85
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DENGAN KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS VIII MTs. N I SEMARANG SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Oleh : ACH. SYAECHUL AMIN NIM: 3102278 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH

AKHLAK DENGAN KECERDASAN EMOSI SISWA

KELAS VIII MTs. N I SEMARANG

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh :

ACH. SYAECHUL AMIN NIM: 3102278

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2008

Page 2: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

ii

Page 3: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Naskah Skripsi

a.n. Ach. Syaechul Amin

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka

bersama ini saya kirimkan naskah Skripsi saudara:

Nama : Ach. Syaechul Amin

NIM : 3102278

Jurusan : PAI

Judul : Hubungan Antara Prestasi Pelajaran Aqidah Akhlak

Dengan Kecerdasan Emosi Siswa Kelas VIII MTs. N I

Semarang

Dengan ini saya mohon kiranya Skripsi saudara tersebut dapat segera dimunaqasahkan. Demikian harap menjadi maklum.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 8 Januari 2008

Pembimbing,

Ridwan, M. Ag. NIP: 150 282 132

Page 4: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

iv

MOTTO

$ tΡ Ï‰÷δ $# xÞ≡u Å_Ç9$# tΛ⎧É) tGó¡ ßϑø9 ).6: الفاحتة( #$

Tunjukkanlah pada kami jalan yang lurus (QS. Al-Fatihah: 6). ∗

∗ Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Jakarta: Depag RI, 1989).

Page 5: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

v

ABSTRAK

Ach. Syaechul Amin (3102278) Hubungan Antara Prestasi Pelajaran Aqidah Akhlak Dengan Kecerdasan Emosi Siswa Kelas VIII MTs N I Semarang. Skripsi. Semarang : Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo, 2008.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana prestasi pelajaran aqidah akhlak siswa kelas VIII MTs N I Semarang (X), (2) Bagaimana kecerdasan emosi siswa kelas VIII MTs N I Semarang (Y), (3) Adakah hubungan antara prestasi pelajaran aqidah akhlak dengan kecerdasan emosi siswa kelas VIII MTs N I Semarang.

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik analisis korelasional. Subjek penelitian sebanyak 51 responden, menggunakan teknik proporsional random sampling. Pengumpulan data menggunakan angket dan nilai raport untuk menggali data tentang prestasi pelajaran aqidah akhlak (X) dan kecerdasan emosi siswa kelas VIII (Y) MTs N I Semarang.

Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis statistik regresi. Pengujian penelitian menunjukkan bahwa: (1) Prestasi pelajaran aqidah akhlak siswa MTs N I Semarang adalah baik dengan nilai rata-rata 73,82 pada interval 70-79. (2) Sedangkan pada variabel kecerdasan emosi siswa kelas VIII MTs N I Semarang adalah baik dengan nilai rata-rata 3,02 pada interval 2,85-3,6. Sementara itu berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi sederhana dapat diketahui persamaan regresinya Y=1,207+0,0246x. berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi sederhana dapat diketahui bahwa Fhitung= 10,381> Ftabel signifikan 1%= 7,31maupun pada taraf signifikan 5%= 4,08, bahwa persamaan regresi tersebut signifikan. (3) Ada hubungan yang positif antara prestasi pelajaran aqidah akhlak dengan kecerdasan emosi siswa, artinya semakin tinggi tingkat prestasi pelajaran aqidah akhlak maka semakin tinggi pula kecerdasan emosi siswa. Sebaliknya semakin rendah tingkat prestasi pelajaran aqidah akhlak siswa semakin rendah pula kecerdasan emosi siswa.

Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan akan menjadi informasi dan masukan bagi guru dalam meningkatkan prestasi pelajaran aqidah akhlak siswa sehingga kecerdasan emosi siswapun meningkat. Karena sesungguhnya akhlak itulah yang akan dijadikan tumpuan dalam menyikapi semua permasalahan yang akan dihadapi kelak dikemudian hari.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Ayahanda Bapak H. Farhan Faiz dan ibunda Hj. Juniroh tercinta.

Kakak dan adikku serta keponakanku: Nauli, Azka, Khilya, Indana, dan

Najwa.

Sahabat-sahabatku: Lia Siska, Jaki Jejeg, Damus, Damar, Epung, Dani dawa,

Toto, Muiz, Irfan, Rois, Lempeng, Furqon gepeng, Begog, Ucup, Ulin,

Ardiyan, Sipit, To’ing, Khoyin, Sureng, Jarwo, Aripit, Kijan, Aom, Oing,

Ghoni, Shomad, Wahib, Hoho.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

vii

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis mengatakan bahwa skripsi

ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.

Demikian pula skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan

Semarang, 8 Januari 2008

Deklarator

Ach. Syaechul Amin NIM. 3102278

Page 8: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih

dan Penyayang, karena dengan Taufiq dan Hidayah-Nya penulis telah dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Prestasi Pelajaran Aqidah Akhlak

Dengan Kecerdasan Emosi Siswa Kelas VIII MTs. N I Semarang” ini ditulis

untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu

(S.1) Fakultas Tarbiyah Institut agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini penulis menyampaikan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Bapak Prof. Dr. H. Ibnu

Hadjar, M. Ed.

2. Pembimbing, Bapak Ridwan, M. Ag yang telah bersedia meluangkan waktu,

tenaga dan fikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang telah

memberikan ilmunya sehingga mengilhami penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu tercinta (H. Farhan Faiz dan Hj. Juniroh) kakak, adikku serta

keponakanku, yang telah memberikan motivasi dan do’a yang tulus bagi

penulis selama berlangsungnya proses dan penyelesaian studi serta penulisan

skripsi ini.

5. Kepala MTs. N I Semarang (Drs. H. Firdaus Faishol) yang telah memberikan

ijin untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, serta Guru-guru yang

telah berkenan meluangkan waktu guna penyusunan skripsi ini

Page 9: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

ix

6. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini

penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian rasa terima kasih yang

tulus dengan diiringi do’a semoga Allah SWT membalas semua amal

kebaikan mereka dengan sebaik-baik balasan.

Pada akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum

mencapai kesempurnaan dalam arti seluruhnya. Namun demikian, penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

pembaca pada umumnya.

Semarang, 8 Januari 2008

Penulis

Ach. Syaechul Amin NIM: 3102278

Page 10: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii

HALAMAN MOTTO ….. ............................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

HALAMAN DEKLARASI ............................................................................. vi

HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .............................................................. 5

D. Perumusan Masalah ............................................................... 7

E. Manfaat Penelitian ................................................................. 7

BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ............ 9

A. Deskripsi Teori ....................................................................... 9

1. Prestasi Pelajaran aqidah akhlak ...................................... 9

1.1.Pengertian prestasi ..................................................... 9

1.2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .. 10

1.3.Pengertian Pelajaran Aqidah Akhlak ......................... 12

1.4.Tujuan Pelajaran Aqidah Akhlak ............................... 13

1.5.Evaluasi Pelajaran Aqidah Akhlak ............................ 15

1.6.Proses Pembentukan Akhlak....................................... 17

2. Kecerdasan Emosi ............................................................ 23

2.1. Pengertian Kecerdasan Emosi .................................. 23

2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi 26

Page 11: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

xi

2.3. Ciri-ciri Kecerdasan Emosi ...................................... 30

2.4. Ruang Lingkup Kecerdasan Emosi .......................... 31

3. Hubungan antara Prestasi Pelajaran Aqidah Akhlak dengan

Kecerdasan Emosi ........................................................... 32

B. Kajian Penelitian Yang Relevan ............................................ 36

C. Pengajuan Hipotesis ............................................................... 36

BAB III : METODE PENELITIAN ............................................................. 37

A. Tujuan Penelitian ................................................................... 37

B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 37

C. Variabel Penelitian ................................................................. 38

D. Metode Penelitian ................................................................... 38

E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............. 39

F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 40

G. Teknik Analisis Data .............................................................. 41

1. Analisis Pendahuluan ....................................................... 41

2. Analisis Uji Hipotesis ...................................................... 41

3. Analisis Lanjut ................................................................. 43

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 44

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................. 44

B. Pengujian Hipotesis ................................................................ 51

C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 64

D. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 65

BAB V : PENUTUP .................................................................................... 66

A. Kesimpulan ........................................................................... 66

B. Saran-saran ............................................................................. 66

C. Penutup ................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS

Page 12: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jumlah Siswa MTs. N I Semarang.

Tabel 2 : Data Prestasi Pelajaran Aqidah Akhlak

Tabel 3 : Data Angket Kecerdasan Emosi

Tabel 4 : Data Rerata Prestasi Pelajaran Aqidah Akhlak dan Kecerdasan

Emosi Siswa MTs. N I Semarang

Tabel 5 : Tabel Kualitas Prestasi Pelajaran Aqidah Akhlak

Tabel 6 : .Tabel Kualitas Kecerdasan Emosi

Tabel 7 : Data Kerja Prestasi Pelajaran Aqidah Akhlak dan Kecerdasan Emosi

Siswa MTs N I Semarang.

Tabel 8 : Tabel Ringkasan Hasil Analisis Regresi.

Page 13: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam tingkah

laku, salah satunya disebabkan oleh terlalu mengagungkannya manusia

terhadap ilmu pengetahuan yang terlepas dari kontrol nilai-nilai agama.

Pengaruh perkembangan IPTEK dan ilmu eksakta ini telah membawa manusia

pada perkembangan dan kemajuan yang pesat di bidang teknologi dan

perindustrian, akan tetapi hal ini juga membawa manusia lengah pada nilai-

nilai moral yang diajarkan oleh agama sebagai pengendalinya.

Beberapa tingkah laku yang termasuk menyimpang diantaranya ialah

penganiayaan, bunuh diri, membawa senjata tajam ke sekolah, penyalah

gunaan internet dan lain sebagainya. Misalnya akibat dari menonton tayangan

kekerasan di televisi, anak langsung mempraktekkan adegan tersebut terhadap

teman sekelasnya. Akibatnya teman sekelasnya mengalami patah tulang,

gegar otak bahkan sampai menyebabkan kematian. Hal tersebut menandakan

bahwa anak tersebut mempunyai daya tangkap otak yang cukup cerdas,

namun tidak dapat mengembangkan dan mengendalikan emosinya. Ada lagi

kasus lain, yaitu pada penggunaan yang salah terhadap internet yang dewasa

ini sudah menjamur di masyarakat. Salah satu tujuan penggunaan internet

ialah untuk memudahkan dalam proses belajar, akan tetapi banyak pelajar atau

siswa yang menyalahgunakan penggunannya yaitu dengan membuka situs-

situs yang tidak sesuai dengan usia mereka. Akibatnya perbuatan mereka

sedikit lebih dewasa dari seharusnya (usianya). Dari contoh-contoh kasus

tersebut di atas menandakan bahwa para pelaku bukanlah orang yang ber-IQ

rendah, akan tetapi orang yang memiliki intelektual tinggi namun tidak danya

kontrol dalam dirinya.

Page 14: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

2

Hal ini sesuai dengan pendapat Daniel Goleman, yang menyatakan

bahwa IQ hanya menyumbang sekitar 5-10 persen bagi kesuksesan hidup.1

Maksudnya, bahwa manusia akan mencapai kesuksesan hidup baik di dunia

ataupun di akhirat jika adanya keseimbangan otak dan hati.

Oleh sebab itulah berkembang ilmu pengetahuan yang bertugas sebagai

penyeimbang dan pengendali tingkah laku. Seimbang dalam makna ini ialah

realitas pengembangan fitrah yang dimiliki oleh manusia yang dibuktikan

dengan potensi warisan Tuhan, juga seimbang karena kecerdasan emosional

yang diiringi dengan kecerdasan spiritual dan seimbang dorongan lahir yang

dibarengi dengan dorongan batin.2 Ilmu pengetahuan tersebut dinamakan

sebagai kecerdasan emosi. Istilah kecerdasan emosi pertama kali dilontarkan

oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari

University of Hampshire pada tahun 1990, yang dikembangkan lagi oleh

Daniel Goleman pada tahun 1995.3

Dalam ilmu ini beranggapan bahwa bukanlah jaminan orang yang

memiliki IQ tinggi akan berhasil. Karena sesungguhnya kita akan berhasil

dengan IQ yang dimiliki, jika kita mampu mengendalikan emosinya, dan juga

kita harus menyeimbangkan emosi kita dengan logika situasi yang kita hadapi.

Kita harus belajar membaca perasaan kita sendiri, perkembangan keadaan,

dan hubungan di sekitar kita dengan akurat, lalu menyesuaikan tindakan kita

dengan perspektif ini.4 Yaitu dengan cara mengenali, memahami,

mengendalikan dan menggunakan emosi secara positif.

Kecerdasan emosi bukanlah sebuah kecerdasan yang dimiliki seseorang

sejak lahir, akan tetapi kecerdasan yang didasarkan atas pembelajaran,

pelatihan dan pembiasaan. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Ary Ginanjar

1 Taufik Pasiak, Revolusi IQ/EQ/SQ; Antara Neurosains dan al-Qur’an, (Bandung: Mizan

Media Utama, 2002), Cet. I, hlm. 15. 2 Muhammad Makhdlori, Keajaiban Membaca al-Qur’an, (Yogyakarta, Diva Press, 2007),

Cet. I, hlm. 234 3 Alex Tri Kantjono, Mengajarkan Emosional Intelligence Pada Anak, Terj Laurence E.

Shaphiro, (Jakarta: Gramedia, 2003), Cet. VI, hlm. 5. 4 Ary Nilandari, Cara-cara Efektif Mengasah EQ Remaja; Mengasuh Dengan Cinta, Canda

dan Disiplin, (Bandung: Kaifa, 2003), Cet. II, hlm. 37.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

3

Agustian, bahwa kecerdasan emosi dapat dibangun dengan beberapa cara

diantaranya melalui pembelajaran.5

Pembelajaran di sini dimaksudkan pada pembelajaran aqidah dan akhlak

yang bersumber pada agama, yang dinilai sebagai pengendali hati dan moral

manusia. Seperti dikatakan oleh Said Aqil Husin al-Munawar bahwa inti

ajaran agama ialah akhlak mulia yang bertumpu pada keimanan kepada Tuhan

dan keadilan sosial.6 Jadi apabila seseorang mempelajari tentang agama maka

akhlaklah yang terpenting, yaitu dengan menciptakan sikap-sikap positif

seperti jujur, benar, adil, pengabdian dan lain sebagainya. Sebagaimana

dikatakan dalam Hadits sebagai berikut:

م صاحل ما بعثت ألمتم انى اهللا عليه وسلقال رسول اهللا صل: هريرة قالعن أيب 7).رواه امحد. (خالقاأل

Dari Abu Hurairah, sesungguhnya dia menyampaikan, sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda: Bahwasanya aku diutus Allah untuk menyempurnakan kebagusan akhlak (budi pekerti). (HR. Imam Ahmad)

Dari Hadits di atas dapatlah disimpulkan bahwa Allah mengutus

Rasulullah SAW hanya untuk menyempurnakan akhlak manusia melalui

agama Islam. Agama yang menjadi kontrol dalam diri setiap individu.

Dalam pembelajaran aqidah dan akhlak ini, bukan cuma memuat

hubungan manusia dengan tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan manusia

dengan sesamanya, bahkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.8 Di

antara ciri akhlak islami ialah universal. Maksudnya bahwa ruang lingkup

akhlak islami itu luas sekali, yakni mencakup semua tindakan manusia baik

5 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual;

Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (Jakarta: Arga, 2001), Cet. xx, hlm. 116-131. 6 H. Said Aqil Husin al-Munawar, Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani dalam Sistem Pendidikan

Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), Cet. II, hlm. 40 7 Muhammad Abduh Al-Salam Abduh Al-Syafi’i, Musnad Imam Ahmad Ibn Hambal, juz.

II, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1928), hlm. 381. 8 H. Said Agil Husain al Munawar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki,

(Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 3.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

4

tentang dirinya maupun orang lain.9 Dari sinilah diharapkan bagi peserta

didik supaya memiliki akhlak yang mulia baik kepada Tuhannya ataupun

sesamanya sehingga tercapai suatu keberhasilan dan kesejahteraan baik di

dunia ataupun di akhirat kelak.

Hasil dari pembelajaran aqidah akhlak ini bukan hanya dilihat dari

tinggi rendahnya inteligensi saja, tetapi akan nampak dalam bentuk perubahan

tingkah laku secara menyeluruh (komprehensif) yang terdiri atas unsur

kognitif, afektif dan psikomotorik secara terpadu pada diri siswa. Sehingga

akan tertanam dalam diri siswa akhlakul karimah.

Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat

permasalahan ”Hubungan Antara Prestasi Pelajaran Aqidah Akhlak Dengan

Kecerdasan Emosi Siswa Kelas VII MTs N I Semarang” sebagai judul skripsi.

