter kira-kira 0,8 µm, apabila individual bentuk terlihat

seperti ginjal, biasanya mucul berpasangan. Beberapa Neisseria termasuk flora

normal disaluran pernapasan manusia, jarang menyebabkan timbulnya penyakit,

dan juga timbul secara ekstraseluler. Neisseria gonorrhoeae (gonokokus) dan

Neisseria meningitidis (meningokokus) bersifat patogen pada manusia.

Meningokokus mempunyai kapsul polisakarida, sedangkan gonokokus tidak.

Meningokokus biasanya ditemukan di saluran napas atas dan dapat menyebabkan

meningitis, sementara gonokokus menyebabkan infeksi genital. 14,16

Neisseria tumbuh dengan baik pada kondisi aerob, tetapi beberapa akan

tumbuh pada lingkungan anaerob. Sebagian besar Neisseria dapat

memfermentasikan karbohidrat. Dapat menghasilkan asam tetapi tidak

menghasilkan gas dan memberikan hasil positif pada reaksi oksidase. Uji oksidase

merupakan kunci untuk dapat mengidentifikasi Neisseria.14,16

2.2.2.6 Moraxella catarrhalis

Moraxella catarrhalis termasuk flora normal, Gram negatif. Pada anak

usia sekolah, 40-50% M. catarrhalis dapat menyebabkan bronkitis, pneumonia,

sinusitis, otitis media, konjungtivitis, dan menyebabkan infeksi pada pasien

imunokompromais. Cara membedakan M. catarrhalis dengan Neisseria yaitu M.

catarrhalis mampu menghasilkan DNAse dan tidak dapat memfermentasikan

karbohidrat. 14,17

Prevalensi adanya kolonisasi pada bagian saluran pernapasan atas tinggi

pada bayi dan anak-anak, akan tetapi prevalensinya akan semakin menurun

seiring bertambahnya usia. 14

Page 29: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

16

2.2.2.7 Corynebacterium diphteriae

Gambar 2.4 Corynebacterium diphteriae

Sumber: Sherris Medical Microbiology 201415

Corynebacterium memiliki diameter 0,5-1 µm dan memiliki panjang

beberapa mikrometer, bakteri Corynebacterium memiliki ciri khas dari bentuknya

terlihat gambaran bulat pada salah satu ujungnya sehingga disebut gambaran

“bentuk gada”. Pada Agar Darah, koloni C. diphtheria berbentuk kecil, granular,

dan berwarna abu-abu, dengan tepi tidak beraturan dan mungkin memiliki zona

hemolisis kecil. Pada medium serum loeffler, Corynebacterium tumbuh lebih baik

daripada organisme pernapasan lain, morfologi akan terlihat lebih khas pada

usapan. 14

Corynebacterium diphtheriae terdapat dalam saluran pernapasan, luka,

atau kulit orang yang terinfeksi. Bakteri tersebut mudah menyebar dengan cara

droplet dan kontak dengan orang yang mudah terinfeksi, yang nantinya bakteri

tumbuh pada mukosa dan pada kulit yang mengalami abrasi, selanjutnya bakteri

akan mengeluarkan toksin, yang mengakibatkan peradangan dan destruksi epitel

sehingga akan terbentuk pseudomembran berwarna keabuan dan sering terdapat

pada daerah tonsil, faring, atau laring. Dari pemeriksaan fisik selain

pseudomembran yang lebih terlihat diantaranya adalah pembesaran kelenjar getah

Page 30: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

17

bening pada leher, apabila bakteri tersebut terus absorpsi ke dalam peredaran

darah maka toksik akan menyebar lebih jauh lagi, salah satunya akan

mengakibatkan nekrosis pada otot jantung, hati, ginjal, dan adrenal. 14,16

Difteri pada kulit atau luka dapat terjadi terutama di negara tropis,

membran akan terbentuk pada luka yang telah terinfeksi dan tidak sembuh, tetapi

biasanya toksin yang terabsorpsi tidak terlalu parah dan efek pada sistemik tidak

akan fatal. 16

2.3 Pewarnaan Gram

Bakteri dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, salah satunya bakteri

menurut pewarnaan Gram. Pewarnaan Gram adalah prosedur mikrobiologi dasar

yang digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi bakteri. Pewarnaan Gram

dapat mempermudah pemeriksaan mikroskopik pada sediaan apusan untuk

mendeteksi adanya bakteri, pus, dan Candida albicans.18

2.3.1 Prinsip Pewarnaan Gram

a. Pewarnaan pertama sediaan diberikan pewarnaan ungu kristal, dapat

mewarnai semua bakteri menjadi ungu tua.

