77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH ASKEB IBU I MAHASISWA SEMESTER II DI AKBID MITRA HUSADA KARANGANYAR TESIS Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Oleh : N. Kadek Sri Eka Putri S540809017 PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH ASKEB IBU I MAHASISWA SEMESTER II DI AKBID

MITRA HUSADA KARANGANYAR

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh :

N. Kadek Sri Eka Putri

S540809017

PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH ASKEB IBU I MAHASISWA SEMESTER II DI AKBID

MITRA HUSADA KARANGANYAR

Disusun Oleh :

N. Kadek Sri Eka Putri

S540809017

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal Pembimbing I Prof. Dr. Sri Anitah, M.Pd NIP. 130345741 ………………. 14 Oktober 2010 Pembimbing II Jarot Subandono, dr, M.Kes NIP. 19680704 199903 1 002 ………………. 19 Oktober 2010

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes NIP. 19480313 197610 1 001

Page 3: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH ASKEB IBU I MAHASISWA SEMESTER II DI AKBID

MITRA HUSADA KARANGANYAR

Disusun Oleh :

N. Kadek Sri Eka Putri S540809017

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji

Pada tanggal:

Jabatan Nama Tanda Tangan Ketua : Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes

NIP. 19480313 197610 1 001 Sekretaris : Dr. Nunuk Suryani, M.pd NIP. 19661108 199003 2 001 Anggota Penguji : 1. Prof. Dr. Sri Anitah, M.pd NIP. 130345741 2. Jarot Subandono, dr, M.Kes NIP. 19680704 199903 1 002

Surakarta, Mengetahui Direktur PPs UNS Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Prof. Suranto, Drs, M.Sc.PhD Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes NIP. 19570820 198503 1 004 NIP. 19480313 197610 1 001

Page 4: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan

judul “Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar

pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I Mahasiswa Semester II Akbid Mitra

Husada Karanganyar”.

Pada kesempatan ini dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan

dan bimbingan selama proses pendidikan maupun dalam menyelesaikan tesis ini.

1. Prof. Dr. HM. Syamsulhadi, dr, SpKJ (K), selaku Rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Prof. Suranto, Drs, M.Sc.PhD, selaku Direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk

melaksanakan penelitian ini.

3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM, M. Kes, selaku Ketua Program Studi

Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. P. Murdani, dr, M.HPEd, selaku Ketua Minat Pendidikan Profesi Kesehatan,

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Prof. Dr. Sri Anitah, M. Pd, selaku Pembimbing I Terimakasih ibu atas

bantuan dan bimbingannya dengan penuh kesabaran dan mengijinkan penulis

untuk melakukan penelitian ini.

Page 5: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Jarot Subandono, dr, M. Kes selaku Pembimbing II Terimakasih bapak atas

segala waktu yang telah diberikan serta kesabarannya untuk membimbing

penulis dalam penelitian ini.

7. Cucuk Herukusumo, dr, M. Kes dan Suwarnisih, SST, M. Kes selaku Ketua

Yayasan dan Direktur AKBID Mitra Husada Karanganyar, seluruh teman-

teman sejawat, sahabat seperjuangan di Akbid Mitra Husada Karanganyar.

8. Seluruh dosen Pascasarjana yang telah memberikan bimbingan dan ilmunya

untuk kemajuan penulis.

9. Mas Gedhe Aris, terima kasih telah memberi motivasi dan semangat untuk

menyelesaikan kuliahku.

10. Adik Khaila permata kecilku penghapus laraku, membuat hidup lebih

berharga dan ceria, terima kasih atas doanya.

11. Keluargaku tercinta yang berada di Bali, Sragen dan Karanganyar terimakasih

atas semua doa dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan tesis ini,

untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

perbaikan tesis ini.

Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis

pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Surakarta, Nopember 2010

Penulis

Page 6: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

N. Kadek Sri Eka Putri, S 540809017. 2010. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I Mahasiswa Semester II Akbid Mitra Husada Karanganyar. Program Studi: Magister Kedokteran Keluarga. Minat: Pendidikan Profesi Kesehatan, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan : Menganalisa hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar, menganalisa hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar, menganalisa hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar. Metode : Observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling purposive, menentukan ukuran sampel dengan rumus Isaac dan Michael diperoleh jumlah sampel 89 responden dari 119 mahasiswa semester II tahun akademik 2009/2010 di Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar. Teknik analisis data adalah teknik korelasi sederhana, korelasi ganda dan regresi ganda dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil Penelitian : Terdapat hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar sebesar 0.457, terdapat hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar sebesar 0.360, sedangkan hasil analisis dengan korelasi ganda didapatkan bahwa kecerdasan emosi dan kesiapan belajar secara bersama-sama mempengaruhi prestasi belajar sebesar 0.533. Simpulan : 1) Terdapat hubungan positif dan signifikan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar, 2) Terdapat hubungan positif dan signifikan kesiapan belajar dengan prestasi belajar, 3) Terdapat hubungan positif dan signifikan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar.

Kata Kunci: Hubungan, Prestasi Belajar, Kecerdasan Emosi, Kesiapan Belajar.

Page 7: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

N. Kadek Sri Eka Putri, S 540809017. 2010. The Relationship between Emotional Intelligent and Learning Readiness through Learning Achievement in the Subject of Midwifery Rearing I of the Second Semester Students of Mitra Husada Midwifery academy Karanganyar. Study Program: Master’s Degree of Family Medication. Interest: Health Profession Education, Graduate Program. Sebelas Maret University Surakarta.

Objective: Analyzing the relationship between emotional intelligent and learning achievement in the subject of Midwifery Rearing I of the second semester students in Midwifery Academy of Mitra Husada Karanganyar, analyzing the relationship between learning readiness and learning achievement in the subject of Midwifery Rearing I of the second semester students in Midwifery Academy of Mitra Husada Karanganyar, analyzing the relationship between emotional intelligent and learning readiness through learning achievement in the subject of Midwifery Rearing I of the second semester students in Midwifery Academy of Mitra Husada Karanganyar. Research Type: This research applies analytical observation technique and cross sectional approach. The sampling used is purposive sampling, determine sample size using Isaac and Michael formula which is 89 respondents of 119 second semester students academic year 2009/2010 in Midwifery Academy of Mitra Husada Karanganyar. The techniques of analysis data are single correlation, multiple correlation and multiple regressions with the level of significance α = 0.05. Result of the Study: There is relationship between emotional intelligent and learning achievement which is 0.457, there is relationship between learning readiness and learning achievement which is 0.360, while the multiplication correlation analysis shows that emotional intelligent and learning readiness simultaneously influence learning achievement which is 0.533. Conclusion: 1) There is positive significance relationship between emotional intelligent and learning achievement, 2) There is positive significance relationship between learning readiness and learning achievement, 3) There is positive significance relationship between emotional intelligent and learning readiness through learning achievement.

Key Words: Relationship, Learning Achievement, Emotional Intelligent, Learning Readiness

Page 8: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI 

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................ vi

ABSTRACT ............................................................................................. vii

DAFTAR ISI .......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A.Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 8

Page 9: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

A. LANDASAN TEORI ............................................................... 8

1. Kecerdasan Emosi ........................................................... 8

2. Kesiapan Belajar ........................................................... 18

3. Prestasi Belajar .............................................................. 23

4. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kesiapan Belajar

dengan Prestasi Belajar ................................................. 25

B. PENELITIAN YANG RELEVAN......................................... 26

C. KERANGKA PEMIKIRAN .................................................. 28

D. HIPOTESIS ............................................................................ 29

BAB III METODOLOGI .................................................................... 30

A. Jenis Penelitian .................................................................... 30

B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................. 30

C. Populasi dan Sampel ........................................................... 30

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ..................... 31

E. Instrumen Penelitian ............................................................ 33

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 39

G. Teknik analisis data ............................................................ 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 46

A. Hasil Penelitian ................................................................... 46

Page 10: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Deskripsi Data ................................................................ 46

2. Pengujian Prasyaratan Analisis ...................................... 50

3. Pengujian Hipotesis Penelitian ....................................... 53

4. Sumbangan Efektif dan Relatif ...................................... 57

B. Pembahasan ......................................................................... 58

1. Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Belajar .. 58

2. Hubungan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar .... 59

3. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kesiapan Belajar

dengan Prestasi Belajar ................................................... 61

BAB V PENUTUP ............................................................................... 62

A. Simpulan ............................................................................. 62

B. Implikasi ............................................................................. 63

C. Saran ................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 65

LAMPIRAN ............................................................................................ 67

Page 11: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rentang Nilai Konversi .............................................................. 33

Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner kecerdasan emosi ........................................ 34

Tabel 3. Penskoran kuesioner kecerdasan emosi ...................................... 35

Tabel 4. Kisi-kisi kuesioner kesiapan belajar ........................................... 36

Tabel 5. Distribusi Kecerdasan Emosi ...................................................... 46

Tabel 6. Distribusi Kesiapan Belajar ........................................................ 47

Tabel 7. Distribusi Prestasi Belajar .......................................................... 47

Tabel 8. Distribusi Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Belajar ............... 48

Tabel 9. Distribusi Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar .................. 49

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas ................................................................. 50

Tabel 11. Hasil Uji Linearitas ................................................................... 51

Tabel 7. Hasil uji keberartian regresi ........................................................ 52

Tabel 8. Hasil penghitungan sumbangan relatif dan efektif ..................... 57

Page 12: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Jadual Pelaksanaan Penelitian .............................................. 67

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penelitian ......................................... 68

Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian .............................................................. 69

Lampiran 4. Surat Pengantar Kuesioner Penelitian .................................. 70

Lampiran 5. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ............................. 71

Lampiran 6. Kuesioner Kecerdasan Emosi............................................... 72

Lampiran 7. Kuesioner Kesiapan Belajar ................................................. 75

Lampiran 8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kecerdasan Emosi ....... 79

Lampiran 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kesiapan Belajar ......... 98

Lampiran 10. Data Penelitian ................................................................. 108

Lampiran 11. Hasil Uji Normalitas ........................................................ 122

Lampiran 12. Hasil Uji Liniaritas ........................................................... 125

Lampiran 13. Hasil Uji Korelasi dan Regresi ......................................... 127

Page 13: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 14. Tabel Nilai r Product Moment ......................................... 130

Lampiran 15. Tabel Distribusi Chi-kuadrat ............................................ 131

Lampiran 16. Tabel Distribusi F ............................................................. 132

Lampiran 17. Tabel Distribusi t .............................................................. 134

Lampiran 18. Kartu Konsultasi ............................................................... 135

Page 14: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan dan kemajuan suatu bangsa terletak pada sumber daya

manusia yang berkualitas. Upaya penciptaan sumber daya manusia yang

berkualitas yaitu dengan pendidikan yang berkualitas juga. Hal ini sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia yang tercantum dalam Tap.

