Upload
leque
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
2
HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN AKNE
VULGARIS DENGAN KUALITAS HIDUP PADA
MAHASISWA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
DAN PROFESI DOKTER UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN 2013-2015
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
DISUSUN OLEH:
INGGRID NOURMALYDZA
1113103000003
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2016
2
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ciputat, 19 Oktober 2016
Inggrid Nourmalydza
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat rahmat serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Salawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini tepat pada
waktunya berkat adanya dukungan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak
yang terlibat dengan penulis. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Arief Sumantri, M. Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan arahan kepada penulis selama
menempuh pendidikan di Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Achmad Zaki, M. Epid, Sp.OT selaku ketua Program Studi Pendidikan
Dokter atas bimbingan dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis
selama menempuh pendidikan di Program Studi Kedokteran dan Profesi
Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. dr. Rahmatina, Sp.KK selaku Pembimbing 1 yang telah meluangkan banyak
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mendampingi dan membimbing penulis
sejak awal memulai penelitian ini hingga akhir penyusunan dan penyelesaian
laporan penelitian ini.
4. dr. Nouval Shahab, Sp.U, Ph.D FICS FACS selaku Pembimbing 2 yang telah
banyak memberikan masukan dan arahan dalam penulisan laporan penelitian
penulis serta telah membimbing penulis dalam penyusunan dan penyelesaian
laporan penelitian ini.
5. dr. Erfira, Sp.M dan Dr. dr. H. Syarief Hasan L., Sp.KFR selaku Penguji 1
dan Penguji 2 pada sidang laporan penelitian ini yang telah memberikan
kritik serta saran yang sangat membangun demi kebaikan penelitian ini.
vi
6. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggung jawab modul riset mahasiswa
Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan 2013 yang selalu
memberikan arahan, mengingatkan, serta menyemangati penulis untuk segera
menyelesaikan penelitian.
7. Kedua orang tua tercinta yang selalu dirindukan, Alm. Bapak Drs. H.
Ramlyd, M.Si dan Ibu Dra. Hj. Jumrah, M.Pd yang selalu memberikan kasih
sayangnya, doa, semangat, dan dukungan sepanjang waktu kepada penulis,
serta seluruh pengorbanan jiwa raga sehingga penulis dapat menempuh
pendidikan di Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Adik-adik penulis yang tersayang Jimly Odhelydza dan Daeratu Wunalydza,
serta seluruh keluarga besar penulis atas doa, dukungan, dan semangat yang
diberikan kepada penulis.
9. Teman-teman “Tim Riset Akne Vulgaris”, Melda Agustin, Nur Izdihar Nadi,
dan Yusuf Abdul Hadi. Terima kasih atas kerjasama, dukungan, dan semangat
dalam proses pelaksanaan penelitian ini sejak awal penelitian hingga
penyusunan dan laporan penelitian ini selesai.
10. Seluruh responden riset yang telah bersedia membantu meluangkan waktunya
untuk menjadi sampel penelitian pada penelitian ini.
11. Teman seperjuangan PSPD 2013 yang selalu membuat penulis semangat
untuk belajar dan untuk cepat menyelesaikan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang membangun untuk kesempurnaan laporan penelitian ini. Demikian laporan
penelitian ini penulis buat, semoga penulisan laporan penelitian ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Ciputat, 19 Oktober 2016
Penulis
vii
ABSTRAK
Inggrid Nourmalydza. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter.
Hubungan antara Derajat Keparahan Akne Vulgaris dengan Kualitas Hidup
pada Mahasiswa Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Angkatan
2013-2015. 2016
Latar belakang: Akne vulgaris sering dialami oleh mereka yang berusia sekitar
20-30 tahun. Akne tidak hanya berdampak pada penampilan, akne dapat
menyebabkan beban emosional dan psikologis yang mungkin lebih buruk dari
dampak fisiknya.. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara derajat keparahan akne dengan kualitas hidup pada mahasiswa Program
Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Angkatan 2013-2015. Metode: Desain
penelitian ini yakni analitik observasional dengan cross-sectional dan total sampel
sebanyak 92 responden. Responden diminta mengisi lembar informed consent dan
kuesioner Dermatology Life Quality Index, kemudian dianalisis menggunakan
Kolmogorov smirnov. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akne
sedang (50%) merupakan derajat akne terbanyak, dan tidak terganggu (38%)
merupakan kualitas hidup terbanyak pada responden. Pada hubungan derajat akne
terhadap kualitas hidup didapatkan p=1,000 (p= >0,05). Kesimpulan: Dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara derajat keparahan akne dan
kualitas hidup mahasiswa Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter
Angkatan 2013-2015.
Kata kunci: Akne vulgaris, kualitas hidup, DLQI
Inggrid Nourmalydza. Medical Education and Profession Program.
Correlation Between Degree of Acne Vulgaris Severity with the Quality of
Life in Students of Medical Education and Profession Program Class of Year
2013-2015. 2016
Background: Acne vulgaris is often experienced by those aged 20-30 years. Acne
not only affects the appearance, acne can cause emotional and psychological
burden that may be worse than the physical impacts. Objective: This study aimed
to determine the correlation between the degree of acne severity with the quality
viii
of life in students of Medical Education and Profession Program Class of Year
2013-2015. Methods: This study is an observational analytic study with cross-
sectional design and a total 92 of respondents participated in this study.
Respondents were asked to fill out an informated consent sheet and Dermatology
Life Quality Index questionnaire, then analyzed using Kolmogorov smirnov.
Results: The results showed the most acne degree among subjects were moderate
acne (50%), and most of it has no effect to their quality of life (38%) with p-value
of 1,000 (p= >0,05). Conclusions: There is no significant correlation between the
severity of acne and the quality of life in students of Medical Education and
Profession Program Class of Year 2013-2015.
Key Words: Acne vulgaris, quality of life, DLQI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL .............................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................v
ABSTRAK .........................................................................................................vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xi
DAFTAR TABEL ..............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................3
1.3 Hipotesis ...................................................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................................3
Tujuan Umum ...........................................................................................3
Tujuan Khusus ..........................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................5
2.1 Akne Vulgaris ...........................................................................................5
2.1.1 Definisi .............................................................................................5
2.1.2 Epidemiologi.....................................................................................5
2.1.3 Etiopatogenesis .................................................................................6
2.1.4 Gejala klinis ......................................................................................8
2.1.5 Gradasi ..............................................................................................10
2.1.6 Tatalaksana........................................................................................13
2.2 Kualitas Hidup ..........................................................................................14
2.2.1 Definisi .............................................................................................14
2.2.2 Dampak akne terhadap kualitas hidup ..............................................15
x
2.2.3 Pengukuran kualitas hidup pasien akne vulgaris ..............................16
2.2 Kerangka Teori .........................................................................................18
2.2 Kerangka Konsep .....................................................................................19
2.2 Definisi Operasionel .................................................................................20
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................21
3.1 Desain Penelitian ......................................................................................21
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................21
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ...............................................................21
3.3.1 Populasi target dan terjangkau ..........................................................21
3.3.2 Sampel inklusi dan eksklusi .............................................................22
3.4 Rancangan Penelitian ...............................................................................23
3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................23
3.6 Pengolahan dan Penyajian Data ...............................................................23
3.7 Etika Penelitian .........................................................................................24
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................25
4.1 Hasil Penelitian .........................................................................................25
4.1.1 Deskripsi lokasi penelitian .............................................................25
4.1.2 Karakteristik responden penelitian .................................................25
4.1.3 Kualitas hidup ................................................................................26
4.1.4 Hubungan derajat keparahan akne dengan kualitas hidup .............26
4.2 Pembahasan ..............................................................................................27
4.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................................29
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................30
5.1 Kesimpulan ...............................................................................................30
5.2 Saran .........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................31
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Patogenesis Akne Vulgaris .............................................................6
Gambar 2.2 Peradangan pada jerawat disebabkan P. acnes ...............................8
Gambar 2.3 Lesi akne vulgaris ...........................................................................9
Gambar 2.4 Keparahan berbasis pendekatan untuk pengobatan akne................14
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Detail lesi akne ....................................................................................9
Tabel 2.2 Gradasi Pillbury ...................................................................................10
Tabel 2.3 Gradasi Plewig dan Kligman ...............................................................11
Tabel 2.4 Gradasi menurut Burke, Cunliffe, dan Gibson ....................................11
Tabel 2.5 Doshi dkk, Global Acne Grading System ............................................12
Tabel 2.6 Gradasi akne vulgaris oleh Leeds direvisi oleh Cunliffe (2013) .........12
Tabel 2.7 Gradasi akne menurut Lehmann dkk (2003) .......................................12
Tabel 2.8 Algoritma tatalaksana akne .................................................................13
Tabel 4.1 Karakteristik responden penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, dan
derajat keparahan akne vulgaris ..........................................................................25
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi dan persentasi berdasarkan kualitas hidup
menggunakan kuesioner DLQI ...........................................................................26
Tabel 4.3 Hubungan derajat akne vulgaris terhadap kualitas hidup berdasarkan
kuesioner DLQI ...................................................................................................27
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Informed Consent ..............................................................34
Lampiran 2 Lembar kuesioner DLQI .................................................................38
Lampiran 3 surat permohonan etik penelitian .....................................................40
Lampiran 4 Riwayat hidup penulis .....................................................................41
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit merupakan lapisan terluar tubuh yang fungsinya tidak hanya melindungi
organ internal tetapi juga dapat menunjang penampilan seseorang, sehingga kulit
sering mendapat perhatian khusus. Salah satu penyakit kulit yang sering
mengganggu yaitu jerawat.
