56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran RADITYA BAGUS SETYA NEGARA G0006215 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

  • Upload
    lamhanh

  • View
    245

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC)

PADA IBU HAMIL DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

RADITYA BAGUS SETYA NEGARA

G0006215

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul: Hubungan Frekuensi Pemeriksaan Antenatal Care

(ANC) pada Ibu Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir

Raditya Bagus Setya Negara, NIM : G0006125, Tahun : 2011

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Peguji Penelitian

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari Jum’at, Tanggal 11 Februari 2011

Pembimbing Utama

Nama : Endang GIE Sahir, dra., M.Sc., A.And.

NIP : 19500107 1979032 001 (………………………)

Pembimbing Pendamping

Nama :Vitri Widyaningsih, dr. NIP : 19820423 2008012011 (………………………)

Penguji Utama

Nama : Yoseph Indrayanto, dr., MS, Sp.And, S.H NIP : 19560815 1984031 001 (………………………)

Anggota Penguji

Nama : Endang Sri Hardjanti, dr., P.Far., K NIP : 19471007 1976112001 (………………………)

Surakarta,

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

Muthmainah, dr., M. Kes. Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr., MS

NIP. 19660702 1998022 001 NIP. 19481107 197310 1 003

Page 3: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Penelitian dengan judul : Hubungan Frekuensi Pemeriksaan Antenatal Care

(ANC) pada Ibu Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir

Raditya Bagus Setya Negara, G0006215, Tahun2011

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Ujian Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada Hari Jum’at, 11 Februari 2011

Pembimbing Utama Penguji Utama

Endang Sahir, Dra,M.Sc.,A.And Yoseph Indrayanto,dr.M.S, Sp.And,S.H NIP : 195001071979032001 NIP : 195608151984031001

Pembimbing Pendamping Anggota Penguji

Vitri Widyaningsih, dr. Endang Sri Hardjanti,dr.,P.Far.,K NIP : 198204232008012011 NIP : 194710071976112001

Tim Skripsi

Muthmainah, dr.,M.Kes NIP : 196607021998022001

Page 4: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar Kesarjanaan perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 11 Februari 2011

Raditya Bagus Setya Negara

G0006215

Page 5: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT Raditya Bagus Satya Negara, G0006215, The Correlation between Inspection Frequency of Antenatal Care (ANC) with Neonatal Birth Weight, Medical Faculty, Unversitas Sebelas Maret, Surakarta. Objective: To determine the correlation between of examination of the relationship ANC with neonatal birth weight, about the regularity of the ANC examination in pregnant women, to find out information about the frequency of inspection visits ANC in pregnant women, and about the prevalence of the baby's weight at birth. Methods: The study was an observational analytic study with cross sectional approach. Sampling was done by purposive sampling method. In this sample the minimum sample size calculation is 50 puerperal women at the private clinic medical specialist Ngawi Obsgyn East Java. We analyzed the regularity of her inspection visit of the ANC with neonatal birth weight, using chi-square method then using the Statistical Product and Service Solution (SPSS) for windows. Results: Results showed significant correlation between the frequency of examination of Antenatal Care (ANC) in pregnant women with infant birth weight p value < 0,05 (a). Results of respondents who regularly checks the ANC has the birth weight < 2500 grams of 2% and irregular by 10%, while respondents in the examination of the ANC have regular weight infants born between (2500-4000) grams of 78% and the irregular rate of 2%. And respondents who do not regularly have a body weight > 4000 grams of 20%. Conclusion: From this research have a significant correlation between the frequency of examination of the ANC with birth weight. Regular antenatal care can detect early complications - fetal growth and development of complications during pregnancy such as Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), Small for Gestational Age (SGA), Large for Gestational Age (LGA), as well as Intra Uterine Fetal Distress (IUFD). Genetic design for fetal growth and development of the fetus is determined by a genetic condition itself and can be influenced by factors from the mother. It is recommended for health workers to improve the inspection visit of the ANC campaign since the days of premarital pregnancy. Key words: frequency-examination of antenatal care of pregnant women- birth weight babies

Page 6: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK Raditya Bagus Setya Negara, G0006215, Hubungan Frekuensi Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada Ibu Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir, Fakultas Kedokteran, Unversitas Sebelas Maret, Surakarta. Tujuan : Mengetahui adanya hubungan frekuensi pemeriksaan ANC pada ibu hamil dengan berat badan bayi lahir, mengetahui informasi tentang keteraturan pemeriksaan ANC pada ibu hamil, tentang frekuensi kunjungan pemeriksaan ANC pada ibu hamil, dan tentang prevalensi berat badan bayi saat lahir. Metode : Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan studi cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Dalam sampel ini besar sampel minimal yang dipakai dari jumlah perhitungan sebesar 50 ibu nifas yang selama hamil memeriksakan kehamilannya di klinik swasta dokter spesialis Obsgyn Ngawi Jawa Timur. Data tersebut kemudian dianalisis keteraturan pemeriksaan kunjungan ANC dengan BBBL, kemudian diuji chi-kuadrat yang diolah menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) for windows. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi pemeriksaan ANC pada ibu hamil dengan berat badan bayi lahir. Hasil responden yang teratur pada pemeriksaan ANC mempunyai berat badan bayi lahir < 2500 gram sebesar 2% dan yang tidak teratur sebesar 10%, sedangkan responden yang teratur pada pemeriksaan ANC mempunyai berat badan bayi lahir antara (2500- 4000) gram sebesar 78% dan yang tidak teratur sebesar 2%. Dan responden yang tidak teratur mempunyai berat badan > 4000 gram sebesar 20%. Simpulan : Dari penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi pemeriksaan ANC dengan berat badan bayi lahir. Asuhan antenatal yang teratur bisa mendeteksi dini penyulit tumbuh kembang janin selama hamil seperti Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), Small for Gestational Age (SGA), Large for Gestational Age (LGA), maupun Intra Uterine Fetal Distress (IUFD). Rancangan genetik untuk tumbuh kembang janin ditentukan oleh kondisi genetik janin itu sendiri dan dapat dipengaruhi oleh faktor dari ibunya. Disarankan bagi tenaga kesehatan dapat meningkatkan promosi kunjungan pemeriksaan ANC ibu hamil sejak masa pranikah. Kata kunci : frekuensi pemeriksaan Antenatal care- ibu hamil-berat badan bayi lahir

Page 7: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PRAKATA

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar tiada suatu halangan yang berarti.

Penulis menuangkan masalah tersebut dalam bentuk skripsi yang berjudul : “Hubungan Frekuensi Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada Ibu Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir”. Adapun skripsi ini penulis susun guna memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran., Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. A.A. Subijanto ,dr., MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan dan sarana kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.

2. Muthmainah, dr., M. Kes., selaku Ketua Tim Skripsi yang telah memberikan kesempatan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Endang GIE Sahir, dra., M.Sc., A.And., selaku Pembimbing Utama yang telah banyak membimbing dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai.

4. Vitri Widyaningsih, dr, selaku Pembimbing Pendamping yang juga telah banyak membimbing dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai.

5. Yoseph Indrayanto, dr., MS., Sp.And., S.H, selaku Penguji Utama yang telah meluangkan waktu untuk menjadi penguji skripsi ini.

6. Endang Sri Hardjanti, dr., P.Far., K., selaku Penguji Pendamping yang juga telah meluangkan waktu untuk menjadi penguji skripsi ini.

7. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah mengulurkan kasih sayang, mewariskan ketegaran, kesabaran dan menerbitkan harapan di sanubari dalam meraih asa, serta seluruh keluarga juga semua sahabatku yang telah member dukungan.

8. Seluruh pihak yang telah membantu selesainya penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya, karena keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi penyempurnaan penyusunan skripsi ini.