MPR No IV/MPR/1999 yang menyatakan pendidikan nasional merupakan

upaya pemerintah Indonesia untuk mencerdaskan bangsa dan meningkatkan

kualitas sumber daya manusia guna mewujudkan masyarakat yang maju, adil

dan makmur, serta memungkinkan semua warga negaranya untuk

mengembangkan diri sebagai manusia yang kreatif, inovatif, memiliki

kecerdasan dan bertanggung jawab. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan

mengembangkan pendidikan yang tidak hanya memperhatikan aspek

intelektualnya saja tapi juga kemampuan emosinya. Pendidikan harus dapat

menyeimbangkan antara kecerdasan kognitif dengan kecerdasan emosi.

Seseorang pasti ingin memperoleh keberhasilan didalam hidupnya, baik

itu disekolah, karier pekerjaan, kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan

sosialnya. Untuk dapat mencapai keberhasilan seperti yang diinginkannya,

seseorang harus dapat mengenali faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

keberhasilannya (Goleman, 1999).

Page 15: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selama ini banyak yang beranggapan bahwa jika seseorang memiliki

tingkat kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi, maka orang itu memiliki

peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar, dibanding orang yang

memiliki kecerdasan intelektual rata-rata. Pada kenyataannya ada banyak

kasus dimana seseorang yang memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi

tersisih oleh orang yang mempunyai IQ lebih rendah. Ternyata IQ tidak

menjamin seseorang untuk memperoleh kesuksesan baik itu dalam lingkup

sekolah terlebih lagi dalam karier pekerjaan (Goleman, 1999).

Keberhasilan seseorang selain ditentukan oleh kecerdasan rasional (IQ),

juga sangat ditentukan oleh kecerdasan emosional karena IQ tidak akan dapat

berfungsi maksimal apabila EQ tidak dapat berfungsi maksimal. Pendapat

seperti ini diungkapkan oleh Goleman (1999), bahwa keberhasilan kita dalam

kehidupan ditentukan oleh keduanya, tidak hanya oleh IQ tetapi kecerdasan

emosional-lah yang memegang peranan. Sungguh, intelektualitas tak dapat

bekerja dengan sebaik-baiknya tanpa kecerdasan emosional.

Kecerdasan emosional merupakan faktor penting yang mempengaruhi

hasil belajar, jika kecerdasan emosi berkembang baik akan sangat

meningkatkan prestasi belajar akademik. Kemampuan akademis yang tinggi

ditunjang dengan kecerdasan emosi dapat membuka banyak pintu kesuksesan

bagi seseorang baik dalam dunia kerja, pribadi maupun proses belajar

mengajar (Mu’tadin, 2002 ; Goleman, 2000).

Pembelajaran yang memperhatikan emosi dapat membantu mempercepat

siswa dalam memahami materi pelajaran. Memahami emosi siswa juga

Page 16: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

membuat pelajaran lebih berarti dan permanen, karena siswa akan hadir baik

secara fisik maupun secara psikis. Kecerdasan emosi juga mampu

memaksimalkan fungsi kecerdasan intelektualnya sehingga mampu

menunjukkan kinerja yang lebih baik.

Seseorang yang mempunyai kecerdasan emosi yang baik memiliki

kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dan memiliki daya tahan untuk

menghadapi rintangan, tidak cepat merasa puas, mampu mengatur suasana hati

dan mampu mengelola kecemasan agar tidak mengganggu kemampuan

berfikir serta mampu berempati dan berharap (Goleman, 2005).

Faktor lain yang menentukan prestasi belajar seseorang adalah kesiapan

belajar. Sebagai mahasiswa tidak dapat dilepaskan dari aktivitas belajar, dan

untuk menunjang hal tersebut diperlukan kesiapan belajar yaitu kondisi awal

suatu kegiatan belajar yang membuatnya siap untuk memberi respon atau

jawaban yang ada pada diri mahasiswa dalam mencapai tujuan pengajaran

tertentu (Djamarah dan Aswan, 2006).

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan belajar siswa

diantaranya adalah kondisi fisik (mental dan emosional); kebutuhan-

kebutuhan (motif dan tujuan), keterampilan, pengetahuan yang telah

dipelajari, sehingga jelaslah bahwa jika seseorang ingin mempunyai prestasi

belajar atau kemampuan akademis yang baik maka ia harus mempersiapkan

kondisi dirinya yaitu baik fisik maupun psikologis sebelum melaksanakan

suatu kegiatan belajar (Slameto, 2003).

Page 17: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Prestasi belajar merupakan penampakan dari hasil belajar. Prestasi belajar

dapat diukur dengan evaluasi belajar antara lain tes sumatif yang dapat

menentukan indeks prestasi (IP) (Winkel, 1999).

Setiap orang melakukan suatu aktifitas untuk mencapai tujuan tertentu,

pada akhirnya mereka ingin mengetahui hasil yang dicapai dalam hal ini

kegiatan belajar, yang salah satu bentuknya yaitu prestasi belajar. Bagi siswa

disekolah prestasi merupakan faktor penting bagi siswa untuk mengetahui

sejauh mana ia telah berhasil menguasai materi yang dipelajarinya. Prestasi

juga berfungsi sebagai alat untuk mengungkapkan kebanggaan dan

kepuasannya terhadap prestasi yang diraihnya. Sejauh manakah ia telah

berhasil mencapai kesuksesan dari hasil usahanya (Winkel, 1999).

Penelitian pendahuluan yang penulis lakukan di Akademi Kebidanan

Mitra Husada Karanganyar pada mahasiswa semester II tahun akademik

2008/2009 ada 120 mahasiswa, dari hasil evaluasi mahasiswa semester II

didapatkan mahasiswa yang mempunyai Indeks Prestasi (IP) untuk mata

kuliah Asuhan Kebidanan I (kehamilan) antara 3,51 – 4,00 ada 20 mahasiswa

(16,67 %), Indeks Prestasi antara 2,75 – 3,50 ada 61 Mahasiswa (50,83%),

Indeks Prestasi antara 2,00 – 2,75 ada 39 mahasiswa (32,50 %).

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan prestasi yang dicapai

mahasiswa sebagian besar sudah baik, namun demikian masih ada sebagian

mahasiswa yang menunjukkan prestasi yang masih kurang maksimal.

Prestasi belajar pada sebagian mahasiswa yang kurang memuaskan pada

mata kuliah Asuhan Kebidanan I (kehamilan) ini kemungkinan dipengaruhi

Page 18: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

oleh kemampuan mengatur emosi dan kesiapan belajar mereka yang kurang,

karena aspek kesiapan antara lain kondisi fisik, mental, kebutuhan, motif dan

tujuan, keterampilan dan aspek emosional walaupun pada penelitian ini

emosional ditinjau dari kecerdasan emosi (Slameto, 2003). Hasil wawancara

yang dilakukan oleh penulis terhadap beberapa dosen menyatakan bahwa pada

mata kuliah asuhan kebidanan I masih ada mahasiswa yang menampakkan

perhatian yang kurang terhadap perkuliahan karena tidak ada kesiapan belajar

sebelumnya, kurangnya semangat, motivasi, keuletan untuk belajar, hal ini

mencerminkan kurangnya kecerdasan emosi mahasiswa. Ini didukung oleh

pernyataan beberapa mahasiswa bahwa kurangnya kesiapan mereka dalam

belajar sehingga banyak diantara mereka yang dalam mengikuti perkuliahan

belum maksimal.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan

Kecerdasan Emosi dan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mata

Kuliah Asuhan Kebidanan I Mahasiswa Semester II Akbid Mitra Husada

Karanganyar”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari uraian dalam latar belakang diatas maka dapat

dirumuskan permasalahan yaitu:

1. Adakah hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mata

kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada

Karanganyar?

Page 19: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Adakah hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata

kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada

Karanganyar?

3. Adakah hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi

belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra

Husada Karanganyar?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kecerdasan

emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah

Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisa hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada

mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada

Karanganyar.

b. Menganalisa hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada

mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada

Karanganyar.

Page 20: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat teoritis

Menambah pengetahuan tentang hubungan kecerdasan emosi dan

kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I

mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar.

2. Manfaat praktis

a. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pada bidang pendidikan

akan pentingnya kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar khususnya

pada mata kuliah Askeb I.

b. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pada bidang pendidikan

akan pentingnya kesiapan belajar dengan prestasi belajar khususnya

pada mata kuliah Askeb I.

c. Memberi masukan kepada pebelajar mengenai hubungan kecerdasan

emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah

Askeb I.

Page 21: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Kecerdasan emosi

Kecerdasan menurut Anderson (1990) merupakan hasil interaksi

antara himpunan pengetahuan dengan kemampuan khusus dalam

mengolah sejumlah informasi tertentu. Kecerdasan seseorang tidak hanya

ditentukan oleh potensi dasar atau pembawaannya saja tetapi juga oleh

seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki sebagai hasil pengalaman

belajar (Muhibbin, 2004). Kecerdasan erat kaitannya dengan masalah

penyesuaian diri terhadap masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh

seorang individu dalam kehidupannya. Hal tersebut juga dikemukan oleh

Gardner dalam Adi (2004) bahwa kecerdasan sebagai suatu kemampuan

untuk memecahkan masalah, kemampuan untuk menciptakan masalah

baru untuk dipecahkan dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau

menawarkan suatu pelayanan yang berharga dalam suatu kebudayaan

masyarakat.

Gardner membagi kecerdasan pada diri manusia menjadi:

a. Kecerdasan linguistik yaitu kecerdasan yang tidak hanya meliputi

kemampuan menulis atau membaca tetapi juga mencakup kemampuan

berkomunikasi. Komunikasi yang baik tidak hanya berbicara tetapi

juga keahlian mendengar, untuk bisa berkomunikasi dengan maksimal

Page 22: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

indra dipergunakan sesuai porsinya, yaitu lebih banyak mendengar

daripada berbicara.

b. Kecerdasan logika-matematika meliputi kemampuan melakukan

perhitungan matematis, kemampuan berpikir logis, kemampuan

memecahkan masalah, pola pikir deduksi dan induksi, dan kemampuan

mengenali pola dan hubungan.

c. Kecerdasan intrapersonal meliputi pikiran dan perasaan, semakin

sering seseorang mampu membawa pikiran dan perasaan kita ke level

sadar maka akan semakin mampu kita menghubungkan dunia di luar

kita dengan dunia dalam diri kita.

d. Kecerdasan interpersonal memungkinkan seseorang untuk

berkomunikasi dan memahami orang lain, mengerti kondisi pikiran

atau suasana hati yang berbeda, sikap atau temperamen, motivasi dan

kepribadian. Kecerdasan ini meliputi kemampuan untuk membentuk

dan mempertahankan suatu hubungan. Murid dengan kecerdasan

interpersonal yang baik suka sekali berinteraksi dengan murid lain

seusianya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kawannya dan

biasanya sangat menonjol dalam melakukan kerja kelompok.

e. Kecerdasan musical adalah jenis kecerdasan yang paling awal

berkembang. Konfusius mengatakan bahwa pengaruh musik terhadap

manusia mempunyai efek personal dan politik.

f. Kecerdasan visual-spasial meliputi kumpulan dari berbagai keahlian

yang sangat terkait. Keahlian ini meliputi kemampuan membedakan

Page 23: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

secara visual, mengenali bentuk dan warna, gambaran mental, daya

piker ruang, manipulasi gambar, dan duplikasi gambar baik yang

berasal dari dalam diri (secara mental) maupun yang berasal dari luar.

g. Kecerdasan kinestetik merupakan dasar dari pengetahuan manusia

karena pengalaman hidup yang kita rasakan dan dialami melalui

pengalaman yang berhubungan dengan gerakan dan sensasi pada tubuh

fisik.

h. Kecerdasan naturalis yaitu kecerdasan untuk mengamati, mengenali,

berinteraksi atau peduli dengan objek, tanaman, atau hewan.

