74
HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN PENGETAHUAN PENCEGAHAN ULKUS DIABETIK DI PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2013 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh: Wardatul Washilah 108104000054 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN PENGETAHUAN PENCEGAHAN ULKUS

DIABETIK DI PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2013

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh: Wardatul Washilah

108104000054

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen
Page 3: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen
Page 4: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen
Page 5: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Wardatul Washilah

NIM : 108104000054

Mahasiswa Program : Ilmu Keperawatan

Tahun Akademik : 2008

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi saya yang

berjudul :

HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN PENGETAHUAN PENCEGAHAN ULKUS DIABETIK DI PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2013 Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima

sangsi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 20 Juni 2012

Wardatul Washilah

Page 6: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

v

RIWAYAT HIDUP

Nama : Wardatul Washilah

Tempat/Tanggal Lahir : Probolinggo, 11 Mei 1991

Agama : Islam

Alamat : Desa Brani Kulon RT 06/02, Kec. Maron,

Probolinggo Jawa Timur

Telepon/Hp : 085310831188

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. RA Al-Kholafiah (1995-1996)

2. MIN Brani Kulon (1996-2002)

3. SLTP Nurul Jadid Paiton (2002-2005)

4. SMA Unggulan Haf-Sa Genggong (2005-2008)

5. S-1 Keperawatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2008-2012)

Page 7: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat,

Taufik, Hidayah serta Rizqi-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal Skripsi ini.

Sholawat serta salam senantiasa peneliti limpahkan kehadirat Nabi Muhammad SAW,

pembawa syari’ahnya bagi semua manusia dalam setiap waktu dan tempat sampai akhir

zaman. Atas rahmat dan karunia-Nya yang Maha besar sehingga peneliti dapat

menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul Hubungan Lama Menderita Diabetes

Melitus dengan Pengetahuan Pencegahan Ulkus Diabetik Di Puskesmas Ciputat Tahun

2013.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang peneliti

jumpai, namun Syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan Hidayah-Nya dan kesungguhan

yang disertai bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak

langsung, segala kesulitan dapat diatasi dengan sebaik-baiknya yang pada akhirnya proposal

skripsi ini dapat diselesaikan.

Oleh sebab itu sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan

terimakasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan hamba kesempatan untuk terus belajar di bangku

kuliah.

2. Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tajudin, Sp.And dan Drs. H. Ahmad Gholib, MA, selaku

dekan dan pembantu dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

vii

3. Bapak Waras Budi Utomo, S.Kep., M.Kes. dan Ibu Ns. Eni Nuraini Agustini, S.Kep.,

M.Sc., selaku ketua Program Studi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

dan dosen pembimbing, dengan ketulusan hati saya mengucapkan banyak

terimakasih.

4. Bapak Jamaludin, S.Kep, M.Kep., selaku dosen pembimbing skripsi, yang selama ini

telah meluangkan waktunya selama membimbing peneliti dengan ketulusan hati

mengucapkan terimakasih atas bimbingannya.

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen atau Staf Pengajar, pada lingkungan Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik dan Perpustakaan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kepala Puskesmas dan Seluruh Jajaran Staf Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan,

yang telah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk pengambilan data dan

penelitian. Sebagai bahan rujukan Proposal Skripsi.

8. Kementerian Agama RI yang telah membiayai perkuliahan selama saya kuliah sampai

sekarang, saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

9. Ucapan terimakasih peneliti haturkan kepada Ibunda tersayang ‘Sitrowati’ dan

Ayahanda yang terhormat ‘Hamid’ yang senantiasa memberikan dukungan penuh

berupa Nasehat yang memotivasi dan Do’a yang selalu mengiringi setiap langkahku

sehingga peneliti dapat menyelesaikan pendidikan pada jenjang perguruan tinggi.

Page 9: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

Viii

10. Adikku tersayang ‘Qotrun Nada Alawiyah’ yang turut mendoakan dan menjadi

motivator peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Terimakasih penulis ucapkan pada ‘oppa’ yang sangat membantu dan mendukung

penulis sampai penyelesaian skripsi ini. Terimakasih selalu mendampingi setiap

tahap penelitian yang penulis lakukan.

12. Teman- teman seperjuangan Program Studi Ilmu Keperawatan yang tidak dapat

peneliti sebutkan satu persatu. Terimakasih atas dukungan, semangat, kenangan

dan kebersamaan yang indah selama ini.

13. Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik CSS MoRA yang super, yang telah

banyak menginspirasi dan memotivasi peneliti.

Akhir kata peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga

peneliti dapat memperbaiki skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca yang

mempergunakannya terutama untuk kemajuan proses pendidikan selanjutnya.

Jakarta, 20 Juni 2012

Wardatul Washilah

Page 10: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………………………. i

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………….. ii

LEMBAR PERNYATAAN …………………………………………………………... iv

RIWAYAT HIDUP …………………………………………………………………. .. v

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………... ix

DAFTAR TABEL …………………………………………………………….….…... xii

DAFTAR BAGAN ………………………………………………………………....... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xiv

ABSTRAK ..................................................................................................................... xv

ABSTRACT .................................................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang …………………………………………………………………. 1

B. Rumusan masalah .................................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 5

1. Tujuan Umum ................................................................................................. 5

2. Tujuan Khusus ................................................................................................ 5

D. Manfaat Hasil Penelitian ....................................................................................... 6

1. Bagi Pendidikan Keperawatan ........................................................................ 6

2. Bagi Masyarakat ............................................................................................. 6

3. Bagi Institusi ................................................................................................... 6

4. Bagi Peneliti Selanjutnya ................................................................................ 6

Page 11: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 7

A. Pengetahuan .......................................................................................................... 7

1. Definisi ........................................................................................................... 7

2. Tingkat Pengetahuan ..................................................................................... 7

3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ...................................................... 8

4. Pengukuran Pengetahuan .............................................................................. 10

B. Ulkus Diabetik .................................................................................................... 11

1. Definisi ......................................................................................................... 13

2. Klasifikasi Ulkus Diabetik ............................................................................ 15

3. Tanda dan Gejala Ulkus Diabetik ................................................................. 17

4. Prenatalaksanaan .......................................................................................... 17

C. Pencegahan Ulkus Diabetik ................................................................................ 18

D. Penelitian Terkait ................................................................................................ 20

E. Kerangka Teori .................................................................................................... 22

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ........................ 22

A. Kerangka Konsep ................................................................................................ 23

B. Definisi Operasional ............................................................................................ 24

C. Hipotesis .............................................................................................................. 24

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 25

A. Desain Penelitian ................................................................................................ 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................... 25

C. Populasi dan Sampel ........................................................................................... 26

D. Instrument Penelitian ........................................................................................... 27

E. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen ............................................................... 28

F. Pengolahan Data .................................................................................................. 29

G. Analisis Statistik .................................................................................................. 30

H. Etika Penelitian ................................................................................................... 31

BAB V HASIL PENELITIAN ...................................................................................... 32

Page 12: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

xi

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................... 33

B. Analisa Univariat ................................................................................................. 35

C. Analisa Bivariat ................................................................................................... 40

BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................................... 41

A. Pembahasan Variabel .......................................................................................... 42

B. Keterbatasan Penelitian ....................................................................................... 43

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 45

A. Simpulan ............................................................................................................. 45

B. Saran ................................................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

xii

DAFTAR TABEL

No. tabel

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Lama Menderita Diabetes Melitus pada pasien di

Puskesmas Ciputat 2012

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pengetahuan pasien DM tentang pencegahan Ulkus

Diabetik di Puskesmas Ciputat

Tabel 5.3 Distribusi Prosentase Jawaban Tentang Pengetahuan Pencegahan Ulkus

Diabetik

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Lama Menderita Diabetes Melitus

dengan Pengetahuan Pencegahan Ulkus Diabetik pada Pasien Diabetes

Melitus di Puskesmas Ciputat tahun 2012

Page 14: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

xiii

DAFTAR BAGAN

No Bagan

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Page 15: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Informed consent

2. Kuesioner

3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

4. Output hasil analisa inivariat dan bivariat

5. Grafik Scatterplot

Page 16: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

xv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Skripsi, Januari, 2013 Wardatul Washilah, NIM :108104000054 Hubungan Lama Menderita Diabetes Melitus dengan Pengetahuan Pencegahan Ulkus Diabetik di Puskesmas Ciputat Tahun 2013 xvii + 47 halaman + 5 tabel + 2 bagan + 5 lampiran

ABSTRAK

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup. Dalam pengelolaan penyakit tersebut, selain tenaga kesehatan, peran pasien dan keluarga sangat penting. Penderita DM beresiko 29 kali untuk terjadi ulkus diabetika. Sehingga pengetahuan pasien DM tentang pencegahan ulkus diabetik menjadi sangat penting. Ulkus diabetik adalah infeksi, ulserasi yang berhubungan dengan neuropati dan penyakit vaskuler perifer pada tungkai bawah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan lama menderita DM dengan pengetahuan pencegahan ulkus diabetik. Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen. Sampel yang dipilih dengan insidental sampling akan mengisi kuesioner dan evaluasi hasil penelitian dilakukan dengan melihat skor atau jumlah nilai benar dibandingkan untuk menilai pengetahuan dengan lamanya pasien menderita DM.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara lama menderita DM dengan pengetahuan pencegahan ulkus diabetik. Dengan nilai p = 0,061. Analisis bivariat dengan Regresi Linier Sederhana didapatkan nilai slope 0,847. Hal ini berarti setiap perubahan satu satuan dari lama menderita Diabetes Melitus akan diikuti perubahan Pengetahuan Pencegahan Ulkus Diabetik sebesar 0,847. Prosentase pengetahuan pasien DM yang menjawab benar semua pertanyaan dalam kuesioner hanya 6,7%.