Akne vulgaris atau jerawat merupakan proses peradangan kronik dari kelenjar-
kelenjar sebasea dengan manifestasi klinis berupa komedo, papul, pustul, nodus
serta kista.1 Keadaan ini sering dialami oleh mereka yang berusia remaja dan
dewasa muda, dan akan menghilang dengan sendirinya pada usia sekitar 20-30
tahun. Namun, ada banyak orang setengah baya yang masih mengalami serangan
akne.2
Penyebab dari akne vulgaris sangat banyak (multifaktorial), diantaranya
peningkatan produksi sebum, diferensiasi folikel normal, infeksi bakteri
(Propionibacrerium), mediator inflamasi, faktor genetik dan hormonal. Banyak
faktor lain yang dianggap sebagai faktor yang berkontribusi terhadap prevelensi
dan keparahan akne, diantaranya faktor fisiologis seperti siklus menstruasi,
kehamilan dan stres, dan faktor eksternal seperti cuaca panas dan lembab,
kurangnya kebersihan kulit, kosmetik, diet dan merokok.3
Akne vulgaris sering menjadi tanda pertama pubertas dan dapat terjadi satu tahun
sebelum menarkhe atau haid pertama. Onset jerawat pada perempuan umumnya
lebih awal daripada laki-laki karena masa pubertas perempuan umumnya lebih
dulu daripada laki-laki. Prevalensi akne pada masa remaja cukup tinggi, yaitu
berkisar 47% sampai 90%. Perempuan ras Afrika Amerika dan Hispanik memiliki
prevelensi jerawat tinggi, yaitu 37% dan 32%, sedangkan perempuan ras Asia
30%, Kaukasia 24%, dan India 23%. Pada ras Asia, lesi inflamasi lebih sering
dibandingkan lesi komedonal, yaitu 20% lesi inflamasi dan 10% lesi komedonal.4
2
5
Berdasarkan penelitian Tjekyan yang berbentuk studi prevalensi dengan subjek
5204 responden di kota Palembang yang berusia 14-21 tahun, didapatkan angka
kejadian akne secara keseluruhan sebesar 68,2 %, pada kelompok laki-laki 37,3%,
dan kelompok wanita 30,9%, dengan posisi yang paling banyak yaitu pada daerah
wajah (85%).5
Wajah merupakan area tersering terjadi akne. Kulit pada wajah merupakan bagian
terpenting untuk menunjang penampilan, meskipun hanya penampilan,
dampaknya bisa menyebabkan beban emosional dan psikologis yang mungkin
jauh lebih buruk daripada dampak fisiknya.6 Akne vulgaris dinilai dapat
menimbulkan kecemasan, depresi, mengurangi rasa percaya diri, dan disfungsi
sosial,7 sehingga akne vulgaris dapat berdampak pada kualitas hidup penderitanya
meskipun tidak berkolerasi terhadap derajat keparahannya.
Kualitas hidup merupakan istilah umum yang mencakup perasaan sukacita dan
kepuasan terhadap kehidupan. Menurut studi yang dilakukan di Kanada, USA,
Mesir, Denmark, Iran, UK, Turki, Arab Saudi, Brazil, dan negara-negara lainnya,
penyakit kulit memiliki efek yang besar terhadap kualitas hidup pasien, salah satu
penyakitnya yaitu akne vulgaris.8
Zip mengemukakan bahwa penelitian-penelitian yang telah dilakukan gagal
menunjukkan hubungan yang kuat antara tingkat keparahan akne dan kualitas
hidup.9
Penelitian di salah satu klinik kota Medan, tidak terdapat korelasi yang signifikan
antara derajat akne vulgaris dan kualitas hidup pada pasien yang datang berobat.10
Beda halnya pada penelitian di mahasiswa kedokteran Makassar yaitu terdapat
hubungan yang bermakna antara derajat keparahan akne dengan kualitas hidup
penderita akne.11
Dikarenakan tingginya angka kejadian akne vulgaris pada remaja di masa kini dan
terdapat perbedaan pendapat antara hubungan derajat keparahan akne dengan
kualitas hidup, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang kejadian akne
vulgaris pada mahasiswa-mahasiswi Program Studi Kedokteran dan Profesi
Dokter angkatan 2013-2015 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang berdampak pada kualitas hidup.
2
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara derajat keparahan akne dengan kualitas hidup
Mahasiswa-Mahasiswi Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan
2013-2015 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta?
C. Hipotesis
Terdapat hubungan antara derajat keparahan akne dengan kualitas hidup
Mahasiswa-Mahasiswi Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan
2013-2015 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yakni
semakin berat tingkat keparahan akne vulgaris, semakin terganggu kualitas
hidupnya.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara derajat keparahan akne vulgaris dengan
kualitas hidup pada Mahasiswa-Mahasiswi Program Studi Kedokteran dan
Profesi Dokter angkatan 2013-2015 di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui derajat keparahan akne vulgaris pada Mahasiswa-Mahasiswi
Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan 2013-2015 di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengalami
akne vulgaris.
2. Untuk menentukan derajat gangguan kualitas hidup pada penderita akne
vulgaris berdasarkan skor DLQI pada Mahasiswa-Mahasiswi Program
Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan 2013-2015 di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengalami akne vulgaris.
3
2
E. Manfaat Penelitian
Sebagai bahan referensi bagi instansi atau pihak terkait lainnya dalam
melakukan penelitian pada penderita akne vulgaris dengan tingkat kualitas
hidup.
Sebagai bahan masukan dalam penatalaksanaan pada akne vulgaris dilihat
dari sudut pandang dan psikologis penderitanya dimana secara penampilan
dan estetika memberi dampak yang besar.
