Upload
others
View
37
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN TEKANAN DARAH DENGAN KADAR KREATININ
PADA PASIEN YANG BERKUNJUNG DI RUMAH SAKIT
SANTA ANNA KOTA KENDARI
KARYA TULIS ILMIAH
Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Analis Kesehatan
Oleh :
LILIS APRIANI
P00320013116
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2016
v
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Lilis Apriani
NIM : P00320013116
Tempat, Tgl Lahir : Bone Rombo, 14 April 1995
Suku/ Bahasa : Buton/ Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
B. Pendidikan
1. SD Negeri 5 Kulisusu, tamat pada tahun 2007
2. SMP Negeri 4 Kulisusu, tamat pada tahun 2010
3. SMA Negeri 2 Kulisusu, tamat pada tahun 2013
4. Sejak tahun 2013 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan
vi
MOTTO
Keberhasilan Adalah Sebuah Proses.
Niat Adalah Awal Keberhasilan.
Peluh keringat Adalah Penyedapnya.
Tetesan Air Mata Adalah Pewarnanya.
Doa Adalah Bara Api yang Mematangkanya.
Kegagalan Adalah Pengawetnya.
Bersabar! Adalah Kunci Utamanya
Allah Selalu Menyertai Orang-orang yang Penuh Kesabaran dalam Proses Menuju
Keberhasilan.
Sesungguhnya Kesabaran akan Membuatmu Mengerti Bagaimana Cara
Mensyukuri Arti Sebuah
KEBERHASILAN.
Karya Tulis Ini Kupersembahkan Untuk Almamaterku
Ayah Dan Ibunda Tercinta
vii
ABSTRAK
Lilis Apriani (P00320013116) Hubungan Tekanan Darah dengan Kadar
Kreatinin Pada Pasien yang Berkunjung Di Rumah Sakit Santa Anna Kota
Kendari. Di Bimbing Ibu Nurhayani dan Ibu Supiati (xiii + 35 halaman + 8
lampiran + 5 tabel). Gangguan tekanan darah dapat meningkatkan risiko terjadinya
gangguan pada ginjal, dimana gangguan tekanan darah dapat menyempitkan dan
menebalkan aliran darah yang menuju ginjal, yang berfungsi sebagai penyaring
kotoran tubuh. Dengan adanya gangguan tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit
cairan dan membuangnya kembali ke darah. Hubungan ginjal dan sirkulasi adalah
salah satu hasil metabolisme yang akan di buang oleh ginjal yaitu ureum dan
kreatinin. Ini sebagai indikator derajat kesehatan untuk menilai fungsi ginjal tertentu.
Dan apabila keduanya meningkat, hal ini menunjukan fungsi ginjal tidak baik, jika
tekanan darah meningkat, maka filtrasi meningkat sehingga berkemih
meningkat/poliuria, jika tekanan darah menurun maka filtrasi menurun sehingga
berkemih sedikit/poliuria sampai anuria. Penelitian bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara tekanan darah dengan kadar kreatinin pada pasien yang berkunjung
di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari. Jenis penelitian deskriptif analitik yang di
lakukan pada tanggal 16-29 Juni 2016. Populasi berjumlah 216 dan sampel
berjumlah 32 sampel yang di ambil dengan metode accidental sampling. Data di olah
dengan uji korelasi. Analisis hubungan tekanan darah dengan kadar kreatinin di
dapatkan hasil dimana hipotesis di terima antara hubungan tekanan darah dengan
kadar kreatinin dimana korelasi positif dengan keeratan hubungan sangat kuat
dengan nilai r = 0,727. Saran bagi akademik agar bisa dijadikan sebagai sumbangan
informasi dan ilmiah dalam memperkaya ilmu pengetahuan khususnya di bidang
kesehatan. Dan bagi peneliti selanjutnya agar bisa di jadikan sebagai bahan masukan
atau perbandingan, tentang penelitian hubungan tekanan darah dengan kadar
kreatinin.
Kata Kunci : Tekanan Darah dengan Kadar Kreatinin
Daftar Pustaka : 18 (2005-2015)
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan
judul “Hubungan Tekanan Darah Dengan Kadar Kreatinin pada Pasien yang
Berkunjung Di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari”. Penelitian ini di susun
dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program
Diploma III (D III) pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis
Kesehatan.
Rasa hormat, terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada
Ayahanda dan Ibunda tercinta atas semua bantuan moril maupun materil, motivasi,
dukungan dan cinta kasih yang tulus serta doanya demi kesuksesan studi yang
penulis jalani selama menuntut ilmu sampai selesainya Karya Tulis Imiah ini.
Proses penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang, dan penulis
banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis juga menghanturkan rasa terima kasih kepada Ibu Hj.
St. Nurhayani, S.Kep,Ns.,M.Kep selaku pembimbing I dan Ibu Supiati, STP., MPH
selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, kesabaran dalam
membimbing dan atas segala pengorbanan waktu dan pikiran selama menyusun
karya tulis ini. Ucapan terima kasih penulis juga tujukan kepada:
1. Bapak Petrus, SKM.,M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
2. Kepala Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari
3. Ibu Ruth Mongan, B.Sc.,S.Pd.,M.Pd selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan
4. Ibu Siti Rachmi Misbah, S.Kp, M.Kes selaku Penguji I, Ibu Fonnie E.Hasan,
DCN.,M.Kes selaku Penguji II, Ibu Satya Darmayani, S.Si.,M.Eng selaku
Penguji III.
5. Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin penelitian kepada
penulis dalam penelitian ini.
6. Kepala Laboratorium Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari
ix
7. Bapak dan Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan
serta seluruh staf dan seluruh karyawan atas segala fasilitas dan seluruh
pelayanan akademik yang di berikan selama penulis menuntut ilmu
8. Teristimewah dan tak terhingga penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda
La Medi dan Ibunda Wa Suri yang selama ini telah banyak berkorban baik materi
maupun non materi demi kesuksesan penulis serta terima kasih buat saudara-
saudaraku.
9. Seluruh teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan
yang ada penulis, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih terdapat kekeliruan, dan kekurangan. Oleh karena itu
dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khusunya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya. Karya
ini merupakan tugas akhir yang wajib di lewati dari masa study yang telah penulis
tempuh, semoga menjadi awal yang baik bagi penulis Amin.
Kendari, Juli 2016
Peneliti
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ v
MOTTO ............................................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 5
C. Tujuan Umum................................................................................... 5
D. Tujuan Khusus.................................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian............................................................................ 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tekanan Darah...................................................... 7
B. Tinjauan Umum Tensimeter............................................................. 10
C. Tinjauan Umum Kreatinin................................................................ 10
D. Tinjauan Umum Fotometer.............................................................. 12
BAB III. KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran ............................................................................. 15
B. Kerangka Pikir ............................................................................... 15
C. Variabel Penelitian ......................................................................... 15
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif .................................... 15
E. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 16
BAB IV. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 18
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 18
C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 18
D. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................... 19
E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 19
F. Prosedur Penelitian ........................................................................ 20
G. Jenis Data ....................................................................................... 22
xi
H. Pengolahan Data ............................................................................ 22
I. Analisis Data .................................................................................. 22
J. Penyajian Data ............................................................................... 24
K. Etika Penelitian .............................................................................. 24
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 25
B. Pembahasan.................................................................................... 30
BAB VI. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 35
B. Saran .............................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Prosedur kerja pemeriksaan kadar kreatinin ..................................... 21
Tabel 5.1 Jenis dan jumlah tenaga medis dan non medis Rumah Sakit
Santa Anna Kota Kendari tahun 2015 ............................................... 25
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi hasil pemeriksaan Tekanan Darah ..................... 27
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi hasil pemeriksaan sampel Kadar
Kreatinin ............................................................................................. 27
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi hubungan tekanan darah dengan kadar
kreatinin .............................................................................................. 28
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Master Tabel Hasil Pemeriksaan
Lampiran 2 Hasil Uji Koefisien Korelasi
Lampiran 3 Data Lengkap Pasien
Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Poltekkes Kemenkes Kendari
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian Dari Balai Penelitian Dan Pengembangan Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara
Lampiran 6 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 8 Surat Bebas Pustaka
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi.
Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi hemostasis di
dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya
darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga terbentuklah
suatu aliran darah yang menetap. Jika sirkulasi darah menjadi tidak memadai
lagi, maka terjadilah gangguan pada sistem transportasi oksigen, karbondioksida,
dan hasil-hasil metabolisme lainnya (Febby, 2013).
Tekanan darah seseorang dapat lebih atau kurang dari batas normal, jika
melebihi nilai normal orang tersebut menderita tekanan darah tinggi atau
hipertensi, hipertensi yang mengakibatkan angka kesakitan (mordibitas), dan
angka kematian (mortalitas), sebaliknya jika kurang dari nilai normal, orang
tersebut menderita tekanan darah rendah atau hipotensi (Chin & Badri, 2012).
