Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP
MENGENAI JAJANAN AMAN DENGAN PERILAKU
MEMILIH JAJANAN PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI CIPAYUNG 2 KOTA DEPOK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH:
RIFKA TRIASARI
NIM: 1111104000015
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/ 2015 M
ii
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF
JAKARTA
Undergraduate Thesis, July 2015
Rifka Triasari, NIM: 1111104000015
The Correlation of Knowledge and Attitudes of Safe Street Food with
Behavior in Choosing Street Food on Fifth Grade Students at SD Negeri
Cipayung 2 Kota Depok
xvii + 82 pages + 11 tables + 2 schemes + 10 attachments
ABSTRACT
Habit of buying street food is something that can not be separated from the lives
of school children. But there is a phenomenon that needs to be aware of the school
children‟s street food. Often the mass media report about school children‟s street
food found unhygienic and contain a variety of hazardous chemicals, ranging
from formalin, borax, until the dangerous dyes. The child‟s behavior of buying
street food will influence on health. Meanwhile, the children often become
victims because they have not had sufficient knowledge of safe street food. The
purpose of this study was to determine the correlation of knowledge and attitudes
of safe street food with behavior in choosing street food on fifth grade students at
Cipayung 2 Depok Elementary School. This study uses an analytical study with
cross sectional design. Data were collected on a sample of 79 students using a
questionnaire. Based on the results of Spearman Rank correlation test is known
that there is a correlation between knowledge of safe street food with behavior in
choosing street food (p = 0,000 and r = 0,471) and there is a correlation between
attitudes of safe street food with behavior in choosing street food (p = 0,015 and r
= 0,273). Most students showed good results in each category, ranging from
knowledge, attitudes, and behavior.
Keywords: Knowledge, Attitudes, Behavior, Safe Street Food, School Children
Reference: 31 (2002-2014)
iv
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juli 2015
Rifka Triasari, NIM: 1111104000015
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Jajanan Aman dengan
Perilaku Memilih Jajanan pada Siswa Kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota
Depok
xvii + 82 halaman + 11 tabel + 2 bagan + 10 lampiran
ABSTRAK
Kebiasaan jajan merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
anak sekolah. Namun ada sebuah fenomena yang perlu diwaspadai mengenai
jajanan anak sekolah. Seringkali media masa memberitakan berbagai jajanan
sekolah ditemukan tidak higienis serta mengandung berbagai zat kimia berbahaya,
mulai dari formalin, boraks, sampai zat pewarna berbahaya. Perilaku jajan anak
akan berpengaruh terhadap kesehatannya. Sementara, anak sering menjadi korban
karena belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang jajanan yang aman.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan
sikap mengenai jajanan aman dengan perilaku memilih jajanan pada siswa kelas
V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Pengambilan data dilakukan
pada sampel sebanyak 79 siswa dengan menggunakan kuesioner. Berdasarkan
hasil uji korelasi Rank Spearman diketahui bahwa ada hubungan antara
pengetahuan mengenai jajanan aman dengan perilaku memilih jajanan (nilai p =
0,000 dan r = 0,471) dan ada hubungan antara sikap mengenai jajanan aman
dengan perilaku memilih jajanan (nilai p = 0,015 dan r = 0,273). Sebagian besar
siswa menunjukkan hasil yang baik pada masing-masing kategori, mulai dari
pengetahuan, sikap, serta perilaku.
Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Jajanan Aman, Anak Sekolah
Referensi: 31 (2002-2014)
v
vi
vii
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : RIFKA TRIASARI
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 20 November 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Sawangan Elok AA1 No.13, RT 001 RW 010,
Kelurahan Duren Seribu, Kecamatan Bojong Sari,
Depok, Jawa Barat
HP : +6285781343677
E-mail : [email protected]
Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/
Program Studi Ilmu Keperawatan
PENDIDIKAN
1. SD Negeri Parung 01 1999-2005
2. SMP Negeri 6 Bogor 2005-2008
3. SMA Negeri 6 Bogor 2008-2011
4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-sekarang
ORGANISASI
1. PRAMUKA 2004-2005
2. PASKIBRA 2005-2007
3. CAPOEIRA 2011
ix
KATA PENGANTAR
Asalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Puji dan syukur yang tak terhingga penulis haturkan kepada Allah SWT
atas limpahan rahmat dan karunia serta ridha-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai
Jajanan Aman dengan Perilaku Memilih Jajanan pada Siswa Kelas V SD Negeri
Cipayung 2 Kota Depok.”
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna mendapatkan gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta guna
menerapkan dan mengembangkan ilmu yang penulis peroleh selama masa kuliah.
Penulis telah berusaha untuk menyajikan tulisan ilmiah yang rapi dan
sistematik sehingga dapat memudahkan pembaca dalam memahaminya. Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian skripsi ini. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan
skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta dukungan
semangat dari semua pihak baik moril maupun materil, sehingga pada kesempatan
ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, S.Km., M.Kes selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan sekaligus Dosen Pembimbing Akademik.
4. Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB selaku Sekretaris Program Studi
Ilmu Keperawatan.
5. Ibu Ratna Pelawati, S.Kp, M.Biomed selaku Dosen Pembimbing I dan
Bapak Jamaludin, S.Kp, M. Kep selaku Dosen Pembimbing II. Terima
kasih sebesar besarnya telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan
serta bimbingan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini
6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya
kepada penulis selama masa kuliah.
7. Orang tuaku yang telah memberikan kasih sayang, doa, perhatian serta
semangat, dan bantuan baik berupa moril maupun materil kepada penulis
selama proses penyusunan skripsi ini. Tak lupa juga kakak dan adikku
yang telah memberikan dukungan semangat dan bantuannya.
x
8. Sahabat-sahabat kesayangan yang selalu saling memberikan doa,
perhatian, dukungan, semangat, serta sarannya kepada penulis.
9. Teman-teman seperjuangan PSIK 2011 yang telah berjuang bersama,
saling memberikan semangat, dukungan serta bantuannya.
10. Kepala Sekolah SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.
11. Guru-guru SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok yang telah membantu
penulis dalam melakukan penelitian ini.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari
sempurna, namun penulis harap semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat
bagi yang memerlukannya.
Ciputat,
Rifka Triasari
xi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .......................................................................................................... i
Pernyataan Keaslian Karya .................................... Error! Bookmark not defined.
Abstract .................................................................................................................. iii
Abstrak ................................................................................................................... iv
Pernyataan Persetujuan .......................................... Error! Bookmark not defined.
Lembar Pengesahan ............................................................................................... vi
Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................... vii
Kata Pengantar ....................................................................................................... ix
Daftar Isi................................................................................................................. xi
Daftar Bagan ......................................................................................................... xv
Daftar Tabel ......................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran .................................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
E. Ringkup Lingkup Penelitian ................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anak Sekolah Dasar ............................................................................... 8
1. Perkembangan Biologis ..................................................................... 8
2. Perkembangan Kognitif ..................................................................... 9
3. Perkembangan Moral ....................................................................... 10
4. Nutrisi ............................................................................................... 10
B. Makanan Jajanan .................................................................................. 11
1. Jenis-jenis makanan jajanan ............................................................. 11
xii
2. Fungsi Makanan Jajanan .................................................................. 13
3. Dampak Makanan Jajanan ............................................................... 14
4. Makanan Jajanan Aman ................................................................... 14
5. Sumber atau Penyebab Pangan Tidak Aman ................................... 15
6. Bahan Tambahan Pangan ................................................................. 16
7. Tanda atau Ciri Pangan Tidak Aman ............................................... 22
8. Dampak Buruk Pangan Tidak Aman ............................................... 24
9. Pencegahan Ketidakamanan Pangan Saat Memilih dan Mengonsumsi
Pangan .............................................................................................. 25
C. Pengetahuan ......................................................................................... 25
D. Sikap .................................................................................................... 27
E. Perilaku ................................................................................................. 29
1. Perilaku memilih makanan ............................................................... 31
F. Penelitian terkait ................................................................................... 32
G. Kerangka Teori .................................................................................... 34
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konsep ................................................................................. 35
B. Definisi Operasional ............................................................................. 36
C. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 38
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ................................................................................. 39
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................... 39
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 39
1. Populasi ............................................................................................ 39
2. Sampel .............................................................................................. 40
D. Instrumen Penelitian ............................................................................ 41
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................................... 42
1. Validitas Instrumen .......................................................................... 42
2. Reliabilitas Instrumen ...................................................................... 44
xiii
F. Langkah-langkah Pengumpulan Data ................................................... 45
G. Pengolahan Data .................................................................................. 47
1. Editting ............................................................................................. 47
2. Coding .............................................................................................. 47
3. Data Entry ........................................................................................ 47
4. Cleaning ........................................................................................... 47
H. Analisa Data ......................................................................................... 48
1. Analisa Univariat ............................................................................. 48
2. Analisa Bivariat ................................................................................ 48
I. Etika Penelitian ...................................................................................... 49
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Profil SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok .......................................... 51
B. Hasil Uji Normalitas Data .................................................................... 53
C. Hasil Analisa Univariat ........................................................................ 53
D. Hasil Analisa Bivariat .......................................................................... 60
BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat ................................................................................ 63
B. Analisis Bivariat ................................................................................... 75
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 80
B. Saran ..................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR SINGKATAN
SD : Sekolah Dasar
SDM : Sumber Daya Manusia
PJAS : Pangan Jajanan Anak Sekolah
BPOM : Badan Pengawasan Obat dan Makanan
FAO : Food and Agriculture Organization
KLB : Kejadian Luar Biasa
BTP : Bahan Tambahan Pangan
KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
RI : Republik Indonesia
MSG : Monosodium Glutamate
SDIT : Sekolah Dasar Islam Terpadu
xv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Teori 34
Bagan 3.1 Kerangka Konsep 35
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Berbagai Bahan Berbahaya Berdasarkan Permenkes 17
RI No. 1168/Menkes/Per/IX/1999
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel 36
Tabel 4.1 Daftar Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri Cipayung 2 40
Kota Depok
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi berdasarkan Jenis Kelamin Siswa 53
Kelas V SD Negeri Cipayung 2
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi berdasarkan Usia Siswa Kelas V 54
SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan Kategori 55
Pengetahuan Siswa Kelas V SD Negeri Cipayung 2
Kota Depok
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi berdasarkan Kategori Sikap 56
Siswa Kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi berdasarkan Daftar Jajanan 57
Pilihan Siswa Kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota
Depok
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi berdasarkan Kategori Perilaku 59
Siswa Kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok
Tabel 5.7 Hubungan Pengetahuan mengenai Jajanan Aman 60
Dan Perilaku Memilih Jajanan pada Siswa Kelas
V SD Negeri Cipayung 2 Kota
Tabel 5.8 Hubungan Sikap mengenai Jajanan Aman dan 61
Perilaku Memilih Jajanan pada Siswa Kelas V SD
Negeri Cipayung 2 Kota Depok
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumen Perizinan
Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas Instrumen
Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Lampiran 6 Lembar Observasi Jajanan
Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas Instrumen
Lampiran 8 Hasil Olahan SPSS Univariat
Lampiran 9 Hasil Olahan SPSS Bivariat
Lampiran 10 Hasil Rekapitulasi Jawaban Responden
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa di masa
mendatang yang akan menjadi tumpuan kualitas bangsa (Hukormas,
2014). Pembentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
dimulai sejak masa sekolah akan berpengaruh terhadap kualitas mereka
saat mencapai usia produktif. Mengingat anak sekolah merupakan
generasi penerus bangsa, salah satu hal penting yang menjadi perhatian
serius saat ini adalah Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) (BPOM RI,
2011). Anak-anak seringkali menjadi korban dari makanan atau jajanan
sekolah karena mereka belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang
bagaimana mengenali jajanan yang aman (BIN RI, 2012).
Makanan jajanan merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan dari
kehidupan anak sekolah dasar. Makanan jajanan yang dijual oleh
pedagang kaki lima atau disebut street food menurut FAO (Food and
Agriculture Organization) didefinisikan sebagai makanan dan minuman
yang dipersiapkan dan dijual di jalanan dan di tempat-tempat umum yang
langsung dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut.
Kebiasaan mengkonsumsi jajanan turut memberikan kontribusi dan
kecukupan energi bagi anak sekolah (Syafitri, 2009).
Berdasarkan survei yang dilakukan di Bogor pada tahun 2004
dinyatakan bahwa sebanyak 36% kebutuhan energi anak sekolah
diperoleh dari pangan jajanan yang dikonsumsinya (Guhardja S dkk,
2
2004 dalam BPOM RI, 2007). Makanan jajanan turut menyumbang
asupan energi bagi anak sekolah sebanyak 36%, protein 29%, dan zat
besi 52% (Judarwanto, 2004).
Jajanan anak sekolah menjadi suatu masalah yang akhir-akhir ini
perlu diperhatikan oleh masyarakat, khususnya bagi orang tua, pihak
sekolah, dan instansi pelayanan kesehatan karena jajanan anak sekolah
sangat berisiko tercemar oleh cemaran biologis atau kimiawi yang dapat
mengganggu kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Zat
berbahaya yang terkandung dalam jajanan sekolah dapat menimbulkan
reaksi akut pada tubuh, yaitu berupa batuk, diare, alergi, kesulitan buang
air besar atau bahkan menimbulkan keracunan. Dalam jangka panjang zat
berbahaya tersebut akan terakumulasi dan berbahaya bagi kesehatan serta
tumbuh kembang anak. Bahkan zat berbahaya tersebut dapat
menyebabkan penyakit kanker dan tumor (BIN RI, 2012).
Berdasarkan data Kejadian Luar Biasa (KLB) pada jajanan anak
sekolah tahun 2004-2006, keracunan pangan paling sering dialami oleh
kelompok anak sekolah dasar (Hamida, 2012). Hal ini didukung oleh
data KLB keracunan pangan BPOM RI yang menunjukkan bahwa
sebesar 78,57% kejadian tersebut dialami oleh kelompok anak sekolah
dasar (BPOM RI, 2009).
Berdasarkan data pengawasan PJAS yang dilakukan oleh BPOM
RI Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan bersama 26 Balai
Besar/Balai POM di seluruh Indonesia pada tahun 2007, sebesar 45%
PJAS tidak memenuhi syarat karena mengandung bahan kimia berbahaya
3
seperti formalin, boraks, rhodamin, Bahan Tambahan Pangan (BTP)
seperti siklamat dan benzoat yang melebihi batas aman, serta cemaran
mikrobiologi (BPOM RI, 2009). Sejalan dengan data tersebut, pada tahun
2008-2010 dinyatakan bahwa sebesar 40-44% PJAS juga tidak
memenuhi syarat (BPOM RI, 2011).
Di Depok sebanyak 60% jajanan sekolah dasar dinyatakan
tercemar bakteri air, hal ini berdasarkan hasil survei Dinas Kesehatan
Kota Depok terhadap 40 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di
Depok sejak Mei 2012. Jajanan yang terbukti tercemar bakteri yaitu
batagor, nasi uduk, nasi goreng, mie goreng, dan bakso. Minumannya
yaitu es teh manis, es cincau, dan minuman lain yang menggunakan es
balok. Ditemukan juga sebanyak 4% jajanan masih mengandung bahan
formalin (Toyudho, 2012).
Bahaya yang mengancam kesehatan anak sekolah akibat perilaku
jajan harus diperhatikan oleh semua pihak seperti orang tua, pihak
sekolah, dan departemen kesehatan (Judarwanto, 2004). Pemilihan
makanan jajanan merupakan perwujudan dari perilaku. Faktor terkait
makanan, faktor personal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan
pemilihan makanan dan faktor sosial ekonomi merupakan tiga kelompok
faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan (Shepherd, 1999 dalam
Aprillia, 2014).
Pemerintah telah melakukan berbagai langkah untuk melindungi
masyarakat dari pangan yang tidak memenuhi standar persyaratan
keamanan, mutu, dan gizi. Salah satu langkah yang telah dilakukan yaitu
4
pada tahun 2011 BPOM meluncurkan Aksi Nasional Gerakan Menuju
Pangan Jajanan Anak Sekolah yang Aman, Bermutu, dan Bergizi (Aksi
Nasional PJAS). Aksi Nasional ini meliputi promosi keamanan pangan
melalui komunikasi, penyebaran informasi serta edukasi bagi komunitas
sekolah, termasuk guru, murid, orang tua murid, pengelola kantin
sekolah, dan penjaja PJAS (BIN RI, 2012). Saat ini telah tercatat bahwa
sekolah yang memenuhi syarat untuk jajanan sehat sebanyak 16.993
sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah di seluruh Indonesia. Program ini
masih jauh dari harapan karena belum mencapai 10 persen dari jumlah
keseluruhan sekolah sebanyak 180 ribu (Republika Penerbit, 2014).
Berdasarkan hasil observasi pada studi pendahuluan yang
dilakukan di SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok, sekolah ini tidak
memiliki kantin sekolah dan terdapat banyak penjual makanan dan
minuman jajanan yang bervariasi di luar sekolah, selain itu lingkungan
sekitar tempat penjualan jajanan yang kurang bersih. Berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala sekolah dinyatakan bahwa sekolah ini belum
pernah melaksanakan penyuluhan atau program edukasi tentang jajanan
yang aman kepada siswanya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
meneliti hubungan pengetahuan dan sikap mengenai jajanan aman
dengan perilaku memilih jajanan pada siswa kelas V SD Negeri
Cipayung 2 Kota Depok.
