24
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR ORGANOBIOLOGIS, PSIKOPATOLOGI DAN SOSIOKULTURAL PADA GANGGUAN JIWA Apakah Gangguan Jiwa Itu ? Gangguan jiwa adalah gangguan dalam : cara berpikir (cognitive), kemauan (volition, emosi (affective), tindakan (psychomotor). Dari berbagai penelitian dapat dikatakan bahwa gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Keabnormalan tersebut dibagi ke dalam dua golongan yaitu : gangguan jiwa (Neurosa) dan Sakit jiwa (psikosa). Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam gejala yang terpenting diantaranya adalah: ketegangan (tension), rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa

Hubungan Antara Faktor Organobiologis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

psikiatri

Citation preview

Page 1: Hubungan Antara Faktor Organobiologis

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR ORGANOBIOLOGIS, PSIKOPATOLOGI DAN

SOSIOKULTURAL PADA GANGGUAN JIWA

Apakah Gangguan Jiwa Itu ?

Gangguan jiwa adalah gangguan dalam : cara berpikir (cognitive), kemauan (volition,

emosi (affective), tindakan (psychomotor). Dari berbagai penelitian dapat dikatakan bahwa

gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang

berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Keabnormalan tersebut dibagi ke dalam

dua golongan yaitu : gangguan jiwa (Neurosa) dan Sakit jiwa (psikosa). Keabnormalan

terlihat dalam berbagai macam gejala yang terpenting diantaranya adalah: ketegangan

(tension), rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa

(Convulsive), hysteria, rasa lemah, tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran

buruk dsb.

Banyak sekali jenis gangguan dalam cara berpikir (cognitive). Untuk memudahkan

memahaminya para ahli mengelompokan kognisi menjadi 6 bagian seperti sensasi, persepsi,

perhatian, ingatan, asosiasi pikiran kesadaran. Masing-masing memiliki kelainan yang

beraneka ragam. Contoh gangguan kognisi pada persepsi: merasa mendengar

(mempersepsikan) sesuatu bisikan yang menyuruh membunuh, melempar, naik genting,

Page 2: Hubungan Antara Faktor Organobiologis

membakar rumah dsb. padahal orang di sekitarnya tidak mendengarnya dan suara tersebut

sebenarnya tidak ada hanya muncul dari dalam diri individu sebagai bentuk kecemasan yang

sangat berat diarasakan. Hal ini sering disebut halusinasi, pasien bisa mendengar sesuatu,

melihat sesuatu atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

Contoh gangguan kemauan: pasien memiliki kemauan yang lemah (abulia) susah

membuat keputusan atau memulai tingkah laku. Pasien susah sekali bangun pagi, mandi,

merawat diri sendiri sehingga terlihat kotor, bau dan acak-acakan. Banyak sekali jenis

gangguan kemauan ini mulai dari sering mencuri barang yang mempunyai arti simbolis

sampai melakukan sesuatu yang bertentangan dengan yang diperintahkan (negativime)

Contoh gangguan emosi: pasien merasa senang, gembira yang berlebihan (Waham

kebesaran). Pasien merasa sebagai orang penting, sebagai raja, pengusaha, orang kaya, titisan

Bung karno dsb. Tetapi di lain waktu ia bisa merasa sangat sedih, menangis, tak berdaya

(depresi) sampai ada ide ingin mengakhiri hidupnya.

Contoh gangguan psikomotor : Hiperaktivitas, pasien melakukan pergerakan yang

berlebihan naik ke atas genting berlari, berjalan maju mundur, meloncat-loncat, melakukan

apa-apa yang tidak disuruh atu menentang apa yang disuruh, diam lama tidak bergerak atau

Page 3: Hubungan Antara Faktor Organobiologis

melakukan gerakan aneh. Berdasarkan gejala-gejala yang muncul gangguan jiwa kemudian

dikelompokan menjadi beberapa jenis.

Mengapa terjadi gangguan jiwa ?

Manusia bereaksi secara keseluruhan, secara holistik, atau dapat dikatakan juga secara

organobioliologis, psychoeducative, sosiocultural. Dalam mencari penyebab gangguan jiwa,

maka ketiga unsur ini harus diperhatikan. Yang mengalami sakit dan menderita ialah manusia

seutuhnya dan bukan hanya badannya, jiwanya atau lingkungannya.

Hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia ialah keturunan, umur,jenis

kelamin, keadaan badaniah, keadaan psikologik, keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan

kepercayaan, pekerjaan, pernikahan, kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang

dicintai, agresi, rasa permusuhan, hubungan antar amanusia, dan sebagainya.

