37
asuhan keperawatan Hemoroid BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hemoroid atau wasir/ambeien merupakan penyakit daerah anus (ujung bawah saluran buang air besar) yang sering terjadi, baik pada pria maupun wanita. Wasir atau dalam istilah medisnya disebut hemoroid merupakan kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih pembuluh balik di daerah dubur (anorektal). Meskipun kadang tidak disertai pendarahan, namun keluhan utama penyakit ini adalah perdarahan. Umumnya perdarahan terjadi waktu buang air besar atau sesudahnya. Darah yang keluar biasanya merah muda segar dan bisa hanya menetes saja tetapi kadang juga sampai menyemprot. Hemoroid (wasir) hampir sama bentuknya dengan varises penyakit yang biasanya terdapat daerah kaki dikarenakan terlalu lama berdiri. Bedanya, hemoroid terdapat pada anus. Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di daerah anorektal. Tapi itu definisi yang sudah lama alias usang! Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena hemoroidalis, kata dr Toar JM Lalisang SpB-KBD dalamKursus Penyegar dan Penambah Ilmu Kedokteran (KPPIK) 2005, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsur berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal (kanalis anus). Gejala radang dapat terjadi dengan ditandai adanya rasa nyeri yang terus menerus. Seringkali juga ditandai dengan adanye keluhan perasaan ingin buang air besar yang palsu.Atau seolah buang air besar tetapi tidak tuntas. Gejala lainnya yang muncul adalah keluarnya benjolan dari anus (prolaps). Mulanya prolaps terjadi waktu buang air besar dan kembali sendiri setelah selesai buang air besar. Lambat laun prolaps ini tidak dapat kembali

hemoroid

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kmb

Citation preview

Page 1: hemoroid

asuhan keperawatan Hemoroid

BAB IPENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Hemoroid atau wasir/ambeien merupakan penyakit daerah anus (ujung bawah saluran

buang air besar) yang sering terjadi, baik pada pria maupun wanita.  Wasir atau dalam istilah

medisnya disebut hemoroid merupakan kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih

pembuluh balik di daerah dubur (anorektal). Meskipun kadang tidak disertai pendarahan, namun

keluhan utama penyakit ini adalah perdarahan.

Umumnya perdarahan terjadi waktu buang air besar atau sesudahnya. Darah yang keluar

biasanya merah muda segar dan bisa hanya menetes saja tetapi kadang juga sampai menyemprot.

Hemoroid (wasir) hampir sama bentuknya dengan varises penyakit yang biasanya terdapat

daerah kaki dikarenakan terlalu lama berdiri. Bedanya, hemoroid terdapat pada anus. Hemoroid

adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di daerah anorektal.

Tapi itu definisi yang sudah lama alias usang! Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena

hemoroidalis, kata dr Toar JM Lalisang SpB-KBD dalamKursus Penyegar dan Penambah Ilmu

Kedokteran (KPPIK) 2005, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsur

berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal (kanalis anus).

Gejala radang dapat terjadi dengan ditandai adanya rasa nyeri yang terus menerus.

Seringkali juga ditandai dengan adanye keluhan perasaan ingin buang air besar yang palsu.Atau

seolah buang air besar tetapi tidak tuntas. Gejala lainnya yang muncul adalah keluarnya benjolan

dari anus (prolaps). Mulanya prolaps terjadi waktu buang air besar dan kembali sendiri setelah

selesai buang air besar. Lambat laun prolaps ini tidak dapat kembali sendiri dan harus ditekan

dengan jari. Jika dibiarkan akhirnya benjolan ini akan terus menerus keluar dari anus.

Secara keseluruhan berdasarkan statistik, jumlah tindakan hemoroidektomi menurun.

Puncaknya terjadi tahun 1974 dimana hemoroidektomi dilakukan sebanyak 117 per 100.000

orang. Angka itu menurun 13 tahun kemudian (1987) menjadi 37 per 100.000 orang.

Hemoroid tidak pandang bulu. Baik laki-laki maupun perempuan punya risiko yang

sama. Di sisi lain, risiko hemoroid justru meningkat seiring bertambahnya usia. Usia puncak

adalah 45-65 tahun. Pada orang dewasa hemoroid dapat ditemukan pada 80 % pasien, tapi pada

umumnya tanpa gejala. Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi (peradangan) pembuluh vena

(pembuluh darah balik) di daerah anus. Bila pelebaran venanya di bawah kulit (subkutan) disebut

hemoroid eksterna dan bila di bawah mukosa (selaput lendir) disebut hemoroid interna. Keluhan

Page 2: hemoroid

yang sering muncul, antara lain: buang air besar sakit dan sulit, adanya benjolan di dubur, buang

air besar berdarah segar dan menetes. Selain perdarahannya sendiri, ada kekhawatiran tentang

penyakit yang lebih serius seperti kanker kolo-rektal (kanker usus besar). Namun penyakit

hemoroid dapat diobati dengan obat-obatan dan secara bedah yang tergantung derajat

penyakitnya.

