13
Jurnal Amanah Kesehatan | E ISSN : 2685-4023 Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id 56 Hubungan Peran Keluarga Dan Motivasi Pasien Stroke Dengan Kepatuhan Kunjungan Di Poliklinik Syaraf RSUP DR. M. Djamil Padang Reska handayani 1 , Chichi Hafifa Transyah 2 , Mira Okta Widia 3 Prodi Profesi Ners STIKes YPAK Padang [email protected] ABSTRAK Prevalensi stroke di Indonesia meningkat setiap tahun, dari 7 % menjadi 12,1% per 1000 populasi dari 2013-2014. Data di Klinik Bedah Saraf DR. M. Djamil Padang, jumlah pasien stroke di poliklinik Neurologi dalam 3 bulan terakhir terakhir dari Mei hingga Juli 2015, ada 152 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Hubungan dan Motivasi Keluarga dengan kunjungan kepatuhan di poli Klinik Bedah Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Data diolah secara komputerisasi dan dianalisis secara univariat dari distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square (p-value ≤ 0,05). Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh pasien memiliki kepatuhan mengunjungi (53,3%), peran keluarga (71,7%), motivasi (56,7%). Adanya hubungan yang signifikan antara peran keluarga (p = 0,002), dan hubungan motivasi dengan kunjungan kepatuhan (p = 0,001). Disarankan kepada kepada manajemen RSUP Dr. M. Djamil Padang untuk memberikan informasi kesehatan kepada pasien yang mengunjungi poliklinik dan memberikan arahan kepada keluarga pasien untuk terlibat dalam membantu pasien dalam perawatan Kata kunci : Kepatuhan kunjungan, peran keluarga, motivasi ABSTRACT The prevalence of stroke in Indonesia is increasing every year, by 7.0 to 12.1 per 1000 population from 2013-2014. Data in Neurosurgery Clinic DR. M. Djamil Padang, the number of stroke patients in the Neurology Clinic in the last 3 month last from May until July 2015, there were 152 people.. The purpose of this study was to determine the role of Family Relations and Motivation with compliance visits in Neurosurgery Clinic DR. M. Djamil Padang. This types of research is descriptive analytic with cross sectional studied design.. Data is processed in a computerized and analyzed by univariate from of frequency distribution and bivariate analysis using chi-square test (p-value ≤ 0,05). The result showed more than half of patients had a compliance visited (53,3%), the role of the family (71,7%), motivation (56,7%). The existence of a significant association between family roles (p=0,002), and the relationship of motivations with compliance visits (p=0,001). Suggested to the departement of health workes DR. M. Djamil Padang to provide health information to patients who visited the clinic and gived direction to the patients family to get involved in assisting patients in treatment. Keywords : Compliance visit, Family roles, and Motivation.

Hubungan Peran Keluarga Dan Motivasi Pasien Stroke Dengan

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Jurnal Amanah Kesehatan | E – ISSN : 2685-4023 Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id

56

Hubungan Peran Keluarga Dan Motivasi Pasien Stroke Dengan

Kepatuhan Kunjungan Di Poliklinik Syaraf RSUP DR. M. Djamil Padang

Reska handayani1 , Chichi Hafifa Transyah2, Mira Okta Widia3

Prodi Profesi Ners STIKes YPAK Padang

[email protected]

ABSTRAK

Prevalensi stroke di Indonesia meningkat setiap tahun, dari 7 % menjadi 12,1% per 1000 populasi

dari 2013-2014. Data di Klinik Bedah Saraf DR. M. Djamil Padang, jumlah pasien stroke di poliklinik

Neurologi dalam 3 bulan terakhir terakhir dari Mei hingga Juli 2015, ada 152 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Hubungan dan Motivasi Keluarga dengan kunjungan kepatuhan di

poli Klinik Bedah Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik

dengan desain penelitian cross sectional. Data diolah secara komputerisasi dan dianalisis secara univariat dari distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square (p-value ≤ 0,05).

Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh pasien memiliki kepatuhan mengunjungi (53,3%),

peran keluarga (71,7%), motivasi (56,7%). Adanya hubungan yang signifikan antara peran keluarga (p = 0,002), dan hubungan motivasi dengan kunjungan kepatuhan (p = 0,001). Disarankan kepada

kepada manajemen RSUP Dr. M. Djamil Padang untuk memberikan informasi kesehatan kepada

pasien yang mengunjungi poliklinik dan memberikan arahan kepada keluarga pasien untuk terlibat

dalam membantu pasien dalam perawatan

Kata kunci : Kepatuhan kunjungan, peran keluarga, motivasi

ABSTRACT

The prevalence of stroke in Indonesia is increasing every year, by 7.0 to 12.1 per 1000 population

from 2013-2014. Data in Neurosurgery Clinic DR. M. Djamil Padang, the number of stroke patients

in the Neurology Clinic in the last 3 month last from May until July 2015, there were 152 people.. The

purpose of this study was to determine the role of Family Relations and Motivation with compliance visits in Neurosurgery Clinic DR. M. Djamil Padang. This types of research is descriptive analytic

with cross sectional studied design.. Data is processed in a computerized and analyzed by univariate

from of frequency distribution and bivariate analysis using chi-square test (p-value ≤ 0,05). The result showed more than half of patients had a compliance visited (53,3%), the role of the family

(71,7%), motivation (56,7%). The existence of a significant association between family roles

(p=0,002), and the relationship of motivations with compliance visits (p=0,001). Suggested to the

departement of health workes DR. M. Djamil Padang to provide health information to patients who visited the clinic and gived direction to the patients family to get involved in assisting patients in

treatment.

Keywords : Compliance visit, Family roles, and Motivation.

Jurnal Amanah Kesehatan | E – ISSN : 2685-4023 Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id

57

PENDAHULUAN

Meningkatnya taraf hidup

masyarakat yang disebabkan oleh

pembangunan juga mempengaruhi gaya

hidup masyarakat, dampaknya terhadap

kesehatan adalah perubahan pola penyakit

infeksi menjadi penyakit degeneratif atau

sering disebut juga dengan transisi

epidemiologi. Banyaknya ragam penyakit

degenertif meningkat karena gaya hidup.

Gaya hidup hubungannya dengan

kesehatan adalah kebiasaan merokok,

kebiasaan berolahraga, stress mental,

alkohol, kegemukan, konsumsi garam

yang berlebihan, makanan berkolesterol,

hipertensi, diabetes melitus, dan

sebagainya. Salah satu penyakit

degeneratif yang meningkat di dunia ini

adalah stroke (Junaidi, 2011).