b. Kedua larutan iodin yang berfungsi untuk menahan zat warna violet

dengan kuat atau dengan lemah. Kekuatan mengikat zat warna violet

tergantung jenis bakterinya.

c. Ketiga alkohol 96% yang dapat memudarkan warna ungu kristal pada

bakteri karena iodin tidak dapat mengikat ungu kristal, dan tidak dapat

memudarkan warna ungu kristal pada bakteri karena telah terikat kuat oleh

iodin.

d. Terakhir diberikan safranin yang dapat mewarnai ulang bakteri yang telah

memudar warnanya oleh larutan alkohol, akan tetapi pewarnaan safranin

tidak berpengaruh terhadap bakteri yang sebelumnya telah berwarna ungu

tua.

Page 31: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

18

2.4 Swab Tenggorok

Swab tenggorok merupakan pemeriksaan yang dapat mendeteksi berbagai

organisme patogen melalui pemeriksaan mikroskopik spesimen swab tenggorok,

organisme-organisme yang dapat terdeteksi meliputi:18

a. Bakteri: basil tahan asam Gram-negatif dan Gram positif.

b. Jamur atau ragi: dapat terlihat berupa filamen-filamen miselium, dengan

atau tanpa pori. Jamur atau ragi tersebut dapat kemungkinan patogen atau

mungkin juga hanya merupakan saprofit yang berkembang biak di dalam

sempel disimpan dalam wadahnya.

c. Parasit: telur trematoda paru, telur skistosoma, dan spesies dewasa dari

Mammomonogamuslaryngeus tetapi sangat jarang dapat di temukan.

Page 32: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

19

2.5 Kerangka Teori

Mikroorganisme invasi

ke dalam saluran

pernapasan

Mengeluarkan sitokin

Menimbulkan gejala

batuk, pilek, sakit

tenggorokan, tonsil dan

tenggorokan hiperemis,

Dilakukan pemeriksaan

swab tenggorok

Biakkan dalam Agar

darah dan simpan dalam

inkubator

Lakukan pemeriksaan

pewarnaan Gram

Page 33: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

20

2.6 Kerangka Konsep

Gejala

ISPA

Jenis

kelamin

Usia

Pewarnaan

Gram

Kegiatan

Pemeriksaan

swab

tenggorok

Variabel bebas Variabel terikat

Page 34: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

21

2.4 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Skala

1. ISPA Infeksi saluran

pernapasan atas dimulai

dari hidung sampai

faring, dengan gejala

hidung tersumbat, gatal,

mukus encer, gejala yang

terus berlanjut dapat

mengakibatkan

komplikasi peradangan

pada faring, tonsilitis,

sinusitis, dan infeksi

pada telinga tengah.

Kategori yang diambil

berdasarkan gejala di

rekam medik yaitu: batuk

pilek, disertai nyeri

tenggorokan, dan tonsil

membesar

Buku rekam

medik pasien

di Puskesmas

Ciputat

Tangerang

Selatan pada

bulan

September

2016

Melihat

diagnosis

yang tertera

dalam

rekam

medik

Kategorik

2. Jenis

kelamin

Diklasifikasikan

berdasarkan laki-laki dan

perempuan

Data

administrasi

Puskesmas

Ciputat

Tangerang

Selatan

Laki-laki /

perempuan

Kategorik

3. Usia Usia dikelompokan

menjadi usia biologis dan

usia kronologis, usia

kronologis adalah usia

yang ditentukan

berdasarkan perhitungan

Berdasarkan

buku rekam

medik pasien

pasien.

