20
HEMATOLOGI I Oleh: Nama : Muhammad Rivaldi NIM : B0A013046 Rombongan : I Kelompok : 4 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR II KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

i. Hematologi i

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Hematologi I

Citation preview

Page 1: i. Hematologi i

HEMATOLOGI I

Oleh:

Nama : Muhammad RivaldiNIM : B0A013046Rombongan : IKelompok : 4

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR II

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2014

Page 2: i. Hematologi i

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Darah adalah cairan tubuh yang mengalir dalam pembuluh darah dan beredar ke

seluruh tubuh (Yatim, 1990). Menurut Bevelender dan Ramley (1979) dalam Yuwono

(2001), darah dapat dikatakan sebagai jaringan penyambung terspesialisasi yang di

bentuk dari sel-sekl bebas dan suatu matriks yang cair (plasma) dan masuk ke dalam

aliran darah sebagai sel-sel yang sepenuhnya telah terbentuk. Darah mempunyai

beberapa komposisi, terdiri atas sel-sel dan cairan yang meengisi sirkulasi tertutup

yang mengalir dalam gerak teratur tanpa arah, didorong terutama oleh kontraksi ritmis

jantung. Darah dibentuk dari 2 bagian, yaitu: bentuk elemen atau sel-sel darah dan

plasma yang merupakan fase cair yang pertama tersuspensi.

Darah merupakan suatu jaringan yang terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah

yang berwrna merah. Warna merah tersebut tidak selalu tetap, tetapi selalu berubah-

ubah karena pengaruh zat kandungannya, terutama kadar oksigen dan karbondioksida.

Bila kadar oksigen tinggi, maka warna darahnya menjadi merah tua. Manusia atau

mamalia, volume darahnya adalah 8% berat badannya. Semua hewan tingkat tinggi

terdapat suatu cairan yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang

dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme

dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus dan bakteri. Cairan itu disebut

dengan darah.

Ada tiga macam sel darah, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel . darah putih

(leukosit) dan keping darah (trombosit). Terdapat sekitar 99% sel darah merah

(eritrosit) dalam tubuh suatu organisme. Sel ini tidak memiliki nukleus atau organel

dan tidak dianggap sebagai sel. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan

oksigen, juga berperan dalam menentukan golongan darah. Sel-sel darah merah juga

bersifat elastis dan mempunyai kemampuan berubah bentuk. Trombosit atau keping

darah mempunyai beberapa karakteristik, antara lain bentuk sel agak bulat, tidak

berinti, tidak berwarna, berat jenisnya rendah dan berukuran kecil dengan diameter

antara 1-4 mikron. bagian terpotong. Hematologi adalah cabang ilmu fisiologi yang

mempelajari struktur, fungsi dan penyakit darah, serta mempelajari jaringan tubuh

dan organ yang membentuk bagian-bagian darah. Metode ini dapat digunakan untuk

menghitung jumlah eritrosit dan leukosit, serta mengukur kadar hemoglobin dalam

darah.

Page 3: i. Hematologi i

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memberikan keterampilan pada mahasiswa

tentang cara pengambilan darah hewan, mengetahui perbedaan bentuk sel darah

pada berbagai hewan, serta cara melakukan perhitungan sel darah merah, sel darah

putih dan kadar hemoglobin hewan.

Page 4: i. Hematologi i

II. MATERI DAN CARA KERJA

2.1 Materi

Alat–alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah haemometer,

haemocytometer, tabung Sahli, pipet kapiler, mikroskop, object glass dan cover glass,

cawan petri, spuit, lancet, dan hand counter.

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah darah uji Manusia (

Homo sapiens ) dan ikan nilem ( Osteochilus hasselti ) larutan Hayem, larutan Turk, larutan

0,1 N HCl, dan larutan EDTA.

2.2 Cara Kerja

A. Menghitung jumlah leukosit (pengenceran 10 kali)

1. Darah manusia diambil dengan cara menusukan lancet ke jari lalu ditaruh di atas

cawan petri.

2. Darah diisap dengan menggunakan pepet thoma leukosit hingga angka 1

3. Larutan turk dihisap hingga angka pada pipet thoma leukosit menunjukan angka 11.

4. Selang karet pada pipet thoma dilepas, kemudian pipet dipegang pada kedua

ujungnya dengan ibu jari dan telunjuk, dan dikocok selama ± 2 menit.

5. Beberapa tetes (1-2 tetes) dibuang, kemudian tetes berikutnya dipakai untuk

diperhitungkan.