Faktor resiko yang menyebabkan

terjadinya stroke umumnya dibagi

menjadi 2 kelompok besar yaitu faktor

resiko internal (tidak dapat di ubah) dan

faktor resiko eksternal (dapat di ubah).

Ada pun Dampak dari serangan stroke

yaitu penderita stroke mengalami

kecacatan yakni lumpuh dimensial seperti

bicara dan melakukan kegiatan lain.

Kecacatan yang ditimbulkan oleh

serangan stroke terbagi atas 5 derajat,

dimana derajat 0 tidak ada gangguan

fungsi yaitu pemulihan sempurna. Derajat

1 hampir tidak ada gangguan fungsi

aktifitas sehari-hari, derajat 2 pasien tidak

mampu melakukan beberapa aktivitas

seperti sebelumnya, tetapi ia tetap dapat

melakukan sendiri tanpa bantuan orang

lain, derajat 3 pasien memerlukan

bantuan orang lain tetapi masih mampu

berjalan tanpa bantuan orang lain,

walaupun mungkin menggunakan

tongkat, derajat 4 pasien tidak dapat

berjalan tanpa bantuan orang lain dan

perlu bantuan orang lain untuk

menyelesaikan sebagian aktivitas diri

seperti mandi, pergi ke toilet, merias diri

dan lain-lain, derajat 5 pasien terpaksa

berbaring di tempat tidur dan buang air

besar dan kecil, sehingga pasien yang

menderita/mengalami stroke derajat 5

sangat memerlukan perawatan dan

perhatian yang khusus (Junaidi, 2011).

Seseorang yang pernah terserang

stroke memiliki resiko mengalami stroke

berulang terutama bila faktor resiko yang

menyebabkan terjadinya stroke tidak

ditanggulangi dengan baik. Tindakan

pengobatan yang teratur menjadi hal yang

harus diperhatikan dalam upaya untuk

meningkatkan kualitas hidup seseorang

agar lebih baik (Gunawan, 2010).

Proses utama yang harus dijalani

pada pasien stroke dalam proses

penyembuhan adalah dengan

mengkonsumsi obat-obatan serta

menjalankan rehabilitasi dengan

melakukan kunjungan ulang kepusat

pelayanan kesehatan secara rutin.

Kunjungan ulang secara rutin dan dengan

pengobatan yang tepat dapat meredakan

ketegangan pada jantung yang memicu

kejadian stroke berulang (Niven, 2012).

Keyakinan dan kemampuan

tindakan seseorang dapat dipengaruhi juga

oleh motivasi, motivasi bisa berasal dari

dalam diri seseorang tersebut ataupun dari

diri sendiri melalui dukungan orang lain.

Seperti penderita stroke yang tidak

dimotivasi oleh keluarga yang seharusnya

keluarga tersebut juga membantu pasien

dalam berlatih di bawah pengawasan

perawat atau ahli terapi fisik, menyuntikan

semangat dan motivasi pada pasien, agar

melanjutkan hidupnya, meyakinkan pasien

bahwa mereka juga bagian penting,

dibutuhkan dan diinginkan dalam

keluarga, meyakinkan bahwa banyak

orang yang berhasil pulih dari stroke

kemudian melakukan aktivitas normal

(Valery, 2010).

Hasil penelitian yang dilakukan

Rhomadona (2014) tentang faktor – faktor

yang berhubungan dengan frekuensi

kunjungan ulang pasien stroke untuk

berobat di RRJ Hortus Medicus

Tawangmangu didapatkan hasil analisis

data dengan menggunakan uji colerrasi

pearson product moment diperoleh nilai p

= 0,007 (< 0,05) ini berarti bahwa ada

Jurnal Amanah Kesehatan | E – ISSN : 2685-4023 Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id

58

hubungan antara dukungan keluarga

dengan kunjungan ulang pasien stroke

untuk berobat.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang

digunakan adalah deskriptif analitik

dengan pendekatan cross sectional study

dimana penelitian mengukur variabel

bebas dan variabel terikat dikumpulkan

dalam waktu yang bersamaan. Desain

penelitian ini adalah hubungan variabel

independen dengan variabel dependen

pada pasien stroke (Notoatmodjo, 2010).

Populasi dari penelitian ini

adalah pasien stroke yang berjumlah 152

orang berdasarkan laporan pada bulan

Mei - Juli yang berobat di Poliklinik

Syaraf RSUP. DR. M. Djamil Padang

Tahun 2015.

Teknik pengambilan sampel

pada penelitian ini adalah Accidental

Sampling yaitu sampel diambil pada

seluruh pasien stroke yang menjalani

pengobatan di Poliklinik Syaraf RSUP

DR. M. Djamil Padang pada saat

penelitian dilakukan. Dengan Jumlah

responden pada penelitian ini adalah 60

responden yang telah memenuhi kriteria

sampel. Data dikumpulkan dengan

menggunakan kuesioner dan teknik

pengumpulan data dengan wawancara

terpimpin. Data yang telah dikumpulkan

diolah dalam bentuk analisa univariat dan

bivariat secara komputerisasi, kemudian

data disajikan dalam bentuk tabel.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

1. Karakteristik Responden

Tabel. 1

Distribusi Frekuensi Karakteristik

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin,

Umur, dan Pendidikan Pasien Stroke di

Poliklinik Syaraf RSUP DR. M. Djamil

Padang Tahun 2016

Karakteristik Pasien f %

1. Jenis Kelamin

a. Laki-laki

b. Perempuan

37

23

61,7

38,3

Jumlah 60 100

2. Umur

a. 40-59

b. 60-74

c. 75-90

28

25

7

46,7

41,7

11,7

Jumlah 60 100

3. Pendidikan

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. DIII

e. Sarjana

2

3

28

1

26

3,3

5,0

46,7

1,7

43,3

Jumlah 60 100

Berdasarkan tabel 1 hasil penelitian

dari 60 pasien didapatkan karakteristiknya

adalah lebih dari separuh 61,7% berjenis

kelamin laki-laki, 46,7% berada pada

rentang usia 46-59 tahun, dan lebih dari

separuh 46,7% berpendidikan menengah

atas .

