65
HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG PADA MATERI EKOSISTEM (Skripsi) Oleh NUNING WIDYA ASTUTI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

i

HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN

PROSES SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

DI SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG

PADA MATERI EKOSISTEM

(Skripsi)

Oleh

NUNING WIDYA ASTUTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

ii

ABSTRAK

HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN

PROSES SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

DI SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG

PADA MATERI EKOSISTEM

Oleh

NUNING WIDYA ASTUTI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelaksanaan praktikum dan

keterampilan proses sains terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMA Negeri 16

Bandar Lampung pada materi ekosistem. Sampel penelitian adalah kelas X MIA

6 yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif korelasional. Data penelitian berupa data kualitatif dan data

kuantitatif. Instrumen penelitian berupa lembar observasi, angket, dan ulangan

harian. Analisis data menggunakan teknik analisis korelasi pearson dan regresi

menggunakan program SPSS Statistics 17.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pelaksanaan praktikum

terhadap hasil belajar (r=0,997; p 0,47<0,05), ada hubungan antara keterampilan

proses sains terhadap hasil belajar (r=0,755; p 0,050=0,05), dan tidak ada

hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains secara

simultan terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMA Negeri 16 Bandar Lampung

pada materi ekosistem (sig 0,301>0,05).

Kata kunci: hubungan, praktikum, keterampilan proses sains, hasil belajar,

ekosistem

Page 3: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

iii

HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN

PROSES SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

DI SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG

PADA MATERI EKOSISTEM

Oleh

NUNING WIDYA ASTUTI

(Skripsi)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 4: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

?00 t E0E66r r00lt96I dIN'lS'n 6u11msu3'rq

-<^, -] T\j vdlhl uDlrprpued uesn-m1 ewe)' z

200 I t09861 7gr.lLC6!'dIN''peurorfi'I I'Suuqrunrlrs ualrug'sr(I

[00 z r0900z 9I0IE86t dIN'px'l,l,r''pd's'epIIoA lrefl

,+*4

wun>IsC

uesrunf

pnlg uurEorg

BIY\sISuq€W {o>lod JoIuoN

er\srsBqel I etusN

Eurqurqrued Isluro) 'l

IffNIflAI{flIN

uu>lplpu€d ntull uep uerun8e;tr

vdIIAt qu)ilplpqed

rEolorg rrz>lrprpued

9tDrz}Et9l

$ntsy e{plA\ 8u1unp

ruolslso{fl lretutr l upud SundrucT rupuufl91 ge8ap VWS Ip X suley u^asls re[u1eg

IIsBH dupuqrel sUIBS sesord uupdruureleyuup un{ll{Brd uuuucs{Blod uu8unqnllIsdlqs 1npnf

Page 5: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains
Page 6: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Gunung Aji OKU Selatan, Sumatera

Selatan pada 16 Juli 1997. Penulis adalah anak tunggal dari

pasangan Bapak Subandi dan Ibu Darkinah. Penulis

beralamat di Dusun VI Desa Gunung Aji, Kecamatan

Warkuk Ranau Selatan, Kabupaten OKU Selatan, Provinsi Sumatera Selatan.

Penulis berdomisili di Asrama Raflesia 2 RT 2 LK. 1, Kampung Baru, Bandar

Lampung. Nomor telepon 085357912453.

Pendidikan penulis dimulai dari SD Negeri Gunung Aji (2003-2009), MTs RS

YBPP Gunung Aji (2009-2012), SMA Negeri 1 Sukau, Lampung Barat (2012-

2015). Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Lampung Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi

Pendidikan Biologi sejak tahun 2015 melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan

Tinggi Negeri (SNMPTN).

Penulis melaksanakan Praktik Profesi Kependidikan (PPK) di SMA Negeri 1

Wonosobo, Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Pekon Padang Ratu

Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus (Tahun 2018), dan melaksanakan

penelitian Pendidikan yang berjudul Hubungan Pelaksanaan Praktikum dan

Keterampilan Proses Sains terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri

16 Bandar Lampung untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.).

Page 7: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

IIA

storz0clsI 'I^[dNBnlsv erQIrlA. EurunSl

6ue1610Z runf 97'Eunduruf r"ptmg

'eduqruedes qearretErmEEuepeq uu4e udes erlBur 'sep rp e(Bs rrsu1"furad

urBIBp rr?ruueqlspuo>tspe lDtnqrel lreqrmrynrue{ 1p {Ee{ upfrualepqedy

'uqqsndrugrp uru1up rrelpnqes1p usp tp{seu

urBIBp nc?lp s{nge}€reces Eue{ 4ence1'u1e18uero rruryrqre1lp nB}B slln{p qgund

ftra( pdepued nep e&q pdeprq >1epn e8nf efes d Euratnadas nep

FEup usnm8red n1ens ry ueetreftesel rule8 qeloreduretu {n}un uelnferp qsured

Eued eftq pdapr4 4eplr Iq rsdu{s urelep ",rnqeq

ue1g1e(ueru edes rur ueEuaq

vdIIA[ uB)Fpryued

Fololg ue>lrprpuod

SIO?,ZOEI9I

4nls\/sr$UA, Emrn51

uBsnnrf

ryqg uru.6oq

B/r^,stset[3l^I {o{od JoIIIoN

BTtrBN

:flrr qelvreq rp ueEu4uprre1req EwI

Yzt{,SISYIfYfi ISdIUIS ItrYYIYANUtrd

Page 8: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

viii

Motto

“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhan tersebut

untuk kebaikan dirinya sendiri.”

(QS. Al Ankabut/29: 6)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

(Qs. Al Insyirah/94: 6)

Bertaqwalah kepada Allah, maka Dia akan membimbingmu. Sesungguhnya Allah

mengetahui segala sesuatu.

(Qs. Al Baqarah/2: 282)

Guru yang sukses merupakan unsur terpenting dalam pengembangan pendidikan

yang berhasil.

(Abdullah Bin Abdulkarim A-Sa’dun)

Guru adalah profesi yang tidak pernah berhenti belajar.

(Munif Chatib)

Page 9: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

ix

PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T. atas berkat dan rahmat-Nya sehingga saya

bisa terus belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Shalawat dan salam atas

Nabi Muhammad S.A.W yang telah mengajarkan aqidah, akhlak, dan ilmu

pengetahuan kepada umatnya.

Teriring do’a, rasa syukur, dan segala kerendahan hati saya persembahkan karya

ini untuk orang-orang tercinta dan terbaik dalam hidup saya:

Ibu Darkinah

Seorang ibu yang terbaik, tercinta dan terpenting dalam hidup saya. Ibu yang

selalu memberikan semua do’a dan usaha terbaik untuk saya sejak saya

diciptakan. Ibu yang menyayangi saya dengan tulus saat berada dekat maupun

jauh dari saya. Ibu yang selalu mendukung usaha saya dalam segala hal yang

dirihoi Allah. Ibu yang selalu menguatkan dan menyemangati saya saat

mengahadapi keadaan yang sulit dalam hidup saya. Ibu yang segala kebaikannya

tidak akan bisa dituliskan dengan kata-kata. Jazakillah khoyron, uhibuki ya umi.

Ibu Siti Fasihah, Bapak Katim, Ibu Darojah dan Bapak Boniman

Sosok ayah dan ibu kedua dalam hidup saya. Wak Siti dan Wak Katim yang

menyayangi, membimbing, menjaga dan mengurus semua keperluan saya sejak

saya berusia dua tahun sampai enam tahun. Wak Jah dan Wak Bon yang

menyayangi, membimbing, menjaga dan mengurus semua keperluan saya sejak

saya berusia enam tahun sampai dua belas tahun. Sosok uwak yang menyayangi

dan mendukung saya seperti anak mereka sendiri sampai sekarang. Jazakumullah

khoyron wak.

Guru dan dosen saya, jazakumullah khoyron. Semoga dedikasi Bapak dan Ibu

pada pendidikan menjadi amal jariyah.

Serta

Almamater tercinta, Universitas Lampung.

Page 10: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

x

SANWACANA

Puji syukur penulis kepada Allah S.W.T. atas berkat dan rahmat-Nya sehingga

penulis dapat menulis skripsi ini sampai tuntas sebagai salah satu syarat untuk

meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan

Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Skripsi ini berjudul “Hubungan Pelaksanaan Praktikum dan Keterampilan Proses

Sains terhadap Hasil Belajar Siswa kelas X di SMA Negeri 16 Bandar Lampung

pada Materi Ekosistem”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas

Lampung.

3. Rini Rita T. Merpaung, S.Pd., M.Pd., selaku ketua Program Studi Pendidikan

Biologi sekaligus Pembahas yang telah memberikan saran perbaikan dan

motivasi berharga hingga skripsi ini dapat selesai.

4. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing I sekaligus Pembimbing

Akademik yang telah membimbing dan memotivasi dalam perkuliahan dan

Page 11: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

xi

proses penyusunan skripsi ini, serta memberikan pengalaman layaknya

orangtua di kampus sebagai bekal untuk menjalani kehidupan seterusnya.

5. Drs. Darlen Sikumbang M.Biomed., selaku pembimbing II yang telah

membimbing dan memotivasi dalam proses penyusunan skripsi ini, serta

memberikan pengalaman dan tausiyah layaknya orangtua di kampus sebagai

bekal untuk menjalani kehidupan seterusnya.

6. Bapak dan Ibu dosen serta staff Pendidikan Biologi FKIP Universitas

Lampung yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan pengalaman

berharga kepada penulis.

7. Kepala sekolah, guru mitra Ibu Nur Hayati, S.Si., staff, dan siswa siswi kelas

X MIA 6 di SMA Negeri 16 Bandar Lampung.

8. Novia Safitri selaku observer pada penelitian ini.

9. Sahabat skripsi Nirwana Elsa Putri yang selalu semangat, giat, pantang

menyerah dan kompak saat senang maupun sedih selama proses penyusunan

skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi angkata tahun 2015, kakak

tingkat dan adik tingkat. Terimakasih atas kerjasama dan kebersamaan selama

ini.

Demikian ucapan terima kasih penulis kepada semua pihak yang telah membantu

penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan kita semua aamiin.