4
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Akne Vulgaris
2.1.1 Definisi
Akne vulgaris merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri, berupa peradangan
kronis folikel pilosebasea dengan penyebab multifaktor dan manifestasi klinis
berupa komedo, papul, pustul, nodul serta kista.12 Dalam kasus yang lebih berat,
nodul, pustul dalam, dan pseudokista diikuti oleh berbagai derajat jaringan parut
terlihat.13 Pada umumnya akne dianggap tidak berbahaya, tetapi akne dapat
menyebabkan masalah psikologis yang berat atau bekas jerawat yang dapat
bertahan selama seumur hidup.14
2.1.2 Epidemiologi
Akne vulgaris, penyakit multifaktorial, adalah salah satu kondisi dermatologis
yang paling umum yang ditemui dalam praktek klinis dan berdampak hingga 80%
remaja dan dewasa muda pada tahap tertentu.13 Pada umumnya akne vulgaris
dimulai pada usia 12 sampai 15 tahun, dengan puncak tingkat keparahan pada 17
sampai 21 tahun. Akne vulgaris adalah penyakit terbanyak remaja usia 15 sampai
18 tahun.12 Sekitar 99% kejadian akne vulgaris terjadi pada wajah, 60% pada
punggung, dan 15% terjadi di dada. Pada anak perempuan, timbulnya jerawat
dapat terjadi sebelum menarche (haid pertama) lebih dari setahun.15
Dari survei di kawasan Asia Tenggara, terdapat 40-80% kasus jerawat, sedangkan
di Indonesia catatan kelompok studi dermatologi kosmetika Indonesia
menunjukkan terdapat 60% penderita jerawat pada tahun 2006 dan 80% pada
tahun 2007. Dari tahun 2007, kebanyakan penderitanya adalah remaja dan dewasa
yang berusia antara 11-30 tahun sehingga beberapa tahun belakangan ini para ahli
dermatologi di Indonesia mempelajari patogenesis terjadinya penyakit tersebut.16
Tjekyan telah melakukan penelitian prevalensi akne vulgaris di kota Palembang
pada penduduk dengan umur 14-21 tahun. Didapatkan prevalensi umum akne
vulgaris sebesar 68,2% dan prevalensi berdasarkan kelompok jenis kelamin laki-
laki lebih tinggi dari wanita yaitu 78,89% : 58,54%, prevalensi spesifik
5
6
berdasarkan tipe akne komedonal 30,1%, papulopusttular 35,8%, nodulokistik
2,2%.5
2.1.3 Etiopatogenesis
Etiologi akne vulgaris masih belum jelas, namun terdapat empat patogenesis yang
berpengaruh terhadap timbulnya akne, yaitu hiperproliferasi epidermis folikuler,
produksi sebum yang berlebih, bakteri Propionibacterium acnes (P. acnes), dan
inflamasi.12
Gambar 2.1 Patogenesis akne vulgaris.14
1) Hiperploriferasi epidermis folikuler
Komedo pertama kali terbentuk dimulai dengan kesalahan deskuamasise
panjang folikel. Epitel tidak dilepaskan satu per satu ke dalam lumen
sebagaimana biasanya, hal ini kemungkinan disebabkan berkurangnya kadar
linoleat sebasea. Lapisan gronulosum menebal, tonofilamen dan butir-butir
keratohialin meningkat, kandungan lipid bertambah sehingga lama-kelamaan
menebal dan membentuk sumbatan pada orifisium folikel.12 Sumbatan ini
kemudian menyebabkan akumulasi keratin, sebum, dan bakteri di folikel
yang menyebabkan dilatasi pada folikel.15 Pada akhirnya secara klini terdapat
lesi non inflamasi (open/closed comedo) atau lesi inflamasi, yaitu bila p.
acnes berproliferasi dan menghasilkan mediator-mediator inflamasi.12
2) Produksi sebum yang meningkat
Penderita jerawat memproduksi lebih banyak sebum dibandingkan dengan
yang tidak memiliki jerawat, meskipun kualitas sebum antara keduanya
sama.15 Ekskresi sebum ada di bawah kontrol hormon androgen. Hormon
androgen berperan pada perubahan sel-sel sebosit. Sel-sel sebosit dan
keratinosit folikel polisebasea memiliki mekanisme selular yang digunakan
7
untuk mencerna hormon androgen, yaitu enzim-enzim 5-α-reduktase serta 3β
dan 7β hidroksisteroid dehidrogenase yang terdapat pada sel sebosit basal
yang belum terdiferensiasi. Sel-sel sebosit akan berikatan dengan reseptor
androgen, selanjutnya terjadi diferensiasi sebosit. Setelah sebosit
terdiferensiasi, terjadilah ruptur dengan melepaskan sebum ke dalam duktus
pilosebasea.12 Salah satu komponen sebum yang berperan dalam patogenesis
jerawat adalah trigliserida dan lipoperoksida. Trigliserida dipecah menjadi
asam lemak bebas oleh P. acnes (flora normal unit pilosebasea), asam lemak
bebas ini akan menyebabkan kolonisasi P. Acnes, memicu inflamasi, dan bisa
komedogenik. Pada lipoperoksida memproduksi sitokin proinflamasi yang
mengakibatkan peningkatan produksi sebum.15
3) Kolonisasi Propionibacterium acnes
P. acnes merupakan bakteri flora normal bersifat yang Gram positif dan
anaerobik yang terdapat di kelenjar sebasea.15 P. acnes dapat mencapai
permukaan kulit dengan mengikuti aliran sebum. P. acnes akan meningkat
jumlahnya seiring dengan meningkatnya jumlah trigliserida dalam sebum
yang merupakan nutrisi bagi P. acnes.12
4) Proses inflamasi
P. acnes berperan aktif dalam proses inflamasi. Dinding sel P. acnes
mengandung antigen karbohidrat yang menstimulasi perkembangan
antibodi.15 P. acnes berkontribusi dalam inflamasi melalui aktivasi berbagai
faktor kemotaktik dengan meningkatkan ruptur pada komedo. Pada penelitian
menunjukkan bahwa hasil inflamasi terjadi karena berbagai hal, berupa enzim
hidrolitik neutrofil, enzim P. acnes, sebum ataupun benda-benda asing.
Kombinasi keratin, sebum, dan mikroorganisme khususnya P. acnes akan
menyebabkan pelepasan mediator proinflamasi dan akumulasi limfosit T-
helper, neutrofil dan sel raksasa benda asing. Hal ini pada akhirnya
menyebabkan pembentukan papula inflamasi, pustul, dan lesi nodulistik.14
8
Gambar 2.2 Peradangan pada jerawat disebabkan P. acnes.14
2.1.4 Gejala Klinis
Akne vulgaris memiliki gejala klinis berupa bentuk lesi. Efloresensi akne vulgaris
berupa: 10, 12, 15
Komedo terbuka (black head)
Dijumpai lesi berwarna hitam dengan diameter 0,1-0,3 mm. Tampak sebagai
lesi datar atau sedikit menimbul.
Komedo tertutup (white head)
Komedo tertutup tampak berwarna pucat, papul kecil, dan tidak memiliki
lubang secara klinis terlihat.
Papul
Penonjolan di atas permukaan kulit, diameter < ½ cm, berisikan zat padat
Pustul
Vesikel yang berisi nanah, terbentuk dari papul atau nodul yang mengalami
peradangan.
Nodul
Masa padat sirkumskrip, diameter > 1 cm, dapat menonjol.
9
Kista
Ruangan berdinding dan berisi cairan, sel, maupun sisa sel. Kista jarang
terjadi, bila terbentuk diameternya bisa mencapai beberapa centimeter.
Gambar 2.3: komedo tertutup Gambar 2.3: komedo terbuka
Gambar 2.3: papulopustular akne Gambar 2.3: nodul akne
Sumber: Zanglein, 2012. Wolff, Klaus. et al, 2013
Tabel 2.1 Detail lesi akne.
Lesi akne Ukuran Warna Pus Efek
Komedo
terbuka Kecil Keputih-putihan Tidak ada
Tidak nyeri, non
inflamasi
Komedo
tertutup Kecil Hitam atau coklat Tidak ada
Tidak nyeri, non
inflamasi
Papul <5 mm Merah muda Tidak ada Hangat dan nyeri,
inflamasi
Pustul <5 mm
Dasar merah
dengan tengah
kekuningan atau
Ada Hangat dan nyeri,
inflamasi
10
keputihan
Nodul 5-10 mm Merah muda dan
merah Tidak ada
Hangat dan nyeri,
inflamasi
Kista > 5 mm Merah
Tidak ada tetapi
memiliki cairan
kental di dalam
Hangat dan nyeri,
inflamasi
Sumber: Ramli, Roshaslinie. et al. 2012
2.1.5 Gradasi
Gradasi merupakan metode subjektif yang meliputi penentuan tingkat keparahan
akne berdasarkan pengamatan lesi yang dominan, mengevaluasi ada tidaknya
peradangan dan memperkirakan tingkat keterlibatannya. Perhitungan lesi
mencakup pencatatan jumlah setiap lesi akne dan menentukan keparahan secara
menyeluruh.1
Pillsbury, Shelley, dan Kligman menerbitkan gradasi akne yang pertama. Gradasi
meliputi:
Tabel 2.2 Gradasi akne menurut Pillbury.
Derajat 1 Komedo dan beberapa kista kecil yang terbatas pada wajah
Derajat 2 Komedo dan beberapa pustul serta kista kecil yang terbatas
pada wajah
Derajat 3 Banyak komedo, papul kecil dan besar yang meradang dan
pustul, mengenai area yang lebih luas tetapi terbatas pada
wajah
Derajat 4 Banyak komedo, dan lesi yang dalam cenderung untuk
menyatu, mengenai wajah dan bagian depan dari badan.
Sumber: Adityan, Balaji. et al. 2009
Plewig dan Kligman dalam buku mereka memperkenalkan derajat numerik.