Hipertensi atau tekanan darah Tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya
gangguan pada ginjal, dimana hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat
menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang menuju ginjal, yang berfungsi
sebagai penyaring kotoran tubuh. Dengan adanya gangguan tersebut, ginjal
menyaring lebih sedikit cairan dan membuangnya kembali ke darah
(Lanny, 2006).
Hipertensi merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi,
pada tahun 2013 penyakit hipertensi termasuk dalam 10 besar penyakit yaitu
berada pada urutan 4 dengan sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013.
Gambaran di tahun 2013 dengan menggunakan unit analisis individu
menunjukkan bahwa secara nasional 25,8% penduduk Indonesia menderita
penyakit hipertensi. Jika saat ini penduduk Indonesia sebesar 252.124.458 jiwa
maka terdapat 65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi
(Pusat Data dan lnformasi Kementerian Kesehatan Rl, 2013).
2
Di Provinsi Sulawesi Tenggara penderita hipertensi yaitu sebesar 7,6% atau
sebanyak 183.765 jiwa dari Jumlah Penduduk sebanyak 2.417.962
(Pusdatin, 2013).
Di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari penderita hipertensi pada tahun
2013 sebanyak 128 orang, tahun 2014 sebanyak 291 orang dan pada tahun 2015
sebanyak 369 orang dalam hal ini penyakit hipertensi di Rumah Sakit Santa
Anna Kota Kendari selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan
(Data Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari, 2013, 2014, 2015).
Dibandingkan dengan individu yang memiliki tekanan darah normal
(normotensif), penderita gangguan tekanan darah atau tekanan darah tinggi
memiliki resiko lebih tinggi untuk terserang stroke sementara 10-15% akan
meninggal akibat gagal ginjal. Oleh karena itu pengontrolan tekanan darah
merupakan hal yang sangat penting (Junaidi, 2010).
Tekanan darah normal dapat terjadi karena mekanisme tubuh yang bekerja
secara sinergi dan dalam keseimbangan, apabila terjadi gangguan pada
mekanisme ini, maka tekanan darah akan meningkat. Meningkatnya tekanan
darah di dalam arteri terjadi karena bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa
menyebabkan peningkatan tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan
fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari
dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah
juga meningkat. Sebaliknya, jika terjadi pengurangan aktivitas jantung dalam
memompa, arteri mengalami pelebaran, sehingga cairan yang keluar dari
sirkulasi tidak terhambat, dengan demikian tekanan darah pun mengalami
penurunan. Pengendalian faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan
didalam fungsi ginjal (Junaidi, 2010).
Kelainan fungsi ginjal adalah kelainan yang sering terjadi pada orang
dewasa. Kelainan fungsi ginjal berdasarkan durasinya dibagi menjadi 2 yaitu
gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik. Gagal ginjal akut adalah kemunduran
yang cepat dari kemampuan ginjal dalam membersihkan darah dari bahan-bahan
racun, yang menyebabkan penimbunan limbah metabolik didalam darah
(misalnya urea). Gagal ginjal akut merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai
3
dengan penurunan fungsi ginjal secara mendadak dengan akibat terjadinya
peningkatan hasil metabolit seperti ureum dan kreatinin. Kasus gagal ginjal
kronik (GGK) saat ini meningkat dengan cepat terutama di negara –negara
berkembang. GGK telah menjadi masalah utama kesehatan di seluruh dunia,
karena selain merupakan faktor resiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh
darah akan meningkatkan angka kesakitan dan kematian (Setyaningsih, 2013).
Menurut data Profil Kesehatan Indonesia (2006), gagal ginjal menempati
urutan ke 6 sebagai penyebab kematian pasien yang dirawat di Rumah Sakit di
seluruh Indonesia, dengan Proporsional Mortality Ratio (PMR) 2,99%.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Sistem Pelaporan dan Pencatatan Rumah
Sakit (SP2RS), diperoleh gambaran bahwa penyakit gagal ginjal menduduki
peringkat ke empat dari sepuluh penyakit tidak menular yang menjadi penyebab
kematian terbanyak di Rumah Sakit di Indonesia dengan PMR sebesar 3,16%
(3047 angka kematian). Berdasarkan grafik prevalensi nasional penderita gagal
ginjal kronis sebesar 0,2%. Dan berdasarkan gambaran di tahun 2013 dengan
menggunakan unit analisis individu menunjukkan bahwa secara nasional 0,2%
penduduk Indonesia menderita penyakit gagal ginjal kronis. Jika saat ini
penduduk Indonesia sebesar 252.124.458 jiwa maka terdapat 504.248 jiwa yang
menderita gagal ginjal kronis (0,2% x 252.124.458 jiwa = 504.248 jiwa) (Data
dan lnformasi Kementerian Kesehatan Rl, 2013).
Berdasarkan grafik prevalensi nasional penderita gagal ginjal kronis di
Sulawesi Tenggara sebesar 0,2% dari 2.417.962 jiwa penduduk maka terdapat
4.835 jiwa yang menderita gagal ginjal kronis (Data dan lnformasi Kementerian
Kesehatan Rl, 2013).
Di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari penderita gagal ginjal kronis
pada tahun 2013 sebanyak 24 orang, tahun 2014 sebanyak 25 orang dan pada
tahun 2015 sebanyak 28 orang dalam hal ini penyakit gagal ginjal Kronis di
Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari selama tiga tahun terakhir mengalami
peningkatan (data Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari, 2013, 2014, 2015).
Sekitar 25% darah masuk untuk di filtrasi oleh ginjal, fungsi ginjal adalah
untuk mempertahankan hemostasis (keseimbangan cairan dan elektrolit).
4
Dimana dalam ginjal terdiri dari jutaan glomerulus (sebagai filtrasi), yang terdiri
atas kapsula bowman, darah dari arteri eferen membuat liku-liku dan
membentuk arteri eferen, kemudian darah dari kapsula bowman yang di filtrasi
akan melewati tubulus yang berlekuk-lekuk dan bersambung dengan glomerulus
yang lain dan bermuara pada pelvis renis, dari pelvis renis di hasilkan filtrat air,
ureum, kreatinin, dan amoniak yang akan di keluarkan melewati ureter yang
kemudian di tampung di vesika urinaria. Hasil filtrasi ginjal yang dapat di
gunakan sebagai indikator kerusakan ginjal adalah ureum dan kreatinin
(Mardona, 2013).
Pemeriksaan kadar kreatinin dalam darah merupakan salah satu parameter
yang digunakan untuk menilai fungsi ginjal, karena konsentrasi dalam plasma
dan ekskresinya di urin dalam 24 jam relatif konstan. Kreatinin adalah produk
protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari
otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam urin dengan
kecepatan yang sama. Kreatinin diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi
filtrasi dan sekresi, konsentrasinya relatif konstan dalam plasma dari hari ke hari,
kadar yang lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan adanya gangguan
fungsi ginjal (Alfarisi, 2012).
Kadar kreatinin yang tinggi 8 kali lebih umum ditemukan di antara para
pengidap hipertensi dibanding individu lain yang tekanan darahnya normal.
Kadar ureum dan kreatinin yang tinggi dapat menyebabkan komplikasi
tambahan yaitu menyebabkan syock uremikum yang dapat berlanjut menjadi
kematian (Setyaningsih, 2013).
Hubungan ginjal dan sirkulasi adalah salah satu hasil metabolisme yang akan
di buang oleh ginjal yaitu ureum dan kreatinin. Ini sebagai indikator derajat
kesehatan untuk menilai fungsi ginjal tertentu. Dan apabila keduanya meningkat,
hal ini menunjukan fungsi ginjal tidak baik, jika tekanan darah meningkat, maka
filtrasi meningkat, sehingga berkemih meningkat/poliuria, jika tekanan darah
menurun maka filtrasi menurun sehingga berkemih sedikit/poliuria sampai
anuria (Mardona, 2013).
5
Pada penelitian sebelumnya Mardona (2013) menyatakan nilai korelasi
positif dengan keeratan hubungan yang kuat antara Pengaruh Kadar Kreatinin
Terhadap Tekanan Darah Pasien yang Berkunjung DI Laboratorium Rumah
Sakit Umum Abunawas. Dengan adanya uraian yang telah di kemukakan di atas
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan
Tekanan Darah dengan Kadar Kreatinin Pada Pasien Yang Berkunjung di
Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari”.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara tekanan darah dengan kadar keatinin pada
pasien yang berkunjung di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari?
C. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara tekanan darah dengan kadar kreatinin
pada pasien yang berkunjung di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari.
D. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tekanan darah pada pasien yang berkunjung di Rumah
Sakit Santa Anna Kota Kendari.