B. Identifikasi Masalah

Sekarang ini sering sekali dijumpai kasus-kasus perilaku yang

menyimpang, diantaranya penganiayaan, bunuh diri, dan lain sebagainya. Hal

ini disebabkan tidak adanya kontrol dalam diri individu yang diakibatkan oleh

kelabilan pada emosinya. Oleh karena itu dikembangkanlah sebuah cabang

ilmu, yang dinamakan kecerdasan emosi.

Kecerdasan emosi berguna sebagai pengendali tingkah laku seseorang

supaya selalu baik dimanapun berada karena banyak sekali kasus kekerasan

yang terjadi belakangan ini . Salah satu pembelajaran yang efektif melalui

pelajaran aqidah akhlak, yang di dalamnya mengajarkan tentang tata cara

bertingkah laku terhadap sesama termasuk juga Tuhannya.

Dari latar belakang masalah di atas, permasalahan penelitian dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Apakah prestasi pelajaran aqidah akhlak berhubungan dengan kecerdasan

emosi.

9 Imam Abdul Mukmin Sa’aduddin, Meneladani Akhlak Nabi; Membangun Kepribadian

Muslim, (Bandung; Rosdakarya, 2006), Cet. I, hlm. 99

Page 17: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

5

2. Bagaimana hubungan antara prestasi pelajaran aqidah akhlak dengan

kecerdasan emosi.

3. Bagaimana kecerdasan emosi siswa yang memiliki prestasi pada pelajaran

aqidah akhlak.

C. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan menghindari adanya kesalahpahaman dalam

penulisan judul di atas, maka terlebih dahulu penulis menjelaskan beberapa

istilah yang terdapat dalam judul tersebut.

Istilah-istilah tersebut adalah:

1. Hubungan

Hubungan artinya keadaan berhubungan, kontak, sangkut-paut,

ikatan.10 Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan berarti sesuatu

yang berangkai atau berkaitan dengan sesuatu yang lain.

2. Prestasi

Prestasi ialah hasil yang telah dicapai.11 Dan jika prestasi dikaitkan

dengan pelajaran, maka dapat diartikan sebagai penguasaan pengetahuan

atau keterampilan yang dikembangkan melalui pelajaran dan lazimnya

ditunjukkan dengan nilai tes ataupun angka nilai yang diberikan oleh

seorang guru.

Prestasi juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang telah dicapai atau

didapatkan. Jika dikaitkan dengan belajar yang merupakan proses transfer

yang ditandai oleh adanya perubahan pengetahuan, tingkah laku dan

kemampuan seseorang yang relatif tetap sebagai hasil dari latihan dan

pengalaman. Jadi yang penulis maksud mengenai prestasi ialah nilai yang

berdasar pada nilai raport.

10 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1993), Cet. 4, hlm. 313. 11 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005) Ed. III, hlm.

895

Page 18: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

6

3. Pelajaran Aqidah Akhlak

Pelajaran Aqidah Akhlak adalah suatu bidang studi yang

mengajarkan dan membimbing siswa untuk mengetahui, memahami dan

meyakini akidah Islam serta dapat membentuk dan mengamalkan tingkah

laku yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam.12 Pelajaran aqidah akhlak

dapat diartikan pula sebagai pelajaran yang didalamnya mengajarkan

seseorang untuk dapat memahami, meyakini dan menghayati kebenaran

ajaran Islam serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari-

hari.

Jadi pelajaran aqidah akhlak dapat diartikan sebagai suatu cabang ilmu

yang mengajarkan tentang tata cara dalam berhubungan, baik dengan

Tuhannya ataupun dengan sesamanya sesuai dengan kaidah-kaidah Islam.

4. Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi ialah merupakan kecerdasan yang bersifat

kualitatif, lebih mengarah kepada objek-objek fenomenal kedirian (in

ward looking).13 Dan ada pula yang menjelaskan bahwa kecerdasan emosi

adalah serangkaian kecakapan yang memungkinkan kita melapangkan

jalan yang rumit, aspek pribadi, sosial, dan pertahanan diri seluruh

kecerdasan, akal sehat yang penuh misteri, dan kepekaan yang penting

untuk berfungsi secara efektif setiap hari.14

Dengan demikian kecerdasan emosi ialah suatu kemampuan untuk

memahami perasaan diri masing-masing dan perasaan orang lain,

kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan menata dengan baik emosi

yang muncul dalam dirinya dan dalam hubungan dengan orang lain.

12 Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/ IAIN Jakarta,

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Depag, 1985), Cet. 2, hlm. 134.

13 Suharsono, Mencerdaskan Anak; Mensintesakan Kembali Intelegensi Umum (IQ) dan Intelegensi Emosi(IE) dengan Intelegensi Spiritual(IS) (Jakarta, Intisari Press, 2000), Cet. I, hlm. 38

14 Trinanda Rainy Januarsari dan Yudhi Murtanto, Ledakan EQ : 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses (Bandung: Penerbit Kaifa, 2003) cet. IV hlm. 30

Page 19: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

7

Atau kecerdasan emosi itu bisa dikatakan juga sebagai informasi tentang

nilai yang mengisyaratkan terhadap seseorang tentang evaluasi sesuatu di

sekitarnya baik secara positif maupun negatif.

5. Siswa MTs N I Semarang

Siswa berarti pelajar pada akademis, perguruan tinggi.15 Siswa atau

peserta didik juga berarti anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia

pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.16

Siswa yang penulis maksud ialah siswa yang belajar di MTs. N I

Semarang.

Jadi yang dimaksud penulis, dalam hubungan antara prestasi

pelajaran aqidah akhlak dengan kecerdasan emosi siswa kelas VIII MTs.

N I Semarang ini ialah hubungan positif antara prestasi pelajaran aqidah

akhlak dengan kecerdasan emosi siswa.

D. Perumusan Masalah

Berpijak dari penegasan istilah tersebut di atas, maka permasalahan

yang menjadi kajian di sini adalah:

1. Bagaimana prestasi siswa pada pelajaran aqidah akhlak di MTs N I

Semarang?

2. Bagaimana Kecerdasan Emosi Siswa di MTs N I Semarang?

3. Adakah hubungan antara prestasi pelajaran aqidah akhlak dengan

kecerdasan emosi siswa MTs N I Semarang?.

E. Manfaat Penelitian

Dalam mengadakan penelitian ini, penulis memperoleh manfaat baik

dari segi teoritis maupun praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai

berikut:

15 Anwar Syarifudin, Kamus Saku Bahasa Indonesia ( Surabaya, Arkala, 1997) hlm. 362 16 UU RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Bandung, Citra Umbara,

2005)hlm. 72.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

8

1. Segi Teoritis (keilmuan)

Sebagai sumbangan wacana keilmuan dan hasanah intelektual tentang

prestasi pelajaran aqidah akhlak dan kecerdasan emosi.

2. Segi Praktis (terapan)

a. Bagi orang tua supaya senantiasa memperhatikan prestasi belajar anak,

khususnya pada pelajaran aqidah akhlak yang diharapkan bagi si anak

selalu terkontrol dalam bertingkah laku sehari-harinya.

b. Bagi sekolah supaya senantiasa meningkatkan mutu pendidikan

sehingga dunia pendidikan kita berkualitas.

c. Bagi peserta didik supaya membiasakan diri berakhlakul karimah

sesuai dengan ajaran Rasulullah.

d. Dalam masyarakat luas supaya selalu menghormati hak-hak orang lain.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Prestasi Pelajaran Aqidah Akhlak

1.1. Pengertian Prestasi

Prestasi ialah hasil yang telah dicapai.1 Dan jika prestasi

dikaitkan dengan pelajaran, maka dapat diartikan sebagai

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan

melalui pelajaran dan lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes ataupun

angka nilai yang diberikan oleh seorang guru.

Menurut WS. Winkell prestasi merupakan hasil belajar yang

ditampakkan oleh siswa berdasarkan kemampuan internal yang

diperoleh sesuai dengan tujuan instruksional.2 Dan menurut

Sutratinah Tirtonegoro prestasi ialah sebagai hasil dari pengukuran

serta penilaian usaha belajar. Prestasi ini dinyatakan dalam bentuk

angka, huruf, maupun simbol yang ditentukan pada tiap-tiap periode

tertentu.3 Jadi menurut pendapat ini prestasi merupakan penilaian

hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,

angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang

sudah dicapai oleh seorang anak dalam periode tertentu.

Prestasi juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang telah dicapai

atau didapatkan. Jika dikaitkan dengan belajar yang merupakan

proses transfer yang ditandai oleh adanya perubahan pengetahuan,

tingkah laku dan kemampuan seseorang yang relatif tetap sebagai

hasil dari latihan dan pengalaman. Maka prestasi bukan hanya

1 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005) Ed. III, hlm.

895. 2 WS. Winkell, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Gramedia, 1989), Cet. II, hlm. 319. 3 Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2001), Cet. II, hlm. 43.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

10

terpatok pada nilai pengetahuan saja, akan tetapi terdapat pula pada

tingkah laku dan lain sebagainya.

1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh

peserta didik selama dalam proses pembelajaran, yang pastinya

memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil tersebut.

Dalam hal ini Ahmadi dan Widodo mengungkapkan, bahwa ada

beberapa hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar,

diantaranya:

1. Faktor Internal

a. Faktor jasmani (fisiologi), yaitu yang menyangkut pada fisik

individu baik yang bersifat bawaan ataupun yang diperoleh,

antara lain penglihatan, pendengaran dan lain-lain.

b. Faktor psikologi, yaitu yang menyangkut pada psikis

individu baik yang bersifat bawaan ataupun yang diperoleh,

antara lain:

- Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial

(kecerdasan dan bakat) dan faktor kecakapan nyata

(prestasi yang telah dimiliki).

- Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian

tertentu seperti: sikap, minat, kebiasaan, kebutuhan,

motivasi, emosi dan lain-lain.

2. Faktor eksternal

a. Faktor sosial seperti lingkungan keluarga, sekolah,

masyarakat dan kelompok.

b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan

kesenian.

c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas

belajar dan iklim.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

11

d. Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.4

Selain dari faktor-faktor di atas Nana Sudjana juga

mengungkapkan bahwa faktor kemampuan siswa juga besar

sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai, di

samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor

lain, seperti: motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan

kebiasaan belajar, ketekunan, sosial, ekonomi, faktor fisik dan

psikis.5

Senada dengan Ahmadi dan Widodo, Soemadi Suryabrata

membagi menjadi 2 faktor yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar, diantaranya:

1. Faktor intern (dalam diri)

a. Faktor fisiologi, yaitu yang menyangkut pada jasmani.

b. Faktor psikologi, yaitu yang menyangkut pada rohani

seperti perasaan, kreatif dan lain-lain.

2. Faktor eksternal (dari luar)

a. Sosial yaitu yang menyangkut manusia sekitarnya.

b. Non sosial, seperti waktu, letak sekolah, alat-alat

sekolah dan lain-lain.6

Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar hanya ada 2 bagian besar, yaitu faktor internal, yaitu

yang menyangkut diri pribadi peserta didik, dan faktor eksternal

yaitu lingkungan yang ada di sekitar peserta didik.

4 Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet. II,

hlm. 131-132. 5 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,

1995), Cet. III, hlm. 39. 6 Soemadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), Edisi

II, hlm. 233-23.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

12

1.3. Pengertian Pelajaran Aqidah Akhlak

Pelajaran Aqidah akhlak adalah suatu bidang studi yang

mengajarkan dan membimbing siswa untuk mengetahui, memahami

dan meyakini aqidah Islam serta dapat membentuk dan

mengamalkan tingkah laku yang baik yang sesuai dengan ajaran

Islam.7 Pelajaran aqidah akhlak dapat diartikan pula sebagai

pelajaran yang didalamnya mengajarkan seseorang untuk dapat

memahami, meyakini dan menghayati kebenaran ajaran Islam serta

bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari- hari.

Pelajaran aqidah akhlak bisa diartikan sebagai sub- mata

pelajaran pada jenjang pendidikan dasar yang membahas tentang

ajaran agama Islam dalam segi Aqidah dan Akhlak.8

Jadi pelajaran aqidah akhlak dapat diartikan sebagai suatu

cabang ilmu yang mengajarkan tentang tata cara dalam

berhubungan, baik dengan Tuhannya ataupun dengan sesamanya

sesuai dengan kaidah-kaidah Islam

Dan dapat disimpulkan bahwa prestasi pelajaran aqidah akhlak

ialah hasil belajar dalam menguasai bahan pelajaran aqidah akhlak,

penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang pada akhirnya

diwujudkan dalam angka nilai. Dan angka nilai tersebut berdasarkan

penilaian formatif dan sumatif. Dan yang terpenting dari prestasi

tersebut ialah tingah laku yang mencerminkan akhlakul karimah.

Oleh sebab itu penilaian tersebut harus meliputi aspek kognitif

(pengetahuan), afektif (nilai), dan psikomotorik (keterampilan)

7 Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/ IAIN Jakarta,

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Depag, 1985), Cet. II, hlm. 134.

8 Depag RI, GBPP MTs: Pelajarn Aqidah Akhlak, (Jakarta, Dirjen Binbaga Islam, 1994), hlm. 1.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

13

1.4. Tujuan Pelajaran Aqidah Akhlak

Setiap sekolah dalam menerapkan bahan ajarnya pasti

memiliki tujuan. Adapun tujuan dari pelajaran aqidah akhlak sebagai

berikut:

1. Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat

2. Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT

serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah

ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga.

3. Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan

sosial melalui aqidah akhlak

4. Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta

didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam

kehidupan sehari-hari

5. Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif dari lingkungannya

ataupun dari budaya asing yang akan dihadapinya sehari-hari

6. Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan

akhlak, serta sistem dan fungsionalnya

7. Penyaluran peserta didik untuk mendalami aqidah akhlak pada

jenjang pendidikan yang lebih tinggi.9

Dan ada pula yang mengatakan bahwa tujuan pelajaran aqidah

akhlak adalah sebagai berikut

1. Memberikan pengetahuan, penghayatan dan keyakinan kepada

siswa akan hal-hal yang harus di imani, sehingga tercermin

dalam sikap dan tingkah lakunya sehari-hari.

2. Memberikan pengetahuan, penghayatan, dan kemauan yang kuat

untuk mengamalkan akhlak yang baik, dan menjauhi akhlak

yang buruk, baik hubungannya dengan Allah, dengan dirinya

9 Depag RI, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta, Dirjen Binbaga Islam,

2004), hlm. 22.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

14

sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan alam

lingkungannya.

3. Memberikan bekal kepada siswa tentang aqidah dan akhlak

untuk melanjutkan pelajaran ke jenjang pendidikan menengah.10

Sebenarnya dari tujuan-tujuan yang tersebut di atas ialah

pembentukan akhlak. Seperti dijelaskan Omar Muhammad At-

Toumy Al-Syaibany, tujuan tertinggi agama dan akhlak adalah

menciptakan kebahagiaan dunia dan akhirat, kesempurnaan jiwa

bagi individu dan menciptakan kebahagiaan kemajuan kekuatan dan

keteguhan bagi masyarakat.11 Anwar Masy’ary mengatakan bahwa :

akhlak bertujuan hendak menciptakan manusia sebagai makhluk

yang tertinggi dan sempurna dan membedakan dari makhluk lain.12

Dari beberapa keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa

akhlaklah yang mendasari seseorang untuk berbuat, oleh sebab itu

akhlak juga bertujuan supaya dapat terbiasa melakukan yang baik,

indah, mulia, terpuji, serta menghindari yang buruk, jelek, hina,

tercela.13

Dalam pelaksanaan pembelajaran pelajaran aqidah akhlak,

perlu adanya beberapa pendekatan yang bertujuan supaya dalam diri

peserta didik tertanam nilai-nilai akhlakul karimah. Pendekatan-

pendekatan tersebut ialah sebagai berikut:

1. Pendekatan keimanan, yaitu yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah sebagai sumber kehidupan

2. Pendekatan rasional, yaitu usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran aqidah akhlak dengan pendekatan yang memfungsikan rasio peserta didik, sehingga isi dan nilai- nilai yang ditanamkan mudah dipahami dengan penalaran

10 Moh. Rifai, Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kurikulum 1994, (Semarang: CV.

Wicaksana, 1996), Jilid 1, hlm.5. 11 Oemar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, Terj. Hasan

langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm.346. 12 Anwar Masy’ary, Akhlak Al-Qur’an, (Surabaya: Bina Ilmu,1990), hlm. 22. 13 Barmawi Umary, Materia Akhlak, (Solo, Ramadhani, 1989), Cet. VIII, hlm. 2

Page 27: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

15

3. Pendekatan emosional, yaitu upaya menggugah perasaan(emosi) peserta didik dalam menghayati aqidah dan akhlak mulia sehingga lebih terkesan dalam jiwa peserta didik.

4. Pendekatan pengalaman, yaitu mengkondisikan peserta didik untuk mempraktikkan dan merasakan hasil-hasil pengalaman akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari

5. Pendekatan pembiasaan, yaitu melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadis serta dicontohkan oleh para ulama

6. Pendekatan fungsional, yaitu menyajikan materi aqidah akhlak yang memberi manfaat nyata bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari

7. Pendekatan keteladanan, yaitu pembelajaran yang menempatkan dan memerankan guru serta komponen madrasah lainnya sebagai teladan, sebagai cermin dari individu (siswa) yang memiliki keimanan teguh dan berakhlak mulia14.