2. Analisa Univariat

a. Distribusi Frekuensi Kepatuhan

Kunjungan Pasien Stroke

Distribusi berdasarkan

kepatuhan pada penelitian dapat

terlihat pada tabel 2 :

Tabel. 2

Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Kepatuhan Kunjungan

Pasien Stroke Di Poliklinik Syaraf

RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun

2016

Kepatuhan f %

Patuh 28 46,7

Tidak

Patuh

32 53,3

Total 60 100,0

Berdasarkan tabel 2 terlihat

bahwa lebih dari (53,3%) pasien tidak

patuh dalam menjalani kunjungan di

Poliklinik Syaraf.

Jurnal Amanah Kesehatan | E – ISSN : 2685-4023 Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id

59

b. Distribusi Frekuensi Peran

Keluarga Pasien Stroke

Distribusi berdasarkan peran

keluarga pada penelitian dapat terlihat

pada tabel 3 :

Tabel. 3

Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Peran Keluarga Pasien

Stroke Di Poliklinik Syaraf RSUP

DR. M. Djamil Padang Tahun 2016

Berdasarkan tabel 3 diatas

dapat dilihat bahwa lebih dari (71,7%)

pasien memiliki peran keluarga yang

baik.

c. Distribusi Frekuensi Motivasi Pasien

Stroke

Distribusi berdasarkan motivasi

pada penelitian dapat terlihat pada

tabel 4.4 :

Tabel. 4

Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Motivasi Pasien Stroke

di Poliklinik Syaraf RSUP DR. M.

Djamil Padang Tahun 2016

Motivasi f %

Tinggi 34 56,7

Rendah 26 43,3

Total 60 100,0

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat

bahwa lebih dari separuh (56,7%) pasien

memiliki motivasi yang tinggi. Dan kurang

dari separuh (43,3%) pasien memiliki

motivasi yang rendah.

3. Analisa Bivariat

Hasil penelitian mengenai

hubungan peran keluarga dan motivasi

pasien stroke dengan kepatuhan

kunjungan di Poliklinik Syaraf RSUP

DR. M. Djamil Padang tahun 2016 dapat

dilihat sebagai berikut :

a. Hubungan Peran Keluarga dengan

Kepatuhan Kunjungan Pasien

Stroke di Poliklinik Syaraf

Hasil analisis hubungan peran

keluarga dengan kepatuhan kunjungan

pasien stroke di Poliklinik Syaraf dapat

dilihat pada tabel 5 berikut :

Tabel. 5

Hubungan Peran Keluarga

dengan Kepatuha Kunjungan

Pasien Stroke di Poliklinik

Syaraf RSUP DR. M. Djamil

Padang Tahun 2016

Peran

Keluarga

Kepatuhan Kunjungan Total

Tidak Patuh Patuh

f % f % f %

Kurang

Baik

15 88,2 2 11,

8

17 100

Baik 17 39,5 26 60,

5

43 100

Total 32 53,3 28 46,

7

60 100

pvalue =

0,002

Berdasarkan tabel 5 dari 17 pasien

dengan peran keluarga kurang baik

terhadap kepatuhan kunjungan sebanyak

(88,2%) tidak patuh dalam kepatuhan

kunjungan dan (11,8%) patuh dalam

melakukan kepatuhan kunjungan.

Sedangkan dari 43 pasien dengan peran

keluarga yang baik terhadap kepatuhan

kunjungan sebanyak (39,5%) tidak patuh

dalam melakukan kunjungan dan

(60,5%) patuh dalam melakukan

kunjungan.

Hasil uji chi-square didapatkan p-

value 0,002 berarti ada hubungan yang

bermakna antara peran keluarga dengan

kepatuhan pasien stroke melakukan

kunjungan ulang di Poliklinik Syaraf

RSUP DR. M. Djamil. Semakin baik

peran keluarga yang dimiliki responden,

maka semakin patuh pasien dalam

melakukan kunjungan.

Peran

Keluarga

f %

Baik 43 71,7

Kurang

Baik

17 28,3

Total 60 100,

0

Jurnal Amanah Kesehatan | E – ISSN : 2685-4023 Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id

60

b. Hubungan Motivasi dengan

Kepatuhan Kunjungan Pasien

Stroke di Poliklinik Syaraf

Hasil analisis hubungan motivasi

dengan kepatuhan kunjungan pasien

stroke di Poliklinik Syaraf dapat dilihat

pada tabel 6 berikut :

Tabel 6

Hubungan Motivasi dengan

Kepatuhan Kunjungan Pasien Stroke

di Poliklinik Syaraf RSUP DR. M.

Djamil Padang Tahun 2016

Motivasi Kepatuhan Kunjungan Total

Tidak Patuh Patuh

f % f % f %

Rendah 21 80,8 5 19,

2

26 100

Tinggi 11 32,4 3 67,

6

34 100

Total 32 53,3 28 46,

7

60 100

pvalue =

0,001

Berdasarkan tabel 6 dari 26 pasien

dengan motivasi rendah terhadap

kepatuhan kunjungan di Poliklinik Syaraf

sebanyak (80,8%) tidak patuh dalam

melakukan kunjungan, dan (19,2%) patuh

dalam melakukan kunjungan di Poliklinik

Syaraf. Sedangkan dari 34 pasien dengan

motivasi tinggi terhadap kepatuhan

kunjungan di Poliklinik Syaraf sebanyak

(32,4%) tidak patuh dalam melakukan

kunjungan di Poliklinik Syaraf, dan

(67,6%) patuh melakukan kunjungan di

Poliklinik Syaraf.

Hasil uji chi-square didapatkan p-

value 0,001 berarti ada hubungan yang

bermakna antara motivasi pasien stroke

dengan kepatuhan kunjungan di Poliklinik

Syaraf RSUP DR. M. Djamil. Semakin

tinggi motivasi yang dimiliki pasien, maka

semakin meningkat motivasi pasien dalam

melakukan kepatuhan kunjungan.

PEMBAHASAN

a. Kepatuhan Kunjungan Pada Pasien

Stroke

Berdasarkan hasil penelitian

ditemukan bahwa (53,3%) pasien tidak

patuh dalam menjalani kepatuhan

kunjungan di Poliklinik Syaraf.

Sedangkan (46,7%) pasien yang patuh

dalam kujungannya.

Hasil penelitian yang diperoleh

sama dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Fadriyani (2013) tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi

kepatuhan klien pasca stroke dalam

menjalani fisioterapi di ruang

rehabilitasi medik RSUP DR. M.