Raditya Bagus Setya Negara

Page 8: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Prakata.............................................................................................................. vii Daftar Isi ......................................................................................................... viii Daftar Tabel .................................................................................................... .x Daftar Lampiran .............................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5 BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 6

1. Ibu Hamil ................................................................................. 6

2. Antenatal Care ........................................................................ 12

3. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin .................................. 20

B. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 27 C. Hipotesis ....................................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian ........................................................................... 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 29

C. Subjek Penelitian .......................................................................... 29

Page 9: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

D. Teknik Sampling ........................................................................... 30

E. Sampel Penelitian .......................................................................... 30

F. Alur Penelitian .............................................................................. 32

G. Identifikasi Variabel Penelitian ..................................................... 32

H. Definisi Operasional Penelitian .................................................... 33

I. Instrumentasi Penelitian ................................................................ 34

J. Cara Kerja Penelitian .................................................................... 34

K. Teknik Analisis Data ..................................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 35 B. Analisis Data ................................................................................. 38

BAB V PEMBAHASAN ................................................................................ 40 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ....................................................................................... 41 B. Saran ............................................................................................. 41

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 10: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL DAN BAGAN Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur dan Ibu Nifas ………….…. 33 Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga …………… 33 Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Berat Nadan bayi Lahir ………… 34 Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Pemeriksaan ANC Semasa

Hamil ………………………………………………………………....35 Tabel 5. Tabulasi Silang Hasil Penelitian …………………………………….. 36

Page 11: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2. Surat Persetujuan Kesediaan Menjadi Responden Lampiran 3. Kuisioner Penelitian Lampiran 4. Crosstabs Lampiran 5. Data Penelitian

Page 12: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Data World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa setiap

tahun sejumlah 500 orang perempuan meninggal dunia akibat kehamilan dan

persalinan, fakta ini mendekati terjadinya satu kematian setiap menit.

Diperkirakan 99% kematian tersebut terjadi di negara-negara berkembang

(WHO, 2007). Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan dalam

persalinan adalah masalah besar di negara berkembang. Indonesia adalah salah

satu negara yang masih belum bisa lepas dari belitan Angka Kematian Ibu

(AKI) yang tinggi. Bahkan jumlah perempuan Indonesia yang meninggal saat

melahirkan mencapai rekor tertinggi di Asia. Berdasarkan Survei Demografi

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian maternal di

Indonesia mencapai 248/100.000 kelahiran hidup, itu berarti setiap 100.000

kelahiran hidup masih ada sekitar 248 ibu yang meninggal akibat komplikasi

kehamilan dan persalinan. Masih terlalu jauh bila dibandingkan dengan target

yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 125/100.000

kelahiran hidup. Sedangkan AKI di Kabupaten Ngawi mencapai 63/100.000

kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Ngawi, 2007).

Page 13: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Ada lima penyebab utama kematian ibu di negara-negara berkembang,

antara lain: perdarahan, sepsis, hipertensi akibat kehamilan, aborsi yang tidak

aman dan persalinan macet (Varney, dkk, 2007, hal 60). Selain itu, penyebab

tidak langsung kematian ibu adalah anemia, Kurang Energi Kronis (KEK), dan

keadaan “4 terlalu” (terlalu muda/tua, sering melahirkan dan banyak anak).

Kematian ibu juga diwarnai oleh hal-hal nonteknis yang masuk kategori

penyebab mendasar, seperti rendahnya status ekonomi wanita,

ketidakberdayaannya dan taraf pendidikan yang rendah (Saifuddin, dkk, 2005,

hal 7). Sebagian besar kematian ini sebenarnya dapat dicegah melalui

pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi dan menangani kasus risiko

tinggi secara memadai, pertolongan persalinan yang bersih dan aman, serta

pelayanan rujukan kebidanan/perinatal yang terjangkau pada saat diperlukan

(Departemen Kesehatan RI, 2003).

Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter ahli

kandungan sedini mungkin semenjak ibu tersebut merasakan dirinya hamil,

untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada umumnya kehamilan

berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup

bulan melalui jalan lahir namun kadang – kadang tidak sesuai dengan yang

diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi

masalah. Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil

akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu, pelayanan/asuhan

antenatal merupakan salah satu cara yang penting untuk memonitor dan

Page 14: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan

normal (Saifuddin, dkk, 2006 hal 90).

Salah satu tujuan asuhan antenatal adalah untuk memantau kemajuan

kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi kelak

(Saifuddin, dkk, 2006, hal 90). Penambahan berat badan maternal dan pola

penambahan berat badan sering kali memberikan tanda – tanda awal dari

pertumbuhan janin. Asuhan antenatal yang teratur bisa mendeteksi dini

penyulit – penyulit tumbuh kembang janin selama hamil seperti Intra Uterine

Growth Retardation (IUGR), Small for Gestational Age (SGA), Large for

Gestational Age (LGA), maupun Intra Uterine Fetal Distress (IUFD).

Rancangan genetik untuk pertumbuhan janin dan perkembangannya ditentukan

oleh kondisi genetik janin itu sendiri, akan tetapi hal tersebut dapat

dipengaruhi oleh faktor dari ibunya seperti kurangnya gizi pada masa

kehamilan, merokok dan penyakit yang diderita ibu (Varney, 2004, hal 277).

Berat Badan Bayi Lahir digunakan sebagai parameter standar untuk

mengevaluasi kondisi bayi yang baru lahir di seluruh dunia karena merupakan

tolak ukuran yang paling akurat, standar, dan paling rutin digunakan.

Indonesia merupakan negara berkembang dan sekaligus sebagai anggota

ASEAN yang mempunyai Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 34/1000

kelahiran hidup (SDKI, 2009). AKB di Kabupaten Ngawi mencapai 93/1000

kelahiran hidup dan angka kejadian prematur sebesar 15% (Dinas Kesehatan

Ngawi, 2009). Secara epidemiologis, berat badan lahir rendah telah dikaitkan

dengan onset yang lambat dari perawatan antenatal dan faktor yang

Page 15: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

berhubungan dengan status sosioekonomi yang rendah (Varney, 2004, hal

277).

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Hubungan Frekuensi Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada Ibu

Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir”.

B. Perumusan Masalah

Apakah ada hubungan frekuensi pemeriksaan ANC pada ibu hamil dengan

berat badan bayi lahir?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui adanya hubungan frekuensi pemeriksaan ANC pada ibu

hamil dengan berat badan bayi lahir.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui informasi tentang keteraturan pemeriksaan ANC pada ibu

hamil.

b. Mengetahui informasi tentang frekuensi kunjungan pemeriksaan ANC

pada ibu hamil.

c. Mengetahui informasi tentang prevalensi berat badan bayi saat lahir.

Page 16: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah yaitu

membuktikan adanya hubungan berat badan bayi lahir dengan

frekuensi pemeriksaan ANC pada ibu hamil.

b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan

mendorong tenaga kesehatan dalam meningkatkan promosi kunjungan

pemeriksaan ANC ibu hamil.

c. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan untuk

pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian tentang kesehatan

reproduksi wanita.

2. Manfaat praktis

a. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya ibu hamil

tentang hubungan berat badan bayi lahir dengan frekuensi pemeriksaan

ANC-nya.

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam usaha promotif, preventif, maupun

kuratif terhadap ibu hamil dan tumbuh kembang janin.

Page 17: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Ibu Hamil

a. Pengertian Ibu hamil

Ibu hamil adalah ibu yang mengandung mulai trimester I sampai

dengan trimester III (Dinas Kesehatan Jateng, 2003). Usia yang sehat

dalam bereproduksi antara 20-35 tahun. Menurut Varney (2007, hal

217), seorang ibu didiagnosis hamil secara khusus berkaitan dengan

tanda praduga, kemungkinan, dan tanda-tanda pasti kehamilan. Tanda

praduga dan gejala pada ibu hamil meliputi:

1) Amenorea (tidak dapat haid). Umumnya wanita hamil berhenti

haid. Dalam hal ini penting mengetahui tanggal hari pertama haid

terakhir untuk menentukan usia kehamilan dan tafsiran persalinan.

2) Nausea (mual) dan emesis (muntah). Mual terjadi umumnya pada

bulan – bulan pertama kehamilan dan kadang – kadang disertai

oleh muntah. Hal ini sering terjadi pada pagi hari, tapi tidak selalu.

Keadaan ini lazim disertai dengan morning sickness.

3) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu).

4) Pingsan. Sering dijumpai pada tempat yang ramai. Dianjurkan

untuk tidak pergi ke tempat ramai pada bulan – bulan pertama

Page 18: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

kehamilan. Gangguan pingsan akan hilang sesudah umur

kehamilan 16 minggu.

5) Mammae menjadi tegang dan membesar. Keadaan ini disebabkan

oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli

dan alveoli pada mammae.

6) Anoreksia (tidak ada nafsu makan).

7) Sering kencing. Keadaan ini terjadi karena kandung kencing pada

bulan – bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai

membesar.

8) Obstipasi (susah buang air besar). Keadaan ini terjadi karena tonus

otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.

