55
2 HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE VULGARIS DENGAN KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN 2013-2015 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN DISUSUN OLEH: INGGRID NOURMALYDZA 1113103000003 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2016

HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

  • Upload
    leque

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

2

HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE

VULGARIS DENGAN KUALITAS HIDUP PADA

MAHASISWA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

DAN PROFESI DOKTER UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN 2013-2015

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

DISUSUN OLEH:

INGGRID NOURMALYDZA

1113103000003

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2016

Page 2: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

2

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat, 19 Oktober 2016

Inggrid Nourmalydza

Page 3: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

iii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

iv

Page 5: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat rahmat serta

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Salawat

serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini tepat pada

waktunya berkat adanya dukungan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak

yang terlibat dengan penulis. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Arief Sumantri, M. Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan arahan kepada penulis selama

menempuh pendidikan di Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, M. Epid, Sp.OT selaku ketua Program Studi Pendidikan

Dokter atas bimbingan dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis

selama menempuh pendidikan di Program Studi Kedokteran dan Profesi

Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Rahmatina, Sp.KK selaku Pembimbing 1 yang telah meluangkan banyak

waktu, tenaga, dan pikiran untuk mendampingi dan membimbing penulis

sejak awal memulai penelitian ini hingga akhir penyusunan dan penyelesaian

laporan penelitian ini.

4. dr. Nouval Shahab, Sp.U, Ph.D FICS FACS selaku Pembimbing 2 yang telah

banyak memberikan masukan dan arahan dalam penulisan laporan penelitian

penulis serta telah membimbing penulis dalam penyusunan dan penyelesaian

laporan penelitian ini.

5. dr. Erfira, Sp.M dan Dr. dr. H. Syarief Hasan L., Sp.KFR selaku Penguji 1

dan Penguji 2 pada sidang laporan penelitian ini yang telah memberikan

kritik serta saran yang sangat membangun demi kebaikan penelitian ini.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

vi

6. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggung jawab modul riset mahasiswa

Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan 2013 yang selalu

memberikan arahan, mengingatkan, serta menyemangati penulis untuk segera

menyelesaikan penelitian.

7. Kedua orang tua tercinta yang selalu dirindukan, Alm. Bapak Drs. H.

Ramlyd, M.Si dan Ibu Dra. Hj. Jumrah, M.Pd yang selalu memberikan kasih

sayangnya, doa, semangat, dan dukungan sepanjang waktu kepada penulis,

serta seluruh pengorbanan jiwa raga sehingga penulis dapat menempuh

pendidikan di Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Adik-adik penulis yang tersayang Jimly Odhelydza dan Daeratu Wunalydza,

serta seluruh keluarga besar penulis atas doa, dukungan, dan semangat yang

diberikan kepada penulis.

9. Teman-teman “Tim Riset Akne Vulgaris”, Melda Agustin, Nur Izdihar Nadi,

dan Yusuf Abdul Hadi. Terima kasih atas kerjasama, dukungan, dan semangat

dalam proses pelaksanaan penelitian ini sejak awal penelitian hingga

penyusunan dan laporan penelitian ini selesai.

10. Seluruh responden riset yang telah bersedia membantu meluangkan waktunya

untuk menjadi sampel penelitian pada penelitian ini.

11. Teman seperjuangan PSPD 2013 yang selalu membuat penulis semangat

untuk belajar dan untuk cepat menyelesaikan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran

yang membangun untuk kesempurnaan laporan penelitian ini. Demikian laporan

penelitian ini penulis buat, semoga penulisan laporan penelitian ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua.

Ciputat, 19 Oktober 2016

Penulis

Page 7: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

vii

ABSTRAK

Inggrid Nourmalydza. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter.

Hubungan antara Derajat Keparahan Akne Vulgaris dengan Kualitas Hidup

pada Mahasiswa Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Angkatan

2013-2015. 2016

Latar belakang: Akne vulgaris sering dialami oleh mereka yang berusia sekitar

20-30 tahun. Akne tidak hanya berdampak pada penampilan, akne dapat

menyebabkan beban emosional dan psikologis yang mungkin lebih buruk dari

dampak fisiknya.. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara derajat keparahan akne dengan kualitas hidup pada mahasiswa Program

Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Angkatan 2013-2015. Metode: Desain

penelitian ini yakni analitik observasional dengan cross-sectional dan total sampel

sebanyak 92 responden. Responden diminta mengisi lembar informed consent dan

kuesioner Dermatology Life Quality Index, kemudian dianalisis menggunakan

Kolmogorov smirnov. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akne

sedang (50%) merupakan derajat akne terbanyak, dan tidak terganggu (38%)

merupakan kualitas hidup terbanyak pada responden. Pada hubungan derajat akne

terhadap kualitas hidup didapatkan p=1,000 (p= >0,05). Kesimpulan: Dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara derajat keparahan akne dan

kualitas hidup mahasiswa Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

Angkatan 2013-2015.

Kata kunci: Akne vulgaris, kualitas hidup, DLQI

Inggrid Nourmalydza. Medical Education and Profession Program.

Correlation Between Degree of Acne Vulgaris Severity with the Quality of

Life in Students of Medical Education and Profession Program Class of Year

2013-2015. 2016

Background: Acne vulgaris is often experienced by those aged 20-30 years. Acne

not only affects the appearance, acne can cause emotional and psychological

burden that may be worse than the physical impacts. Objective: This study aimed

to determine the correlation between the degree of acne severity with the quality

Page 8: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

viii

of life in students of Medical Education and Profession Program Class of Year

2013-2015. Methods: This study is an observational analytic study with cross-

sectional design and a total 92 of respondents participated in this study.

Respondents were asked to fill out an informated consent sheet and Dermatology

Life Quality Index questionnaire, then analyzed using Kolmogorov smirnov.

Results: The results showed the most acne degree among subjects were moderate

acne (50%), and most of it has no effect to their quality of life (38%) with p-value

of 1,000 (p= >0,05). Conclusions: There is no significant correlation between the

severity of acne and the quality of life in students of Medical Education and

Profession Program Class of Year 2013-2015.

Key Words: Acne vulgaris, quality of life, DLQI

Page 9: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL .............................................................................................i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................v

ABSTRAK .........................................................................................................vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xi

DAFTAR TABEL ..............................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................3

1.3 Hipotesis ...................................................................................................3

1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................................3

Tujuan Umum ...........................................................................................3

Tujuan Khusus ..........................................................................................3

1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................5

2.1 Akne Vulgaris ...........................................................................................5

2.1.1 Definisi .............................................................................................5

2.1.2 Epidemiologi.....................................................................................5

2.1.3 Etiopatogenesis .................................................................................6

2.1.4 Gejala klinis ......................................................................................8

2.1.5 Gradasi ..............................................................................................10

2.1.6 Tatalaksana........................................................................................13

2.2 Kualitas Hidup ..........................................................................................14

2.2.1 Definisi .............................................................................................14

2.2.2 Dampak akne terhadap kualitas hidup ..............................................15

Page 10: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

x

2.2.3 Pengukuran kualitas hidup pasien akne vulgaris ..............................16

2.2 Kerangka Teori .........................................................................................18

2.2 Kerangka Konsep .....................................................................................19

2.2 Definisi Operasionel .................................................................................20

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................21

3.1 Desain Penelitian ......................................................................................21

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................21

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ...............................................................21

3.3.1 Populasi target dan terjangkau ..........................................................21

3.3.2 Sampel inklusi dan eksklusi .............................................................22

3.4 Rancangan Penelitian ...............................................................................23

3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................23

3.6 Pengolahan dan Penyajian Data ...............................................................23

3.7 Etika Penelitian .........................................................................................24

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................25

4.1 Hasil Penelitian .........................................................................................25

4.1.1 Deskripsi lokasi penelitian .............................................................25

4.1.2 Karakteristik responden penelitian .................................................25

4.1.3 Kualitas hidup ................................................................................26

4.1.4 Hubungan derajat keparahan akne dengan kualitas hidup .............26

4.2 Pembahasan ..............................................................................................27

4.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................................29

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................30

5.1 Kesimpulan ...............................................................................................30

5.2 Saran .........................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................31

Page 11: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Patogenesis Akne Vulgaris .............................................................6

Gambar 2.2 Peradangan pada jerawat disebabkan P. acnes ...............................8

Gambar 2.3 Lesi akne vulgaris ...........................................................................9

Gambar 2.4 Keparahan berbasis pendekatan untuk pengobatan akne................14

Page 12: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Detail lesi akne ....................................................................................9

Tabel 2.2 Gradasi Pillbury ...................................................................................10