Kata Kunci : Lama Menderita DM, Pengetahuan Pencegahan Ulkus Diabetik,

Daftar bacaan 24 (2002-2013)

Page 17: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

xvi

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

SCHOOL OF NURSING

ISLAMIC STATE UNIVERSITY (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Undergraduates Thesis, January 2013

Wardatul Washilah, NIM :108104000054 Relationship Between the Long-Suffering Diabetes With Diabetic Ulcer Prevention Knowledge in Year 2013

xvii + 47 pages + 5 tables + 2 charts + 5 attachments

ABSTRACT

Diabetes mellitus (DM) is a chronic disease that will suffer for life. In the management of the disease, in addition to health, the role of the patient and family is essential. Diabetics are at risk of going 29 times for diabetic ulcers. So knowledge about the prevention of diabetic ulcers are very important. Diabetic ulcers are infection, ulceration associated with neuropathy and peripheral vascular disease in the lower limbs. This study aims to look at the relationship long-suffering diabetes with diabetic ulcer prevention knowledge. The design of this study is Cross Sectional Study using the questionnaire as an instrument. Samples were selected by incidental sampling will fill out a questionnaire and evaluation of the results of research carried out by looking at the score or the number of true value compared to assess the knowledge of the length of patients suffering DM.result showed that there was no link between long suffered from diabetes mellitus with diabetic ulcer prevention knowledge. With a value of p = 0.061. Bivariate analysis with Simple Linear Regression slope values obtained 0.847. This means that any change in one unit of the long-suffering Diabetes Mellitus will be followed by changes in Diabetic Ulcer Prevention Knowledge of 0.847. The percentage of patients' knowledge of diabetes who answered correctly all the questions in the questionnaire only 6.7%. Keywords: Long Suffering DM, Diabetic Ulcer Prevention Knowledge, Reading list of 24 (2002-2013)

Page 18: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem kesehatan nasional menyatakan bahwa segala upaya dalam

pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai derajat

kesehatan yang lebih tinggi yang memungkinkan orang hidup lebih produktif

baik sosial maupun ekonomi. Meningkatnya status sosial ekonomi, pelayanan

kesehatan masyarakat, perubahan gaya hidup, bertambahnya umur harapan

hidup, maka indonesia mengalami pergeseran pola penyakit dari penyakit

menular menjadi penyakit tidak menular, hal ini dikenal dengan transisi

epidemiologi. Kecenderungan meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular

salah satunya adalah Diabetes Mellitus (Hastuti, 2008).

Diabetes Melitus (DM) disebut juga The Great Imitator karena dapat

mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai keluhan (Suyono,

2005). DM merupakan penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup.

Dalam pengelolaan penyakit tersebut, selain dokter, perawat, ahli gizi dan

tenaga kesehatan lain, peran pasien dan keluarga menjadi sangat penting.

Edukasi kepada pasien dan keluarganya guna memahami lebih jauh tentang

perjalanan penyakit DM, pencegahan, penyulit DM dan penatalaksanaannya

Page 19: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

2

akan sangat membantu meningkatkan keikutsertaan mereka dalam usaha

memperbaiki usaha hasil pengelolaan (PERKENI, 2006) .

Menurut survei yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO)

jumlah penderita DM di Indonesia pada tahun 2000 terdapat 8.4 juta orang,

jumlah tersebut menempati urutan ke-4 dunia, sedangkan urutan di atasnya

adalah india (31.7juta ), Cina(42.3 juta), Amerika Serikat (30.3 juta) dan

Indonesia (21.3 juta). Jumlah penderita Diabetes melitus tahun 2000 di dunia

termasuk Indonesia tercatat 175.4 juta orang, dan diperkirakan tahun 2020

menjadi 300 juta orang dan 2030 menjadi 366 juta orang (Soegondo, 2008).

Di Indonesia berdasarkan penelitian epidemiologis secara epidemiologi,

diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di

Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetes Care, 2004). Sedangkan hasil

Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi

penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah

perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%, dan daerah pedesaan, DM

menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8% (Kemenkes, 2007).

DM dibandingkan dengan non DM mempunyai kecenderungan dua kali

lebih mudah mengalami trombosis serebral. Komplikasi menahun DM di

Indonesia untuk terjadinya ulkus diabetika sebanyak 15% (Soegondo, 2008).

Penderita DM beresiko 29 kali terjadi ulkus diabetika. Ulkus diabetika

merupakan luka terbuka pada permukaan kulit yang disebabkan adanya

makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insufisiensi dan neuropati. Ulkus

Page 20: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

3

diabetika mudah sekali menjadi infeksi karena masuknya kuman atau bakteri

dan adanya gula darah yang tinggi menjadi tempat strategis untuk pertumbuhan

kuman (Riyanto, 2007 dalam Hastuti, 2008)

Ulkus diabetik merupakan luka dengan angka kejadian paling sering

muncul dibandingkan tukak lain dari keseluruhan pasien yang mengalami

tukak. Dari 202 pasien yang mengalami tukak, 184 di antaranya merupakan

pasien tukak diabetik. Sementara, sisanya adalah tukak dekubitus, tukak vena,

dan tukak arteri (Divisi Bedah Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia, 2009).

Ulkus diabetik terutama terjadi pada penderita DM yang telah menderita 10

tahun atau lebih, apabila kadar glukosa darah tidak terkendali, karena akan

muncul komplikasi yang berhubungan dengan vaskuler sehingga mengalami

makroangiopati-mikroangiopati yang akan terjadi vaskulopati dan neuropati

yang mengakibatkan menurunnya sirkulasi darah dan adanya robekan/luka

pada kaki Penderita diabetik yang sering tidak dirasakan (Hastuti, 2008)

Penelitian di USA oleh Boyko (1999) pada 749 penderita DM dengan hasil

bahwa lama menderita DM ≥ 10 tahun merupakan faktor risiko terjadinya

ulkus diabetika dengan RR-nya sebesar 3 (95 % CI : 1,2 – 6,9) (Hastuti, 2008).

Ulkus diabetika jika tidak segera mendapatkan pengobatan dan perawatan

maka akan meningkatkan resiko infeksi yang dalam keadaan lebih lanjut

memerlukan tindakan amputasi (Misnadiarly, 2006 dalam Hastuti, 2008). Di

RSCM tahun 2003, masalah ulkus diabetika merupakan masalah serius,

sebagian besar penderita DM dirawat katena mengalami ulkus diabetika.

Page 21: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

4

Angka kematian dan angka amputasi cukup tinggi, masing-masing sebesar

32.5% dan 23.5% penderita DM paska amputasi sebanyak 14.3% akan

meninggal dalam setahun dan 37% akan meninggal dalam 3 tahun (PERKENI,

2006).

Ulkus diabetik merupakan komplikasi DM yang dapat dicegah atau

diminimalkan kejadiannya. Hal ini dapat dilakukan dengan pencegahan ulkus

diabetik, seperti perawatan kaki dan pemakaian alas kaki yang tepat. Sehingga

pengetahuan pencegahan ulkus menjadi sangat penting. Pengetahuan

merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui

panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga ( Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan pasien tentang perawatan DM

diperoleh 53,1% pengetahuan pasien kurang (Saputra, 2011).

Pasien dengan ulkus diabetik dan yang berisiko tinggi harus diajarkan

mengenai faktor risiko dan manajemen yang tepat. Pasien yang beresiko harus

memahami implikasi dari hilangnya sensasi protektif, pentingnya pemeriksaan

kaki setiap hari, perawatan yang tepat pada kaki, termasuk kuku dan perawatan

kulit,dan pemilihan alas kaki yang sesuai. Untuk mengontrol komplikasi ulkus

diabetik, pengetahuan pasien dan praktek dapat berkontribusi untuk mencegah

ulkus diabetik (Pollock, Unwin, & Connolly, 2003). Menurut penelitian Sayeed

(2005), perawatan kaki dapat menurunkan masalah kaki sebesar 40% pada

pasien Diabetes melitus.

Page 22: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

5

B. Rumusan masalah

Meningkatnya penderita DM yang berisiko tinggi terjadi ulkus semakin

meningkat setiap tahunnya. Lama menderita Diabetes melitus merupakan

faktor resiko terjadinya ulkus diabetik. Terjadinya ulkus diabetik dapat dicegah

dengan perawatan kaki yang baik dan pemilihan sepatu yang tepat. Pencegahan

ini dapat dilakukan jika pengetahuan pasien memadai. Menurut Notoatmodjo

pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman (lamanya menderita Diabetes),

sehingga dalam penelitian ini peneliti ingin melihat seberapa erat hubungan

lama menderita Diabetes Melitus dengan pengetahuan pencegahan ulkus

diabetik.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui hubungan antara lama menderita diabetes dengan

pengetahuan pasien tentang pencegahan ulkus diabetik.

2. Tujuan khusus

a. Melihat lama menderita Diabetes Melitus

b. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang pencegahan ulkus

diabetik

c. Mengetahui hubungan lama menderita diabetes dengan tingkat

pengetahuan pasien tentang pencegahan ulkus diabetik

Page 23: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

6

D. Manfaat Penelitian

1. Institusi

Untuk memberikan informasi bahwa penderita ulkus diabetik yang

lama dan yang baru pengetahuannya tentang pencegahan ulkus

diabetik sama atau berbeda. Sehingga institusi dapat membuat program

lebih baik agar peningkatan pengetahuan ini dapat tercapai.

2. Masyarakat

Mengetahui pentingnya pengetahuan pencegahan ulkus diabetik.

Sehingga masyarakat akan mempunyai keinginan untunk mengetahui

lebih banyak tentang pencegahan ulkus diabetik ini.

3. Peneliti

Sebagai bahan masukan untuk peneliti berikutnya.

4. Ilmu Pengetahuan

Sebagai bahan kepustakaan tentang hubungan lama menderita terhadap

pengetahuan pasien DM terhadap pencegahan ulkus diabetik.

Page 24: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengetahuan

1. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan ini terjadi

melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

perilaku seseorang ( Notoatmodjo, 2007).

Menurut Bloom dan skinner (2003), pengetahuan adalah kemampuan seseorang

untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban

baik lisan ataupun tulisan. Jawaban tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu

stimulasi yang berupa pertanyaan baik lisan ataupun tulisan.

2. Tingkat pengetahuan dalam kognitif

a). Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan

yang sudah diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah.

b). Memahami berarti mampu menjelaskan secara benar tentang objek yan

diketahuinya dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c). Aplikasi adalah kemampuan menjabarkan materi atau objek kedalam

bagian-bagian yang lebih kecil, tetapi masih dalam struktur organisasi dan

ada kaitannya satu sama lain.