6. Bilik hitung disiapkan

7. Cairan dalam pipet diteteskan dan dialirkan ke haemocytometer, kemudian di amati

di bawah mikroskop

8. Lihat dibawah mikroskop, mula-mula dengan perbesaran lemah, kemudian dengan

perbesaran kuat.

9. Semua leukosit yang terdapat didalam bujur sangkar pojok dihitung. Jadi jumlah

bujur sangkar yang dihitung menjadi 4x16=64 bujur sangkar dengan sisi masing-

masing = ¼ mm.

10.Jumlah leukosit pada kotak sedang dihitung dengan rumus perhitungan :

Jumlah leukosit per mm³ = L/64 x 160 x 10

= 25 L

= 25 ( L1+L2+L3+L4)

Page 5: i. Hematologi i

B. Menghitung jumlah eritrosit pengenceran 100x

1. Darah dihisap dengan pipet thoma eritrosit hingga angka 1

2. Cairan pengecerannya larutan Hayem dihisap hingga angka 11

3. Selang karet pada pipet thoma dilepas, kemudian pipet dipegang pada kedua

ujungnya dengan ibu jari dan telunjuk, dan dikocok selama ± 2 menit.

4. Cairan dalam pipet diteteskan dan dialirkan ke haemocytometer, kemudian di amati

di bawah mikroskop.

5. Semua eritrosit yang dihitung terdapat didalam bujur sangkar kecil dengan sisi 1/20

atau dengan volume masing-masing 1/4000 mm.

6. Jumlah eritrosit pada kotak kecil dihitung dengan rumus :

C. Pengukuran kadar hemoglobin dengan metode Sahli

1. Larutan HCl 0,1 N diteteskan ke dalam tabung Sahli (berskala) hingga batas 10.

2. Darah diisap dengan pipet thoma hingga skala 20 µl.

3. Darah yang tersisa di ujung pipet dibersihkan dengan kapas.

4. Darah diteteskan dengan segera ke tabung Sahli yang telah berisi HCl.

5. Larutan HCl dan darah diaduk dengan batang pengaduk gelas.

6. Tabung diletakkan pada komparator yang memiliki warna pembanding.

7. Setelah sekitar 1 menit sejak pencampuran dengan HCl, akuades diteteskan tetes

demi tetes sambil mengaduk campuran darah tadi. Kemudian dibandingkan warna

larutan dan warna pembanding dengan menghadapkannya ke tempat yang terang.

Jika warna telah sesuai, penetesan dihentikan.

8. Kadar hemoglobin darah dicatat dengan melihat nilai skala yang bertepatan dengan

tinggi larutan (meniscus).

Jumlah eritrosit per mm³ = E/80 x 4000 x 100

= 5000 E

= 5000 (E1+E2+E3+E4+E5)

Page 6: i. Hematologi i

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Rombongan I

Kelompok Darah UjiKadar Hb

gr/dl

Σ Leukosit

sel/mm3Σ Eritrosit sel/mm3

3 Ikan Nilem 6 gr/dl 6.065 sel/mm3 1.365.000 sel/mm3

4 Manusia 6 gr/dl 12.350 sel/mm3 1.580.000 sel /mm3

Perhitungan :

Leukosit :

L1 = 110

L2 = 201

L3 = 119

L4 = 64

Σ Leukosit Manusia = 25 x (L1+L2+L3+L4)

= 25 x (110+201+119+64)

= 25 x 494

= 12.350 sel/mm3

Eritrosit :

E1 = 74

E2 = 77

E3 = 50

E4 = 53

E5 = 62

Σ Eritrosit Ayam= 5000 x (E1+E2+E3+E4+ E5)

= 5000 x (74+77+50+53+62)

= 5000 x 316

= 1.580.000E sel/mm3

Pada pengukuran kadar Hemoglobin dengan metode sahli didapatkan hasil:

Kadar Hemoglobin sampai warna menunjukan sama dengan karporator adalah 6

gr/dl

Page 7: i. Hematologi i

Figure 1. Kadar hemoglobin hingga sama dengan karporator

Pada pengukuran kadar hemoglobin ini, agar warna sama dengan karporator ditambahkan ± 5 tetes air.