Djamil Padang didapatkan hasil bahwa

lebih dari separuh pasien stroke yang

tidak patuh yaitu (62,5%). Hasil

penelitian ini juga sama dengan Sobirin

tentang tentang hubungan peran

keluarga dalam memotivasi pasien

pasca stroke dengan kepatuhan

penderita mengikuti rehabilitasi di unit

Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Stroke

Nasional Bukit Tinggi didapatkan

bahwa lebih dari separuh (54,0%)

pasien pasca stroke tidak patuh. Namun

hasil penelitian ini tidak sama dengan

penelitian Sulami (2012) tentang

hubungan dukungan emosional

keluarga dengan kepatuhan kunjungan

ulang pasien stroke di Poliklinik Syaraf

RSUD Dokter Soesolo Kabupaten

Tegal didapatkan hasil bahwa lebih dari

separuh pasien stroke (56,9%) yang

patuh.

Menurut Niven (2012) kepatuhan

pasien sesuai dengan ketentuan yang

diberikan oleh professional kesehatan.

Kepatuhan juga dapat didefinisikan

sebagai perilaku positif penderita dalam

mencapai tujuan terapi.

Menurut teori Lawreen Green

(Notoatmodjo, 2010), ada beberapa faktor

yang mempengaruhi perilaku kesehatan

dan kepatuhan, salah satunya adalah peran

Jurnal Amanah Kesehatan | E – ISSN : 2685-4023 Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id

61

keluarga. Peran keluarga sangat penting

dari semua pengobatan manapun, peran

keluarga yang dapat diwujudkan antara

lain meliputi pemberian perhatian untuk

meningkatkan derajat kesehatan yang

diinginkan dengan cara meningkatkan

jadwal kontrol (patuh kontrol),

memperhatikan diit pasien serta

mengingatkan jadwal untuk melakukan

pengobatan sehingga menimbulkan

pengaruh positif bagi kesejahteraan fisik

maupun pisikis. Sehingga mampu

menangkal atau mengurangi stress yang

pada akhirnya mengurangi depresi.

Faktor lain yang menyebabkan

pasien yang tidak patuh bisa disebabkan

oleh jenis kelamin, umur dan pendidikan.

Dari hasil karakteristik menunjukkan

bahwa sebagian responden yang terkena

stroke adalah jenis kelamin laki-laki yaitu

sebanyak (61,7%) . Hal ini diakibatkan

karena antara pasien perempuan dan laki-

laki mempunyai respon yang berbeda

dalam menghadapi masalah. Dimana laki-

laki cenderung kurang peduli dan kurang

menjaga, serta mengontrol kebiasaan-

kebiasaan buruk seperti merokok.

Sedangkan umur dari hasil karakteristik

menunjukkan bahwa presentasi usia 40-59

ke atas (46,7%) hal ini disebabkan adanya

perubahan hormon maupun prilaku yang

kadang suka tidak patuh dalam melakukan

kunjungan berobat. Menurut teori (Mauk,

2010) menyatakan bahwa semakin tua usia

maka semakin besar ketidakpatuhan pasien

dikarenakan perubahan pola pikir, sikap

yang terkadang lebih sensitif dan depresi

merupakan masalah yang umum dijumpai

pada pasien stroke.

Berdasarkan pendidikan juga

merupakan salah satu unsur karakteristik

seseorang. Hal ini dapat dipahami

banyaknya responden yang berpendidikan

rendah (46,7%) dengan pendidikan yang

rendah pasien mendapatkan kurangnya

informasi dalam memperoleh

kesehatannya.

Tingkat pendidikan merupakan

salah satu unsur karakteristik seseorang.

Hal ini dapat dipahami dengan pendidikan

yang lebih banyak untuk mendapatkan

informasi dan ia akan terlatih untuk

mengolah, memahami, mengevaluasi,

mengingat kemudian menjadi pengetahuan

yang dimilikinya. Khususnya dalam

memberi dan memperoleh kesehatan

(Notoatmodjo, 2010).

Analisa peneliti, dalam hal ini

perlunya pasien memiliki kepatuhan yang

lebih tinggi untuk menjalani

pengobatannya. Apabila pasien memiliki

kepatuhan yang tinggi maka pasien akan

lebih terhindar dari komplikasi yang akan

terjadi. Selain itu perlunya dalam

motivasi untuk berperan serta dalam

pendidikan, semua itu tidak terlepas dari

penunjang pendidikan formal yang

pernah dilalui seorang pasien karena

makin tinggi tingkat pendidikan

seseorang, maka makin mudah menerima

informasi sehingga makin banyak pula

pengetahuan yang dimiliki.

Upaya yang harus dilakukan

untuk meningkatkan kepatuhan sebaiknya

peran petugas mampu memotivasi pasien

dan memberikan pendidikan kesehatan

mengenai stroke. Peran keluargapun juga

mempengaruhi terhadap peningkatan

derajat kesehatan pada pasien. Petugas

juga harus menjelaskan kepada keluarga

dalam membantu untuk meningkatkan

kepatuhan kunjungan pasien dalam

berperilaku ke arah yang lebih baik.

Sehingga dengan proses tersebut nantinya

pasien dapat meningkatkan kepatuhan

kunjungan untuk mengontrol

kesehatannya.

b. Peran Keluarga Berdasarkan hasil penelitian

ditemukan bahwa (71,7%) pasien memiliki

peran keluarga yang baik.

Hasil penelitian ini sama dengan

penelitian Kosassy (2011) tentang

hubungan peran keluarga dalam merawat

dan memotivasi penderita pasca stroke

dengan kepatuhan penderita mengikuti

rehabilitasi di RSUP DR. M. Djamil

Padang yang menyatakan bahwa (70,9%)

pasien memiliki peran keluarga yang baik.

Jurnal Amanah Kesehatan | E – ISSN : 2685-4023 Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id

62

Hasil penelitian ini tidak sama dengan

Sobirin (2014) tentang hubungan peran

keluarga dalam memotivasi pasien pasca

stroke dengan kepatuhan penderita

mengikuti rehabilitasi di unit Rehabilitasi

Medik Rumah Sakit Stroke Nasional Bukit

Tinggi yang menyatakan bahwa (58,0%)

pasien memiliki peran keluarga yang

kurang baik.

Menurut (Pratt 1976, yang dikutip

dari Niven 2012) peran keluarga sangat

dimainkan dalam pengembangan

kebiasaan kesehatan, keluarga juga

memberi dukungan dan membuat

keputusan mengenai perawatan dari

anggota keluarga yang sakit dalam

melakukan program kesehatan seperti

dalam program penyembuhan dari

penyakit dengan cara memberi dukungan

untuk minum obat.