Mereka menghitung secara terpisah antara jerawat komedonal dan jerawat
papulopustular dan keparahan keseluruhan dinilai dengan derajat 1 sampai 4
tergantung pada jumlah lesi. Gradasi keparahan akne berdasarkan perhitungan lesi
komedonal dan papulopustular per setengah wajah 17
11
Tabel 2.3 Gradasi akne menurut Plewig dan Kligman.
Derajat Komedonal Papulopustular
1 < 10 komedo < 10 lesi inflamasi
2 Antara 10-25 komedo Antara 10-20 lesi inflamasi
3 Antara 25-50 komedo Antara 20-30 lesi inflamasi
4 > 50 komedo > 30 lesi inflamasi
Sumber: Ramli, Roshaslinie. et al. 2012
Burke, Cunliffe dan Gibso menyajikan teknik gradasi Leeds.1 Gradasi tersebut
antara lain:
Tabel 2.4 Gradasi akne menurut Burke, Cunliffe, dan Gibson.
Derajat 1 Dominasi komedo, papul dan pustul ringan (kecil dan
<10)
Derajat 2 10-40 papul dan pustul sedang (komedo)
Derajat 3 40-100 papul dan pustul, >40 sedang/komedo, ada nodul
Derajat 4 Bernodul dan akne konglobata berat, lesi yang perih,
papul, pustul, dan komedo
Sumber: Villar GN, et al. 2014
Doshi, Zaheer dan Stiller merancang sistem gradasi yaitu Global Acne Grading
System (GAGS). Sistem ini membagi wajah, dada dan punggung menjadi enam
area yaitu dahi, masing-masing pipi, hidung, dagu, dada dan punggung dengan
menetapkan faktor untuk masing-masing daerah berdasarkan ukuran (penilaian).17
Tabel 2.5 Global Acne Grading System
Lokasi Faktor (F)
X
Severity (S)
=
Skor
(F x S)
Keparahan
akne
Dahi 2 0 = kosong Ringan = 1-18
Pipi kanan 2 1 = komedo Sedang = 19-30
Pipi kiri 2 2 = papul Berat = 31-38
Hidung 1 3 = pustul Sangat berat =
>39
Dagu 1 4 = nodul
Dada dan
punggu 3
12
Total skor
Sumber: Ramli, Roshaslinie. et al. 2012
Catatan: Setiap lesi diberi nilai tergantung pada tingkat keparahan:
Tidak ada lesi = 0, komedo = 1, papul = 2, pustul = 3, nodul = 4.
Skor untuk masing-masing daerah (skor lokal) dihitung dengan rumus:
Skor lokal = faktor x tingkat keparahan (0-4).
Skor global adalah jumlah dari skor lokal, dan keparahan akne dinilai
menggunakan skor global.
Interpretasi: Skor 1-18 ringan, 19-30 sedang, 31-38 berat, dan >39
sangat parah.18
Tabel 2.6 Gradasi akne vulgaris oleh Leeds direvisi oleh Cunliffe
Derajat Lesi
I Dominan komedo, papul dan pustul (kecil
dan <10) Ringan
II 10-40 papul dan pustul (komedo) Sedang
III 40-100 papul dan pustula, >40 komedo, ada
nodul Sedang/berat
IV Nodul dan akne konglobata berat, lesi
nyeri, papul, pustul, dan komedo Berat
Sumber: Villar. 2015
Saat ini Indonesia (oleh FKUI/RSCM) menggunakan gradasi menurut Lehmann
dkk untuk menentukan derajat akne vulgaris yang ringan, sedang, dan berat.12
Tabel 2.7 Gradasi akne menurut Lehmann dkk
Derajat Lesi
Akne ringan Komedo <20, atau
Lesi inflamasi <15, atau
Total lesi <30
Akne sedang Komedo 20-100, atau
Lesi inflamasi 15-50, atau
Total lesi 30-125
Akne berat Kista > 5 atau komedo <100, atau
Lesi inflamasi >50, atau total lesi >125
Sumber: Bernadette, Irma, et al. 2015.
13
2.1.6 Tatalaksana
Tatalaksana umum
- Mencuci wajah minimal 2 kali sehari
Tidak ada bukti yang baik bahwa jerawat disebabkan atau disembuhkan
dengan mencuci. Namun, mencuci berlebihan dan menggosok dapat
menghilangkan minyak dari permukaan kulit, mengeringkan dan
menghentikan rangsangan produksi minyak berlebih.19
Tatalaksana medikamentosa
Tabel 2.8 Algoritma tatalaksana akne:
Pilihan pertama
Ringan Sedang Berat
Komedonal Papular/pustu-
lar Papular/pustular Nodular
Nodular/conglo-
bate
Retinoad
topikal
Retinoad
topikal +
Antimikroba
topikal
Antibiotik oral
+ retinoad
topikal +/- BPO
Antobiotik oral
+ retinoad
topikal +/-
BPO
Isotretinoin oral
Alternatif
Alt.retinoad
topikal atau
asam
azaleat atau
asam
salisilat
Alt. agen
antimikroba +
Alt. retinoad
topikal +/-
BPO
Alt. antibiotik
oral + Alt.
retinoad topikal
+/- BPO
Isotretinoin
oral atau Alt.
antibiotik oral
+ Alt. retinoid
topikal +/-
BPO/asam
azeleat
Antibiotik oral
dosis tinggi +
retinoid topikal +
BPO
Alternatif untuk perempuan
Lihat
pilihan
pertama
Lihat pilihan
pertama
Anti androgen
oral + retinoid
topikal/asam
azeleat topikal
+/- anti mikroba
topikal
Anti androgen
oral + retinoid
topikal +/-
antibiotik oral
+/- Alt.
antimikroba
Anti androgen
oral dosis tinggi +
retinoid topikal
+/- Alt.
antimikroba
topikal
Terapi maintenans
Retinoid topikal Retinoid topikal +/- BPO
Sumber: Bernadette, Irma, et al. 2015.
14
Derajat akne berdasarkan jenis lesi dan keparahan dapat membantu dalam
menentukan terapi terapi.
Gambar 2.4 Keparahan berbasis pendekatan untuk pengobatan akne.18
2.2 Kualitas Hidup
2.2.1 Definisi
Menurut World Health Organization (WHO), sehat didefinisikan sebagai keadaan
yang lengkap (sempurna) dari fisik, mental, dan sosial bukan hanya berdasarkan
ada tidaknya suatu penyakit.20
Kualitas hidup menurut WHO didefinisikan sebagai persepsi individual dari
keberadaannya dalam hidup, dalam kontekstural dan sistem nilai dimana dia
hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar dan perhatiannya.20
Kualitas hidup adalah konsep multidimensi yang luas yang biasanya mencakup
evaluasi subjektif dari kedua aspek positif dan negatif dari hidup. Apa yang
membuatnya menantang untuk diukur adalah, meskipun istilah "kualitas hidup"
memiliki makna bagi hampir semua orang dan setiap disiplin ilmu, individu dan
kelompok dapat mendefinisikan secara berbeda. Meskipun kesehatan merupakan
salah satu domain penting dari kualitas hidup secara keseluruhan, ada domain lain
juga-misalnya, pekerjaan, perumahan, sekolah, lingkungan.21
15
Umumnya, kualitas hidup adalah hasil dari perbedaan yang dirasakan oleh
seorang indvidu dalam enam dimensi, diantaranya:22
1. Apa yang mereka miliki saat ini dan apa yang ingin mereka miliki.
2. Apa yang mereka saat ini miliki dan apa yang harus mereka miliki dalam
situasi ideal.
3. Apa yang tersedia di lingkungan mereka untuk pencapaian tujuan dan apa
yang mereka perlukan untuk pencapaian tersebut.