Dengan demikian pendekatan-pendekatan tersebut dapat kita

terapkan dalam berbagai keadaan. Tentunya dengan

mempertimbangkan lokalitas yang ada.

1.5. Evaluasi Pelajaran Aqidah Akhlak

Penilaian atau evaluasi pada dasarnya ialah memberikan

pertimbangan atau harga nilai berdasarkan kriteria tertentu15. Lebih

jauh lagi Bloom berpendapat sebagaimana dikutip oleh Daryanto:

Evaluation as we see it, is the systematic collection of evidence to

determine whether in fact certain changes are taking places in the

learnes as well as to determine the amount or degree of change in

individual students.16

Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui perubahan-

perubahan yang terjadi pada peserta didik secara sistematis . Dalam

konteks ini, maka evaluasi tersebut sebagai pemberian nilai pada

pelajaran aqidah akhlak.

14 Depag RI, Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, (Jakarta, Depag RI, tt)

hlm. 53 15 Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta, Bumi Aksara 1996) cet.III hlm.111 16 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), Cet. I, hlm. 1.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

16

Dan dalam pemberian nilai hendaklah memperhatikan

beberapa aspek. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam

evaluasi ialah sebagai berikut.

1. Aspek kognitif, yang meliputi perubahan-perubahan dalam segi

pengetahuan dan perkembangan atau kemampuan yang

diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut.

2. Aspek afektif, yang meliputi perubahan-perubahan dalam sikap

mental, perasaan dan kesadaran.

3. Aspek psikomotorik yang meliputi perubahan-perubahan dalam

bentuk-bentuk tindakan motorik17.

Selain ketiga aspek tersebut di atas, untuk mengetahui nilai

hasil belajar aqidah akhlak, penulis juga menggunakan nilai raport.

Indikator tercapainya tujuan pelajaran aqidah akhlak secara

kuantitatif dapat dilihat dari prestasi belajar siswa berupa nilai

raport. Tetapi secara kualitatif, siswa harus mampu bersikap dan

berperilaku yang terpuji termasuk akhlak siswa. Dengan kata lain

siswa berakhlakul karimah dilandasi dengan komitmen keimanan

yang mendalam.

Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan beberapa cara,

yaitu:18

1. Penilaian kelas, yaitu yang dilakukan dengan ulangan harian,

ulangan umum, dan ujian akhir.

2. Tes kemampuan dasar, yaitu yang dilakukan untuk mengetahui

kemampuan membaca, menulis dan berhitung yang diperlukan

dalam rangka memperbaiki program pembelajaran.

3. Penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, pada setiap

akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan

penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan

17 Zakiyah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta, Bumi Aksara,

1995), hlm. 197. 18 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2006),

Cet. I, hlm. 258-261

Page 29: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

17

menyeluruh mengenai ketuntasan belajar siswa dalam satuan

waktu tertentu.

4. Bencmarking, yang merupakan suatu standar untuk mengukur

kinerja yang seang berjalan, proses, dan hasil untuk mencapai

suatu keunggulan yang memuaskan.

5. Penialian program, yaitu yang dilakukan oleh Departemen

Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan secara kontinu dan

berkesinambungan.

Dengan demikian keberhasilan belajar tidak hanya diukur

secara kuantitatif yang dapat dilihat dari prestasi hasil belajar siswa

berupa nilai raport, melainkan juga diukur secara kualitatif yaitu

kemampuan siswa dalam bersikap dan berperilaku yang terpuji

termasuk juga akhlaknya.

1.6. Proses Pembentukan Akhlak

Proses pembentukan akhlak hampir saja menjadi tujuan di

dalam hidup, karena akhlaklah yang akan membawa manusia ke

mana tujuan hidupnya dan merupakan hal yang selalu dipandang

dan dinilai oleh orang lain dan juga Allah SWT. Selaras dengan ini

Imam Al-Ghazali menuliskan dalam kitabnya Ihya Ulum al-Din

bahwa:

وخالق أهل األخرة بألخالق أهل , خالق أهل الدنيا بألخالق أهل الدينا 19.األخرة

Allah menciptakan ahli dunia dihiasi dengan akhlak dunia pula, dan Allah menciptakan ahli akhirat dihiasi dengan akhlak akhirat pula. Maksudnya bahwa Allah menciptakan manusia ahli dunia

dengan akhlak dunia pula yaitu orang-orang yang selalu

mementingkan dunia dan Allah menciptakan manusia ahli akhirat

dengan akhlak akhirat pula yaitu orang-orang yang selalu

19 Imam al-Ghazali, Ihya Ulum al-Din, (Beirut: Dar al-Fikr, 1356 H), Juz 4, hlm. 145.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

18

mementingkan akhirat dan beribadah kepada Allah SWT. Oleh

sebab itu pembentukan akhlak hendaklah dilakukan semasa kecil

atau anak-anak karena sesungguhnya anak ibarat selembar kain

putih, yang tanpa noda. Hal ini telah dijelaskan oleh Nabi SAW

dalam Haditsnya, yaitu:

عن ايب هريرة انه كان يقول قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم ما من رواه . (مولود إال يولد على الفطرة فابواه يهودانه وينصرانه وميجسانه

).مسلمDari Abi Hurairah RA. Sesungguhnya ia berkata, Nabi bersabda: tidak seorang bayipun yang baru lahir melainkan dalam keadaan suci. Maka kedua orang tuanyalah yang menyebabkan anak itu menjadi Yahudi, Nasrani dan Musyrik.(HR. Muslim)20

Dari Hadis tersebut di atas, maka seorang anak hendaklah

diperhatikan dan dibimbing dalam rangka pembentukan akhlakul

karimah. Karena sesungguhnya seorang anak akan mengikuti apa

yang diajarkan oleh orang yang lebih tua. Dari itulah anak harus

selalu mendapat perhatian yang lebih dalam berbagai lingkungan,

baik dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat luas.

Penanaman nilai-nilai akhlak harus diterapkan sejak dini

karena akan menjadi pesona hidup yang selalu dijalankan oleh anak

tersebut dalam kehidupan sehari-hari karena di dalam dirinya sudah

terpatri kemuliaan akhlak.

Secara garis besar, akhlak dibagi menjadi 2 (dua). Pertama

akhlak terhadap Allah atau Khalik (pencipta) dan kedua adalah

akhlak terhadap makhluk (semua ciptaan Allah).

1.6.1. Akhlak terhadap Allah SWT

Manusia wajib mengimani bahwa alam semesta ini

adalah ciptaan Allah, oleh sebab itu wajib pula bagi manusia

20 Imam Muslim bin Hajjaj al-Qusyairy an Nisabury, Shahih Muslim (Beirut, Dar Ihya al-

Turots al-Araby, 1991) Juz. IV hlm. 2047

Page 31: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

19

untuk menyembah dan beribadah kepada-Nya. Sebagaimana

firman Allah dalam surat al-Bayyinah ayat 5:

مروا إال ليعبدوا اهللا مخلصين له الدين حنفاء ويقيموا الصلوة أوما ).5: البينة. (ويؤتوا الزكوة وذلك دين القيمة

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan demikian itulah agama yang lurus. (QS. Al-Bayyinah: 5).21 Selain dari menyembah dan taat kepada Allah SWT.

Kita diwajibkan pula taat kepada Rasul-rasul Allah SWT.

Sebagaimana Nabi Muhammad yang menjadi Rasul, yang

diutus paling terakhir oleh Allah SWT kepada umat manusia.

Diberi tugas oleh Allah untuk menyempurnakan Aqidah dan

Akhlak manusia. Sebagaimana yang tertulis dalam hadits

Nabi, yaitu:

ما بعثت م انى اهللا عليه وسلقال رسول اهللا صل: هريرة قالعن أيب 22).رواه امحد. (خالقم صاحل األألمت

Dari Abu Hurairah, sesungguhnya dia menyampaikan, sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda: Bahwasanya aku diutus Allah untuk menyempurnakan kebagusan akhlak (budi pekerti). (HR. Imam Ahmad)

1.6.2. Akhlak terhadap makhluk (ciptaan Allah SWT)

Akhlak terhadap ciptaan Allah terbagi menjadi beberapa

bagian, diantaranya:

a. Akhlak terhadap orang tua

Dalam etika Islam, dorongan dan kehendak berbuat

baik pada orang tua telah menjadi akhlak yang mulia.

21 Soenarjo, Al-qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta, Depag RI, 1989) hlm. 1084. 22 Muhammad Abduh Al-Salam Abduh Al-Syafi’i, Musnad Imam Ahmad Ibn Hambal, juz.

II, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1928), hlm. 381.

Page 32: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

20

Dalam hal ini Allah telah mengemukakan dalam al-Qur’an

adalah:

نا إما يبلغن احسإوقضى ربك أال تعبدوا إال إياه وبالوالدين رهنال تا أف ومقل لها فال تمكله ا أومهدأح رالكب كدعن

الذل واخفض لهما جناح) 23(هما وقل لهما قوال كريما : االسرأ( صغيرا يمن الرحمة وقل رب ارحمهما كما ربين

23 -24.( Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak keduanya dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil (QS al-Isra: 23-24).23

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa setelah

kita menyembah dan taat kepada Allah SWT maka kita

dianjurkan untuk taat terhadap kedua orang tua, selain dari

berbuat jahat dan celaka pada diri sendiri dan orang lain.

Akhlak terhadap orang tua bukan hanya sebatas taat

pada perintah dan anjurannya saja, akan tetapi bisa juga

dengan kasih sayang kepada keduanya. Sebagaimana

dikatakan oleh Imam al-Ghazali bahwa:

24.إن األلفة مثرة حسن اخللق

Sesungguhnya kasih sayang itu buah dari bagusnya akhlak.

23 Soenarjo, op.cit, hlm. 427-428. 24 Imam al-Ghazali, op. cit., hlm. 140.

Page 33: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

21

Maksudnya bahwa kasih sayang menjadi bagian dari

kebaikan akhlak manusia yang harus diterapkan dalam

masyarakat luas lebih-lebih kepada kedua orang tua.

b. Akhlak terhadap guru

Guru adalah orang tua kedua yang ikut bertanggung

jawab dan memperhatikan keberhasilan pendidikan anak,

dengan semangat berjuang memberikan bimbingan,

pengajaran, pengawasan serta senantiasa memantau anak

didiknya demi tercapainya pendidikan mereka sehingga

guru membina perkembangan anak didiknya tiada berbeda

dengan anak didiknya.

Oleh karena itulah perilaku seorang murid yang

mencari ilmu hendaklah untuk menghormati dan

memuliakan guru mereka, setidaknya adalah:

a) Mematuhi tata tertib dengan ikhlas dan setulus hati.

b) Mengikuti pelajaran dengan sopan dan tertib.

c) Berkata sopan dan ramah setiap berbicara dan

menyapa setiap berjumpa.

d) Mengerjakan tugas yang telah diberikan guru dengan

baik dan jujur.

e) Mencintai pelajaran (bersungguh-sungguh) dan

bersemangat mengamalkan ilmunya.

c. Akhlak terhadap masyarakat

Karena manusia itu hidup bermasyarakat, maka

mereka harus dapat hidup kasih sayang, tolong menolong

lebih-lebih dalam hal kebaikan, dan senantiasa menjaga

kerukunan terhadap sesamanya. Sebagaimana firman Allah

dalam surat Ali Imran ayat 103:

Page 34: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

22

جميعا وال واعتصموا بحبل اهللاتفرقوا واذكروا نعمت اهللا عليكم إذ بكمقلو نيب اء فألفدأع متكنفأصبحتم بنعمته إخوانا وكنتم على

ذكم منها قن النار فأنشفا حفرة م لكم يته لعلكم أكذلك يبين اهللا

).103: ال عمران. (تهتدونDan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada ditepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran: 103).25

Islam adalah laksana sebuah bangunan dan muslim

adalah komponen dari bangunan tersebut. Demi tegaknya

bangunan yang kokoh, maka antara muslim yang satu

dengan yang lainnya dituntut kerja sama yang terpadu.

Sesungguhnya antara muslim dengan muslim yang

satunya ialah saudara. Mengenai persaudaraan, Imam al-

Ghazali menjelaskan bahwa:

, إن األخوين ىف اهللا إذا كان أحدمها أعلى مقاما من األخر 26.رفع األخر معه إىل مقامه

Sesungguhnya persaudaraan di hadapan Allah SWT ialah apabila salah satunya lebih tinggi derajatnya maka akan mengangkat yang satunya pada derajat yang sama.

25 Soenarjo, op. cit., hlm. 93. 26 Imam al-Ghazali, op. cit., hlm. 143.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

23

Maksudnya bahwa persaudaraan di hadapan Allah

SWT jika salah satu dari mereka lebih tinggi

kedudukannya maka ia akan mengangkat kedudukan

saudara yang satunya sehingga menjadi sederajat

kedudukannya dengannya. Oleh karena itu umat Islam

selalu dianjurkan untuk selalu bersatu sehingga menjadi

umat yang kokoh.

2. Kecerdasan Emosi

2.1.Pengertian Kecerdasan Emosi

Istilah kecerdasan emosi diusung dari barat, yang berasal dari

kata emotional intellegence. Intellegence menurut bahasa berarti

kecerdasan. Dan menurut istilah intellegen ialah kemampuan

seseorang untuk berfikir secara abstrak.27 Sedangkan kata emosional

berasal dari bahasa latin, yaitu motere yang berarti bergerak.28

Sedangkan menurut istilah kecerdasan emosi ialah merupakan

kecerdasan yang bersifat kualitatif, lebih mengarah pada objek-objek

fenomenal kedirian (in ward looking).29

Pada masa-masa permulaan Salovey dan Mayer mendifinisikan

kecerdasan emosi sebagai himpunan bagian dari kecerdasan sosial

yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi pada diri

sendiri maupun pada orang lain, memilah-milah semuanya, dan

menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan

tindakan.30

27 Saifuddin Azwar, Pengantar Psikologi Inteligensi, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2002),

Cet. III, hlm. 7 28 Jeanne Segal, Melejitkan Kepekaan Emosional; Cara Baru Untuk Mendayagunakan

Potensi Insting dan Kekuatan Emosi Anda (Bandung: Kaifa, 2001) hlm. 32 29 Suharsono, Mencerdaskan Anak, ; Mensintesakan Kembali Intelegensi Umum (IQ) dan

Intelegensi Emosi(IE) dengan Intelegensi Spiritual(IS) (Jakarta, Intisari Press, 2000), Cet. I, hlm. 38

30 Lawrence E. Shapiro, Mengajarkan Emosional Intelligence Pada Anak Terj. Alex Tri Kantjono ( Jakrta: Garamedia Pustaka Utama, 2003) Cet. VI hlm. 8

Page 36: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

24

Menurut Daniel Goleman kecerdasan emosi ialah sebagai

berikut:

Abilities such as being able to motivate one self and persists in the face of frustation: to control impulse and delay gratification: to regulate one’s mood and keep distress from swaming the ability to think: to empathize and to hope.31

Kemampuan-kemampuan seperti kemampuan memotivasi diri

dan bertahan dalam menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan

hati dan tidak berlebih-lebihan, mengatur suasana hati dan menjaga

agar tetap berfikir jernih, berempati dan optimis.

Kecerdasan emosi diartikan pula sebagai serangkaian kecakapan

yang memungkinkan kita melapangkan jalan yang rumit, aspek

pribadi, sosial, dan pertahanan diri dari seluruh kecerdasan, akal sehat

yang penuh misteri, dan kepekaan yang penting untuk berfungsi secara

efektif setiap hari.32

Menurut Davis dan rekan-rekannya sebagaimana dikutip oleh

Monty Satiadarma, kecerdasan emosi ialah kemampuan seseorang

untuk mengendalikan emosi dirinya sendiri dan orang lain,

membedakan emosi dengan lainnya, dan mungkin informasi tersebut

untuk menuntun proses berfikir serta perilaku seseorang.33

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapatlah disimpulkan

bahwa kecerdasan emosi ialah suatu kemampuan untuk memahami

perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan untuk

memotivasi diri sendiri dan menata dengan baik emosi yang muncul

dalam dirinya dan dalam hubungan dengan orang lain.

Dan kecerdasan emosi bisa juga dikatakan sebagai informasi

tentang nilai yang mengisyaratkan terhadap seseorang tentang evaluasi

sesuatu disekitarnya baik secara positif ataupun negatif.

31 Daniel Goleman, Emotional Intelligence, (New York: Bantam Book, 1996) hlm. 36 32 Trinanda Rainy Januarsari dan Yudi Murtanto, Ledakan EQ: 15 Prinsip Dasar

Kecerdasan Emosional Meraih Sukses (Bandung: Kaifa, 2003) Cet. IV hlm. 30 33 Monty Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, Mendidk Kecerdasan; Pedoman Bagi Orang

Tua dan Guru Dalam Mendidk Anak Cerdas (Jakarta: Pustaka Popular Obor, 2003) hlm. 27

Page 37: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

25

Kecerdasan emosi bukanlah lawan dari kecerdasan intelektual

atau keterampilan kognitif, namun keduanya berinteraksi secara

dinamis, baik pada tingkatan konseptual maupun di dunia nyata.