2. Untuk mengetahui kadar kreatinin pasien yang berkunjung di Rumah Sakit
Santa Anna Kota Kendari.
3. Untuk menganalisis hubungan tekanan darah dengan kadar kreatinin pada
pasien yang berkunjung di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari.
E. Manfaat
1. Akademik
a. Sebagai sumbangan informasi dan ilmiah dalam memperkaya ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan serta dapat menjadi bahan bacaan atau
perbandingan bagi peneliti selanjutnya.
b. Sebagai bahan masukan untuk peneliti selanjutnya
2. Masyarakat
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi bagi
masyarakat, khususnya tentang peningkatan dan penurunan tekanan darah
dan peningkatan kadar kreatinin dalam darah.
6
3. Penulis
Sebagai media untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis
dalam mengaplikasikan ilmu yang telah di peroleh selama bangku kuliah.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tekanan Darah
1. Pengertian Tekanan Darah
Tekanan darah adalah kekuatan darah mengalir di dinding pembuluh
darah yang keluar dari jantung (pembuluh arteri) dan yang kembali ke
jantung (pembuluh balik) (Lanny, 2006).
Darah tergantung dari tinggi rendahnya, tekanan sistolik dan diastolik.
Tekanan sistolik adalah tekanan saat jantung berdenyut atau berkontraksi
memompa darah ke sirkulasi dan tekanan diastolik adalah tekanan paling
rendah yang terjadi di antara dua denyut jantung (Anna, 2007).
Baik tekanan sistolik dan diastolik dicatat sebagai milimeter air raksa
(mmHg). Panduan National Heart Lung and Blood institute (NHLBI) dari
national Institute of Health (NIH) yang baru sekarang mendefinisikan
tekanan darah normal sebagai berikut : tekanan sistolik 120 mmHg dan
tekanan diastolik 80 mmHg (Asfuah, 2012).
Dalam prosesnya perubahan tekanan darah di pengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu :
a. Tolakan Perifer
Tolakan perifer merupakan sistem peredaran darah yang memiliki
system tekanan tertinggi (arteria) dan sistem tekanan terendah
(pembuluh kapiler dan vena) di antara ke duanya terdapat arteriola dan
pembuluh otot yang sangat halus.
b. Gerakan Memompa Oleh Jantung
Semakin banyak darah yang di pompa ke dalam arteria
menyebabkan arteria akan lebih menggelembung dan mengakibatkan
bertambahnya tekanan darah, demikian pula sebaliknya.
c. Volume darah
Bertambahnya darah menyebabkan besarnya tekanan pada arteri.
8
d. Kekentalan Darah
Kekentalan atau viskositas ini tergantung pada perbandingan sel
darah merah dengan plasma. Semakin kental darah menyebabkan
semakin tinggi tekanan dan semakin banyak tenaga yang di
perlukan. Tekanan darah juga di pengaruhi oleh aktivitas fisik, akan
lebih tinggi ketika melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika
beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, tertinggi
pada pagi hari dan dan terendah ketika tidur pada malam hari (Anna,
2007).
Berikut ini penggolongan tekanan darah berdasarkan angka hasil
pengukuran dengan tensimeter untuk tekanan sistolik dan diastolik :
1) Tekanan darah rendah atau (hipotensi) : kurang dari 120/80
mmHg
2) Tekanan darah normal : 120/80 mmHg
3) Tekanan darah tinggi (hipertensi) : di atas 120/80 mmHg
(Iskandar, 2010).
2. Pengertian Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)
Tekanan darah rendah adalah keadaan tekanan darah yang lebih
rendah dari tekanan yang diperlukan oleh tubuh, sehingga setiap organ
dari badan tidak mendapat aliran darah yang cukup dan menyebabkan
timbulnya gejala hipotensi. Seseorang yang memiliki tekanan darah yang
rendah umumnya tidak mampu untuk berdiri dan atau duduk terlalu lama,
karena akan timbul rasa pusing ketika ia beranjak dari posisi sebelumnya,
contoh ketika duduk terlalu lama, lalu langsung berdiri tekanan darah
akan memacu jantung lebih cepat secara tiba-tiba, tekanan darah akan
meningkat secara cepat kemudian kepala terasa kunang-kunang atau
pusing, bahkan beberapa diantaranya sampai menimbulkan pingsan.
Seseorang yang mempunyai tekanan darah rendah membutuhkan waktu
beberapa saat untuk mengembalikan tekanan darah kembali normal
(Lanny, 2006).
9
3. Pengertian Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang di
bawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkanya. Hipertensi merupakan salah satu faktor pemburuk
fungsi ginjal disamping faktor-faktor lain seperti proteinuria, jenis
penyakit ginjal, hiperglikemia dan beratnya fungsi ginjal sejak awal
(Lanny, 2006)
4. Penyebab Terjadinya Peningkatan Tekanan Darah Di Dalam Arteri
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan peningkatan
tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal
sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam
tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah
juga meningkat. Sebaliknya jika terjadi pengurangan aktifitas jantung
dalam memompa, arteri mengalami pelebaran, sehingga cairan yang
keluar dari sirkulasi tidak terhambat, dengan demikian tekanan darah pun
mengalami penurunan (Lanny, 2006).
5. Peranan Fungsi Ginjal
Salah satu fungsi ginjal adalah menjaga hemostasis dalam
mempertahankan cairan dan elektrolit dalam keadaan normal, jika ginjal
mengalami penurunan fungsi maka akan mengakibatkan bertambahnya
cairan dalam sirkulasi yang menyebabkan tahanan perifer meningkat,
dengan adanya tahanan tersebut maka pemompaan darah oleh jantung
ikut juga meninggi sedang curah jantung dalam semenit tidak berubah
sehingga dapat terjadi peningkatan tekanan darah (Iskandar, 2010).
Ginjal merupakan organ terpenting dalam mengendalikan tekanan
darah, karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa
menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi. Misalnya penyempitan
arteri yang menuju salah satu ginjal bisa menyebabkan hipertensi. Selain
itu, peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa
10
menyebabkan kenaikan tekanan darah. Ginjal mengendalikan tekanan
darah melalui beberapa cara :
a. Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran
garam dan air, yang akan menyebabkan pengurangan volume cairan
sehingga tekanan darah kembali normal.
b. Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan
garam dan air, sehingga volume cairan bertambah dan tekanan darah
kembali normal.
c. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan
enzim yang di sebut renin (Iskandar, 2010).
B. Tinjauan Umum Tensimeter
1. Pengertian Tensimeter
Tensimeter adalah alat di bidang medis yang digunakan untuk
mengukur jumlah tekanan darah pada manusia. Alat pengukur tekanan
darah sering juga disebut dengan sebutan sphygmomanometer. Alat ukur
tekanan darah tersebut pertama kali diperkenalkan oleh seorang dokter
bedah asal Rusia bernama dr.Nikolai Korotkov. Saat itu jenis tensimeter
yang digunakan menggunakan cairan raksa untuk menentukan standar
emas di dalam proses pengukuran tensi darah. Penggunaan logam berat
berbahaya tersebut sangat membahayakan lingkungan.Tensimeter atau
lebih dikenal dengan nama sphygmomanometer terdiri atas bagian-bagian
berupa pompa udara, penyumbat aliran udara yang bisa diputar, kantong
karet yang terbungkus dengan kain serta pembaca tekanan (Fernando,
2015).
C. Tinjauan Umum Kreatinin
1. Pengertian Kreatinin
Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir
metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir
konstan dan diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang sama. Kreatinin
diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi,
konsentrasinya relatif konstan dalam plasma dari hari ke hari, kadar yang
11
lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi
ginjal. Pemeriksaan kadar kreatinin dalam darah merupakan salah satu
parameter yang digunakan untuk menilai fungsi ginjal, karena konsentrasi
dalam plasma dan ekskresinya di urin dalam 24 jam relatif konstan. Kadar
kreatinin darah yang lebih besar dari normal mengisyaratkan adanya
gangguan fungsi ginjal (Setyaningsih, 2012).
Kreatinin adalah produk akhir dari metabolisme kreatin yang
dikeluarkan melalui ginjal. Konsentrasi kreatinin yang terkandung di
dalam urin merupakan petunjuk penting terhadap kerusakan ginjal,
diabetic nephropathy dan laju filtrasi glomerular ginjal. Kreatinin dibentuk
oleh tubuh dari pemecahan Senyawa kreatin dan fosfokreatin dimana
jumlah kreatinin sekitar 2% dari total keratin. Penentuan kreatinin dapat
dilakukan dengan menggunakan enzim kreatinin deiminase untuk
mengkonversi kreatinin menjadi amonia dan 1methylhydantoin.
