Upload
lexuyen
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IDENTIFIKASI BAKTERI KOLIFORM PADA AIR DEPOTAIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN PUUWATU
KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan PendidikanDiploma III Politeknik Kesehastan Kemenkes Kendari
Jurusan Analis Kesehatan
OLEH
LA ODE OFAR JAYATNONIM P00320013115
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN2016
ii
iii
iv
v
RIWAYAT HIDUP PENELITI
A. Identitas Diri
Nama : La Ode Ofar Jayatno.
NIM : P00320013115
Tempat, Tanggal Lahir : Sampuabalo, 1November 1995
Suku / Bangsa : Buton / Indonesia
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
B. Pendidikan
1. SD Negeri 1 Sampuabalo, tamat tahun 2007
2. SMP Negeri 1 Siotapina, tamat tahun 2010
3. SMA Negeri 6 Kendari, tamat tahun 2013
4. Sejak tahun 2013 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.
vi
MOTTO
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan
(kepadanya) (Q.S. An Najm ayat 39-40).
Jangan terlalu memikirkan masa lalu karena telah pergi dan selesai, dan
jangan terlalu memikirkan masa depan hingga dia datang sendiri. Karena
jika melakukan yang terbaik dihari ini maka hari esok akan lebih baik.
Karya Tulis Ini Kupersembahkan Kepada
Orangtuaku Tercinta
Saudara-Saudaraku Tercinta
Sahabat-Sahabatku Tersayang
Agama, Bangsa Dan Negara
Serta Almamaterku
vii
ABSTRAK
La Ode Ofar Jayatno NIM : POO320013115, Identifikasi Bakteri KoliformPada Air Depot Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Puuwatu Kota KendariSulawesi Tenggara. Pembimbing I Masrif Bahrun, Pembimbing II AnitaRosanty (xiii + 38 halaman + 7 tabel + 11 lampiran).Keberadaan depot airminum isi ulang terus meningkat sejalan dengan dinamika keperluan masyarakatterhadap air minum yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi.Air minum amanbagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan secara fisika, mikrobiologi, kimia,dan radioaktif.Parameter wajib penentuan kualitas air minum secara mikrobiologiadalah total bakteri koliform dan Escherichia coli. Semakin tinggi tingkatkontaminasi bakteri koliform, semakin tinggi pula risiko kehadiran bakteri-bakteripatogen lain yang biasa hidup dalam kotoran manusia dan hewan.Tujuan daripenelitian ini untuk mengetahui adanya bakteri koliform pada air depot air minumisi ulang di Kecamatan Puuwatu Kota Kendari.Variabel penelitian ini adalahbakteri koliform pada air depot air minum isi ulang yang terdapat di KecamatanPuuwatu Kota Kendari.Jenis penelitian yang digunakan adalah PenelitianDeskriptif. Penelitian ini di dilaksanakan pada tanggal 28 juni sampai 1 juli 2016di Kecamatan Puuwatu, pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium AnalisKesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari. Sampel yang digunakan dalampenelitian ini adalah Semua depot air minum isi ulang di Kecamatan PuuwatuKota Kendari dengan jumlah dua puluh depot. Pada penelitian ini tahnikpengambilan besar sampel yang digunakan yaitu total sampling. Hasil penelitianyang dilakukan menunjukan dari 20 sampel terdapat 12 atau (60%) sampelpositifterkontaminasi bakteri koliformdan 8 atau (40%) sampel negatif / tidakterkontaminasi bakteri koliform.Masyarakat harus lebih selektifdalam memilih airminum yang akan dikonsumsi agar terhindardari berbagai penyakit, bagi penelitiselanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian bakteri selain bakteri koliformpada air depot air minum isi ulang, sehinggga dapat ditemukannya bakteri lainyang dapat membahayakan konsumen dari air minum isi ulang tersebut.
Kata Kunci : Bakteri Koliform, Depot Air Minum Isi Ulang.Daftar Pustaka : 11 buah (1993 – 2013)
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan
judul “Identifikasi Bakteri Koliform Pada Air Depot Air Minum Isi Ulang di
Kecamatan Puuwatu Kota Kendari Sulawesi Tenggara”. Penelitian ini disusun
dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
program Diploma III (D III) pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Analis Kesehatan.
Proses penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang, dan
penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis juga menghanturkan rasa terimakasih
kepada bapak Masrif Bahrun, SKM, M.Kes selaku pembimbing I dan ibuAnita
Rosanty, SST, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
kesabaran dalam membimbing dan atas segala pengorbanan waktu dan pikiran
selama menyusun karya tulis ini. Ucapan terima kasih penulis juga tujukan
kepada:
1. Bapak Petrus, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.
2. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara
yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian
3. Camat Puuwatu yang telah memberi kemudahan dalam penelitian.
4. Ibu Ruth Mongan, B.Sc, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan.
5. Teristimewa dan tak terhingga penulis ucapkan terima kasih kepada
Orangtuaku tercinta, Ayahanda La Ode Milu dan Ibunda Wa Ode Jamila yang
selama ini telah banyak berkorban baik materi maupun non materi demi
kesuksesan penulis.
6. Kepada Bapak dan Ibu Dewan Penguji, ibu Ruth Mongan, B.Sc, S.Pd, M.Pd,
Bapak Muhaimin Saranani, S.Kep,Ns, M.Sc, dan Ibu Supiati, STP, MPH,
yang telah memberikan arahan perbaikan demi kesempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini.
ix
7. Bapak dan Ibu dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan
serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik
yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.
8. Saudara-saudaraku tersayang yang tidak ada henti-hentinya memberikan
dukungan kepada penulis sehingga sampai saat ini penulis dapat membuat
Karya Tulis Ilmiah.
9. Sahabat - sahabatku Mahasiswa D-III Analis Kesehatan, Asirudin, Lakarana,
Erwan, Malsin, Jefri, Anang, Linda, Dian, Nilu, Elvi, Mami, Kiki, Isti, Rani,
Arni PH, Eltin, Wafiq, Jumiati, Nurfia, Vina, Sumarni, Susi, Mirna, Rahmi,
Uci, Anna, Winda, Lilis, Sinar, Rosnani, Rita, Devi, Pute, Nuzul, May, Eltin,
Meli, Sindy, dan semua teman teman seperjuangan yang tidak dapat
disebutkan namanya, atas perhatiannya semoga kitatetap menjalin hubungan
serta menjaga silaturrokhim diantara kita semua, amin.
Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan
keterbatasan yang ada, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan dan masih terdapat kekeliruan dan kekurangan. Oleh karena
itu dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini.Akhir
kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
Kendari, Agustus 2016
Peneliti
ix
7. Bapak dan Ibu dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan
serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik
yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.
8. Saudara-saudaraku tersayang yang tidak ada henti-hentinya memberikan
dukungan kepada penulis sehingga sampai saat ini penulis dapat membuat
Karya Tulis Ilmiah.
9. Sahabat - sahabatku Mahasiswa D-III Analis Kesehatan, Asirudin, Lakarana,
Erwan, Malsin, Jefri, Anang, Linda, Dian, Nilu, Elvi, Mami, Kiki, Isti, Rani,
Arni PH, Eltin, Wafiq, Jumiati, Nurfia, Vina, Sumarni, Susi, Mirna, Rahmi,
Uci, Anna, Winda, Lilis, Sinar, Rosnani, Rita, Devi, Pute, Nuzul, May, Eltin,
Meli, Sindy, dan semua teman teman seperjuangan yang tidak dapat
disebutkan namanya, atas perhatiannya semoga kitatetap menjalin hubungan
serta menjaga silaturrokhim diantara kita semua, amin.
Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan
keterbatasan yang ada, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan dan masih terdapat kekeliruan dan kekurangan. Oleh karena
itu dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini.Akhir
kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
Kendari, Agustus 2016
Peneliti
ix
7. Bapak dan Ibu dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan
serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik
yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.
8. Saudara-saudaraku tersayang yang tidak ada henti-hentinya memberikan
dukungan kepada penulis sehingga sampai saat ini penulis dapat membuat
Karya Tulis Ilmiah.
9. Sahabat - sahabatku Mahasiswa D-III Analis Kesehatan, Asirudin, Lakarana,
Erwan, Malsin, Jefri, Anang, Linda, Dian, Nilu, Elvi, Mami, Kiki, Isti, Rani,
Arni PH, Eltin, Wafiq, Jumiati, Nurfia, Vina, Sumarni, Susi, Mirna, Rahmi,
Uci, Anna, Winda, Lilis, Sinar, Rosnani, Rita, Devi, Pute, Nuzul, May, Eltin,
Meli, Sindy, dan semua teman teman seperjuangan yang tidak dapat
disebutkan namanya, atas perhatiannya semoga kitatetap menjalin hubungan
serta menjaga silaturrokhim diantara kita semua, amin.
Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan
keterbatasan yang ada, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan dan masih terdapat kekeliruan dan kekurangan. Oleh karena
itu dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini.Akhir
kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
Kendari, Agustus 2016
Peneliti
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ........................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... .. iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
RIWAYAT HIDUP .................................................................................. ...... v
MOTTO ............. ............................................................................................. vi
ABSTRAK ..... ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ...... .............................................................................. viii
DAFTAR ISI........ ........................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ....................................................................................... 1B. Rumusan masalah ................................................................................... 3C. Tujuan penelitian .................................................................................... 3D. Manfaat penelitian ................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Air ................................................................ 5B. Tinjauan Umum Tentang Air Minum .................................................... 6C. Tinjauan Umum Tentang Depot Air Minum ......................................... 10D. Tinjauan Umum Tentang Bekteri .......................................................... 14E. Tinjauan Umum Tentang Bakteri Koliform .......................................... 15
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran...................................................................................... 20B. Kerangka Pikir ........................................................................................ 21C. Variabel Penelitian.................................................................................. 22D. Defenisi Operasional Dan Kriteria Objektif ........................................... 22
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 23B. Waktu Dan Tempat Penelitian................................................................ 23
xi
C. Populasi Dan Sampel Penelitian............................................................. 23D. Prosedur Pengumpulan Data .................................................................. 23E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 24F. Prosedur Kerja ........................................................................................ 25G. Jenis Data................................................................................................ 28H. Pengolahan Data ..................................................................................... 28I. Analisa Data............................................................................................ 28J. Penyajian Data ........................................................................................ 29K. Etika Penelitian....................................................................................... 29
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasill Penelitian...................................................................................... 30B. Pembahasan. ........................................................................................... 34
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 38B. Saran..................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Parameter Wajib............................................................................. 8
Tabel 2.2 Parameter Tambahan...................................................................... 9
Table 5.1 Fasilitas Umum Diwilayah Kecamatan Puuwatu Tahun 2016 .... 31
Table 5.2 Jumlah Penduduk Kecamatn Puuwatu Tahun 2016..................... 31
Table 5.3 Sebaran Depot Air Minum Isi Ulang Di Kelurahan Wilayah
Kecamatan Puuwatu..................................................................... 32
Tabel 5.4 Hasil Pemeriksaan Pada Uji Penduga Menggunakan Media
Pertumbuhan Laktosa Broth. ....................................................... 32
Tabel 5.5 Hasil Pemeriksaan Pada Uji Penegasan Menggunakan Media
Pertumbuhan Briliant Green Laktosa Broth. .............................. 33
Tabel 5.6 Jumlah Cemaran Koliform Pada Sampel Air Depo
Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Puuwatu............................. 33
.
