14
HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD SALATIGA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : Atika Widya Syari’ati J 500110069 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH …

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH …

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH

PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2

DI RSUD SALATIGA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Oleh :

Atika Widya Syari’ati

J 500110069

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 2: HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH …
Page 3: HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH …

ABSTRAK

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH

PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2

DI RSUD SALATIGA

Atika Widya Syari’ati, Nur Hidayat, Erika Diana Risanti

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Latar Belakang: Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kondisi kronis yang

prevalensinya meningkat selama bertahun-tahun ini. Orang dengan DM memiliki

kemungkinan dua kali lebih tinggi untuk menderita kecemasan dari pada populasi

umum. Gangguan kecemasan memiliki hubungan dengan hiperglikemia pada

orang dengan DM. Hiperglikemia dalam jangka waktu yang lama dapat

menyebabkan kerusakan berbagai macam organ.

Tujuan: Untuk menganalisis hubungan kecemasan dengan kadar gula darah

penderita DM tipe 2.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian observational analitik

dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Poli Klinik Penyakit

Dalam RSUD Salatiga pada bulan Desember 2014. Teknik sampling yang

digunakan adalah purposive sampling. Data kecemasan diperoleh dari kuesioner

T-MAS, sedangkan data kadar gula darah penderita DM tipe 2 diperoleh dari

rekam medis. Data yang diperoleh selanjutnya akan diuji dengan uji Pearson,

namun karena data tidak terdistribusi normal maka digunakan uji non parametrik

Spearman dengan SPSS 17.0 for windows.

Hasil: Sampel yang digunakan adalah 40 orang dan 75% dari sampel tersebut

mengalami kecemasan. Sebanyak 72,5% sampel memiliki kadar gula darah

dengan nilai buruk. Berdasarkan uji korelasi Spearman didapatkan nilai p = 0,000

dan R = 0,902. Hal tersebut menunjukkan kekuatan korelasi positif antara

kecemasan dengan kadar gula darah penderita DM tipe 2. Semakin tinggi

kecemasan maka kadar gula darah juga semakin tinggi.

Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kecemasan dengan kadar gula darah

penderita DM tipe 2 di RSUD Salatiga.

Kata kunci : Kecemasan, kadar gula darah, DM tipe 2

Page 4: HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH …

ABSTRACT

CORRELATION BETWEEN ANXIETY AND BLOOD SUGAR

LEVELS OF PATIENT DIABETES MELLITUS TYPE 2

AT RSUD SALATIGA

Atika Widya Syari’ati, Nur Hidayat, Erika Diana Risanti

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Background: Diabetes Mellitus (DM) is chronic condition that prevalent is

increase in years. The people with DM may have two time high risk to anxiety

compare with the other without DM. Anxiety disease relation with hyperglycemia

of DM people. Hyperglycemia in long time causes destroy of the organ.

Purpose: To analize correlation between anxiety and blood sugar levels of DM

patient type 2.

Method: This research uses analytic observational design research with cross

sectional planning. The research conduct in Intern Disease Medical Clinic RSUD

of Salatiga in December 2014. Sampling technique uses purposive sampling.

Anxiety data got from questionnaire T-MAS, while data blood sugar levels of DM

type 2 patients from medical scan. Data analyzes with Pearson test, if there is a

normal data distribution. Because in this research the data is abnormal

distribution, so it analyzes with non parametric spearman with SPSS 17.0 for

windows.

Result: Sample uses 40 respondents and 75% of respondents have anxiety. Sum

75.5% samples have bad diabetes mellitus. According to spearman correlation get

p value = 0,000 and R = 0,902. It shows positive the power correlation between

anxiety and blood sugar levels of diabetes mellitus patient type 2. Patients with

higher anxiety then the blood sugar levels are also higher.

Conclusion: There is correlation between anxiety and blood sugar levels of DM

patient type 2 at RSUD of Salatiga.

Keyword: Anxiety, Blood Sugar Levels, DM type 2.