Page 25: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

8

d). Sintesis merupakan kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi

yang sudah ada.

e). Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu

materi atau objek. (Notoatmodjo, 2003)

3. Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a. Menurut Notoatmodjo (2003: 18) faktor internal dan faktor eksternal

yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan Faktor internal yaitu Jasmani

diantaranya adalah kesehatan indera seseorang sedang faktor Rohani diantaranya

adalah kesehatan psikis, intelektual, psikomotor, serta kondisi afektif dan kognitif

individu. Faktor internal dan eksternal ini jika diperluas lagi akan terbagi sebagai

berikut:

a. Intelegensi

Intelegensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang

memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Orang

berpikir menggunakan inteleknya atau pikirannya. Cepat atau tidaknya dan

terpecahkan tidaknya suatu masalah tergantung kemampuan intelegensinya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam komunikasi

adalah taraf intelegensi seseorang. Secara commonsence dapat dikatakan

bahwa orang yang lebih intelegen akan lebih mudah menerima suatu pesan.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang mempunyai taraf

intelegensi ntinggi akan mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya.

b. Pendidikan

Tugas-tugas dari pendidikan adalah memberikan atau meningkatkan

pengetahuan, menimbulkan sifat positif, serta memberikan ataumeningkatkan

kemampuan masyarakat atau individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan,

Page 26: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

9

sehingga dicapai suatu masyarakat yang berkembang. Pendidikan formal dan

non formal. Sistem pendidikan yang berjenjang diharapkan mampu

meningkatkan pengetahuanmelalui pola tertentu (Notoatmodjo: 2003; 18). Jadi

tingkat pengetahuan seseorang terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh

tingkat pendidikan.

c. Pengalaman

Menurut teori Determinan perilaku yang disampaikan WHO,

menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu

salah satunya disebabkan karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri

seseorang yang terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-

kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objek tersebut,

dimana seseorang mendapatkan pengetahuan baik dari pengalaman pribadi

maupun pengalaman oranglain (Notoatmodjo: 2003; 143)

d. Informasi

Teori depedensi mengenai efek komunikasi massa, disebutkan bahwa

media massa dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peranan

penting dalam proses pemeliharaan, perubahan, dan konflik dalam tatanan

masyarakat, kelompok atau individu dalam aktivitas sosial dimana media

massa ini nantinya akan mempengaruhi fungsi kognitif, afektif, dan

behavioral. Pada fungsi kognitif diantaranya adalah berfungsi untuk

menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan

sistem, keyakinan masyarakat dan penegasan atau penjelasan nilai-

nilaitertentu (Notoatmodjo: 2003; 102). Media dibagi menjadi tiga yaitu media

cetak yang meliputi booklet, leaflet, rubrik yang terdapat pada surat kabar atau

Page 27: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

10

majalah dan poster. Kemudian media elektronik yang meliputi televisi, video,

slide, dan film serta papan (billboard) (Notoatmodjo: 2003; 99)

e. Kepercayaan

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang, mengenai apa yang

berlaku bagi objek sikap, sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan

menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan

dari objek tertentu.

f. Umur

Umur dapat mempengaruhi seseorang, semakin cukup umur tingkat

kemampuan; kematangan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan

menerima informasi.

g. Sosial budaya

Sosial budaya termasuk di dalamnya pandangan agama, kelompok etnis

dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam penerapan nilai-

nilai keagamaan untuk memperkuat super egonya.

h. Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkah lakunya .Individu

yang berasal dari keluarga yang bestatus sosial ekonomi baik dimungkinkan

lebih memiliki sikap positif memandang diri dan masa depannya dibandingkan

mereka yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah.

4. Pengukuran Pengetahuan

Dua cara pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar yaitu,

mendasarkan diri pada rasional dan pengalaman. Cara pengukuran pengetahuan dalam

penalitian bisa menggunakan angket dan biasanya dituliskan dalam prosentase. Baik =

76-100%; Cukup = 56-75%; Kurang = ≤55% (Nursalam, 2003: 124).

Page 28: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

11

Hidayat (2007) menjelaskan bahwa salah satu skala yang dapat digunakan dalam

mengukur pengetahuan adalah menggunakan skala Guttman. Skala guttman terdiri

dari benar-salah atau ya-tidak. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan skala

guttman dengan pilihan jawaban benar dan salah dalam pengukuran pengetahuan

klien tentang pencegahan ulkus diabetik.

B. Diabetes Melitus

1. Definisi

Diabetes Melitus (DM) disebut juga The Great Imitator karena dapat mengenai

semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai keluhan (Suyono,2005)

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis serius yang disebabkan oleh faktor

keturunan atau lingkungan. DM adalah gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan

protein yang berhubungan dengan defisiensi relatif atau absolut kerja insulin yang

ditandai dengan hiperglikemia (powers AC, 2005 dalam eva, 2008)

2. Komplikasi Diabetes melitus

DM dapat menyerang hampir seluruh sistem tubuh manusia, mulai dari kulit

sampai jantung. Bentuk- bentuk komplikasi itu bisa berupa masing-masing pada

sistem:

1. Sistem kardiovaskuler: hipertensi, infark miokard, insufisiensi koroner.

2. Mata: retinopati diabetika, katarak.

3. Saraf: neuropati diabetika

4. Paru-paru: TBC

5. Ginjal: pielonefritis, glumerulosklerosis

6. Hati: sirosis hepatik

7. Kulit: gangren, ulkus, furunkel(Bustan, 2007).

Page 29: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

12

C. Ulkus Diabetik

1. Definisi

Ulkus diabetik adalah infeksi, ulserasi, atau destruksi jaringan ikat dalam yang

berhubungan dengan neuropati dan penyakit vaskuler perifer pada tungkai bawah.

Hiperglikemia pada DM yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai

komplikasi kronis yaitu neuropati perifer dan angiopati. Dengan adanya angiopati

perifer dan neuropati, trauma ringan dapat menimbulkan ulkus pada penderita DM.

Ulkus DM mudah terinfeksi karena respon kekebalan tubuh pada penderita DM

biasanya menurun. Ketidaktahuan pasien dan keluarga membuat ulkus bertambah

parah menjadi gangren yang terinfeksi (Waspadji, 2006).

Ulkus diabetik adalah salah satu bentuk komplikasi kronik DM berupa luka

terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai kematian jaringan setempat

(Frykberb R. G., 2002, dalam Rini, 2008)

Ulkus diabetik merupakan pennyebab tersering dilakukannya amputasi yang

didasari oleh kejadian non traumatik. Resiko amputasi 15-40 kali lebih sering pada

penderita DM dibandingkan dengan non DM. Sebagian besar amputasi pada ulkus

diabetik bermula dari ulkus pada kulit. Bila dilakukan deteksi dini dan pengobatan

yang adekuat akan mengurangi kejadian tindakan amputasi. Ironisnya evaluasi dini

dan penanganan yang adekuat di rumah sakit tidak optimal (Darcoli, 2007).

2. Etiologi

Faktor-faktor yang berpengaruh atas terjadinya ulkus diabetik dibagi menjadi

faktor endogen dan eksogen;

a. Faktor endogen ; genetik, metabolik, angiopati diabetik dan neuropati diabetik.

b. Faktor eksogen ; trauma, infeksi, obat.

3. Patofisiologi

Page 30: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

13

Terjadinya ulkus diabetik diawali adanya hiperglikemia pada penyandang DM

yang menyebabkan kelainan pada pembuluh darah. Neuropati, baik neuropati sensorik

maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan berbagai perubahan pada kulit

dan otot, yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada

telapak kaki dan selanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus. Adanya

kerentanan terhadap infeksi menyebabkan infeksi mudah merebak menjadi infeksi

yang lebih luas. Faktor aliran darah yang kurang juga akan lebih lanjut menambah

rumitnya pengelolaan kaki diabetes. Berikut gambar patofisiologi terjadinya ulkus

diabetik:

Infeksi

Diabetes melitus

neuropati

Neuropati

Somatik

Penyakit vaskular

periperal

Hiperlipidemia

merokok

Otot hipotropik

Masalah

Ortopedi

Pain sensasion

menurun

Limited joint

movement

Keringat

menurun

Altered

blood flow

Autonomic

neuropathy

Engorged

vein, warm

foot

Dry skin fissura Plantar pressure

Ischemic limb Ulkus pada kaki

Callus

Page 31: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

14

Bulton AJM. Diabetic Med. Dalam Waspadji, 2006

4. Klasifikasi

Klasifikasi Ulkus diabetik pada penderita Diabetes melitus menurut Wagner

dikutip oleh Rini, terdiri dari 6 tingkatan :

a. Tingkatan 0 = Tidak ada luka terbuka, kulit utuh.

b. Tingkatan 1 = Ulkus superfisialis, terbatas pada kulit.

c. Tingkatan 2 = Ulkus lebih dalam sering dikaitkan dengan inflamasi

jaringan.

d. Tingkatan 3 = Ulkus yang melibatkan tulang, sendi dan formasi abses.

e. Tingkatan 4= Ulkus dengan kematian jaringan tubuh terlokalisir seperti

pada ibu jari kaki, bagian depan kaki atau tumit.

f. Tingkatan 5 = Ulkus dengan kematian jaringan tubuh pada seluruh kaki.

Suatu klasifikasi lain yang juga praktis dan erat dengan pengelolaan adalah

klasifikasi yang berdasar pada perjalanan alamiah ulkus diabetik (Edmonds 2004-

2005):

a. Stage 1: Normal Foot

b. Stage 2 : High Risk Foot

c. Stage 3 : Ulcerated Foot

d. Stage 4: Infected Foot

e. Stage 5 : Necrotic Foot

f. Stage 6 : Unsavable Foot

Untuk stage 1 dan 2, pencegahan primer sangat penting, dan semuanyadapat

dikerjakan dalam pelayanan kesehatan primer baik oleh podiatrist, dokter umum atau

dokter keluarga.

Page 32: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

15

Untuk stage 3 dan 4 kebanyakan sudan memerlukan perawatan di tingkat

pelayanan kesehatan yang lebih memadai umumnya sudah memerlukan pelayanan

spesialistik.