B.       Tujuan

1.      Mengetahui definisi Hemoroid

2.      Mengetahui etiologi/penyebab penyakit Hemoroid

3.      Mengetahui patofisiologi penyakit Hemoroid

4.      Mengetahui manifestasi klinis penyakit Hemoroid

5.      Mengetahui pemeriksaan fisik penyakit Hemoroid

6.      Mengetahui pemeriksaan penunjang/diagnostik penyakit Hemoroid

7.      Mengetahui komplikasi penyakit Hemoroid

8.      Mampu membuat asuhan keperawatan penyakit Hemoroid

C.      Metode penulisan

Metode penulisan yang digunakan yaitu studi pustaka yang mengambil beberapa referensi

buku yang berkaitan dengan makalah ini. Serta tim penulis memperoleh data dari internet.

BAB IIPEMBAHASAN

A.      Pengertian Hemoroid

Secara sederhana, kita bisa menganggap hemoroid sebagai pelebaran pembuluh darah,

walaupun sebenarnya juga melibatkan jaringan lunak di sana. Hemoroid hampir mirip dengan

varises. Hanya saja, pada varises pembuluh darah yang melebar adalah pembuluh darah kaki,

sedangkan pada hemoroid pembuluh darah yang bermasalah adalah vena hemoroidalis di daerah

anorektal. (Keperawatan delken kuswanto. 1999)

Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum

terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya

vena yang terkena. Kehamilan diketahui mengawali atau memperberat adanya hemoroid.

(Brunner & Suddarth, 2002)

Page 3: hemoroid

Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid internal yaitu

hemoroid yang terjadi diatas spingter anal sedangkan yang muncul di spingter anal disebut

hemoroid eksternal. ( Suzanne C. Smeltzer, 2006 )

Hemoroid bisa mengalami peradangan, menyebabkan terbentuknya bekuan darah

(trombus), perdarahan atau akan membesar dan menonjol keluar.  Wasir yang tetap berada di

anus disebut hemoroid interna (wasir dalam) dan wasir yang keluar dari anus disebut hemoroid

eksterna (wasir luar). (http://www.medicastore.com)

B.       Etiologi/Penyebab

Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :

1) Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organic kelainan organik yang menyebabkan

gangguan adalah :

a. Hepar sirosis hepatis

    Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran vena ke hepar sehingga      

    terjadi hipertensi portal. Maka akan terbentuk kolateral antara lain ke esopagus dan

    pleksus hemoroidalis.

b. Bendungan vena porta, misalnya karena thrombosis.

c. Tumor intra abdomen, terutama didaerah pelvis, yang menekan vena sehingga

    aliranya terganggu. Misalnya uterus grapida , uterus tomur ovarium, tumor rektal

    dan lain lain.

2) Idiopatik, tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor penyebab timbulnya

hemoroid

Faktor faktor yang mungkin berperan :

a. Keturunan atau heriditer

    Dalam hal ini yang menurun dalah kelemahan dinding pembuluh darah, dan bukan

    hemoroidnya.

b. Anatomi

    Vena di daerah masentrorium tidak mempunyai katup. Sehingga darah mudah

    kembali menyebabkan bertambahnya tekanan di pleksus hemoroidalis.

c. Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat antara lain :

    * Orang yang pekerjaannya banyak berdiri atau duduk dimana gaya gravitasi akan

       mempengaruhi timbulnya hemoroid.

    * Gangguan defekasi dan miksi.

Page 4: hemoroid

    * Pekerjaan yang mengangkat benda - benda berat.

    * Tonus spingter ani yang kaku atau lemah.

3) Faktor predisposisi yaitu : Herediter, Anatomi, Makanan, Pekerjaan, Psikis dan Senilis,

konstipasi dan kehamilan.

4) Faktor presipitasi adalah faktor mekanisme (kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan

tekanan intraabdominal), fisiologis dan radang.

Umumnya faktor etiologi tersebut tidak berdiri sendiri tetapi salling berkaitan.

C.  Patofisiologi

ada permulaan terjadi varises hemoroidalis, belum timbul keluhan keluhan. Akan timbul

bila ada penyulit seperti perdarahan , trombus dan infeksi

Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena

hemoroidalis. Kantung-kantung vena yang melebar menonjol ke dalam saluran anus dan rektum

terjadi trombosis, ulserasi, perdarahan dan nyeri. Perdarahan umumnya terjadi akibat trauma oleh

feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar meskipun berasal dari vena karena

kaya akan asam. Nyeri yang timbul akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.

Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Trombosis ini akan mengakibatkan iskemi

pada daerah tersebut dan nekrosis.

Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :

1.      Hemoroid interna, merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media.

2.  Hemoroid eksterna,merupakan varises vena hemoroidalis inferior.

     1. HEMOROID INTERNA

Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak adanya

serabut serabut rasa sakit di daerah ini.

Hemoriud interna terbagi menjadi 4 derajat :

- Derajat I

Timbul pendarahan varises, prolapsi atau tonjolan mokosa tidak melalui anus dan hanya dapat di

temukan dengan proktoskopi.

- Derajat II

Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat depikasi, tapi setelah

defekasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.

Page 5: hemoroid

- Derajat III

Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi harus di

dorong.

- Derajat IV

Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defekasi tidak dapat di

masukan lagi. Biasanya pada derajat ini timbul thrombus yang di ikuti infeksi dan kadang

kadang timbul perlingkaran anus, sering di sebut dengan Hemoral Inkaresata karena seakan -

akan ada yang menyempit hemoriod yang keluar itu, pada hal pendapat ini salah karena

muskulus spingter ani eksternus mempunyai tonus yang tidak berbeda banyak pada saat

membuka dan menutup. Tapi bila benar terjadi, inkaserata maka setelah beberapa saat akan

timbul nekrosis tapi tidak demikiaan halnya. Lebih tepat bila di sebut dengan perolaps hemoroid.