Keluarga dapat menjadi faktor

yang sangat berpengaruh dalam

menentukan keyakinan dan nilai kesehatan

individu serta dapat juga menentukan

tentang program pengobatan yang dapat

mereka terima (Niven, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian,

didapatkan bahwa masih terdapat

responden yang memiliki peran keluarga

yang kurang baik, dapat dilihat dari

beberapa pertanyaan yang diberikan oleh

responden pada pengisian kuesioner. Hal

ini terlihat dalam pengisian kuesioner

bahwa kurang (28,3%) keluarga pernah

kesal dengan keluhan yang dialami oleh

pasien, (37,9%) keluarga menyuruh pasien

untuk sering melakukan pengobatan di

alternatif lain dibandingkan dengan

pengobatan di Rumah Sakit, (38,8%)

keluarga jarang mengingatkan jadwal

dilaksanakannya kunjungan berobat

kepada pasien, (48,75%) keluarga kurang

memberikan informasi mengenai

pentingnya untuk melakukan kepatuhan

kunjungan.

Menurut analisa peneliti, dari

pertanyaan yang diberikan responden

terlihat bahwa persepsi peran keluarga

yang belum baik terhadap pemanfaatan

pelayanan Rumah Sakit dan terkadang

menyuruh pasien untuk melakukan berobat

ditempat alternatif lain sebaiknya

dibicarakan dahulu kepada dokter supaya

mendapatkan izin agar tidak terjadi

dampak yang kurang baik kedepannya.

Upaya yang harus dilakukan untuk

meningkatkan kepatuhan pasien stroke

yaitu dengan adanya peran keluarga yang

dapat dilakukan dalam perawatan

penderita stroke dirumah yaitu sebagai

pengawas minum obat serta mengingatkan

untuk melakukan gerakan-gerakan kecil

yang telah diajarkan agar tidak terjadi

penyumbatan pembuluh darah yang akan

menyebabkan kematian sistem syaraf atau

kelumpuhan dan memberikan informasi

pentingnya peran keluarga dalam

memantau atau mengontrol serta

memotivasi pasien buat selalu

meningkatkan kepatuhan kunjungan

kontrol ulang berobat.

c. Motivasi

Berdasarkan hasil penelitian

ditemukan bahwa (56,7%) pasien memiliki

motivasi yang tinggi sedangkan (43,3%)

pasien memiliki motivasi yang rendah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Dewi (2015) tentang Hubungan

Self Efficacy Dengan Motivasi Pada Pasien

Pasca Stroke Untuk Melakukan Mobilisasi

Di Instalasi Fisioterapi Rehabilitasi Rumah

Sakit Stroke Nasional Bukit Tinggi yang

menyatakan bahwa (58,7%) pasien

memiliki motivasi tinggi, sedangkan

(41,3%) pasien memiliki motivasi rendah.

Hasil penelitian ini juga sama dengan

penelitian Ariyadi (2010) tentang motivasi

penderita stroke iskemik mengikuti

fisioterapi di Rumah Sakit Umum Kelet

Jepara yang menyatakan bahwa lebih dari

separuh (75%) mempunyai motivasi yang

tinggi.

Motivasi adalah sesuatu yang

mendorong atau pendorong seseorang

bertingkah laku untuk mencapai tujuan

tertentu (Saam, 2013). Motivasi atau motif

adalah suatu dorongan dari dalam diri

seseorang yang menyebabkan orang

tersebut melakukan kegiatan-kegiatan

Jurnal Amanah Kesehatan | E – ISSN : 2685-4023 Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id

63

tertentu guna mencapai suatu tujuan

(Notoadmodjo, 2012).

Motivasi diperlukan pasien stroke

untuk mendorong perilaku mereka agar

rutin dalam menjalani kepatuhan

kunjungan di Poliklinik Syaraf. Pasien

stroke memerlukan pengobatan yang

dilakukan secara terus menerus untuk

mengurangi resiko komplikasi.

Hasil penelitian yang telah peneliti

dapatkan bahwa masih terdapat pasien

yang memiliki motivasi rendah, rendahnya

motivasi responden terlihat dari beberapa

pernyataan negatif tentang motivasi yang

diberikan peneliti kepada pasien saat

pengisian kuesioner. Dari (65%) pasien

yang menyatakan jika saya sudah sembuh

saya tidak perlu lagi berkunjung ke

poliklinik syaraf, (86,7%) pasien juga

merasa keluarga tidak peduli dengan

keadaannya, (55%) bahwa pasien merasa

sedih dan menangis jika memikirkan

penyakitnya, dan motivasi rendah juga

dimiliki pasien (60%) yang menyatakan

bahwa pasien sudah pasrah dan tidak

berusaha semaksimal mungkin untuk

kesembuhannya.

Menurut analisa peneliti dari

pernyataan negatif tersebut adanya faktor

lain yang bisa menyebabkan motivasi

rendah yaitu usia, dilihat dari karakteristik

pasien bahwa usia yang sudah lansia

mengalami pemikiran dan sikap yang lebih

sensitif yang mengakibatkan rendahnya

motivasi dalam diri pasien.

Upaya yang harus dilakukan untuk

meningkatkan motivasi pasien yaitu

perlunya petugas kesehatan mampu

meningkatkan komponen-komponen

kognitif (persepsi), afektif (emosional) dan

koanatif (perilaku) dengan memberikan

arahan yang lebih positif kepada pasien

yang memiliki motivasi yang rendah.

Petugaspun mampu memberikan arahan

kepada pasien sehingga pasien lebih

terbuka tentang apa yang dirasakannya dan

keluargapun bisa mendampingi pasien

untuk menerima keadaan serta keluhan

tersebut dan bisa mendorong pasien untuk

lebih meningkatkan kualitas kesehatannya

meskipun pasien dalam kondisi yang

terbatas. Dalam hal ini, motivasi memiliki

peran yang sangat penting dalam

meningkatkan kepatuhan pasien.

a. Hubungan Peran Keluarga dengan

Kepatuhan Kunjungan Pasien Stroke

di Poliklinik Syaraf

Berdasarkan hasil penelitian

didapatkan bahwa lebih dari separuh

(88,2%) pasien memiliki peran kelurga

yang kurang baik tidak patuh dalam

kunjungan di Poliklinik Syaraf

dibandingkan dengan peran kelurga yang

baik (39,5%). Hasil uji statistik

menggunakan uji Chi-Square didapatkan

nilai p = 0,002 (p < 0,05) terdapat

hubungan yang bermakna antara peran

keluarga dengan kepatuhan kunjungan di

Poliklinik Syaraf RSUP DR. M. Djamil

Padang Tahun 2016.

