192
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA PERAWAT WANITA RUMAH SAKIT DELTA SURYA SKRIPSI Diajukan oleh : ASTRIE EKA SETYARINI 110610192 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2010

Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SKRIPSI - Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Citation preview

Page 1: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN

KONFLIK PERAN GANDA PADA PERAWAT

WANITA RUMAH SAKIT DELTA SURYA

SKRIPSI

Diajukan oleh :

ASTRIE EKA SETYARINI

110610192

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2010

Page 2: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN

KONFLIK PERAN GANDA PADA PERAWAT

WANITA RUMAH SAKIT DELTA SURYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Universitas Airlangga Surabaya

Diajukan oleh :

ASTRIE EKA SETYARINI

110610192

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2010

Page 3: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa apa yang tertulis dalam skripsi ini adalah

benar adanya dan merupakan hasil karya saya sendiri. Segala kutipan karya pihak

lain telah saya tulis dengan menyebutkan sumbernya. Apabila dikemudian hari

ditemukan adanya plagiasi maka saya rela gelar kesarjanaan saya dicabut.

Surabaya, 22 Juli 2010

Penulis

Astrie Eka Setyarini

NIM. 110610192

Page 4: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui oleh

Dosen Pembimbing Penulisan Skripsi

Pada Tanggal 22 Juli 2010

Prof. Dr. Mareyke M.W. Tairas, MBA, MA. ProCoun.

NIP. 194703131987032001

Page 5: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji

Pada hari Kamis, tanggal 29 Juli 2010

Dengan Susunan Dewan Penguji

Ketua

Drs. Duta Nurdibyanandaru, MS., Psi.

NIP. 195501031984031001

Sekretaris Anggota

Endah Mastuti, S.Psi., M.Si. Prof. Dr. M.M.W. Tairas, MBA., MA. ProCoun.

NIP. 197401271998022001 NIP. 194703131987032001

Page 6: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

HALAMAN MOTTO

Selalu aSelalu aSelalu aSelalu ada da da da yang indah dibalikyang indah dibalikyang indah dibalikyang indah dibalik rencana rencana rencana rencana Allah ketika akan Allah ketika akan Allah ketika akan Allah ketika akan

memberikan memberikan memberikan memberikan sesuatusesuatusesuatusesuatu kekekekepada hambapada hambapada hambapada hamba----NyaNyaNyaNya ........................

Rasa syukur serta sikap tawwadu’ atas segala hal yang Rasa syukur serta sikap tawwadu’ atas segala hal yang Rasa syukur serta sikap tawwadu’ atas segala hal yang Rasa syukur serta sikap tawwadu’ atas segala hal yang

diberikan Allah merupakan manifestasi positif dari jidiberikan Allah merupakan manifestasi positif dari jidiberikan Allah merupakan manifestasi positif dari jidiberikan Allah merupakan manifestasi positif dari jiwa wa wa wa

yangyangyangyang sadar akan eksistensinya di alam inisadar akan eksistensinya di alam inisadar akan eksistensinya di alam inisadar akan eksistensinya di alam ini ....................

Page 7: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini Kupersembahkan untuk…

Bapak, Mama

serta ketiga adikku tersayang

atas semua dukungan dan doa yang diberikan kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

Page 8: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas segala anugerah

yang telah Ia berikan dan tak terhingga nilainya serta kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi

ini dapat selesai dengan baik; tidak lain dan tidak bukan, karena bantuan berbagai

pihak kepada penulis. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Seger Handoyo,. M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Airlangga Surabaya.

2. Ibu Prof. Dr. Mareyke M.W. Tairas, MBA., MA. ProCoun. selaku dosen

pembimbing penulis, yang telah memberikan motivasi kepada penulis

selama ini serta, yang juga dengan sabar membimbing penulis selama

proses pengerjaan skripsi ini..Terimakasih banyak Ibu..

3. Ibu Ika Yuniar Cahyanti, S.Psi., M.Psi., Psi. selaku dosen pembimbing

akademik yang telah memberikan saran dan motivasi kepada penulis.

4. Bapak Drs. Duta Nurdibyanandaru, MS., Psi., Bapak Tino Leonardi,

S.Psi., M.Psi., psi, Ibu Pramesti Pradna Paramita, S.Psi., M.Ed. Psych, dan

Bapak Akhmad Fatoni B., S.Psi atas kesediaanya menjadi Professional

Judgement terkait dengan penciptaan alat ukur penelitian yang telah

berhasil dibuat oleh peneliti.

5. Segenap Staff Pengajar Fakultas Psikologi Universitas Airlangga yang

tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, yang telah memberikan penulis

banyak wawasan, pengetahuan, pelajaran, bimbingan dan pengalaman

berharga selama menempuh studi dan pengerjaan skripsi. Semoga ilmu

yang telah penulis dapatkan dapat bermanfaat. Amien.

Page 9: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

6. Segenap Staff Tenaga Kependidikan Fakultas Psikologi Universitas

Airlangga atas bantuannya sehingga dapat memberikan kelancaran

pelaksanaan studi dan penulisan skripsi ini.

7. Perawat wanita Rumah Sakit Delta Surya, terima kasih atas kesediannya

berpartisipasi dalam penelitian ini.

8. Bapakku tersayang Ir. Tony Trie Artono dan mamaku tersayang

Sulistiyanti, B.Sc. terima kasih telah mendukung penulis selama ini

dengan dorongan, doa, semangat, kasih sayang dan semua pelajaran

berharga yang telah diberikan pada penulis. Bapak, mama akhirnya aku

bisa menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk Baskoro, Cahya dan

Dewinta, ketiga adikku tersayang yang telah mendukung penulis untuk

selalu semangat mengerjakan skripsi. Semoga penyelesaian skripsi ini

memacu semangat adik-adikku untuk lebih giat belajar.

9. Untuk seseorang yang selalu setia mendukung dan menyemangatiku.

Terima kasih mas Arqom.

10. Terima kasih untuk Tika, saudara sepupu penulis yang telah menjadi

sahabat serta saudara yang baik bagi penulis. Putri, Mbak Happy, Ajeng,

Wulan, Intan, Fina, Titi, dan Iin terima kasih untuk hari-hari yang indah

semasa kuliah. Terima kasih untuk teman-teman psikologi angkatan 2006,

atas persahabatan dan kekompakan kita selama kuliah.

11. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Surabaya, Juli 2010

Penulis

Page 10: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

ABSTRAKSI ........................................................................................................ xv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................... 17

1.3 Batasan Masalah ............................................................................... 18

1.4 Rumusan Masalah ............................................................................ 19

1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................. 19

1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................ 19

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Konflik Peran Ganda ........................................................................ 21

2.1.1 Pengertian Konflik ........................................................................... 21

2.1.2 Peran Dalam Rumah Tangga ........................................................... 21

2.1.3 Pengertian Konflik Peran Ganda ..................................................... 24

2.1.4 Dimensi Konflik Peran Ganda ......................................................... 25

2.1.5 Tipe Konflik Peran Ganda ............................................................... 26

2.1.6 Resiko Konflik Peran Ganda ........................................................... 27

2.1.7 Sebab-Sebab Konflik Peran Ganda .................................................. 28

Page 11: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

2.2 Konsep Diri ...................................................................................... 35

2.2.1 Pengertian Konsep Diri .................................................................... 35

2.2.2 Perkembangan Konsep Diri ............................................................. 37

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ............................ 38

2.2.4 Kualitas Konsep Diri ....................................................................... 40

2.2.5 Aspek-Aspek Konsep Diri ............................................................... 44

2.2.6 Struktur Konsep Diri ........................................................................ 46

2.2.7 Peran Konsep Diri ............................................................................ 48

2.3 Perawat ............................................................................................ 49

2.3.1 Definisi Perawat .............................................................................. 49

2.3.2 Fungsi Perawat ................................................................................ 49

2.3.3 Peran Perawat .................................................................................. 50

2.3.4 Standar Profesi Perawat ................................................................... 52

2.3.5 Standar Asuhan Keperawatan ......................................................... 53

2.4 Masa Dewasa Awal ......................................................................... 54

2.4.1 Pengertian Masa Dewasa Awal ....................................................... 55

2.4.2 Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal ..................................... 55

2.5 Hubungan antara Konsep Diri dengan Konflik Peran Ganda pada

Perawat Wanita ................................................................................ 56

2.6 Kerangka Konseptual ...................................................................... 63

2.7 Hipotesis .......................................................................................... 65

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian .................................................................................. 66

3.2 Identifikasi Variabel Penelitian ........................................................ 66

Page 12: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

3.3 Definisi Operasional ......................................................................... 67

3.4 Populasi dan Sampling ..................................................................... 72

3.4.1 Populasi ........................................................................................... 72

3.4.2 Teknik Pengambilan Sampel ........................................................... 73

3.4.3 Jumlah Sampel ................................................................................ 74

3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 75

3.6 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ............................................... 79

3.6.1 Validitas ........................................................................................... 79

3.6.2 Reliabilitas ....................................................................................... 80

3.7 Teknik Analisa Data ........................................................................ 80

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................... 82

4.1.1 Rumah Sakit Delta Surya ................................................................ 82

4.1.2 Gambaran Khusus Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit

Delta Surya .................................................................................... 84

4.1.3 Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Delta Surya .............................. 85

4.1.4 Gambaran Lokasi Penelitian ........................................................... 86

4.2 Gambaran Umum Subyek Penelitian .............................................. 87

4.3 Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 89

4.3.1 Persiapan Penelitian ........................................................................ 89

4.3.2 Hasil Uji Validitas ........................................................................... 92

4.3.2.1 Hasil Uji Validitas Skala Konsep Diri .......................................... 92

4.3.2.2 Hasil Uji Validitas Skala Konflik Peran Ganda ............................ 93

4.3.3 Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................... 94

Page 13: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

4.3.4 Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 95

4.4 Hasil Penelitian ................................................................................ 96

4.4.1 Deskripsi Data Penelitian ................................................................ 96

4.4.2 Hasil Uji Asumsi ........................................................................... 101

4.4.2.1 Uji Normalitas ............................................................................. 101

4.4.2.2 Uji Linearitas ............................................................................... 104

4.4.3 Hasil Uji Hipotesis (Korelasi) ....................................................... 104

4.5 Pembahasan ................................................................................... 108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 115

5.2 Saran .............................................................................................. 115

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 14: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Skor Penskalaan Likert yang Dimodifikasi ...................................... 77

Tabel 3.2. Blue Print Skala Konsep Diri Sebelum Uji Coba ............................ 78

Tabel 3.3. Blue Print Skala Konflik Peran Ganda Sebelum Uji Coba .............. 78

Tabel 4.1. Frekuensi Subjek Berdasarkan Usia .................................................. 87

Tabel 4.2. Frekuensi Subjek Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........................ 88

Tabel 4.3. Frekuensi Subjek Berdasarkan Jumlah Anak .................................... 88

Tabel 4.4. Saran dan Pendapat dari Rater.......................................................... 91

Tabel 4.5. Blue Print Skala Konsep Diri Sesudah Uji Coba ............................. 93

Tabel 4.6. Blue Print Skala Konflik Peran Ganda Sesudah Uji Coba ............... 94

Tabel 4.7. Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ................................. 95

Tabel 4.8. Statistik Prosedur Frekuensi ............................................................ 97

Tabel 4.9. Kategori Skala .................................................................................. 99

Tabel 4.10. Kategori Skala Konsep Diri ............................................................. 99

Tabel 4.11. Kategori Skala Konflik Peran Ganda ............................................. 100

Tabel 4.12. Kategori Konsep Diri ..................................................................... 100

Tabel 4.13. Kategori Konflik Peran Ganda ....................................................... 100

Tabel 4.14. Uji Normalitas Skewness ................................................................ 102

Tabel 4.15. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ............................................ 103

Tabel 4.16. Hasil Uji Korelasi Product Moment .............................................. 105

Tabel 4.17. Standar Nilai Korelasi Cohen ......................................................... 107

Page 15: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Konsep Diri .................................................................... 47

Gambar 2.2. Kerangka Konseptual Hubungan antara Konsep Diri dengan

Konflik Peran Ganda .................................................................... 64

Gambar 3.1. Skema Hubungan antara Variabel X dan Variabel Y ................... 67

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Delta Surya ............................. 84

Page 16: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Skor Subjek Variabel X ................................................................. 122

Lampiran 2 : Skor Subjek Variabel Y ................................................................. 128

Lampiran 3 : Blue Print Skala Konsep Diri ........................................................ 134

Lampiran 4 : Blue Print Skala Konflik Peran Ganda .......................................... 135

Lampiran 5 : Kuisioner Sebelum Uji Coba ......................................................... 136

Lampiran 6 : Kuisioner Sesudah Uji Coba .......................................................... 144

Lampiran 7 : Perhitungan Reliabilitas dan Validitas Skala Konsep Diri ............ 151

Lampiran 8 : Perhitungan Reliabilitas dan Validitas Skala Konflik Peran

Ganda ............................................................................................. 159

Lampiran 9 : Hasil Uji Normalitas Skewness ...................................................... 167

Lampiran 10 : Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ................................ 168

Lampiran 11 : Hasil Uji Analisis Korelasi Product Moment .............................. 169

Page 17: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

ABSTRAK

Astrie Eka Setyarini, 110610192, Hubungan Antara Konsep Diri dengan Konflik

Peran Ganda pada Perawat Wanita Rumah Sakit Delta Surya Sidoarjo, Skripsi,

Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya, 2010.

xviii + 117 halaman, 11 lampiran

Perawat wanita yang telah menikah dan mempunyai anak, memiliki peran

ganda sebagai pekerja rumah sakit dan ibu rumah tangga. Peran ganda itu

memberikan masalah tersendiri bagi perawat wanita yang tidak bisa mengatasi

konflik yang timbul akibat perannya itu. Berhasil tidaknya seorang perawat wanita

mengatasi masalah peran gandanya, tergantung dari konsep diri yang dimilikinya.

Menurut William D. Brooks (dalam Rakhmat, 2008:99-100) mengatakan

bahwa konsep diri merupakan persepsi fisik, sosial dan psikologis tentang dirinya

yang berasal dari pengalaman dan interaksinya dengan orang lain. Konsep diri

positif akan membebaskan perawat wanita dari konflik peran ganda yang

disandangnya, sedangkan konsep diri negatif akan menyulitkan posisi perawat

wanita dalam mengatasi konflik peran ganda.

Tarik menarik antara konsep diri dengan konflik peran ganda akan

menentukan berhasil tidaknya seorang perawat apakah juga mampu menempatkan

dirinya sebagai ibu rumah tangga. Konflik peran ganda bisa mengakibatkan

ketegangan, kecemasan serta perasaan gelisah yang timbul akibat pelaksanaan dua

peran atau lebih; pemenuhan peran-peran tersebut saling terkait dan saling

mempengaruhi, hal itu akan terlihat ketika pemenuhan peran yang satu

mempersulit pemenuhan peran yang lain. Cara untuk melihat ada atau tidak

adanya konflik peran ganda dapat menggunakan time-based conflict, strain-based

conflict, dan behaviour-based conflict sebagai alat ukurnya, sesuai dengan

pendapat dari Greenhaus dan Beutell (dalam Jones & Bright, 2001:202).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri

dengan konflik peran ganda pada perawat wanita Rumah Sakit Delta Surya.

Hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan adalah sebagai berikut: adanya hubungan

antara konsep diri dengan konflik peran ganda pada perawat wanita Rumah Sakit

Delta Surya. Penelitian bertipe korelasional yang menggunakan pendekatan

kuantitatif dan bertipe explanatory research, karena penelitian ini bertujuan untuk

menjelaskan hubungan antar variabel melalui pengujian hipotesis yang

sebelumnya telah dirumuskan.

Penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu variabel bebas (X), yaitu konsep

diri dan variabel terikat (Y), yaitu konflik peran ganda. Penelitian ini memiliki

populasi perawat wanita yang sudah menikah dan memiliki anak serta berusia

antara 21-40 tahun.

Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling, yaitu tiap-

tiap individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk ditugaskan

menjadi anggota sampel. Populasi penelitian adalah perawat wanita sejumlah 87

orang dan sampel yang diperoleh sejumlah 72 orang. Alat pengumpulan data

berupa kuesioner konsep diri sebanyak 39 butir dan kuesioner konflik peran ganda

sebanyak 38 butir. Uji reliabilitas kedua skala menggunakan Alpha Cronbach.

Page 18: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Skala konsep diri memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,939 dan skala konflik

peran ganda memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,886. Teknik analisis data

dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment oleh Karl Pearson

dengan bantuan SPSS versi 14.0 for Windows.

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh korelasi kedua variabel adalah -

0,648 dengan p sebesar 0,000. Besar signifikansi 0,000 menunjukkan bahwa Ha

diterima (<0,005). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara konsep diri

dengan konflik peran ganda pada perawat wanita Rumah Sakit Delta Surya

Sidoarjo. Arah hubungan kedua variabel tersebut negatif yang berarti semakin

tinggi konsep diri yang dimiliki oleh perawat wanita, maka semakin rendah

konflik peran ganda yang dialami perawat wanita; sebaliknya semakin rendah

konsep diri yang dimiliki oleh perawat wanita, maka semakin tinggi konflik peran

ganda yang dialami perawat wanita.

Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu peneliti sebaiknya

mempertimbangkan penggunaan metode kualitatif agar lebih banyak faktor yang

diungkap, karena penelitian metode ini sangat mendalam serta dibantu oleh

ketrampilan observasi dan wawancara untuk dapat menggali data dari subyek

penelitian.

Kata Kunci: konsep diri, konflik peran ganda, perawat wanita

Daftar Pustaka, 56 (1981-2010)

Page 19: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

ABSTRACT

Astrie Eka Setyarini, 110610192, The relationship between Self Concept with

Double Roles Conflict of the Female Nurses who work at Delta Surya Hospital

Sidoarjo, Bachelor Thesis, Faculty of Psychology of Airlangga University

Surabaya, 2010.

xviii + 117 pages, 11 appendixes.

The married female nurse and have had children, having double roles,

besides working as a nurse and she is also a house wife. This double roles will

result a problem to a female nurse who fail to solve a conflict which is arisen

because of her roles. She will succeed or not as a female nurse, it depends on her

belonging self concept.

According to William D. Brooks (in Rakhmat, 2008:99-100), he said that self

concept is physical, social and psychological perceptions about one which come

from the experience and interaction with other people. Positive self concept will

release the female nurse from double roles conflict that burdened her, otherwise

the negative self concept will complicate female nurse position in handling double

roles conflict.

Push and pull between self concept and double roles conflict will determine

to succeed or not the female nurse in placing herself as house wife. Double roles

conflict can result stress, nervous and upset feeling which emerged because of

executing two or more roles; the accomplishment of these roles chained and

influenced to each other. This problem will be apparent when the accomplishment

of one role will complicate the other role. The methods to check whether the

double role conflict is exist or not, can use time-based conflict, strain-based

conflict, and behavior-based conflict as measuring tools, in accordance with the

opinion of Greenhaus and Beutell (in Jones & Bright, 2001:202).

The purpose of this study is to know the relationship between self concept

with double roles conflict which happened to the female nurses of Delta Surya

Hospital Sidoarjo. The proposed alternative hypothesis (Ha) is described, as

follows: The existence of relationship between self concept with double roles

conflict of the nurses of Delta Surya Hospital. The study has a correlation type

that use a quantitative approach and an explanatory research type, because, the

purpose of this study is explaining the intra variables relationship by using

hypothetic examination that already been formulated before.

This study consist of two variables, there are Independence Variable (X),

which is termed as Self Concept, and Dependence Variable (Y), which is called as

Double Roles Conflict. The study has female married nurse population, and those

also have had children, with the age of the nurses varied about 21 – 40 years old.

The usage of Sampling Technique is Simple Random Samplings; that every

individual of the population is given the equal opportunity to be the sampling

member. Population for this study equal to 87 female nurses and the quantity of

the samples, which are used for this study: 72 people. The data collector’s tools

are self concept questionnaire which consist of 39 questions and double roles

conflict questionnaire consist of 38 questions. The reliability tests of both scales

Page 20: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

applied Alpha Cronbach. Self concept scale has reliability coefficient equal to

0.939 and double role conflict scale has reliability coefficient equal to 0.886.

Data analysis technique is executed by using product moment correlation analysis

data technique of Karl Pearson with the application of SPSS 14.0 version for

Windows software.

Based on the result of data analysis have been gathered the correlation of

both variables such as: -0.648 and p=0.000. The value of significance equal to

0.0000 showed that accepted Ha(<0.005). It showed that there are relationships

between self concept with double role conflict for female nurses of Delta Surya

Hospital Sidoarjo. The negative direction of relationship of both variables, it

means that the higher gained self concept the lower double role conflict suffered

by a female nurse; oppositely the lower self concept which is owned by a female

nurse, will result higher double roles conflict that is suffered by a female nurse.

Suggestion for the next study, the student should consider to use qualitative

method in order to gain more factors; because this type of method is very deep

and also need to be assisted by observation skill and interview to dig the data

from the study’s subject.

Keywords: Self Concept, Double Roles Conflict, Female Nurse.

Refference, 56 (1981-2010)

Page 21: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri yang sangat pesat di Indonesia telah menyerap

banyak tenaga kerja, termasuk di dalamnya tenaga kerja wanita. Peningkatan

jumlah tenaga kerja wanita di sektor industri berjalan seiring dengan munculnya

emansipasi wanita. Emansipasi wanita yang banyak disorot saat ini semakin

membuka kesempatan bagi wanita untuk berkarya dan bekerja di berbagai bidang

pekerjaan. Arus globalisasi dan perkembangan informasi yang menyebabkan

kaum wanita tidak hanya berdiam diri di rumah namun menyetarakan diri dengan

kaum pria. Faktor yang turut berpengaruh terhadap pergeseran nilai tentang

peranan wanita adalah adanya tuntutan ekonomi yang semakin tinggi serta

semakin luas kesempatan bagi wanita untuk mencapai jenjang pendidikan yang

lebih tinggi.

Diketahui dari tahun ke tahun jumlah wanita Indonesia yang bekerja memang

terus meningkat, data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007 menunjukkan

bahwa Indonesia memiliki 108,13 juta angkatan kerja, sekitar 37,17% atau 40, 19

juta adalah tenaga kerja wanita. Setiap tahun angkatan kerja wanita bertambah

setidaknya 1,96%, angka itu menggambarkan betapa besarnya jumlah wanita

bekerja saat ini. Tingginya peningkatan penduduk wanita yang bekerja karena

dorongan ekonomi, yaitu tuntutan keluarga untuk menambah penghasilan,

Page 22: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

disamping semakin terbukanya kesempatan bekerja pada kaum wanita.

(http://www.bps.go.id/brs_file/tenaker-15mei07.pdf)

Pada umumnya peran wanita hanya berkutat di sektor domestik dan pria

berperan dalam sektor publik. Adanya pembagian peran antara pria dan wanita

dipengaruhi adanya gambaran tentang sifat pribadi yang khas dari masing-masing

jenis kelamin. Karakteristik yang khas dari seorang pria yakni mencirikan sifat

maskulin seperti: agresif, aktif, memiliki jiwa petualang, dominan, bebas,

sedangkan karakteristik yang khas dari seorang wanita ditunjukkan dengan adanya

sifat feminim seperti: emosional, penuh kasih sayang, penakut, sentimentil (Sears,

1985:196). Perbedaan sifat pribadi yang khas tersebut yang cenderung

memposisikan wanita sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung jawab

mengurus anak, menyiapkan makanan, melayani suami serta mengurus urusan

rumah tangga lainnya, sedangkan pria sebagai suami memiliki tugas mencari

nafkah keluarga dan lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah (Gunarsa &

Gunarsa, 1991: 31-37). Penerapan pembagian peran yang demikian di dalam

masyarakat kemudian menimbulkan kerugian dan ketidakadilan, terutama bagi

wanita.

Kerugian dan ketidakadilan yang dialami wanita terjadi ketika wanita

memiliki dua peran, yakni peran dalam sektor domestik dan sektor publik.

Dinyatakan oleh Eviota (dalam Indraswari, 2004:45) bahwa wanita memiliki dua

peran yakni peran dalam kerja produksi (bekerja) dan peran dalam kerja repoduksi

(mengurus rumah tangga), yang keduanya sama-sama penting dan wanita berpikir

bahwa sudah menjadi kewajibannya untuk melaksanakan kedua peran tersebut

Page 23: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

sebaik mungkin. Terlebih menurut (Hamid, 2005:129) bahwa wanita yang

memiliki dua peran seringkali timbul kompetisi dalam pembagian waktu, tenaga,

pikiran, perhatian dan komitmen. Adanya kompetisi tersebut yang kemudian

mengakibatkan wanita sulit menjalankan kedua perannya sebaik mungkin, dan

lebih lanjut memunculkan peluang mengalami konflik.

Sejumlah survey di Inggris menemukan, ibu muda cenderung memilih

keluarga sebagai prioritas di atas karier. Pada 1998, hanya satu dari empat ibu

muda yang mengaku kehilangan waktu bersama keluarga karena bekerja. Mulai

2006, semakin banyak perempuan yang merasa bersalah ketika harus memilih

bekerja full time, yang akhirnya mengorbankan waktu bersama keluarga.

Sedangkan dari penelitian majalah Elle terlihat bahwa kebanyakan perempuan

menomorsatukan kehidupan keluarga daripada kesuksesan kariernya. Meski

begitu, para ibu muda ini tetap memiliki dilema. Sekalipun menjadikan keluarga

sebagai prioritas, tuntutan ekonomi dan pekerjaan membuat mereka tetap harus

bekerja full time. Tujuannya tetap akan kembali untuk keluarga.

(http://www.infoanak.com/dilema-ibu-muda-keluarga-atau-karier)

Menurut Anoraga (2006:121-122) yang dimaksud wanita berperan ganda

yaitu wanita yang memiliki peran sebagai wanita pekerja secara fisik dan psikis,

baik di sektor pemerintahan, swasta maupun wiraswasta dengan tujuan

mendatangkan suatu kemajuan dalam karirnya, sekaligus berperan juga sebagai

ibu dan atau istri yang bertanggung jawab mengurus rumah tangga. Dengan

demikian dapat dijelaskan bahwa wanita yang bekerja di sektor publik disebut

wanita bekerja. Menurut Isparijanti (2004:88-89) bahwa wanita bekerja berbeda

Page 24: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

dengan wanita karir. Wanita bekerja adalah wanita yang bekerja dalam sektor

informal yang tidak memiliki jenjang jabatan dalam pekerjaannya, dapat

dicontohkan jenis pekerjaan seperti: berdagang, menjahit, warung, berjualan

makanan. Wanita karir diartikan sebagai wanita yang bekerja dan dalam

pekerjaannya mendapat atau mengalami perkembangan dan kemajuan dalam

pekerjaan, jabatan, dan karir (Anoraga, 2006:121). Dapat dicontohkan pekerjaan

yang dimaksud yaitu pekerjaan yang menerapkan disiplin kerja dan waktu,

seperti: guru, karyawan perusahaan, PNS, perawat.

Pada beberapa pekerjaan wanita karir yang memiliki disiplin kerja dan

disiplin waktu, profesi perawat dianggap peneliti memiliki beban yang lebih berat

dibandingkan pekerjaan lain. Berbeda dengan profesi karyawan bank, guru

maupun PNS yang memiliki waktu kerja yang cenderung statis, perawat bertugas

di rumah sakit selama 24 jam guna menggantikan peran dokter dalam merawat

pasien, selama dokter tidak bertugas. Menurut Praptianingsih (2006:34) tanpa

perawat, tugas dokter akan semakin berat dalam menangani pasien, karena

perawat adalah penjalin kontak pertama dan terlama dengan pasien, mengingat

pelayanan keperawatan berlangsung terus-menerus selama 24 jam sehari.

Profesi perawat menuntut tanggung jawab yang besar pada pelakunya. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan Lumenta (dalam Widyarini, 2005:230-231)

yang menyebutkan beberapa karakteristik pekerjaan perawat, yakni: 1). membantu

aktivitas sehari-hari yang tidak mampu dilakukan sendiri oleh pasien, membantu

menciptakan dan meningkatkan kebersihan pasien dan lingkungan; 2).

meningkatkan kemampuan diri pasien dalam aktivitas dan fungsi, seperti: gerakan

Page 25: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

tubuh, makan, minum dan pergaulan; 3). memberikan dorongan atau menunjang

kehidupan pasien, seperti: pemberian infus, obat dan menciptakan lingkungan

yang aman dan menyenangkan; 4). memberikan tindakan preventif, seperti:

pencegahan infeksi, luka, komplikasi, kecelakaan, dan lain-lain; 5). melakukan

observasi, seperti: pemeriksaan fisik secara keseluruhan, pengamatan perilaku dan

respon pasien terhadap tindakan medis dan perawatan yang sudah diterima; 6).

memberikan pendidikan yaitu pemberian informasi penting kepada pasien dan

keluarganya untuk mempercepat proses penyembuhan.

Profesi perawat mempunyai keunikan dibandingkan dengan profesi kerja

wanita lainnya, yaitu perawat melakukan interaksi sosial dan emosional dengan

pasien yang berbeda-beda pada setiap selang waktu tertentu. Perawat juga

dihadapkan pada tanggung jawab atas kesehatan dan kesejahteraan pasien,

sehingga ada gambaran tentang konsekuensi yang harus ditanggung apabila

melakukan kesalahan (Andarika, 2004:2).

Besarnya tanggung jawab yang diemban wanita yang berprofesi sebagai

perawat, tidak kemudian mengurangi besarnya tanggung jawab peran dalam

sektor domestik sebagai ibu rumah tangga. Menurut Anoraga (2006:21) wanita

karir yang juga memiliki peran di sektor domestik sebagai ibu rumah tangga,

memiliki beban yang lebih besar daripada wanita karir yang belum memiliki peran

sebagai ibu rumah tangga. Perawat wanita yang memiliki peran di sektor publik

dan sektor domestik memiliki tanggung jawab besar yang berpotensi

memunculkan situasi dilematis. Menurut Soetrisno (1997:61) wanita dewasa ini

merupakan sosok yang harus hidup dalam situasi dilematis, sebab di satu sisi

Page 26: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

dituntut untuk berperan dalam semua sektor, termasuk sektor publik yakni bekerja

dan berkarir, namun di sisi lain juga tidak boleh melupakan kodrat wanita sebagai

ibu rumah tangga. Didukung pula pendapat Rini (2002:2) bahwa budaya di

Indonesia masih sangat terpengaruh kuat oleh sistem paternalistik yang memiliki

pemahaman bahwa pria tidak boleh mengerjakan pekerjaan wanita, termasuk

mengurus rumah tangga. Hal tersebut membuat tugas dan tanggung jawab wanita

yang bekerja di sektor publik semakin berat.

Pada hasil penelitian Putri dan Himam (2002:51) dinyatakan bahwa wanita

berperan ganda mengalami situasi dilematis karena ada keinginan dalam diri

wanita untuk menyeimbangkan perannya di sektor domestik dan di sektor publik,

mengingat di satu sisi dalam menjalankan perannya di sektor domestik ada

keinginan dalam dirinya untuk mengaktualisasikan diri di bidang pekerjaan. Di

sisi lain, pelaksanaan peran di sektor publik tidak melepaskan perannya sebagai

ibu rumah tangga. Akibatnya yang nampak kemudian adalah karir tidak

maksimal, menjadi ibu pun juga tidak bisa maksimal (tidak bisa sepenuhnya

mengeluarkan potensi dalam karir dan tidak bisa setiap saat mendampingi anak-

anaknya) karena mereka harus membagi dua waktu, perhatian dan segala sumber

daya yang dimiliki. Situasi dilematis juga ditemui pada penelitian kualitatif dari

Suryadi, dkk. (2004:17) bahwa dari empat wanita sebagai subjek penelitian

menunjukkan adanya konflik emosional dalam menjalankan peran ganda.

Situasi dilematis yang terjadi pada wanita sebagai pelaku peran ganda terjadi

karena tugas dan tanggung jawab antara peran sektor publik (pekerjaan) dan peran

sektor domestik (keluarga) merupakan dua hal yang terkait dan saling

Page 27: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

mempengaruhi. Hal ini disebabkan karena peran ganda memiliki dua dimensi:

pertama, Work Interfering with Family (WIF) yaitu pemenuhan peran dalam

pekerjaan dapat menimbulkan kesulitan pemenuhan peran dalam keluarga. Kedua,

Family Interfering with Work (FIW) yaitu pemenuhan peran dalam keluarga dapat

menimbulkan kesulitan pemenuhan peran dalam pekerjaan (Frone, dkk., dalam

Irawaty dan Kusumaputri, 2008: 19). Dapat dicontohkan terjadinya Work

Interfering with Family (WIF) seperti kesibukan di kantor membuat ibu terlambat

pulang ke rumah, sedangkan contoh terjadinya Family Interfering with Work

(FIW) seperti saat anak sedang sakit, ibu terpaksa meminta ijin untuk tidak

bekerja di kantor.

Pada dua dimensi konflik peran ganda tersebut terdapat tiga bentuk konflik

yang terjadi pada pelakunya yaitu: a). konflik yang didasarkan waktu yaitu konflik

peran yang disebabkan oleh keterbatasan waktu yang dimiliki pelaku peran ganda,

waktu yang digunakan untuk pekerjaan seringkali berakibat terbatasnya waktu

untuk keluarga, demikian sebaliknya, b). konflik yang didasarkan ketegangan

yaitu konflik peran yang disebabkan oleh tekanan dalam satu peran yang akhirnya

mempengaruhi kinerja peran yang lain, c). konflik yang didasarkan perilaku yaitu

konflik peran yang disebabkan karena adanya kesulitan melakukan perubahan

perilaku dari peran yang satu ke peran lain (Greenhaus dan Beutell, dalam Jones

dan Bright, 2001: 202).

Konflik peran ganda yang tergambar melalui tipe-tipe konflik tersebut juga

ditemui pada perawat wanita Rumah Sakit Delta Surya. Berdasarkan hasil

observasi dan wawancara yang dilakukan di bulan Maret 2010 pada 3 perawat

Page 28: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Rumah Sakit Delta Surya, ditemukan 2 perawat mengalami konflik peran ganda

dengan adanya keluhan mengenai kurangnya waktu yang dimilikinya untuk

mengasuh anak sehingga membutuhkan bantuan orang lain, dalam hal ini keluarga

atau tetangga, atau menitipkan anak pada penitipan anak. Kondisi yang dialami

perawat kemudian lebih lanjut memunculkan kekhawatiran mengenai kesehatan,

kondisi fisik serta kondisi psikologis anak bila diasuh oleh orang lain. Dinyatakan

pula timbul perasaan bersalah dan kurang puas dalam diri perawat karena

kurangnya waktu untuk bercengkrama dengan keluarga akibat pekerjaan di rumah

sakit. Perasaan cemas juga dirasakan perawat ketika harus meninggalkan

pekerjaan rumah yang belum selesai dikerjakan karena harus berangkat bekerja.

Selanjutnya ditemukan pula adanya kesulitan perubahan perilaku dari perannya

sebagai ibu rumah tangga ke perannya sebagai perawat, hal ini ditunjukkan

dengan kesulitan mengambil keputusan saat bekerja karena di rumah terbiasa

menurut kepada suami.

Keinginan perawat wanita untuk menjalankan berbagai peran dengan

sempurna kemudian mengakibatkan munculnya konflik dalam dirinya. Menurut

Shaevitz (1995:15-19) konflik yang tidak dapat diatasi dengan baik dan

berlangsung dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan berbagai

gangguan fisik maupun psikis pada wanita yang bersangkutan. Gejala fisik yang

dialami antara lain keletihan yang mengakibatkan kehilangan gairah hidup dan

menyebabkan berbagai macam gejala gangguan psikosomatik. Gejala lainnya

berupa rasa tegang, cemas, dan terancam, frustasi, sukar konsentrasi saat sedang

bekerja, insomnia, kehilangan nafsu makan, dan lain-lain (Shaevitz, 1995:18).

Page 29: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti mendukung

penelitian Prawitasari, dkk. (2007:9) bahwa ada hubungan negatif antara konflik

pekerjaan dan keluarga dengan kepuasan dalam keluarga. Ketidakpuasan dalam

keluarga ditunjukkan seperti keluhan perawat wanita mengenai kurangnya waktu

yang dimiliki untuk keluarga, adanya perasaan bersalah dan cemas ketika tidak

dapat mengasuh anak secara penuh.