Tabel 2.3 Gradasi Plewig dan Kligman ...............................................................11

Tabel 2.4 Gradasi menurut Burke, Cunliffe, dan Gibson ....................................11

Tabel 2.5 Doshi dkk, Global Acne Grading System ............................................12

Tabel 2.6 Gradasi akne vulgaris oleh Leeds direvisi oleh Cunliffe (2013) .........12

Tabel 2.7 Gradasi akne menurut Lehmann dkk (2003) .......................................12

Tabel 2.8 Algoritma tatalaksana akne .................................................................13

Tabel 4.1 Karakteristik responden penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, dan

derajat keparahan akne vulgaris ..........................................................................25

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi dan persentasi berdasarkan kualitas hidup

menggunakan kuesioner DLQI ...........................................................................26

Tabel 4.3 Hubungan derajat akne vulgaris terhadap kualitas hidup berdasarkan

kuesioner DLQI ...................................................................................................27

Page 13: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Informed Consent ..............................................................34

Lampiran 2 Lembar kuesioner DLQI .................................................................38

Lampiran 3 surat permohonan etik penelitian .....................................................40

Lampiran 4 Riwayat hidup penulis .....................................................................41

Page 14: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kulit merupakan lapisan terluar tubuh yang fungsinya tidak hanya melindungi

organ internal tetapi juga dapat menunjang penampilan seseorang, sehingga kulit

sering mendapat perhatian khusus. Salah satu penyakit kulit yang sering

mengganggu yaitu jerawat.

Akne vulgaris atau jerawat merupakan proses peradangan kronik dari kelenjar-

kelenjar sebasea dengan manifestasi klinis berupa komedo, papul, pustul, nodus

serta kista.1 Keadaan ini sering dialami oleh mereka yang berusia remaja dan

dewasa muda, dan akan menghilang dengan sendirinya pada usia sekitar 20-30

tahun. Namun, ada banyak orang setengah baya yang masih mengalami serangan

akne.2

Penyebab dari akne vulgaris sangat banyak (multifaktorial), diantaranya

peningkatan produksi sebum, diferensiasi folikel normal, infeksi bakteri

(Propionibacrerium), mediator inflamasi, faktor genetik dan hormonal. Banyak

faktor lain yang dianggap sebagai faktor yang berkontribusi terhadap prevelensi

dan keparahan akne, diantaranya faktor fisiologis seperti siklus menstruasi,

kehamilan dan stres, dan faktor eksternal seperti cuaca panas dan lembab,

kurangnya kebersihan kulit, kosmetik, diet dan merokok.3

Akne vulgaris sering menjadi tanda pertama pubertas dan dapat terjadi satu tahun

sebelum menarkhe atau haid pertama. Onset jerawat pada perempuan umumnya

lebih awal daripada laki-laki karena masa pubertas perempuan umumnya lebih

dulu daripada laki-laki. Prevalensi akne pada masa remaja cukup tinggi, yaitu

berkisar 47% sampai 90%. Perempuan ras Afrika Amerika dan Hispanik memiliki

prevelensi jerawat tinggi, yaitu 37% dan 32%, sedangkan perempuan ras Asia

30%, Kaukasia 24%, dan India 23%. Pada ras Asia, lesi inflamasi lebih sering

dibandingkan lesi komedonal, yaitu 20% lesi inflamasi dan 10% lesi komedonal.4

Page 15: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

2

5

Berdasarkan penelitian Tjekyan yang berbentuk studi prevalensi dengan subjek

5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan angka

kejadian akne secara keseluruhan sebesar 68,2 %, pada kelompok laki-laki 37,3%,

dan kelompok wanita 30,9%, dengan posisi yang paling banyak yaitu pada daerah

wajah (85%).5

Wajah merupakan area tersering terjadi akne. Kulit pada wajah merupakan bagian

terpenting untuk menunjang penampilan, meskipun hanya penampilan,

dampaknya bisa menyebabkan beban emosional dan psikologis yang mungkin

jauh lebih buruk daripada dampak fisiknya.6 Akne vulgaris dinilai dapat

menimbulkan kecemasan, depresi, mengurangi rasa percaya diri, dan disfungsi

sosial,7 sehingga akne vulgaris dapat berdampak pada kualitas hidup penderitanya

meskipun tidak berkolerasi terhadap derajat keparahannya.

Kualitas hidup merupakan istilah umum yang mencakup perasaan sukacita dan

kepuasan terhadap kehidupan. Menurut studi yang dilakukan di Kanada, USA,

Mesir, Denmark, Iran, UK, Turki, Arab Saudi, Brazil, dan negara-negara lainnya,

penyakit kulit memiliki efek yang besar terhadap kualitas hidup pasien, salah satu

penyakitnya yaitu akne vulgaris.8

Zip mengemukakan bahwa penelitian-penelitian yang telah dilakukan gagal

menunjukkan hubungan yang kuat antara tingkat keparahan akne dan kualitas

hidup.9

Penelitian di salah satu klinik kota Medan, tidak terdapat korelasi yang signifikan

antara derajat akne vulgaris dan kualitas hidup pada pasien yang datang berobat.10

Beda halnya pada penelitian di mahasiswa kedokteran Makassar yaitu terdapat

hubungan yang bermakna antara derajat keparahan akne dengan kualitas hidup

penderita akne.11

Dikarenakan tingginya angka kejadian akne vulgaris pada remaja di masa kini dan

terdapat perbedaan pendapat antara hubungan derajat keparahan akne dengan

kualitas hidup, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang kejadian akne

vulgaris pada mahasiswa-mahasiswi Program Studi Kedokteran dan Profesi

Dokter angkatan 2013-2015 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang berdampak pada kualitas hidup.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

2

B. Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan antara derajat keparahan akne dengan kualitas hidup

Mahasiswa-Mahasiswi Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan

2013-2015 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta?

C. Hipotesis

Terdapat hubungan antara derajat keparahan akne dengan kualitas hidup

Mahasiswa-Mahasiswi Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan

2013-2015 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yakni

semakin berat tingkat keparahan akne vulgaris, semakin terganggu kualitas

hidupnya.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara derajat keparahan akne vulgaris dengan

kualitas hidup pada Mahasiswa-Mahasiswi Program Studi Kedokteran dan

Profesi Dokter angkatan 2013-2015 di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tujuan Khusus

1. Mengetahui derajat keparahan akne vulgaris pada Mahasiswa-Mahasiswi

Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan 2013-2015 di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengalami

akne vulgaris.

2. Untuk menentukan derajat gangguan kualitas hidup pada penderita akne

vulgaris berdasarkan skor DLQI pada Mahasiswa-Mahasiswi Program

Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan 2013-2015 di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengalami akne vulgaris.

3

Page 17: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

2

E. Manfaat Penelitian

Sebagai bahan referensi bagi instansi atau pihak terkait lainnya dalam

melakukan penelitian pada penderita akne vulgaris dengan tingkat kualitas

hidup.

Sebagai bahan masukan dalam penatalaksanaan pada akne vulgaris dilihat

dari sudut pandang dan psikologis penderitanya dimana secara penampilan

dan estetika memberi dampak yang besar.

4

Page 18: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Akne Vulgaris

2.1.1 Definisi

Akne vulgaris merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri, berupa peradangan

kronis folikel pilosebasea dengan penyebab multifaktor dan manifestasi klinis

berupa komedo, papul, pustul, nodul serta kista.12 Dalam kasus yang lebih berat,

nodul, pustul dalam, dan pseudokista diikuti oleh berbagai derajat jaringan parut