Page 5: HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH …

PENDAHULUAN

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolik akibat gangguan

sekresi insulin, gangguan kerja insulin, maupun keduanya (American Diabetes

Association (ADA, 2014). Adanya gangguan tersebut mengakibatkan gula di

dalam darah tidak dapat digunakan oleh sel tubuh sebagai energi hingga akhirnya

menyebabkan kadar gula dalam darah tinggi atau hiperglikemia (International

Diabetes Federation (IDF, 2013). Prevalensi penderita DM di dunia saat ini ada

sekitar 382 juta orang dan dikhawatirkan akan meningkat 55% menjadi 592 juta

orang pada tahun 2035 (IDF, 2013). Di Jawa Tengah terdapat penderita DM tipe 1

sebanyak 0,06 % dan DM tipe 2 0,55%. Di Salatiga penderita DM tipe 1 sebanyak

1.115 kasus dan DM tipe 2 ada 9.104 kasus (Dinkes, 2012). Berdasarkan data

yang diperoleh dari bagian rekam medis RSUD Salatiga, terdapat 143 pasien

rawat jalan DM tipe 2 bulan Januari–Maret 2014.

Orang dengan DM memiliki tingkat kecemasan 20 % lebih tinggi

dibandingkan dengan orang tanpa DM. Gangguan kecemasan memiliki hubungan

dengan hiperglikemia pada orang DM (Tsenkova V et al, 2013). Kondisi

hiperglikemia dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan

berbagai macam organ (Nindyasari, 2010). Tingginya kadar gula darah serta

resiko komplikasinya membuat setiap penderita DM mengalami kecemasan

(Semiardji, 2013). Penelitian tentang pengaruh kecemasan terhadap kadar glukosa

darah pada penderita DM sebelumnya pernah dilakukan di puskesmas

Banyuanyar Surakarta pada tahun 2013. Penelitian Murdiningsih dan Ghofur ini

menggunakan sampel sebanyak 34 penderita DM di wilayah tersebut

(Murdiningsih D et al, 2013). Sehubungan dengan hal di atas, peneliti

mengusulkan penelitian tentang hubungan kecemasan dengan kadar gula darah

penderita Diabetes Melitus tipe 2 di RSUD Salatiga.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecemasan dengan kadar

gula darah penderita Diabetes Melitus tipe 2 di RSUD Salatiga.

Page 6: HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH …

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar penelitian yang

lebih lanjut berkaitan dengan hubungan kecemasan dengan kadar gula darah serta

sebagai sarana informasi bagi penderita DM tipe 2.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian observational analitik dengan

rancangan cross sectional untuk meneliti hubungan antara kecemasan dengan

kadar gula darah. Sampel penelitiannya adalah penderita rawat jalan DM tipe 2 di

Poli Klinik Penyakit Dalam RSUD Salatiga yang dipilih dengan teknik purposive

sampling. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah : 1) Penderita DM tipe 2 yang

datang ke Poli Klinik Penyakit Dalam 2) Bersedia dijadikan sampel penelitian.

Kriteria eksklusinya adalah : 1) Skor L-MPPI > 10 (kuesioner tersebut untuk

menilai kejujuran jawaban responden).

Pengukuran kecemasan dilakukan dengan menggunakan kuesioner Taylor

Manifest Anxiety Scala (T-MAS). Kuesioner yang terdiri atas pertanyaan

favourable atau sesuai dengan kecemasan dan pertanyaan anfavourable. Seseorang

mengalami kecemasan bila menjawab YA pada pertanyaan favourable dan

TIDAK pada pertanyaan anfavourable dengan jumlah ≥ 21 (Widosari Y, 2010).

Kadar gula darah yang digunakan pada penelitian ini adalah kadar gula darah

puasa (GDP). Pengukuran GDP didapatkan dari data rekam medis RSUD

Salatiga.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada bulan Desember 2014

dibagian Poli Klinik Penyakit Dalam RSUD Salatiga didapatkan sampel sejumlah

40 penderita DM tipe 2. Sebagian besar sampel pendidikannya rendah serta

tingkat sosial ekonominya adalah menengah ke bawah. Lokasi tempat tinggal

sampel adalah daerah perkotaan. Hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut :

Page 7: HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH …

Tabel 1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis kelamin, Usia,

Pekerjaan dan Pendidikan.