Seperti yang dikatakan Suharsono dalam buku Mencerdaskan Anak,

bahwa ada tiga komponen penting yang dianggap sebagai esensi

kecerdasan, yaitu: penilaian (judgment), pengertian (comprehension),

dan penalaran (reasoning).34 Dari komponen-komponen tersebut

kecerdasan emosilah yang akan menjadi penyelaras ataupun

pengendali. Jadi idealnya, seseorang dapat menguasai kecerdasan

kognitif sekaligus keterampilan sosial dan emosional, sebagaimana

yang ditunjukan oleh negarawan-negarawan besar dunia ataupun

orang-orang sukses lainnya.

Apabila seseorang hanya mengandalkan kecerdasan kognitif

saja, maka hampir dipastikan tidak akan memperoleh hasil yang

maksimal dalam usahanya. Karena menurut JB. Watson seperti yang

dikutip Singgih Dirga Gunarsa, mengatakan bahwa manusia

mempunyai tiga emosi dasar yaitu:

1. Fear (takut) yang berkembang menjadi anxiety (cemas)

2. Rage yang berkembang menjadi anger (marah)

3. Love (cinta) yang berkembang menjadi simpati.35

Untuk menengarai emosi-emosi negatif tersebut di atas, Daniel

Goleman berpendapat bahwa: the mind can protect is self against

anxiety by dimming awarenes.36 Artinya pikiran mampu menjaga diri

untuk melawan kegelisahan yang ditimbulkan oleh kesadaran yang

suram. Maksudnya bahwa pikiran yang tenang dapat mencegah dari

kegelisahan.

Dan dikatakan pula bahwa, apabila hawa telah mendominasi,

yang secara pasti akan merusak dan menyesatkan, maka akan

34 Suharsono, op.cit, hlm. 34 35 Singgih Dirgagunarsa, Pengantar Psikologi (Jakarta: Mutiara, 1983), Cet. II hlm. 129 36 Daniel Goleman, Vital Lies, Simple Truths; The Psychology of self-deception, (London:

International Universities Press, 1986), hlm. 22.

Page 38: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

26

berakibat kegagalan bagi jiwa yang dipengaruhi keburukan dan akan

menyesal di akhirat nanti.37 Oleh sebab itulah kecerdasan emosi sangat

diperlukan dalam menjalani hidup demi tercapainya cita-cita yang

diharapkan.

2.2.Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi

Dalam kenyataan yang ada, kecerdasan emosi tidaklah muncul

secara sporadis, artinya ada faktor-faktor yang mempengaruhi

kecerdasan emosi. Dan sebenarnya ada dua faktor lingkungan yang

mempengaruhi kecerdasan emosi, yaitu faktor keluarga dan sekolah.

1. Faktor keluarga

Keluarga ialah suatu ikatan hidup atas dasar perkawinan

antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau

seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian

dengan atau tanpa anak-anak, baik anaknya sendiri atau adopsi,

dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.38 Keluarga memiliki

fungsi sebagai perlindungan dan pemeliharaan, pendidikan dan

lain sebagainya. Oleh sebab itulah pendidikan yang sangat

mendasar akan lebih mengena jika didalam keluarga tesebut

memperhatikan antara anggota keluarganya sendiri. Pemerhatian

itu bertujuan sebagai bentuk pembelajaran mengenai tingkah laku,

pembentukan emosi yang seimbang, kasih sayang dan lain

sebagainya. Perubahan-perubahan tingkah laku dan emosi akan

mudah dilihat dalam lingkungan keluarga. Perubahan-perubahan

itu akan dibimbing oleh orang yang dipandang lebih dewasa,

semisal orang tua atau orang yang dianggap lebih bijaksana.

Mengenai perubahan pada emosi, Claude Stainer mengemukakan

ada beberapa hal yang dapat mengembangkan emosi supaya

37 M. Djarot Sensa, Qur’anic Quotien “Kecerdasan-kecerdasan Bentukan Al-Qur’an”

(Jakarta: Hikmah, 2005) hlm. 44 38 Sayekti Pujosuwarno. Bimbingan dan Konseling Keluarga (Yogyakarta, Menara Mas

Offset, 1994) Cet. I hlm. 11

Page 39: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

27

menjadi emosi yang matang atau yang biasa disebut kecerdasan

emosi, antara lain:

1. Membuka hati, artinya sebagai orang yang dipandang dewasa

harus bisa membuka hati orang yang akan dibimbingnya atau

dengan kata lain harus dihormati

2. Menjelajahi dataran emosi, artinya mengerti akan emosi diri

sendiri dan emosi orang lain

3. Mengambil tanggung jawab, artinya mengerti akan masalah

yang ada dan mau mengakui kesalahannya serta mau

memperbaiki kesalahannya.39

Tetapi menyadari semua ini tidaklah cukup. Kematangan

emosi menuntut agar seseorang juga menyesuikan diri yang berarti

sebuah kompromi.40 Dan ada lagi yang menyebutkan, bahwa cara

dalam mengembangkan kecerdasan emosi ialah sebagai berikut:

1. Menyadari emosi anak

2. Mengakui emosi sebagai peluang untuk kedekatan dan

mengajar

3. Mendengarkan dengan segala empati apa yang diucapkan anak

dan meneguhkan perasaan anak

4. Menentukan batas-batas sambil membantu anak memecahkan

masalah

Dari beberapa cara tersebut di atas dititik beratkan pada

perhatian dan pemahaman, pada perasaan anak. Suharsono

mengemukakan ada tiga cara dalam mengembangkan kecerdasan

emosi di antaranya:

1. Menggunakan permintaan anak sebagai sarana untuk

meningkatkan kecerdasan emosi secara efektif, yaitu dengan

39 Agus Nggermanto, Quantum Quotient, Kecerdasan Quantum; Cara Cepat Melejitkan IQ,

EQ, dan SQ Secara Harmonis (Bandung: Nuansa, 2002), Cet. IV, hlm. 100-102 40 Dorothy C. Finkelor. Bagaimana Emosi Berperan Dalam Hidup Anda Terj. Hasyim

Kahhar (Yogyakarta: Zenith Publisher, 2004) Cet. I hlm. 29

Page 40: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

28

menanyakan tujuan dari permintaan tersebut pada anak,

dengan tujuan anak berfikir dengan tujuan tersebut.

2. Orang tua memberikan tawaran ganda pada anak, yaitu dengan

tujuan untuk anak bisa memilah dan memilih apa yang

diharapkannya.

3. Menjadikan anak sebagai hakim dalam pelanggaran yang

dilakukannya sendiri, yaitu yang bertujuan untuk mendidik

anak supaya disiplin.41

Dalam cara pengembangan kecerdasan emosi di atas

terdapat inti, yaitu kasih sayang. Jadi cara pengembangan yang

baik yaitu dengan kasih sayang yang dicurahkan oleh orang tua

dengan sepenuhnya. Bukan sebaliknya, yaitu dengan cara otoriter.

2. Faktor sekolah

Sekolah sebagai institusi formal ikut dalam pembentukan

kecerdasan emosi pada anak. Dalam sekolah peran guru sangatlah

penting dalam membina anak didiknya untuk menjadi cerdas

dalam mengolah emosinya.

Guru merupakan orang kedua setelah orang tua, jadi faktor

terpenting bagi seorang guru ialah kepribadian.42 Guru melihat

dirinya sebagai pemberi tauladan yang baik sehingga seorang guru

dituntut memiliki kepribadian yang mantap dan perilaku yang

terpuji agar menjadi tauladan bagi anak didiknya. Seperti jujur,

bertanggung jawab, berkomitmen terhadap tugas, disiplin dalam

bekerja, kreatif dan respek terhadap siswa.

Ada beberapa cara mendidik kecerdasan emosi di sekolah,

dintaranya:

1. Sekolah harus mampu menciptakan rasa aman bagi siswa,

yakni atmosfer yang demokratis dan guru harus memahami

kondisi siswa.

41 Suharsono, Akselerasi Intellegence; Optimalkan IQ, EQ, SQ Secara Islami (Jakarta: Inisiasi Press, 2004) hlm. 205-208

42 Zakiyah Daradjat, Kepribadian Guru (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), Cet. IV, hlm. 11

Page 41: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

29

2. Sekolah harus mampu menciptakan self eficcy (seperti sikap

percaya diri, optimis dan lain-lain) pada diri siswa.

3. Guru harus dapat membantu siswa dalam menyalurkan emosi

lewat kegiatan yang positif dan konstruktif.43

Karena kecerdasan emosi merupakan kecerdasan yang harus

diasah dan terus untuk berlatih, maka sekolah juga harus melatih

anak-anak didiknya melalui program yang menjurus pada

pelatihan kecerdasan emosi.

Kecerdasan emosi bukanlah kemampuan yang bersifat relatif

tetap, akan tetapi dapat terus dikembangkan yang menurut Syamsu

Yusuf kecerdasan emosi dapat diupayakan, jika seseorang tahu

bagaimana cara:

1. Memperdayakan diri sendiri dan orang lain untuk mengatasi rasa

sedih dan menderita yang melekat dalam kehidupan di dunia yang

penuh tuntutan dan tantangan.

2. Menciptakan situasi senang dan membangun hubungan-hubungan

dalam proses itu.

3. Mengelola emosi-emosinya sehingga mereka sungguh-sungguh

bisa mengungkapkan apa yang dirasakan.

4. Mendisiplinkan diri untuk mencapai sasaran sementara, masih

tetap termotivasi pada proses itu.

5. Bersikap tabah selama menghadapi konfrontasi dan kekecewaan.

6. Memiliki rasa empati dan kasihan pada orang lain.

7. Bersikap konsisten dan berimbang dalam kehidupan sosialnya.

8. Menciptakan kehidupan yang penuh gairah dan profesional

memuaskan.44

43 Mansur Isna, Diskursus Pendidikan Islam (Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2001)

hlm. 90-91 44 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Dewasa (Bandung : Remaja Rosda

Karya, 2000) Cet.I hlm.113-114

Page 42: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

30

2.3.Ciri-ciri Kecerdasan Emosi

Ada beberapa ciri mengenai kecerdasan emosi, diantaranya:

1. Kemampuan mengenali emosi yang muncul dalam diri sebagai

reaksi terhadap suatu fenomena

2. Kemampuan mengelola emosi-emosi yang muncul dalam diri

3. Kemampuan memotivasi diri ketika menghadapi hambatan atau

kegagalan dalam meraih sesuatu

4. Kemampuan mengenali emosi orang lain

5. Kemampuan membina hubungan dengan orang lain

Kemampuan-kemampuan yang ada diatas merupakan salah satu

perubahan yang ada dalam diri seseorang dengan kemampuan

mengendalikan emosinya. Kenyataan yang ada bahwa banyak diantara

kita yang tidak mengantisipasi perubahan-perubahan dalam

perkembangan emosi pada diri kita sebagaimana kita memandang

perubahan-perubahan dalam pertumbuhan fisik dan kognisi yang dapat

menimbulkan banyak masalah yang seharusnya dapat dihindari. Yang

sebenarnya bahwa kecerdasan emosi lebih bervariasi dari pada

perkembangan fisik dan kognisi, yang dalam banyak hal dapat

diprakirakan.

Dan Harry Alder mencirikan kecerdasan emosi sebagai berikut:

1. Orang yang mampu mengendalikan dan mengarahkan diri sendiri

2. Memiliki inisiatif

3. Tampak bebas dan tidak bergantung pada emosional

4. Bersikap dewasa

5. Tahu bagaimana mengurusi diri sendiri

6. Percaya diri dalam membuat rencana, dapat membuat keputusan-

keputusan penting untuk diri mereka sendiri

7. Integritas

Page 43: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

31

8. Menikmati hubungan-hubungan yang ditandai dengan penghargaan

dan tanggung jawab

9. Tidak terpaku pada bantuan orang lain

10. Tidak hidup berdasarkan pendapat psikologi orang lain.45

Dari ciri yang ada di atas ialah ditekankan pada sikap-sikap yang

harus dimiliki oleh seseorang dalam kecerdasan emosi.

2.4.Ruang Lingkup Kecerdasan Emosi

Mengenai kecerdasan emosi para ahli sepakat bahwa kecerdasan

ini hanya bisa dilihat pada perilaku-perilaku seseorang. Menurut

Goleman ada beberapa kecerdasan emosi, yang ditandai oleh beberapa

sikap, diantaranya: kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati,

dan keterampilan sosial, 46 yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Kesadaran diri, yaitu mengetahui kondisi diri sendiri, kesukaan,

sumber daya, dan intuisi. Kesadaran diri dapat dilatih dengan cara

mengetahui tentang keadaan dirinya sendiri, sehingga individu

tersebut dapat menerima keadaan yang sedang dialaminya.

b. Pengaturan diri, yaitu mengelola kondisi, impuls dan sumber daya

diri sendiri. Kemampuan ini dapat berjalan jika individu tersebut

mampu mengelola keadaan yang ada disekitarnya dengan akal

sehat yang dikombinasikan dengan kemampuan pribadi masing-

masing.

c. Motivasi,yaitu kecenderungan emosi yang mengantar atau

memudahkan peraihan sasaran. Ada beberapa cara dalam

mengembangkan motivasi pada anak, diantaranya: 1) mengajari

berharap keberhasilan, 2) mengajari sikap tidak mudah menyerah,

3) mengajari pentingnya menghadapi dan mengatasi kegagalan,

45 Harry Alder, Pacu EQ dan IQ Terj. Cristina Prianingsih (Jakarta: Erlangga, 2001) hlm. 80 46 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi, Alih Bahasa Alex

Tri Kancono Widodo, (Jakarta: Gramedia, 1999), Cet. III, hlm. 42-43.

Page 44: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

32

dan 4) memberikan pendidikan yang relevan dengan minat dan

gaya belajar anak. 47

d. Empati, yaitu kesadaran terhadap perasaan orang lain. Artinya

bahwa individu harus mampu memahami perasaan orang lain

dalam mengatasi keragaman. Ada beberapa cara dalam

mengembangkan empati, diantaranya: 1) mengajari sikap peduli

dan tanggung jawab, 2) mengajari untuk mempraktekkan

perbuatan baik secara acak, dan 3) melibatkan individu dalam

kegiatan masyarakat.

e. Keterampilan sosial, yaitu kepintaran dalam menggugah tanggapan

yang dikehendaki pada orang lain. Kemampuan ini menuntut

individu untuk mampu berkomunikasi dan beradaptasi dengan

orang lain sehingga dapat meyakinkan orang lain dengan rasa

aman. Ada beberapa hal untuk mengembangkan keterampilan

sosial, diantaranya: 1) berbagi informasi pribadi, 2) menyelaraskan

respon atas orang lain, 3) mengungkapkan kebutuhan pada orang

lain dengan penuh perasaan, dan 4) menunjukkan pada orang lain

bahwa kita mau memahami orang lain.

Dari beberapa sikap yang mencirikan pada kecerdasan emosi ini,

akan muncul indikator pada setiap sikapnya, antara lain: jujur, optimis

dan lain sebagainya.

3. Hubungan Antara Prestasi Aqidah Akhlak Dengan Kecerdasan

Emosi

Prestasi pelajaran aqidah akhlak merupakan hasil yang telah

dicapai oleh peserta didik dalam memahami dan menghayati sekaligus

mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam melalui aktivitas merubah tingkah

laku sesuai dengan nilai-nilai agama Islam sehingga diharapkan menjadi

manusia sempurna, yaitu yang memiliki akhlakul karimah.

47 Op. cit. Lawrence E. Shapiro, hlm. 227-228

Page 45: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

33

Salah satu tujuan mempelajari aqidah akhlak ialah membentuk

manusia yang memiliki tingkah laku yang mulia baik terhadap Tuhannya

ataupun terhadap sesama. Pengajaran tersebut meliputi iman terhadap

Allah dan Rasulnya, tolong menolong, saling menghormati dan lain

sebagainya. Yang sama halnya dengan tujuan pembentukan kecerdasan

emosi yaitu manusia yang memiliki sikap yang mulia dengan mengenali

dan memahami perasaan orang lain sehingga tingkah lakunya selalu dijaga

supaya tidak menyakiti perasaan orang lain.

Dalam mempelajari aqidah akhlak ada beberapa pendekatan, salah

satunya pendekatan emosional yaitu mengolah perasaan (emosi) peserta

didik dalam bertingkah laku. Hal inilah yang mendasari bahwa jika

manusia telah dapat mengendalikan emosinya maka manusia tersebut

tidak akan bertingkah laku kasar, justru sebaliknya yaitu bertingkah laku

baik.