Dari rekam

medik dan

inform

consent

Kategorik

Page 35: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

22

kalender. 16

6 Pewarnaan

Gram

Pewarnaan diferensial

untuk menentukan sifat

dan morfologi bakteri

Pewarna

ungu kristal,

lugol, alkohol

96%,

safranin,

mikroskop

Olympus

Gram (-)

atau (+),

kategorik

7. Kegiatan/

aktivitas

Suatu keaktifan yang di-

lakukan secara fisik

maupun non fisik

Hasil dari

inform

consent

Dengan

melihat

hasil yang

tertera pada

inform

consent

Kategorik

Page 36: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan potong lintang

3.2. Lokasi Dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan September-Oktober tahun 2016 di

Laboratorium mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidyatullah Jakarta, dan sampel diambil di Puskesma Ciputat Tangerang Selatan.

3.3 Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi yang di ambil adalah pasien yang mengalami ISPA.

3.3.2 Populasi Target

Pasien ISPA yang datang ke Puskesmas.

3.3.3 Sampel Penelitian

Pasien infeksi saluran pernapasan atas usia lebih dari 15 tahun dengan

metode consecutive sampling di Puskesmas Ciputat, Tangerang Selatan pada

bulan September-Oktober tahun 2016.

3.3.4 Identifikasi Variabel

3.3.4.1 Variabel Bebas

Pasien ISPA yang berusia lebih dari 15 tahun di Puskesmas Ciputat,

Tangerang Selatan Banten

23

Page 37: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

24

3.3.4.2 Variabel Terikat

Pola kuman pada pasien ISPA yang telah diisolasi selama 24-48 jam

menggunakan media Agar Darah dan metode pewarnaan Gram.

3.3.5 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi

3.3.5.1 Kriteria Inklusi

Pasien di atas 15 tahun yang mengalami gejala ISPA dan bersedia untuk di

swab tenggorok

3.3.5.2 Kriteria Eksklusi

Pasien yang mengalami gejala infeksi saluran pernapasan bawah

3.4 Alat dan Bahan

3.4.1 Alat

Adapun alat yang diperlukan adalah spatel tongue, kapas lidi steril, object

glass, lampu spiritus/bunsen, ose, botol semprot air, pinset, alat tulis, tisu, pinset,

pipet, korek api, rak pewarnaan Gram, cawan petri, inkubator, alkohol swab,

masker, handscoen

3.4.2 Bahan

Bahan yang diperlukan adalah media Agar Darah, gentian violet, cairan lugol,

alkohol 96%, safranin, minyak imersi, air, NaCL 0,9%.

Page 38: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

25

3.5. Cara Kerja Penelitian

3.5.1 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel diambil dari pasien yang telah mengalami gejala ISPA

dengan menggunakan swab tenggorok.

Cara swab tenggorok:18,29

Minta pasien untuk membuka mulut, dan pastikan lidah tidak menghalangi

tenggorokan

Tekan lidah dengan menggunakan spatula lidah, perhatikan bagian

belakang tenggorokan

Periksa dengan cermat apakah terdapat tanda-tanda peradangan atau tidak

di daerah tenggorok

Usap area tenggorok dengan kapas swab steril

Setelah dilakukan swab, sediaan langsung dibawa ke Laboratorium

3.5.2 Pemeriksaan Laboratorium

3.5.2.1 Penanaman di media Agar

Sediaan diambil menggunakan kapas lidi streril dengan cara swab tenggorok

Di isolasi di media Agar Darah

Tunggu hingga 24-48 jam

Setelah tumbuh bakteri, lakukan pembuatan preparat dan pewarnaan Gram.

3.5.2.2 Pembuatan preparat

Sebelum pewarnaan Gram pertama lakukan pembuatan preparat terlebih

dahulu. Pertama panaskan ujung ose terlebih dahulu di atas api sampai ujung ose

merah menyala, dengan posisi vertikel, tunggu agak sedikit dingin lalu ambil

NaCL 95%, lalu panaskan kembali ose diatas api sampai menyala, setelah itu

ambil spesimen yang akan di peiksa dengan menggunakan ose lalu ratakan, dan

sediaan usahakan jangan terlalu tebal, setelah preparat selesai di buat panaskan

kembali ose di atas api.18

Page 39: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

26

3.5.2.3 Pewarnaan Gram 14,18,29

1. Warna pertama teteskan gentian violet selama 1-5 menit, lalu di bilas dengan

air

2. Teteskan lugol selama 1 menit, lalu bilas dengan air

3. Zat warna ungu dilunturkan dengan alkohol beberapa detik lalu bilas dengan

air,

4. Pewarnaan terakhir yaitu safranin selama 10-60 detik, lalu bilas dan

keringkan

5. Setelah preparat kering berikan minyak emersi, dan lihat di bawah mikroskop

3.5.2.4 Identifikasi Bakteri di Bawah Mikroskop

Cari dengan perbesaran 10x100, identifikasi bentuk, warna serta susunan

bakteri yang ada dalam preparat.