9) Pigmentasi kulit terjadi pada umur kehamilan 12 minggu ke atas

yang dipengaruhi oleh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai

pada muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan

dinding perut (linea nigra = grisea).

10) Epulis. Yaitu suatu hipertrofi papilla ginggivae (papil gusi). Sering

terjadi pada triwulan pertama.

11) Varises. Pembesaran pembuluh darah (pemekaran vena - vena)

yang didapat pada genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis

biasanya dijumpai pada triwulan akhir.

Sedangkan tanda – tanda kehamilan pasti yaitu dapat diraba dan

dikenal bagian-bagian janin, dapat dicatat atau didengar bunyi jantung

janin dengan beberapa cara, dapat dirasakan gerakan janin dan

Page 19: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

ballotement, pada pemeriksaan sinar rontgen tampak kerangka janin,

fetoskopi, kemudian dengan ultrasonografi (USG), dapat diketahui

ukuran kantong janin, panjangnya janin (crown-rump), dan diameter

biparietalis (tulang ubun - ubun) hingga dapat diperkirakan usia

kehamilan, dan selanjutnya dapat dipakai untuk menilai pertumbuhan

janin.

Ditinjau dari usia kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 bagian,

yaitu :

1) Kehamilan trimester (TM) pertama (antara 0 sampai 12 minggu)

2) Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu)

3) Kehamilan trimester ketiga/terakhir (antara 28 sampai 40 minggu)

(Saifuddin, dkk, 2005, hal 89).

b. Perubahan Fisiologi dan Hormonal pada Ibu Hamil

Plasenta menghasilkan beberapa hormon. Hormon ini yang

menyebabkan sejumlah perubahan fisiologi yang diketahui pada

diagnosis kehamilan. Kadar estrogen dan progesteron yang tinggi

dihasilkan oleh plasenta yang berpengaruh pada perubahan payudara,

pigmen kulit, dan pembesaran uterin pada trimester pertama. Estrogen

memacu perkembangan sistem ductal payudara, progesteron

menstimulasi perkembangan sistem alveolar payudara dan berperan

pada tumbuhnya kelenjar susu. Meskipun penyebab pigmentasi kulit

belum jelas, estrogen dan progesteron mempunyai efek melanosit yang

akan menghitamkan areola di sekitar puting terjadi pada bulan ketiga

Page 20: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

kehamilan. Perubahan fisiologi melibatkan perubahan metabolisme

yang menyebabkan seringnya kelelahan selama trimester pertama.

Basic Metabolic Rate (BMR) menurun pada awal kehamilan,

menghasilkan kelelahan, kemudian secara progresif meningkat sebagai

hasil langsung dari aktivitas metabolisme (Varney, 2004, hal 198).

c. Perubahan Anatomi (Pelebaran Uterine) pada Ibu Hamil

Estrogen dan progesteron adalah hormon yang paling

mempengaruhi pembesaran dinding uterine selama awal bulan

kehamilan. Pelebaran uterine adalah hasil meningkatnya ukuran dan

peregangan sel otot dinding uterine akan mengalami penguatan pada

masa perkembangan ini, karena meningkatnya elastisitas dan

penumpukan jaringan fibrous sehingga terjadi hipertrofi sel otot

(Varney, 2004, hal 200).

d. Perubahan Psikologi pada Ibu Hamil

Kejadian dan proses psikologi yang terjadi selama kehamilan

diidentifikasi pada trimester kehamilan. Pada TM I, kebanyakan wanita

bingung tentang kehamilannya. Hampir 80% kecewa, menolak, gelisah,

dan depresi. Kebingungan secara normal berakhir spontan ketika ibu

hamil menerima kehamilannya. Penerimaan ini biasanya terjadi pada

akhir TM I dan didukung oleh perasaannya yang cukup aman untuk

mengungkapkan perasaan terhadap konflik yang dialami selama ini.

TM I juga sering merupakan masa kekhawatiran dari penantian

kehamilan menjadi aman.

Page 21: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

TM II sering dikatakan periode gambaran kesehatan. Selama

periode ini ibu hamil umumnya merasa baik dan terbebas dari

ketidaknyamanan kehamilan. TM II dibagi menjadi dua fase:

prequickening dan postquickening (sebelum dan sesudah pergerakan

janin yang pertama). Menurut Saifuddin, dkk (2006, hal 203), hubungan

episode kehamilan dengan perubahan psikologis yang terjadi:

1) TM I : sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga

periode ini mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya rasa tidak

nyaman.

2) TM II : fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian ibu

hamil lebih terfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi

selama kehamilan, dan hubungan batiniyah dengan bayi yang

dikandungnya semakin erat.

3) TM III : berkaitan dengan bayangan risiko kehamilan dan proses

persalinan sehingga wanita hamil sangat emosional dalam upaya

mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang mungkin

akan dihadapi.

e. Nutrisi Ibu Hamil

Asupan nutrisi saat kehamilan adalah hal yang paling penting untuk

diperhatikan. Ibu hamil memerlukan petunjuk spesifik berkaitan dengan

kebutuhan gizi (kalori, protein, besi, asam folat dan vitamin C). Kalori

dan protein adalah sama – sama dibutuhkan sebab kalori berfungsi

untuk melindungi protein agar tidak diubah menjadi energi. Apabila

Page 22: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

kalori kurang, wanita hamil akan kekurangan protein. Sehingga asupan

nutrisi tidak mencukupi karena protein digunakan untuk memenuhi

energi yang dibutuhkan. Keseimbangan nitrogen positif menunjukkan

penyimpanan protein. Bila 90 – 100% dari asupan protein digunakan,

ukuran bayi akan menjadi kecil saat lahir. Bila penggunaan asupan

protein hanya 30% bayi yang lahir akan lebih besar. Keseimbangan

nitrogen positif tergantung pada asupan kalori dan protein yang

disimpan. Bila asupan kalori dan protein tidak mencukupi, cadangan

lemak harus diubah menjadi energi, hal tersebut dapat menimbulkan

asetonuria pada ibu, yang dapat menyebabkan kerusakan saraf pada

janin. Sehingga jumlah kalori dan protein yang dibutuhkan harus

ditentukan sesuai dengan kebutuhan masing – masing individu untuk

menjamin keselamatan janin (Varney, 2004, hal 279).

Pada saat hamil hampir semua gizi baik asupan kalori maupun

protein diperoleh dari makanan. Akan tetapi, asupan mineral seperti

besi, seng, kalsium, magnesium, vitamin D, E, B6 dan asam folat tidak

dapat dicukupi dari makanan saja. Ibu hamil masih memerlukan

suplemen makanan secara rutin terutama pada kelompok faktor risiko

tinggi seperti Kekurangan Energi Kronik (KEK), kondisi khusus, dan

kekurangan zat besi (anemia). Ibu hamil yang tidak mengkonsumsi

cukup vitamin D dan kalsium dapat diketahui dari kandungan vitamin

D dalam air susunya yang kurang. Sebagian besar ibu hamil tidak

memiliki cadangan zat besi yang mencukupi dan pola makan yang

Page 23: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

kurang asupan besi. Untuk itu, ibu hamil seharusnya menerima

suplemen zat besi 30 mg sehari (150 mg besi sulfat, 300 mg besi

glukonat, atau 100 mg besi fumarat) pada saat trimester kedua dan

ketiga. Suplemen tersebut dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan bagi

ibu dan janin untuk sintesis hemoglobin saat kehamilan dan untuk

mengganti darah yang hilang saat melahirkan. Selain itu, mengurangi

terjadinya anemia (Varney, 2004, hal 232).

2. Antenatal Care (ANC)

a. Pengertian Antenatal Care

Antenatal care adalah perawatan yang diberikan oleh bidan dan

dokter spesialis obsgyn selama kehamilan untuk memastikan agar

kesehatan ibu dan janinnya berada dalam keadaan yang normal dan

memuaskan (Tiran, 2006).

b. Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal adalah pelayanan atau pemeriksaan kesehatan

bagi ibu hamil sesuai standar pada masa kehamilan oleh tenaga

terampil (dokter, bidan, dan perawat) (Dinkes Jateng, 2003). Standar

minimal pelayanan antenatal meliputi 7T yaitu timbang berat badan,

ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur

tinggi fundus uteri, pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama

masa kehamilan dan temu wicara untuk persiapan rujukan.

c. Tujuan Antenatal Care

Asuhan antenatal mempunyai beberapa tujuan, di antaranya:

Page 24: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan bayi.