2. HEMOROID EKSTERNA.

Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid interna. Tapi

hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu :

a. Akut

Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya adalah

hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.

Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:

- Sering rasa sakit dan nyeri

- Rasa gatal pada daerah hemorid

Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung - ujung saraf pada kulit merupakan

reseptor rasa sakit.

b. Kronik

Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih dari kulit anus yang

berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.

   PATWAYS

Page 6: hemoroid

  

Page 7: hemoroid

    D.    Manifestasi Klinik

Gejala utama berupa :

  Perdarahan melalui anus yanng berupa darah segar tanpa rasa nyeri.

  Prolaps yang berasal dari tonjolan hemoroid sesuai gradasinya.

Gejala lain yang mengikuti :

  Nyeri sebagai akibat adanya infeksi sekunder atau trombus.

  Iritasi kronis sekitar anus oleh karena anus selalu basah.

  Anemia yang menyertai perdarahan kronis yang terjadi.

E.       Pemeriksaan Fisik

Pasien di baringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan menempel

pada tempat tidur.

1. Insfeksi

o Pada insfeksi lihat apakah ada benjolan sekitar anus

o Apakah ada benjolan tersebut terlihat pada saat prolapsi.

o Bagaiman warnaya , apakah kebiruaan, kemerahan, kehitaman.

o Apakah benjolan tersebut terletak di luar ( Internal / Eksternal ).

Page 8: hemoroid

2. Palapasi

Dapat dilakuakan dengan menggunakan sarung tangan + vaselin dengan melakuakn rektal

tucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus. Apakah ada benjolan tersebut lembek, lihat

apakah ada perdarahan.

F.       Pemeriksaan Diagnostik

a.    Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur)

            Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab

tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba

apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis

dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini

untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.

b.     Anoskopy

            Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop

dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan

penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita

disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke

dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan

membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya,

letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus

diperhatikan.

c.    Pemeriksaan Proktosigmoidoskopy

            Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh

proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan

fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya darah samar.

d.   Rontgen (colon inloop) atau Kolonoskopy

          e. Laboratorium : - Eritrosit                                                                        

-     Leukosit

-     Hb

G. Komplikasi

1.      terjadinya perdarahan

Page 9: hemoroid

Pada derajat satu darah kelur menetes dan memancar. Perdarahan akut pada umumnya

jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar. Hemoroid dapat

membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi portal, dan apabila hemoroid semacam ini

mengalami perdarahan maka darah dapat sangat banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu

perdarahan kronis dan apabila berulang dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang

diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga

sering tidak menimbulkan keluhan pada penderita walaupun Hb sangat rendah karena adanya

mekanisme adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk lagi (inkarserata / terjepit)

akan mudah terjadi infeksi yang dapat menyebabkan sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.

2.      Terjadi trombosis

Karena hemoroid keluar sehingga lama - lama darah akan membeku dan terjadi

trombosis.

3.       Peradangan

Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan meradang

karena disana banyak kotoran yang ada kuman – kumannya.

H.   Asuhan Keperawatan

1.      Pengkajian

Nama Perawat             :

Tanggal Pengkajian     :

Ruang Perawatan        :

Jam Pengkajian  `        :

Tanggal Masuk            :

a.         Biodata

1)    Klien

Nama                    :

Agama                  :

Pendidikan           :

Pekerjaan              :

Status Pernikahan            :

Alamat                 : 

Diagnosa  Medis  :

Page 10: hemoroid

2)    Penanggung Jawab

Nama                    :

Agama                  :

Pendidikan           :

Pekerjaan              :

Status Pernikahan            :

Alamat                 :

Hubungan dengan klien   :

b.        Keluhan Utama   : Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada

benjolan pada anus atau nyeri pada saat defikasi.

c.         Riwayat Kesehatan

a.    Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mulai keluar benjolan di anusnya beberapa minggu hanya

ada benjolan yang keluar dan beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.

b.    Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh

atau terulang kembali. Dan pada pasien waktu pengobatan terdahulu tidak dilakukan

pembedahan sehingga akan kembali RPD.

d.       Pola kebiasaan dan pemeliharaan kesehatan.

a.       Pola Nutrisi

      Dalam pengkajian pola nutrisi dan metabolisme, kita perlu melakukan pengukuran tinggi

badan dan berat badan untuk mengetahui status nutrisi pasien, selain juga perlu ditanyakan

kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama MRS.

b.      Pola Istirahat dan Tidur

      Adanya nyeri otot dan dan peningkatan suhu tubuh akan berpengaruh terhadap pemenuhan

kebutuhan tidur dan istitahat, selain itu akibat perubahan kondisi lingkungan dari lingkungan

rumah yang tenang ke lingkungan rumah sakityang banyak orang mondar-mandir.

                   c.       Pola Aktivitas

Akibat nyeri otot pasien akan cepat mengalami kelelahan pada aktivitas minimal. Disamping

itu pasien juga akan mengurangi aktivitasnya. Dan untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya

sebagian kebutuhan pasien dibantu oleh perawat dan keluarganya.

d.      Pola Eleminasi

          Dalam pengkajian pola eliminasi perlu ditanyakan mengenai kebiasaan ilusi dan defekasi

sebelum dan sesudah MRS. Karena keadaan umum pasien yang lemah, pasien akan lebih banyak

Page 11: hemoroid

bed rest sehingga akan menimbulkan konstipasi, selain akibat pencernaan pada struktur abdomen

menyebabkan penurunan peristaltik otot-otot tractus degestivus.

e.        Pemeriksaan fisik.