Hasil penelitian ini sama dengan

penelitian Kosassy (2011) menurut hasil

penelitiannya didapatkan p = 0,000 yang

artinya ada hubungan yang bermakna

antara peran keluarga dengan kepatuhan

pasien stroke dalam mengikuti

pelaksanaan rehabilitasi. Hasil penelitian

ini juga sama dengan Sobirin (2014)

menurut hasil penelitiannya didapatkan p

= 0,000 yang artinya ada hubungan yang

signifikan antara peran keluarga dengan

kepatuhan pasien mengikuti rehabilitasi.

Keluarga dapat menjadi faktor yang

sangat berpengaruh dalam menentukan

keyakinan dan nilai serta dapat juga

menentukan tentang program pengobatan

yang dapat diterima mereka. Keluarga juga

dapat memberi dukungan dan membuat

keputusan mengenai perawataan dari

anggota keluarga yang sakit (Mubarak,

2011). Peran keluarga menurut Effendy

(2009), menggambarkan seperangkat

perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang

berhubungan dengan individu dalam posisi

dan situasi tertentu. Peranan individu

dalam keluarga didasari oleh harapan dan

pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan

masyarakat. Keluarga juga menjadi faktor

Jurnal Amanah Kesehatan | E – ISSN : 2685-4023 Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id

64

yang sangat berpengaruh dalam

menentukan keyakinan dan nilai serta

dapat juga menetukan program pengobatan

yang dapat diterima mereka. Keluarga juga

dapat memberi dukungan dan membuat

keputusan mengenai perawatan dari

anggota kelurga yang sakit.

Menurut Niven 2002 dalam Riyanti

(2013), kepatuhan atau ketaatan adalah

tingkat pasien melaksanakan cara

pengobatan dan perilaku yang disarankan

oleh dokternya atau oleh orang lain.

Sedangkan menurut Suprayanto 2010

dalam Handayani (2011), kepatuhan

adalah perilaku sesuai aturan dan

berdisiplin. Seseorang dikatakan patuh

menjalankan program pengobatan bila

mengikuti program yang telah ditentukan

sesuai dengan yang telah dianjurkan oleh

dokter ataupun petugas kesehatan.

Menurut analisa peneliti,

berdasarkan hasil penelitian bahwa masih

adanya peran keluarga yang kurang baik

pasien tidak patuh untuk melakukan

kepatuhan kunjungan di Poliklinik Syaraf

(71,4%). Hal ini terlihat dalam pengisian

kuesioner yang mengatakan (38,8%)

keluarga tidak mengingatkan jadwal

melakukan kunjungan kepada pasien,

(48,75%) keluarga kurang memberikan

informasi tentang penyakit pasien dan

(65%) kurangnya keluarga mengikut

sertakan dirinya dalam menemani pasien

untuk berobat. Faktor lain yang membuat

peran keluarga pasien kurang baik

terhadap tingkat ketidakpatuhan pasien

disebabkan karena keluarga memiliki

hambatan berbagai faktor seperti ; sibuk

bekerja sehingga tidak mempunyai waktu

yang dimilki untuk bersama dengan

keluarganya yang terkena stroke.

Kesibukan seseorang akan menyebabkan

orang tersebut tidak memperhatikan dan

memotivasi anggota keluarganya yang

stroke untuk melakukan kepatuhan

kunjungan. Kurangnya informasi yang

diterima keluarga akan menyebabkan

keluarga tidak menyadari dan tidak tahu

betapa pentingnya peran keluarga untuk

memberikan motivasi akan kesembuhan

pasien dari kelumpuhannya, kemudian

jarak rumah dengan rumah sakit cukup

jauh sehingga membuat keluarga pasien

malas untuk membawa pasien ke Rumah

Sakit.

Menurut hasil analisa dari

hubungan peran keluarga dengan

kepatuhan kunjungan pasien Stroke di

Poliklinik Syaraf yaitu adanya peran

keluarga yang baik terhadap kepatuhan

maka akan meningkatkan kepatuhan

pasien untuk melakukan kepatuhan

kunjungan di Poliklinik Syaraf. Hal ini

disebabkan adanya minat dari keluarga itu

sendiri, dapat dilihat juga dari hasil

kuesioner terdapat (65%) keluarga selalu

menemani pasien untuk pergi berobat, dan

(79,2%) keluarga memberikan semangat

supaya pasien cepat sembuh. Suatu

keinginan itu dapat dikategorikan dalam

motivasi atau dorongan yang bukan hanya

diperoleh dari dalam diri seseorang tetapi

dapat diperoleh dari orang yang ada

disekelilingnya.

Upaya yang telah dilakukan yaitu

mengarahkan kepada keluarga pasien

untuk mengikut sertakan dirinya dalam

menemani pasien agar keluarga

mndapatkan informasi tentang

kesehatannya dan memberikan informasi

lebih lanjut kepada pasien untuk

melakukan kepatuhan kunjungan sebulan

sekali. Diperlukan juga motivasi dari

intrinsik maupun dari ekstrinsik karena

pasien stroke sangat membutuhkan

dukungan dari keluarga, dukungan sosial

maupun dukungan psikososial. Sehingga

pasien tidak menjadi stress dengan

penyakitnya serta pasien merasa lebih

diperhatikan dan dihargai.

b. Hubungan Motivasi dengan

Kepatuhan Kunjungan Pasien Stroke

di Poliklinik Syaraf

Berdasarkan hasil penelitian

ditemukan bahwa lebih dari separuh

responden (80,8%) memiliki motivasi

yang rendah tidak patuh dalam kunjungan

di Poliklinik Syaraf dibandingkan dengan

Jurnal Amanah Kesehatan | E – ISSN : 2685-4023 Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id

65

motivasi yang baik (32,4%). Hasil uji

statistik menggunakan uji Chi-Square

didapatkan p = 0,001 (p < 0,05) terdapat

hubungan yang bermakna antara motivasi

dengan kepatuhan kunjungan pasien stroke

di Poliklinik Syaraf RSUP DR. M. Djamil

Padang Tahun 2016.

Hasil penelitian ini juga sama

dengan penelitian Dewi (2015), menurut

hasil penelitiannya didapatkan terdapat

hubungan bermakna antara self-efficacy

dengan motivasi pada pasien stroke untuk

melakukan mobilisasi (p=0,039). Hasil

penelitian ini juga didukung dengan

penelitian Nofril (2016), menurut hasil

penelitiannya didapatkan terdapat

hubungan yang bermakna antara motivasi

pasien pasca stroke dengan kepatuhan

melakukan fisioterapi (p=0.008).