3) Mengenali secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi

selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan dengan normal dan

pemberian ASI eksklusif.

6) Mempersiapkan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, dkk, 2006,

hal 90).

Menurut (Scott, dkk, 2002), untuk memajukan kepedulian diri dan

kemampuan bagi pemeliharaan diri, menurunkan angka mortalitas

/morbiditas maternal, dan menurunkan kematian janin dan intervensi

kehamilan yang tidak perlu.

d. Manfaat Antenatal Care

Pengawasan ANC memberikan manfaat dengan tujuan ditemukan

berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga

dapat dipertimbangkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam

pertolongan persalinannya. Janin dalam rahim dan ibunya merupakan

Page 25: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

satu kesatuan yang saling mempengaruhi, sehingga kesehatan ibu

yang optimal akan meningkatkan kesehatannya, juga pertumbuhan,

dan perkembangan janin (Manuaba, 1998, hal 36).

e. Standar Pelayanan Antenatal Care

Sesuai dengan standar pelayanan kebidanan, dalam pelayanan

ANC terdiri dari 6 standar yaitu : (Departemen Kesehatan RI, 2001)

1) Identifikasi ibu hamil yang bertujuan mengenai dan memotivasi

ibu hamil memeriksakan kehamilannya.

2) Pemeriksaan dan pemantauan antenatal yang bertujuan

memberikan pelayanan antenatal dan deteksi dini komplikasi

kehamilan.

3) Palpasi abdominal yang bertujuan untuk memperkirakan usia

kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi

dan bagian terendah janin.

4) Pengelolaan anemia pada kehamilan yang bertujuan menentukan

anemia pada kehamilan secara dini dan melakukan tindakan lanjut

yang memadai untuk anemia sebelum persalinan berlangsung.

5) Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan yang bertujuan untuk

mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan,

mengenali tanda dan gejala preeklamsia serta mengambil tindakan

yang tepat.

Page 26: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

6) Persiapan persalinan yang bertujuan untuk memastikan bahwa

persalinan direncanakan dalam lingkungan yang aman dan

memadai dengan pertolongan terampil.

f. Jadwal Antenatal Care

1) Konsep Keteraturan ANC

Keteraturan adalah kesamaan keadaan, kegiatan atau proses

yang terjadi beberapa kali atau lebih, keadaan atau hal teratur

(Hoetomo, 2005). Dalam hal ini bagaimana ibu hamil

memeriksakan kehamilannya di tempat pelayanan kehamilan,

keteraturan ANC adalah kedisiplinan/kepatuhan ibu hamil untuk

melakukan pengawasan sebelum anak lahir terutama ditujukan

pada anak.

2) Frekuensi Kunjungan ANC

Kunjungan ANC adalah kontak ibu hamil dengan

pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan

kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi

dan memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan

(Henderson, 2006, hal 90).

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali

selama kehamilan. Satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada

triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga. Adapun standar

jadwal kunjungan ibu hamil sebagai berikut:

Page 27: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

a) Kunjungan I umur kehamilan kurang dari 16 minggu

Kunjungan ini dilakukan setiap sebulan sekali tujuannya

untuk penapisan dan pengobatan anemia, perencanaan

persalinan, pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan

pengobatannya (Saifuddin, dkk, 2006, hal 98). Pemeriksaan ini

meliputi memeriksa suara jantung janin dengan Doppler

velocity pada umur kehamilan 12 minggu dan melakukan

penilaian pertumbuhan, memeriksa uji genetika sesuai

kebutuhan (amniosintesis dan alfa-fetoprotein serum ibu) serta

memperhatikan ulang hasil pemeriksaan laboratorium prenatal

pada umur kehamilan 14 sampai 16 minggu (Scott, dkk, 2002,

hal 154).

b) Kunjungan II umur kehamilan 24-28 minggu dan kunjungan

III umur kehamilan 32 minggu

Kunjungan ini dilakukan untuk pengenalan komplikasi

akibat kehamilan dan pengobatannya, penapisan preeklamsia,

gemmeli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan,

mengulang rencana persalinan (Saifuddin, dkk, 2006, hal 98).

Pada umur kehamilan 24 minggu dapat memulai dengan

pendidikan ibu dan pada umur kehamilan 28 minggu dapat

memberikan imunoglobulin Rh bila ada indikasi, melakukan

pemeriksaan diabetes gestasional, melakukan penilaian risiko

menurut indikasi (Scott, dkk, 2002, hal 154).

Page 28: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

c) Kunjungan IV umur kehamilan 36 minggu sampai bayi aterm.

Kunjungan ini sama dengan kunjungan I, II, III mengenai

adanya kelainan letak dan presentasi, memantapkan rencana

persalinan, mengenai tanda tanda persalinan (Saifuddiin, dkk,

2006, hal 98). Melakukan observasi untuk komplikasi,

melakukan pemeriksaan ulang haemoglobin, dan memulai

dengan pengamatan janin menurut indikasi, melakukan

perencanaan untuk kehamilan lewat waktu bila umur

kehamilan mencapai 41 minggu (Scott, dkk, 2002 hal 155).

Sedangkan menurut (Manuaba, tahun 2007), berdasarkan

upaya pengawasan teratur ibu hamil di Inggris tahun 1929

adalah sebagai berikut :

(1) Setiap 4 minggu sampai kehamilan berumur 28 minggu.

(2) Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 36 minggu.

(3) Setiap minggu setelah umur kehamilan di atas 36 minggu

sampai proses persalinan dimulai.

Dijumpai modifikasi jadwal pemeriksaan ibu hamil

multigravida dengan riwayat hamil, persalinan spontan aterm,

dan hidup sebagai berikut:

(1) Setiap 8 minggu sampai umur kehamilan 28 minggu

(2) Setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 36 minggu

(3) Setiap minggu setelah umur kehamilan diatas 36 minggu

sampai proses persalinan dimulai.

Page 29: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

g. Pelaksanaan Antenatal Care

Dalam pelaksanaan, ANC dilakukan oleh dokter spesialis

obsgyn, dokter ahli lain, dokter umum, bidan, perawat bidan, dan

dukun terlatih (Mochtar, 1998). Adapun lokasi pemberian pelayanan

ANC dapat bersifat statis dan aktif meliputi puskesmas, puskesmas

pembantu, pondok bersalin, posyandu, rumah penduduk, rumah sakit

pemerintah/swasta, rumah sakit bersalin, tempat praktek swasta seperti

bidan praktek swasta dan klinik dokter (Departemen Kesehatan RI,

2001).

Menurut Manuaba (2007), penatalaksanaan ANC adalah

menegakkan diagnosis kehamilan yang meliputi:

1) Melakukan anamnesis yang tepat dan cermat

2) Melakukan pemeriksaan:

a) Pemeriksaan umum tentang kesehatan ibu hamil.

b) Pemeriksaan khusus ibu hamil yaitu inspeksi, palpasi,

auskultasi, pemeriksaan dalam melakukan penegakkan

diagnosis hamil muda, melakukan penegakkan kemungkinan

hamil dengan cefalopelvic disproportion melalui perasat

Osborn dan Muller-Kerr-Menru.

c) Pemeriksaan penunjang khusus yaitu pemeriksaan air ketuban,

pengambilan sampel vilikorealis, pemeriksaan ultrasonografi,

pemeriksaan dengan menggunakan Doppler velocity.

Page 30: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

d) Pemeriksaan laboratorium umum yaitu darah lengkap dan urine

lengkap. Jika perlu, melakukan pemeriksaan laboratorium

khusus ibu hamil yaitu penyakit tergolong TORCH dan alfa-

fetoprotein. Pada kasus tertentu dilakukan pemeriksaan

laboratorium tambahan yaitu uji fungsi hati dan uji fungsi

ginjal.

h. Faktor yang mempengaruhi Antenatal Care

Menurut Notoatmodjo (2003, hal 95), beberapa faktor yang

mempengaruhi keteraturan ANC yaitu:

1) Pengetahuan, pendidikan, dan pekerjaan

Pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan

dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat periksa hamil, baik

bagi kesehatan ibunya sendiri maupun janinnya. Tinggi rendahnya

pendidikan seseorang akan mempengaruhi pola pikir seseorang.