Untuk stage 5, apalagi stage 6, jelas merupakan kasus rawat inap, dan jelas sekali

memerlukan kerja sama tim yang sangat erat, dimana harus ada dokter bedah,

terutama bedah vaskular/ ahli bedah plastik dan rekonstruksi.

5. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala ulkus diabetik yaitu:

a. Sering kesemutan.

b. Nyeri kaki saat istirahat.

c. Sensasi rasa berkurang.

d. Kerusakan jaringan (nekrosis).

e. Penurunan denyut nadi arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea.

f. Kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal.

g. Kulit kering (Misnadiarly, 2006).

6. Penatalaksanaan

Lebih dari 90% ulkus akan sembuh apabila diterapi secara komprehensif dan

multidisipliner, melalui upaya; mengatasi penyakit komorbid,

menghilangkan/mengurangi tekanan beban (offloading), menjaga luka agar selalu

lembab (moist), penanganan infeksi, debridemen, revaskularisasi dan tindakan bedah

elektif, profilaktik, kuratif atau emergensi sesuai dengan indikasi.

Pengelolaan ulkus diabetik dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu

pencegahan terjadinya ulkus diabetik dan pencegahan agar tidak terjadi kecacatan

yang lebih parah.

Page 33: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

16

7. Pencegahan ulkus diabetik

A. Pencegahan Primer

Pencegahan primer ini merupakan kiat kiat untuk pencegahan terjadinya ulkus

diabetik. Penyuluhan mengenai terjadinya ulkus diabetik sangat penting untuk

mencegah ulkus diabetik. Penyuluhan ini harus dilakukan pada setiap kesempatan

pertemuan pada penyandang DM, dan harus diingatkan kembali tanpa bosan. Hal-

hal kecil yang harus diketahui diantaranya adalah perawatan kaki, yaitu bagaimana

perawatan kaki yang baik. Kejadian yang tampak sepele dapat mengakibatkan

kejadian yang mungkin fatal. Demikian pula pemeriksaan yang nampak sepele

dapat memberikan manfaat yang sangat besar. Periksalah selalu kaki penderita DM

setiap setelah melepaskan sepatu dan kausnya (Waspadji, 2006).

Misnadiarly (2006) mengatakan pencegahan ulkus dapat dilakukan dengan

melakukan hal berikut:

1) Memperbaiki kelainan vaskuler.

2) Memperbaiki sirkulasi.

3) Pengelolaan pada masalah yang timbul.

4) Edukasi perawatan kaki ; kaki harus dicuci dengan teratur setiap hari.

Sesudah dicuci keringkan dengan seksama dan beri perhatian khusus pada

sela-sela jari kaki.

5) Pemberian obat-obat yang tepat untuk infeksi dan vaskularisasi, obat

penurunan gula darah maupun menghilangkan keluhan dan penyulit DM.

6) Olahraga teratur dan menjaga berat badan ideal.

7) Menghentikan kebiasaan merokok

8) Merawat kaki secara teratur setiap hari dengan cara:

a) Selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih

Page 34: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

17

b) Membersihkan dan mencuci kaki setiap hari dengan menggunakan air

suam-suam kuku dengan memakai sabun dan mengeringkan secara

sempurna terutama diantara jari-jari kaki.

c) Memakai krem kaki yang baik pada kulit dan tumit kaki yang retak-

retak, supaya kulit tetap mulus dan jangan menggosok antara sila-sela

jari kaki.

d) Tidak memakai bedak sebab ini akan membuat kulit menjadi kering

dan retak.

e) Kuku sebaiknya jangan digunting tapi dikikir. Rasa nyeri pada kaki

dapat berkurang, sehingga bila kulit disekitar kuku terluka tidaka akan

teerasa. Jangan kikir kuku terlalu pendek, atau terlalu dalam pada tepi

kanan kirinya. Bila penglihatan kurang terang mintalah oranglain untuk

merawat kaki, jangan lupa informasikan bahwa pasien penyandang

DM, dan oleh karena itu rasa sakit dikaki berkurang.

f) Memeriksa kaki dan celah kaki setiap hari apakah terdapat kalus, bula,

luka atau lecet

g) Menghindari penggunaan air panas atau bantal panas.

9). Penggunaan alas kaki tepat, dengan cara:

a) Jangan berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir.

b) Memakai sepatu yang sesuai atau sepatu yang nyaman untuk kaki dan

dipakai.

c) Sebelum memakai sepatu, memeriksa sepatu terlebih dahulu, kalau ada

batu atau lain-lain, karena dapat menyebabkan iritasi dan lukka

terhadap kulit.

Page 35: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

18

d) Sepatu harus terbuat dari kulit, kuat pas (cukup ruang untuk ibu jari

kaki dan tidak buleh dipakai tanpa kaos kaki).

e) Sepatu baru harus dipakai secara berangsur-angsur dan hati-hati.

f) Pakailah kaos kaki bila dingin dan ganti setiap hari.

g) Kaos kaki terbuat dari bahan wol atau katun, jangan memakai dari

bahan sintetis karena akan menyebabkan kaki berkeringat.

10). Menghindari obat-obat yang bersifat vasokonstriktor misalnya adrenalin,

ikotin.

11). Hindari trauma berulang.

12). Memeriksa diri secara rutin ke dokter dan memeriksa kaki setiap kontrol

walaupun ulkus diabetik sudah sembuh (Misnadiarly, 2006).

B. Pencegahan Sekunder

Dalam pengelolaan ulkus diabetik, kerjasama multi-disipliner sangat diperlukan.

Berbagai hal yang harus ditangani dengan baik agar diperoleh dasil pengelolaan yang

maksimal dapat digolongkan sebagai berikut dan semuanya harus dikelola bersama-sama:

a. Kontrol Metabolik

Keadaan umum paien harus diperhatikan dan diperbaiki. Kadar glukosa darah

diusahakan selalu senormal mungkin, untuk mempengaruhi berbagai faktor terkait

hiperglikemia yang dapat menghambat penyembuhan luka.

b. Kontrol Vaskular

Keadaan vaskular yang buruk tentu akan menghambat penyembuhan luka. Berbagai

langkah diagnostik dan terapi dapat dilakukan sesuai kondisi pasien. Umumnya

kelainan pembuluh darah perifer dapat dikenali melalui berbagai cara sederhana

seperti : warna dan suhu kulit, perabaan arteri Dorsalis Pedis dan arteri Tibialis

Posterior serta ditambah pengukuran tekanan darah

Page 36: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

19

c. Wound Control

Perawatan luka sejak pertama kali klien datang merupakan hal yang harus dikerjakan

dengan baik dan teliti. Evaluasi luka harus dikerjakan secermat mungkin. Klasifikasi

ulkus PEDIS dilakukan setelah debridemen yang adekuat.saat ini banyak sekali macam

dressing yang masing-masing tentu dapat dimanfaatkan sesuai dengan keadaan luka,

dan juga letak luka tersebut. Dressing yang digunakan mengandung komponen zat

penyerap seperti carbonate dressing, alginete dressing akan bermanfaat pada keadaan

luka yang masih produktif. Tetapi tindakan debridemen tetap menjadi syarat mutlak

yang harus dikerjakan terlebih dahulu sebelum mengklasifikasikan luka.

Beberapa terapi topikal dapat dimanfaatkan untuk mengurangi mikroba pada luka

seperti cairan salin sebagai pembersih luka dan lain lain. demikian pula berbagai cara

debridemen non suurgikal dapat dimanfaatkan untuk mempercepat pembersihan

jaringan nekrotik luka, seperti preparat enzim.

Jika luka sudah lebih baik dan tidak terinfeksi lagi, dressing seperti hydrocolloid

dressing yang dapat dipertahankan beberapa hari dapat digunakan. Tentu saja untuk

penyembuhan luika kronik seperti ulkus diabetik, suasana sekitar luka yang kondusif

untuk penyembuhan harus dipertahankan. Yakinkan bahwa luka selalu dalam keadaan

optimal dengan demikian penyembuhan luka akan terjadi sesuai dengan tehapan

penyembuhan luka yang harus selalu dilewati dalam rangka proses penyembuhan.

d. Microbiological Control

Data mengenai pola kuman harus diperbaiki secara berkala untuk setiap daerah yang

berbeda. Di RSCM data terakhir menunjukan bahwa pada pasien yang datang dari

luar, umumnya didapatkan infeksi bakteri yang multipel, anaerob, dan aerob.

Antibiotik yang dianjurkan harus selalu disesuaikan dengan hasil biakan kuman dan

hasil resistensinya. Sebagai acuan, dari penelitian tahun 2004 di RSCM, umumnya

Page 37: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

20

didapatkan pola kuman polimikrobial, campuran gram positif dan gram negatif serta

kuman anaerob untuk luka yang dalam dan berbau. Karena itu untuk lini pertama

lpemberian antibiotik harus diberikan antibiotik spektrum luas(misalnya golongan

sefalosparin), dikombinasikan dengan obat yang bermanfaat terhadap kuman anaerob

(misalnya metronidazol).

e. Pressure Control

Jika tetap dipakai untuk berjalan berarti kaki dipakai untuk menyanggah bada, luka

yang selalu mendapat tekanan tidak akan sempat menyembuh, apalagi jika luka

terletak dibagian pelantar seperti luka kaki charcot. Peran jajaran rehabilitasi medis

pada usaha preassure control ini juga sangat mencolok.

f. Education Control

Edukasi sangat penting untuk semua tahap pengelolaan ulkus diabetik. Dengan

penyuluhan yang baik pasien dan keluarganya diharapkan akan dapat membantu dan

mendukung berbagai tindakan yang diperlukan untuk kesembuhan luka yang optimal.

D. Penelitian Terkait

Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara lama

menderita DM ≥ 10 tahun dengan kejadian ulkus diabetika (p=0,0001) dan lama DM ≥ 10

tahun merupakan faktor risiko untuk terjadinya ulkus diabetika (OR=6,0; 95% CI=2,2-

16,7), yang artinya bahwa lama DM ≥ 10 tahun mempunyai risiko terjadi ulkus diabetika

sebesar 6,0 kali dibandingkan dengan lama DM < 5 tahun (Hastuti, 2008).