Kecerdasan ini berkembang untuk mempertahankan hidup dialam

bebas.

i. Kecerdasan eksistensial adalah kecerdasan yang berhubungan dengan

kapasitas atau kemampuan untuk berfikir kosmis atau hal-hal yang

berhubungan dengan keberadaan; mulai dari keberadaan dan tujuan

manusia di alam semesta hingga pada sifat kehidupan itu sendiri

seperti kebahagiaan, tragedi, penderitaan, hidup dan mati.

Kesembilan pembagian kecerdasan menurut Gardner diatas

terdapat kecerdasan yang berhubungan erat dengan aspek-aspek dari

kecerdasan emosi yaitu kecerdasan intrapersonal yang meliputi pikiran dan

perasaan dalam diri kita dan kecerdasan interpersonal yang

memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi dan memahami orang lain.

Kehidupan seseorang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh emosi,

baik itu emosi yang bernilai positif seperti senang, gembira, bersemangat

Page 24: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

maupun emosi yang bernilai negatif seperti marah, benci, cemas, gelisah

dan sebagainya.

Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, rencana

seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara

berangsur-angsur oleh evolusi. Akar kata emosi adalah movera kata kerja

bahasa latin yang artinya “bergerak menjauh” yang menyiratkan bahwa

kecenderungan untuk bertindak merupakan hal yang mutlak dalam emosi,

lebih lanjut dijelaskan emosi adalah perasaan yang intensitasnya lebih kuat

atau merupakan perasaan yang bergejolak karena begitu kuatnya intensitas

perasaan tersebut sehingga akan mewarnai perilaku individu dan juga

menghambat fungsi kendali rasio (Goleman, 2000).

Emosi sangat berperan penting dalam keberhasilan seseorang baik

ditempat kerja, tempat belajar, rumah dan hubungan antar sesama maupun

diri sendiri. Emosi adalah kekuatan tanpa batas yang dapat dimanfaatkan

untuk meraih sukses dalam hidup (Goleman, 2000).

Kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk mengenali emosi

diri sendiri dan emosi orang lain, serta menggunakan perasaan itu untuk

memandu pikiran dan tindakan yang dilakukan. Seperti yang diungkapkan

oleh Goleman (1999) bahwa kecerdasan emosi atau emotional intelligence

merujuk pada kemampuan memotivasi diri, dan kemampuan mengelola

emosi dengan baik pada diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.

Cooper dan Sawaf (2002), menyatakan kecerdasan emosi adalah

kemampuan merasakan memahami dan secara aktif menerapkan daya dan

Page 25: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh

yang manusiawi.

Solvey dan Mayer dalam Goleman (2000) menggunakan istilah

kecerdasan emosi untuk menggambarkan sejumlah keterampilan yang

berhubungan dengan keakuratan penilaian tentang emosi diri dan orang

lain serta kemampuan mengelola perasaan untuk memotivasi,

merencanakan dan meraih tujuan kehidupan.

Goleman (2005), mendefenisikan kecerdasan emosi adalah

kecakapan emosi yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri

sendiri dan memiliki daya tahan ketika menghadapi rintangan, mampu

mengendalikan impuls dan merasa tidak cepat puas, mampu mengatur

suasana hati dan mampu mengelola kecemasan agar tidak menggangu

kemampuan berfikir serta mampu berempati serta berharap.

Kecerdasan emosi juga mengandung aspek kemampuan mengatur

emosi, kemampuan menenangkan diri, memusatkan perhatian dan untuk

berhubungan lebih baik dengan orang lain sehingga dapat memberikan

reaksi yang tepat ketika berhadapan dengan situasi-situasi yang sulit dan

yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat diselesaikannya

dengan baik (Gottman, 1999). Berbagai pengertian diatas dapat

disimpulkan bahwa kecerdasan emosi mengandung aspek pengenalan diri,

pengelolaan emosi diri dan emosi orang lain, kemampuan memotivasi diri,

dan kemampuan berhubungan dengan orang lain secara efektif.

Page 26: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keberhasilan seseorang selain ditentukan oleh kecerdasan rasional

(IQ), juga sangat ditentukan oleh kecerdasan emosional karena IQ tidak

akan bekerja sebaik-baiknya tanpa kecerdasan emosional (Goleman,

2007).

Gardner dalam Goleman (2000), membedakan kecerdasan emosi

dalam dua bentuk:

a. Kecerdasan interpribadi, yaitu suatu kemampuan untuk mengerti

keadaan dirinya. Misalnya bila seorang sedang sedih maka ia tidak

terlarut dalam kesedihannya apalagi jika kesedihannya itu dapat

menghambat aktifitasnya untuk menuju kearah yang lebih baik.

b. Kecerdasan antarpribadi, yaitu berisi mengenai kemampuan untuk

memahami orang lain membedakan, menanggapi dengan cepat suasana

hati, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain di luar dirinya. Untuk

dapat memanifestasikan kecerdasan antarpribadi seseorang harus

terlebih dahulu mencapai tingkat pengendalian diri tertentu yaitu

dimulainya kemampuan untuk menyimpan kemarahan, beban stress,

dorongan hati serta kegairahannya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi seseorang

menurut Goleman ( 2000), antara lain sebagai berikut:

a. Lingkungan keluarga. Keluarga merupakan sekolah yang pertama kali

dalam mempelajari emosi. Dalam hal ini peran orang tua sangatlah

dibutuhkan. Orang tua adalah subjek pertama yang perilakunya

diidentifikasikan oleh anak dan kemudian diinternalisasikan yang pada

Page 27: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

akhirnya akan menjadi bagian kepribadian anak. Orang tua mampu

memberikan contoh-contoh yang baik mengenai bagaimana mereka

mereaksi perasaan orang lain, cara terbaik menanggapi perasaan orang

lain, cara terbaik menanggapi perasaan dengan tepat adalah bagaimana

perilakunya dalam menghadapi masalah.

b. Lingkungan non keluarga. Dalam hal ini lingkungan non keluarga

adalah masyarakat, dan lingkungan pendidikan. Kecerdasan emosi

berjalan sesuai dengan perkembangan fisik dan mental anak.

Pembelajar emosi dapat dilakukan dengan memberi peran anak sebagai

seseorang diluar dirinya sehingga anak dapat belajar mengenai

bagaimana perasaan orang lain ketika menghadapi suatu masalah.

Kecerdasan emosional anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan

sosial. Dimana seorang anak hidup ditengah-tengah lingkungan yang

banyak memberikan warna bagi kehidupan emosional. Lingkungan

keluarga mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan emosional anak,

orang tua yang mempunyai keterampilan emosi baik akan mempunyai

anak-anak yang memiliki kemampuan emosi yang baik pula (Gottman,

1999).

Solvey dan Meyer dalam Goleman (2005) menyatakan aspek-aspek

kecerdasan emosi sebagai berikut :

a. Mengenali emosi diri (Knowing one’s emotions). Inti dari mengenali

emosi diri adalah kesadaran akan perasaan diri sendiri sewaktu

Page 28: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perasaan itu timbul. Ahli-ahli psikologi mengunakan istilah

metakognisi untuk menyebut kesadaran seseorang akan emosinya

sendiri. Goleman menggunakan istilah kesadaran diri ini

membutuhkan neokorteks yang aktif, terutama diwilayah bahasa yang

terpasang untuk mengidentifikasi dan menamai emosi-emosi yang

sedang timbul.

b. Mengelola emosi (Managing emotion). Usaha mengenali emosi diri

sendiri sebenarnya sudah dijalankan sejak awal kehidupanya agar

manusia mampu mengontrol emosi, menjaga agar tindakan-

tindakannya tidak dikendalikan oleh emosi semata. Harus memahami

apa-apa yang diharapkan dirinya dan juga harus membawa

konsekuensi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain.

c. Memotivasi diri sendiri (Motivating one self). Mengatur emosi sebagai

alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang mendasar untuk dapat

memberikan perhatian, memotivasi diri dan menguasai diri serta

mengembangkan kreatifitas. Kendali diri emosi yang berarti menahan

dorongan terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah

landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Orang-orang yang

memiliki ketrampilan ini cenderung lebih produktif dan efektif dalam

melakukan berbagai aktivitas. Emosi yang terlibat dalam kemampuan

memotivasi diri adalah rasa antusias, gairah dan keyakinan diri serta

menciptakan iklim yang positif dalam mencapai prestasi. Kemampuan

memotivasi diri erat hubungannya dengan ketekunan, karena

Page 29: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ketekunan bergantung pada sifat emosi yaitu antusiasme serta

keinginan untuk menghadapi tantangan. Bagian emosi seseorang

menentukan batas kemampuan untuk memanfaatkan kemampuan

mental bawaan dan menentukan keberhasilan dalam kehidupan, serta

bagaimana individu termotivasi oleh perasaan antusiasme dan

kepuasan pada apa yang dikerjakan sehingga mendorong untuk

berprestasi, maka disinilah arti kecerdasan emosi, suatu kemampuan

untuk mempengaruhi atau menghambat kemampuan-kemampuan

lainnya.

d. Mengenali emosi orang lain (Recognizing emotions in others).

Seseorang yang mampu berempati adalah seseorang yang mampu

membaca perasaan dan isyarat non verbal mereka lebih mampu

menyesuaikan diri secara emosi, lebih popular, lebih mudah bergaul

dan lebih mudah peka. Kemajuan teknologi membuat hubungan antar

manusia menjadi lebih rumit dan kerumitan ini menyebabkan stress

dan aneh. Globalisasi dan kemajuan teknologi yang hebat ini harus

dibayar mahal dengan ketumpulan atau kedunguan perasaan personal,

orang menjadi cepat marah, individualistis, serta tergesa-gesa semakin

tidak peka, tidak mampu mendengarkan dan berempati terhadap

perasaan sendiri apalagi orang lain. Semua itu disebabkan karena

kurangnya kemampuan mengendalikan emosi, setelah, oleh karena itu

tidak heran bila kecerdasan emosi dianggap menyumbang banyak

kesuksesan hidup seseorang.

Page 30: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Membina hubungan (Handling relation ship). Seni membina hubungan

dengan orang lain erat hubungannya dengan ketrampilan emosi yang

lain. Hal yang perlu diperhatikan adalah saat-saat kritis perkembangan

kemampuan anak. Intinya adalah mampu menangani emosi orang lain

yang membutuhkan kematangan-kematangan ketrampilan emosi lain

yaitu manajemen diri dan empati, yang perlu dicermati adalah

ketrampilan membina hubungan yang lebih aplikatif dan melibatkan

kehadiran orang lain.