Pola pikir yang baik akan mendorong seseorang untuk

memperhatikan masalah kesehatannya seperti melakukan ANC

secara teratur. Dan seorang ibu hamil yang tidak bekerja akan

mempunyai waktu yang lebih banyak untuk memeriksakan

kehamilannya.

2) Tokoh masyarakat (Toma), tokoh agama (Toga), dan petugas

kesehatan (Nakes)

Diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat,

tokoh agama dan para petugas, lebih – lebih para petugas

Page 31: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

kesehatan. Juga diperlukan peraturan atau perundang – undangan

yang mengharuskan ibu hamil melakukan periksa hamil. Hal

tersebut akan menguatkan ibu hamil dalam pemeriksaan ANC.

3) Fasilitas kesehatan

Ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan yang

mudah diperoleh akan mendukung atau memungkinkan

terwujudnya perilaku pemeriksaan kehamilan.

4) Sosial, budaya dan ekonomi

Kepercayaan, tradisi dan sistem nilai masyarakat juga dapat

mendorong atau menghambat ibu untuk periksa hamil. Misalnya,

orang hamil tidak boleh disuntik (termasuk suntikan anti tetanus),

karena suntikan bisa menyebabkan anak cacat.

3. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin

a. Trimester Pertama

Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dengan terjadinya

pembuahan dan penggabungan ovum dan sperma. Penggabungan ini

menghasilkan sel zigot. Pada masa ini, individu baru tercipta. Selama

minggu ketiga terbentuklah neural tube (otak dan spina cord),

notochord (tulang belakang), ruas coelomic (rongga tubuh) dan primitif

sistem kardiovaskular dan perkembangan primitif sel darah. Jantung

mulai berdetak pada awal minggu keempat. Selama minggu kelima,

perkembangan otak sangat cepat menghasilkan pertumbuhan yang luas

pada kepala dan menjadi lebih besar. Hidung, mulut, dan langit – langit

Page 32: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

mulut mulai terbentuk pada minggu keenam, dan kelopak mata mulai

terlihat. Lengan dan kaki berkembang secara luas (Varney, 2004, hal

208).

Pada minggu ketujuh, otot menunjukkan perubahan yang baik,

bertambah panjang, jari tangan dan kaki terlihat secara jelas. Leher

mulai terbentuk sempurna, perut sedikit menggelembung, dan

perkembangan urogenital mulai berlangsung. Telinga bagian luar jelas,

meskipun tidak sepenuhnya berkembang. Pada akhir minggu ketujuh,

embrio telah menunjukkan karakteristik manusia. Selanjutnya pada

akhir minggu kedua belas, saluran cerna secara penuh terbentuk ke

dalam perut keluar dari umbilical cord, genital bagian luar menandakan

karakteristik pria atau wanita, anus telah terbentuk, dan karakteristik

wajah fetus sudah terlihat seperti manusia. Fetus memiliki berat hampir

0,5 sampai 1 oz, dapat menelan, membuat pergerakan pernafasan,

urinasi, bergerak dengan otot khusus, mulut terbuka dan tertutup.

Kepala kira – kira tiga kali panjang cown-rump (mahkota-pantat) yang

kira – kira hampir 56 sampai 61 mm. (Varney, 2004, hal 208).

b. Trimester Kedua dan Ketiga

1) Minggu 13 sampai 16

Kelopak mata digabungkan dan pertumbuhan kepala lambat.

Jenis kelamin dengan jelas terlihat selama minggu keempat belas.

Pada minggu keenam belas terjadi perkembangan tulang yang

Page 33: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

cukup cepat. Pusat pengerasan tulang cukup stabil. Rata – rata

panjang crown-rump 4,5 inchi dan berat fetus antara 3,5 dan 4 oz

(Varney, 2004, hal 208).

2) Minggu 17 sampai 20

Pertumbuhan yang cepat terus berlangsung. Pergerakan fetus

yang lebih dan vernix caseosa menutupi seluruh tubuh pada akhir

bulan. Jantung fetus terdengar dengan fetoscope pada akhir bulan.

Pada akhir minggu kedua belas, rata – rata panjang, crown-rump

fetus kira – kira 6,5 inchi dan rata – rata beratnya hampir 0,75 lb

(Varney, 2004, hal 208).

3) Minggu 21 sampai 24

Rambut tumbuh dengan jelas, kulit keriput, tembus cahaya, dan

kemerahan memberikan kesan tua pada fetus, kurus dan tidak

berlemak karena kehilangan subcutaneous lemak. Tunas untuk gigi

permanen telah ada. Pada akhir bulan, rata – rata panjang crown-

rump fetus lebih dari 8 inch dan beratnya hampir 1,25 lb (Varney

2004, hal 210).

4) Minggu 25 sampai 28

Meskipun lemak dalam jumlah sedikit mulai tersimpan dan

bertambahnya substansi berat membuat tubuh lebih proporsional

pada akhir bulan. Rambut di kepala lebih panjang, gerakan

Page 34: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

menghisap lebih kuat, mata mulai terbuka tertutup, dan kuku jari

mulai tumbuh. Rata – rata panjang crown-rump fetus kira –kira 9

inchi dan beratnya kira – kira 2,25 lb pada akhir minggu

keduapuluh delapan (Varney, 2004, hal 210).

5) Minggu 29 sampai 32

Lemak subcutaneous mulai tersimpan, vernix caseosa tebal

menutupi seluruh fetus. Rambut terus tumbuh, dan lanugo

berlimpahan kecuali pada wajah. Kuku jari mencapai akhir jari

tangan; kuku kaki sudah ada tapi tidak mencapai akhir kaki. Fetus

mempunyai kendali ritme gerakan nafas dan suhu tubuh. Matanya

terbuka, rata – rata panjang crown-rump fetus kira – kira 11 inchi

dan beratnya hampir 3,75 lb (Varney, 2004, hal 210).

6) Minggu 33 sampai 36

Pada akhir bulan ini, kulit menjadi lembut, tanpa keriput, lemak

subcutaneous menjadi lebih tebal, tubuh menjadi bulat, dengan

lengan dan kaki terlihat lebih gemuk. Rambut lebih panjang, kuku

kaki telah mencapai ujung kaki, dan testicle kiri biasanya menurun

ke dalam scrotum. Rata – rata panjang crown-rump lebih dari 12,5

inch dan berat hampir 5,5 lb selama minggu ketigapuluh enam

(Varney, 2004, hal 210).

Page 35: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

7) Minggu 37 sampai 40

Pertumbuhan dan perkembangan penuh dicapai. Fetus saat ini

lebih gemuk dengan dada yang menonjol. Pertumbuhan kuku

melewati akhir jari – jari tangan dan kaki. Warna kulit bervariasi

dari putih sampai pink sampai pink-kebiruan, tergantung ras,

karena melanin yang memberikan warna pada kulit diproduksi

setelah terpapar cahaya. Panjang crown-rump sekarang rata – rata

14 inch. Beratnya tergantung pada jumlah variabel tapi rata – rata

7,5 lb (Varney, 2004, hal 210).

Pertumbuhan dan perkembangan janin dapat dievaluasi pada saat

melakukan pemeriksaan antenatal care, asuhan antenatal yang teratur

bisa mendeteksi dini Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), Small

for Gestational Age (SGA), Large for Gestational Age (LGA),

maupun Intra Uterine Fetal Distress (IUFD). Rancangan genetik

untuk pertumbuhan janin dan perkembangannya ditentukan oleh

kondisi genetik janin itu sendiri, akan tetapi hal tersebut dapat

dipengaruhi oleh faktor masa kehamilan yang meliputi Kurang Masa

Kehamilan (KMK), Cukup Masa Kehamilan (CMK), dan Lebih Masa

Kehamilan (LMK) (Varney, 2004, hal 205).

Pertumbuhan dan perkembangan janin tersebut juga dipengaruhi

oleh faktor dari ibu seperti kurangnya gizi pada masa kehamilan,

merokok dan penyakit yang diderita ibu. Gizi merupakan faktor umum

yang mempengaruhi kehamilan semua ibu. Faktor gizi dari ibu yang

Page 36: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

berkaitan dengan berat badan bayi saat lahir adalah berat badan ibu

sebelum hamil dan berat badan ibu selama hamil. Asupan nutrisi ibu

hamil pada kehamilan ganda (gemmeli) berbeda pada kehamilan

tunggal yang lebih banyak memerlukan kebutuhan gizi. Sedangkan

pada ibu hamil yang merokok, termasuk konsumsi alkohol, kafein,

kopi, ganja atau kokain beresiko tinggi pada pertumbuhan dan

perkembangan janin karena dapat mempengaruhi proses metabolisme.