Pasien di baringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan

menempel pada tempat tidur.

1. Inspeksi

-          Pada insfeksi lihat ada benjolan sekitar anus.

-          Benjolan tersebut terlihat pada saat prolapsi.

-          Warna benjolan terlihat kemerahan.

-          Benjolan terletak di dalam ( internal ).

2. Palpasi

Dilakuakan dengan menggunakan sarung tangan ditambah vaselin dengan melakuakan

rektal tucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus. Dan ditemukan benjolan tersebut

dengan konsistensi keras, dan juga ada perdarahan.

  Informasi penunjang.

  Pemeriksaan laboratorium

                       - Hb          14,3             N        :             14-18 mg/dl

                       -Lekosit    12-700         N :  4000 – 11.000

                       -Elektrolit :

                       1.      K        2,8               N         : 3,6 – 5,5 mmol/L

                       2.      Na       137,6           N          : 135 – 155 mmol/L

                       3.      Cl        107              N         : 70 – 108 mmol/L      

  Diagnostik

-          Kolonoscopy

-          Anoskopy

Page 12: hemoroid

  Analisa Data

No Data Penunjang Etiologi Masalah

1 DS:

1. Klien mengeluh BAB seminggu yang lalu terasa sangat nyeri dan keluar darah segar bersama dengan feses,bahkan darah menetes saat BAB.

2. Klien mengeluh BAB terakhir saat keras,sehingga harus mengedan karena hemoroid klien kambuh lagi.

3. Klien mengeluh pola BAB memang tidak normal dari dulu,klien BAB 1-2 kali /minggu, walupun sering makan sayur dan buah-buahan.

4. Klien mengatakan saat ini hampir seminggu belum BAB karena takut meresakan nyeri dan perdarahan seperti sebelumnya.

DO:

1. Distensi abdomen (+)

2. Teraba massa pada regio bawah abdomen.

3. Pemeriksaan anus adanya benjolan dibawah kulit kanalis analis yang nyeri, tegang, berwarna kebiru–biruan, berukuran 1 cm, benjolan harus didorong dengan tangan agar masuk kedalam anus.

Data tambahan :

1. Pola BAB tidak teratur.

2. Karakteristik feses (warna: kuning kecoklatan, konsistensi: lembek berampas)

Pembesaran Vena

Hemoroidalis

Konstipasi

2 DS:

1. Klien mengeluh nyeri dan panas pada daerah anus.

2. Klien mengeluh nyeri pada saat duduk dan berbaring terutama saat tidur malam

Adanya hemoroid

pada daerah anal

Nyeri

Page 13: hemoroid

hari.

3. Klien mengeluh BAB seminggu yang lalu terasa sangat nyeri dan keluar darah srgar bersama dengan feses,bahkan darah menetes saat BAB.

DO:

1.TTV :

TD = 120/80 mmHg

2. Distensi abdomen (+)

3. Pemeriksaan anus adanya benjolan dibawah kulit kanalis analis yang nyeri, tegang, berwarna kebiru–biruan, berukuran 1 cm, benjolan harus didorong dengan tangan agar masuk kedalam anus.

Data tambahan :1. skala nyeri 62. klien tampak meringis3. klien tampak memegangi daerah nyeri.4. klien tidak dapat tidur.

3 DS : klien mengeluh BAB seminggu yang lalu karena keluar darah segar bersama feses bahkan darah menetes saat BABDO :1. TTV : TD = 120/80 mmHg2. Klien tampak lemah3. Konjungtiva pucat4. hasil lab :Hb= 8,9 gr/dlData Tambahan :1. Pasien tidak dapat melakukan aktivitas mandiri.2. Klien cepat lelah setelah beraktivitas.3. Banyaknya aktifitas klien yang dibantu oleh orang lain

Pecahnya Vena

Hemoroidalis

Perdarahan

V.Hemoroidali

Page 14: hemoroid

 Diagnosa Keperawatan

PRE OPERATIF

1.      Konstipasi berhubungan dengan pembesaran vena hemoroidalis.

2.      Nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid pada daerah anus.

3.     Perdarahan berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis yang ditandai dengan

perdarahan waktu BAB

  Rencana Tindakan Keperawatan

No.Dx

KeperawatanTujuan Intervensi Rasional

1. Konstipasi

berhubungan

dengan

pembesaran

vena

hemoroidalis.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkankonstipasi teratasi.KH:

a.Pola BAB normal (1-2x/minggu).

b.Konsistensi feses lunak.

c.Warna feses kuning.

d.Klien tidak takut untuk BAB.

e.Tidak ada nyeri pada saat BAB.