3.6 Manajemen Data

Data hasil penelitian pola kuman pada subjek pasien ISPA dengan usia

lebih dari 15 tahun di Puskesmas Ciputat, Tangerang Selatan bulan September-

Oktober tahun2016, dijelaskan secara deskriptif berbentuk tabel dan gambar untuk

menjelaskan pola bakteri yang ditemukan berdasarkan hasil biakan di media Agar

Darah dan metode pewarnaan Gram.

Page 40: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

27

3.7 ALUR PENELITIAN

Lakukan pewarnaan

Gram Teteskan minyak emersi

Identifiksi kuman di

bawah mikroskop

Membuat surat perizinan

penelitian

Disetujui oleh Dinas

Kesehatan dan

Puskesmas Ciputat

Pengambilan sampel

dengan metode swab

tenggorok

Kultur bakteri di Agar

Darah

Inkubasi Agar Darah

selama 24-48 jam

Page 41: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Jumlah pasien ISPA yang terdapat di Puskesmas Ciputat Tangerang pada

Bulan September yang bersedia menjadi subjek penelitian sebanyak 31 pasien,

kemudian di lakukan swab tenggorok sehingga diperoleh 31 sampel

Gambar 4.1 Gambaran Kelompok Usia dan Jenis Kelamin pada Pasien ISPA di

Puskesmas Ciputat pada bulan September

Grafik tersebut menunjukkan bahwa dari 31 responden yang datang ke

Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan pada bulan September 2016 paling banyak

yang berkunjung adalah remaja dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 14

(45,2%), kedua terdapat pada usia dewasa dengan jenis kelamin laki-laki

sebanyak 9 (29%), ketiga terbanyak pada usia dewasa dengan jenis kelamin

perempuan sebanyak 6 (19,4%), dan yang terendah terdapat pada usia remaja

dengan jenis kelamin laki-laki. Pada lansia perempuan sebanyak 1 (3,2%),

sedangkan pada usia lansia dengan jenis kelamin laki-laki tidak ada.

1/31

9/31

0

14/31

6/31

1/31 0

2

4

6

8

10

12

14

16

Remaja (12-24) Dewasa (25-60) Lansia (> 60)

Frek

uen

si (

n)

Usia (tahun)

Laki-laki

Perempuan

28

Page 42: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

29

Gambar 4.2 Karakteristik Demografik Jenis Kegiatan pada Pasien ISPA yang

Berkunjung pada Bulan September 2016 di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan

Grafik tersebut menunjukan bahwa dari 31 subjek yang datang ke

Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan pada bulan September 2016 lebih banyak

subjek yang bekerja didalam ruangan 27 (87%) dibandingkan orang yang

melakukan kegiatan di luar ruangan 4 (12,9%).

Tabel 4.1 Hasil pewarnaan Gram dengan Metode Swab Tenggorok (n=31) pada

Pasien ISPA yang Berkunjung pada Bulan September 2016 di Puskesmas Ciputat

Tangerang Selatan

Bakteri Gram Morfologi Susunan Frekuensi (n) Persentase (%)

Positif Streptococcus 28 56

Staphylococcus 16 32

Batang 3 6

Negatif Batang 3 6

Jumlah 50* 100

*Jumlah bakteri hasil identifikasi dari 31 sampel

87% 27/31

12.9% 4/31

0

5

10

15

20

25

30

Indoor Outdoor

Jenis Pekerjaan

Frekuensi

Page 43: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

30

Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa dari 31 sampel, ditemukan 4 jenis

bakteri pada hasil swab tenggorok yaitu Gram positif Streptococcus 28 (56%),

Gram positif Staphylococcus 16 (32%) Gram positif batang 3 (6%), dan Gram

negatif batang 3 (6%).