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2 Surat Persetujuan Responden
Lampiran 3 Lembar Isian
Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Poltekkes KemenkesKendari
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian Dari Badan Penelitian Dan PengembanganProvinsi Sulawesi Tenggara
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Dari Camat Puuwatu
Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 8 Lembar Hasil Penelitian
Lampiran 9 Tabulasi Data
Lampiran 10 Master Tabel
Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan manusia yang paling penting. Kadar air
tubuh manusia mencapai 68% dan untuk tetap hidup kadar air dalam tubuh
harus dipertahankan. Kebutuhan air minum setiap orang bervariasi mulai dari
2,1 liter hingga 2,8 liter perhari, tergantung pada berat badan dan aktivitasnya.
Agar tetap sehat, air minum harus memenuhi persyaratan fisik, kimia maupun
bakteriologis (Suriawiria, 2003).
Ketersediaan air bersih semakin berkurang seiring dengan
perkembangan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang semakin
padat menyebabkan rendahnya kemampuan tanah untuk menyerap air karena
perubahan tata guna tanah yang tidak terkendali sebagai dampak kepadatan
penduduk. Untuk dapat memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat, menjadi
alasan tumbuhnya industrialisasi dalam penyediaan air minum dengan
dukungan kondisi geografi daerah yang mempunyai beberapa sumber air
pegunungan. Air minum dalam kemasan (AMDK) menjadi alternatif lain
sebagai sumber air minum, namun harga Air minum dalam kemasan (AMDK)
dari berbagai merek yang relatif mahal menyebabkan Air minum dalam
kemasan (AMDK) sebagian besar hanya dikonsumsi oleh masyarakat tingkat
ekonomi menengah keatas. Hal ini menyebabkan air menjadi benda ekonomi
yang mahal sehingga masyarakat mencari alternatif lain untuk mendapatkan air
yang layak minum, yaitu air minum dari depot dengan harga yang lebih murah.
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan
masyarakat. Air minum yang biasa diperoleh dari depot, harganya jauh lebih
murah, bisa sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek.
Tidak mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan
air minum isi ulang, menyebabkan depot air minum di berbagai kota di
Indonesia termasuk Kota kendari tumbuh dengan sangat pesat.
2
Keberadaan depot air minum isi ulang terus meningkat sejalan dengan
dinamika keperluan masyarakat terhadap air minum yang bermutu dan aman
untuk dikonsumsi. Meski lebih murah, tidak semua depot air minum isi ulang
terjamin keamanan produknya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Andrian G. Bambang Dkk tahun 2014 tentang analisis cemaran bakteri
coliform dan identifikasiescherichia coli pada air isi ulang dari depot di kota
manado, dari 9 (sembilan) sampel air minum isi ulang yang diuji Semua
sampel mengandung bakteri koliform. Sampel tersebut tidak memenuhi syarat
batas maksimal total bakteri koliform yang ditetapkan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 492/MENKES/Per/IV/2010 yaitu 0 /100 mL sampel, dan hasil
pengujian laboratorium yang dilakukan badan pengawasan obat dan makanan
(POM) atas kualitas depot air minum isi ulang di jakarta (kompas.2003)
menunjukan adanya cemaran mikroba dan logam berat pada sejumlah contoh.
Pengadaan air bersih untuk keperluan air minum, harus memenuhi
persyaratan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Air minum aman bagi
kesehatan apabila memenuhi persyaratan secara fisika, mikrobiologi, kimia,
dan radioaktif. Parameter wajib penentuan kualitas air minum secara
mikrobiologi adalah total bakteri koliform dan Escherichia coli. Penentuan
kualitas air secara mikrobiologi dilakukan dengan Most Probable Number
(MPN)Test. Jika di dalam 100 ml sampel air didapatkan sel bakteri koliform
memungkinkan terjadinya diare dan gangguan pencernaan lain.
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah
semakin tingginya tingkat pencemaran air, baik pencemaran yang berasal dari
air limbah rumah tangga maupun limbah industri, sehingga upaya-upaya baru
terus dilakukan untuk mendapatkan sumber air, khususnya untuk pemenuhan
akan air minum yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Dalam
pengelolaannya, air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri koliform.
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri koliform, semakin tinggi
pula risiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam
kotoran manusia dan hewan. Salah satu contoh bakteri patogen yang
3
kemungkinan terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri Escherichia coli, yaitu mikroba penyebab gejala
diare, demam, kram perut, dan muntah-muntah (Entjang, 2003).
Setelah dilakukan survei awal di daerah kecamatan puuwatu untuk
mengetahui jumlah depot air minum di daerah tersebut diperoleh jumlah depot
air minum isi ulang di kecamatan puuwatu sebanyak 20 depot.
Dari banyaknya usaha depot air minum di kecamatan puuwatu dan
adanya temuan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Andrian G.
Bambang dkk pada usaha yang serupa tahun 2014 dan badan pengawasan obat
dan makanan (POM) di jakarta tahun 2003 membuat peneliti tertarik untuk
mengetahui kualitas air minum isi ulang pada depot di kecamatan puuwatu
terhadap bakteri coliform yang menjadi masalah kesehatan jika terkonsumsi
oleh manusia.
Atas dasar itulah peneliti mengajukan usulan penelitian dengan judul
identifikasi bakteri koliform pada air depot air minum isi ulang di Kecamatan
Puuwatu Kota Kendari
.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah “apakah ada bakteri
koliform pada depot air minum isi ulang di Kecamatan Puuwatu Kota
Kendari?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui adanya bakteri koliform pada air depot air minum
isi ulang di Kecamatan Puuwatu Kota Kendari.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengamati adanya gas di tabung durham pada uji penduga
menggunakan media Lactose Broth (LB).
b. Untuk mengamati adanya gas di tabung durham pada uji penguat
mengguakan media Briliant Green Lactose Broth (BGLB).
4
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat untuk masyarakat
Memberikan informasi dan wawasan kesehatan kepada
masyarakat tentang higienitas minuman.
2. Manfaat untuk institusi
Sebagai bahan dan masukan dalam penyebaran ilmu pengetahuan
pada Program Studi Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari, dan
sebagai referensi pada penelitian selanjutnya.
3. Manfaat untuk peneliti lanjut
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi
penelitian lain untuk mengadakan penelitian lanjut tentang identifikasi
bakteri koliform pada air depot air minum isi ulang.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Air
1. Pengertian Air
Pengertian air adalah senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan
dari unsur hidrogen (H2) yang bersenyawa dengan unsur oksigen (O) dalam
hal ini membentuk senyawa H2O. Air merupakan senyawa kimia yang
sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi
kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang
utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini
terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri
(suriawiria,2003)
2. Kualitas Air
Peraturan Pemerintah No.20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas
air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya.
a. Golongan A yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
b. Golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
c. Golongan C yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan
dan peternakan.
d. Golongan D yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian,
usaha di perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
3. Pencemaran Air
Pencemaran air didefenisikan sebagai perubahan langsung atau tidak
langsung terhadap keadaan air yang berbahaya atau berpotensi
menyebabkan penyakit atau gangguan bagi kehidupan makhluk hidup.
Perubahan langsung dan tidak langsung ini dapat berupa perubahan fisik,
kimia, termal, biologi, atau radioaktif. Kualitas air merupakan salah satu
faktor dalam menentukan kesejahteraan manusia. Kehadiran bahan
pencemar di dalam air dalam jumlah tidak normal mengakibatkan air
dinyatakan sebagai terpolusi. Beberapa
6
indikator terhadap pencemaran air dapat diamati dengan melihat perubahan
keadaan air dari keadaan yang normal, diantaranya :
a. Adanya perubahan suhu air
b. Adanya perubahan tingkat keasaman, basa dan garam (salinitas) air.
c. Adanya perubahan warna, bau dan rasa pada air.
d. Terbentuknya endapan, koloid dari bahan terlarut.
e. Terdapat mikroorganisme di dalam air (Situmorang, 2007).
B. Tinjauan Umum Tentang Air Minum
1. Pengertian Air Minum
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MenKes/IV/2010, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010)
2. Sumber Air Minum
Pada prinsipnya semua air dapat diolah menjadi air minum
(Notoatmodjo, 2003) Sumber-sumber air dapat dibagi menjadi :
a. Air Hujan
Air hujan merupakan penyubliman awan/uap air menjadi air
murni. Walau pada saat prestipasi merupakan air yang paling bersih, air
tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer.
Pencemaran yang berlangsung di atmosfer dapat disebabkan oleh partikel
debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya karbon dioksida, nitrogen dan
amonia. Maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum
hendaklah pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat
hujan mulai turun, karena masih banyak mengandung kotoran.
b. Air Permukaan
Air permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai,
danau, telaga, waduk, rawa, terjun, dan sumur permukaan, sebagian besar
dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut
kemudian mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah maupun
7
lainnya. Pada umumnya air permukaan telah terkontaminasi dengan
berbagai zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan, sehingga memerlukan
pengolahan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh masyarakat.
c. Air Tanah
Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi
yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan
mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah
dialami air hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah,
membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan
dengan air permukaan. Secara praktis air tanah adalah air bebas polutan
karena berada di bawah permukaan tanah. Tetapi tidak menutup
kemungkinan bahwa air tanah dapat tercemar oleh zat-zat yang
mengganggu kesehatan.
d. Mata Air
Dari segi kualitas, mata air sangat baik bila dipakai sebagai air
baku, karena berasal dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah
akibat tekanan, sehingga belum terkontaminasi oleh zat-zat pencemar.
Biasanya lokasi mata air merupakan daerah terbuka, sehingga mudah
terkontaminasi oleh lingkungan sekitar.
3. Syarat Air Minum
Syarat-syarat air minum Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 492/MenKes/IV/2010 meliputi :
8
a. Parameter Wajib
No Jenis Parameter SatuanKadar maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter
yangberhubungan
langsung dengan
kesehatan.
a. Parameter
Mikrobiologi
1. E.Coli
Jumlah per
100 ml
sampel
0
2. Total Bakteri
Koliform
Jumlah per
100 ml
sampel
0
b. Kimia an-organik
1. Arsen mg/l 0,01
2. Fluorida mg/l 1,5
3. Total Kromium mg/l 0,05
4. Kadmium mg/l 0,003
5. Nitrit,(sebagai NO2-) mg/l 3
2.