Bandar Lampung, 9 Mei 2019

Penulis,

Page 12: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

xii

Nuning Widya Astuti

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................4

C. Tujuan Penelitian.........................................................................................5

D. Manfaat Penelitian.......................................................................................5

E. Ruang Lingkup Penelitian...........................................................................6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPA........................................................................................7

B. Keterampilan Proses Sains...........................................................................9

C. Hasil Belajar...............................................................................................33

D. Tinjauan Materi..........................................................................................17

E. Kerangka Fikir...........................................................................................29

F. Hipotesis....................................................................................................30

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat.....................................................................................32

B. Populasi dan Sampel..................................................................................32

C. Desain Penelitian.......................................................................................33

D. Prosedur.....................................................................................................34

E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data................................................35

F. Teknik Analisis Data.................................................................................36

Page 13: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

xiii

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian..........................................................................................45

B. Pembahasan................................................................................................52

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan....................................................................................................60

B. Saran..........................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................61

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi lembar observasi pelaksanaan praktikum.......................66

Lampiran 2. Lembar observasi keterampilan proses sains.................................69

Lampiran 3. Angket........................................................................................ ...73

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)...................................77

Lampiran 5. Uji Validitas Soal.........................................................................106

Lampiran 6. Uji Reliabilitas Soal dan Tingkat Kesukaran...............................109

Lampiran 7. Uji Daya Pebeda..........................................................................111

Lampiran 8. Uji Korelasi Product Moment Pearson........................................113

Lampiran 8. Foto Kegiatan..............................................................................117

Page 14: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Klasifikasi Keterampilan Proses Sains..............................................................11

2. Indikator KPS....................................................................................................12

3. Indikator KPS....................................................................................................12

4. Kriteria Persentase Angket Siswa......................................................................37

5. Tabulasi Hasil Angket Siswa.............................................................................37

6. Kriteria Persentase Pelaksanaan Praktikum.......................................................38

7. Kriteria Tingkat Pengetahuan Siswa..................................................................40

8. Kriteria Validitas................................................................................................41

9. Kriteria Reliabilitas............................................................................................42

10. Kriteria Indeks Daya Pembeda........................................................................43

11. Kriteria Tingkat Kesukaran.............................................................................44

12. Hasil Observasi Pelaksanaan Praktikum.........................................................45

13. Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa.........................................46

14. Hasil Analisi Angket.......................................................................................47

15. Hasil Ulangan Harian......................................................................................49

16. Hasil Uji Korelasi Prosuct Moment Pearson..................................................51

17. Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda................................................................52

Page 15: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Anggrek Menempel di Pohon...........................................................................23

2. Protokooperasi Burung Jalak dan Kerbau........................................................25

3. Beruang Memangsa Ikan..................................................................................25

4. Skema Siklus Materi dan Aliran Energi dalam Ekosistem..............................26

5. Jaring-jaring Makanan......................................................................................27

6. Bagan Kerangka Pikir.......................................................................................30

7. Skema Hubungan Variabel X dan Variabel Y..................................................33

Page 16: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Biologi adalah ilmu yang mempelajari segala hal tentang makhluk hidup.

Biologi merupakan salah satu bidang ilmu yang termasuk ke dalam rumpun

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA terbentuk dan berkembang dari berbagai

langkah dalam metode ilmiah yang meliputi merumuskan masalah,

mengajukan hipotesis, melakukan percobaan (eksperimen) untuk menguji

hipotesis, menganalisis data hasil percobaan, menarik kesimpulan dan

mengomunikasikan hasil penelitian. Oleh karena itu, pembelajaran IPA

sangat membutuhkan pelaksanaan praktikum. Pelaksanaan praktikum

mementingkan keterampilan proses sains siswa selama praktikum untuk

mencapai hasil belajar yang baik. Keterampilan proses sains siswa selama

pelaksanaan praktikum akan menunjang pencapaian hasil belajar siswa.

Praktikum merupakan strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat

mempraktekan secara empiris dalam pembelajaran IPA, mengintegrasikan

kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik serta menggunakan sarana

laboratorium (Munandar, 2016: 5).

Praktikum dapat dilaksanakan di dalam laboratorium maupun di luar

laboratorium disesuaikan dengan materi praktikum. Materi ekosistem tentang

komponen ekosistem dan interaksi antara komponen ekosistem sangat sesuai

dilaksanakan di luar laboratorium, karena siswa dapat mengamati secara

Page 17: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

2

langsung komponen ekosistem dan interaksi antarkomponen ekosistem di

alam. Pelaksanaan praktikum akan melatih keterampilan siswa saat

melaksanakan proses praktikum, seperti keterampilan mengamati,

keterampilan menginterpretasi data dan keterampilan berkomunikasi secara

lisan maupun tulisan. Beberapa keterampilan tersebut termasuk keterampilan

dasar yang biasa digunakan para ilmuwan dalam bekerja secara ilmiah.

Keterampilan proses sains adalah kemampuan melaksanakan langkah –

langkah kerja ilmiah guna memperoleh konsep, teori, prinsip, hukum,

maupun fakta atau bukti. Keterampilan proses sains siswa perlu terus dilatih

dikembangkan melalui pembelajaran yang tepat, yaitu pembelajaran yang

berbasis praktikum. Praktikum akan menarik perhatian siswa untuk terlibat

langsung dalam proses penyelidikan dalam praktikum, dengan demikian

pembelajaran akan menjadi lebih bermakna bagi siswa. Peran keterampilan

proses sains adalah 1) membantu siswa belajar mengembangkan pikiran, 2)

memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penemuan, 3)

meningkatkan daya ingat, 4) memberikan kepuasan intrinsik ketika siswa

telah berhasil melakukan sesuatu, dan 5) membantu siswa mempelajari

konsep sains (Trianto, 2012: 48). Melatih keterampilan proses sains siswa

melalui praktikum juga dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa, karena

siswa akan menemukan sendiri pengetahuannya melalui eksperimen sehingga

materi pelajaran akan lebih diingat dan dipahami oleh siswa dalam waktu

yang relatif lama.

Page 18: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

3

Hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang

cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dari proses

belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu (Jihad dan Haris, 2012:14).

Hasil belajar menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Proses pembelajaran dapat dikatakan

berhasil apabila siswa dapat mencapai kompetensi yang telah ditentukan, baik

kompetensi kognitif, afektif maupun psikomotorik setelah melaksanakan

pembelajaran. Kompetensi yang tidak tercapai mengindikasikan bahwa

proses pembelajaran tidak berhasil. Metode pembelajaran akan

mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa oleh karena itu, guru harus

cermat dalam memilih metode yang tepat untuk membelajarkan materi

kepada siswa. Metode harus disesuaikan dengan materi yang akan

disampaikan dan kompetensi yang akan dicapai. Pelaksanaan praktikum

biasanya akan lebih menarik perhatian siswa untuk melaksanakan setiap

langkah – langkah kerja ilmiah saat praktikum untuk menemukan fakta

ataupun menguji bukti yang telah ada. Pengetahuan yang diperoleh siswa

melalui praktikum akan lebih bermakna karena siswa melibatkan diri secara

langsung dalam pencarian pengetahuan tersebut sehingga pengetahuan lebih

lama diingat dan memunculkan sikap ilmiah serta keterampilan proses sains

siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Nur Hayati, S.Si. salah satu guru

mata pelajaran biologi di SMA Negeri 16 Bandar Lampung sejak tahun 2005

pada tanggal 19 Oktober 2018, materi ekosistem biasanya di ajarkan dengan

metode ceramah atau penugasan berupa proyek seperti Power point atau

Page 19: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

4

kliping. Metode ini cukup membantu untuk mencapai kompetensi meskipun

belum optimal. Pembelajaran materi ekosistem dengan metode tersebut

belum memunculkan keterampilan proses sains siswa dan belum

menunjukkan hasil belajar yang optimal.

Sebuah hasil analisis korelasi menunjukkan hubungan yang positif antara

kegiatan praktikum dengan hasil belajar IPA Biologi siswa kelas VIII SMPN

12 Padang tahun 2015/2016 (Tusmiana dan Lisa, 2016: 10). Hal tersebut

mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang hubungan

pelaksanaan praktikum dengan hasil belajar dan keterampilan proses sains

siswa kelas X di SMA Negeri 16 Bandar Lampung pada materi Ekosistem.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi yang tepat untuk

memunculkan keterampilan proses sains dan meningkatkan hasil belajar di

semua aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu:

1. Apakah ada hubungan pelaksanaan praktikum terhadap hasil belajar

siswa kelas X di SMA Negeri 16 Bandar Lampung pada materi

Ekosistem?

2. Apakah ada hubungan keterampilan proses sains terhadap hasil belajar

siswa kelas X di SMA Negeri 16 Bandar Lampung pada materi

Ekosistem?

Page 20: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

5

3. Apakah ada hubungan pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses

sains terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMA Negeri 16 Bandar

Lampung pada materi Ekosistem?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui:

1. Hubungan pelaksanaan praktikum dengan hasil belajar siswa kelas X di

SMA Negeri 16 Bandar Lampung pada materi Ekosistem.

2. Hubungan keterampilan proses sains dengan hasil belajar siswa kelas X

di SMA Negeri 16 Bandar Lampung pada materi Ekosistem.

3. Hubungan pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMA Negeri 16 Bandar Lampung

pada materi Ekosistem.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu:

1. Bagi peneliti, dapat memberikan pengetahuan, wawasan dan pengalaman

sebagai calon guru biologi, terutama dalam pelaksanaan praktikum dan

keterampilan proses dan hubungannya dengan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru, dapat memberikan informasi mengenai analisis hubungan

pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses dengan hasil belajar

siswa sehingga dapat menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki

pembelajaran selanjutnya, khususnya pada materi ekosistem.

Page 21: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

6

3. Bagi sekolah, dapat dijadikan pertimbangan dalam memberikan masukan

kepada guru agar melaksanakan pembelajaran dengan metode yang tepat

untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Guna menghindari kesalahpahaman pada masalah yang akan diteliti, maka

peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 16

Bandar Lampung, sedangkan sampel adalah kelas X MIA 6 yang terpilih

melalui teknik purposive sampling.

