Upload
ratri-ardiani
View
51
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Lengkuas
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi dan Ciri-Ciri Tumbuhan
1. Klasifikasi Tumbuhan
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu/ monokotil)
Sub kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus : Alpinia
Spesies : Alpinia galanga (Linn.)
2. Ciri-Ciri
Lengkuas sering dipakai oleh kaum wanita sebagai penyedap
makanan. Perawaan terna menahun berbatang semu, tumbuh tegak, tinggi
mulai dari 1 m sampai 3 m, batang mudah tumbuh dari tunas diantara ruas
rimpang yang sudah tua, rimpang berserat kuat, jika diiris berwarna putih
kemerahan. Daun tunggal, letak daun berseling, pelepah daun berkumpul
membentuk batang semu, ujung pelepah daun berbulu halus, panjang
tangkai daun 1-1,5 cm. Helaian daun berbentuk lonjong sampai lanset,
panjang 25-47 cm dan lebar 3,5-11,5 cm, ujung runcing tidak simetris
sampai meruncing pendek, berbulu halus atau tidak berbulu, tepi helaian
rata berwarna putih transparan, permukaan atas hijau tua (buram), bagian
permukaan bawah hijau muda, pertulangan daun menyirip. Perbungaan
berupa bunga majemuk berbentuk piramida memanjang, ibu tangkai bunga
panjang dan ramping, jumlah bunga setiap cabang bawah 3-6 bunga,
cabang atas 1-2 bunga. Kelopak bunga berbentuk lonceng atau corong,
agak lebar, panjang sampai 12 mm, terdapat daun pelindung tambahan,
1
2
berbentuk lanset, tajam, tipis hampir tidak berbulu, daun pelindung
semakin keatas semakin sempit. Mahkota bunga yang masih kuncup
bagian ujungnya berwarna putih, panjang sampai 2 cm. Benang sari
berjumlah 6 buah, 5 benang sari berubah menjadi lembaran yang berwarna
dan menarik, berbentuk jorong, panjang 2,5 cm bergerigi tidak beraturan
sepanjang pinggiran, tidak berambut, di bagian bawah berwarna hijau dan
di bagian atas putih bergaris merah, 1 benang sari bersifat fertil,
membesar, kepala putik berbentuk piramida terbalik, bakal buah lonjong,
berambut halus, panjang 2-3 mm. Buah berbentuk elips ditutupi oleh
kelopak yang tidak gugur, berwarna merah anggur, berisi 4-5 biji, pipih,
panjang 5-6 mm. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga
mempunyai aroma yang khas (Anonim, 2010).
Ada 2 jenis tumbuhan lengkuas yang dikenal yaitu varitas dengan
rimpang umbi (akar) berwarna putih dan varitas berimpang umbi merah
lengkuas berimpang umbi putih inilah yang dipakai sebagai penyedap
masakan, sedangkan lengkuas berimpang umbi merah digunakan sebagai
obat (Rukmini dan Dina E, 2011).
B. Nama Latin
1. Nama Latin
Alpinia galanga (Linn.)
2. Sinonim
Alpinia pyramidata Bl., Alpinia galanga (L.) Swartz., Alpinia galanga (L.)
Willd., Alpinia officinarum Hance, Languas galanga (L.) Merr., Languas
galanga (L.) Stunz., Languas vulgare Koenig, Maranta galanga L.,
Amomum galanga (L.) Lour, dan Amomum medium Lour.
3. Nama Asing
Chewing john (Amerika), Java galangal (Inggris), Grote galanga
(Belanda), Galanga de inde (Perancis), Puar (Malaysia), Palia (Filipina),
Padagoji (Burma), Kom deng/ Pras (Kamboja), Kha (Laos, Thailand),
Hong dou ku (Cina), Grosser galgant (Jerman) (Anonim, 2010).