Dari hasil uji statistik yang dilakukan terdapat hubungan bermakna antara merawatan

kaki secara rutin dengan kejadian ulkus diabetik. Hal ini berarti pasien DM yang memiliki

kebiasaan buruk dalam pemeriksaan visual kakinya maka resiko kejadian ulkus

diabetiknya semakin besar. Dalam penelitian ini juga disebutkan pasien yang <10tahun

menderita diabetes sebanyak 47,6% dan yang tidak mengidap ulkus diabetik 66,7%,

Page 38: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

21

sedangkan pada responden yang ≥10 tahun menderita DM sebanyak 52,4% menderita

ulkus diabetik, dan 33,3%tidak menderita ulkus diabetik (Arlina, 2006).

Page 39: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

22

6. Kerangka Teori

Sumber : Smeltzer, 2001, Doengoes 2000 dan Notoatmodjo, 2003 dengan modifikasi.

mikroangiopati Makroangiopati

Angiopati diabetik

Hiperglikemia

DM

Penurunan asupan O2

Terganggunya aliran

darah ke kaki

Trauma

Ekonomgangguan

sensori motoriki

Neuropati perifer

Uklus diabetik

Pengetahuan Pengalaman (Lama)

Pendidikan Ekonomi

Rohani Jasmani

Page 40: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

22

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah variabel terikat

(dependen) yaitu pengetahuan pasien diabetes tentang pencegahan ulkus diabetik.

Sedangkan variabel bebas (independen) adalah lamanya pasien menderita diabetes

dalam hitungan tahun. Maka kerangka konsep penelitian terlihat pada Bagan 3.1

Variabel Independen Variabel Dependen

Bagan 3.1

(kerangka konsep)

Lama Menderita Diabetes

Melitus (Pengalaman)

Pengetahuan Tentang Pencegahan

Ulkus Diabetik

Page 41: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

23

B. Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

ukur

Lama

menderita

DM

(pengalama

n)

Lamanya

subyek

menderita

DM sejak

awal pertama

kali

didiagnosis

terkena DM

oleh dokter

sampai saat

dilakukan

penelitian,

dihitung

dalam satuan

tahun.

Kuesioner; dalam

kuesioner akan ada

pertanyaan berapa

lama pasien

menderita DM,

lalu peneliti akan

mencocokan

dengan melihat

rekam medis

pasien.

Kuesioner

penelitian

Data Numerik

dalam Tahun :

Rasio

Pengetahuan Kemampuan

klien untuk

memahami

informasi

yang

diperoleh

tentang

Kuesioner;

kuesioner untuk

pengetahuan klien

berisi 12

pertanyaan, yang

terdiri atas tiga

bagian kuesioner

Kuesioner Data Numerik

: jawaban

responden dilihat

jumlah jawaban

benar lalu

dilakukan

skoring. Semakin

Rasio

Page 42: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

24

pencegahan

ulkus

diabetik.

yaitu : kuesioner a

berisi 2 pertanyaan

tentang pengertian

ulkus diabetik.

Kuesioner b berisi

6 pertanyaan

tentang perawatan

kaki, dan

kuesioner c berisi

4 pertanyaan

tentang pemakaian

dan pemilihan

sepatu pada

penderita DM.

banyak nilai

benar semakin

baik pengetahuan

responden.

C. Hipotesa

Hipotesa dalam penelitian ini adalah,

Ada hubungan lama menderita diabetes dengan pengetahuan terhadap pencegahan

Ulkus diabetik.

Page 43: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

25

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain

Desain penelitian ini adalah jenis desain kuantitatif dengan metoda “cross sectional

study” yaitu desain penelitian yang meneliti suatu kejadian pada titik waktu, dimana variabel

dependen dan independen diteliti sekaligus pada saat yang sama. Dengan studi ini akan

diperoleh prevalensi atau efek fenomena (variabel dependen) dihubungkan dengan penyebab

(variabel independen) (Setiadi, 2007).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah ciputat pada juli 2012. Karena masih banyaknya

warga yang melakukan berobat jalan di puskesmas tersebut. Selain itu data rekam medis dan

kegiatan posbindu di Puskesma Ciputat juga sudah terorganisir, sehingga lebih memudahkan

dalam validasi lamanya pasien menderita diabetes. Sebelum melakukan penelitian, peneliti

melakukan uji validitas di daerah yang sama namun orang yang berbeda dengan responden.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada juni 2012 didapatkan jumlah

penderita DM selama tahun 2011 terdapat 475 orang, sedangkan tahun 2012 terhitung mulai

Januari sampai bulan Mei 2012 terdapat 218 orang.

Page 44: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

26

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Arikunto (2006) “Populasi adalah sekelompok objek yang akan diselidiki”.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah penderita diabetes melitus baik yang tidak

terkena ulkus diabetik maupun yang sudah terkena ulkus di kelurahan ciputat.

2. Sampel

Arikunto (2006) menjelaskan “Sampel adalah sebagian atau wakilpopulasi yang akan

diselidiki”. Margono (2004: 121) menyataka bahwa sampel adalah sebagai bagian dari

populasi, sebagai sampel yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.

a. Besarnya sampel

Besarnya sampel menggunakan rumus uji hipotsis beda dua proporsi sebagai

berikut:

岾 峇√ 岫 岻 √ 岫 岻 岫 岻 岫 岻

Keterangan :

n : Jumlah sample yang dibutuhkan 岾 峇 : 1,96 (Derajat Kepercayaan 95%, derajat kemaknaan 5%)

: 1,28 (kekuatan Uji 90%) : 0,33 (Proporsi pasien diabetes melitus yang ≥ 10 tahun dan tidak

menderita ulkus diabetik, dalam penelitian Arlina dewi di RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta, tahun 2005). p1-30%=0,03

= 0,33+0,03/2=0,34

Page 45: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

27

√ 岫 岻 √ 岫 岻 岫 岻 岫 岻

岫 岻 岫 岻

n= 41,33= 41 Responden.

Peneliti menambahkan 10% dari jumlah sampel minimal, untuk menghindari

terjadinya sampel yang drop out dan sebagai cadangan. Cadangan 10% x 41 = 4 = 45

responden. Jadi total responden pada penelitian kali ini adalah 41+4 = 45 Responden.

b. Teknik sampling

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Insidental Sampling yaitu

mengambil responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila orang yang kebetulan

ditemui cocok sebagai sumber data. Teknik ini biasanya dilakukan karena keterbatasan

waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh

(Sugiyono, 2004). Keuntungan dari pada teknik ini adalah terletak pada ketepatan peneliti

memilih sumber data sesuai dengan variabel yang diteliti (Arikunto, 2002).

1) Kriteria inklusi :

a) Penderita Diabetes melitus

b) Penderita Diabetes melitus yang berobat jalan di puskesmas ciputat

dan bersedia menjadi responden dengan informed consent.

2) Kriteria eksklusi :

a) Penderita diabetes melitus dengan sakit/ kondisi tidak

memungkinkan

b) Tidak bersedia menjadi responden

Page 46: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

28

3) Pengambilan sampel dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a) Peneliti datang ke puskesmas dan mencari pasien DM yang berobat

ke puskesmas

b) Pasien yang sesuai dengan kriteria sampel akan dipilih menjadi

responden

c) Peneliti melihat data rekam medis pasien untuk

melihat/mencocokkan lama menderita DM.

d)

D. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan suatu alat ukur pengumpulan data agar memperkuat

hasil penelitian. Alat ukur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti dan mengacu pada kepustakaan yang

terdiri atas beberapa pertanyaan yang harus dijawab responden.

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan lembar

kuesioner untuk pengetahuan klien berisi 12 pertanyaan, yang terdiri atas tiga bagian

kuesioner yaitu : kuesioner a berisi 2 pertanyaan tentang pengertian ulkus diabetik.

Kuesioner b berisi 7 pertanyaan tentang perawatan kaki, dan kuesioner c berisi 3

pertanyaan tentang pemakaian dan pemilihan sepatu pada penderita DM. Pengukuran

tingkat pengetahuan menggunakan skala Guttman dan Scoring. Pertanyaan peneliti

terdiri dari pertanyaan positif dan negatif. Responden menjawab dengan jawaban

benar atau salah (Hidayat, 2007). Pernyataan positif pada responden menjawab benar

diberi nilai 1,dan jika salah diberi nilai 0. Pernyataan negatif, pada responden

menjawab benar diberi nilai 0, dan jika salah diberi nilai 1.

Page 47: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

29

E. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Sebelum melakukan penelitian peneliti melakukan uji validitas dan reabilitas

untuk mendapatkan instrumen yang valid untuk penelitian. Uji validitas yang

dilakukan di puskesmas ciputat timur yang mempunyai data kunjungan klien diabetes

melitus. Uji validitas dilakukan bulan Juli 2012, dan sampel yang akan diambil

sebanyak 30 responden.

Validitas adalah suatu indeks yang ditunjukkan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Dalam hal ini digunakan beberapa item pertanyaan yang dapat secara tepat

mengungkapkan variabel yang diukur tersebut. Sesuatu instrumen dikatakan valid

atau shahih apabila korelasi tiap butiran memiliki nilai positif dan nilai t hitung > t

table (0,361) (Hidayat, 2007).

Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuan itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali.

Atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama.

Pengukuran reabilitas menggunakan bantuan software computer dengan rumus alpha

cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai alpha cronbach >

0,60 (Hidayat, 2007). Hasil dari uji validitas dan reliabilitas kuesioner pada 30 orang

responden didapatkan nilai alpha cronbach sebesar 0,815.

F. Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data peneliti menggunakan langkah-langkah

pengolahan data menurut Hidayat (2007) diantaranya:

Page 48: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

30

1) Editing

Editing adalah upaya memeriksa kembali kebenaran data atau formulir

koesioner yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada

tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2) Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila

pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam

pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code

book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari

suatu variabel.

3) Entry data

Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam

master table atau data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi

sederhana atau bisa dengan membuat tabel kontingensi.

4) Cleaning data

Merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah di entry, apakah ada

kesalahan atau tidak sehingga data siap dianalisa.

G. Analisis Statistik

1. Analisa Univariat

Analisis univariat bertujuan menggambarkan deskriptif karakteristik

responden dan faktor risiko ulkus diabetika pada penderita DM, dilakukan dengan

menyajikan distribusi frekuensi dari variabel yang diteliti dan disajikan dalam bentuk

tabel dan grafik untuk mengetahui proporsi masingmasing variabel yang akan diteliti.