Page 8: i. Hematologi i

3.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan jumlah leukosit pada darah manusia yang diteliti

adalah sebesar 12.350 sel/mm3, eritrosit 1.580.000 sel/mm3 dan kadar hemoglobin sebesar

6 gr/dl (pada kelompok 4). Sedangkan hasil ini tidak sesuai dengan Jurnal yang dikatakan

oleh Karsheva (2009). Menurut Karsheva (2009) eritrosit pada darah manusia normal yaitu

sekitar 5.200.000 (±300.000) pada laki-laki dan 4.700.000 (±300.000) pada perempuan

dalam seluruh darah / millimeter kubik atau 4.5 : 5.5x1012/l pada laki-laki dan 4.0 :

5.0x1012/l pada wanita. Data ini jauh sekali berbeda dengan hasil yang didapatkan pada

perhitungan eritrosit yakni sebesar 1.580.000. Hal ini bisa disebabkan karena ketidaktelitian

praktikan melihat dan menghitung sel darah pada bilik hitung eritrosit.

Pada penghitungan leukosit, menurut Karsheva (2009) jumlah leukosit pada

manusia normal sekitar 5000- 10.000 per kubik millimeter, data ini pun berbeda dengan

hasil leukosit yang didapatkan yaitu sekitar 12.350 per kubik millimeter. Hal ini deisebabkan

juga karena para praktikan tidak teliti dalam menghitung dan melihat sel-sel leukosit yang

ada pada bilik hitung.

Pada percobaan selanjutnya adalah menghitung kadar hemoglobin, Menurut

Isnanto (1994) kadar hemoglobin pada wanita normal sebesar 12-16 gr/dl dan pada laki-laki

sebesar 14-18gr/dl. Sedangkan hasil yang didapatkan sebesar 6 gr/dl hal ini tidak sesuai

dengan data pada pustaka. Hal ini disebabkan oleh salahnya pengambilan sudut pandang

penyocokan warna pada tabung dengan komperator sehingga penambahan air pada tabung

tersebut kurang.

Hematology berasal dari bahasa Romawi yakni hemato yang berarti darah dan

logos yang berarti ilmu sehingga pengertian hematologi secara harafiah adalah ilmu yang

mempelajari tentang seluk beluk darah. Komponen darah terdiri atas plasma dan unsur-

unsur pembentuk darah yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit (Nurcholis et al., 2013).

Darah merupakan system transport yang berfungsi antara lain membawa zat

makanan dari saluran pencernaan menuju jaringan, membawa produk akhir metabolism

dari sel ke organ ekskresi, serta membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan yang

mengandung berbagai bahan penyusun system imun yang bertujuan mempertahankan

tubuh dari berbagai penyakit, sebagai alat pertahanan mikro organism yang masuk ke

dalam tubuh (Handayani et al., 2013).

Menurut Chang (2012), fungsi darah antara lain untuk mengangkut oksigen.

Oksigen dapat diangkut dengan terlarut dalam plasma darah dan menuju kedalam sel darah

merah. Pengangkutan karbon dioksida dan fungsi antioksidan juga dapat dilakukan oleh

Page 9: i. Hematologi i

darah. Darah sangat penting bagi organisme, jika kekurangan atau kelebihan sel darah

mengakibatkan tidak normalnya proses fisiologi suatu organisme sehingga menimbulkan

suatu penyakit.

Darah mempunyai peranan cukup penting dalam transportasi baik nutrient

maupun sisa metabolisme. Darah mempunyai fungsi penting dalam pengaturan

keseimbangan lingkungan internal dan transportasi yakni sebagai termoregulasi , berperan

mempertahankan keseimbangan air, berperan dalam system buffer, membawa nutrient

yang telah di siapkan oleh saluran pencernaan menuju ke jaringan tubuh, membawa

oksigen dari paru-paru ke jaringan, membawa karbondioksida dari jaringan ke paru-paru,

membawa produk buangan dari berbagai jaringan menuju ke ginjal untuk di ekskresikan,

membawa hormone dari kelenjar endokrin ke organ-organ lain di dalam tubuh, serta

mengandung faktor-faktor untuk pertahanan tubuh. (Frandson, 1986; Moyes dan Schalute,

2008).

Komponen-komponen Penyusun darah adalah plasma darah, sel darah merah

(eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah. Plasma darah merupakan bagian cair

darah dan sebagia besar tersusun oleh air. Sekitar 91% plasma darah terdiri atas air.