Diferensiasi dalam beberapa peran dapat menimbulkan kompetisi dalam

penggunaan waktu, energi, perhatian dan komitmen. Timbulnya kompetisi

tersebut membuat perawat yang berperan ganda menjadi tidak maksimal dalam

menjalankan perannya, kemudian dapat berdampak negatif pada diri perawat itu

sendiri maupun orang-orang sekitar, termasuk di dalamnya berimbas pada

keluarga (suami dan anak), pada perusahaan dalam hal ini rumah sakit tempat

perawat tersebut bekerja, dan sekaligus pada pasien yang sedang dirawat oleh

perawat yang bersangkutan. Menurut pendapat Shaevitz (1995:19-20) bahwa

tempat yang seringkali menjadi area konflik pada perawat yang bersangkutan

ialah rumah dan tempat kerja yang berdampak negatif pada komunitasnya di

rumah, serta dapat mempengaruhi hubungan dengan rekan-rekan kerja yang pada

akhirnya dapat mengurangi kualitas kinerjanya.

Tampak dari hasil wawancara dan observasi bahwa perawat wanita

mengalami konflik yang lebih bersifat psikologis, ditunjukkan dengan munculnya

perasaan bersalah, pesimis, gelisah, dan cemas. Keadaan psikologis yang

demikian akan membawa dampak negatif. Hal ini sesuai dengan pendapat

Kustono (dalam Prawitasari, dkk., 2007:6-7) bahwa banyak wanita bekerja yang

Page 30: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

menunjukkan kecemasan dan bersalah terhadap perannya sebagai ibu rumah

tangga.

Kecemasan dan perasaan bersalah sebagai ibu rumah tangga dialami perawat

saat anggota keluarga membutuhkan perannya sebagai ibu rumah tangga yang

tidak bisa digantikan oleh orang lain, tetapi pada kenyataannya yang bersangkutan

tidak dapat melaksanakan perannya karena terbentur tugasnya sebagai perawat.

Adanya kecemasan dan perasaan bersalah tersebut, kemudian mempengaruhi

kondisi psikisnya yang di dalamnya terdapat perasaan dan pikirannya yang

kemudian mempengaruhi konsentrasi dalam bekerja. Hal ini terdapat dalam

penelitian Putri dan Himam (2002:51) yang juga menyebutkan bahwa akibat

nampak dari pelaksanaan peran ganda adalah karir yang tidak maksimal, menjadi

ibu rumah tangga juga tidak maksimal karena harus membagi dua waktu,

perhatian dan segala sumber daya yang dimiliki.

Perawat wanita yang mengalami konflik peran ganda yang tinggi akan

mengalami stres yang dapat mengganggu interaksi sosialnya, baik itu dengan

rekan kerja, dokter maupun pasien. Efektivitas kerja dapat pula menjadi

terganggu, sehingga ia tidak akan mampu lagi melakukan pekerjaannya sebagai

perawat dan pada akhirnya dapat dipastikan perawat wanita tersebut mengambil

keputusan untuk meninggalkan pekerjaannya dan memilih peran tunggal sebagai

ibu rumah tangga saja (Andarika, 2004:3).

Adanya dampak-dampak negatif yang dialami perawat wanita yang berperan

ganda seharusnya dapat dihindari atau setidaknya diminimalisir. Hal tersebut

sesuai dengan pendapat Hurlock (2004:278) yang menyatakan bahwa wanita yang

Page 31: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

sudah memasuki masa dewasa diharapkan mampu menjalankan tugas

perkembangannya yang berkaitan dengan masalah keluarga dan pekerjaannya.

Oleh sebab itu seorang perawat yang berperan ganda diharapkan mampu

menyelesaikan seluruh tugas perkembangan pada masa kanak-kanak sampai

dewasa dengan baik, agar dapat menjadi manusia dewasa yang utuh dan siap

menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan keluarga dan pekerjaan,

termasuk peran ganda yang dijalankan.

Walaupun sebagian wanita mengeluh karena harus melakukan pekerjaan

rumah tangga sekaligus bekerja di sektor publik secara penuh, banyak di antara

wanita mampu menggabungkan sekaligus peran-peran kehidupannya tersebut.

Wanita tahu bagaimana menangani peran ganda tersebut dengan menganggap

sebagai tugas rutin dan wajar dalam kehidupannya, sebab wanita telah belajar

berbuat demikian sewaktu masih gadis; yang kemudian menambah dan mengubah

sifat peran-peran itu setelah kelak berkeluarga (Wolfman, dalam Hamid,

2005:131). Dengan demikian, dapat diketahui bahwa wanita tidak akan

mengalami kesulitan dalam menjalankan peran gandanya sebab wanita

menganggap hal tersebut sebagai suatu rutinitas dan kewajaran yang harus

dijalankan.

Fenomena konflik peran ganda yang ditemui serta membawa dampak negatif,

membuat permasalahan tentang konflik peran ganda pada perawat wanita

dianggap penting untuk diteliti. Terlebih pelaksanaan peran ganda memiliki

keterlibatan luas, bukan hanya berdampak pada pelaku peran ganda namun juga

berdampak pada keluarga serta organisasi atau perusahaan yang

Page 32: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

mempekerjakannya (Sekaran, 1986:1). Menurut (Gunarsa & Gunarsa, 2008:11-

12) perawat memegang peran cukup penting untuk keberhasilan layanan

kesehatan secara keseluruhan, karena perawat merupakan komunikator dan

mediator antar pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Peran dalam sektor publik

yang cukup penting tersebut, tidak dapat mengurangi peran perawat wanita di

sektor domestik sebagai ibu rumah tangga. Menurut anggapan masyarakat, peran

wanita di sektor domestik meliputi: tugas-tugas rumah tangga dan pengasuhan

anak, walaupun wanita tersebut juga bekerja di luar rumah (Suryadi,dkk.,

2004:12). Oleh sebab itu, perawat wanita yang memiliki peran ganda diasumsikan

memiliki keterlibatan yang cukup luas dan penting, baik di lingkungan kantor

(rumah sakit) maupun lingkungan keluarga, sehingga permasalahan tentang

konflik peran ganda dianggap cukup penting untuk diteliti.

Menurut Hoffman dan Nye (1984:40-60) bahwa konflik peran ganda muncul

bukan tanpa sebab, namun hal tersebut terjadi pada wanita dipengaruhi oleh dua

faktor, yaitu: a). faktor eksternal, yakni faktor finansial dan peningkatan standar

hidup keluarga; b). faktor internal, yakni kepribadian individu. Faktor eksternal

yakni faktor finansial menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi konflik peran

ganda karena daya tarik finansial menjadi sangat penting sebagai bahan

pertimbangan wanita untuk bekerja di sektor publik. Besarnya tawaran finansial

pekerjaan di sektor publik menuntut tanggung jawab yang besar, namun di sisi

lain wanita memiliki tanggung jawab di sektor domestik. Hal tersebut berpotensi

menimbulkan konflik peran ganda.

Page 33: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Peningkatan standar hidup keluarga yang termasuk faktor eksternal juga

merupakan faktor yang mempengaruhi konflik peran ganda. Peningkatan standar

hidup keluarga membutuhkan adanya penghasilan tambahan. Wanita yang bekerja

di luar rumah untuk mendapatkan penghasilan tambahan bagi keluarga kadang

menjadi kurang memiliki waktu dan perhatian untuk keluarga (Suryadi, dkk.,

2004:13). Keadaan ini tidak sesuai dengan tujuan awal wanita bekerja, yaitu

meningkatkan standar hidup dan memberikan yang terbaik bagi keluarga. Hal ini

yang kemudian memunculkan konflik peran ganda pada wanita yang

bersangkutan.

Faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap konflik peran ganda pada wanita

yaitu kepribadian individu. Kepribadian diartikan sebagai suatu organisasi yang

dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan

pemikiran individu secara khas (Allport, dalam Koswara, 1991:11). Dalam

kepribadian terdapat sifat unik dan khas yang mempengaruhi keputusan wanita

untuk bekerja, serta mempengaruhi sikap wanita dalam menghadapi peran

gandanya menurut Hoffman dan Nye (dalam Irawaty & Kusumaputri, 2008:16);

sebab menurut Hoffman dan Nye dalam kepribadian meliputi kebutuhan untuk

berprestasi, kesadaran akan kepemilikan kompetensi, dan menentukan sikap

terhadap peran yang khas dan unik pada tiap individu. Kekhasan dan keunikan

dalam kepribadian tersebut diperoleh dari beberapa unsur, salah satunya yaitu

konsep diri.

Pengertian konsep diri secara umum merupakan persepsi fisik, sosial, dan

psikologis tentang dirinya yang berasal dari pengalaman dan interaksinya dengan

Page 34: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

orang lain menurut William D. Brooks (dalam Rakhmat, 2008:99-100). Menurut

Burns (Pudjijogyanti, 1993:2), konsep diri adalah hubungan antara sikap dan

keyakinan tentang diri kita sendiri. Konsep diri seseorang dapat dinyatakan

melalui pandangan tentang pribadinya. Dalam diri seorang perawat wanita akan

muncul perasaan-perasaan tertentu sesuai dengan bagaimana cara ia memandang

dirinya, yang merupakan fungsi dari konsep dirinya. Selanjutnya, konsep diri ini

akan mampu membawa perawat wanita dalam menunjukkan identitas-indentitas

sosialnya. Dimana, identitas-identitas ini digunakan sebagai dasar tingkah laku,

yang menyediakan isyarat-isyarat bagi perawat wanita untuk memudahkan dalam

berkomunikasi dengan masyarakat dengan menunjukkan ”siapa” dia sebenarnya

pada waktu dan tempat tertentu. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rogers

(dalam Alwisol, 2004:322) bahwa dalam kepribadian terdapat unsur konsep diri

(self concept). Konsep diri didefinisikan sebagai evaluasi, penilaian atau

penaksiran individu mengenai dirinya sendiri (Chaplin, 2004: 450). Melalui

konsep diri, seorang wanita akan memperoleh gambaran, penilaian dan evaluasi

mengenai dirinya sendiri yang digunakan untuk mengatasi lingkungannya, baik

lingkungan di sektor domestik maupun sektor publik.

Konsep diri mempunyai peranan sangat penting dalam perilaku manusia,

dalam hal ini termasuk perawat wanita. Pentingnya konsep diri biasanya

didasarkan pada adanya premis yang menyatakan bahwa konsep diri tinggi

(positif) akan berhubungan dengan perasaan berharga terhadap diri sendiri (self

worth) dan penerimaan diri. Perasaan berharga terhadap diri sendiri yang positif

disertai penerimaan diri, akan membuat individu berkembang secara optimal

Page 35: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

dalam konteks kemasyarakatan melalui pengenalan tahap-tahap perkembangan

dengan pemahaman yang cerdik, pengambilan keputusan yang matang,

pengaturan diri yang bertanggung jawab dan moral yang otonom.

Konsep diri ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu konsep diri positif dan

konsep diri negatif, dimana masing-masing memiliki karakteristik sendiri-sendiri.

Ciri konsep diri positif adalah dimana seorang perawat wanita akan memiliki

keyakinan untuk mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain, menyadari

bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang

seluruhnya tidak disetujui oleh masyarakat serta mampu memperbaiki dirinya.

Sehingga perawat wanita yang memiliki konsep diri positif akan terlihat lebih

optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu,

juga terhadap kegagalan yang dialaminya (Rakhmat, 2008:106). Kegagalan bukan

dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan

pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang dengan konsep diri yang

positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang

dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang.

Sedangkan seseorang yang memiliki konsep diri negatif adalah peka terhadap

kritik, mudah marah, responsif terhadap pujian, dan merasa tidak disenangi orang

lain (Rakhmat, 2008:105-106). Ia meyakini dan memandang bahwa dirinya

lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang,

tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang

dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap

kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai

Page 36: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Orang dengan konsep diri negatif,

akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak

yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau

menyalahkan orang lain.

Penelitian ini akan membahas mengenai hubungan konsep diri dengan

konflik peran ganda pada perawat wanita. Dari fakta-fakta tersebut, konsep diri

positif dan konsep diri negatif dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah

konsep diri positif agar perawat wanita tidak mudah mengalami konflik peran

ganda. Sedangkan perawat wanita yang memiliki konsep diri negatif akan

cenderung mudah mengalami konflik peran ganda. Dengan demikian perawat

wanita yang memiliki konsep diri negatif dapat berusaha merubah konsep dirinya

menjadi lebih positif, sehingga mereka tidak mudah terjebak dalam konflik peran

ganda.

Individu yang menilai, menaksir serta menggambarkan dirinya sendiri secara

positif menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki konsep diri positif

cenderung dicirikan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, merasa selalu dihargai

oleh orang di sekitar, dapat menilai hubungan dengan orang lain secara tepat dan

memiliki penyesuaian sosial yang baik (Rakhmat, 2008:106). Karakterisitik

konsep diri positif tersebut yang merupakan bagian dari kepribadian kemudian

turut menentukan kesadaran akan kompetensi menjadi positif, kebutuhan

berprestasi menjadi tinggi serta ada kejelasan terhadap peran yang dijalani.

Melalui hal tersebut, seorang perawat wanita akan mengoptimalkan kemampuan

yang dimiliki untuk menjalankan peran-perannya, serta menjalankan secara

Page 37: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

efektif. Dengan demikian, perawat wanita dengan konsep diri positif yang

memiliki peran di sektor domestik, akan melaksanakan kedua peran dengan

efektif dan sebaik mungkin sehingga dalam dirinya tidak muncul perasaan

bersalah, cemas maupun ketegangan akibat pelaksanaan peran gandanya.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk

mengetahui tentang hubungan antara konsep diri dengan konflik peran ganda pada

perawat wanita Rumah Sakit Delta Surya.

1.2. Identifikasi Masalah

Dalam menentukan fokus permasalahan diperlukan sebuah identifikasi

masalah. Penelitian ini difokuskan kepada wanita yang bekerja sebagai perawat,

karena seorang wanita yang bekerja sebagai perawat akan memiliki peran ganda

sebagai seorang ibu dan istri yang harus mengurus rumah tangga dan sebagai

seorang perawat yang harus melaksanakan tugas pekerjaan dengan baik karena

karakteristik pekerjaan perawat yang demikian berat mengharuskannya tidak

hanya mempertanggungjawabkan pekerjaannya pada perusahaan (rumah sakit)

seperti pada profesi lain, tetapi juga mempertanggungjawabkan pada pasien dan

keluarga pasien yang dirawat. Besarnya tanggung jawab yang diemban wanita

yang berprofesi sebagai perawat, tidak kemudian mengurangi besarnya tanggung

jawab peran dalam sektor domestik sebagai ibu rumah tangga, tidak cukupnya

waktu dan energi untuk memenuhi kedua peran cenderung menimbulkan konflik

peran ganda karena tuntutan pekerjaan dan keluarga sama-sama membutuhkan

perhatian yang sama besar.

Page 38: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Sebagai dampak lebih lanjut perawat wanita akan mengalami kecemasan

terhadap peran gandanya, yang akan menimbulkan reaksi-reaksi psikologis,

fisiologis dan ditampakkan dalam perilakunya. Beberapa hal yang dikabarkan

dapat mempengaruhi konflik peran ganda pada wanita yaitu kepribadian individu,

dimana kekhasan dan keunikan dalam kepribadian tersebut diperoleh dari

beberapa unsur, salah satunya konsep diri. Melalui konsep diri, seorang wanita

akan memperoleh gambaran, penilaian dan evaluasi mengenai dirinya sendiri

yang digunakan untuk mengatasi lingkungannya, baik lingkungan di sektor

domestik maupun sektor publik. Konsep diri kemudian ikut menentukan tingkah

laku dan pemikiran dalam menjalankan peran gandanya, termasuk dalam

menghadapi dampak dari pelaksanaan peran ganda. Hal inilah yang akan diteliti

berkaitan dengan konflik peran ganda pada perawat wanita.

1.3. Batasan Masalah

Untuk dapat mencapai hasil penelitian yang baik, perlu dilakukan pembatasan

masalah. Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian ini tidak melebar. Dalam

penelitian ini pembatasan masalah dirumuskan sebagai berikut:

1. Menurut William D. Brooks (dalam Rakhmat, 2008:99-100) mengatakan

bahwa konsep diri merupakan persepsi fisik, sosial dan psikologis tentang dirinya

yang berasal dari pengalaman dan interaksinya dengan orang lain.

2. Konflik peran ganda adalah ketegangan, kecemasan serta perasaan gelisah

yang timbul akibat pelaksanaan dua peran atau lebih, yang pemenuhan peran-

peran tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi, ditunjukkan dengan

pemenuhan peran yang satu mempersulit pemenuhan peran yang lain.

Page 39: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

3. Menurut Ellis dan Hartley (dalam Gaffar, 1999) perawat adalah seseorang

yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan melindungi

seseorang karena sakit, cedera dan proses penuaan. Subjek penelitian yang dipilih

oleh peneliti dalam penelitian ini adalah perawat wanita dengan usia 21-40 tahun

karena pada usia tersebut wanita sudah mempunyai pilihan struktur kehidupan

yang mantap, baik dalam kehidupan berkeluarga maupun kehidupan dalam dunia

kerja, selain itu subyek haruslah sudah menikah dengan mempertimbangkan

faktor sudah memiliki anak dengan alasan subyek mempunyai tugas dan tanggung

jawab sebagai ibu rumah tangga di luar tugasnya sebagai perawat, hal ini dapat

menunjukkan bahwa wanita mengalami sendiri konflik tersebut.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut: “Apakah ada hubungan antara konsep diri dengan

konflik peran ganda pada perawat wanita Rumah Sakit Delta Surya?”

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri

dengan konflik peran ganda pada perawat wanita Rumah Sakit Delta Surya.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

Page 40: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Manfaat Teoritis:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam

mengembangkan teori dan memberikan informasi serta pengetahuan tentang

wanita yang bekerja, khususnya tentang wanita yang bekerja sebagai perawat dan

hal-hal yang terkait dengannya, sehingga akan memacu peneliti lain untuk

memperdalam dan memperbanyak penelitian-penelitian lanjutan tentang faktor-

faktor lain yang masih sangat luas sehingga penerapan teori akan semakin

menyeluruh.

Manfaat Praktis:

Manfaat praktis penelitian ini yaitu melalui hasil penelitian ini diharapkan

perawat wanita dapat mengetahui dan memahami mengenai hubungan antara

konsep diri dengan konflik peran ganda yang dialami oleh perawat wanita,

sehingga perawat wanita bisa mengantisipasi konflik peran ganda yang muncul

dengan memiliki konsep diri positif.

Page 41: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1. Konflik Peran Ganda

2.1.1. Pengertian Konflik

Konflik (berasal dari kata con-fligure, conffictum yang artinya berbenturan),

yaitu semua bentuk benturan, tabrakan, ketidak sesuaian, pertentangan,

perkelahian, oposisi dan interaksi-interaksi yang antagonistis, bertentangan

(Kartini Kartono, 1994:328).

Menurut Coleman (1970), konflik adalah suatu pertentangan antara dua (atau

lebih) ambisi atau dorongan atau keinginan yang sifatnya berlawanan. Masing-

masing dorongan itu merupakan suatu keinginan yang sama-sama menarik atau

sama-sama tidak menarik, sehingga pilihan menjadi tidak mudah, sulit dan bahkan

mungkin tidak memilih (dalam Indra & Hidayat, 1995:29).

Konflik merupakan kondisi terjadinya ketidak cocokkan antara nilai-nilai

atau tujuan yang ingin dicapai baik yang ada dalam diri individu maupun

hubungannya dengan orang lain (Killman & Thomas, 1978 dalam Wijono,

1993:4).

2.1.2. Peran Dalam Rumah Tangga

Tiap individu memiliki peran masing-masing dalam kehidupannya. Dalam

menjalankan perannya, individu selalu dituntut untuk berperilaku sosial sesuai

dengan harapan dan norma dalam masyarakat yang digunakan untuk pedoman

Page 42: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

mengatur perilaku individu dalam bermacam-macam situasi sosial, termasuk

situasi sosial yang dihadapi wanita dalam perannya di sektor domestik. Peran

yang dijalankan wanita di sektor domestik sebagai ibu rumah tangga memiliki

karakteristik tugas dan tanggung jawab yang telah diatur oleh norma yang ada di

sekitar wanita.

Menurut Gunarsa dan Gunarsa (2006:253-255), sebagai seorang istri, wanita

memiliki peran membantu suami dalam menentukan nilai-nilai yang akan menjadi

tujuan hidup yang mewarnai hidup sehari-hari dan keluarga, yaitu:

1. Menjadi kekasih suami.

2. Menjadi pengabdi dalam membantu meringankan beban suami.

3. Menjadi pendamping suami, bila perlu membina relasi-relasi dalam

pelaksanaan tanggung jawab sosial, menghadapi, mengatasi masalah baik

diatasi sendiri atau bersama-sama dengan suami.

4. Menjadi manajer keuangan yang dilimpahkan oleh suami.

Sedangkan peranan seorang wanita sebagai ibu rumah tangga adalah:

1. Mengatur seluruh kehidupan dan kelancaran rumah tangga.

2. Mengatur dan mengusahakan suasana rumah yang nyaman.

Peran wanita sebagai ibu bagi anak-anaknya:

1. Menjadi model tingkah laku anak yang mudah diamati atau ditiru.

2. Menjadi pendidik, memberi pengarahan, dorongan dan contoh bagi anak untuk

berperilaku.

3. Menjadi konsultan, memberi nasehat, pertimbangan, pengarahan dan

bimbingan.

Page 43: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

4. Menjadi sumber informasi, memberikan pengetahuan, pengertian dan

penerangan.

Peran yang ada pada wanita menurut Wolfman (1989:2-15;31) berasal dari

beberapa sumber diantaranya adalah:

1. Para ibu atau pembimbing wanita

Kaum wanita memperoleh contoh-contoh dari para ibu atau terkadang mereka

memperoleh contoh dari nenek mereka yang memikul banyak tanggung jawab

dimana para ibu bertanggung jawab atas rumah, hidangan, makan, perawatan

umum seluruh keluarga. Kebanyakan para wanita tidak belajar sejak dini apa yang

diharapkan dari mereka dengan cara bertindak sebagai anak perempuan seperti

berperilaku hormat, sopan dan memperhatikan tugas-tugas kewanitaan.

2. Dari segi keagamaan

Kaum wanita memperoleh pengarahan tentang peran-peran yang berdasarkan

tradisi. Kaum wanita diberitahukan bahwa mereka seharusnya bersahaja dan

hormat seperti yang tercantum dalam kitab suci agamanya.

3. Kebudayaan populer (musik, film, bacaan-bacaan yang ada dalam masyarakat

kita)

Dari kebudayaan populer itulah masyarakat belajar secara tidak langsung

mengenai peran-peran wanita. Sebagai contohnya dalam film biasa diperlihatkan

seorang wanita yang sudah menjadi ibu mengurus rumah dengan baik, memasak

dan mengurus anak-anak.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa peran wanita dalam

rumah tangga adalah menjadi pendamping suami, mengatur keuangan keluarga,

Page 44: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

mengatur segala kegiatan rumah tangga, mengurus segala keperluan keluarga,

termasuk kebutuhan anak dan suami serta mengatur dan mengusahakan suasana

rumah yang nyaman, mendidik dan mengasuh anak.

Pengertian Konflik Peran Ganda

Peran atau role dijelaskan oleh Biddle (dalam Neumann, 1984: 18 dan

1999:81) sebagai perangkat perilaku yang disetujui secara sosial, ditetapkan serta

diterima sebagai sebuah norma. Peran juga merupakan harapan orang lain tentang

perilaku yang tepat terhadap posisi yang disandangnya (Muchinsky, 2000:253).

Biddle dan Thomas (dalam Sarwono, 2002:216-220) menjelaskan beberapa

istilah tentang perilaku yang dikaitkan dengan peran dan dijelaskan sebagai

berikut:

1. Expectation, yaitu harapan orang lain tentang perilaku yang pantas dan

semestinya ditampakkan seseorang yang mempunyai peran tersebut.

2. Norm, yaitu harapan yang terselubung dari masyarakat walaupun tidak

diungkapkan, tetapi tetap ada.

3. Performance, atau disebut sebagai perilaku nyata yang menurut Sarbin (1966)

dikenal dengan role enactment yang diukur berdasarkan keterlibatan diri

dalam peran.

4. Penilaian dan sanksi yang didasarkan pada harapan masyarakat atau orang lain

tentang norma sehingga akan diberikan kesan positif berupa penilaian dan

kesan negatif (sanksi) yang datang dari lingkungan eksternal (orang lain) atau

internal yaitu diri sendiri.

Page 45: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Masing-masing peran dihubungkan dengan perilaku yang diharapkan dan

kadang-kadang seseorang mengalami konflik antara dua atau lebih peran yang

dilakukan secara bersamaan. Katz dan Kahn (dalam Jones, dkk, 2001:201)

menyebut konflik peran ganda sebagai reaksi yang terjadi secara bersama

berkaitan dengan pemenuhan berbagai peran, yang disebabkan karena adanya

konflik batin antara harapan dan sikap seseorang dengan perannya yang juga

merupakan harapan orang lain tentang perilaku yang tepat terhadap posisi yang

disandangnya (Peterson, 1996:527).

Dari definisi tentang konflik peran ganda dapat disimpulkan bahwa konflik

peran ganda adalah ketegangan, kecemasan serta perasaan gelisah yang timbul

akibat pelaksanaan dua peran atau lebih, yang pemenuhan peran-peran tersebut

saling terkait dan saling mempengaruhi, ditunjukkan dengan pemenuhan peran

yang satu mempersulit pemenuhan peran yang lain.

2.1.4. Dimensi Konflik Peran Ganda

Greenhaus & Beutell (dalam Rusita, 2005: 15) membagi konflik peran ganda

yang bersangkut paut dengan wanita yang bekerja menjadi dua dimensi, yaitu:

1. Konflik dari pekerjaan yang mempengaruhi keluarga (Work Interfering with

Family = WIF) yaitu pemenuhan peran dalam pekerjaan dapat menimbulkan

kesulitan pemenuhan peran dalam keluarga.

2. Konflik dari keluarga yang mempengaruhi pekerjaan (Family Interfering with

Work = FIW) yaitu pemenuhan peran dalam keluarga dapat menimbulkan

kesulitan pemenuhan peran dalam pekerjaan.

Page 46: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

2.1.5. Tipe Konflik Peran Ganda

Greenhaus dan Beutell (dalam Jones & Bright, 2001:202) merumuskan tiga

jenis tipe konflik peran ganda, yaitu:

1. Time-based conflict, yaitu ketegangan, kecemasan serta perasaan gelisah yang

timbul akibat keterbatasan waktu yang dimiliki pelaku peran ganda, waktu yang

digunakan untuk pekerjaan sering kali berakibat terbatasnya waktu untuk

keluarga, demikian sebaliknya. Dapat dicontohkan: ” Saya merasa bersalah karena

pulang lebih awal dari jam kerja sebab masih ada pekerjaan lain yang menunggu

di rumah.”. Atau ”Ada perasaan cemas ketika harus menitipkan anak untuk diasuh

orang lain, karena saya harus bekerja”.

2. Strain – based conflict, yaitu ketegangan, kecemasan serta perasaan gelisah

yang timbul akibat tekanan dalam satu peran yang akhirnya mempengaruhi

kinerja peran yang lain. Setiap peran memiliki tugas dan tanggung jawab masing-

masing. Pada tiap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut selalu saja

timbul permasalahan, baik permasalahan yang timbul karena faktor internal

seperti keletihan, kesedihan, emosi yang meningkat dan lain sebagainya, maupun

dari faktor eksternal seperti perbedaan pendapat, overload pekerjaan,

permasalahan interpersonal, dan lain-lain. Timbulnya permasalahan yang

demikian pada salah satu peran dapat memunculkan ketegangan yang kemudian

mempengaruhi kinerja pelaksanaan peran lain. Dicontohkan: ”Saya sulit bersantai

saat bersama anak-anak bila masih ada pekerjaan kantor yang belum selesai.”

Atau sebaliknya ” Saya mendapat kabar anak sakit, saya menjadi cemas dan

kurang fokus dalam bekerja karena ingin segera pulang melihat kondisi anak”.

Page 47: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

3. Behaviour – based conflict, yaitu ketegangan, kecemasan serta perasaan gelisah

yang timbul akibat adanya kesulitan melakukan perubahan perilaku dari peran

yang satu ke peran lain. Perilaku yang tepat untuk suatu peran belum tentu tepat

untuk peran lain. Misal, sebagai seorang ibu diharapkan memiliki figur yang

lembut, perhatian, penuh kasih sayang, dan pengertian. Berbeda dengan figur

sebagai ibu, saat bekerja di kantor seorang wanita diharapkan dapat bersikap

profesional dan objektif. Ketidakmampuan wanita untuk mengubah perilaku dari

peran satu ke peran yang lain membuat wanita mengalami kebingungan,

ketidaktepatan dalam bersikap pada suatu peran, dan rasa tertekan. Dapat

dicontohkan: ”Sikap tegas di rumah sama seperti sikap tegas di kantor, namun hal

itu membuat saya sulit bercengkrama dengan anak-anak”. Atau ”Sikap penurut

saya pada suami, mempersulit saya mengambil keputusan ketika bekerja di

kantor”.

2.1.6. Resiko Konflik Peran Ganda

Resiko yang akan dihadapi oleh ibu yang berperan ganda akan berbeda

dengan ibu yg hanya mengurusi keluarganya. Resiko yang umum dihadapi dalam

konflik peran ganda menurut Amran (1994:4) adalah:

1. Terabaikannya keluarga.

2. Terkurasnya tenaga dan pikiran

3. Sulitnya menghadapi konflik peran antara kedudukan sebagai ibu rumah tangga

dan sebagai pekerja

4. Timbulnya stress dan beban pikiran.

5. Berkurangnya waktu untuk diri sendiri.

Page 48: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

2.1.7. Sebab-Sebab Konflik Peran Ganda

Dalam beberapa tahun ini penelitian konflik peran lebih dikhususkan pada

konflik pekerjaan dan keluarga, dimana ada beberapa hal yang menjadi penyebab

potensialnya yaitu, pertambahan jumlah wanita yang bekerja dan pembagian

peran yang tidak jelas antara laki-laki dan wanita terutama yang sudah menikah

serta adanya seseorang yang juga melaksanakan pekerjaan di rumah sehingga

terdapat pengaburan antara peran seseorang dalam rumah tangga dan

pekerjaannya. Tekanan dalam mengelola peran semakin berat ketika tanggung

jawab konflik pekerjaan dan keluarga lebih berat dan pekerjaan dirasakan sebagai

kesempatan bukan hanya sebatas mendapat imbalan (Jones & Bright, 2001:202).

Rabinowitz dan Stumpf (dalam Peterson, 1996:527) menjelaskan beberapa

faktor penyebab konflik peran yang terjadi secara internal pada wanita yang

bekerja, diantaranya adalah:

1. Person – role clash, yaitu wanita yang merasa bahwa pekerjaannya akan

menimbulkan perasan bersalah atas perannya.

2. Internal conflict, yaitu wanita yang merasa peran yang dilakukan membentuk

konflik dengan orang lain yang terkait dengan dirinya.

3. Person – person clash, yaitu wanita yang merasa tidak mampu menjalankan

keinginan lebih banyak orang karena keterbatasannya.

4. Role – role clash, yaitu wanita yang menginginkan dirinya untuk melakukan

sesuatu tapi tidak mendapatkan kesempatan.

Permasalahan yang dialami para wanita yang memiliki peran ganda

cenderung hampir sama. Berbagai hambatan dan kesulitan yang dihadapi juga

Page 49: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

berasal dari sumber-sumber yang hampir sama. Menurut Rini (2002:1-2) faktor-

faktor yang biasanya menjadi sumber persoalan bagi wanita yang menjalankan

peran ganda, antara lain sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor internal yang dianggap mempengaruhi konflik peran ganda yaitu

persoalan yang timbul dalam diri pribadi wanita yang bersangkutan. Adanya

diantara para wanita yang bekerja di luar rumah bukan karena keinginan pribadi,

tetapi karena tuntutan ekonomi. Kondisi tersebut mudah menimbulkan stres dan

cenderung merasa lelah (terutama secara psikis) karena seharian memaksakan diri

bertahan di tempat kerja. Kemampuan manajemen diri dan waktu turut

mempengaruhi timbulnya konflik peran ganda, mengingat tugas dan tanggung

jawab wanita bukan hanya untuk keluarga tetapi juga untuk pekerjaan di kantor.

Wanita yang tidak memiliki manajemen diri dan waktu yang baik maka cenderung

mengalami konflik karena ketidakmampuan mengatur waktu, tenaga, pikiran

maupun komitmen sehingga membuat wanita tidak dapat bekerja secara maksimal

pada salah satu peran atau kedua peran yang dijalani.

2. Faktor Eksternal

Yang dimaksud faktor eksternal adalah permasalahan yang timbul dari luar

pribadi wanita yang bersangkutan yang kemudian mempengaruhi wanita tersebut

dalam menjalankan peran gandanya. Faktor eksternal yang dimaksud antara lain:

a. Dukungan Suami

Dukungan suami dapat diartikan sebagai sikap-sikap penuh pengertian yang

ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang positif, ikut membantu menyelesaikan

Page 50: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

pekerjaan rumah tangga, membantu mengurus anak-anak serta memberikan

dukungan moral dan emosional terhadap karir atau pekerjaan istri. Dukungan

suami yang demikian sangat dibutuhkan oleh wanita yang bekerja, namun

kenyataan di Indonesia yang masih sangat terpengaruh kuat oleh sistem

paternalistik dimana terdapat pemahaman bahwa pria tidak boleh mengerjakan

pekerjaan wanita termasuk mengurus rumah tangga, membuat tugas dan tanggung

jawab wanita yang bekerja di luar rumah semakin berat. Keadaan yang demikian

akan menjadi sumber tekanan yang berat bagi wanita, dan wanita yang

bersangkutan akan sulit merasakan kepuasan dalam bekerja. Selain itu, kurangnya

dukungan suami membuat peran wanita di rumah menjadi tidak optimal karena

terlalu banyak pekerjaan yang harus dikerjakan di rumah padahal merasa lelah

sesudah bekerja di kantor. Hal tersebut berakibat timbulnya rasa bersalah karena

merasa tidak dapat menjadi ibu dan istri yang baik.

b. Kehadiran anak

Masalah pengasuhan anak pada umumnya dialami oleh para wanita bekerja

yang mempunyai anak kecil atau balita. Semakin kecil usia anak maka semakin

besar tingkat stres yang dirasakan. Rasa bersalah karena meninggalkan anak untuk

bekerja seharian merupakan persoalan yang sering dipendam oleh para wanita

yang bekerja.

c. Masalah pekerjaan

Pekerjaan dapat menjadi sumber ketegangan stress yang besar bagi para

wanita bekerja. Hal yang dapat menjadi sumber ketegangan tersebut, antara lain:

peraturan kerja yang kaku, atasan yang kurang bijaksana, beban kerja yang berat,

Page 51: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

rekan-rekan kerja yang sulit bekerjasama, waktu kerja yang panjang, atau

ketidaknyamanan psikologis yang dialami akibat dari problem sosial-politik di

tempat kerja. Situasi yang demikian akan membuat wanita menjadi lelah, padahal

kehadirannya masih sangat dinantikan oleh keluarga di rumah. Kelelahan psikis

dan fisik yang dialami kemudian dapat membuat wanita cenderung lebih sensitif

dan emosional, baik terhadap anak maupun suami.

3. Faktor Relasional

Waktu yang dimiliki wanita yang bekerja di luar rumah lebih terbatas

dibandingkan dengan wanita yang hanya menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya.