Tabel 4.2 Karakteristik Tanda dan gejala pada Pasien ISPA yang Berkunjung pada

Bulan September 2016 di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan

Gejala Jumlah Persentase %

Batuk 31 orang 100

Pilek 31 orang 100

Sakit tenggorokan 4 orang 12,9

Berdasarkan tabel 4.2 ditemukan dari 31 subjek yang mengalami gejala

batuk pilek pada pasien sebanyak 31 orang (100%), akan tetapi dari 31 subjek

yang mengalami batuk pilek, hanya 4 orang (12,9%) yang mengalami keluhan

sakit tenggorokan.

4.2 Pembahasan

Kategori umur pada penelitian ini yaitu lebih dari 15 tahun. Berdasarkan

hasil gambar 4.1, dapat dilihat distribusi berdasarkan jenis kelamin dan usia.

Perempuan dengan usia remaja merupakan yang terbesar proporsi terbesar

dibandingkan laki-laki, penelitian ini sama dengan penelitian Noer Indah (2007),

bahwa ISPA lebih banyak pada perempuan dengan usia remaja-dewasa.

Sedangkan, usia dewasa lebih banyak pada laki-laki dibandingkan perempuan.

Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktafin (2016), laki-

laki dewasa lebih banyak mengalami infeksi saluran pernapasan akut, karena

kebiasaan merokok, sehinngga akan mengakibatkan disfungsi sistem pernapasan.

Distribusi berdasarkan jenis kegiatan yang paling sering dilakukan, di

dalam ruangan 27 orang (87%) jauh lebih besar dibandingkan pada orang yang

lebih banyak melakukan kegiatan diluar ruangan 4 orang (12,9%). Sama dengan

penelitian yang dilakukan oleh Juniartha (2012), jumlah yang sakit pada orang

Page 44: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

31

ISPA lebih banyak pada orang yang melakukan kegiatan di dalam rumah, dan

penelitian tersebut juga mengatakan bahwa kegiatan yang banyak dilakukan di

dalam rumah dapat meningkatkan faktor terjadinya ISPA. Pekerjaan atau kegiatan

yang dilakukan responden diantaranya ada pelajar, guru, ibu rumah tangga, dan

seorang pensiun yang lebih banyak melakukan kegiatan sehari-hari di dalam

rumah, kemungkinan tingginya distribusi ISPA menurut kegiatan dalam ruangan

terdapat hubungan dengan keadaan lingkungan dalam ruangan tersebut, terdapat

hubungan antara ventilasi, pencahayaan serta kepadatan penghuni dengan

kejadian ISPA. Menurut Lindawaty (2010) kualitas udara di dalam rumah

kadarnya berbeda dengan kualitas udara di luar rumah. Peningkatan polutan

dalam rumah dapat karena polutan seperti asap rokok, asap yang berasal dari

dapur, serta dari polutan pembakaran obat nyamuk.26

menurut penelitian Safwan

(2003) faktor lingkungan yang berkaitan dengan pencemaran udara di dalam

rumah di antaranya kepadatan dalam rumah, merokok, jenis bahan bakar, ventilasi

rumah, kelembaban dalam rumah dan debu rumah.27

Berdasarkan hasil tabel 4.2 didapatkan pasien yang terdiagnosis infeksi

saluran pernapasan atas, seluruhnya datang dengan keluhan batuk pilek dan hanya

4 orang yang datang dengan keluhan batuk pilek disertai gejala sakit tenggorokan.

Setelah dilakukan pewarnaan Gram (Tabel 4.1) bakteri yang paling mendominasi

adalah bakteri Gram positif dibandingkan dengan bakteri Gram negatif. Sama

dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktafin (2016)27

, dan Rinny (2013)21

penelitian tersebut mengidentifikasi pola bakteri aerob pada pasien ISPA dan

hasilnya lebih banyak bakteri Gram positif dibandingkan Gram negatif. Akan

tetapi pada penelitian ini hanya sebatas pada pewarnaan Gram, dan hanya bisa

mengidentifikasi bakteri berdasarkan morfologi, tidak sampai kepada pemeriksaan

bakteri lebih lanjut, sehingga peneliti tidak bisa mengidentifikasi bakteri ke

tingkat yang lebih spesifik.