terlihat.13 Pada umumnya akne dianggap tidak berbahaya, tetapi akne dapat

menyebabkan masalah psikologis yang berat atau bekas jerawat yang dapat

bertahan selama seumur hidup.14

2.1.2 Epidemiologi

Akne vulgaris, penyakit multifaktorial, adalah salah satu kondisi dermatologis

yang paling umum yang ditemui dalam praktek klinis dan berdampak hingga 80%

remaja dan dewasa muda pada tahap tertentu.13 Pada umumnya akne vulgaris

dimulai pada usia 12 sampai 15 tahun, dengan puncak tingkat keparahan pada 17

sampai 21 tahun. Akne vulgaris adalah penyakit terbanyak remaja usia 15 sampai

18 tahun.12 Sekitar 99% kejadian akne vulgaris terjadi pada wajah, 60% pada

punggung, dan 15% terjadi di dada. Pada anak perempuan, timbulnya jerawat

dapat terjadi sebelum menarche (haid pertama) lebih dari setahun.15

Dari survei di kawasan Asia Tenggara, terdapat 40-80% kasus jerawat, sedangkan

di Indonesia catatan kelompok studi dermatologi kosmetika Indonesia

menunjukkan terdapat 60% penderita jerawat pada tahun 2006 dan 80% pada

tahun 2007. Dari tahun 2007, kebanyakan penderitanya adalah remaja dan dewasa

yang berusia antara 11-30 tahun sehingga beberapa tahun belakangan ini para ahli

dermatologi di Indonesia mempelajari patogenesis terjadinya penyakit tersebut.16

Tjekyan telah melakukan penelitian prevalensi akne vulgaris di kota Palembang

pada penduduk dengan umur 14-21 tahun. Didapatkan prevalensi umum akne

vulgaris sebesar 68,2% dan prevalensi berdasarkan kelompok jenis kelamin laki-

laki lebih tinggi dari wanita yaitu 78,89% : 58,54%, prevalensi spesifik

5

Page 19: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

6

berdasarkan tipe akne komedonal 30,1%, papulopusttular 35,8%, nodulokistik

2,2%.5

2.1.3 Etiopatogenesis

Etiologi akne vulgaris masih belum jelas, namun terdapat empat patogenesis yang

berpengaruh terhadap timbulnya akne, yaitu hiperproliferasi epidermis folikuler,

produksi sebum yang berlebih, bakteri Propionibacterium acnes (P. acnes), dan

inflamasi.12

Gambar 2.1 Patogenesis akne vulgaris.14

1) Hiperploriferasi epidermis folikuler

Komedo pertama kali terbentuk dimulai dengan kesalahan deskuamasise

panjang folikel. Epitel tidak dilepaskan satu per satu ke dalam lumen

sebagaimana biasanya, hal ini kemungkinan disebabkan berkurangnya kadar

linoleat sebasea. Lapisan gronulosum menebal, tonofilamen dan butir-butir

keratohialin meningkat, kandungan lipid bertambah sehingga lama-kelamaan

menebal dan membentuk sumbatan pada orifisium folikel.12 Sumbatan ini

kemudian menyebabkan akumulasi keratin, sebum, dan bakteri di folikel

yang menyebabkan dilatasi pada folikel.15 Pada akhirnya secara klini terdapat

lesi non inflamasi (open/closed comedo) atau lesi inflamasi, yaitu bila p.

acnes berproliferasi dan menghasilkan mediator-mediator inflamasi.12

2) Produksi sebum yang meningkat

Penderita jerawat memproduksi lebih banyak sebum dibandingkan dengan

yang tidak memiliki jerawat, meskipun kualitas sebum antara keduanya

sama.15 Ekskresi sebum ada di bawah kontrol hormon androgen. Hormon

androgen berperan pada perubahan sel-sel sebosit. Sel-sel sebosit dan

keratinosit folikel polisebasea memiliki mekanisme selular yang digunakan

Page 20: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

7

untuk mencerna hormon androgen, yaitu enzim-enzim 5-α-reduktase serta 3β

dan 7β hidroksisteroid dehidrogenase yang terdapat pada sel sebosit basal

yang belum terdiferensiasi. Sel-sel sebosit akan berikatan dengan reseptor

androgen, selanjutnya terjadi diferensiasi sebosit. Setelah sebosit

terdiferensiasi, terjadilah ruptur dengan melepaskan sebum ke dalam duktus

pilosebasea.12 Salah satu komponen sebum yang berperan dalam patogenesis

jerawat adalah trigliserida dan lipoperoksida. Trigliserida dipecah menjadi

asam lemak bebas oleh P. acnes (flora normal unit pilosebasea), asam lemak

bebas ini akan menyebabkan kolonisasi P. Acnes, memicu inflamasi, dan bisa

komedogenik. Pada lipoperoksida memproduksi sitokin proinflamasi yang

mengakibatkan peningkatan produksi sebum.15

3) Kolonisasi Propionibacterium acnes

P. acnes merupakan bakteri flora normal bersifat yang Gram positif dan

anaerobik yang terdapat di kelenjar sebasea.15 P. acnes dapat mencapai

permukaan kulit dengan mengikuti aliran sebum. P. acnes akan meningkat

jumlahnya seiring dengan meningkatnya jumlah trigliserida dalam sebum

yang merupakan nutrisi bagi P. acnes.12

4) Proses inflamasi

P. acnes berperan aktif dalam proses inflamasi. Dinding sel P. acnes

mengandung antigen karbohidrat yang menstimulasi perkembangan

antibodi.15 P. acnes berkontribusi dalam inflamasi melalui aktivasi berbagai

faktor kemotaktik dengan meningkatkan ruptur pada komedo. Pada penelitian

menunjukkan bahwa hasil inflamasi terjadi karena berbagai hal, berupa enzim

hidrolitik neutrofil, enzim P. acnes, sebum ataupun benda-benda asing.

Kombinasi keratin, sebum, dan mikroorganisme khususnya P. acnes akan

menyebabkan pelepasan mediator proinflamasi dan akumulasi limfosit T-

helper, neutrofil dan sel raksasa benda asing. Hal ini pada akhirnya

menyebabkan pembentukan papula inflamasi, pustul, dan lesi nodulistik.14

Page 21: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

8

Gambar 2.2 Peradangan pada jerawat disebabkan P. acnes.14

2.1.4 Gejala Klinis

Akne vulgaris memiliki gejala klinis berupa bentuk lesi. Efloresensi akne vulgaris

berupa: 10, 12, 15

Komedo terbuka (black head)

Dijumpai lesi berwarna hitam dengan diameter 0,1-0,3 mm. Tampak sebagai

lesi datar atau sedikit menimbul.

Komedo tertutup (white head)

Komedo tertutup tampak berwarna pucat, papul kecil, dan tidak memiliki

lubang secara klinis terlihat.

Papul

Penonjolan di atas permukaan kulit, diameter < ½ cm, berisikan zat padat

Pustul

Vesikel yang berisi nanah, terbentuk dari papul atau nodul yang mengalami

peradangan.

Nodul

Masa padat sirkumskrip, diameter > 1 cm, dapat menonjol.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

9

Kista

Ruangan berdinding dan berisi cairan, sel, maupun sisa sel. Kista jarang

terjadi, bila terbentuk diameternya bisa mencapai beberapa centimeter.

Gambar 2.3: komedo tertutup Gambar 2.3: komedo terbuka

Gambar 2.3: papulopustular akne Gambar 2.3: nodul akne

Sumber: Zanglein, 2012. Wolff, Klaus. et al, 2013

Tabel 2.1 Detail lesi akne.

Lesi akne Ukuran Warna Pus Efek

Komedo

terbuka Kecil Keputih-putihan Tidak ada

Tidak nyeri, non

inflamasi

Komedo

tertutup Kecil Hitam atau coklat Tidak ada

Tidak nyeri, non

inflamasi

Papul <5 mm Merah muda Tidak ada Hangat dan nyeri,

inflamasi

Pustul <5 mm

Dasar merah

dengan tengah

kekuningan atau

Ada Hangat dan nyeri,

inflamasi

Page 23: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

10

keputihan

Nodul 5-10 mm Merah muda dan

merah Tidak ada

Hangat dan nyeri,

inflamasi

Kista > 5 mm Merah

Tidak ada tetapi

memiliki cairan

kental di dalam

Hangat dan nyeri,

inflamasi

Sumber: Ramli, Roshaslinie. et al. 2012

2.1.5 Gradasi

Gradasi merupakan metode subjektif yang meliputi penentuan tingkat keparahan

akne berdasarkan pengamatan lesi yang dominan, mengevaluasi ada tidaknya

peradangan dan memperkirakan tingkat keterlibatannya. Perhitungan lesi

mencakup pencatatan jumlah setiap lesi akne dan menentukan keparahan secara

menyeluruh.1

Pillsbury, Shelley, dan Kligman menerbitkan gradasi akne yang pertama. Gradasi

meliputi:

Tabel 2.2 Gradasi akne menurut Pillbury.

Derajat 1 Komedo dan beberapa kista kecil yang terbatas pada wajah

Derajat 2 Komedo dan beberapa pustul serta kista kecil yang terbatas

pada wajah

Derajat 3 Banyak komedo, papul kecil dan besar yang meradang dan

pustul, mengenai area yang lebih luas tetapi terbatas pada

wajah

Derajat 4 Banyak komedo, dan lesi yang dalam cenderung untuk

menyatu, mengenai wajah dan bagian depan dari badan.

Sumber: Adityan, Balaji. et al. 2009

Plewig dan Kligman dalam buku mereka memperkenalkan derajat numerik.