Hal tersebut yang dapat memicu masalah kebersamaan dengan suami dan anak-

anak. Kebersamaan dengan suami dalam suasana rileks, santai dan hangat

merupakan kegiatan penting yang tidak bisa diabaikan untuk membina,

mempertahankan dan menjaga kedekatan relasi serta keterbukaan komunikasi satu

dengan yang lain. Adanya keterbatasan waktu untuk keluarga, tidak jarang

membuat wanita merasa bahwa dirinya tidak bisa berbicara secara terbuka dengan

suami, bertukar pikiran, mencurahkan pikiran dan perasaan, atau merasa suami

tidak lagi mengerti dirinya, dan pada akhirnya akan memunculkan peluang

munculnya ketegangan dalam diri wanita yang bersangkutan. (http:/www.e-

psikologi.com/dewasa/160502.htm)

Menurut Shaw dan Castanzo (dalam Soeharto, 2004) dalam menjalankan

perannya, individu selalu dituntut untuk berperilaku sosial sesuai dengan harapan

dan norma dalam masyarakat yang digunakan untuk pedoman mengatur perilaku

individu dalam bermacam-macam situasi sosial, termasuk situasi sosial yang

Page 52: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

dihadapi wanita dalam perannya di sektor domestik sebagai ibu rumah tangga

memiliki karakteristik tugas dan tanggung jawab yang telah diatur oleh norma

yang ada di sekitar wanita.

Pendapat lain dinyatakan Hoffman dan Nye (1984:40-60) bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi konflik peran ganda wanita sebagai berikut:

1. Faktor Eksternal, yakni terdiri dari:

a. Finansial

Finansial (uang) yang diperoleh wanita dari hasil bekerja di sektor publik

sebagai karyawati merupakan uang pribadi, sehingga wanita merasa mempunyai

keleluasaan dan kebebasan untuk menggunakannya. Selain itu, uang tersebut juga

memberikan kontribusi untuk ikut membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga

selain kepala rumah tangga (suami), membuat peran wanita menjadi penting.

Tuntutan peran di sektor publik yang muncul dari perusahaan maupun dalam diri

wanita itu sendiri membuat wanita harus dapat mencurahkan tenaga, pikiran,

maupun komitmen sebagai karyawati, namun di sisi lain tetap tidak mengabaikan

peran di sektor tradisional sebagai ibu rumah tangga. Keadaan demikian yang

memungkinkan konflik peran ganda pada wanita.

b. Peningkatan standar hidup keluarga

Peningkatan kebutuhan dan fasilitas keluarga membutuhkan biaya ekstra.

Untuk menyediakan biaya ekstra tersebut keluarga membutuhkan adanya

penghasilan tambahan di luar penghasilan tetap kepala keluarga (suami), yakni

pemasukan dari ibu yang bekerja. Terlebih wanita pada umumnya memiliki naluri

keibuan yakni ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, sehingga tidak

Page 53: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

jarang ditemui wanita yang bekerja karena ingin memberikan fasilitas yang

terbaik bagi keluarga, khususnya anak.

Wanita bekerja di luar rumah secara tidak langsung akan mengalami

pembagian waktu, tenaga, pikiran, serta perhatian antara keluarga dengan

pekerjaan di kantor. Adanya pembagian waktu, tenaga, pikiran, serta perhatian

yang sedemikian akan berpotensi berkurangnya waktu serta perhatian yang

diberikan wanita kepada keluarga khususnya anak sehingga berakibat munculnya

konflik peran (Greenhaus dan Beutell, dalam Jones & Bright, 2001:202). Apabila

keadaan ini terjadi maka bertentangan dengan tujuan awal wanita bekerja yaitu

salah satunya ingin memberikan fasilitas yang terbaik bagi keluarga khususnya.

2. Faktor Internal

Faktor internal yang dimaksud yaitu kepribadian. Kepribadian diartikan

sebagai organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan

tingkah laku, pemikiran serta penyesuaian diri yang khas dan unik terhadap

lingkungan (Allport, dalam Koswara, 1991:11). Dalam kepribadian terdapat sifat

unik dan khas yang mempengaruhi keputusan wanita untuk bekerja, serta

mempengaruhi sikap wanita dalam menghadapi peran gandanya (Hoffman dan

Nye, 1984:40-60); sebab dalam kepribadian meliputi kebutuhan untuk berprestasi,

kesadaran akan kepemilikan kompetensi, dan menentukan sikap terhadap peran

yang khas dan unik pada tiap individu. Oleh sebab itu, walau diketahui berada

pada situasi, tingkat pendidikan, sumber pemasukan, kesempatan kerja dan

memiliki anak yang usianya hampir sama, hal yang mempengaruhi munculnya

Page 54: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

atau tidak munculnya konflik peran ganda pada wanita salah satunya yakni

kepribadian.

Kepribadian wanita dewasa terbentuk melalui konsep diri, hal tersebut sesuai

pernyataan Rogers (dalam Davidoff, 1991:156) menyatakan bahwa konsep diri

(self concept) juga merupakan salah satu unsur dari kepribadian. Pada umumnya

orang dewasa normal mengerti serta menyadari apa yang dikerjakan dan mengapa

sesuatu hal tersebut dikerjakan, hal tersebut merupakan gambaran kepribadian

orang dewasa yang ideal. Salah satu faktor seseorang dapat dikatakan memiliki

kematangan atau kedewasaan penuh yaitu melalui self objectification (objektivitas

diri) berupa insight. Adapun yang dimaksud insight disini yaitu kecakapan

seseorang untuk mengenal dan mengerti dirinya sendiri (Sujanto, dkk.,2001).

Kecakapan mengenal dan mengerti dirinya sendiri diperoleh melalui konsep diri.

Melalui konsep diri individu akan memiliki evaluasi, penilaian atau penaksiran

individu mengenai dirinya sendiri (Chaplin, 2004:450).

Melalui hal tersebut, individu akan memperoleh pengetahuan tentang dirinya

sendiri yang meliputi kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki sehingga lebih

lanjut memperoleh gambaran mengenai kebutuhan untuk berprestasi, kesadaran

akan kepemilikan kompetensi, dan menentukan sikap terhadap pesan yang

merupakan bagian dari kepribadian serta turut mempengaruhi keputusan wanita

untuk bekerja, serta mempengaruhi sikap wanita dalam menghadapi peran

gandanya.

Berpijak pada uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya

konflik peran ganda pada wanita dipengaruhi oleh faktor eksternal yang terdiri

Page 55: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

dari finansial, peningkatan standar hidup, serta faktor internal yaitu kepribadian.

Pendapat lain juga menyatakan bahwa hal-hal yang mempengaruhi munculnya

konflik peran ganda pada wanita, antara lain: faktor internal, faktor eksternal, dan

faktor relasional. Melalui dua pendapat di atas telah diuraikan bahwa dalam faktor

internal yakni kepribadian yang mempengaruhi munculnya konflik peran ganda

tersebut di dalamnya dipengaruhi oleh konsep diri yang merupakan variabel bebas

dalam penelitian ini.

Konsep diri dipilih sebagai variabel bebas dalam penelitian ini karena konsep

diri turut mempengaruhi terjadinya konflik peran ganda. Selain hal tersebut,

menurut Rini (2002:1-2) bahwa masalah-masalah rumit yang dialami individu

seing bahkan hampir semua berasal dari problem konsep diri. Lebih lanjut Fitts

(dalam Agustiani, 2006:138) menyatakan bahwa konsep diri merupakan aspek

penting dalam diri seseorang, karena konsep diri merupakan kerangka acuan

(frame of reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan, termasuk lingkungan

tempat tinggal menjalankan peran gandanya, yakni lingkungan keluarga dan

lingkungan tempat kerja.

2.2. Konsep Diri

2.2.1. Pengertian Konsep Diri

Berbagai tokoh berusaha menjelaskan definisi mengenai konsep diri

berdasarkan pandangannya masing-masing.

Konsep diri merupakan evaluasi, penilaian atau penaksiran individu

mengenai dirinya sendiri (Chaplin, 2004:450).

Page 56: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Menurut Burns (Pujijogyanti, 1993:2), konsep diri adalah hubungan antara

sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri.

Menurut Roger (dalam Alwisol, 2007:322), konsep diri menggambarkan

persepsi orang mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi

bagian dari dirinya sendiri dan pandangan diri dalam kaitannya dengan berbagai

perannya dalam kehidupan dan hubungan interpersonal.

Menurut Joan Rais (Gunarsa & Gunarsa, 2006:237), konsep diri adalah

merupakan pendapat kita mengenai diri sendiri dan hanya terdapat dalam pikiran

seseorang dan bukan dalam realitas yang konkrit. Namun konsep diri mempunyai

pengaruh yang besar terhadap keseluruhan perilaku yang ditampilkan oleh

seseorang.

Menurut William D. Brooks (dalam Rakhmat, 2008:99-100) mengatakan

bahwa konsep diri merupakan persepsi fisik, sosial dan psikologis tentang dirinya

yang berasal dari pengalaman dan interaksinya dengan orang lain.

Konsep diri bukan hanya sekadar gambaran deskriptif tetapi juga penilaian

seseorang tentang dirinya. Konsep diri mencakup seluruh pandangan individu

akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, kelemahannya, kepandaiannya,

motivasinya, kegagalannya dan lain sebagainya. Jadi konsep diri merupakan

jumlah total keyakinan individu mengenai atribut personalnya (Brehm & Saul,

1996:41).

Fitss (dalam Agustiani, 2006:138) mengemukakan bahwa konsep diri

merupakan kerangka acuan (frame reference) dalam interaksi dengan lingkungan

dan aspek penting dalam diri seseorang. Secara fenomenologis, ketika individu

Page 57: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

mempersepsikan dirinya, bereaksi terhadap dirinya, memberikan arti dan

penilaian serta membentuk abstraksi tentang dirinya, berarti ia menunjukkan suatu

kesadaran diri (self awareness) dan kemampuan untuk keluar dari dirinya sendiri

untuk melihat dirinya seperti yang ia lakukan terhadap dunia di luar dirinya.

Dari berbagai definisi tentang konsep diri, dapat disimpulkan bahwa konsep

diri adalah penggambaran seseorang terhadap dirinya sendiri mengenai kondisi

fisik, sosial, psikologisnya, serta mendapat tambahan pengaruh berdasarkan

persepsi (sudut pandang) dari orang yang melakukan hubungan interpersonal

dengan dirinya, yang kemudian mempengaruhi terbentuknya kepribadian dan

selanjutnya mengarahkan individu pada kemampuan mengatasi lingkungannya.

2.2.2. Perkembangan Konsep Diri

Konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan

faktor yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan

dengan individu lain. Dalam interaksi ini, setiap individu akan menerima

tanggapan. Tanggapan yang diberikan tersebut akan dijadikan cermin bagi

individu untuk menilai dan memandang dirinya sendiri. Jadi, konsep diri

terbentuk karena suatu proses umpan balik dari individu lain (Pudjijogyanti,

1993:12).

Pada dasarnya, konsep diri itu tersusun atas tahapan-tahapan. Yang paling

dasar adalah konsep diri primer, dimana konsep ini terbentuk atas dasar

pengalamannya terhadap lingkungan terdekatnya, yaitu lingkungan keluarga.

Pengalaman-pengalaman yang berbeda yang ia terima melalui anggota keluarga,

dari orangtua, nenek, kakek, paman, bibi, ataupun misalnya saudara-saudara

Page 58: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

lainnya. Konsep tentang bagaimana dirinya banyak bermula dari perbandingan

antara dirinya dengan saudara-saudara yang lainnya. Sedang konsep tentang

bagaimana perannya, aspirasi-aspirasinya ataupun tanggung jawabnya dalam

kehidupan ini, banyak ditentukan atas dasar didikan ataupun tekanan-tekanan

yang datang dari orangtuanya.

Setelah anak bertambah besar, ia mempunyai hubungan yang lebih luas

daripada hanya sekedar hubungan dalam lingkungan keluarganya. Ia mempunyai

lebih banyak teman, lebih banyak kenalan dan sebagai akibatnya, ia mempunyai

lebih banyak pengalaman. Akhirnya, anak akan memperoleh konsep diri yang

baru dan berbeda dari apa yang sudah terbentuk dalam lingkungan keluarganya. Ia

menghasilkan suatu Konsep Diri Sekunder.

Bagaimana konsep diri sekunder ini terbentuk, banyak ditentukan pula oleh

bagaimana konsep diri primer-nya. Jadi apabila konsep diri primer yang dipunyai

seseorang adalah bahwa ia tergolong sebagai orang yang pendiam, penurut, tidak

nakal atau tidak suka untuk membuat keributan, maka ia akan cenderung untuk

memilih teman bermain yang sesuai dengan konsep diri yang sudah dipunyainya

itu dan teman-teman barunya itulah yang nantinya menunjang terbentuknya

konsep diri sekunder (Gunarsa & Gunarsa, 2006:238-239).

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Menurut Lovinger (dalam Anastasi & Urbina, 1997:455), aspek-aspek yang

dapat mempengaruhi konsep diri adalah sebagai berikut:

Page 59: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

1. Usia

Konsep diri terbentuk secara bertahap. Ketika masih bayi, seorang bayi

membentuk pandangan yang masih kabur tentang dirinya sebagai seorang

individu. Pada usia 6-7 tahun, batas-batas dari diri individu mulai menjadi lebih

jelas sebagai hasil eksplorasi dan pengalaman dengan tubuhnya sendiri. Masa

anak pertengahan dan akhir, anak makin mengidentifikasi diri dengan anak-anak

seusianya dan mengadopsi bentuk-bentuk tingkah laku dari kelompok teman

sebaya dari jenis kelamin yang sama. Selama masa akhir anak konsep diri yang

terbentuk sudah agak stabil. Ketika masa remaja mulai terarah pada pengaturan

tingkah laku mereka sendiri. Nilai-nilai dan sikap-sikap yang merupakan bagian

dari konsep diri pada akhir masa remaja cenderung menetap dan relatif merupakan

pengatur tingkah laku yang bersifat permanen. Pada usia 25-30 tahun biasanya

ego orang dewasa sudah terbentuk dengan lengkap dan konsep diri menjadi

semakin sulit berubah (Agustiani, 2006: 143-144).

2. Intelegensi

Berpengaruh pada penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan, orang

lain, dan dirinya sendiri. Adanya usaha untuk menyesuaikan diri dengan harapan

sosialnya, jika ingin diterima oleh lingkungannya. Kesadaran akan hal tersebut

akan berpengaruh pada konsep dirinya. Makin tinggi taraf intelegensi yang

dimiliki seseorang maka makin baik dan mampu ia untuk bereaksi terhadap

rangsangan lingkungan dengan cara-cara yang dapat diterimanya.

Page 60: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

3. Pendidikan

Pengaruh pendidikan pada konsep diri dipengaruhi oleh pendidikan yang

ditempuh oleh keluarga dan teman-temannya. Apabila lingkungannya rata-rata

berpendidikan tinggi maka akan meningkatkan prestise. Prestise ini akan

mengubah konsep diri yang dimiliki individu.

4. Status sosial ekonomi

Individu yang mempunyai status sosial ekonomi lebih tinggi cenderung

mengembangkan konsep diri positif karena lebih mudah diterima oleh

lingkungannya, demikian pula sebaliknya.

Menurut Fitts (1971, dalam Agustiani 2006:139), konsep diri seseorang dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Pengalaman, terutama pengalaman interpersonal, yang memunculkan perasaan

positif dan perasaan berharga.

2. Kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang lain.

3. Aktualisasi diri, atau implementasi dan realisasi dari potensi pribadi yang

sebenarnya.

2.2.4. Kualitas Konsep Diri

Dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, persepsi, nilai, sikap dan

kepercayaan individu akan dipengaruhi oleh kualitas konsep diri yang dipunyai

individu tersebut. Rakhmat (2008:105) mengungkapkan bahwa kualitas konsep

diri pada individu dibagi menjadi dua macam, yaitu konsep diri positif dan konsep

diri negatif.

Page 61: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Menurut Brooks dan Emmert dalam Rakhmat (2008:105-106), ada lima ciri

orang yang memiliki konsep diri negatif, yaitu:

1. Peka terhadap kritik

Individu ini sangat tidak tahan terhadap kritikan yang diterimanya, dan mudah

marah atau naik pitam. Bagi individu ini, koreksi seringkali dipersepsikan

sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya.

2. Responsif sekali terhadap pujian

Pada individu ini, segala atribut yang menunjang harga dirinya menjadi pusat

perhatiannya. Walaupun individu ini mungkin berpura-pura menghindari

pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima

pujian. Bersamaan dengan kesenangan terhadap pujian, merekapun bersikap

hiperkritik terhadap orang lain.

3. Sikap Hiperkritis

Individu ini bersikap hiperkritis terhadap orang lain. Individu selalu mengeluh,

mencela atau meremehkan apapun dan siapapun. Individu ini tidak pandai dan

tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan

orang lain.

4. Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain

Individu ini merasa tidak diperhatikan. Oleh karena itu, ia bereaksi pada orang

lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan

keakraban dalam persahabatan. Ia tidak pernah mempersalahkan dirinya,

tetapi akan menganggap dirinya sebagai korban dari sistem sosial yang tidak

beres.

Page 62: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

5. Pesimis terhadap kompetisi

Individu ini enggan untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat

prestasi. Ia menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang

merugikan dirinya.

Sedangkan orang yang memiliki konsep diri positif, ditandai dengan lima hal,

yaitu:

1. Yakin akan kemampuan mengatasi masalah.

2. Merasa setara dengan orang lain.

3. Menerima pujian tanpa rasa malu.

4. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai perasaan, keinginan, dan perilaku

yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat.

5. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek

kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.

Dalam kenyataannya memang tidak ada orang yang betul-betul sepenuhnya

memilih konsep diri positif atau negatif, karena itu efektivitas eksternal dapat

diperoleh sebanyak mungkin melalui tanda-tanda konsep diri positif. Menurut

Hamacek dalam Rakhmat (2008:106). Ada sebelas karakteristik orang yang

memiliki konsep diri positif, yaitu:

1. Ia meyakini bentuk nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta bersedia

mempertahankannya. Walaupun menghadapi pendapat kelompok kuat, tetapi

ia juga merasa dirinya cukup tangguh untuk mengubah prinsip-prinsip itu bila

pengalaman dan bukti-bukti baru menunjukkan ia salah.

Page 63: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

2. Ia mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa bersalah

yang berlebih-lebihan atau menyesali tindakannya jika orang lain tidak

menyetujuinya.

3. Ia tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk mencemaskan apa yang

terjadi besok, apa yang telah terjadi pada waktu yang lalu, dan apa yang

sedang terjadi di waktu yang sekarang.

4. Ia memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan

bahkan ketika ia menghadapi kegagalan atau kemunduran.

5. Ia merasa sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi atau rendah.

Walaupun terdapat perbedaan kemampuan tertentu, latar belakang keluarga

atau sikap orang lain terhadapnya.

6. Ia sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan bernilai bagi

orang lain, paling tidak bagi orang-orang yang ia pilih sebagai sahabatnya.

7. Ia dapat menerima pujian tanpa berpura-pura rendah hati dan menerima

penghargaan tanpa merasa bersalah.

8. Ia cenderung menolak usaha orang lain untuk mendominasinya.

9. Ia sanggup mengaku kepada orang lain bahwa ia mampu merasakan, berbagi

dorongan dan keinginan, dari perasaan marah sampai cinta, dari sedih sampai

bahagia, dari kekecewaan mendalam sampai kepuasan yang mendalam pula.

10. Ia mampu menikmati dirinya sendiri secara utuh dalam berbagai kegiatan

yang meliputi pekerjaan, permainan, ungkapan diri yang kreatif, persahabatan,

atau sekedar mengisi waktu.

Page 64: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

11. Ia peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang

diterimanya, dan terutama sekali pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang-

senang dengan mengorbankan orang lain.

2.2.5 Aspek-Aspek Konsep Diri

Fitts (dalam Agustiani, 2006: 141-142) menyatakan ada lima aspek konsep

diri yang dapat digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya konsep diri

seseorang. Kelima aspek konsep diri tersebut, yaitu:.

a. Nilai diri fisik (physical self)

Nilai diri fisik merupakan cara pandang individu terhadap dirinya sendiri dari

segi fisik yang meliputi cara memandang tubuh, penampilan fisik, kondisi

kesehatan dan gerakan motorik. Cara individu memandang dirinya dari segi fisik

akan berkaitan dengan sikap individu terhadap caranya bekerja, dapat

dicontohkan: ”Saya merasa mempunyai wajah yang menarik”.

b. Nilai diri sosial (social self)

Nilai diri sosial yaitu cara individu merasakan dirinya mampu dan berharga

dalam melakukan interaksi sosial dengan orang lain. Dapat dicontohkan: “Saya

mudah menyesuaikan diri dalam segala situasi”.

c. Nilai diri pribadi (personal self)

Nilai diri pribadi yaitu cara individu memandang kemampuan dirinya,

menggambarkan identitas dirinya, serta mengevaluasi kepribadiannya. Individu

yang dapat menilai kemampuannya dengan baik maka senantiasa melakukan

pekerjaannya sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Sebaliknya, individu yang tidak dapat mengenali kemampuannya dengan baik

Page 65: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

maka akan kesulitan dalam melaksanakan tugas dengan maksimal karena individu

kurang mengenal sampai sejauhmana kemampuan yang dimiliki untuk

melaksanakan tugas. Dapat dicontohkan: “Saya berani menyampaikan gagasan

demi kemajuan bersama”.

d. Nilai diri keluarga (family self)

Nilai diri keluarga merupakan cara individu merasakan untuk dihargai dan

berarti bagian dari anggota keluarga serta masyarakat. Dicontohkan:”Saya selalu

dilibatkan dalam setiap kegiatan keluarga.”

e. Nilai diri moral dan etika (moral ethical self)

Nilai diri moral dan etika adalah cara pandang individu dalam konteks moral

dan etika, hubungan individu dengan Tuhan, perasaan menjadi orang baik atau

buruk, serta mengenai kepuasan atau ketidakpuasan terhadap agama yang dianut.

Dicontohkan: “Saya sudah menjalani hidup berdasarkan ajaran agama yang saya

anut”.

Ahli lain Berzonsky (1981) menyatakan bahwa dalam konsep diri terdapat

empat aspek, meliputi:

a. Aspek fisik, meliputi penilaian individu terhadap segala sesuatu yang

dimilikinya, seperti tubuh, pakaian, benda yang dimilikinya, dan lain sebagainya.

Contoh, individu yang menilai dirinya memiliki penampilan yang menarik akan

merasa percaya diri.

b. Aspek psikis, meliputi pikiran, perasaan dan sikap yang dimiliki oleh individu

terhadap dirinya sendiri. Contoh, “Saya yakin dapat melakukan pekerjaan dengan

semaksimal mungkin”.

Page 66: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

c. Aspek sosial, meliputi bagaimana perasaan terhadap peranan sosial yang sedang

dimainkan individu tersebut. Contoh, “Saya merasa pendapat saya cukup dihargai

oleh orang-orang yang ada di sekitar”.

d. Aspek moral, di dalamnya meliputi nilai dan prinsip yang memberi arti serta

arah bagi kehidupan seseorang. Dapat dicontohkan: “Saya memiliki kewajiban

untuk mengungkapkan kebenaran”.

2.2.6 Struktur Konsep Diri

Konsep diri dapat dipandang paling baik sebagai hirarki struktur dan terlihat

seperti gambar dibawah ini, dimana melukiskan global konsep diri, yang mewakili

semua kemungkinan cara individu menyusun dirinya. William James

berkontribusi dalam struktur konsep diri dengan ”arus kesadarannya”. Diri global

tersusun dari dua aspek yang saling mempengaruhi, yaitu:

a. Diri sebagai pengenal, atau I, yaitu proses yang mengalami aktif.

b. Diri sebagai Dikenal, atau Me, yaitu kadar dari pengalaman tadi.

Kadar dari pengalaman Diri sebagai Dikenal pada lain pihak merupakan

konsep ideografis, yaitu spesifik orangnya. Dengan kata lain, konsep diri

merupakan ”individu sebagai dikenal pada individu tersebut” suatu konfigurasi

yang unik. Aspek dari Diri global ini, konsep diri, atau Me, merupakan hal-hal

yang dipersepsikan oleh individu itu, konsep-konsep dan evaluasi mengenai

dirinya sendiri, termasuk gambaran dari orang lain terhadap dia rasakan dan

gambaran tentang pribadi yang dia inginkan, dipelihara dari suatu diet

pengalaman lingkungan yang dievaluasikan secara pribadi.

Page 67: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Semua orang yang Diri Global

sadar dapat

mengalami totalitas

dari Diri

Dua Aspek pembeda Diri sebagai Diri sebagai

dari W.James pengenal atau I pengenal atau Me

Tingkat Citra-diri atau

Idiografik gambaran (Struktur)

Masing-masing

Orang mempunyai Evaluasi Diri

sebuah perasaan harga

diri atau

dan dapat menjalankan Penerimaan

Diri (Proses)

Sikap-sikap Diri atau

Konsep Diri

Diri yang Diri lainnya atau Diri Diri Ideal atau Diri

Dikognisikan atau Diri sebagai individu yakin sebagai individu

sebagai dikenal pada orang-orang lain yang akan

Individu mempersepsikannya dijadikan

= keterangan/ penjelasan

Gambar 2.1. Struktur Konsep Diri (Burns, 1993:64-65) dengan

Penyesuaian

Page 68: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

2.2.7. Peran Konsep Diri

Mengingat konsep diri merupakan arah dari seseorang bertingkah laku, maka

perlu dijelaskan peran penting konsep diri tersebut.

Menurut Felker (1974), ada 3 peran penting dari konsep diri, yaitu:

1. Konsep diri merupakan pemelihara keseimbangan dalam diri seseorang

manusia memang cenderung untuk bersikap konsisten dengan pandangannya

sendiri.

2. Konsep diri mempengaruhi cara seseorang menginterpretasi pengalamannya.

Hal ini tergantung dari bagaimana individu tersebut memandang dirinya.

3. Konsep diri mempengaruhi harapan seseorang terhadap dirinya. Setiap orang

mempunyai suatu harapan tertentu terhadap dirinya, dan hal itu tergantung

dari bagaimana individu itu melihat, dan mempersepsi diri sebagaimana

adanya.

Sedangkan menurut Stanford & Donovan (Kozier & Erb, 1987), pengaruh

konsep diri dalam kehidupan individu berupa:

1. dapat mempengaruhi cara berpikir dan berbicara seseorang.

2. dapat mempengaruhi cara individu melihat dunia luar.

3. dapat mempengaruhi individu dalam memperlakukan orang lain.

4. dapat mempengaruhi pilihan seseorang.

5. dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk menerima dan memberi

kasih sayang.

6. dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk melakukan sesuatu.

Page 69: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

2.3. Perawat

2.3.1. Definisi Perawat

Perawat atau nurse berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti

merawat atau memelihara, menurut Ellis dan Hartley (dalam Gaffar, 1999)

perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,

membantu dan melindungi seseorang karena sakit, cedera dan proses penuaan.

Sedangkan menurut Undang-undang nomor 23 tahun 1992 perawat adalah mereka

yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindak keperawatan

berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan

keperawatan.

2.3.2. Fungsi perawat

Fungsi perawat dalam melaksanakan tugasnya, (Mubarak, dkk., 2006:11-12)

adalah antara lain:

1. Fungsi independent yaitu fungsi dimana perawat melaksanakan perannya secara

mandiri, tidak tergantung pada orang lain atau tim kesehatan lainnya. Kegiatan ini

dilakukan dengan diprakarsai oleh perawat, dan perawat bertanggung jawab serta

bertanggung gugat atas rencana dan keputusan tindakannya. Contoh tindakan

perawat dalam menjalankan fungsi independent adalah:

1. pengkajian seluruh sejarah kesehatan pasien atau keluarganya dan

menguji secara fisik untuk menentukan status kesehatan;

2. mengidentifikasi tindakan keperawatan yang mungkin dilakukan untuk

memelihara atau memperbaiki kesehatan;

3. membantu pasien dalam melakukan kegiatan sehari-hari;

Page 70: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

4. mendorong pasien untuk berperilaku secara wajar.

2. Fungsi dependent yaitu kegiatan ini dilakukan dan dilaksanakan oleh seorang

perawat atas instruksi dari tim kesehatan lainnya (dokter, ahli gizi, radiologi dan

lainnya).

3. Fungsi interdependent yaitu fungsi ini berupa kerja tim yang sifatnya saling

ketergantungan baik dalam keperawatan maupun kesehatan.

2.3.3. Peran Perawat

Dalam melaksanakan pekerjaannya seorang perawat memiliki 4 peran,

(Praptianingsih, 2006:34-36) yaitu:

a. Perawat sebagai pelaksana:

Perawat baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan asuhan

keperawatan kepada pasien individu, keluarga, ataupun masyarakat. Sebagai

pelaksana perawat bertindak sebagai comforter (mengupayakan keamanan dan

kenyamanan pasien), protector dan advocat (berupaya melindungi pasien,

mengupayakan terlaksananya hak dan kewajiban pasien dalam pelayanan

kesehatan), communicator (bertindak sebagai mediator antara pasien dengan

anggota tim kesehatan), serta rehabilitator (mengembalikan fungsi organ atau

bagian tubuh agar sembuh dan berfungsi normal). Peran perawat sebagai

communicator ini terkait dengan keberadaan perawat yang mendampingi pasien

selama 24 jam untuk memberikan asuhan keperawatan dalam rangka upaya

pelayanan kesehatan di rumah sakit. Sementara itu, perawat berperan sebagi

rehabilisator karena tujuan pemberian asuhan keperawatan adalah

mengembalikan fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan berfungsi

Page 71: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

normal. Perawat membantu pasien untuk beradaptasi terhadap perubahan

tubuhnya.

Peran perawat sebagai pelaksana dapat bertindak lebih efektif dan efisien

sehingga tujuan asuhan keperawatan tercapai, maka perawat harus melaksanakan

proses asuhan keperawatan yang terdiri dari assesment, diagnosis, planning,

implementation, dan evaluation. Dalam menjalankan peran inilah perawat

berhubungan langsung dengan pasien selama 24 jam. Oleh karena itulah perawat

rentan terhadap kesalahan dan kelalaian yang menimbulkan tuntutan

pertanggungjawaban dan tanggung gugat manakala pasien dan atau keluarganya

tidak bisa menerima kegagalan upaya pelayanan kesehatan yang sudah dilakukan

terhadap pasien.

b. Perawat sebagai pendidik:

Perawat memberikan penyuluhan kepada klien yang berada di bawah

tanggung jawabnya. Dengan penyuluhan yang tepat, asuhan keperawatan akan

mendapat hasil yang lebih baik.

c. Perawat sebagai pengelola:

Peran ini dimiliki perawat dengan jabatan struktural dalam rumah sakit.

Perawat harus memantau dan menjamin kualitas asuhan keperawatan serta

mengorganisasi dan mengendalikan sistem pelayanan keperawatan.

d. Perawat sebagai peneliti:

Dalam upaya untuk ikut berperan serta dalam mengembangkan body of

knowledge keperawatan, maka perawat harus mempunyai kemampuan untuk

melakukan penelitian di bidangnya. Dengan kemampuan meneliti, perawat akan

Page 72: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

dapat mengidentifikasi masalah keperawatan, menerapkan prinsip dan metode

yang tepat. Hasil penelitian akan dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan

dan pendidikan keperawatan.

2.3.4. Standar Profesi Perawat

Pasal 24 ayat (1) PP 23/1996 tentang Tenaga Kesehatan menentukan bahwa

perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yang melakukan tugas

sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan. Standar profesi merupakan

ukuran kemampuan rata-rata tenaga kesehatan dalam menjalankan pekerjaannya.

Sampai saat ini perawat belum mempunyai standar profesi yaang dapat

berfungsi sebagai sarana perlindungan hukum. Dengan memenuhi standar profesi

dalam melaksanakan tugasnya, perawat terbebas dari pelanggaran kode etik.

Sebagai tolok ukur kesalahan perawat dalam melaksanakan tugasnya, dapat

dipergunakan pendapat Leenen (dalam Praptianingsih, 2006:52) sebagai standar

pelaksanaan profesi keperawatan, yang meliputi:

a. Terapi harus dilakukan dengan teliti.

b. Harus sesuai dengan ukuran ilmu pengetahuan keperawatan.

c. Sesuai dengan kemampuan rata-rata yang dimiliki oleh perawat dengan kategori

keperawatan yang sama.

d. Dengan sarana dan upaya yang wajar dan sesuai dengan tujuan konkret upaya

pelayanan kesehatan yang dilakukan.

Page 73: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

2.3.5. Standar Asuhan Keperawatan

Standar asuhan keperawatan yang disusun oleh Tim Departemen Kesehatan

Republik Indonesia diberlakukan sebagai Standar Asuhan Perawatan di Rumah

Sakit berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik nomor Y.M.

00.03.2.6.7637, pada tanggal 18 agustus 1993. Keputusan ini mengacu pada

Sistem Kesehatan Nasional dan UU 23/1992 yang pada pokoknya menentukan

antara lain bahwa tenaga kesehatan mempengaruhi keberhasilan pembangunan

pada umumnya dan pembangunan kesehatan pada khususnya, untuk itu perlu

diupayakan tenaga kesehatan yang berkualitas. Standar asuhan keperawatan terdiri

dari delapan standar yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh perawat dalam

memberikan pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan keperawatan. Adapun

standar asuhan keperawatan adalah:

1. Standar I berisi falsafah keperawatan yang berisi nilai-nilai yang dijadikan

pedoman dan harus ada dalam pemberian asuhan keperawatan.

2. Standar II berisi tujuan asuhan keperawatan, dimana pada dasarnya tujuan

asuhan keperawatan adalah meningkatkan status kesehatan, mencegah

penyakit, memperbaiki status kesehatan, dan membantu pasien mengatasi

masalah kesehatan.

3. Standar III menentukan pengkajian keperawatan. Untuk memberikan asuhan

keperawatan yang paripurna diperlukan data yang lengkap dan dikumpulkan

secara terus-menerus tentang keadaan pasien untuk menentukan kebutuhan

asuhan keperawatan.

Page 74: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

4. Standar IV tentang diagnosa keperawatan. Diagnosis ini dirumuskan

berdasarkan data status kesehatan pasien yang dihasilkan pada fase pengkajian

untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. Data dianalisis dan

dibandingkan dengan norma yang berlaku dan pola fungsi kehidupan pasien.

5. Standar V tentang perencanaan keperawatan. Perencanaan keperawatan disusun

berdasarkan diagnosis keperawatan. Didalamnya menunjukkan prioritas

masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam asuhan keperawatan berikut rencana

tindakan yang akan dilakukan perawat untuk mencapainya.

6. Standar VI mencakup penentuan intervensi keperawatan yang merupakan

pelaksanaan tindakan yang telah ditentukan dalam rencana keperawatan.

7. Standar VII merupakan penentuan evaluasi keperawatan yang dilakukan

dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Hal ini dilakukan

secara periodik, sistematis dan berencana.

8. Standar VIII mencakup pencatatan asuhan keperawatan. Setiap informasi

tentang pasien yang berkaitan dengan kondisi kesehatan, analisis perawat dan

kesimpulannya, rencana dan tujuan tindakan serta implementasi dari rencana

beserta hasilnya harus dicatat (Praptianingsih, 2006:51-62).

2.4. Masa Dewasa Awal

Subyek penelitian di sini adalah perawat wanita yang sudah menikah dan

memiliki anak yang berada dalam usia dewasa awal.

Page 75: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

2.4.1. Pengertian Masa Dewasa Awal

Masa muda (youth) adalah istilah ahli sosiologi Kenneth Keniston untuk

periode transisi antara masa remaja dan masa dewasa yang merupakan

perpanjangan kondisi ekonomi dan pribadi yang sementara (Santrock, 1995: 73).

Masa dewasa atau yang dikenal dengan adult berasal dari bahasa latin

”adultus” yang memiliki arti tumbuh menjadi dewasa atau tumbuh menjadi

ukuran yang sempurna. Arti yang lain adalah individu yang telah menyelesaikan

pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya dalam masyarakat bersama

dengan orang dewasa yang lainnya (Hurlock, 2004: 246).

Masa dewasa awal dimulai sejak masa transisi dari masa adolensi, dan pada

masa saat itu tugas-tugas perkembangan individu berubah menjadi tugas-tugas

perkembangan masa dewasa. Dalam masa dewasa awal ini seseorang mulai

belajar untuk mandiri, lepas dari orang tuanya.

Batasan usia dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai kira-kira 40

tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai

berkembangnya kemampuan reproduktif (Hurlock, 2004: 246).