Menurut Sunaryo (2010), motivasi

adalah alasan yang mendasari sebuah

perbuatan yang dilakukan oleh seorang

individu. Seseorang dikatakan memiliki

motivasi tinggi dapat diartikan orang

tersebut memiliki alasan yang sangat kuat

untuk mencapai apa yang diinginkannya

dengan mengerjakan pekerjaannya yang

sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam

pengertian yang berkembang di

masyarakat yang seringkali disamakan

dengan semangat. Dukungan atau motivasi

adalah keadaan kejiwaan dan sikap mental

manusia yang memberikan energi,

mendorong kegiatan dan mengarahkan

perilaku ke arah mencapai kebutuhan.

Menurut analisa peneliti,

berdasarkan hasil diatas terlihat bahwa

masih adanya pasien yang memiliki

motivasi yang rendah dengan

ketidakpatuhan kunjungan, ini terbukti

dikarenakan kurangnya dorongan didalam

diri pasien untuk melakukan kepatuhan

kunjungan ulang dan kurang rasa percaya

diri pasien untuk sembuh. Kurangnya

semangat dan rasa percaya diri untuk

sembuh membuat pasien merasa malas dan

jenuh. Hasil ini juga terlihat jelas dalam

pengisian kuesioner yang memiliki

motivasi yang rendah. Dari (86,7%) pasien

juga merasa keluarga tidak peduli dengan

keadaannya, (55%) bahwa pasien merasa

sedih dan menangis jika memikirkan

penyakitnya, dan motivasi rendah juga

dimiliki pasien (60%) yang menyatakan

bahwa pasien sudah pasrah dan tidak

berusaha semaksimal mungkin untuk

kesembuhannya. Selain itu perlunya

kesadaran pasien akan pentingnya patuh

dalam kunjungan dan tidak adanya rasa

putus asa dari dalam diri pasien sehingga

pasien dapat meningkatkan kepatuhan

kunjungannya di Poliklinik Syaraf.

Menurut hasil analisa peneliti dari

hubungan antara motivasi dengan

kepatuhan kunjungan pasien Stroke di

Poliklinik Syaraf, lebih dari separuh masih

adanya pasien yang memiliki motivasi

yang tinggi yang dimiliki responden

dengan kepatuhan kunjungan yang baik.

Hal itu disebabkan karena adanya

keinginan niat untuk memiliki derajat

kesehatan yang lebih baik. Ini terlihat dari

pernyataan positif dari pasien, yaitu pasien

tetap semangat dalam melakukan kegiatan

apapun meskipun dengan kondisi yang

lelah dan gerakan terbatas, berarti disini

pasien memiliki motivasi yang tinggi

untuk berusaha melakukan apapun demi

kesembuhannya.

Upaya yang telah dilakukan yaitu

memberikan edukasi kepada pasien

tentang bagaimana cara pencegahan agar

tidak terjadi stroke berulang, selain itu

peneliti juga memberikan masukan kepada

pasien akan pentingnya menjaga hidup

sehat secara teratur, memakan makanan

yang sehat, meminum obat secara teratur,

dan olahraga ringan secara teratur.

Kemudian peneliti juga memberikan

motivasi kepada pasien agar dapat

menimbulkan kepercayaan diri dan pasien

dapat mempercayai akan kemampuan yang

dimiliki oleh pasien.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian

tentang hubungan peran keluarga dan

motivasi pasien stroke Hubungan Peran

Keluarga dan Motivasi Pasien Stroke

dengan Kepatuhan Kunjungan di

Jurnal Amanah Kesehatan | E – ISSN : 2685-4023 Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id

66

Poliklinik Syaraf RSUP DR. M. Djamil

Padang Tahun 2016 dapat disimpulkan

bahwa :

1. Lebih dari separuh pasien memiliki

tingkat kepatuhan yang rendah dalam

melakukan kunjungan di Poliklinik

Syaraf RSUP DR. M. Djamil Padang

Tahun 2016

2. Lebih dari separuh pasien memiliki

peran keluarga yang baik pada pasien

yang melakukan kepatuhan kunjungan

di Poliklinik Syaraf RSUP DR. M.

Djamil Padang Tahun 2016

3. Lebih dari separuh pasien memiliki

motivasi yang tinggi pada pasien yang

melakukan kepatuhan kunjungan di

Poliklinik Syaraf RSUP DR. M.

Djamil Padang Tahun 2016

4. Terdapat hubungan bermakna antara

peran keluarga dengan kepatuhan

pada pasien yang melakukan

kepatuhan kunjungan di Poliklinik

Syaraf RSUP DR. M. Djamil Padang

Tahun 2016 (pvalue = 0,002).

5. Terdapat hubungan bermakna antara

motivasi dengan kepatuhan pada

pasien yang melakukan kepatuhan

kunjungan di Poliklinik Syaraf RSUP

DR. M. Djamil Padang Tahun 2016

(pvalue = 0,001).

Disarankan kepada pihak Rumah

Sakit diperlukan adanya pemberian

informasi kesehatan kepada pasien tentang

bagaimana pencegahan agar stroke tidak

berulang, selain itu juga petugas kesehatan

memberikan arahan kepada keluarga

pasien untuk ikut terlibat dalam

mendampingi pasien yang melakukan

kontrol ulang serta memotivasi kepada

pasien agar pasien dapat membangun

kepercayaan dirinya untuk meningkatkan

kesehatan.

1. Institusi Pendidikan

Disarankan bagi mahasiswa

bahwa penelitian ini dapat menjadi

sumber informasi dan sebagai bahan

bacaan / literature di perpustakaan bagi

mahasiswa STIKes YPAK Padang.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan peneliti selanjutnya

dapat meneliti tentang variabel yang

berbeda terhadap kepatuhan pada

pasien stroke. Serta dapat dijadikan

pedoman referensi dalam melakukan

penelitian sejenis untuk menuju hasil

yang lebih sempurna.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih kepada direktur

RSUP Dr M. Djamil Padang serta semua

pihak terkait yang telah mendukung dan

membantu dalam proses pelaksanaan

sehingga penelitian ini apat diselesaikan

dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian Dan Pengembangan

Kesehatan Kementerian Kesehatan

RI.2013. Riset Kesehatan Dasar. A

ccesed

http://www.litbang.depkes.go.id/sit

es/download/rkd2013/Laporan_Ris

kesdas2013.PDF

Batticaca, B Fransisca. 2008. Asuhan

keperawatan klien dengan

Gangguan Sistem Persarafan.