Page 45: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

32

4.2 Keterbatasan Penelitian

Sampel pada penelitian ini sedikit di karenakan waktu yang kurang serta

pada saat pengambilan sampel terkadang terhalang dengan jadwal

akademik.

Kurangnya referensi untuk membantu penelitian ini, karena pada

penelitian sebelumnya peneliti meneliti pada diagnosis yang khsus seperti

tonsiliti atau faringitis saja.

Hanya mengidentifikasi Gram bakteri tanpa di lanjutkan pada pemeriksaan

hingga spesiesnya

Tidak menambahkan distribusi data berdasarkan perhitungan jumlah

koloni

Page 46: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

33

33

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Penderita ISPA terbanyak yaitu pasien perempuan usia remaja.

2. Pasien ISPA lebih sering ditemukan pada orang yang lebih banyak

melakukan kegiatan di dalam ruangan.

3. Pola Bakteri pada pasien ISPA di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan

yang paling mendominasi adalah Gram positif, yaitu Streptococcus sp.

5.2 Saran

Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai spesies bakteri

yang lebih spesifik dengan sampel yang lebih banyak.

Page 47: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

34

34

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Kesehatan RI.Pedoman Pengendalian Infeski Saluran

Pernafasan Akut.Jakarta: kementrian Kesehatan RI. 2012.

2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI

Tahun 2013.Riset Kesehatan Dasar. Di unduh dari

http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas

%202013.pdf pada tanggal 19-10-2016.

3. Arsyad E, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti R. Buku Ajar Penyakit THT

UI . Edisi ke-7.Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2012.. h. 217-225.

4. Stave K, Olivia, Ronaldy D. Kesehatan Tenggorok pada Siswa Sekolah

Dasar Eben Haezar 1 Manado dan Sekolah Dasar GMIM Bitung Amurang

Kabupaten Minahasa Selatan.2014. Di unduh dari

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/viewFile/3669/3195

pada tanggal 09-10-2016.

5. Mescher, Anthony I. Histologi Dasar Junqueira.Jakarta: EGC. 2011

6. Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.

2011.

7. Kusetiarini A. Infeksi Saluran Pernapasan Akut Non Pneumonia pada

Balita di Puskesmas Simo Kabupaten Madiun. Jakarta. 2012. Universitas

Indonesia. Di unduh dari http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20354736-S-

Aprilia%20Kusetiarini.pdf pada tanggal 08/09/2016

8. Jain N, Lodha R, Kabra SK. Upper Respiratory Tract Infections. 2001. Di

unduh dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11838568

9. Peros T , Jasna T. Upper Respiratory Tract Infection. 2013. Di unduh dari

https://bib.irb.hr/datoteka/724011.Knjiga_Respiratory_infections_Upper_

RTInfections_Chapter_2_2013.pdf. pada tanggal 08/09/2016

10. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut yang

Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan

Kesehatan. World Health Organization (WHO). 2007.

11. Paul W. Flint dkk. Cummings Otolaryngology. Edisi ke-6. Philadelphia;

2010. h. 191.

12. Baron S. Medical Microbiology, edisi 4.University of Texas Medical

Page 48: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

35

35

Branch at Galvestonn. 2004. Texas.

13. Brooks, Geo F.H, Janets S. Butel, Stephen. Mikrobiologi Kedokteran

Jawetz, Melnick, Eds.23. Jakarta: EGC. 2008.

14. Ryan J kenneth. Sherris Medical Microbiology.Eds 6. USA ; Mc Graw

Hill. 2014.

15. Staf Pengajar Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran.Tangerang. Hak Terbit

Binarupa Aksara: 2002.

16. Timothy F, Murphy,and G.Iyer P. Moraxella catarrhalis, a human

Respiratory Tract Pathogen. Di unduh dari

http://cid.oxfordjournals.org/content/49/1/124.full pada tanggal 24-09-

2016

17. World Health Organization. Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium

Kesehatan. Diterjemahkan oleh Chairlan. Edisi 2. Jakarta: EGC. 2011.