2.4.2. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal

Harapan masyarakat untuk orang dewasa awal cukup jelas digariskan dan

telah diketahui oleh mereka bahkan sebelum mereka mencapai kedewasaan secara

hukum. Pada usia itu, mereka benar-benar telah mengetahui harapan-harapan yang

ditujukan masyarakat pada mereka (Hurlock, 2004: 252).

Page 76: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 2004) pada masa dewasa awal terdapat

tugas-tugas perkembangan. Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal

antara lain:

1. Mulai bekerja

2. Memilih pasangan

3. Belajar hidup dengan tunangan

4. Mulai membina keluarga

5. Mengasuh anak

6. Mengelola rumah tangga

7. Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara

8. Mencari kelompok sosial yang menyenangkan

2.5. Hubungan antara Konsep Diri dengan Konflik Peran Ganda pada

Perawat Wanita

Profesi perawat dalam sebuah rumah sakit memiliki peranan penting. Selain

bertugas membantu pekerjaan dokter, perawat juga dihadapkan pada tanggung

jawab atas kesehatan dan kesejahteraan pasien hingga ada gambaran tentang

konsekuensi yang harus ditanggung apabila melakukan kesalahan (Andarika,

2004:2). Adanya tugas dan tanggung jawab perawat terhadap rumah sakit dan

pasien yang sedemikian besar membutuhkan adanya reaksi dan interaksi yang

tepat oleh seorang perawat. Untuk dapat bereaksi dan berinteraksi dengan tepat

pada suatu situasi maka dibutuhkan pengenalan diri yang diperoleh melalui

konsep diri. Sebab melalui konsep diri individu akan memperoleh kerangka acuan

(frame of reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan, serta menjadi dasar

Page 77: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

dalam menentukan tingkah laku, pemikiran, dan penyesuaian diri dalam segala

situasi (dalam Agustiani, 2006:138).

Konsep diri diartikan sebagai penghayatan individu terhadap karakteristik

”me” dan mencakup kesadaran pengenalan diri serta kemampuannya sendiri yang

akan mempengaruhi persepsinya terhadap dunia sekitar maupun perilakunya

(Rogers, dalam Davidoff, 1991:156). Begitu pula konsep diri pada perawat

mencakup kesadaran pengenalan diri dan kemampuannya sendiri yang

mempengaruhi persepsi perawat terhadap dunia sekitar serta perilakunya. Dalam

hal ini konsep diri mempengaruhi persepsi terhadap lingkungan sekitar serta

perilakunya di rumah sakit dalam perannya di sektor publik sebagai perawat dan

di rumah dalam perannya di sektor domestik ssebagai ibu rumah tangga.

Saat seorang perawat memiliki penghayatan terhadap kesadaran pengenalan

diri negatif maka memiliki kecenderungan mempersepsi lingkungan sekitar

negatif, yang kemudian lebih lanjut memunculkan perilaku negatif terhadap

pelaksanaan perannya sebagai perawat. Berbeda dengan seorang perawat yang

memiliki penghayatan terhadap kesadaran pengenalan diri dan kemampuan diri

positif maka mempengaruhi persepsi perawat menjadi positif terhadap lingkungan

sekitar, dan lebih lanjut berdampak positif pula pada perilaku perawat dalam

melaksanakan peran gandanya yang memiliki tugas dan tanggung jawab berat

(Rogers, dalam Davidoff, 1991:157).

Adanya perbedaan antara individu yang memiliki penghayatan negatif

dengan positif terhadap kesadaran pengenalan diri dan kemampuan diri, maka

memunculkan karakteristik perilaku yang berbeda pula. Menurut Hamacek dalam

Page 78: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Rakhmat (2008:106) menunjukkan bahwa individu dengan konsep diri positif

cenderung dicirikan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, merasa selalu dihargai

oleh orang disekitar, dapat menilai hubungan dengan dengan orang lain secara

tepat serta memiliki penyesuaian sosial yang baik. Sebaliknya, menurut Brooks

dan Emmert dalam Rakhmat (2008:105-106) individu dengan konsep diri negatif

dicirikan memiliki rasa percaya diri yang rendah, memiliki anggapan bahwa

dirinya kurang dianggap oleh orang sekitarnya, kurang dapat menilai hubungan

dengan orang lain secara tepat serta kurang memiliki penyesuaian sosial yang

baik.

Melalui karakteristik-karakteristik konsep diri dapat diketahui bahwa pada

situasi yang sama akan memunculkan persepsi tehadap lingkungan dan perilaku

yang berbeda antara perawat yang memiliki konsep diri positif dengan perawat

yang memiliki konsep diri negatif. Mengingat pada situasi yang dialami perawat

wanita yang memiliki peran ganda, adanya diferensiasi dalam beberapa peran

dapat menimbulkan kompetisi dalam penggunaan waktu, energi, perhatian, dan

komitmen. Perawat wanita menjalankan peran gandanya dengan bertolak ukur

pada konsep diri agar memiliki persepsi yang tepat terhadap lingkungan dan

perilaku yang sesuai terhadap peran, mengingat adanya kompetisi dalam

penggunaan waktu, energi, perhatian dan komitmen dalam melaksanakan peran

ganda. Oleh sebab itu, perawat yang berperan ganda membutuhkan adanya konsep

diri positif. Berbeda dengan perawat yang berperan ganda yang memiliki konsep

diri negatif yang kurang memiliki persepsi yang tepat terhadap lingkungan dan

perilaku terhadap perannya.

Page 79: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Perbedaan persepsi dan tingkah laku pada situasi yang sama antara perawat

yang memiliki konsep diri positif dengan perawat yang memiliki konsep diri

negatif tercermin dalam sifat kepribadian yang khas dan unik. Perawat yang

memiliki konsep diri positif, cenderung memiliki penilaian terhadap dirinya yang

realistis dan stabil, dan kemudian mempengaruhi pola kepribadian yang dapat

terintegrasi dengan baik. Sedangkan perawat yang memiliki konsep diri yang

negatif, cenderung memiliki penilaian terhadap dirinya yang tidak realistis dan

tidak stabil, yang kemudian mempengaruhi pola kepribadian yang terintegrasi

dengan buruk. Oleh sebab itu, dapat diartikan bahwa konsep diri selalu bekerja

dalam membentuk perilaku seseorang dan cara kerja ini terintegrasi dalam

kepribadian (Alwisol, 2007:322).

Kepribadian yang didalamnya terdapat unsur konsep diri merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi konflik peran ganda pada perawat. Kepribadian

mempengaruhi keputusan wanita untuk bekerja, serta mempengaruhi dalam

menghadapi peran gandanya sebab dalam kepribadian meliputi kebutuhan untuk

berprestasi, kesadaran akan kepemilikan kompetensi, dan menentukan sikap

terhadap peran (Hoffman dan Nye, 1984:40). Hal ini dapat diartikan bahwa

konsep diri memiliki cara kerja yang terintegrasi dalam kepribadian melalui

evaluasi, gambaran dan penaksiran mengenai dirinya sendiri,dan menjadi dasar

dalam menentukan tingkah laku, pemikiran serta penyesuaian diri terhadap

lingkungan sekitar melalui kebutuhan untuk berprestasi, kesadaran akan

kepemilikan kompetensi, dan menentukan sikap terhadap peran. Oleh sebab itu,

Page 80: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

peneliti berasumsi bahwa konsep diri cenderung berpengaruh terhadap tingkat

konflik peran ganda.

Konsep diri seseorang dapat diindikasikan berdasarkan lima aspek menurut

Fitts (dalam Agustiani, 2006:141-142) yaitu nilai diri fisik, nilai diri sosial, nilai

diri pribadi, nilai diri keluarga, serta nilai diri moral dan etika. Nilai diri fisik

merupakan cara pandang individu terhadap dirinya sendiri dari segi fisik yang

meliputi cara memandang tubuh, penampilan fisik, kondisi kesehatan dan gerakan

motorik. Melalui aspek nilai diri fisik seorang perawat wanita memiliki

pandangan mengenai kemampuan fisik. Mengingat dalam pelaksanaan peran

ganda menimbulkan kompetisi dalam penggunaan energi dan perhatian (Hamid,

2005:129). Terlebih diketahui bahwa karena pelaksanaan peran ganda membuat

wanita merasa mudah lelah (fisik dan emosional) yang akhirnya berpandangan

negatif terhadap dirinya sendiri karena tidak mampu menjalankan kedua peran

dengan maksimal. Oleh sebab itu, pandangan kemampuan fisik tersebut

digunakan sebagai tolak ukur perawat wanita dalam bersikap yang tepat agar

dapat bekerja dengan maksimal ditengah keterbatasan fisik yang dimilikinya

untuk melaksanakan peran gandanya. Perawat wanita yang tidak memiliki

pandangan kemampuan fisik dengan tepat, mengalami kesulitan dalam membagi

penggunaan energi dan perhatian pada peran di sektor domestik dan peran di

sektor publik. Ketidakmampuan perawat wanita menjalankan peran di kedua

sektor tersebut dengan baik yang kemudian memunculkan perasaan bersalah dan

ketegangan. Perasaan bersalah dan ketegangan yang berkepanjangan

mengindikasikan adanya konflik peran ganda.

Page 81: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Nilai diri pribadi yaitu cara individu memandang kemampuan dirinya,

menggambarkan identitas dirinya, serta mengevaluasi kepribadiannya (Fitts,

dalam Agustiani, 2006:142). Melalui evaluasi kepribadian tersebut, seorang

perawat wanita memiliki kesadaran akan kompetensi yang dimilikinya. Hal

tersebut mengingat bahwa dalam kepribadian meliputi salah satunya kesadaran

akan kepemilikan kompetensi (Hoffman dan Nye, 1984:40). Kesadaran

kepemilikan kompetensi diperoleh melalui penggambaran identitas dan evaluasi

kepribadian dilakukan guna mengetahui sikap serta perilaku apa saja yang dapat

menunjang pelaksanaan peran ganda berjalan efektif dan terhindar dari konflik

peran ganda. Selain itu, penggambaran identitas dan evaluasi kepribadian yang

kurang tepat, cenderung menyebabkan kesulitan menentukan maupun

membedakan sikap terhadap peran satu dengan peran yang lain, hal tersebut

merupakan bentuk dari konflik perilaku.

Nilai diri sosial merupakan cara individu merasakan dirinya mampu dan

berharga dalam melakukan interaksi sosial dengan orang lain. Sedangkan nilai diri

keluarga merupakan cara individu merasakan untuk dihargai dan berarti sebagai

bagian dari anggota keluarga serta masyarakat (Fitts, dalam Agustiani, 2006:142).

Melalui aspek diri sosial dan nilai diri keluarga seorang perawat memiliki

pandangan mengenai apa yang dilakukan serta bagaimana keluarga dan

lingkungan sekitar menghargainya. Seorang perawat yang tidak merasa dihargai

oleh lingkungan sekitar, dalam hal ini oleh keluarga maka berpotensi mengalami

kekecewaan dan perasaan cemas. Kekecewaan dan perasaan cemas yang terjadi di

lingkungan keluarga dan lingkungan kantor menyebabkan kebutuhan akan

Page 82: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

berprestasi yang rendah. Kebutuhan prestasi rendah pada diri perawat wanita

tersebut menyebabkan pelaksanaan peran menjadi tidak maksimal dan muncul

keluahan dari orang-orang sekitar. Keluhan dari orang sekitar menimbulkan

kecemasan, rasa bersalah dan ketegangan dalam diri perawat wanita yang

bersangkutan. Hal yang dialami oleh perawat wanita tersebut pada salah satu

peran, akan mempengaruhi kinerja pada peran di sektor lain (Greenhaus dan

Beutell, dalam Burke, 1996: 213).

Nilai diri moral dan etika adalah cara pandang invidu dalam konteks moral

dan etika, hubungan individu dengan Tuhan, perasaan menjadi orang baik atau

buruk, serta mengenai kepuasan atau ketidakpuasan terhadap agama yang dianut

(Fitts, dalam Agustiani, 2006: 141). Cara pandangan terhadap moral dan etika erat

kaitannya dengan penilaian baik dan buruk dari masyarakat, termasuk penilaian

masyarakat terhadap peran ganda wanita. Diketahui bahwa norma yang berlaku di

masyarakat menyebutkan bila wanita berperan di sektor publik, tidak dapat

melepaskan perannya di sektor domestik sebagai ibu rumah tangga (Putri dan

Himam, 2002:51). Adanya tuntutan moral dan etika dari masyarakat untuk

melakukan kedua peran dengan sebaik-baiknya, namun terbentur adanya

kompetisi penggunaan waktu, energi, perhatian dan komitmen yang kemudian

memunculkan situasi dilematis pada perawat wanita tersebut. Situasi dilematis

tersebut lebih lanjut memunculkan konflik peran ganda, mengingat konflik peran

terjadi pada individu yang harus memenuhi dua tuntutan harapan peran yang

berbeda dan harus dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan (Myers, dalam

Irawaty dan Kusumaputri, 2008: 18). Kedua peran yang harus dijalankan dengan

Page 83: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

sebaik mungkin dalam waktu yang hampir bersamaan, memunculkan keterbatasan

waktu. Waktu yang digunakan untuk pekerjaan sering kali berakibat terbatasnya

waktu untuk keluarga, demikian sebaliknya (Greenhaus dan Beutell, dalam Jones

& Bright, 2001:202).

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dapat ditarik kesimpulan bahwa

konsep diri mempunyai peran yang cukup penting bagi perawat wanita untuk

bersikap, termasuk bersikap dalam menghadapi peran gandanya. Perawat wanita

yang tidak memiliki konsep diri positif cenderung menilai dirinya lebih rendah

dan kurang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Hal tersebut turut

membentuk kepribadian yang terintegrasi dengan buruk, yang meliputi: kesadaran

akan kompetensi yang rendah, kebutuhan prestasi yang rendah dan kurangnya

kejelasan terhadap peran, kemudian akan mempengaruhi munculnya konflik pada

perawat wanita yang berperan ganda. Dengan demikian perawat wanita dengan

konsep diri negatif memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami konflik

peran ganda.

Dinamika psikologis antara konsep diri dengan konflik peran ganda pada

perawat dapat terlihat pada kerangka konseptual berikut:

2.6. Kerangka Konseptual

Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini

dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 84: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Gam

bar 2

.2. K

erangka K

onse

ptu

al H

ubungan A

nta

ra K

onse

p D

iri D

engan K

onflik

Peran G

anda P

ada P

eraw

at W

anita

PE

RA

WA

T

WA

NIT

A

Peran:

- Ib

u R

um

ah T

angga

- Peraw

at Profe

sional

F

AK

TO

R Y

AN

G M

EM

PE

NG

AR

UH

I

- A

spek

fis

ik

-

K

eluar

ga

- P

endid

ikan

- A

spek

pri

badi

-

A

ktu

alis

asi

dir

i -

U

sia

- A

spek

so

sial

-

P

engala

man

-

Inte

legen

si

- A

spek

mora

l -

K

om

pete

nsi

-

Sta

tus

So

s-eko

d

an e

tika

K

ON

SEP D

IRI

KO

NSE

P D

IRI N

EG

AT

IF

- P

eka t

erhadap

kri

tik

- R

esp

onsi

f se

kal

i te

rhadap

puji

an

- Hiperkritis

(sel

alu

men

cela

apap

un d

an s

iap

apun)

- M

erasa

tid

ak d

isen

angi

ora

ng l

ain

- P

esim

is t

erhadap

kom

pet

ensi

KO

NSE

P D

IRI P

OSIT

IF

- Y

akin

akan k

emam

puan m

engata

si m

asal

ah

- T

idak m

enghabis

kan

wak

tu u

ntu

k m

ence

mas

kan

apa

yan

g t

erj

adi

- M

era

sa s

etara

den

gan o

rang l

ain

- M

ener

ima

puji

an t

anpa

rasa

malu

- M

am

pu m

enik

mat

i dir

inya s

eca

ra u

tuh d

alam

berb

agai

keg

iata

n y

ang m

eli

puti

pek

erja

an a

tau

perm

ain

an

- P

eka

pad

a k

ebutu

han o

rang l

ain

- M

am

pu b

erti

ndak b

erd

asar

kan

pen

ilai

an y

ang

baik

KO

NFLIK

PE

RA

N G

AN

DA

Page 85: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

2.7. Hipotesis

Hipotesa adalah pernyataan yang masih lemah dan perlu dibuktikan

kebenarannya (Hadi, 2000:257). Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan

pustaka yang telah dipaparkan di atas, maka dalam penelitian ini diajukan

hipotesis:

(Ho) : Tidak ada hubungan antara konsep diri dengan konflik peran ganda pada

perawat wanita Rumah Sakit Delta Surya.

(Ha) : Ada hubungan antara konsep diri dengan konflik peran ganda pada perawat

wanita Rumah Sakit Delta Surya.

Page 86: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

penjelasan (explanatory), karena penelitian ini menyoroti hubungan antara

variabel-variabel penelitian dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah

dirumuskan sebelumnya (Singarimbun dan Effendi, 1989:3).

Penelitian ini juga merupakan penelitian korelasional, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua fenomena atau lebih tanpa

mencari kemungkinan sebab akibat di antara dua fenomena tersebut (Arikunto,

1996:31). Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian ini yang ingin mengetahui

hubungan antara konsep diri dengan konflik peran ganda pada perawat wanita.

3.2. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu sifat yang dapat memiliki bermacam-macam nilai atau

seringkali diartikan sebagai simbol yang padanya dapat melekatkan bilangan atau

nilai (Kerlinger, 1995:49). Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari

orang maupun obyek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:60).

Berdasarkan landasan teori dan hipotesis penelitian, maka pada penelitian ini

variabel-variabel penelitian dapat ditentukan sebagai berikut:

Page 87: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang dipandang sebagai sebab kemunculan

variabel terikat yang diduga sebagai akibatnya (Kerlinger, 1995: 58). Dalam

penelitian ini, variabel independent atau variabel bebasnya adalah konsep diri.

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

adanya varibel bebas. Variabel ini didesain untuk mengukur efek dari variabel

bebas. Variabel ini tidak dimanipulasi, melainkan bervariasi mengikuti

perubahan atau mengikuti variasi dari variasi bebas sebagai dampak dari

manipulasi terhadap variasi tersebut (Kerlinger, 1995:59). Variabel dependent

atau terikat dalam penelitian ini adalah konflik peran ganda.

Gambar 3.1

Skema Hubungan antara Variabel X dan Variabel Y

3.3. Definisi Operasional

Agar variabel dapat diamati dan dapat diukur maka setiap konsep yang ada

dalam permasalahan atau dalam hipotesis harus disusun suatu definisi operasional

(Zainuddin, 2000:24). Definisi operasional dari variabel sangatlah penting,

terutama untuk menentukan alat atau instrumen yang akan digunakan dalam

Variabel bebas (X):

Konsep Diri

Variabel terikat (Y):

Konflik Peran

Ganda

Page 88: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

pengumpulan data. Definisi operasional dari variabel-variabel pada penelitian ini

diuraikan sebagai berikut:

1. Konsep Diri

Konsep diri adalah penggambaran seseorang terhadap dirinya sendiri

mengenai kondisi fisik, sosial, psikologisnya, serta mendapat tambahan pengaruh

berdasarkan persepsi (sudut pandang) dari orang yang melakukan hubungan

interpersonal dengan dirinya.

Indikator-indikator yang digunakan untuk pengukuran konsep diri menurut

Fitts (dalam Agustiani, 2006:139) terdiri dari:

a. Nilai diri fisik (physycal self)

b. Nilai diri sosial (social self)

c. Nilai diri pribadi (personal self)

d. Nilai diri keluarga (family self)

e. Nilai diri moral dan etika (moral ethical self)

Uraian mengenai indikator-indikator yang digunakan untuk pengukuran

konsep diri adalah sebagai berikut:

a. Nilai diri fisik (physycal self)

Nilai diri fisik merupakan cara pandang individu terhadap dirinya sendiri dari

segi fisik yang meliputi cara memandang tubuh, penampilan fisik, kondisi

kesehatan dan gerakan motorik. Cara individu memandang dirinya dari segi fisik

akan berkaitan dengan sikap individu terhadap caranya bekerja, dapat

dicontohkan: ”Saya merasa mempunyai wajah yang menarik”.

Page 89: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

b. Nilai diri sosial (social self)

Nilai diri sosial yaitu cara individu merasakan dirinya mampu dan berharga

dalam melakukan interaksi sosial dengan orang lain. Dapat dicontohkan: “Saya

mudah menyesuaikan diri dalam segala situasi”.

c. Nilai diri pribadi (personal self)

Nilai diri pribadi yaitu cara individu memandang kemampuan dirinya,

menggambarkan identitas dirinya, serta mengevaluasi kepribadiannya. Individu

yang dapat menilai kemampuannya dengan baik maka senantiasa melakukan

pekerjaannya sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Sebaliknya, individu yang tidak dapat mengenali kemampuannya dengan baik

maka akan kesulitan dalam melaksanakan tugas dengan maksimal karena individu

kurang mengenal sampai sejauhmana kemampuan yang dimiliki untuk

melaksanakan tugas. Dapat dicontohkan: “Saya berani menyampaikan gagasan

demi kemajuan bersama”.

d. Nilai diri keluarga (family self)

Nilai diri keluarga merupakan cara individu merasakan untuk dihargai dan

berarti bagian dari anggota keluarga serta masyarakat. Dicontohkan:”Saya selalu

dilibatkan dalam setiap kegiatan keluarga.”

e. Nilai diri moral dan etika (moral ethical self)

Nilai diri moral dan etika adalah cara pandang individu dalam konteks moral

dan etika, hubungan individu dengan Tuhan, perasaan menjadi orang baik atau

buruk, serta mengenai kepuasan atau ketidakpuasan terhadap agama yang dianut.

Page 90: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Dicontohkan: “Saya sudah menjalani hidup berdasarkan ajaran agama yang saya

anut”.

Dalam penelitian ini, konsep diri diukur berdasarkan jumlah skor yang

diperoleh individu atas respon yang diberikannya terhadap pernyataan-pernyataan

dalam kuesioner. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek dalam Skala Konsep

Diri maka semakin positif pula konsep dirinya. Sebaliknya semakin rendah skor

yang diperoleh subjek melalui Skala Konsep Diri maka semakin negatif pula

konsep dirinya.

2. Konflik Peran Ganda

Konflik peran ganda adalah ketegangan, kecemasan serta perasaan gelisah

yang timbul akibat pelaksanaan dua peran atau lebih, yang pemenuhan peran-

peran tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi, ditunjukkan dengan

pemenuhan peran yang satu mempersulit pemenuhan peran yang lain. Indikator-

indikator yang digunakan untuk pengukuran konflik peran ganda menurut

Greenhaus dan Beutell (dalam Jones & Bright, 2001:202) terdiri dari:

a. Konflik waktu (Time-based conflict)

b. Konflik ketegangan (Strain – based conflict)

c. Konflik didasarkan perilaku (Behaviour – based conflict)

Penjelasan mengenai indikator tersebut diatas, dapat diuraikan secara rinci

sebagai berikut:

a. Konflik waktu (Time-based conflict), yaitu ketegangan, kecemasan serta

perasaan gelisah yang timbul akibat keterbatasan waktu yang dimiliki pelaku

peran ganda, waktu yang digunakan untuk pekerjaan sering kali berakibat

Page 91: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

terbatasnya waktu untuk keluarga, demikian sebaliknya. Dapat dicontohkan:

”Saya merasa bersalah karena pulang lebih awal dari jam kerja sebab masih ada

pekerjaan lain yang menunggu di rumah”. Atau ”Ada perasaan cemas ketika harus

menitipkan anak untuk diasuh orang lain, karena saya harus bekerja”.

b. Konflik ketegangan (Strain – based conflict), yaitu ketegangan, kecemasan

serta perasaan gelisah yang timbul akibat tekanan dalam satu peran yang akhirnya

mempengaruhi kinerja peran yang lain. Setiap peran memiliki tugas dan tanggung

jawab masing-masing. Pada tiap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut

selalu saja timbul permasalahan, baik permasalahan yang timbul karena faktor

internal seperti keletihan, kesedihan, emosi yang meningkat dan lain sebagainya,

maupun dari faktor eksternal seperti perbedaan pendapat, overload pekerjaan,

permasalahan interpersonal, dan lain-lain. Timbulnya permasalahan yang

demikian pada salah satu peran dapat memunculkan ketegangan yang kemudian

mempengaruhi kinerja pelaksanaan peran lain. Dicontohkan: ”Saya sulit bersantai

saat bersama anak-anak bila masih ada pekerjaan kantor yang belum selesai.”

Atau sebaliknya ” Saya mendapat kabar anak sakit, saya menjadi cemas dan

kurang fokus dalam bekerja karena ingin segera pulang melihat kondisi anak”.

c. Konflik didasarkan perilaku (Behaviour – based conflict), yaitu ketegangan,

kecemasan serta perasaan gelisah yang timbul akibat adanya kesulitan melakukan

perubahan perilaku dari peran yang satu ke peran lain. Perilaku yang tepat untuk

suatu peran belum tentu tepat untuk peran lain. Misal, sebagai seorang ibu

diharapkan memiliki figur yang lembut, perhatian, penuh kasih sayang, dan

pengertian. Berbeda dengan figur sebagai ibu, saat bekerja di kantor seorang

Page 92: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

wanita diharapkan dapat bersikap profesional dan objektif. Ketidakmampuan

wanita untuk mengubah perilaku dari peran satu ke peran yang lain membuat

wanita mengalami kebingungan, ketidaktepatan dan bersikap pada suatu peran,

dan rasa tertekan. Dapat dicontohkan: ”Sikap tegas di rumah sama seperti sikap

tegas di kantor, namun hal itu membuat saya sulit bercengkrama dengan anak-

anak”. Atau ”Sikap penurut saya pada suami, mempersulit saya mengambil

keputusan ketika bekerja di kantor”.

Dalam penelitian ini, konflik peran ganda diukur berdasarkan jumlah skor

yang diperoleh individu atas respon yang diberikannya terhadap pernyataan-

pernyataan dalam kuesioner. Semakin tinggi skor yang diperoleh subyek dalam

skala konflik peran ganda maka semakin tinggi pula konflik peran gandanya,

sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh suyjek melalui skala konflik peran

ganda maka semakin rendah pula konflik peran gandanya.

3.4. Populasi dan Sampling

3.4.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,1999:55).

Populasi sebagai suatu kelompok subyek yang hendak dikenai hasil penelitian

(Azwar, 2001:77).

Agar tidak mengalami bias yang terlalu besar, maka ciri-ciri populasi ikut

dipertimbangkan dengan tujuan mengontrol perbedaan-perbedaan yang dapat

Page 93: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

mempengaruhi variabel penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat

wanita Rumah Sakit Delta Surya, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Perawat wanita yang sudah menikah dan memiliki anak

Alasan pemilihan populasi dengan karakteristik ini karena perawat yang

sudah menikah dan memiliki anak mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai

ibu rumah tangga di luar tugasnya sebagai perawat. Pemilihan populasi dengan

karakteristik tersebut untuk menunjukkan bahwa wanita mengalami sendiri

konflik tersebut. Dan adanya peran ganda yang dijalankan oleh perawat dapat

menimbulkan kompetisi dalam penggunaan waktu, energi, perhatian, dan

komitmen (Hamid, 2005:129).

2. Usia antara 21-40 tahun

Usia yang dijadikan sasaran penelitian adalah dewasa yang berusia antara

21-40 tahun. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa pada usia tersebut

wanita sudah mempunyai struktur kehidupan yang mantap, baik dalam kehidupan

berkeluarga maupun kehidupan dalam dunia kerja (Monks, 1998:291).

3.4.2. Teknik Pengambilan Sampel

Setelah penentuan populasi, maka langkah selanjutnya adalah penentuan

sampel. Sampel adalah himpunan bagian atau sebagian dari suatu populasi.

Adapun proses pengambilan sampel dari populasi dikatakan sebagai sampling

(Zainuddin, 2000:76). Sampling ini penting sekali dalam suatu penelitian, karena

dengan adanya sampling, akan memudahkan penelitian dan hanya membutuhkan

waktu, tenaga dan biaya yang relatif lebih kecil, terutama pada populasi yang

cukup besar (Arikunto, 1998:106).

Page 94: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Sampel diambil dari populasi yang dijadikan subyek penelitian yang

mempunyai ciri-ciri yang sama dengan populasi (Azwar, 1998:79). Sampel yang

digunakan dalam penelitian diperoleh dengan cara merandom anggota populasi

yang berjumlah 87 orang. Adapun teknik untuk merandom adalah dengan

menggunakan simple random sampling. Simple random sampling, yaitu tiap-tiap

individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk ditugaskan menjadi

anggota sampel (Hadi, 2000: 184). Disini setiap individu subyek penelitian dipilih

secara acak (random). Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Buat daftar yang berisi semua subyek/ individu dalam populasi.

2. Beri nomor urut kepada semua subyek/ individu dalam populasi.

3. Pilih secara acak subyek/ individu sebanyak sampel yang dibutuhkan dalam

penelitian.

Keuntungan dari teknik ini adalah harga rata-rata sampel merupakan

estimator rata-rata populasi yang ”unbias” dan pelaksanaannya mudah.

3.4.3. Jumlah Sampel

Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 72 orang sesuai

dengan tabel jumlah sampel menurut Sugiyono (2009:87) untuk taraf signifikansi

5 %.

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 72 orang, oleh karena itu

proses undian dilakukan sebanyak 72 kali, hingga didapat jumlah sampel yang

dibutuhkan.

Page 95: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian.

Pengumpul data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh

data yang diperlukan (Nazir, 2006:56). Penentuan kebenaran teknik pengumpulan

data akan tampak dalam ketepatan mendapatkan dan mengungkapkan data

sebagaimana yang diinginkan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan kuisioner agar data yang dihasilkan relevan dengan tujuan

penelitian serta memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Metode kuisioner

yang digunakan adalah bersifat langsung dan berdasarkan laporan mengenai diri

sendiri atau setidak-tidaknya berdasar pada pengetahuan dan keyakinan atas

dirinya sendiri (Hadi, 1991:157). Pada penelitian ini digunakan kuisioner dengan

skala likert. Ada dua kuisioner dengan skala likert yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu kuisioner konsep diri dan kuisioner konflik peran ganda.

Kuisioner dijadikan sebagai alat pengumpul data, didasarkan pada asumsi bahwa

(Hadi, 1991: 157):

1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.

2. Keterangan yang diberikan subjek pada peneliti adalah benar dan dapat

dipercaya.

3. Interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya

adalah sama dengan apa yang dimaksud peneliti.

4. Administrasi sederhana dan dapat diberikan kepada sejumlah responden secara

serentak.

Page 96: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Kuisioner juga dipilih karena memiliki beberapa kelebihan, antara lain :

1. Waktu mendapatkan data relatif singkat dan memungkinkan diperoleh

pengumpulan informasi atau data dalam jumlah besar.

2. Dapat dilakukan sekaligus pada subyek yang besar dan sifatnya tidak harus

personal.

3. Biaya yang dibutuhkan relatif murah.

Kuisioner juga tetap memiliki kelemahan, yaitu :

1. Unsur yang tidak disadari tidak terungkap

2. Ada kecenderungan jawaban dipengaruhi oleh keinginan pribadi

3. Ada hal-hal yang dirasa tidak perlu dinyatakan

4. Kesulitan untuk merumuskan keadaan diri sendiri ke dalam bahasa

5. Ada kecenderungan untuk mengkonstruksikan unsur-unsur yang dirasakan

kurang berhubungan secara logis (Hadi, 1991:158).

Adapun langkah-langkah untuk menyusun skala Likert yang dimodifikasi

adalah sebagai berikut:

1. Menyusun blue print yang akan memandu dalam penyusunan alat ukur. Blue

print yang dibuat berisikan dimensi variabel penelitian dan proporsi aitem-

aitem fovorable dan unfavorable dalam alat ukur.

2. Membuat pernyataan-pernyataan dalam penyususnan pengukuran perilaku

3. Memilih pernyataan pengukuran perilaku dalam skala Likert

4. Menyusun pernyataan terpilih menjadi satu set alat ukur

Skala Likert disini telah dimodifikasi karena terdiri atas 4 option jawaban.

Skala Likert ini terdiri dari aitem-aitem favorabel dan unfavorabel. Aitem

Page 97: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

favorabel adalah aitem yang mendukung atau menyetujui indikator-indikator dari

konstruk sedangkan aitem unfavorabel adalah aitem yang tidak mendukung atau

menyetujui. Penilaian dalam skala likert berdasarkan pembedaan jenis aitem

(favorabel dan unfavorabel) disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.1

Skor Penskalaan Likert yang Dimodifikasi

Skala Sikap Kategori Aitem

Favorable Unfavorable

SS 4 1

S 3 2

TS 2 3

STS 1 4

Kategori jawaban ragu-ragu atau ditengah pada skala Likert penelitian ini

ditiadakan dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Seringkali alternatif jawaban memiliki arti ganda (multiple interpretable).

2. Dapat menimbulkan kecenderungan menjawab di tengah (central tendency

efect).

3. Alternatif jawaban di tengah akan mengurangi banyaknya informasi yang

dapat diperoleh dari responden (Hadi, 1991:20).

Page 98: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Adapun blue print yang berisi rancangan garis besar aitem dalam skala

konsep diri dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2.

Blue Print Skala Konsep Diri Sebelum Uji Coba

No. Indikator Favorabel Unfavorabel N %

1. Nilai diri fisik 1, 2, 24, 33, 34 15, 16, 17, 40, 44 10 20%

2. Nilai diri sosial 3, 25, 35, 36,

50

9, 10, 31, 32, 41 10 20%

3. Nilai diri pribadi 4, 5, 18, 19, 37 13, 14, 26, 42, 43 10 20%

4. Nilai diri keluarga 20, 21, 38, 48,

49

8, 12, 27, 30, 45 10 20%

5. Nilai diri moral

dan etika

22, 23, 39, 46,

47

6, 7, 11, 28, 29 10 20%

Jumlah 25 25 50 100%

Sedangkan blue print yang berisi rancangan garis besar item dalam skala

konflik peran ganda dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3.

Blue Print Skala Konflik Peran Ganda Sebelum Uji Coba

No. Indikator Favorabel Unfavorabel N %

1. Konflik waktu

(time based

conflict)

1, 2, 9, 23, 24,

39, 40, 43, 44

12, 13, 14, 29, 30,

31, 34, 45, 47

18 36%

2. Konflik

ketegangan (strain

based conflict)

3, 4, 16, 17, 25,

26, 41, 46

7, 8, 19, 20, 32,

33, 35, 48

16 32%

3. Konflik perilaku

(behavior based

conflict

18, 27, 28, 36,

37, 38, 42, 49

5, 6, 10, 11, 15,

21, 22, 50

16 32%

Jumlah 25 25 50 100%

Page 99: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

3.6. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

3.6.1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sejauh mana ketepatan

dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya.

Validitas adalah kesahihan atau validitas berarti sampai berapa jauh hasil tes dapat

dipakai untuk tujuan yang dimaksudkan (Azwar, 2004:99). Alat ukur konsep diri

dan konflik peran ganda akan di uji validitasnya menggunakan:

a. Validitas isi

Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi

tes dengan analisa rasional atau melalui professional judgment. Untuk menguji

validitas-validitas item instrumen tersebut maka selanjutnya akan dikonsultasikan

dengan ahli. Hal ini berguna untuk melihat apakah item-item di dalam instrumen

penelitian telah sesuai dengan tujuan serta pengukuran dan juga apakah telah

sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan skala yang benar.

b. Validitas item

Validitas item bertujuan untuk menguji apakah item-item pernyataan benar-

benar telah mengungkapkan indikator yang ingin diteliti. Instrumen yang telah

dikonsultasikan kepada professional judgmen selanjutnya diujicobakan dan

dianalisis dengan analisis item (Sugiyono, 2010:272). Analisis validitas item

dilakukan dengan melakukan korelasi koefisien yang tinggi menunjukkan item-

item tersebut dapat mengungkap indikator yang ingin di ungkap. Pengujian

validitas ini menggunakan progam SPSS 14.0 for windows. Aitem-aitem yang

dinyatakan sahih adalah aitem-aitem dengan r ≥ 0,3, namun apabila jumlah aitem

Page 100: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

yang tidak lolos tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, dapat dipertimbangkan

untuk menurunkan sedikit batasan kriteria 0,3 menjadi 0, 25 (Azwar, 2004:65).