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase

Jenis Kelamin

Perempuan 28 70%

Laki-laki 12 30%

Usia

31-40 5 12,5%

41-50 19 47,5%

51-60 7 17,5%

61-70 9 22,5%

Pekerjaan

PNS/Pensiunan 11 27,5%

Swasta 11 27,5%

Ibu Rumah Tangga (IRT) 13 32,5%

Petani 5 12,5%

Pendidikan

Sarjana 11 27,5%

Diploma 3 7,5%

SMA 7 17,5%

SMP 7 17,5%

SD 12 30%

Tabel 1. Menunjukkan bahwa mayoritas sampel penelitian adalah

perempuan yaitu 70% dengan usia terbanyak adalah 41-50 tahun yaitu 47,5%.

Sebagian besar sampel bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 32,5%

dan pendidikan paling banyak adalah SD yaitu 30%.

Tabel 2. Karakteristik Responden berdasarkan Lama Menderita DM, Kadar

Gula Darah dan Skor Kecemasan.

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase

Lama DM

< 5 tahun 18 45%

5-10 tahun 16 40%

>10 tahun 6 15%

Page 8: HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH …

Kadar Gula Darah

< 100 (baik) 1 2,5%

100-125 (sedang) 10 25%

≥126 (buruk) 29 72,5%

Skor Kecemasan

≥21 (cemas) 30 75%

< 21 (tidak cemas) 10 25%

Tabel 2 menunjukkan sampel yang paling banyak adalah penderita DM

dengan lama menderita < 5 tahun yaitu sebanyak 45%, serta kadar gula darah

dengan nilai yang buruk yaitu 72,5%. Mayoritas sampel memiliki skor kecemasan

≥ 21 atau cemas yaitu sebanyak 75%.

Hubungan antara kecemasan dengan kadar gula darah akan dianalisis dengan

menggunakan uji Pearson. Syarat dilakukan uji ini bila data terdistribusi normal,

sehingga perlu dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu. Hasilnya dapat

dilihat pada tabel 3. Di bawah ini :

Tabel 3. Uji Normalitas

Statistic df Sig.

GDP 0,898 40 0,002

Skor Kecemasan 0,941 40 0,039

Hasil dari uji normalitas menunjukkan GDP nilai kemaknaannya 0,002

dan skor kecemasan adalah 0,039. Hal tersebut menunjukkan bahwa p < 0,05

sehingga dapat disimpulkan distribusi datanya tidak normal. Karena distribusi

data tidak normal maka akan dianalisis dengan uji Spearman.

Tabel 4. Analisis Hubungan Kecemasan dengan Kadar Gula Darah

GDP Skor Kecemasan

GDP Correlation Coefficient 1.000 0.902

Sig.(2-tailed) 0.000

N 40 40

Skor kecemasan Correlation Coefficient 0.902 1.000

Sig.(2-tailed) 0.000

N 40 40

Page 9: HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH …

Hasil dari uji spearman di atas, diperoleh nilai p = 0.000, hal ini

menunjukkan terdapat hubungan antara kecemasan dengan kadar gula darah

karena p < 0,05. Pada penelitian ini nilai korelasi (r) adalah 0,902 yang artinya

kekuatan korelasinya kuat dan positif. Nilai korelasi yang positif ini maksudnya

bila semakin tinggi kecemasan maka semakin tinggi pula kadar gula darah

penderita DM tipe 2.

PEMBAHASAN

Penelitian tentang hubungan kecemasan dengan kadar gula darah penderita

DM tipe 2 ini telah dilaksanakan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Salatiga

pada bulan Desember 2014. Pasien yang datang untuk kontrol di Poliklinik

Penyakit Dalam dinilai kecemasannya dengan kuesioner T-MAS dan kadar gula

darah pasien dilihat dari rekam medis. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi

pada penelitian ini adalah sebanyak 40 sampel. Sampel didistribusikan

berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, lama menderita DM,

kadar gula darah dan skor kecemasannya.

Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa sampel

perempuan berjumlah 28 orang (70%). Hal ini menunjukkan jenis kelamin

perempuan lebih banyak bila dibandingkan dengan laki-laki. Wanita akan

mengalami menopause sehingga akan terjadi penurunan kadar estrogen. Salah

satu fungsi hormon estrogen adalah untuk menjaga keseimbangan kadar gula

darah. Setelah menopause, perubahan kadar hormon akan meningkatkan kadar

gula darah (Isworo&Saryono, 2010). Adanya penurunan hormon estrogen akan

dikompensasi dengan peningkatan androgen sehingga akan membuat peningkatan

distribusi lemak tubuh sehingga wanita beresiko menderita DM tipe 2 (Trisnawati

S et al, 2013).

Distribusi sampel berdasarkan usia menunjukkan bahwa rentang usia 41-50

tahun merupakan yang paling banyak yaitu berjumlah 19 orang (47,5%). Menurut

Arisman, salah satu faktor resiko DM adalah dengan bertambahnya usia. Jumlah

sel beta yang produktif akan berkurang, serta sel tubuh akan menjadi resisten

terhadap insulin (Arisman, 2010). distribusi sampel berdasarkan pekerjaan

Page 10: HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH …

menunjukkan bahwa sampel dengan pekerjaan IRT merupakan pekerjaan

terbanyak dengan jumlah 13 orang (32,5%). Pekerjaan seseorang akan

mempengaruhi tingkat aktivitas fisiknya (Trisnawati S et al, 2013). Aktivitas fisik

dapat menyebabkan tersedianya reseptor insulin yang lebih banyak dan lebih

aktif, sehingga kadar gula darah bisa terkontrol (Ilyas, 2013). Meskipun sampel

terbanyak pada penelitian ini adalah IRT, namun tidak bekerja belum tentu

memiliki aktivitas fisik yang rendah. Ibu rumah tangga justru melakukan berbagai

aktivitas seperti memasak, mencuci dan menyapu (Trisnawati S et al, 2013).

Masih diperlukan penelitian yang lebih lanjut mengenai hubungan pekerjaan

dengan DM.

Distribusi sampel berdasarkan pendidikan menunjukkan bahwa sampel

terbanyak adalah pendidikan terakhir SD yaitu 12 orang (30%). Tingkat

pendidikan cukup mempengaruhi kemampuan dan pengetahuan seseorang untuk

menerapkan hidup sehat, termasuk untuk mencegah DM (Mihardja L, 2009).

Distribusi sampel berdasarkan lama menderita DM menunjukkan bahwa penderita

DM dengan lama menderita < 5 tahun merupakan sampel terbanyak dengan

jumlah 18 orang (45%). Peningkatan prevalensi DM dari waktu ke waktu lebih

banyak disebabkan oleh faktor gaya hidup dan faktor lingkungan. Faktor

lingkungan terutama peningkatan kemakmuran suatu bangsa akan meningkatkan

prevalensi DM (Suyono S, 2013).

Distribusi sampel berdasarkan kadar gula darah menunjukkan bahwa sampel

dengan kadar gula darah dengan nilai buruk paling besar jumlahnya yaitu 29

orang (72,5%). Kadar gula darah pada penderita DM tergantung dari individu

masing-masing. Gaya hidup yang buruk dapat menyebabkan kadar gula darah

yang buruk juga (Isworo&Saryono, 2010). Distribusi sampel berdasarkan skor

kecemasan menunjukkan bahwa sampel dengan skor kecemasan ≥ 21 atau sampel

yang cemas ada sebanyak 30 orang (75%). Diagnosis DM akan meningkatkan

stresor pada seseorang dimana stresor ini dapat menimbulkan kecemasan. Risiko

terjadi kecemasan cenderung lebih tinggi pada orang yang menderita DM

(Ganasegeren K et al, 2014).