Enam unsur utama kemampuan yang sangat penting yang berkaitan

dengan kecerdasan emosi menurut Goleman (2000) adalah:

a. Keyakinan. Perasan kendali dan penguasaan seseorang terhadap tubuh,

perilaku dan dunia, perasaan anak bahwa dirinya akan cenderung lebih

berhasil daripada tidak dalam apa yang dikerjakannya, dan bahwa

orang-orang dewasa akan bersedia menolong

b. Rasa ingin tahu. Perasaan bahwa menyelidiki segala sesuatu ini

bersifat positif dan menimbulkan kesenangan.

c. Niat. Hasrat dan kemampuan untuk berhasil dan untuk bertindak

dengan tekun berdasarkan niat tersebut. Hal ini berkaitan dengan

perasaan terampil dan perasaan efektif.

d. Kendali diri. Kemampuan untuk melibatkan diri dengan orang lain

berdasarkan pada perasaan saling memahami.

e. Kecakapan berkomunikasi. Keyakinan dan kemampuan verbal untuk

bertukar gagasan, perasaan dan konsep dengan orang lain. Hal ini

Page 31: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berkaitan dengan rasa percaya pada orang lain dan kenikmatan terlibat

dengan orang lain termasuk orang dewasa.

f. Kooperatif. Kemampuan untuk menyeimbangkan kebutuhannya

sendiri dengan kebutuhan orang lain dalam kegiatan kelompok.

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan diatas dapat

disimpulkan bahwa kecerdasan emosi merupakan kemampuan

membedakan, memahami dan menanggapi dengan tepat suasana hati,

temperamen, motivasi dan hasrat diri sendiri dan orang lain dalam

merencanakan dan meraih tujuan kehidupan dengan kata lain kecerdasan

emosi adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri dan kemampuan

untuk memahami orang lain.

2. Kesiapan Belajar

Menjalani kuliah merupakan bagian yang amat penting dalam

kegiatan belajar di perguruan tinggi. Semua materi pokok kuliah harus

dikuasai oleh mahasiswa, kegiatan lain yang diselenggarakan dalam kuliah

antara lain melatih berbagai macam keterampilan, mengerjakan berbagai

tugas sehingga memungkinkan mahasiswa memahami dan menguasai

materi pokok pada mata kuliah yang telah diberikan. Agar kegiatan

tersebut berjalan lancar maka dibutuhkan kesiapan belajar yang baik.

Sebelum melakukan aktivitas belajar anda harus benar-benar dalam

kondisi fresh (segar) untuk belajar. Untuk siap melakukan aktivitas belajar

ada dua hal yang harus diperhatikan , yaitu kondisi fisik dan psikis.

Page 32: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kondisi fisik harus bebas dari gangguan penyakit, kurang gizi dan rasa

lapar. Kondisi psikis harus steril dari gangguan konflik kejiwaan, tekanan

masalah atau ketegangan emosional, seperti gelisah, takut, cemas, kecewa,

marah, benci, patah hati, iri dan dendam. Masalah konflik kejiwaan atau

perasaan negative ini harus diselesaikan terlebih dahulu. Pikiran harus

benar-benar jernih, jika hendak melakukan kegiatan belajar. Pikiran yang

terus menerus dikuasai oleh letupan-letupan emosional akan menimbulkan

perasaan tidak enak. Perasaan tak enak yang bersemayam dihati

menyebabkan anda tak mampu berbuat apa-apa secara maksimal, apalagi

belajar (Hendra, 2009).

Apabila kesiapan belajar mahasiswa baik maka kemungkinan akan

diperoleh pencapaian hasil belajar yang diinginkan. Faktor kesiapan, baik

fisik maupun psikologis adalah merupakan kondisi awal suatu kegiatan

belajar.

Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya

siap untuk memberi respons atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap

suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau

kecenderungan untuk memberi respons (Slameto, 2003).

Djamarah dan Aswan (2006), menyatakan kesiapan untuk belajar

merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar.

Berdasarkan teori-teori yang telah diutarakan diatas dapat

disimpulkan bahwa kesiapan belajar adalah kondisi awal dari suatu

kegiatan belajar yang membuat seseorang siap untuk memberi respons

Page 33: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

atau jawaban yang ada pada diri siswa dalam mencapai tujuan pengajaran

tertentu.

Prinsip kesiapan yang dikemukakan oleh Thorndike adalah sebagai

berikut:

a. Kalau suatu unit tindakan sudah siap untuk dilakukan, maka tindakan

dengan unit tersebut akan menimbulkan kepuasan, dan tidak akan ada

tindakan-tindakan yang lainnya lagi untuk mengubah tindakan tadi.

b. Kalau suatu unit tindakan sudah siap untuk dilakukan akan tetapi tidak

dilakukan maka akan mengakibatkan ketidakpuasan dan akan

menimbulkan respons-respons apapun yang bersifat alamiah untuk

mengurangi atau meniadakan ketidakpuasan tertentu.

c. Kalau suatu unit tindakan tidak siap dilakukan kemudian dipaksa

untuk melakukannya, maka tindakan tersebut akan mengakibatkan

ketidakpuasan.

(L. Crow dan A. Crow, 2005)

Kondisi kesiapan menurut Slameto (2003), mencakup 3 aspek,

yaitu:

a. Kondisi fisik, mental dan emosional

b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan

c. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah

dipelajari

Page 34: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Djamarah dan Aswan (2006), faktor-faktor kesiapan

meliputi:

a. Kesiapan fisik

Orang yang belajar tidak terlepas dari kondisi fisiknya. Menurut

penyelidikan yang telah dilakukan oleh salah seorang mahasiswa dari

Universitas Gajah Mada Yogyakarta ternyata bahwa kondisi fisik

mempengaruhi prestasi belajar anak. Maka adanya anak yang sering

sakit prestasinya menurun.

Misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan seperti mengantuk,

lesu, atau gangguan fisik lainnya).

b. Kesiapan psikis

Selain kondisi fisik kondisi psikis harus pula diperhatikan.

Misalnya ada hasrat untuk belajar, bisa berkonsentrasi dengan baik,

ada motivasi instrinsik.

c. Kesiapan materiil

Misalnya ada bahan yang harus dipelajari atau dikerjakan, dapat

berupa buku bacaan, catatan, dan sebagainya.

Selain hal diatas ada faktor lain yang mempengaruhi kesiapan belajar,

antara lain:

a. Kesiapan fasilitas; termasuk didalamnya fasilitas untuk menunjang

belajar seperti alat tulis.

b. Kesiapan lingkungan; lingkungan tempat belajar yang kondusif.

c. Kesiapan perilaku.

Page 35: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Prinsip-prinsip kesiapan belajar menurut Slameto (2003), diantaranya

meliputi:

a. Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling berpengaruh

mempengaruhi.

b. Kematangan

Kematangan adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkah

laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan. Kematangan

jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari

pengalaman.

c. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap

kesiapan belajar.

d. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode

tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

atau indikator dari kesiapan belajar adalah kesiapan fisik, mental, fasilitas,

lingkungan dan perilaku.

3. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu ke arah sudah

mampu, dan proses perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu

(Winkel, 1999). Sedangkan menurut Hilgard dan Bower (1975) belajar

berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu

situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang

Page 36: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan

atau dasar kecenderungan respons pembawaan, kematangan atau keadaan-

keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan

sebagainya).

Belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu kearah

sudah mampu yang berhubungan dengan perubahan tingkah laku

seseorang karena pengalaman yang berulang-ulang dengan jangka waktu

tertentu.

4. Prestasi Belajar

Kamus besar Bahasa Indonesia (2001) menjelaskan prestasi adalah

hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan

sebagainya). Sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan

atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya

ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai terhadap bahan

pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu, yang

biasa dilaksanakan setiap akhir semester atau juga disebut tes sumatif.

Nilai hasil tes sumatif digunakan untuk menentukan nilai raport atau

Ijazah atau Kartu Hasil Studi mahasiswa (Ngalim, 2002).

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan mencapai

standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran, dengan

kompetensi ini dapat diketahui tingkat penguasaan materi standar oleh

Page 37: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

peserta didik dalam berbagai mata pelajaran secara keseluruhan, baik yang

menyangkut aspek intelektual, sosial, emosional, spiritual, kreatifitas dan

moral.

5. Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I (kehamilan)

Mata kuliah dasar kebidanan yang diberikan pada semester II

dengan beban studi 4 sks ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa

untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan bantuan,

didasari konsep-konsep sikap dan keterampilan serta hasil evidence based

dalam praktik antenatal yang menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan dengan pokok-pokok bahasan konsep terjadinya kehamilan,

adaptasi fisiologi dan psikologi ibu hamil pada kunjungan awal dan ulang,

deteksi terhadap komplikasi ibu dan janin serta pendokumentasiannya

(Depkes, 2002).

6. Hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar

Kegiatan belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh faktor

psikologis siswa. Setiap kegiatan selalu disertai dengan emosi yang positif

maupun yang negatif, perasaan senang maupun tidak senang. Untuk itu

harus dimiliki kecerdasan emosi agar dapat mengelola emosi tersebut

dengan baik ketika emosi itu timbul. Kecerdasan emosi mencakup

pengendalian diri, semangat dan ketekunan, kemampuan memotivasi diri,

dan keterampilan untuk membina hubungan dengan orang lain.

Page 38: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kecerdasan emosi merupakan faktor penting untuk mencapai

puncak prestasi. Kemampuan mengelola emosi berarti siswa telah siap

secara fisik dan psikis untuk menerima pelajaran. Semangat dan ketekunan

serta motivasi untuk belajar merupakan faktor penting yang mendorong

seseorang untuk mencapai puncak prestasi.

Kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting untuk

mencapai kesuksesan di sekolah, maupun dalam berkomunikasi di

lingkungan masyarakat. Kecerdasan emosi mencakup kemampuan yang

berbeda-beda, tetapi saling melengkapi dengan kecerdasan akademik

(academic intelligence) yaitu kemampuan kognitif murni yang diukur

dengan IQ (Goleman, 2000).

7. Hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar

Aktifitas belajar yaitu proses yang melibatkan baik fisik maupun

psikis yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku subyek yang

melakukan aktifitas belajar. Berhasil atau tidaknya kegiatan belajar

termasuk hasil belajar sangat tergantung oleh berbagai faktor yang

mempengaruhinya, diantaranya kesiapan belajar (Winkel, 1999).

8. Hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar

Kecerdasan emosi merupakan faktor penting yang menentukan

prestasi belajar siswa, dengan mempunyai kecerdasan emosi seseorang

Page 39: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

akan lebih mempunyai kesiapan dan motivasi untuk belajar (Gottman,

1999).

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Purnomo Sidi (2002) yang berjudul “ Hubungan antara Kecerdasan

Emosi dan Minat Baca dengan Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan pada

Siswa Kelas II Semester IV Program Keahlian Akuntansi SMK N 6

Surakarta”. Berdasarkan hasil penelitian hasil analisa korelasi dan regresi

ganda diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,6499, dan penghitungan uji F

sebesar 78,882. Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar akuntansi

keuangan yang diperoleh siswa sangat dipengaruhi oleh kecerdasan emosi dan

minat baca siswa. Sumbangan efektif kedua variabel secara bersama-sama

sebesar 64,98 % ini berarti pencapaian prestasi belajar akuntansi keuangan

siswa ditentukan oleh kecerdasan emosi (EQ) dan minat baca sebesar 64,98 %,

sedangkan yang 38,02 % ditentukan oleh faktor lain.