Mereka menghitung secara terpisah antara jerawat komedonal dan jerawat

papulopustular dan keparahan keseluruhan dinilai dengan derajat 1 sampai 4

tergantung pada jumlah lesi. Gradasi keparahan akne berdasarkan perhitungan lesi

komedonal dan papulopustular per setengah wajah 17

Page 24: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

11

Tabel 2.3 Gradasi akne menurut Plewig dan Kligman.

Derajat Komedonal Papulopustular

1 < 10 komedo < 10 lesi inflamasi

2 Antara 10-25 komedo Antara 10-20 lesi inflamasi

3 Antara 25-50 komedo Antara 20-30 lesi inflamasi

4 > 50 komedo > 30 lesi inflamasi

Sumber: Ramli, Roshaslinie. et al. 2012

Burke, Cunliffe dan Gibso menyajikan teknik gradasi Leeds.1 Gradasi tersebut

antara lain:

Tabel 2.4 Gradasi akne menurut Burke, Cunliffe, dan Gibson.

Derajat 1 Dominasi komedo, papul dan pustul ringan (kecil dan

<10)

Derajat 2 10-40 papul dan pustul sedang (komedo)

Derajat 3 40-100 papul dan pustul, >40 sedang/komedo, ada nodul

Derajat 4 Bernodul dan akne konglobata berat, lesi yang perih,

papul, pustul, dan komedo

Sumber: Villar GN, et al. 2014

Doshi, Zaheer dan Stiller merancang sistem gradasi yaitu Global Acne Grading

System (GAGS). Sistem ini membagi wajah, dada dan punggung menjadi enam

area yaitu dahi, masing-masing pipi, hidung, dagu, dada dan punggung dengan

menetapkan faktor untuk masing-masing daerah berdasarkan ukuran (penilaian).17

Tabel 2.5 Global Acne Grading System

Lokasi Faktor (F)

X

Severity (S)

=

Skor

(F x S)

Keparahan

akne

Dahi 2 0 = kosong Ringan = 1-18

Pipi kanan 2 1 = komedo Sedang = 19-30

Pipi kiri 2 2 = papul Berat = 31-38

Hidung 1 3 = pustul Sangat berat =

>39

Dagu 1 4 = nodul

Dada dan

punggu 3

Page 25: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

12

Total skor

Sumber: Ramli, Roshaslinie. et al. 2012

Catatan: Setiap lesi diberi nilai tergantung pada tingkat keparahan:

Tidak ada lesi = 0, komedo = 1, papul = 2, pustul = 3, nodul = 4.

Skor untuk masing-masing daerah (skor lokal) dihitung dengan rumus:

Skor lokal = faktor x tingkat keparahan (0-4).

Skor global adalah jumlah dari skor lokal, dan keparahan akne dinilai

menggunakan skor global.

Interpretasi: Skor 1-18 ringan, 19-30 sedang, 31-38 berat, dan >39

sangat parah.18

Tabel 2.6 Gradasi akne vulgaris oleh Leeds direvisi oleh Cunliffe

Derajat Lesi

I Dominan komedo, papul dan pustul (kecil

dan <10) Ringan

II 10-40 papul dan pustul (komedo) Sedang

III 40-100 papul dan pustula, >40 komedo, ada

nodul Sedang/berat

IV Nodul dan akne konglobata berat, lesi

nyeri, papul, pustul, dan komedo Berat

Sumber: Villar. 2015

Saat ini Indonesia (oleh FKUI/RSCM) menggunakan gradasi menurut Lehmann

dkk untuk menentukan derajat akne vulgaris yang ringan, sedang, dan berat.12

Tabel 2.7 Gradasi akne menurut Lehmann dkk

Derajat Lesi

Akne ringan Komedo <20, atau

Lesi inflamasi <15, atau

Total lesi <30

Akne sedang Komedo 20-100, atau

Lesi inflamasi 15-50, atau

Total lesi 30-125

Akne berat Kista > 5 atau komedo <100, atau

Lesi inflamasi >50, atau total lesi >125

Sumber: Bernadette, Irma, et al. 2015.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

13

2.1.6 Tatalaksana

Tatalaksana umum

- Mencuci wajah minimal 2 kali sehari

Tidak ada bukti yang baik bahwa jerawat disebabkan atau disembuhkan

dengan mencuci. Namun, mencuci berlebihan dan menggosok dapat

menghilangkan minyak dari permukaan kulit, mengeringkan dan

menghentikan rangsangan produksi minyak berlebih.19

Tatalaksana medikamentosa

Tabel 2.8 Algoritma tatalaksana akne:

Pilihan pertama

Ringan Sedang Berat

Komedonal Papular/pustu-

lar Papular/pustular Nodular

Nodular/conglo-

bate

Retinoad

topikal

Retinoad

topikal +

Antimikroba

topikal

Antibiotik oral

+ retinoad

topikal +/- BPO

Antobiotik oral

+ retinoad

topikal +/-

BPO

Isotretinoin oral

Alternatif

Alt.retinoad

topikal atau

asam

azaleat atau

asam

salisilat

Alt. agen

antimikroba +

Alt. retinoad

topikal +/-

BPO

Alt. antibiotik

oral + Alt.

retinoad topikal

+/- BPO

Isotretinoin

oral atau Alt.

antibiotik oral

+ Alt. retinoid

topikal +/-

BPO/asam

azeleat

Antibiotik oral

dosis tinggi +

retinoid topikal +

BPO

Alternatif untuk perempuan

Lihat

pilihan

pertama

Lihat pilihan

pertama

Anti androgen

oral + retinoid

topikal/asam

azeleat topikal

+/- anti mikroba

topikal

Anti androgen

oral + retinoid

topikal +/-

antibiotik oral

+/- Alt.

antimikroba

Anti androgen

oral dosis tinggi +

retinoid topikal

+/- Alt.

antimikroba

topikal

Terapi maintenans

Retinoid topikal Retinoid topikal +/- BPO

Sumber: Bernadette, Irma, et al. 2015.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

14

Derajat akne berdasarkan jenis lesi dan keparahan dapat membantu dalam

menentukan terapi terapi.

Gambar 2.4 Keparahan berbasis pendekatan untuk pengobatan akne.18

2.2 Kualitas Hidup

2.2.1 Definisi

Menurut World Health Organization (WHO), sehat didefinisikan sebagai keadaan

yang lengkap (sempurna) dari fisik, mental, dan sosial bukan hanya berdasarkan

ada tidaknya suatu penyakit.20

Kualitas hidup menurut WHO didefinisikan sebagai persepsi individual dari

keberadaannya dalam hidup, dalam kontekstural dan sistem nilai dimana dia

hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar dan perhatiannya.20

Kualitas hidup adalah konsep multidimensi yang luas yang biasanya mencakup

evaluasi subjektif dari kedua aspek positif dan negatif dari hidup. Apa yang

membuatnya menantang untuk diukur adalah, meskipun istilah "kualitas hidup"

memiliki makna bagi hampir semua orang dan setiap disiplin ilmu, individu dan

kelompok dapat mendefinisikan secara berbeda. Meskipun kesehatan merupakan

salah satu domain penting dari kualitas hidup secara keseluruhan, ada domain lain

juga-misalnya, pekerjaan, perumahan, sekolah, lingkungan.21

Page 28: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

15

Umumnya, kualitas hidup adalah hasil dari perbedaan yang dirasakan oleh

seorang indvidu dalam enam dimensi, diantaranya:22

1. Apa yang mereka miliki saat ini dan apa yang ingin mereka miliki.

2. Apa yang mereka saat ini miliki dan apa yang harus mereka miliki dalam

situasi ideal.

3. Apa yang tersedia di lingkungan mereka untuk pencapaian tujuan dan apa

yang mereka perlukan untuk pencapaian tersebut.

4. Kualitas hidup mereka saat ini dan kualitas terbaik di masa lalu.

5. Apa yang mereka miliki dan apa yang dimiliki orang lain (terutama

mereka yang merupakan titik acuan)

6. Sejauh mana kualitas pribadi mereka sesuai dengan persyaratan yang

ditetapkan oleh lingkungannya.