5
B. Rumusan Masalah
Jajanan sekolah merupakan salah satu varian makanan yang
sering dikonsumsi oleh anak-anak. Namun ada fenomena yang perlu
diwaspadai oleh berbagai pihak, sering kali media memberitakan
berbagai PJAS ditemukan tidak higienis serta mengandung berbagai zat
berbahaya mulai dari formalin, boraks, sampai dengan zat pewarna
berbahaya Rhodamin B dan Methanyl Yellow. Perilaku jajan anak sekolah
sangat berpengaruh terhadap kesehatan karena anak mengkonsumsi
jajanan dari tempat yang sama dan dalam waktu yang cukup lama secara
berkesinambungan, sementara anak sering menjadi korban akibat
memilih jajanan yang berbahaya karena belum memiliki pengetahuan
yang cukup tentang jajanan yang aman. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengetahui apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap
mengenai jajanan yang aman dengan perilaku memilih jajanan pada
siswa kelas V di SDN Cipayung 2 Kota Depok.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dan sikap mengenai
jajanan aman dengan perilaku memilih jajanan pada siswa kelas V
SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya pengetahuan siswa kelas V mengenai jajanan aman
di SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok.
6
b. Diketahuinya sikap siswa kelas V mengenai jajanan aman di SD
Negeri Cipayung 2 Kota Depok
c. Diketahuinya perilaku siswa kelas V dalam memilih jajanan di
SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok.
d. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan mengenai jajanan
aman dengan perilaku siswa kelas V dalam memilih jajanan di
SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok.
e. Diketahuinya hubungan antara sikap mengenai jajanan aman
dengan perilaku siswa kelas V dalam memilih jajanan di SD
Negeri Cipayung 2 Kota Depok.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi
peneliti, institusi pendidikan, siswa, dan instansi pelayanan kesehatan.
a. Bagi peneliti
Peneliti dapat menambah pengetahuan dan memperoleh pengalaman
bagi diri peneliti dalam melakukan penelitian ini.
b. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
kontribusi positif bagi pihak sekolah untuk memberikan edukasi
kepada siswa tentang keamanan jajanan, serta melakukan
pemantauan terhadap penjual makanan dan minuman jajanan di
lingkungan sekolah.
7
c. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pelajaran serta
masukan kepada siswa akan pentingnya memiliki pengetahuan yang
baik, sikap yang positif, serta perilaku yang baik dalam memilih
jajanan.
d. Bagi instansi pelayanan kesehatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi agar instansi
pelayanan kesehatan dapat memberikan penyuluhan kesehatan
mengenai jajanan yang aman ke berbagai sekolah dasar.
E. Ringkup Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi
cross sectional. Variabel independen dan dependen diukur secara
bersamaan. Variabel dependen yaitu perilaku memilih jajanan pada siswa
sekolah dasar dan variabel independen yaitu pengetahuan dan sikap
mengenai jajanan aman.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan dan sikap mengenai jajanan aman dengan perilaku memilih
jajanan pada siswa kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anak Sekolah Dasar
Anak usia sekolah dimulai dari rentang usia 6-12 tahun. Anak
pada periode ini mulai memasuki dunia baru, mereka mulai banyak
berhubungan dengan orang lain di luar keluarganya, bergabung dengan
teman seusianya, mempelajari budaya masa kanak-kanak, dan bergabung
ke dalam kelompok sebaya (Wong, 2008). Masa usia sekolah dasar
terbagi dalam dua kategori, yaitu siswa kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3)
dan siswa kelas tinggi (kelas 4, 5, dan 6). Masa ini ditandai dengan anak
mulai memasuki bangku sekolah dasar, dan dimulai sejarah baru dalam
kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap dan tingkah lakunya,
serta masa dimana anak akan memasuki dunia baru yaitu masa
pengenalan lingkungan sosial yang lebih luas (Sudarmawan, 2013).
1. Perkembangan Biologis
Antara usia 6 sampai 12 tahun, anak akan mengalami
pertumbuhan sekitar 5 cm per tahun untuk mencapai tinggi badan 30-
60 cm dan berat badannya akan bertambah hampir dua kali lipat,
bertambah 2- 3 kg per tahun. Tinggi rata-rata anak usia 6 tahun
adalah sekitar 116 cm dan berat badannya sekitar 21 kg. Perbedaan
ukuran anak perempuan dan anak laki-laki pada periode ini sangat
sedikit, walaupun anak laki-laki cenderung sedikit lebih tinggi dan
lebih berat daripada anak perempuan (Wong, 2008).
9
2. Perkembangan Kognitif
Saat anak memasuki masa sekolah, mereka mulai
memperoleh kemampuan untuk menghubungkan serangkaian
kejadian untuk menggambarkan mental yang dapat diungkapkan
secara verbal ataupun simbolik. Tahap ini diistilahkan sebagai tahap
operasional konkret menurut Piaget. Pada tahap ini anak mampu
menggunakan proses berpikir untuk mengalami peristiwa dan
tindakan.
Selama tahap ini, anak mengembangkan pemahaman
mengenai hubungan antara suatu hal dan ide. Anak mengalami
kemajuan dari kemampuan untuk membuat penilaian berdasarkan
apa yang dilihat (pemikiran perseptual) sampai kemampuan untuk
membuat penilaian berdasarkan alasan mereka (pemikiran
konseptual). Kemampuan anak meningkat dalam menguasai simbol-
simbol dan menggunakan simpanan memori mereka mengenai
pengalaman masa lalunya sebagai bahan evaluasi dan interpretasi
masa kini (Wong, 2008). Karakteristik anak pada tahap ini di
antaranya yaitu anak mampu membuat klasifikasi secara sederhana,
anak dapat membuat suatu urutan, anak mulai mengembangkan
kemampuan imajinasi ke masa lalu dan masa depan, serta anak mulai
berpikir secara argumentatif dan mampu memecahkan permasalahan
sederhana (Nurgiyantoro, 2005).
10
3. Perkembangan Moral
Saat pola pikir anak mulai berubah dari egosenstrisme
menjadi pola pikir yang lebih logis, mereka juga bergerak melalui
tahap perkembangan kesadaran diri dan standar moral. Anak usia
sekolah yang lebih tinggi usianya lebih mampu menilai suatu
tindakan berdasarkan niat dibandingkan akibat yang dihasilkannya.
Peraturan dan penilaian tidak lagi bersifat mutlak dan otoriter serta
mulai berisi lebih banyak kebutuhan dan keinginan orang lain.
Mereka menggunakan berbagai pandangan yang berbeda untuk
membuat suatu penilaian. Mereka mampu memahami dan menerima
konsep bagaimana memperlakukan orang lain seperti halnya mereka
ingin diperlakukan (Wong, 2008).
4. Nutrisi
Rasa suka dan tidak suka terhadap makanan mulai terbentuk
pada usia-usia awal yang berlanjut ke masa kanak-kanak
pertengahan, walaupun kecenderungan memilih suatu makanan
mulai berakhir dan anak-anak mulai merasakan makanan yang
beragam. Tersedianya restoran siap saji, pengaruh media massa, dan
godaan keberagaman makanan “junk food” yang sangat besar,
membuat anak-anak mudah untuk mengkonsumsi makanan tanpa
kalori yang tidak meningkatkan pertumbuhan. Pendidikan nutrisi
sebaiknya dapat diintegrasikan dalam pelajaran di kelas. Pedoman
11
piramida makanan dan elemen-elemen makanan sehat sebaiknya
dipelajari (Wong, 2008).
B. Makanan Jajanan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003, makanan jajanan adalah makanan dan
minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan
atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum
selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) jajanan
berarti kudapan atau penganan yang dijajakan. Menurut Food and
Agriculture Organization (FAO) jajanan atau yang dikenal dengan street
food didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan
atau dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat
keramaian umum lain yang dapat langsung dimakan atau langsung
dikonsumsi (Febry, 2010).
1. Jenis-jenis makanan jajanan
Jenis-jenis makanan jajanan menurut Direktorat Bina Gizi
(2011):
a. Makanan utama yang disiapkan di rumah terlebih dahulu, atau
disiapkan di tempat penjualan. Seperti: gado-gado, nasi duduk,
siomay, bakso, mi ayam, lontong sayur, dan lain-lain.
12
b. Makanan camilan, yaitu makanan yang dikonsumsi diantara dua
waktu makan. Makanan camilan terdiri dari:
1) Makanan camilan basah, seperti pisang goreng, lemper,
lumpia, risoles, dan lain-lain. Makanan camilan ini dapat
disiapkan di rumah terlebih dahulu atau disiapkan di tempat
penjualan.
2) Makanan camilan kering, seperti keripik, biskuit, kue kering,
dan lain-lain. Makanan camilan ini umumnya diproduksi oleh
industri pangan baik industri besar, industri kecil, dan industri
rumah tangga.
c. Minuman
Kelompok minuman yang biasa dijual meliputi:
1) Air minum, baik dalam kemasan maupun yang disiapkan
sendiri
2) Minuman ringan, biasa dijual dalam kemasan seperti
minuman teh, minuman sari buah, minuman berkarbonasi,
dan lain-lain.
3) Minuman campur, seperti es buah, es cendol, es doger, dan
lain-lain.
Jenis makanan atau minuman yang disukai anak-anak adalah
makanan yang mempunyai rasa manis, enak, dengan warna-warni
yang menarik, dan bertekstur lembut. Jenis makanan seperti coklat,
permen, jeli, biskuit, makanan ringan (snack) merupakan produk
makanan favorit bagi sebagian besar anak-anak. Minuman yang
13
berwarna-warni (air minum dalam kemasan maupun es sirop tanpa
label), minuman jeli, es susu, minuman ringan (soft drink) dan lain-
lain merupakan kelompok minuman yang disukai anak-anak
(Nuraini, 2007).
2. Fungsi Makanan Jajanan
Menurut Febry (2010), makanan jajanan selain berfungsi
sebagai makanan selingan, berperan juga sebagai sarana peningkatan
gizi masyarakat. Makanan jajanan berfungsi untuk menambah zat-zat
makanan yang tidak atau kurang pada makanan utama dan lauk-
pauknya. Selain itu makanan jajanan juga berfungsi, antara lain:
a. Sebagai sarapan pagi
b. Sebagai makanan selingan yang dimakan di antara waktu makan
makanan utama
c. Sebagai makan siang terutama bagi mereka yang tidak sempat
makan di rumah
d. Sebagai produk yang mempunyai nilai ekonomi bagi para
pedagang.
14
3. Dampak Makanan Jajanan
Adapun dampak makanan jajanan menurut Febry (2010),
yaitu:
a. Bagi anak-anak sekolah, makanan jajanan merupakan perkenalan
dengan beragam jenis makanan sehingga menumbuhkan
kebiasaan penganekaragaman makanan sejak kecil
b. Makanan jajanan yang kurang memenuhi syarat kesehatan
(termasuk dalam hal cara pengolahan makanan jajanan,
penggunaan zat pewarna yang bukan pewarna makanan, cara
penyajian, dan lain-lain), sewaktu-waktu dapat mengancam
kesehatan anak
c. Mengakibatkan berkurangnya nafsu makan anak di rumah.
4. Makanan Jajanan Aman
Makanan jajanan aman adalah makanan jajanan yang tidak
mengandung bahaya keamanan pangan, yang terdiri dari cemaran
biologis/mikrobiologis, kimia dan fisik yang dapat mengganggu,
merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Makanan aman
juga harus terjamin higiene dan sanitasinya selama proses
penanganan makanan, mulai dari persiapan, pembuatan, hingga
penyajian makanan. Hal ini bertujuan untuk menghindari penyakit
infeksi atau penyakit lainnya. Selain menimbulkan keracunan
makanan, makanan yang tidak aman atau makanan yang
menggunakan pewarna, pemanis, penambah cita rasa, dan peningkat
15
tekstur dapat membuat imunitas tubuh seseorang menurun
(Direktorat Bina Gizi, 2011).
5. Sumber atau Penyebab Pangan Tidak Aman
Direktorat Bina Gizi (2011) menyebutkan sumber atau
penyebab pangan tidak aman dapat berasal dari 3 cemaran, yaitu
cemaran fisik, cemaran kimia, dan cemaran biologis.
a. Cemaran Fisik
Cemaran fisik dapat berupa rambut yang berasal dari pembuat
makanan yang tidak menggunakan penutup kepala saat bekerja,
potongan kayu, potongan bagian tubuh serangga, pasir, batu, dan
lainnya. Cemaran fisik ini dapat mencemari makanan pada tahap
proses pemilihan, penyimpanan, persiapan, pemasakan bahan
pangan, pengemasan, penyimpanan dan pendistribusian makanan
matang serta pada saat makanan dikonsumsi.
b. Cemaran Kimia
Cemaran kimia dapat berasal dari lingkungan yang tercemar
limbah industri, radiasi, serta penyalahgunaan bahan berbahaya
yang dilarang untuk pangan yang ditambahkan ke dalam pangan.
Contoh bahan yang termasuk bahan berbahaya adalah formalin,
rhodamin B, boraks, dan methanil yellow.
Selain penyebab tersebut, cemaran kimia dapat juga berasal dari
racun alami yang terdapat dalam bahan pangan itu sendiri.
Seperti halnya cemaran fisik, cemaran kimia dapat mencemari
16
makanan pada saat tahap proses pemilihan bahan baku,
penyimpanan bahan, persiapan dan pemasakan, pengemasan,
penyimpanan makanan jadi, pendistribusian serta pada saat
makanan dikonsumsi.
c. Cemaran Biologis
Cemaran biologis umumnya disebabkan oleh rendahnya
kebersihan dan sanitasi. Contoh cemaran biologis yang umum
mencemari makanan seperti:
1) Salmonella pada unggas. Salmonella dapat ditularkan dari
kulit telur yang kotor
2) E.coli O157-H7 pada sayuran mentah. Kontaminasi dapat
berasal dari kotoran hewan maupun pupuk kandang yang
digunakan dalam proses penanaman sayur.
Cemaran biologis ini dapat mencemari makanan pada berbagai
tahapan, mulai dari tahap pemilihan bahan pangan, penyimpanan
bahan pangan, persiapan dan pemasakan bahan pangan,
pengemasan makanan matang, penyimpanan makanan matang
dan pendistribusiannya serta pada saat makanan dikonsumsi.
6. Bahan Tambahan Pangan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
722/Menkes/Per/IX/88 dan telah diperbaharui dalam Permenkes RI
No. 1168/Menkes/Per/IX/1999, BTP adalah bahan yang biasanya
tidak digunakan sebagai makanan atau minuman dan biasanya bukan
17
merupakan ingredient khas makanan, mempunyai atau tidak
mempunyai nilai gizi yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam
makanan untuk tujuan teknologi pada pembuatan, pengolahan,
penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan atau
pengangkutan makanan, untuk menghasilkan atau diharapkan
menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas pangan
tersebut. Berbagai bahan berbahaya terkadang digunakan sebagai
bahan tambahan dalam proses pengolahan pangan.
Berdasarkan Permenkes RI No. 1168/Menkes/Per/IX/1999
dalam Direktorat Bina Gizi (2011), bahan berbahaya yang dimaksud
tercantum dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Berbagai Bahan Berbahaya Berdasarkan Permenkes RI No.
1168/Menkes/Per/IX/1999
No. Bahan berbahaya Penggunaan
dalam pangan
Kegunaan
sebenarnya
1. Rhodamin-B
(pewarna tekstil)
Pewarna
(memberi
warna merah)
Pewarna tambahan
pada obat, kosmetik,
pewarna kain dan
sabun
2 Methanyl Yellow
(pewarna tekstil)
Pewarna
(memberi
warna kuning)
Indikator dalam
larutan kimia,
pewarna obat-obatan
yang dipakai di
18
bagian luar tubuh
3. Formalin Pengawet Sebagai desinfektan,
perekat kayu, bahan
pembuatan plastik,
dan pengawet jasad
organik (mayat)
4. Asam salisilat Pengawet Obat luka bakar dan
bahan kosmetik
perawatan kulit
5. Minyak nabati yang
dibrominasi
(brominated
vegetable oils)
Penstabil rasa
dan aroma
dalam
minuman
ringan
Awal penemuannya
digunakan sebagai
penstabil aroma jeruk
dalam minuman
ringan
6. Asam borat dan
turunannya
(misalnya
boraks/bleng/pijer)
Pengempal
atau pemantap
adonan bakso
Pengawet pada
industri kayu dan
kaca
7. Dietilpirokarbonat Pengawet
makanan
Anti bakteri dan anti
jamur
8. Kalium klorat Pemutih
tepung
Pembuatan korek api,
mencetak tekstil,
desinfektan dan
pemutih non pangan
19
9. Kloramfenikol Pengawet
makanan
Antimikroba, bahan
obat-obatan yang
dipakai di bagian luar
tubuh
11. Nitrofurazon Pengawet
daging
Antibakteri untuk
hewan
12. Dulsin Pemanis
makanan
Awal penemuannya
memang digunakan
sebagai pemanis,
kemudian dilarang
penggunaannya
setelah terbukti
menyebabkan kanker
Berbagai BTP yang diperbolehkan untuk digunakan
berdasarkan Permenkes RI No. 1168/Menkes/Per/X/1999 dalam
Direktorat Bina Gizi (2011) adalah sebagai berikut:
a. Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat memperlambat
oksidasi bahan pangan. Contohnya: asam askorbat, asam
eritorbat, butil hidroksianil.
b. Antikempal (Anticaking Agent)
Antikempal merupakan bahan tambahan pangan yang dapat
mencegah mengempalnya pangan berupa serbuk, juga mencegah
20
mengempalnya bahan tepung. Contohnya: kalsium silikat, Na-
silikoaluminat.
c. Pengatur Keasaman (Acidity Regulator)
Pengatur keasaman merupakan bahan tambahan pangan yang
digunakan untuk mencegah pertumbuhan mikroba dan dapat
sebagai pengawet. Contohnya: asam asetat, asam sitrat, asam
fumarat.
d. Pemanis buatan (Artificial Sweetener)
Pemanis buatan adalah zat yang dapat menimbulkan rasa manis
atau dapat membantu penerimaan terhadap rasa manis tersebut,
sedangkan kalori yang dihasilkan jauh lebih rendah daripada
gula. Contohnya: siklamat dan sakarin.
e. Pemutih dan Pematang Tepung (Flour Treatment Agent)
Pemutih dan pematang tepung merupakan bahan tambahan
pangan yang digunakan pada bahan tepung dan produk olahannya
agar karakteristik warna putih yang merupakan ciri khas tepung
yang bermutu baik tetap terjaga. Contohnya: benzoil peroksida.
f. Pengemulsi, Pemantap, dan Pengental (Emulsifier, Stabilizer,
Thickener)
Pengemulsi, pemantap dan pengental merupakan bahan tambahan
pangan yang dapat membantu terbentuknya atau memantapkan
sistem dispersi homogen pada makanan. Contohnya: gelatin,
polisorbat, pektin.