Page 11: HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH …

Pada penelitian ini didapatkan hasil uji korelasi Spearman dengan p =0,000

dan r =0,902. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara kecemasan dengan kadar gula penderita DM tipe 2 di RSUD Salatiga. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Murdiningsih dan

Ghofur (2013), bahwa seseorang dengan penyakit kronis termasuk DM rentan

mengalami kecemasan. Penelitian tersebut dilakukan di wilayah Puskesmas

Banyuanyar dengan jumlah sampel adalah 34 responden. Penelitian mengenai

kecemasan dengan kontrol glikemik juga telah dilakukan di Meksiko. Memiliki

tingkat kecemasan tinggi dikaitkan dengan kontrol glikemik yang buruk dan

komplikasi diabetes yang lebih banyak (Kendzor D et al, 2014).

Penderita DM memang umumnya mengalami kecemasan terhadap kondisinya

yang sekarang. Mereka akan khawatir dengan kadar gula darah yang tinggi dan

komplikasi yang dapat terjadi, sehingga akan menimbulkan kecemasan (Semiardji

G, 2013). Manajemen terhadap diabetes membutuhkan banyak kedisiplinan diri

dan dianggap dapat menyebabkan stres. Munculnya gejala psikologis ini dapat

berdampak negatif dengan mempengaruhi kontrol glikemik (Luyckx K et al,

2010). Terdapat hubungan langsung antara kecemasan dengan kontrol glikemik

melalui mekanisme fisiologis (Hessler D et al, 2014).

Gangguan kecemasan berhubungan dengan hiperglikemia pada orang DM.

Kecemasan menyebabkan aktivasi HPA axis dan sistem saraf simpatik (Tsenkova

V et al, 2013). Aktivasi sistem saraf simpatis dapat menyebabkan respon flight or

fight. Respon tersebut terjadi didasari karena adrenalin (Anxiety care UK, 2014).

Adrenalin ini dilepaskan oleh kelenjar adrenal di dalam darah, sehingga

menyebabkan proses pelepasan glikogen hati (glikogenolisis) menjadi meningkat.

Glikogen yang telah didapat dari proses glikogenolisis selanjutnya akan diubah

menjadi karbohidrat. Karbohidrat ini dapat masuk ke aliran darah, sehingga

menyebabkan kadar gula darah meningkat (Mudjaddid E, 2009).

Pada penelitian ini masih terdapat kelemahan antara lain jumlah sampel

penelitian yang masih terbatas serta hal-hal lainnya yang mempengaruhi kadar

gula darah pada penderita DM tipe 2 belum dianalisis. Metode penelitian yang

digunakan adalah cross sectional yang memiliki keterbatasan yaitu kesimpulan

Page 12: HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH …

korelasi antara variabel bebas dan terikatnya paling lemah bila dibandingkan

rancangan penelitian lainnya.

KESIMPULAN

Terdapat hubungan kecemasan dengan kadar gula darah penderita

Diabetes Melitus tipe 2 di RSUD salatiga.

SARAN

1. Bagi penderita DM tipe 2 diharapkan dapat memahami bahwa kecemasan

bisa memperburuk kontrol gula darah, sehingga diharapkan penderita DM

tipe 2 dapat mengurangi kecemasan.

2. Bagi anggota keluarga diharapkan dapat memberikan dukungan sosial bagi

penderita DM tipe 2 agar kecemasan pada penderita dapat dikurangi.

3. Bagi pihak rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan perannya dengan

memberikan edukasi yang terkait dengan penyakit DM serta memberikan

motivasi pada penderita.

4. Bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan hubungan kecemasan

dengan kadar gula darah diharapkan menggunakan jumlah sampel

penelitian yang lebih banyak, variabel lain yang mempengaruhi serta

metode penelitian yang lebih kuat.

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Assosiation (ADA) 2011. Standards of Medical Care in

Diabetes 2011. Volume 34, supplement. 1.

care.diabetesjournals.org/content/34/supplement_1/S11.full.pdf+html.

(diakses pada tanggal 24 Agustus 2014)

Anxiety Care UK., 2014. The Biological Effects and Consequences of Anxiety.

www.anxietycare.org.uk/biologicaleffects.asp. (diakses pada tanggal 26

April 2014).