2. Materi praktikum adalah ekosistem tentang komponen ekosistem dan

interaksi antar komponen ekosistem, sesuai dengan kurikulum 2013 KD

3.10 menganalisis komponen – komponen ekosistem dan interaksi antar

komponen tersebut, dan KD 4.10 Menyajikan karya yang menunjukkan

interaksi antar komponen ekosistem (jaring-jaring makanan, siklus

Biogeokimia).

3. Hal yang akan diteliti adalah hubungan pelaksanaan praktikum dan

keterampilan proses sains dengan hasil belajar siswa.

4. Keterampilan proses sains yang akan diteliti meliputi keterampilan

observasi, hipotesis, memprediksi, melakukan percobaan, interpretasi

data, berkomunikasi, dan menyimpulkan.

5. Hasil belajar yang akan diteliti adalah aspek kognitif.

Page 22: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPA

Pembelajaran adalah membelajarkan siswa mengunakan asas pendidikan

maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan

(Sagala, 2009: 61). Pembelajaran merupakan suatu proses atau kegiatan yang

sistematik dan sistemik yang bersifat interaktif dan komunikatif antara guru

dan siswa, sumber belajar, dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi

yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar siswa.

Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan pembelajar

yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar

pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan

efisien (Komalasari, 2013: 3). Tujuan pembelajaran bagi siswa yaitu: 1)

mengetahui fakta dan penerapan prinsip sains, 2) memperoleh keterampilan

proses sains, 3) mampu mengaitkan IPA dengan permasalahan lingkungan, 4)

memperoleh pengetahuan teori maupun prektik, dan 5) memiliki sikap ilmiah

(Yadav dan Mishra, 2013: 1-2).

Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui

pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan

dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan

(Susanto, 2013: 167). IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah,

dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai

Page 23: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

8

produk dan dan sebagi prosedur. IPA sebagia proses berarti semua kegiatan

ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk

menemukan pengetahuan baru. IPA sebagai produk berarti sebagai hasil

proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah

atau bahan bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. IPA

sebagai prosedur dimaksudkan sebagai metodologi atau cara yang digunakan

untuk mengetahui sesuatu yang lazim disebut metode ilmiah (scientific

methods) (Trianto, 2012: 137).

Ada empat unsur utama dalam IPA, yaitu sikap, proses, produk, dan aplikasi

(Carin dan Sund dalam Wisudawati dan Sulistyowati, 2013: 24). IPA

merupakan a way of thinking, a way of investigating, a body of knowledge,

dan interaksi dengan teknologi dan masyarakat (Koballa dan Chiappetta,

2010: 105). IPA sebagai produk adalah pengetahuan IPA yang berupa

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif, sedangkan

IPA sebagai proses adalah kerja ilmiah (Wisudawati dan Sulistyowati, 2013:

13). IPA sebagai proses menerapkan keterampilan proses sains yaitu

keterampilan – keterampilan dasar yang biasa digunakan para ilmuwan dalam

bekerja secara ilmiah. Pembelajaran IPA merupakan sesuatu yang harus

dilakukan oleh siswa bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa (National

Science Educational Standart dalam Purwanti, 2013: 1).

Pembelajaran IPA dapat dilakukan dengan metode praktikum. Dalam

pelaksanaan praktikum siswa melakukan kegiatan yang mencakup

pengendalian variabel, pengamatan, melibatkan pembanding atau kontol,

Page 24: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

9

penggunaan alat – alat praktikum. Praktikum dalam pembelajaran IPA juga

berperan penting dalam pendidikan sains, karena dapat memberikan pelatihan

metode ilmiah kepada siswa dengan mengikuti petunjuk yang telah diperinci

dalam lembar petunjuk dan siswa juga akan menjadi lebih yakin atas suatu

hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya

pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan

lebih lama dalam ingatan siswa (Rustaman, 2011: 136).

B. Keterampilan Proses Sains

Kegiatan pembelajaran seharusnya tidak hanya mementingkan hasil belajar,

akan tetapi juga harus menekankan pada proses selama kegiatan

pembelajaran. Keterampilan proses sains adalah keterampilan kognitif, dan

psikomotor yang diperlukan untuk pemecahan masalah, identifikasi masalah,

pengumpulan data, interpretasi dan presentasi data dalam rangka

mengkonstruksi suatu pengetahuan baru (Akinbobola dan Afolabi, 2010: 16-

25; Ongowo dan Idoshi, 2013: 713 - 717). Proses yang dilaksanakan dengan

baik akan memunculkan ketrampilan proses sains yang akan menunjang

pencapaian kompetensi yang telah ditentukan. Keterampilan proses sains

adalah kemampuan melaksanakan langkah – langkah kerja ilmiah guna

memperoleh konsep, teori, prinsip, hukum, maupun fakta atau bukti dalam

proses pembelajaran. Keterampilan proses sains memfasilitasi siswa untuk

bekerja sambil belajar sehingga hal tersebut dapat mengaitkan pembelajaran

dengan kehidupan sehari – hari (Ozturk, et al., 2010: 15 - 28).

Page 25: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

10

Keterampilan proses sains merupakan keterampilan intelektual yang dimiliki

dan digunakan oleh para ilmuwan dalam meneliti fenomena alam (Samatowa

2011: 93). Keterampilan proses sains yang digunakan oleh para ilmuwan

tersebut dapat dipelajari oleh siswa dalam bentuk yang lebih sederhana sesuai

dengan tahap perkembangan anak. Menurut Nuryani dan Andrian dalam

Nugraha (2008: 125), keterampilan proses sains adalah semua keterampilan

yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan

konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori-teori sains, baik

berupa keterampilan mental, keterampilan fisik (manual) maupun

keterampilan sosial.

Peran keterampilan proses sains adalah 1) membantu siswa belajar

mengembangkan pikiran, 2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memperoleh penemuan, 3) meningkatkan daya ingat, 4) memberikan

kepuasan intrinsik ketika siswa telah berhasil melakukan sesuatu, dan 5)

membantu siswa mempelajari konsep sains (Trianto 2012: 48).

American Association for the Advacement of Science mengidentifikasi dan

merumuskan 15 keterampilan proses yang telah dimodifikasi oleh konferensi

para ahli sains, keterampilan tersebut meliputi: 1) keterampilan mengamati

(observasi), 2) keterampilan mengajukan pertanyaan, 3) keterampilan

berkomunikasi, 4) keterampilan menghitung 5) keterampilan mengukur, 6)

keterampilan melakukan eksperimen, 7) keterampilan melaksanakan teknik

manipulasi, 8) keterampilan mengklasifikasikan, 9) keterampilan

memformulasikan hipotesis, 10) keterampilan meramalkan, 11) keterampilan

Page 26: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

11

menarik kesimpulan, 12) keterampilan mengartikan data, 13) keterampilan

menguasai dan memanipulasikan variabel (faktor ubah), 14) keterampilan

membentuk suatu model, dan 15) keterampilan menyusun suatu definisi yang

operasional (Nugraha 2008: 126).

Keterampilan proses sains diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan, yaitu

Basic, Intermediate, dan Advanced (Nurohman, 2010: 4). Klasifikasi

keterampilan proses sains ini dapat diihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi Keterampilan Proses Sains (KPS)

KPS Basic

Mengobservasi Menggunakan indera untuk mengumpulkan informasi.

Membandingkan Menemukan persamaan dan perbedaan antara dua objek atau

kejadian.

Mengklasifikasikan Mengelopokkan objek atau ide dalam kelompok atau

kategori berdasarkan bagian – bagiannya.

Mengukur Menentukan ukuran objek atau kejadian dengan

menggunakan alat ukur yang sesuai.

Mengkomunikasikan Menggunakan lisan, tulisan, atau grafik untuk

menggambarkan kejadian, aksi, atau objek.

Membuat model Membuat grafik, tulisan, atau untuk menjelaskan ide,

kejadian, atau objek.

Merekam data Menulis hasil observasi dari objek atau kejadian

menggunakan gambar, kata – kata, maupun angka.

KPS Intermediate

Inferring Membuat pernyataan mengenai hasil observasi yang

didukung dengan penjelasan yang masuk akal.

Memprediksi Menerka hasil yang akan terjadi dari suatu kejadian

berdasarkan observasi dan biasanya pengetahuan dasar dari

kejadian serupa.

KPS Advanced

Membuat hipotesis Membuat pernyataan mengenai suatu permasalahan dalam

bentuk pertanyaan.

Merancang percobaan Membuat prosedur yang dapat menguji hipotesis.

Menginterpretasikan Membuat dan menggunakan tabel, grafik, atau diagram

untuk mengorganisasikan dan menjelaskan informasi.

Sumber: Nurohman (2010: 4).

Indikator keterampilan proses sains (KPS) menurut (Nuh, 2010: 1) dapat

dilihat pada Tabel 2.

Page 27: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

12

Tabel 2. Indikator KPS

KPS Indikator

Observasi 1. Mengidentifikasi ciri-ciri suatu benda.

2. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan pada objek atau

peristiwa.

3. Membaca alat ukur.

4. Mencocokkan gambar dengan uraian tulisan/ benda.

Menafsirkan pengamatan

(interpretasi)

1. Mengidentifikasi fakta-fakta berdasarkan hasil pengamatan

2. Menafsirkan fakta atau data menjadi suatu penjelasan yang

logis.

Mengelompokkan

(klasifikasi)

1. Mencari perbedaan atau persamaan, mengontraskan ciri-ciri,

membandingkan dan mencari dasar penggolongan.

Meramalkan (prediksi) 1. Mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi

berdasarkan suatu kecenderungan/ pola yang sudah ada.

Berkomunikasi 1. Mengutarakan suatu gagasan.

2. Menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan secara

akurat suatu objek atau kejadian.

3. Mengubah data dalam bentuk tabel kedalam bentuk lainnya

misalnya grafik, peta secara akurat.

Berhipotesis 1. Hipotesis merupakan dugaan sementara tentang pengaruh

variabel manipulasi terhadap variabel respon. Hipotesis

menyatakan penggambaran yang logis dari suatu hubungan

yang dapat diuji melalui eksperimen.

Merencanakan

percobaan/penyelidikan

1. Menentukan alat dan bahan, menentukan variabel atau

peubah yang terlibat dalam suatu percobaan, menentukan

variabel terikat dan variabel bebas, menentukan apa yang

diamati, diukur/ditulis, serta menentukan cara dan langkah

kerja termasuk keterampilan merencanakan penelitian.