3.6.2. Reliabilitas

Reliabilitas dapat didefinisikan sebagai sejauhmana hasil suatu pengukuran

dapat dipercaya atau diandalkan (Azwar, 2004:4). Reliabilitas yang tinggi pada

alat ukur akan menunjukkan tingkat kosintensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat

ukur. Untuk pengujian reliabilitas dilakukan menggunakan SPSS 14.0 for

windows dengan teknik Alpha Cronbach. Uji reliabilitas dengan menggunakan

teknik Alpha Cronbach yang menyajikan satu skala hanya satu kali sehingga

dapat menghindarkan problem-problem yang timbul dalam pendekatan reliabilitas

lainnya.

3.7. Teknik Analisa Data

Setelah semua data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka data

tersebut dapat segera dianalisis oleh peneliti. Tujuannya agar data yang diperoleh

mudah dibaca dan diinformasikan. Analisis data dimaksudkan untuk melakukan

pengujian hipotesis dan menjawab rumusan masalah yang diajukan. Metode

analisa data dalam penelitian ini menggunakan rumus perhitungan koefisien

korelasi Pearson Product Moment. Metode ini digunakan untuk mengetahui

adanya hubungan pada dua jenis data yang mengukur kosntrak yang berbeda.

Teknik analisis ini pun digunakan untuk melukiskan hubungan antara dua variabel

yang datanya sama-sama interval atau rasio (Sugiyono, 2010:215). Analisis data

dilakukan dengan menggunakan program SPSS 14.0 for Windows.

Page 101: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Asumsi korelasi Pearson Product Moment adalah:

1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini harus diambil secara random.

2. Hubungan antara kedua variabel merupakan hubungan linear.

3. Distribusi kedua variabel dalam populasi merupakan distribusi normal

(Hadi, 2001: 303).

Page 102: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Rumah Sakit Delta Surya

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Delta Surya dimana Rumah Sakit

Delta Surya adalah rumah sakit swasta kelas madya yang didirikan oleh Yayasan

Delta Surya dimana pendiri yayasan ini adalah tokoh-tokoh masyarakat serta

sekelompok dokter dari Surabaya dan Sidoarjo yang peduli akan perlunya

pelayanan kesehatan yang berkualitas, profesional namun tetap dengan biaya yang

terjangkau. Ide tersebut muncul sekitar tahun 1989, saat sedang terjadi outbreak di

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo yang menyebabkan peningkatan

pasien yang sedemikian besar, sehingga tidak tertampung lagi di rumah sakit yang

ada di Sidoarjo. Untuk itu sekelompok dokter yang idealis baik dari Surabaya

maupun dari Sidoarjo berusaha mencari jalan keluar. Mula-mula dengan praktek

bersama dan merencanakan Klinik Spesialis, akhirnya menjadi Rumah Sakit.

Tanggal 24 Agustus 1989 terbentuk Yayasan Delta Surya, dengan penasehat

H. Moch. Noer (mantan Gubernur Jawa Timur) dan dengan pelindung Bapak

Mayjen Purn. H. Ibnu Hartomo, PhD dan Bapak Gubernur KDH. tingkat I Jawa

Timur.

Tanggal 17 September 1989, peletakan batu pertama pendirian rumah sakit

oleh :

a. Bapak Mayjen. (purn) Ibnu Hartomo, PhD

Page 103: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

b. Bapak Mayjen Pol. (purn) A. Yasin

c. Bapak Soegondo, Bupati KDH tingkat II Sidoarjo

Tanggal 24 juni 1990 pelantikan pengurus Koperasi Jasa Kesehatan Delta

Surya. Tanggal 27 September 1990 pembukaan Rumah Sakit Delta Surya oleh

Bapak Gubernur KDH. Tingkat I Jawa Timur. Sejak tanggal 27 September 1990

maka diresmikanlah rumah sakit yang bertaraf internasional, tetapi dengan tarif

lokal. Meskipun sumberdaya manusianya 100% lokal, namun ada beberapa dokter

yang memperdalam keahliannya di manca negara. Dengan demikian atribut

internasional pada Rumah Sakit Delta Surya dapat dipertanggung jawabkan, baik

secara profesi maupun keilmuan.

Rumah Sakit Delta Surya memiliki fasilitas pelayanan berupa rawat jalan,

rawat inap, penunjang medis dan penunjang non medis. Layanan rawat inap

Rumah Sakit Delta Surya mempunyai berbagai macam ruangan yang terdiri dari:

a. Anggrek (Super VIP dan VIP) umum.

b. Mawar (Kelas IA dan IIA) umum.

c. Cempaka (Kelas IB dan IIB) umum.

d. Melati (Kelas III) umum.

e. Teratai (SuperVIP) obsgyn.

f. Flamboyan (Kelas I dan VIP) obsgyn.

g. Dahlia (Kelas II dan III) obsgyn.

Dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 108 tempat tidur, Rumah Sakit Delta

Surya tergolong rumah sakit tipe madya (setaraf tipe C). Rumah Sakit Delta Surya

sudah terakreditasi (5 pelayanan) dan pernah memperoleh penghargaan sebagai

Page 104: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

juara nasional kedua kategori rumah sakit tipe madya. Selain itu Rumah Sakit

Delta Surya juga pernah menerima penghargaan tingkat dunia berupa platinum

award dari Spanyol. Dibawah ini terdapat bagan yang menggambarkan struktur

organisasi Rumah Sakit Delta Surya.

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Delta Surya

4.1.2. Gambaran Khusus Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Delta Surya

Rumah Sakit Delta Surya memiliki tenaga perawat wanita sebanyak 114

orang dengan pendidikan bermacam-macam mulai dari SPK, Akper sampai

sarjana keperawatan. Para perawat tersebut ditempatkan di berbagai tempat

pelayanan seperti ruang perawatan mulai VIP sampai kelas III, UGD, ICU, OK

dan VK. Dalam dinasnya para perawat dibagi menjadi 3 kelompok dinas yaitu

pagi, siang, dan malam.

Pelindung

Yayasan Delta

Surya

BOD

Board of Director

Koperasi Delta

Surya

Direktur Utama

As. Dirut

Direktur

Umum

Direktur

Yan Med

Direktur

Jang Med

Direktur

Keuangan

Direktur Lit

Bang Dik

Page 105: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para perawat, Rumah

Sakit Delta Surya memberi kesempatan mereka untuk mengikuti pendidikan

dengan beasiswa maupun dengan biaya sendiri. Selain itu juga secara berkala para

perawat ditambah ilmunya dengan beberapa pelatihan baik medis maupun non

medis. Untuk menghilangkan kejenuhan kerja, setiap tahun juga diadakan acara

rekreasi untuk para perawat selain olah raga rutin yang diadakan seminggu sekali.

Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Delta Surya

1. Visi

Menjadi Rumah Sakit pilihan pertama bagi masyarakat di bidang pelayanan

kesehatan.

2. Misi

1. Memberikan layanan kesehatan yang berkualitas, profesional, paripurna

dan manusiawi kepada pasien

2. Meningkatkan keterampilan dan pengembangan profesionalisme sumber

daya manusia sesuai dengan tugasnya

3. Meningkatkan kualitas Sarana dan Parasarana serta peralatan kedokteran

dalam menunjang layanan kesehatan kepada pasien

4. Mengutamakan keselamatan dan kepuasaan pasien dengan biaya

terjangkau

3. Motto

Melayani dengan sepenuh hati

Page 106: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

4.1.4. Gambaran Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Delta Surya berlokasi di tempat yang cukup strategis yaitu

dekat dengan pintu masuk tol Sidoarjo.

Rumah Sakit Delta Surya terletak di Jalan Pahlawan No. 9 Sidoarjo, Desa

Jati, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dengan luas tanah

14.825 meter persegi, luas bangunan 7.289 meter persegi. Arsitektur bangunan

dibuat sedemikian rupa, sehingga para penderita tidak merasa di rumah sakit,

tetapi seperti di rumah sendiri, sehingga proses penyembuhan dapat dipercepat.

Rumah Sakit Delta Surya terletak di kabupaten Dati II Sidoarjo pada :

Garis Peta

• 112,5' - 112,9' BT

• 7,3' - 7,5' LS

Batas-Batas

• Utara : Kota madya Surabaya dan Kabupaten Gresik.

• Timur : Selat Madura.

• Selatan : Kabupaten Pasuruan.

• Barat : Kabupaten Mojokerto.

Jarak Tempuh

• 23 Km / 10 menit dari Kota Surabaya.

• 10 Km dari Bandara Internasional Juanda.

Page 107: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Gambaran Umum Subyek Penelitian

Jumlah keseluruhan perawat wanita di Rumah Sakit Delta Surya sebanyak

114 orang. Subyek dalam penelitian ini adalah perawat wanita Rumah Sakit Delta

Surya yang sudah sesuai dengan karakteristik populasi pada penelitian yaitu:

1. Perawat wanita yang sudah menikah dan memiliki anak.

2. Usia antara 21-40 tahun

Berdasarkan karakteristik tersebut maka didapatkan populasi sebesar 87

perawat. Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling dan

menggunakan media kuesioner dalam pengumpulan data. Jumlah sampel yang

digunakan pada penelitian ini sebanyak 72 perawat sesuai dengan tabel jumlah

sampel menurut Sugiyono (2010:87) untuk taraf signifikansi 5 %.

Gambaran lebih lanjut mengenai subyek penelitian akan diuraikan sebagai

berikut:

Tabel 4.1. Frekuensi Subjek Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi %

21-25 18 25

25-30 17 23,61

30-35 22 30,56

35- 40 15 20,83

Jumlah 72 100

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa 18 perawat wanita yang menjadi

subjek penelitian (25%) berusia 21-25 tahun, 17 perawat wanita yang menjadi

subjek penelitian (23,61%) berusia 25-30 tahun, 22 perawat wanita yang menjadi

subjek penelitian (30,56%) berusia 30-35 tahun, dan 15 perawat wanita yang

menjadi subjek penelitian (20,83%) berusia 35-40 tahun.

Page 108: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Tabel 4.2 Frekuensi Subjek Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Frekuensi %

SPK 16 22,22

Bidan 17 23,61

Akper 32 44,44

Lain-lain (S1) 7 9,72

Jumlah 72 100

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa 16 perawat wanita yang menjadi

subjek penelitian (22,22%) pendidikan terakhirnya adalah SPK, sebanyak 17

perawat wanita yang menjadi subjek penelitian (23,61%) pendidikan terakhirnya

adalah bidan, sebanyak 32 perawat wanita yang menjadi subjek penelitian

(44,44%) pendidikan terakhirnya adalah Akper, dan sebanyak 7 perawat wanita

yang menjadi subjek penelitian (9,72%) pendidikan terakhirnya adalah S1.

Tabel 4.3 Frekuensi Subjek Berdasarkan Jumlah Anak

Jumlah Anak Frekuensi %

1 28 38,89

2 32 44,44

>2 12 16,67

Jumlah 72 100

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa 28 perawat wanita yang menjadi

subjek penelitian (38,89%) memiliki 1 anak, 32 perawat wanita yang menjadi

subjek penelitian (44,44%) memiliki 2 anak, dan 12 perawat wanita yang menjadi

subjek penelitian (16,67%) memiliki anak lebih dari 2.

Page 109: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

4.3. Pelaksanaan Penelitian

4.3.1. Persiapan Penelitian

Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan peneliti sebelum

melaksanakan penelitian, antara lain :

1. Memilih dan merumuskan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian.

Masalah-masalah penelitian dapat diidentifikasi dari pengalaman pribadi

maupun analisis terhadap literatur serta hasil-hasil penelitian yang relevan

dengan topik yang akan diteliti.

2. Melakukan studi literatur dari buku-buku tentang konsep diri, perawat wanita

serta konflik peran ganda baik berupa buku yang berisi tentang teori-teori

maupun buku-buku populer. Selain itu peneliti juga mencari jurnal penelitian

yang relevan serta artikel pendukung melalui internet. Studi literatur dilakukan

untuk penyusunan dasar teoritis, metodologi dari konsep-konsep dan hipotesa

yang digunakan dalam penelitian.

3. Mengkonsultasikan proposal penelitian dengan dosen pembimbing skripsi

untuk lebih memberikan pemahaman mengenai konsep, teori dan prosedur

penelitian.

4. Melakukan konsultasi dengan Sekretaris Direktur, Kepala Bagian

Keperawatan serta Kepala Bagian Personalia Rumah Sakit Delta Surya terkait

dengan penelitian peneliti untuk mendapatkan tambahan data maupun

informasi terkait dengan topik yang diangkat.

Page 110: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

5. Menyusun instrumen untuk mengukur kedua variabel yang digunakan peneliti,

yaitu konsep diri dan konflik peran ganda dengan menggunakan skala Likert

yang telah dimodifikasi. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Penetapan tujuan atau kawasan ukur

2. Melakukan pendefinisian secara konseptual

3. Menyusun definisi operasional

4. Mengidentifikasi indikator perilaku

5. Membuat blue print alat ukur

6. Penyusunan item-item per indikator

7. Membuat format untuk proses penilaian. Setiap item diberikan alternatif

respon dengan 4 pilihan, yaitu Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan

Sangat Tidak Setuju.

8. Peneliti meminta bantuan kepada beberapa ahli (rater) yang merupakan

dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga yang juga berkompeten

dalam memahami teori-teori psikologi untuk melakukan uji content

validity atau validitas isi agar pernyataan-pernyataan dalam skala ini, dapat

mewakili atribut yang akan diukur.

Page 111: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Tabel 4.4. Saran dan Pendapat dari Rater

Nama Ahli /Rater Pendapat & Saran yang diberikan

Pramesti Pradna Paramita,

S.Psi., MEd. Psych (Dosen

Fakultas Psikologi

Universitas Airlangga)

SS Skala konsep diri:

Perbaiki aitem yang masih rancu dan kurang

mengarah pada indikator, misal indikator 3.

Perbaiki beberapa aitem yang kurang relevan.

SS Skala konflik peran ganda:

Perjelas beberapa aitem yang kurang mudah

dipahami.

Lebih baik “Saya….walau….” daripada

“Walau…..saya….” karena aitem “Saya…..” akan

lebih mudah dipahami dan tidak lelah

membacanya.

Perbaiki beberapa aitem yang masih kurang

relevan, terutama pada indikator 3.

Tino Leonardi, S.Psi., M.Psi.,

psi. (Dosen Fakultas

Psikologi Universitas

Airlangga)

Skala konsep diri:

Perhatikan tata tulis.

Skala konflik peran ganda:

Perhatikan tata tulis yang baku dan efisien.

Kurangi penggunaan kata-kata negatif (misal:

”tidak”).

Drs. Duta Nurdibyanandaru,

M.S., Psi. (Dosen Fakultas

Psikologi Universitas

Airlangga)

Skala konsep diri:

Redaksional dari beberapa pernyataan mirip.

Redaksional aitem ada yang perlu dikoreksi.

Belum ada pernyataan yang berkait dengan

pimpinan dan staf di tempat kerja serta pekerjaan

di RS.

Terdapat pernyataan /aitem yang kurang relevan.

Skala konflik peran ganda:

Terdapat aitem/ pernyataan yang kurang jelas

(bukti nomor 5, 22, 38, 39); tidak lengkap (butir/

nomor 40) dan tidak relevan, seperti (bukti/

nomor 3) karena bias dikerjakan orang lain.

Perhatikan: pada pekerjaan perawat terdapat shift

(pergantian pekerja/ perawat jaga). Hal ini harap

dijadikan pertimbangan penyusunan aitem/

pernyataan.

Pada prinsipnya antara kedua skala dengan

“rumah sakit” harus terkait.

Akhmad Fatoni B., S.Psi

(Dosen Fakultas Psikologi

Universitas Airlangga)

Skala konsep diri:

Coba buat aitem lebih spesifik.

Skala konflik peran ganda:

Spesifikkan aitem ke arah konflik peran ganda.

Page 112: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

9. Setelah mendapat masukan dari beberapa ahli (rater), alat ukur diperbaiki

dan kemudian kuisioner disusun untuk diujicobakan.

10. Melakukan ujicoba alat ukur kepada kelompok subyek yang sama dengan

karakteristik sampel penelitian, namun bukan sampel penelitian. Jumlah

subyek yang digunakan untuk ujicoba alat ukur sebanyak 30 orang. Uji coba

dilakukan untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas pada instrumen

penelitian. Uji coba dilakukan di Rumah Sakit Daerah Kabupaten Sidoarjo,

pada perawat ruang rawat inap mawar kuning dan mawar ungu. Ujicoba

dilakukan pada tanggal 14 Mei 2010 sampai tanggal 17 Mei 2010. Kuisioner

yang diberikan diserahkan pada pihak rumah sakit dan dikembalikan kepada

peneliti pada tanggal 17 Mei 2010, karena perawat wanita yang sudah

berkeluarga belum tentu sedang bertugas saat dibagikan kuisioner, hal ini

disebabkan perawat wanita ketika bekerja terbagi dalam 3 shift yaitu shift

pagi, siang, dan malam, selain itu juga ada perawat wanita yang sedang cuti.

4.3.2 Hasil Uji Validitas

4.3.2.1 Hasil Uji Validitas Skala Konsep Diri

Peneliti memperoleh validitas aitem skala konsep diri dengan menggunakan

teknik Alpha Cronbach melalui program SPSS versi 14.0 for windows.

Perhitungan Alpha Cronbach tersebut kemudian dihasilkan koefisien korelasi

item-total, sehingga dapat dilakukan pemilihan aitem.

Koefisien korelasi item-total bergerak dari 0 – 1. Semakin baik daya

diskriminasi item maka koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1.

Page 113: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Koefisien yang mendekati angka 0 atau yang memiliki tanda negatif

mengindikasikan daya diskriminasi yang tidak baik (Azwar, 2007:64).

Briggs dan Cheek (dalam Parllant, 2001:85) merekomendasikan jarak

optimal untuk korelasi aitem-total sebesar 0,2 – 0,4. Koefisien korelasi item-total

> 0,4 dianggap memuaskan.

Hasil uji validitas skala konsep diri diperoleh 39 aitem valid dan 11 aitem

gugur. Aitem yang gugur sebanyak 11 aitem, yaitu nomor 2, 4, 10, 15, 17, 19, 24,

33, 35 37, 44.

Rentang angka koefisien terendah dan tertinggi dari aitem-aitem yang valid

yaitu antara 0,249 pada aitem 40 sampai 0,800 pada aitem 27.

Tabel 4.5. Blue Print Skala Konsep Diri Sesudah Uji Coba

No. Indikator Favorabel Unfavorabel N %

1. Nilai diri fisik 1, 26 12, 30 4 10,26%

2. Nilai diri sosial 2,18, 27, 39 7, 24, 25, 31 8 20,51%

3. Nilai diri pribadi 3, 13 10, 11, 19, 32,

33

7 17,95%

4. Nilai diri keluarga 14, 15, 28, 37, 38 6, 9, 20, 23, 34 10 25,64%

5. Nilai diri moral

dan etika

16, 17, 29, 35, 36 4, 5, 8, 21, 22 10 25,64%

Jumlah 18 21 39 100%

4.3.2.2 Hasil Uji Validitas Skala Konflik Peran Ganda

Peneliti memperoleh validitas aitem skala konflik peran ganda dengan

menggunakan teknik Alpha Cronbach melalui program SPSS versi 14.0 for

windows. Perhitungan Alpha Cronbach tersebut kemudian dihasilkan koefisien

korelasi item-total, sehingga dapat dilakukan pemilihan aitem.

Page 114: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Koefisien korelasi item-total bergerak dari 0 – 1. Semakin baik daya

diskriminasi item maka koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1.

Koefisien yang mendekati angka 0 atau yang memiliki tanda negatif

mengindikasikan daya diskriminasi yang tidak baik (Azwar, 2007:64).

Briggs dan Cheek (dalam Parllant, 2001:85) merekomendasikan jarak

optimal untuk korelasi aitem-total sebesar 0,2 – 0,4. Koefisien korelasi item-total

> 0,4 dianggap memuaskan.

Hasil uji validitas skala konflik peran ganda diperoleh 38 aitem valid dan 12

aitem gugur. Aitem yang gugur sebanyak 12 aitem, yaitu nomor 3, 5, 9, 10, 19,

22, 28, 31, 35, 36, 41, 43.

Rentang angka koefisien terendah dan tertinggi dari aitem-aitem yang valid

yaitu antara 0,212 pada aitem 8 sampai 0,574 pada aitem 14 dan 50.

Tabel 4.6. Blue Print Skala Konflik Peran Ganda Sesudah Uji Coba

No. Indikator Favorabel Unfavorabel N %

1. Konflik waktu

(time based

conflict)

1, 2, 17, 18, 29,

30, 32

8, 9, 10, 22, 23,

26, 33, 35

15 39,47%

2. Konflik

ketegangan (strain

based conflict)

3, 12, 13, 19, 20,

34

5, 6, 15, 24, 25,

36

12 31,58%

3. Konflik perilaku

(behavior based

conflict

14, 21, 27, 28,

31, 37

4, 7, 11, 16, 38 11 28,95%

Jumlah 19 19 38 100%

4.3.3. Hasil Uji Reliabilitas

Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala

alpha 0 sampai dengan 1. Menurut Triton (2006:248) skala tersebut

Page 115: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

dikelompokkan ke dalam dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan

alpha dapat diinterpretasi seperti yang terlihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7. Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 s.d. 0,20 Kurang reliabel

> 0,20 s.d. 0,40 Agak reliabel

> 0,40 s.d. 0,60 Cukup reliabel

> 0,60 s.d. 0,80 Reliabel

> 0,80 s.d. 1,00 Sangat reliabel

Penghitungan uji reliabilitas skala konsep diri dengan perhitungan Alpha

Cronbach diperoleh estimasi reliabilitas sebesar 0,939. Pada skala konflik peran

ganda dengan perhitungan Alpha Cronbach diperoleh estimasi reliabilitas sebesar

0,886. Nilai reliabilitas kedua skala tersebut berada pada range > 0,800 – 1,000,

sehingga dapat diinterpretasikan bahwa reliabilitas skala konsep diri dan skala

konflik peran ganda adalah sangat reliabel.

4.3.4. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2010 hingga 28 Mei 2010 di

Rumah Sakit Delta Surya. Peneliti melakukan penyebaran skala pada perawat

yang dilakukan secara random. Jumlah perawat wanita yang dijadikan sampel

penelitian adalah 72 orang yang diminta mengisi dua kuesioner sekaligus yaitu

kuesioner yang berisi skala konsep diri dan skala konflik peran ganda. Kedua

skala tersebut digabung menjadi satu, namun dipisahkan menjadi dua bagian.

Selama penelitian berlangsung, peneliti dibantu oleh pihak rumah sakit dalam

menyebarkan kuisioner karena pihak rumah sakit menyuruh peneliti agar

Page 116: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

kuisioner diserahkan dan disebarkan oleh pihak rumah sakit sendiri. Peneliti

menyerahkan kuisioner kepada pihak rumah sakit pada hari Jumat (21 Mei 2010)

pukul 13.00. Pada hari Rabu (26 Mei 2010) pukul 13.00 peneliti datang ke rumah

sakit untuk mengambil kuisioner. Kuisioner yang berhasil terkumpul sebanyak 32

kuisioner. Pada hari Kamis (27 Mei 2010) pukul 13.30 peneliti datang kembali ke

Rumah Sakit Delta Surya untuk mengambil kuisioner. Kuisioner yang berhasil

terkumpul sebanyak 21 kuisioner. Pada hari Kamis (28 Mei 2010) pukul 13.30

peneliti datang kembali ke Rumah Sakit Delta Surya untuk mengambil kuisioner

yang belum terkumpul. Pada hari itu juga kuisioner terkumpul telah mencapai

target yang ditentukan yaitu 19 kuisioner.

Selama penelitian berlangsung, peneliti merasa dimudahkan oleh pihak

rumah sakit dalam mengambil data untuk penelitian yaitu kuisioner dapat

terkumpul sesuai target dalam waktu yang lumayan cepat, walau peneliti tidak

diperbolehkan untuk menyebarkan sendiri ke bangsal-bangsal rumah sakit karena

terkait dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak rumah sakit.

4.4. Hasil Penelitian

4.4.1. Deskripsi Data Penelitian

Peneliti menggunakan prosedur frekuensi untuk melakukan pendeskripsian

data penelitian. Prosedur frekuensi merupakan salah satu jenis prosedur analisis

statistik deskriptif. Prosedur frekuensi memiliki kegunaan pokok untuk melakukan

pengecekan terhadap input data dan untuk menyediakan informasi deskripsi data

yang menggambarkan demographic characteristics dari sampel yang diambil

Page 117: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

secara lengkap. Berikut ini adalah tabel frekuensi dari konsep diri dan konflik

peran ganda dari SPSS 14.0 for Windows.

Tabel 4.8. Statistik Prosedur Frekuensi

Statistics

konsep diri

konflik peran

ganda

N Valid 72 72

Missing 0 0

Mean 126.71 73.08

Std. Error of Mean 1.152 .918

Median 126.00 74.00

Std. Deviation 9.777 7.793

Variance 95.590 60.725

Skewness .460 -.141

Std. Error of Skewness .283 .283

Kurtosis -.627 .128

Std. Error of Kurtosis .559 .559

Range 36 40

Minimum 113 51

Maximum 149 91

Percentiles 10 114.00 64.00

25 118.00 67.00

50 126.00 74.00

75 132.75 78.00

90 142.70 83.70

Berdasarkan data hasil penelitian terdapat 72 data yang valid. Dari hasil data

penelitian yang diperoleh, untuk variabel X (konsep diri) terdapat nilai maksimum

Page 118: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

sebesar 149 dan minimum sebesar 113 dengan mean (rata-rata) sebesar 126,71.

Dan untuk variabel Y (konflik peran ganda) terdapat nilai maksimum sebesar 91

dan minimum sebesar 51 dengan mean (rata-rata) sebesar 73,08. Data percentile

values menampilkan data-data secara berkelompok menjadi sebuah prosentase.

Untuk konsep diri didapatkan bahwa rata-rata skor 10% di bawah nilai 114, rata-

rata skor 25% dibawah nilai 118, rata-rata skor 50% dibawah nilai 126, rata-rata

skor 75% dibawah nilai 132,75, dan rata-rata skor 90% di bawah nilai 142,70.

Untuk konflik peran ganda didapatkan bahwa rata-rata skor 10% di bawah nilai

64, rata-rata skor 25% dibawah nilai 67, rata-rata skor 50% dibawah nilai 74, rata-

rata skor 75% dibawah nilai 78, dan rata-rata skor 90% di bawah nilai 83,70.

Berdasarkan tabel diatas diperoleh data bahwa skor-skor dalam suatu

distribusi tidak semuanya sama sehingga didapatkan keragaman atau variasi skor.

Semakin besar variabilitas berarti skor dalam distribusi semakin beragam,

sedangkan bila variabilitas kecil berarti skor-skor dalam distribusi cenderung

seragam atau disebut homogen. Ukuran variabilitas skor dari suatu distribusi atau

variabel disebut varian. Selain dinyatakan dengan varian, ukuran variabilitas skor

sering pula dinyatakan dalam standar deviasi (Azwar, 2004). Standar deviasi pada

variabel konsep diri adalah 9,777 dan varians yang merupakan kelipatan standar

deviasi adalah 95,590 sedangkan standar deviasi pada variabel konflik peran

ganda adalah 7,793 sehingga variansnya sebesar 60,725. Sesuai dengan penjelasan

diatas, semakin besar standar deviasi atau varians menunjukkan data yang

semakin bervariasi.

Page 119: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Pada penelitian ini menggunakan kategori skala untuk dibagi pada 3

kelompok. Berikut ini adalah pembagian kelompoknya.

Tabel 4.9 Kategori Skala

Klasifikasi Kategori

(Mean + 1,0 SD) ≤ X Tinggi

(Mean – 1,0 SD) ≤ X < (Mean + 1,0 SD) Sedang

X < (Mean – 1,0 SD) Rendah

Dari data deskripsi pada tabel 4.1 ditunjukkan adanya 72 subjek penelitian.

Dari data tersebut akan diperoleh norma untuk skala konsep diri terhadap skala

konflik peran ganda pada perawat wanita Rumah Sakit Delta Surya, seperti di

bawah ini:

Tabel 4.10. Kategori Skala Konsep Diri

Klasifikasi Kategori

136,487 ≤ X Tinggi

116,933 ≤ X < 136,487 Sedang

X < 116,933 Rendah

Page 120: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Tabel 4.11. Kategori Skala Konflik Peran Ganda

Klasifikasi Kategori

80,873 ≤ X Tinggi

65,287 ≤ X < 80,873 Sedang

X < 65,287 Rendah

Berdasarkan norma kategori yang telah ditetapkan pada masing-masing

variabel didapatkan hasil pengkategorian sebagai berikut:

Tabel 4.12 Kategori Konsep Diri

Jumlah subjek Kategori

12 perawat Tinggi

46 perawat Sedang

14 perawat Rendah

Tabel 4.13. Kategori Konflik Peran Ganda

Jumlah subjek Kategori

10 perawat Tinggi

48 perawat Sedang

14 perawat Rendah

Page 121: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

4.4.2. Hasil Uji Asumsi

4.4.2.1. Uji Normalitas

Sebelum menggunakan teknik statistik, maka langkah yang perlu dikerjakan

adalah menguji kenormalan data dengan uji normalitas. Hal ini dikarenakan

normal atau tidaknya suatu data akan menentukan pula teknik statistik apa yang

akan digunakan. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik statistik

parametrik dimana asumsinya distribusi data pada penelitian ini adalah normal.

Apabila data didapatkan tidak normal, maka statistik parametrik tidak dapat

digunakan, sehingga peneliti harus menggunakan teknik statistik non-parametrik.

Santoso (2005) mengatakan bahwa uji normalitas adalah apakah distribusi sebuah

data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan

bentuk lonceng (bell shape).

Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan dua bentuk pengujian

agar hasil dapat saling menguatkan yaitu dengan melihat ukuran skewness pada

tabel frekuensi dan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan

program statistik SPSS versi 14.0 for windows. Berikut adalah tabel hasil uji

normalitas:

Page 122: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

a. Hasil uji normalitas berdasarkan ukuran skewness

Tabel 4.14. Uji Normalitas Skewness

Statistics

konsep diri

konflik peran

ganda

N Valid 72 72

Missing 0 0

Mean 126.71 73.08

Std. Error of Mean 1.152 .918

Median 126.00 74.00

Std. Deviation 9.777 7.793

Variance 95.590 60.725

Skewness .460 -.141

Std. Error of Skewness .283 .283

Kurtosis -.627 .128

Std. Error of Kurtosis .559 .559

Range 36 40

Minimum 113 51

Maximum 149 91

Percentiles 10 114.00 64.00

25 118.00 67.00

50 126.00 74.00

75 132.75 78.00

90 142.70 83.70

Page 123: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Tabel frekuensi ini dapat digunakan untuk melihat distribusi data normal atau

tidak, yaitu dari hasil pengukuran skewness. Uji skewness bertujuan untuk

pengecekan atas distribusi data yang menunjukkan apakah data tersebut tergolong

sebagai distribusi normal atau tidak normal. Ukuran skewness didapatkan dari

nilai skewness dibagi dengan standard error skewness.

Dalam uji skewness dikatakan bahwa sebuah data dikatakan sebagai distribusi

normal apabila berada diantara nilai -2 sampai dengan 2. Dapat dilihat dari tabel

frekuensi di atas, bahwa distribusi data konsep diri adalah 1,63 dan untuk

distribusi data konflik peran ganda sebesar -0,49. Sehingga dapat dikatakan bahwa

distribusi data kedua variabel yang digunakan oleh peneliti adalah distribusi

normal. Dari hasil distribusi data normal ini, peneliti bisa menggunakan

pendekatan statistik parametrik yakni teknik korelasi product moment dari

Pearson.

b. Hasil uji normalitas berdasarkan teknik Kolmogorov-Smirnov

Tests of Normality

Tabel 4.15. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

konsep diri .091 72 .200(*) .946 72 .004

konflik peran ganda .076 72 .200(*) .985 72 .529

* This is a lower bound of the true significance.

a Lilliefors Significance Correction

Sama halnya dengan tabel frekuensi, uji normalitas Kolmogorov-Smirnov ini

juga dibantu oleh program statistik SPSS versi 14.0 for windows. Dalam

Page 124: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Kolmogorov-Smirnov bila nilai p > 0,05 berarti data normal dan sebaliknya bila p

< 0,05 berarti data tidak normal (Santoso, 2005).

Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diatas menunjukkan bahwa

signifikansi pada data variabel konsep diri sebesar 0,091 dan data variabel konflik

peran ganda sebesar 0,076, sehingga dapat dikatakan bahwa kedua data tersebut

berdasarkan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov adalah data dengan distribusi

normal.

4.4.2.2 Uji Linearitas

Linearitas adalah keadaan dimana hubungan antara variabel dependen dengan

variabel independen bersifat linier (garis lurus) dalam range variabel independen

tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti ingin menguji linearitas dengan

menggunakan scatter plot (diagram pencar) dengan menggunakan SPSS versi

14.0 for windows. Menurut scatter plot Normal Q-Q Plot variabel konsep diri dan

konflik peran ganda menunjukkan bahwa plot-plot yang berada pada grafik tidak

jauh menyimpang dari garis linear. Hal ini menunjukkan sebaran data pada kedua

variabel mendekati garis linear (kurva terlampir).

4.4.3 Hasil Uji Hipotesis (Korelasi)

Berdasarkan hasil uji asumsi sebelumnya, yaitu uji normalitas dan uji

linearitas, maka didapatkan bahwa bentuk distribusi data pada kedua variabel

penelitian ini adalah normal. Oleh karena itu, uji korelasi akan dilakukan dengan

menggunakan metode analisis parametrik pada data di masing-masing variabel

penelitian ini.

Page 125: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Sesuai dengan tujuan awal dalam penelitian ini, yaitu ingin menguji

hubungan antara variabel konsep diri dan konflik peran ganda, maka metode yang

digunakan adalah uji korelasi product moment dari Pearson yang dibantu dengan

program SPSS versi 14.0 for windows. Uji korelasi yang akan dilakukan adalah

mengkorelasikan variabel X (Konsep Diri) dengan variabel Y (Konflik Peran

Ganda). Berikut ini adalah hasil yang diperoleh berdasarkan penghitungan

product moment oleh Pearson.

Tabel 4.16. Hasil Uji Korelasi Product Moment

Correlations

konsep diri konflik_peran_

ganda

konsep diri Pearson Correlation 1 -.648(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 72 72

konflik_peran_ganda Pearson Correlation -.648(**) 1

Sig. (2-tailed) .000

N 72 72

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel uji korelasi diatas diperoleh bahwa jumlah (N) subjek yang

dapat digunakan dalam analisis penelitian ini adalah 72 subjek penelitian,

sehingga dapat dikatakan bahwa keseluruhan data penelitian dapat digunakan

sebagai analisis yang nantinya digunakan untuk memperoleh informasi terkait

dengan topik penelitian.

Dari tabel hasil uji korelasi yang dilakukan dengan menggunakan teknik

korelasi product moment oleh Pearson tersebut diperoleh koefisien korelasi

sebesar -0,648 dengan signifikasi 0,000. Besar signifikansi 0,000 ini secara

langsung menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti ada

Page 126: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

hubungan antara kedua variabel dalam penelitian ini. Jadi secara lebih jelas dapat

disebutkan bahwa “Ada hubungan antara konsep diri terhadap konflik peran

ganda pada perawat wanita Rumah Sakit Delta Surya.”

Nilai korelasi antara konsep diri terhadap konflik peran ganda sebesar -0,648.

Tanda negatif (-) yang berada didepan angka koefisien korelasi yaitu 0,648,

menyatakan bahwa arah hubungan kedua variabel tersebut negatif atau hubungan

yang berpola kebalikan arah. Semakin tinggi nilai variabel X, maka justru

semakin rendah nilai variabel Y, atau sebaliknya, semakin rendah nilai variabel X,

maka justru semakin tinggi nilai variabel Y (Triton, 2006:90). Jadi, semakin tinggi

konsep diri yang dimiliki oleh perawat wanita, maka semakin rendah konflik

peran ganda yang dialami perawat wanita; dan sebaliknya, semakin rendah konsep

diri yang dimiliki oleh perawat wanita, maka semakin tinggi konflik peran ganda

yang dialami perawat wanita.