Page 49: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

31

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

dependen dan variabel independennya, yaitu lama menderita Diabetes melitus dengan

pengetahuan pencegahan ulkus diabetik. Teknik analisa menggunakan Regresi Linier

Sederhana dengan menggunakan derajat kepercayaan 95% dengan α 5%. Sehingga

jika P (p value) ≤ 0,05 berarti hasil perhitungan statistik bermakna (signifikan) atau

menunjukkan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, dan

apabila p-value > 0,05 berarti perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada

hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Regresi linier adalah

metode statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel

terikat (dependen; respon; Y) dengan satu atau lebih variabel bebas (independen,

prediktor, X). Apabila banyaknya variabel bebas hanya ada satu, disebut regresi linier

sederhana, sedangkan apabila terdapat lebih dari satu variabel bebas, disebut sebagai

regresi linier berganda. Analisis regresi linear sederhana dipergunakan untuk

mengetahui pengaruh antara satu buah variabel bebas terhadap satu buah variabel

terikat. Persamaan umumnya adalah:

Y = a + b X.

Dengan Y adalah variabel terikat dan X adalah variabel bebas. Koefisien a

adalah konstanta (intercept) yang merupakan titik potong antara garis regresi dengan

sumbu Y pada koordinat kartesius.

H. Etika Penelitian

Masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian mengingat peneliti keperawatan akan berhubungan langsung

dengan manusia, maka segi etika peneliti harus diperhatikan karena manusia memiliki

Page 50: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

32

hak asasi dalam penelitian (Hidayat, 2008). Dalam melakukan penelitian menekankan

masalah etika penelitian yang meliputi:

1. Lembar persetujuan ( informed consent )

Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang akan

diteliti yang memenuhi kriteria sampel dan disertai judul penelitian serta manfaat

penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti maksud dan tujuan penelitian.

2. Tanpa Nama (anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi oleh

responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.

3. Kerahasiaan ( confidentally)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

Page 51: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

33

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum

Puskesmas ciputat terletak 6 km sebuah Utara kota Tangerang Selatan. Luas

wilayah kecamatan Ciputat kir-kira 13.311 Ha dengan sebagian besar berupa

tanah darat/kering (93,64%) sisanya adalah tanah rawa/danau. Puskesmas ciputat

adalah salah satu dari 3 puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Ciputat.

Letaknya berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Wilayah kerja Puskesmas Kampung Sawah

Sebelah selatan : Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang

Sebelah Barat : Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang

Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur

Puskesmas Ciputat terletak di jalan Ki Hajar Dewantara No. 7 Kelurahan Ciputat,

Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Dibangun diatas

tanah seluas 693 m² dengan luas bangunan kurang lebih 1200 m² terdiri dari 2

(dua) lantai. Kegiatan pelayanan di puskesmas di lantai 1 (satu) sedangkan lantai 2

difungsikan sebagai ruang pimpinan, staf, data dan ruang rapat. Di lantai dua juga

terdapat pelayanan pengobatan TB paru, klinik sanitasi, klinik PTRM (Pusat

Terapi Rumatan Metadon) dan laboratorium.

Wilayah kerja Puskesmas Ciputat terdiri dari dua kelurahan yaitu Kelurahan

Ciputat dan Kelurahan Cipayung.

Page 52: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

34

2. Visi dan Misi Puskesmas Ciputat

a. Visi:

Unggul dalam pelayanan kesehatan dasar pada tahun 2012.

b. Misi:

1) Meningkatkan sember daya manusia.

2) Mewujudkan pelayanan prima.

3) Menggalang kemitraan dengan melihat program, lintas sektoral dan

swasta.

4) Mendorong kemandirian masyarakat.

3. Program Pokok Puskesmas Ciputat

a. Program Kesehatan Dasar

1) Promosi Kesehatan

2) Kesehatan Lingkungan

3) Kesehatan Ibu dan Anak

4) Perbaikan Gizi

5) P2PL

6) pengobatan

b. Program Pengembangan Wajib

1) Usaha Kesehatan Sekolah

2) Lnjut Usia

3) NAPZA

c. Program Pengembangan Pilihan

1) Kesehatan Jiwa

2) UKGMD

3) Laboratorium

Page 53: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

35

B. Analisa Univariat

Pada analisa univariat akan mendeskripsikan variabel lama menderita

diabetes melitus dengan pengetahuan pencegahan ulkus diabetik.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Lama Menderita Diabetes Melitus (th) Pada Pasien di

Puskesmas Ciputat 2012

Variabel Minimal Maksimal Mean Median SD

Lama

Menderita

DM

1 19 7.71 5 5,19

Hasil analisa data untuk variabel lama menderita diabetes melitus diperoleh

nilai median 5. Dalam melihat lama menderita diabetes ini peneliti tidak

menggolongkan dengan kategori apapun, tetapi menggunakan angka numerik

pertahun. Hasil yang di dapatkan adalah rata-rata pasien lama menderita diabetes

melitus adalah 7,71 tahun, dengan nilai minimal 1 tahun dan maksimal 19 tahun.

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi skor pengetahuan pasien DM tentang pencegahan Ulkus

Diabetik di Puskesmas Ciputat:

Variabel Minimal Maksimal Mean Median SD

Skor Pengetahuan

pencegahan ulkus diabetik

25 100 73,89 66

Page 54: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

36

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pengetahuan pasien DM

tentang pencegahan ulus diabetik setelah di skoring yaiu sebesar 73,89. Nilai

terendah dari skor pengetahuannya adalah 25 dan Skor tertinggi adalah 100.

Tabel 5.4

Distribusi Prosentase Jawaban Tentang Pengetahuan Pengertian Ulkus Diabetik

:

Pertanyaan

Jawaban

Benar Salah

N % n %

1.Ulkus Diabetik merupakan

komplikasi dari Diabetes Melitus

40 88,9 5 11,1

2.Ulkus diabetes merupakan luka

pada kaki penderita diabetes melitus

yang terjadi karena aliran darah ke

kaki tidak lancar

38 84,4 7 15,5

Dari tabel 5.4 dapat dilihat bahwa sebagian besar pasien DM menjawab benar

yaitu pertanyaan nomor 1 sebesar 88,9% menjawab benar dan pertanyaan nomor 2

sebesar 84,4% menjawab benar. Hal ini menunjukkan pengetahuan pasien DM

tentang pengertian ulkus diabetik baik.

Page 55: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

37

Tabel 5.5

Distribusi Prosentase Jawaban Tentang Perawatan Kaki Pada Pasien DM :

Pertanyaan

Jawaban

Benar Salah

n % n %

1.Penderita diabetes harus selalu

membersihkan dan mencuci kaki setiap

hari dengan memakai sabun dan

mengeringkan secara sempurna

terutama diantara jari-jari kaki, hal ini

dapat mengurangi pertumbuhan bakteri

dan jamur pada kaki.

32 72,1 13 28,9

2.Kuku sebaiknya tidak digunting tapi

dikikir karena Rasa nyeri pada kaki

dapat berkurang, sehingga bila kulit

disekitar kuku terluka tidak akan terasa

30 66,7 15 33,3

3.Tidak meng-kikir kuku terlalu

pendek, atau terlalu dalam pada tepi

kanan kirinya.

23 51,1 22 48,9

4.Menghindari penggunaan air panas

atau bantal panas pada kaki

33 73,3 12 26,7

5.Penderita diabetes melitus TIDAK

PERLU memeriksa kaki dan celah kaki

setiap hari apakah terdapat pengerasan,

22 48,9 23 51,1

Page 56: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

38

luka atau lecet

6.Berjalan tanpa alas kaki, termasuk di

pasir dapat mengakibatkan lecet atau

luka di kaki yang tidak terasa sehingga

menjadi ulkus diabetik.

35 77,7 10 22,2

7.Pasien diabetes melitus TIDAK

PERLU memeriksa diri secara rutin ke

dokter dan memeriksa kaki setiap

kontrol.

36 80 9 20

Pada tabel 5.5 dapat dilihat pengetahuan pasien DM tentang perawatan kaki

masih kurang ini dapat dilihat hanya satu item pertanyaan yaitu pertanyaan nomor 7

yang mencapai 80% jawaban benar.

Tabel 5.6

Distribusi Prosentase Jawaban Tentang Pengetahuan Penggunaan Alas Kaki

(Sepatu) :

Pertanyaan

Jawaban

Benar Salah

n % n %

1.Sepatu harus terbuat dari kulit,

kuat, pas (cukup ruang untuk ibu

jari kaki dan tidak buleh dipakai

tanpa kaos kaki).

40 88,9 5 11,1

Page 57: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

39

2.Sebelum memakai sepatu,

memeriksa sepatu terlebih dahulu,

kalau ada batu atau lain-lain, karena

dapat menyebabkan iritasi dan luka

terhadap kulit

39 86,7 6 13,3

3.Kaos kaki terbuat dari bahan wol

atau katun, jangan memakai dari

bahan sintetis karena akan

menyebabkan kaki berkeringat.

33 73,3 12 26,7

Pada tabel 5.6 dapat dilihat pengetahuan pasien dalam pemilihan dan

penggunaan alas kaki tergolong baik pada item nomor 1 dan 2, sedang pada item

nomor 3 masih banyak yang belum menjawab benar item pertanyaan tersebut.

A. Analisa Bivariat

Analisis bivariat adalah hubungan lama menderita diabetes melitus dengan

pengetahuan pencegahan ulkus diabetik. Analisis yang digunakan adalah regresi linier

sederhana.

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Lama Menderita Diabetes Melitus

dengan Pengetahuan Pencegahan Ulkus Diabetik pada Pasien Diabetes Melitus

di Puskesmas Ciputat tahun 2012

Variabel r R2 Persamaan garis P value

Lama

menderita DM

0,282 0,080 pengetahuan = 67,750 +

0,847lama menderitaDM

0,061

Page 58: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

40

Hubungan lama menderita Diabetes Melitus dengan Pengetahuan pencegahan

Ulkus Diabetik menunjukkan hubungan yang sedang dengan nilai r = 0,282. Nilai

koefisien determinasi 0,080 artinya garis regresi yang kita peroleh menunjukkan 8%

kontribusi atau pengaruh lama menderita Diabetes Melitus terhadap pengetahuan

pencegahan ulkus diabetik sangat kecil. Nilai p pada penelitian ini adalah 0,061

sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara lama menderita DM dengan

pengetahuan pencegahan ulkus diabetik.