Menurut Zakiyah Daradjat bahwa emosi memegang peranan

penting dalam sikap dan tindak agama seseorang. Tidak ada satu sikap

atau tindak agama seseorang yang dapat dipahami tanpa mengindahkan

emosinya.48 Dari pendapat ini maka emosi memiliki pengaruh cukup besar

dalam penentuan perilaku seseorang termasuk di dalamnya akhlakul

karimah.

Kecerdasan emosi merupakan kecerdasan yang dapat terus

ditingkatkan, tidak seperti halnya kecerdasan intelektual yang relatif tetap.

Ada beberapa hal yang dapat membangun dan meningkatkan

kecerdasan emosi, diantaranya:49

1. Melatih penjernihan emosi, emosi seseorang berpusat pada hati yang

penjernihannya yaitu dengan selalu dekat kepada Allah karena

sesungguhnya hati (qalb) mampu memperoleh ilmu secara langsung

dari Tuhan. Karena itu, selaras dengan al-Qur’an bahwa hati (qalb)

48 Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), Cet. XXVII, hlm.

95. 49 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual;

Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (Jakarta, Arga, 2005), Cet. XXV, hlm. 204-212.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

34

melebihi potensi otak.50 Hal ini dapat dilakukan dengan cara berwudlu,

shalat dan lain-lain.

2. Melatih prinsip bintang, yaitu dengan membentuk rasa aman,

membentuk rasa percaya diri serta motivasi. Melatih kebijaksanaan

dan membentuk integritas.

3. Melatih dan membangun prinsip kepercayaan. Kepercayaan bukanlah

semata-mata pemberian dari orang lain, melainkan suatu upaya yang

merupakan hasil timbal balik dari seseorang yang menunjukkan

integritas, komitmen dan loyalitas.

4. Melatih prinsip kepemimpinan, prinsip ini terbentuk setelah adanya

kepercayaan baik dari orang lain maupun dari Tuhannya.

5. Melatih prinsip pembelajaran. Manusia tidak hanya diminta oleh

Tuhan untuk dapat membaca alam fisik saja, tetapi juga manusia dan

hubungan sosialnya, bahkan tentang penciptanya. Oleh karena itu,

manusia diharuskan belajar baik dari diri sendiri, orang lain dan juga

alam sekitar. Jika manusia tidak mampu untuk meberdayakan

kemampuan nalar (reasoning power) dalam dirinya, maka manusia

dalam keadaan ”terputus”(dari mata rantai kehidupan) dan menjadi

kehilangan arah. Dengan kemampuan nalar pulalah, seseorang dapat

mencerna unsur-unsur penting yang ada pada alam ini sebagai satu

kesatuan sunnatullah. 51 Dari belajar itulah akan menimbulkan

pengaruh yang kuat pada seseorang, oleh karena itu Allah selalu

mengajak manusia untuk berfikir kritis, melatih otak dan hati manusia.

Dalam hal ini pembelajaran pada pelajaran aqidah akhlak yang

mengajarkan tentang tingkah laku manusia seutuhnya yaitu terhadap

Tuhan, sesama dan alam sekitar. Dalam pembelajaran aqidah akhlak

bukan saja ditekankan pada kognitifnya saja yaitu dengan membaca

50 M. Yaniyullah Delta Auliya, Melejitkan Kecerdasan Hati dan Otak, (Jakarta, Raja

Grafindo, 2005), hlm. 15 51 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual;

The ESQ Way 165 1 Ihsan, 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (Jakarta: Arga, 2006), Cet. XXIX, hlm. 182

Page 47: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

35

namun juga pada bidang afektif (tingkah laku) yaitu berupa tingkah

laku orang lain dan alam sekitarnya yang bisa dijadikan sebagai

teladan. Penekanan pentingnya berfikir serta belajar ini sangat

dimuliakan oleh Allah.52 Karena selain predikat keutamaan sebagai

kaum muslimin yang beriman serta yang terus menerus berfikir

tentang hakekat penciptaannya di muka bumi yang hampir di sebutkan

Allah di setiap ayatnya, maka keutamaan manusia yang belajar aqidah

akhlak ialah mampu menyelamatkan dirinya dan sesamanya dari

kehancuran dan juga dapat mendorong manusia pada kemajuan

peradaban. Oleh karena itu manusia diwajibkan untuk belajar, baik

dari peristiwa-peristiwa, buku-buku, pengalaman-pengalaman diri

sendiri dan orang lain yang intinya dapat dipetik untuk dijadikan

teladan, peringatan ataupun kesimpulan.

6. Melatih simulasi dan visualisasi. Dalam hal ini penulis mencontohkan

pada sebuah ritual keagamaan, yaitu shalat yang merupakan visualisasi

dan simulasi dari kehidupan dan idialisme sebuah cita-cita yang luhur.

Shalat yang disebut sebagai do’a dapat memvisualisasikan otak kanan.

Jadi semakin banyak orang melakukan shalat secara rutin maka tingkat

visualisasinya semakin baik pula yang akan mengantarkan seseorang

pada cita-cita yang diharapkannya.

7. Melatih prinsip keteraturan. Disiplin merupakan sebuah contoh sikap

dari keteraturan, sikap disiplin inilah yang akan mampu menjaga dan

memelihara tatanan masyarakat, tanpa disiplin maka masyarakat akan

hancur.

Dari beberapa pelatihan tersebut yang bertujuan pada pengendalian

emosi dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika sudah terbiasa

dalam kesehariannya, maka dinamakan sebagai akhlak. Di dalam Islam

hal-hal yang tersebut seperti konsistensi (istiqomah), kerendahan hati

(tawadlu), totalitas (kaffah), integritas dan penyempurnaan (ihsan) dan

keseimbangan (tawazun), semua itu disebut akhlakul karimah.

52 Ibid, hlm. 184.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

36

Jadi semakin jelas jika keberhasilan dalam mempelajari aqidah

akhlak manusia tersebut akan dapat mengendalikan dan menguasai

emosinya secara menyeluruh. Atau dengan kata lain semakin tinggi

prestasi pelajaran aqidah akhlak semakin tinggi pula kecerdasan emosi

seseorang.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Dari hasil survei kepustakaan di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang, penelitian yang mengkaji mengenai prestasi belajar aqidah akhlak

dan kecerdasan emosi sangatlah banyak, diantaranya:

1. Penelitian yang berjudul ”Studi Korelasi Antara Prestasi Belajar Aqidah

Akhlak dengan Perilaku Sosial Anak Usia Pubertas di MTs Darul Hikmah

Meganti Kedung Jepara” oleh Mukhlisin pada tahun 2002 menyatakan

”ada korelasi positif antara prestasi belajar aqidah akhlak dengan perilaku

sosial anak usia pubertas”.

2. Penelitian yang berjudul ”Menanamkan EQ Melalui Kisah-kisah Dalam

Al-Qur’an” Oleh Hasanudin pada tahun 2002, yang berkisar pada cara

mengajarkan EQ kepada anak melalui cerita-cerita dalam al-Qur’an.

3. Penelitian yang berjudul ”Upaya Pengembangan Kecerdasan Emosional

Siswa di SD Hj. Isriati, Baiturrahman Semarang” Oleh Shokhifah pada

tahun 2005 yang memfokuskan pada usaha dalam mengembangkan

kecerdasan emosional yang dilakuan guru terhadap siswanya.

C. Pengajuan Hipotesis

Untuk menghindari penelitian yang tidak terarah dan memberikan

batasan yang tegas, maka diperlukan hipotesis; yaitu perumusan jawaban

sementara terhadap suatu soal yang dimaksud sebagai tuntunan untuk mencari

jawaban yang sebenarnya.

Adapun hipotesis yang peneliti ajukan berkenaan dengan penelitian ini

ialah ”Ada hubungan positif antara prestasi pelajaran aqidah akhlak dengan

kecerdasan emosi siswa kelas VIII MTs N 1 Semarang”. Artinya apabila

Page 49: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

37

prestasi pelajaran aqidah akhlak pada siswa baik, maka baik pula kecerdasan

emosi pada siswa kelas VIII MTs N 1 Semarang.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

37

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang

mempunyai langkah-langkah sistematis.1 Secara sederhana metodologi penelitian

dapat diartikan sebagai cara yang digunakan dalam melakukan penelitian yang

meliputi prosedur penelitian dan teknik penelitian. Dalam metodologi penelitian

ini akan diuraikan antara lain: tujuan penelitian, waktu dan tempat penelitian,

variabel penelitian, metode penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan

sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisa data dan hipotesis.

A. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan hal yang pokok, yang akan memberikan

arahan dalam melakukan penelitian terhadap peneliti, sehingga akan

memudahkan bagi peneliti untuk mengerjakan dan mencari data-data

permasalahan.

Adapun tujuan yang hendak dicapai di dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui prestasi pelajaran Aqidah Akhlak siswa MTs. N 1

Semarang.

2. Untuk mengetahui tentang kecerdasan emosi siswa MTs. N 1 Semarang.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara prestasi pelajaran Aqidah

Akhlak dengan kecerdasan emosi siswa MTs. N 1 Semarang.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Demi memperoleh data tentang hubungan antara prestasi pelajaran

Aqidah Akhlak dengan kecerdasan emosi siswa, maka penelitian ini

dilakukan:

Waktu penelitian : Pada tanggal 1 sampai dengan 30 November 2007.

Tempat penelitian : MTs N 1 Semarang.

1 Husairi Usman dan Purmono Setiadi Akbar, Metodologi Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 42.

Page 51: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

38

Alamat : Jln. Kethileng Raya Baru Semarang

C. Variabel Penelitian

Variabel ialah obyek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi

titik perhatian suatu penelitian.2 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel,

yaitu variabel independent (pengaruh/ bebas) dan variabel dependent

(terpengaruh/ terikat). Variabel tersebut yaitu:

1. Variabel independent (pengaruh/ bebas)

Variabel independent di sini ialah prestasi pelajaran Aqidah Akhlak (X)

dengan indikator sebagai berikut:

- Prestasi pada nilai raport semester gasal dan genap tahun ajaran

2006/2007, yaitu dengan penilaian pada pengetahuan dan pengamalan

siswa.

2. Variabel dependent (terpengaruh/ terikat)

Variabel dependent di sini ialah kecerdasan emosi siswa (Y) dengan

indikator:

- Kesadaran diri

- Pengaturan diri

- Motivasi

- Empati

- Keterampilan sosial

D. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan jenis pendekatan

correlation research (penelitian korelasi), yang bertujuan untuk mendeteksi

sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi

pada satu atau lebih faktor lain, berdasarkan pada koefisien korelasi. Metode

penelitian korelasi merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara

menggabungkan variabel bebas (X), yaitu prestasi pelajaran Aqidah Akhlak

2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), hlm. 94.

Page 52: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

39

yang berpengaruh pada variabel terikat (Y), yaitu kecerdasan emosi siswa

yang dipakai untuk menganalisis data-data tersebut adalah dengan

menggunakan analisis data satu prediktor.

E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi dan sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Jadi semua elemen

yang terdapat di dalam wilayah penelitian merupakan obyek yang harus

diteliti. Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi

penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII MTs N 1 Semarang . Jumlah

semua siswa kelas VIII MTs N 1 Semarang ialah 253 siswa.

Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang

diteliti. Oleh karena populasinya besar sementara kemampuan peneliti

terbatas, maka peneliti menggunakan penelitian sample. Menurut pendapat

Suharsimi Arikunto bahwa “Apabila subjeknya kurang dari 100, maka

lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih dari 100, maka dapat

diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.3

Berdasarkan pendapat ini maka peneliti menetapkan 20% dari

populasi untuk dijadikan sampel. Berarti jumlah yang diambil peneliti

adalah 20% dari 253 siswa yaitu 51 siswa sebagai sample.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Berkaitan dengan teknik pengambilan sample, penulis memilih

random sampling, yaitu pemilihan ukuran sampel dari suatu populasi

dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan semua

kemungkinan penggabungannya yang diseleksi sebagai sampel

mempunyai peluang yang sama.4 Teknik pengambilan sampel ini juga

berkelompok karena keseluruhan populasi dikelompokkan ke dalam kelas-

kelas yaitu kelas A, kelas B, kelas C, Kelas D, kelas E, kelas F, dan

3 Ibid., hlm. 112. 4 Consuelo G. Sevilla, Pengantar Metode Penelitian, Terj. Alimuddin Tuwu, (Jakarta; UI

Press, 1993), Cet. I, hlm. 163

Page 53: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

40

kelas G. Teknik ini juga acak karena seluruh individu dalam populasi

tersebut mempunyai kemungkinan yang sama untuk terpilih menjadi

sampel.

Peneliti mengambil siswa 51 (20%) dari populasi sebagai sample.

Sebagaimana disebutkan Suharsimi Arikunto bahwa untuk populasi yang

terdiri dari 100 orang atau lebih, maka peneliti bisa mengambil antara 10-

15% atau 20-25% atau lebih dari populasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data dari lapangan peneliti menggunakan instrumen

angket (kuesioner), pengamatan (observasi), dokumentasi, dan wawancara

(interview).

Dalam rangka untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode

sebagai berikut:

1. Metode Angket

Metode angket adalah “Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”.5 Metode ini digunakan untuk

mendapatkan data yang berkaitan dengan responden yang menjadi obyek

penelitian.

2. Metode Observasi

Metode observasi yaitu metode yang dilakukan dengan cara

memperhatikan sesuatu menggunakan mata atau pengamatan langsung.

Penggunaan metode ini didasarkan pada alasan bahwa penelitian ini akan

lebih akurat. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang

situasi umum sekolah, yaitu keadaan dan letak geografis, struktur

organisasi, sarana dan prasarana dan lain-lain di MTs N 1 Semarang.

3. Metode Interview

Metode interview yaitu suatu metode pengumpulan data dengan

jalan Tanya jawab sepihak yang dikerjakan sistematis dan berlandaskan

5 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 128.

Page 54: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

41

pada tujuan penelitian.6 Metode ini digunakan untuk mengadakan

wawancara dengan pihak sekolah tentang situasi proses belajar mengajar

di kelas.

4. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu “Suatu metode yang digunakan dengan

cara menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,

dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan

sebagainya.7 Metode ini digunakan untuk memperoleh data jumlah siswa,

data hasil belajar aqidah akhlak yang diambil dari nilai standar dan nilai

raport siswa, keadaan guru, karyawan, peserta didik dan data lain yang

diperlukan.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Pendahuluan

Setelah data terkumpul yang berisi tentang nilai raport pada

pelajaran aqidah akhlak dan kecerdasan emosi, yang kemudian

dimasukkan ke dalam tabel persiapan. Dari tabel masing-masing variabel

tersebut kemudian dicari mean dengan rumus:

NMM Σ

=

Keterangan:

M : Nilai rata-rata/mean

ΣM : Jumlah keseluruhan nilai rata-rata yang dicari.

N : Jumlah responden.

2. Analisis uji hipotesis

Pada tahap ini menghitung lebih lanjut pada distribusi frekuensi dan

diajukan dengan uji hipotesis, yaitu dengan menggunakan rumus regresi

satu prediktor. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

6 Sutrisno Hadi, Metodologi Research II. (Yogyakarta, Yayasan Penerbitan Fakultas

Psikologi UGM, 2004), hlm. 218. 7 Ibid., hlm. 135.

Page 55: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

42

a. Mencari korelasi antara prediktor dan kriterium melalui teknik korelasi

moment tangkar pearson untuk mencari hubungan antara variable

bebas (X) dengan variable terikat (Y). Adapun langkah-langkahnya

sebagai berikut:

( ) ( )( )( ){ } ( ){ }2222 .. yyNxxN

yxxyNrxy

Σ−Σ−Σ

ΣΣ−Σ= 8

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi variabel X dan variabel Y

ΣX : Variabel bebas, yaitu prestasi pada nilai raport

ΣY : Variabel terikat, yaitu kecerdasan emosi

N : Jumlah responden (sampel)

Σ : Sigma (jumlah)

b. Uji signifikansi korelasi melalui uji tabel t sebagai berikut:

( )21

2

r

Nrt xy

−=

c. Mencari persamaan garis regresi

y = a + bX 9

Keterangan:

Y : (baca y topi), subyek variabel terikat yang diproyeksikan

X : variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan

a : nilai konstanta harga y, jika X = 0

b : nilai arah sebagai penentu prediksi yang menunjukkan nilai

peningkatan (X) atau nilai penurunan variabel Y .

d. Uji signifikansi nilai Freg

Berikut ringkasan rumus-rumus analisis regresi dengan satu

prediktor skor deviasi.10

8 I Made Putrawan, Pengujian Hipotesis dalam Penelitian-penelitian Sosial, (Jakarta:

Rineka Cipta, 1990), Cet. I, hlm. 119. 9 http://analistat.com/regresi/regresilinear.php. 10 Ibid.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

43

Sumber variasi Db Jk Rk Freg

Regresi (reg) 1 ( )2

2

xxyΣΣ

reg

reg

dbjk

res

reg

RkRk

Residu (res) N-2 ( )2

22

xxyyΣΣ

=Σres

res

dbjk

res

reg

RkRk

Total N-1 2yΣ

3. Analisis Lanjut

Analisis ini akan menguji signifikansi untuk membandingkan Freg

yang telah diketahui Ft (Ft 5% atau 1%) dengan kemungkinan.

b. Jika Freg > Ft 5% atau 1%, maka hasilnya signifikan (diterima).

c. Jika Freg < Ft 5% atau 1%, maka hasilnya non signifikan (ditolak).

