22
25/05/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA KONSEP PERENCANAAN JALAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN

I. Konsep Perencanaan Jalan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

SUMATERA UTARA

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA

KONSEP PERENCANAAN JALAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN

Page 2: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

PENDAHULUAN

• Sistem jaringan jalan merupakan basic-infrastructure strategis sebagai entry-point bagi kegiatan sosialekonomi masyarakat

• Jaringan jalan harus diselenggarakan dalam konteksekonomi optimum yakni efisien dalam penggunaan danadan efektif dalam mendukung pertumbuhan ekonomiwilayah.

• Dalam kondisi pendanaan Pemerintah yang terbatas, kegiatan penanganan/pembangunan jalan harusdidasarkan kepada prioritas yang benar.

Page 3: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

TAHAPAN PEMBANGUNAN JALAN

• Agar pembangunan jalan dapat memberikan hasil yang efisien dan efektif, maka haruslah melalui tahapan-tahapan dalam proses perencanaannya

• Tahapan pembangunan jalan yang biasa berlaku diIndonesia

1. Tahap Perencanaan (Planning)2. Tahap Pra Studi Kelayakan (Pre Feasibility Study)3. Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)4. Tahap Perancangan Detail (Detail Design)5. Tahap Konstruksi (Construction)6. Tahap Pemeliharaan (Maintenance)

Page 4: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

I. Tahap Perencanaan #1

• Merupakan Kajian tentang kebutuhan pengembanganjaringan jalan RUU LLAJ 2006 yang menyangkut :– Aspek Hukum yang berlaku– Tata Ruang Wilayah– Prakiraan Perpindahan Orang dan/atau Barang Menurut Asal

Tujuan– Kebijakan dan Rencana Strategis

• Tujuan:– Untuk mengantisipasi kebutuhan transportasi dimasa akan

datang demand transportasi– Identifikasi prioritas pengembangan jaringan dan simpul– Penyusunan program pengembangan jaringan jalan

Page 5: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

I. Tahap Perencanaan #2

Rencana Pengembangan Wilayah(RTRWN,RTRWP,RTRWK,

Kawasan Prioritas)

Kebijakan & Strategi

Pengembanganwilayah

Kebijakan danStrategi Sektoral

Peraturan danPerundanga-

undangan yang berlaku

Kebutuhan PergerakanPenumpang dan

Barang

PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN

JALAN

PERTIMBANGAN PERENCANAAN JARINGAN

Page 6: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

II. Tahap Pra Studi Kelayakan #1

• Maksud dan tujuan pra studi kelayakan proyekjalan adalah– untuk mengetahui indikasi kebutuhan proyek jalan, – untuk menilai tingkat kelayakan suatu koridor dengan

membandingkan kinerja ekonomis suatu alternatifterhadap alternatif yang lain,

– sebagai proses awal penyaringan beberapapilihan/alternatif melalui pendekatan/asumsi danevaluasi ekonomi, serta pertimbangan-pertimbanganlainnya, dimana hasilnya akan ditindaklanjuti dalamkegiatan studi kelayakan.

Page 7: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

II. Tahap Pra Studi Kelayakan #2

• Metode pendekatan membandingan kondisi dengan proyek (with project) dan tanpa proyek (without project).

• Hanya diperlukan data sekunder• Hanya memerlukan survei pendahuluan (ground checking)• Hasil Kegiatan

– formulasi dari sasaran proyek;– penajaman tujuan dan implementasi strategi;– urutan dari alternatif solusi yang dipelajari atas dasar indikasi

kelayakan, sebagai masukan bagi pihak pengambil keputusan;– rekomendasi tipe penanganan;– identifikasi kebutuhan investigasi lingkungan dan sosial;– kerangka acuan studi kelayakan;– rona awal lingkungan atau kerangka acuan analisis mengenai dampak

lingkungan hjidup (AMDAL), jika dibutuhkan, upaya pengelolaanlingkungan hidup (UKL) – upaya pemantauan lingkungan hidup (UPL).