18. Kojongian S, Olivia, Ronaldy. Kesehatan Tenggorok pada Siswa Sekolah

Dasar Eben Haezar 1 Manado dan Sekolah Dasar GMIM Bitung Amurang

kabupaten Minahasa Selatan. 2014.

19. Klasifikasi Baku Jenis pekerjaan Indonesia. Badan Pusat Statistik-

Indonesia. 2002.

20. Laila Maulida. Hubungan Antara Usia Dengan Prevalensi Dugaan Mati

Mendadak. 2010. Di unduh dari

https://eprints.uns.ac.id/139/1/166920309201009341.pdf pada tangga 19-

10-2016.

21. Rinny O, John P, Olivia. Volume 1 no 2. Identifikasi Bakteri dan Uji

Kepekaan Antibiotik pada Penderita Tonsilitis di Poliklinik THT-KL

BLU-SLU Prof.DR.R.D.Kandou Manado Periode November 2012-Januari

2013. 2013.

22. Bakti Husada. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan

Kesehatan Primer. Edisi 1. 2013.

23. Endah N, dan Mutiatikum. Hubungan ISPA Dengan Tempat Tinggal,

Usia, Jenis Kelamin, dan Akses ke Sarana Kesehatan. Jakarta. 2007.

24. Juniartha. Hubungan Antara Luas dan Posisi Ventilasi Rumah Dengan

Page 49: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

36

36

Kejadian ISPA Wilayah Puskesmas Bangli Utara. 2012.

25. Lyndawaty. Partikulat Udara Rumah Tinggal Yang Mempengaruhi

Kejadian Infeksi Saluran Pernapsan Akut pada Balita. Penelitian di

Lakukan di mampang Jakarta Selatan 2009-2010. FKM. UI.

26. Safwan. Lingkungan Fisik Rumah dan Sumber Pencemaran Dalam Rumah

Sebagai Faktor Risiko Kejadian ISPA Pada Anak balita, Studi Kasus

Kontrol di Puskesmas Alai Padang. FKM UI, Depok. 2003

27. Manggopa O, N. Pola Bakteri Aerob pada Sputum Penderita Infeksi

Saluran Pernapasan Akut. Poliklinik Paru RSUP Prof.DR.R.D. Kandou

Manado. 2016.

28. Staf Pengajar Departemen Mikrobiologi FKUI-RSCM. Penuntun

Praktikum Mikrobiologi Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. Jakarta. 2013.

29. Tompodung V, dkk. Bakteri Aerob pada Sputum Kelompok Geriatri

Dengan Infeksi Saluran Pernapasan di Puskesmas Ranotana Weru.

Manado. 2014.

Page 50: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

37

37

LAMPIRAN 1

Surat Izin Penelitian

Page 51: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

38

38

LAMPIRAN 2

Inform Consent

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

(INFORM CONSENT)

Identifikasi Pola Kuman Pada Pasien Penderita Infeksi Saluran Napas Atas

dengan Metode Swab Tenggorok di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan

pada Tahun 2016

Dengan hormat,

Saya adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam

menyelesaikan tugas akhir. Tujuan penelitian ini skrining bakteri pada saluran

nafas atas dan untuk mengetahui pola bakteri apa saja yang terdapat pada pasien

penderita ISPA

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan Saudara untuk

menjadi responden dalam penelitian ini. Partisipasi saudara dalam penelitian ini

bersifat bebas untuk menjadi responden atau menolak tanpa ada sanksi apapun.

Jika Saudara bersedia menjadi responden, silahkan Saudara mengisi formulir ini

dan saya memohon kesediaan Saudara untuk mengisi data dihalaman selanjutnya

dan kemudian mengeluarkan sputum di tempat yang saya telah sediakan. Hasil

dari pemeriksaan akan diberitahukan kepada anda dan akan dimasukkan dalam

rekam medik atau catatan pemeriksaan Saudara di Puskesmas Ciputat Tangerang

Selatan.

Nama Responden :

Usia :

Saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang

dilaksanakan oleh saudari :

Nama : Lutfiana Ulfah Uswandi

NIM : 1113103000042

Kerahasiaan informasi dan identitas saudara dijamin oleh peneliti dan

tidak akan disebarluaskan baik melalui media massa atau pun elektronik.