21
g. Pengawet (Preservative)
Pengawet adalah senyawa yang dapat menghambat dan
menghentikan proses fermentasi, pengasaman atau bentuk
kerusakan lainnya, atau dapat memberikan perlindungan pangan
dari pembusukan. Contohnya: asam benzoat, asam sorbat, asam
propionat, nitrit, nitrat.
h. Pengeras (Firming Agent)
Pengeras merupakan suatu bahan tambahan pangan yang dapat
memperkeras atau mencegah melunaknya pangan. Contohnya
aluminium sulfat dan kalsium klorida.
i. Pewarna (Colour)
Pewarna adalah bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki
warna pada makanan agar terlihat menarik. Contohnya
betakaroten dan karamel.
j. Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa (Flavour, Flavour
Enhancer)
Merupakan bahan tambahan pangan yang memberikan,
menambah atau mempertegas rasa dan aroma. Contohnya:
Monosodium glutamate (MSG), vetsin, micin, atau penyedap
masakan.
k. Sekuestran (Sequestrant)
Merupakan bahan penstabil yang digunakan dalam berbagai
pengolahan bahan makanan, dapat mengikat logam dalam bentuk
ikatan kompleks sehingga dapat mengalahkan sifat dan pengaruh
22
buruk logam tersebut. Contohnya: kalsium dinatrium edetat, asam
fosfat dan garamnya.
7. Tanda atau Ciri Pangan Tidak Aman
Pangan yang tidak aman adalah makanan dan minuman yang
mengandung kuman, bahan kimia, dan bahan berbahaya yang bila
dikonsumsi akan menimbulkan gangguan kesehatan.
Memilih pangan yang aman memerlukan pengetahuan
sederhana tentang tanda atau ciri pangan yang aman. Cara ini
mengandalkan ketajaman inderawi konsumen. Meskipun cara ini
tidak seteliti pemeriksaan laboratorium tetapi dapat memberikan
indikasi bahwa pangan tersebut berisiko tidak aman.
a. Tanda pangan jajanan berformalin menurut Direktorat Bina Gizi
(2011)
1) Bakso berformalin memiliki tekstur sangat kenyal dan tidak
rusak sampai dua hari pada suhu ruang
2) Mie basah berformalin biasanya lebih mengkilap, tidak
lengket satu sama lain, tidak rusak sampai dua hari pada suhu
ruang dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es
3) Tahu berformalin memiliki tekstur keras, kenyal tetapi tidak
padat, tidak rusak sampai tiga hari dalam suhu ruang dan bisa
tahan 15 hari dalam lemari es
23
4) Daging ayam dan daging ikan goreng atau nugget goreng
berformalin juga memiliki tekstur yang kenyal dan tidak
busuk sampai dua hari pada suhu ruang.
b. Tanda pangan jajanan mengandung boraks menurut Direktorat
Bina Gizi (2011)
1) Bakso yang mengandung boraks tampak berwarna agak putih
(seharusnya berwarna abu kecoklatan) dan bertekstur sangat
kenyal. Bila bakso ini digigit amat kenyal seperti nyaris bola
karet dan bila dipantulkan ke dinding atau lantai memantul
seperti bola karet
2) Mie basah yang mengandung boraks tampak lebih
mengkilap, tidak lengket satu sama lain, tidak gampang putus
dan kenyal
3) Lontong dan buras yang mengandung boraks mempunyai
tekstur sangat kenyal, berasa tajam dan memberikan rasa
getir
4) Kerupuk yang mengandung boraks bertekstur renyah dan
menimbulkan rasa getir.
c. Tanda pangan jajanan mengandung pewarna Rhodamin B dan
Methanyl Yellow menurut Direktorat Bina Gizi (2011)
1) Makanan dan minuman berwarna merah atau kuning yang
mengandung pewarna Rhodamin B dan Methanyl Yellow
biasanya menampakkan warna yang mencolok
2) Produknya tampak mengkilap
24
3) Pada makanan kadang warna tidak merata (tidak homogen
karena ada yang menggumpal)
4) Setelah mengonsumsi terasa sedikit rasa pahit dan gatal di
tenggorokan
5) Saos cabe atau saos tomat yang warnanya membekas di
tangan, kemungkinan mengandung pewarna Rhodamin B.
8. Dampak Buruk Pangan Tidak Aman
Mengkonsumsi pangan tidak aman dapat menimbulkan
gangguan kesehatan yaitu berupa gejala ringan seperti pusing dan
mual, atau yang serius seperti mual-muntah, keram perut, keram otot,
lumpuh otot, diare, cacat dan meninggal dunia.
Peristiwa keracunan pangan karena pangan tidak aman tidak
hanya berdampak buruk bagi konsumen atau korban, tetapi juga
berdampak buruk secara sosial dan ekonomi bagi keluarga, bagi
produsen atau industri pangan, dan bagi pemerintah.
Keparahan dampak buruk yang terjadi karena pangan tidak
aman tergantung pada banyak faktor, terutama faktor takaran, faktor
penanggulangan krisis, dan karakteristik korban. Semakin banyak
takaran bahan atau patogen berbahaya yang dikonsumsi dan semakin
lama dan tidak tepat pertolongan krisis yang diberikan, serta semakin
lemah kekebalan dan kondisi fisik korban maka akan semakin serius
dampak buruk yang dialami korban (Direktorat Bina Gizi, 2011).
25
9. Pencegahan Ketidakamanan Pangan Saat Memilih dan
Mengkonsumsi Pangan
Pencegahan ketidakamanan pangan dapat dilakukan ketika
memilih pangan yang akan dikonsumsi dan mengkonsumsi pangan.
Menjaga kebersihan diri dan memilih pangan yang aman merupakan
bentuk tindakan pencegahan ketidakamanan pangan yang dapat
dilakukan. Upaya yang dapat dilakukan dalam menjaga kebersihan
diri menurut Direktorat Bina Gizi (2011) adalah:
a. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
b. Memotong kuku secara teratur
c. Menjaga kebersihan dan kesehatan gigi
d. Menjaga kebersihan tubuh
Upaya yang dapat dilakukan saat memilih pangan yang aman
adalah:
a. Memilih pangan dalam keadaan tertutup
b. Memilih pangan dalam kondisi baik
c. Mengamati warna makanan
d. Memperhatikan kualitas makanan
e. Mengamati label makanan.
C. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Dengan
sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan
26
tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi
terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui
indera penglihatan dan pendengaran (Notoatmodjo, 2010).
Notoatmodjo (2010) menyebutkan secara garis besar pengetahuan
seseorang dibagi dalam 6 tingkatan, yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan mampu
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi
dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
27
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja
seperti menggambarkan, membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis berarti suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian
tersebut didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
D. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus
tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang
bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan
suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi
tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup,
bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap
28
merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan
tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2010).
Newcomb dalam Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa sikap
itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Seperti halnya dengan
pengetahuan, Notoatmodjo (2010) membagi sikap menjadi berbagai
tingkatan sebagai berikut:
a. Menerima (receiving)
Menerima berarti seseorang mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan. Contohnya, sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari
kesediaan dan perhatian orang tersebut terhadap penyuluhan tentang
gizi.
b. Merespons (responding)
Merespons berarti memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan
suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab
pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari
pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang tersebut sudah menerima.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan
orang lain terhadap suatu masalah merupakan suatu indikasi sikap
tingkat tiga.
29
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
E. Perilaku
Dari aspek biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Secara singkat
aktivitas manusia tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu, aktivitas
yang dapat diamati oleh orang lain, dan aktivitas yang tidak dapat
diamati oleh orang lain (Notoatmodjo, 2010).
Skinner (1983) dalam Notoatmodjo (2010) merumuskan bahwa
perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar). Perilaku manusia terjadi melalui proses: Stimulus
– Organisme – Respons, sehingga teori Skinner ini disebut teori “S-O-R”
(stimulus-organisme-respons). Teori Skinner menjelaskan adanya dua
jenis respons, yaitu:
a. Respondent respons atau reflexive, merupakan respons yang
ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu ysng
disebut eliciting stimulus, karena menimbulkan respons-respons yang
relatif tetap. Respondent respons juga mencakup perilaku emosional.
b. Operant respons atau instrumental respons, merupakan respons yang
timbul dan berkembang, yang kemudian diikuti oleh stimulus atau
rangsangan yang lain. Perangsang yang terakhir ini disebut
30
reinforcing stimuli atau reinforcer, karena berfungsi untuk
memperkuat respons.
Berdasarkan teori “S-O-R” tersebut, maka perilaku manusia dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Perilaku tertutup (covert behavior)
Perilaku tertutup terjadi apabila respons terhadap stimulus tersebut
belum dapat diamati oleh orang lain dari luar secara jelas. Respons
seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi,
pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan.
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
Perilaku terbuka ini terjadi apabila respons terhadap stimulus
tersebut sudah berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati oleh
orang lain dari luar atau “observable behavior”.
Dalam menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
perilaku, konsep umum yang sering digunakan dalam berbagai
kepentingan program dan beberapa penelitian yang dilakukan adalah
teori yang dikemukakan oleh Green (1980). Menurut Green dalam
Notoatmodjo (2010) perilaku seseorang ditentukan oleh tiga faktor, yaitu
faktor predisposisi, faktor pendorong, dan faktor penguat.
a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor)
Faktor-faktor ini mencakup: pengetahuan dan sikap masyarakat
terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-
hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut
31
masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan
sebagainya.
b. Faktor-faktor pendorong (enambling factor)
Faktor-faktor ini mencakup: ketersediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat
pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan
makanan yang bergizi dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas
pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik,
posyandu, bidan, dokter dan sebagainya.
c. Faktor-faktor penguat (reinforcing factor)
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,
tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas
kesehatan. Termasuk disini undang-undang, peraturan-peraturan baik
dari pusat maupun pemerintah daerah terkait dengan kesehatan.
1. Perilaku memilih makanan
Istilah pemilihan makanan didefinisikan sebagai kekuatan
kemauan seseorang untuk mengendalikan makanan yang
dikonsumsinya (Michael J. Gibney, 2009). Faktor yang
mempengaruhi pemilihan makanan terbagi menjadi tiga kelompok
yaitu faktor terkait makanan, faktor personal yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan pemilihan makanan dan faktor sosial
ekonomi (Shepherd, 1999 dalam Aprilia, 2014)
32
F. Penelitian terkait
Beberapa penelitian terkait pengetahuan, sikap dan perilaku
dalam memilih makanan jajanan adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sudarmawan (2013) dengan judul
Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Mengenai Pemilihan
Jajanan dengan Perilaku Memilih Jajanan di SDN Sambikerep II/480
Surabaya menggunakan metode penelitian asosiatif. Jumlah sampel
pada penelitian ini sebanyak 71 siswa. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap
mengenai pemilihan jajanan dengan perilaku anak memilih jajanan
dengan presentase sebesar 10,1% (Sudarmawan, 2013).
2. Penelitian yang dilakukan oleh Purtiantini (2010) dengan judul
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Pemilihan Jajanan
dengan Perilaku Anak Memilih Makanan di SDIT Muhammadiyah Al
Kautsar Gumpang Kartasura menggunakan metode pendekatan cross
sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 58 siswa. Hasil
penelitian ini diketahui bahwa berdasarkan analisis korelasi Rank
Spearman tidak ada hubungan antara pengetahuan anak mengenai
pemilihan jajanan dengan perilaku anak memilih makanan dan tidak
ada hubungan antara sikap anak mengenai pemilihan jajanan dengan
perilaku anak memilih makanan (Purtiantini, 2010).
3. Penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2013) dengan judul
Hubungan Pengetahuan Makanan dan Kesehatan dengan Frekuensi
Konsumsi Jajanan pada Anak Sekolah Dasar Pembangunan
33
Laboratorium Universitas Negeri Padang merupakan penelitian
korelasional. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 43 siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif
dan signifikan antara pengetahuan tentang makanan dan kesehatan
dengan frekuensi konsumsi makanan jajanan pada anak SD Labor
Pembangunan Universitas Negeri Padang. Hal ini berarti, semakin
tinggi pengetahuan tentang makanan dan kesehatan, maka semakin
rendah frekuensi konsumsi makanan jajanan pada anak (Amelia,
2013).
4. Penelitian yang dilakukan oleh Safriana (2012) dengan judul Perilaku
Memilih Jajanan pada Siswa Sekolah Dasar di SDN Garot
Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012
merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan cross sectional.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan gizi siswa dengan perilaku memilih
jajanan dan ada hubungan antara sikap siswa dalam memilih
makanan dengan perilaku siswa dalam memilih jajanan (Safriana,
2012).
34
G. Kerangka Teori
Bagan 2. 1 Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi dari Direktorat Bina Gizi (2011) dan Shepherd (1999) dalam
Aprilia (2014).
Pengetahuan Jajanan Aman:
Definisi jajanan
aman
Kebersihan dan
keutuhan jajanan
Sumber atau
penyebab jajanan
tidak aman
Tanda atau ciri
jajanan tidak aman
Dampak buruk
pangan tidak aman
Pencegahan
ketidakamanan
saat memilih dan
mengkonsumsi
jajanan
Perilaku
Sikap
Pemilihan
makanan
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
Faktor terkait makanan
Faktor personal berkaitan
dengan pengambilan
keputusan
Faktor sosial ekonomi
35
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka
hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur yang
akan dilakukan pada penelitian. Kerangka konsep terdiri dari variabel-
variabel serta hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang
lain (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini terdiri dari variabel bebas
(independen) yakni pengetahuan dan sikap mengenai jajanan aman, serta
variabel terikat (dependen) yakni perilaku siswa memilih jajanan.
Bagan 3.1 Kerangka konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Pengetahuan siswa
mengenai jajanan aman
Sikap siswa mengenai
jajanan aman
Perilaku siswa
memilih jajanan
36
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Pengetahuan
mengenai
jajanan aman
Hasil penginderaan atau hasil
tahu setelah melakukan
penginderaan tentang jajanan
yang aman.
Menggunakan skala
Guttman
Kuesioner Total skor: 14
1. Baik: jika skor ≥ median
(nilai median = 13)
2. Kurang baik: jika skor <
median (nilai median = 13)
(Santoso, 2010)
Ordinal
2 Sikap mengenai
jajanan aman
Reaksi atau respons yang
masih tertutup tentang jajanan
yang aman
Menggunakan skala
Guttman
Kuesioner Total skor: 11
1. Mendukung: jika skor ≥
median (nilai median = 11)
2. Tidak mendukung: jika
Ordinal
37
skor < median (nilai median
= 11)
3 Perilaku
memilih jajanan
Suatu kegiatan atau aktivitas
dalam memilih jajanan.
Memilih atau
mencentang daftar
jenis jajanan yang
tersedia
Kuesioner Total skor:
1. Baik: jika memilih jumlah
jajanan yang diduga tidak
aman ≤ median (nilai median
= 2)
2. Kurang baik: jika memilih
jumlah jajanan yang diduga
tidak aman > median (nilai
median = 2)
Ordinal
38
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pernyataan awal tentang kemungkinan hasil
penelitian mengenai hubungan antar variabel yang diteliti (Dharma,
2011). Hipotesis pada penelitian ini adalah:
1. Terdapat hubungan antara pengetahuan siswa mengenai jajanan aman
dengan perilaku siswa memilih jajanan.
2. Terdapat hubungan antara sikap siswa mengenai jajanan aman
dengan perilaku siswa memilih jajanan.