Parameter yang tidak
langsung berhubungan
dengan kesehatan
a. Parameter fisik
1. Bau Tidak berbau
2. Warna TCU 15
9
b. Parameter Tambahan
No Jenis Parameter Satuan
Kadar maksimum
yang
diperbolehkan1. Kimiawi
a. Bahan Anorganik
1. AirRaksa mg/l 0,001
2. Antimon mg/l 0,02
3. Barium mg/l 0,7
4. Boron mg/l 0,5
5. Molybdenum mg/l 0,07
b. Bahan Organik
1. Zat
Organi(KMn04)mg/l 10
2. Deterjen mg/l 0,05
3. Carbon
tetrachloridemg/l 0,004
4. Dichloromethane mg/l 0,02
5. 1,2-Dichloroethane mg/l 0,05
3. Total zat padat
terlarut (TDS)mg/l 500
4. Kekeruhan NTU 5
5. Rasa Tidak berasa
6. Suhu DC suhu udara ±3
b. Parameter Kimiawi
1. Aluminium mg/l 0,2
2. Besi mg/l 0,3
3. Kesadahan mg/l 500
4. Khlorida mg/l 250
10
c. Pestisida
1. Alachlor mg/l 0,02
2. Aldicarb mg/l 0,01
3. Aldrin dan
dieldrinmg/l 0,00003
4. Atrazine mg/l 0,002
5. Carbofuran mg/l 0,007
d. Desinfektan dan hasil
sampingannya
desinfektan
1. Bromate mg/l 0,01
2. Chlorate mg/l 0,7
3. Chloform mg/l 0,3
2. Radioaktifitas
1. Gross alphaactivity
Bq/l 0,1
2. Gross beta activity Bq/l 1
Sumber : Permenkes RI 2010
C. Tinjauan Umum Tentang Depot Air Minum
1. Pengertian Depot Air Minum
Depot air minum adalah usaha industri yang melakukan proses
pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada
konsumen. Proses pengolahan air pada depot air minum pada prinsipnya
adalah filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi. Proses filtrasi dimaksudkan
selain untuk memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan
campuran yang berbentuk koloid termasuk mikroorganisme dari dalam air,
sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme yang
tidak tersaring pada proses sebelumnya (Athena, 2004).
2. Bahan Baku, Mesin Dan Peralatan Produksi
11
Keputusan Menperindag RI Nomor 651/MPP/Kep/l0/2004 tentang
Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya, urutan proses
produksi air minum di depot air minum adalah sebagai berikut :
a. Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan adalah air yang diambil dari
sumber yang terjamin kualitasnya, untuk itu beberapa hal yang harus
dilakukan untuk menjamin mutu air baku meliputi :
1) Sumber air baku harus terlindung dari cemaran kimia dan
mikrobiologi yang bersifat merusak/mengganggu kesehatan
2) Air baku diperiksa secara berkala terhadap pemeriksaan organoleptik
(bau, rasa, warna), fisika, kimia dan mikrobiologi.
Bahan wadah yang dapat digunakan/disediakan Depot Air Minum
harus memenuhi syarat bahan tara pangan (food grade), tidak bereaksi
terhadap bahan pencuci, desinfektan maupun terhadap produknya.
b. Mesin dan Peralatan Produksi
Mesin dan peralatan produksi yang digunakan dalam Depot Air
Minum terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
1) Bahan mesin dan peralatan Seluruh mesin dan peralatan yang kontak
langsung dengan air harus terbuat dari bahan tara pangan (food
grade), tahan korosi dan tidak bereaksi dengan bahan kimia.
2) Jenis mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan dalam proses
produksi di Depot Air Minum sekurang-kurangnya terdiri dari :
a) Bak atau tangki penampung air baku.
b) Unit pengolahan air (water treatment) terdiri dari :
1. Prefilter (saringan pasir = sand filter) fungsi prefilter adalah
menyaring partikel-partikel yang kasar, dengan bahan dari
pasir atau jenis lain yang efektif dengan fungsi yang sama.
2. Karbon filter fungsi karbon filter adalah sebagai penyerap
bau, rasa, warna, sisa khlor dan bahan organik.
12
3. Filter lain fungsi filter ini adalah sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 (sepuluh) micron, dimaksudkan
untuk memenuhi persyaratan tertentu.
4. Alat desinfektan (ozonisasi dan atau UV dengan panjang
gelombang 254 nm atau 2537 0A). fungsi desinfektan
adalah untuk membunuh kuman patogen.
3) Alat pengisian. Mesin dan alat untuk memasukkan air minum
kedalam wadah.
3. Proses Produksi Depot Air Minum
Keputusan Menperindag RI Nomor 651/MPP/Kep/l0/2004 tentang
Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya, urutan proses
produksi air minum di depot air minum adalah sebagai berikut :
a. Penampungan air baku dan syarat bak penampung
Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut dengan
menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung dalam bak atau tangki
penampung (reservoir). Bak penampung harus dibuat dari bahan tara
pangan (food grade), harus bebas dari bahan yang dapat mencemari air.
Tangki pengangkutan mempunyai persyaratan yang terdiri atas :
1) Khusus digunakan untuk air minum.
2) Mudah dibersihkan serta di desinfektan dan diberi pengaman.
3) Harus mempunyai manhole.
4) Pengisian dan pengeluaran air harus melalui kran.
5) Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku harus
diberi
6) penutup yang baik, disimpan dengan aman dan dilindungi dari
kemungkinan kontaminasi.
Tangki, galang, pompa dan sambungan harus terbuat dari bahan
tarapangan (food grade), tahan korosi dan bahan kimia yang dapat
mencemari air. Tangki pengangkutan harus dibersihkan, disanitasi dan
desinfeksi bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali.
13
b. Penyaringan Bertahap Terdiri Dari
1) Saringan berasal dari pasir atau saringan lain yang efektif dengan
fungsi yang sama. Fungsi saringan pasir adalah menyaring partikel-
partikel yang kasar. Bahan yang dipakai adalah butir-butir silica
(SiO2) minimal 80%.
2) Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau batok kelapa
berfungsi sebagai penyerap bau, rasa, warna, sisa khlor dan bahan
organik. Daya serap terhadap Iodine (I2) minimal 75%.
3) Saringan/Filter lainnya yang berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 (sepuluh) micron.
c. Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman patogen. Proses
desinfeksi dengan menggunakan ozon (O3) berlangsung dalam tangki
atau alat pencampur ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 0,1
ppm dan residu ozon sesaat setelah pengisian berkisar antara 0,06 - 0,1
ppm. Tindakan desinfeksi selain menggunakan ozon, dapat dilakukan
dengan cara penyinaran Ultra Violet (UV) dengan panjang gelombang
254 nm atau kekuatan 2537 0A dengan intensitas minimum 10.000 mw
detik per cm2.
1) Pembilasan, Pencucian dan Sterilisasi Wadah.
Wadah yang dapat digunakan adalah wadah yang terbuat dari
bahan tara pang an (food grade) dan bersih. Depot air minum wajib
memeriksa wadah yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang
dianggap tidak layak untuk digunakan sebagai tempat air minum.
Wadah yang akan diisi harus disanitasi dengan menggunakan ozon
(O3) atau air ozon (air yang mengandung ozon). Bilamana dilakukan
pencucian maka harus dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis
deterjen tara pangan (food grade) dan air bersih dengan suhu berkisar
60-850C, kemudian dibilas dengan air minum/air produk secukupnya
untuk menghilangkan sisa-sisa deterjen yang dipergunakan untuk
mencuci.
14
2) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan
mesin serta dilakukan dalam tempat pengisian yang hygienis.
3) Penutupan
Penutupan wadah dapat dilakukan dengan tutup yang dibawa
konsumen dan atau yang disediakan oleh Depot Air Minum.
D. Tinjauan Umum Tentang Bakteri
1. Pengertian Bakteri
Bakteri merupakan organisme uniseluler, prokariotik (nukleoid),
tidak berklorofil, saprofit atau parasit, pembelahan biner, termasuk
protista. Protista dibagi 2 macam yaitu prokaroyot (bakteri, alga biru
hijau), eukaryot (jamur, Ganggang, lumut, protozoa) (harti. 2012).
2. Struktur Bakteri
Struktur bakteri terdiri dari :
a. Inti/nukleus : badan inti tidak mempunyai dinding inti/membran inti,
didalamnya terdapat benang DNA yang panjangnya kira-kira 1 mm.
b. Sitoplasma : tidak mempunyai mitokondria atau berkloroplas, sehingga
enzim-enzim untuk transport elektron bekerja di memran sel.
c. Membran sitoplasma : terdiri dari fosfolipid dan protein, berfungsi
sebagai transport bahan makanan, tempat transport elektron, biosintesis
DNA, dan komotaktik.
d. Dinding sel : terdiri dari peptidoglikan, berfungsi untuk menjaga
tekanan osmotik, pembelahan sel, biosintesis, determinan, antigen
permukaan bakteri. Pada bakteri Gram-negatif, salah satu lapisan
dinding sel mempunyai aktivitas endotoksin yang tidak spesifik, yaitu
lipopolisakarida yang bersifat toksik.
e. Kapsul : disintesis dari polimer ekstra sel yang berkondensasi dan
menbentuk lapisan sel, sehingga bakteri lebih tahan terhadap efek
fagositosis. Flagel : bentuk seperti benang, yang terdiri dari protein
15
berukuran 12-30 nanometer. Flagel adalah alat pergerakan, protein
flagel disebut flagelin.
f. Pili/fimriae : berperan dalam adesi bakteri dengan sel tubuh hospes dan
konjugasi dua bakteri
g. Endospora : beberapa genus dapat membuat endospora. Bakteri-bakteri
ini mengadakan diferensiasi membentuk spora bila keadaan
lingkungannya menjadi jelek, misalnya bila medium disekitar
kekurangan nutrisi. Spora bersifat sangat resisten terhadap panas,
kekeringan dan zat kimiawi. Bila kondisi lingkungan telah baik, spora
dapat kembali melakukan germinasi dan memproduksi sel vegetatif
(irianto, 2012).
3. Bentuk Bakteri
Bentuk- bentuk bakteri ada 3 yaitu :
a. Bulat (cocus)
b. Batang (basil)
c. Spiral (lengkung atau koma)
Bakteri dapat membentuk kumpulan sel (susunan sel) yaitu:
a. Kokus: diplococus (dua-dua), tetrakokus (seperti rantai),
staphylococcus (bergerombol seperti buah anggur).
b. Batang : streptobasil, (berderet), diplobasil (dua-dua)
c. Bakteri umumnya monomorphic, karena faktor lingkungan (harti,
2012).
E. Tinjauan Umum Tentang Bakteri Koliform
1. Pengertian Bakteri Koliform
Bakteri koliform suatu grup bakteri yang digunakan sebagai
indikator adanya polusi kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik
terhadap air, makanan, susu, dan produk-produk susu. Adanya bakteri
koliform di dalam makanan dan minuman menunjukkan kemungkinan
adanya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik dan toksigenik
yang berbahaya bagi kesehatan (fardiaz, 1993). Ciri-ciri bakteri koliform
16
adalah merupakan gram negatif, mikroba tidak berspora, mampu
memfermentasi laktosa menjadi gas dan asam suhu 35-37 0C (sinta, 2010).