Selanjutnya amonia di reaksikan dengan cresol red (2-{4-{2-
hydroxyethyl)-1-piperzinyl} ethanesulfonic acid) dan dideteksi secara
spektrometri (Sabarudin, 2012).
Kreatinin merupakan produk sampingan dari hasil pemecahan
fosfokreatin (kreatin) dalam otot yang di buang melalui ginjal. Pada pria
nilai normalnya 0,6 -1,2 mg/dl, dan pada perempuan 0,5 – 1,0 mg/dl
(Mardona, 2013).
Kreatinin darah meningkat jika fungsi ginjal menurun. Kreatinin di
anggap lebih sensitive dan merupakan indikator khusus pada penyakit
ginjal dibandingkan uji dengan kadar nitrogen urea, namun kadar kreatinin
sebesar 2,5 mg/dl dapat menjadi indikasi kerusakan ginjal. Kreatinin
serum sangat berguna untuk mengevaluasi fungsi glomerulus. Peningkatan
dua kali lipat kadar kreatinin serum mengindikasikan adanya penurunan
fungsi ginjal sebesar 50 %, demikian juga peningkatan kadar kreatinin tiga
kali lipat mengisyaratkan penurunan fungsi ginjal sebesar 75 % (Mardona,
2013).
12
2. Metabolisme Kreatinin
Kreatinin terbuat dari zat yang disebut kreatin, yang dibentuk ketika
makanan berubah menjadi energi melalui proses yang disebut
metabolisme. Sekitar 2% dari kreatin tubuh diubah menjadi kreatinin
setiap hari. Kreatinin diangkut melalui aliran darah ke ginjal. Ginjal
menyaring sebagian besar kreatinin dan membuangnya dalam urin. Bila
ginjal terganggu, kreatinin akan meningkat. Tingkat kreatinin yang tidak
normal kemungkinan terjadi kerusakan atau kegagalan ginjal (Nur, 2013).
3. Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Kreatinin
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kreatinin dalam
darah, diantaranya adalah :
a. Perubahan masa otot.
b. Diet kaya daging meningkatkan kadar kreatinin sampai beberapa jam
setelah makan.
c. Aktifitas fisik yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kreatinin
darah.
d. Obat obatan seperti sefalosporin, aldacton, aspirin dan co-trimexazole
dapat mengganggu sekresi kreatinin sehingga meninggikan kadar
kreatinin darah.
e. Kenaikan sekresi tubulus dan destruksi kreatinin internal.
f. Usia dan jenis kelamin pada orang tua kadar kreatinin lebih tinggi dari
pada orang muda, serta pada laki-laki kadar kreatinin lebih tinggi dari
pada wanita ( Nur, 2013).
D. Tinjauan Umum Fotometer
1. Pengertian Fotometer
Fotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur pencahayaan
atau penyinaran. Seperti penerapan di fotometry industri, suatu
"fotometer" adalah kata umum yang meliputi alat-alat untuk mendeteksi :
1. intensitas cahaya hamburan
2. penyerapan
13
3. fluoresensi
Kebanyakan fotometer berlandaskan pada sebuah fotoresistor
atau fotodioda. Masing-masing mengalami perubahan sifat kelistrikan
ketika disinari cahaya, yang selanjutnya dapat dideteksi dengan suatu
rangkaian elektronik tertentu (Zullyandri, 2013).
2. Komponen Fotometer
a. Sumber cahaya
Fotometer UV/VlS memiliki dua sumber cahaya, satu untuk
cahaya VIS dan satu untuk UV. Untuk sumber VIS biasanya
digunakan lampu tungsten, sedangkan untuk UV lampu deuterium.
b. Isolator panjang gelombang (monokromator)
Tujuan monokromator adalah menghasilkan cahaya dengan
panjang gelombang yang murni
c. Kuvet
Berbagai bahan digunakan untuk pembuatan kuvet seperti kaca,
plastik hingga kwartz. Bentuk kuvet juga bermacam-macam. Kuvet
berbentuk jajaran genjang lebih tepat untuk pengukuran karena cahaya
akan jatuh dengan sudut tegak lurus pada permukaan kuvet
d. Foto detektor
Detektor yang digunakan pada alat fotometer umumnya adalah
tabung fotomultiplier (photomultiplier tube), fotosel, atau fotodioda.
Sinyal listrik yang dihasilkan detektor berbanding lurus dengan energi
cahaya yang diterima detektor. Tabung fotomultiplier adalah tabung
yang mengamplifikasi energi cahaya dan mengubahnya menjadi pulsa
listrik. Tabung fotomultiplier memiliki respon cepat, dan sensitivitas
baik untuk VIS maupun UV
e. Alat baca
Fungsinya adalah membaca sinyal listrik dari detektor
dimana data digambarkan dalam bentuk yang bisa diinterpretasikan
atau disajikan pada display yang dapat dibaca oleh pemeriksa. Pada
alat yang analog pembacaan langsung sesuai kekuatan cahaya,
14
sedangkan pada alat digital signal analog dikonversi menjadi digital
melalui CPU (Central Processing Unit).
f. Recorder dan Mikroprosesor
Dengan adanya mikroprosesor dan output software dari
kalibrator dapat disimpan dan konsentrasi sampel yang tidak diketahui
secara otomatis dapat dihitung. Data dari beberapa kalibrator dapat
disimpan dalam bentuk kurva kalibrasi yang utuh dan dapat dilihat
dalam bentuk display atau dicetak (pedoman pemeriksaan kimia klinik,
2012).
15
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Tekanan darah adalah kekuatan darah mengalir di dinding pembuluh
darah yang keluar dari jantung (pembuluh arteri) dan yang kembali ke jantung
(pembuluh balik). Tekanan darah tergantung dari tinggi rendahnya, tekanan
sistolik dan diastolik. Tekanan darah normal adalah tekanan darah yang masih
dalam keadaan normal tanpa melebihi batas normal yaitu (120/80 mmHg).
Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir
metabolisme otot yang di lepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir
konstan dan diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang sama. Kreatinin di
ekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi, konsentrasinya
relatif konstan dalam plasma dari hari ke hari, kadar yang lebih besar dari nilai
normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal.
B. Kerangka Konsep
Variabel bebas :
Variabel terikat :
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebasnya yaitu tekanan darah
2. Variabel terikat
Variabel terikatnya yaitu kadar kreatinin
D. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif
1. Tekanan darah adalah tekanan yang di alami darah pada pembuluh arteri
ketika darah di pompa oleh jantung keseluruh anggota tubuh manusia.
Kadar Kreatinin
mg/dl
Tekanan
Darah
16
2. Tekanan darah tidak normal yaitu
a. Tekanan darah rendah (hipotensi) dimana tekanan darah rendah adalah
keadaan tekanan darah yang lebih rendah dari tekanan yang diperlukan
oleh tubuh, sehingga setiap organ dari badan tidak mendapat aliran
darah yang cukup dan menyebabkan timbulnya gejala hipotensi, dan
b. Tekanan darah tinggi (hipertensi) dimana tekanan darah tinggi
(hipertensi) adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang di bawa oleh darah,
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkanya.
Kriteria objektif :
a. Tekanan darah dikatakan normal, jika tekanan darah sistolik dan
diastolik 120/80 mmHg
b. Tekanan darah di katakan tidak normal yaitu dimana bila tekanan
darah rendah dan tekanan darah tinggi,
1) Tekanan darah di katakan rendah jika tekanan darah sistolik dan
diastolik kurang dari 120/80 mmHg
2) Tekanan darah di katakan tinggi jika tekanan darah sistolik dan
diastolik lebih dari 120/80 mmHg.
3. Kadar Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir
metabolisme otot yang di lepaskan dari otot dengan kecepatan yang
hampir konstan dan diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang sama.
Kriteria objektif :
a. Kadar kreatinin di katakan normal jika kadar kreatinin pada laki-laki
yakni 0,6 – 1,2 mg/dl dan pada perempuan yakni 0,5 – 1,0 mg/dl
b. Kadar kreatinin di katakan tidak normal jika kadar kreatinin pada laki-
laki yakni kurang dari 0,6 mg/dl dan lebih dari 1,2 dan pada
perempuan yakni kurang dari 0,5 mg/dl dan lebih dari 1,0
E. Hipotesis Penelitian
𝐻1 : Ada hubungan antara tekanan darah dengan kadar kreatinin. Yakni jika
korelasi positif (+) maka tekanan darah akan meningkat dan kadar
kreatinin juga akan meningkat. Dan apabila nilai korelasi mencapai 0,00
17
sampai 0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah, dan 0,41 sampai
0,99 berarti korelasi memiliki keeratan yang kuat dan 1 berarti korelasi
sempurna.