4. Kualitas hidup mereka saat ini dan kualitas terbaik di masa lalu.
5. Apa yang mereka miliki dan apa yang dimiliki orang lain (terutama
mereka yang merupakan titik acuan)
6. Sejauh mana kualitas pribadi mereka sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan oleh lingkungannya.
Setiap evaluasi kualitas hidup harus mempertimbangkan tiga faktor yang saling
terkait, yakni:22
Fisik (misalnya: cacat, sakit)
Psikologis (misalnya: suasana hati, tingkat kecemasan dan depresi)
Sosial (misalnya: derajat isolasi dari lingkungan, dan kesempatan untuk
melakukan peran sosial)
2.2.2 Dampak Akne vulgaris terhadap kualitas hidup
Akne dapat memberikan dampak psikologis. Diperkirakan 30-50% remaja dengan
akne mengalami gangguan emosi karena akne. Penelitian menunjukkan bahwa
pasien dengan akne memiliki gangguan yang sama seperti gangguan sosial,
psikologis, dan emosional pada pasien asma dan epilepsi.18
Penderita akne sering menunjukkan kecemasan, depresi, dan tidak percaya diri,
dan melaporkan kualitas hidup yang buruk. Akne terkait dengan rasa percaya diri,
citra tubuh, malu/penarikan sosial, frustasi, keterbatasan dalam gaya hidup, dan
masalah dalam hubungan keluarga.23
Penderita akne vulgaris khususnya pada remaja akan berdampak pada
penampilannya karena timbulnya bermacam-macam lesi yang dapat mengganggu
rasa percaya diri mereka. Walaupun akne tidak membahayakan, tetapi sering
menjadi masalah kosmetik pada bentuk akne vulgaris yang berat akibat skar yang
16
ditimbulkan.24
Meskipun umumnya akne dapat sembuh sendiri, namun akne berdampak besar
pada kehidupan pasien. Akne dapat merugikan kualitas hidup penderitanya. Akne
seringkali mempengaruhi wajah dan sulit untuk menyembunyikannya, dimana hal
itu lazim tejadi di masa remaja, fase kehidupan yang penting dalam
pengembangan kepercayaan diri dan kemampuan sosial sehingga terdapat laporan
bahwa efek fungsional dan emosional akibat akne sebanding dengan yang
dilaporkan oleh penderita dengan penyakit lain.25
Pada penelitian Yandi dkk dengan menggunakan Cardiff Acne Disability Index
(CADI), diketahui bahwa terdapat hubungan antara gradasi akne vulgaris dengan
kualitas hidup pada pasien di RSUD Abdul Moeloek Lampung dimana dampak
pada kualitas hidup terganggu sesuai dengan tingkat keparahan akne.26
2.2.3 Pengukuran kualitas hidup pasien akne vulgaris
Pengukuran kualitas hidup untuk akne vulgaris umumnya menggunakan kuesioner
yang telah divalidasi. Instrumen spesifik untuk akne vulgaris yakni CADI. CADI
didesain untuk digunakan pada remaja dan dewasa muda yang sedang menderita
akne vulgaris selama lebih dari 1 bulan untuk mengukur kualitas hidup. CADI
mengandung 5 pertanyaan menilai respon emosional, interaksi sosial, aktivitas
sehari-hari serta pandangan subjektif pasien mengenai akne vulgaris yang diderita.
Skor jawaban setiap pertanyaan adalah 0-3 dengan nilai total sebesar 15. Semakin
tinggi skornya semakin terganggu kualitas hidupnya, demikin pula semakin
rendah skornya semakin kecil gangguan yang dialami.
Dermatology Life Quality Index (DLQI) merupakan salah satu jenis kuesioner
yang menilai kualitas hidup pada kulit. DLQI secara khusus dirancang untuk
penyakit kulit dan dapat digunakan untuk membandingkan satu penyakit kulit
dengan penyakit kulit lainnya. Kuesioner DLQI mengandung 10 pertanyaan yang
telah divalidasi dan dapat digunakan pada 40 kondisi kulit yang berbeda di lebih
dari 80 negara dan tersedia lebih dari 90 bahasa. Dari 10 pertanyaan tersebut akan
menghasilkan skor DLQI dimana arti dari skor tersebut berupa skor 0-1 tidak
terganggu sama sekali pada kehidupan pasien, 2-5 sedikit terganggu pada
kehidupan pasien, 6-10 terganggu secara sedang pada kehidupan pasien, 11-20
17
banyak terganggu pada kehidupan pasien, dan skor 21-30 artinya sangat terganggu
pada kehidupan pasien. DLQI menilai kualitas hidup pasien dewasa yaitu berumur
16 tahun ke atas. DLQI dapat dianalisis dalam 6 kategori, yaitu: penilaian
terhadap gejala klinis, aktivitas sehari-hari, aktivitas sosial, pekerjaan atau
pendidikan, hubungan sesama teman dan keluarga, serta terapi.27
18
2.3 Kerangka Teori
Hipertrofi
epidermis folikel Produksi sebum ↑
Kolonisasi P.
acnes Proses inflamasi
Lesi non inflamasi Lesi inflamasi
Akne vulgaris
Derajat akne
Perubahan
penampilan dan
estetika
Kualitas hidup Sosial
Fisik
Psikologis Alat ukur
CADI DLQI CDLQI
Interpretasi skor
Tidak terganggu
Sedikit terganggu
Terganggu sedang
Banyak terganggu
Sangat terganggu
Kehidupan di
lingkungan
Suasana hati,
kurang percaya
diri, depresi, dll.
GAGS
Leeds
Lehmann
19
2.4 Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian, kerangka konsep tentang kualitas hidup pada
pasien akne vulgaris diuraikan sebagai berikut:
Bagan 2.3 Kerangka konsep akne vulgaris dan kualitas hidup penderita akne
vulgaris
Akne vulgaris
Usia Jenis kelamin
Derajat akne menurut Lehmann
Ringan Sedang Berat
Kualitas hidup
penderita akne Kuesioner DLQI
Tidak
terganggu
Sedikit
terganggu
Terganggu
sedang
Banyak
terganggu
Sangat
terganggu
20
2.5 Definisi Operasional Penelitian
No Variabel Definisi
operasional
Hasil ukur Alat ukur
Cara
pengukuran
Skala
pengukuran
1 Kualitas
hidup
Persepsi
individual dari
keberadaannya
dalam hidup,
dalam
kontekstural
dan sistem nilai
dimana dia
hidup dan
hubungannya
dengan tujuan,
harapan, standar
dan
perhatiannya.
Interpretasi
0-1= tidak
terganggu sama
sekali
2-5= sedikit
terganggu
6-10= terganggu
sedang
11-20= banyak
terganggu
21-30= sangat
terganggu
Kuesioner
Dermatolo
gy Life
Quality
Index
(DLQI)
Mengisi 10
pertanyaan
kuesioner
DLQI
Ordinal
2 Derajat
akne
vulgaris
menurut
Lehmann
Penentuan
tingkat
keparahan akne
berdasarkan
pengamatan lesi
yang dominan,
mengevaluasi
ada tidaknya
peradangan dan
memperkirakan
tingkat
keterlibatannya.
Interpretasi
Akne ringan=
komedo <20, atau
lesi inflamasi <15,
atau total lesi <30
Akne sedang=
komedo 20-100,
atau lesi inflamasi
15-50, atau total
lesi 30-125
Akne berat =
kista > 5 atau
komedo <100,
atau lesi inflamasi
>50, atau total lesi
>125
Loop (kaca
pembesar)
Pemeriksaan
fisik berupa
inspeksi pada
seluruh
daerah wajah
dan
menentukan
derajat
keparahannya
Ordinal
21
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Rancangan metode penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan
pendekatan potong lintang. Pengukuran hanya dilakukan satu kali menurut
keadaan atau status pasien pada waktu observasi yang tidak disertai dengan
pengamatan lebih lanjut.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2.1 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada 05 September 2016-27 September 2016.
3.2.2 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi Target
Yakni mahasiswa-mahasiswi yang sedang menderita akne vulgaris.
Populasi Terjangkau
Yakni Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan 2013-2015
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3.3.2 Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive sampling pada sampel
memenuhi kriteria inklusi. Perhitungan jumlah sampel dilakukan dengan
menggunakan rumus analitik kategori tidak berpasangan, sebagai berikut:
n1 = n2 (Zα√2PQ + Zβ√P1Q1 + P2Q2
P1−P2)
2
n1 = n2 (1,96√2x0,14x0,86+ 0,84√0,25x0,75+0,03x0,97
0,25−0,03)
2
n1 = n2 = 35,4 = 35
21
22
Keterangan:
n = Jumlah sampel
Zα = deviat baku alfa = 5% = 1,96
Zβ = deviat baku beta = 20% = 0,84
P2 = proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya = 0,03.28
Q2 = 1 –P2 = 0,97
P1 = proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement peneliti =
0,14.28
Q1 = 1 –P1 = 0,75
P1 - P2 = selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna = 0,22
P = proporsi total = (P1+P2)/2 = 0,14
Q = 1 – P = 0,86
Dari hasil perhitungan tersebut, dibutuhkan 35 sampel pada setiap kelompok akne
derajat ringan dan derajat sedang-berat.