Menerapkan sub konsep/

prinsip

1. Menggunakan subkonsep yang telah dipelajari dalam situasi

baru, menggunakan subkonsep pada pengalaman baru untuk

menjelaskan apa yang sedang terjadi.

Sumber : Nuh (2010:1).

Berikut ini juga merupakan aspek keterampilan proses sains (KPS) dan

indikatornya. Kemendikbud (2013: 215) menggolongkan aspek keterampilan

proses sains menjadi tujuh aspek yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Indikator KPS

No. Aspek keterampilan

proses sains

Indikator

1 Mengamati 1. Siswa mampu mengumpulkan data atau

informasi melalui penerapan indera

penglihatan

2. Siswa mampu mengumpulkan data atau

informasi melalui penerapan indera peraba

2 Hipotesis 1. Siswa membuat dugaan sementara sebelum

melakukan percobaan dengan kalimat yang

efektif

2. Siswa membuat dugaan sementara sebelum

Page 28: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

13

melakukan percobaan sesuai dengan tujuan

praktikum

3 Memprediksi 1. Menggunakan pola-pola hasil pengamatan

2. Mengemukakan apa yang mungkin terjadi

pada keadaan yang belum diamati

4 Melakukan percobaan 1. Siswa mampu merangkai alat percobaan

dengan benar dan lengkap

2. Siswa mampu menggunakan alat percobaan

dengan benar

3. Siswa mampu melakukan langkah langkah

percobaan dengan benar

5 Menginterpretasi data 1. Siswa mampu mencatat data hasil pengamatan

2. Siswa mampu menemukan pola atau

keteraturan dalam suatu seri pengamatan

6 Berkomunikasi 1. Siswa mampu berdiskusi bersama anggota

kelompoknya untuk memecahkan masalah

atau mencari jawaban dari suatu pertanyaan

2. Siswa mampu menyajikan data hasil

percobaan ke dalam bentuk grafik atau tabel

3. Siswa mampu menyampaikan hasil diskusinya

dengan tepat dan efektif

7 Menyimpulkan 1. Siswa mampu membuat kesimpulan setelah

menginterpretasi data hasil pengamatan

2. Siswa mampu membuat kesimpulan sesuai

dengan tujuan yang ada di dalam LKPD

dengan benar

3. Siswa mampu membuat kesimpulan dengan

kalimat yang efektif

Sumber: Kemendikbud (2013: 215).

Pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa

bentuk, diantaranya: pretes dan postes, diagnostik, penempatan kelas, dan

bimbingan karir (Smith dan Welliver dalam Mahmuddin, 2010: 1). Langkah-

lankah penyusunan instrumen untuk penilaian terhadap keterampilan proses

sains menurut Widodo dalam Mahmuddin (2010: 1) adalah sebagai berikut.

1. Mengidentifikasikan jenis keterampilan proses sains yang akan dinilai.

2. Merumuskan indikator untuk setiap jenis keterampilan proses sains.

3. Menentukan dengan cara bagaimana keterampilan proses sains tersebut

diukur (misalnya apakah tes unjuk kerja, tes tulis, ataukah tes lisan).

4. Membuat kisi-kisi instrumen.

Page 29: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

14

5. Mengembangkan instrumen pengukuran keterampilan proses sains dan

tingkatan keterampilan proses sains (objek tes).

6. Melakukan validasi instrumen.

7. Melakukan uji coba terbatas untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas

empiris.

8. Perbaikan butir-butir yang belum valid.

9. Terapkan sebagai instrumen penilaian keterampilan proses sains dalam

pembelajaran sains.

Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang dirancang

sedemikian rupa, sehingga siswa menemukan fakta –fakta, membangun

konsep dan dengan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah dengan

melibatkan siswa secara langsung (Devi, 2011: 1). Pembelajaran dengan

pendekatan keterampilan proses sains merupakan pembelajaran yang ideal

bagi pemenuhan tuntutan penerapan proses sains serta sikap ilmiah. Secara

umum pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses ini dapat

dilakukan melalui pembelajaran berbasis praktikum (Subiantoro, 2010: 6).

Keterampilan proses sains siswa mengalami peningkatan setelah diterapkan

metode praktikum (Ependi, 2013: 3-5). Hal ini disebabkan karena melalui

metode praktikum, siswa mampu mengalami sendiri proses pembelajaran

dengan menggunakan seluruh panca indera, sehingga proses pembelajaran

lebih bermakna dan mampu menumbuhkan keterampilan proses sains siswa,

seperti siswa melihat dan menyentuh objek pengamatan, serta berbicara dan

mendengarkan ketika diskusi kelompok berlangsung.

Page 30: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

15

C. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar (Dimyati dan Mudjiono, 2013: 3). Hasil belajar merupakan

pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam

waktu tertentu (Jihad dan Haris, 2012:14). Hasil belajar yang diperoleh oleh

siswa harus mencakup segala aspek yang diajarkan oleh pendidik, baik aspek

kognitif, afektif, maupun psikomotor siswa (Suprijono, 2011: 7). Nawawi

mempertegas pengertian hasil belajar (dalam Susanto, 2013: 5) bahwa hasil

belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari

hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

Hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu: 1) ranah kognitif, berkenaan

dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek meliputi

pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi; 2) ranah

afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek meliputi

penerimaan, jawaban atau reaksi, penelitian, organisasi, dan internalisasi; 3)

ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan

refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan

atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan

interpretatif (Blom dalam Sudjana, 2009: 22 – 23).

Page 31: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

16

Lima kemampuan yang dikatakan sebagai hasil belajar menurut Gagne dalam

Dahar (2011: 118 - 124) meliputi keterampilan intelektual, strategi kognitif,

sikap, informasi verbal, dan keterampilan motorik. Keterampilan intelektual

membuat seseorang mampu berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungan

dengan menggunakan kode, simbol atau gagasan. Strategi kognitif adalah

suatu proses kontrol yang diterapkan siswa untuk memilih cara belajar,

meningat, dan berpikir. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak

objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. keterampilan Informasi

verbal yaitu kemampuan mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa,

baik lisan maupun tulisan. Keterampilan motorik yaitu kemampuan

melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga

terwujud gerak reflek jasmani.

Faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil belajar

adalah kondisi internal dan kondisi eksternal siswa. Kondisi internal

mencakup kondisi fisik, kondisi psikis, dan kondisi sosial. Beberapa faktor

eksternal seperti variasi dan tingkat kesulitan materi belajar (stimulus) yang

dipelajari (direspon), tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya

belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar

(Rifai dan Chatarina, 2009: 97).

Hasil belajar dapat diketahui, dinilai, dan diukur melalui evaluasi. Evaluasi

adalah suatu proses yang dilakukan dalam rangka menyiapkan informasi yang

diperlukan untuk pembuatan keputusan. Hasil belajar yang diperoleh siswa

Page 32: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

17

dalam pelaksanaan proses belajar dapat diketahui melalui pengukuran berupa

tes atau evaluasi (Daryanto, 2010: 131).

D. Tinjauan Materi

Ekosistem merupakan suatu sistem dimana terjadi hubungan (interaksi) saling

ketergantungan antara komponen – komponen yang ada di dalamnya, baik

yang berupa makhluk hidup maupun yang tidak hidup. Setiap komponen

ekosistem memiliki makna khusus bagi komponen lainnya. Komponen

ekosistem terdiri atas komponen abiotik dan komponen biotik.

1. Komponen abiotik

Komponen abiotik adalah komponen fisik dan kimiawi yang terdapat pada

suatu ekosistem sebagai medium atau substrat untuk berlangsungnya suatu

kehidupan. Komponen abiotik meliputi udara, air tanah, garam mineral,

sinar matahari, suhu, kelembapan, dan derajat keasaman (pH).

a. Udara

Udara merupakan sekumpulan gas pembentuk lapisan atmosfer yang

menyelimuti bumi. Udara bersih dan kering di atmosfer mengandung

gas dengan komposisi yang permanen, yaitu 78,09% N2; 21,94% O2;

0,032% CO2; dan gas lain (Ne, He, Kr, Xe, H2, CH, dan N2O). selain

itu, udara juga mengandung gas yang jumlahnya bisa berubah – ubah,

yaitu uap air (H2O), ozon (O3), sulfur dioksida (SO2), dan nitrogen

dioksida (NO2). Udara berfungsi untuk menunjang kehidupan penghuni

ekosistem. Contohnya, gas O2 untuk respirasi makhluk hidup dan gas

CO2 untuk proses fotosintesis tumbuhan (Irnaningtyas, 2016:404).

Page 33: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

18

b. Air

Air mengandung berbagai jenis unsur atau senyawa kimia dalam jumlah

yang bervariasi, contohnya natrium, kalsium, amonium, nitrit, nitrat,

dan fosfat. Jumlah unsur yang terkandung di dalam air bergantung pada

kualitaas udara dan tanah yang dilalui oleh air. Air dapat berubah

wujud menjadi uap, cairan, atau es, bergantung suhu lingkungan di

sekitarnya. Volume air di bumi mencapai 1.400.000000 km3, dengan

perincian 97% berupa air laut, 2% berupa air gunung, es di kedua kutub

bumi, 0,75% berupa air tawar (mata air, air sungai, danau, dan air

tanah), dan selebihnya berupa uap air (Irnaningtyas, 2016:405). Variasi

drastis dalam ketersediaan air diantara habitat – habitat yang berbeda

merupakan sebuah faktor penting dalam distribusi spesies. Spesies

yanng hidup di pesisir atau di lahan basah pasang da[t terdesikasi

(mengering) sewaktu pasang surut (Campbell, 2008: 333).

c. Tanah

Tanah terbentuk dari proses destruktuf (pelapukan batuan dan

pembusukan senyawa organik) dan sintesis (pembentukan mineral).