Page 57: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum MTs N I Semarang

1.1. Profil MTs N I Semarang

Madrasah Tsanawiyah Negeri I Semarang merupakan salah satu

lembaga pendidikan menengah di kota Semarang yang memiliki peran

strategis pada masa datang dalam rangka mempersiapkan generasi

muda yang beriman, berilmu, cerdas, jujur dan bertanggung jawab

sebagai salah satu ciri ke-Islam-an. Dari peran inilah, MTs N I

Semarang diharapkan mampu membentuk manusia sempurna

seutuhnya menurut nilai-nilai Islam.

Pada awal mulanya MTs N I Semarang merupakan alih fungsi

dari Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN), yang berdasarkan SK

Menteri Agama RI No. 113 Tahun 1978 pada tanggal 7 Desember

1978 tentang perubahan status dari PGAN Semarang beralih menjadi

MTs N I Semarang mulai berlaku pada ajaran baru 1 Juni 1979.

Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) semula bertempat di jln.

Sisingamangaraja 5, yang kemudian pada tahun 1993 menempati

gedung yang berada di Jl. Ketileng Raya Baru sampai dengan

sekarang dengan nama MTs N I Semarang

Pada awalnya MTs. N I Semarang menggunakan kurikulum

1994 yang berisi daftar mata pelajaran yang harus ditempuh oleh

siswa untuk menyelesaikan studinya. Namun berdasarkan surat edaran

kepala kantor wilayah Departemen Agama Jawa Tengah No. WK/5.a/

PP.00/2004 pada tanggal 14 April 2004, menggunakan Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK) mulai tahun ajaran 2004/2005. dan

belum genap masa penggunaan kurikulum tersebut, oleh pemerintah

diganti dengan kurikulum baru, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan

Page 58: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

45

Pelajaran (KTSP) yang dalam pelaksanaannya telah disesuaikan

dengan kurikulum di MTs N I Semarang.

1.2. Visi dan Misi MTs N I Semarang

Dalam menjalankan proses pendidikan MTs N I Semarang

memiliki semangat yang tinggi, yaitu berusaha untuk senantiasa

meningkatkan dan mengembangkan potensi SDM siswa semaksimal

mungkin, dengan menciptakan Nilai Akhlak Mulia (NAM) dan nilai

evaluasi belajar

Visi MTs N I Semarang ialah berakhlak terpuji dan bersaing

dalam prestasi. Selain itu, MTs N I Semarang juga memiliki misi

sebagai berikut:

a. USWAH HASANAH NABI SEBAGAI IDOLA

b. BANGGA TERHADAP AGAMANYA

c. BERDEDIKASI TINGGI

d. DISIPLIN DAN BERSAHAJA

e. MEMILIKI TANGGUNG JAWAB KEILMUAN, DAN

f. OUTPUT YANG UNGGUL

1.3. Kondisi Personalia

Dalam perjalanannya, MTs N I Semarang memiliki beberapa

orang pemimpin yang pernah menjabat menjadi kepala sekolah,

diantaranya:

a. SOEBARI MUSYTAQ, BA TAHUN 1976 SAMPAI 1980

b. DRS. H. MUHAMMADI TAHUN 1980 SAMPAI 1988

c. DRS. H. HARYONO TAHUN 1988 SAMPAI 1994

d. DRS. H. MUHAMMAD ASYIQ TAHUN 1994 SAMPAI 1998

e. DRS. H. ISTICHSAN TAHUN 1998 SAMPAI 2002

f. DRS. NASICHUN TAHUN 2002 SAMPAI 2003

g. DRS. H. FIRDAUS FAISOL TAHUN 2003 SAMPAI SEKARANG

SECARA KUANTITATIF JUMLAH TENAGA PENGAJAR YANG ADA DI

MTS N I SEMARANG BERJUMLAH 53 ORANG YANG MELAYANI KURANG

LEBIH 920 SISWA. DI MTS N I SEMARANG TENAGA PENDIDIK YANG ADA

Page 59: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

46

BERASAL DARI PEGAWAI DEPARTEMEN AGAMA (NIP. 15) DAN

ADAPULA YANG BERASAL DARI PEGAWAI DEPARTEMEN PENDIDIKAN

NASIONAL (NIP. 13) DENGAN PENDIDIKAN TERAKHIR S1, S2, DARI

IAIN, UNNES, UNDIP, DAN IKIP. DAN MEMILIKI TENAGA

ADMINISTRASI SEBANYAK 9 ORANG. (TERLAMPIR)

1.4. KONDISI SISWA

KEADAAN SISWA MTS N I SEMARANG TIDAK KALAH DENGAN

SLTP/MTS LAINNYA, KARENA SAMPAI SEKARANG SISWA MTS N I

SEMARANG MENCAPAI PENINGKATAN YANG SANGAT BAIK. UNTUK

MENGETAHUI KEADAAN SISWA MTS N I SEMARANG TAHUN AJARAN

2007/2008 DAPAT DILIHAT DALAM TABEL BERIKUT:

TABEL 1

JUMLAH SISWA MTS N I SEMARANG

NO. KELAS JUMLAH

1. KELAS VII 346

2. KELAS VII 320

3. KELAS IX 253

JUMLAH 919

1.5. KONDISI FISIK SEKOLAH

DEMI TERCAPAINYA TUJUAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH, MAKA

MTS N I SEMARANG MENYEDIAKAN FASILITAS SEKOLAH,

DIANTARANYA SEBAGAI BERIKUT;

a. Jumlah Kelas

Jumlah ruang kelas seluruhnya di MTs N I Semarang ialah

sebanyak 24 kelas dengan penataan memanjang kebelakang.

b. BANGUNAN LAIN

SALIN KELAS, DI MTS N I SEMARANG JUGA TERDAPAT

FASILITAS LAIN DIANTARANYA;

1. RUANG PRAMUKA

2. MUSHOLLA

Page 60: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

47

3. RUANG OSIS

4. PERPUSTAKAAN

5. RUANG KETERAMPILAN

6. TEMPAT OLAH RAGA

7. RUANG TATA USAHA (TU)

8. AULA (GEDUNG SERBA GUNA)

9. LABORATORIUM KOMPUTER

10. LABORATORIUM BAHASA

11. LABORATORIUM MIPA

12. RUANG UKS

13. KOPERASI SISWA

14. RUANG BP

15. KANTIN SEKOLAH

16. PARKIR, DAN

17. KAMAR MANDI (GURU DAN SISWA)

1.6. STRUKTUR SEKOLAH MTS N I SEMARANG

SUPAYA MEKANISME KERJA BERJALAN DENGAN LANCAR DAN

TERTIB, MAKA DIPERLUKAN ORANG YANG BERTANGGUNG JAWAB

DALAM BIDANG MASING-MASING YANG AKAN MEMEGANG RODA

ORGANISASI SUPAYA DAPAT BERJALAN KE ARAH YANG LEBIH BAIK

(DITENTUKAN). BERKENAAN DENGAN HAL TERSEBUT, MAKA

DISUSUNLAH STRUKTUR SEKOLAH. ADAPUN STRUKTUR SEKOLAH MTS

N I SEMARANG SEBAGAIMANA TERLAMPIR.

2. DATA TENTANG PRESTASI PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DAN

KECERDASAN EMOSI

DALAM MENCARI DATA TENTANG PRESTASI PELAJARAN AQIDAH

AKHLAK, PENULIS MENGGUNAKAN NILAI RAPORT RESPONDEN, YANG

NANTINYA AKAN DIHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS STATISTIK.

Page 61: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

48

ADAPUN DATA TENTANG PRESTASI PELAJARAN AQIDAH AKHLAK

SISWA KELAS VIII MTS N I SEMARANG , DAPAT DILIHAT DALAM TABEL

BERIKUT:

TABEL 2

DATA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH AKHLAK

Resp. Smt. Gasal Smt. Genap Total Resp_1 70 70 70 70 68 69 69.5 Resp_2 65 65 65 70 68 69 67 Resp_3 65 65 65 80 78 79 72 Resp_4 67 70 68.5 79 79 79 73.75 Resp_5 70 70 70 80 79 79.5 74.75 Resp_6 75 75 75 80 79 79.5 77.25 Resp_7 70 69 69.5 80 76 78 73.75 Resp_8 75 75 75 88 82 85 80 Resp_9 70 75 72.5 81 79 80 76.25 Resp_10 65 65 65 69 67 68 66.5 Resp_11 67 72 69.5 85 80 82.5 76 Resp_12 72 75 73.5 89 80 84.5 79 Resp_13 73 75 74 65 72 68.5 71.25 Resp_14 75 75 75 87 80 83.5 79.25 Resp_15 72 68 70 85 80 82.5 76.25 Resp_16 89 80 84.5 72 75 73.5 79 Resp_17 78 80 79 88 85 86.5 82.75 Resp_18 72 75 73.5 80 80 80 76.75 Resp_19 65 65 65 72 70 71 68 Resp_20 74 76 75 80 80 80 77.5 Resp_21 76 73 74.5 86 81 83.5 79 Resp_22 70 69 69.5 80 76 78 73.75 Resp_23 76 73 74.5 89 82 85.5 80 Resp_24 75 75 75 84 80 82 78.5 Resp_25 65 65 65 70 70 70 67.5 Resp_26 82 80 81 84 80 82 81.5 Resp_27 65 65 65 74 70 72 68.5 Resp_28 65 65 65 70 68 69 67 Resp_29 76 74 75 70 70 70 72.5 Resp_30 65 64 64.5 70 70 70 67.25 Resp_31 68 67 67.5 86 85 85.5 76.5 Resp_32 65 65 65 70 69 69.5 67.25 Resp_33 80 80 80 84 80 82 81 Resp_34 65 65 65 78 70 74 69.5

Page 62: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

49

Resp_35 65 65 65 70 68 69 67 Resp_36 65 65 65 70 68 69 67 Resp_37 65 65 65 68 66 67 66 Resp_38 70 70 70 70 68 69 69.5 Resp_39 80 80 80 78 76 77 78.5 Resp_40 65 65 65 68 65 66.5 65.75 Resp_41 65 65 65 70 68 69 67 Resp_42 65 65 65 70 68 69 67 Resp_43 65 65 65 86 84 85 75 Resp_44 65 65 65 68 66 67 66 Resp_45 70 69 69.5 79 79 79 74.25 Resp_46 78 80 79 88 85 86.5 82.75 Resp_47 80 78 79 84 80 82 80.5 Resp_48 75 75 75 80 79 79.5 77.25 Resp_49 75 74 74.5 86 82 84 79.25 Resp_50 75 75 75 88 82 85 80 Resp_51 67 72 69.5 85 80 82.5 76

SEDANGKAN DALAM MENCARI DATA TENTANG KECERDASAN EMOSI,

PENULIS MENGGUNAKAN ANGKET. YAITU DENGAN CARA MENGUMPULKAN

INFORMASI DENGAN MEMBERIKAN SEJUMLAH PERNYATAAN ATAUPUN

PERTANYAAN TERTULIS TERHADAP RESPONDEN.

ANGKET TENTANG KECERDASAN EMOSI TERDIRI DARI LIMA

INDIKATOR, DIANTARANYA;

1. KESADARAN DIRI

2. PENGATURAN DIRI

3. MOTIVASI

4. EMPATI, DAN

5. KETERAMPILAN SOSIAL.

DARI INDIKATOR-INDIKATOR KECERDASAN EMOSI TERSEBUT, PENULIS

MEMBERIKAN LIMA PERNYATAAN YANG BERSIFAT POSITIF PADA SETIAP

INDIKATOR. DAN UNTUK MENGANALISIS HASIL JAWABAN ANGKET

KECERDASAN EMOSI DIGUNAKAN SKORING SEBAGAI BERIKUT: UNTUK

PERNYATAAN JAWABAN SELALU (S) MENDAPAT SKOR 4, SERING (SR)

MENDAPAT SKOR 3, KADANG-KADANG (KD) MENDAPAT SKOR 2, DAN TIDAK

PERNAH (TP) MENDAPAT SKOR 1.

Page 63: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

50

ADAPUN DATA HASIL ANGKET KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS VIII

MTS N I SEMARANG DAPAT DILIHAT DALAM TABEL BERIKUT:

TABEL 3

DATA ANGKET KECERDASAN EMOSI SISWA

INDIKATOR Kesad. Diri Pengat. Diri Motivasi Empati Ket. Sosial TotalResponden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Resp_1 4 3 4 2 3 4 4 2 3 4 4 3 4 2 3 2 3 3 3 4 4 2 3 3 2 78 Resp_2 4 3 3 3 2 2 4 4 2 2 2 4 3 1 2 2 4 4 4 2 3 3 3 2 3 71 Resp_3 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 2 4 3 4 85 Resp_4 4 2 4 2 2 4 2 4 3 2 2 3 4 4 3 4 4 1 3 3 2 3 4 3 2 74 Resp_5 2 4 4 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 86 Resp_6 4 2 4 2 4 4 4 2 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 2 3 4 2 4 3 1 80 Resp_7 3 4 4 2 4 2 3 2 4 4 2 3 2 1 3 3 3 4 1 2 4 2 3 2 3 70 Resp_8 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 2 2 4 4 4 2 4 2 2 4 3 82 Resp_9 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 2 4 3 2 82 Resp_10 1 2 4 2 3 2 4 1 1 2 3 2 2 1 4 3 3 1 3 2 1 1 2 4 4 58 Resp_11 4 3 3 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 87 Resp_12 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 2 4 3 2 87 Resp_13 4 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 4 2 3 2 2 4 2 4 60 Resp_14 4 3 3 2 3 2 4 2 4 4 2 2 3 1 2 2 4 4 3 2 4 3 3 3 2 71 Resp_15 4 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 4 3 2 3 4 2 2 2 3 4 3 4 68 Resp_16 2 2 4 2 2 2 4 2 4 4 2 2 2 4 2 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 74 Resp_17 4 4 4 2 2 4 2 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 4 3 4 2 84 Resp_18 4 3 4 2 2 4 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 63 Resp_19 4 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 2 2 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 79 Resp_20 4 3 2 4 2 3 2 4 2 4 2 2 2 1 2 2 4 4 3 4 4 3 3 2 3 71 Resp_21 4 2 3 2 4 4 3 2 4 2 2 4 4 2 3 3 4 2 4 4 4 3 4 2 3 78 Resp_22 4 3 2 4 3 2 3 2 1 4 4 2 4 2 4 2 2 4 3 2 4 2 2 4 4 73 Resp_23 4 2 2 3 2 2 3 2 4 2 3 2 2 4 4 2 2 3 2 2 3 4 4 4 4 71 Resp_24 4 3 4 4 3 4 4 2 2 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 2 3 2 2 2 4 81 Resp_25 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 2 2 2 4 4 2 2 4 2 2 79 Resp_26 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 80 Resp_27 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 4 3 4 2 3 4 4 2 2 4 4 4 4 86 Resp_28 3 4 4 3 2 4 2 2 2 3 4 3 2 3 4 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 67 Resp_29 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 80 Resp_30 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 85 Resp_31 4 3 3 4 2 3 2 2 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 2 3 2 4 2 78 Resp_32 4 2 2 4 4 4 4 3 2 4 4 2 3 2 4 4 2 1 2 4 2 4 3 2 2 74

Page 64: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

51

Resp_33 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 3 4 4 1 3 4 4 2 4 3 2 83 Resp_34 4 3 4 3 4 3 2 4 4 4 2 1 4 1 1 4 4 4 3 3 4 2 2 3 4 77 Resp_35 4 2 4 2 3 2 3 2 4 3 4 2 2 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 4 2 73 Resp_36 4 3 3 2 3 4 2 2 2 3 3 2 4 4 3 1 4 2 2 3 4 2 4 4 3 73 Resp_37 4 3 4 4 3 4 4 2 2 3 4 2 3 2 3 3 4 4 4 2 4 4 2 3 2 79 Resp_38 3 2 2 4 2 3 4 2 2 4 4 2 3 2 2 3 3 4 3 4 2 4 2 2 3 71 Resp_39 4 3 4 2 2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 85 Resp_40 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 57 Resp_41 2 2 2 3 2 2 2 3 4 4 3 1 4 1 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 63 Resp_42 4 2 2 3 4 4 4 2 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 63 Resp_43 3 2 2 3 2 4 2 4 2 4 4 2 3 2 2 4 4 3 3 3 2 4 2 3 2 71 Resp_44 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 4 64 Resp_45 3 2 4 2 3 2 4 3 3 2 2 4 4 2 4 3 3 4 3 2 3 2 4 3 3 74 Resp_46 3 2 2 2 2 4 2 3 4 4 2 2 2 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 72 Resp_47 4 2 4 2 4 4 4 2 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 2 3 4 2 4 3 1 80 Resp_48 4 2 4 2 2 4 4 2 3 4 2 4 2 3 2 2 3 3 4 4 4 2 4 4 4 78 Resp_49 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 2 3 3 3 4 4 4 4 2 4 3 2 3 1 4 80 Resp_50 4 4 3 4 4 3 4 2 2 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 86 Resp_51 3 4 4 4 4 2 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 2 2 3 4 3 4 85

Jumlah 3856

B. PENGUJIAN HIPOTESIS

PADA BAGIAN INI AKAN DIBAHAS MENGENAI PENGOLAHAN DATA ATAU

ANALISIS DARI PRESTASI PADA NILAI RAPORT DAN ANALISIS HASIL JAWABAN

ANGKET KECERDASAN EMOSI YANG TERDIRI DARI LIMA INDIKATOR, YAITU:

KESADARAN DIRI, PENGENDALIAN DIRI, MOTIVASI, EMPATI, DAN KETERAMPILAN

SOSIAL.