Page 8: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

III. Tahap Studi Kelayakan #1

• Hasil dari tahap perencanaan pengembanganbeberapa ruas jalan (baru atau peningkatan) memerlukan pertimbangan– Dana yang tersedia terbatas– Prioritas Utama

• Diperlukan data sekunder dan primer• Memerlukan survei-survei dan analisis yang

lebih detail di wilayah studi

Page 9: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

III. Tahap Studi Kelayakan #2

• Proses yang dilakukan– Pemilihan koridor dan trase optimum– Desain awal– Prediksi biaya implementasi– Analisis Kelayakan

• Ekonomi• Finansial• Lingkungan

Page 10: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

IV. Tahap Perancangan Detail #1

• Ruas jalan yang terpilih dirancang secara detail yang meliputi:– Pengukuran dan pemetaan detail dari lokasi trase terpilih– Penyelidikan tanah disekitar trase identifikasi daerah labil,

kondisi lingkungan dan sumber material– Perancangan Geometrik Jalan– Perancangan Tebal Perkerasan– Perencanaan Drainase– Perencanaan bangunan pelengkap (jembatan, gorong-gorong,

rambu, marka, penerangan dll)– Perencanaan galian dan timbunan– Identifikasi waktu dan metode pelaksanaan– Perhitungan volume pekerjaan dan besarnya biaya konstruksi– Persiapan dokumen pelelangan

Page 11: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

IV. Tahap Perancangan Detail #2

Analisis Lalu Lintas(Link Base atau Network Base)

Prediksi Lalu Lintas(Volume & Karakteristik)

Beban Sumbu Standar/LintasEkivalen Rata-rata

Volume Jam Perencanaan(VJP)

Data Topografi & Tata Guna Lahan

Desain GeometrikJalan

Desain PerkerasanJalan

Data DayaDukung Tanahdan Lainnya

-Alinemen Horisontal-Alinemen Vertikal

-Galian & Timbunan

-Surface Course-Base Course

-Sub Base Course

PROSES TEKNIS PERENCANAAN JALAN

Page 12: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

IV. Tahap Perancangan Detail #3

• Analisis Lalu LintasLINK BASE APPROACH NETWORK BASE APPROACH

METODE METODE − Faktor Pertumbuhan − Volume Jam Perencanaan (VJP)

− Pemodelan Jaringan Jalan Empat Tahap (Four Stages Model)

− Bangkitan/Tarikan Perjalanan VJP = VLHR * K VJPR = VJP0 * (1+i)n KELEMAHAN/KELEBIHAN KELEMAHAN/KELEBIHAN − Hanya Bisa Digunalkan pada Ruas

Jalan Eksisting − Akurasi prediksi rendah, karena

tidak mempertimbangkan interaksi jaringan

− Lebih cocok diaplikasikan untuk penanganan skala kecil (Pemeliharaab)

− Dapat digunakan untuk jalan baru − Akurasi prediksi sangat tegantung

pada akurasi dan kemampuan pemodelan

− Cocok diaplikasikan pada jenis penanganan skala besar (pembangunan, pelebaran, peningkatan jalan)

Page 13: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

V. Tahap Konstruksi

• Tahap ini merupakan tahap implementasi dilapangan dari seluruh tahap perencanaan

• Didasarkan pada as-built drawing hasilperancangan

• Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai dilakukanterlebih dahulu pengukuran ulang terhadap hasilrancangan selanjutnya dituangkan dalam shop-drawing yang menjadi dasar volume pekerjaanyang dilakukan

Page 14: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

VI. Tahap Pemeliharaan• Setelah tahap kegiatan konstruksi selesai maka dilakukan kegiatan

pemeliharaan yang meliputi:– Pemeliharaan rutin tahunan– Pemeliharaan berkala periode tahun– Pemantauan Jika dibutuhkan

• Jika terjadi kerusakan yang besar dapat dilakukan kembali studisecara detail, misalnya pada tanah dasar, lereng, sistem drainasedan jembatan

• Identifikasi metode penanganan yang optimum– Perbaikan– Pembangunan fasilitas pendukung– Desain ulang– Pengalihan trase

Page 15: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

SUMATERA UTARA

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA

PENENTUAN RUTE JALAN

Page 16: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

PENENTUAN LOKASI (ROUTE LOCATION)

• Untuk perencanaan jalan baru, perlu ditetapkan lokasiyang nantinya akan menjadi trase jalan

• Penentuan lokasi dilakukan setelah tahap perencanaan(Planning) dan sebelum tahap perancangan (design)

• Penentuan lokasi jalan adalah penentuan koridor terbaikantara dua titik yang harus dihubungkan denganpertimbangan lokasi-lokasi yang harus dihindari

• Tahapan Penentuan Lokasi Jalan:– Tahap Pertama adalah studi penyuluhan (Reconnaissance

study) untuk menentukan koridor yang memenuhi persyaratan.– Tahap kedua adalah kajian mendalam dari alternatif-alternatif

koridor yang telah didefinisikan. Hasilnya rancanganpendahuluan dari koridor terbaik

Page 17: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

KEBUTUHAN PETA• Untuk keperluan perencanaan dan desain jalan, biasanya digunakan peta

topografi (peta rupa bumi/peto kontur) dengan garis kontur– Garis kontur (counterline) adalah garis transisi yang menghubungkan titik-tik

tang mempunyai ketinggian yang sama daripermukaan air laut– Garis kontur adalah garis tertutup dan bukan garis patah-patah tapi garis

lengkung– Garis kontur tidak bisa berpotongan satu sam lain, kecuali kalau ada dataran

menonjol (overhang).