1.Berikan dan anjurkan minum kurang lebih 2 liter/hari.2.Berikan posisi semi fowler pada tempat tidur.3.Anjurkan mengkonsumsi makana tinggi serat.

4.Auskultasi bunyi usus.

5.Hindari makanan yang membentuk gas.

1.Mencegah dehidrasi secara oral.

2.Meningkatkan usaha evakuasi feses.

3.Makanan tinggi serat dapar melancarkan proses defekasi.

4.Bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi.5.Menurnnkan distres gastrik dan distensi abdomen.

6.Makanan ini

Page 15: hemoroid

6.Kurangi / batasi makana seperti produk susu.7.Berikan laktasif sesuai program dokter.

diketahui sebagai penyebab konstipasi.7.Membantu melancarkan proses defekasi.

2. Nyeri

berhubungan

dengan adanya

hemoroid pada

daerah anal.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkannyeri teratasi.KH:a.Wajah pasien tampak meringis.b.Skala nyeri berkurang 0-3 atau hilang.c.Klien dapat istirahat tidur.d.TTV NormalTD: 100/80 mmHg

1.Berikan Posisi yang nyaman.

2.Berikan bantalan dibawah bokong saat duduk.

3.Observasi tanda-tanda vital.

4.Ajarkan teknik untuk menguranyi rasa nyeri seperti membaca, menarik nafas panjang, menonton TV, dll.

5.Berikan kompres dingin pada daerah anus 3-4 jam dilanjutkan dengan redam duduk hangat 3-4 x/hari.

6.Berikan lingkungan yang tenang.

7.Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik, pelunak feses dan dilakukan hemoroidectomi.

1.Minimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi.

2.Meminimalkan tekanan di bawah bokong/meningkatkan relaksasi.

3.Untuk menentukan intervensi selanjutnya.

4.Pengalihan perhatian melalui kegiatan-kegiatan.

5.Meningkatkan relaksasi.

6.Menurunkan ketidaknyamanan fisik.

7.Mengurangi nyeri dan menurunkan rangsang saraf simpatis dan untuk mengangkat hemoroid.

3. Perdarahan

berhubungan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

1.Observasi TTV.

2.Monitor

1.Untuk menentukan tindakan selanjutnya.

Page 16: hemoroid

dengan

pecahnya vena

hemoroidalis

yang ditandai

dengan

perdarahan

waktu BAB.

diharapkankekurangan nutrisi terpenuhi.KH:a.Konjungtiva klien merah muda.

b.Hb Normal (12-14 g/dl).

c.Tidak ada perdarahan v.hemoroid.

d.Dapat melakukan aktivitas mandiri.

e.Klien tidak cepat lelah setelah beraktivitas.

f.Aktifitas klien sudah tidak dibantu oleh perawat.

banyaknya perdarahan klien.

3.Kaji ulang tingkat toleransi aktifiitas klien.

4.Memandirikan klien dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

Kolaborasi:

1.Konsultasikan nutrisi untuk klien dengan ahli gizi.

2.Berikan vitamin K dan B12 sesuai indikasi.

3.Konsultasi dengan ahli gizi.

4.Berikan cairan IV.

2.Untuk menentukan tingkat kehilangan cairan.

3.Untuk mengetahui tingkat kelemahan klien.

4.Mengurangi ketergantungan aktifitas klien dengan bantuan perawat.

Kolaborasi:

1.Untuk menentukan kebutuhan nutrisi yang tepat pada klien.

2.Untuk membantu proses pembekuan darah dan Untuk meningkatkan produksi sel darah merah.

3.Untuk menentukan diet yang tepat bagi klien.

4.Untuk menggantikan banyaknya darah yang hilang selama perdarahan.

No. Dx Evaluasi

1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam:

kontipasi pada pasien teratasi

2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam :

-    Nyeri yang dirasakan pasien berkurang

Page 17: hemoroid

3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam :

perdarahan waktu BAB Pasien berkurang

 

BAB IIIPENUTUP

A.      KESIMPULAN

Hemoroid adalah distensi vena di daerah anorektal. Sering terjadi namun kurang

diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan. Istilah hemoroid lebih

dikenal sebagai ambeien atau wasir oleh masyarakat. Akibat dari adanya hemoroid adalah

timbulnya rasa tidak nyaman. Hemoroid bukan saja mengganggu aspek kesehatan, tetapi juga

aspek kosmetik bahkan sampai aspek sosial. Hemoroid mengakibatkan komplikasi,diantaranya

adalah terjadi trombosis, peradangan, dan terjadi perdarahan. Hemoroid juga dapat menimbulkan

cemas pada penderitanya akibat ketidaktahuan tentang penyakit dan pengobatannya.

Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :

1) Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organic kelainan organik yang menyebabkan

gangguan adalah :

a. Hepar sirosis hepatis

Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran vena ke hepar sehingga

terjadi hepartensi portal. Maka akan terbentuk kolateral antara lain ke esopagus dan pleksus

hemoroidalis.

b. Bendungan vena porta, misalnya karena thrombosis.

c. Tomur intra abdomen, terutama didaerah velvis, yang menekan vena sehingga aliranya

terganggu. Misalnya uterus grapida , uterus tomur ovarium, tumor rektal dan lain lain.

2) Idiopatik, tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor penyebab timbulnya

hemoroid

Faktor faktor yang mungkin berperan :

a. Keturunan atau heriditer

b. Anatomi

Page 18: hemoroid

c. Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat antara lain :

* Orang yang pekerjaannya banyak berdiri atau duduk dimana gaya gravitasi akan

mempengaruhi timbulnya hemoroid. Misalnya seorang ahli bedah.

* Gangguan devekasi miksi.

* Pekerjaan yang mengangkat benda - benda berat.

* Tonus spingter ani yang kaku atau lemah.3) Faktor predisposisi yaitu : Herediter, Anatomi, Makanan, Pekerjaan, Psikis dan Senilis,

konstipasi dan kehamilan.

B.  SARAN

1. Dalam sistem pengajaran respirasi kami sebagai mahasiswa ingin untuk dosennya agar

memberikan penjelasan secara detail dan memberikan contoh penjelasaan itu

2. Kami bangga terhadapat dosen pembimbing kami, yang telah mengajari kami dalam membuat

bahan untuk seminar Hipertiroidisme ini.

3. Dalam Menyelesaikan makalah ini kami banyak dapat masukan dari dosen pembimbing kami..

4. Terimakasih atas semua dosen yang telah mengajar di sitem Endokrin

5.  Semoga makalah kami ini diterima oleh dosen yang mengajar sitem Endokrin sertasemoga

bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

.

1.      Arkanda, Sumitro. 1989. Ringkasan Ilmu Bedah. Jakarta: PT. Bina Aksara.

2.      Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 2. Jakarta:        

          EGC.

3.      Djuhari, Widjajakusumah. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Page 19: hemoroid

4.      Doenges Moorhouse Geissle. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta:   

                EGC

5.      Jusi, H. D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Bedah Vaskuler. Jakarta: Balai Penerbit.

6.      Lauralee, Sherwood. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC

7.      Parakrama, Chandrasoma. 2006. Ringkasan Patofisiologi Anatomi Edisi 2. Jakarta:

           EGC.

8.      Price, Sylvia Anderson. 1984. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC.

9.      Robbins, Stanley L. 1989. Buku Saku Dasar Patologi Penyakit. Jakarta: EGC

10.  Schrock, Theodore R. 1991. Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

11.  Sjamsuhidajat, R. Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC.

   http://debyrahmad.blogspot.com

ASUHAN KEPERAWATAN HEMOROID DENGAN NANDA, NOC, NIC

Page 20: hemoroid

A. Pengertian

Hemorroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.  Hemorroid adalah

pelebaran pembuluh darah/flexus vena.  Hemorroid sangat umum terjadi.  Pada usia 50-an, 50%

individu mengalami berbagai tipe hemorroid berdasarkan luasnya vena yang terkena.  Kehamilan

diketahui mengawali atau memperberat adanya hemorroid.

B. Etiologi

1.      Kelainan organis

-          Serosis hepatic

-          Trombosis vena porta

-          Tumor intra-abdominal, terutama pelvis

2.      Idiopatik, predisposisi:

-          Herediter: kelemahan pembuluh darah

-          Anatomi: tak ada katup pada vena porta sehingga darah mudah kembali, tekanan di plexus

hemorrhoid akan meningkat.

-          Gravitasi: banyak berdiri

-          Tekanan intra abdominal yang meningkat: batuk kronis, mengejan.

-          Tonus spinter ani lemah

-          Obstipasi atau konstipasi kronis

-          Obisitas

-          Diit rendah serat

Pada wanita hamil faktor yang mempengaruhi timbulnya hemorrhoid adalah:

-          Tumor intra abdomen menyebabkan gangguan aliran vena daerah pelvis.

-          Kelemahan pembuluh darah waktu hamil kerena pengaruh hormon

-          Mengedan selama partus.

C. Klasifikasi

Page 21: hemoroid

1.      Hemorroid interna:

-          Berasal dari plexus vena hemnhoidalis superior dan medius

-          Terletak diatas linea dentate atau 2/3 atas dari saluran anus.

-          Permukaannya mukosa (epitel thorax)

-          Tiga posisi utama: jam 3, jam 7, jam 11

2.      Hemorroid externa:

-          Berasal dari plexus hemorroidalis inferior

-          Terletak 1/3 bawah saluran anus

-          Permukaannya kulit (epitel gepeng/squamous)

D.Patofisiologi

Hemorrhoid interna:

Sumbatan aliran darah system porta menyebabkan timbulnya hipertensi portal dan terbentuk

kolateral pada vena hemorroidalis superior dan medius.

Hemorrid eksterna:

Robeknya vena hemorroidalis inferior membentuk hematoma di kulit yang berwarna kebiruan,

kenyal-keras,dan nyeri.

E. Manifestasi  klinis

Hemorrhoid menyebabkan rasa gatal dan nyeri, dan sering menyebabkan perdarahan berwarna

merah terang pada saat defekasi.  Hemorroid eksterna dihubungkan dengan nyeri hebat akibat

inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.  Trombosis adalah pembekuan darah dalam

hemorroid.  Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis.  Hemorroid internal

tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemorroid ini membesar dan menimbulkan perdarahan atau

prolaps.

Tanda dan gejala:

1.      Bab berdarah, biasanya berupa darah segar yang menetes pada akhir defekasi

2.      Prolaps:

-          Grade I      : prolaps (-), perdarahan (+)

Page 22: hemoroid

-          Grade II    : prolaps (+), masuk spontan

-          Grade III   : prolaps (+), masuk dengan manipul

-          Grade IV   : prolaps (+), inkarserata

3.      BAB berlendir, timbul karena iritasi mukosa rectum.

4.      pruritus ani sampai dermatitis, proctitis

5.      Nyeri

Penatalaksanaan

Hemorroid interna diterapi sesuai dengan gradenya.  Tetapi hemorroid eksterna selalu dengan

operasi.  Konservatif indikasi untuk grade 1-2, < 6 jam, belum terbentuk trombus.  Operatif indikasi

untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.

      Gejala hemorroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan:

-          Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi.

-          Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu dengan menggunakan

laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati usus.

-          Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk dengan salep, supositoria

yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah baring.

      Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemorroid:

-          Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik terbaru untuk melekatkan

mukosa ke otot yang mendasarinya

-          Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorrhoid yang berukuran kecil.

      Tindakan bedah konservatif hemorrhoid internal

Adalah prosedur ligasi pita karet.  Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan bagian proksimal diatas

garis mukokutan dipegang dengan alat.  Pita karet kecil kemudian diselipkan diatas

hemorrhoid.  Bagian distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari danm

dilepas.  Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot

dasar. Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain merasakan tindakan

ini menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemorroid sekunder dan infeksi perianal.

      Hemoroidektomi kriosirurgi

Page 23: hemoroid

Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan jaringan hemorroid

selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini kurang menimbulkan nyeri, prosedur

ini tidak digunakan dengan luas karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau angat

menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuh.

      Laser Nd: YAG

Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal.  Tindakan ini cepat dan kurang menimbulkan

nyeri.  Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode paska operatif.

      Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus diatasi dengan

bedah lebih luas.

      Hemorroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang

terlibat dalam proses ini.  Selma pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara digital dan

hemorroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi.  Setelah

prosedur operasi selesai, selang kecil dimaukkan melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya

flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel dapat diberikan diatas luka kanal

Pemeriksaan penunjang:

      Anoskopi

      Pemeriksaan feses: untuk mengetahui occult-bleding

Komplikasi

1. Anemia, jarang terjadi

2. trombosis akut pada prolaps hemorroid

Prognosa

Hemorroidektomi tampaknya lebih efektif danpermanen, tetapi mempunyai kerugian kompliksi post

operasi.

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :

      Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (insisi pembedahan)

Page 24: hemoroid

      Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasive, insisi post pembedahan, imunitas tubuh

primer menurun

      PK: Perdarahan

      Kurang pengetahuan tentang Ca Rekti  dan pilihan pengobatan berhubungan dengan kurang

paparan sumber informasi

      Sindrom defisit self care b/d kelemahan, penyakitnya, nyeri

      Resiko konstipasi berhubungan dengan obstruksi post pembedahan

RENPRA HEMOROID

No Diagnosa Tujuan Intervensi

1 Nyeri   Akut   b/d   agen injuri   fisik   (insisi pembedahan)

Setelah dilakukan askep …. jam tingkat kenyamanan klien meningkat, nyeri terkontrol dengan KH:

   klien melaporkan nyeri berkurang,  skala  nyeri 2-3

   Ekspresi  wajah tenang &   dapat   istirahat, tidur.

   v/s   dbn   (TD   120/80 mmHg,   N:   60-100 x/mnt,   RR: 16-20x/mnt).

Manajemen nyeri :

   Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,   durasi,   frekuensi,   kualitas   dan faktor presipitasi.

   Observasi  reaksi   nonverbal   dari   ketidak nyamanan.

   Gunakan   teknik   komunikasi   terapeutik   untuk mengetahui   pengalaman   nyeri   klien sebelumnya.

   Berikan lingkungan yang tenang

   Kurangi faktor presipitasi nyeri.

   Ajarkan   teknik   non   farmakologis   (relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri.

   Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.

   Evaluasi   tindakan   pengurang   nyeri/kontrol nyeri.

   Kolaborasi   dengan   dokter   bila   ada   komplain 

Page 25: hemoroid

tentang pemberian analgetik tidak berhasil.

   Monitor penerimaan klien tentang manajemen nyeri.

Administrasi analgetik :.

   Cek   program   pemberian   analogetik;   jenis, dosis, dan frekuensi.

   Cek riwayat alergi.

   Tentukan   analgetik   pilihan,   rute   pemberian dan dosis optimal.

   Monitor V/S

   Berikan  analgetik   tepat  waktu   terutama   saat nyeri muncul.

   Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek samping.

2 Risiko infeksi b/d adanya luka operasi, imunitas tubuh menurun, prosedur invasive

Setelah dilakukan askep …. jam tidak terdapat faktor risiko infeksi dg KH:

   bebas   dari   gejala infeksi,

   angka   lekosit   normal (4-11.000)

   V/S dbn

Konrol infeksi :

    Bersihkan   lingkungan   setelah   dipakai   pasien lain.

    Batasi pengunjung bila perlu.

    Anjurkan keluarga untuk cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan klien.

    Gunakan   sabun   anti  microba   untuk  mencuci tangan.

    Lakukan   cuci   tangan   sebelum   dan   sesudah tindakan keperawatan.

    Gunakan baju dan sarung tangan sebagai alat pelindung.