Biarpun gejala umum atau gejala yang menonjol itu terdapat pada unsur kejiwaan,

tetapi penyebab utamanya mungkin di badan (organobiologis), di lingkungan sosial

(sociokultural) ataupun psikologis dan pendidikan (psychoeducative). Biasanya tidak terdapat

penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari berbagai unsur itu yang

saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbulah gangguan badan

Page 4: Hubungan Antara Faktor Organobiologis

ataupun jiwa. Umpamanya seorang dengan depresi, karena kurang makan dan tidur daya

tahan badaniah seorang berkurang sehingga mengalami peradangan tenggorokan atau seorang

dengan mania yang berperilaku sangat aktip mendapat kecelakaan.

Sebaliknya seorang dengan penyakit badaniah umpamanya peradangan yang

melemahkan, maka daya tahan psikologiknya pun menurun sehingga ia mungkin mengalami

depresi. Sudah lama diketahui juga, bahwa penyakit pada otak sering mengakibatkan

gangguan jiwa. Contoh lain ialah seorang anak yang mengalami gangguan otak (karena

trauma kelahiran, peradangan) kemudian menjadi banyak tingkah (hiperkinetik) dan sukar

diasuh. Ia mempengaruhi lingkungannya, terutama orang tua dan anggota lain serumah.

Mereka ini bereaksi terhadapnya dan mereka saling mempengaruhi.

Definisi jiwa yang sehat (mental health)

Seseorang dinyatakan sehat jiwanya, apabila ia memiliki kepribadian sedemikian rupa

sehingga mampu mengadakan adaptasi dan re-adaptasi terhadap berbagai stress yang

dihadapi.

Sehat menurut WHO : the presence of physical and emosional well being.

Ciri – ciri seorang dewasa yang sehat jiwanya :

1. sadar akan diri/identitas dirinya

2. punya tujuan hidup

3. punya rasa mandiri

Page 5: Hubungan Antara Faktor Organobiologis

4. dapat menerima realita

5. mampu menjalin hubungan dengan orang lain

6. dapat memahami kebutuhan – kebutuhan orang lain

7. mampu menjalin hubungan heteroseksual dan mencapai kepuasan bersama

8. aktif dan produktif

9. mampu melaksanakan tugas dengan baik

10. mampu memberikan respon yang fleksibel terhadap stres yang dihadapi

11. mampu menikmati kesenangan dalam hidupnya

12. mampu menerima kekurangan – kekurangan dirinya secara realistik

Bagi seorang individu yang mengalami stres, akan timbul gejala gangguan jiwa atau tidak,

tergantung dari kemampuan adaptasinya.

Kemampuan adaptasi tidak sama pada setiap orang dan kemampuan ini ada batasnya.

Gangguan jiwa akan tampak pada :

1. ada fiksasi, yaitu adanya keterbatasan dalam aktualisasi diri

2. hilang atau berkurangnya fungsi – fungsi kejiwaan yang telah ada

3. tingkah laku regresif yang berulang

4. adanya afek yang tidak semestinya

Gejala gangguan iwa merupakan proses yang punya tujuan untuk defensif protektif, dan

reparatif terhadap penyebab/akibat gangguan jiwa yang dapat mempengaruhi situasi

kepribadian dan menimbulkan gejala – gejala klinis.

Page 6: Hubungan Antara Faktor Organobiologis

Gejala klinis pada dasarnya merupakan :

1. kemampuan dalam penyesuaian terhadap penyebab gangguan jiwa yang berupa kondisi

fisiologis, psikologis atau sosial

2. ketidakefektivan dalam penyesuaian

Definisi

• Psikiatri : Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari mengenai emosi, persepsi, kognisi

dan perilaku

• Psikologi : Ilmu yang mempelajari perilaku dalam kehidupan sehari-hari

• Gangguan jiwa adalah suatu sindoma yang secara klinis bermakna dan menimbulkan

disfungsi dalam pekerjaan.

• - PPDGJ III, gangguan jiwa adalah pola perilaku atau psikologik yang secara klinis

bermakna dan secara khas berkaitan dengan gejala, penderitaan (distress) serta hendaya

(impairment) dalam fungsi psikososial.

Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III

• Penggolongan diagnosis gangguan jiwa menurut PPDGJ III berdasarkan pada sistem

hierarki penyakit yang tercantum paling atas mempunyai hierarki tertinggi dan mencakup

gejala-gejala pada hierarki yang ada dibawahnya. Selain itu penggunaan hierarki mempunyai

makna bahwa penyakit yang diatas mempunyai kecenderungan lebih berat dan mengancam

jiwa.