Setiap evaluasi kualitas hidup harus mempertimbangkan tiga faktor yang saling

terkait, yakni:22

Fisik (misalnya: cacat, sakit)

Psikologis (misalnya: suasana hati, tingkat kecemasan dan depresi)

Sosial (misalnya: derajat isolasi dari lingkungan, dan kesempatan untuk

melakukan peran sosial)

2.2.2 Dampak Akne vulgaris terhadap kualitas hidup

Akne dapat memberikan dampak psikologis. Diperkirakan 30-50% remaja dengan

akne mengalami gangguan emosi karena akne. Penelitian menunjukkan bahwa

pasien dengan akne memiliki gangguan yang sama seperti gangguan sosial,

psikologis, dan emosional pada pasien asma dan epilepsi.18

Penderita akne sering menunjukkan kecemasan, depresi, dan tidak percaya diri,

dan melaporkan kualitas hidup yang buruk. Akne terkait dengan rasa percaya diri,

citra tubuh, malu/penarikan sosial, frustasi, keterbatasan dalam gaya hidup, dan

masalah dalam hubungan keluarga.23

Penderita akne vulgaris khususnya pada remaja akan berdampak pada

penampilannya karena timbulnya bermacam-macam lesi yang dapat mengganggu

rasa percaya diri mereka. Walaupun akne tidak membahayakan, tetapi sering

menjadi masalah kosmetik pada bentuk akne vulgaris yang berat akibat skar yang

Page 29: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

16

ditimbulkan.24

Meskipun umumnya akne dapat sembuh sendiri, namun akne berdampak besar

pada kehidupan pasien. Akne dapat merugikan kualitas hidup penderitanya. Akne

seringkali mempengaruhi wajah dan sulit untuk menyembunyikannya, dimana hal

itu lazim tejadi di masa remaja, fase kehidupan yang penting dalam

pengembangan kepercayaan diri dan kemampuan sosial sehingga terdapat laporan

bahwa efek fungsional dan emosional akibat akne sebanding dengan yang

dilaporkan oleh penderita dengan penyakit lain.25

Pada penelitian Yandi dkk dengan menggunakan Cardiff Acne Disability Index

(CADI), diketahui bahwa terdapat hubungan antara gradasi akne vulgaris dengan

kualitas hidup pada pasien di RSUD Abdul Moeloek Lampung dimana dampak

pada kualitas hidup terganggu sesuai dengan tingkat keparahan akne.26

2.2.3 Pengukuran kualitas hidup pasien akne vulgaris

Pengukuran kualitas hidup untuk akne vulgaris umumnya menggunakan kuesioner

yang telah divalidasi. Instrumen spesifik untuk akne vulgaris yakni CADI. CADI

didesain untuk digunakan pada remaja dan dewasa muda yang sedang menderita

akne vulgaris selama lebih dari 1 bulan untuk mengukur kualitas hidup. CADI

mengandung 5 pertanyaan menilai respon emosional, interaksi sosial, aktivitas

sehari-hari serta pandangan subjektif pasien mengenai akne vulgaris yang diderita.

Skor jawaban setiap pertanyaan adalah 0-3 dengan nilai total sebesar 15. Semakin

tinggi skornya semakin terganggu kualitas hidupnya, demikin pula semakin

rendah skornya semakin kecil gangguan yang dialami.

Dermatology Life Quality Index (DLQI) merupakan salah satu jenis kuesioner

yang menilai kualitas hidup pada kulit. DLQI secara khusus dirancang untuk

penyakit kulit dan dapat digunakan untuk membandingkan satu penyakit kulit

dengan penyakit kulit lainnya. Kuesioner DLQI mengandung 10 pertanyaan yang

telah divalidasi dan dapat digunakan pada 40 kondisi kulit yang berbeda di lebih

dari 80 negara dan tersedia lebih dari 90 bahasa. Dari 10 pertanyaan tersebut akan

menghasilkan skor DLQI dimana arti dari skor tersebut berupa skor 0-1 tidak

terganggu sama sekali pada kehidupan pasien, 2-5 sedikit terganggu pada

kehidupan pasien, 6-10 terganggu secara sedang pada kehidupan pasien, 11-20

Page 30: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

17

banyak terganggu pada kehidupan pasien, dan skor 21-30 artinya sangat terganggu

pada kehidupan pasien. DLQI menilai kualitas hidup pasien dewasa yaitu berumur

16 tahun ke atas. DLQI dapat dianalisis dalam 6 kategori, yaitu: penilaian

terhadap gejala klinis, aktivitas sehari-hari, aktivitas sosial, pekerjaan atau

pendidikan, hubungan sesama teman dan keluarga, serta terapi.27

Page 31: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

18

2.3 Kerangka Teori

Hipertrofi

epidermis folikel Produksi sebum ↑

Kolonisasi P.

acnes Proses inflamasi

Lesi non inflamasi Lesi inflamasi

Akne vulgaris

Derajat akne

Perubahan

penampilan dan

estetika

Kualitas hidup Sosial

Fisik

Psikologis Alat ukur

CADI DLQI CDLQI

Interpretasi skor

Tidak terganggu

Sedikit terganggu

Terganggu sedang

Banyak terganggu

Sangat terganggu

Kehidupan di

lingkungan

Suasana hati,

kurang percaya

diri, depresi, dll.

GAGS

Leeds

Lehmann

Page 32: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

19

2.4 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian, kerangka konsep tentang kualitas hidup pada

pasien akne vulgaris diuraikan sebagai berikut:

Bagan 2.3 Kerangka konsep akne vulgaris dan kualitas hidup penderita akne

vulgaris

Akne vulgaris

Usia Jenis kelamin

Derajat akne menurut Lehmann

Ringan Sedang Berat

Kualitas hidup

penderita akne Kuesioner DLQI

Tidak

terganggu

Sedikit

terganggu

Terganggu

sedang

Banyak

terganggu

Sangat

terganggu

Page 33: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

20

2.5 Definisi Operasional Penelitian

No Variabel Definisi

operasional

Hasil ukur Alat ukur

Cara

pengukuran

Skala

pengukuran

1 Kualitas

hidup

Persepsi

individual dari

keberadaannya

dalam hidup,

dalam

kontekstural

dan sistem nilai

dimana dia

hidup dan

hubungannya

dengan tujuan,

harapan, standar

dan

perhatiannya.

Interpretasi

0-1= tidak

terganggu sama

sekali

2-5= sedikit

terganggu

6-10= terganggu

sedang

11-20= banyak

terganggu

21-30= sangat

terganggu

Kuesioner

Dermatolo

gy Life

Quality

Index

(DLQI)

Mengisi 10

pertanyaan

kuesioner

DLQI

Ordinal

2 Derajat

akne

vulgaris

menurut

Lehmann

Penentuan

tingkat

keparahan akne

berdasarkan

pengamatan lesi

yang dominan,

mengevaluasi

ada tidaknya

peradangan dan

memperkirakan

tingkat

keterlibatannya.

Interpretasi

Akne ringan=

komedo <20, atau

lesi inflamasi <15,

atau total lesi <30

Akne sedang=

komedo 20-100,

atau lesi inflamasi

15-50, atau total

lesi 30-125

Akne berat =

kista > 5 atau

komedo <100,

atau lesi inflamasi

>50, atau total lesi

>125

Loop (kaca

pembesar)

Pemeriksaan

fisik berupa

inspeksi pada

seluruh

daerah wajah

dan

menentukan

derajat

keparahannya

Ordinal

Page 34: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

21

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Rancangan metode penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan

pendekatan potong lintang. Pengukuran hanya dilakukan satu kali menurut

keadaan atau status pasien pada waktu observasi yang tidak disertai dengan

pengamatan lebih lanjut.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada 05 September 2016-27 September 2016.

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi Target

Yakni mahasiswa-mahasiswi yang sedang menderita akne vulgaris.

Populasi Terjangkau

Yakni Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan 2013-2015

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3.3.2 Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive sampling pada sampel

memenuhi kriteria inklusi. Perhitungan jumlah sampel dilakukan dengan

menggunakan rumus analitik kategori tidak berpasangan, sebagai berikut:

n1 = n2 (Zα√2PQ + Zβ√P1Q1 + P2Q2

P1−P2)

2

n1 = n2 (1,96√2x0,14x0,86+ 0,84√0,25x0,75+0,03x0,97

0,25−0,03)

2

n1 = n2 = 35,4 = 35

21

Page 35: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

22

Keterangan:

n = Jumlah sampel

Zα = deviat baku alfa = 5% = 1,96

Zβ = deviat baku beta = 20% = 0,84

P2 = proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya = 0,03.28

Q2 = 1 –P2 = 0,97

P1 = proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement peneliti =

0,14.28

Q1 = 1 –P1 = 0,75

P1 - P2 = selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna = 0,22

P = proporsi total = (P1+P2)/2 = 0,14

Q = 1 – P = 0,86

Dari hasil perhitungan tersebut, dibutuhkan 35 sampel pada setiap kelompok akne

derajat ringan dan derajat sedang-berat.