3.3.3 Kriteria Inklusi
Mahasiswa Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Angkatan 2013-
2015
Sedang mengalami akne vulgaris
Menyetujui untuk berpartisipasi dalam penelitian (menandatangi inform
consent)
Melengkapi kuesioner secara lengkap
3.3.4 Kriteria Eksklusi
Menderita penyakit kulit lain selain akne vulgaris di wajah
23
3.4 Rancangan Penelitian
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data primer merupakan data yang berasal dari responden penelitian. Pengumpulan
data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden yang dikumpulkan
secara langsung oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan
dengan kualitas hidup, kemudian dilakukan pemeriksaan fisik (inspeksi) untuk
menilai derajat keparahan akne.
3.6 Pengolahan dan Penyajian Data
Setiap ketidaklengkapan informasi diperbaiki sebelum meninggalkan lokasi
penelitian. Kuesioner yang lengkap kemudian diberi tanda secara manual. Data
yang diperoleh dari setiap responden akan dilakukan analisa statistik deskriptif
dan Kolmogorov-smirnov untuk uji kategorik tidak berpasangan menggunakan
aplikasi SPSS 22.0.
Populasi
Memilih sampel berdasarkan
kriteria inklusi
Memberikan penjelasan dan
meminta informed consent
Meminta responden mengisi
kuesioner DLQI yang telah
disiapkan
Menentukan derajat keparahan
akne vulgaris responden
Pengumpulan data
Analisis data
Kesimpulan
24
3.7 Etika Penelitian
Yang terkait dengan etika penelitian dalam penelitian ini berupa:
1. Responden yang diberi kuesioner pada penelitian ini diberi jaminan
kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak untuk menolak
menjadi responden. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahuu, responden
diberi informed consent dan menandatanganinya untuk legalitas persetujuan.
2. Surat komisi etik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (terlampir).
25
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Program Studi Kedokteran dan
Profesi Dokter pada 05 September 2016 - 27 September 2016 di Jalan Kerta
Mukti No.4, Pisangan, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten.
4.1.2 Karakteristik Responden Penelitian
Responden penelitian ini meliputi mahasiswa-mahasiswi angkatan 2013-2015
Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter UIN Jakarta yang menderita akne
vulgaris. Dalam penelitian ini responden yang terpilih sebanyak 92 mahasiswa.
Dari keseluruhan responden penelitian, karakteristik responden yang diamati
meliputi: jenis kelamin, usia, derajat keparahan akne, dan kualitas hidup
menggunakan kuesioner DLQI. Secara rinci dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.1 Karakteristik responden penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, dan
derajat keparahan akne vulgaris
Karakteristik Jumlah
Frekuensi (n) %
Jenis Kelamin
Laki-laki 33 35,9
Perempuan 59 64,1
Usia
18 11 12
19 33 35,9
20 34 37
21 13 14,1
22 1 1,1
Derajat keparahan akne
Akne ringan 44 47,8
Akne sedang 46 50
Akne berat 2 2,2
Sumber: data primer
25
26
Dari tabel tersebut, 92 responden menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan
lebih banyak yang menderita akne sebanyak 59 responden dibanding laki-laki 33
responden. Pada usia responden, angka kejadian akne tertinggi pada usia 20 tahun,
lalu diikuti usia 19, 21, dan 22 tahun. Pada derajat keparahan akne, akne sedang
merupakan kelompok terbanyak yaitu 46 responden dan yang paling sedikit yaitu
kelompok akne berat yaitu 2 responden.
4.1.3 Kualitas Hidup
Penelitian menggunakan kuesioner DLQI yang telah disebar kepada 92
responden. Secara rinci dapat dilihat hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi dan persentasi berdasarkan kualitas hidup
menggunakan kuesioner DLQI
Kualitas hidup Jumlah
Frekuensi (n) %
Tidak terganggu sama sekali 35 38
Sedikit terganggu 27 29,3
Terganggu secara sedang 17 18,5
Banyak terganggu 13 14,1
Sangat terganggu 0 0
Total 92 100
Sumber: data primer
Dari tabel di atas, diketahui interpretasi kualitas hidup berdasarkan kuesioner
DLQI didapatkan bahwa kualitas hidup yang paling tinggi yaitu tidak terganggu
sama sekali, diikuti sedikit, lalu terganggu secara sedang, dan yang paling sedikit
yaitu banyak terganggu.
4.1.4 Hubungan Derajat Keparahan Akne dengan Kualitas Hidup
Hasil dari interpretasi kualitas hidup dihubungkan dengan derajat keparahan akne
vulgaris pada 92 responden penelitian, sebagai berikut:
27
Tabel 4.3 Hubungan derajat akne vulgaris terhadap kualitas hidup berdasarkan
kuesioner DLQI
Derajat
keparahan
akne
Interpretasi DLQI
Total
p-value
Tidak
terganggu
sama sekali
Sedikit
terganggu
Terganggu
secara
sedang
Banyak
terganggu
Kolmogor
ov
Akne
ringan 17 12 10 5 44
1,000 Akne
sedang-
berat
18 15 7 8 48
Total 35 27 17 13 92
Sumber: data primer
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa kualitas hidup yang paling banyak di akne
ringan adalah tidak terganggu sama sekali (17 responden) dan yang paling sedikit
yaitu banyak terganggu (5 responden). Pada derajat akne sedang-berat yang paling
banyak yakni tidak terganggu sama sekali (18 responden) pada kualitas hidupnya
sedangkan yang sedikit yaitu terganggu secara sedang (7 responden).
Hasil data perhitungan analisis menggunakan Kolmogorov smirnov p-value 1,000
dimana p >0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan antara derajat keparahan
akne vulgaris dan kualitas hidup.
4.2 Pembahasan
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner DLQI sebagai alat ukur
untuk menilai kualitas hidup pada responden penelitian. DLQI merupakan
kuesioner berbahasa Inggris yang telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa
salah satunya bahasa Indonesia yang telah divalidasi oleh Cardiff University
sehingga peneliti tidak memvalidasi kuesioner tersebut. Kuesioner DLQI
digunakan untuk menilai kualitas hidup pada penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan kulit misalnya penyakit melasma, psoriasis, akne vulgaris,
dan sebagainya. DLQI juga dapat digunakan untuk membedakan penyakit-
penyakit kulit dari segi kualitas hidupnya, misalnya membedakan kualitas hidup
antara melasma dan akne vulgaris untuk mengetahui penyakit kulit manakah yang
paling mempengaruhi kualitas hidupnya.
28
Pada penelitian ini diketahui perempuan lebih mendominasi dari laki-laki. Vilar
dkk, mengemukakan hal yang serupa di penelitiannya bahwa jenis kelamin
perempuan (53%) lebih didominasi dari laki-laki yang menderita akne.29 Pada
penelitian Jusuf mengatakan bahwa secara epidemiologis, perempuan lebih sering
mengalami stres dibandingkan laki-laki dimana stres merupakan salah satu faktor
timbulnya akne vulgaris.30 Sebuah studi berbasis gender yang dilakukan oleh
Samanthula, dkk. tentang dampak jerawat pada kualitas hidup menyatakan bahwa
pasien wanita memiliki kualitas hidup yang lebih rendah bila dibandingkan laki-
laki.11
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa rerata usia ±
SD yakni 19,57 ± 0,918 tahun. Pada umumnya akne vulgaris dimulai pada usia
(12-15 tahun), dengan puncak tingkat keparahan pada 17-21 tahun.10 Akne
vulgaris merupakan kondisi dermatologis yang paling umum ditemui pada remaja,
mengenai hampir 85% populasi pada umur 12-24 tahun. Hal ini biasanya
mempengaruhi remaja ketika sedang mengalami perubahan psikologis, sosial dan
tampilan fisik.27 Masa remaja adalah tahap mencari identitas diri. Ketika remaja
dan dewasa muda membutuhan penampilan yang terbaik, seringkali mereka
memiliki jerawat, yang membuat mereka merasa dan terlihat buruk.30
Dari hasil penelitian, derajat keparahan akne terbanyak yaitu akne ringan dan akne
sedang. Selaras dengan penelitian Villar dan Filho mengemukakan besar sampel
akne vulgaris yang terbanyak ialah derajat 1 (ringan) 65%, diikuti oleh derajat 2
(moderat) 31,5%, derajat 3 (moderat/parah) 2,8% dan pada derajat 4 (parah)
0,3%.25 Pada beberapa pasien yang mengalami akne ringan memiliki masalah
yang signifikan, berkurangnya kualitas hidup mereka dan dalam beberapa kasus
pada fungsi sosial mereka.31
Pada interpretasi skor kualitas hidup diketahui yang terbanyak yaitu tidak
terganggu sama sekali, sedikit terganggu, lalu terganggu secara sedang, dan
banyak terganggu. Hasil serupa juga didapatkan oleh Villar dkk, menggunakan
skor DLQI, dimana yang terbanyak yakni tidak terganggu (53,1%), sedikit
terganggu (33,3%), terganggu secara sedang (9,4%), banyak terganggu (3,1%),
dan yang paling sedikit adalah sangat terganggu (1%).29 Beda halnya dengan
29
penelitian Samanthula dkk, bahwa terganggu secara sedang (35,61%) dan banyak
terganggu (28,57%) merupakan kualitas hidup terbanyak pada penelitian
tersebut.32
Berdasarkan hasil analisis uji Kolmogorov smirnov, tidak terdapat hubungan
antara derajat keparahan akne vulgaris terhadap kualitas hidup pada mahasiswa
angkatan 2013-2015 Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selaras dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Tharmini Ravi, dimana hasil penelitian yang dilakukan di salah
satu klinik dermatologi di Medan diketahui bahwa tidak ada hubungan korelasi
antara derajat dan kualitas hidup penderita akne berdasarkan kuesioner DLQI.10
Beda halnya dengan penelitian Hafez dkk, dan Ghaderi dkk, yang mengatakan
akne vulgaris memiliki efek yang signifikan terhadap kualitas hidup.8,23
Di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mahasiswa-mahasiswi melakukan kegiatan
sholat dzuhur di sela waktu istirahat untuk menunaikan ibadahnya, terkadang di
sela-sela waktu kosong di pagi hari beberapa mahasiswa melakukan sholat dhuha.
Salah satu syarat sah sholat yakni wudhu, membasuh wajah merupakan rukun-
rukun wudhu. Membasuh wajah dengan air dapat mengurangi kotoran dan minyak
yang menempel di wajah yang nantinya dapat mengurangi kolonisasi bakteri,
sehingga wudhu dapat mencegah kolonisasi berlebihan oleh bakteri yang akan
menjadi jerawat.
4.3 Keterbatasan Penelitian
1. Sampel penelitian tidak cukup banyak pada akne derajat berat
dibandingkan derajat ringan dan derajat sedang.
2. Dari 4 angkatan preklinik di Program Studi Kedokteran dan Profesi
Dokter UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, peneliti tidak mengambil data
sampel angkatan 2016 dikarenakan keterbatasan waktu sehingga
peneliti hanya mengambil data angkatan 2013-2015.
30
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Pada 92 responden di mahasiswa-mahasiswi yang menderita akne vulgaris
angkatan 2013-2015 Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter UIN
Jakarta, kelompok derajat keparahan akne ringan dan sedang (47,8% dan
50%) lebih umum dijumpai.
Berdasarkan hasil interpretasi skor kuesioner Dermatology Life Quality Index
(DLQI), tidak terganggu sama sekali dan sedikit terganggu (38% dan 29,3%)
lebih banyak dijumpai pada Mahasiswa-Mahasiswi angkatan 2013-2015
Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter UIN Jakarta.
Pada hasil penelitian, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara derajat
keparahan akne vulgaris dengan kualitas hidup pada Mahasiswa-Mahasiswi
angkatan 2013-2015 Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter UIN
Jakarta.
5.2 Saran
1. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan melibatkan populasi dan jumlah
sampel yang lebih banyak untuk melihat hubungan derajat keparahan akne
vulgaris dan kualitas hidup dalam lingkup luas.
2. Untuk mendapatkan proporsi derajat keparahan akne yang seimbang dapat
dilakukan penelitian di klinik-klinik dermatologi.
3. Untuk penelitian lebih lanjut, dapat memperhatikan faktor-faktor lain
(ekonomi, sosial, keluarga, dan sebagainya) yang diduga mempengaruhi
kualitas hidup penderita akne vulgaris.
30
31
Daftar Pustaka
1. Adityan B, Kumari R, Thappa DM. Scoring systems in acne vulgaris.
Indian J Dermatol Venerol Leprol 2009;75:323-6.
2. Price, Sylvia A. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta: EGC. 2006
3. El-Akawi Z, Abdel-Latif Nemr N, Abdul-Razzak K, Al-Aboosi M. Factors
believed by Jordanian acne patients to affect their acne condition. East
Mediterr Health J 2006;12(6):840-6.
4. Movita, Theeresia. Continuing medical education: acne vulgaris. CDK-
203 2013. Diunduh pada tanggal 11/11/2015 source www.kalbemed.com.
5. Tjekyan, RM Suryadi. Kejadian Dan Faktor Risiko Akne Vulgaris. M
MedIndonesia. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
2008;43(1):38-40.
6. Ayer J, Burrows N. Acne: More Than Skin Deep. Dalam: Postgrad Med J
2006;82:500-506.
7. Chen CL, Kuppermann M, Caughey AB, Zane LT. A community-based
study of acne-related health preferences in adolescents. Arch Dermatol
2008;144(8):988-94.
8. Ghaderi R, Saadatjoo A, and Ghaderi F. Evaluating of life quality in
patients with acne vulgaris using generic and specific questionnaires.
Dermatologi research and practice 2013;1-6.
9. Zip C. The impact of acne on quality of life. Skin Therapy Lett. 2007-
2008;12 (10):7-9.
10. Ravi, T. Kualitas hidup pada pasien akne vulgaris. Medan: Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2011.
11. Johansyah, RB. Hubungan antara derajat keparahan akne vulgaris dengan
kualitas hidup mahasiswa pre-klinik program pendidikan dokter umum
fakultas kedokteran universitas hasanuddin tahun ajaran 2015/2016.
Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. 2015
12. Bernadette I, Wasiaatmaja MS. Akne vulgaris. Dalam: Menaldi, Sri
Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin edisi ke-7. Jakarta: FKUI.
2015:288-291.
32
13. Cherukuri T, Murugaiyan R, Kaliaperumal K. Assessment of the quality of
life indices in adolescents with Acne vulgaris. Int J Med Sci Public Health
2016; 5(11):-
14. Tahir, Muhammad. Pathogenesis of acne vulgaris: simplified. JPAD
2010;20:93-97
15. Zaenglein AL, Graber EM, Thiboutot DM. Acne vulgaris and acneiform
eruptions. In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ,
Wolff K. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine 8th ed. New York:
McGraw-Hill; 2012: 897-905.
16. Andy. Pengetahuan dan sikap remaja sma santo thomas 1 medan terhadap
jerawat. Skripsi: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2009.
17. Ramli R, Malik AS, Hani AF, Jamil A. Acne analysis, grading and
computational assessment methods: an overview. Skin Res Technol
2012;18(1):1-14.
18. Titus S, Hodge J. Diagnosis and treatment of acne. Am Fam Physician
2012;86(8):734-40.
19. Williams HC, Dellavalle RP, Garner S. Acne vulgaris. Lancet
2012;379:361-72.
20. Division of Mental Health and Prevention of Substance Abuse. WHOQOL
Measuring Quality of Life. Geneva: World Health Organization; 1997.
21. CDC. Health-related quality of life (HRQL). 2011. Diakses melalui
http://www.cdc.gov/hrqol/concept.htm (31/Oktober/2016)
22. Juczynski, Z. Health-related quality of life: theory and measurement. Folia
Psychologica 2006;10:3‒15.
23. Hafez KA, Mahran AM, Hofny ER, et al. The impact of acne vulgaris on
the quality of life and psychologic status in patient from upper Egypt. Int J
Dermatol 2009r;48(3):280-5.
24. Fachry, MN. Kualitas hidup pasien akne vulgaris pada mahasiswi angkatan
2011 fakultas kedokteran Sumatera Utara. Medan: Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. 2015.
25. Ismail KH, Ali KBM. Quality if life in patients with acne in Erbil city.
Health Qual Life Outcomes 2012;10:60.
33
26. Yandi RA, Sibero HT, Fiana DN. Quality of Life of Acne Vulgaris Patient
in DR.H.Abdul Moeloek Hospital at Lampung. Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung, lampung. 2013.