Page 7: Hubungan Antara Faktor Organobiologis

PENYEBAB UMUM GANGGUAN JIWA

Manusia bereaksi secara keseluruhan : somato-psiko-sosial

Hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia:

- keturunan dan konstitusi

- umur

- sex

- keadaan badaniah

- keadaan psikologik

- keluarga, adat-istiadat

- kebudayaan

- kepercayaan

- pekerjaan

- pernikahan

- kehamilan

- kehilangan dan kematian orang yang dicintai

- agresi

- rasa permusuhan

- hubungan antar amanusia

- dan sebagainya.

Page 8: Hubungan Antara Faktor Organobiologis

Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu :

1. Faktor-faktor somatik (somatogenik)

1.1. Neroanatomi

1.2. Nerofisiologi

1.3. nerokimia

1.4. tingkat kematangan dan perkembangan organik

1.5. faktor-faktor pre dan peri - natal

2. Faktor-faktor psikologik ( psikogenik) :

2.1. Interaksi ibu –anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal

berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya

dan kebimbangan)

2.2. Peranan ayah

2.3. Persaingan antara saudara kandung

2.4. inteligensi

2.5. hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat

2.6. kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah

2.7. Konsep dini : pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak menentu

2.8. Keterampilan, bakat dan kreativitas

2.9. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya

2.10. Tingkat perkembangan emosi

Page 9: Hubungan Antara Faktor Organobiologis

3. Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik)

3.1. Kestabilan keluarga

3.2. Pola mengasuh anak

3.3. Tingkat ekonomi

3.4. Perumahan : perkotaan lawan pedesaan

3.5. Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan,

pendidikan dan kesejahteraan yang tidak memadai

3.6. Pengaruh rasial dan keagamaan

3.7. Nilai-nilai

Epidemiologi Gangguan Jiwa

The World Health Report 2001 : 25% penduduk di dunia pernah mengalami gangguan jiwa

pada suatu masa dalam hidupnya, 40% diantaranya didiagnosis secara tidak tepat.

Hasil penelitian Departemen Kesehatan dan Universitas Indonesia di Jawa Barat (2002): 36%

pasien yang berobat ke puskesmas mengalami gangguan kesehatan jiwa. Gangguan yang

umum terjadi adalah gangguan afektif atau gangguan mood, yaitu kecemasan, depresi dan

mania.

Psikodinamika

Manfaat:

- menentukan gejala dan menentukan diagnosis

- mencapai hasil terapi yang diinginkan

- mengerti dan mamahami pasien melalui keluhan dan gejalanya

- melengkapi tatalaksana pasien secara komprehensif

Page 10: Hubungan Antara Faktor Organobiologis

Psikodinamika adalah pendekatan konseptual yang memandang proses-proses mental sebagai

gerakan dan interaksi kuantitas2 energi psikis yang berlangsung intraindividu dan

interindividu. Psikodinamika mempelajari bahwa semua perilaku manusia ada maknanya.

Mekanisme defensi

Untuk menghadapi masalah, manusia mempunyai seperangkat cara/metode/teknik yang dapat

dikerahkan/digunakan bila dianggap / diperkirakan efektiif (mekanisme defensif/pertahanan).

Arti luas: semua cara penanggulangan:

- rasional / irasional

- sadar/ nirsadar

- realistic & fantastic

Arti sempit: mekanisme ego untuk menyingkirkan ansietas yang mengandung potensi

patogen.

Sikap manusia dalam menghadapi masalah

Equilibrium terganggu : stress

: Kerahkan semua cara penanggulangan:

- rasional / irasional

- sadar/ nirsadar

- realistic & fantastic

: Perubahan (fisik & mental)

Page 11: Hubungan Antara Faktor Organobiologis

: Penyesuaian baru

-berhasil : adaptasi baru

- tidak : stress

Jenis-jenis mekanisme defensi (yang potensial patogenik)

- penyengkalan

- proyeksi

- introyeksi

- represi

- reaction formation

- undoing (peniadaaan)

- isolasi

- blocking

- regresi

- displacement

- intelektualisasi

- rasionalisasi

- somatisasi

Mekanisme defense yang matur:

- supresi

- altruisme

- sublimasi

- humor

- antisipasi

Page 12: Hubungan Antara Faktor Organobiologis

Psikopatologi

Psikopatologi adalah lapangan psikologi yang berhubungan kelainan atau hambatan

kepribadian yang menyangkut proses dan isi kejiwaan. Dalam psikopatologi dikenal tiga

golongan besar kelainan atau hambatan kepribadian yaitu:

1. Psikosa

Psikosa ialah gangguan kejiwaan yang meliputi keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga

orang yang mengalami tidak bisa lagi menyesuaikan diri dalam norma-norma yang wajar dan

berlaku umum. Psikosa umumnya terbagi dalam dua golongan besar yaitu:

a. Psikosa fungsional

i. Faktor penyebabnya terletak pada aspek kejiwaan, disebabkan karena sesuatu

yang berhubungan dengan bakat keturunan, bisa juga disebabkan oleh perkembangan atau

penglaman yang terjadi selama sejarah kehidupan seseorang.

b. Psikosa organik

Disebabkan oleh kelainan atau gangguan pada aspek tubuh, kalau jelas sebab-sebab

dari suatu psikosa fungsional adalah hal-hal yang berkembang dalam jiwa seseorang.

2. Psikoneurosa

Psikoneurosa atau dengan singkat dapat disebutkan neurosa saja, adalah gangguan

yang terjadi hanya pada sebagian daripada kepribadian, sehingga orang-orang yang

mengalaminya masih bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan biasa atau masih bisa belajar dan

jarang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.

Page 13: Hubungan Antara Faktor Organobiologis

3. Psikopat

Golongan ketiga ini merupakan hambatan kejiwaan yang menyebabkan kesulitan

penyesuaian diri atau timbul ketidakmauan untuk mengikuti norma-norma yang ada di

lingkungan. Karena itu istilah psikopati sering disinonimkan sosiopsikopati. Penderita

memperlihatkan adanya sikap egosentris yang besar, seolah-olah patokan untuk semua

perbuatan adalah dirinya sendiri saja. Ciri lain adalah keinginan untuk menguntungkan diri

sendiri tanpa memperdulikan oleh pihak lain. Dalam bentuk yang ringan, gangguan kejiwaan

seperti di atas disebut character disorder yang dapat kita lihat misalnya pada seseorang yang

eksentrik yang berdandan sesuai dengan selerany sendiri tanpa memerlukan apakah

dandannya itu akan menjadi bahan tertawaan atau tidak.

Diagnosis Gangguan Jiwa

- diagnosis harus mengacu pada DSM IV dan didukung oleh penemuan pada hasil

pemeriksaan

- Apabila diagnosis berubah, maka harus dijelaskan progresi dari diagnosis awal atau

pembentukan dari kondisi baru

- Jika terdapat gangguan jiwa multipel, pikirkan kemungkinan adanya hubungan antara gejala

dengan kondisi sosialnya (relationship).

- Evaluasi didasarkan pada efek gejala klinik pada fungsi sosialnya.

Page 14: Hubungan Antara Faktor Organobiologis

Klasifikasi diagnostik dibuat menurut DSM IV

- Aksis I

o Semua sindroma klinis dan kondisi lain yang mungkin menjadi pusat perhatian

- Aksis II

o Gangguan kepribadian dan retardasi mental

- Aksis III

o Terdiri dari tiap penyakit medis (fisik)

- Aksis IV

o Masalah psikososial dan lingkungan yang relevan dengan penyakitnya

- Aksis V

o Berhubungan dengan penilaian fungsi secara global yang ditunjukkan pasien. Dinilai

dengan menggunakan skala GAF (Global Assessment of Functioning)

KOORDINAT PSIKIATRI

Dalam bidang psikiatri, tugas seorang dokter adalah memeriksa pasien dan kemudian

menyimpulkan apakah pasien itu sehat atau terganggu jiwanya. Untuk itu, perlu dipelajari

tentang: metode, alat dan bahan yang harus diperiksa. Alat yang dibutuhkan untuk melakukan

pemeriksaan psikiatri adalah kepribadian si pemeriksa sendiri. Metode / cara yang digunakan

adalah : wawancara dan observasi. Dengan wawancara dan observasi dilakukan pemeriksaan

Page 15: Hubungan Antara Faktor Organobiologis

terhadap koordinat psikiatri yang nantinya dapat dipakai sebagai dasar dalam kesimpulan

pemeriksaan.

Koordinat psikiatri terdiri atas :

1. kesadaran

2. alam perasaan

3. pikiran

4. perbuatan / tingkah laku

Penatalaksanaan gangguan jiwa

- Somatoterapi

o Medikamentosa

- Antidepresan

- Ansiolitik

- Mood stabilizer

- Antipsikotik

- Stimulan

o Shock therapy

- Insulin shock therapy

- Electroconvulsive therapy

Page 16: Hubungan Antara Faktor Organobiologis

o Psychosurgery

- Leukotomy

- Bilateral cingulotomy

- Deep brain stimulation

- Psikoterapi

o Cognitive Behavioral Therapy (CBT) : dilakukan pada gangguan jiwa secara luas.

Didasarkan pada modifikasi bentuk pikiran dan sikap pasien.

o Psikoanalisis : menilai penyebab konflik psikis dan defensi

o Interpersonal psychotherapy

o Gestalt therapy

o EMDR (Eye movement desensitization and reprocessing)

o Behavior Therapy