3.3.3 Kriteria Inklusi

Mahasiswa Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Angkatan 2013-

2015

Sedang mengalami akne vulgaris

Menyetujui untuk berpartisipasi dalam penelitian (menandatangi inform

consent)

Melengkapi kuesioner secara lengkap

3.3.4 Kriteria Eksklusi

Menderita penyakit kulit lain selain akne vulgaris di wajah

Page 36: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

23

3.4 Rancangan Penelitian

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data primer merupakan data yang berasal dari responden penelitian. Pengumpulan

data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden yang dikumpulkan

secara langsung oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan

dengan kualitas hidup, kemudian dilakukan pemeriksaan fisik (inspeksi) untuk

menilai derajat keparahan akne.

3.6 Pengolahan dan Penyajian Data

Setiap ketidaklengkapan informasi diperbaiki sebelum meninggalkan lokasi

penelitian. Kuesioner yang lengkap kemudian diberi tanda secara manual. Data

yang diperoleh dari setiap responden akan dilakukan analisa statistik deskriptif

dan Kolmogorov-smirnov untuk uji kategorik tidak berpasangan menggunakan

aplikasi SPSS 22.0.

Populasi

Memilih sampel berdasarkan

kriteria inklusi

Memberikan penjelasan dan

meminta informed consent

Meminta responden mengisi

kuesioner DLQI yang telah

disiapkan

Menentukan derajat keparahan

akne vulgaris responden

Pengumpulan data

Analisis data

Kesimpulan

Page 37: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

24

3.7 Etika Penelitian

Yang terkait dengan etika penelitian dalam penelitian ini berupa:

1. Responden yang diberi kuesioner pada penelitian ini diberi jaminan

kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak untuk menolak

menjadi responden. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahuu, responden

diberi informed consent dan menandatanganinya untuk legalitas persetujuan.

2. Surat komisi etik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (terlampir).

Page 38: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

25

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Program Studi Kedokteran dan

Profesi Dokter pada 05 September 2016 - 27 September 2016 di Jalan Kerta

Mukti No.4, Pisangan, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten.

4.1.2 Karakteristik Responden Penelitian

Responden penelitian ini meliputi mahasiswa-mahasiswi angkatan 2013-2015

Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter UIN Jakarta yang menderita akne

vulgaris. Dalam penelitian ini responden yang terpilih sebanyak 92 mahasiswa.

Dari keseluruhan responden penelitian, karakteristik responden yang diamati

meliputi: jenis kelamin, usia, derajat keparahan akne, dan kualitas hidup

menggunakan kuesioner DLQI. Secara rinci dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik responden penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, dan

derajat keparahan akne vulgaris

Karakteristik Jumlah

Frekuensi (n) %

Jenis Kelamin

Laki-laki 33 35,9

Perempuan 59 64,1

Usia

18 11 12

19 33 35,9

20 34 37

21 13 14,1

22 1 1,1

Derajat keparahan akne

Akne ringan 44 47,8

Akne sedang 46 50

Akne berat 2 2,2

Sumber: data primer

25

Page 39: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

26

Dari tabel tersebut, 92 responden menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan

lebih banyak yang menderita akne sebanyak 59 responden dibanding laki-laki 33

responden. Pada usia responden, angka kejadian akne tertinggi pada usia 20 tahun,

lalu diikuti usia 19, 21, dan 22 tahun. Pada derajat keparahan akne, akne sedang

merupakan kelompok terbanyak yaitu 46 responden dan yang paling sedikit yaitu

kelompok akne berat yaitu 2 responden.

4.1.3 Kualitas Hidup

Penelitian menggunakan kuesioner DLQI yang telah disebar kepada 92

responden. Secara rinci dapat dilihat hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi dan persentasi berdasarkan kualitas hidup

menggunakan kuesioner DLQI

Kualitas hidup Jumlah

Frekuensi (n) %

Tidak terganggu sama sekali 35 38

Sedikit terganggu 27 29,3

Terganggu secara sedang 17 18,5

Banyak terganggu 13 14,1

Sangat terganggu 0 0

Total 92 100

Sumber: data primer

Dari tabel di atas, diketahui interpretasi kualitas hidup berdasarkan kuesioner

DLQI didapatkan bahwa kualitas hidup yang paling tinggi yaitu tidak terganggu

sama sekali, diikuti sedikit, lalu terganggu secara sedang, dan yang paling sedikit

yaitu banyak terganggu.

4.1.4 Hubungan Derajat Keparahan Akne dengan Kualitas Hidup

Hasil dari interpretasi kualitas hidup dihubungkan dengan derajat keparahan akne

vulgaris pada 92 responden penelitian, sebagai berikut:

Page 40: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

27

Tabel 4.3 Hubungan derajat akne vulgaris terhadap kualitas hidup berdasarkan

kuesioner DLQI

Derajat

keparahan

akne

Interpretasi DLQI

Total

p-value

Tidak

terganggu

sama sekali

Sedikit

terganggu

Terganggu

secara

sedang

Banyak

terganggu

Kolmogor

ov

Akne

ringan 17 12 10 5 44

1,000 Akne

sedang-

berat

18 15 7 8 48

Total 35 27 17 13 92

Sumber: data primer

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa kualitas hidup yang paling banyak di akne

ringan adalah tidak terganggu sama sekali (17 responden) dan yang paling sedikit

yaitu banyak terganggu (5 responden). Pada derajat akne sedang-berat yang paling

banyak yakni tidak terganggu sama sekali (18 responden) pada kualitas hidupnya

sedangkan yang sedikit yaitu terganggu secara sedang (7 responden).

Hasil data perhitungan analisis menggunakan Kolmogorov smirnov p-value 1,000

dimana p >0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan antara derajat keparahan

akne vulgaris dan kualitas hidup.

4.2 Pembahasan

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner DLQI sebagai alat ukur

untuk menilai kualitas hidup pada responden penelitian. DLQI merupakan

kuesioner berbahasa Inggris yang telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa

salah satunya bahasa Indonesia yang telah divalidasi oleh Cardiff University

sehingga peneliti tidak memvalidasi kuesioner tersebut. Kuesioner DLQI

digunakan untuk menilai kualitas hidup pada penyakit-penyakit yang

berhubungan dengan kulit misalnya penyakit melasma, psoriasis, akne vulgaris,

dan sebagainya. DLQI juga dapat digunakan untuk membedakan penyakit-

penyakit kulit dari segi kualitas hidupnya, misalnya membedakan kualitas hidup

antara melasma dan akne vulgaris untuk mengetahui penyakit kulit manakah yang

paling mempengaruhi kualitas hidupnya.

Page 41: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

28

Pada penelitian ini diketahui perempuan lebih mendominasi dari laki-laki. Vilar

dkk, mengemukakan hal yang serupa di penelitiannya bahwa jenis kelamin

perempuan (53%) lebih didominasi dari laki-laki yang menderita akne.29 Pada

penelitian Jusuf mengatakan bahwa secara epidemiologis, perempuan lebih sering

mengalami stres dibandingkan laki-laki dimana stres merupakan salah satu faktor

timbulnya akne vulgaris.30 Sebuah studi berbasis gender yang dilakukan oleh

Samanthula, dkk. tentang dampak jerawat pada kualitas hidup menyatakan bahwa

pasien wanita memiliki kualitas hidup yang lebih rendah bila dibandingkan laki-

laki.11

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa rerata usia ±

SD yakni 19,57 ± 0,918 tahun. Pada umumnya akne vulgaris dimulai pada usia

(12-15 tahun), dengan puncak tingkat keparahan pada 17-21 tahun.10 Akne

vulgaris merupakan kondisi dermatologis yang paling umum ditemui pada remaja,

mengenai hampir 85% populasi pada umur 12-24 tahun. Hal ini biasanya

mempengaruhi remaja ketika sedang mengalami perubahan psikologis, sosial dan

tampilan fisik.27 Masa remaja adalah tahap mencari identitas diri. Ketika remaja

dan dewasa muda membutuhan penampilan yang terbaik, seringkali mereka

memiliki jerawat, yang membuat mereka merasa dan terlihat buruk.30

Dari hasil penelitian, derajat keparahan akne terbanyak yaitu akne ringan dan akne

sedang. Selaras dengan penelitian Villar dan Filho mengemukakan besar sampel

akne vulgaris yang terbanyak ialah derajat 1 (ringan) 65%, diikuti oleh derajat 2