Perhitungan yang dilakukan dengan teknik korelasi product moment oleh

Pearson menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar -0.648. Koefisien korelasi

hasil perhitungan dapat dikatakan signifikan setelah dibandingkan dengan r tabel.

Bila taraf kesalahan ditetapkan 5% (taraf kepercayaan 95%) dan N (jumlah

subyek) sebesar 72 orang, maka r tabel = 0,227. Nilai koefisien korelasi lebih

besar daripada r tabel sehingga pada uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa Ha

diterima. Hal ini berarti ada hubungan antara konsep diri terhadap konflik peran

ganda pada perawat wanita Rumah Sakit Delta Surya. Hasil perhitungan di atas

juga menunjukkan arah hubungan kedua variabel yang negatif, yang berarti bahwa

semakin tinggi konsep diri yang dimiliki oleh perawat, maka semakin rendah

Page 127: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

konflik peran ganda yang dialami perawat; dan sebaliknya, semakin rendah

konsep diri yang dimiliki oleh perawat, maka semakin tinggi konflik peran ganda

yang dialami perawat.

Adapun kekuatan hubungan antara dua variabel dapat diketahui dengan

melihat besarnya nilai koefisien hubungan. Range dari kekuatan hubungan

berkisar antara -1,00 hingga 1,00 dan nilai tersebut mengindikasikan kekuatan

hubungan kedua variabel. Korelasi dengan nilai 0 menunjukkan tidak adanya

hubungan sama sekali, nilai 1 menunjukkan hubungan yang sempurna antar dua

variabel, dan nilai -1 mengindikasikan hubungan yang negatif antar dua variabel.

Intrepretasi nilai koefisien pada penelitian ini menggunakan standar Cohen (1988)

sebagai berikut:

Tabel 4.17. Standar Nilai Korelasi Cohen

Kecil r = 0,10 – 0,29

Sedang r = 0,30 – 0, 49

Besar r = 0,50 – 1,0

Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi product moment Pearson sebesar

-0,648 pada penelitian ini memiliki arah (direction) yang besar (r = 0,50 – 1).

Berdasarkan tabel korelasi diatas diperoleh bahwa jumlah subjek pada

penelitian ini sejumlah 72 subjek yang diintepretasikan bahwa jumlah subjek pada

penelitian ini tergolong kecil (N = <100) (Cohen, 1988).

Page 128: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

4.5. Pembahasan

Dengan terpenuhinya semua uji asumsi yang diperlukan dalam pembahasan

data ini, maka peneliti telah mendapatkan hasil pengujian hipotesis yang nantinya

akan digunakan sebagai dasar analisis dalam penelitian kali ini. Seperti yang

disebutkan di atas, hasil uji korelasi product moment oleh Pearson

memperlihatkan bahwa besar signifikansi yang diperoleh adalah 0.000. Hal ini

menjelaskan adanya hubungan antara konsep diri terhadap konflik peran ganda

pada perawat wanita Rumah Sakit Delta Surya. Hasil analisis data menunjukkan

bahwa ada hubungan antara konsep diri dengan konflik peran ganda pada perawat

wanita Rumah Sakit Delta Surya (rxy -0,648; p< 0,05), berarti semakin positif

konsep diri maka kecenderungan konflik peran ganda pada perawat wanita Rumah

Sakit Delta Surya semakin rendah, sebaliknya semakin negatif konsep diri maka

kecenderungan konflik peran ganda pada perawat wanita Rumah Sakit Delta

Surya semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini diterima.

Diterimanya hipotesis dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa konsep diri

dianggap sebagai salah satu faktor yang turut menentukan adanya konflik peran

ganda pada perawat wanita dalam penelitian ini. Menurut Rogers (dalam

Davidoff, 1991:156) konsep diri merupakan penghayatan individu terhadap

karakteristik “me” dan mencakup kesadaran pengenalan diri serta kemampuannya

sendiri yang mempengaruhi persepsi individu terhadap dunia sekitar, yang

kemudian mempengaruhi perilaku individu itu sendiri. Seperti halnya subjek

dalam penelitian ini yang sudah memiliki kesadaran terhadap pengenalan serta

Page 129: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

kemampuan dirinya, yang kemudian mempengaruhi persepsinya terhadap

lingkungan sekitar yakni lingkungan rumah sakit sebagai tempat kerja maupun

lingkungan rumah sebagai tempat tinggal, sehingga pelaksanaan peran ganda

menjadi cenderung tidak mengalami kesulitan.

Chaplin (2004: 450) menyatakan bahwa konsep diri sebagai evaluasi,

penilaian atau penaksiran individu mengenai dirinya sendiri. Konsep diri

diasumsikan sebagai salah satu potensi yang dapat digunakan oleh perawat wanita

dalam penelitian ini untuk menjadi dasar dalam menentukan tingkah laku,

pemikiran, dan penyesuaiandiri dalam menghadapi peran gandanya, yakni melalui

penilaian dan penaksiran yang dilakukan perawat mengenai dirinya sendiri.

Menurut (Hamid, 2005:129) pelaksanaan peran ganda berpeluang memunculkan

kompetisi dalam penggunaan waktu, energi, perhatian serta komitmen.

Dampak negatif konflik peran ganda mampu diminimalisir perawat wanita

dalam penelitian ini, salah satunya melalui konsep diri positif yang dimilikinya.

Konsep diri positif dimulai dengan mengukur serta meyakini kemampuan yang

dimiliki untuk menjalankan peran gandanya. Seorang perawat yang memiliki

penghayatan positif terhadap kesadaran pengenalan diri dan kemampuan diri

maka mempengaruhi persepsi perawat menjadi positif terhadap lingkungan

sekitar, dan lebih lanjut berdampak positif pula pada perilaku perawat dalam

melaksanakan perannya, terlebih dalam melaksanakan peran gandanya yang

memiliki tugas dan tanggung jawab berat. Berbeda dengan perawat yang memiliki

penghayatan negatif terhadap kesadaran pengenalan diri dan kemampuan diri

maka memiliki kecenderungan mempersepsi lingkungan sekitar negatif, yang

Page 130: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

kemudian lebih lanjut memunculkan perilaku negatif terhadap pelaksanaan

perannya sebagai perawat sekaligus peran sebagai ibu rumah tangga (Rogers,

dalam Davidoff, 1991:157).

Adanya perbedaan antara individu yang memiliki penghayatan negatif

dengan positif terhadap kesadaran pengenalan diri dan kemampuan diri, maka

memunculkan karakteristik perilaku yang berbeda pula. Individu yang memiliki

konsep diri negatif dicirikan memiliki rasa percaya diri yang rendah, memiliki

anggapan bahwa dirinya kurang dianggap oleh orang lain secara tepat serta kurang

memiliki penyesuaian sosial yang baik. Sebaliknya, individu yang memiliki

konsep diri positif cenderung dicirikan memiliki rasa percaya diri yang tinggi,

merasa selalu dihargai oleh orang disekitar, dapat menilai hubungan dengan orang

lain secara tepat dan memiliki penyesuaian sosial yang baik (Rakhmat, 2008:106).

Karakteristik konsep diri positif tersebut yang merupakan bagian dari

kepribadian kemudian turut menentukan kesadaran akan kompetensi menjadi

positif, kebutuhan berprestasi menjadi tinggi serta ada kejelasan terhadap peran

yang dijalani. Melalui hal tersebut, seorang perawat wanita akan mengoptimalkan

kemampuan yang dimiliki untuk menjalankan peran-perannya, serta menjalankan

secara efektif. Dengan demikian, perawat wanita dengan konsep diri positif yang

juga memiliki peran di sektor domestik, akan melaksanakan kedua peran dengan

efektif dan sebaik mungkin sehingga dalam dirinya tidak muncul perasaan

bersalah, cemas maupun ketegangan akibat pelaksanaan peran gandanya.

Lebih lanjutnya dinyatakan oleh Hardy dan Heyes (1998) bahwa dalam

konsep diri meliputi penilaian, perkiraan mengenai kelebihan dan keterbatasan

Page 131: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

diri sendiri. Oleh sebab itu, melalui konsep diri subjek dalam penelitian ini bukan

hanya mampu menentukan tingkah laku, pemikiran maupun penyesuaian diri

terhadap peran ganda, namun lebih lanjut mampu memperkirakan dan menyadari

kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki guna mendukung pelaksanaan tugas

yang diemban. Melalui kesadaran akan kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki,

diharapkan subjek penelitian ini dapat menonjolkan kelebihan dan mengatasi

keterbatasan dalam menjalani hidup, salah satunya dalam menjalankan peran

gandanya sehingga dalam menjalankan peran akan lebih efektif dan terhindar dari

konflik peran ganda.

Apabila melihat hasil uraian di atas berarti subjek yang mempunyai konsep

diri positif akan cenderung diikuti dengan konflik peran ganda yang cenderung

rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil kategorisasi konsep diri menunjukkan

bahwa subjek penelitian yang memiliki konsep diri tinggi sebanyak 12 orang

(16,67%) artinya perawat wanita tersebut telah memegang teguh konsep diri

realistiknya, sangat menghargai dirinya sendiri, mampu mengandalkan dirinya

sendiri, serta menggunakan kemampuan-kemampuan dirinya secara optimal.

Subjek penelitian yang memiliki konsep diri sedang sebanyak 46 orang (63,89%)

artinya perawat wanita tersebut sudah mulai memegang teguh konsep diri

realistiknya, namun masih dapat berubah mengingat konsep diri merupakan hal

yang bersifat dinamis (Rini, 2002:1), dan subjek penelitian yang memiliki konsep

diri rendah sebanyak 14 orang (19,44%) artinya perawat wanita tersebut belum

memegang eguh konsep diri realistiknya, kurang dapat menghargai dirinya

sendiri, serta belum menggunakan kemampuan dirinya secara optimal.

Page 132: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Sedangkan hasil kategorisasi konflik peran ganda menunjukkan bahwa subjek

penelitian yang memiliki konflik peran ganda tinggi sebanyak 10 orang (13,89%)

artinya perawat wanita tersebut mengalami konflik peran ganda yaitu mengalami

kesulitan menjalankan peran gandanya di sektor domestik dan sektor publik, yang

memiliki konflik peran ganda sedang sebanyak 48 orang (66,67%) artinya perawat

wanita tersebut mengalami konflik peran namun dapat diatasi melalui konsep diri

realistiknya, dan yang memiliki skor konflik peran ganda rendah sebanyak 14

orang (19,44%) artinya perawat wanita dalam penelitian ini tidak mengalami

kesulitan menjalankan peran gandanya di sektor domestik dan sektor publik.

Berdasarkan hasil kategorisasi skor subjek pada masing-masing variabel,

menunjukkan bahwa tingkat konsep diri subjek penelitian ini cenderung sedang

dan memiliki tingkat konflik peran ganda cenderung sedang.

Fungsi perawat dalam menjalankan tugasnya yang paling dominan dari

penelitian ini adalah fungsi interdependent dimana fungsi ini berupa kerja tim

yang sifatnya saling ketergantungan baik dalam keperawatan maupun kesehatan.

Hal ini terlihat ketika peneliti datang ke rumah sakit dan melihat secara langsung

bagaimana seorang perawat bekerja sama dengan perawat lainnya saat melakukan

tugasnya. Fungsi interdependent pada perawat tidak hanya berlangsung di rumah

sakit, tetapi fungsi ini juga berlangsung di rumah karena perawat wanita ini juga

membutuhkan bantuan serta dukungan dari keluarganya agar dapat menjalankan

fungsi gandanya dengan baik.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

antara konsep diri dengan konflik peran ganda pada perawat wanita Rumah Sakit

Page 133: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Delta Surya. Perawat wanita dalam penelitian ini pada umumnya telah memiliki

konsep diri yang positif sehingga secara tidak langsung disertai dengan rendahnya

konflik peran ganda, karena melalui konsep diri perawat wanita dapat melakukan

pengenalan serta mengevaluasi diri sendiri dengan mengetahui kelebihan dan

kekurangan yang dimiliki, sehingga perawat dapat menyesuaikan diri guna

mengatasi permasalahan yang muncul akibat tugas dan tanggung jawab yang berat

sebagai perawat sekaligus sebagai ibu rumah tangga.

Berdasarkan ulasan pembahasan dan didukung dengan hasil observasi serta

wawancara yang dilakukan peneliti di tahap awal, peneliti menyimpulkan bahwa

konflik peran ganda pada perawat wanita Rumah Sakit Delta Surya termasuk

dalam kategori tinggi, namun setelah dilakukan penelitian dengan mengukur

tingkat konfllik peran ganda pada perawat wanita diperoleh bahwa tingkat konflik

peran ganda pada subjek penelitian ini termasuk dalam kategori sedang. Adanya

perbedaan antara asumsi awal peneliti dengan hasil penelitian disebabkan oleh

beberapa faktor, antara lain kurangnya jumlah subjek pada penelitian awal

sehingga asumsi awal peneliti dianggap kurang mewakili permasalahan pada

subjek penelitian.

Hal lain yang perlu dicermati yakni pelaksanaan penelitian, peneliti tidak

secara langsung memberikan alat ukur penelitian pada subjek sehingga peneliti

tidak dapat mengawasi secara langsung penyebaran maupun pengisian alat ukur.

Selain itu, waktu penyebaran skala terlalu lama cenderung mempengaruhi

objektivitas subjek saat menjawab pertanyaan pada alat ukur. Banyaknya waktu

yang dimiliki subjek untuk menjawab pertanyaan alat ukur membuat subjek

Page 134: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

memiliki banyak waktu untuk berpikir,hal tersebut yang kemudian berpeluang

memunculkan jawaban yang bersifat subjektif berdasarkan norma yang berlaku di

masyarakat. Oleh sebab itu peneliti menyarankan pada penelitian selanjutnya

lebih memperhatikan dalam pengambilan data awal dan data penelitian.

Page 135: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara konsep diri dengan konflik peran ganda pada perawat wanita

Rumah Sakit Delta Surya. Arah hubungan antara kedua variabel tersebut adalah

negatif atau hubungan yang berpola kebalikan arah yang berarti tingginya konsep

diri akan cenderung diikuti dengan konflik peran ganda rendah pada perawat

wanita; sebaliknya semakin rendah konsep diri akan cenderung diikuti dengan

konflik peran ganda tinggi pada perawat wanita. Hal tersebut tampak pada hasil

korelasi yang diperoleh koefisien korelasi (rxy) sebesar -0,648 dengan taraf

signifikansi 0,000 (p< 0,05).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang perlu peneliti

ajukan:

1. Bagi perawat wanita

Penelitian ini memperlihatkan bahwa konsep diri memiliki hubungan negatif

dengan konflik peran ganda pada perawat wanita. Pada penelitian ini konsep diri

perawat cenderung sedang diikuti dengan konflik peran ganda cenderung sedang.

Apabila konsep diri serta konflik peran ganda tidak diperhatikan secara khusus

dan cenderung diabaikan maka tidak menutup kemungkinan terbentuknya konsep

Page 136: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

diri positif akan beralih menjadi konsep diri negatif mengingat bahwa konsep diri

memiliki sifat dinamis. Konsep diri tidak luput dari perubahan yakni bersifat

dinamis. Konsep diri yang bersifat dinamis dipengaruhi oleh lingkungan yang

selalu berubah. Oleh sebab itu perawat diharapkan dapat tetap mempertahankan

konsep diri positif guna memperkecil konflik peran ganda yang komplek.

Untuk mempertahankan konsep diri positif tersebut individu perlu memiliki

penyesuaian diri baik, memegang dengan teguh konsep diri positif yang

mencakup seluruh karakteristik yang penting dalam menentukan perilakunya.

Perawat wanita dengan konsep diri demikian akan mengandalkan dirinya pada

pengalaman yang dipelajari selama itu untuk mencapai tujuan, yakni tujuan

menjalankan peran-perannya sebaik mungkin. Kemudian dapat diasumsikan

bahwa perawat wanita dengan konsep diri positif, mengandalkan dirinya sendiri

untuk mencapai tujuan dengan menggunakan kemampuan-kemampuan dirinya

secara optimal sehingga pelaksanaan peran gandanya menjadi optimal sekaligus

cenderung terhindar dari konflik peran ganda.

2. Bagi rumah sakit

Bagi rumah sakit diharapkan untuk memberikan pelatihan-pelatihan kepada

perawat untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan kerja yang ditunjang

dengan pembekalan untuk meningkatkan konsep diri perawat ke arah yang lebih

positif dan keinginan meningkatkan mutu secara pribadi melalui ilmu

pengetahuan.

Page 137: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

3. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti hendaknya memperhatikan pemilihan populasi dan mengetahui

lebih jauh tentang karakteristik populasi. Hal ini dimaksudkan agar penelitian

yang dilakukan dapat benar-benar diterapkan pada orang yang tepat dan dapat

benar-benar mengukur aspek yang hendak diukur, selain itu diperhatikan pula

jumlah pengambilan sampel, sehingga nanti hasilnya dapat digeneralisasikan pada

populasi yang dimaksud.

Penelitian ini hanya memfokuskan penelitian pada hubungan antara

konsep diri dengan konflik peran ganda. Untuk penelitian selanjutnya disarankan

tidak hanya meneliti tentang hubungan saja, tetapi juga meneliti seberapa besar

pengaruh konsep diri terhadap konflik peran ganda.

Disarankan pula, peneliti selanjutnya lebih memperhatikan lagi mengenai

pembuatan alat ukur skala konflik peran ganda. Kemudian disarankan pula alat

ukur langsung diberikan kepada subjek penelitian.

Peneliti hendaknya mempertimbangkan penggunaan metode penelitian

kualitatif agar lebih banyak faktor yang dapat diungkap, karena penelitian metode

ini sangat mendalam serta dibantu oleh ketrampilan observasi dan wawancara

untuk dapat menggali data dari subyek penelitian.

Peneliti menyarankan agar dalam penelitian selanjutnya lebih memperhatikan

variabel-variabel lain yang mungkin berpengaruh dan dapat menjelaskan variasi

tingkat konflik peran ganda.

Page 138: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, H. (2006). Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi Kaitannya

dengan Konsep diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung: Refika

Aditama.

Alwisol. (2007). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Amran, T.S.B. (1994). Kiat Wanita Meniti Karier. Jakarta: Pustaka Bina Mandiri,

Pressindo.

Anastasi, A. & Urbina, S. (1997). Psychological Testing. (7th

Edition). New

Jersey: Prentice – Hall International Inc.

Andarika. R. (2004). Burnout pada Perawat Puteri Rumah Sakit St. Elizabeth

Semarang Ditinjau dari Dukungan Sosial. Jurnal Psyche, 1(1), 1-8.

Anoraga, P. (2006). Psikologi Kerja. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2001). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Azwar, S. (1995). Sikap Manusia: Teori dan Pengukuran. Edisi ke-2. Yogyakarta:

Penerbit Pustaka Pelajar.

________. (1998). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

________. (2000). Realibilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Pusat Statistik Tahun 2007. Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari

2007 http://www.bps.go.id/brs_file/tenaker-15mei07.pdf. Diakses April 2010.

Berzonsky, M. D. (1981). Adolescent Development. New York: Mac Millan

Publishing Co. Inc.

Brehm, S.S., & Kassin, S.M. (1996). Social Psychology (3rd ed.). USA. Houghton

Mifflin Company.

Burke, R. J. (1996). Work Experience, Stress and Health among Managerial and

Professional Women (dalam Cooper, C.L., Schabracq, M.J., & Winnbust,

J.A.M., Hand Book of Work and Health Psychology. New York: John Willey

& Sons.

Burns, R.B. (1993). Konsep Diri: Teori, Pengukuran, Perkembangan dan

Perilaku. (Alih Bahasa: Eddy.) Jakarta: Penerbit Archan.

Chaplin, J. P. (2004). Kamus Lengkap Psikologi. (Alih Bahasa: Kartini Kartono.)

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Page 139: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Cohen, J. (1988). Statistical Power and Analysis for the Behavioral Sciences (2nd

ed.). Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.

Davidoff, L.L, (1991). Psikologi Suatu Pengantar.(Alih Bahasa: M. Juaniati.)

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Gaffar, L.J., (1999). Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran ECG.

Gunarsa, S. D. & Gunarsa, Y. S. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Gunarsa, S. D. & Gunarsa, Y. S. (2008). Psikologi Perawatan. Jakarta: PT. BPK

Gunung Mulia.

Hadi, S. (1991). Analisis Butir untuk Instrumen: Angket, tes dan skala dengan

basica. Yogyakarta: Andi Offset.

Hadi, S. (2000). Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.

Hamid, H. (2005). Hubungan antara Androginitas dengan Konflik Peran Ganda

pada Wanita. Jurnal Intelektual, 3(2), 129-136.

Hardy, M. & Heyes, S. (1988). Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga.

Hofman, L. W., & Nye, F.I. (1984). Working Mothers. San Francisco: Jossey-

Bass Publisher.

Hurlock, E.B., (2004). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. (Alih Bahasa: Istiwidayanti & Soedjarwo.) Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Indraswari, 2004, 24 Mei. Perempuan dan Kerja. Kedaulatan Rakyat.

Irawaty & Kusumaputri, E. S. (2008). Pengaruh Manajemen Diri terhadap

Intensitas Konflik Peran Ganda (Studi pada Wanita yang Bekerja di Lembaga

Pendidikan). Phronesis Jurnal Ilmiah Psikologi Industri dan Organisasi,

10(1), 14-33.

Isparijanti, I. (2004). Peran Perempuan Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Sosial Keluarga Melalui Kegiatan Ekonomi Produktif. Media

Informasi Penelitian,177(28), 88-93.

Jones, F. & Bright J., (2001). Stress, Myth, Theory & Research. England: Prentice

Hall.

Kartono, K., (2004). Psikologi Wanita Jilid I: Gadis Remaja dan Wanita Dewasa.

Bandung: Alumni.

Keluarga atau Karier?. Kompas(on-line).http://www.infoanak.com/dilema-ibu-

muda-keluarga-atau-karier/. Diakses April 2010.

Page 140: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Kerlinger, F. N., (1995). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Koswara, E. (1991). Teori-Teori Kepribadian. Bandung: PT. Eresco.

Monks, F.J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S.R. (1998). Psikologi Perkembangan:

Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Muchinsky, P. M., (1997). Psychology Applied to Work: An inroducing and

organizational psychology 5th Ed. California: Brooks/ Cole Publishing.

Nazir, M., (2006). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Neuman, N. (1984). Development Through Life A Psychosocial Approach.

Chicago: The Dorsey Press.

Neuman, N. (1999). Development Through Life A Psychosocial Approach. USA:

Wadsworth Publishing Company.

Parllant, J., (2001). SPSS Survival Guide: A Step by Step Guide to Data Analysis

Using SPSS. Victoria. McPherson’s Printing Group.

Peterson, C., (1996). Looking Forward Through The Lifespan Developmental

Psychology (3rd. Ed) Australia: Prentice Hall.

Praptianingsih, S., (2006). Kedudukan Hukum Perawat dalam Upaya Pelayanan

Kesehatan di Rumah Sakit. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Prawitasari, A.K., Purwanto,Y., & Yuwono, S. (2007). Hubungan Work-Family

Conflict dengan Kepuasan Kerja pada Karyawati Berperan Jenis Kelamin

Androgini di PT. Tiga Putera Abadi Perkasa Cabang Purbalingga.Indigenous

Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi, 9(2), 1-13.

Pudjijogyanti, C.R. (1993). Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta: Arcan.

Putri, A. F & Himam, F. (2002). Ibu dan Karir: Kajian Fenomenologi terhadap

Dual-Career Family. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Universitas Gadjah

Mada.

Rakhmat, J. (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rini, J. F. (2002). Konsep Diri. Jakarta: Team e-psikologi ://www.e-

psikologi.com/dewasa/. Diakses April 2010.

Rini, J.F. (2002). Wanita Bekerja. Jakarta: Team e-psikologi http://www.e-

psikologi.com/dewasa/. Diakses April 2010.

Rusita, F. (2005). Hubungan antara Konflik Kerja-Keluarga dengan Kepuasan

Kerja. Skripsi. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.

Page 141: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Santoso, S. (2005). Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 14.

Jakarta: PT.Elex Media Komputindo Gramedia.

Santrock, J.W. (1995). Life-Span Development, Brown and Benchmark, Times

Mirror International Publisher Ltd.

Sarwono, S.W., (2002). Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Sears, D.O., Freedman, J.L.,& Peplau, L.A. (1985). Psikologi Sosial. (Alih

Bahasa: Aminuddin Ram). Jakarta: Erlangga.

Sekaran, U. (1986). Dual-Career Families. San Fransisco: Jossey Bass Publishers

Shaevit, M. H. (1989). Wanita Super. Yogyakarta: Kanisius.

Singarimbun, M. & Effendi, S. (1989). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Soetrisno, L. (1997). Kemiskinan Perempuan dan Pemberdayaan. Yogyakarta:

Kanisius.

Sugiyono. (1999). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, S. (1991). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press.

Suryabrata, S. (2000). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi

offset.

Suryabrata, S. (2003). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suryadi, D., Satiadarma, M.P., & Wirawan, H.E. (2004). Gambaran Konflik

Emosional Perempuan dalam Menentukan Prioritas Peran Ganda. Jurnal

Ilmiah Psikologi ”ARKHE”, 9(1), 11-22.

Triton, P.B. (2006). SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta.:

CV. Andi Offset.

Widyarini, M.M.N. (2005, Agustus). Makna Profesionalisme Perawat dalam

Perspektif Pasien (Pendekatan Kualitatif). Makalah dipresentasikan pada

Seminar Nasional PESAT, Jakarta.

Wolfman, R., & Brunetta. (1989). Peran Kaum Wanita: Bagaimana menjadi

cakap dan seimbang dalam aneka peran. Yogyakarta: Kanisius.

Zainuddin, M. (2000). Metodologi Penelitian. Surabaya: Fakultas Psikologi

Universitas Airlangga.