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disusun persamaan regresinya yaitu :

Y = 67,750 + 0,847X1 pada penelitian ini dapat disusun seperti ini pengetahuan

=67,750 + 0,847 lama menderita DM. Nilai 0,847 adalah slope perubahan garis

regresi. Hal ini berarti setiap perubahan satu satuan dari lama menderita Diabetes

Melitus akan diikuti perubahan Pengetahuan Pencegahan Ulkus Diabetik sebesar

0,847.

Page 59: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

41

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada pembahasan akan di uraikan makna hasil penelitian yang dilakukan tentang lama

menderita Diabetes dengan pengetahuan pencegahan ulkus diabetik di Puskesmas Ciputat.

Dalam pembahasan ini kegiatan yang akan dilakukan adalah membandingkan hasil penelitian

dengan konsep teoritis dan penelitian sebelumnya. Pada bab ini juga akan di jelaskan tentang

keterbatasan penelitian yang telah dilaksanakan.

A. Pembahasan variabel penelitian

Menurut Bloom dan skinner (2003), pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk

mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan

ataupun tulisan. Jawaban tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa

pertanyaan baik lisan ataupun tulisan.

Pengetahuan dalam penelitian ini adalah hal-hal yang diketahui oleh pasien diabetes

melitus tentang pencegahan ulkus diabetik. Dalam hal ini peneliti memperoleh informasi

tentang pengetahuan responden dengan kuesioner pengetahuan pencegahan ulkus diabetik

dan wawancara dengan responden. Dari hasil pengisian kuesioner akan dihitung jumlah

jawaban benar dari responden lalu akan di skoring. Semakin banyak jawaban benar maka

akan semakin tinggi skor, ini menunjukkan semakin baik pengetahuan pasien DM tentang

pencegahan ulkus diabetik.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan pasien DM tentang pencegahan ulkus

diabetik secara keseluruhan, yang mencakup tiga bagian yaitu pengetahuan tentang

pengertian ulkus diabetik, perawatan kaki dan pemilihan dan pemakaian alas kaki. Skor

Page 60: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

42

minimal pada penelitian adalah 25 sebanyak satu orang. Sedang nilai maksimal skor yang

dicapai adalah 100 yang berarti responden menjawab benar semua item pertanyaan dalam

kuesioner, namun sayangnya yang mendapat nilai 100 ini hanya 3 orang atau 6,7% dari

seluruh responden. Paling banyak responden memperoleh nilai 58 dan 91 dengan prosentase

sebesar 22,2 atau sebanyak masing masing 10 orang.

Di lihat dari masing masing topik pertanyaan, pada topik pertama yaitu pengetahuan

pasien tentang pengertian ulkus diabetik pengetahuan responden tergolong baik yaitu ≥80%

responden menjawab benar, baik pada item pertanyaan ke1 dan ke 2.

Pengetahuan pasien DM tentang perawatan kaki masih tergolong kurang dari 7 item

pertanyaan mengenai perawatan kaki hanya satu item pertanyaan dimana ≥80% pasien

menjawab benar yaitu pada item ke 7 mengenai perlu atau tidaknya pasien DM

memeriksakan diri secara rutin ke dokter. Hal ini menunjukkan masih kurangnya

pengetahuan pasien tentang perawatan kaki.

Topik terakhir dari kuesioner penelitian ini adalah pengetahuan pasien DM tentang

penggunaan dan pemilihan alas kaki baik sepatu atau sandal. Dari hasil penelitian didapatkan

hasil terdapat dua item pertanyaan dimana pasien DM ≥80% menjawab benar. yaitu pada

item ke 1 tentang pemilihan ukuran, bahan dan kenyamanan dalam memilih sepatu, dan item

ke 2 yaitu tentang ketelitian pasien sebelum memakai sepatu harus mengecek ada tidaknya

batu atau lain-lain yang dapat melukai kaki.

Hasil diatas menunjukkan pengetahuan pasien DM tentang pencegahan ulkus diabetik

masih rendah, hal ini dapat dilihat dari jumlah pertanyaan yang dijawab benar oleh ≥ 80%

pasien DM lebih sedikit dari pada item pertanyaan yang dijawab benar < 80% oleh pasien

DM.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2008) menunjukkan bahwa lama

menderita diabetes merupakan faktor resiko terjadinya ulkus diabetik. Yaitu bahwa lama DM

Page 61: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

43

≥ 10 tahun mempunyai risiko terjadi ulkus diabetika sebesar 6,0 kali dibandingkan dengan

lama DM < 5 tahun. Sehingga pengetahuan pencegahan ulkus diabetik harus diketahui sejak

dini oleh para penderita DM.

Lama menderita DM pada 45 responden dalam penelitian ini terlama adalah 19 tahun,

sedang paling sedikit adalah satu tahun. Dengan rata-rata 7 tahun, peneliti tidak membatasi

lamanya mendeerita DM pada reponden.

Pasien dengan ulkus diabetik dan yang berisiko tinggi harus diajarkan mengenai faktor

risiko dan manajemen yang tepat. Pasien yang beresiko harus memahami implikasi dari

hilangnya sensasi protektif, pentingnya pemeriksaan kaki setiap hari, perawatan yang tepat

pada kaki, termasuk kuku dan perawatan kulit,dan pemilihan alas kaki yang sesuai. Untuk

mengontrol komplikasi ulkus diabetik, pengetahuan pasien dan praktek dapat berkontribusi

untuk mencegah ulkus diabetik (Pollock, Unwin, & Connolly, 2003). Menurut penelitian

Sayeed (2005), perawatan kaki dapat menurunkan masalah kaki sebesar 40% pada pasien

Diabetes melitus.

John Locke (1672-1704) bapak empirisme manyatakan bahwa sumber pengetahuan

adalah pengalaman pancaindra. Pengalaman disini bersifat lahiriah (sensation) ataupun

bathiniah (reflection). Berlainan dengan kaum tasionalis maka kaum empiris berpendapat

bahwa pengetahuan manusia itu bukan didapatkan lewat penalaran rasional yang abstrak

namun lewat pengalaman yang konkrit.

Menurut Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary (1991) pengalaman adalah

pengetahuan atau keahlian yang didapat dari pengamatan langsung atau partisipasi dalam

suatu peristiwa dan aktivitas yang nyata.

Pengalaman dalam penelitian ini adalah pengalaman (lamanya) pasien menderita

diabetes melitus. Dari hasil uji statistik didapatkan hasil tidak ada hubungan antara Lamanya

Page 62: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

44

Menderita Diabetes Melitus dengan Pencegahan Ulkus diabetik, dengan nilai p = 0,061.

Meskipun pada nilai koefisien determinasi terdapat pengaruh lamanya menderita diabetes

melitus dengan pengetahuan pencegahan ulkus diabetik namun hasilnya sangat kecil, Hal ini

bisa dibuktikan dari nilai slope (0,847), yang berarti setiap perubahan satu satuan dari Lama

menderita Diabetes Melitus akan diikuti perubahan Pengetahuan Pencegahan Ulkus Diabetik

sebesar 0,847.

Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang adalah pengalaman. Namun dalam penelitian ini tidak didapatkan hasil yang

menyatakan ada hubungan antara lama menderita Diabetes Melitus dengan pengetahuan

Pencegahan Ulkus Diabetik, Sebab, meski semakin lama responden menderita diabetes

melitus belum tentu pengetahuannya bertambah, ini juga berhubungan dengan faktor lain

(confounding; pendidikan, media, sosial ekonomi dll) yang tidak dibahas dalam penelitian

kali ini. Terkait dengan pengetahuan yang dipengaruhi oleh pengalaman peneliti belum

menemukan berapa prosentase kontribusi pengalaman dalam pengaruh terhadap pengetahuan.

Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. Sehingga

semakin banyak pengalaman seseorang, maka akan semakin tinggi juga pengetahuannya (Ari

Kunto, Suhartini, 1997; Notoatmodjo,2003).

Keterbatasan penelitian

1. Tidak meneliti variabel confounding ; tingkat pendidikan, intelegensi,

informasi, kepercayaan, umur, sosial budaya, status sosial ekonomi.

2. Instrumen penelitian hanya menggunakan kuesioner tentang pengetahuan

pencegahan ulkus, belum ada wawancara mendalam tentang pengetahuan

ulkus secara keseluruhan dan sumber pengetahuan responden.

3. Jumlah dan karakteristik sampel masih belum terlalu homogen.

Page 63: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

45

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Hasil yang di dapatkan adalah rata-rata pasien lama menderita diabetes melitus

adalah 7,71 tahun, dengan nilai minimal 1 tahun dan maksimal 19 tahun.

2. Pengetahuan penderita DM tentang pencegahan ulkus diabetik hanya 6,7%

yang menjawab dengan benar semua item pertanyaan yang terlampir dalam

kuesioner penelitian.

3. Dari hasil uji statistik di dapatkan tidak ada hubungan antara lama menderita

diabetes melitus dengan pengetahuan pencegahan ulkus diabetik dengan nilai

p=0.061. artinya semakin lama menderita DM belum tentu pengetahuan

pencegahan ulkus diabetiknya semakin baik.

B. Saran

1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dan mendalam tentang pengetahuan

ulkus diabetik.

2. Penderita diabetes melitus harus mempunyai kesadaran yang tinggi untuk

mencari tau lebih banyak tentang komplikasi diabetes melitus berikut cara

pencegahannya

3. Petugas kesehatan seharusnya meningkatkan sosialisasi tentang ulkus diabetik

pada masyarakat khususnya penderita diabetes melitus. Hal ini untuk

meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pencegahan ulkus

diabetik khususnya pada penderita DM.

Page 64: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

DAFTAR PUSTAKA

Alimun Hidayat Aziz. A., Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:

Salemba Medika. 2007.

American Diabetes Association, exercise, In : Phician’s Guide to Insulin Dependen (Tipe 1)

Diabetes : Diagnosis and Treatment, America Diabetes.

Begum, Shaule. Dkk, Knowlege and Practice of Prevention of Foot Ulcer Among Patient

With Diabetes Melitus. Faculty of Nursing, Prince of Songkla University. 2010.

Dep.Kes RI. Diabetes Merupakan Masalah yang Serius, diakses tanggal 25 januari 2012.

http;//www.depkes.go.id/index.php.

Dercoli, Eva, dkk. Majalah Kedokteran Indonesia Volume: 58, Nomor: 1, Januari 2008.

Hastuti, Rini Tri. Faktor-faktor Resiko Ulkus Diabetika Pada Penderita Diabetes Melitus.

Universitas Diponegoro Semarang.

Eprints.undip.ac.id/1886/1/Rini_Tri_Hastuti.pdf.2008.

Kementrian Kesehatan RI. File:///F:/DM/414-tahun2030-prevalensi-diabetes-melitus-di-

indonesia-mencapai-213-juta-orang.html diakses tanggal 12 februari 2012.

Manaf A. Insulin : Mekanisme Sekresi dan Aspek Metabolisme. Dalam : Aru W, dkk,

editors, Ilmu pPenyakit Dalam, jilid III, edisi keempat., Jakarta: Penerbit FK UI.

2006.

Medika. Jurnal Kedokteran Indonesia. Penanganan Tukak Diabetik Menggunakan Dressing

Modern. http://www.jurnalmedika.com/edisi-tahun-2010/edisi-no-06-vol-xxxvi-

2010/202-kegiatan/323-penanganan-tukak-diabetik-menggunakan-dressing-modern.

Diakses tanggal 6 februari2012.

Misnadiarly. Diabetes Melllitus : Ulcer, Infeksi, Gangren. Jakarta: Penerbit Populer Obor.

2006.

Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Keehatan. Jakarta :Rineka Cipta. 2010.

Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Eka Cipta 2007.

Page 65: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

Nursalam. Knsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jilid 2. Jakarta:

Penerbit Salemba Medika. 2008.

PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia.

Jakarta : 2006.

Peter J. Watkins, dkk., Diabetes and Its Management. Penerbit Blackwell Publishing. 2004.

Riyanto B. Infeksi Pada Kaki Diabetik. Dalam : Darmono, dkk, editors. Naskah Lengkap

Diabetes Melitus Ditinjau dari Berbagai Aspek Penyakit Dalam dalam Rangka Purna

Tugas Prof Dr.dr.RJ Djokomoeljanto. Badan penerbit Universitas Diponegoro

Semarang. 2007.

Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2007.

Subekti I. Neoropati Diabetik. Dalam : Ari W, dkk, , editors, Ilmu pPenyakit Dalam, jilid

III, edisi keempat., Jakarta: Penerbit FK UI. 2002.

The Diabetic Foot Journal, 2010. Vol 13. No 2. Pages 100-103

http://www.diabeticfootjournal.co.uk/journal-content/view/severe-thermal-injury-of-

the-neuropathic-diabetic-diabetic-foot-a-case-report/preview diakses tanggal 22 maret

2012.

Waspadji, S. Kaki Diabetes. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV. Jakarta : Pusat

Penerbitan IPD FKUI. 2006.

WHO. Prevention of Diabetes Mellitus. Technical Report Series 844, Geneva, 2000.

Petra christian university library. Pengalaman Audit Akuntan. Petra christian university

library-/Jiunkpe/s1/eakt/2007/Jiunkpns-s1-2007-32402074-8929-akuntan-pemeriksa-

chapter2.pdf.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20589/4/Chapter%20II.pdf. Diakses pada

tanggal 1 januari 2013

http://arokhman.unsoed.ac.id/files/2009/06/iv-statistik-parametrik.pdf. Diakses pada tanggal

3 januari 2013

Page 66: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

A. Data Demografi/Identitas :

1. Nomor Responden :

2. Inisial Responden :

3. Lama Menderita DM :

A. Kuesioner pengetahuan Klien Terhadap Upaya Pencegahan Ulkus

Diabetik

No. Pertanyaan Benar Salah

a. Pengertian Ulkus Diabetik

1.a Ulkus Diabetik merupakan komplikasi dari Diabetes Melitus

2.a Ulkus diabetes merupakan luka pada kaki penderita diabetes melitus yang terjadi karena aliran darah ke kaki tidak lancar

b. Perawatan kaki

1.b Penderita diabetes harus selalu membersihkan dan mencuci kaki setiap hari dengan memakai sabun dan mengeringkan secara sempurna terutama diantara jari-jari kaki, hal ini dapat mengurangi pertumbuhan bakteri dan jamur pada kaki.

2.b Kuku sebaiknya tidak digunting tapi dikikir karena Rasa nyeri pada kaki dapat berkurang, sehingga bila kulit disekitar kuku terluka tidak akan terasa

3.b tidak meng-kikir kuku terlalu pendek, atau terlalu dalam pada tepi kanan kirinya.

4.b Menghindari penggunaan air panas atau bantal panas pada kaki

5.b Penderita diabetes melitus TIDAK PERLU memeriksa kaki dan celah kaki setiap hari apakah terdapat pengerasan, luka atau lecet

6.b Berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir dapat mengakibatkan lecet atau luka di kaki yang tidak terasa sehingga menjadi ulkus diabetik.

7.b Pasien diabetes melitus Tidak perlu memeriksa diri secara rutin ke dokter dan memeriksa kaki setiap kontrol.

c. Penggunaan Sepatu

Page 67: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

1.c Sepatu harus terbuat dari kulit, kuat, pas (cukup ruang untuk ibu jari kaki dan tidak buleh dipakai tanpa kaos kaki).

2.c Sebelum memakai sepatu, memeriksa sepatu terlebih dahulu, kalau ada batu atau lain-lain, karena dapat menyebabkan iritasi dan luka terhadap kulit

3.c Kaos kaki terbuat dari bahan wol atau katun, jangan memakai dari bahan sintetis karena akan menyebabkan kaki berkeringat.

Page 68: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

Hasil uji validitas dan reliabilitas SPSS

Page 69: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen
Page 70: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

Output hasil analisa Univariat dan Bivariat

Univariat

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

lamanya menderita DM

dalam tahun 45 1 19 7.51 5.194

Valid N (listwise) 45

Bivariat

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .282a .080 .058 15.140

a. Predictors: (Constant), lamanya menderita DM dalam tahun

b. Dependent Variable: nilai pengetahuan ttg pencegahan ulkus DM

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 851.483 1 851.483 3.715 .061a

Residual 9856.961 43 229.232

Total 10708.444 44

a. Predictors: (Constant), lamanya menderita DM dalam tahun

b. Dependent Variable: nilai pengetahuan ttg pencegahan ulkus DM

Page 71: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 67.750 3.998 16.944 .000

lamanya menderita DM

dalam tahun .847 .439 .282 1.927 .061

a. Dependent Variable: nilai pengetahuan ttg pencegahan ulkus DM

Page 72: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

Grafik Scatterplot

Page 73: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

KEMENTERHN AGAMAtrNryERsITAS rSLAM r\EGERT ( UIN )SYARIF HIDAYATTJLLAH JAKARTA

FAKT]LTAS KEDOKIERAN DAN ILMU KESEIIATAN

l. Kertamukti No. 5 pisansan cipurat r54re S"h;;t. ;ffi.'#jfJ::ill *;{iffiP#1ifl?.r.

Nomor : Un.0llFl0/KM.}t.zlwt$ t}ltzLampiran : -Hal : Permohonan Izin Penelitian

Ciputatfl,f, luli20l2

Kepada Yang TerhormatKepala Puskesmas CiputatJl. Ki Hajar Dewantoro No.7 Ciputatdi

Ciputat-Tangerang

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dalam rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan mahasiswadiperlukan penyusunan skripsi yang berjudul "Hubungan l-ama MenderitaDiabetes Melitus Dengan Pengetahuan pencegahan ulkus Diabetik diPuskesmas Ciputat Tangerang Selatan 2012"

sehubungan dengan itu kami mohon diberikan izin melaksanakanpenelitian atas nama:

Nama

NIMSemester

Program Studi

Fakultas

Wardatul Washilah

108104000054

VIilIlmu Keperawatan

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN SyarifHidayatullah Jakarta

Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terimakasih.

\Massalamu'alaikum Wr. Wb.

Tembusan:Dekan FKIK

Page 74: HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25698/1/Wardatul... · Kuesioner 3. Output hasil uji validitas reliabilitas instrumen

PEMERTNTAH KOTA TANGERANG SELATAI{

DINAS KESEHIffANJl. Witana Harja Komp. Sasmita Jaya No. 27

Telp.02l -7M1557,Fax.021 -7441236 - Pamulang mNomor

Lampiran

Perihal

800 |ow"il Dinkes l Yl 1 2012

I Berkas

Pemilerian lzin Pengambilan Data

Nama

tlNIM

Program Studi

Judul

Tembusan :Ythl. Ibu Wali kota Tangerang Selatan, (sebagai laporan);

2. Kepala UPT Puskesmas Ciputat di Kota Tangerang Selatanl

3. Yang Bersanskutan.

Pamulang, 25 Juni 2012

Kepada Yth,

Dekan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas l(edokteran dan Ilmu l(esehatan

di-

TEMPAT

Sehubungan dengan adanya surat dari UIN Syarif Hida5,atullah Jakarta Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Nomor: Un.0l / F.l0 / KM.0l .21 1445 12012, perihal

Permohonan lzin Studi Pendahuluan atas nama.

: Wardatul Washilah

:108104000054

: Ilmu Keperawatan

: "Huburgan Lama Menderita Diabetes dengan Pengelu-

huan Pencegahan Ullrus Diabetik"

Pada dasarnya karni tidak keberatan untuk memberikan Izin Studi Pendahuluan

yang dilakukan olelr Mahasiswa UIN--Syarif Hidayatullah Jakarta, adapun dalam hal

pelaksanaannya harap untuk berkoordinasi kepada Kepala UPT Puskesmas yang akarr

dikunjungi dan nama-nama mahasiswa terlampir.

Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

SEKRETARIS DINAS KESEHATANKOTA TAN NG SELATAN

' NIP."19571220 198901 2 001