Komponen tanah yang utama, yaitu bahan mineral, bahan organik, air,

dan udara (Irnaningtyas, 2016: 403).

d. Garam mineral

Tumbuhan menyerap garam mineral dari dalam tanah untuk

pertumbuhan. Hewan dan manusia memerlukan garam mineral untuk

menjaga keseimbangan asam dan basa, mengatur kerja alat – alat tubuh,

dan untuk proses metabolisme. Contoh garam mineral seperti: Ca, P,

Page 34: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

19

Fe, F, I, K, dan S (Irnaningtyas, 2016: 403). Kadar garam air di

lingkungan memengaruhi keeimbangan organisme air melalui osmosis.

Kebanyakan organisme akuatik hidup terbatas di habitat berair tawar

atau berair asin karena memiliki kemampuan terbatas untuk

berosmoregulasi (Campbell, 2008: 333).

e. Sinar matahari

Sinar matahari merupakan sumber energi bagi seluruh kehidupan di

bumi. Di dalam ekosistem, energi dialirkan dari suatu tingkat trofik ke

tingkat trofik berikutnya dalam bentuk transformasi energi. Sebagian

kecil sinar matahari yang mencapai permukaan bumi dimanfaatkan

tumbuhan untuk proses fotosintesis dan diubah menjadi energi potensial

dalam bentuk karbohidrat. Energi potensial yang dihasilkan oleh

tumbuhan dan diubah menjadi energi kinetik oleh hewan dan manusia.

f. Suhu

Suhu adalah derajat energi panas yang berasal dari radiasi sinar,

terutama yang bersumber dari matahari. Suhu udara di berbagai

ekosisem berbeda – beda, bergantung letak garis lintang (latitude) dan

ketinggian tempat (altitude). Semakin dekat dengan kutub, suhu udara

akan semakin dingin dan kering. Suhu merupakan faktor pembatas bagi

kehidupan dan mempengaruhi keanekaragaman hayati di suatu

ekosistem. Pada umumnya, makhluk hidup dapat bertahan hidup pada

suhu lingkungan 0 – 40oC. Beberapa jenis makhluk hidup melakukan

hibernasi (tidak aktif) pada suhu yang sangat rendah, tetapi akan aktif

dan berkembang biak bila suhu lingkungan sudah normal kembali.

Page 35: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

20

g. Kelembapan

Kelembapan disuatu ekosistem dipengaruhi oleh intensitas sinar

matahari, angin, dan curah hujan. Kelembapan sangat mempengaruhi

pertumbuhan tumbuhan. Daerah dengan tingkat kelembapan berbeda

akan menghasilkan ekosistem dengan komposisi tumbuhan yang

berbeda.

h. Derajat keasaman (pH)

Keadaan pH tanah berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan.

Tumbuhan akan tumbuh dengan baik pada pH optimum, yaitu berkisar

5,8 - 7,2. Nilai pH tanah dipengaruhi oleh curah hujan, penggunaan

pupuk, aktivitas akar tanaman, dan penguraian mineral tanah

(Irnaningtyas, 2016:406).

i. Topografi

Topografi adalah keadaan naik turun atau tinggi rendahnya permukaan

bumi. Topografi mempengaruhi keadaan iklim yang menyangkut suhu

dan kelembapan. Topografi menentukan keanekaragaman hayati dan

penyebaran suatu organisme.

2. Komponen biotik

Komponen biotik meliputi seluruh makhluk hidup di bumi. Berdasarkan

segi tingkat trofik atau nutrisi, komponen biotik dalam ekosistem

dibedakan menjadi komponen autotrof dan komponen heterotrof.

a. Komponen autotrof

Organisme autotrof adalah organisme uniseluler maupun multiseluler

yang memiliki klorofil sehingga dapat melakukan proses fotosintesis,

Page 36: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

21

misalnya fitoplankton, ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan

tumbuhan berbiji. Fotosintesis menghasilkan karbohidrat dan oksigen.

Organisme autotrof merupakan produsen utama dalam ekosistem.

b. Komponen heterotrof

Organisme heterotrof adalah organisme yang dalam hidupnya selalu

memanfaatkan bahan organik yang disediakan oleh organisme lain

sebagai bahan makanannya. Organisme heterotrof terdiri atas herbivor

sebagai konsumen primer (I), karnivor yang memakan herbivor sebagai

konsumen sekunder (II), karnivor yang memakan karnivor lainnya

sebagai konsumen tersier (III), dekomposer, serta detritivor.

Dekomposer adalah mikroorganisme yang menguraikan zat organik sisa

tumbuhan atau hewan (detritus), seperti selulosa atau kitin menjadi zat

yang lebih sederhana. Contoh dekomposer, yaitu bakteri dan jamur.

Detritivor hidup dengan cara memakan serpihan tumbuhan atau hewan

yang sudah mati, misalnya rayap, cacing tanah, dan hewan kaki seribu

(keluwing).

Di dalam suatu ekosistem, terjadi interaksi antara satu komponen biotik

dengan komponen biotik lainnya dan antara komponen biotik dengan

komponen abiotik. Bentuk interaksi antarkomponen biotik dapat terjadi antar

spesies yang sama maupun spesies yang berbeda. Interaksi antara komponen

abiotik dengan komponen biotik mengakibatkan terjadinya aliran energi dan

daur biogeokimia (Irnaningtyas, 2016: 408).

Terdapat beberapa tipe interaksi antar spesies, yaitu sebagai berikut.

Page 37: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

22

1. Netralisme adalah interaksi antara dua atau lebih spesies yang satu sama

lain tidak terpengaruh dari adanya asosiasi. Dalam Netralisme tidak ada

yang diuntungkan dan dirugikan. Netralisme dapat terjadi jika antara

spesies memiliki kebutuhan yang berbeda. Contoh Netralisme adalah

antara sapi dan kucing, sapi memakan rumput, sedangkan kucing

memakan tikus (Irnaningtyas, 2016: 408).

2. Kompetisi (Persaingan) adalah interaksi antara dua atau lebih spesies yang

saling menghalangi. Kompetisi dapat terjadi karena setiap spesies

memiliki kebutuhan yang sama dimana setiap spesies bersaing dalam

memperebutkan sesuatu yang diperlukan dalam hidupnya, seperti ruang

(tempat), udara, air, makanan, sinar matahari, dan pasangan kawin.

Persaingan tersebut berdampak bagi spesies yang kalah akan mati,

tersingkir atau berpindah ke tempat lain (Irnaningtyas, 2016: 408).

Kompetisi (persaingan) dibedakan menjadi dua macam antara lain sebagai

berikut.

a. Kompetisi intraspesifik adalah persaingan yang terjadi antara organisme

atau individu yang memiliki spesies yang sama. Contoh Kompetisi

intraspesifik adalah kambing jantan dengan kambing jantan berkelahi

dalam memperbutkan pasangan kawinnya.

b. Kompetisi interspesifik adalah persaingan yang terjadi antara organisme

atau individu yang berbeda spesies. Contoh Kompetisi interspesifik

adalah tanaman jagung dan rumput yang sama-sama tumbuh di ladang.

3. Komensalisme adalah interaksi atau hubungan antara dua atau lebih

spesies dimana salah satu pihak diuntungkan dan spesies yang lain tidak

Page 38: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

23

dirugikan. Contoh Komensalisme adalah tumbuhan paku dan anggrek

yang hidup menempel di pohon.

Gambar 1. Anggrek Menempel di Pohon

Sumber: zonareferensi.com

4. Amensalisme adalah interaksi antara dua spesies atau lebih yang berakibat

salah satu pihak dirugikan sedangkan pihak yang lain tidak terpengaruh

oleh adanya asosiasi atau tidak berakibat apa-apa (tidak rugi dan tidak

untung). Pada banyak kasus, interaksi ini disebabkan oleh fenomena

alelopati. Alelopati adalah fenomena ketika suatu organisme yang

menghasilkan zat kimia dengan memengaruhi pertumbuhan, kelangsungan

hidupnya, dan reproduksi organisme lain yang ada disekitarnya. Zat kimia

yang dihasilkan disebut dengan alelokimia. Alelokimia adalah berupa

metabolit sekunder yang tidak diperlukan dalam metabolisme organisme

alelopati. Contoh Amensalisme adalah Nerium oleander menghasilkan

racun oleandrin yang mematikan bagi manusia, hewan, tumbuhan.

Ganggang Hydrodictyon dan Scendesmus menghasilkan antibotik yang

dapat mematikan bakteri tertentu (Irnaningtyas, 2016: 409).

Page 39: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

24

5. Parasitisme adalah interaksi atau hubungan antar organisme yang berbeda

spesies yang hanya menguntungkan salah satu pihak sedangkan yang lain

dirugikan. Parasit memperoleh makanan dari inangnya, jika inang mati,

maka parasit akan mati atau mencari inang baru. Berdasarkan letaknya

parasit dibedakan menjadi dua macam antara lain sebagai berikut.

a. Parasit Internal (Endoparasit), contohnya Trichomonas vaginalis yang

hidup pada saluran kelamin wanita. Contoh tumbuhan parasit internal

adalah benalu yang menjadi parasit pada tumbuhan lain seperti teh,

cengkeh dan alpukat.

b. Parasit Ekternal (Ektoparasit), contohnya tumbuhan tali putri (Custuta

sp.) yang hidup menumpang pada tanaman lain.

6. Mutualisme adalah interaksiantar spesies yang menguntungkan kedua

spesies. Interaksi antara rayap dan mikroorganisme dalam sistem

pencernaan serangga tersebut merupakan contoh mutualisme obligat

(obligate mutualism). Contoh mutualisme obligat lainnya adalah Lichen

yang tapak seperti individu, tetapi sesungguhnya terbentuk dari jamur dan

Cyanobacteria. Contoh mutualisme fakultatif (facultative mutualism)

adalah tumbuhan akasia dan semut(Campbell, 2008: 384).

7. Protokooperasi adalah interaksi atau hubungan antara dua spesies atau

lebih yang setiap mendapatkan keuntungan, tetapi tidak bersifat wajib atau

interaksi tersebut bukan suatu keharusan. Contoh Protokooperasi adalah

kerbau dengan burung jalak. Burung jalak mendapatkan makanan berupa

kutu, sedangkan kerbau terbebas dari kutu.

Page 40: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

25

Gambar 2. Protokooperasi Burung Jalak dan Kerbau

Sumber: bp.blogspot.com

8. Predasi (Pemangsaan) adalah interaksi atau hubungan mangsa dan

pemangsa (predator). Predator berfungsi sebagai pengontrol populasi

mangsa. Contoh Predasi adalah beruang dengan ikan salem.