Dwi Wahyuni (2004) yang berjudul “Pengaruh Kesiapan Belajar,

Motivasi Belajar dan Pengulangan Materi Pembelajaran Terhadap Hasil

Belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa Kelas II MA Al-Asror

Universitas Negeri Semarang. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan

besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel kesiapan belajar, motivasi

belajar dan pengulangan materi pelajaran terhadap hasil belajar secara

simultan adalah 66,1 % dan secara parsial untuk kesiapan belajar sebesar

11,36 % motivasi belajar sebesar 18,23 %. Hasil analisis menunjukkan bahwa

Page 40: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

motivasi belajar memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pencapaian hasil

belajar siswa diikuti oleh kesiapan belajar.

Luluk Nur Fakhidah (2007) yang berjudul “ Hubungan antara

Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III Akademi

Kebidanan Mitra Husada Karanganyar”. Perbedaan penelitian yang pernah

dilakukan adalah terletak pada waktu pelaksanaan, variabel, subyek, populasi,

sampel yang diteliti dan cara analisis data. Hasil penelitian didapatkan ada

hubungan yang positif antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar,

berdasarkan penghitungan analisa data dengan uji korelasi product moment

sebesar 7.680.

Riza Arisandi dan Melly Latifah (2008) yang berjudul “ Analisis

Persepsi Anak terhadap Gaya Pengasuhan Orang Tua, Kecerdasan Emosional,

Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 3 Sukabumi”.

Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 60 % kecerdasan emosi pelajar

dipengaruhi oleh gaya pengasuhan orang tua. Orang tua yang menerapkan

gaya pengasuhan melatih emosi mempengaruhi penggelolaan emosi anak

remaja dalam membina hubungan, berdasarkan prestasi belajar anak

ditemukan adanya hubungan yang nyata dan positif antara kecerdasan emosi

dengan aktivitas ekstrakulikuler dan prestasi belajar dengan menggunakan

statistik korelasi Spearman (p < 0.01).

Page 41: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. KERANGKA PEMIKIRAN

Kecerdasan emosi yang disertai dengan kesiapan belajar siswa

dimungkinkan membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dalam

kegiatan belajar mengajar baik disekolah maupun diluar sekolah sehingga

akan menghasilkan prestasi belajar yang baik pada mata kuliah asuhan

kebidanan. Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada bagan

sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Kecerdasan Emosi

1. Memotivasi diri

2. Mengenali emosi diri

3. Mengelola emosi

4. Mengenali emosi orang lain 

5. Membina hubungan dengan orang lain

6. Keyakinan

7. Niat

Kesiapan Belajar

1. Kesiapan fisik

2. Kesiapan mental

3. Kesiapan fasilitas

4. Kesiapan lingkungan

5. Kesiapan perilaku

        Prestasi Belajar

Page 42: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. HIPOTESIS

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran yang dikemukakan

diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mata kuliah

Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar.

2. Ada hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah

Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar.

3. Ada hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi

belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra

Husada Karanganyar.

Page 43: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional. Variabel yang diteliti hanya diukur satu kali

pengukuran saja dalam waktu tertentu (Soekidjo, 2002).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Akademi Kebidanan Mitra Husada

Karanganyar yang terletak di Papahan, Tasikmadu, Karanganyar pada bulan

Juni sampai Nopember 2010.

C. Populasi dan Sampel

Penelitian ini penulis menggunakan semua subjek yang terdapat di dalam

populasi pada mahasiswa semester II tahun akademik 2009/2010 yang

berjumlah 119 orang, yang terbagi dalam kelas A dan kelas B di Akademi

Kebidanan Mitra Husada Karanganyar.

Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah sampling purposive. Penetapan jumlah sampel dilakukan dengan

menggunakan perhitungan rumus besar sampel dari Isaac dan Michael sebagai

berikut (Sugiyono, 2008):

Page 44: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

s =QPNd

QPN..)1(

...22

2

λλ

+−       

Keterangan:

2λ : dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%

P = Q = 0,5

d : 0,05

s : jumlah sampel

Hasil penghitungan dengan rumus diatas didapatkan besar sampel yang

akan digunakan dalam penelitian ini untuk taraf kesalahan 5% adalah 89

responden.

D. Kriteria Retriksi

1. Kriteria Inklusi

Semua mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar

dan yang mengikuti Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I.

2. Kriteria Eksklusi

Semua mahasiswa yang dijadikan responden untuk uji validitas dan

reliabilitas.

E. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

1. Variabel Bebas

Pada penelitian ini variabel bebas adalah kecerdasan emosi dan

kesiapan belajar.

Page 45: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Kecerdasan emosi adalah kecakapan emosi yang meliputi kemampuan

untuk mengendalikan diri sendiri dan memiliki daya tahan ketika

menghadapi rintangan, mampu mengendalikan impuls dan merasa

tidak cepat puas, mampu mengatur suasana hati dan mampu

mengelola kecemasan agar tidak menggangu kemampuan berfikir

serta mampu berempati serta berharap. Kecerdasan emosi

mengandung aspek yaitu; memotivasi diri, mengenali emosi diri,

mengelola emosi, mengenali emosi orang lain, membina hubungan

dengan orang lain, keyakinan, dan niat (Goleman, 2005; Cooper dan

Sawaf, 2002). Hasil evaluasi ini dapat berupa skor nilai, skala

pengukurannya adalah skala interval dengan rentang: Sangat baik:

76% - 100%, Baik: 56% - 75%, Kurang baik: 40% - 55%, Buruk: <

40%.

b. Kesiapan belajar adalah kesiapan mahasiswa untuk belajar merupakan

kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kesiapan belajar dalam penelitian

ini adalah mengandung aspek sikap mahasiswa terhadap kesiapan

fisik, kesiapan mental, kesiapan fasilitas, kesiapan lingkungan,

kesiapan perilaku (Djamarah, 2002). Hasil evaluasi ini dapat berupa

skor nilai, skala pengukurannya adalah skala interval dengan rentang:

Sangat baik: 76% - 100%, Baik: 56% - 75%, Kurang baik: 40% -

55%, Buruk: < 40%.

Page 46: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar. Prestasi

belajar menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2001) prestasi adalah

hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan

sebagainya). Sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan

atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya

ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Penelitian ini prestasi belajar dilihat dengan nilai absolut. Hasil

pengukurannya berskala interval yang dikategorikan dengan skala

ordinal, yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang, kurang sekali.

Tabel 1. Rentang Nilai Konversi

No Skala Nilai absolut 1

2

3

4

5

Baik sekali

Baik

Cukup

Kurang

Kurang sekali

79-100

68-78

56-67

41-55

0-40

Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah (2005).

F. Instrumen Penelitian

1. Kecerdasan Emosi

Data diambil melalui kuesioner, skala yang dipakai skala likert yang

berisi sejumlah pernyataan yang menyatakan objek yang hendak

diungkap. Alternatif jawaban yang diberikan adalah sangat setuju, setuju,

tidak setuju, sangat tidak setuju.

Page 47: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penelitian kecerdasan emosi diukur dengan menggunakan kuesioner

kecerdasan emosi yang dikutip dari Cooper dan Sawaf (2002) dan Davis

(2006) yang didesain berdasarkan skala rating scale yang berisi sejumlah

pernyataan yang menyatakan objek yang hendak diungkap.

Tabel 2. Kisi-kisi kuesioner kecerdasan emosi

Variabel

penelitian

Indikator Banyaknya

butir

Nomor butir

Kecerdasan

emosi

1. Memotivasi diri

2. Mengenali emosi

diri

3. Mengelola emosi

a. Kendali diri

b. Rasa ingin

tahu

4. Mengenali emosi

orang lain

5. Membina

hubungan dengan

orang lain

a. Keterkaitan

b. Kecakapan

komunikasi

c. Kooperatif

6. Keyakinan

7. Niat

5

3

3

2

3

6

4

1

2

1

3

2

1,2,3,4,5

6,7,8

9,10,11

25,31

24,32,34

12,13,14,15,16,17

18,19,20,21

28

27,29

26

22,23,35

30,33

Page 48: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penskoran skala model rating scale yang digunakan dalam

penelitian ini merujuk pada empat alternatif jawaban, sebagaimana

terlihat dibawah ini:

Tabel 3. Penskoran kuesioner kecerdasan emosi

Alternatif jawaban Nilai

pernyataan

positif

Nilai

pernyataan

negatif

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

4

3

2

1

1

2

3

4

Variabel kecerdasan emosi diukur dengan pernyataan tertutup

sebanyak 47 item. Penilaian diberikan dengan skor 4, 3, 2, 1, pada

pernyataan favorable diberikan nilai 4 untuk jawaban sangat setuju, nilai

3 untuk jawaban setuju, nilai 2 untuk jawaban tidak setuju, nilai 1 untuk

jawaban sangat tidak setuju. Pada pernyataan unfavorable diberikan nilai

1 untuk jawaban sangat setuju, nilai 2 untuk jawaban setuju, nilai 3 untuk

jawaban tidak setuju, nilai 4 untuk jawaban sangat tidak setuju.

2. Kesiapan Belajar

Penilaian kesiapan belajar diambil melalui kuesioner dengan

alternative jawaban yang diberikan adalah selalu, sering, kadang-kadang,

dan tidak pernah sesuai dengan kondisi anda. Dalam penelitian

kecerdasan emosi diukur dengan menggunakan kuesioner kecerdasan

Page 49: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

emosi yang didesain berdasarkan skala rating scale yang berisi sejumlah

pernyataan yang menyatakan obyek yang hendak diungkap.

Tabel 4. Kisi-kisi kuesioner kesiapan belajar

Variabel

penelitian

Indikator Banyaknya

butir

Nomor butir

Kesiapan

belajar

1. Kesiapan fisik

2. Kesiapan mental

3. Kesiapan

fasilitas

4. Kesiapan

lingkungan

5. Kesiapan

perilaku

5

5

5

5

5

1,2,3,4,5

6,7,8,9,10

11,12,13,14,15

16,17,18,19,20

21,22,23,24,25

Variabel kesiapan belajar diukur dengan pernyataan tertutup

sebanyak 25 item. Penilaian diberikan dengan skor 4, 3, 2, 1, pada

pernyataan diberikan nilai 4 untuk jawaban selalu, nilai 3 untuk jawaban

sering, nilai 2 untuk jawaban kadang-kadang, nilai 1 untuk jawaban tidak

pernah.

Instrumen penelitian sebelum digunakan untuk memperoleh data-

data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh

instrumen yang valid dan reliabel. Uji validitas ini akan dilakukan pada

mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar

tahun akademik 2009/2010 sebanyak 30 orang.