Penyakit yang diderita ibu dapat mempengaruhi janin dengan berbagai

mekanisme. Penyakit pada ibu dapat menyebabkan ukuran bayi yang

terlalu kecil (misalnya karena preeklampsia) atau terlalu besar

(misalnya karena diabetes) pada masa kehamilan (Varney, 2004, hal

277). Catatan medik lengkap yang akurat mengenai pertumbuhan dan

perkembangan janin, dan hasil pemeriksaan ANC berfungsi untuk

memudahkan mengetahui hubungan frekuensi pemeriksaan antenatal

care dengan berat badan bayi lahir.

Berat Badan Bayi Lahir (BBBL) merupakan salah satu tolok ukur

keberhasilan program kesehatan sehingga sangat diharapkan BBBL ≥

2,5 kg yang dipandang sebagai BBBL normal. Dari beberapa faktor

yang mempengaruhi BBBL yaitu tinggi badan ibu hamil, berat badan

ibu hamil, urutan kehamilan, umur, kadar hemo-globin, tekanan darah,

dan pendidikan ibu hamil.

Berat badan bayi lahir normal antara 2500 gram - 4000 gram,

sedangkan untuk berat badan bayi lahir abnormal adalah < 2500 gram

Page 37: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

atau > 4000 gram. Bayi lahir dengan berat badan abnormal salah

satunya disebabkan oleh gangguan pertumbuhan janin yang

berdampak pada angka mortalitas dan morbiditas bayi. Banyak bayi

yang dilahirkan dengan berat badan lahir yang rendah yang ketika

dewasa dimungkinkan akan mengalami gangguan pertumbuhan baik

fisik maupun mental. Berikut beberapa istilah yang berkaitan dengan

gangguan pertumbuhan janin (Mochtar, 1998):

1) Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) adalah Retardasi

Pertumbuhan Janin dalam Rahim. Bayi yang lahir dengan berat

badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan.

2) Small for Gestational Age (SGA) sama dengan Light for Date.

Yaitu Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK), bayi yang berat

badannya kurang dari seharusnya usia kehamilan.

3) Large for Gestational Age (LGA) adalah bayi yang dilahirkan

lebih besar dari seharusnya usia kehamilan, misalnya pada ibu

yang menderita Diabetes mellitus.

4) Intra Uterine Fetal Distress (IUFD) adalah kematian janin dalam

rahim akibat dari distress, kelainan liquor amnii, IUGR yang

berkelanjutan.

Page 38: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

B. Kerangka Pemikiran

Frekuensi ANC pada TM I, II, dan III

sebanyak ≥ 4x dan teratur

Frekuensi

Keteraturan

Teratur TM I ≥ 1x

TM III ≥ 2x

TM II ≥ 1x

ANC

Frekuensi ANC pada TM I, II, dan III sebanyak < 4x dan tidak teratur

Frekuensi

Keteraturan

Tidak teratur

TM I tidak ANC

TM III < 2x

TM II tidak ANC

Berat Badan Lahir Bayi Abnormal

Berat Badan Lahir Bayi

Normal

(2500 – 4000) gram

< 2500 gram atau > 4000 gram

Pertumbuhan dan Perkembangan Janin

Perubahan Fisiologi

Perubahan Anatomi

Perubahan Psikologi

Tanda dan Gejala

Nutrisi

Perubahan Hormonal

Kehamilan

Faktor yang mempengaruhi: Pengetahuan, Pendidikan Pekerjaan, Fasilitas kesehatan Toma, Toga, Nakes Sosial, Budaya, Ekonomi

Rancangan genetik normal Asupan nutrisi cukup, Hamil Tunggal, Tidak ada penyakit menyertai Masa Kehamilan normal

Rancangan genetik abnormal, Hamil ganda Asupan nutrisi kurang, Perokok aktif/pasif Ada penyakit menyertai,Masa kehamilan abnormal Konsumsi alkohol, ganja, kokain, dsb.

Page 39: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

C.HIPOTESIS

Adanya hubungan frekuensi pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada ibu

hamil dengan berat badan bayi lahir.

Page 40: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian jenis observasional analitik

dengan pendekatan cross sectional yaitu metode pendekatan yang

menggunakan satu kali pengumpulan data pada suatu saat, dilakukan

dengan cepat dan sekaligus (Arikunto, 2002).

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini direncanakan dilakukan di Klinik Swasta Dokter

Spesialis Obsgyn Ngawi Jawa Timur. Waktu penelitian mulai dilakukan

bulan November 2010.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah ibu nifas yang semasa hamil melakukan

pemeriksaan ANC di Klinik Swasta Dokter Spesialis Obsgyn Ngawi Jawa

Timur dengan kriteria sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi

1) Kehamilan Tunggal.

2) Memiliki catatan medik lengkap.

3) Bayi Lahir Hidup.

4) Bayi Lahir Cukup Bulan

5) Tidak ada riwayat penyakit yang menyertai selama hamil.

Page 41: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

6) Bukan perokok aktif maupun pasif selama hamil.

7) Bukan peminum alkohol dan pengguna obat – obatan terlarang.

8) Bersedia menjadi subyek penelitian.

b. Kriteria eksklusi

1) Kehamilan ganda.

2) Tidak memiliki catatan medik lengkap.

3) Bayi Lahir Mati atau IUFD.

4) Prematuritas.

5) Bayi mengalami retardasi pertumbuhan selama dalam kandungan

(IUGR).

6) Memiliki riwayat penyakit yang menyertai selama hamil.

7) Perokok aktif maupun pasif selama hamil.

8) Peminum alkohol dan pengguna obat – obatan terlarang.

9) Tidak bersedia menjadi subyek penelitian.

4. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive

sampling, di mana pemilihan subjek berdasarkan atas sifat-sifat tertentu

yang sesuai dengan kriteria dan karakteristik populasi (Arief, 2004).

5. Sampel Penelitian

Populasi dapat didefinisikan sebagai simpulan obyek orang atau

keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik umum yang sama

(Furqon, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas yang

selama hamil memeriksakan kehamilannya di Klinik Swasta Dokter

Page 42: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Spesialis Obsgyn Ngawi Jawa Timur serta memasuki kriteria inklusi dan

eksklusi yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.

Berdasarkan observasi peneliti, jumlah populasi sumber ini ada sekitar

100 ibu nifas. Sampel merupakan sebuah subset yang dicuplik dari

populasi yang akan diamati atau diukur peneliti (Murti, 2006).

Penentuan besar sampel pada penelitian ini menurut Slovin dengan

rumus sebagai berikut :

n =

keterangan :

n : ukuran sampel

N : ukuran populasi

Ε : tingkatan kekeliruan pengambilan sampel yang ditolerir.

Dengan rumus di atas maka sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah : (dengan mengasumsi tingkat kekeliruan yang ditolerir adalah

sebesar 10%)

n =

n =

n = 50

N

1+Nε²

N

1+Nε²

100

1 + 100 (10%)²

Page 43: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Jadi pada penelitian ini, peneliti menggunakan ukuran sampel

sebanyak 50 ibu nifas.

6. Alur Penelitian

7. Identifikasi Variabel Penelitian

a. Variabel bebas : Frekuensi dan Keteraturan Pemeriksaan Antenatal

Care (ANC).

b. Variabel terikat : Berat Badan Bayi Lahir

c. Variabel Pengganggu: Riwayat penyakit yang diderita, perokok aktif

maupun pasif, peminum alkohol dan pengguna obat – obatan terlarang,

kehamilan ganda, IUGR, IUFD, LGA, SGA, dan prematuritas.

Ibu Nifas yang memasuki kriteria inklusi dan eksklusi

Antenatal Care

Frekuensi dan Keteraturan

Hasil

Berat Badan Bayi Lahir

Berat Badan Bayi ketika Lahir

Hasil

Analisis data

Kesehatan Reproduksi Wanita

Page 44: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

8. Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. Berat badan bayi adalah jumlah berat yang dimiliki bayi pada saat

lahir.

. Data disajikan dengan skala ordinal dengan kategori jawaban :

1) BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yaitu < 2500 gram.

2) BBLC (Berat Badan Lahir Cukup) yaitu 2500-4000 gram.

3) Berat Badan Lahir Lebih yaitu > 4000 gram.

b. Frekuensi pemeriksaan Antenatal Care adalah banyaknya kunjungan

pemeriksaan pada ibu hamil untuk mengetahui kesejahteraan ibu dan

janin selama kehamilan berlangsung. Data disajikan dengan skala

nominal dengan kategori jawaban:

1) Ya apabila :

a) Frekuensi ibu hamil trimester III dalam melakukan kunjungan

satu kali atau lebih pada trimester pertama sebelum umur

kehamilan 14 minggu, satu kali atau lebih pada trimester kedua

antara 14 – 28 minggu, dua kali atau lebih pada trimester ketiga

antara minggu 28 – 36 dan sesudah minggu ke-36 sampai

menjelang persalinan.

b) Teratur adalah ibu hamil melakukan kunjungan kehamilan

sesuai jadwal secara berkesinambungan dari TM I sampai

dengan TM III.

2) Tidak apabila : ibu melakukan kunjungan tidak sesuai jadwal (tidak

teratur) atau kunjungan kurang dari 4 kali selama hamil.

Page 45: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2. Instrumen penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner

yaitu merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang

memungkinkan analisis tentang sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan

karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa

terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.

3. Cara Kerja Penelitian

a. Mengumpulkan sampel dengan memberikan kuesioner.

b. Melihat catatan Rekam Medik sampel ketika hamil untuk mengetahui

jumlah dan keteraturan kunjungan pemeriksaan Antenatal Care.

c. Data yang diperoleh pada penelitian diolah dalam teknik analisis data.

4. Teknik Analisis Data

Dalam hal ini untuk mengetahui hubungan berat badan bayi dengan

frekuensi pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil diuji dengan

menggunakan uji Chi Square. Hipotesis untuk H0 adalah tidak ada

hubungan berat badan bayi dengan frekuensi pemeriksaan Antenatal Care

(ANC) pada ibu hamil, dan H1 adalah ada hubungan berat badan bayi

dengan frekuensi pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil.

Pengambilan keputusan hasil uji statistik berdasarkan nilai probabilitas

dengan tingkat signifikansi 95% atau 0,05. artinya jika nilai probabilitas

menunjukkan nilai > 0,05 maka ditolak dan jika nilai probabilitas

menunjukkan nilai < 0,05 maka diterima. Data diolah dengan Statistical

Product and Service Solution (SPSS) 11.00 for windows.

Page 46: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Klinik Swasta Dokter Spesialis Obsgyn Ngawi

Jawa Timur. Waktu penelitian mulai dilakukan bulan November 2010. Penelitian

ini merupakan penelitian jenis observasional analitik dengan pendekatan cross

sectional. Subyek penelitian ini adalah ibu nifas yang semasa hamil melakukan

pemeriksaan ANC di Klinik Swasta Dokter Spesialis Obsgyn Ngawi Jawa Timur

dengan kriteria inklusi dan eksklusi, sedangkan pengambilan sampel dalam

penelitian ini dilakukan secara purposive sampling dan jumlah sampel yang

digunakan pada penelitian ini sebesar 50 responden

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan pengambilan data dan

pengisian kuesioner pada ibu nifas yang semasa hamil melakukan

pemeriksaan ANC di Klinik Swasta Dokter Spesialis Obsgyn Ngawi Jawa

Timur diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu Nifas

Umur ibu nifas yang semasa hamil melakukan pemeriksaan ANC di

Klinik Swasta Dokter Spesialis Obsgyn Ngawi Jawa Timur dinilai dengan

kuesioner dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini :

Page 47: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu Nifas

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Umur Ibu 50 20 42 27.72 4.853

Sumber : Data Primer (Kuesioner) Umur pada Ibu Nifas, 2010

Dari tabel 1 mengenai distribusi responden berdasarkan umur ibu nifas

di atas, menunjukkan bahwa umur ibu nifas yang semasa hamil melakukan

pemeriksaan ANC di Klinik Swasta Dokter Spesialis Obsgyn Ngawi Jawa

Timur minimum 20 tahun dan maksimum 42 tahun sedangkan rata-rata

27,72 tahun dengan standar deviasi 4,853.

2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga ibu nifas yang semasa hamil melakukan

pemeriksaan ANC di Klinik Swasta Dokter Spesialis Obsgyn Ngawi Jawa

Timur dinilai dengan kuesioner dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini :

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga

Sumber : Data Primer (Kuesioner) Pendapatan Keluarga pada Ibu Nifas, Ngawi, 2010

Dari tabel 2 mengenai distribusi responden berdasarkan pendapatan

keluarga, maka diketahui sebagian besar responden mempunyai

pendapatan keluarga antara Rp 500.000 - Rp 1.000.000,- sebanyak 50%,

sedangkan yang terkecil responden mempunyai pendapatan keluarga lebih

besar dari Rp 1.000.000,- sebanyak 20%.

Pendapatan Keluarga Frekuensi Persentase

< Rp 500.000 Rp 500.000 – Rp 1.000.000 > Rp 1.000.000

15 25 10

30 % 50 % 20 %

Jumlah 50 100 %

Page 48: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

3. Distribusi Responden Berdasarkan Berat Badan Bayi Lahir

Berat badan bayi lahir pada bayi ibu nifas yang semasa hamil

melakukan pemeriksaan ANC di Klinik Swasta Dokter Spesialis Obsgyn

Ngawi Jawa Timur dinilai dengan kuesioner dapat dilihat pada tabel 3 di

bawah ini :

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Berat Badan Bayi Lahir

Berat Badan Bayi Lahir Frekuensi Persentase

< 2500 gram (2500- 4000) gram > 4000 gram

6 40 4

12 % 80 % 8 %

Jumlah 50 100 % Sumber : Data Primer (Kuesioner) Berat Badan Bayi Lahir pada Ibu Nifas, Ngawi, 2010

Dari tabel 3 mengenai distribusi responden berdasarkan berat badan

bayi lahir, maka diketahui berat badan bayi lahir < 2500 gram sebesar

12%, berat bayi lahir antara (2500 – 4000) gram sebesar 80% dan berat

bayi lahir > 4000 gram sebesar 8%.

4. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Pemeriksaan ANC Semasa

Hamil

Frekuensi pemeriksaan kehamilan pada ibu nifas yang semasa hamil

melakukan pemeriksaan ANC di Klinik Swasta Dokter Spesialis Obsgyn

Ngawi Jawa Timur dinilai dengan register kohort ibu dapat dilihat pada

tabel 4 di bawah ini:

Page 49: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Pemeriksaan ANC Semasa Hamil

Frekuensi Pemeriksaan ANC Frekuensi Persentase

Teratur Tidak Teratur

40 10

80 % 20 %

Jumlah 100 100 % Sumber : Data Primer (Kuesioner) Frekuensi Pemeriksaan ANC Semasa Hamil pada Ibu Nifas, Ngawi, 2010

Dari tabel 4 mengenai distribusi responden berdasarkan frekuensi

pemeriksaan ANC semasa hamil, maka proporsi terbanyak adalah 40 ibu

hamil yang teratur memeriksakan kehamilan (80%). Sedangkan proporsi

kelompok ibu hamil yang tidak teratur memeriksakan kehamilan sebanyak

10 orang (20%).

B. Analisis Data Untuk mengetahui hubungan frekuensi pemeriksaan Antenatal Care

(ANC) pada ibu hamil dengan berat badan bayi lahir digunakan uji statistik

chi square.

Hasil analisis disajikan dalam bentuk tabulasi silang hasil penelitian seperti

yang terlihat pada tabel 5 di bawah ini:

Tabel 5. Tabulasi Silang Hasil Penelitian

Frek.ANC Berat Badan

Teratur Tidak Teratur Jumlah

< 2500 gram 1 (2%) 5 (10%) 6 (12%) (2500- 4000) gram 39 (78%) 1 (2%) 40 (80%) > 4000 gram 0 4 (8%) 4 (8%)

Jumlah 40 (80%) 10 (20%) 60 (100%)

Dari penelitian diperoleh hasil pada tabulasi silang responden yang

teratur pada pemeriksaan ANC mempunyai berat badan bayi lahir < 2500

Page 50: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

gram sebesar 2% dan yang tidak teratur sebesar 10%, sedangkan responden

yang teratur pada pemeriksaan ANC mempunyai berat badan bayi lahir antara

(2500 – 4000) gram sebesar 78% dan yang tidak teratur sebesar 2%. Dan

responden yang tidak teratur mempunyai berat badan > 4000 gram sebesar

20%. Perhitungan dengan SPSS diperoleh nilai c² hitung sebesar 38,698

dengan p value sebesar 0,000, dengan df 1 c² tabel sebesar 5,990. Oleh

karena c²hitung (38,698) > c²tabel (5,990) atau p value < 0,05 (a) maka Ho

ditolak, sehingga dapat dinyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara

frekuensi pemeriksaan ANC pada ibu hamil dengan berat badan bayi lahir.

Page 51: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

BAB V

PEMBAHASAN

Dari penelitian diperoleh hasil responden yang teratur pada pemeriksaan ANC

mempunyai berat badan bayi lahir < 2500 gram sebesar 2% dan yang tidak teratur

sebesar 10%, sedangkan responden yang teratur pada pemeriksaan ANC

mempunyai berat badan bayi lahir antara (2500 – 4000) gram sebesar 78% dan

yang tidak teratur sebesar 2%. Dan responden yang tidak teratur mempunyai berat

badan > 4000 gram sebesar 20%. Hal ini terlihat bahwa responden yang teratur

dalam pemeriksaan antenatal care akan mempunyai berat badan bayi lahir yang

normal yaitu antara (2500– 4000) gram. Perhitungan dengan SPSS diperoleh nilai

c² hitung sebesar 38,698 dengan p value sebesar 0,000, dengan df 1 c² tabel

sebesar 5,990. Oleh karena c²hitung (38,698) > c²tabel (5,990) atau p value < 0,05

(a) maka Ho ditolak, sehingga dapat dinyatakan terdapat hubungan yang

signifikan antara frekuensi pemeriksaan ANC pada ibu hamil dengan berat badan

bayi lahir.

Menurut Henderson (2006), kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling

sedikit 4 kali selama kehamilan. Satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada

triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga. Kunjungan ANC adalah kontak

ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan

kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi

informasi bagi ibu dan petugas kesehatan. Sedangkan keteraturan adalah

kesamaan keadaan, kegiatan atau proses yang terjadi beberapa kali atau lebih,

Page 52: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

keadaan atau hal teratur (Hoetomo, 2005). Dalam hal ini bagaimana ibu hamil

memeriksakan kehamilannya di tempat pelayanan kehamilan, keteraturan ANC

adalah kedisiplinan/kepatuhan ibu hamil untuk melakukan pengawasan sebelum

anak lahir terutama ditujukan pada anak.

Menurut Saifudin (2006), pada umumnya kehamilan berkembang dengan

normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir

namun kadang – kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui

sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian resiko

tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama

kehamilannya. Oleh karena itu, pelayanan/asuhan antenatal merupakan salah satu

cara yang penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal

dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Salah satu tujuan asuhan antenatal

adalah untuk memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi kelak.

Sedangkan menurut Varney (2004) penambahan berat badan maternal dan

pola penambahan berat badan sering kali memberikan tanda – tanda awal dari

pertumbuhan janin. Asuhan antenatal yang teratur bisa mendeteksi dini penyulit –

penyulit tumbuh kembang janin selama hamil seperti Intra Uterine Growth

Retardation (IUGR) , Small for Gestational Age (SGA), Large for Gestational

Age (LGA), maupun Intra Uterine Fetal Distress (IUFD). Rancangan genetik

untuk pertumbuhan janin dan perkembangannya ditentukan oleh kondisi genetik

janin itu sendiri, akan tetapi hal tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor dari ibunya

seperti kurangnya gizi pada masa kehamilan, merokok dan penyakit yang diderita

Page 53: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

ibu. Secara epidemiologis, berat badan lahir rendah telah dikaitkan dengan onset

yang lambat dari perawatan antenatal dan faktor yang berhubungan dengan status

sosioekonomi yang rendah.

Menurut Tiran (2006) Antenatal care adalah perawatan yang diberikan oleh

bidan dan dokter spesialis obsgyn selama kehamilan untuk memastikan agar

kesehatan ibu dan janinnya berada dalam keadaan yang normal dan memuaskan.

Pelayanan antenatal adalah pelayanan atau pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil

sesuai standar pada masa kehamilan oleh tenaga terampil (dokter, bidan, dan

perawat) (Dinkes Jateng, 2003). Standar minimal pelayanan antenatal meliputi 7T

yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian

imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet besi minimal 90 tablet

selama masa kehamilan dan temu wicara untuk persiapan rujukan.

Pengawasan ANC memberikan manfaat dengan tujuan ditemukan berbagai

kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat dipertimbangkan

dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Janin dalam

rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi, sehingga

kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatannya, juga pertumbuhan,

dan perkembangan janin (Manuaba, 1998).

Pertumbuhan dan perkembangan janin dapat dievaluasi pada saat melakukan

pemeriksaan antenatal care, asuhan antenatal yang teratur bisa mendeteksi dini

Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), Small for Gestational Age (SGA),

Large for Gestational Age (LGA), maupun Intra Uterine Fetal Distress (IUFD).

Rancangan genetik untuk pertumbuhan janin dan perkembangannya ditentukan

Page 54: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

oleh kondisi genetik janin itu sendiri, akan tetapi hal tersebut dapat dipengaruhi

oleh faktor masa kehamilan yang meliputi Kurang Masa Kehamilan (KMK),

Cukup Masa Kehamilan (CMK), dan Lebih Masa Kehamilan (LMK) (Varney,

2004).

Catatan medik lengkap yang akurat mengenai pertumbuhan dan

perkembangan janin, dan hasil pemeriksaan ANC berfungsi untuk memudahkan

mengetahui hubungan frekuensi pemeriksaan antenatal care dengan berat badan

bayi lahir. Berat Badan Bayi Lahir (BBBL) merupakan salah satu tolok ukur

keberhasilan program kesehatan sehingga sangat diharapkan BBBL ≥ 2500 gram

yang dipandang sebagai BBBL normal. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi

BBBL yaitu tinggi badan ibu hamil, berat badan ibu hamil, urutan kehamilan,

umur, kadar hemoglobin, tekanan darah, dan pendidikan ibu hamil. Berat badan

bayi lahir normal antara (2500- 4000) gram, sedangkan untuk berat badan bayi

lahir abnormal adalah < 2500 gram atau > 4000 gram. Bayi lahir dengan berat

badan abnormal salah satunya disebabkan oleh gangguan pertumbuhan janin yang

berdampak pada angka mortalitas dan morbiditas bayi. Banyak bayi yang

dilahirkan dengan berat badan lahir yang rendah yang ketika dewasa

dimungkinkan akan mengalami gangguan pertumbuhan baik fisik maupun mental.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, enam dari bayi yang lahir

dengan berat badan < 2500 gram didiagnosis menderita hidramnion (kelainan

kongenital anomali pada bayi). Sedangkan empat dari bayi yang lahir >4000 gram

kemungkinan ibu’nya menderita diabetes melitus.

Page 55: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Selain hal tersebut di atas, peneliti menggambarkan secara umum bagaimana

ANC dapat mempengaruhi berat badan bayi lahir, ternyata dengan ANC sangat

berarti bagi ibu hamil, pertumbuhan dan perkembangan bayi dapat terkontrol

dengan baik, sehingga faktor penghambat pertumbuhan janin dapat dideteksi

secara dini diikuti dengan meningkatkan faktor pendukung pada tiap ibu hamil.

Perlu menekankan pentingnya ANC dilakukan secara rutin dan teratur pada

multigravida, di mana ANC yang rutin dan teratur akan sangat membantu untuk

meningkatkan kewaspadaan ibu terhadap pemeliharaan kesehatan diri sendiri

terutama waktu hamil.

Page 56: HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan pada Bab

terdahulu, maka simpulan yang terjadi terdapat hubungan yang bermakna

antara Antenatal Care dengan Berat Badan Bayi Lahir.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat diajukan berdasarkan simpulan pada

penelitian ini adalah:

1. Perlu dilakukan pemeriksaan Antenatal Care yang rutin serta

diterapkan sistem rujukan yang baik untuk mengurangi risiko

terjadinya Berat Badan Bayi Lahir yang abnormal.

2. Perlu diadakan pengembangan penelitian lebih lanjut dengan

mempertimbangkan variabel-variabel yang berpengaruh dengan berat

badan bayi lahir.

41