• Skala Peta– Untuk Studi Penyuluhan, skala 1:5000 atau 1:10.000– Untuk Koridor dibutuhkan Peta Jalur, skala 1:1000 atau 1:2000– Foto Udara (bila tersedia) sangat membantu dalam studi penyuluhan

• Penyedia Peta– Instansi-instansi terkait (Bappeda, TNI, Dinas dll)– Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakorsutanal) yang

merupakan hasil digitasi foto satelit udara dengan skala terkecil 1:25.000

Page 18: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PEMILIHAN LOKASI#1

1. Medan/Topografi– Diusahakan jalan yang ekonomis– Pada kondisi tertentu, Jarak terpendek belum tentu merupakan

jalan optimum– Jarak terpendek harus memperhitungkan kelandaian

seminimum mungkin

2. Perpotongan dengan sungai– Perpotongan tegak lurus akan menghasilkan panjang jembatan

yang lebih pendek– Biaya konstruksi jembatan lebih mahal dari biaya konstruksi– Mencari bagian sungai yang sempit belum tentu oiptimum

karena menambah panjang jalan

Page 19: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PEMILIHAN LOKASI #2

3. Daerah Lahan Kritis– Diusahakan tidak melewati daerah rawan longsor, daerah patahan,

daerah genangan rawa-rawa– Resiko biaya konstruksi menjadi tinggi dan mengancam keselamatan

4. Daerah Aliran Sungai (DAS)– DAS adalah daerah pengaliran air hujan menuju sungai (sungai, anak

sungai dan tali air)– Semakin banyak memotong DAS akan menambah biaya konstruksi

(jembatan, gorong-gorong dll)

5. Lokasi Material Konstruksi– Pada kasus tertentu, biaya pengangkutan material lebih mahal dari

harga material itu sendiri– Bila dibutuhkan dapat dibangun jalan khusus bagi pengangkutan

material ke lokasi konstruksi dengan biaya dibebankan kepada hargamaterial bersangkutan

Page 20: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PEMILIHAN LOKASI #3

6. Galian dan Timbunan– Prinsipnya: pekerjaan galian dan timbunan diusakan seimbang– Galian/Timbunan yang terlalu dalam/tinggi membutuhkan

penanganan khusus untuk menghindari longsor– Bila pekerjaan timbunan melebihi galian material perlu

didatangkan dari luar– Tidak semua bahan galian dapat digunakan sebagai timbunan

7. Pembebasan Lahan– Tidak semua lahan dikuasai negara– Lahan milik masyarakat/swasta perlu dibebaskan

memerlukan waktu dan biaya– Diperkotaan harga tanah bisa sangat tinggi dan proses

pembebasan lahan lama– Perlu koordinasi dengan instansi lain agar tidak timbul masalah

Page 21: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PEMILIHAN LOKASI #4

8. Lingkungan– Agar dihindari

• Cagar Alam• Kawasan Lindung

– Pengaruh polusi udasara, suara dan getaran9. Sosial

– Jalan Raya diusahakan tidak melewati daerah-daerah sensitif bagi masyarakat (pemukiman warga, pesantren, cagar budaya dll)

– Perubahan sosial masyarakat yang timbul akibatadanya jalan baru

Page 22: I. Konsep Perencanaan Jalan

25/05/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

SURVEI JALAN• Survei Penyuluhan (Reconaissancwe Survey)

– Untuk mendapatan beberapa koridor lebar tertentu dan yang memenuhipersyaratan untuk trase jalan

• Survei Pendahuluan– Pada koridor terpilih dibuat suatu peta koridor (peta jalur atau strip)– Patok-patok utama (Bench Mark) harus tercantum pada peta jalur dan suatu

sistem grid pada peta jalur untuk koordinat titik di peta– Lebar jalur yang dipetakan umumnya 50 s.d. 100m– Gambar-gambar rancangan konstruksi dibuat diatas peta ini. Untuk daerah yang

sulit dan detail sebaiknya digambarkan tersendiri dengan skala yang lebih detail

• Survei Lokasi– Survei tempat atau titik-titik lokasi hasil desain alinemen diatas peta survei

pendahuluan dipindahkan ke lapangan

• Survei Konstruksi– Pengukuran-pengukuran untuk pelaksanaan konstruksi di lapangan