2
Urutan hipotesis terjadinya nefopati diabetik : 1. Akibat diabetes, diperberat dengan adaanya hipertensi, maka pada ginjal timbul gangguan hemodinamik (Abnormal Renal Hemodynamics). Dari keadaan tersebut, timbullah 2 efek yang merugikan, yaitu : Auto regulasi ginjal hilang (loss of renal autoregulation). Akibatnya, arteriol aferen mengalami dilatasi bersamaan dengan konstriksi pada arteriol eferen, dan menyebabkan intraglomerulus meningkat (increased intraglomerular pressure) Peningkatan kepekaan dari arteri eferen terhadap angiotensin-II, norepineprin, dan vasopressine, sehingga timbullah vasokonstriksi pada arteriol eferen (efferent arteriolar constriction). Seperti disebutkan pada butir a, bersamaan dengan afferent arteriolar dilation terjadilah increased intraglomerular pressure (IIP) 2. Increased Intraglomerular pressure mempunyai 2 efek negatif, yaitu: Merangsang sintesis radikal bebas (RB) Merangsang pelepasan sitokin (increased cytokines released = ICR) seperti : ET1, VPF1, A-II, TGF-ß, dan PDGF. RB, hiperglikemia, dan AGE juga merangsang terjadinya ICR. 3. Selain itu, hiperglikemia merangsang terbentuknya AGE, Glycated albumin. Glycated albumin ini akan merangsang terjadinya ekspansi matriks mesangium. Terakhir, Fisher et al., (1996) menyatakan bahwa hipergklikemia dapat mendesak atau mengganti matriks plasminogen. Pendesakan/penggantian

Hipotesis untuk Nefropati Diabetik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Modul Ginjal 2015

Citation preview

Urutan hipotesis terjadinya nefopati diabetik :1. Akibat diabetes, diperberat dengan adaanya hipertensi, maka pada ginjal timbul gangguan hemodinamik (Abnormal Renal Hemodynamics). Dari keadaan tersebut, timbullah 2 efek yang merugikan, yaitu : Auto regulasi ginjal hilang (loss of renal autoregulation).Akibatnya, arteriol aferen mengalami dilatasi bersamaan dengan konstriksi pada arteriol eferen, dan menyebabkan intraglomerulus meningkat (increased intraglomerular pressure) Peningkatan kepekaan dari arteri eferen terhadap angiotensin-II, norepineprin, dan vasopressine, sehingga timbullah vasokonstriksi pada arteriol eferen (efferent arteriolar constriction). Seperti disebutkan pada butir a, bersamaan denganafferent arteriolar dilationterjadilahincreased intraglomerular pressure(IIP)2. Increased Intraglomerular pressuremempunyai 2 efek negatif, yaitu: Merangsang sintesis radikal bebas (RB) Merangsang pelepasan sitokin (increased cytokines released= ICR) seperti : ET1, VPF1, A-II, TGF-, dan PDGF. RB, hiperglikemia, dan AGE juga merangsang terjadinya ICR.3. Selain itu, hiperglikemia merangsang terbentuknya AGE,Glycated albumin.Glycated albuminini akan merangsang terjadinya ekspansi matriks mesangium. Terakhir, Fisher et al., (1996) menyatakan bahwa hipergklikemia dapat mendesak atau mengganti matriks plasminogen. Pendesakan/penggantian plasminogen oleh glukosa ini menyebabkan degradasi mesangium berkurang dan terjadilah ekspansi mesangium yang khas untuk ND.4. Fase akhir dari patogenesis ND adalah terjadinya mesangial matrix expansion yang dipacu oleh sitokin,glycated albumin(lihat butir 3), hiperglikemia (melaluidisplacement matrix plasminogenoleh glukosa), dan TXB2.5. Dengan adanyamesangial matrix expansionpada DM disertai albuminuria persisten, maka diagnosis nefropati diabetik klinik dapat ditegakkan.6. Cilostazol (CS) dan albuminuria :Dalam glomeruli terdapat kelainan mnetabolisme prostaglandin. Pada DM produksi TXB2 (metabolit TXA2) di glomerulirenalis diduga meningkat, ekskresi TXB2 melalui urin juga meningkat dan mempunyai peran penting pada patogenesis terjadinya befropatik diabetik.