3
C. Nama Daerah
Lengkueueh (Aceh), Lengkueus (Gayo), Kelawas/halawas (Batak), Lakuwe
(Nias), Lengkuas (Melayu), Lengkuweh (Minang), Lawas (Lampung), Laos
(Madura), Langkuas (Banjar), Kalawasan/ Laja/ Lahwas/ Isem (Bali),
Langkuwas (Roti), Laja/ Langkuwasa (Makasar), Aliku (Bugis), Lingkuwas
(Manado), Lingkui (Gorontalo), Lawase (Seram), Kourola (Amahai), Laawasi/
Lawasi (Alfuru), Galiasa (Halmahera), Lauwasel (Saparua), Galiasa (Ternate),
Logoase (Buru) (Anonim, 2010).
D.Lokasi dan Musim Tumbuh
Tumbuhan lengkuas berasal dari Asia tropika. Tapi sekarang tumbuhan
lengkuas tersebar luas di berbagai daerah di Asia tropis, antara lain Indonesia,
Malaysia, Filipina, Cina bagian selatan, Hongkong, India, Bangladesh, dan
Suriname. Lengkuas dapat hidup di daerah dataran rendah sampai datran tinggi,
lebih kurang 1200 meter diatas permukaan laut, curah hujan 2500-4000 mm/
tahun, suhu udara 25-29o C, kelembaban sedang, dan penyinaran tinggi. Jenis
tanah yang cocok dengan tanaman ini adalah tanah dengan tekstur lempung
berliat, lempung berpasir, lempung merah. Lengkuas tumbuh di seluruh
Indonesia, Asia Tenggara, dibawah kaki pegunungan Himalaya sebelah Timur
hingga laut Cina dan India barat daya diantara Chats dan Lautan Indonesia. Di
Jawa, lengkuas tubuh liar di hutan, semak belukar, umumnya ditanam di tempat
yang terbuka sampai tempat yang agak terlindung (Anonim, 2010).
Tanaman lengkuas biasanya hidup dengan baik pada awal musim hujan sekitar
bulan September dan Oktober. Tanaman adas umumnya tidak tahan terhadap
keadaan tanah yang banyak mengandung air atau tergenang.
E. Manfaat
1. Minyak esensial dari rimpang segar dan kering lengkuas memiliki efek
dalam kegiatan antimikroba terhadap bakteri, jamur, ragi dan parasit. telah
dilaporkan thatterpinen-4-ol, salah satu monoterpen dalam minyak atsiri
rimpang lengkuas segar, mengandung aktivitas antimikroba terhadap
Trichophyton mentagrophytes (Chandur, et al., 2010).
4
2. Hasil uji antirematik menunjukkan bahwa petroleum eter, kloroform dan
ekstrak aplikasi alkohol cukup berpengaruh pada antirematik yang
signifikan dengan menghambat pembentukan edema Pengaruh lengkuas
pada tikus yang terinduksi arthritis menunjukkan bahwa secara efektif
menghambat fase polyarthritis yang diukur dengan pembengkakan pada
tungkai kaki (Chandur, et al., 2010).
3. Lengkuas menunjukkan efek antiinflamasi, antialergi, aktivitas
antimikroba dan antikanker (Chandur, et al., 2010).
4. Sediaan topikal yang mengandung ekstrak metanol dari rimpang lengkuas
telah menunjukkan efek analgesik yang signifikan dalam test formalin dan
bermanfaat secara signifikan dalam mengurangi gejala OA (osteoarthritis)
(Chudiwal, et al., 2010).
5. Kandungan asetat acetoxychavicol (ACA) pada lengkuas bertindak untuk
mengobati gangguan imun dan inflamasi akibat gangguan yang disebabkan
oleh aktivitas berlebihan (Chudiwal, et al., 2010).
6. Pemberian bubuk rimpang pada kelinci normal, dengan dosis 4/kg
menghasilkan penurunan kadar glukosa darah yang signifikan. Namun,
bubuk rimpang tidak bisa menghasilkan efek hipoglikemik pada kelinci
yang diinduksi diabetes (Chudiwal, et al., 2010).
7. lengkuas ditemukan efektif dalam pengobatan alergi (Chudiwal, et al.,
2010).
8. Ekstrak metanol lengkuas menunjukkan aktivitas penghambatan yang
ampuh melawan virus human immunodeficiency tipe-1(HIV-1) dan
cytomegalovirus manusia (HCMV) (Chudiwal, et al., 2010).
9. Minyak esensial dari rimpang lengkuas berperan penting pada aktivitas
antibakteri. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
metode dilusi, ekstrak etanol lengkuas menunjukkan efek penghambatan
kuat terhadap Staphylococcus aureus. Minyak atsiri pada lengkuas telah
menunjukkan aktivitas yang signifikan terhadap S. aureus, Streptococcus
suis, Erysipelothrix rhusiopathiac, P. aeruginosa, Escherichiacolicoli,
Pasteurellamultocida dan Arcanobacterium pyogenes (Chudiwal, et al.,
2010).
5
10. Lengkuas telah menunjukkan reaksi penghambatan terhadap berbagai
patogen jamur pada manusia dan menunjukkan konsentrasi penghambatan
pertumbuhan dermatofit zoonosis dan ragi seperti (Chudiwal, et al., 2010).
11. Bermanfaat sebagai antiamoeba. Ekstrak Kloroform lengkuas pada
konsentrasi 1000μg/ml telah menunjukkan inhibisi yang baik terhadap
Entamoeba histolytica (Chudiwal, et al., 2010).
12. Acetoxychavicol asetat dan acetoxyeugenol asetat, yang diisolasi dari biji
telah terbukti dapat menghambat lesi mukosa pada induksi etanol lambung
pada tikus, dan telah menunjukkan aktivitas antiulcer/ antiluka pada tikus
(Chudiwal, et al., 2010).
13. Lengkuas bertindak sebagai sumber potensial platelet-activating factor
(PAF) antagonis. Dalam trombosit kelinci, ekstrak metanol menunjukkan
efek penghambatan yang signifikan pada PAF dengan IC50 5,5 μg/ml
(Chudiwal, et al., 2010).
14. Minyak atsiri dari lengkuas memiliki efek signifikan terhadap aktivitas
antioksidan yang kuat (Chudiwal, et al., 2010).
15. Lengkuas menunjukkan efek pada aktivitas sitotoksik. Acetoxychavicol
asetat pada lengkuas telah dilaporkan sebagai antiulcer dan agen antitumor
serta inhibitor kimia yang diinduksi kanker (Chudiwal, et al., 2010).
16. Ekstrak polisakarida pada rimpang Lengkuas memiliki efek merangsang
sistem retikulo-endotel (RES) dan meningkatkan jumlah sel eksudat
peritoneal dan sel-sel limpa mencit (Chudiwal, et al., 2010).
17. Ekstrak etanol dari Lengkuas diteliti memiliki aktivitas hipolipidemik pada
tikus dengan konsentrasi ekstrak 20mg/hari untuk periode 4 minggu.
Penurunan ini disebabkan tingkat serum dan jaringan total kolesterol,
trigliserida, dan fosfolipid secara signifikan meningkatkan kadar serum
HDL pada tikus (Chudiwal, et al., 2010).
F. Kandungan Kimia
Minyak atsiri lebih kurang 1%, metil-sinamat 48%, sineol 20%-30%,
eugenol, kamfer 1%, seskuiterpen, α-pinen, galangin, resin, kaemferida,
heksabidrokadalen hidrat, kuersetin, amilum, trans-p-kumari diasetat,
6
transkoniferil diasetat, asetoksi chavikol asetat, asetoksi eugenol setat, 4-
hidroksi benzaldehida, diarilheptanoid, kariofilen oksida, kario-filenol dan 7-
hidroksi-3,5-dimetoksiflavon. Rimpang lengkuas mengandung krbohidrat,
lemak, sedikit protein, mineral, dan komponen minyak atsiri. Lengkuas juga
mengandung oleoresin yang terdiri dari komponen damar dn minyak atsiri.
Oleh karena itu, lengkuas termasuk dalam tanaman penghasil minyak atsiri
(Rukmini dan Dina E, 2011).
G. Gambar Tanaman
Skema Lengkuas Pohon Lengkuas Bunga lengkuas
Rimpang lengkuas putih Rimpang lengkuas merah