(moderat) 31,5%, derajat 3 (moderat/parah) 2,8% dan pada derajat 4 (parah)

0,3%.25 Pada beberapa pasien yang mengalami akne ringan memiliki masalah

yang signifikan, berkurangnya kualitas hidup mereka dan dalam beberapa kasus

pada fungsi sosial mereka.31

Pada interpretasi skor kualitas hidup diketahui yang terbanyak yaitu tidak

terganggu sama sekali, sedikit terganggu, lalu terganggu secara sedang, dan

banyak terganggu. Hasil serupa juga didapatkan oleh Villar dkk, menggunakan

skor DLQI, dimana yang terbanyak yakni tidak terganggu (53,1%), sedikit

terganggu (33,3%), terganggu secara sedang (9,4%), banyak terganggu (3,1%),

dan yang paling sedikit adalah sangat terganggu (1%).29 Beda halnya dengan

Page 42: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

29

penelitian Samanthula dkk, bahwa terganggu secara sedang (35,61%) dan banyak

terganggu (28,57%) merupakan kualitas hidup terbanyak pada penelitian

tersebut.32

Berdasarkan hasil analisis uji Kolmogorov smirnov, tidak terdapat hubungan

antara derajat keparahan akne vulgaris terhadap kualitas hidup pada mahasiswa

angkatan 2013-2015 Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selaras dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Tharmini Ravi, dimana hasil penelitian yang dilakukan di salah

satu klinik dermatologi di Medan diketahui bahwa tidak ada hubungan korelasi

antara derajat dan kualitas hidup penderita akne berdasarkan kuesioner DLQI.10

Beda halnya dengan penelitian Hafez dkk, dan Ghaderi dkk, yang mengatakan

akne vulgaris memiliki efek yang signifikan terhadap kualitas hidup.8,23

Di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mahasiswa-mahasiswi melakukan kegiatan

sholat dzuhur di sela waktu istirahat untuk menunaikan ibadahnya, terkadang di

sela-sela waktu kosong di pagi hari beberapa mahasiswa melakukan sholat dhuha.

Salah satu syarat sah sholat yakni wudhu, membasuh wajah merupakan rukun-

rukun wudhu. Membasuh wajah dengan air dapat mengurangi kotoran dan minyak

yang menempel di wajah yang nantinya dapat mengurangi kolonisasi bakteri,

sehingga wudhu dapat mencegah kolonisasi berlebihan oleh bakteri yang akan

menjadi jerawat.

4.3 Keterbatasan Penelitian

1. Sampel penelitian tidak cukup banyak pada akne derajat berat

dibandingkan derajat ringan dan derajat sedang.

2. Dari 4 angkatan preklinik di Program Studi Kedokteran dan Profesi

Dokter UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, peneliti tidak mengambil data

sampel angkatan 2016 dikarenakan keterbatasan waktu sehingga

peneliti hanya mengambil data angkatan 2013-2015.

Page 43: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

30

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pada 92 responden di mahasiswa-mahasiswi yang menderita akne vulgaris

angkatan 2013-2015 Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter UIN

Jakarta, kelompok derajat keparahan akne ringan dan sedang (47,8% dan

50%) lebih umum dijumpai.

Berdasarkan hasil interpretasi skor kuesioner Dermatology Life Quality Index

(DLQI), tidak terganggu sama sekali dan sedikit terganggu (38% dan 29,3%)

lebih banyak dijumpai pada Mahasiswa-Mahasiswi angkatan 2013-2015

Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter UIN Jakarta.

Pada hasil penelitian, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara derajat

keparahan akne vulgaris dengan kualitas hidup pada Mahasiswa-Mahasiswi

angkatan 2013-2015 Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter UIN

Jakarta.

5.2 Saran

1. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan melibatkan populasi dan jumlah

sampel yang lebih banyak untuk melihat hubungan derajat keparahan akne

vulgaris dan kualitas hidup dalam lingkup luas.

2. Untuk mendapatkan proporsi derajat keparahan akne yang seimbang dapat

dilakukan penelitian di klinik-klinik dermatologi.

3. Untuk penelitian lebih lanjut, dapat memperhatikan faktor-faktor lain

(ekonomi, sosial, keluarga, dan sebagainya) yang diduga mempengaruhi

kualitas hidup penderita akne vulgaris.

30

Page 44: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

31

Daftar Pustaka

1. Adityan B, Kumari R, Thappa DM. Scoring systems in acne vulgaris.

Indian J Dermatol Venerol Leprol 2009;75:323-6.

2. Price, Sylvia A. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.

Jakarta: EGC. 2006

3. El-Akawi Z, Abdel-Latif Nemr N, Abdul-Razzak K, Al-Aboosi M. Factors

believed by Jordanian acne patients to affect their acne condition. East

Mediterr Health J 2006;12(6):840-6.

4. Movita, Theeresia. Continuing medical education: acne vulgaris. CDK-

203 2013. Diunduh pada tanggal 11/11/2015 source www.kalbemed.com.

5. Tjekyan, RM Suryadi. Kejadian Dan Faktor Risiko Akne Vulgaris. M

MedIndonesia. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

2008;43(1):38-40.

6. Ayer J, Burrows N. Acne: More Than Skin Deep. Dalam: Postgrad Med J

2006;82:500-506.

7. Chen CL, Kuppermann M, Caughey AB, Zane LT. A community-based

study of acne-related health preferences in adolescents. Arch Dermatol

2008;144(8):988-94.

8. Ghaderi R, Saadatjoo A, and Ghaderi F. Evaluating of life quality in

patients with acne vulgaris using generic and specific questionnaires.

Dermatologi research and practice 2013;1-6.

9. Zip C. The impact of acne on quality of life. Skin Therapy Lett. 2007-

2008;12 (10):7-9.

10. Ravi, T. Kualitas hidup pada pasien akne vulgaris. Medan: Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2011.

11. Johansyah, RB. Hubungan antara derajat keparahan akne vulgaris dengan

kualitas hidup mahasiswa pre-klinik program pendidikan dokter umum

fakultas kedokteran universitas hasanuddin tahun ajaran 2015/2016.

Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. 2015

12. Bernadette I, Wasiaatmaja MS. Akne vulgaris. Dalam: Menaldi, Sri

Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin edisi ke-7. Jakarta: FKUI.

2015:288-291.

Page 45: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

32

13. Cherukuri T, Murugaiyan R, Kaliaperumal K. Assessment of the quality of

life indices in adolescents with Acne vulgaris. Int J Med Sci Public Health

2016; 5(11):-

14. Tahir, Muhammad. Pathogenesis of acne vulgaris: simplified. JPAD

2010;20:93-97

15. Zaenglein AL, Graber EM, Thiboutot DM. Acne vulgaris and acneiform

eruptions. In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ,

Wolff K. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine 8th ed. New York:

McGraw-Hill; 2012: 897-905.

16. Andy. Pengetahuan dan sikap remaja sma santo thomas 1 medan terhadap

jerawat. Skripsi: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2009.

17. Ramli R, Malik AS, Hani AF, Jamil A. Acne analysis, grading and

computational assessment methods: an overview. Skin Res Technol

2012;18(1):1-14.

18. Titus S, Hodge J. Diagnosis and treatment of acne. Am Fam Physician

2012;86(8):734-40.

19. Williams HC, Dellavalle RP, Garner S. Acne vulgaris. Lancet

2012;379:361-72.

20. Division of Mental Health and Prevention of Substance Abuse. WHOQOL

Measuring Quality of Life. Geneva: World Health Organization; 1997.

21. CDC. Health-related quality of life (HRQL). 2011. Diakses melalui

http://www.cdc.gov/hrqol/concept.htm (31/Oktober/2016)

22. Juczynski, Z. Health-related quality of life: theory and measurement. Folia

Psychologica 2006;10:3‒15.

23. Hafez KA, Mahran AM, Hofny ER, et al. The impact of acne vulgaris on

the quality of life and psychologic status in patient from upper Egypt. Int J

Dermatol 2009r;48(3):280-5.

24. Fachry, MN. Kualitas hidup pasien akne vulgaris pada mahasiswi angkatan

2011 fakultas kedokteran Sumatera Utara. Medan: Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara. 2015.

25. Ismail KH, Ali KBM. Quality if life in patients with acne in Erbil city.

Health Qual Life Outcomes 2012;10:60.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

33

26. Yandi RA, Sibero HT, Fiana DN. Quality of Life of Acne Vulgaris Patient

in DR.H.Abdul Moeloek Hospital at Lampung. Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung, lampung. 2013.