2. KlasifikasiBakteri Koliform
Bakteri koliform dapat dibedakan atas dua grup yaitu koliform fekal
misalnya Escherichia coli dan koliform non fekal misalnya enterobacter
aerogenes. E coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan
mamupun manusia, sedangkan E aerogenes biasanya ditemukan pada
hewan atau tanaman-tanaman yang telah mati. ( fardiaz, 1993 )
a. Coliform fekal,misalnya Escherichia coli,
Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang
pendek yang memiliki panjang sekitar 2 μm, diameter 0,7 μm, lebar 0,4-
0,7μm dan bersifat anaerob fakultatif. E. coli membentuk koloni yang
bundar, cembung,dan halus dengan tepi yang nyata (Jawetz et
al.201)Klasifikasi :
a. Diviso : schyzophyta
b. Class : schyzomycetes (bakteri)
c. Ordo : eubacteriales
d. Familia : Enterobacteriaceae
e. Genus : Escherichia
f. Species : Escherichia coli
Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong
koliform dan hidup secara normal di dalam kotoran manusia maupun
hewan, oleh karena itu disebut juga koliformfekal. E. Coli adalah grup
koliform yang mempunyai sifat dapat menfermentasi lactose dan
memproduksi asam dan gas pada suhu 370C dalam waktu 24 - 48 jam.
b. Koliform non- fekal, misalnya enterobacteraerogenes
Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran
hewan atau manusia, sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya
ditemukan pada tanam-tanaman yang mati, jadi, adanya Escherichia coli
dalam air minum menunjukkan bahwa air minum itu pernah
terkontaminasi feses manusia dan mungkin dapat mengandung patogen
17
usus. Oleh karena itu, standar air minum mensyaratkan Escherichia coli
harus nol dalam 100 ml (Koes Irianto, 2013).
3. Mikroorganisme Pada Minuman
Escherichia coli yang tergolong kelompok koliform merupakan
bakteri indikator pencemar air, minuman dan makanan (Pelczar dan Chan,
1988) walaupun Escherichia coli adalah mikroorganisme normal
usu/saluran pencernaan namun dapat menyebabkan inveksi pada saluran
kemih dan diare (jawetz, 1991).
4. Pemeriksaan Bakteri/Mikroorganisme Pada air Minum
Uji mikrobiologis terhadap minuman dapat berupa uji kuantitatif
bakteri untuk menentukan mutu dan daya tahan suatu makanan/minuman,
dan uji kulitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat sanitasi
makanan/minuman. Uji kualitatif bakteri koliform tidak harus selalu
dilakukan secara lengkap, tergantung dari barbagai faktor misalnya waktu,
mutuh contoh yang di uji, biaya, tujuan analisis (Fardiaz, 1993).
Menurut Pelczar dan Chan (1998), uji bakteri koliform secara lengkap
terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga, uji penguat. Dan uji pelengkap.
a. Uji Penduga (Presumtive Test)
Uji penduga bakteri koliform di dalam contoh/sampel digunakan
Metode Most Probable Number (MPN) atau jumlah perkiraan terdekat
(JPT). Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan
pertumbuhan koliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah
koliform dalam sampel yang diuji. Jumlah koliform bukan perhitungan
yang tepat namun angka yang mendekati jumlah yang sebenarnya (Lay,
1994).
Deretan tabung (tabung ganda) pada uji penduga dimaksud berisi
tabung durham terbalik untuk menangkap gas yang terbentuk pada
pertumbuhan koliform dalam media Lactose Broth (Kaldu Laktose).
Media pembenihan ini diinkubasikan di inkubator selama 24-48 jam pada
suhu 35-37 0C (Fardiaz, 1993).
18
Setiap tabung yang menghasilkan asam dan gas pada masa
inkubasi diduga mengandung bakteri koliform. Uji dinyatakan positif jika
terbentuk asam dan gas dalam tabung durham. Tabung yang dinyatakan
positif diuji lebih lanjut dengan uji penguat (Lay, 1994)
b. Uji Penguat (Confirmed Test)
Tes ini dimaksudkan untuk menegaskan hasil positif dari uji
penduga. Uji penguat bakteri koliform dapat menggunakan Medium Endo
Agar, Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) atau Briliant Green Lactose
Bile Broth (BGLB) 2%.Media ini dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Gram positif dan menggiatkan pertumbuhan bakteri coliform
(Fardiaz, 1993). Terbentuknya gas di dalam lactose broth tidak selalu
menunjukan jumlah bakteri koliform karena mikroba lainnya juga ada
yang dapat memfermentasi laktosa dengan membentuk gas misalnya
bakteri asam laktat oleh karena itu perlu dilakukan uji penguat (Koes
irianto, 2013) uji penguat dilakukan dengan cara mengambil kultur pada
tabung lactose broth positif memakai jarum ose steril lalu diinokulasikan
pada media pembenihan, selanjutnya diinkubasikan pada suhu 370C
selama 24-48 jam. Pada pengamtan dengan medium endo agar terlihat
koloni berwarna merah, tetapi jika menggunakan medium EMB Agar,
koloni tipikal/atipikal dan jika menggunakan medium BGLB 2%
pembentukan gas dalam tabung durham (fardiaz, 1993). Uji positif pada
medium BGLB 2% disesuaikan dengan tabel MPN untuk menentukan
jumlah koliform dalam sampel penelitian.
c. Uji Pelengkap (Completed Test)
Uji pelengkap dilakukan dengan menggunakan medium yang
menunjukkan hasil positif pada uji penguat. 1 ose suspensi pada medium
BGLB 2% diinokulasikan pada cawan petri berisi medium EMB Agar
dengan cara goresan kuadran. Selanjutnya diinkubasikan pada inkubator
pada suhu 370C selama 24 jam – 48 jam, kemudian pertumbuhan koloni
di amati (fardiaz, 1993).
19
Warna hijau metalik menunjukkan koloni coliform fecal, warna
merah muda menunjukkan koloni coliform non fecal (fardiaz, 1993).
Hasil pertumbuhan koloni pada medium EMB Agar di ambil satu ose
mewakili koliform fecal dan non fecal untuk dilakukan pewarnaan gram
(fardiaz, 1993).
20
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Depot air minum isi ulang adalah usaha industri yang melakukan proses
pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada
konsumen. air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.
Untuk mengetahui adanya bakteri koliform dilakukan uji kuantitatif
menggunakan metodemost probable number (MPN) dengan media lactose
broth (LB) dan tabung durham. Tabung yang diduga mengandung bakteri
koliform menghasilkan gas oleh karena itu bakteri koliform memfermentasikan
laktosa menghasilkan gas das asam. Selanjutnya dilakukan uji penguat pada
media briliant green lactose bile broth (BGLB) 2%.
Prinsip penentuan angka bakteri koliform adalah adanya pertumbuhan
bakteri koliform yang ditandai dengan terbentuknya gas pada tabung Durham,
setelah diinkubasikan pada media briliant green lactose bile broth (BGLB) 2%
Depor air minum di daerah puuwatu berjumlah 20 depot, peran ke dua
puluh depot tersebut dalam memberikan air minum bagi warga puuwatu
sangatlah besar, untuk itu di perlukan pengidentifikasian bakteri koliform pada
air minum isi ulang depot tersebut.
21
B. Kerangka Pikir
Depot Air MinumIsi Ulang
Sampel(air minum)
Uji pendugaLactose Broth
(Diinkubasi Selama 24-48 jampada suhu 350C-370C)
Tidak ada gaspada tabung durham
(negatif)
Ada gasPada tabung durham
(positif)
Diinokulasi
Uji penguatBriliant Green Lactose Broth (BGLB)
(Diinkubasi Selama 24-48 jam pada suhu35-37 0C)
Tidak ada gaspada tabung durham
(negatif)
Ada gasPada tabung durham
(positif koliform)
Diinokulasi
22
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah bakteri koliform pada depot air
minum isi ulang yang terdapat di Kecamatan Puuwatu Kota Kendari.
D. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif
Definisi Operasional
d. Depot air minum isi ulang adalah usaha industri yang melakukan proses
pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada
konsumen
h. Bakterikoliform adalah bakteri yang mempunyai ciri khas gram negatif,
mikroba tidak berspora, mampu memfermentasi laktosa menjadi gas dan
asam pada suhu 35-37 0C selama 24-48 jam. kriteria objektif :
1) Positif bakteri koliform apabila dalam tabung durham terbentuk gas.
2) Negatif bakteri koliform jika tidak terdapat bakteri koliform.
i. Uji penduga (presumtif test) adalah uji deretan tabung yang menyuburkan
pertumbuhan koliform untuk mendugah jumlah koliformdalam sampel
yang di uji menggunakan media laktosa roth (LB).kriteria objektif :
1. Positif bakteri koliform apabila dalam tabung durham terbentuk gas.
2. Negative bakteri koliform apabila dalam tabung durham tidak terbentuk
gas.
j. Uji penguat (confirmed test) adalah uji untuk menegaskan hasil positif dari
uji penduga menggunakan media brilliant green laktosa broth. kriteria
objektif :
1. Positif bakteri koliform apabila dalam tabung durham terbentuk gas.
2. Negative bakteri koliform apabila dalam tabung durham tidak terbentuk
gas.
23
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Deskriptif, yaitu
salah satu penelitian dengan menggambarkan serta menginterprestasi suatu
objek sesuai dengan kenyataan atau tidak melakukan manipulasi variabel dan
juga selalu mengutamakan fakta (Ridwan 2012).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini di dilaksanakan pada tanggal 28 juni sampai 1 juli 2016 di
Kecamatan Puuwatu, pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Analis
Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi total.
Sehingga populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh depot air minum isi
ulang di Kecamatan Puuwatu Kota Kendari yang berjumlah dua puluh
depot.
2. Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Semua depot air
minum isi ulang di Kecamatan Puuwatu Kota Kendari dengan jumlah dua
puluh depot (20). Pada penelitian ini teknik pengambilan besar sampel yang
digunakan yaitu total sampling (semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel).
D. Prosedur Pengumpulan data
Pengumpulan data berdasarkan observasi lapangan dengan mengambil
contoh sampel air munum isi ulang sebanyak 100 ml pada dua puluh depot
24
yang ada di Kecamatan Puuwatu dan analisis sampel air minum isi ulang di
Laboratorium Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari.
E. Instrumen penelitian
1. Alat yang di gunakan dalam pengambilan sampel
a. Lembar observasi
b. Kertas label
c. Botol steril
d. Alat tulis
Pengambilan sampel
Menyiapkan wadah yang steril (botol aqua) dimasukan sampel air minum
isi ulang sebanyak 100 ml kedalam wadah tersebut beri label, kemudian
dibawah kelaboratorium untuk di analisis.
2. Alat penelitian pemeriksaan laboraorium
a. Autoclave
b. Batang Pengaduk
c. Erlenmeyer 500 mL
d. Gelas Kimia 250 mL
e. Gelas Ukur 100 mL
f. Inkubator
g. Karet Penghisap
h. Lampu Spiritus
i. Oven
j. Pipet Tetes
k. Pipet Ukur 10 mL, 0,1 mL, 1 mL
l. Rak Tabung
m. Stirrer Magnet
n. Tabung Durham
o. Tabung Reaksi
p. Timbangan Digital
3. Bahan Penelitian
25
a. Aquadest
b. Kapas
c. Media Lactose Broth (LB), komposisi :
1) Lab- Lemco Powder 3,0 gram
2) Peptone 5,0 gram
3) Lactose 5,0 gram
d. Media Briliant Green Lactose Bile Broth (BGLB), komposisi :
1) Peptone 10,0 gram
2) Oxgall 20,0 gram
3) Lactose 10,0 gram
4) Brilliant green 0,0133 gram
e. pH Universal
f. Sampel air minum isi ulang
F. Prosedur Kerja
a. Persiapan alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini dicuci bersih dan
dikeringkan kemudian dibungkus dengan kertas.
b. Pembuatan Media Pengujian
1) Media Lactose Broth (LB)
Pada uji Most Probable Number (MPN) ada dua bentuk media
lactose broth (LB) yang disiapkan yaitu media lactose broth (LB) single
strength dan media lactose broth (LB) double strength. Media lactose
broth (LB) singel strength di buat dengan menimbang 13 gram bahan
lactose broth (LB) dan dilarutkan dengan 1000 ml aquades dalam labu
erlenmeyer lalu dipanaskan pada hotplate sampai homogen
menggunakan stirrer magnet. Media Lactose Broth (LB) double
strength dibuat dengan menimbang dua kali lipat bahan Lactose Broth
(LB) (2 X 13 gram) dan dilarutkan dengan 1000 ml aquades dalam labu
erlenmeyer lalu dipanaskan pada hotplate hingga homogen
menggunakan stirrer magnet. Setelah media dingin dituang ke dalam
tabung reaksi yang telah diisi dengan tabung durham secara terbalik,
26
masing-masing sebanyak 10 ml, diletakan pada rak tabung lalu ditutup
dengan kapas/aluminium foil. Selanjutnya di sterilkan dalam autoclaf
pada suhu 121 0C dan tekanan 1 atmosfir selama 15 menit.
2) Media Briliant Green Lactose Bile Broth (BGLB)
Pembuatan media dilakukan dengan cara mengambil sebanyak
40 gram bahan Briliant Green Lactose Bile Broth (BGLB) 2%
dilarutkan dalam 1000 ml aquades pada labu erlenmeyer. Media
dipanaskan pada hotplate hingga homogen menggunakan stirrer
magnet. Setelah dingin dituang pada tabung reaksi yang telah diisi
tabung durham secara terbalik sebanyak 10 ml. Selanjutnya
ditempatkan pada rak tabung, ditutup dengan kapas/aluminium foil lalu
disterilkan dalam autoclaf dengan suhu 121 0C dan tekanan 1 atmosfir
selama 15 menit.
c. Sterilisasi
Alat-alat dan media yang digunakan dalam penelitian terlebih
dahulu di sterilkan dalam autoclaf pada suhu 121 0C dan tekanan 1 atmosfir
selama 15 menit hal ini dimaksudkan agar mikroorganisme lain tidak
mengganggu dalam penelitian
d. Pengambilan sampel
Menyiapkan wadah yang steril (botol kaca) dimasukan sampel air
minum isi ulang (air galon) pada depot air minum isi ulang di Kecamatan
Puuwatu sebanyak 100 ml kedalam wadah yang steril (botol kaca)diberi
label, kemudian dibawah kelaboratorium untuk di analisis.
e. Pemeriksaan atau pengujian sampel
1) Uji penduga
Uji penduga koliform dimaksudkan menghitung jumlah bakteri
koliform dalam sampel cair, menggunakan metode Most Probable
Number (MPN) tujuh tabung dengan ragam 5.1.1 dapat dilihat pada
tabel berikut :
27
Jumlah tabung &tabung durham
Volume mediapertabung
Volume sampelpertabung
5 10 ml(kosentrasi ganda)
10 ml
1 10 ml(kosentrasi biasa)
1,0 ml
1 10 ml(kosentrasi biasa
0,1 ml
Sumber : Fardiaz, 1993
Cara pengujian adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan 5 tabung berisi 10 ml media laktose broth (LB) double
strength di beri kode DS, kemudian 1 tabung berisi 10 ml laktose
broth (LB) single strength diberi kode SS1 dan 1 tabung berisi 10
ml media laktose broth (LB) single strength diberi kode SS2.
Disimpan pada rak tabung secara berderetan.
b. Sampel air minum isi ulang dipipet dimasukan ke dalam tabung
kode DS masing-masing 10 ml, tabung kode SS1 sebanyak 1,0 ml
dan tabung kode SS2 sebanyak 0,1 ml.
c. Tabung di kocok agar sampel menyebar rata ke seluruh bagian
medium, kemudian diinkubasi pada inkubator dengan suhu 37 0C
selama 24-48 jam.
d. Mengamati timbulnya gas pada setiap tabung durham. Setiap
tabung yang mengalami kekeruhan dan menghasilkan gas dalam
tabung durham dinyatakkan positif bakteri koliform(fardiaz, 1993)
2) Uji penguat
Uji penguat di maksudkan untuk menegaskan adanya bakteri
koliform yang diduga ada pada pengujian dengan media laktose broth
(LB) positif. Uji penguat menggunakan media Briliant Green Lactose
Bile Broth (BGLB) 2% dengan menggunakan metode Most Probable
Number (MPN) tujuh tabung dengan ragam 5.1.1
Cara pengujian adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan 7 tabung berisi media Briliant Green Lactose Bile
Broth (BGLB) 2% masing-masing sebanyak 10 ml.
28
b. Sejumlah tabung positif pada media laktose broth (LB) diambil 1-2
ose dari setiap tabung dan diinokulasikan pada media Briliant
Green Lactose Bile Broth (BGLB) 2%.
c. Semua tabung diinkubasikan pada inkubator dengan suhu 37 0C
selama 24-48 jam.
d. Pengamatan dilakukan pada setiap tabung Briliant Green Lactose
Bile Broth (BGLB) 2%. Tabung yang menghasilkan gas pada
tabung durham dinyatakan positif. Tabung positif dihitung dan di
rujuk/disesuaikan dengan tabel MPN 7 tabung.
G. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Data primer
Diperoleh dari hasil pemeriksaan bakteri koliform
b. Data sekunder
Diperoleh dari kecamatan puuwatu berupa gambaran umum lokasi
penelitian
H. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengelohan data yang melalui
beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Pemberian kode (coding) memberikan kode pada setiap data yang ada
dengan maksud memudahkan dalam analisa data.
b. Seleksi data (editing) untuk memeriksa data yang telah terkumpul.
c. Pemberian skor (scoring) memberi nilai pada data yang telah dikumpulkan.
d. Pengelompokan data (tabulating) menyusun dalam bentuk table distribusi
frekuensi setelah dilalukan penghitungan data secara manual.
I. Analisis Data
Data yang telah terkumpul diolah kemudian dianalisa dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
29
=Keterangan :
f = frekuensi variabel yang diamati
n = jumlah sampel penelitian
k = kostanta (100%)
x = persentase hasil (Budiarto, 2002)
J. Penyajian Data
Data disajikan secara deskriptif dalam bentuk narasi, tabel disertai
dengan penjelasan.
K. Etika Penelitian
Adapun etika penelitian yaitu :
1. Ananomiti (Tanpa Nama)
Dilakukan dengan cara tidak memberikan nama responden pada
lembar alat ukur, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.
2. Informed consent
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti
jika bila subjek menolak, maka peneliti tidak memaksa dan tetap
menghormati hak-hak subyek.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Confidentialityyaitu menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik
informasi maupun masalah-masalah lainnya. Informasi yang dikumpulkan
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang
akan dilaporkan pada hasil penelitian.
30
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis
Wilayah Kecamatan Puuwatu dengan ibu kota Kecamatan
berkedudukan di Kelurahan Puuwatu secara geografis terletak di bagian
Selatan Garis Khatulistiwa berada di antara 3o
57`54` Lintang Utara 3o
59`23` Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara 122o
27`06` Bujur Barat 122o
30`41` Bujur Timur. Dengan luas wilayah 42,71
KM2 yang secara geografis memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Soropia Kabupaten
Konawe.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Mandonga.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kadia dan Kecamatan
Wua-Wua.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sampara Kabupaten
Konawe dan Kecamatan Baruga.
Kecamatan Puuwatu secara administrasi memiliki 6 kelurahan
yaitu Kelurahan Puuwatu, Kelurahan Watulondo, Kelurahan Punggolaka,
Kelurahan Tobuuha, Kelurahan Abeli Dalam, Kelurahan Lalodati
b. Fasilitas Umumdi Kecamatan Puuwatu
Adapun fasilitas umum yang ada di Kecamatan Puuwatu adalah
sebagai berikut :
31
Table 5.1 Sarana Dan Prasarana Umum Diwilayah Kecamatan
Puuwatu Tahun 2016.
(Sumber : Kantor Kecamatan Puuwatu tahun 2016)
c. Jumlah Penduduk
Adapun jumlah penduduk Kecamatan Puuwatu Tahun 2016adalah
sabagai berikut :
Tabel 5.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Puuwatu Tahun 2016
(Sumber : Kantor Kecamatan Puuwatu tahun 2016)
d. Sebaran Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Puuwatu.
Depot air minum isi ulang di Kecamtan Puuwatu tersebar diseluruh
Kelurahan wilayah Kecamtan Puuwatu yang secara jelas disajikan pada
table berikut :
No Fasilitas Umum Jumlah
1 Puskesmas 1 Unit
2 Mesjid 47 Unit
3 Gereja 2 Unit
4 Terminal 1 Unit
5 SMA 2 Unit
6 SMP 3 Unit
7 SD 11 Unit
No Jenis Kelamin n %
1 Laki-Laki 12.059 50.11
2 Perempuan 12.003 49.88
3 Total 24.062 100
32
Table 5.3 Sebaran Depot Air Minum Isi Ulang di Kelurahan Wilayah
Kecamtan Puuwatu
No Kelurahan Jumlah Depot Air Minum Isi Ulang
1 Puuwatu 5 Depot
2 Abeli Dalam 3 Depo3 Watulondo 6 Depot4 Punggolaka 2 Depot5 Tobuha 2 Depot6 Lalodati 2 Depot
Total 20 Depot(Sumber : Data Primer 2016)
2. Variabel Penelitian
a. Uji Penduga Menggunakan Media Laktosa Broth Pada Sampel Air
Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Puuwatu.
Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan di Laboratorium
Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari dapat diperoleh hasil
sebagai berikut
Tabel 5.4 Hasil Pemeriksaan Bakteri Koliform Pada Uji Penduga GasYang Terbentuk Mengunakan Media Pertumbuhan LactoseBroth
No Hasil Pengamatan Bakteri KoliformUji Penduga Menggunakan Media Laktosa Broth n %
1 Positif 20 1002 Negatif 0 0
Total 20 100(Sumber : Data Primer 2016)
Table 5.4 menunjukan bahwa dari 20 sampel air depot air minum
isi ulang yang deperiksa dengan uji penduga menggunakan media
pertumbuhan laktosa broth memberikan hasil semua depot air minum isi
ulang positif bakteri koliform. Sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh air
depot air minum isi ulangg yang diperiksa patut diduga mengandung
cemaran bekteri koliform.
33
b. Uji penguat menggunakan media brilliant green laktosa broth
Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan di Laboratorium
Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari dapat diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel 5.5 Hasil Pemeriksaan Bakteri Koliform Pada Uji PenguatGasYang Terbentuk Mengunakan Media SelektifBriliant GreenLactose Broth (BGLB)
NoHasil Pengamatan Bakteri Koliform
Uji Penguat Menggunakan Media Brilliant GreenLaktosa Broth
n %
1 Positif 12 602 Negatif 8 40
Total 20 100(Sumber : Data Primer 2016)
Tabel 5.5 di atas hasil menunjukan dari 20 sampel pemeriksaan uji
peguat menggunakan media selektifBriliant Green Lactose Broth (BGLB),
12 sampel (60%) positif bakteri koliform,8 sampel (40%) negatif bakteri
koliform.
Sampel positif pada uji penguat disesuaikan dengan tabel MPN
untuk menentukan jumlah koliform pada sampel air depot air minum isi
ulang dapat dilihat tabel berikut ini :
Tabel 5.6 Jumlah CemaranKoliform Pada Sampel Air Depot Air
Minum Isi Ulang di Kecamatan Puuwatu
No KodeSampel
Hasil IndeksMPN / 100 ml
Indeks MPN /100 ml
Permenkes 2010Kesimpulan Hasil
1 1A 0 0 / 100 mlTidak melewati batascemaran Koliform (-)
2 2A 5 0 / 100 mlMelewati batas
cemaran Koliform (+)
3 3A 10 0 / 100 mlMelewati batas
cemaran Koliform (+)
4 4A 0 0 / 100 mlTidak melewati batascemaran Koliform (-)
5 5A 2 0 / 100 mlMelewati batas
cemaran Koliform (+)
6 6A 4 0 / 100 mlMelewati batas
cemaran Koliform (+)
7 7A 7 0 / 100 mlMelewati batas
cemaran Koliform (+)
34
8 8A 0 0 / 100 mlTidak melewati batascemaran Koliform (-)
9 9A 0 0 / 100 mlTidak melewati batascemaran Koliform (-)
10 10A 16 0 / 100 mlMelewati batas
cemaran Koliform (+)
11 11A 0 0 / 100 mlTidak melewati batascemaran Koliform (-)
12 12A 4 0 / 100 mlMelewati batas
cemaran Koliform (+)
13 13A 5 0 / 100 mlMelewati batas
cemaran Koliform (+)
14 14A 0 0 / 100 mlTidak melewati batascemaran Koliform (-)
15 15A 4 0 / 100 mlMelewati batas
cemaran Koliform (+)
16 16A 12 0 / 100 mlMelewati batas
cemaran Koliform (+)
17 17A 0 0 / 100 mlTidak melewati batascemaran Koliform (-)
18 18A 12 0 / 100 mlMelewati batas
cemaran Koliform (+)
19 19A 0 0 / 100 mlTidak melewati batascemaran Koliform (-)
20 20A 9 0 / 100 mlMelewati batas
cemaran Koliform (+)(Sumber : Data Primer 2016)
Tabel 5.6 jumlah cemaran koliform pada sampel air depot air
minum isi ulang di Kecamatan Puuwatu menunjukan bahwa dari 20
sampel yang diperiksa, 12 sampel melewati jumlah batas cemaran atau
kadar maksimum yang diperbolehkan, 8 sampel tidak melewati jumlah
batas cemaranatau kadar maksimum yang diperbolehkan.
B. Pembahasan
1. Uji Penduga Menggunakan Media Laktosa Broth
Hasil penelitian tabel 5.4 uji penduga menunjukan bahwa semua sampel
dengan pemeriksaan pada uji penduga menggunakan media pertumbuhan
laktosa broth memberikan hasil positif bakteri koliform. Hasil positif yaitu
adanya gas didalam durham pada uji penduga dapat diduga bahwa air sampel
tersebut mengandung koliform.
35
Media laktosa broth digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
kehadiran bakteri koliform (bakteri gram negatif) berdasarkan terbentuknya
asam dan gas yang disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan
koli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa broth dan
gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung durham berupa gelembung
udara.
Terbentuknya gas didalam tabung durham pada media laktosa broth
tidak selalu menunjukan jumlah bakteri koliform karena mikroba lainnya juga
ada yang dapat memfermentasi laktosa broth dengan membentuk gas misalnya
bakteri asam laktat oleh karena itu perlu dilakukan uji penguat (Irianto k.
2013). Merujuk pada pendapat tersebut maka untuk memastikan ada tidaknya
kehadiran / kontaminasi bakteri koliform pada semua sampel perlu dilakukan
uji penguat menggunakan media brilliant green laktosa broth.
2. Uji Penguat Menggunakan Media Brilliant Green Laktosa Broth
Hasil penelitian menunjukan table 5.5 sampel air minum isi ulang yang
diperiksa ditemukan positif bakteri koliform12 sampel atau 60%, tidak
ditemukan bakteri koliform8 sampel atau 40%.Tabel 5.6 jumlah cemaran
koliform pada sampel air depot air minum isi ulang di Kecamatan Puuwatu
menunjukan dari 20 sampel yang diperiksa, 12 sampel melewati jumlah batas
cemaran atau kadar maksimum yang diperbolehkan, 8 sampel tidak melewati
jumlah batas cemaranatau kadar maksimum yang diperbolehkan. Tingginya
persentase dan jumlah cemaran depot air minum isi ulang yang terkontaminasi
bakteri koliform memberikan gambaran rendahnhya kualitas air minum yang
bersumber dari depot air minum isi ulang. Munculnya bakteri disebabkan
rendahnya kulitas sumber air atau kurang higienis dalam pembuatan dan
pengolahannya (taniawati, 2001). Menurut Irianto k (2013), menyatakan
bahwa gelebung gas yang ditemukan pada uji penduga bukan hanya di hasilkan
oleh bakteri koliform tetapi bakteri asam laktat yang dapat juga memfermentasi
laktosa, jadi 8 sampel yang diperiksa pada uji penduga yang positif bakteri
36
koliform tidak disebabkan oleh fermentasi bakteri koliform tetapi bakteri lain
yaitu bakteri asam laktat.
Keberadaan bakteri koliform dalam air sangat mempengaruhi baik
buruknya kualitas air minum. Oleh karena itu tidak adanya bakteri koliform
dalam sampel maka sampel tersebut layak untuk dikonsumsi. Keberadaan
bakteri koliform dalam air minum dapat membahayakan kesehatan dan
menyebabkan penyakit seperti tifus, diare, disentri dan kolera sehingga air
minum tersebut tidak aman untuk dikonsumsi (Pracoyo, 20006). Kualitas air
minum yang baik menurut peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia (
Permenkes. RI ) Nomor 492/MENKES/PER/IX/2010 yang meliputi berbagai
persyaratan termasuk persyaratan mikrobiologis, yaitu sala satunya tidak ada
koliform sebagai indikator pencemaran pada setiap 100 ml sampel air yang
dinyatakan dengan 0 colonyforming units (cfu)/100 ml (Permenkes RI, 2010)
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas produk air minum
yang dihasilkan adalah air baku, kebersihan operator, penanganan terhadap
wadah pembeli, dan kondisi depot. Semua depot air minum yang menjadi
sampel menggunakan air baku yang berasal dari sumur bor dan 12 dari 20
depot menunjukkan hasil positif yang berarti air baku yang digunakan
berkualitas buruk. Selain air baku, faktor lainnya yang dapat mempengaruhi
kualitas air minum adalah kebersihan dari operator yang menangani dan
melakukan pengisian terhadap wadah yang dibawa oleh konsumen. Hanya
beberapa depot yang memiliki operator yang sadar akan kebersihan baik itu
lingkungan dan proses kerjanya maupun kebersihan diri mereka sendiri. Salah
satu bentuk menjaga kebersihan diri sendiri adalah dengan mencuci tangan
sebelum menangani wadah yang dibawa konsumen, gunanya adalah untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya kontaminasi (suriaman, 2008).
Penanganan terhadap wadah yang dibawa konsumen juga berperan
penting dalam mempengaruhi kualitas air. Sekalipun kualitas air yang
dihasilkan bagus namun penanganan terhadap wadah tidak diperhatikan, akan
37
dapat mengurangi kualitas air karena dapat terjadi kontaminasi dari luar proses
produksi. Penanganan yang baik dilakukan dengan pencucian menggunakan
berbagai jenis deterjen khusus yang kita sebut dengan tara pangan (foodgrade)
dan air bersih dengan suhu berkisar 60-85°C, lalu dibilas dengan air produk
secukupnya utntuk menghilangkan sisa deterjen yang digunakan untuk
mencuci (Menperindag RI, 2004).
Semua depot yang menjadi sampel di Kecamatan Puuwatu tidak
melakukan penanganan terhadap wadah yang dibawa pembeli sesuai dengan
peraturan tersebut. Cara yang umum diguakan kebanyakan depot sekarang
adalah menyikat dan membilas dengan air produk setelah itu langsung diisi. 8
sampel negative bakteri koliform hal ini disebabkan karena air baku yang
digunakan masih baik dalam arti belum tercemar serta proses sterilisasi yang
digunakan sudah memenuhi standar.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andrian
G. Bambang dkk tahun 2014 tentang analisis cemaran bakteri coliform dan
identifikasiescherichia coli pada air isi ulang dari depot di kota manado,dari 9
(sembilan) sampel air minum isi ulang yang diuji Semua sampel mengandung
bakteri koliform.
38
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian identifikasi bakteri koliform pada air depot air
minum isi ulang di Kecamatan Puuwatu yang telah dilakukan terhadap 20
sampelmaka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada pemeriksaan uji penduga menggunakan media laktosa broth (LB)
dari 20 sampel pada uji penduga memberikan hasil positif diduga bakteri
koliform.