Page 142: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

LA

MPIR

AN

1 (S

kor S

ubje

k - V

aria

bel X

)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

26

27

28

29

30

1

4

3

4

4

4

4

4

4

4

3

3

4

4

4

3

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

3

4

4

4

3

4

4

4

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

2

3

3

3

2

3

3

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

2

3

3

3

3

3

2

3

3

3

3

3

4

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

2

3

3

3

3

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

5

4

4

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

4

3

4

2

3

2

3

2

3

3

3

3

4

3

4

4

3

4

4

3

3

3

6

3

3

3

4

3

3

4

3

3

3

2

3

4

3

2

3

2

4

3

3

3

4

4

2

4

3

2

3

3

3

3

3

3

4

3

7

3

3

3

4

3

4

4

3

4

3

2

3

4

4

2

3

2

4

3

4

3

4

4

2

4

3

2

3

3

4

3

3

3

4

3

8

3

3

3

4

3

4

4

3

4

3

2

3

4

4

2

3

2

4

3

4

3

4

4

2

4

3

2

3

3

4

3

3

3

4

3

9

3

3

3

4

3

3

4

3

3

3

2

3

4

3

2

3

2

4

3

3

3

4

4

2

4

3

2

3

3

3

3

3

3

4

3

10

3

3

3

4

3

4

4

3

4

3

2

3

1

4

2

3

3

2

4

3

4

4

2

4

3

2

3

2

3

4

3

3

3

4

3

11

3

3

3

3

3

3

2

3

3

3

3

2

3

3

3

2

3

3

2

3

4

4

4

3

4

3

3

3

3

2

3

3

3

3

3

12

4

3

4

3

3

3

3

3

3

3

3

2

4

4

3

4

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

4

3

4

3

4

3

3

13

3

3

3

4

4

4

3

2

4

3

3

4

4

3

3

4

3

3

3

4

3

2

4

3

3

3

3

3

4

3

3

3

3

4

4

14

4

3

3

4

4

3

3

3

3

3

3

3

4

3

2

4

2

3

3

4

3

3

3

3

3

3

3

3

1

3

4

3

3

4

4

15

4

4

4

4

4

3

3

3

3

3

3

3

4

4

4

4

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

4

3

4

4

4

4

4

16

3

3

3

3

4

3

3

3

3

3

3

3

4

4

4

4

4

3

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

4

3

3

3

3

3

4

17

3

4

4

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

3

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

3

4

4

4

4

18

4

3

3

4

4

3

3

3

3

4

3

3

4

4

2

4

2

3

3

4

3

3

3

3

3

3

3

3

1

3

4

3

3

4

4

19

4

3

3

4

4

3

3

4

4

3

3

3

4

3

2

4

2

3

3

4

3

3

3

3

3

3

3

3

1

3

4

3

3

4

4

20

4

4

4

4

4

3

3

3

3

3

3

3

4

4

4

4

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

4

3

4

4

4

4

4

21

3

3

4

2

3

3

4

4

4

3

4

4

4

4

3

3

2

4

4

4

3

3

3

3

4

4

4

3

3

3

3

3

4

2

3

22

3

3

4

2

4

4

4

4

4

3

4

4

4

4

3

3

2

3

4

4

3

3

4

3

4

4

3

3

4

3

3

3

4

2

4

23

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

4

3

4

2

3

4

3

4

4

4

3

3

4

3

4

3

4

3

3

3

3

3

24

3

3

4

2

3

3

3

4

4

3

4

4

4

4

3

3

2

3

4

4

3

3

3

3

4

4

4

3

3

3

3

3

4

2

3

25

3

3

4

2

3

3

4

4

4

3

4

4

4

4

4

3

3

3

4

4

3

3

3

3

4

4

4

3

3

3

3

3

4

2

3

26

3

3

3

4

4

3

4

4

3

3

3

4

4

3

3

3

3

3

3

3

3

4

3

3

4

3

3

3

3

3

3

3

3

4

4

27

3

3

3

4

4

4

3

4

4

4

3

4

3

3

3

3

3

3

4

4

4

3

3

3

3

4

3

3

3

3

3

3

3

4

4

28

3

3

3

4

4

4

4

4

4

4

3

4

3

3

3

3

3

3

4

4

4

3

3

3

3

4

3

3

3

3

3

3

3

4

4

29

3

3

3

4

4

4

3

4

4

4

3

4

3

3

3

3

3

1

4

4

3

3

3

3

3

4

3

3

3

3

3

3

3

4

4

30

3

3

3

3

4

4

3

3

4

3

4

3

3

3

2

3

2

3

4

4

4

4

4

3

3

4

4

4

3

4

3

3

3

3

4

31

4

4

4

4

4

4

4

3

3

4

4

2

4

3

4

4

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

1

4

4

4

4

4

32

3

3

3

4

4

4

4

4

4

3

3

4

3

4

2

4

2

4

3

4

4

4

4

3

3

4

4

3

3

3

3

3

3

4

4

Page 143: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

26

27

28

29

30

33

3

3

3

3

4

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

2

3

3

3

3

3

3

3

3

4

3

3

3

3

3

3

3

3

4

34

3

2

3

3

3

3

3

3

3

2

3

3

3

3

2

3

3

3

3

3

3

3

3

2

3

3

3

3

3

3

3

2

3

3

3

35

4

4

4

4

4

3

4

4

3

4

4

3

4

4

3

4

2

4

4

3

3

4

4

3

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

36

3

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

4

2

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

3

3

3

4

4

4

37

3

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

2

4

4

2

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

3

3

3

4

4

4

38

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

2

3

4

3

3

3

3

3

3

4

3

3

3

3

3

3

3

3

3

39

4

3

4

3

3

3

3

3

3

3

3

2

4

3

3

3

2

3

2

3

4

3

3

3

3

3

3

3

3

3

4

3

4

3

3

40

3

3

4

3

3

3

3

3

3

3

4

3

3

3

3

3

2

3

3

4

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

4

3

3

41

4

3

4

3

4

4

3

3

4

3

3

4

3

4

3

4

2

4

4

4

4

4

3

3

3

4

3

3

3

3

4

3

4

3

4

42

4

3

4

4

4

4

3

4

4

3

3

3

4

3

3

4

2

3

3

3

3

3

3

3

3

4

3

4

3

2

4

3

4

4

4

43

3

3

3

4

4

4

3

3

4

3

3

4

3

3

2

3

2

3

3

4

2

3

4

3

3

4

2

3

3

3

3

3

3

4

4

44

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

3

4

1

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

4

4

4

4

3

4

4

4

45

3

3

4

3

3

4

3

3

4

3

3

4

3

3

3

3

2

3

4

4

4

2

4

3

3

4

3

3

3

3

3

3

4

3

3

46

2

4

3

3

2

3

3

3

3

3

3

3

3

4

3

3

2

4

3

3

3

3

4

3

4

4

3

4

3

4

2

4

3

3

2

47

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

2

4

4

4

3

4

4

4

3

4

4

4

4

4

4

3

4

4

4

48

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

2

3

3

3

3

3

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

49

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

2

3

3

3

3

3

2

3

3

3

3

3

3

3

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

50

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

2

3

3

3

3

3

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

51

3

4

4

4

4

4

4

4

3

3

3

3

4

4

4

4

2

4

3

4

4

4

3

3

3

4

4

4

4

4

3

4

4

4

4

52

4

3

3

3

4

3

3

4

3

3

4

3

4

3

3

3

2

4

3

4

3

3

3

3

4

3

4

3

4

3

4

3

3

3

4

53

4

3

3

3

3

3

4

3

3

3

2

3

4

4

3

4

3

3

3

4

3

3

3

3

3

4

3

4

3

4

4

3

3

3

3

54

4

3

3

4

4

3

3

4

4

3

4

4

3

4

3

3

2

3

4

4

3

4

4

1

4

4

2

3

4

3

4

3

3

4

4

55

3

3

3

3

3

3

4

4

4

3

3

3

4

4

4

4

3

4

2

4

2

3

4

2

4

3

3

3

4

3

3

3

3

3

3

56

3

3

3

3

3

3

3

4

4

3

3

3

4

4

4

4

3

4

2

4

2

3

4

2

4

3

3

3

4

3

3

3

3

3

3

57

3

3

3

3

3

3

4

4

4

3

3

3

4

4

4

4

4

4

2

4

2

3

4

2

4

3

3

3

4

3

3

3

3

3

3

58

4

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

2

2

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

4

3

3

3

3

59

4

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

2

2

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

4

3

3

3

3

60

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

61

4

3

4

4

4

4

3

4

4

3

4

4

4

4

2

4

2

4

3

4

4

4

4

3

3

4

3

4

4

4

4

3

4

4

4

62

3

3

4

4

4

4

3

4

4

3

3

4

3

4

4

4

3

4

3

3

3

3

3

3

3

4

4

3

4

3

3

3

4

4

4

63

3

3

3

3

4

2

3

3

3

3

3

2

3

4

3

3

3

3

3

3

3

4

3

2

3

4

3

3

3

3

3

3

3

3

4

64

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

65

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

66

4

3

4

4

4

3

3

3

3

3

3

3

3

3

2

3

2

3

4

4

4

3

3

3

3

4

4

3

3

3

4

3

4

4

4

67

3

3

4

4

4

3

3

3

3

3

3

4

3

3

2

3

2

3

4

4

4

4

3

3

3

4

4

3

3

3

3

3

4

4

4

Page 144: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

26

27

28

29

30

68

3

3

4

4

4

3

3

3

3

3

3

4

3

3

2

3

2

3

3

3

3

3

3

3

3

4

4

3

3

3

3

3

4

4

4

69

3

4

3

4

4

4

4

4

4

4

3

2

4

3

3

3

3

3

4

4

4

4

4

3

4

3

3

3

3

3

3

4

3

4

4

70

4

4

4

4

4

4

4

1

4

4

4

4

4

4

3

3

2

3

4

3

4

4

4

4

4

3

3

4

3

3

4

4

4

4

4

71

3

3

3

2

3

3

3

4

3

3

3

3

3

4

3

3

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

2

3

72

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

2

3

3

4

3

3

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

Page 145: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

3

1

32

33

34

35

36

37

38

39

1

4

4

4

4

4

4

4

4

4

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

2

4

3

3

3

3

3

3

3

3

3

5

3

3

2

3

3

3

3

3

4

6

3

3

3

3

4

3

3

3

3

7

3

3

3

4

4

3

3

3

3

8

3

3

3

4

4

3

3

3

3

9

3

3

3

3

3

3

3

3

3

10

3

4

3

4

2

3

3

3

3

11

4

3

3

3

3

3

3

3

3

12

3

2

2

3

4

4

3

4

4

13

3

2

3

4

4

4

4

4

3

14

3

2

3

3

4

4

4

4

4

15

3

3

3

3

4

4

4

4

4

16

3

3

3

3

4

4

4

4

4

17

4

4

4

4

3

3

3

3

3

18

3

2

3

3

4

4

4

4

4

19

3

2

3

3

4

4

4

4

4

20

3

3

3

3

4

4

4

4

4

21

4

4

2

3

3

3

3

4

3

22

4

4

2

3

3

3

3

3

3

23

4

4

3

4

4

4

4

4

4

24

4

4

2

3

3

3

4

4

3

25

4

4

2

3

3

3

4

4

3

26

3

3

3

3

3

3

3

3

3

27

3

4

3

3

3

3

3

4

3

28

3

4

3

2

3

3

4

3

3

29

3

4

3

3

3

3

3

4

3

30

4

4

3

3

3

3

4

4

3

31

4

4

2

2

4

4

4

4

4

32

4

4

2

4

4

3

4

4

4

Page 146: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

31

32

33

34

35

36

37

38

39

33

3

3

3

3

3

3

3

3

3

34

3

3

3

3

3

3

3

3

3

35

3

4

1

3

4

4

4

4

4

36

4

4

3

1

4

3

4

4

3

37

4

4

3

4

4

4

3

4

3

38

3

3

3

3

3

3

3

3

3

39

3

3

2

3

3

3

3

3

3

40

3

3

2

3

3

3

3

3

3

41

3

3

3

4

4

3

4

4

3

42

3

3

3

3

4

4

4

4

3

43

4

3

2

3

3

3

4

3

2

44

4

4

3

4

4

4

4

4

3

45

3

3

3

4

3

3

4

3

3

46

4

4

1

4

3

3

4

2

2

47

4

4

4

3

3

3

4

4

3

48

3

3

2

3

3

3

3

3

3

49

3

3

2

3

3

3

3

3

3

50

3

3

2

3

3

3

3

3

3

51

4

3

3

3

4

4

4

4

4

52

4

3

3

3

3

3

3

3

3

53

4

3

2

3

3

3

3

3

2

54

4

3

2

4

3

3

4

4

2

55

4

4

2

4

3

3

3

4

4

56

4

4

2

4

3

3

3

4

4

57

4

3

2

4

4

4

4

4

4

58

3

3

2

3

3

3

3

3

3

59

3

3

2

3

3

3

3

3

3

60

3

3

2

3

3

3

3

3

3

61

4

4

3

4

4

4

4

4

4

62

3

3

1

3

3

4

4

4

4

63

2

3

2

3

3

3

3

3

2

64

3

3

3

3

3

3

3

3

3

65

3

3

3

3

3

3

3

3

3

66

3

3

3

3

3

3

3

3

3

67

3

3

3

3

4

3

3

3

3

Page 147: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

3

1

32

33

34

35

36

37

38

39

68

3

3

3

4

4

3

3

4

3

69

4

4

3

3

4

3

3

3

3

70

3

4

3

3

4

4

4

4

4

71

3

3

3

3

3

3

3

3

3

72

3

3

3

3

3

3

3

3

3

Page 148: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

LA

MPIR

AN

2 (Skor S

ubje

k –

Varia

bel Y

)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

26

27

28

29

30

1

2

2

1

3

1

3

2

2

2

1

1

2

3

2

1

1

1

1

2

2

3

1

1

2

1

2

2

2

2

2

2

2

1

3

1

2

3

3

2

3

1

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

3

3

3

2

2

2

2

2

2

2

2

2

3

3

2

3

1

3

3

1

2

3

1

2

2

2

2

2

1

3

4

1

1

2

2

2

2

3

4

2

1

2

1

2

2

2

3

2

3

1

2

3

1

4

3

2

3

2

1

3

2

2

2

2

2

2

3

2

2

2

2

3

3

3

3

3

2

2

1

2

2

2

2

2

3

2

3

2

1

5

2

3

2

2

2

2

2

1

1

1

1

1

4

2

1

2

2

3

3

4

3

2

1

1

1

1

3

3

3

2

2

3

2

2

2

6

2

2

2

1

2

2

2

2

2

2

2

3

3

2

1

2

2

2

2

3

2

2

2

2

1

2

3

2

2

2

2

2

2

1

2

7

4

1

2

2

1

1

1

2

2

2

2

3

4

1

1

2

2

2

2

3

1

2

2

2

1

2

3

2

2

1

4

1

2

2

1

8

2

1

2

2

1

1

1

2

2

2

2

3

4

1

1

2

2

2

2

3

1

2

2

2

1

2

3

2

2

1

2

1

2

2

1

9

2

2

3

2

1

2

1

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

3

3

2

2

2

2

2

2

2

3

2

2

2

3

2

1

10

3

1

2

3

2

2

2

2

2

2

1

2

2

1

1

2

2

2

2

2

3

3

2

2

2

1

3

2

2

1

3

1

2

3

2

11

3

3

3

2

2

2

2

2

2

2

2

3

3

2

2

2

3

3

2

3

3

2

2

2

2

3

2

2

3

3

3

3

3

2

2

12

3

2

3

2

2

1

1

2

2

1

2

2

3

2

1

1

1

2

2

2

4

2

2

2

2

2

1

2

2

2

3

2

3

2

2

13

2

2

1

2

1

2

2

2

2

1

2

2

1

2

2

1

2

2

1

4

4

2

1

2

1

3

2

2

3

1

2

2

1

2

1

14

2

2

2

3

1

2

2

3

1

1

1

2

4

1

1

1

1

1

4

3

4

1

1

2

1

1

3

3

4

1

2

2

2

3

1

15

1

4

4

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

4

4

1

1

1

1

1

2

4

2

2

1

4

4

2

1

16

2

4

4

3

1

1

2

1

2

2

2

2

4

2

2

1

2

2

2

4

4

1

2

2

2

1

2

4

2

2

2

4

4

3

1

17

2

1

1

3

1

3

1

1

1

1

1

1

2

3

1

1

1

1

1

3

4

1

1

1

1

1

2

3

3

1

2

1

1

3

1

18

2

2

2

3

1

2

3

3

1

1

1

2

4

1

1

1

1

1

4

3

4

1

1

1

1

1

3

3

4

1

2

2

2

3

1

19

2

2

2

3

1

2

2

3

1

1

1

2

4

1

1

1

1

1

4

3

4

1

1

1

1

1

3

3

4

1

2

2

2

3

1

20

1

4

4

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

4

4

1

1

1

1

1

2

4

2

2

1

4

4

2

1

21

2

1

3

2

2

3

1

2

1

1

1

1

4

2

1

2

2

2

2

2

3

1

2

2

1

1

2

2

2

1

2

1

3

2

2

22

2

1

3

2

2

3

1

2

1

1

1

1

4

2

1

2

2

2

2

2

3

1

2

2

1

1

2

2

2

1

2

1

3

2

2

23

3

2

3

2

2

2

1

3

2

2

1

2

1

2

2

2

1

1

2

3

3

2

2

2

1

2

2

3

2

2

3

2

3

2

2

24

2

1

2

2

2

3

1

2

1

1

1

1

4

2

1

2

2

2

2

2

4

1

2

2

1

1

2

2

2

1

2

1

2

2

2

25

2

1

3

2

2

3

1

2

1

1

1

1

4

2

1

2

2

2

2

2

4

1

2

2

1

1

2

2

2

1

2

1

3

2

2

26

2

2

2

3

1

2

1

2

2

1

2

1

2

1

1

2

1

2

2

2

3

1

2

1

2

2

2

2

2

1

2

2

2

3

1

27

2

1

1

3

1

2

1

1

1

1

1

1

3

2

1

1

1

1

1

2

4

3

1

1

2

2

2

2

2

2

2

1

1

3

1

28

2

1

1

3

1

2

1

1

1

1

1

1

3

2

1

1

1

1

1

2

4

3

1

1

2

2

2

2

2

2

2

1

1

3

1

29

2

2

2

2

1

2

1

1

1

1

1

1

3

2

1

1

1

1

1

2

4

3

1

1

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

1

30

2

1

1

3

1

2

2

2

2

2

1

1

3

2

1

1

1

2

2

2

4

3

1

2

1

2

1

1

1

1

2

1

1

3

1

31

2

2

2

2

1

2

1

1

1

1

1

3

1

2

1

1

4

2

3

4

4

1

2

1

1

1

4

4

4

2

2

2

2

2

1

32

2

1

2

2

2

3

2

1

2

1

1

2

3

1

2

2

1

1

2

3

3

2

1

1

2

2

2

2

2

1

2

1

2

2

2

Page 149: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

26

27

28

29

30

33

2

2

2

3

2

2

1

1

2

1

1

3

4

2

1

1

1

2

1

2

4

3

4

1

1

2

2

2

2

2

2

2

2

3

2

34

3

2

3

2

2

3

2

2

2

2

2

2

3

2

2

2

2

2

2

3

3

2

2

2

2

2

2

2

3

2

3

2

3

2

2

35

3

2

2

3

1

2

1

1

2

2

1

2

3

2

1

1

1

2

2

2

4

1

1

1

1

2

2

2

2

1

3

2

2

3

1

36

2

1

2

3

2

2

1

2

1

1

2

2

3

2

1

1

2

3

1

3

4

3

2

1

1

3

3

2

3

1

2

1

2

3

2

37

3

2

2

2

2

2

1

2

1

1

2

2

3

2

1

1

2

3

1

3

4

3

2

1

1

3

3

2

3

1

3

2

2

2

2

38

2

2

2

3

2

2

1

2

2

1

2

2

3

2

2

2

1

2

2

2

3

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

3

2

39

4

3

2

2

2

1

2

1

1

2

1

4

3

2

1

1

2

2

2

3

4

2

1

3

1

2

2

3

4

2

4

3

2

2

2

40

2

2

1

3

2

2

2

2

1

1

2

2

3

2

2

2

1

2

2

3

3

2

2

1

2

2

2

3

2

1

2

2

1

3

2

41

3

4

3

3

1

1

2

2

1

1

1

4

4

2

1

1

1

2

2

3

4

3

1

1

1

3

1

2

3

2

3

4

3

3

1

42

3

2

1

3

1

2

2

3

1

1

1

2

2

2

2

1

1

1

2

3

4

3

1

2

1

2

2

2

3

2

3

2

1

3

1

43

3

3

2

2

2

1

3

3

1

2

3

3

2

1

2

1

2

2

3

3

4

2

2

3

1

3

2

3

3

1

3

3

2

2

2

44

2

2

2

4

1

1

2

2

1

1

1

2

4

1

1

1

1

2

2

3

4

1

1

1

1

1

1

2

2

2

2

2

2

4

1

45

2

3

1

3

1

1

3

1

2

2

2

3

1

1

1

2

1

1

2

2

4

2

2

2

1

3

3

2

4

2

2

3

1

3

1

46

4

2

2

3

1

3

3

2

1

2

3

3

2

1

2

3

2

2

2

4

4

2

2

3

2

2

2

3

3

3

4

2

2

3

1

47

2

1

2

4

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

2

1

2

2

2

1

1

1

2

1

1

2

1

2

1

2

4

1

48

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

3

3

3

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

49

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

3

3

3

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

50

3

3

3

2

2

2

2

3

2

2

2

3

2

2

2

2

2

2

3

3

3

2

2

2

2

2

2

2

2

2

3

3

3

2

2

51

3

2

4

3

2

1

2

2

1

1

1

1

2

1

1

1

2

3

1

2

4

2

1

1

1

2

2

3

2

1

3

2

4

3

2

52

2

2

3

3

1

2

2

1

1

1

1

1

2

2

2

1

2

3

2

3

3

2

1

1

1

2

2

3

3

2

2

2

3

3

1

53

2

3

2

2

1

1

1

1

1

2

2

1

4

1

1

2

2

2

2

2

3

1

1

1

2

2

2

2

3

1

2

3

2

2

1

54

3

3

3

2

1

1

2

2

1

1

1

1

4

1

1

1

1

4

1

2

4

1

1

1

1

2

2

1

4

1

3

3

3

2

1

55

3

3

2

1

1

4

2

2

1

1

2

2

3

2

1

1

2

2

2

4

3

1

2

2

1

3

2

2

4

2

3

3

2

1

1

56

4

4

4

1

1

3

1

1

1

1

1

2

2

2

1

1

2

2

2

4

4

1

2

2

2

3

2

2

4

2

4

4

4

1

1

57

3

3

2

1

1

4

2

2

1

1

2

2

3

2

1

1

2

2

2

4

3

1

1

2

2

2

2

3

4

2

3

3

2

1

1

58

2

2

2

3

1

2

1

1

1

1

1

2

3

1

1

1

1

2

2

3

3

2

2

2

2

2

3

2

3

2

2

2

2

3

1

59

3

2

2

2

2

2

2

2

2

2

1

2

2

2

2

2

2

2

2

3

3

2

2

2

2

2

3

2

3

2

3

2

2

2

2

60

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

3

3

2

2

2

2

2

3

2

2

2

2

2

2

2

2

61

2

1

2

3

2

1

1

1

1

1

1

1

3

1

1

1

1

1

1

3

4

1

1

1

1

1

1

1

4

1

2

1

2

3

2

62

2

3

2

3

2

2

2

2

1

2

1

2

2

1

1

1

1

1

1

3

4

1

1

1

1

2

2

2

3

2

2

3

2

3

2

63

2

2

3

3

2

2

2

2

2

2

3

2

3

2

2

2

2

2

3

3

3

2

2

2

2

2

2

3

3

2

2

2

3

3

2

64

2

2

3

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

3

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

3

2

2

65

2

2

3

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

3

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

3

2

2

66

2

1

1

4

1

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

3

2

2

2

1

1

2

2

2

2

2

1

1

4

1

67

2

2

1

4

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

3

2

2

2

2

1

2

2

2

2

2

2

1

4

2

Page 150: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

26

27

28

29

30

68

2

2

2

4

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

3

2

2

2

2

1

2

2

2

2

2

2

2

4

2

69

3

2

1

2

1

2

2

1

2

2

2

2

3

2

1

2

1

2

2

3

4

3

2

2

1

4

2

2

2

2

3

2

1

2

1

70

2

1

2

3

1

2

1

1

1

1

1

2

1

1

1

2

1

1

1

3

3

2

2

1

1

2

2

3

3

2

2

1

2

3

1

71

2

1

1

3

1

2

2

2

1

1

1

1

3

2

1

2

2

2

2

2

4

2

2

1

1

2

2

2

2

2

2

1

1

3

1

72

3

2

2

2

3

1

2

2

2

2

1

1

2

2

2

2

2

2

2

2

3

2

2

1

1

3

3

3

2

2

3

2

2

2

3

Page 151: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

3

1

32

33

34

35

36

37

38

1

3

1

2

2

1

1

2

1

2

2

2

2

2

2

2

2

2

3

2

2

2

2

2

2

2

2

4

3

2

3

2

2

2

2

2

5

3

2

1

2

2

1

2

2

6

2

2

2

2

2

2

2

2

7

2

2

1

2

1

2

1

2

8

2

2

1

2

1

2

1

2

9

2

2

2

2

2

2

2

2

10

2

4

3

3

1

3

1

2

11

3

3

2

2

2

2

2

2

12

3

2

2

3

2

2

2

2

13

3

2

2

2

1

1

2

1

14

1

1

2

2

1

1

2

1

15

4

2

2

2

1

1

2

1

16

4

2

1

2

2

2

2

1

17

2

2

2

2

2

2

2

2

18

1

1

2

2

1

1

3

1

19

1

1

2

2

1

1

2

1

20

4

2

2

2

1

1

2

1

21

1

1

1

2

1

2

2

1

22

1

1

1

2

1

2

2

1

23

2

2

3

2

2

2

2

2

24

1

1

1

2

1

2

2

1

25

1

1

1

2

1

2

2

1

26

2

1

3

2

2

2

1

2

27

3

1

1

1

1

2

2

2

28

3

1

1

1

1

2

2

2

29

3

1

1

1

1

2

2

2

30

3

1

2

2

1

2

2

2

31

4

2

1

3

1

1

2

1

32

2

2

2

1

2

2

1

2

Page 152: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

3

1

32

33

34

35

36

37

38

33

3

1

4

1

1

2

2

2

34

2

2

2

2

2

2

2

3

35

4

2

1

2

1

1

2

1

36

2

1

2

1

2

2

2

2

37

2

1

2

1

2

2

2

2

38

2

2

2

2

2

2

2

2

39

2

2

2

2

1

1

3

2

40

3

2

2

2

2

2

2

2

41

2

2

2

1

1

1

1

1

42

3

2

2

2

2

2

2

1

43

2

2

2

2

2

2

2

2

44

1

2

2

1

1

1

1

2

45

1

2

1

2

2

2

3

2

46

2

2

2

3

3

2

2

2

47

2

1

1

1

1

1

1

2

48

2

2

2

2

2

2

2

2

49

2

2

2

2

2

2

2

2

50

2

2

2

2

2

2

2

2

51

3

2

1

2

1

1

1

1

52

3

2

2

2

1

1

2

2

53

2

2

2

1

2

2

2

2

54

3

1

1

1

1

1

1

1

55

2

2

1

2

2

2

2

1

56

2

2

1

2

2

2

2

1

57

2

2

1

2

2

2

2

1

58

2

2

2

2

2

2

2

2

59

2

3

2

2

2

2

2

2

60

3

2

2

2

2

2

2

2

61

3

1

1

1

1

1

1

1

62

3

2

2

2

2

2

2

2

63

3

2

3

2

2

2

3

2

64

3

2

2

2

2

2

2

2

65

3

2

2

2

2

2

2

2

66

3

1

1

2

1

1

2

2

67

3

1

1

1

1

1

2

2

Page 153: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

3

1

32

33

34

35

36

37

38

68

3

1

1

1

1

1

2

2

69

2

2

4

2

2

2

2

2

70

2

2

2

2

2

1

2

2

71

2

2

2

2

2

2

2

2

72

2

2

2

2

2

2

2

2

Page 154: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

LAMPIRAN 3

Blue Print Skala Konsep Diri Sebelum Uji Coba

No. Indikator Favorabel Unfavorabel N %

1. Nilai diri fisik 1, 2, 24, 33, 34 15, 16, 17, 40, 44 10 20%

2. Nilai diri sosial 3, 25, 35, 36,

50

9, 10, 31, 32, 41 10 20%

3. Nilai diri pribadi 4, 5, 18, 19, 37 13, 14, 26, 42, 43 10 20%

4. Nilai diri keluarga 20, 21, 38, 48,

49

8, 12, 27, 30, 45 10 20%

5. Nilai diri moral

dan etika

22, 23, 39, 46,

47

6, 7, 11, 28, 29 10 20%

Jumlah 25 25 50 100%

Blue Print Skala Konsep Diri Sesudah Uji Coba

No. Indikator Favorabel Unfavorabel N %

1. Nilai diri fisik 1, 26 12, 30 4 10,26%

2. Nilai diri sosial 2,18, 27, 39 7, 24, 25, 31 8 20,51%

3. Nilai diri pribadi 3, 13 10, 11, 19, 32,

33

7 17,95%

4. Nilai diri keluarga 14, 15, 28, 37, 38 6, 9, 20, 23, 34 10 25,64%

5. Nilai diri moral

dan etika

16, 17, 29, 35, 36 4, 5, 8, 21, 22 10 25,64%

Jumlah 18 21 39 100%

Page 155: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

LAMPIRAN 4

Blue Print Skala Konflik Peran Ganda Sebelum Uji Coba

No. Indikator Favorabel Unfavorabel N %

1. Konflik waktu

(time based

conflict)

1, 2, 9, 23, 24,

39, 40, 43, 44

12, 13, 14, 29, 30,

31, 34, 45, 47

18 36%

2. Konflik

ketegangan (strain

based conflict)

3, 4, 16, 17, 25,

26, 41, 46

7, 8, 19, 20, 32,

33, 35, 48

16 32%

3. Konflik perilaku

(behavior based

conflict

18, 27, 28, 36,

37, 38, 42, 49

5, 6, 10, 11, 15,

21, 22, 50

16 32%

Jumlah 25 25 50 100%

Blue Print Skala Konflik Peran Ganda Sesudah Uji Coba

No. Indikator Favorabel Unfavorabel N %

1. Konflik waktu

(time based

conflict)

1, 2, 17, 18, 29,

30, 32

8, 9, 10, 22, 23,

26, 33, 35

15 39,47%

2. Konflik

ketegangan (strain

based conflict)

3, 12, 13, 19, 20,

34

5, 6, 15, 24, 25,

36

12 31,58%

3. Konflik perilaku

(behavior based

conflict

14, 21, 27, 28,

31, 37

4, 7, 11, 16, 38 11 28,95%

Jumlah 19 19 38 100%

Page 156: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

LAMPIRAN 5 (KUISIONER SEBELUM UJI COBA)

Dengan hormat,

Saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga semester

8, saat ini saya sedang menyusun skripsi dengan bimbingan dosen Prof. Dr.

Mareyke M.W. Tairas, MBA., MA. ProCoun. Berkenaan dengan penyelesaian

skripsi tersebut, saya mohon kesediaan anda mengisi kuesioner ini dengan jujur

dan sesuai dengan keadaan Anda sebenarnya tanpa ada pengaruh dari pihak

manapun.

Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terlampir, saya

mengharapkan Anda mengisi data diri pada lembar jawaban dengan lengkap dan

MEMBACA PETUNJUK terlebih dahulu. Sebelum diserahkan, pastikan tidak

ada pernyataan yang terlewati untuk dijawab. Jawablah pada lembar jawaban yang

tersedia.

Tidak ada maksud tertentu dalam kuesioner ini, selain untuk penyelesaian

skripsi saya. Hasil isian kuesioner ini akan saya jamin kerahasiaannya. Saya

mengucapkan banyak terima kasih atas partisipasi anda dalam pengisian kuesioner

ini. Semoga bisa bermanfaat untuk kita semua.

Hormat saya,

Astrie Eka Setyarini

(110610192)

Petunjuk Pengisian

Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban yang sesuai dengan diri anda.

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Page 157: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Sebelum mengisi kuesioner ini, kami mengharapkan anda untuk mengisi

identitas dibawah ini :

Nama :

Usia :

Status : Menikah/ Belum Menikah*

Jumlah Anak :

Pendidikan Terakhir:

(* coret yang tidak perlu

)

KUISIONER KONSEP DIRI

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

1. Saya tampak lebih rapi dengan seragam

perawat yang saya kenakan.

SS S TS STS

2. Saya mempunyai wajah yang menarik

untuk dilihat pasien.

SS S TS STS

3. Saya mudah menyesuaikan diri dalam

segala situasi.

SS S TS STS

4. Saya berani menyampaikan gagasan

demi kemajuan bersama.

SS S TS STS

5. Saya memiliki keyakinan dapat

mengerjakan tugas perawat sebaik

mungkin.

SS S TS STS

6. Saya tidak mempunyai kewajiban

mematuhi aturan yang berlaku di

masyarakat.

SS S TS STS

7. Saya termasuk orang yang suka

melanggar peraturan kerja rumah sakit.

SS S TS STS

8. Saya merasa tidak memiliki sesuatu

yang dibanggakan bagi keluarga

SS S TS STS

9. Saya hanya dapat berbaur dalam

lingkungan tertentu.

SS S TS STS

10. Saya mengalami kesulitan untuk

memulai pembicaraan dengan orang

lain.

SS S TS STS

11. Saya akan membela teman baik saya

walaupun hal tersebut keliru.

SS S TS STS

12. Saya merasa kurang dihargai oleh

keluarga saya.

SS S TS STS

13. Saya merasa ragu saat akan mengambil

suatu keputusan.

SS S TS STS

14. Saya takut menyampaikan ide-ide walau

itu untuk kemajuan bersama.

SS S TS STS

Page 158: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

15. Saya kadang mengalami pusing-pusing

ketika akan mulai bekerja.

SS S TS STS

16. Kesehatan saya mudah menurun saat

melakukan pekerjaan perawat yang

berat.

SS S TS STS

17. Saya merasa tenaga yang saya miliki

tidak cukup untuk melaksanakan semua

pekerjaan perawat.

SS S TS STS

18. Merawat pasien saya lakukan

sesempurna mungkin, karena hal itu

menjadi kepuasan tersendiri bagi saya.

SS S TS STS

19. Nilai prestasi saya sebagai perawat, di

atas rata-rata nilai prestasi perawat-

perawat lainnya.

SS S TS STS

20. Saya merasa keluarga selalu memberi

dukungan setiap saya mengalami

kesulitan.

SS S TS STS

21. Anak-anak menjadi penurut, ketika saya

ada di rumah.

SS S TS STS

22. Saya sudah menjalani hidup berdasarkan

ajaran agama yang saya anut.

SS S TS STS

23. Saya merasa kurang enak karena pulang

kerja larut malam.

SS S TS STS

24. Saya mempunyai cukup tenaga untuk

mengerjakan semua tugas perawat.

SS S TS STS

25. Saya dapat bekerja sama dengan sesama

perawat.

SS S TS STS

26. Saya tidak begitu menguasai ilmu

keperawatan.

SS S TS STS

27. Keluarga saya acuh tak acuh bila saya

ada di rumah.

SS S TS STS

28. Saya tidak memperdulikan penilaian

masyarakat sekitar tentang cara saya

berperilaku.

SS S TS STS

29. Saya merasa bahwa berperilaku yang

tidak sesuai dengan aturan yang berlaku

di masyarakat merupakan hal yang

biasa.

SS S TS STS

30. Saya merasa tidak nyaman tinggal di

lingkungan keluarga saya.

SS S TS STS

31. Saya membutuhkan waktu lama untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan

baru.

SS S TS STS

32. Saya merasa kehadiran saya sepertinya

kurang diterima oleh orang di sekitar.

SS S TS STS

Page 159: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

33. Saya merasa bangga terhadap kondisi

fisik saya.

SS S TS STS

34. Sebagai perawat, saya menjaga

kebersihan badan saya.

SS S TS STS

35. Saya percaya diri untuk memulai

pembicaraan dengan orang lain.

SS S TS STS

36. Saya menjalin hubungan yang akrab

dengan setiap orang yang ada di sekitar

saya.

SS S TS STS

37. Saya merasa mampu memecahkan

segala permasalahan yang sedang saya

hadapi.

SS S TS STS

38. Saya memiliki peran penting dalam

keluarga.

SS S TS STS

39. Saya menyapa tetangga, ketika

berangkat dan pulang kerja.

SS S TS STS

40. Saya merasa kurang percaya diri dengan

wajah saya.

SS S TS STS

41. Saya hanya menyapa teman yang saya

anggap baik.

SS S TS STS

42. Saya bukan perawat handal, karena

kondisi pasien yang saya rawat semakin

memburuk.

SS S TS STS

43. Saya jengkel jika pasien mencela hasil

kerja saya.

SS S TS STS

44. Saya merasa dapat tampil lebih menarik

bila tidak menggunakan seragam

perawat.

SS S TS STS

45. Saya kurang dilibatkan dalam

pengambilan keputusan keluarga.

SS S TS STS

46. Saya sudah hidup di jalan yang lurus

sesuai dengan agama yang saya anut.

SS S TS STS

47. Saya sudah bersikap sesuai dengan

aturan yang berlaku di masyarakat.

SS S TS STS

48. Saya memiliki hak yang sama untuk

berpendapat dalam keluarga.

SS S TS STS

49. Keluarga saya merasa bangga

mempunyai istri atau ibu seorang

perawat.

SS S TS STS

50. Saya hanya membutuhkan waktu

singkat untuk menyesuaikan diri di

lingkungan baru.

SS S TS STS

Page 160: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

KUISIONER KONFLIK PERAN GANDA

No Pernyataan Alternatif Jawaban

1. Tugas jaga perawat secara bergilir

(shift) mengganggu situasi dan waktu

kebersamaan keluarga.

SS S TS STS

2. Meluangkan waktu untuk membantu

anak belajar adalah hal yang jarang saya

lakukan karena terlalu sibuk bekerja

sebagai perawat.

SS S TS STS

3. Saya tidak memiliki tenaga yang

maksimal untuk bekerja di rumah sakit

karena sudah terlalu lelah mengerjakan

pekerjaan rumah.

SS S TS STS

4. Saya sulit bersantai saat bersama anak-

anak bila masih ada pekerjaan dari

tempat kerja yang belum selesai.

SS S TS STS

5. Saya membedakan sikap tegas ketika

berada di rumah sakit dengan sikap

tegas ketika berada di rumah.

SS S TS STS

6. Sangat kontras antara suasana kerja di

rumah sakit yang serba teratur dengan

kerja di rumah secara serabutan.

SS S TS STS

7. Bila sedang bercengkrama bersama

anak-anak, saya mencoba melupakan

beban kerja saya di rumah sakit.

SS S TS STS

8. Kemarahan saya di rumah bukan karena

permasalahan yang sedang saya hadapi

di tempat kerja, tetapi karena anak-anak

tidak mematuhi aturan di rumah.

SS S TS STS

9. Ketika anak-anak masih bayi, waktu

untuk menyususi sangat kurang karena

saya harus bekerja sebagai perawat.

SS S TS STS

10. Keakraban kerja dengan perawat pria

tidak mengurangi rasa cinta saya kepada

suami.

SS S TS STS

11. Pekerjaan perawat yang sistematis serta

menyenangkan tidak membuat saya

jenuh melakukan pekerjaan rumah

tangga yang serabutan.

SS S TS STS

12. Saya tetap membuat masakan untuk

keluarga, meskipun waktu yang sangat

sempit karena tersita oleh tugas saya

sebagai perawat.

SS S TS STS

13. Kurangnya waktu bersama keluarga

yang disebabkan pekerjaan saya di

SS S TS STS

Page 161: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

rumah sakit, tidak menyebabkan

keluarga menjauhi saya.

14. Meski harus menyelesaikan pekerjaan

rumah terlebih dahulu, saya tidak

terlambat sampai di rumah sakit untuk

bekerja.

SS S TS STS

15. Perawat memerlukan pendidikan formal,

ibu rumah tangga hanya menggunakan

intuisi, tetapi kedua tugas itu bisa saya

lakukan dengan baik.

SS S TS STS

16. Pekerjaan rumah menjadi terbengkalai

karena saya terlalu lelah setelah bekerja

di rumah sakit.

SS S TS STS

17. Perasaan saya menjadi sedih ketika

dicurigai oleh suami atas keterlambatan

saya pulang bekerja dari rumah sakit.

SS S TS STS

18. Saya kurang bisa bekerjasama dengan

rekan sekerja, karena sedang ada

masalah rumah tangga.

SS S TS STS

19. Saya tetap merawat pasien dengan

sebaik mungkin walau kondisi fisik saya

menurun karena terlalu lelah

mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

SS S TS STS

20. Saya merawat pasien dengan ramah

walau sebenarnya ada permasalahan di

rumah yang belum selesai.

SS S TS STS

21. Dokter memimpin perawat sesuai aturan

baku rumah sakit; suami memimpin

keluarga dengan aturannya sendiri,

tetapi saya mampu mematuhi keduanya

dengan baik.

SS S TS STS

22. Perhatian yang saya berikan pada suami

dan anak-anak merupakan bentuk kasih

sayang, berbeda dengan bentuk

perhatian pada rekan kerja merupakan

profesionalisme kerja.

SS S TS STS

23. Terlambat masuk kerja merupakan hal

yang biasa terjadi karena sebelum

berangkat kerja saya harus

menyelesaikan pekerjaan rumah tangga

terlebih dulu.

SS S TS STS

24. Karena harus berbelanja sehabis

bekerja, keterlambatan saya tiba di

rumah menjadi alasan keluarga untuk

memprotes saya.

SS S TS STS

25. Saya menjadi murung saat tiba di SS S TS STS

Page 162: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

rumah, karena sebelumnya mendapat

teguran dari atasan.

26. Saat mendapat kabar anak sakit, saya

menjadi kurang fokus dalam bekerja

karena ingin segera pulang melihat

kondisi anak.

SS S TS STS

27. Pikiran saya sedang kacau disebabkan

oleh masalah rumah tangga, tetapi tugas

saya sebagai perawat menuntut

ketenangan dan konsentrasi yang tinggi.

SS S TS STS

28. Saya merawat anak yang sedang sakit

sama seperti saat saya merawat pasien di

rumah sakit.

SS S TS STS

29. Bukan hal yang harus disesali bila

bekerja di luar rumah membuat waktu

bersama anak menjadi sempit.

SS S TS STS

30. Pekerjaan rumah tangga mampu saya

selesaikan tanpa harus absen kerja.

SS S TS STS

31. Keluarga dapat memahami situsainya

jika saya sedang bekerja lembur.

SS S TS STS

32. Kelelahan setelah bekerja di rumah sakit

tidak menghalangi saya untuk

mengerjakan pekerjaan rumah dengan

sebaik mungkin.

SS S TS STS

33. Kekecewaan karena dimarahi oleh

dokter ataupun pasien, tidak saya

lampiaskan kepada keluarga saya.

SS S TS STS

34. Saya percaya bahwa anak-anak mampu

belajar sendiri ketika saya mendapat

giliran tugas jaga malam hari.

SS S TS STS

35 Meski sebelum berangkat kerja terjadi

pertengkaran dengan suami, semangat

saya untuk merawat pasien tetap tinggi.

SS S TS STS

36. Kerjasama yang baik diantara perawat

harus dijaga, meskipun kelakuan rekan

kerja saya menjengkelkan.

SS S TS STS

37. Keadaan di rumah sering berantakan

dan kotor sangat menjengkelkan,

berbeda dengan kondisi rumah sakit

yang rapi dan bersih.

SS S TS STS

38. Saya jadi bingung sendiri, di rumah

anak saya sedang sakit, di tempat tugas

saya harus merawat anak orang lain.

SS S TS STS

39. Karena ada kerja lembur, membuat

waktu saya sempit untuk mengerjakan

pekerjaan rumah tangga.

SS S TS STS

Page 163: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

40. Saya pulang lebih awal dari jam kerja

karena masih ada pekerjaan lain yang

menunggu di rumah.

SS S TS STS

41. Saya harus bersikap ramah di depan

pasien, padahal perasaan saya sedang

kacau karena habis bertengkar dengan

suami.

SS S TS STS

42. Sikap tegas saya pada anak-anak sama

persis dengan sikap tegas saat bekerja di

rumah sakit.

SS S TS STS

43. Disaat keluarga-keluarga lainnya

menikmati libur nasional, sebagai

perawat saya tetap harus bertugas.

SS S TS STS

44. Saya merasa tidak dapat membagi

waktu dengan baik sehingga pekerjaan

di rumah sakit mengganggu peran saya

untuk mengurus keluarga.

SS S TS STS

45. Saya berprinsip bahwa kualitas waktu

bersama keluarga dapat menggantikan

waktu yang hilang berkenaan tugas saya

sebagai perawat.

SS S TS STS

46. Kepala saya pusing jika memikirkan

keadaan rumah ketika saya bekerja di

rumah sakit.

SS S TS STS

47. Saya merasa yakin pekerjaan sebagai

perawat tidak akan mengganggu peran

untuk mengurus keluarga di rumah

karena saya dapat membagi waktu

secara tepat.

SS S TS STS

48. Saya dapat mengendalikan perasaan

agar situasi kerja di rumah sakit tidak

mengganggu suasana di rumah.

SS S TS STS

49. Perasaan saya tertekan oleh kerja rumah

tangga yang saya kerjakan sendirian,

berbeda dengan kerja bersama rekan-

rekan di rumah sakit.

SS S TS STS

50. Sikap penurut saya pada suami, tidak

mempersulit saya mengambil keputusan

ketika bekerja di rumah sakit.

SS S TS STS

Page 164: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

LAMPIRAN 6 (KUISIONER SESUDAH UJI COBA)

Dengan hormat,

Saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga semester

8, saat ini saya sedang menyusun skripsi dengan bimbingan dosen Prof. Dr.

Mareyke M.W. Tairas, MBA., MA. ProCoun. Berkenaan dengan penyelesaian

skripsi tersebut, saya mohon kesediaan anda mengisi kuesioner ini dengan jujur

dan sesuai dengan keadaan Anda sebenarnya tanpa ada pengaruh dari pihak

manapun.

Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terlampir, saya

mengharapkan Anda mengisi data diri pada lembar jawaban dengan lengkap dan

MEMBACA PETUNJUK terlebih dahulu. Sebelum diserahkan, pastikan tidak

ada pernyataan yang terlewati untuk dijawab. Jawablah pada lembar jawaban yang

tersedia.

Tidak ada maksud tertentu dalam kuesioner ini, selain untuk penyelesaian

skripsi saya. Hasil isian kuesioner ini akan saya jamin kerahasiaannya. Saya

mengucapkan banyak terima kasih atas partisipasi anda dalam pengisian kuesioner

ini. Semoga bisa bermanfaat untuk kita semua.

Hormat saya,

Astrie Eka Setyarini

(110610192)

Petunjuk Pengisian

Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban yang sesuai dengan diri

anda.

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Page 165: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

Sebelum mengisi kuesioner ini, kami mengharapkan anda untuk mengisi

identitas dibawah ini :

Nama :

Usia :

Status : Menikah/ Belum Menikah*

Jumlah Anak :

Pendidikan Terakhir:

(* coret yang tidak perlu

)

KUISIONER KONSEP DIRI

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

1. Saya tampak lebih rapi dengan seragam

perawat yang saya kenakan.

SS S TS STS

2. Saya mudah menyesuaikan diri dalam

segala situasi.

SS S TS STS

3. Saya memiliki keyakinan dapat

mengerjakan tugas perawat sebaik

mungkin.

SS S TS STS

4. Saya tidak mempunyai kewajiban

mematuhi aturan yang berlaku di

masyarakat.

SS S TS STS

5. Saya termasuk orang yang suka

melanggar peraturan kerja rumah sakit.

SS S TS STS

6. Saya merasa tidak memiliki sesuatu

yang dibanggakan bagi keluarga

SS S TS STS

7. Saya hanya dapat berbaur dalam

lingkungan tertentu.

SS S TS STS

8. Saya akan membela teman baik saya

walaupun hal tersebut keliru.

SS S TS STS

9. Saya merasa kurang dihargai oleh

keluarga saya.

SS S TS STS

10. Saya merasa ragu saat akan mengambil

suatu keputusan.

SS S TS STS

11. Saya takut menyampaikan ide-ide walau

itu untuk kemajuan bersama.

SS S TS STS

12. Kesehatan saya mudah menurun saat

melakukan pekerjaan perawat yang

berat.

SS S TS STS

13. Merawat pasien saya lakukan SS S TS STS

Page 166: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

sesempurna mungkin, karena hal itu

menjadi kepuasan tersendiri bagi saya.

14. Saya merasa keluarga selalu memberi

dukungan setiap saya mengalami

kesulitan.

SS S TS STS

15. Anak-anak menjadi penurut, ketika saya

ada di rumah.

SS S TS STS

16. Saya sudah menjalani hidup berdasarkan

ajaran agama yang saya anut.

SS S TS STS

17. Saya merasa kurang enak karena pulang

kerja larut malam.

SS S TS STS

18. Saya dapat bekerja sama dengan sesama

perawat.

SS S TS STS

19. Saya tidak begitu menguasai ilmu

keperawatan.

SS S TS STS

20. Keluarga saya acuh tak acuh bila saya

ada di rumah.

SS S TS STS

21. Saya tidak memperdulikan penilaian

masyarakat sekitar tentang cara saya

berperilaku.

SS S TS STS

22. Saya merasa bahwa berperilaku yang

tidak sesuai dengan aturan yang berlaku

di masyarakat merupakan hal yang

biasa.

SS S TS STS

23. Saya merasa tidak nyaman tinggal di

lingkungan keluarga saya.

SS S TS STS

24. Saya membutuhkan waktu lama untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan

baru.

SS S TS STS

25. Saya merasa kehadiran saya sepertinya

kurang diterima oleh orang di sekitar.

SS S TS STS

26. Sebagai perawat, saya menjaga

kebersihan badan saya.

SS S TS STS

27. Saya menjalin hubungan yang akrab

dengan setiap orang yang ada di sekitar

saya.

SS S TS STS

28. Saya memiliki peran penting dalam

keluarga.

SS S TS STS

29. Saya menyapa tetangga, ketika

berangkat dan pulang kerja.

SS S TS STS

30. Saya merasa kurang percaya diri dengan

wajah saya.

SS S TS STS

31. Saya hanya menyapa teman yang saya

anggap baik.

SS S TS STS

Page 167: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

32. Saya bukan perawat handal, karena

kondisi pasien yang saya rawat semakin

memburuk.

SS S TS STS

33. Saya jengkel jika pasien mencela hasil

kerja saya.

SS S TS STS

34. Saya kurang dilibatkan dalam

pengambilan keputusan keluarga.

SS S TS STS

35. Saya sudah hidup di jalan yang lurus

sesuai dengan agama yang saya anut.

SS S TS STS

36. Saya sudah bersikap sesuai dengan

aturan yang berlaku di masyarakat.

SS S TS STS

37. Saya memiliki hak yang sama untuk

berpendapat dalam keluarga.

SS S TS STS

38. Keluarga saya merasa bangga

mempunyai istri atau ibu seorang

perawat.

SS S TS STS

39. Saya hanya membutuhkan waktu

singkat untuk menyesuaikan diri di

lingkungan baru.

SS S TS STS

Page 168: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

KUISIONER KONFLIK PERAN GANDA

No Pernyataan Alternatif Jawaban

1. Tugas jaga perawat secara bergilir

(shift) mengganggu situasi dan waktu

kebersamaan keluarga.

SS S TS STS

2. Meluangkan waktu untuk membantu

anak belajar adalah hal yang jarang saya

lakukan karena terlalu sibuk bekerja

sebagai perawat.

SS S TS STS

3. Saya sulit bersantai saat bersama anak-

anak bila masih ada pekerjaan dari

tempat kerja yang belum selesai.

SS S TS STS

4. Sangat kontras antara suasana kerja di

rumah sakit yang serba teratur dengan

kerja di rumah secara serabutan.

SS S TS STS

5. Bila sedang bercengkrama bersama

anak-anak, saya mencoba melupakan

beban kerja saya di rumah sakit.

SS S TS STS

6. Kemarahan saya di rumah bukan karena

permasalahan yang sedang saya hadapi

di tempat kerja, tetapi karena anak-anak

tidak mematuhi aturan di rumah.

SS S TS STS

7. Pekerjaan perawat yang sistematis serta

menyenangkan tidak membuat saya

jenuh melakukan pekerjaan rumah

tangga yang serabutan.

SS S TS STS

8. Saya tetap membuat masakan untuk

keluarga, meskipun waktu yang sangat

sempit karena tersita oleh tugas saya

sebagai perawat.

SS S TS STS

9. Kurangnya waktu bersama keluarga

yang disebabkan pekerjaan saya di

rumah sakit, tidak menyebabkan

keluarga menjauhi saya.

SS S TS STS

10. Meski harus menyelesaikan pekerjaan

rumah terlebih dahulu, saya tidak

terlambat sampai di rumah sakit untuk

bekerja.

SS S TS STS

11. Perawat memerlukan pendidikan formal,

ibu rumah tangga hanya menggunakan

intuisi, tetapi kedua tugas itu bisa saya

lakukan dengan baik.

SS S TS STS

12. Pekerjaan rumah menjadi terbengkalai

karena saya terlalu lelah setelah bekerja

di rumah sakit.

SS S TS STS

Page 169: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

13. Perasaan saya menjadi sedih ketika

dicurigai oleh suami atas keterlambatan

saya pulang bekerja dari rumah sakit.

SS S TS STS

14. Saya kurang bisa bekerjasama dengan

rekan sekerja, karena sedang ada

masalah rumah tangga.

SS S TS STS

15. Saya merawat pasien dengan ramah

walau sebenarnya ada permasalahan di

rumah yang belum selesai.

SS S TS STS

16. Dokter memimpin perawat sesuai aturan

baku rumah sakit; suami memimpin

keluarga dengan aturannya sendiri,

tetapi saya mampu mematuhi keduanya

dengan baik.

SS S TS STS

17. Terlambat masuk kerja merupakan hal

yang biasa terjadi karena sebelum

berangkat kerja saya harus

menyelesaikan pekerjaan rumah tangga

terlebih dulu.

SS S TS STS

18. Karena harus berbelanja sehabis

bekerja, keterlambatan saya tiba di

rumah menjadi alasan keluarga untuk

memprotes saya.

SS S TS STS

19. Saya menjadi murung saat tiba di

rumah, karena sebelumnya mendapat

teguran dari atasan.

SS S TS STS

20. Saat mendapat kabar anak sakit, saya

menjadi kurang fokus dalam bekerja

karena ingin segera pulang melihat

kondisi anak.

SS S TS STS

21. Pikiran saya sedang kacau disebabkan

oleh masalah rumah tangga, tetapi tugas

saya sebagai perawat menuntut

ketenangan dan konsentrasi yang tinggi.

SS S TS STS

22. Bukan hal yang harus disesali bila

bekerja di luar rumah membuat waktu

bersama anak menjadi sempit.

SS S TS STS

23. Pekerjaan rumah tangga mampu saya

selesaikan tanpa harus absen kerja.

SS S TS STS

24. Kelelahan setelah bekerja di rumah sakit

tidak menghalangi saya untuk

mengerjakan pekerjaan rumah dengan

sebaik mungkin.

SS S TS STS

25. Kekecewaan karena dimarahi oleh

dokter ataupun pasien, tidak saya

lampiaskan kepada keluarga saya.

SS S TS STS

Page 170: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

26. Saya percaya bahwa anak-anak mampu

belajar sendiri ketika saya mendapat

giliran tugas jaga malam hari.

SS S TS STS

27. Keadaan di rumah sering berantakan

dan kotor sangat menjengkelkan,

berbeda dengan kondisi rumah sakit

yang rapi dan bersih.

SS S TS STS

28. Saya jadi bingung sendiri, di rumah

anak saya sedang sakit, di tempat tugas

saya harus merawat anak orang lain.

SS S TS STS

29. Karena ada kerja lembur, membuat

waktu saya sempit untuk mengerjakan

pekerjaan rumah tangga.

SS S TS STS

30. Saya pulang lebih awal dari jam kerja

karena masih ada pekerjaan lain yang

menunggu di rumah.

SS S TS STS

31. Sikap tegas saya pada anak-anak sama

persis dengan sikap tegas saat bekerja di

rumah sakit.

SS S TS STS

32. Saya merasa tidak dapat membagi

waktu dengan baik sehingga pekerjaan

di rumah sakit mengganggu peran saya

untuk mengurus keluarga.

SS S TS STS

33. Saya berprinsip bahwa kualitas waktu

bersama keluarga dapat menggantikan

waktu yang hilang berkenaan tugas saya

sebagai perawat.

SS S TS STS

34. Kepala saya pusing jika memikirkan

keadaan rumah ketika saya bekerja di

rumah sakit.

SS S TS STS

35. Saya merasa yakin pekerjaan sebagai

perawat tidak akan mengganggu peran

untuk mengurus keluarga di rumah

karena saya dapat membagi waktu

secara tepat.

SS S TS STS

36. Saya dapat mengendalikan perasaan

agar situasi kerja di rumah sakit tidak

mengganggu suasana di rumah.

SS S TS STS

37. Perasaan saya tertekan oleh kerja rumah

tangga yang saya kerjakan sendirian,

berbeda dengan kerja bersama rekan-

rekan di rumah sakit.

SS S TS STS

38. Sikap penurut saya pada suami, tidak

mempersulit saya mengambil keputusan

ketika bekerja di rumah sakit.

SS S TS STS

Page 171: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

LAMPIRAN 7

Perhitungan Reliabilitas dan Validitas Skala Konsep Diri

PUTARAN I

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excluded(a)

0 .0

Total 30 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.920 50

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 3.00 .643 30

VAR00002 3.27 .450 30

VAR00003 3.07 .254 30

VAR00004 3.20 .407 30

VAR00005 3.27 .450 30

VAR00006 3.30 .535 30

VAR00007 3.40 .498 30

VAR00008 3.17 .592 30

VAR00009 3.30 .535 30

VAR00010 3.23 .430 30

VAR00011 3.33 .547 30

VAR00012 3.40 .498 30

VAR00013 2.87 .507 30

VAR00014 3.03 .320 30

VAR00015 3.27 .640 30

VAR00016 2.70 .596 30

VAR00017 3.13 .571 30

VAR00018 3.30 .535 30

VAR00019 2.90 .305 30

VAR00020 3.37 .490 30

VAR00021 3.07 .450 30

VAR00022 3.47 .507 30

VAR00023 3.20 .407 30

Page 172: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

VAR00024 3.40 .498 30

VAR00025 3.37 .490 30

VAR00026 3.03 .490 30

VAR00027 3.50 .572 30

VAR00028 2.90 .662 30

VAR00029 3.30 .596 30

VAR00030 3.27 .521 30

VAR00031 2.83 .648 30

VAR00032 3.03 .490 30

VAR00033 3.20 .551 30

VAR00034 3.57 .504 30

VAR00035 3.30 .466 30

VAR00036 3.43 .626 30

VAR00037 3.03 .320 30

VAR00038 3.30 .466 30

VAR00039 3.30 .466 30

VAR00040 2.97 .718 30

VAR00041 3.40 .563 30

VAR00042 3.30 .535 30

VAR00043 2.73 .450 30

VAR00044 2.77 .568 30

VAR00045 3.27 .450 30

VAR00046 3.43 .504 30

VAR00047 3.40 .498 30

VAR00048 3.50 .509 30

VAR00049 3.37 .490 30

VAR00050 2.97 .669 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 157.10 129.266 .481 .918

VAR00002 156.83 135.799 .068 .921

VAR00003 157.03 134.654 .339 .920

VAR00004 156.90 136.438 .012 .922

VAR00005 156.83 133.730 .267 .920

VAR00006 156.80 130.166 .513 .918

VAR00007 156.70 130.010 .568 .917

VAR00008 156.93 131.789 .337 .920

VAR00009 156.80 128.234 .676 .916

VAR00010 156.87 135.016 .151 .921

VAR00011 156.77 128.668 .625 .917

VAR00012 156.70 128.010 .750 .916

VAR00013 157.23 132.944 .300 .920

VAR00014 157.07 131.789 .657 .918

Page 173: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

VAR00015 156.83 135.523 .052 .923

VAR00016 157.40 131.490 .356 .919

VAR00017 156.97 136.102 .021 .923

VAR00018 156.80 133.683 .222 .920

VAR00019 157.20 137.545 -.129 .922

VAR00020 156.73 129.168 .656 .917

VAR00021 157.03 131.551 .481 .918

VAR00022 156.63 128.240 .715 .916

VAR00023 156.90 133.748 .298 .920

VAR00024 156.70 135.941 .045 .922

VAR00025 156.73 130.133 .567 .917

VAR00026 157.07 132.340 .367 .919

VAR00027 156.60 126.110 .799 .915

VAR00028 157.20 127.476 .589 .917

VAR00029 156.80 130.028 .466 .918

VAR00030 156.83 129.592 .578 .917

VAR00031 157.27 125.720 .728 .915

VAR00032 157.07 132.754 .329 .919

VAR00033 156.90 134.852 .122 .921

VAR00034 156.53 129.775 .582 .917

VAR00035 156.80 133.959 .235 .920

VAR00036 156.67 131.126 .362 .919

VAR00037 157.07 135.789 .110 .921

VAR00038 156.80 133.683 .261 .920

VAR00039 156.80 133.476 .280 .920

VAR00040 157.13 131.568 .281 .921

VAR00041 156.70 126.286 .799 .915

VAR00042 156.80 130.786 .461 .918

VAR00043 157.37 133.137 .325 .919

VAR00044 157.33 135.402 .075 .922

VAR00045 156.83 130.420 .593 .917

VAR00046 156.67 128.437 .702 .916

VAR00047 156.70 130.769 .500 .918

VAR00048 156.60 127.834 .750 .916

VAR00049 156.73 128.478 .720 .916

VAR00050 157.13 126.257 .666 .916

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

160.10 136.714 11.692 50

Page 174: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

PUTARAN II

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excluded(a)

0 .0

Total 30 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.938 40

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 3.00 .643 30

VAR00003 3.07 .254 30

VAR00005 3.27 .450 30

VAR00006 3.30 .535 30

VAR00007 3.40 .498 30

VAR00008 3.17 .592 30

VAR00009 3.30 .535 30

VAR00011 3.33 .547 30

VAR00012 3.40 .498 30

VAR00013 2.87 .507 30

VAR00014 3.03 .320 30

VAR00016 2.70 .596 30

VAR00018 3.30 .535 30

VAR00020 3.37 .490 30

VAR00021 3.07 .450 30

VAR00022 3.47 .507 30

VAR00023 3.20 .407 30

VAR00025 3.37 .490 30

VAR00026 3.03 .490 30

VAR00027 3.50 .572 30

VAR00028 2.90 .662 30

VAR00029 3.30 .596 30

VAR00030 3.27 .521 30

VAR00031 2.83 .648 30

VAR00032 3.03 .490 30

VAR00034 3.57 .504 30

VAR00035 3.30 .466 30

VAR00036 3.43 .626 30

Page 175: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

VAR00038 3.30 .466 30

VAR00039 3.30 .466 30

VAR00040 2.97 .718 30

VAR00041 3.40 .563 30

VAR00042 3.30 .535 30

VAR00043 2.73 .450 30

VAR00045 3.27 .450 30

VAR00046 3.43 .504 30

VAR00047 3.40 .498 30

VAR00048 3.50 .509 30

VAR00049 3.37 .490 30

VAR00050 2.97 .669 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 125.70 121.045 .531 .936

VAR00003 125.63 127.137 .310 .937

VAR00005 125.43 125.909 .284 .938

VAR00006 125.40 122.800 .497 .936

VAR00007 125.30 122.631 .552 .936

VAR00008 125.53 124.602 .304 .938

VAR00009 125.40 120.731 .677 .935

VAR00011 125.37 121.275 .615 .935

VAR00012 125.30 120.010 .798 .934

VAR00013 125.83 125.592 .275 .938

VAR00014 125.67 124.644 .592 .936

VAR00016 126.00 123.724 .369 .937

VAR00018 125.40 125.628 .255 .938

VAR00020 125.33 121.816 .640 .935

VAR00021 125.63 124.033 .473 .936

VAR00022 125.23 120.254 .761 .934

VAR00023 125.50 126.052 .302 .938

VAR00025 125.33 122.092 .613 .935

VAR00026 125.67 124.782 .361 .937

VAR00027 125.20 118.717 .796 .933

VAR00028 125.80 119.338 .636 .935

VAR00029 125.40 122.455 .467 .937

VAR00030 125.43 121.978 .585 .935

VAR00031 125.87 118.120 .741 .934

VAR00032 125.67 124.989 .342 .937

VAR00034 125.13 122.189 .586 .935

VAR00035 125.40 127.007 .167 .939

VAR00036 125.27 124.133 .319 .938

VAR00038 125.40 126.041 .260 .938

Page 176: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

VAR00039 125.40 125.490 .313 .938

VAR00040 125.73 124.478 .248 .939

VAR00041 125.30 118.907 .794 .934

VAR00042 125.40 122.800 .497 .936

VAR00043 125.97 125.757 .299 .938

VAR00045 125.43 122.668 .613 .935

VAR00046 125.27 120.478 .745 .934

VAR00047 125.30 122.976 .520 .936

VAR00048 125.20 119.890 .793 .934

VAR00049 125.33 120.713 .745 .934

VAR00050 125.73 118.271 .705 .934

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

128.70 128.976 11.357 40

PUTARAN III

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excluded(a)

0 .0

Total 30 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.939 39

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 3.00 .643 30

VAR00003 3.07 .254 30

VAR00005 3.27 .450 30

VAR00006 3.30 .535 30

VAR00007 3.40 .498 30

VAR00008 3.17 .592 30

VAR00009 3.30 .535 30

VAR00011 3.33 .547 30

VAR00012 3.40 .498 30

VAR00013 2.87 .507 30

VAR00014 3.03 .320 30

Page 177: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

VAR00016 2.70 .596 30

VAR00018 3.30 .535 30

VAR00020 3.37 .490 30

VAR00021 3.07 .450 30

VAR00022 3.47 .507 30

VAR00023 3.20 .407 30

VAR00025 3.37 .490 30

VAR00026 3.03 .490 30

VAR00027 3.50 .572 30

VAR00028 2.90 .662 30

VAR00029 3.30 .596 30

VAR00030 3.27 .521 30

VAR00031 2.83 .648 30

VAR00032 3.03 .490 30

VAR00034 3.57 .504 30

VAR00036 3.43 .626 30

VAR00038 3.30 .466 30

VAR00039 3.30 .466 30

VAR00040 2.97 .718 30

VAR00041 3.40 .563 30

VAR00042 3.30 .535 30

VAR00043 2.73 .450 30

VAR00045 3.27 .450 30

VAR00046 3.43 .504 30

VAR00047 3.40 .498 30

VAR00048 3.50 .509 30

VAR00049 3.37 .490 30

VAR00050 2.97 .669 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 122.40 118.800 .556 .937

VAR00003 122.33 125.264 .295 .939

VAR00005 122.13 123.844 .296 .939

VAR00006 122.10 120.714 .511 .937

VAR00007 122.00 120.621 .561 .937

VAR00008 122.23 122.737 .299 .939

VAR00009 122.10 118.783 .681 .936

VAR00011 122.07 119.375 .614 .936

VAR00012 122.00 118.138 .796 .935

VAR00013 122.53 123.844 .257 .939

VAR00014 122.37 122.792 .580 .937

VAR00016 122.70 121.597 .385 .938

Page 178: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

VAR00018 122.10 123.541 .267 .939

VAR00020 122.03 119.895 .640 .936

VAR00021 122.33 122.299 .453 .938

VAR00022 121.93 118.340 .762 .935

VAR00023 122.20 124.166 .295 .939

VAR00025 122.03 120.171 .614 .936

VAR00026 122.37 122.930 .353 .938

VAR00027 121.90 116.783 .800 .934

VAR00028 122.50 117.293 .647 .936

VAR00029 122.10 120.576 .464 .938

VAR00030 122.13 120.120 .580 .937

VAR00031 122.57 116.185 .745 .935

VAR00032 122.37 123.137 .334 .939

VAR00034 121.83 120.144 .598 .936

VAR00036 121.97 122.516 .296 .939

VAR00038 122.10 124.093 .260 .939

VAR00039 122.10 123.541 .314 .939

VAR00040 122.43 122.530 .249 .940

VAR00041 122.00 116.966 .798 .935

VAR00042 122.10 120.852 .499 .937

VAR00043 122.67 123.885 .292 .939

VAR00045 122.13 120.809 .606 .937

VAR00046 121.97 118.585 .744 .935

VAR00047 122.00 121.103 .516 .937

VAR00048 121.90 117.955 .796 .935

VAR00049 122.03 118.792 .746 .935

VAR00050 122.43 116.392 .705 .935

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

125.40 127.007 11.270 39

Page 179: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

LAMPIRAN 8

Perhitungan Reliabilitas dan Validitas Skala Konflik Peran

Ganda

PUTARAN I

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excluded(a)

0 .0

Total 30 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.868 50

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 3.03 .615 30

VAR00002 2.53 .571 30

VAR00003 3.33 .547 30

VAR00004 2.83 .379 30

VAR00005 2.63 .490 30

VAR00006 1.37 .490 30

VAR00007 1.50 .509 30

VAR00008 1.80 .407 30

VAR00009 1.77 .430 30

VAR00010 1.40 .498 30

VAR00011 3.13 .346 30

VAR00012 1.73 .521 30

VAR00013 1.73 .521 30

VAR00014 1.67 .606 30

VAR00015 1.53 .629 30

VAR00016 2.83 .379 30

VAR00017 2.57 .504 30

VAR00018 2.00 .788 30

VAR00019 2.83 .379 30

VAR00020 1.33 .479 30

Page 180: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

VAR00021 1.73 .450 30

VAR00022 1.23 .430 30

VAR00023 1.80 .551 30

VAR00024 3.17 .461 30

VAR00025 2.17 .592 30

VAR00026 3.57 .504 30

VAR00027 2.60 .563 30

VAR00028 1.63 .490 30

VAR00029 1.83 .379 30

VAR00030 1.57 .679 30

VAR00031 1.70 .535 30

VAR00032 1.53 .507 30

VAR00033 1.77 .626 30

VAR00034 1.97 .556 30

VAR00035 1.83 .461 30

VAR00036 2.97 .414 30

VAR00037 2.20 .551 30

VAR00038 2.57 .679 30

VAR00039 2.67 .547 30

VAR00040 2.03 .320 30

VAR00041 1.37 .490 30

VAR00042 2.60 .498 30

VAR00043 3.27 .450 30

VAR00044 1.93 .365 30

VAR00045 3.53 .571 30

VAR00046 2.10 .481 30

VAR00047 2.13 .629 30

VAR00048 1.83 .461 30

VAR00049 2.17 .592 30

VAR00050 1.90 .607 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 105.90 84.852 .457 .863

VAR00002 106.40 85.559 .428 .864

VAR00003 105.60 89.766 .033 .871

VAR00004 106.10 88.507 .247 .867

VAR00005 106.30 89.872 .032 .870

VAR00006 107.57 87.909 .246 .867

VAR00007 107.43 85.357 .510 .863

VAR00008 107.13 88.464 .232 .867

VAR00009 107.17 89.730 .061 .870

VAR00010 107.53 90.257 -.010 .871

VAR00011 105.80 88.303 .306 .866

Page 181: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

VAR00012 107.20 87.200 .302 .866

VAR00013 107.20 87.062 .316 .866

VAR00014 107.27 83.651 .576 .861

VAR00015 107.40 86.041 .341 .866

VAR00016 106.10 87.817 .345 .866

VAR00017 106.37 86.723 .366 .865

VAR00018 106.93 83.513 .436 .864

VAR00019 106.10 90.990 -.100 .871

VAR00020 107.60 87.834 .261 .867

VAR00021 107.20 85.752 .535 .863

VAR00022 107.70 90.355 -.016 .871

VAR00023 107.13 87.085 .294 .866

VAR00024 105.77 85.978 .493 .863

VAR00025 106.77 85.771 .391 .865

VAR00026 105.37 86.171 .426 .864

VAR00027 106.33 87.678 .229 .868

VAR00028 107.30 89.666 .054 .870

VAR00029 107.10 86.990 .463 .864

VAR00030 107.37 86.102 .305 .867

VAR00031 107.23 87.978 .214 .868

VAR00032 107.40 87.145 .317 .866

VAR00033 107.17 84.006 .524 .862

VAR00034 106.97 86.309 .367 .865

VAR00035 107.10 88.300 .219 .867

VAR00036 105.97 88.585 .212 .868

VAR00037 106.73 86.754 .327 .866

VAR00038 106.37 84.309 .452 .863

VAR00039 106.27 85.444 .462 .863

VAR00040 106.90 88.231 .345 .866

VAR00041 107.57 88.323 .200 .868

VAR00042 106.33 87.609 .274 .867

VAR00043 105.67 88.920 .152 .868

VAR00044 107.00 87.655 .383 .865

VAR00045 105.40 86.593 .328 .866

VAR00046 106.83 85.868 .484 .863

VAR00047 106.80 86.028 .342 .866

VAR00048 107.10 86.300 .455 .864

VAR00049 106.77 84.116 .547 .862

VAR00050 107.03 83.689 .572 .861

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

108.93 90.409 9.508 50

Page 182: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

PUTARAN II

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excluded(a)

0 .0

Total 30 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.885 42

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 3.03 .615 30

VAR00002 2.53 .571 30

VAR00004 2.83 .379 30

VAR00006 1.37 .490 30

VAR00007 1.50 .509 30

VAR00008 1.80 .407 30

VAR00011 3.13 .346 30

VAR00012 1.73 .521 30

VAR00013 1.73 .521 30

VAR00014 1.67 .606 30

VAR00015 1.53 .629 30

VAR00016 2.83 .379 30

VAR00017 2.57 .504 30

VAR00018 2.00 .788 30

VAR00020 1.33 .479 30

VAR00021 1.73 .450 30

VAR00023 1.80 .551 30

VAR00024 3.17 .461 30

VAR00025 2.17 .592 30

VAR00026 3.57 .504 30

VAR00027 2.60 .563 30

VAR00029 1.83 .379 30

VAR00030 1.57 .679 30

VAR00031 1.70 .535 30

VAR00032 1.53 .507 30

VAR00033 1.77 .626 30

VAR00034 1.97 .556 30

Page 183: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

VAR00035 1.83 .461 30

VAR00036 2.97 .414 30

VAR00037 2.20 .551 30

VAR00038 2.57 .679 30

VAR00039 2.67 .547 30

VAR00040 2.03 .320 30

VAR00041 1.37 .490 30

VAR00042 2.60 .498 30

VAR00044 1.93 .365 30

VAR00045 3.53 .571 30

VAR00046 2.10 .481 30

VAR00047 2.13 .629 30

VAR00048 1.83 .461 30

VAR00049 2.17 .592 30

VAR00050 1.90 .607 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 87.80 80.855 .469 .881

VAR00002 88.30 81.666 .429 .882

VAR00004 88.00 84.414 .267 .884

VAR00006 89.47 84.120 .229 .885

VAR00007 89.33 81.471 .511 .881

VAR00008 89.03 84.516 .232 .885

VAR00011 87.70 84.355 .306 .884

VAR00012 89.10 83.266 .303 .884

VAR00013 89.10 82.783 .355 .883

VAR00014 89.17 79.937 .564 .879

VAR00015 89.30 82.286 .328 .884

VAR00016 88.00 83.862 .348 .883

VAR00017 88.27 82.961 .349 .883

VAR00018 88.83 79.454 .452 .882

VAR00020 89.50 83.845 .267 .884

VAR00021 89.10 82.093 .506 .881

VAR00023 89.03 82.999 .311 .884

VAR00024 87.67 82.299 .467 .882

VAR00025 88.67 81.678 .410 .882

VAR00026 87.27 82.271 .426 .882

VAR00027 88.23 83.357 .267 .885

VAR00029 89.00 82.759 .510 .881

VAR00030 89.27 82.547 .277 .885

VAR00031 89.13 84.395 .177 .886

VAR00032 89.30 83.597 .276 .884

Page 184: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

VAR00033 89.07 79.926 .545 .880

VAR00034 88.87 82.189 .389 .883

VAR00035 89.00 84.621 .187 .885

VAR00036 87.87 84.740 .198 .885

VAR00037 88.63 82.723 .339 .883

VAR00038 88.27 80.271 .468 .881

VAR00039 88.17 81.247 .495 .881

VAR00040 88.80 84.303 .343 .884

VAR00041 89.47 84.533 .183 .886

VAR00042 88.23 83.633 .278 .884

VAR00044 88.90 83.541 .411 .883

VAR00045 87.30 82.907 .306 .884

VAR00046 88.73 81.995 .482 .881

VAR00047 88.70 82.010 .352 .883

VAR00048 89.00 82.276 .470 .881

VAR00049 88.67 79.954 .577 .879

VAR00050 88.93 79.857 .570 .879

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

90.83 86.420 9.296 42

PUTARAN III

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excluded(a)

0 .0

Total 30 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.886 38

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 3.03 .615 30

VAR00002 2.53 .571 30

VAR00004 2.83 .379 30

Page 185: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

VAR00006 1.37 .490 30

VAR00007 1.50 .509 30

VAR00008 1.80 .407 30

VAR00011 3.13 .346 30

VAR00012 1.73 .521 30

VAR00013 1.73 .521 30

VAR00014 1.67 .606 30

VAR00015 1.53 .629 30

VAR00016 2.83 .379 30

VAR00017 2.57 .504 30

VAR00018 2.00 .788 30

VAR00020 1.33 .479 30

VAR00021 1.73 .450 30

VAR00023 1.80 .551 30

VAR00024 3.17 .461 30

VAR00025 2.17 .592 30

VAR00026 3.57 .504 30

VAR00027 2.60 .563 30

VAR00029 1.83 .379 30

VAR00030 1.57 .679 30

VAR00032 1.53 .507 30

VAR00033 1.77 .626 30

VAR00034 1.97 .556 30

VAR00037 2.20 .551 30

VAR00038 2.57 .679 30

VAR00039 2.67 .547 30

VAR00040 2.03 .320 30

VAR00042 2.60 .498 30

VAR00044 1.93 .365 30

VAR00045 3.53 .571 30

VAR00046 2.10 .481 30

VAR00047 2.13 .629 30

VAR00048 1.83 .461 30

VAR00049 2.17 .592 30

VAR00050 1.90 .607 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 79.93 73.513 .478 .882

VAR00002 80.43 74.599 .406 .883

VAR00004 80.13 76.878 .287 .885

VAR00006 81.60 76.731 .228 .886

VAR00007 81.47 73.913 .544 .881

Page 186: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

VAR00008 81.17 77.247 .212 .886

VAR00011 79.83 77.109 .280 .885

VAR00012 81.23 75.702 .326 .885

VAR00013 81.23 75.151 .388 .883

VAR00014 81.30 72.631 .574 .880

VAR00015 81.43 74.806 .343 .885

VAR00016 80.13 76.464 .350 .884

VAR00017 80.40 75.697 .340 .884

VAR00018 80.97 72.102 .464 .882

VAR00020 81.63 76.516 .260 .886

VAR00021 81.23 75.013 .477 .882

VAR00023 81.17 75.454 .331 .885

VAR00024 79.80 74.993 .466 .882

VAR00025 80.80 74.441 .405 .883

VAR00026 79.40 75.145 .404 .883

VAR00027 80.37 75.895 .277 .886

VAR00029 81.13 75.361 .520 .882

VAR00030 81.40 75.834 .223 .887

VAR00032 81.43 76.530 .241 .886

VAR00033 81.20 72.786 .538 .881

VAR00034 81.00 74.828 .394 .883

VAR00037 80.77 75.357 .342 .884

VAR00038 80.40 72.869 .483 .882

VAR00039 80.30 73.734 .522 .881

VAR00040 80.93 76.961 .333 .885

VAR00042 80.37 76.309 .273 .885

VAR00044 81.03 76.102 .423 .883

VAR00045 79.43 75.771 .285 .885

VAR00046 80.87 74.878 .459 .882

VAR00047 80.83 74.764 .347 .884

VAR00048 81.13 74.809 .490 .882

VAR00049 80.80 72.786 .573 .880

VAR00050 81.07 72.616 .574 .880

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

82.97 78.930 8.884 38

Page 187: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

LAMPIRAN 9

HASIL UJI NORMALITAS SKEWNESS

Statistics

konsep diri

konflik peran

ganda

N Valid 72 72

Missing 0 0

Mean 126.71 73.08

Std. Error of Mean 1.152 .918

Median 126.00 74.00

Std. Deviation 9.777 7.793

Variance 95.590 60.725

Skewness .460 -.141

Std. Error of Skewness .283 .283

Kurtosis -.627 .128

Std. Error of Kurtosis .559 .559

Range 36 40

Minimum 113 51

Maximum 149 91

Percentiles 10 114.00 64.00

25 118.00 67.00

50 126.00 74.00

75 132.75 78.00

90 142.70 83.70

Page 188: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

LAMPIRAN 10

HASIL UJI NORMALITAS KOLMOGOROV-SMIRNOV

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

konsep diri .091 72 .200(*) .946 72 .004

konflik peran ganda .076 72 .200(*) .985 72 .529

* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction

Page 189: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

LAMPIRAN 11

HASIL UJI ANALISIS KORELASI PRODUCT MOMENT

Correlations

konsep diri konflik_peran_

ganda

konsep diri Pearson Correlation 1 -.648(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 72 72

konflik_peran_ganda Pearson Correlation -.648(**) 1

Sig. (2-tailed) .000

N 72 72

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 190: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

140120100

Observed Value

2

0

-2

Expected Normal

Normal Q-Q Plot of konsep diri

140120

Observed Value

0.6

0.4

0.2

0.0

-0.2

Dev from Normal

Detrended Normal Q-Q Plot of konsep diri

Page 191: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

konsep diri

140

120

1008060

Observed Value

2.5

0.0

-2.5

Expected Normal

Normal Q-Q Plot of konflik peran ganda

Page 192: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Konflik Peran Ganda Pada Perawat Wanita

1008060

Observed Value

0.25

0.00

-0.25

-0.50

-0.75

Dev from Normal

Detrended Normal Q-Q Plot of konflik peran ganda

konflik peran ganda

100

80

60