Menurut Soekidjo (2002), uji validitas dilakukan untuk melihat

sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi

Page 50: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ukurnya melalui uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item pertanyaan

dengan skor kuesioner tersebut. Untuk menguji validitas kuesioner

kecerdasan emosi dan kesiapan belajar penulis melakukan validitas isi

(content validity). Pengukuran ini melalui penyusunan kisi-kisi kuesioner

yang dibandingkan pada teori, setelah itu penulis melakukan analisis item

menggunakan rumus statistika koefisien korelasi product moment dari

pearson dengan rumus sebagai berikut:

xyr =( )( )

( )[ ] ( )[ ]∑ ∑∑ ∑∑∑ ∑

−−

−2222 YYNXXN

YXXYN       (Arikunto, 2002)

Keterangan :

N : Jumlah subjek

X : Skor setiap item

Y : Skor total

( )2∑ X : Kuadrat jumlah skor item

∑ 2X : Jumlah kuadrat skor item

( )2∑Y : Kuadrat jumlah skor total

Hasil penggunaan rumus tersebut kemudian dianalisis, bila

hasil penghitungan (r hitung) lebih besar dari r tabel maka instrumen

dinyatakan valid. Uji coba instrumen penelitian kecerdasan emosi dan

Page 51: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kesiapan belajar yang dilakukan terhadap 30 responden diluar sampel

penelitian, dikonsultasikan dengan r tabel untuk taraf signifikansi 5%

adalah 0,361. Berdasarkan hasil uji coba instrumen, didapatkan hasil

untuk instrumen kecerdasan emosi sebanyak 35 butir dinyatakan valid,

sedangkan untuk instrumen kesiapan belajar sebanyak 25 butir terdapat 3

butir soal yang tidak valid, sehingga yang digunakan untuk penelitian

sebanyak 22 butir.

Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan untuk meihat sejauh mana

hasil suatu pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa

kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama

diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri

subjek memang belum berubah. Formula statistika yang dapat digunakan

untuk menguji reliabilitas instrumen yang berupa kuesioner dengan rating

scale adalah Cronbach Alpha, dihitung dengan rumus sebagai berikut:

    11r = ( )1−kk

       ⎪⎭

⎪⎬⎫

⎪⎩

⎪⎨⎧− ∑ 2

1

2

1σσ

b                         (Arikunto, 2002)

Hasil hitungan rumus ini kemudian dianalisis. Bila hasil

penghitungan semakin mendekati angka 1 maka instrumen dikatakan

reliabel. Hasil penghitungan untuk instrumen kecerdasan emosi

didapatkan nilai reliabilitas sebesar 0,957 dan untuk instrumen kesiapan

belajar sebesar 0,907. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen

kecerdasan emosi dan kesiapan belajar mempunyai nilai reliabilitas yang

tinggi.

Page 52: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Prestasi Belajar

Penelitian ini prestasi belajar dapat dilihat dari dokumentasi yang

berupa nilai mata kuliah Askeb I pada mahasiswa semester II Akbid Mitra

Husada Karanganyar tahun akademik 2009/2010.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data untuk kecerdasan emosi dan kesiapan belajar mahasiswa diperoleh

dengan cara menyebar kuesioner yang telah disusun dengan, kemudian untuk

prestasi belajar diperoleh dengan cara melihat nilai Ujian Akhir Semester

(UAS) pada mata kuliah Asuhan Kebidanan I.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat analisis

a. Uji Normalitas

Untuk menguji hipotesis dengan statistik parametris (t-test

untuk satu sampel, korelasi dan regresi, analisis varian dan t-tes untuk

dua sampel) mensyaratkan data yang akan dianalisis harus

berdistribusi normal. Sebaran data yang normal adalah sebaran data

variabel yang dianalisis adalah simetris sehingga luas di bawah

lengkungan kurve normal rata-rata ke kanan dan ke kiri masing-masing

50%. Pada penelitian ini uji normalitasnya menggunakan uji Chi

kuadrat. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

Page 53: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

h

hh f

ffX2

02 )( −=

Sebaran data memenuhi persyaratan normalitas jika harga Chi

kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi kuadrat tabel (

22th XX ≤ ) dan apabila lebih besar ( 22

th XX > ) dinyatakan tidak

normal.

b. Uji Linearitas dan Keberartian

Uji linearitas dan keberartian diperlukan sebelum analisis regresi.

1) Uji Linearitas

Hubungan yang bersifat linear antara variabel bebas dan

variabel terikat merupakan persyaratan mutlak untuk analisis

regresi. Adapun rumus uji linearitas adalah sebagai berikut:

∑= 2)( YTJK

nY

AJK ∑=2)(

)(

⎪⎭

⎪⎬⎫

⎪⎩

⎪⎨⎧

−= ∑ ∑ ∑n

YXXYbbIaJK

))(()(

[ ][ ]

2

22 )())((

∑ ∑∑ ∑ ∑

−=

XXnnYXXYn

)()()()( bIaJKAJKTJKSJK −−=

( )∑ ∑ ∑

⎪⎭

⎪⎬⎫

⎪⎩

⎪⎨⎧

−=ix in

YYTCJK

22)(

)()()( TCJKSJKGJK −=

Page 54: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

2

G

TC

SSF =

Keterangan :

)(TJK = Jumlah kuadrat total

)(AJK = Jumlah kuadrat koefisien a

)(bIaJK = Jumlah kuadrat regresi (bIa)

)(SJK = Jumlah kuadrat sisa

)(TCJK = Jumlah kuadrat tuna cocok

)(GJK = Jumlah kuadrat galat

Jika nilai Fhitung < Ftabel dengan dk pembilang (k-2) dan dk penyebut

(n-k), untuk taraf kesalahan 5%, atau taraf kesalahan 1%, maka

hubungan variabel bebas dengan terikat berbentuk linier. Jika nilai

Fhitung > Ftabel maka hubungan variabel bebas dengan terikat tidak

berbentuk linier (Sugiyono, 2008).

2) Uji Keberartian

2

2

sis

reg

SS

F=

Jika F hitung > Ftabel pada dk pembilang =1 dan dk penyebut =

n-2, baik untuk taraf kesalahan 5% maupun 1%, kesimpulannya

koefisien itu berarti.

Page 55: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Pengujian Hipotesis

a. Pengujian Hipotesis pertama

Penghitungan korelasi dapat menggunakan rumus:

( )( )∑∑∑=

22 yx

xyRxy

Bila r hitung < r tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak tetapi jika

rhitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima.

Untuk uji signifikansinya dapat juga digunakan dengan rumus t

sebagai berikut:

212

rnrt−

−=

Harga t hitung selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel

dengan taraf kesalahan 5%, uji dua fihak dan dk = n-2. Jika t hitung >

ttabel maka Ha diterima.

Analisis dapat dilanjutkan dengan menghitung persamaan

regresinya, hal ini digunakan untuk melakukan prediksi seberapa

tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen

dimanipulasi (diubah-ubah). Adapun persamaan regresi sederhananya

adalah sebagai berikut:

bXaY +=

Keterangan:

Y = Nilai yang diprediksikan

a = konstanta atau bila harga X=0

Page 56: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b = koefisien regresi

X = Nilai variabel independen

Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus

dihitung terlebih dahulu harga a dan b.

Harga x

y

ss

rb =

Harga bxya −=

Keterangan:

r = Koefisien korelasi product moment antara variabel X dengan

varibel Y

Sy = Simpangan baku variabel Y

Sx = Simpangan baku variabel X

b. Pengujian hipotesis kedua

Untuk pengujian hipotesis kedua sama dengan pengujian

hipotesis pertama.

c. Pengujian hipotesis ketiga

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan korelasi ganda (

21 xyxR ) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

2

22

21

212121

21 12

xx

xxyxyxyxyxxyx r

rrrrrR

−−+

=

Page 57: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan:

21 xyxR = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama

dengan variabel Y

1yxR = Korelasi product moment antara X1 dengan Y

2yxR = Korelasi product moment antara X2 dengan Y

21xxR = Korelasi product moment antara X1 dengan X2

Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi dapat

digeneralisasikan atau tidak, maka harus diuji signifikansinya dengan

rumus:

)1)(1(/

2

2

−−−=

knRkRFhitung

Keterangan:

R = Koefisien korelasi ganda

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah anggota sampel

Harga F hitung selanjutnya dikorelasikan dengan F tabel dengan dk

pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan 5%, bila

F hitung > F tabel maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah

signifikan, yaitu dapat diberlakukan untuk seluruh populasi.

Pada korelasi ganda dapat dilanjutkan dengan regresi ganda.

Analisis regresi ganda digunakan bila peneliti bermaksud meramalkan

bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium),

Page 58: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bila dua variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi

(dinaik turunkan nilainya). Serta digunakan untuk mengetahui besar

hubungan antara variabel X1, dan X2, terhadap variabel Y.

Rumus : Y = a + bX1 + bX2

Keterangan:

X1 = Kecerdasan Emosi

X2 = Kesiapan Belajar

Y = Prestasi Belajar

a = konstanta

b = koefisien regresi

3. Mencari sumbangan relatif (SR) dan sumbangan efektif (SE)

a) Sumbangan relatif

%100R

% (X) SE% (X) SR 2 x=

b) Sumbangan efektif

100%n x ...r n ...X % (X) SE yx11 •= β

Keterangan:

n ...X1β   = standar koefisien beta

n ...ryx1   = koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor

2R     = nilai R square

(Setiaji, 2004)

Page 59: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

a. Variabel Kecerdasan Emosi (X1)

Data ini dimaksudkan untuk mengetahui distribusi kecerdasan

emosi mahasiswa semester II pada mata kuliah asuhan kebidanan I.

berikut hasil penghitungannya:

Tabel 5. Distribusi Kecerdasan Emosi

Kecerdasan Emosi Frekuensi Persentase

Sangat Baik

Baik

Jumlah

12

77

89

13.48

86.52

100.00

Sumber: Data Primer, 2010

Hasil distribusi data responden tentang kecerdasan emosi diketahui

bahwa 13.48% atau 12 responden mempunyai kecerdasan emosi

sangat baik, 86.52% atau 77 responden mempunyai kecerdasan emosi

baik, sehingga hasil dari penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar

responden mempunyai kecerdasan emosi baik.

b. Variabel Kesiapan Belajar (X2)

Distribusi kesiapan belajar mahasiswa didapatkan hasil

penghitungan pada tabel berikut:

Page 60: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 6. Distribusi Kesiapan Belajar

Kesiapan Belajar Frekuensi Persentase

Sangat Baik

Baik

Jumlah

66

23

89

74.16

25.84

100.00

Sumber: Data Primer, 2010

Hasil distribusi data responden tentang kesiapan belajar diketahui

bahwa 74.16% atau 66 responden mempunyai kesiapan belajar sangat

baik, 25.84% atau 23 responden mempunyai kesiapan belajar baik,

sehingga hasil dari penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar

responden mempunyai kesiapan belajar sangat baik.

c. Variabel Prestasi Belajar (Y)

Distribusi kesiapan belajar mahasiswa didapatkan hasil

penghitungan pada tabel berikut:

Tabel 7. Distribusi Prestasi Belajar

Prestasi Belajar Frekuensi Persentase

Baik Sekali

Baik

Cukup

Jumlah

9

53

27

89

10.11

59.55

30.34

100.00

Sumber: Data Primer, 2010

Hasil distribusi data responden tentang prestasi belajar diketahui

bahwa 10.11% atau 9 responden mempunyai prestasi belajar baik

sekali, 59.55% atau 53 responden mempunyai prestasi belajar baik,

30.34% atau 27 responden mempunyai prestasi belajar cukup,

Page 61: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sehingga hasil dari penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar

responden mempunyai prestasi belajar baik.

d. Variabel Kecerdasan Emosi (X1) dengan Prestasi Belajar (Y)

Distribusi kecerdasan emosi dengan prestasi belajar mahasiswa

didapatkan hasil penghitungan pada tabel berikut:

Tabel 8. Distribusi Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Belajar

Prestasi Belajar

Kecerdasan Emosi

Baik Sekali Baik Cukup Jumlah

F % F % F % F %

Sangat Baik

Baik

Jumlah

8

1

9

9.00

1.13

10.13

4

49

53

4.50

55.02

59.52

0

27

27

0

30.35

30.35

12

77

89

13.50

86.50

100.00

Sumber: Data Primer, 2010

Hasil distribusi kecerdasan emosi dengan prestasi belajar diketahui

bahwa 9.00% atau 8 responden mempunyai kecerdasan emosi sangat

baik dengan prestasi belajar baik sekali, 4.50% atau 4 responden

mempunyai kecerdasan emosi sangat baik dengan prestasi belajar baik,

1.13% atau 1 responden mempunyai kecerdasan emosi baik dengan

prestasi belajar baik sekali, 55.02% atau 49 responden mempunyai

kecerdasan emosi baik dengan prestasi belajar baik, 30.35% atau 27

responden mempunyai kecerdasan emosi baik dengan prestasi belajar

cukup, sehingga dapat disimpulkan bahwa frekuensi terbanyak berada

pada mahasiswa yang mempunyai kecerdasan emosi baik dengan

prestasi belajar baik.

Page 62: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Variabel Kesiapan Belajar (X2) dengan Prestasi Belajar (Y)

Distribusi kecerdasan emosi dengan prestasi belajar mahasiswa

didapatkan hasil penghitungan pada tabel berikut:

Tabel 9. Distribusi Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar

Prestasi Belajar

Kesiapan Belajar

Baik Sekali Baik Cukup Jumlah

F % F % F % F %

Sangat Baik

Baik

Jumlah

6

3

9

6.74

3.37

10.11

39

14

53

43.82

15.73

59.55

21

6

27

23.60

6.74

30.34

66

23

89

74.16

25.84

100.00

Sumber: Data Primer, 2010

Hasil distribusi kesiapan belajar dengan prestasi belajar diketahui

bahwa 6.74% atau 6 responden mempunyai kesiapan belajar sangat

baik dengan prestasi belajar baik sekali, 43.82% atau 39 responden

mempunyai kesiapan belajar sangat baik dengan prestasi belajar baik,

23.60% atau 21 responden mempunyai kesiapan belajar sangat baik

dengan prestasi belajar cukup, 3.37% atau 3 responden mempunyai

kesiapan belajar baik dengan prestasi belajar baik sekali, 15.73% atau

14 responden mempunyai kesiapan belajar baik dengan prestasi

belajar baik, 6.74% atau 6 responden mempunyai kesiapan belajar

baik dengan prestasi belajar cukup, sehingga dapat disimpulkan bahwa

frekuensi terbanyak berada pada mahasiswa yang mempunyai

kesiapan belajar sangat baik dengan prestasi belajar baik.

Page 63: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Pengujian Prasyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis data untuk mengetahui hipotesis yang

diajukan, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis

sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kecerdasan

emosi, kesiapan belajar dan prestasi belajar berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan rumus Chi

Kuadrat maka diperoleh hasil masing-masing variabel sebagai berikut:

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas

Variabel X2hit X2

tabel Keterangan

X1

X2

Y

24.494

32.629

33.191

31.410

36.415

36.415

Normal

Normal

Normal

Sumber; Data Primer, 2010

1) Data Kecerdasan Emosi (X1)

Hasil penghitungan diperoleh X2h 24.494, nilai ini lebih kecil

dari X2t (df = 20, a = 0,05) = 31.410. Ini berarti X2h < X2t , nilai

signifikansi 0.221 dan ini lebih besar dari 0.05 maka data berasal

dari populasi yang berdistribusi normal.

2) Data Kesiapan Belajar (X2)

Hasil penghitungan diperoleh X2h 32.629, nilai ini lebih kecil

dari X2t (df = 24, a = 0,05) = 36.415. Ini berarti X2h < X2t , nilai

Page 64: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

signifikansi 0.112 dan ini lebih besar dari 0.05 maka data berasal

dari populasi yang berdistribusi normal.

3) Data Prestasi Belajar (Y)

Hasil penghitungan diperoleh X2h 33.191, nilai ini lebih

kecil dari X2t (df = 24, a = 0,05) = 36.415. Ini berarti X2h < X2t ,

nilai signifikansi 0.100 dan ini lebih besar dari 0.05 maka data

berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan antara

variabel bebas X dengan variabel terikat Y linier atau tidak.

Berdasarkan hasil uji linearitas, maka diperoleh hasil masing-masing

variabel sebagai berikut:

Tabel 11. Hasil Uji Linieritas

Variabel Fhit Ftabel Keterangan

Y atas X1

Y atas X2

1.086

1.081

3.92

3.92

Linier

Linier

Sumber; Data Primer, 2010

1) Data linieritas kecerdasan emosi dengan prestasi belajar

Hasil penghitungan diperoleh nilai Fhitung (1.086) < Ftabel

(3.92) dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 87, untuk taraf

kesalahan 5%, maka hubungan variabel bebas dengan terikat

berbentuk linier.

Page 65: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Data linieritas kesiapan belajar dengan prestasi belajar

Hasil penghitungan diperoleh nilai Fhitung (1.081) < Ftabel

(3.92) dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 87, untuk taraf

kesalahan 5%, maka hubungan variabel bebas dengan terikat

berbentuk linier.

c. Uji Keberartian Regresi

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan antara

variabel bebas X dengan variabel terikat Y berarti atau tidak. Berikut

hasil penghitungannya:

Tabel 12. Hasil Uji Keberartian Regresi

Variabel Fhit Ftabel Keterangan

Y atas X1

Y atas X2

Y atas X1 dan X2

23.411

13.257

17.096

3.92

3.92

3.92

Berarti

Berarti

Berarti

Sumber; Data Primer, 2010

1) Data Keberartian regresi prestasi belajar atas kecerdasan emosi

Hasil penghitungan diperoleh Fhitung (23.411) > Ftabel (3.92)

pada dk pembilang =1 dan dk penyebut = 87, untuk taraf kesalahan

5%, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan tersebut berarti.

2) Data Keberartian regresi prestasi belajar atas kesiapan belajar

Hasil penghitungan diperoleh Fhitung (13.257) > Ftabel (3.92)

pada dk pembilang =1 dan dk penyebut = 87, untuk taraf kesalahan

5%, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan tersebut berarti.

Page 66: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Data Keberartian regresi prestasi belajar atas kecerdasan emosi dan

kesiapan belajar

Hasil penghitungan diperoleh Fhitung (17.096) > Ftabel (3.92)

pada dk pembilang =1 dan dk penyebut = 87, untuk taraf kesalahan

5%, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan tersebut berarti.

3. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji apakah data yang

diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan mendukung atau tidak

terhadap hipotesis yang telah diajukan. Dalam penelitian ini terdapat tiga

hipotesis yang akan dilakukan pengujian karena telah memenuhi

persyaratan analisis. Berikut hasil pengujian terhadap tiga hipotesis:

a. Pengujian hipotesis pertama

Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan

kecerdasan emosi (X1) dengan prestasi belajar (Y) menggunakan

rumus korelasi product moment. Besar hubungan yang diperoleh

adalah Rhitung 0.457 sehingga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan

yang positif sebesar 0.457 antara kecerdasan emosi dan prestasi belajar

berarti semakin baik kecerdasan emosi maka prestasi belajar juga

semakin baik.. Selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi hubungan

dengan menggunakan statistik uji t, diperoleh nilai t hitung sebesar 4.794

pada taraf signifikansi 5% dibandingkan dengan t tabel dengan dk = 87

diperoleh ttabel sebesar 1.980. karena t hitung > t tabel maka dinyatakan

Page 67: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima dengan nilai probabilitas lebih kecil

dari tingkat kesalahan alpha (0.000 < 0.05), yang berarti terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dan

prestasi belajar sebesar 0.457.

Koefisien determinasi sebesar 20.90%, hal ini berarti varian yang

terjadi pada prestasi belajar 20.90% ditentukan oleh varian yang terjadi

pada varian kecerdasan emosi atau dapat diartikan pengaruh

kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar sebesar 20.90% dan sisanya

79.10% ditentukan oleh faktor lain diantaranya minat, bakat, motivasi,

kebiasaan belajar mahasiswa.

Analisis dilanjutkan dengan menghitung persamaan regresinya

didapatkan hasil Y = 24.084 + 0.428X1, artinya konstanta sebesar

24.084 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel kecerdasan emosi

maka prestasi belajar mahasiswa adalah 24.084. koefisien regresi

sebesar 0.428 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan

kecerdasan emosi maka akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa

sebesar 0.428.

b. Pengujian hipotesis kedua

Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan kesiapan

belajar (X2) dengan prestasi belajar (Y) menggunakan rumus korelasi

product moment. Besar hubungan yang diperoleh adalah Rhitung 0.360

sehingga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif

sebesar 0.360 antara kesiapan belajar dan prestasi belajar berarti

Page 68: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

semakin baik kesiapan belajar maka prestasi belajar juga semakin baik,

selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi hubungan dengan

menggunakan statistik uji t, diperoleh nilai t hitung sebesar 3.603 pada

taraf signifikansi 5% dibandingkan dengan ttabel dengan dk = 87

diperoleh ttabel sebesar 1.980. karena thitung > ttabel maka dinyatakan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima dengan nilai probabilitas lebih kecil

dari tingkat kesalahan alpha (0.001 < 0.05), yang berarti terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar dan

prestasi belajar sebesar 0.360.

Koefisien determinasi sebesar 13.00%, hal ini berarti varian yang

terjadi pada prestasi belajar 13.00% ditentukan oleh varian yang terjadi

pada varian kesiapan belajar atau dapat diartikan pengaruh kesiapan

belajar terhadap prestasi belajar sebesar 13.00% dan sisanya 87.00%

ditentukan oleh faktor lain diantaranya minat, bakat, motivasi,

kebiasaan belajar mahasiswa.

Analisis dilanjutkan dengan menghitung persamaan regresinya

didapatkan hasil Y = 45.782 + 0.353X2, artinya konstanta sebesar

45.782 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel kesiapan belajar

maka prestasi belajar mahasiswa adalah 45.782. koefisien regresi

sebesar 0.353 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan kesiapan

belajar maka akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa sebesar

0.353.