27. Dermatology Quality Of Life (DLQI) – Department of Dermatology.
Cardiff University. Diakses melalui
http://www.cardiff.ac.uk/dermatology/quality-of-life/dermatology-quality-
of-life-index-dlqi/ (23/juli/2016)
28. Hazarika N, Rajaprabha RK. Assessment of life quality index among
patients with acne vulgaris in a suburban population. Indian J Dermatol
2016;61(2): 163-168.
29. Vilar GN, Filho JDS. Quality of life, self-esteem and psychosocial factors
in adolescents with acne vulgaris. An Bras Dermatol 2015; 90(5):622–629.
30. Jusuf, MI. Hubungan tingkat stres dengan keparahan akne vulgaris pada
pelajar putri madrasah aliyah negeri 1 Yogyakarta. Jurnal Pelangi Ilmu
2009 Mei;2(5)1-19.
31. Hanisah A, Omar K, and Shah S. Prevalence of acne and its impact on the
quality of life in school-aged adolescents in Malaysia. J Prim Health Care
2009;1(1):20-5.
32. Samanthula H, Kodali M. Acne and Quality of Life-A Study from a
Tertiary Care Centre in South India. JDMS 2013;6(3):59–62.
33. Noorbala M, Mozaffary B, and Noorbala M. Prevalence of acne and its
impact on the quality of life in high school-aged adolescents in Yazd, Iran.
JPAD 2013;23(2):168-172.
34
NASKAH PENJELASAN KEPADA PESERTA PENELITIAN
Saya, Inggrid Nourmalydza, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta semester VII, melakukan penelitian
dengan judul “Hubungan Derajat Keparahan Akne Vulgaris Dengan Kualitas
Hidup”. Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi persyaratan
penyelesaian studi di Fakultas Kedokteran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan akne vulgaris dengan
kualitas hidup pasien. Akne vulgaris, atau yang biasa disebut dengan jerawat,
merupakan penyakit kulit yang umum yang ditandai dengan bentuk yang
bervariasi. Kualitas hidup merupakan derajat kepuasan yang dialami oleh
seseorang dalam melakukan aktivitas seharian.
Data yang saya peroleh dari pemeriksaan saudara akan saya rahasiakan
dan tidak akan saya sebarkan. Penelitian ini bersifat sukarela dan tidak memaksa.
Apabila saudara bersedia menjadi peserta penelitan, dengan senang hati kami
mengharapkan untuk dapat kiranya mengisi formulir yang kami sediakan.
Atas partisipasi dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih
September, 2016
Peneliti
Inggrid Nourmalydza
Fak. Kedokteran UIN Jakarta
Lampiran 1
35
Tanggal Pengambilan:
KUESIONER KUALITAS HIDUP PASIEN AKNE VULGARIS
PADA MAHASISWA MAHASISWI FKIK ANGKATAN 2015-2013
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
No Kuosioner:
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
Saya telah mendapatkan penjelasan secara rinci dan mengerti mengenai Riset
Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris pada Mahasiswa/i Program Studi
Kedokteran dan Profesi Dokter Angkatan 2013-2015 UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA oleh Inggrid Nourmalydza, Mahasiswa jurusan
pendidikan dokter angkatan 2013 FKIK UIN Syarif Hidayatullah. Saya mengerti
bahwa partisipasi saya dilakukan secara sukarela. Pernyataan bersedia
diwawancarai dan diperiksa.
Tangerang, September 2016
( _______________________ )
36
IDENTITAS PASIEN
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
No. HP :
Program studi :
Angkatan :
I. Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. Pada usia berapakah saudara pertama kali menderita jerawat?
-
2. Saat itu, saudara sedang menempuh pendidikan :
a. SMP
b. SMA
c. Kuliah
3. Apakah saat ini saudara sedang menderita/memiliki jerawat?
a. Ya
b. Tidak
4. Jika “Ya”, sudah berapa lamakah saudara memiliki jerawat sampai saat
ini?
a. <1 minggu c. >1 bulan e. > 1 tahun
b. >1 minggu – 1 bulan d. >2-6 bulan f. Lain-
lain.................
5. Apakah jerawat yang saudara derita :
a. Hilang timbul (pernah sembuh lalu muncul kembali)
b. Terus menerus
37
6. Apakah saudara sudah melakukan pengobatan terhadap jerawat yang
saudara miliki?
a. Ya
b. Tidak
7. Jika “Ya”, jenis pengobatan bagaimana yang saudara lakukan?
a. Pengobatan resep dokter
b. Pengobatan herbal
c. Lain-lain, sebutkan : ..........................................................
8. Apakah saat ini saudara sedang menderita penyakit kulit lain di wajah?
a. Ya
b. Tidak
9. Jika “Ya”, deskripsikan:
…………………………………….
38
II. INDEKS KUALITAS HIDUP DERMATOLOGI
Tujuan dari kuesioner ini adalah untuk mengukur seberapa besar masalah kulit
anda telah mempengaruhi hidup anda SELAMA SEMINGGU TERAKHIR.
Silahkan berikan tanda centang √ pada salah satu kotak jawaban untuk setiap
pertanyaan.
1. Selama seminggu terakhir, seberapa
parah rasa gatal, perih, nyeri, atau
tersengat pada kulit anda?
Sangat besar
Besar
Kecil
Tidak sama sekali
2. Selama seminggu terakhir, seberapa
malu atau tidak nyamankah anda
karena kelainan kulit anda?
Sangat besar
Besar
Kecil
Tidak sama sekali
3. Selama seminggu terakhir, seberapa
besar kelainan kulit anda
mengganggu kegiatan berbelanja,
mengurus rumah atau pekarangan?
Sangat besar pertanyaan
tidak sesuai
untuk saya
Besar
Kecil
Tidak sama sekali
4. Selama seminggu terakhir, seberapa
besar kelainan kulit anda
mempengaruhi cara anda
berpakaian?
Sangat besar pertanyaan
tidak sesuai
untuk saya
Besar
Kecil
TIdak sama sekali
5. Selama seminggu terakhir, seberapa
besar kelainan kulit anda
mempengaruhi kegiatan sosial atau
kegiatan di waktu santai anda?
Sangat besar Pertanyaan
tidak sesuai
untuk saya
Besar
Kecil
Tidak sama sekali
6. Selama seminggu terakhir, seberapa
besar kelainan kulit anda
menyulitkan anda untuk
berolahraga?
Sangat besar pertanyaan
tidak sesuai
untuk saya
Besar
Kecil
Tidak sama sekali
7. Selama seminggu terakhir, apakah
kelainan kulit anda mengakibatkan
anda tidak dapat bekerja atau
belajar?
Jika jawabannya “Tidak”, selama
seminggu terakhir, seberapa besar
kelainan kulit anda menjadi masalah
ketika anda bekerja atau belajar?
Ya
pertanyaan
tidak sesuai
untuk saya
Tidak
Besar
Kecil
Tidak sama sekali
8. Selama seminggu terakhir, seberapa
besar kelainan kulit anda
menyebabkan masalah dengan
Sangat besar pertanyaan
tidak sesuai
untuk saya Besar
Kecil
Lampiran 2
39
pasangan, teman dekat atau keluarga
anda?
Tidak sama sekali
9. Selama seminggu terakhir, seberapa
besar kelainan kulit anda
menyebabkan masalah seksual?
Sangat besar pertanyaan
tidak sesuai
untuk saya
Besar
Kecil
Tidak sama sekali
10. Selama seminggu terakhir, seberapa
mengganggukah pengobatan kulit
anda, misalnya mengotori rumah
atau menghabiskan waktu anda?
Sangat besar pertanyaan
tidak sesuai
untuk saya
Besar
Kecil
Tidak sama sekali
Harap memeriksa kembali apakah anda telah menjawab SETIAP pertanyaan.
Terima kasih.
40
Lampiran 3
41
Riwayat Hidup Penulis
Nama : Inggrid Nourmalydza
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Bima, 21 November 1995
Agama : Islam
Alamat : Perumnas Poasia Permai Blok B No. 69, Kendari,
Sulawesi Tenggara
Email : [email protected]
No. HP : 085394269131
Pendidikan:
2000-2001 : TK Kuncup Pertiwi Kendari
2001-2007 : SD 11 Negeri Poasia
2007-2010 : SMPN 5 Kendari
2010-2013 : SMAN 2 Kendari
2013-Sekarang : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
Lampiran 4