Gambar 3. Beruang Memangsa Ikan

Sumber: bp.blogspot.com

Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Sifat energi di ekosistem

sesuai dengan hukum termodinamika. Menurut hukum termodinamika,

energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat

diubah dari satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain. Dalam sistem

ekologi, suatu organisme merupakan komponen pengubah energi. Aliran

Page 41: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

26

energi dan siklus materi dalam ekosistem terjadi melalui rantai makanan dan

jaring – jaring makanan.

Gambar 4. Skema siklus materi dan aliran energi dalam ekosistem

1. Rantai makanan adalah jalur pemindahan (transfer) energi dari satu tingkat

trofik ke tingkat trofik berikutnya melalui peristiwa makan dan dimakan.

Semakin pendek rantai makanan, maka semakin besar energi yang dapat

disimpan oleh organisme diujung rantai makanan.

Berdasarkan tipe organisme (produsen) yang menjadi kegiatan trofik

pertama, terdapat dua jenis rantai makanan, yaitu rantai makana perumput

dan rantai makanan detritus. Contoh rantai makanan detritus, yaitu

serpihan daun (sampah) -> cacing tanah -> itik -> manusia.

2. Jaring – jaring makanan merupakan gabungan dari berbagai rantai

makanan yang saling berhubungan dan kompleks. Semakin kompleks

Produsen Konsumen I Konnsumen II Konsumen III

Sampah organik

(tumbuhan dan hewa yang mati)

Pembusukan oleh mikroorganisme

dalam tanah menjadi humus

Mineralisasi oleh mikroorganisme dalam

tanah menjadi bahan mineral

Bahan mineral

siap diserap

oleh tumbuhan

Keterangan:

= siklus materi/mineral

= Aliran energi

Page 42: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

27

jaring – jaring makanan yang terbentuk, semakin tinggi tingkat kestabilan

suatu ekosistem.

Gambar 5. Jaring – jaring Makanan

Sumber: bp.blogspot.com

Dalam ekosistem unsur – unsur kimia beredar dari lingkungan melalui

komponen biotik dan kembali lagi ke lingkungan. Peredaran unsur – unsur

kimia dari lingkungan melalui komponen biotik dan kembali lagi ke

lingkungan disebut daur biogeokimia. Daur biogeokimia dapat

dikelompokkan dalam tiga tipe, yaitu daur gas, daur cair, dan daur padat

(sedimen). Daur cair meliputi daur air, sedangkan daur padat meliputi daur

fosfor dan belerang.

1. Daur karbon

Unsur karbon terdapat di atmosfer dalam bentuk senyawa karbon

anorganik, yaitu CO2. Senyawa karbon anorganik tersebut akan diubah

menjadi senyawa karbon organik oleh produsen melalui proses fotosintesis

Page 43: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

28

disertai penyimpanan energi yang berasal dari radiasi cahaya matahari.

Energi yang tersimpan di dalam tubuh produsen bersama dengan senyawa

karbon organik disebut energi biokimia.

2. Daur nitrogen

Nitrogen merupakan unsur yang penting dalam kehidupan, yaitu sebagai

komponen pembentuk protein atau komponen penyususun asam nukleat

(DNA dan RNA). Sumber utama nitrogen adalah N2 di atmosfer. Namun

sebagian besar organisme baik tumbuhan maupun hewan tidak dapat

memanfaatkan N2 bebas di udara.

3. Daur air

Daur air berbeda dari daur biogeokimia lain karena sebagian besar aliran

air terjadi bukan melalui proses kimia, melainkan proses fisik.

4. Daur fosfor

Fosfor di alam berasal dari pelapukan batuan mineral (batuan fosfat) dan

penguraian bahan organik (misalnya, kotoran ternak atau hewan laut) oleh

dekomposer.

5. Daur belerang

Belerang (sulfur) terdapat di atmosfer dalam bentuk sulfur dioksida (SO2)

yang berasal dari aktivitas vulkanis (misalnya, gunung berapi),

pembakaran bahan bakar fosil, asap kendaraan bermotor, dan asap pabrik.

Belerang juga terdapat dalam bentuk hidrogen disulfida (H2S) yang dilepas

dari proses pembusukan bahan organik di dalam tanah dan air yang

dilakukan oleh bakteri dan jamur pengurai.

Page 44: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

29

E. Kerangka Fikir

Biologi merupakan salah satu bidang ilmu yang termasuk ke dalam rumpun

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA terbentuk dan berkembang dari berbagai

langkah dalam metode ilmiah yang meliputi merumuskan masalah,

mengajukan hipotesis, melakukan percobaan (eksperimen) untuk menguji

hipotesis, menganalisis data hasil percobaan, menarik kesimpulan dan

mengomunikasikan hasil penelitian. Pembelajaran IPA khususnya biologi

menekankan partisipasi siswa untuk aktif selama proses pembelajaran.

Pembelajaran IPA mementingkan pemberian pengalaman nyata dan langsung

kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan proses sains dan mencapai

kompetensi yang telah ditentukan. Pengalaman langsung diberikan kepada

siswa melalui pelaksanaan praktikum.

Praktikum dilaksanakan dengan menggunakan metode kerja ilmiah yang

dilaksanakan secara runut. Pelaksanaan proses yang bertahap dalam metode

ilmiah dan dilakukan berulang kali akan memunculkan keterampilan pada

siswa, yaitu keterampilan proses sains yang meliputi keterampilan

mengamati, mengklasifikasi, mengukur, berkomunikasi, menyimpulkan, dan

memprediksi. Selanjutnya akan berkembang keterampilan proses sains

terintegrasi yang lebih kompleks yaitu: keterampilan merumuskan hipotesis,

mengidentifikasi variabel, membuat definisi operasional, melakukan

percobaan, dan menginterpretasi data.

Page 45: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

30

Keterampilan proses sains yang muncul akan membuat pembelajaran menjadi

lebih bermakna bagi siswa, sehingga pengetahuan yang diperoleh akan lebih

diingat dan dipahami dalam waktu yang relatif lama serta dapat di terapkan

dalam kehidupan sehari – hari. Keterampilan proses sains saat melakukan

praktikum akan menunjang tercapainya kompetensi dan akan meningkatkan

hasil belajar. Hasil belajar yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah

aspek kognitif.

Gambar 6. Bagan Kerangka Pikir

F. Hipotesis

1. H0 = Tidak ada hubungan pelaksanaan praktikum terhadap hasil belajar

siswa kelas X di SMA Negeri 16 Bandar Lampung pada materi

ekosistem.

H1 = Ada hubungan pelaksanaan praktikum terhadap hasil belajar

siswa kelas X di SMA Negeri 16 Bandar Lampung pada materi

ekosistem.

Hasil Belajar

Kognitif

Keterampilan Proses Sains

Dasar Terintegrasi

Praktikum

Page 46: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

31

2. H0 = Tidak ada hubungan keterampilan proses sains terhadap hasil belajar

siswa kelas X di SMA Negeri 16 Bandar Lampung pada materi

ekosistem.

H1 = Ada hubungan keterampilan proses sains terhadap hasil belajar siswa

kelas X di SMA Negeri 16 Bandar Lampung pada materi ekosistem.

3. H0 = Tidak ada hubungan pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses

sains terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMA Negeri 16 Bandar

Lampung pada materi ekosistem.

H1 = Ada hubungan pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses

sains terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMA Negeri 16 Bandar

Lampung pada materi ekosistem.

Page 47: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

32

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap bulan Maret tahun pelajaran

2018/2019 di SMA Negeri 16 Bandar Lampung yang beralamat di Jl.

Darussalam, Susunan Baru, Tj. Karang Barat, Kota Bandar Lampung,

Lampung 35155.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap

tahun pelajaran 2018/2019 di SMA Negeri 16 Bandar Lampung yang terdiri

dari 6 kelas dengan jumlah siswa 180. Sampel dalam peneltian ini adalah

kelas X MIA 6 yang terdiri dari 26 siswa. Teknik penentuan sampel

penelitian dilakukan dengan teknik purposive sample. Teknik ini digunakan

untuk menentukan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subjek

bukan berdasarkan atas strata random atau daerah tetapi didasarkan atas

adanya tujuan penelitian (Arikunto, 2010:183).

Berdasarkan teknik purposive sample, terpilih satu kelas sebagai sampel yang

mewakili 14,4% dari jumlah populasi yang ada. Adapun untuk menentukan

jumlah sampel yang diteliti maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%

atau lebih (Arikunto, 2010:117).

Page 48: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

33

C. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional. Penelitian

deskripif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan

menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini juga

sering disebut penelitian non eksperimen, karena pada penelitian ini tidak

melakukan kontrol dan tidak memanipulasi variabel penelitiannya. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati.

Penelitian ini adalah penelitian korelasi. Peneliti meneliti hubungan

pelaksanaan praktikum terhadap hasil belajar, hubungan keterampilan proses

sains terhadap hasil belajar, dan hubungan pelaksanaan praktikum dan

keterampilan proses sains terhadap hasil belajar siswa. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah pelaksanaan praktikum (X1) dan keterampilan proses

sains (X2), sedangkan hasil belajar sebagai variabel terikat (Y).

Gambar 7. Skema Hubungan Variabel X dan Variabel Y.

X1

(pelaksanaan praktikum)

X2

(Keterampilan proses sains)

Y

(Hasil belajar)

Page 49: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

34

D. Prosedur

Prosedur penelitian ini terdiri dari dua langkah, yaitu prapenelitian dan

pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut adalah

sebagai berikut.

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah sebagai berikut:

a. Membuat surat prapenelitian ke dekanat FKIP Universitas Lampung.

b. Mengajukan izin observasi ke SMA Negeri 16 Bandar Lampung.

c. Mengadakan observasi ke sekolah tempat akan diadakannya

penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan siswa

yang akan menjadi subjek penelitian dan kegiatan belajar mengajar

yang biasa dilakukan.

d. Menetapkan sampel penelitian menggunakan teknik purposive

sample untuk kelas penelitian.

e. Menyusun perangkat pembelajaran berupa RPP

f. Menyusun instrumen penelitian

g. Menguji instrumen penelitian

h. Merevisi instrumen penelitian

2. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada penelitin adalah sebagai berikut:

a. Mempersiapkan pelaksanaan praktikum.

b. Mengamati pelaksanaan praktikum yang sedang berlangsung.

c. Mengamati keterampilan proses sains saat praktikum.