Jakarta: Salemba Medika

Dinas Kesehatan Kota Padang. 2013.

Profil Kesehatan Tahun 2013 Edisi

2014.Accesed http://dinkeskotapada

ng1.files.wordpress.com/2014/08/pr

ofil-tahun-2013-edisi-2014.pdf

Dewi, Rosvita Leni. 2015. Hubungan Self

Efficacy Dengan Motivasi Pada

Pasien Pasca Stroke untuk

Melakukan Mobilsasi Di Instalasi

Fisioterapi Rehabilitasi Medik

(Skripsi). Padang : STIKes Amanah

Doenges Marlyn, E. 2000. Rencana

Asuhan Keperawatan, Pedoman

Untuk Perencanaan dan

Jurnal Amanah Kesehatan | E – ISSN : 2685-4023 Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id

67

Pendokumentasikan Perawat Pasien.

Jakarta : EGC

Ferry Efendi. 2009. Keperawatan

Kesehatan Komunitas : Teori Dan

Praktek Dalam Keperawatan Jilid

1. Jakarta : Salemba Medika

Fadriyani. 2013. Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kepatuhan Pasca

Stroke dalam Menjalani Fisioterapi

(Skripsi). Padang : STIKes Amanah

Handayani, Widya. 2011. Pengaruh

Komunikasi Terapeutik Terhadap

Pengetahuan dan Kepatuhan Dalam

Menjalankan Terapi Diet Pada

Pasien Hemodialisa Di RSUD DR.

Pringadi Medan (Tesis) : USU

Junaidi, dr. Iskandar. 2011. Stroke

Waspadai Ancamannya. Yogyakarta

: CV. Andi

Juwono T. Dr. 1996. Pemeriksaan Klinik

Neorologik dalam Praktek. Jakarta :

EGC

Kemenkes. 2014. Laporan Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas). Jakarta :

Kemenkes RI.

Mansjoer, A. 2003. Kapita Selekta

Kedokteran, Edisi III Jilid 2.

Jakarta : FKUI

Mauk, K.L. 2010. Gerontological Nursing

: Competencies for care. Second

edition. Sudbury, Masschusetts :

Jones and Bartlett Publisher

Medical Record. 2015. Medical Record

2012-2013. Padang : RSUP DR. M.

Djamil.

Mubarak, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan

Komunitas. Jakarta : Salemba

Medika

Mutataqin, Arif. 2008. Asuhan

Keperawatan Klien dengan

Gangguan Sistem Persarafan.

Jakarta : Salemba Medika.

Niven, Neil. 2012. Psikologi Kesehatan

Pengantar Untuk Perawat dan

ProfessionalKesehatan Lain. Jakarta

: Buku Kedokteran EGC

Nofril, Ricky. 2016. Hubungan Dukungan

Keluarga Dengan Motivasi Pasien

Pasca Stroke Dalam kepatuhan

Melakukan Fisioterapi Di Poliklinik

RSUD DR. Rasidin (Skripsi).

Padang : STIKes Amanah

Notoatmodjo, S. 2003. Metodologi Penelii

an Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan

Teori dan Aplikasinya. Jakarta :

Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan

dan Teori Perilaku. Jakarta : Rineka

Cipta

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi

Kesehatan. Teori dan Aplikasi.

Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta

Poliklinik Syaraf. 2015. Profil Poliklinik

Syaraf RSUP DR. M. Djamil Mei-

Juli. Padang : RSUP DR. M. Djamil

Price, S.A., dan Wilson, L.M. (1994).

Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit. Edisi Keempat.

Jakarta : Buku Kedokteran EGC .

Rhomadona. 2014. Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Frekuensi

Kunjungan Ulang Pasien Stroke

Untuk Berobat Di RRJ Hortus

MedicusTawangmangu. Available fr

om URL : Accesed 22 Desember 20

Jurnal Amanah Kesehatan | E – ISSN : 2685-4023 Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id

68

15http://eprints.ums.ac.id/32332/1/H

ALAMAN%20DEPAN.pdf

Riyanti. 2013. Hubungan Motivasi dan

Sikap Pasien Odha Dengan

Kepatuhan Dalam Minum Obat

Antiretoviral (Skripsi). Padang :

STIKes Perintis

Poliklinik Syaraf. 2015. Profil Poliklinik

Syaraf RSUP Dr. M.Djamil Mei-

Juli. Padang : RSUP. Dr. M.Djamil .

Siti Mutia Kosassy. 2011. Hubungan

Peran Keluarga Dalam Merawat

Dan Memotivasi Penderita Pasca

Stroke Dengan Kepatuhan Penderita

Mengikuti Rehabilitasi Di Unit Reha

bilitasi. Available from URL : Acces

ed07 Agustus 2015

http://repository.unand.ac.id/18133/1

/Hubungan Peran Keluarga Dalam

Merawat Dan Memotivasi Penderita

Pasca Sroke Dengan Kepatuhan

Penderita Mengikuti

Rehabilitasi Di Unit Rehabilitasi.pdf.

Siti Rohan. 2000. Simposium Nasional

Keperawatan Perhimpunan Perawat

Bedah Syaraf Indonesia.

Yogyakarta: Nuha Medika

Smeltzer, C.S and Bare. 2002. Buku Ajar

Keperawatan Medikal Bedah.

Jakarta : EGC

Sobirin, dkk. 2014. Hubungan Peran

Keluarga Dalam Memotivasi Pasien

Pasca Stroke Dengan Kepatuhan

Penderita Mengikuti Rehabilitasi Di

Unit Rehabilitasi Medik Rumah

Sakit Stroke Nasional Bukit Tinggi.

Bukit Tinggi : STIKes Prima Bukit

Tinggi. Accesed 18 Agustus 2016

file:///c:/users/Downloads/50-167-1-

PB.pdf

Sulami. 2012. Hubungan Dukungan

Emosional Keluarga Dengan

Kepatuhan Kunjungan Ulang Pasien

Stroke Di Poliklinik Syaraf RSUD

Dokter Soesolo Kabupaten Tegal.

Tegal : STIKes Bhakti Mandala

Husada Slawi

Sunaryo. 2004. Psikologi untuk

Keperawatan. Jakarta: EGC

Wijaya Andra Saferi, dkk. 2013. KMB 2

Keperawatan Medikal Bedah.

Yogyakarta : Nuha Medika