18
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini di lakukan dengan menggunakan deskriptif analitik
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari
pada tanggal16-29 Juni 2016.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang
melakukan pemeriksaan kadar kreatinin yang berkunjung di Rumah Sakit
Santa Anna Kota Kendari sebanyak 216 pasien (Januari-Maret 2016).
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang melakukan
pemeriksaan kadar kreatinin yang berkunjung di Rumah Sakit Santa Anna
Kota Kendari.
a. Kriteria sampel
1. Kriteria inklusi
Semua pasien yang berkunjung di Rumah Sakit Santa Anna
Kota Kendari yang bersedia melakukan pemeriksaan kadar
kreatinin
2. Kriteria eksklusi
Pasien yang tidak bersedia melakukan pemeriksaan kadar
kreatinin
b. Besar sampel
Tehnik pengambilan Sampel yaitu menggunakan metode
Accidental sampling (Saryono, 2011). Jika populasi > 100 maka di
ambil sampel 15-30% dan jika populasi < 100 maka di ambil sampel
25-50% (Notoatmojo, 2005).
19
Maka populasi tahun 2016 mulai dari bulan Januari sampai Maret
yaitu sebanyak 216 pasien.
216 X 15
100 = 32 pasien
Berdasarkan hal tersebut jumlah sampel yang di ambil adalah
sebanyak 32 pasien.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Data dari penelitian ini di kumpulkan dari awal penelitian yaitu
pengumpulan jurnal, buku atau literatur-literatur yang mendukung penelitian.
Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel pada pasien, baik pasien rawat
inap maupun pasien rawat jalan yang melakukan pemeriksaan kadar kreatinin
di Laboratorium Rumah Sakit santa Anna Kota Kendari dan mengambil hasil
pemeriksaan tekanan darah pasien yang melakukan pemeriksaan kadar
kreatinin baik pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap di ruang
keperawatan. Hasil pemeriksaan kemudian di olah dan di laporkan sebagai
data hasil penelitian.
E. Instrumen Penelitian
1. Fotometer 5010 1 buah
2. Sentrifuge 1 buah
3. Mikropipet 1000 𝜇𝑙, 100 𝜇𝑙 1 buah
4. Spoit 32 buah
5. Tourniquet (alat pembendung) 1 buah
6. Kapas alkohol 70 %
7. Tabung reaksi 32 buah
8. Rak tabung 1 buah
9. Tips biru dan kuning
10. Formulir pendaftaran pasien
11. Alat tulis
12. larutan standar
13. larutan blangko
14. sampel darah
20
F. Prosedur Pemeriksaan Laboratorium
1. Pra analitik
a. Pada tahap ini mencakup persiapan pasien, sampel, reagen yang akan
digunakan terlebih dahulu diperiksa, dan alat yang akan dipakai.
1. persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus
2. persiapan sampel : darah sebanyak 2 cc yang ditampung dalam
tabung centrifuge yang kemudian di centrifuge selama 5 menit.
3. Persiapan Reagen berupa larutan kerja dan standar terlebih dahulu
diperiksa tanggal kadaluarsa reagen tersebut.
4. Persiapan alat berupa spektrofotometer yang harus dinyalakan
terlebih dahulu.
2. Analitik
1. Alat dan Bahan
a. Alat
1. tabung reaksi
2. centrifuge
3. klinikpett
4. rak tabung
5. spektrofotometer
6. tips biru dan kuning
7. tourniquet (alat pembendung)
b. Bahan
1. sampel darah
2. larutan standar
3. larutan blangko
4. spoit
5. kapas alkohol 70 %
6. plester
2. Cara pengambilan sampel (darah vena)
a. Disiapkan alat dan bahan
21
b. Dilakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah, usahakan
pasien senyaman mungkin.
c. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar
permintaan.
d. Diminta pasien untuk meluruskan lengannya, pilih lengan yang
banyak melakukan aktivitas.
e. Diminta pasien untuk mengepalkan tangannya.
f. Dipasang tali pembendung (tourniquet) kira – kira 10 cm diatas
lipat siku.
g. Dipilih bagian vena median cubiti. Lakukan perabaan (palpasi)
untuk memastikan posisi vena, vena teraba seperti sebuah pipah
kecil, elastis dan memiliki dinding tebal.
h. Desinfeksi kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas
alkohol 70 % dan biarkan kering.
i. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap keatas.
Jika jarum telah masuk kedalam vena, akan terlihat darah masuk
kedalam semprit.
j. Setelah volume darah dianggap cukup, minta pasien membuka
kepalan tangannya.
k. Letakan kapas kering ditempat suntikan lalu segerah lepaskan /
tarik jarum. Minta pasien menekan kapas tersebut beberapa menit,
sampai bekas tusukan tadi tidak mengeluarkan darah, dan
pasangkan plester.
l. Dilepaskan jarum dan spoitnya dan alirkan darah ke dalam tabung
yang tersedia melalui dinding tabung.
m. Spoit bekas pakai di buang pada tempat pembuangan khusus
(bahan infeksius)
n. Kemudian darah di sentrifus untuk dilakukan pemeriksaan kadar
kreatinin.
22
3. Prosedur kerja pemeriksaan kadar kreatinin
Tabel 4.1 Prosedur kerja pemeriksaan kadar kreatinin
3. Pasca analitik
Pada tahap pasca analitik ini mencakup pembacaan hasil, dan
pencatatan hasil
a. Pembacaan hasil
b. Nilai normal : pada pria nilai normalnya 0,6 -1,2 mg/dl, dan pada
perempuan 0,5 – 1,0 mg/dl.
G. Jenis Data
Dalam penelitian ini data yang di kumpulkan meliputi :
1. Data primer : Pemeriksaan kadar kreatinin
2. Data sekunder : Hasil pemeriksaan tekanan darah.
H. Pengolahan Data
Data yang di peroleh selanjutnya dianalisa dengan uji koefisien korelasi
antara tekanan darah dengan kadar kreatinin.
I. Analisis Data
a. Analisis univariat
Untuk mendeskripsikan hubungan tekanan darah dengan kadar
kreatinin yang di gunakan pada penelitian ini dengan memperhatikan nilai
tendensi sentral yaitu mean, median dan modus kemudian di sajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi dengan rumus :
Pipet ke dalam
tabung reaksi
Blanko (μl) Standar (μl) Sampel
(μl)
1. Larutan kerja kadar
kreatinin 1000 1000 1000
2. Larutan standar - 100 -
3. Sampel - - 100
4. 𝐻2O 100 - -
campur dan langsung baca di Spektrofotometer pada 492 nm
23
P = 𝐹
𝑁 X 100 %
Keterangan :
P = besar persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah (Budiarto, 2002)
b. Analisis Bivariat
Uji korelasi bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel
yang tidak menunjukan hubungan fungsional (berhubungan yang bukan
berarti disebabkan). Keeratan hubungan ini dinyatakan dalam bentuk
koefisien korelasi. Nilai koefisien merupakan nilai yang digunakan untuk
mengukur kekuatan (keeratan) suatu hubungan antar variabel.
rumus :
r = nΣxy – (Σx) (Σy)
√{nΣx² – (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)
2}
Dimana :
n = Banyaknya Pasangan data X dan Y
Σx = Total Jumlah dari Variabel X
Σy = Total Jumlah dari Variabel Y
Σx2= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X
Σy2= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y
Σxy= Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel Y
Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. 0,00 sampai dengan 0,20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat
lemah.
2. 0,21 sampai dengan 0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah.
3. 0,41 sampai dengan 0,70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat.
4. 0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat
kuat.
24
5. 0,91 sampai dengan 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat
kuat sekali.
6. 1 berarti korelasi sempurna
J. Penyajian Data
Data yang di peroleh dari hasil pengujian di sajikan dalam bentuk tabel
selanjutnya di olah secara statistik dengan mengg unakan uji korelasi.
K. Etika Penelitian
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent tersebut di berikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek
penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan di sajikan
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainya. Semua informasi yang telah di kumpulkan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan di laporkan pada
hasil riset (Hidayat, 2013).