Page 69: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Pengujian hipotesis ketiga

Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan hubungan

kecerdasan emosi (X1) dan kesiapan belajar (X2) dengan prestasi

belajar (Y) menggunakan rumus korelasi ganda. Besar hubungan yang

diperoleh adalah Rhitung 0.533 sehingga dapat diketahui bahwa terdapat

hubungan yang positif sebesar 0.533 antara kecerdasan emosi dan

kesiapan belajar dengan prestasi belajar berarti semakin baik

kecerdasan emosi dan kesiapan belajar maka prestasi belajar juga

semakin baik. Selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi hubungan

dengan menggunakan statistik uji F, diperoleh nilai F hitung sebesar

17.096 pada taraf signifikansi 5% dibandingkan dengan F tabel dengan

dk pembilang = 2, dan dk penyebut = 86 diperoleh F tabel sebesar 3.07,

karena F hitung > F tabel maka dinyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima dengan nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat kesalahan

alpha (0.000 < 0.05), yang berarti terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan

prestasi belajar sebesar 0.533.

Koefisien determinasi sebesar 28.40%, hal ini berarti varian yang

terjadi pada prestasi belajar 28.40% ditentukan oleh varian yang terjadi

pada varian kecerdasan emosi dan kesiapan belajar atau dapat diartikan

pengaruh kecerdasan emosi dan kesiapan belajar terhadap prestasi

belajar sebesar 28.40% dan sisanya 71.60% ditentukan oleh faktor lain.

Page 70: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Analisis dilanjutkan dengan menghitung persamaan regresi ganda

didapatkan hasil Y = 10.273 + 0.376X1 + 0.275X2, artinya konstanta

sebesar 10.273 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel kecerdasan

emosi dan kesiapan belajar maka prestasi belajar mahasiswa adalah

10.273.

4. Menentukan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif

Untuk mengetahui berapa besar sumbangan dari masing-masing

variabel bebas terhadap variabel terikat, maka perlu dihitung berapa

sumbangan relatif dan sumbangan efektif kedua variabel bebas tersebut

terhadap variabel terikat, hasil penghitungan sebagai berikut:

Tabel 13. Hasil penghitungan sumbangan relatif dan sumbangan efektif

Variabel Sumbangan Relatif

(%)

Sumbangan Efektif

(%)

X1

X2

82.20

76.15

17.18

9.9

Sumber; Data Primer, 2010

Data diatas menunjukkan besar pengaruh kecerdasan emosi (X1) terhadap

prestasi belajar mahasiswa (Y) ditunjukkan dengan diperoleh sumbangan

efektif sebesar 17.18% dan sumbangan relatif sebesar 82.20%. Besar pengaruh

kesiapan belajar (X2) terhadap prestasi belajar mahasiswa (Y) ditunjukkan

dengan diperoleh sumbangan efektif sebesar 9.9% dan sumbangan relatif

sebesar 76.15%.

Page 71: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Pembahasan

Penelitian ini ingin mengetahui hubungan kecerdasan emosi dan

kesiapan belajar dengan prestasi beajar, berdasarkan data yang terkumpul dan

dianalisis kemudian dilakukan pembahasan mengenai hasil penelitian sebagai

berikut:

1. Hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar mahasiswa

Penelitian ini memperoleh data yang menunjukkan bahwa

koefisien korelasi antara kecerdasan emosi (X1) dengan prestasi belajar

mahasiswa (Y) sebesar 0.457. uji keberartian koefisien korelasi dilakukan

dengan uji t didapatkan harga thitung sebesar 4.794 pada taraf signifikansi

5% dibandingkan dengan t tabel dengan dk = 87 diperoleh t tabel sebesar

1.980 ini berarti hasilnya signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis

Ho ditolak yang sehingga ada hubungan yang positif dan signifikan antara

kecerdasan emosi dengan prestasi belajar dan dapat diartikan semakin baik

kecerdasan emosi maka prestasi belajar mahasiswa semakin baik juga.

Besar pengaruh kecerdasan emosi (X1) terhadap prestasi belajar

mahasiswa (Y) ditunjukkan dengan diperoleh sumbangan efektif sebesar

17.18%. Hal ini sesuai dengan teori Goleman (2000) yang mengatakan

Kecerdasan emosi merupakan faktor penting untuk mencapai puncak

prestasi. Kemampuan mengelola emosi berarti siswa telah siap secara fisik

dan psikis untuk menerima pelajaran. Semangat dan ketekunan serta

motivasi untuk belajar merupakan faktor penting yang mendorong

seseorang untuk mencapai puncak prestasi.

Page 72: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting untuk

mencapai kesuksesan di sekolah, maupun dalam berkomunikasi di

lingkungan masyarakat. Kecerdasan emosi mencakup kemampuan yang

berbeda-beda, tetapi saling melengkapi dengan kecerdasan akademik

(academic intelligence) yaitu kemampuan kognitif murni yang diukur

dengan IQ.

Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai terhadap bahan

pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu, yang

biasa dilaksanakan setiap akhir semester atau juga disebut tes sumatif.

Nilai hasil tes sumatif digunakan untuk menentukan nilai raport atau

Ijazah atau Kartu Hasil Studi mahasiswa (Ngalim, 2002).

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Luluk Nur

Fakhidah (2007) yang menyatakan terdapat hubungan yang positif antara

kecerdasan emosi dengan prestasi belajar mahasiswa. Penelitian Riza

Arisandi dan Melly Latifah (2008) juga menyatakan terdapat hubungan

yang nyata dan positif antara kecerdasan emosi dengan aktivitas

ekstrakulikuler dan prestasi belajar

2. Hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa

Penelitian ini memperoleh data yang menunjukkan bahwa

koefisien korelasi antara kesiapan belajar (X2) dengan prestasi belajar

mahasiswa (Y) sebesar 0.360. uji keberartian koefisien korelasi dilakukan

dengan uji t didapatkan harga thitung sebesar 3.603 pada taraf signifikansi

5% dibandingkan dengan t tabel dengan dk = 87 diperoleh t tabel sebesar

Page 73: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1.980 ini berarti hasilnya signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis

Ho ditolak yang sehingga ada hubungan yang positif dan signifikan antara

kesiapan belajar dengan prestasi belajar dan dapat diartikan semakin baik

kesiapan belajar maka akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

Besar pengaruh kesiapan belajar (X2) terhadap prestasi belajar mahasiswa

(Y) ditunjukkan dengan diperoleh sumbangan efektif sebesar 9.9%. Hal ini

sesuai dengan teori Winkel (1999), yang menyatakan bahwa berhasil atau

tidaknya kegiatan belajar termasuk hasil belajar sangat tergantung oleh

berbagai faktor yang mempengaruhinya, diantaranya kesiapan belajar.

Apabila kesiapan belajar mahasiswa baik maka kemungkinan akan

diperoleh pencapaian hasil belajar yang diinginkan. Faktor kesiapan, baik

fisik maupun psikologis adalah merupakan kondisi awal suatu kegiatan

belajar. Sebelum melakukan aktivitas belajar anda harus benar-benar

dalam kondisi fresh (segar) untuk belajar. Untuk siap melakukan aktivitas

belajar ada dua hal yang harus diperhatikan , yaitu kondisi fisik dan psikis

(Surya, 2009).

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Dwi Wahyuni

(2004) yang menyatakan motivasi belajar memberikan kontribusi yang

tinggi terhadap pencapaian hasil belajar siswa diikuti oleh kesiapan

belajar.

Page 74: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kesiapan belajar dengan Prestasi

Belajar

Hasil pengujian korelasi ganda didapatkan koefisien korelasi

kecerdasan emosi (X1) dan kesiapan belajar (X2) dengan prestasi belajar

(Y) sebesar 0.533. Selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi hubungan

dengan menggunakan statistik uji F, diperoleh nilai F hitung sebesar 17.096

pada taraf signifikansi 5% dibandingkan dengan F tabel dengan dk penyebut

= 2 dan dk pembilang = 86 diperoleh F tabel sebesar 3.07, hasilnya

signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis Ho ditolak yang

sehingga ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan

emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar, dimana yang paling

besar hubungannya dengan prestasi belajar adalah kecerdasan emosi

kemudian disusul oleh variabel kesiapan belajar. Hal tersebut didukung

oleh teori Gottman (1999) yang menyatakan kecerdasan emosi merupakan

faktor penting yang menentukan prestasi belajar siswa, dengan mempunyai

kecerdasan emosi seseorang akan lebih mempunyai kesiapan dan motivasi

untuk belajar.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosi lebih

besar hubungannya dengan prestasi belajar baru disusul kesiapan belajar,

yang berarti kecerdasan emosi dan kesiapan belajar yang baik akan

meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

Page 75: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis statistik yang telah dijabarkan pada Bab IV,

maka dapat diambil beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi

dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Askeb I mahasiswa

semester II Akbid Mitra Husada Karanganyar. Hal ini berarti mahasiswa

yang mempunyai kecerdasan emosi yang baik maka akan semakin baik

juga prestasi belajarnya.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar

dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Askeb I mahasiswa

semester II Akbid Mitra Husada Karanganyar. Hal ini berarti mahasiswa

yang mempunyai kesiapan belajar yang baik maka akan semakin baik juga

prestasi belajarnya.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi

dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah

Askeb I mahasiswa semester II Akbid Mitra Husada Karanganyar. Hal ini

berarti mahasiswa yang mempunyai kecerdasan emosi dan kesiapan

belajar yang baik maka akan semakin baik juga prestasi belajarnya.

Page 76: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. IMPLIKASI

Implikasi ini dapat dijadikan sebagai tambahan wacana dan masukan

mengenai hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi

belajar, bahwa dengan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar yang baik

prestasi belajar akan menjadi baik.

C. SARAN

Sesuai dengan apa yang telah disimpulkan dari hasil penelitian ini, maka

penulis mempunyai beberapa saran yang mungkin dapat dilaksanakan untuk

meningkatkan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar mahasiswa agar prestasi

belajar mahasiswa menjadi lebih baik adalah sebagai berikut:

1. Perlu meningkatkan kecerdasan emosi mahasiswa yang dapat dimulai dari

lingkungan keluarga, orangtua diajak untuk berperan serta dalam

meningkatkan kecerdasan emosi mahasiswa, dilingkungan sekolah

pembelajaran yang memperhatikan emosi dapat membantu mempercepat

siswa dalam memahami materi pelajaran.

2. Pengajar atau dosen juga harus mempersiapkan emosi dengan baik dalam

proses belajar mengajar sehingga dapat memberikan materi belajar secara

baik dan lebih maksimal serta dapat memahami emosi siswa yang

membuat pelajaran lebih berarti dan permanen, karena siswa akan hadir

baik secara fisik maupun secara psikis, dan dapat memaksimalkan fungsi

kecerdasan intelektualnya sehingga prestasi belajar lebih baik.

Page 77: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Perlu memberikan dorongan atau motivasi kepada mahasiswa agar dapat

meningkatkan kesiapan belajar yang lebih baik sehingga proses belajar

mengajar menjadi lancar dan prestasi belajar menjadi baik.

4. Perlu diadakannya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang

mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa selain kecerdasan emosi dan

kesiapan belajar sehingga prestasi belajar mahasiswa menjadi lebih baik.