DALAM MENGETAHUI ADA TIDAKNYA HUBUNGAN ANTARA PRESTASI

PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DENGAN KECERDASAN EMOSI SISWA MTS N I

SEMARANG, PENULIS AKAN MENGADAKAN ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN

ANALISIS KUANTITATIF ATAU ANALISIS STATISTIK, YANG DAPAT DIJELASKAN

SEBAGAI BERIKUT:

1. ANALISIS PENDAHULUAN

DARI HASIL DATA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DAN

KECERDASAN EMOSI SISWA DAPAT DIKETAHUI RERATA DARI KESELURUHAN

RESPONDEN YANG DAPAT DILIHAT PADA TABEL BERIKUT:

TABEL 4

TABEL RERATA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH AKHLAK

Page 65: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

52

DAN KECERDASAN EMOSI SISWA

Rerata X Rerata Y69.5 3.12

67 2.84 72 3.40

73.75 2.96 74.75 3.44 77.25 3.20 73.75 2.80

80 3.28 76.25 3.28 66.5 2.32

76 3.48 79 3.48

71.25 2.40 79.25 2.84 76.25 2.72

79 2.96 82.75 3.36 76.75 2.52

68 3.16 77.5 2.84

79 3.12 73.75 2.92

80 2.84 78.5 3.24 67.5 3.16 81.5 3.20 68.5 3.44

67 2.68 72.5 3.20

67.25 3.40 76.5 3.12

67.25 2.96 81 3.32

69.5 3.08 67 2.92 67 2.92 66 3.16

69.5 2.84 78.5 3.40

65.75 2.28 67 2.52 67 2.52 75 2.84 66 2.56

74.25 2.96

Page 66: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

53

82.75 2.88 80.5 3.20

77.25 3.12 79.25 3.20

80 3.44 76 3.40

3765 154.24 UNTUK MENGETAHUI RATA-RATA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH

AKHLAK SISWA KELAS VIII MTS N I SEMARANG, MAKA DENGAN

MENGGUNAKAN RUMUS SEBAGAI BERIKUT:

a. Mencari interval kelas dengan rumus sebagai berikut:

K = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3,3 log 51

= 1 + 5,61

= 6,61, dibulatkan menjadi 7.

b. MENCARI RANGE

R = H - L

KETERANGAN:

R = RANGE

H = NILAI TERTINGGI

L = NILAI TERENDAH

DENGAN DEMIKIAN,

R = H – L

= 82,75 – 65,75

= 17

c. Untuk menentukan interval kelas

KRi =

74285714285,27

17

=

=

Dibulatkan menjadi 2.

Jadi interval kelas ialah 2 dan jumlah interval ialah 7.

Page 67: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

54

d. UNTUK MENCARI MEAN

NMM Σ

=

Keterangan:

M : Nilai rata-rata/mean

ΣM : Jumlah keseluruhan nilai rata-rata yang dicari.

N : Jumlah responden.

Dengan demikian

NMM Σ

=

8235294117,7351

3765

=

=

Adapun untuk mengetahui kualitas variabel prestasi pelajaran aqidah

akhlak kelas VIII dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 5

Tabel kualitas prestasi pelajaran aqidah akhlak

Interval Frekuensi Prosentase Keterangan

40-59 0 0% Kurang

60-69 18 35,5% Cukup

70-79 25 49,3% Baik

80-90 8 15,8% Baik sekali

DARI DATA DI ATAS DAPAT DIKETAHUI BAHWA INTERVAL 40-59

DENGAN NILAI 0%, UNTUK INTERVAL 60-69 DENGAN NILAI 35,5%, UNTUK

INTERVAL 70-79 DENGAN NILAI 49,3% DAN UNTUK INTERVAL 80-90

DENGAN NILAI 15,8%.

DARI ANALISA DATA DI ATAS DIKETAHUI BAHWA PRESTASI

PELAJARAN AQIDAH AKHLAK SISWA KELAS VIII MTS N I SEMARANG

TERMASUK DALAM KATEGORI BAIK YAITU BERADA PADA INTERVAL 70-79

DENGAN NILAI RATA-RATA 73,82.

Page 68: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

55

UNTUK MENGETAHUI RATA-RATA KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS

VIII MTS N I SEMARANG, MAKA DIGUNAKAN RUMUS SEBAGAI BERIKUT:

a. Mencari interval kelas dengan rumus

K = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3,3 log 51

= 1 + 5,61

= 6,61, dibulatkan menjadi 7.

b. MENCARI RANGE DENGAN RUMUS SEBAGAI BERIKUT

R = H – L

= 3,48 – 2,28

= 1,20

c. Untuk menentukan interval kelas dengan rumus sebagai berikut:

KRi =

720,1

=

= 0,17142857142 atau 0,17

Jadi interval kelas ialah 0,17 dan jumlah interval adalah 7.

d. Untuk mengetahui rata-rata (mean) kecerdasan emosi siswa dengan

rumus:

NMM Σ

=

5124,154

=

= 3,02

ADAPUN UNTUK MENGETAHUI KUALITAS KECERDASAN EMOSI SISWA

PERLU DIBUAT TABEL SEBAGAI BERIKUT:

Tabel 6

Tabel kualitas kecerdasan emosi siswa

Interval Frekuensi Prosentase Keterangan

Page 69: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

56

1,25-2,0 0 0% Kurang

2,05-2,8 16 31,7% Cukup

2,85-3,6 35 68,7% Baik

3,65-4,4 0 0% Baik sekali

Dari tabel di atas diketahui bahwa interval 1,25-2,0 dengan nilai

0%, interval 2,05-2,8 dengan nilai 31,7%, interval 2,85-3,6 dengan nilai

68,7% dan interval 3,65-4,4 dengan nilai 0%.

Dari analisa data di atas dapat diketahui bahwa kecerdasan emosi

siswa kelas VIII MTs N I Semarang termasuk dalam kategori baik yaitu

pada interval 2,85-3,6 dengan nilai rata-rata 3,02.

2. ANALISIS UJI HIPOTESIS

PENGUJIAN HIPOTESIS DIMAKSUDKAN UNTUK MENGOLAH DATA YANG

TELAH TERKUMPUL BAIK DARI DATA VARIABEL PRESTASI PELAJARAN

AQIDAH AKHLAK (X) DENGAN VARIABEL KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS

VIII DI MTS. N I SEMARANG (Y) YANG BERTUJUAN UNTUK MEMBUKTIKAN

DITERIMA ATAU TIDAKNYA HIPOTESIS YANG TELAH DIAJUKAN PENULIS.

UNTUK MEMUDAHKAN PENGOLAHAN DATA MAKA PERLU DIBUAT

TABEL KERJA SEBAGAIMANA DALAM TABEL BERIKUT INI:

TABEL 6

TABEL KERJA KOEFISIEN KORELASI ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DENGAN KECERDASAN EMOSI

SISWA KELAS VIII

Resp. X Y X2 Y2 XY R_1 69.50 3.12 4830.25 9.73 216.84 R_2 67.00 2.84 4489.00 8.07 190.28 R_3 72.00 3.40 5184.00 11.56 244.80 R_4 73.75 2.96 5439.06 8.76 218.30 R_5 74.75 3.44 5587.56 11.83 257.14 R_6 77.25 3.20 5967.56 10.24 247.20 R_7 73.75 2.80 5439.06 7.84 206.50 R_8 80.00 3.28 6400.00 10.76 262.40 R_9 76.25 3.28 5814.06 10.76 250.10 R_10 66.50 2.32 4422.25 5.38 154.28

Page 70: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

57

R_11 76.00 3.48 5776.00 12.11 264.48 R_12 79.00 3.48 6241.00 12.11 274.92 R_13 71.25 2.40 5076.56 5.76 171.00 R_14 79.25 2.84 6280.56 8.07 225.07 R_15 76.25 2.72 5814.06 7.40 207.40 R_16 79.00 2.96 6241.00 8.76 233.84 R_17 82.75 3.36 6847.56 11.29 278.04 R_18 76.75 2.52 5890.56 6.35 193.41 R_19 68.00 3.16 4624.00 9.99 214.88 R_20 77.50 2.84 6006.25 8.07 220.10 R_21 79.00 3.12 6241.00 9.73 246.48 R_22 73.75 2.92 5439.06 8.53 215.35 R_23 80.00 2.84 6400.00 8.07 227.20 R_24 78.50 3.24 6162.25 10.50 254.34 R_25 67.50 3.16 4556.25 9.99 213.30 R_26 81.50 3.20 6642.25 10.24 260.80 R_27 68.50 3.44 4692.25 11.83 235.64 R_28 67.00 2.68 4489.00 7.18 179.56 R_29 72.50 3.20 5256.25 10.24 232.00 R_30 67.25 3.40 4522.56 11.56 228.65 R_31 76.50 3.12 5852.25 9.73 238.68 R_32 67.25 2.96 4522.56 8.76 199.06 R_33 81.00 3.32 6561.00 11.02 268.92 R_34 69.50 3.08 4830.25 9.49 214.06 R_35 67.00 2.92 4489.00 8.53 195.64 R_36 67.00 2.92 4489.00 8.53 195.64 R_37 66.00 3.16 4356.00 9.99 208.56 R_38 69.50 2.84 4830.25 8.07 197.38 R_39 78.50 3.40 6162.25 11.56 266.90 R_40 65.75 2.28 4323.06 5.20 149.91 R_41 67.00 2.52 4489.00 6.35 168.84 R_42 67.00 2.52 4489.00 6.35 168.84 R_43 75.00 2.84 5625.00 8.07 213.00 R_44 66.00 2.56 4356.00 6.55 168.96 R_45 74.25 2.96 5513.06 8.76 219.78 R_46 82.75 2.88 6847.56 8.29 238.32 R_47 80.50 3.20 6480.25 10.24 257.60 R_48 77.25 3.12 5967.56 9.73 241.02 R_49 79.25 3.20 6280.56 10.24 253.60 R_50 80.00 3.44 6400.00 11.83 275.20 R_51 76.00 3.40 5776.00 11.56 258.40

Jumlah 3765.00 154.24 279410.88 471.55 11422.61 Rerata 73.82 3.02

Tertinggi 82.75 3.48 Terendah 65.75 2.28 Rentang 17.00 1.20 Korelasi 0.418

Page 71: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

58

DARI TABEL DI ATAS DAPAT DIKETAHUI:

N = 51 ΣX2 = 279410,88

ΣX = 3765 ΣY2 = 471,55

ΣY = 154,24 ΣXY = 11422,61

SELANJUTNYA DATA TERSEBUT DIOLAH KE DALAM RUMUS ANALISIS

REGRESI DENGAN SKOR MENTAH (ANALISIS REGRESI SATU PREDIKTOR)

DENGAN LANGKAH-LANGKAH SEBAGAI BERIKUT:

1. MENCARI KORELASI ANTARA KRITERIUM DENGAN PREDIKTOR

UNTUK MENCARI KORELASI ANTARA PREDIKTOR X DENGAN

KRITERIUM Y DAPAT DICARI MELALUI TEKNIK KORELASI MOMENT

TANGKAR DENGAN PEARSON, DENGAN RUMUS SEBAGAI BERIKUT:

a. ( )Nxxx

222 Σ−Σ=Σ

( )

511417522588,279410

51376588,279410

2

−=

−=

= 279410,88-277945,58

= 1465,3

b. ( )Nyyy

222 Σ−Σ=Σ

( )

5197,2378955,471

5124,15455,471

2

−=

−=

= 471,55-466,47

= 5,08

Page 72: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

59

c. ( )( )N

yxxyxy ΣΣ−Σ=Σ

( )( )

516,58071361,11422

5124,154376561,11422

−=

−=

= 11422,61-11386,54

= 36,07

d. ( ) ( )( )( ){ } ( ){ }2222 .. yyNxxN

yxxyNrxy

Σ−Σ−Σ

ΣΣ−Σ=

KETERANGAN:

RXY : KOEFISIEN KORELASI VARIABEL X DAN VARIABEL Y

ΣX : VARIABEL BEBAS, YAITU PRESTASI PADA NILAI RAPORT

ΣY : VARIABEL TERIKAT, YAITU KECERDASAN EMOSI

N : JUMLAH RESPONDEN (SAMPEL)

Σ : SIGMA (JUMLAH)

DENGAN DEMIKIAN:

( ) ( )( )( ){ } ( ){ }2222 .. yyNxxN

yxxyNrxy

Σ−Σ−Σ

ΣΣ−Σ=

( ) ( )( )( ) ( )[ ] ( ) ( )[ ]

{ }{ }

( )( )

051064,440051,1839

36,1936044951,1839

0724,25988,7472951,1839

9776,2378905,240491417522588,142499546,58071311,582553

24,15455,47151376588,27941051

24,154376561,114225122

=

=

=

−−−

=

−−

−=

= 0,418065602

Page 73: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

60

= 0,418

2. MENGUJI KORELASI ITU SIGNIFIKAN ATAU TIDAK

UNTUK MENGUJI KORELASI ITU SIGNIFIKANSI ATAU TIDAK, MAKA

DAPAT DILAKUKAN MELALUI UJI T SEBAGAI BERIKUT:

21

)2(

r

nrt h

−=

908447026,0926,2

825276,0926,2

174724,01251418,0

=

=

−−

=

= 3,220881258

DIBULATKAN MENJADI: 3,222

KARENA THITUNG = 3,222 > TTABEL (0,05) = 2,008 DAN THITUNG = 3,222 >

TTABEL (0,01) = 2,678 BERARTI ADA KORELASI YANG SIGNIFIKAN ANTARA X

DAN Y.

3. MENCARI PERSAMAAN REGRESI

UNTUK MENCARI PERSAMAAN GARIS MENGGUNAKAN RUMUS

SEBAGAI BERIKUT:

bxaY +=ˆ

KETERANGAN :

Y = SUBJEK DALAM VARIABEL DEPENDEN YANG DIPREDIKSIKAN

(KRITERIUM)

A = KONSTANTA (HARGA Y BILA X=0)

Page 74: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

61

B = ANGKA ARAH ATAU KOEFISIEN REGRESI

X = SUBJEK VARIABEL INDEPENDEN YANG MEMPUNYAI NILAI

TERTENTU.

DARI DATA YANG DIKUMPULKAN DAPAT DICARI:

NYY ∑

=

5124,154

=

= 3,02

NXX ∑

=

513765

=

= 73,82

UNTUK MENGETAHUI Y TERLEBIH DAHULU HARUS DICARI

HARGA B DAN A DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS SEBAGAI BERIKUT:

22 )( XXNYXXYNb

Σ−ΣΣΣ−Σ

=

1417522588,142499546,58071311,582553

)3765(88,279410.5124,154.376561,11422.512

−−

=

−−

=

= 1,207

SEDANGKAN NILAI A DAPAT DICARI MELALUI RUMUS SEBAGAI

BERIKUT:

bxYa −=

= 3,02-1,207.73,82

= 0,0246

Page 75: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

62

DARI PERHITUNGAN DI ATAS DAPAT DIKETAHUI BAHWA HARGA B

ADALAH 1,207 DAN NILAI A ADALAH 0,0246 DENGAN DEMIKIAN

PERSAMAAN GARIS REGRESINYA ADALAH Ŷ = 1,207 + 0,0246X.