39
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan
rancangan penelitian cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk
mencari hubungan antar variabel, dimana variabel independennya yaitu
pengetahuan dan sikap mengenai jajanan aman dan variabel dependennya
yaitu perilaku memilih jajanan, diukur secara bersamaan pada satu waktu
tertentu.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di SD Negeri Cipayung 2 Kota
Depok yang terletak di Jl. Raya Cipayung RT 003 RW 003 No.12
Kelurahan Cipayung Jaya Kecamatan Cipayung Kota Depok. Waktu
penelitian dilakukan pada 13 Mei 2015.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi pada penelitian ini adalah
siswa kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok. Menurut data
yang peneliti dapatkan jumlah populasi siswa kelas V di SD Negeri
Cipayung 2 Kota Depok sejumlah 88 siswa.
40
Tabel 4.1 Daftar Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota
Depok
No Kelas Jumlah Siswa Total
Perempuan Laki-laki
1 V.A 23 siswa 21 siswa 44 siswa
2 V.B 24 siswa 20 siswa 44 siswa
88 Siswa
Sumber: SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti yang dianggap mewakili
seluruh populasi penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini
teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu total sampling,
yaitu mengambil jumlah seluruh anggota populasi sebagai sampel.
Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sejumlah 88 siswa kelas V
SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok. Adapun kriteria inklusi dan
ekslusi pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Kriteria inklusi
1) Seluruh siswa kelas V
2) Siswa yang hadir pada saat hari pengambilan data
3) Siswa yang bersedia menjadi responden
b. Kriteria eksklusi
1) Siswa yang tidak pernah jajan di sekolah.
41
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan dalam
penelitian untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Jenis instrumen
yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa kuesioner. Peneliti
menggunakan kuesioner yang terdiri dari empat bagian, antara lain:
1. Kuesioner A berisi pertanyaan tentang karakteristik responden yang
terdiri dari jenis kelamin dan umur.
2. Kuesioner B berisi 14 pernyataan terkait pengetahuan siswa tentang
jajanan yang aman. Skor tertinggi adalah 14.
3. Kuesioner C berisi 11 pernyataan terkait sikap siswa tentang jajanan
yang aman. Skor tertinggi adalah 11.
4. Kuesioner D berisi tabel daftar jajanan yang tersedia di SD Negeri
Cipayung 2 Kota Depok. Jajanan tersebut peneliti bagi menjadi
kategori jajanan yang diduga aman dan jajanan yang diduga tidak
aman.
Kuesioner yang digunakan untuk ketiga variabel dibuat oleh
peneliti sendiri yang mengacu pada materi dalam tinjauan pustaka.
Berikut ini adalah tahapan membuat instrumen penelitian menurut
Dharma (2011):
1. Mempelajari kembali konsep yang diteliti untuk memperjelas
pemahaman peneliti tentang variabel penelitian. Variabel penelitian
dijelaskan lebih spesifik dalam definisi operasional.
42
2. Menentukan jenis instrumen yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data. Jenis instrumen yang peneliti pakai adalah
kuesioner.
3. Membuat kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi instrumen mencakup variabel
penelitian, dimensi, dan indikator. (Lihat lampiran 2)
4. Membuat item pernyataan sesuai dengan indikator pada kisi-kisi
instrumen.
5. Tentukan skala yang digunakan untuk mengukur setiap indikator.
Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala Guttman.
6. Lakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen dengan cara
menyebarkan instrumen tersebut kepada responden yang telah
ditentukan yang memiliki kesamaan karakteristik dengan responden
penelitian.
7. Perbaiki instrumen penelitian sesuai dengan hasil uji validitas dan
reliabilitas.
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum melakukan pengumpulan data penelitian, peneliti telah
melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen yang akan
digunakan. Uji coba validitas dan reliabilitas dilakukan pada 27 April
2015 kepada 30 siswa kelas V SD Negeri Parung 01.
1. Validitas Instrumen
Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan apakah
alat ukur yang digunakan dalam penelitian benar-benar mengukur
43
apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Untuk melakukan uji validitas
yaitu dengan menghitung korelasi antara item-item pertanyaan dari
setiap variabel dengan total skor pertanyaan variabel tersebut.
Perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi
pearson product moment, sebagai berikut (Riwidikdo, 2009):
( )–( )( )
√* ( ) + * ( ) +
Keterangan:
r = koefisien korelasi
N = jumlah responden
X = skor tiap item pertanyaan
Y = skor total
Untuk mengetahui apakah instrumen yang akan digunakan
valid atau tidak, dapat dilakukan dengan melihat hasil perhitungan r
hitung. Apabila r hitung > r tabel (0,361) pada N = 30 dengan nilai
signifikansi < 0,05 , maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid
(Riwidikdo, 2009).
Setelah dilakukan uji pearson dengan menggunakan software
statistik pada kuesioner B, hasilnya didapatkan pernyataan yang
dinyatakan tidak valid berjumlah 3 item, yaitu pernyataan item P6
dengan nilai r = 0.311, item P10 dengan nilai r = 0.250 dan item P15
dengan nilai r = 0.338. Peneliti menginginkan pernyataan item P6
dan P15 tersebut tetap digunakan karena kedua item tersebut
berkaitan dengan pernyataan tentang salah satu BTP berbahaya dan
44
upaya menjaga kebersihan diri sehingga penting untuk ditanyakan
dalam kuesioner penelitian. Peneliti selanjutnya memperbaiki
kalimat pernyataan dari kedua item tersebut. Pernyataan tidak valid
lainnya yaitu item P10 dihilangkan dari kuesioner penelitian. Dari 15
item pernyataan, total item yang akhirnya digunakan dalam
penelitian yaitu menjadi 14 item.
Kuesioner C didapatkan hasil pernyataan yang dinyatakan
tidak valid yaitu item S2 dengan nilai r = -0.076, item S4 dengan
nilai r = 0.355, item S7 dengan nilai r = 0.355, dan item S13 dengan
nilai r = 0.285. Keempat item tersebut dihilangkan dari kuesioner
penelitian. Dari 15 item pernyataan, total item yang akhirnya
digunakan dalam penelitian yaitu menjadi 11 item.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan apakah
suatu alat pengukur dalam penelitian dapat dipercaya (Notoatmodjo,
2010). Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran
dari instrumen tersebut tetap konsisten bila dilakukan pengukuran
dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan
alat ukur yang sama. Metode yang digunakan pada alat ukur dengan
skala jawaban dikotomi (2 pilihan jawaban) metode yaitu Kuder
Richardson 20 atau KR-20 (Dharma, 2011).
45
Berikut ini adalah rumus KR-20:
(
) (
)
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
Vt
= varians total
p
= proporsi subyek yang menjawab “ya”
q = proporsi subyek yang menjawab “tidak”
(Simamora, 2008).
Interpretasi hasil koefisien reliabilitas yaitu jika nilai alfa 1
artinya sangat sempurna, 0,8 artinya sangat bagus, 0,6 artinya bagus,
0,4 artinya cukup, dan < 0,4 artinya jelek (Umar, 2002 dan
Budiharto, 2008). Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas
menggunakan metode KR-20 didapatkan nilai sebesar 0,704 untuk
instrumen pengetahuan dan 0,664 untuk instrumen sikap. Kedua
instrumen tersebut dinyatakan reliabel dengan kategori bagus.
F. Langkah-langkah Pengumpulan Data
1. Langkah pertama, peneliti mengajukan surat izin dari fakultas untuk
diberikan kepada pihak sekolah mengenai izin mengambil data dan
melakukan penelitian di SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok.
2. Peneliti mengambil data dari pihak sekolah berupa data sekunder,
yaitu data mengenai jumlah siswa kelas V di SD Negeri Cipayung 2
Kota Depok.
46
3. Peneliti juga mengajukan surat izin dari fakultas kepada pihak
sekolah SD Negeri Parung 01 untuk mengambil data dan melakukan
uji validitas dan reliabilitas instrumen.
4. Setelah izin dengan pihak sekolah dan membuat kontrak waktu,
peneliti membagikan kuesioner kepada 30 siswa kelas V SD Negeri
Parung 01 untuk diuji validitas dan reliabilitasnya yang selanjutnya
diolah menggunakan program software statistik.
5. Selanjutnya peneliti melakukan penelitian. Peneliti memasuki ruang
kelas dan mulai memperkenalkan diri sekaligus menjelaskan maksud
dari penelitian kepada responden. Selanjutnya peneliti membagikan
kuesioner kepada seluruh siswa yang hadir dan memberikan
penjelasan tentang cara pengisian kuesioner. Peneliti tetap berada di
ruang kelas selama responden mengisi kuesioner tersebut.
6. Setelah kuesioner terkumpul, peneliti melakukan pengecekan apakah
data sudah terisi dengan lengkap atau belum. Setelah lengkap, data
diberi kode pada masing-masing pertanyaan untuk mempermudah
proses analisis data. Kemudian data diproses dengan cara meng-entry
data yang ada pada kuesioner ke dalam program software statistik.
7. Langkah terakhir yaitu mengecek kembali data yang sudah di-entry
apakah terdapat kesalahan atau tidak.
47
G. Pengolahan Data
Berikut tahap-tahap dalam proses pengolahan data menurut
(Notoatmodjo, 2010) :
1. Editting
Editting merupakan kegiatan pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau kuesioner. Apabila ada jawaban-jawaban yang belum
lengkap, jika memungkinkan perlu pengambilan data ulang untuk
melengkapi jawaban-jawaban tersebut. Tetapi apabila tidak
memungkinkan, maka pertanyaan yang jawabannya tidak lengkap
tersebut tidak diolah.
2. Coding
Coding merupakan proses mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan (Notoatmodjo,
2010). Kode untuk kuesioner B yaitu “benar = 1” dan “salah = 0”.
Kode untuk kuesioner C yaitu “setuju = 1” dan “tidak setuju = 0”.
Kode untuk kuesioner D yaitu “ya = 1” dan “tidak = 0”.
3. Data Entry
Data entry yakni memasukkan jawaban-jawaban dari responden yang
dalam bentuk angka atau huruf ke dalam program software komputer.
Program untuk entry data pada penelitian ini menggunakan software
statistik.
4. Cleaning
Proses Cleansing (pembersihan data) yakni dilakukan setelah semua
data dari responden selesai dimasukkan, kemudian perlu dicek
48
kembali kemungkinan adanya kesalahan kode dan ketidaklengkapan,
selanjutnya dilakukan koreksi atau pembetulan (Notoatmodjo, 2010).
H. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Tujuan analisis univariat adalah untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Analisa univariat pada penelitian ini untuk
mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku secara
deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dari masing-
masing variabel.
2. Analisa Bivariat
Setelah analisis univariat dilakukan, akan diketahui hasil dari
karakteristik atau distribusi setiap variabel, kemudian dapat
dilanjutkan ke analisis bivariat. Analisis bivariat dilakukan terhadap
dua variabel yang diduga mempunyai hubungan atau korelasi
(Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini analisis bivariat dilakukan
terhadap variabel pengetahuan dengan perilaku dan sikap dengan
perilaku. Analisis data yang digunakan yaitu menggunakan Uji
Korelasi Rank Spearman. Uji ini digunakan untuk menguji hubungan
antara variabel independen skala ordinal dan variabel dependen skala
ordinal (Dharma, 2011).
Ukuran kekuatan hubungan dapat dilihat dengan
menggunakan rasio odds (RO), risiko relatif (RR), dan koefisien
49
relasi. Namun untuk analisis korelatif seperti pada penelitian ini yang
digunakan adalah koefisien korelasi. Interpretasi hasil uji korelasi
didapatkan berdasarkan kekuatan nilai koefisien korelasi (r), nilai p,
dan arah korelasinya. Kekuatan koefisien korelasi (r) dinyatakan
sangat lemah jika nilainya 0,0 sd <0,2. Lemah jika nilainya 0,2 sd
<0,4. Sedang jika nilainya 0,4 sd <0,6. Kuat jika nilainya 0,6 sd <0,8.
Dan sangat kuat jika nilainya 0,8 sd 1. Berdasarkan nilai p, korelasi
dinyatakan bermakna jika p < 0,05. Kemudian arah korelasi
disimpulkan berdasarkan positif atau negatifnya nilai korelasi.
Apabila nilai korelasi positif maka arah korelasi dua variabel
dinyatakan searah (Dahlan, 2011).
I. Etika Penelitian
Penelitian ini menerapkan prinsip etis (Nursalam, 2008) sebagai
berikut:
1. Prinsip manfaat
a. Penelitian ini dilaksanakan tidak menimbulkan penderitaan bagi
subjek penelitian.
b. Informasi yang telah diberikan oleh subjek, tidak akan
dipergunakan untuk hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam
bentuk apapun.
2. Prinsip menghargai hak asasi manusia
a. Subjek mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia
menjadi subjek ataupun tidak, tanpa adanya sangsi apapun.
50
b. Subjek mendapat informasi secara lengkap tentang tujuan
penelitian yang akan dilaksanakan
3. Prinsip keadilan
a. Subjek diperlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan
sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya
deskriminasi
b. Penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dengan tidak
mengikutsertakan nama dari subjek.
51
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Profil SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok
SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok beralamat di Jl. Raya
Cipayung No.12 Kelurahan Cipayung Jaya, Kecamatan Cipayung, Kota
Depok. Sekolah ini sudah berdiri sejak tahun 1975. Sekolah dengan luas
tanah 1200 m2
ini memiliki 2 buah bangunan. Jumlah ruangan sekolah ini
terdiri dari 7 ruang kelas, 2 ruang guru dan tata usaha, dan 1 ruang kepala
sekolah.
Tahun 2014/2015 siswa SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok
seluruhnya berjumlah 671 siswa, dengan rincian 121 siswa kelas I, 114
siswa kelas II, 126 siswa kelas III, 120 siswa kelas IV, 88 siswa kelas V,
dan 102 siswa kelas VI. Setiap kelas terbagi menjadi beberapa
rombongan kelas. Kelas I terdiri dari 3 rombongan, kelas II terdiri dari 3
rombongan, kelas III terdiri dari 3 rombongan, kelas IV terdiri dari 3
rombongan, kelas V terdiri dari 2 rombongan, dan kelas VI terdiri dari 3
rombongan.
SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok memiliki visi yaitu:
“Berprestasi, Beriman, dan Bertaqwa serta Berwawasan Lingkungan
Hidup”.
Adapun tujuan pendidikan SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok,
yaitu:
1. Terwujudnya SD Negeri Cipayung 2 menjadi sekolah unggulan
untuk kecamatan Cipayung
52
2. Terwujudnya perolehan nilai ujian sekolah daerah melebihi SKL
3. Terwujudnya peningkatan dedikasi dan disiplin seluruh warga
sekolah
4. Terwujudnya lingkungan sekolah yang bernuansa religius
5. Terwujudnya peningkatan kedisiplinan warga sekolah dalam
melaksanakan kewajiban sebagai umat beragama
6. Terwujudnya sekolah yang bersih dan peduli lingkungan hidup
7. Terwujudnya kerjasama yang harmonis antar warga sekolah dan
masyarakat
8. Terwujudnya sekolah yang berwawasan lingkungan dan terciptanya
sekolah yang peduli lingkungan melalui 3 R, drainase dan MCK
sehat.
Sehubungan dengan penelitian ini, tidak tersedianya fasilitas
kantin sekolah di SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok ini sangat
disayangkan. Jajanan bersumber dari penjual jajanan yang berjualan di
lingkungan belakang gedung sekolah. Jajanan yang dijual sangat
bervariasi. Namun keberadaan penjual jajanan ini adalah di luar
pengawasan dan kendali dari pihak sekolah, sehingga pihak sekolah tidak
dapat mengontrol jenis jajanan apa saja yang dijual.
53
B. Hasil Uji Normalitas Data
Uji normalitas data ini digunakan untuk melihat apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Data dinyatakan berdistribusi tidak
normal apabila nilai Kolmogorov Smirnov <0.05, begitu juga sebaliknya
(Dahlan, 2011). Pada penelitian ini, data dari semua variabel dinyatakan
tidak berdistribusi normal karena menghasilkan nilai Kolmogorov
Smirnov 0.000 (<0.05).
C. Hasil Analisa Univariat
1. Gambaran Karakteristik Siswa Kelas V di SD Negeri Cipayung
2 Kota Depok
Karakteristik siswa yang dianalisis pada penelitian ini yaitu
berdasarkan jenis kelamin dan usia. Hasil dari analisa karakteristik
siswa adalah sebagai berikut:
a. Jenis Kelamin
Karakteristik siswa berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi berdasarkan Jenis Kelamin Siswa Kelas V SD
Negeri Cipayung 2
Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)
Laki-laki 35 44,3 %
Perempuan 44 55,7 %
Total 79 100 %
54
Tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa dari 79 responden,
mayoritas responden adalah perempuan dengan jumlah 44 orang
(55,7%), sedangkan responden laki-laki berjumlah 35 orang
(44,3%).
b. Usia
Karakteristik siswa berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi berdasarkan Usia Siswa Kelas V SD Negeri
Cipayung 2 Kota Depok
Usia Frekuensi (n) Persentase (%)
10 tahun 3 3,8 %
11 tahun 62 78,5 %
12 tahun 14 17,7 %
Total 79 100 %
Tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa usia responden
terbanyak yaitu usia 11 tahun yang berjumlah 62 orang (78,5%).
Usia termuda yaitu 10 tahun dengan jumlah 3 orang (3,8%) dan
usia tertua yaitu 12 tahun dengan jumlah 14 orang (17,7%).
55
2. Gambaran Kategori Pengetahuan Siswa mengenai Jajanan
Aman
Pengelompokkan responden berdasarkan kategori
pengetahuan dibagi menjadi 2, yaitu kategori pengetahuan baik dan
kategori pengetahuan tidak baik. Hasil analisa dapat dilihat pada
tabel 5.3.
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi berdasarkan Kategori Pengetahuan Siswa Kelas
V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok
Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)
Baik 61 77,2 %
Kurang 18 22,8 %
Total 79 100 %
Tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa dari 79 responden, 61
di antaranya dinyatakan berpengetahuan baik (77,2%) dan 18
responden dinyatakan berpengetahuan tidak baik (22,8%). Dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan
yang baik mengenai jajanan aman.
3. Gambaran Kategori Sikap Siswa mengenai Jajanan Aman
Pengelompokkan responden berdasarkan kategori sikap
dibagi menjadi 2, yaitu kategori sikap mendukung dan sikap tidak
mendukung. Hasil analisa dapat dilihat pada tabel 5.4.
56
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi berdasarkan Kategori Sikap Siswa Kelas
V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok
Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)
Mendukung 44 55,7 %
Tidak Mendukung 35 44,3 %
Total 79 100 %
Tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar
responden yang berjumlah 44 orang (55,7%) memiliki sikap
mendukung mengenai jajanan aman. Sedangkan sisanya berjumlah
35 orang (44,3%) memiliki sikap tidak mendukung.
4. Gambaran Perilaku Siswa Memilih Jajanan
a. Pilihan Jajanan di SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok
Kuesioner D (variabel perilaku) terdiri dari daftar jajanan
yang ada di lingkungan SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok.
Jajanan tersebut peneliti bagi menjadi 2 kategori, yaitu kategori
jajanan yang diduga aman dan kategori jajanan yang diduga tidak
aman. Distribusi jajanan yang dipilih oleh responden dapat dilihat
pada tabel 5.5.
57
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi berdasarkan Daftar Jajanan Pilihan Siswa
Kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok
Jajanan Frekuensi (n) Persentase (%)
a. Jajanan yang diduga aman
1. Martabak mini 40 50,6 %
2. Batagor (tanpa
menambahkan saos)
47 59,5 %
3. Cilok kuah (tanpa
menambahkan saos)
46 58,2 %
4. Papeda (tanpa
menambahkan saos)
50 63,3 %
5. Kojek (tanpa
menambahkan saos)
29 36,7 %
6. Cireng isi 32 40,5 %
7. Snack 72 91,1 %
8. Pisang bakar 33 41,8 %
9. Macaroni 42 53,2 %
10. Sosis dan bakso
bakar (tanpa
menambahkan saos)
37 46,8 %
11. Nasi goreng 48 60,8 %
12. Nyam-nyam 23 29,1 %
13. Minuman seduh 66 83,5 %
58
14.Minuman
gelas/botol
56 70,9 %
15. Air putih 72 91,1 %
b. Jajanan yang diduga tidak aman
1. Batagor (ditambah
dengan saos)
15 19 %
2. Cilok kuah
(ditambah dengan
saos)
17 21,5 %
3. Papeda (ditambah
dengan saos)
22 27,8 %
4. Kojek (ditambah
dengan saos)
10 12,7 %
5. Sosis dan bakso
bakar (ditambah
dengan saos)
13 16,5 %
6. Es mambo 39 49,4 %
7. Es kocok 21 26,6 %
Tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa dari kategori
jajanan yang diduga aman, jajanan yang paling banyak dipilih
oleh responden adalah makanan snack dan minuman air putih
yang masing-masing berjumlah 72 orang (91,1%). Sedangkan dari
kategori jajanan yang diduga tidak aman, jajanan yang paling
59
banyak dipilih oleh responden adalah makanan papeda (ditambah
dengan saos) berjumlah 22 orang (27,8%) dan minuman es
mambo berjumlah 39 orang (49,4%).
b. Kategori Perilaku Memilih Jajanan
Pengelompokkan responden berdasarkan kategori
perilaku dibagi menjadi 2, yaitu perilaku baik dan perilaku
kurang baik. Hasil analisa dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi berdasarkan Kategori Perilaku Siswa
Kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok
Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)
Baik 60 75,9 %
Kurang 19 24,1 %
Total 79 100 %
Tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar
responden berjumlah 60 orang (75,9%) berperilaku baik dalam
memilih jajanan. Sedangkan sisanya berjumlah 19 orang (24,1%)
berperilaku kurang baik dalam memilih jajanan.
60
D. Hasil Analisa Bivariat
1. Hubungan Pengetahuan mengenai Jajanan Aman dengan
Perilaku Memilih Jajanan
Tabel 5.7
Hubungan Pengetahuan mengenai Jajanan Aman dan Perilaku
Memilih Jajanan pada Siswa Kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota
Depok
Pengetahuan
Perilaku Total P-
value
r
Baik Kurang
N % N % N % 0.000 0.471
Baik 53 86,9% 8 13,1% 61 100
Kurang 7 38,9% 11 61,1% 18 100
Total 60 75,9% 19 24,1% 79 100
Hasil uji statistik pada tabel 5.7 di atas menghasilkan p value =
0.000. Hal ini berarti ada hubungan bermakna antara variabel
pengetahuan mengenai jajanan aman dengan variabel perilaku
memilih jajanan (p < 0.05). Kemudian didapatkan nilai koefisien
korelasi r = 0.471. Dari nilai r tersebut dapat diinterpretasikan bahwa
antara kedua variabel memiliki kekuatan hubungan yang sedang
karena berada pada rentang nilai koefisien korelasi antara 0.4 - <0.6.
Korelasi tersebut signifikan pada level 0.05 (2-tailed). Arah korelasi
kedua variabel ini bernilai positif, berarti hubungan antara kedua
61
variabel tersebut sebanding, dimana pengetahuan yang baik disertai
dengan perilaku yang baik.
2. Hubungan Sikap mengenai Jajanan Aman dengan Perilaku
Memilih Jajanan
Tabel 5.8
Hubungan Sikap mengenai Jajanan Aman dan Perilaku Memilih
Jajanan pada Siswa Kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok
Sikap
Perilaku Total P-
value
r
Baik Kurang
N % N % N % 0.015 0.273
Mendukung 38 86,4% 6 13,6% 44 100
Tidak
Mendukung
22 62,9% 13 37,1% 35 100
Total 60 75,9% 19 24,1% 79 100
Tabel 5.8 di atas menunjukkan hasil uji statistik dengan
perolehan p value = 0.015, ini artinya ada hubungan bermakna antara
variabel sikap mengenai jajanan aman dengan perilaku memilih
jajanan. Hasil koefisien korelasi didapatkan nilai r = 0.273. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa kekuatan hubungan antara kedua
variabel termasuk lemah, karena berada pada rentang nilai koefisien
korelasi 0.2 - <0.4. Korelasi tersebut signifikan pada level 0.05 (2-
tailed). Arah korelasi kedua variabel ini bernilai positif, artinya
62
hubungan antara kedua variabel tersebut sebanding, dimana sikap
yang mendukung disertai dengan perilaku yang baik.
63
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
1. Karakteristik Siswa Kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok
a. Jenis Kelamin
Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini yaitu
berjumlah 79 orang. Responden laki-laki berjumlah 35 orang
(44,3%) dan responden perempuan berjumlah 44 orang (55,7%).
Mayoritas responden dalam penelitian ini adalah perempuan, hal
ini sesuai dengan populasi siswa kelas V dengan jumlah siswa
perempuan lebih banyak daripada jumlah siswa laki-laki. Jumlah
populasi siswa kelas V yaitu 88 orang dengan rincian 47 siswa
perempuan dan 41 siswa laki-laki.
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa hampir sebagian
besar perempuan menunjukkan hasil yang lebih baik daripada
laki-laki. Hal ini dibuktikan dari hasil kategori pengetahuan,
sikap, dan perilaku. Pada kategori pengetahuan, siswa yang
memiliki pengetahuan baik yaitu berjumlah 38 siswa perempuan
(62,3%) dan 23 siswa laki-laki (37,7%). Pada kategori sikap,
jumlah siswa yang memiliki sikap mendukung yaitu 29 siswa
perempuan (65,9%) dan 15 siswa laki-laki (34,1%). Pada
kategori perilaku, jumlah siswa yang memilki perilaku baik yaitu
36 siswa perempuan (60%) dan 24 siswa laki-laki (40%).
64
Sejalan dengan hasil penelitian Safriana (2012),
didapatkan bahwa lebih dari setengah responden yang
berperilaku tidak baik dalam memilih jajanan adalah laki-laki
(59%). Anak perempuan juga cenderung memiliki sikap yang
baik dalam memilih makanan yaitu sebesar 68%, sedangkan
anak laki-laki persentasenya sebesar 56%. Anak laki-laki
cenderung lebih sering jajan dibandingkan dengan anak
perempuan (16%).
Dilihat dari sisi psikologis, penggunaan bagian otak anak
laki-laki dan perempuan berbeda sehingga cenderung akan
menunjukkan perilaku yang berbeda pula. Pada anak laki-laki
cenderung menggunakan otak bagian sebelah kanan (sisi
praktis). Sebagian besar anak laki-laki memilih jajanan
dikarenakan oleh faktor keinginan untuk memenuhi rasa
laparnya, tanpa melalui pemikiran yang panjang apakah jajanan
tersebut baik atau tidak. Berbeda halnya pada anak perempuan
(Safriana, 2012).
Anak laki-laki umumnya lebih aktif dalam kegiatan fisik
dan berolah raga, sehingga ia membutuhkan energi yang lebih
banyak untuk tubuhnya dalam menjalankan aktivitas. Energi
tersebut didapat dari jajanan yang ia konsumsi di sekolah.
Sementara anak laki-laki biasanya jajan tanpa memikirkan aman
tidaknya jajanan tersebut, cenderung karena ingin segera
memenuhi rasa laparnya setelah banyak beraktivitas.
65
b. Usia
Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas V.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa usia responden
berada pada rentang 10-12 tahun. Persentase masing-masing
tingkat usia responden yaitu usia 11 tahun (78,5%), usia 10 tahun
(3,8%), dan usia 12 tahun (17,7%).
Responden yang berusia 10 tahun, seluruhnya
menunjukkan hasil perilaku yang baik (100%). Usia 11 tahun
menujukkan lebih dari setengahnya (80,6%) berperilaku baik.
Usia 12 tahun menunjukkan setengahnya (50%) berperilaku baik.
Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh
Safriana (2012) yang membagi kategori usia menjadi 2 yaitu usia
10 tahun dan usia ≥ 10 tahun. Mayoritas responden berusia ≥ 10
tahun (80%), sedangkan sisanya berusia < 10 tahun berjumlah 29
orang (20%). Responden usia < 10 tahun menunjukkan perilaku
baik sebesar 72% dan perilaku tidak baik sebesar 28%. Setengah
dari responden usia ≥ 10 tahun (50%) menunjukkan perilaku
yang baik dan 50% nya menunjukkan perilaku tidak baik.
Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa
responden yang berusia 10 tahun tidak berarti ia memiliki
pengetahuan, sikap, maupun perilaku yang kurang. Begitu juga
dengan responden yang berusia paling tua yaitu 12 tahun, tidak
berarti ia memiliki pengetahuan, sikap, maupun perilaku yang
baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada penelitian ini, faktor
66
usia responden tidak terlalu berhubungan dengan pengetahuan,
sikap, maupun perilaku. Anak yang berusia lebih tua tidak
menjadi jaminan ia akan memiliki pengetahuan, sikap, ataupun
perilaku yang lebih baik daripada anak yang berusia lebih muda.
Begitu juga sebaliknya.
2. Pengetahuan Siswa mengenai Jajanan Aman
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan hasil
tahu seseorang terhadap suatu objek yang didapatkan melalui panca
indera. Sebagian besar pengetahuan didapat melalui indera
penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan yang diteliti dalam
penelitian ini adalah siswa mengetahui hal-hal mengenai jajanan
yang aman. Hal-hal tersebut yaitu definisi jajanan aman, kebersihan
dan keutuhan jajanan, BTP berbahaya dan cirinya, akibat dari jajanan
tidak aman, serta upaya menjaga kebersihan diri untuk pencegahan
dari ketidakamanan jajanan.
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan siswa berjumlah
61 orang (77,2%) memiliki pengetahuan yang baik dan 18 orang
(22,8%) memiliki pengetahuan yang kurang. Dapat disimpulkan
bahwa mayoritas siswa kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok
memiliki pengetahuan yang baik mengenai jajanan aman.
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi jawaban responden,
pernyataan dengan jawaban benar paling banyak adalah pernyataan
item P1 dan item P14 dengan persentase 100% responden menjawab
67
benar. Pernyataan item P1 adalah „Jajanan aman adalah jajanan yang
tidak mengandung bahan berbahaya serta bebas dari kuman dan
bakteri‟. Pernyataan item P14 adalah „Kebiasaan mencuci tangan
sebelum makan adalah salah satu cara menjaga kebersihan diri‟.
Sementara itu pernyataan dengan jawaban benar paling sedikit
adalah pernyataan item P8. Jumlah responden yang menjawab benar
pada item P8 yaitu berjumlah 63 orang (79,7%). Item pernyataan P8
tersebut adalah „Boraks adalah bahan berbahaya yang membuat
makanan menjadi lebih kenyal‟.
Berdasarkan hasil di atas peneliti menyimpulkan bahwa
seluruh responden bisa dikatakan sudah memiliki pengetahuan yang
baik tentang definisi jajanan aman dan upaya menjaga kebersihan
diri dari ketidakamanan jajanan, namun responden masih belum
memiliki pengetahuan yang baik mengenai salah satu BTP berbahaya
yaitu boraks.
Boraks sendiri merupakan bahan kimia berbahaya yang
disalahgunakan sebagai pengawet dan juga untuk memperbaiki
tekstur maupun rasa pada pangan. Boraks biasanya ditemukan pada
makanan bakso, mie basah, lontong, dan kerupuk. Ciri-ciri jajanan
yang mengandung boraks yaitu, pada bakso tampak bewarna agak
putih (seharusnya berwarna abu kecoklatan) dan bertekstur sangat
kenyal. Mie basah tampak lebih mengkilap, tidak lengket satu sama
lain dan kenyal. Lontong mempunyai tekstur yang sangat kenyal.
68
Kerupuk memiliki tekstur yang renyah dan menimbulkan rasa getir
saat dimakan (Direktorat Bina Gizi, 2011).
Kurangnya pengetahuan siswa tentang boraks dikarenakan
kurang terpaparnya informasi mengenai hal tersebut. Siswa bisa saja
hanya sekedar pernah mendengar tentang boraks, namun belum
mengetahui secara lebih jelas mengenai kegunaan boraks, ciri-ciri
serta bahayanya. Tidak hanya boraks, pengetahuan mengenai BTP
berbahaya yang lainnya seperti formalin, pewarna Rhodamin B dan
Methanyl Yelow sebaiknya perlu diberikan. Mengingat bahwa di SD
Negeri Cipayung 2 Kota Depok ini belum pernah mengadakan
program penyuluhan materi tentang keamanan jajanan, sebaiknya
pihak sekolah mulai mengadakan program tersebut agar pengetahuan
siswa, guru, serta penjual jajanan dapat meningkat.
3. Sikap Siswa mengenai Jajanan Aman
Teori “Thoughs and Feeling” dari WHO (1984) menjelaskan
bahwa sikap merupakan gambaran suka atau tidak suka seseorang
terhadap suatu objek atau stimulus. Sikap seseorang didapatkan
melalui pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Sikap
tersebut ditunjukkan dengan mendekati atau menjauhi suatu objek
(Notoatmodjo, 2010).
Sikap yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana
sikap siswa terhadap hal-hal mengenai jajanan yang aman. Hal-hal
tersebut yaitu definisi jajanan aman, kebersihan dan keutuhan
69
jajanan, BTP berbahaya dan cirinya, serta upaya menjaga kebersihan
diri untuk pencegahan dari ketidakamanan jajanan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, jumlah siswa yang memiliki
sikap mendukung yaitu 44 orang (55,7%) dan siswa yang memiliki
sikap tidak mendukung yaitu berjumlah 35 orang (44,3%). Peneliti
menyimpulkan bahwa rata-rata siswa kelas V SD Negeri Cipayung 2
Kota Depok memiliki sikap mendukung mengenai jajanan aman.
Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden, jawaban
setuju paling banyak adalah pada item S1, S2, S7 dan S8. 100%
responden menjawab setuju pada keempat item pernyataan tersebut.
Pernyataan item S1 adalah „Pilih jajanan yang aman yaitu yang tidak
mengandung bahan berbahaya serta bebas dari kuman dan bakteri‟.
Pernyataan item S2 adalah „Pilih jajanan yang tertutup/terbungkus
dan tidak dikerubungi lalat‟. Pernyataan item S7 adalah „Sebelum
membeli jajanan kemasan (snack), lihat tanggal kadaluarsanya‟.
Pernyataan item S8 adalah „Sebelum membeli jajanan kemasan
(snack), baca label makanan/label gizi yang tercantum pada
bungkusnya‟. Sementara itu jawaban setuju paling sedikit yaitu pada
pernyataan item S6. Jumlah responden yang menjawab setuju
berjumlah 66 orang dengan persentase 83,5%. Pernyataan item S6
adalah „Jajanan yang warnanya terang mencolok tidak aman untuk
dikonsumsi‟.
Berdasarkan hasil di atas peneliti menyimpulkan bahwa
sebagian besar siswa memiliki sikap yang mendukung dalam
70
memilih jajanan aman, ditunjukkan dengan jawaban siswa yang
memilih jajanan yang terbungkus/tertutup, siswa melihat tanggal
kadaluarsa jajanan sebelum membelinya, dan siswa membaca label
gizi yang tercantum pada bungkus jajanan. Namun siswa memiliki
sikap tidak mendukung tentang jajanan yang berwarna terang
mencolok.
Berkaitan dengan jajanan yang mengandung pewarna
berbahaya, makanan dan minuman tersebut biasanya menampakkan
ciri warna yang terang, produknya tampak mengkilap, terkadang
warnanya tidak merata (ada yang menggumpal), dan setelah
mengonsumsinya terasa sedikit pahit dan gatal di tenggorokan. Ciri-
ciri tersebut biasanya ditemukan pada jajanan yang mengandung
Rhodamin B dan Methanyl Yellow. (Direktorat Bina Gizi, 2011).
Anak sekolah biasanya cenderung sering memilih jajanan
karena warna atau tampilannya yang menarik. Berdasarkan ciri
tampilan fisiknya, saos merah yang menjadi pelengkap jajanan,
minuman es mambo dan es kocok yang dijajakan di sekitar sekolah
diduga mengandung pewarna Rhodamin B atau Methanyl Yellow.
Untuk memastikan apakah jajanan tersebut aman atau tidak aman
memang seharusnya perlu dilakukan uji laboratorium. Namun
dengan melihat tampilan fisik ciri-cirinya, jajanan tersebut diduga
tidak aman.
71
4. Perilaku Siswa Memilih Jajanan
Menurut teori ABC (Sulzer, Azaroff, Mayer: 1977), perilaku
merupakan suatu proses sekaligus hasil interaksi antara Antecedent,
Behavior, dan Concequences. Antecedent adalah suatu pemicu
seseorang untuk berperilaku, yaitu seperti kejadian di lingkungan
sekitar. Behavior adalah reaksi terhadap adanya pemicu tersebut.
Concequences adalah kejadian selanjutnya yang mengikuti perilaku
tersebut, atau bisa disebut konsekuensi. Konsekuensi ini terbagi atas
2 bentuk, yaitu positif (menerima) dan negatif (menolak).
Konsekuensi positif artinya seseorang akan mengulang perilaku
tersebut. Sedangkan konsekuensi negatif artinya seseorang akan
berhenti melakukan perilaku tersebut (Notoatmodjo, 2010).
Perilaku yang diteliti dalam penelitian ini adalah kegiatan
atau aktivitas siswa dalam memilih jajanan di sekolah. Peneliti
sebelumnya melakukan observasi dan mencatat macam-macam
jajanan yang tersedia di SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok. Lembar
observasi digunakan sebagai alat untuk menilai jajanan. Kriteria
jajanan yang dinilai yaitu pengolahan, penyajian, label kemasan
(tanggal kadaluarsa, komposisi, nomor izin BPOM/Depkes), dan
tampilan fisik (warna). Hasil observasi dapat dilihat pada lembar
observasi (lampiran 6).
Peneliti mencantumkan daftar pilihan jajanan yang tersedia di
lingkungan sekolah, selanjutnya siswa diminta untuk mencontreng
jajanan yang dibelinya selama 2 hari sebelumnya. Jajanan tersebut
72
peneliti bagi menjadi 2 kategori, yaitu kategori jajanan yang diduga
aman dan jajanan yang diduga tidak aman, sesuai dengan hasil pada
lembar observasi.
Jajanan yang termasuk kategori jajanan yang diduga aman
yaitu martabak mini, batagor (tanpa saos), cilok kuah (tanpa saos),
papeda (tanpa saos), kojek (tanpa saos), cireng isi, snack, pisang
bakar, macaroni, sosis dan bakso bakar (tanpa saos), nasi goreng,
nyam-nyam, minuman seduh, minuman gelas/botol, dan air putih.
Sedangkan jajanan yang temasuk kategori jajanan yang diduga tidak
aman yaitu batagor (dengan tambahan saos), cilok kuah (dengan
tambahan saos), papeda (dengan tambahan saos), kojek (dengan
tambahan saos), sosis dan bakso bakar (dengan tambahan saos), es
mambo, dan es kocok.
a. Pilihan Jajanan di SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok
Berdasarkan pilihan jajanan yang tersedia di SD Negeri
Cipayung 2 Kota Depok, hasil penelitian menunjukkan bahwa
dari kategori jajanan yang diduga aman, paling banyak dipilih
oleh siswa adalah makanan snack dan minuman air putih yang
masing-masing berjumlah 72 orang (91,1%). Kategori jajanan
yang diduga tidak aman yang paling banyak dipilih oleh siswa
adalah makanan papeda (ditambah dengan saos) berjumlah 22
orang (27,8%) dan minuman es mambo berjumlah 39 orang
(49,4%). Papeda adalah jenis makanan yang terbuat dari
campuran sagu dan telur yang disajikan dengan digulung
73
menggunakan sebuah tusukkan. Es mambo adalah minuman
manis berwarna-warni.
Berkaitan dengan perilaku siswa yang membeli jajanan
dengan tambahan saos merah, pada penelitian yang dilakukan
oleh Suci (2009) disebutkan bahwa sebanyak 146 responden
(37%) menyatakan makanan yang sering dibeli di kantin sekolah
maupun penjaja sekitar sekolah disertai dengan saos merah.
Kemudian pada penelitian yang dilakukan oleh Safriana (2012)
disebutkan bahwa sebanyak 147 responden (33%) menyatakan
makanan jajanan yang paling banyak dikonsumsi yaitu makanan
yang bersaos merah.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suci
(2009) dan Safriana (2012) di atas, dapat disimpulkan bahwa
jumlah anak sekolah yang suka mengkonsumsi jajanan bersaos
merah cukup tinggi. Tingginya angka pengkonsumsian makanan
jajanan bersaos merah pada siswa sangatlah mengkhawatirkan.
Jika dibiarkan terus menerus maka kesehatan siswa akan
terganggu. Hal ini tentunya perlu mendapat perhatian serius dari
pihak sekolah agar melakukan pengontrolan dan pengawasan
terhadap makanan jajanan yang dijual oleh penjual jajanan di
lingkungan sekolah.
74
b. Kategori Perilaku Memilih Jajanan
Hasil penelitian menunjukkan siswa yang memiliki
perilaku baik berjumlah 60 orang (75,9%) dan perilaku tidak baik
berjumlah 19 orang (24,1%). Peneliti menyimpulkan bahwa
sebagian besar siswa kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok
memiliki perilaku memilih jajanan yang baik. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Safriana (2012), hasilnya
didapatkan sebanyak 80 responden (54%) memiliki perilaku baik
dalam memilih jajanan.
Kategori perilaku pada penelitian ini dinilai berdasarkan
jajanan yang dipilih oleh siswa. Siswa dinyatakan memiliki
perilaku baik apabila siswa memilih jajanan yang diduga tidak
aman sebanyak ≤ 2 macam. Siswa dinyatakan memiliki perilaku
kurang baik apabila siswa memilih jajanan yang diduga tidak
aman sebanyak > 2 macam. Jajanan yang diduga tidak aman ini
paling banyak dipilih oleh siswa sebanyak 4 macam, sedangkan
jumlah yang paling sedikit adalah 0 (artinya siswa sama sekali
tidak memilih jajanan yang diduga tidak aman).
75
B. Analisis Bivariat
1. Hubungan Pengetahuan mengenai Jajanan Aman dengan
Perilaku Memilih Jajanan pada Siswa Kelas V SD Negeri
Cipayung 2 Kota Depok
Hasil uji statistik penelitian ini menunjukkan adanya
hubungan antara variabel pengetahuan siswa mengenai jajanan aman
dengan variabel perilaku memilih jajanan (p = 0.000, r = 0.471).
Hubungan antara kedua variabel tersebut memiliki kekuatan yang
sedang. Koefisien korelasi bernilai positif, artinya hubungan antara
kedua variabel sebanding, dimana pengetahuan yang baik disertai
dengan perilaku yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebanyak 53
responden (86,9%) memiliki pengetahuan baik yang disertai dengan
perilaku baik. Jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik
yang disertai dengan perilaku kurang baik sebanyak 8 orang (13,1%).
Peneliti menyimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki
pengetahuan dan perilaku yang sebanding.
Perilaku memilih jajanan timbul karena adanya kesesuaian
reaksi atau respon terhadap stimulus tertentu yaitu pengetahuan
mengenai jajanan aman. Teori Green (1980) dalam Notoatmodjo
(2003) menjelaskan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh 3
faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pendorong, dan faktor
penguat. Pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposisi yang
mendasari perilaku seseorang. Teori “Thoughs and Feeling” dari
76
(WHO, 1984) juga menjelaskan bahwa pengetahuan merupakan
salah satu alasan seseorang berperilaku tertentu.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Safriana (2012). Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan siswa tentang gizi dengan perilaku memilih jajanan
siswa di SDN Garot Kec Darul Imarah Kab Aceh Besar. Dari hasil
uji statistik antara variabel pengetahuan dan perilaku diperoleh nilai
p = 0.15. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh
Purtiantini (2010), hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.185
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan mengenai pemilihan makanan jajanan dengan perilaku
memilih makanan di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Gumpang
Kartasura.
Pengetahuan yang baik belum tentu sejalan dengan perilaku
anak dalam kehidupannya sehari-hari. Banyak faktor yang
mempengaruhi perilaku anak dalam memilih jajanan. Salah satu
faktornya dikarenakan pengetahuan yang diperoleh anak hanya
sebatas pengetahuan dasar tentang gizi makanan. Sementara
pengetahuan tentang BTP berbahaya pada jajanan, akibat
mengkonsumsi jajanan yang tidak aman, serta kebersihan jajanan
belum difokuskan.
77
2. Hubungan Sikap mengenai Jajanan Aman dengan Perilaku
Memilih Jajanan pada Siswa Kelas V SD Negeri Cipayung 2
Kota Depok
Hasil uji statistik penelitian ini menunjukkan adanya
hubungan antara variabel sikap siswa mengenai jajanan aman dengan
variabel perilaku memilih jajanan (p = 0.015, r = 0.273). Meskipun
terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut, tetapi kekuatan
hubungannya lemah. Koefisien korelasi bernilai positif, artinya
hubungan antara kedua variabel tersebut sebanding, dimana sikap
yang mendukung disertai dengan perilaku yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebanyak 38
responden (86,4%) memiliki sikap mendukung yang disertai dengan
perilaku baik. Jumlah responden yang memiliki sikap mendukung
yang disertai dengan perilaku kurang baik sebanyak 6 orang (13,6%).
Peneliti menyimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki sikap
dan perilaku yang sebanding.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Safriana (2012). Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p =
0.000 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara sikap siswa
dalam memilih makanan dengan perilaku siswa dalam memilih
jajanan di SDN Garot Kec Darul Imarah Kab Aceh Besar.
Salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap
terjadinya perilaku seseorang yaitu faktor sosio psikologis. Faktor-
faktor sosio psikologis ini terdiri dari sikap, emosi, kepercayaan,
78
kebiasaan, dan kemauan. Sikap merupakan faktor yang sangat
penting dalam sosio psikologis karena merupakan kecenderungan
untuk bertindak dan berpersepsi. Sikap juga relatif akan menetap
lebih lama daripada emosi dan pikiran (Notoatmodjo, 2010).
Berbeda halnya dengan hasil penelitian ini, penelitian yang
dilakukan oleh Purtiantini (2010) menghasilkan nilai p yang
diperoleh yaitu sebesar 0.460. Berdasarkan nilai p tersebut
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap mengenai
pemilihan makanan jajanan dengan perilaku anak memilih makanan
di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Gumpang Kartasura.
Menurut teori “Thoughs and Feeling” dari (WHO, 1984),
sikap positif terhadap suatu nilai tidak selalu terwujud dalam
tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan. Alasan
tersebut diantaranya yaitu sikap akan terwujud dalam suatu tindakan
tergantung pada situasi saat itu, berdasarkan pengalaman orang lain,
berdasarkan jumlah pengalaman seseorang, dan nilai. (Notoatmodjo,
2010).
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, faktor
tidak tersedianya kantin sekolah yang memadai serta jajanan yang
sangat bervariasi yang dijual di sekitar sekolah menjadi faktor yang
mempengaruhi perilaku siswa dalam memilih jajanan. Sementara
jajanan yang dijual di sekitar sekolah pada umumnya adalah jajanan
yang tidak aman, seperti yang sering diberitakan di media massa,
sehingga siswa akan mengkonsumsi jajanan yang tersedia saja.
79
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan
penelitian ini. Keterbatasan penelitian ini antara lain adalah peneliti tidak
melakukan uji laboratorium untuk memastikan apakah jajanan yang
dijual di sekitar SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok adalah jajanan yang
aman atau tidak aman. Peneliti menentukan jajanan tersebut berdasarkan
ciri-ciri fisik yang terlihat saja, sehingga peneliti hanya dapat mengambil
kesimpulan jajanan tersebut diduga aman atau diduga tidak aman.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dibuat sendiri
oleh peneliti sehingga item-item pernyataannya tidak mencakup teori
atau bahasan secara keseluruhan, melainkan hanya poin-poin pentingnya
saja. Kemungkinan adanya bias pada hasil penelitian dapat terjadi karena
bisa saja perilaku siswa dalam memilih jajanan tidak hanya dipengaruhi
oleh pengetahuan dan sikap, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain
seperti besarnya uang jajan, pengaruh teman sebaya, ketersediaan
jajanan, dan lain-lain.
80
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dijabarkan pada bab sebelumnya, kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Distribusi frekuensi karakteristik responden pada penelitian ini
berdasarkan jenis kelamin dan usia. Berdasarkan jenis kelamin,
sebanyak 44 siswa perempuan (55,7%) dan 35 siswa laki-laki
(44,3%). Berdasarkan usia, sebanyak 3 orang berusia 10 tahun
(3,8%), 62 orang berusia 11 tahun (78,5%), dan 14 orang berusia 12
tahun (17,7%).
2. Sebagian besar responden (77,2%) memiliki pengetahuan yang baik
mengenai jajanan aman.
3. Lebih dari setengah responden (55,7%) memiliki sikap yang
mendukung mengenai jajanan aman.
4. Berdasarkan kategori jajanan yang diduga aman, makanan snack dan
minuman air putih adalah jajanan yang paling banyak dipilih oleh
responden, masing-masing memiliki persentase 91,1%.
5. Berdasarkan kategori jajanan yang diduga tidak aman, makanan
papeda (ditambah dengan saos) dengan persentase 27,8% serta
minuman es mambo dengan persentase 49,4% menjadi jajanan yang
paling banyak dipilih oleh responden.
81
6. Sebagian besar responden (75,9%) memiliki perilaku yang baik
dalam memilih jajanan.
7. Hasil uji statistik korelasi Rank Spearman menunjukkan adanya
hubungan bermakna antara pengetahuan mengenai jajanan aman
dengan perilaku memilih jajanan dengan perolehan p value = 0.000
dan nilai r = 0.471. Hubungan antara kedua variabel berkekuatan
sedang dan bernilai positif.
8. Hasil uji statistik korelasi Rank Spearman menunjukkan adanya
hubungan bermakna namun berkekuatan lemah antara sikap
mengenai jajanan aman dengan perilaku memilih jajanan dengan
perolehan p value = 0.015 dan nilai r = 0.273.
B. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijabarkan pada
bab sebelumnya, maka saran yang peneliti dapat sampaikan adalah:
1. Bagi Siswa
a. Perlu menambah pengetahuan tentang keamanan jajanan agar
dapat lebih mengenali jajanan yang sehat serta aman untuk
dikonsumsi.
b. Sebaiknya membiasakan membawa bekal makanan dan minuman
dari rumah agar tidak mengkonsumsi jajanan secara
sembarangan.
82
2. Bagi Pihak Sekolah
a. Perlu memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai
keamanan jajanan. Pengetahuan dapat diberikan melalui media
poster atau leaflet agar lebih menarik dan mudah dipahami oleh
siswa.
b. Sebaiknya bekerja sama dengan puskesmas setempat untuk
memberikan penyuluhan, pembinaan, serta pengawasan
mengenai kriteria jajanan aman dan sehat kepada para penjual
jajanan di lingkungan sekolah, sehingga para penjual menjadi
tahu dan peduli dengan mutu dan kriteria keamanan jajanan yang
dijualnya.
c. Perlu menyediakan fasilitas yang memadai seperti kantin serta
sarana untuk mencuci tangan agar aktivitas mencuci tangan
menjadi sebuah kebiasaan bagi warga sekolah dalam rangka
menjaga kebersihan diri.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian
lebih lanjut yang berkaitan dengan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi perilaku jajan. Selain itu juga diharapkan dapat
melakukan pemeriksaan laboratorium berkaitan dengan kandungan
dari jajanan sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, K. ”Hubungan Pengetahuan Makanan dan Kesehatan dengan Frekuensi
Konsumsi Makanan Jajanan pada Anak Sekolah Dasar Pembangunan
Laboratorium Universitas Negeri Padang". Skripsi S1 Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Padang, 2011.
Aprillia, A. B., & Dieny, F. F. “The Factor Related to Snacks Preference in
Elementary School Children”. BIMGI, Vol.2 (2): 27, 2014.
Badan Intelijen Negara Republik Indonesia. ”Jajanan Berbahaya di Sekitar
Anak”. Artikel diakses pada 23 Januari 2015 dari
http://bin.go.id/awas/detil/132/4/11/08/012/jajanan-berbahaya-di-sekitar-
anak.
Budiharto. Metodologi Penelitian Kesehatan dengan Contoh Bidang Ilmu
Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC, 2008.
BPOM RI. “ Jajanan Anak Sekolah”. Food Watch Sistem Keamanan Pangan
Terpadu, Vol I. (2007).
. “Pangan Jajanan Anak Sekolah”. Food Watch Sistem Keamanan
Pangan Terpadu, (2009): h.1
. “Pentingnya Promosi Keamanan Pangan di Sekolah untuk
Menyelamatkan Generasi Penerus”. Info POM, (November-Desember
2011): h.2
Dahlan, M. S. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat dan
Multivariat, Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS Ed.5.
Jakarta: Salemba Medika, 2011.
Dharma, K. K. Metodologi Penelitian Keperawatan (Pedoman Melaksanakan
dan Menerapkan Hasil Penelitian). Jakarta: TIM, 2011.
Direktorat Bina Gizi. "Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar".
Kementerian Kesehatan RI, Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta, 2011.
Febry, F. "Kebiasaan Jajan Pada Anak". Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat vol. 1
(2), 2010.
Hamida, K., Zulaekah, S., & Mutalazimah. “Penyuluhan Gizi dengan Media
Komik untuk Meningkatkan Pengetahuan tentang Keamanan Makanan
Jajanan”. Jurnal Kesehatan Masyarakat: 67-73, 2012.
Hukormas. "Anak Usia Sekolah Menjadi Tumpuan Kualitas Bangsa".
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Bina
Gizi. Diakses pada 28 Desember 2014 dari
http://www.gizikia.depkes.go.id/sekretariat/anak-usia-sekolah-menjadi-
tumpuan-kualitas-bangsa/.
Judarwanto, W. Perilaku Makan Anak Sekolah. Picky Eaters Clinic, Jakarta:
2004.
Michael J. Gibney, B. M. Gizi Kesehatan Masyarakat. (E. A. Palupi Widyastuti,
Ed.) Jakarta: EGC, 2009.
Notoatmodjo, S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Nuraini, H. Memilih dan Membuat Jajanan Anak yang Sehat dan Halal. Jakarta:
QultumMedia, 2007.
Nurgiyantoro, B. “Tahapan Perkembangan Anak dan Pemilihan Bacaan Sastra
Anak”. Cakrawala Pendidikan Th. XXIV (2): 202, 2005.
Nursalam. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan:
Pedoman skripsi, thesis, dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta:
Salemba, 2008.
Purtiantini. "Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Pemilihan Jajanan
dengan Perilaku Anak Memilih Makanan di SDIT Muhammadiyah Al
Kautsar Gumpang Kartasura". Skripsi S1, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2010.
Republika Penerbit. “Jajanan Anak Sekolah Masih Tidak Aman”. Artikel diakses
pada 23 Januari 2015 dari http://www.republikapenerbit.com/artikel/detail
info/367.
Riwidikdo, H. Statistik Kesehatan Belajar Mudah Teknik Analisis Data dalam
Penelitian Kesehatan (Plus Aplikasi Software SPSS). Jogjakarta: Mitra
Cendikia Press, 2009.
Safriana. “Perilaku Memilih Jajanan pada Siswa Sekolah Dasar di SDN Garot
Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012”. Skripsi S1,
Universitas Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Indonesia Depok, 2012.
Santoso, S. Statistik Nonparametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2010.
Simamora, B. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2008.
Sudarmawan. "Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Mengenai Pemilihan
Jajanan dengan Perilaku Anak Memilih Jajanan di SDN Sambikerep
II/480 Surabaya". Artikel diakses pada 28 November 2014 dari
http://ejournal.unesa.ac.id/data/journals/68/articles/1770/public/1770-
3342-1-PB.pdf.
Syafitri, Y., Syarief, H., & Baliwati, F. Y. “Kebiasaan Jajan Siswa Sekolah
Dasar”. Jurnal Gizi dan Pangan Vol.4 (3): 167-175, 2009.
Toyudho, E. S. “60 Persen Jajanan Sekolah Depok Tercemar Bakteri”.TEMPO, 9
November 2012. Diakses pada 19 Desember 2014 dari
http://www.tempo.co/read/news/2012/11/09/083440648/60-Persen-
Jajanan-Sekolah-Depok-Tercemar-Bakteri.
Umar, H. Metode Riset Bisnis Panduan Mahasiswa untuk Melaksanakan Riset
Dilengkapi Contoh Proposal dan Hasil Riset Bidang Manajemen dan
Akuntansi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002.
Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P. Buku
Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Jakarta: EGC, 2008.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 2
KISI-KISI INSTRUMEN
Variabel Dimensi Indikator Pernyataan Jenis Pernyataan Nomor Item
Pengetahuan Jajanan aman Definisi jajanan
aman
1. Jajanan aman adalah jajanan
yang tidak mengandung
bahan berbahaya serta bebas
dari kuman dan bakteri
(+) 1
Kebersihan dan
keutuhan jajanan
1. Makanan yang bersih dan
tertutup termasuk makanan
yang aman untuk dimakan
2. Makanan yang terbungkus
lebih terjamin
kebersihannya
3. Jajanan yang bungkusnya
sudah rusak/penyok/bocor
tidak aman untuk dimakan
(+) 2 - 4
BTP berbahaya
dan cirinya
1. Formalin, boraks, rhodamin
B, dan methanil yellow
merupakan bahan tambahan
pembuat makanan yang
berbahaya
2. Formalin adalah bahan
berbahaya yang digunakan
(+) 5 - 12
untuk mengawetkan
makanan
3. Ciri-ciri makanan yang
mengandung formalin yaitu
kenyal dan tidak cepat
busuk
4. Boraks adalah bahan
berbahaya yang membuat
makanan menjadi lebih
kenyal
5. Boraks tidak boleh
digunakan sebagai bahan
pembuat makanan
6. Ciri-ciri bakso/cilok yang
mengandung boraks adalah
warnanya lebih putih
daripada biasanya
7. Jajanan yang warnanya
merah terang adalah ciri-ciri
jajanan tidak aman
8. Jajanan yang warnanya
membekas di tangan adalah
tanda bahwa jajanan
tersebut tidak aman
Akibat jajanan
tidak aman
1. Jajanan yang tidak aman
dapat menyebabkan rasa
mual, muntah, pusing, dan
juga diare
(+) 13
Upaya menjaga
kebersihan diri
untuk pencegahan
dari
ketidakamanan
jajanan
1. Kebiasaan mencuci tangan
sebelum makan adalah salah
satu cara menjaga
kebersihan diri
(+) 14
Sikap Jajanan aman Definisi jajanan
aman
1. Pilih jajanan yang aman
yaitu yang tidak
mengandung bahan
berbahaya serta bebas dari
kuman dan bakteri
(+) 1
Kebersihan dan
keutuhan jajanan
1. Pilih jajanan yang
tertutup/terbungkus dan
tidak dikerubungi lalat
2. Pilih jajanan di area/tempat
berjualan yang bersih
(+) 2 - 3
BTP berbahaya
dan cirinya
1. Hindari membeli makanan
yang tampak mengandung
boraks (misalnya: bakso
yang warnanya lebih putih
dari warna bakso pada
umumnya)
2. Pilih jajanan yang warnanya
tidak terlalu terang
3. Jajanan yang warnanya
terlalu terang tidak baik
untuk dikonsumsi
(+) 4 - 6
Upaya pencegahan 1. Sebelum membeli jajanan (+) 7- 11
dari
ketidakamanan
jajanan
kemasan (snack), lihat
tanggal kadaluarsanya
2. Sebelum membeli jajanan
kemasan (snack), baca label
makanan/label gizi yang
tercantum pada bungkusnya
3. Sebelum makan harus cuci
tangan terlebih dahulu
4. Sebelum membeli jajanan,
perhatikan kebersihan diri
penjualnya
5. Alat yang digunakan untuk
memasak/membuat jajanan
harus bersih
LAMPIRAN 3
KUESIONER PENELITIAN
Kepada:
Adik-adik responden
Salam sejahtera,
Saya Rifka Triasari, mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Saya bermaksud akan melakukan penelitian yang berjudul:
Hubungan Pengetahuan dan Sikap mengenai Jajanan Aman dengan Perilaku
Memilih Jajanan pada Siswa Kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok.
Untuk maksud tersebut, saya mohon kesediaan adik-adik untuk
berpartisipasi mengisi lembar pertanyaan yang sudah disediakan dengan
selengkap-lengkapnya. Identitas dan kerahasiaan jawaban yang diberikan akan
terjamin dan hasil jawaban yang diberikan tidak akan mempengaruhi nilai rapor
adik-adik.
Atas perhatian dan kesediaannya, saya ucapkan terima kasih.
Nomor:
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk pengisian kuesioner:
1. Kotak nomor yang terdapat di kanan atas tidak perlu diisi
2. Isilah data identitas responden
3. Berilah jawaban dari pernyataan-pernyataan yang tersedia dengan
memberikan tanda centang (√) pada kotak jawaban yang sudah tersedia
4. Jawablah sesuai dengan apa yang kamu ketahui
A. Identitas Responden
1. Jenis Kelamin : L / P (lingkari salah satu)
2. Umur :
Kuesioner B
Petunjuk: Isilah dengan memberikan tanda centang (√)
NO PERNYATAAN BENAR SALAH
1 Jajanan aman adalah jajanan yang tidak
mengandung bahan berbahaya serta bebas dari
kuman dan bakteri
2 Makanan yang bersih dan tertutup termasuk
makanan yang aman untuk dimakan
3 Makanan yang terbungkus lebih terjamin
kebersihannya
4 Jajanan yang bungkusnya sudah
rusak/penyok/bocor tidak aman untuk dimakan
5 Formalin, boraks, rhodamin B, dan methanil yellow
merupakan bahan tambahan pembuat makanan
yang berbahaya
6 Formalin adalah bahan berbahaya yang digunakan
untuk mengawetkan makanan
7 Ciri-ciri makanan yang mengandung formalin yaitu
kenyal dan tidak cepat busuk
8 Boraks adalah bahan berbahaya yang membuat
makanan menjadi lebih kenyal
9 Boraks tidak boleh digunakan sebagai bahan
pembuat makanan
10 Ciri-ciri bakso/cilok yang mengandung boraks
adalah warnanya lebih putih daripada biasanya
11 Jajanan yang warnanya merah terang adalah ciri-ciri
jajanan tidak aman
12 Jajanan yang warnanya membekas di tangan adalah
tanda bahwa jajanan tersebut tidak aman
13 Jajanan yang tidak aman dapat menyebabkan rasa
mual, muntah, pusing, dan juga diare
14 Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan adalah
salah satu cara menjaga kebersihan diri
Kuesioner C
Petunjuk: Isilah dengan memberikan tanda centang (√)
NO PERNYATAAN SETUJU TIDAK
SETUJU
1 Pilih jajanan yang aman yaitu yang tidak
mengandung bahan berbahaya serta bebas dari
kuman dan bakteri
2 Pilih jajanan yang tertutup/terbungkus dan tidak
dikerubungi lalat
3 Pilih jajanan di area/tempat berjualan yang bersih
4 Hindari membeli makanan yang tampak
mengandung boraks (misalnya: bakso yang
warnanya lebih putih dari warna bakso pada
umumnya)
5 Pilih jajanan yang warnanya tidak terlalu terang
6 Jajanan yang warnanya terlalu terang tidak baik
untuk dikonsumsi
7 Sebelum membeli jajanan kemasan (snack), lihat
tanggal kadaluarsanya
8 Sebelum membeli jajanan kemasan (snack), baca
label makanan/label gizi yang tercantum pada
bungkusnya
9 Sebelum makan harus cuci tangan terlebih dahulu
10 Sebelum membeli jajanan, perhatikan kebersihan
diri penjualnya
11 Alat yang digunakan untuk memasak/membuat
jajanan harus bersih
Kuesioner D
Petunjuk: Beri tanda centang (√) pada kolom sesuai dengan jajanan yang
kamu pilih selama 2 hari yang lalu.
Contoh:
Ya Tidak
Batagor
*ditambah dengan saos
√
√
Ya Tidak
Batagor
*ditambah dengan saos
√
√
No Jenis Jajanan Ya Tidak
1. Martabak mini
2. Batagor
*ditambah dengan saos
3. Cilok kuah
*ditambah dengan saos
4. Papeda
*ditambah dengan saos
5. Kojek
*ditambah dengan saos
6. Cireng isi
7. Snack (seperti chiki, wafer, kerupuk, keripik,
permen, dan lain-lain)
8. Pisang bakar
9. Macaroni
10. Sosis, Baso bakar
*ditambah dengan saos/bubuk cabai
11. Nasi goreng
12. Nyam-nyam
13. Minuman seduh (seperti pop ice, nutri sari, jas
jus, dan lain-lain)
14. Minuman gelas/botol (seperti teh gelas, ale-ale,
dan lain-lain)
15. Air putih
16. Es mambo
17. Es kocok
LAMPIRAN 4
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN
1. Instrumen Pengetahuan
ptot
p1
Pearson Correlation .581**
Sig. (2-tailed) .001
N 30
p2
Pearson Correlation .363*
Sig. (2-tailed) .049
N 30
p3
Pearson Correlation .501**
Sig. (2-tailed) .005
N 30
p4
Pearson Correlation .506**
Sig. (2-tailed) .004
N 30
p5
Pearson Correlation .363*
Sig. (2-tailed) .049
N 30
p6
Pearson Correlation .311
Sig. (2-tailed) .094
N 30
p7
Pearson Correlation .412*
Sig. (2-tailed) .024
N 30
p8
Pearson Correlation .545**
Sig. (2-tailed) .002
N 30
p9
Pearson Correlation .412*
Sig. (2-tailed) .024
N 30
p10
Pearson Correlation .250
Sig. (2-tailed) .182
N 30
p11
Pearson Correlation .541**
Sig. (2-tailed) .002
N 30
2. Instrumen Sikap
stot
s1
Pearson Correlation .416*
Sig. (2-tailed) .022
N 30
s2
Pearson Correlation -.076
Sig. (2-tailed) .690
N 30
s3
Pearson Correlation .464**
Sig. (2-tailed) .010
N 30
s4
Pearson Correlation .355
Sig. (2-tailed) .054
N 30
s5
Pearson Correlation .520**
Sig. (2-tailed) .003
N 30
s6
Pearson Correlation .476**
Sig. (2-tailed) .008
N 30
s7 Pearson Correlation .355
p12
Pearson Correlation .501**
Sig. (2-tailed) .005
N 30
p13
Pearson Correlation .457*
Sig. (2-tailed) .011
N 30
p14
Pearson Correlation .464**
Sig. (2-tailed) .010
N 30
p15
Pearson Correlation .338
Sig. (2-tailed) .068
N 30
ptot
Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sig. (2-tailed) .054
N 30
s8
Pearson Correlation .466**
Sig. (2-tailed) .009
N 30
s9
Pearson Correlation .432*
Sig. (2-tailed) .017
N 30
s10
Pearson Correlation .416*
Sig. (2-tailed) .022
N 30
s11
Pearson Correlation .476**
Sig. (2-tailed) .008
N 30
s12
Pearson Correlation .466**
Sig. (2-tailed) .009
N 30
s13
Pearson Correlation .285
Sig. (2-tailed) .127
N 30
s14
Pearson Correlation .611**
Sig. (2-tailed) .000
N 30
s15
Pearson Correlation .433*
Sig. (2-tailed) .017
N 30
stot
Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
LAMPIRAN 5
HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN
1. Instrumen Pengetahuan
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 Total
p 0,833 0,9 0,867 0,8 0,9 0,933 0,867 0,867 0,867 0,933 0,833 0,867 0,867 0,9 0,833
q 0,167 0,1 0,133 0,2 0,1 0,067 0,133 0,133 0,133 0,067 0,167 0,133 0,133 0,1 0,167
pq 0,139 0,09 0,116 0,16 0,09 0,062 0,116 0,116 0,116 0,062 0,139 0,116 0,116 0,09 0,139 1,664
Vt 4,862
(
) (
)
(
) (
)
= 0,704
2. Instrumen Sikap
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 Total
p 0,933 0,967 0,9 0,9 0,833 0,833 0,9 0,867 0,833 0,933 0,833 0,867 0,933 0,867 0,767
q 0,067 0,033 0,1 0,1 0,167 0,167 0,1 0,133 0,167 0,067 0,167 0,133 0,067 0,133 0,233
pq 0,062 0,032 0,09 0,09 0,139 0,139 0,09 0,116 0,139 0,062 0,139 0,116 0,062 0,116 0,179 1,57
Vt 4,139
(
) (
)
(
) (
)
= 0,664
LAMPIRAN 6
LEMBAR OBSERVASI
Nama Jajanan Kriteria Jajanan Kesimpulan
Pengolahan Penyajian Label kemasan (tanggal
kadaluarsa, komposisi,
terdaftar BPOM/Depkes)
Tampilan fisik
Warna
Martabak mini Langsung Tertutup
dan bersih
Tidak ada Warna Coklat muda Diduga aman
Batagor Langsung Tertutup
dan bersih
Tidak ada Warna Coklat muda Diduga aman
*ditambah dengan saos Tidak
langsung
Tidak
diketahui
Tidak ada Warna merah, tidak
homogen (ada yang
menggumpal)
Diduga tidak
aman
Cilok kuah Langsung Tertutup
dan bersih
Tidak ada Warna abu kecoklatan Diduga aman
*ditambah dengan saos Tidak
langsung
Tidak
diketahui
Tidak ada Warna merah, tidak
homogen (ada yang
menggumpal)
Diduga tidak
aman
Papeda Langsung Tertutup
dan bersih
Tidak ada Warna putih kekuningan Diduga aman
*ditambah dengan saos Tidak
langsung
Tidak
diketahui
Tidak ada Warna merah, tidak
homogen (ada yang
menggumpal)
Didua tidak
aman
Kojek Langsung Tertutup
dan bersih
Tidak ada Warna putih, tampak
potongan daun seledri
Diduga aman
*ditambah dengan saos Tidak
langsung
Tidak
diketahui
Tidak ada Warna merah, tidak
homogen (ada yang
menggumpal)
Diduga tidak
aman
Cireng isi Langsung Tertutup
dan bersih
Tidak ada Warna kuning
kecoklatan
Diduga aman
Snack (seperti chiki,
wafer, kerupuk, keripik,
permen, dan lain-lain)
Tidak
langsung
Tertutup Ada Tidak diketahui Diduga aman
Pisang bakar Langsung Tertutup Ada Warna kuning Diduga aman
Macaroni Tidak
langsung
Tertutup
dan bersih
Tidak ada Warna putih kekuningan Diduga aman
Sosis, Baso bakar Langsung Tertutup
dan bersih
Tidak ada Sosis warna merah,
bakso warna abu
kecoklatan
Diduga aman
*ditambah dengan
saos/bubuk cabai
Tidak
langsung
Tidak
diketahui
Tidak ada Warna merah, tidak
homogen (ada yang
menggumpal)
Diduga tidak
aman
Nasi goreng Tidak
langsung
Tertutup
dan bersih
Tidak ada Warna coklat Diduga aman
Nyam-nyam Tidak
langsung
Tertutup
dan bersih
Tidak ada Warna-warni (tidak
terlalu terang)
Diduga aman
Minuman seduh (seperti
pop ice, nutri sari, jas
jus, dan lain-lain)
Tidak
langsung
Tertutup
dan bersih
Ada Tidak diketahui Diduga aman
Minuman gelas/botol
(seperti teh gelas, ale-
Tidak
langsung
Tertutup
dan bersih
Ada Tidak diketahui Diduga aman
ale, dan lain-lain)
Air putih Tidak
langsung
Tertutup
dan berish
Ada Warna putih Diduga aman
Es mambo Tidak
lansgung
Tertutup
dan bersih
Tidak ada Warna-warni (warna
agak terang)
Diduga tidak
aman
Es kocok Langsung Tertutup
dan bersih
Tidak ada Warna merah (warna
agak terang)
Diduga tidak
aman
LAMPIRAN 7
HASIL UJI NORMALITAS INSTRUMEN
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
umur .446 79 .000 .601 79 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
jenis kelamin .369 79 .000 .632 79 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
total p .315 79 .000 .654 79 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
total s .293 79 .000 .636 79 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
total pr tidak aman .230 79 .000 .897 79 .000
a. Lilliefors Significance Correction
LAMPIRAN 8
HASIL OLAHAN SPSS UNIVARIAT
a. Jenis Kelamin
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Laki-laki 35 44.3 44.3 44.3
Perempuan 44 55.7 55.7 100.0
Total 79 100.0 100.0
b. Usia
umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
10 3 3.8 3.8 3.8
11 62 78.5 78.5 82.3
12 14 17.7 17.7 100.0
Total 79 100.0 100.0
c. Pengetahuan
Statistics
total p
N Valid 79
Missing 0
Mean 12.80
Median 13.00
Minimum 4
Maximum 14
Kategori Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Baik 61 77.2 77.2 77.2
Kurang 18 22.8 22.8 100.0
Total 79 100.0 100.0
d. Sikap
Statistics
total s
N Valid 79
Missing 0
Mean 10.32
Median 11.00
Minimum 6
Maximum 11
Kategori Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Mendukung 44 55.7 55.7 55.7
Tidak Mendukung 35 44.3 44.3 100.0
Total 79 100.0 100.0
e. Perilaku
martabak mini
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak 39 49.4 49.4 49.4
Ya 40 50.6 50.6 100.0
Total 79 100.0 100.0
batagor
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak 32 40.5 40.5 40.5
Ya 47 59.5 59.5 100.0
Total 79 100.0 100.0
cilok kuah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak 33 41.8 41.8 41.8
Ya 46 58.2 58.2 100.0
Total 79 100.0 100.0
papeda
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak 29 36.7 36.7 36.7
Ya 50 63.3 63.3 100.0
Total 79 100.0 100.0
kojek
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak 50 63.3 63.3 63.3
Ya 29 36.7 36.7 100.0
Total 79 100.0 100.0
cireng isi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak 47 59.5 59.5 59.5
Ya 32 40.5 40.5 100.0
Total 79 100.0 100.0
snack
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak 7 8.9 8.9 8.9
Ya 72 91.1 91.1 100.0
Total 79 100.0 100.0
pisang bakar
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak 46 58.2 58.2 58.2
Ya 33 41.8 41.8 100.0
Total 79 100.0 100.0
macaroni
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak 37 46.8 46.8 46.8
Ya 42 53.2 53.2 100.0
Total 79 100.0 100.0
sosis dan bakso bakar
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak 42 53.2 53.2 53.2
Ya 37 46.8 46.8 100.0
Total 79 100.0 100.0
nasi goreng
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak 31 39.2 39.2 39.2
Ya 48 60.8 60.8 100.0
Total 79 100.0 100.0
nyam-nyam
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak 56 70.9 70.9 70.9
Ya 23 29.1 29.1 100.0
Total 79 100.0 100.0
minuman seduh
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak 13 16.5 16.5 16.5
Ya 66 83.5 83.5 100.0
Total 79 100.0 100.0
minuman gelas/botol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak 23 29.1 29.1 29.1
Ya 56 70.9 70.9 100.0
Total 79 100.0 100.0
air putih
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak 7 8.9 8.9 8.9
Ya 72 91.1 91.1 100.0
Total 79 100.0 100.0
Statistics
total pr aman
N Valid 79
Missing 0
Mean 8.77
Median 9.00
Minimum 3
Maximum 15
batagor + saos
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak 64 81.0 81.0 81.0
Ya 15 19.0 19.0 100.0
Total 79 100.0 100.0
cilok kuah + saos
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak 62 78.5 78.5 78.5
Ya 17 21.5 21.5 100.0
Total 79 100.0 100.0
papeda + saos
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak 57 72.2 72.2 72.2
Ya 22 27.8 27.8 100.0
Total 79 100.0 100.0
kojek + saos
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak 69 87.3 87.3 87.3
Ya 10 12.7 12.7 100.0
Total 79 100.0 100.0
sosis dan bakso bakar + saos
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 66 83.5 83.5 83.5
Ya 13 16.5 16.5 100.0
Total 79 100.0 100.0
es mambo
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak 40 50.6 50.6 50.6
Ya 39 49.4 49.4 100.0
Total 79 100.0 100.0
es kocok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak 58 73.4 73.4 73.4
Ya 21 26.6 26.6 100.0
Total 79 100.0 100.0
Statistics
total pr tidak aman
N Valid 79
Missing 0
Mean 1.73
Median 2.00
Minimum 0
Maximum 4
Kategori Perilaku
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Baik 60 75.9 75.9 75.9
Kurang 19 24.1 24.1 100.0
Total 79 100.0 100.0
LAMPIRAN 9
HASIL OLAHAN SPSS BIVARIAT
a. Pengetahuan dengan Perilaku
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kategori Pengetahuan *
Kategori Perilaku 79 100.0% 0 0.0% 79 100.0%
Kategori Pengetahuan * Kategori Perilaku Crosstabulation
Kategori Perilaku Total
Baik Kurang
Kategori Pengetahuan
Baik
Count 53 8 61
% within Kategori
Pengetahuan 86.9% 13.1% 100.0%
% of Total 67.1% 10.1% 77.2%
Kurang
Count 7 11 18
% within Kategori
Pengetahuan 38.9% 61.1% 100.0%
% of Total 8.9% 13.9% 22.8%
Total
Count 60 19 79
% within Kategori
Pengetahuan 75.9% 24.1% 100.0%
% of Total 75.9% 24.1% 100.0%
Correlations
Kategori
Pengetahuan
Kategori
Perilaku
Spearman's rho
Kategori Pengetahuan
Correlation Coefficient 1.000 .471**
Sig. (2-tailed) . .000
N 79 79
Kategori Perilaku
Correlation Coefficient .471**
1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 79 79
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
b. Sikap dengan Perilaku
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kategori Sikap * Kategori
Perilaku 79 100.0% 0 0.0% 79 100.0%
Kategori Sikap * Kategori Perilaku Crosstabulation
Kategori Perilaku Total
Baik Kurang
Kategori Sikap
Mendukung
Count 38 6 44
% within Kategori Sikap 86.4% 13.6% 100.0%
% of Total 48.1% 7.6% 55.7%
Tidak Mendukung
Count 22 13 35
% within Kategori Sikap 62.9% 37.1% 100.0%
% of Total 27.8% 16.5% 44.3%
Total
Count 60 19 79
% within Kategori Sikap 75.9% 24.1% 100.0%
% of Total 75.9% 24.1% 100.0%
Correlations
Kategori Sikap Kategori
Perilaku
Spearman's rho
Kategori Sikap
Correlation Coefficient 1.000 .273*
Sig. (2-tailed) . .015
N 79 79
Kategori Perilaku
Correlation Coefficient .273* 1.000
Sig. (2-tailed) .015 .
N 79 79
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
c. Crosstab Jenis Kelamin dengan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
jenis kelamin * Kategori Pengetahuan Crosstabulation
Kategori Pengetahuan Total
Baik Kurang
jenis kelamin
Laki-laki Count 23 12 35
% within jenis kelamin 65.7% 34.3% 100.0%
Perempuan Count 38 6 44
% within jenis kelamin 86.4% 13.6% 100.0%
Total Count 61 18 79
% within jenis kelamin 77.2% 22.8% 100.0%
jenis kelamin * Kategori Sikap Crosstabulation
Kategori Sikap Total
Mendukung Tidak
Mendukung
jenis kelamin
Laki-laki Count 15 20 35
% within jenis kelamin 42.9% 57.1% 100.0%
Perempuan Count 29 15 44
% within jenis kelamin 65.9% 34.1% 100.0%
Total Count 44 35 79
% within jenis kelamin 55.7% 44.3% 100.0%
jenis kelamin * Kategori Perilaku Crosstabulation
Kategori Perilaku Total
Baik Kurang
jenis kelamin
Laki-laki Count 24 11 35
% within jenis kelamin 68.6% 31.4% 100.0%
Perempuan Count 36 8 44
% within jenis kelamin 81.8% 18.2% 100.0%
Total Count 60 19 79
% within jenis kelamin 75.9% 24.1% 100.0%
d. Crosstab Usia dengan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
usia* Kategori Pengetahuan Crosstabulation
Kategori Pengetahuan Total
Baik Kurang
usia
10 Count 3 0 3
% within usia 100.0% 0.0% 100.0%
11 Count 48 14 62
% within usia 77.4% 22.6% 100.0%
12 Count 10 4 14
% within usia 71.4% 28.6% 100.0%
Total Count 61 18 79
% within usia 77.2% 22.8% 100.0%
usia * Kategori Sikap Crosstabulation
Kategori Sikap Total
Mendukung Tidak Mendukung
usia
10 Count 2 1 3
% within usia 66.7% 33.3% 100.0%
11 Count 35 27 62
% within usia 56.5% 43.5% 100.0%
12 Count 7 7 14
% within usia 50.0% 50.0% 100.0%
Total Count 44 35 79
% within usia 55.7% 44.3% 100.0%
usia* Kategori Perilaku Crosstabulation
Kategori Perilaku Total
Baik Kurang
usia
10 Count 3 0 3
% within usia 100.0% 0.0% 100.0%
11 Count 50 12 62
% within usia 80.6% 19.4% 100.0%
12 Count 7 7 14
% within usia 50.0% 50.0% 100.0%
Total Count 60 19 79
% within usia 75.9% 24.1% 100.0%
LAMPIRAN 10
HASIL REKAPITULASI JAWABAN RESPONDEN
A. Instrumen Pengetahuan
No JK Usia P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 Ptotal
1 L 12 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 7
2 L 11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13
3 P 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
4 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
5 L 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
6 P 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
7 P 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
8 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
9 L 12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12
10 P 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
11 L 12 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
12 P 10 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
13 P 11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
14 P 11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
15 L 11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13
16 P 12 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
17 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
18 L 11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
19 P 11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13
20 L 12 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 7
21 P 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
22 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13
23 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
24 P 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
25 P 11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
26 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
27 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13
28 P 11 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 7
29 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
30 P 11 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4
31 L 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
32 L 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
33 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
34 P 12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13
35 P 11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13
36 P 11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13
37 P 11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13
38 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
39 L 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
40 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
41 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
42 L 11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 12
43 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
44 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
45 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
46 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
47 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
48 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
49 L 11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13
50 P 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
51 P 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
52 L 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 11
53 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
54 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
55 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
56 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
57 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
58 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
59 L 11 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 10
60 L 11 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 12
61 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
62 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
63 L 11 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 11
64 L 12 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 11
65 P 11 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 11
66 L 11 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 11
67 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
68 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
69 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
70 P 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
71 P 11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13
72 P 10 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13
73 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
74 P 11 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 11
75 P 11 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 11
76 L 11 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 11
77 L 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
78 P 11 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11
79 L 11 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 12
79 78 65 71 71 67 74 63 75 76 70 69 74 79 1011
B. Instrumen Sikap
No JK Usia S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 Stotal
1 L 12 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 6
2 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
3 P 10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10
4 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
5 L 11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
6 P 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
7 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
8 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
9 L 12 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 9
10 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
11 L 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
12 P 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
13 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
14 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
15 L 11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 9
16 P 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
17 L 11 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 9
18 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
19 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
20 L 12 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 7
21 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
22 L 11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
23 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10
24 P 12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
25 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
26 P 11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
27 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
28 P 11 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 7
29 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
30 P 11 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 6
31 L 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
32 L 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
33 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
34 P 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
35 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
36 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
37 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
38 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
39 L 12 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10
40 P 11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10
41 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
42 L 11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
43 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
44 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
45 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
46 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
47 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
48 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
49 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
50 P 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
51 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
52 L 11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10
53 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
54 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
55 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10
56 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
57 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
58 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
59 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
60 L 11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
61 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
62 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
63 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
64 L 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
65 P 11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 9
66 L 11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
67 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
68 L 11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
69 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
70 P 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10
71 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10
72 P 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
73 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
74 P 11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
75 P 11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 9
76 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
77 L 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
78 P 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10
79 L 11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
79 79 78 70 69 66 79 79 77 67 72 815
C. Instrumen Perilaku
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Total
yang
diduga
aman
Total
yang
diduga
tidak
aman
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 12 3
2 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 1
3 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 13 2
4 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 7 2
5 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 13 0
6 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 8 2
7 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 9 1
8 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 12 1
9 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 4
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 3 1
11 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 14 3
12 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 8 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 4 0
14 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 13 1
15 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 11 1
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 5 1
17 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 12 1
18 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 9 2
19 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 11 1
20 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 11 4
21 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 7 1
22 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 9 2
23 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 5 0
24 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7 3
25 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 9 3
26 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 11 1
27 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 11 2
28 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 4
29 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 7 1
30 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 15 4
31 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 8 3
32 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 13 2
33 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 14 3
34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 5 1
35 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 11 1
36 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 7 1
37 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 11 2
38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 7 1
39 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 7 1
40 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 11 2
41 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 9 3
42 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 13 3
43 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 8 2
44 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 10 1
45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 4 1
46 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 8 2
47 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 7 3
48 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 6 2
49 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 10 3
50 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 6 2
51 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 6 1
52 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 5 2
53 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 9 0
54 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 11 2
55 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 4 0
56 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 11 0
57 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 6 1
58 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 4 1
59 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 10 2
60 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 8 2
61 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 4 1
62 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 12 1
63 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 9 4
64 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 7 4
65 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 7 3
66 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 9 2
67 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 10 1
68 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 10 1
69 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 11 1
70 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 2
71 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 13 1
72 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 8 1
73 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4 0
74 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 11 2
75 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 5 2
76 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 8 3
77 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 7 1
78 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 6 3
79 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 4 2
4
0
4
7 15
4
6 17 50 22
2
9
1
0 32 72 33 42 37 13 48 23 66 56 72 39 21 693 137