25
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran lokasi penelitian
a. Letak geografis
Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari merupakan salah satu
Rumah Sakit Umum Swasta yang ada di Kota Kendari yang terletak di
Jl. Dr. Moh Hatta No. 65 A Kendari, dengan luas lahan 5.138 m² dan
luas bangunan 3.340 m², batas-batas wilayah Rumah Sakit Santa Anna
Kota Kendari adalah sebagai berikut :
1. Sebelah barat : Bank BNI
2. Sebelah timur : SMP Negeri 2 Kendari
3. Sebelah utara : Gereja Katolik St. Fransiskus Xaverius
4. Sebelah selatan : Pelelangan
b. Sarana dan Prasarana
Sarana yang terdapat di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari
yaitu :
1. Ruang Kepala Rumah Sakit,
2. Ruang Sekretaris,
3. Unit Gawat Darurat,
4. Ruang Laboratorium,
5. Ruang Instalasi Radiologi,
6. Rekam Medik,
7. Ruang Apotek,
8. Ruang Poli Gigi dan Mulut,
9. Ruang Poli Bedah,
10. Ruang Poli Kulit dan Kelamin,
11. Ruang Poli Orthopedi,
12. Ruang Poli THT,
13. Ruang Poli OBSGYN,
14. Ruang Poli Kandungan dan Kebidanan,
26
15. Ruang Poli Penyakit Dalam,
16. Ruang Poli Umum,
17. Ruang Poli Jantung dan Pembuluh Darah,
18. Ruang Poli Anak,
19. Ruang VIP dan VVIP,
20. Ruang Bersalin,
21. Ruang Bayi,
22. Ruang Isolasi,
23. Ruang Operasi,
24. Loket pendaftaran,
25. Loket pembayaran,
26. Kasir,
27. Ruang tunggu.
Dalam menunjang kegiatan, Rumah Sakit Santa Anna Kota
Kendari dilengkapi dengan kendaraan roda empat (mobil ambulance).
c. Ketenagaan
Jumlah tenaga kerja yang ada di Rumah Sakit Santa Anna Kota
Kendari pada tahun 2015 sebanyak 186 orang (114 tenaga medis dan
72 tenaga non medis) yang terdiri dari :
Tabel 5.1 Jenis dan Jumlah Tenaga Medis dan Non Medis Rumah
Sakit Santa Anna Kota Kendari Tahun 2015
No. Jenis tenaga Status ketenagaan
Total Tetap Mitra
1. Dokter umum 1 7 8
2. Dokter Spesialis 1 22 23
3. Dokter gigi 0 2 2
4. Perawat 54 0 54
5. Bidan 8 0 8
6. Laboratorium 5 0 5
7. Apoteker 2 0 2
8. Asisten Apoteker 3 0 3
9. Ahli Gizi 1 0 1
10. Radiografer 1 0 1
11. Asisten Radiologi 3 0 3
27
12. Asisten Anasthesi 0 3 3
13. Fisioterapi 0 1 1
14. Non Medis 72 0 72
Jumlah 151 35 186
Sumber : Data Based RS. Santa Anna Tahun 2015
d. Fasilitas Laboratorium
Laboratorium Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari terdiri atas
beberapa ruangan yaitu :
1. Ruang sampling
2. Ruang pemeriksaan sampel
Laboratorium Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari di
lengkapi dengan beberapa jenis pemeriksaan yaitu :
a. Pemeriksaan Darah rutin yang terdiri atas pemeriksaan
Homoglobin (Hb), Trombosit, Eritrosit, Leukosit, MCH, MCV,
MCHC dengan menggunakan alat Hematologi Analyzer
b. Pemeriksaan kimia darah yang terdiri atas pemeriksaan SGOT,
SGPT, Asam urat, Ureum, Kreatinin, Glukosa (Glukosa darah
sewaktu (GDS), Glukosa darah puasa (GDP), Glukosa darah 2
jam PP), Bilirubin direct, Bilirubin total, Cholestrol total,
Cholestrol HDL, Cholestrol LDL, Albumin, Globulin,
Trigliserida. Dengan menggunakan alat Fotometer dan Strip
test.
c. Pemeriksaan Laju endap darah (LED)
d. Pemeriksaan Urinalisa : Kimia urin (Sedimen urin (dengan alat
mikroskop), Carik celup/strip,)
e. Pemeriksaan Imunoserologi : HBsAg, Widal Test @ 8 vial,
Widal Test @ 4 vial, Golongan Darah, Plano Test (tes
kehamilan)
28
2. Analisis Univariat
a. Tekanan darah
Hasil penelitian pemeriksaan tekanan darah di Rumah Sakit
Santa Anna Kota kendari di dapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi hasil pemeriksaan tekanan darah
Tekanan darah N %
Normal 13 40,6
Tidak normal 19 59,4
Jumlah 32 100
Sumber : Data Sekunder 2016
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan bahwa dari 32 responden,
responden yang tekanan darah normal yaitu sebanyak 13 sampel
dengan persentase 40,6 %, tekanan darah tidak normal yaitu sebanyak
19 sampel dengan persentase 59,4 %.
b. Kadar kreatinin
Berdasarkan penelitian yang di lakukan dengan pemeriksaan
kadar kreatinin di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari di dapatkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi hasil pemeriksaan sampel kadar
kreatinin
Kadar kreatinin N %
Normal 18 56,3
Tidak normal 14 43,7
Jumlah 32 100
Sumber : Data Primer 2016
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan bahwa dari 32 responden
yang kadar kreatinin normal yaitu sebanyak 18 sampel dengan
persentase 56,3 % kadar kreatinin tidak normal yaitu sebanyak 14
sampel dengan persentase 43,7 %.
29
3. Analisa bivariat
a. Analisis hubungan tekanan darah dengan kadar kreatinin
Hubungan tekanan darah dengan kadar kreatinin dengan jumlah
sampel sebanyak 32 sampel dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi hubungan tekanan darah dengan
kadar kreatinin
Sumber : Data Terolah 2016
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan bahwa distribusi sampel
berdasarkan pemeriksaan tekanan darah dan kadar kreatinin di
dapatkan hasil antara tekanan darah dengan kadar kreatinin normal
sebanyak 11 sampel dengan persentase 34,4%, hasil tekanan darah
normal dan kadar kreatinin tidak normal sebanyak 2 sampel dengan
persentase 6,2%, hasil tekanan darah tidak normal dan kadar kreatinin
normal sebanyak 7 sampel dengan persentase 21,9%, hasil tekanan
darah dan kadar kreatinin tidak normal sebanyak 12 sampel dengan
persentase 37,5%.
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan bahwa distribusi sampel yang
berhubungan antara dua variabel tersebut (tekanan darah dan kadar
kreatinin) yang mengalami kenaikan keduanya sebanyak 23 sampel
dengan persentase 71,9%. Dan variabel yang tidak berhubungan yakni
salah satunya tidak mengalami kenaikan yaitu sebanyak 9 sampel
dengan persentase 28,1%.
No.
Tekanan
Darah
Kadar Kreatinin
Total Nilai r Normal Tidak
normal
n % N % n %
1. Normal 11 34,4 2 6,2 13 56,2
0,727 2.
Tidak
normal 7 21,9 12 37,5 19 43,7
Jumlah 18 56,3 14 43,7 32 100
30
B. Pembahasan
1. Analisis Univariat
a. Tekanan Darah
Dalam penelitian ini sampel yang di gunakan yaitu sebanyak 32
sampel dan pemeriksaan tekanan darah tidak di lakukan sendiri oleh
peneliti tetapi hasil di dapatkan dari kerjasama antara peneliti dan
keperawatan, selanjutnya hasil yang di peroleh di olah oleh peneliti.
Hasil yang di peroleh dari penelitian pemeriksaan tekanan darah
di sajikan dalam tabel 5.2 yang menunjukan bahwa dari 32 responden,
responden yang tekanan darah normal yaitu sebanyak 13 sampel
dengan persentase 40,6 %, tekanan darah tidak normal yaitu sebanyak
19 sampel dengan persentase 59,4 %.
Tekanan darah merupakan faktor yang penting dalam sistem
sirkulasi. Tekanan darah adalah kekuatan darah mengalir di dinding
pembuluh darah yang keluar dari jantung (pembuluh arteri) dan yang
kembali ke jantung (pembuluh balik).
Berdasarkan kriteria objektif yang di gunakan peneliti tekanan
darah dikatakan normal, jika tekanan darah sistolik dan diastolik
120/80 mmHg, hal ini juga sesuai dengan panduan National Heart
Lung and Blood institute (NHLBI) dari national Institute of Health
(NIH) yang mendefinisikan tekanan darah normal yaitu berkisar antara
120/80 mmHg. Yakni tekanan darah dikatakan tidak normal, jika
tekanan darah sistolik dan diastolik kurang dari atau lebih dari 120/80
mmHg.
Jika tekanan darah tidak normal maka akan mempengaruhi
hemostasis di dalam tubuh. Jika sirkulasi darah menjadi tidak memadai
lagi, maka terjadilah gangguan pada sistem transportasi oksigen,
karbondioksida, dan hasil-hasil metabolisme lainnya. Penderita
gangguan tekanan darah akan mengakibatkan gangguan pada ginjal
sehingga sekitar 10-15% akan meninggal akibat gagal ginjal. Dan
apabila volume darah dalam tubuh meningkat, maka tekanan darah
31
juga akan meningkat. Sebaliknya, jika terjadi pengurangan aktivitas
jantung dalam memompa, arteri mengalami pelebaran, sehingga cairan
yang keluar dari sirkulasi tidak terhambat, dengan demikian tekanan
darah pun mengalami penurunan. Pengontrolan tekanan darah
merupakan hal yang sangat penting.
b. Kadar kreatinin
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan yaitu sebanyak 32
sampel. Sampel yang di ambil yaitu pasien yang berkunjung di Rumah
Sakit Santa Anna Kota Kendari yang bersedia melakukan pemeriksaan
kadar kreatinin baik pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap.