2. Pada pemeriksaan uji penguat menggunakan media Briliant Green Lactosa
Broth (BGLB), dari 20 sampel, teridentifikasi 12 sampel (60%) positif
bakteri koliform,8 sampel (40%) negatif bakteri koliform.
B. SARAN
1) Untuk depot air minum isi ulang sebaiknya menjaga kulitas air baku
yang digunkan dan memelihara kebersihan diri dan lingkungan depot air
minum.
2) Masyarakat harus lebih selektifdalam memilih air minum yang akan
dikonsumsi agar terhindardari berbagai penyakit.
3) Bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian bakteri selain
bakteri koliform pada air depot air minum isi ulang, Sehinggga dapat
ditemukannya bakteri lain yang dapat membahayakan konsumen dari air
minum isi ulang tersebut.
4) Dinas kesehatan seyogyanya melakukan pengawasan terhadap cemaran
mikroba pada air minum isi ulang dari depot dengan melakukan
pemeriksaan atau pengujian secara berkala.
DAFTAR PUSTAKA
Athena, dkk., 2004. Kandungan Bakteri Total Coli Dan Escherechia koli/FecalColi Air Minum Isi Ulang Di Jakarta, Bekasi, Dan Tangerang, BuletinPenelitian Kesehatan Vol. 32 No. 4 Hal. 135-143
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya danLingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta : Kanisius
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air Dan Udara. Yogyakarta : Kanisius
, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta : RajaGrafindo Persada
Gwimbi, P. 2011. The Microbial Quality of Drinking Water in ManonyaneCommunity MaseruDistrict, Lesotho. African Health Sciences, Vol 11hal 474-480
Harti, A.S. 2012. Mikrobiologi medis alfabeta. Yogyakarta (buku 415-421)
Irianto, K.2013. Mikrobiologi Medis. Bandung : alfabeta
Lay,W.B.1994.Analisa Mikroba di Laboratorium.Edisi I.Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada
Menteri Kesehatan Republik Indonesia 2010. Peraturan Menteri Kesehatan RInomor 492/MENKES/PER/IV/2010. Persyaratan Kualitas Air Minum.Jakarta : menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Pelczar MJ dan Chan ECS. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UniversitasIndonesia Press. Jakarta.
Sabri, luknis dan sutanto priyono hastono. 2014. Statistik kesehatan. Jakarta :Rajawali pers
Slamet, Juli Soemirat, 2002. Kesehatan Lingkungan. Gajahmada University Press,Yogyakarta
Situmorang, M., (2007), Kimia Lingkungan, cetakan I, Medan: Fakultas MIPAUNIMED. Hal: 45,115
Suriaman, E, Juwita., 2008. Jurnal penelitian mikrobiologi pangan “uji kualitasair” jurusan biologi fakultas sains dan teknologi, universitas islam negerimalang. http://www.scribd.com. Di akses tanggal 3 april 2016
Suriawiria, U. 1996. Mikrobiologi Air dan Dasar-Dasar Pengolahan AirBuanganSecara Biologis, Penerbit Alumni, Bandung
Taniawati, 2001. Mikrobiologi Umum. Bandunng : Yrama Widya.
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth, Bapak Responden
di
Tempat
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan, maka saya :
Nama : La Ode Ofar Jayatno
NIM : P00320013115
Sebagai mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan
bermaksud akan melaksanakan penelitian dengan judul “Identifikasi Bakteri
Koliform Pada Air Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Puuwatu Kota
Kendari Sulawesi Tenggara”
Sehubungan dengan hal itu, saya mohon bapak untuk bersedia menjadi
responden dalam penelitian ini, anda berhak untuk menyetujui atau menolak
menjadi responden. Apabila bapak setujui, maka disilahkan untuk menandatangi
surat persetujuan responden berikut ini. Atas partisipasinya dan kerjasamanya,
saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
La Ode Ofar Jayatno
SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN(INFORMED CONSENT)
Saya bertanda tangan di bawah ini tidak keberatan untuk menjadi responden
dalam penelitian yang dilakukan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan
Analis Kesehatan dengan judul : “Identifikasi Bakteri Koliform Pada Air Depot
Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Puuwatu Kota Kendari Sulawesi
Tenggara”
Saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia. Demikianlah surat
persetujuan ini dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun semoga dapat
dipergunakan seperlunya.
Kendari, Juni 2016
Responden
(Nama Lengkap)
LEMBAR ISIAN
“Identifikasi Bakteri Koliform Pada Air Depot Air Minum Isi Ulang di
Kecamatan Puuwatu Kota Kendari Sulawesi Tenggara”
NAMA : LA ODE OFAR JAYATNO
NIM : POO320013115
No Tanggal Sampel Alamat Hasil
Mengetahui,
Responden
LEMBAR HASIL PENELITIAN
Judul Penelitian : Identifikasi Bakteri Koliform Pada Air Depot Air MinumIsi Ulang di Kecamatan Puuwatu Kota Kendari SulawesiTenggara
Nama Peneliti : La Ode Ofar Jayatno
NIM : P00320013115
Lembar hasil pengujian pada uji penduga mengunakan media pertumbuhan
Lactose Broth
Kodesampel Jumlah tabung positif (+) pada penanaman
5 x10 mL 1 x 1 ml 1 x 0,1 mL
1 1 tabung 1 tabung 0 tabung
2 3 tabung 0 tabung 0 tabung
3 3 tabung 1 tabung 1 tabung
4 2 tabung 0 tabung 0 tabung
5 1 tabung 0 tabung 1 tabung
6 1 tabung 0 tabung 1 tabung
7 1 tabung 1 tabung 1 tabung
8 1 tabung 0 tabung 0 tabung
9 1 tabung 0 tabung 0 tabung
10 4 tabung 1 tabung 1 tabung
11 0 tabung 1 tabung 0 tabung
12 1 tabung 1 tabung 0 tabung
13 2 tabung 0 tabung 0 tabung
14 2 tabung 0 tabung 0 tabung
Lembar hasil pengujian pada uji penegasan mengunakan media
pertumbuhan Briliant Green Lactose Bile Broth (BGLB) 2%.
15 1 tabung 1 tabung 1 tabung
16 3 tabung 0 tabung 1 tabung
17 2 tabung 1 tabung 0 tabung
18 3 tabung 1 tabung 1 tabung
19 1 tabung 0 tabung 1 tabung
20 3 tabung 0 tabung 0 tabung
Kodesampel
Jumlah tabung positif (+) pada penanaman Indeks MPNPER 100 ml
5 x10 mL 1 x 1 ml 1 x 0,1 mL
1 0 tabung 0 tabung 0 tabung 0
2 2 tabung 0 tabung 0 tabung 5
3 2 tabung 1 tabung 1 tabung 10
4 0 tabung 0 tabung 0 tabung 0
5 1 tabung 0 tabung 0 tabung 2
6 1 tabung 0 tabung 1 tabung 4
7 1 tabung 1 tabung 1 tabung 7
8 0 tabung 0 tabung 0 tabung 0
9 0 tabung 0 tabung 0 tabung 0
10 3 tabung 1 tabung 1 tabung 16
11 0 tabung 0 tabung 0 tabung 0
Kendari, 14 juli 2016
Mengetahui,Instruktur Penelitian Peneliti
Tuty Yuniarty, S.Si.,M.Kes La Ode Ofar JayatnoNIP.197806061999032004 NIM.P00320013115
12 1 tabung 1 tabung 0 tabung 4
13 2 tabung 0 tabung 0 tabung 5
14 0 tabung 0 tabung 0 tabung 0
15 1 tabung 1 tabung 0 tabung 4
16 3 tabung 0 tabung 1 tabung 12
17 0 tabung 0 tabung 0 tabung 0
18 3 tabung 1 tabung 0 tabung 12
19 0 tabung 0 tabung 0 tabung 0
20 3 tabung 0 tabung 0 tabung 9
Kendari, 14 juli 2016
Mengetahui,Instruktur Penelitian Peneliti
Tuty Yuniarty, S.Si.,M.Kes La Ode Ofar JayatnoNIP.197806061999032004 NIM.P00320013115
12 1 tabung 1 tabung 0 tabung 4
13 2 tabung 0 tabung 0 tabung 5
14 0 tabung 0 tabung 0 tabung 0
15 1 tabung 1 tabung 0 tabung 4
16 3 tabung 0 tabung 1 tabung 12
17 0 tabung 0 tabung 0 tabung 0
18 3 tabung 1 tabung 0 tabung 12
19 0 tabung 0 tabung 0 tabung 0
20 3 tabung 0 tabung 0 tabung 9
Kendari, 14 juli 2016
Mengetahui,Instruktur Penelitian Peneliti
Tuty Yuniarty, S.Si.,M.Kes La Ode Ofar JayatnoNIP.197806061999032004 NIM.P00320013115
12 1 tabung 1 tabung 0 tabung 4
13 2 tabung 0 tabung 0 tabung 5
14 0 tabung 0 tabung 0 tabung 0
15 1 tabung 1 tabung 0 tabung 4
16 3 tabung 0 tabung 1 tabung 12
17 0 tabung 0 tabung 0 tabung 0
18 3 tabung 1 tabung 0 tabung 12
19 0 tabung 0 tabung 0 tabung 0
20 3 tabung 0 tabung 0 tabung 9
TABULASI DATA
IDENTIFIKASI BAKTERI KOLIFORM PADA AIR DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN PUUWATUKOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2016
NoKode
SampelTanggal Alamat
Hasil Pemeriksaan Bakteri Koliform
Uji penduga ( Media Lactosa Broth) Uji penguat (Media Brillian Green Lactosa Broth)
Hasil Kategori Hasil Kategori Indeks mpnper 100 ml
1 1A28 s/d
29/06/2016KelurahanPuuwatu
Ada gas Positif Tidak ada gas Negatif 0
2 2A28 s/d
29/06/2016KelurahanPuuwatu
Ada gas Positif Ada gas Positif 5
3 3A28 s/d
29/06/2016KelurahanPuuwatu
Ada gas Positif Ada gas Positif 10
4 4A28 s/d
29/06/2016KelurahanPuuwatu
Ada gas Positif Tidak ada gas Negatif 0
5 5A28 s/d
29/06/2016KelurahanPuuwatu
Ada gas Positif Ada gas Positif 2
6 6A28 s/d
29/06/2016Kelurahan
Abeli DalamAda gas Positif Ada gas Positif 4
7 7A28 s/d
29/06/2016
Kelurahan
Abeli DalamAda gas Positif Ada gas Positif 7
8 8A28 s/d
29/06/2016Kelurahan
Abeli DalamAda gas Positif Tidak ada gas Negatif 0
9 9A28 s/d
29/06/2016KelurahanWatulondo
Ada gas Positif Tidak ada gas Negatif 0
10 10A28 s/d
29/06/2016KelurahanWatulondo
Ada gas Positif Ada gas Positif 16
11 11A30/6 s/d
01/07/2016KelurahanWatulondo
Ada gas Positif Tidak ada gas Negatif 0
12 12A30/6 s/d
01/07/2016KelurahanWatulondo