Page 50: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

35

d. Mendokumentasikan proses pembelajaran (foto dan video) saat

praktikum berlangsung.

e. Melaksanakan ujian tentang materi praktikum yaitu ekosistem.

f. Menyebarkan instrumen berupa angket kepada siswa sampel setelah

pelaksanaan praktikum.

E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif dan

data kuantitatif.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu melalui angket,

wawancara, observasi, dan ulangan harian. Angket pada penelitian ini

diberikan kepada siswa di kelas sampel untuk mengumpulkan informasi

tentang pelaksanaan praktikum, keterampilan proses sains dan hasil

belajar siswa.

Teknik observasi pada penelitian ini adalah observasi non partisipan.

Peneliti tidak berperan serta dalam kehidupan observee namun secara

terpisah berkedudukan sebagai pengamat. Ulangan harian dilakukan

setelah kegiatan praktikum dilaksanakan. Ulangan harian ini dilakukan

untuk mengukur hasil belajar pada aspek kognitif siswa setelah

melakukan praktikum. Soal – soal dibuat sesuai dengan kompetensi yang

hendak dicapai. Soal – soal disajikan dalam bentuk pilihan jamak.

Page 51: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

36

F. Teknik Analisis Data

1. Data Kualitatif

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif menggunakan data-data kualitatif.

a. Angket

Jenis angket dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket dalam

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan praktikum,

keterampilan proses sains, dan hasil belajar. Data yang diperoleh dari

angket yang diberikan kepada sampel dianalisis secara deskriptif

menggunakan teknik deskriptif kualitatif.

a) Pengolahan data angket siswa

Data mengenai pelaksanaan praktikum dikumpulkan melalui angket

yang disebarkan kepada sampel. Angket berisi penyataan positif dan

penyataan negatif.

b) Skor angket

Setiap jawaban (Ya) pada penyataan positif bernilai 1, sedangkan

jawaban (Tidak) bernilai 0. Sebaliknya setiap jawaban (Ya) pada

pernyataan negatif bernilai 0, sedangkan jawaban (Tidak) bernilai 1.

c) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

% =

Keterangan:

n = Nilai yang diperoleh sampel;

N = Nilai yang semestinyadiperoleh sampel;

% = Persentase kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh

guru, dimodifikasi dari Ali (1992: 46)

Page 52: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

37

d) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui pelaksanaan

praktikum pada siswa.

Tabel 4. Kriteria Persentase Angket Siswa.

No. Persentase Kriteria

1 80,1% - 100% Sangat tinggi

2 60,1 % - 80% Tinggi

3 40,1% - 60% Sedang

4 20,1% - 40% Rendah

5 0,0% - 20% Sangat rendah

Sumber: dimodifikasi dari Arikunto (2010: 46).

e) Melakukan tabulasi data hasil angket siswa untuk memberikan

gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban

berdasarkan pertanyaan angket.

Tabel 5. Tabulasi Hasil Angket Siswa.

No.

Pertanyaan

Angket

Pilihan

Jawaban

Nomor Responden (Siswa) Presentase

1 2 3 4 5 dst.

1 Y

T

2 Y

T

3 Y

T

4 Y

T

dst. Y

T

Sumber: dimodifikasi dari Rahayu dalam Nurmala (2014: 37).

b. Lembar observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan praktikum dan

keterampilan proses sains pada praktikum materi ekosistem di kelas

sampel. Observasi dilakukan secara langsung pada saat pelaksanaan

praktikum.

Page 53: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

38

a. Lembar observasi pelaksanaan praktikum

Pelaksanaan praktikum diamati dengan menggunakan lembar

observasi yang berisi tahapan pelaksanaan praktikum pada persiapan,

pelaksanaan, dan penutup. Setiap langkah yang terlaksana mendapat

skor 1 dan jika langkah tidak terlaksana mendapat skor 0. Skor

maksimal dari observasi pelaksanaan praktikum ini adalah 15.

Menghitung persentase skor tahapan pelaksanaan praktikum materi

ekosistem yang dilakukan oleh guru dan siswa menggunakan rumus

sebagai berikut:

% =

Keterangan:

n = skor yang diperoleh guru dan siswa dalam pelaksanaan tahapan

praktikum

N = Nilai yang semestinya diperoleh sampel;

% = Persentase keterlaksanaan tahapan praktikum oleh guru dan

siswa (dimodifikasi dari Trianto, 2015: 256).

Kriteria penilaian tahapan pelaksanaan praktikum materi organisasi

kehidupan oleh siswa merujuk pada Tabel 6.

Tabel 6. Kriteria Persentase Pelaksanaan Praktikum

No. Skor Kriteria

1. 81 – 100 Sangat Tinggi

2. 61 – 80 Tinggi

3. 41 – 60 Cukup

4. 21 – 40 Rendah

5. 0 – 20 Sangat Rendah

Sumber: dimodifikasi dari Widoyoko (2012: 111-115).

b. Lembar observasi keterampilan proses sains

Keterampilan proses sains diamati dengan menggunakan lembar

observasi yang berisi tentang aspek-aspek keterampilan proses sains.

Page 54: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

39

Lembar observasi keterampilan proses sains terdiri dari 7 aspek, yaitu

mengamati, hipotesis, memprediksi, melakukan percobaan,

menginterpretasi data, berkomunikasi, dan menyimpulkan. Lembar

observasi keterampilan proses terlampir.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil ulangan harian siswa untuk mencari

hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

terhadap hasil belajar siswa.

a. Analisis Instrumen Tes

Bentuk tes dalam penelitian ini adalah tes berbentuk pilihan jamak.

Prosedur yang akan dilakukan dalam penyusunan instrumen tes yaitu:

1) menyusun kisi-kisi soal yang mencakup pokok bahasan yang akan

diujikan dan aspek keterampilan proses sains, 2) menyusun butir soal

tes serta kunci jawaban berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Instrumen

tes ini sebelum diujikan pada siswa terlebih dahulu akan diuji

kelayakannya dengan melihat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran

serta daya beda yang baik.

1) Tes Pengetahuan

Tes pengetahuan digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa

tentang materi ekosistem. Tes pengetahuan berisi 30 pertanyaan

dalam bentuk pilihan jamak. Setiap jawaban yang benar bernilai

satu, sedangkan jawaban salah bennilai nol. Jadi, skor maksimum

untuk tes pengetahuan adalah 30. Perhitungan tes pengetahuan

Page 55: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

40

menurut Purwanto (2013: 112) menggunakan rumus sebagai

berikut.

S =

Keterangan:

S = Nilai tes

R = Jumlah skor soal yang dijawab benar

N = Skor maksimum dari tes

Data dari tes pengetahuan berbentuk data interval yang selanjutnya

digunakan dalam mencari hubungan antara pelaksanaan praktikum

dan keterampilan proses sains terhadap hasil belajar siswa. Nilai tes

yang telah diperoleh kemudian diklasifikasikan sesuai kriteria

tingkat pengetahuan siswa pada tabel 7.

Tabel 7. Kriteria Tingkat Pengetahuan Siswa

No. Skor Kriteria

1. 81 – 100 Sangat Tinggi

2. 61 – 80 Tinggi

3. 41 – 60 Cukup

4. 21 – 40 Rendah

5. 0 – 20 Sangat Rendah

Sumber: Arikunto (2010: 375).

2) Validitas Tes

Tes akan di uji validitas isinya dengan melihat kesesuaian isi tes

dengan indikator pencapaian kompetensi yang ingin dicapai dalam

pembelajaran. Selanjutnya, penilaian kesesuaian isi tes terhadap

kompetensi dan indikator dilakukan oleh guru bidang studi biologi

di tempat penelitian. Guru yang melakukan penilaian ini

diasumsikan sudah paham mengenai kurikulum yang diterapkan.

Aspek yang dinilai meliputi kesesuaian isi instrumen tes dengan

Page 56: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

41

kisi-kisi instrumen tes, dan kesesuaian bahasa. Instrumen penilaian

yang akan digunakan berupa daftar check list.

Soal – soal yang sudah valid kemudian diuji cobakan kepada siswa

anggota populasi yang tidak termasuk ke dalam sampel. Data hasil

uji coba tersebut akan diolah menggunakan Microsoft Office Excel

untuk melihat reliabilitas dari tes tersebut.

Interpretasi validitas suatu butir soal menggunakan kriteria yang

disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Kriteria Validitas

Koefisien Validitas (rxy) Kriteria

0,81 <rxy≤ 1,00 Sangat tinggi

0,61 <rxy≤ 0,80 Tinggi

0,41 <rxy≤ 0,60 Cukup

0,21 <rxy≤ 0,40 Rendah

0,00 <rxy≤ 0,20 Sangat rendah

Sumber: Arikunto (2013: 87).

3) Realiabilitas Tes

Reliabilitas digunakan untuk melihat sejauh mana instrumen tes

dapat dipercaya dalam suatu penelitian. Instrumen tes yang reliabel

adalah instrumen tes yang menghaslkan nilai yang tetap atau

konsisten dalam mengukur aspek yang akan diukur. Bentuk tes

dalam penelitian ini adalah tes pilihan jamak, sehingga menghitung

koefisien reliabilitasnya menggunakan rumus Alpha (Arikunto,

2011: 109).

Page 57: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

42

(

) (

)

dimana :

(

) (

∑ )

Keterangan:

= koefisien reliabilitas

n = banyak butir soal ∑

= jumlah dari varians skor tiap butir soal

= varians total

N = jumlah responden

∑ = jumlah kuadrat semua data

∑ =jumlah semua data.

Menurut Arikunto (2011: 210), menginterpretasi reabilitas suatu

butir soal, menggunakan kriteria yang disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Kriteria Reliabilitas

Koefisien Reliabitas Kriteria

0,80 < ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < ≤ 0,60 Cukup

0,20 < ≤ 0,40 Rendah

0,00 < ≤ 0,20 Sangat Rendah

Sumber: Arikunto (2011: 210).

4) Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk membedakan antara siswa yang

memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan

rendah. Nilai siswa diurutkan dari nilai tertinggi sampai dengan

nilai terendah, kemudian nilai siswa tersebut dikelompokkan

menjadi kelompok siswa atas dengan kategori kemampuan tinggi

dan kelompok siswa bawah dengan kategori kemampuan rendah.

Page 58: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

43

Menurutu Arikunto (2011:213), Indeks daya pembeda dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

DP = indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

JA = rata-rata nilai kelompok atas pada butir soal yang diolah

JB = rata-rata nilai kelompok bawah pada butir soal yang diolah

IA = skor maksimal butir soal yang diolah.

Nilai indeks daya pembeda butir soal yang telah diperoleh

kemudian diinterpretasikan sesuai dengan tabel di bawah ini.

Tabel 10. Kriteria Indeks Daya Pembeda

Koefisien Daya Pembeda Kriteria

-1,00 – 0,00 Sangat Buruk

0,01 – 0,20 Buruk

0,21 – 0,30 Cukup

0,31 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Sangat Baik

Sumber: Arikunto (2011: 213)

5) Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran digunakan untuk melihat derajat kesukaran suatu

butir soal. Menurut Sudijono (2011: 372), tingkat kesukaran

dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

TK = tingkat kesukaran suatu butir soal

JT = jumlah skor yang diperoleh siswa pada suatu butir soal

IT = jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada

satu butir soal.

Page 59: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

44

Nilai tingkat kesukaran suatu butir soal yang telah diperoleh

kemudian diinterpretasikan sesuai dengan Tabel . Berdasarkan uji

tingkat kesukaran, suatu butir soal yang akan digunakan dalam

penelitian adalah butir soal yang memiliki tingkat kesukaran

mudah, sedang dan sukar.

Tabel 11. Kriteria Indeks Tingkat Kesukaran

Nilai Kriteria

0,00 – 0,15 Sangat Sukar

0, 16 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 0,85 Mudah

0,86 – 1,00 Sangat Mudah

Sumber: Sudijono (2011: 372).

Page 60: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

60

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Terdapat hubungan antara pelaksanaan praktikum dengan hasil belajar siswa

kelas X di SMA Negeri 16 Bandar Lampung pada materi Ekosistem.

2. Terdapat hubungan antara keterampilan proses sains dengan hasil belajar

siswa kelas X di SMA Negeri 16 Bandar Lampung pada materi Ekosistem.

3. Tidak terdapat hubungan pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses

sains secara simultan terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMA Negeri

16 Bandar Lampung pada materi Ekosistem.

B. Saran

1. Peneliti selanjutnya diharapkan membuat soal – soal ulangan harian yang

dapat mengukur keterampilan proses sains.

2. Peneliti selanjutnya dapat menyediakan alat – alat praktikum yang

memadai.

3. Peneliti selanjutya diharapkan dapat melaksanakan praktikum ekosistem di

tempat yang berbeda dengan keanekaragaman hayati yang tinggi.

Page 61: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

61

DAFTAR PUSTAKA

Agung W. Subiantoro. 2010. Pentingnya Praktikum dalam Pembelajaran IPA.

Prosiding,Kegiatan PPM “Pelatihan Pengembangan Praktikum IPA

Berbasis Lingkungan” bagi guru-guru MGMP IPA SMP Kota Yogyakarta.

MGMP Yogyakarta. Yogyakarta.

Akbar, B. & Rustaman, N. 2011. Kemampuan mahasiswa PGSD dalam

keterampilan proses sains dan pengembangan instrument penilaianya.

Uhamka. Jakarta.

Akinbobola, A.O., Afolabi, F. 2010. Analysis of Science Process Skills in West

African Senior Secondary School Certificate Physics Practical

Examinations in Nigeria. American-Eurasian Journal of Scientific

Research 5 (4): 234-240. IDOSIPublications.

Ali, M. 1992. Strategi Penelitian Pendidikan. Angkasa. Bandung.

Arifin, Zainal. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Filosofi, Teori dan

Aplikasinya. Lentera Cendikia. Surabaya.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka

Cipta. Jakarta.

Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Campbell, N.A., J. B. Reece. Biologi Edisi 8 Jilid 3. Penerbit Erlangga. Jakarta.

456 hlm.

Dahar, Ratna Willis. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Erlangga.

Jakarta .

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Gava Media. Yogyakarta.

Page 62: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

62

Decaprio, Richard. 2013. Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik di Sekolah. DIVA

Press. Yogyakarta.

Devi, Rukmana. 2011. Metode Analisis Kualitatif. Pustaka Utama. Bandung.

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Duit, R., dkk. 2012. The Model of Educational Reconstruction-A Framework for

Improving Teaching and Learning Science. Science Education Research

and Practice in Europe. 13-37.

Ependi, Darlen Sikumbang, dan Pramudiyanti. 2013. Pengaruh Metode Praktikum

Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Keragaman

Sistem Organisasi Kehidupan. Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi

Ilmiah. Vol 1. No. 5 (2013).

Frankel, J. P. & Wallen N. E. 2008. How to Design and Evaluate Research in

Education. McGraw-Hill Companies, Inc. New York.

Irnaningtyas, 2016. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Penerbit Erlangga. Jakarta.

472 hlm.

Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Multi Presindo.

Yogyakarta.

Kemendikbud. 2013. Kerangka Dasar Kurikulum 2013. Kementerian

Pendidikandan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar. Jakarta.

Khairi, M., Sarong, M. S., & Abdullah. (2016). Hubungan Keterampilan Proses

Sains dengan Hasil Belajar Siswa Melalui Pemanfaatan Media Alami

dipandu Modul pada Submateri Invertebrata di Mas Babun Najah Banda

Aceh. Jurnal EduBio Tropika , 4 (2), 1-52.

Koballa dan Chiappetta. 2010. Science Instruction in the Middle and Secondary

Schools. Pearson. USA.

Page 63: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

63

Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. PT

Refika Adiatama. Bandung.

Mahmudin. 2010. Komponen Penilaian KPS. Mahmudin (Ed). Oktober 2010.

Diakses pada 7 Desember 2018 dari http://mahmudin.wordpress.com/-

2010/10/komponen-penilaian-k-p-s/tembolok.html.

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.

Bandung.

Munandar, K. 2016. Pengenalan Laboratorium IPA-Biologi Sekolah. PT. Refika

Aditama. Bandung. 168 hlm.

Purwanti, Widhy. (2013). Langkah Pengembangan Pembelajaran IPA pada

Implementasi Kurikulum 2013( Materi Diklat penyusunan worksheets

integrated science process skils bagi guru IPA SMP kabupaten Sleman

menyongong implementasi kurikulum 2013)[Online]. (Diakses 17

Desember 2018 dari

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/purwanti-widhyhastuti-

spd-mpd/worksheet-integrated-sc.pdf).

Nugraha. 2008. Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini. JILSI

Foundation. Bandung.

Nuh, Usep. 2010. Fisika SMA Online: Keterampilan Proses Sains. Artikel

Pendidikan. Diakses pada tanggal 6 Desember 2018 dari

http://fisikasmaonline.blogspot.com/keterampilan-proses-sains.html.

Nurmala. 2014. Pengaruh Penerapan Metode Socratic Circles Disertai Media

Gambar Terhadap Aktivitas dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada

Mater Pokok Pencemaran Lingkungan. Skripsi. Universitas Lampung.

Bandar Lampung. 57 hlm.

Nurohman, Sabar. 2010. Penerapan Seven Jump Method (SJM) Sebagai Upaya

Peningkatan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa. FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Nurhayati, B. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Cet 1. Badan Penerbit Universitas

Makassar. Makasar.

Page 64: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

64

Ongowo, R.O., dan Indoshi, F.C. 2013. Science Process Skills in the Kenya

Certificate of Secondary Education Biology Practical Examinations.

Creative Education Vol. 4 (11): 713 – 717.

Ozturk, N., Tezel, O., dan Acat, M. M. 2010. Science Process Skills Level of

Primary School Seventh Grades Students in Science and Technology

Lesson. Journal of Turkish Science Education, Vol. 3 (7): 15 – 28.

Pratiwi, DMD. Sulistiono, & Dwi, AB. 2013. Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang

Diajar dengan Metode Ceramah dan Praktikum pada Materi Gaya pada

Siswa Kelas IV SDN 1 Sebalor Kediri Tahun 2012/2013. Prosiding

Seminar Biologi Vol 10 No. 1. Seminar Nasional X Pendidikan Biologi.

Purwanto. 2013. Evaluasi hasil belajar. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Rifa’i, Achmad dan Chatarina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. UNNES

PRESS. Semarang.

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.

Samatowa,Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah dasar. Indeks. Jakarta.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Sudijono, Anas. 2011. Evaluasi Pedidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,

dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Suprijono, Agus. 2011. Model Pembelajaran Kooperatif. Bumi Aksara. Jakarta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Page 65: HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN …digilib.unila.ac.id/58280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan antara pelaksanaan praktikum dan keterampilan proses sains

65

Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan

Konseling. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif –Progresif. Rineka Cipta.

Jakarta.

Tusmiana, Deswati, & Lisa. 2006. Hubungan Kegiatan Praktikum dengan Hasil

Belajar IPA Biologi Siswa Kelas VIII SMPN 12 Padang. Ejurnal Bung

Hatta. Diakses pada 6 Desember 2018 dari

http://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php?journal=JFKIP&page=article&

op=viewFile&path[]=8618&path[]=7263.

Widoyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Pustaka

Pelajar. Yogyakarta.

Winsi, Arinta. 2014. Profil Kemampuan Mahasiswa Biologi dalam Membuat LKS

IPA Jenjang SMP. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Wisudawati, A. W. & E. Sulistyowati. 2013. Metodologi Pembelajaran IPA.

Bumi Aksara. Jakarta. 280 hlm.

Yadav dan Mishra. 2013. A Study of Impact of Laboratory Approach on

Achievement and Process Skills in Science among is Standard Students.

International Journal of Scientific and Research Publications, Vol 3 (1).

Hal 8 – 14.