    Pertahankan   lingkungan   yang   aseptik   selama 

Page 26: hemoroid

pemasangan alat.

    Lakukan perawatan luka dan dresing infus,DC setiap hari.

    Tingkatkan   intake   nutrisi.   Dan   cairan   yang adekuat

    berikan antibiotik sesuai program.

Proteksi terhadap infeksi

    Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.

    Monitor hitung granulosit dan WBC.

    Monitor kerentanan terhadap infeksi.

    Pertahankan   teknik   aseptik   untuk   setiap tindakan.

    Inspeksi   kulit   dan  mebran  mukosa   terhadap kemerahan, panas, drainase.

    Inspeksi keadaan luka dan sekitarnya

    Ambil kultur jika perlu

    Dorong   klien  untuk   intake  nutrisi   dan   cairan yang adekuat.

    Dorong istirahat yang cukup.

    Monitor perubahan tingkat energi.

    Dorong   klien   untuk   meningkatkan   mobilitas dan latihan.

    Instruksikan   klien   untuk   minum   antibiotik sesuai program.

    Ajarkan   keluarga/klien   tentang   tanda   dan 

Page 27: hemoroid

gejala infeksi.

    Laporkan kecurigaan infeksi.

3 Kurang pengetahuan ttng penyakit, perawata,pengobatan

Nya b/d kurang paparan terhadap informasi, keterbatasan kognitif

Setelah dilakukan askep .... jam, pengetahuan klien meningkat. Dg KH:

   Klien/klg mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan

   Klien /klg kooperative saat dilakukan tindakan

Teaching : Dissease Process

      Kaji  tingkat   pengetahuan   klien   dan   keluarga tentang proses penyakit

      Jelaskan tentang patofisiologi  penyakit,  tanda dan gejala serta penyebabnya

      Sediakan informasi tentang kondisi klien

      Berikan informasi tentang perkembangan klien

      Diskusikan   perubahan   gaya   hidup   yang mungkin   diperlukan   untuk   mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau kontrol proses penyakit

      Diskusikan tentang pilihan tentang terapi atau pengobatan

      Jelaskan alasan dilaksanakannya tindakan atau terapi

      Dorong   klien   untuk   menggali   pilihan-pilihan atau memperoleh alternatif pilihan

      Gambarkan komplikasi yang mungkin terjadi

      Anjurkan klien untuk mencegah efek samping dari penyakit

      Gali sumber-sumber atau dukungan yang ada

      Anjurkan   klien   untuk  melaporkan   tanda   dan gejala yang muncul pada petugas kesehatan

4 Sindrom defisit self care b/d kelemahan, nyeri, penyakitnya

Setelah dilakukan asuhan keperawatan …. jam klien mampu 

Bantuan perawatan diri

      Monitor   kemampuan   pasien   terhadap perawatan diri

Page 28: hemoroid

Perawatan diri

dengan indicator

   Pasien   dapat melakukan   aktivitas sehari-hari   (makan, berpakaian, kebersihan,   toileting, ambulasi)

   Kebersihan  diri  pasien terpenuhi

      Monitor   kebutuhan   akan   personal   hygiene, berpakaian, toileting dan makan

      Beri   bantuan   sampai   klien   mempunyai kemapuan untuk merawat diri

      Bantu   klien   dalam   memenuhi   kebutuhan sehari-hari.

      Anjurkan   klien   untuk   melakukan   aktivitas sehari-hari sesuai kemampuannya

      Pertahankan   aktivitas   perawatan   diri   secara rutin

      Evaluasi   kemampuan   klien   dalam  memenuhi kebutuhan sehari-hari.

      Berikan reinforcement positip atas usaha yang dilakukan dalam melakukan perawatan sehari hari.

5 PK:  Perdarahan Setelah dilakukan askep …. jam perawat akan menangani atau mengurangi komplikasi dari pada perdarahan dan klien mengalami peningkatan Hb/> 10 gr %

      Pantau   tanda   dan   gejala   perdarahan   post operasi

      Monitor V/S

      Pantau laborat Hb, HMT. AT

      kolaborasi   untuk   tranfusi   bila  terjadi perdarahan (hb < 10 gr%)

      Kolaborasi dengan dokter untuk terapinya

      Pantau daerah yang dilakukan operasi

6 Resiko konstipasi berhubungan dengan obstruksi post pembedahan

Setelah dilakukan perawatan selama ....  jam pasien tidak mengalami konstipasiDg KH::

Konstipation atau impaction management

Aktifitas:

      Monitor tanda dan gejala konstipasi

      Monitor pergerakan usus, frekuensi, konsistensi

      Anjurkan pada pasien untuk makan buah-

Page 29: hemoroid

Pasien mampu:

   B.A.B lembek

   Ps   menyatakan   B.A.B lembek   dan   mampu mengontrol B.A.B

   Mempertahankan pola eliminasi   usus   tanpa ilius

buahan yang mengandung serat tinggi

      Anjurkan an ajarkan mobilisasi bertahap

      Anjurkan pada klien untuk meningkatkan intake nutrisi dan cairan dan berikan education pentingnya nutrisi u/ kesembuhan lukanya

      Evaluasi intake makanan dan minuman

      Kolaborasi medis untuk terapinya

Diposkan oleh Rizki Kurniadi   Hari Rabu, Maret 14, 2012