Selebihnya adalah zat terlarut yang terdiri dari protein plasma (albumin, protrombin,

fibrinogen, dan antibody), garam mineral, dan zat-zat yang diangkut darah (zat makanan,

sisa metabolism, gas-gas, dan hormone). Sel darah merah (eritrosit) tidak memiliki inti sel

dan mengandung hemoglobin, fungsinya adalah mengangkut sari-sari makanan dan oksigen

ke seluruh sel dan jaringan tubuh. Sel darah putih (leukosit) tidak berwarna, memiliki inti,

dan dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler/ diapedesis.

Fungsinya adalah melindungi tubuh dari benda asing seperti bakteri dan virus. Keping

darah berbentuk bulat atau lonjong. Ukuran keeping darah lebih kecil dari pada sel darah

merah , fungsinya dari keeping darah adalah keeping darah berperan dalam proses

pembekuan darah (Kimball, 1988).

Pada praktikum kali ini menggunakan berbagai macam alat dan bahan yang

masing-masing alat dan bahan itu memiliki fungsinya sendiri-sendiri. Fungsi alat dan bahan

itu antara lain adalah sebagai berikut:

Haemositometer fungsinya untuk menghitung sel darah merah dan sel darah putih.

Mikroskop di gunakan untuk mengamati bentuk dan jumlah sel darah merah dan

sel darah putih.

Pipet thoma eritrosit yaitu pipet yang digunakan untuk mengambil sel eritrosit dari

darah.

Page 10: i. Hematologi i

Pipet thoma leukosit yaitu pipet yang digunakan untuk mengambil sel leukosit

dalam darah.

Haemometer berfungsi untuk menghitung kadar hemoglobin dalam darah.

Tabung sahli merupakan pasangan atau alat pelengkap dari haemometer yang

digunakan untuk menampung larutan darah pada saat akan di ukur kadar

hemaglobinnya.

Cawan petri digunakan untuk menampung darah setelah diambil dari bahan uji

Hand counter untuk menghitung jumlah eritrosit dan leukosit.

Spuit/ Lancet digunakan untuk mengambil darah dari bahan uji.

Larutan Turk digunakan untuk mengencerkan leukosit.

Larutan hayem digunakan untuk mengencerkan eritrosit

Larutan HCl untuk menimbulkan raksi pada darah sehingga menghasilkan warna

senyawa hernatin asam yang berwarna coklat pada hemoglobin

Akuades digunakan untuk pengenceran.

Larutan EDTA digunakan untuk mengencerkan darah yang menggumpal. Beberapa

kepustakaan menyebutkan bahwa penggunaan konsentrasi garam EDTA yang

berbeda dapat menyebabkan perbedaan kuantitas maupun kualitas hasil

pemeriksaan. Lamanya penundaan pemeriksaan juga dapat memberikan hasil yang

berbeda untuk parameter tertentu (Aulia, 1988).

Secara umum faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit pada suatu individu dari

suatu spesies antara lain :

1. Umur, semakin tinggi umur, jumlah eritrosit semakin menurun.

2. Jenis kelamin, hewan jantan cenderung lebih banyak dari pada hewan betina.

3. Exercise dan emosi, dapat menaikkan jumlah eritrosit.

4. Status makanan, semakin baik, jumlah eritrosit semakin banyak.

5. Breed (bangsa) ternak.

6. Pregnancy (kehamilan) dan menstruasi, jumlah eritrosit menurun.

7. Tinggi tempat dan iklim, di daerah pegunungan jumlah eritrositnya lebih banyak

(Soetrisno,1987).

Menurut Soetrisno (1987), jumlah leukosit dipengaruhi oleh kondisi tubuh, stress,

kurang makan atau disebabkan oleh faktor lain. Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi

karena infeksi usus, keracunan bakteri, septicoemia, kehamilan, dan partus. Setiap mahkluk

hidup yang terinfeksi akan mempunyai jumlah eritrosit yang banyak, karena leukosit

berfungsi melindungi tubuh dari infeksi. Kimball (1988) menyatakan bahwa sel darah putih

Page 11: i. Hematologi i

berperan dalam melawan infeksi. Untuk melaksanakan fungsinya dlam menanggapi suatu

zat kimia umpan, leukosit akan keluar melalui dinding kapiler di area terjadinya kerusakan

jaringan. Bila telah bebas dalam jaringan, mereka akan mulai dengan fagositosis. Sedangkan

kadar hemoglobin dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tekanan parsial O2, pH,

konsentrasi 2,3 diphospogliserat dan konsentrasi CO2.