Pasien yang bersedia melakukan pemeriksaan kadar kreatinin
melakukan pemeriksaan di laboratorium Rumah sakit Santa Anna Kota
Kendari, peneliti melakukan pengambilan sampel kepada pasien,
selanjutnya sampel di periksa sesuai prosedur yang sudah di tetapkan
dengan menggunakan fotometer 5010.
Hasil yang di peroleh dari penelitian pemeriksaan kadar kreatinin
di sajikan dalam tabel 5.3 yang menunjukan bahwa dari 32 responden
yang kadar kreatinin normal yaitu sebanyak 18 sampel dengan
persentase 56,3 % kadar kreatinin tidak normal yaitu sebanyak 14
sampel dengan persentase 43,7 %.
Berdasarkan kriteria objektif yang di gunakan peneliti dimana
kadar kreatinin di katakan normal jika kadar kreatinin pada laki-laki
yakni 0,6 – 1,2 mg/dl dan pada perempuan yakni 0,5 – 1,0 mg/dl dan
kadar kreatinin di katakan tidak normal jika kadar kreatinin pada laki-
laki yakni kurang dari 0,6 mg/dl dan lebih dari 1,2 dan pada
perempuan yakni kurang dari 0,5 mg/dl dan lebih dari 1,0.
Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir
metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan hampir
konstan dan diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang sama.
Pemeriksaan kadar kreatinin dalam darah merupakan salah satu
parameter yang digunakan untuk menilai fungsi ginjal, karena
32
kreatinin diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan
sekresi, konsentrasinya relative sama dalam plasma dari hari ke hari,
kadar kreatinin yang abnormal mengisyaratkan adanya gangguan
fungsi ginjal, dan dapat menyebabkan komplikasi tambahan sehingga
dapat berlanjut dengan kematian.
c. Analisis Bivariat
a. Analisis hubungan tekanan darah dengan kadar kreatinin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tekanan
darah dengan kadar kreatinin pada pasien yang berkunjung di Rumah
Sakit Santa Anna Kota Kendari.
Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu untuk tekanan
darah dengan melakukan pengambilan hasil atau data dari keperawatan
Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari dan untuk kadar kreatinin yaitu
pasien yang bersedia melakukan pemeriksaan kadar kreatinin di
Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari.
Pengambilan sampel kadar kreatinin dilakukan kepada pasien
yang berkunjung di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari baik pasien
rawat jalan maupun pasien rawat inap dengan jumlah sampel sebanyak
32 sampel yang di peroleh dari rumus besaran sampel. Sampel yang di
teliti di ambil dengan menggunakan metode accidental sampling dan
kriteria sampel yang di periksa pada penelitian ini yaitu semua pasien
yang berkunjung di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari yang
bersedia melakukan pemeriksaan kadar kreatinin, setelah di lakukan
pengambilan sampel dari pasien, selanjutya sampel di periksa dengan
menggunakan fotometer 5010 sesuai dengan prosedur kerja yang
sudah di tetapkan.
Hasil yang di dapatkan dari hasil penelitian menunjukan bahwa
distribusi sampel berdasarkan pemeriksaan tekanan darah dan kadar
kreatinin di dapatkan hasil antara tekanan darah dengan kadar kreatinin
normal sebanyak 11 sampel dengan persentase 34,4%, hasil tekanan
darah normal dan kadar kreatinin tidak normal sebanyak 2 sampel
33
dengan persentase 6,2%, hasil tekanan darah tidak normal dan kadar
kreatinin normal sebanyak 7 sampel dengan persentase 21,9%, hasil
tekanan darah dan kadar kreatinin tidak normal sebanyak 12 sampel
dengan persentase 37,5%.
Berdasarkan hasil yang di peroleh dari penelitian tentang
hubungan tekanan darah dengan kadar kreatinin pada pasien yang
berkunjung di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari, dapat
dinyatakan bahwa hipotesis di terima antara hubungan tekanan darah
dengan kadar kreatinin yakni apabila tekanan darah mengalami
kenaikan dan kadar kreatinin juga mengalami kenaikan. Berdasarkan
tabel 5.4 menunjukan bahwa yang berhubungan antara dua variabel
tersebut dimana variabel bebas dan variabel terikat (tekanan darah dan
kadar kreatinin) keseluruhan antara variabel yang mengalami kenaikan
keduanya sebanyak 23 sampel dengan persentase 71,9%. Dan variabel
yang tidak berhubungan yakni salah satunya tidak mengalami kenaikan
yaitu sebanyak 9 sampel dengan persentase 28,1%. Dalam hal ini
variabel yang mengalami kenaikan antara ke duanya lebih banyak dari
pada variabel yang hanya salah satunya yang mengalami kenaikan
yakni 71,9% dan 28,1%.
Berdasarkan hasil analisa dengan 32 sampel menggunakan uji
korelasi di peroleh signifikan nilai r = 0,727 artinya korelasi
mempunyai keeratan sangat kuat.
Dalam hal ini penelitian hubungan tekanan darah dengan kadar
kreatinin pada pasien yang berkunjung di Rumah Sakit Santa Anna
Kota Kendari di dapatkan hasil dimana hipotesis di terima antara
hubungan tekanan darah dengan kadar kreatinin dimana korealsi
positif dengan keeratan hubungan sangat kuat.
Pada penelitian (Mardona, 2013), dengan sampel sebanyak 20
sampel menyatakan nilai korelasi positif dengan keeratan hubungan
yang kuat antara pengaruh kadar kreatinin terhadap tekanan darah
dengan nilai signifikan r = 0,415.
34
Berdasarkan hasil penelitian antara penelitian hubungan tekanan
darah dengan kadar kreatinin pada pasien yang berkunjung di Rumah
Sakit Santa Anna Kota Kendari dengan penelitian Mardona, 2013 tidak
sejalan karena keduanya mempunyai perbedaan yang mengarah pada
jumlah sampel dan nilai korelasi, dimana jumlah sampel yang di
gunakan pada penelitian Mardona, 2013 sebanyak 20 sampel dengan
keeratan hubungan kuat dengan nilai r = 0,415, sedangkan penelitian
hubungan tekanan darah dengan kadar kreatinin pada pasien yang
berkunjung di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari menggunakan
sampel sebanyak 32 sampel dengan keeratan hubungan sangat kuat
dengan nilai r = 0,727.
35
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di Rumah Sakit Santa
Anna Kota Kendari dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil yang di peroleh dari penelitian pemeriksaan tekanan darah
menunjukan bahwa dari 32 responden, responden yang tekanan darah
normal yaitu sebanyak 13 sampel dengan persentase 40,6 %, tekanan
darah tidak normal yaitu sebanyak 19 sampel dengan persentase 59,4
%.
2. Hasil yang di peroleh dari penelitian pemeriksaan kadar kreatinin
menunjukan bahwa dari 32 responden yang kadar kreatinin normal
yaitu sebanyak 18 sampel dengan persentase 56,3 % kadar kreatinin
tidak normal yaitu sebanyak 14 sampel dengan persentase 43,7 %.
3. Analisis hubungan tekanan darah dengan kadar kreatinin pada pasien
yang berkunjung di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari di
dapatkan hasil dimana hipotesis di terima antara hubungan tekanan
darah dengan kadar kreatinin dimana korelasi positif dengan keeratan
hubungan sangat kuat.
B. Saran
1. Bagi akademik agar bisa dijadikan sebagai sumbangan informasi dan
ilmiah dalam memperkaya ilmu pengetahuan khususnya di bidang
kesehatan.
2. Bagi peneliti selanjutnya agar bisa di jadikan sebagai bahan masukan
atau perbandingan, dan di harapkan peneliti selanjutnya menggunakan
sampel yang lebih banyak sehingga bisa lebih menguatkan tentang
hubungan tekanan darah dengan kadar kreatinin.
3. Bisa di jadikan sebagai bahan tambahan pengetahuan dan informasi
bagi masyarakat khususnya untuk tekanan darah dan kadar kreatinin.
DAFTAR PUSTAKA
Alfarisi, Salman.,dkk. 2012. Perbedaan Kadar Kreatinin Serum Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 Yang Terkontrol Dengan Yang Tidak Terkontrol Di Rsud
Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2012. Majority (Medical
Journal Of Lampung University), 130.
Anggara, Febby Haendra Dwi., dkk. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat Tahun
2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1) .
Amiruddin, Muh A., dkk. 2015. Analisa Hasil Pengukuran Tekanan Darah Antara
Posisi Duduk Dan Posisi Berdiri Pada Mahasiswa Semester Vii (Tujuh) Ta.
2014/2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal E-
Biomedik (Ebm), 126.
Asfuah, Siti. 2012. Buku Saku Klinik Keperawatan Dan Kebidanan. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Chin, A & Badri, M. 2012. The Clinical, Electrocardiographic and
Echocardiagraphic Characteristics and Long-Term Outcome of Patients
With Tachycardia-Induced Cardiomyopathy. Journal of Cardiovasculer.
Data Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari. 2015.
Junaidi, Iskandar. 2010. Hipertensi. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1792/Menkesiskixiii
2010 Tentang Pedoman Pemeriksaan Kimia Klinik. 2012.
Mardona. 2013. Pengaruh Kadar Kreatinin Terhadap Tekanan Darah Pasien yang
Berkunjung Di Laboratorium Rumah Sakit Umum Abunawas.
Nainggolan, Fernando., dkk. 2015. Rancangan Bangun Sistem Pemantau dan
Transmisi Data Tekanan Darah pada Mobile Platform Android. Jurnal Of
Control and Network System Vol 4, No.1.
Nelson, E. 2009. Hubungan Antara Mikroalbuminuria yang di Nilai dengan Rasio
Kreatinin dengan Hipertensi Ventrikel Kiri pada Penderita Hipertensi
Esensial.
Notoatmojo, S. 2005. Motodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta.
Palmer, Anna., dkk. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Erlangga.
Pusat Data dan lnformasi Kementerian Kesehatan Rl (2014). Jakarta
Sabarudin, A., dkk. 2012. Sequential Injection-flow Reversal Mixing (SI-FRM)
untuk Penentuan Kreatinin Dalam Urin. Jurnal MIPA 35 (2) : 157-164.
Setyaningsih, Asri., dkk. 2013. Perbedaan Kadar Ureum dan Creatinin pada Klien
Yang Menjalani Hemodialisa dengan Hollow Fiber Baru dan Hollow Fiber
Reuse Di Rsud Ungaran. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah. Vol 1, No.1,
Hal 16.
Sustrani, Lanny., dkk. 2006. Hipertensi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Zullyandri. 2015. Penerapan FotoMetri.
RUMAH SAKIT SANTA ANNA KOTA KENDARI
LABORATORIUM
Jl Dr. Moh. Hatta No. 65 Kota Kendari Tlp. (0401) 3123092
MASTER TABEL HASIL PEMERIKSAAN
Hasil Pemeriksaan Hubungan Tekanan Darah dengan Kadar Kreatinin pada
Pasien yang Berkunjung di Rumah Sakit Santa Anna Kota kendari
No. Kode
Sampel
Jenis
Kelamin
Tekanan
Darah
(mmHg)
Kategori
Kadar
Kreatinin
(mg/dl)
Kategori
1. Sampel 1 L 130/80 Tinggi 1,3 Tinggi
2. Sampel 2 P 120/80 Normal 1 Normal
3. Sampel 3 L 130/90 Tinggi 1,4 Tinggi
4. Sampel 4 L 120/80 Normal 1,2 Normal
5. Sampel 5 P 120/90 Normal 1,3 Tinggi
6. Sampel 6 L 140/90 Tinggi 2,0 Tinggi
7. Sampel 7 P 100/80 Rendah 0,7 Normal
8. Sampel 8 P 140/90 Tinggi 3,2 Tinggi
9. Sampel 9 L 130/80 Tinggi 1,6 Tinggi
10. Sampel 10 P 120/80 Normal 0,8 Normal
11. Sampel 11 L 120/80 Normal 1,0 Normal
12. Sampel 12 L 120/90 Normal 0,8 Normal
13. Sampel 13 P 120/80 Normal 1,0 Normal
14. Sampel 14 L 130/80 Tinggi 1,1 Normal
15. Sampel 15 P 110/80 Rendah 0,7 Normal
16. Sampel 16 L 140/80 Tinggi 1,7 Tinggi
17. Sampel 17 L 130/70 Tinggi 1,1 Normal
18. Sampel 18 L 130/80 Tinggi 1,8 Tinggi
19. Sampel 19 P 150/90 Tinggi 1,5 Tinggi
20. Sampel 20 L 120/80 Normal 0,8 Normal
21. Sampel 21 P 110/80 Rendah 0,8 Normal
22. Sampel 22 L 100/80 Rendah 0,8 Normal
23. Sampel 23 P 120/90 Normal 1 Normal
24. Sampel 24 L 120/80 Normal 0,8 Normal
25. Sampel 25 L 120/90 Normal 0,8 Normal
26. Sampel 26 L 120/80 Normal 0,8 Normal
27. Sampel 27 L 130/90 Tinggi 1,5 Tinggi
28. Sampel 28 L 130/80 Tinggi 1,3 Tinggi
29. Sampel 29 P 130/80 Tinggi 1,5 Tinggi
Hasil Uji Koefisien Korelasi
Tabel Pengolahan Data
No. X Y X.Y X² Y²
1. 130 1,3 169 16.900 1,69
2. 120 1 120 14.400 1
3. 130 1,4 182 16.900 1,96
4. 120 1,2 144 14.400 1,44
5. 120 1,3 156 14.400 1,69
6. 140 2,0 280 19.600 4
7. 100 0,7 70 10.000 0,49
8. 140 3,2 448 19.600 10,24
9. 130 1,6 208 16.900 2, 56
10. 120 0,8 96 14.400 0,64
11. 120 1,0 120 14.400 1
12. 120 0,8 96 14.400 0,64
13. 120 1,0 120 14.400 1
14. 130 1,1 143 16.900 1,21
15. 110 0,7 77 12.100 0,49
16. 140 1,7 238 19.600 2,89
17. 130 1,1 143 16.900 1,21
18. 130 1,8 234 16.900 3,24
19. 150 1,5 225 22.500 2,25
20. 120 0,8 96 14.400 0,64
21. 110 0,8 88 12.100 0,64
22. 100 0,8 80 10.000 0,64
23. 120 1 120 14.400 1
24. 120 0,8 96 14.400 0,64
25. 120 0,8 96 14.400 0,64
26. 120 0,8 96 14.400 0,64
27. 130 1,5 195 16.900 2,25
28. 130 1,3 169 16.900 1,69
29. 130 1,5 195 16.900 2,25
30. 120 1,1 132 14.400 1,21
31. 110 0,8 88 12.100 0,64
32. 130 1,4 182 16.900 1,96
Jumlah 3.960 38,6 4.902 493.800 54,48
Ket : x : Tekanan darah
y : Kadar kreatinin
Uji korelasi
Dik : x = 3.960
y = 38,6
x² = 493.800
y ² = 54,48
x.y = 4.902
r = 𝑛 𝑥 .𝑦 –( 𝑥 . 𝑦)
(𝑛 𝑥²−( 𝑥)²) . (𝑛 𝑦²−( 𝑦)² )
r = 32 . 4902 − (3960 . 38,6)
(32 . 493800− 3960 2 ) . (32 . 54,48− 38,6 2)
r = 156864 −152856
15801600 −15681600 . (1743,36−1489,96)
r = 4008
120000 . (253,4)
r = 4008
30408000
r = 4008
5514 ,34
r = 0,727
Graph
Frequencies
Statistics
Tekanan_Darah Kadar_Kreatinin
N Valid 32 32
Missing 0 0
Frequency Table
Tekanan_Darah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Norma 13 40.6 40.6 40.6
Abnormal 19 59.4 59.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
Kadar_Kreatinin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Normal 18 56.3 56.3 56.3
Abnormal 14 43.8 43.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tekanan_Darah *
Kadar_Kreatinin 32 100.0% 0 0.0% 32 100.0%
Tekanan_Darah * Kadar_Kreatinin Crosstabulation
Count
Kadar_Kreatinin Total
Normal Abnormal
Tekanan_Darah Normal 11 2 13
Abnormal 7 12 19
Total 18 14 32
DATA LENGKAP PASIEN
Formulir Pendaftaran Pasien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Tinggi Badan :
Berat Badan :
Tekanan Darah :
Kadar Kreatinin :
Mengetahui, Juli 2016
Pemeriksa
Dokumentasi proses pemeriksaan sampel kadar kreatinin
Gambar 1 : Peneliti melakukan Gambar 2 : Peneliti melakukan
pengambilan sampel proses pemipetan
Gambar 3 : Peneliti melakukan proses pemeriksaan kadar kreatinin
Dokumentasi alat dan bahan yang di gunakan dalam proses pemeriksaan
kadar kreatinin
Gambar 1 : Reagen Kreatinin Gambar 2 : Mikropipet
Gambar 3 : Fotometer 5010