8
Kondisi Fisik Sungai Badung Kondisi sekitar Sungai Badung di segmen 8 tepatnya di daerah Jalan Taman Pancing dapat digambarkan sebagai berikut : SKETSA SUDANA

Hubungan Arsitektur dengan Budaya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Hubungan arsitektur dengan budaya berdasarkan pengertian/definisinya menurut para ahli

Citation preview

Page 1: Hubungan Arsitektur dengan Budaya

Kondisi Fisik Sungai Badung

Kondisi sekitar Sungai Badung di segmen 8 tepatnya di daerah Jalan Taman Pancing

dapat digambarkan sebagai berikut :

SKETSA SUDANA

Page 2: Hubungan Arsitektur dengan Budaya

Kehidupan masyarakat sekitar sungai dari tahun ke tahun yang selalu berubah

menimbulkan kebudayaan di daerah sekitar Sungai Badung yang dapat dijabarkan sebagai

berikut :

Kebudayaan Fisik

A. Arsitektur

Pura Griya Perak Tirta Empul

Gambar : Perspektif Mata Burung Pura Griya Perak Tirta EmpulSumber : Data Observasi

Pura ini merupakan salah satu wujud arsitektur yang cukup mudah dikenali di daerah

ini. Hal ini dikarenakan penggunaan ukiran style bali yang memang jarang dijumpai di

daerah ini dan juga letaknya yang berada di samping sungai (sebelah timur jalan, dimana

mayoritas bangunan ada dibarat Jalan Taman Pancing.)

Gambar : Pura Griya Perak Tirta Empul dan Sumber Air di dalam Pura Griya Perak

Page 3: Hubungan Arsitektur dengan Budaya

Sumber : Data Observasi dan https://www.facebook.com/pages/Pura-Griya-Perak-Tirta-empul

Secara etimologi arti Tirta = air dan Empul = menyembur, sehingga artinya air yang

menyembur keluar dari tanah. Penamaan pura ini juga dikarenakan adanya sumber air

yang menyembul dari tanah. Kondisi saat ini di sekitar pura cukup disayangkan karena

masyarakat yang membuang limbah sembarangan ke Sungai Badung sehingga terdapat

banyak keluhan warga disekitar mengenai polusi limbah yang terjadi.

Gambar : Kebiasaan masyarakat yang membuang limbah disekitar PuraSumber : Data Observasi

Perumahan warga

Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat

tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan. Rumah rumah yang

ada di daerah Jalan Taman Pancing ini terbagi menjadi dua yaitu rumah permanen dan

rumah semi permanen.

Rumah warga yang merupakan salah satu bentuk fisik kebudayaan di daerah ini

tidak menunjukkan adanya ciri khas yang sama. Tipe rumah cenderung berbeda dari segi

fasad maupun konstruksinya. Adanya perbedaan jenis rumah pada daerah ini dikarenakan

perbedaan dari mata pencaharian dan juga status sosial warga, dimana ada warga yang

memang memiliki tanah di daerah Jalan Taman Pancing (penduduk asli) ini dan ada yang

memang hanya mengontrak.(warga pendatang yang mayoritas muslim)

Page 4: Hubungan Arsitektur dengan Budaya

Tabel: Kriteria Rumah Berdasarkan Konstruksi

Sumber : academia.edu/5900914/Permukiman_Berdasarkan_Skop_Analisis

Gambar: Rumah Tipe Permanen dan Semi Permanen di Jalan Taman PancingSumber : Data Observasi

Pondok Hijau

Pondok Hijau ini merupakan sebuah bangunan dengan fungsi wisma ( rumah kost)

dan jasa. Bangunan ini menjadi mudah dikenali karena warnanya yang hijau menjadi

focal point dari bangunan sekitar yan menggunakan warna warna netral. Penggunaan

warna hijau ini didasari oleh mayoritas warga yang memang merupakan pendatang dan

beragama Islam, sehingga warna yang digunakan untuk bangunan permanen ini adalah

warna yang identik dengan islam seperti menggunakan warna warna alam.

Page 5: Hubungan Arsitektur dengan Budaya

Gambar : Pondok HijauSumber : Data Observasi

B. Teknologi Penelitian Wetland (Lahan Basah Buatan)

Semakin maraknya pencemaran Sungai Badung menyebabkan masyarakat dan

pemerintah bersama sama mencari solusi untuk mengurangi pencemaran, salah satunya

adalah dengan teknologi wetland ini. Lahan basah buatan adalah suatu sistem perawatan

yang mempergunakan proses alamiah yang melibatkan vegetasi lahan basah, tanah dan

mikrobakteri yang berasosiasi di dalamnya dengan tujuan memperbaiki kualitas air.

Gambar : Lahan Basah BuatanSumber : Data Observasi

Page 6: Hubungan Arsitektur dengan Budaya

Gambar : Lahan Basah BuatanSumber : Data Observas

Lahan Basah buatan memiliki banyak fungsi diantranya untuk filtrasi air. Ketika

aliran air melewati lahan basah, mereka akan berjalan perlahan dan sebagian besar bahan

pencemar akan terjerab oleh vegetasi untuk kemudian terangkat atau berubah bentuk

menjadi lebih tidak berbahaya. Tumbuhan yang hidup dalam lahan basah membutuhkan

unsur hara yang terkandung dalam air. Jika yang tertahan adalah air yang mengandung

bahan pencemar berbahaya bagi lingkungan namun bermanfaat bagi tumbuhan, maka

bahan itu akan diserapnya.