Selain itu, cekaman panas juga berpengaruh buruk terhadap sekresi berbagai jenis

hormon. Cekaman panas menginduksi suatu seri reaksi kaskade pada sistem saraf dan

endokrin sehingga terjadi peningkatan aktivitas jalur hipotalamus-hipofisa-kelenjar adrenal,

yang dikenal sebagai jalur hipotalamus, hipofisa, adrenal. Keadaan ini menyebabkan

peningkatan pelepasan berbagai jenis hormon, seperti CRH (corticotropin releasing

hormone), ACTH (adrenocorticotropic hormone), dan glukokortikoid serta penurunan

pembentukan hormon triiodotironin (T3) dalam sirkulasi darah. (Sugito et all, 2007).

Page 12: i. Hematologi i

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1. Pengambilan darah pada ikan dapat dilakukan dengan menggunakan alat spuit dan

menyuntikannya ke jantung, sedangkan pada manusia menggunakan lancet yang di

tusukan ke salah satu jari telunjuk.

2. Jumlah eritrosit dan leukosit dapat dihitung menggunakan haemocytometer dengan

menambahkan larutan Hayem (untuk eritrosit) dan larutan Turk (untuk leukosit) pada

darah, yang kemudian diamati di bawah mikroskop. Sedangkan kadar hemoglobin

darah diukur menggunakan metode Sahli dengan menambahkan larutan 0,1 N HCl

(terbentuk warna cokelat tua).

3. Jumlah eritrosit manusia pada percobaan kali ini yaitu sebanyak 1.580.000 sel/mm3,

sedangkan jumlah leukositnya sebanyak 12.350 sel/mm3 dengan kadar hemoglobin 6

gr/dl.

Page 13: i. Hematologi i

DAFTAR REFERENSI

Aulia, D. 1988. Pengaruh lamanya Penyimpanan Darah dengan Antikoagulan Tripotassium

Ethylene Diamine Tetracetic Acid (K3Edta) dalam Tabung Vacuette terhadap

beberapa Parameter Hematologi. Perpustakan Pusat UI, Jakarta.

Bavelender, G. A dan A. R. Judith. 1979. Dasar-dasar Histologi Edisi 8. Erlangga, Jakarta.

Chang, Thomas Ming Swi. 2012. From Artificial Red Blood Cells, Oxygen Carriers, Oxygen

Therapeutics to Artificial Cells and Nanomedicine and beyond. Faculty of Medicine.

Mc Gill University, Montreal, Quebec, Canada.

Frandson, R. D. 1986. Anatomy and Phiysiology of Farm Animals. Lea and Febiger,

Philadelphia.

Handayani, l., Irianti, N dan Yuwono, E. Pengaruh Pemberian Minyak Ikan Lemuru terhadap

Kadar Eritrosit dan Trombosit pada Ayam Kampung. Jurnal IlmiahPerternakan 1(1) :

39-46.

Isnanto, R.R., Analisis Kuantitatif Data Citra Sel Darah, Jurusan Teknik Universitas Gajah

Mada, Yogyakarta, 1994.

Karsheva, M. et all,2009,Blood Rheology- A key for Blood Circulation in Human Body.Journal

of the University of Chemical Technology and Metallurgy, 44, 1,2009, page 51.

Kimball, j. W. 1988. Biologi Erlangga, Jakarta.

Nurcholis, A., Aziz, M. dan Muftuch. 2013. Ekstraksi Fitur Roundness untuk Menghitung

Jumlah Eritrosit dalam Citra Sel Darah Ikan. Jurnal EECIS 7(1).

Soetrisno, G. P. 1987. Diktat Fisiologi Hewan. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal

Soedirman, Purwokerto.

Sugito, W. Manalu, D.A. Astuti, E. Handharyani, dan Chairul. 2007. Efek Cekaman Panas dan

Pemberian Ekstrak Heksan Tanaman Jaloh (Salix Tetrasperma Roxb) Terhadap

Page 14: i. Hematologi i

Kadar Kortisol, Triiodotironin dan Profil Hematologi Ayam Broiler. JITV 12(3): 175-

184.

Yatim, W. 1990. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito, Bandung

Yuwono, Edi. 2001. Buku Ajar Fisiologi Hewan I. Fakultas Biologi Universitas Jendral

Soedirman, Purwokerto.

Page 15: i. Hematologi i

Jurnal

Bind: Observasi Beberapa Variabel Hematologis Ayam Kedu Pada Pemeliharaan Intensif

Bing : Blood Rheology – A key For Blood Circulation In Human Body