4. MENCARI VARIANS GARIS REGRESI

UNTUK MENGUJI VARIAN GARIS REGRESI, MAKA DIGUNAKAN

ANALISIS REGRESI BILANGAN F (UJI F) DENGAN RUMUS SEBAGAI

BERIKUT:

res

regreg RK

RK F =

KETERANGAN :

RREG = HARGA F REGRESI

RKREG = RERATA KUADRAT GARIS REGRESI

RKRES = RERATA KUADRAT GARIS RESIDU

SEDANGKAN LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENGHITUNG UJI

SIGNIFIKANSI PADA PERSAMAAN REGRESI DENGAN MENGGUNAKAN

HITUNGAN-HITUNGAN YANG SUDAH DIMILIKI, YAITU:

Σ X2 = 279410,88 B =1,207

Σ Y2 = 471,55 A = 0,0246

Σ XY = 11422,61

SELANJUTNYA DIMASUKKAN KE DALAM RUMUS SEBAGAI

BERIKUT:

1) 2

2)(xxyJKreg ∑

∑=

( )

3,14650449,13013,1465

07,36 2

=

=

= 0,88790343274 DIBULATKAN MENJADI 0,888

2) 2

22 )(

xxyyJKres ∑

∑−∑=

Page 76: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

63

( )

3,14650449,130108,5

3,146507,3608,5

2

−=

−=

= 5,08-0,888

= 4,191

3) res

regreg db

JKRK = DI MANA DBREG = 1

1888,0

=

= 0,888

4) res

resres db

JKRK = DI MANA DBRES = N-2 ATAU DBRES = 50 – 2 =

49

49191,4

=

= 0,086

JADI, FREG NYA ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

res

regreg Rk

Rk F =

086,0888,0

=

= 10,381

SESUDAH HARGA F ATAU (FREG) DIPEROLEH KEMUDIAN

DIKONSULTASIKAN DENGAN HARGA F TABEL PADA TARAF SIGNIFIKANSI

1% DAN 5% DAN DB = N-1. HIPOTESIS DITERIMA JIKA FREG HITUNG > F

TABEL. UNTUK MENGETAHUI LEBIH LANJUT DAPAT DILIHAT DALAM

TABEL BERIKUT:

TABEL 7

TABEL RINGKASAN HASIL ANALISIS REGRESI

Page 77: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

64

FT SUMBER

VARIAN DK JK RK FREG

1% 5% KESIMPULAN

REGRESI 1 0,888 0,888 10,381 7,31 4,08

RESIDU 49 4,191 0,086

TOTAL 50 5,079

SIGNIFIKAN

HARGA FREG DIPEROLEH SEBESAR 10,381 KEMUDIAN

DIKONSULTASIKAN DENGAN HARGA F PADA TARAF 5 % SEBESAR 4,08 DAN

HARGA F PADA TARAF SIGNIFIKANSI 1 % SEBESAR 7,31 KARENA FREG > FT

PADA TARAF SIGNIFIKANSI 5 % DAN 1 %, MAKA SIGNIFIKAN DAN

HIPOTESIS YANG DIAJUKAN DITERIMA

C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

DARI HASIL PERHITUNGAN RATA-RATA VARIABEL PRESTASI PELAJARAN

AQIDAH AKHLAK SEBESAR 73,82 DAN KECERDASAN EMOSI SEBESAR 3,02

SETELAH DIKETAHUI RATA-RATA DAN KUALITAS MASING-MASING VARIABEL,

MAKA LANGKAH BERIKUTNYA IALAH ANALISIS UJI HIPOTESIS DENGAN RUMUS

REGRESI SATU PREDIKTOR. DARI ANALISIS UJI HIPOTESIS DIKETAHUI BAHWA

ADA HUBUNGAN POSITIF ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH AKHLAK

DENGAN KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS VIII MTS N I SEMARANG.

HAL INI DITUNJUKKAN DARI NILAI KOEFISIEN KORELASI DENGAN MOMENT

TANGKAR PEARSON YANG DIKETAHUI BAHWA RXY = 0,418 > RT (0,05) DAN RXY =

0,418 > RT (0,01) = 0,418 YANG BERARTI SIGNIFIKAN, DAN HIPOTESIS YANG

MENYATAKAN ADA HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH AKHLAK

DENGAN KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS VIII MTS N I SEMARANG IALAH

DITERIMA.

SEMENTARA ITU, DALAM UJI FREG DIKETAHUI BAHWA NILAINYA SEBESAR

10,381 KEMUDIAN HASIL YANG DIPEROLEH DIKONSULTASIKAN DENGAN TABEL

FT 0,05 (1 : 51) = 4,08 DAN FT 0,01 (1 : 51) = 7,31 DENGAN DEMIKIAN FREG

=10,381> FT 0,05 (1 : 51) = 4,08 SEDANGKAN FREG = 10,381> FT 0,01 (1 : 51) =

7,31 KARENA FREG > FT BERARTI SIGNIFIKAN.

Page 78: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

65

DARI URAIAN DI ATAS DAPAT DISIMPULKAN BAHWA ADA HUBUNGAN

POSITIF ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DENGAN KECERDASAN

EMOSI PADA SISWA KELAS VIII MTS. N I SEMARANG, HAL INI DITUNJUKKAN

DALAM PERSAMAAN GARIS REGRESI Y= 1,207+0,0246X

DALAM KENYATAANNYA KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS VIII DI MTS.

N I SEMARANG BUKAN SAJA DIPENGARUHI OLEH ADANYA PRESTASI YANG BAIK

PADA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK AKAN TETAPI DIPENGARUHI JUGA OLEH

FAKTOR LAIN, DI ANTARANYA ADALAH KELUARGA. KARENA KELUARGA

MERUPAKAN LEMBAGA PENDIDIKAN YANG UTAMA DAN PERTAMA BAGI

SESEORANG, SEHINGGA POLA ASUH DALAM KELUARGA ATAU KONDISI

KELUARGA DAPAT MEMPENGARUHI KECERDASAN EMOSI SISWA. SELAIN ITU,

FAKTOR MASYARAKAT JUGA BERHUBUNGAN DENGAN KECERDASAN EMOSI

SISWA, KARENA MASYARAKAT ATAU LINGKUNGAN ADALAH TEMPAT MEREKA

BERINTERAKSI. FAKTOR LAINNYA MISALNYA KEADAAN SOSIAL DAN EKONOMI,

KARENA KEADAAN SOSIAL DAN EKONOMI SESEORANG DAPAT MEMPENGARUHI

POLA PIKIR, DAN POLA PIKIR ITU SENDIRI AKAN MEMPENGARUHI KECERDASAN

EMOSI SISWA TERSEBUT.

D. KETERBATASAN PENELITIAN

HASIL APAPUN YANG TELAH DILAKUKAN SECARA OPTIMAL OLEH

PENELITI, PERLU DISADARI ADA BEBERAPA KETERBATASAN, WALAUPUN

DEMIKIAN HASIL PENELITIAN YANG DIPEROLEH TERSEBUT TETAP DAPAT

DIJADIKAN ACUAN AWAL BAGI PENELITIAN SELANJUTNYA. DALAM HAL INI

PENULIS PERLU MENJELASKAN BEBERAPA KETERBATASAN PENELITIAN YANG

DIMAKSUD, ANTARA LAIN:

1. SEBAGAI MANUSIA BIASA TENTUNYA PENELITI MEMPUNYAI KEKURANGAN-

KEKURANGAN, YAKNI KETERBATASAN TENAGA, WAKTU DAN INTELEKTUAL,

SERTA KURANGNYA OBSERVASI DI SEKOLAH.

2. DALAM PENGAMBILAN SAMPEL YANG DIPILIH TIDAK BISA SECARA PERSIS

MENCERMINKAN KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS VIII DI MTS. N I

SEMARANG SECARA MENYELURUH. SEBAB ITULAH HASIL PENELITIAN INI

Page 79: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

66

TIDAK BISA DIGENERALISASIKAN UNTUK SEMUA SISWA DI INDONESIA,

HANYA BISA DIGENERALISASIKAN UNTUK TEMPAT PENELITIAN SAJA.

3. TIDAK DAPAT DIAMBIL KESIMPULAN, BAHWA KECERDASAN EMOSI SISWA

KELAS VIII DI MTS. N I SEMARANG ITU HANYA DIPENGARUHI ADANYA

PRESTASI PELAJARAN AQIDAH AKHLAK SAJA, TETAPI JUGA KARENA ADANYA

FAKTOR LAIN YANG MEMPENGARUHINYA, MISALNYA FAKTOR KELUARGA

DAN LINGKUNGAN DI SEKITARNYA, MAKA SEMUA YANG DIHASILKAN DARI

PENELITIAN INI HANYA BERSIFAT KASUISTIK.

Page 80: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

66

BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data yang telah dilakukan

oleh peneliti pada Bab IV, maka dapat dipaparkan kesimpulan hasil penelitian

sebagai berikut:

1. Dari hasil pembahasan dan analisis prestasi pelajaran Aqidah Akhlak,

dapat disimpulkan bahwa prestasi pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas

VIII MTs. N 1 Semarang termasuk pada kategori baik. Hal ini terbukti dari

raport siswa, yang diperoleh hasil rata-rata sebesar 73,82.

2. Kecerdasan emosi selalu mengalami proses, hal tersebut dapat dipengaruhi

oleh pengetahuan, pengalaman, dan pelatihan ataupun pembiasaan.

Tingkat kecerdasan emosi peserta didik MTs. N 1 Semarang masuk dalam

kategori baik, karena dalam rata-rata 3,02.

3. Dalam penelitian ini terdapat hubungan positif, yaitu berdasarkan pada

hasil perhitungan dengan menggunakan rumus analisis regresi yang di

peroleh Freg = 10,381 yang lebih besar dari taraf signifikansi 5% maupun

1%. Dengan demikian hasil penghitungan rumus tersebut telah

menguatkan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif

antara prestasi pelajaran Aqidah Akhlak dengan kecerdasan emosi.

2. Saran

1. Guru merupakan figur bagi anak setelah orang tua, oleh sebab itu seorang

guru dituntut menanamkan nilai-nilai kecerdasan emosi yang berdasar

pada keimanan dan ketaqwaan terhadap anak didiknya dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Kecintaan terhadap risalah Allah yang terakhir merupakan salah satu

sarana dalam menuju kehidupan yang bahagia, baik di dunia maupun di

akhirat. Dari itulah, bagi guru dan orang tua agar selalu memotivasi

Page 81: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

67

terhadap anak-anak mereka untuk senantiasa berakhlak mulia dalam

kehidupan sehari-hari yang bersumber pada al-Qur’an dan Hadits.

3. Anak merupakan penerus bagi orang tuanya, untuk itu bagi seorang anak

harus menjadi pribadi yang dapat dibanggakan bagi orang tua dan

gurunya.

3. Penutup

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis sadar sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan yang disebabkan oleh keterbatasan-keterbatasan kemampuan

yang dimiliki. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kepada semua

pihak yang berkompeten untuk memberikan kritik dan saran yang konstruktif

guna pengembangan dan kesempurnaan skripsi ini.

Semoga apa yang penulis buat ini mendapat ridho dari Allah dan

termasuk orang-orang yang beruntung karena selalu diberi hidayah oleh Allah

SWT.

Akhir kata, penulis hanya bisa berdo’a semoga skripsi ini berguna bagi

agama, nusa dan bangsa pada umumnya serta pada penulis pada khususnya

Amin Ya Rabbal Alamin.

Page 82: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

DAFTAR PUSTAKA

Abduh, Muhammad, Al-Salam Abduh Al-Syafi’i, Musnad Imam Ahmad Ibn

Hambal, juz. II, Beirut: Dar Al-Fikr, 1928.

Agustian, Ary Ginanjar, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual; Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, Jakarta, Arga, 2005, Cet. XXV.

______________, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual; The ESQ Way 165 1 Ihsan, 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, Jakarta: Arga, 2006, Cet. XXIX.

Ahmadi, Abu, Supriyono, Widodo, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, Cet. II.

Alder, Harry, Pacu EQ dan IQ Terj. Cristina Prianingsih, Jakarta: Erlangga, 2001.

Alwi, Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, Ed. III

Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, Cet. XI.

_____________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Auliya, M. Yaniyullah Delta, Melejitkan Kecerdasan Hati dan Otak, Jakarta, Raja Grafindo, 2005.

Azwar, Saifuddin, Pengantar Psikologi Inteligensi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2002, Cet. III.

______________, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.

Daradjat, Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2005, Cet. XXVII.

______________, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara 1996, Cet. III .

______________, Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang, 2005, Cet. IV.

______________, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 1995.

Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2001, Cet. I.

Page 83: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

Depag RI, GBPP MTs: Pelajarn Aqidah Akhlak, Jakarta, Dirjen Binbaga Islam, 1994.

________, Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Jakarta, Depag RI, tt.

________, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, Jakarta, Dirjen Binbaga Islam, 2004.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1993, Cet. IV.

Dirgagunarsa, Singgih, Pengantar Psikologi, Jakarta: Mutiara, 1983, Cet. II.

Finkelor, Dorothy C.. Bagaimana Emosi Berperan Dalam Hidup Anda Terj. Hasyim Kahhar, Yogyakarta: Zenith Publisher, 2004, Cet. I.

Goleman, Daniel, Emotional Intelligence, New York: Bantam Book, 1996.

____________, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi, Alih Bahasa Alex Tri Kancono Widodo, Jakarta: Gramedia, 1999, Cet. III.

____________, Vital Lies, Simple Truths; The Psychology of self-deception, London: International Universities Press, 1986.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research II. Yogyakarta, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 2004.

http://analistat.com/regresi/regresilinear.php.

Husain, H. Said Agil, al Munawar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, Jakarta: Ciputat Press, 2002.

Imam al-Ghazali, Ihya Ulum al-Din, Beirut: Dar al-Fikr, 1356 H, Juz IV.

Imam Muslim bin Hajjaj al-Qusyairy an Nisabury, Shahih Muslim Beirut, Dar Ihya al-Turots al-Araby, 1991, Juz. IV.

Isna, Mansur, Diskursus Pendidikan Islam, Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2001.

Januarsari, Trinanda Rainy, dan Murtanto, Yudhi, Ledakan EQ : 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses, Bandung: Penerbit Kaifa, 2003, Cet. IV.

Kantjono, Alex Tri, Mengajarkan Emosional Intelligence Pada Anak, Terj Laurence E. Shaphiro, Jakarta: Gramedia, 2003, Cet. VI.

Page 84: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

Masy’ary, Anwar, Akhlak Al-Qur’an, Surabaya: Bina Ilmu,1990.

Muhammad, Oemar, Al-Toumy Al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, Terj. Hasan langgulung, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

Nggermanto, Agus, Quantum Quotient, Kecerdasan Quantum; Cara Cepat Melejitkan IQ, EQ, dan SQ Secara Harmonis, Bandung: Nuansa, 2002, Cet. IV.

Nilandari, Ary, Cara-cara Efektif Mengasah EQ Remaja; Mengasuh Dengan Cinta, Canda dan Disiplin, Bandung: Kaifa, 2003, Cet. II.

Pasiak, Taufik, Revolusi IQ/EQ/SQ; Antara Neurosains dan al-Qur’an, Bandung: Mizan Media Utama, 2002, Cet. I.

Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/ IAIN Jakarta, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Depag, 1985, Cet. II.

Pujosuwarno, Sayekti. Bimbingan dan Konseling Keluarga, Yogyakarta: Menara Mas Offset, 1994, Cet. I.

Putrawan, I Made, Pengujian Hipotesis dalam Penelitian-penelitian Sosial, Jakarta: Rineka Cipta, 1990, Cet. I.

Rifai, Moh., Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kurikulum 1994, Semarang: CV. Wicaksana, 1996, Jilid 1.

Satiadarma, Monty dan Fidelis E. Waruwu, Mendidk Kecerdasan; Pedoman Bagi Orang Tua dan Guru Dalam Mendidk Anak Cerdas, Jakarta: Pustaka Popular Obor, 2003.

Segal, Jeanne, Melejitkan Kepekaan Emosional; Cara Baru Untuk Mendayagunakan Potensi Insting dan Kekuatan Emosi Anda, Bandung: Kaifa, 2001.

Sensa, M. Djarot, Qur’anic Quotien “Kecerdasan-kecerdasan Bentukan Al-Qur’an”, Jakarta: Hikmah, 2005.

Shapiro, Lawrence E., Mengajarkan Emosional Intelligence Pada Anak Terj. Alex Tri Kantjono, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003 Cet. VI.

Sholeh, Mohamad dan Musbikin, Imam, Agama Sebagai Terapi; Telaah Menuju Ilmu Kedokteran Holistik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, Cet. I.

Soenarjo, Al-qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, Depag RI, 1989.

Page 85: HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PELAJARAN AQIDAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian ... akan tetapi

Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995, Cet. III.

Suharsono, Akselerasi Intellegence; Optimalkan IQ, EQ, SQ Secara Islami Jakarta: Inisiasi Press, 2004.

________, Mencerdaskan Anak, Mensintesakan Kembali Intelegensi Umum (IQ) dan Intelegensi Emosi(IE) dengan Intelegensi Spiritual(IS), Jakarta, Intisari Press, 2000, Cet. I.

Suryabrata, Soemadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, Edisi II.

Syarifudin, Anwar, Kamus Saku Bahasa Indonesia, Surabaya: Arkala, 1997.

Tirtonegoro, Sutratinah, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, Cet. II.

Umary, Barmawi, Materia Akhlak, Solo, Ramadhani, 1989, Cet. VIII.

Usman, Husairi dan Purmono Setiadi Akbar, Metodologi Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

UU RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Bandung: Citra Umbara, 2005.

WS. Winkell, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia, 1989, Cet. II.

Yusuf, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Dewasa, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000, Cet. I.