27. Dermatology Quality Of Life (DLQI) – Department of Dermatology.

Cardiff University. Diakses melalui

http://www.cardiff.ac.uk/dermatology/quality-of-life/dermatology-quality-

of-life-index-dlqi/ (23/juli/2016)

28. Hazarika N, Rajaprabha RK. Assessment of life quality index among

patients with acne vulgaris in a suburban population. Indian J Dermatol

2016;61(2): 163-168.

29. Vilar GN, Filho JDS. Quality of life, self-esteem and psychosocial factors

in adolescents with acne vulgaris. An Bras Dermatol 2015; 90(5):622–629.

30. Jusuf, MI. Hubungan tingkat stres dengan keparahan akne vulgaris pada

pelajar putri madrasah aliyah negeri 1 Yogyakarta. Jurnal Pelangi Ilmu

2009 Mei;2(5)1-19.

31. Hanisah A, Omar K, and Shah S. Prevalence of acne and its impact on the

quality of life in school-aged adolescents in Malaysia. J Prim Health Care

2009;1(1):20-5.

32. Samanthula H, Kodali M. Acne and Quality of Life-A Study from a

Tertiary Care Centre in South India. JDMS 2013;6(3):59–62.

33. Noorbala M, Mozaffary B, and Noorbala M. Prevalence of acne and its

impact on the quality of life in high school-aged adolescents in Yazd, Iran.

JPAD 2013;23(2):168-172.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

34

NASKAH PENJELASAN KEPADA PESERTA PENELITIAN

Saya, Inggrid Nourmalydza, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta semester VII, melakukan penelitian

dengan judul “Hubungan Derajat Keparahan Akne Vulgaris Dengan Kualitas

Hidup”. Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi persyaratan

penyelesaian studi di Fakultas Kedokteran.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan akne vulgaris dengan

kualitas hidup pasien. Akne vulgaris, atau yang biasa disebut dengan jerawat,

merupakan penyakit kulit yang umum yang ditandai dengan bentuk yang

bervariasi. Kualitas hidup merupakan derajat kepuasan yang dialami oleh

seseorang dalam melakukan aktivitas seharian.

Data yang saya peroleh dari pemeriksaan saudara akan saya rahasiakan

dan tidak akan saya sebarkan. Penelitian ini bersifat sukarela dan tidak memaksa.

Apabila saudara bersedia menjadi peserta penelitan, dengan senang hati kami

mengharapkan untuk dapat kiranya mengisi formulir yang kami sediakan.

Atas partisipasi dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih

September, 2016

Peneliti

Inggrid Nourmalydza

Fak. Kedokteran UIN Jakarta

Lampiran 1

Page 48: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

35

Tanggal Pengambilan:

KUESIONER KUALITAS HIDUP PASIEN AKNE VULGARIS

PADA MAHASISWA MAHASISWI FKIK ANGKATAN 2015-2013

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

No Kuosioner:

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Saya telah mendapatkan penjelasan secara rinci dan mengerti mengenai Riset

Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris pada Mahasiswa/i Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter Angkatan 2013-2015 UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA oleh Inggrid Nourmalydza, Mahasiswa jurusan

pendidikan dokter angkatan 2013 FKIK UIN Syarif Hidayatullah. Saya mengerti

bahwa partisipasi saya dilakukan secara sukarela. Pernyataan bersedia

diwawancarai dan diperiksa.

Tangerang, September 2016

( _______________________ )

Page 49: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

36

IDENTITAS PASIEN

Nama :

Usia :

Jenis kelamin :

No. HP :

Program studi :

Angkatan :

I. Jawablah pertanyaan dibawah ini!

1. Pada usia berapakah saudara pertama kali menderita jerawat?

-

2. Saat itu, saudara sedang menempuh pendidikan :

a. SMP

b. SMA

c. Kuliah

3. Apakah saat ini saudara sedang menderita/memiliki jerawat?

a. Ya

b. Tidak

4. Jika “Ya”, sudah berapa lamakah saudara memiliki jerawat sampai saat

ini?

a. <1 minggu c. >1 bulan e. > 1 tahun

b. >1 minggu – 1 bulan d. >2-6 bulan f. Lain-

lain.................

5. Apakah jerawat yang saudara derita :

a. Hilang timbul (pernah sembuh lalu muncul kembali)

b. Terus menerus

Page 50: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

37

6. Apakah saudara sudah melakukan pengobatan terhadap jerawat yang

saudara miliki?

a. Ya

b. Tidak

7. Jika “Ya”, jenis pengobatan bagaimana yang saudara lakukan?

a. Pengobatan resep dokter

b. Pengobatan herbal

c. Lain-lain, sebutkan : ..........................................................

8. Apakah saat ini saudara sedang menderita penyakit kulit lain di wajah?

a. Ya

b. Tidak

9. Jika “Ya”, deskripsikan:

…………………………………….

Page 51: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

38

II. INDEKS KUALITAS HIDUP DERMATOLOGI

Tujuan dari kuesioner ini adalah untuk mengukur seberapa besar masalah kulit

anda telah mempengaruhi hidup anda SELAMA SEMINGGU TERAKHIR.

Silahkan berikan tanda centang √ pada salah satu kotak jawaban untuk setiap

pertanyaan.

1. Selama seminggu terakhir, seberapa

parah rasa gatal, perih, nyeri, atau

tersengat pada kulit anda?

Sangat besar

Besar

Kecil

Tidak sama sekali

2. Selama seminggu terakhir, seberapa

malu atau tidak nyamankah anda

karena kelainan kulit anda?

Sangat besar

Besar

Kecil

Tidak sama sekali

3. Selama seminggu terakhir, seberapa

besar kelainan kulit anda

mengganggu kegiatan berbelanja,

mengurus rumah atau pekarangan?

Sangat besar pertanyaan

tidak sesuai

untuk saya

Besar

Kecil

Tidak sama sekali

4. Selama seminggu terakhir, seberapa

besar kelainan kulit anda

mempengaruhi cara anda

berpakaian?

Sangat besar pertanyaan

tidak sesuai

untuk saya

Besar

Kecil

TIdak sama sekali

5. Selama seminggu terakhir, seberapa

besar kelainan kulit anda

mempengaruhi kegiatan sosial atau

kegiatan di waktu santai anda?

Sangat besar Pertanyaan

tidak sesuai

untuk saya

Besar

Kecil

Tidak sama sekali

6. Selama seminggu terakhir, seberapa

besar kelainan kulit anda

menyulitkan anda untuk

berolahraga?

Sangat besar pertanyaan

tidak sesuai

untuk saya

Besar

Kecil

Tidak sama sekali

7. Selama seminggu terakhir, apakah

kelainan kulit anda mengakibatkan

anda tidak dapat bekerja atau

belajar?

Jika jawabannya “Tidak”, selama

seminggu terakhir, seberapa besar

kelainan kulit anda menjadi masalah

ketika anda bekerja atau belajar?

Ya

pertanyaan

tidak sesuai

untuk saya

Tidak

Besar

Kecil

Tidak sama sekali

8. Selama seminggu terakhir, seberapa

besar kelainan kulit anda

menyebabkan masalah dengan

Sangat besar pertanyaan

tidak sesuai

untuk saya Besar

Kecil

Lampiran 2

Page 52: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

39

pasangan, teman dekat atau keluarga

anda?

Tidak sama sekali

9. Selama seminggu terakhir, seberapa

besar kelainan kulit anda

menyebabkan masalah seksual?

Sangat besar pertanyaan

tidak sesuai

untuk saya

Besar

Kecil

Tidak sama sekali

10. Selama seminggu terakhir, seberapa

mengganggukah pengobatan kulit

anda, misalnya mengotori rumah

atau menghabiskan waktu anda?

Sangat besar pertanyaan

tidak sesuai

untuk saya

Besar

Kecil

Tidak sama sekali

Harap memeriksa kembali apakah anda telah menjawab SETIAP pertanyaan.

Terima kasih.

Page 53: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

40

Lampiran 3

Page 54: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan

41

Riwayat Hidup Penulis

Nama : Inggrid Nourmalydza

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Bima, 21 November 1995

Agama : Islam

Alamat : Perumnas Poasia Permai Blok B No. 69, Kendari,

Sulawesi Tenggara

Email : [email protected]

[email protected]

No. HP : 085394269131

Pendidikan:

2000-2001 : TK Kuncup Pertiwi Kendari

2001-2007 : SD 11 Negeri Poasia

2007-2010 : SMPN 5 Kendari

2010-2013 : SMAN 2 Kendari

2013-Sekarang : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

Lampiran 4

Page 55: HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37234/2/INGGRID... · 5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan