28
ANTENATAL CARE RAR A AM OURRA AR VIOL L A

Antenatal Care

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Antenatal Care

ANTENAT

AL

CARE

RA

RA

AM

OU

RR

A A

RV

I OL L A

Page 2: Antenatal Care

PENDAHULUAN

Pemeriksaan antenatal care (ANC)pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.

Kunjungan Antenatal Care (ANC)kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi ideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai.

Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan integrasi pelayanan antenatal rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya pada ibu hamil, sesuai prioritas Departemen Kesehatan, yang diperlukan guna meningkatkan kualitas pelayanan antenatal.1,3,4

Page 3: Antenatal Care

PENDAHULUAN (LANJUTAN)

Dalam upaya percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI), pada tahun 2007 telah dikembangkan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di hampir seluruh kabupaten/kota. Sejalan dengan itu kunjungan antenatal care (K-1) telah meningkat dari 88,9% pada tahun 2004, menjadi 92,06% pada tahun 2007. Kunjungan antenatal care (K-4) juga meningkat dari 77% pada tahun 2004 menjadi 81,75% pada tahun 2007. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan meningkat dari 74,3% pada tahun 2004 menjadi 79,32% pada tahun 2007. Sedangkan kunjungan neonatal (KN) meningkat dari 61% pada tahun 2004 menjadi 85,1% pada tahun 2007.1

Page 4: Antenatal Care

TUJUAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CAREAdapun tujuan Dari Pemeriksaan Kehamilan (ANC) adalah sebagai berikut5 :

Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakti secara umum, kebidanan dan pembedahan.Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Secara khusus pengawasan antenatal bertujuan untuk5:Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan, dan nifas.Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, kala nifas.Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

Page 5: Antenatal Care

KONSEP PEMERIKSAAN ANTENATAL

Pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar pelayanan antenatal dimulai dengan:

a. Anamnese: meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB, kehamilan sebelumnya dan kehamilan sekarang.

b. Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan.

c. Pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnosa

d. Pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet besi (fe)

e. Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olah raga, pekerjaan dan perilaku sehari-hari, perawatan payudara dan air susu ibu, tanda-tanda risiko, pentingnya pemeriksaan kehamilan dan imunisasi selanjutnya, persalinan oleh tenaga terlatih, KB setelah melahirkan serta pentingnya kunjungan pemeriksaan kehamilan ulang.

Page 6: Antenatal Care

PEMERIKSAAN ANTENATAL

Yang menjadi kebijakan dalam Pelayanan Antenatal Care menurut Dewitree (2010), yaitu: Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “10T”:

(Timbang) berat badan

Ukur (Tinggi) badan

Ukur (Tekanan) darah

Ukur (Tinggi) fundus uteri

(Tes) Detak Jantung Janin

(Tes) urin

Pemberian imunisasi ( Tetanus Toksoid ) TT lengkap

Pemberian (Tablet) zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan,

(Temu) wicara dalam rangka persiapan rujukan

Page 7: Antenatal Care

1. Anamnesa

a.Anamnesa obstetri

b.Anamnesa tambahan:

2. Pemeriksaan Fisik

1.Pemeriksaan fisik umum

2. Pemeriksaan fisik obstetri

1.Inspeksi :

1.Chloasma gravidarum.

2.Keadaan kelenjar thyroid.

3.Dinding abdomen (varises, jaringan parut, gerakan janin).

4.Keadaan vulva dan perineum.

2.Palpasi

1.Tujuan :

1.Memperkirakan adanya kehamilan.

2.Memperkirakan usia kehamilan.

3.Presentasi - posisi dan taksiran berat badan janin.

4.Mengikuti proses penurunan kepala pada persalinan.

5.Mencari penyulit kehamilan atau persalinan

Page 8: Antenatal Care

Palpasi dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

1. Knebel

2. Budin

3. Leopold

a. Leopold I

b. Leopold II

c. Leopold III

d. Leopold IV

Page 9: Antenatal Care

TINGGI FUNDUS UTERI

Page 10: Antenatal Care

MANUVER LEOPOLD

Page 11: Antenatal Care

3. Pemeriksaan Panggul

Pemeriksaan dan pengukuran panggul biasanya dilakukan dengan toucher guna menentukan luasnya jalan lahir. Pemeriksaan ini hanya dilakukan sekali selama masa kehamilan. Biasanya terjadi pada bulan kedelapan atau trimester ketiga. Hal-hal yang perlu dinilai dalam pemeriksaan ini adalah :

1.Conjugata diagonalis.

2.Apakah linea innominata teraba seluruhnya atau hanya sebagian.

3.Keadaan sacrum apakah konkaf dalam arah atas bawah dan dari kiri

ke kanan.

4.Keadaan dinding samping panggul apakah lurus atau konvergen.

5.Apakah spina ischiadicae menonjol.

6.Keadaan os pubis : adakah exostose.

7.Keadaan arcus pubis.

Page 12: Antenatal Care

PEMERIKSAAN PANGGUL

Page 13: Antenatal Care

BENTUK PANGGUL (CALDWELL-MOLOY

Page 14: Antenatal Care

4. Auskultasi

Dengan menggunakan stetoskop Laennec, detak jantung janin (DJJ) sudah dapat dinilai pada minggu ke 18-20 kehamilan

Doppler: DJJ dapat mulai dinilai pada usia kehamilan 14-16 minggu

fetal electrocardiograph: DJJ sudah dapat dinilai sejak usia kehamilan 12 minggu.6

Frekuensi DJJ normal adalah 120-160x/menit.3,4

Page 15: Antenatal Care

DETEKSI DINI PADA KEHAMILAN

a. Perdarahan pada Kehamilan

Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan dibawah 20 minggu umumnya disebabkan oleh proses abortus.

Sekitar 10-12% kehamilan akan berakhir dengan keguguran yang pada umumnya disebabkan oleh kelainan kromosom (60-80%)

Dd/ mola hidatidosa ,kehamilan ektopik

kehamilan usia lanjut (>20 minggu)plasenta previa(25%) Bila mendekati saat persalinan perdarahan dapat disebabkan oleh solusio plasenta (40%) atau vasa previa (5%).9

Page 16: Antenatal Care

b. Preeklampsia

Usia kehamilan diatas 20 minggu peningkatan tekanan darah seringkali dihubungkan dengan preeklampsia.

Gejala dan tanda dari preeklampsia adalah sebagai berikut9:HiperrefleksiaSakit kepala atau sefalgia yang tidak membaik dengan pengobatan umumGanguan penglihatan seperti pandangan kabur, skotomata, silau atau berkunang-kunangNyeri epigastrikOliguria (urin kurang dari 500ml/24 jam)Tekanan darah sistolik 20-30mmHg dan diastolik 10-20mmHg diatas normalProteinuriaEdema

Page 17: Antenatal Care

c. Nyeri pada abdomen

Nyeri hebat yang timbul di daerah abdominopelvikum

Timbul pada kehamilan trimester dua atau trimester tiga disertai dengan riwayat dan tanda:Trauma abdomenPreeklampsiaTinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilanBagain-bagian janin sulit dirabaUterus tegang dan nyeriJanin mati dalam rahim

Page 18: Antenatal Care

d. Infeksi selama kehamilan

Teratogen :faktor yang menyebabkan cacat lahir yang berupa infeksi, radiasi, dan faktor lingkungan lain dapat mempengaruhi perkembangan janin dan mempengaruhi persalinan

Abnormalitas yang muncul dapat berupa6:Malformasi : Kelainan pembentukan struktur tubuh yang terjadi pada masa organogenesis, hal ini dapat disebabkan oleh kelainan kongenital yang terjadi pada minggu ketiga hingga minggu ke delapan kehamilan.Disrupsi: kelainan morfologik yang disebabkan oleh kelainan destruktif pada amniotic band.Deformasi: sebagai akibat dari kekuatan mekanik yang menyebabkan suatu bagian tubuh janin tertekuk dala waktu cukup lama seperti pada clubfeet yang disebabkan oleh penekanan kavitas amnion. Sindrom: sekelompok anomalitas yang muncul bersamaan sebagai akibat dari suatu kelainan tertentu.

Page 19: Antenatal Care

TERATOGEN DAN KELAINAN YANG DITIMBULKAN

Teratogen Malformasi kongenital

Virus rubella Katarak, glaukoma, kelainan jantung bawaan, tuli,abnormalitas gigi geligi

CMV Mikrosefali, kebutaan, retardasi mental, kematian janin,

Herpes Simplex Virus Micropthalmia, mikrosefali, displasia retina

Varicella Limb hipoplasia, retardasi mental, atrofi otot

HIV Mikrosefali, hambatan pertumbuhan

Toxoplasmosis Hidrosefalus, kalsifikasi sereberal, micropthalmia

Syphillis Retardasi mental, tuli

Page 20: Antenatal Care

PEMERIKSAAN PENUNJANG SAAT KEHAMILAN

Penegakan diagnosis prenatal dapat dibantu dengan beberapa pemeriksaan sebagai berikut6:

Ultrasonografi (USG)Berikut ini adalah indikasi penggunaan USG dalam ANC6:

Trimester pertama(1) penentuan adanya kehamilan intrauterin;(2) Penentuan adanya denyut jantung mudigah atau janin;(3) penentuan usia kehamilan;(4) penentuan kehamilan kembar;(5) perdarahan pervaginam;(6) terduga kehamilan ektopik;(7) terdapat nyeri pelvik;(8) terduga kehamilan mola;(9) terduga tumor pelvik atau kelainan uterus dan;(10) membantu tindakan invasif, seperti pengambilan sampel jaringan viri koriales (chorionic villus sampling) dan pengangkatan IUD.

Page 21: Antenatal Care

Trimester kedua dan ketiga(1) penentuan usia kehamilan;(2) evaluasi pertumbuhan janin;(3) terduga kematian janin;(4) terduga kehamilan kembar;(5) terduga kelainan cairan amnion;(6) evaluasi kesejahteraan janin;(7) ketuban pecah dini atau persalinan preterm;(8) penentuan presentasi janin;(9) membantu tindakan versi luar;(10) terduga inkompetensia serviks;(11) terduga plasenta previa;(12) terduga solutio plasenta;(13) terduga kehamilan mola;(14) terdapat nyeri pada pelvik atau nyeri abdomen;(15) terduga kehamilan ektopik;(16)kecurigaan adanya kelaina kromosomal (usia ibu >35 tahun atau tes biokimiawi abnormal);(17) evaluasi kelainan kongenital;(18) riwayat kelainan kongenital pada kehamilan sebelumnya;(19) terduga adanya tumor pelvik atau kelainan uterus;(20) membantu tindakan invasif, seperti amniosintesis, kordosintesis, atau aminoinfusi.

Page 22: Antenatal Care

Maternal serum screeningAlfa-fetoprotein (AFP)serum yang pertama kali diperiksa pada maternal serum screening. Diproduksi di: hepar fetus Kadarnya memuncak usia gestasi 14 minggu dan mencapai kadar yang tetap pada usia gestasi ke 30 minggu. ↑ : Pada defek tuba neural (omphalocele, gastroschisis, sacrococcigeal teratoma dan atresia intestinal)↓ : Down Syndrome dan trisomi 18.

Page 23: Antenatal Care

AmniosintesisResiko fetal loss 1% dan angka ini dapat berkurang pada suatu institusi yang memiliki tenaga ahli. Sampel sel yang didapat dari amniosintesis dapat menunjukkan kelainan kromosom seperti translokasi, trisomi dan monosomi. Kini pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) dan genotyping assay dapat dilakukan untuk mendeteksi kelainan genotip pada janin.

Chorionic villus sampling (CVS)Resiko fetal loss pada CVS dua kali lebih besar daripada pada amniosintesis dan hasil pemeriksaan kromosom dari CVS seringkali kurang akurat karena adanya kerusakan kromosom pada plasenta normal.

Page 24: Antenatal Care

JADWAL KUNJUNGAN ANTENATAL

Kunjungan ibu hamil dilakukan secara berkala yang dibagi menjadi beberapa tahap, seperti :

Kunjungan ibu hamil yang pertama (K1)Kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan trimester I (usia kehamilan 1 sampai 12 minggu)

Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4)Kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trimester III (usia kehamilan > 24 minggu)

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama masa kehamilan dengan distribusi kontak sebagai berikut : Minimal 1 kali pada trimester I , usia kehamilan 1-12 minggu Minimal 1 kali pada trimester II, usia kehamilan 13-24 minggu Minimal 2 kali pada trimester III, usia kehamilan > 24 minggu.

Page 25: Antenatal Care

HAL YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN ANTENATALModel Anderson

Kunjungan

Antenatal

Faktor predisposi

si

Faktor Enabling

Faktor Need

Page 26: Antenatal Care

DAMPAK KUNJUNGAN ANTENATAL YANG TIDAK TERATUR

Tidak dapat diupayakan kehamilan yang sehat

Tidak dapat melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta persiapan rujukan bila diperlukan.

Tidak dapat melakukan Persiapan persalinan yang bersih dan aman

Dengan tidak terdeteksi komplikasi sejak dini maka dapat berdampak pada persalinan dan nifas yang bermasalah.

Page 27: Antenatal Care

DAFTAR PUSTAKA1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025. Available at:

http://www.depkes.go.id/downloads/newdownloads/rancangan_RPJPK_2005-2025.pdf, cited on July 21th 2013.

2. Saifuddin AB. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesahatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,2002.

3. Saifuddin AB. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,2008.

4. Department of Making Pregnancy Safer. WHO Standard for Maternal and Neonatal Care: Iron and folate supplementation. Available at: http://www.who.int/reproductivehealth/publications/maternal_perinatal_health/iron_folate_supplementation.pdf, published on , cited on July 26th 2013.

5. Anonim. Antenatal Care. Available at: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37296/4/Chapter%20II.pdf, cited on June 22th 2013.

6. Sadler TW. Langman’s Medical Embriology 10th edition: Birth Defect and Congenital Malformation. India: Lippincott William& Witkins, 2007. Hal 111-122.

7. Karsono B. Ilmu Kebidanan: Ultrasonografi Dalam Obstetri. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,2008. Hal 248-269.

8. Maternal mortality ratio (modeled estimate, per 100,000 live births. Available at: http://data.worldbank.org/indicator/SH.STA.MMRT/countries/1W?display=default, accessed on July 21th 2013.

9. Adriasnsz G. Ilmu Kebidanan: Asuhan Antenatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,2008. Hal 278-287.

10. Oxorn H, Forte W. Ilmu Kebidanan: Patologi Dan Fisiologi Persalinan (E-book). Available at: http://books.google.co.id/books?id=SsWCb5m-sUMC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false. Published on: 2010. Cited on: July 27th 2013. 

Page 28: Antenatal Care