Ciputat, 2016

Peneliti Responden

Lutfiana Ulfah Uswandi ...................................

Page 52: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

39

39

NIM : 1113103000042

*coret yang tidak perlu

A. Identitas Responden

Nama Responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

No. Telepon :

Pendidikan : 1. Tidak tamat SD 4. SLTA

2. SD 5. Akademi/

Sarjana

3. SLTP

Pekerjaan : 1. Tidak bekerja 2. Bekerja

(.....................)

Page 53: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

40

40

LAMPIRAN 3

Alat dan Bahan

Agar Darah Set untuk Pewarnaan Gram

Set swab tenggorok inkubator

mikroskop ice box

Page 54: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

41

41

LAMPIRAN 4

Pewarnaan Gram

Page 55: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

42

42

LAMPIRAN 5

Hasil Pengolahan Data

3,2% 1/31

29% 9/31

0

45,2% 14/31

19,4% 6/31

3,2% 1/31

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Remaja (12-24) Dewasa (25-60) Lansia (> 60)

Frek

uen

si (

n)

Usia (tahun)

Gambar 1. Gambaran kelompok usia dan jenis kelamin pada pasien ISPA di puskesmas ciputat pada bulan september

Laki-laki

Perempuan

JenisKelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-Laki 10 32,3 32,3 32,3

Perempuan 21 67,7 67,7 100,0

Total 31 100,0 100,0

Page 56: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

43

43

Gejala Jumlah Persentase %

Batuk 31 orang 100

Pilek 31 orang 100

Sakit tenggorokan 4 orang 12,9

K_kegiatan/aktivitas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid dalam ruangan

27 87,1 87,1 87,1

luar ruangan 4 12,9 12,9 100,0

Total

31 100,0 100,0

Page 57: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

44

44

No

Gram-Positif

Streptococcus

Gram-Positif

Staphylococcus

Gram-Positif

Batang

Gram-Negatif

Batang

1 √

2 √

3 √ √ √ √

4 √ √ √ √

5 √

6 √ √

7 √ √

8 √ √

9

10 √ √

11 √

12 √ √

13 √ √

14 √ √

15

√ √

16 √ √

17 √

18 √

19 √ √

20 √

21 √

22 √

23 √ √

24

25 √

26 √ √

27 √

28 √

29 √

30 √

31 √

Page 58: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

45

45

LAMPIRAN 6

Hasil Pewarnaan Gram

Bakteri Gram positif (Staphylococcus sp.)

Bakteri Gram positif Streptococcus sp.

Page 59: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

46

46

Bakteri Gram-batang positif

Bakteri batang Gram-negatif

Page 60: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

47

47

LAMPIRAN 7

Biakan Bakteri pada Agar Darah

Biakan kuman pada Agar Darah terdapat hemolysis β (bening)

Terdapat biakan kuman kekuningan, dan terdapat beberapa zona bening

Page 61: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

48

48

Terdapat koloni kekuningan, dan beberapa koloni putih keabuan.

Page 62: IDENTIFIKASI POLA BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN … · 2017. 3. 1. · saluran pernapasan atas dengan bakteri Gram positif Streptococcus 28 (56%), Gram positif Staphylococcus

49

49

Lampiran 7

Riwayat Hidup Peneliti

Identitas

Nama : Lutfiana Ulfah Uswandi

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Lebak, 30 September 1995

Agama : Islam

Alamat Tetap : Jl. Sentral, Balong RT 03/RW 02, Kelurahan

Rangkas Bitung Timur, Kecamatan Rangkas

Bitung, Banten

Alamat Baru : Jl. Pisangan Barat No. 42 A Cirendeu,

Ciputat Timur, Tangerang Selatan

Email : [email protected]

No. Telepon : 085780541111

Riwayat Pendidikan

2001 – 2006 : SDN 3 Cibeber, Lebak Banten

2007 – 2009 : La-tansa Islamic Boarding School, Lebak, Banten

2010 – 2013 : La-tansa Islamic Boarding School, Lebak, Banten

2013 – Sekarang : Program Studi Keprofesian dan Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Syarif Hidayatullah

Jakarta