Ada gas Positif Ada gas Positif 4
13 13A30/6 s/d
01/07/2016KelurahanWatulondo
Ada gas Positif Ada gas Positif 5
14 14A30/6 s/d
01/07/2016KelurahanWatulondo
Ada gas Positif Tidal ada gas Negatif 0
15 15A30/6 s/d
01/07/2016Kelurahan
PunggolakaAda gas Positif Ada gas Positif 4
16 16A30/6 s/d
01/07/2016Kelurahan
PunggolakaAda gas Positif Ada gas Positif 12
17 17A30/6 s/d
01/07/2016KelurahanTobuuha
Ada gas Positif Tidak ada gas Negatif 0
18 18A30/6 s/d
01/07/2016KelurahanTobuuha
Ada gas Positif Ada gas Positif 12
19 19A30/6 s/d
01/07/2016KelurahanLalodati
Ada gas Positif Tidak ada gas Negatif 0
20 20A30/06 s/d
01/07/2016KelurahanLalodati
Ada gas Positif Ada gas Positif 9
Kendari, juli 2016
Mengetahui,
Peneliti
La ode ofar jayatnoNIM.POO320013115
Instruktur Penelitian
Tuty yuniarty, S.Si.,M.KesNIP.197806061999032004
11 11A30/6 s/d
01/07/2016KelurahanWatulondo
Ada gas Positif Tidak ada gas Negatif 0
12 12A30/6 s/d
01/07/2016KelurahanWatulondo
Ada gas Positif Ada gas Positif 4
13 13A30/6 s/d
01/07/2016KelurahanWatulondo
Ada gas Positif Ada gas Positif 5
14 14A30/6 s/d
01/07/2016KelurahanWatulondo
Ada gas Positif Tidal ada gas Negatif 0
15 15A30/6 s/d
01/07/2016Kelurahan
PunggolakaAda gas Positif Ada gas Positif 4
16 16A30/6 s/d
01/07/2016Kelurahan
PunggolakaAda gas Positif Ada gas Positif 12
17 17A30/6 s/d
01/07/2016KelurahanTobuuha
Ada gas Positif Tidak ada gas Negatif 0
18 18A30/6 s/d
01/07/2016KelurahanTobuuha
Ada gas Positif Ada gas Positif 12
19 19A30/6 s/d
01/07/2016KelurahanLalodati
Ada gas Positif Tidak ada gas Negatif 0
20 20A30/06 s/d
01/07/2016KelurahanLalodati
Ada gas Positif Ada gas Positif 9
Kendari, juli 2016
Mengetahui,
Peneliti
La ode ofar jayatnoNIM.POO320013115
Instruktur Penelitian
Tuty yuniarty, S.Si.,M.KesNIP.197806061999032004
11 11A30/6 s/d
01/07/2016KelurahanWatulondo
Ada gas Positif Tidak ada gas Negatif 0
12 12A30/6 s/d
01/07/2016KelurahanWatulondo
Ada gas Positif Ada gas Positif 4
13 13A30/6 s/d
01/07/2016KelurahanWatulondo
Ada gas Positif Ada gas Positif 5
14 14A30/6 s/d
01/07/2016KelurahanWatulondo
Ada gas Positif Tidal ada gas Negatif 0
15 15A30/6 s/d
01/07/2016Kelurahan
PunggolakaAda gas Positif Ada gas Positif 4
16 16A30/6 s/d
01/07/2016Kelurahan
PunggolakaAda gas Positif Ada gas Positif 12
17 17A30/6 s/d
01/07/2016KelurahanTobuuha
Ada gas Positif Tidak ada gas Negatif 0
18 18A30/6 s/d
01/07/2016KelurahanTobuuha
Ada gas Positif Ada gas Positif 12
19 19A30/6 s/d
01/07/2016KelurahanLalodati
Ada gas Positif Tidak ada gas Negatif 0
20 20A30/06 s/d
01/07/2016KelurahanLalodati
Ada gas Positif Ada gas Positif 9
Kendari, juli 2016
Mengetahui,
Peneliti
La ode ofar jayatnoNIM.POO320013115
Instruktur Penelitian
Tuty yuniarty, S.Si.,M.KesNIP.197806061999032004
MASTER TABEL
IDENTIFIKASI BAKTERI KOLIFORM PADA AIR DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN PUUWATUKOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2016
NoKode
SampelTanggal Alamat
Hasil Pemeriksaan Bakteri Koliform
Uji penduga (Media Lactosa Broth) Uji penguat (Media Brillian Green Lactosa Broth)
Positif Negatif Positif Negatif
1 1A 28 s/d29/06/2016
KelurahanPuuwatu
2 2A 28 s/d29/06/2016
KelurahanPuuwatu
3 3A 28 s/d29/06/2016
KelurahanPuuwatu
4 4A 28 s/d29/06/2016
KelurahanPuuwatu
5 5A 28 s/d29/06/2016
KelurahanPuuwatu
6 6A 28 s/d29/06/2016
KelurahanAbeli Dalam
7 7A 28 s/d29/06/2016
KelurahanAbeli Dalam
8 8A 28 s/d29/06/2016
KelurahanAbeli Dalam
9 9A 28 s/d29/06/2016
KelurahanWatulondo
10 10A 28 s/d29/06/2016
KelurahanWatulondo
11 11A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanWatulondo
12 12A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanWatulondo
13 13A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanWatulondo
14 14A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanWatulondo
15 15A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanPunggolaka
16 16A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanPunggolaka
17 17A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanTobuuha
18 18A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanTobuuha
19 19A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanLalodati
20 20A 30/06 s/d01/07/2016
KelurahanLalodati
Frekuensi 20 0 12 8
Persentase 100 0 60 40
Kendari, juli 2016
Mengetahui,Peneliti
La ode ofar jayatnoNIM.POO320013115
Instruktur Penelitian
Tuty yuniarty, S.Si.,M.KesNIP.197806061999032004
12 12A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanWatulondo
13 13A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanWatulondo
14 14A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanWatulondo
15 15A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanPunggolaka
16 16A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanPunggolaka
17 17A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanTobuuha
18 18A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanTobuuha
19 19A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanLalodati
20 20A 30/06 s/d01/07/2016
KelurahanLalodati
Frekuensi 20 0 12 8
Persentase 100 0 60 40
Kendari, juli 2016
Mengetahui,Peneliti
La ode ofar jayatnoNIM.POO320013115
Instruktur Penelitian
Tuty yuniarty, S.Si.,M.KesNIP.197806061999032004
12 12A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanWatulondo
13 13A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanWatulondo
14 14A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanWatulondo
15 15A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanPunggolaka
16 16A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanPunggolaka
17 17A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanTobuuha
18 18A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanTobuuha
19 19A 30/6 s/d01/07/2016
KelurahanLalodati
20 20A 30/06 s/d01/07/2016
KelurahanLalodati
Frekuensi 20 0 12 8
Persentase 100 0 60 40
Kendari, juli 2016
Mengetahui,Peneliti
La ode ofar jayatnoNIM.POO320013115
Instruktur Penelitian
Tuty yuniarty, S.Si.,M.KesNIP.197806061999032004
1. Menyiapkan alat dan bahanA. Alat Penelitian
Gelas KimiaGelas Ukur
Rak Tabung Reaksi danTabung Reaksi
Cawan Porselin Asbes
Kaki tiga
Pipet ukur Ose Batang Pengaduk, Pipet,Sendok Tanduk
Gelas Kimia
1. Menyiapkan alat dan bahanA. Alat Penelitian
Gelas KimiaGelas Ukur
Rak Tabung Reaksi danTabung Reaksi
Cawan Porselin Asbes
Kaki tiga
Pipet ukur Ose Batang Pengaduk, Pipet,Sendok Tanduk
Gelas Kimia
1. Menyiapkan alat dan bahanA. Alat Penelitian
Gelas KimiaGelas Ukur
Rak Tabung Reaksi danTabung Reaksi
Cawan Porselin Asbes
Kaki tiga
Pipet ukur Ose Batang Pengaduk, Pipet,Sendok Tanduk
Gelas Kimia
B. Bahan Penelitian
Lampu Spritus
Karet Penghisap
Timbangan analitik
Autoclave
Inkubator Botol Sampel
Media Laktosa Broth Media brilliant greenLaktosa Broth
Aquades
B. Bahan Penelitian
Lampu Spritus
Karet Penghisap
Timbangan analitik
Autoclave
Inkubator Botol Sampel
Media Laktosa Broth Media brilliant greenLaktosa Broth
Aquades
B. Bahan Penelitian
Lampu Spritus
Karet Penghisap
Timbangan analitik
Autoclave
Inkubator Botol Sampel
Media Laktosa Broth Media brilliant greenLaktosa Broth
Aquades
C. Pembuatan Media
D. Pengambilan Sampel
Menimbang Media Menuang Media
Sampel Air Minum IsiUlang
Pengambilan Sampel AirMinum Isi Ulang
C. Pembuatan Media
D. Pengambilan Sampel
Menimbang Media Menuang Media
Sampel Air Minum IsiUlang
Pengambilan Sampel AirMinum Isi Ulang
C. Pembuatan Media
D. Pengambilan Sampel
Menimbang Media Menuang Media
Sampel Air Minum IsiUlang
Pengambilan Sampel AirMinum Isi Ulang
E. Mensterilkan Media dan Inokulasi Sampel Air Minum Isi Ulang
F. Inkubasi Media Pada Inkubator
G. Media Laktosa Broth Dan Media Briliant Green Laktosa Broth
Mensterilkan Media
Inokulasi Sampel AirMinum Isi Ulang
Inkubasi Media
Media Laktosa Broth Pertumbuhan Bakteri padaMedia Laktosa Broth
E. Mensterilkan Media dan Inokulasi Sampel Air Minum Isi Ulang
F. Inkubasi Media Pada Inkubator
G. Media Laktosa Broth Dan Media Briliant Green Laktosa Broth
Mensterilkan Media
Inokulasi Sampel AirMinum Isi Ulang
Inkubasi Media
Media Laktosa Broth Pertumbuhan Bakteri padaMedia Laktosa Broth
E. Mensterilkan Media dan Inokulasi Sampel Air Minum Isi Ulang
F. Inkubasi Media Pada Inkubator
G. Media Laktosa Broth Dan Media Briliant Green Laktosa Broth
Mensterilkan Media
Inokulasi Sampel AirMinum Isi Ulang
Inkubasi Media
Media Laktosa Broth Pertumbuhan Bakteri padaMedia Laktosa Broth
Pertumbuhan Bakteri Pada MediaBrilliant Green Laktosa Broth
Media Brilliant Green LaktosaBroth
Pertumbuhan Bakteri Pada MediaBrilliant Green Laktosa Broth
Media Brilliant Green LaktosaBroth
Pertumbuhan Bakteri Pada MediaBrilliant Green Laktosa Broth
Media Brilliant Green LaktosaBroth