Arisman., 2010. Diabetes Melitus. Obesitas, Diabetes Melitus, & Dislipidemia.

Jakarta : EGC. pp. 44-86.

Page 13: HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH …

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2012. Penyakit Tidak Menular : Diabetes

Melitus. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012.

https://www.scribd.com/doc/234595324/profil-kesehatan-provinsi-Jawa-

Tengah.Tahun-2012. (diakses pada tanggal 7 Maret 2014)

Ganasegeran, K., Renganathan, P., Manaf, R., Al-Dubai, S., 2014. Factors

Associated with Anxiety and Depression Among Type 2 Diabetes Out

Patients in Malaysia : a Descriptive Cross-Sectional Single-Centre Study.

BMJ Open. 4(4): 1-7.

Hessler, D., Fisher, L., Glasgow, R., Strycker, L., Dickinson, L., Arean, P.,

Masharani, U., 2014. Reductions in Regimen Distress Are Associated

With Improved Management and Glycemic Control Over Time. Diabetes

Care. 37 : 617-624.

Ilyas, E., 2013. Olahraga bagi Diabetisi dalam : Soegondo, S., Soewondo, P.,

Subekti, I., Editor. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta

:FKUI. pp 69-75.

International Diabetes Federation(IDF) 2013.Regional Overviews. IDF Diabetes

Atlas sixth edition.

www.idf.org/sites/default/files/EN_6E_Atlas_Full_O.pdf. (diakses pada

tanggal 7 Maret 2014)

Isworo, A., Saryono., 2010. Hubungan Depresi dan Dukungan Keluarga Terhadap

Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Sragen.

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing).

5(1) : 37-46.

Kendzor, D., Chen, M., Reininger, B., Businelle, M., Stewart, D., Fisher-Hoch, S.,

Rentfro, A., Wetter, D., McCormick, J., 2014. The Association of

Depression and Anxiety with Glycemic Control among Mexican American

with Diabetes Living Near The U.S.-Mexico Border. BMC Public Health.

14(176) : 1471-2458.

Luyckx, K., Krenke, I., Hampson, S., 2010. Glycemic Control, Coping, and

Internalizing and Externalizing Symptoms in Adolescent With Type 1

Diabetes. Diabetes Care. 33(7) : 1424-1429.

Miharja, L., 2009. Faktor yang Berhubungan dengan Pengendalian Gula Darah

pada Penderita Diabetes Melitus di Perkotaan Indonesia. Majalah

Kedokteran Indonesia. 59(9) : 418-424.

Page 14: HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH …

Mudjadid, E., 2009. Aspek Psikosomatik Pasien Diabetes Melitus dalam: Sudoyo,

A., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibatra, M., Setiati, S., Editor. Ilmu

Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI. pp 2159-2175.

Murdiningsih, D., Ghofur, G., 2013. Pengaruh Kecemasan Terhadap Kadar

Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus di Wilayah Puskesmas

Banyuanyar Surakarta. Talenta Psikologi. 2(II) : 180-197.

Nindyasari, N., 2010. Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Penderita Diabetes

Mellitus (DM) Tipe I dengan Diabetes Mellitus (DM) Tipe II. Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Skripsi.

Nugroho, S., Purwanti, O., 2010. Hubungan Antara Tingkat Stres dengan Kadar

Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja I Kabupaten

Sukoharjo. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Naskah Publikasi.

Semiardji, G., 2013. Stres Emosional Pada Penyandang Diabetes dalam:

Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I., Editor. Penatalaksanaan

Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: FKUI. pp 337-346.

Trisnawati, S., Setyorogo, S., 2013. Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe

II Di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal

Ilmiah Kesehatan. 5(1) : 6-11.

Tsenkova, V., Albert, M., Georgiades, A., Ryff, C., 2013. Trait Anxiety and

Glucose Metabolism in People Without Diabetes: Vulnerabilites Among

Black Women. Diabet Med. 24(6) : 803-806.

Widosari, Y., 2010. Perbedaan Derajat Kecemasan dan Depresi Mahasiswa

Kedokteran Preklinik dan Ko-Asisten di FK UNS Surakarta. Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Skripsi.