31
MEDICAL SURGICAL Hemoroid Oleh : Chesya Tahitu - 462011008 Fenska Narli Makualaina – 462011026 Fransita M.A Fiah – 462011032 Merlinda J. Penun – 462011035 Plorensi lende - 462011045 Thetya Cica Yudo – 4662011047 Yopi Imanuel Leo - 462011049 Christiane Noni Tribuana – 462011063 Ronald Adeputra – 462011074 Fanny J. Tomasoa – 462011080 Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Hemoroid REVISED

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hemoroid REVISED

MEDICAL SURGICAL

Hemoroid Oleh :

Chesya Tahitu - 462011008

Fenska Narli Makualaina – 462011026

Fransita M.A Fiah – 462011032

Merlinda J. Penun – 462011035

Plorensi lende - 462011045

Thetya Cica Yudo – 4662011047

Yopi Imanuel Leo - 462011049

Christiane Noni Tribuana – 462011063

Ronald Adeputra – 462011074

Fanny J. Tomasoa – 462011080

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Kristen Satya Wacana

2013

Page 2: Hemoroid REVISED

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Hemoroid dikenal di masyarakat sebagai penyakit wasir atau ambeien merupakan

penyakit yang sering dijumpai dan telah ada sejak jaman dahulu. Namun masih banyak

masyarakat yang belum mengerti bahkan tidak tahu mengenai gejala-gejala yang timbul

dari penyakit ini. Banyak orang awam tidak mengerti daerah anorektal (anus dan rektum)

dan penyakit-penyakit umum yang berhubungan dengannya. Anus merupakan lubang di

ujung saluran pencernaan di mana limbah berupa tinja keluar dari dalam tubuh.

Sedangkan rektum merupakan bagian dari saluran pencernaan di atas anus, dimana tinja

disimpan sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui anus. Sepuluh juta orang di Amerika

dilaporkan menderita hemoroid dengan prevalensi lebih dari 4 % (Probosuseno, 2009).

Penyakit hemoroid merupakan kelainan anorektal yang paling sering dijumpai,

dengan insidensi di Jakarta diperkirakan 4.4% dari jumlah penduduk. Jumlah penderita

yang tercatat diperkirakan jauh dibawah insidensi sebenarnya, karena sepertiga pasien

dengan keluhan sesuai suatu penyakit hemoroid, tidak pernah datang ke seorang dokter.

Prevalensi hemoroid sama antarawanita dan lelaki, namun lelaki akan lebih cenderung

untuk mencari pengobatan. Prevalensi hemoroid juga meningkat dengan usia, hingga usia

70 tahun di mana akan tampak sedikit penurunan insidensi.

Pada zaman moderen ini, banyak masyarakat luas yang mengalami gejala hemoroid

tetapi mereka tidak perduli dan menyadari jika gejala tersebut adalah gejala hemoroid.

Mereka membiarkan gejala tersebut berkembang dan menyadari ketika hal tersebut sudah

terlambat serta penyakit tersebut sulit untuk diatasi dan membutuhkan waktu yang cukup

lama untuk menyembuhkannya. Peran perawat dalam menghadapi masalah kesehatan

seperti hemoroid adalah mampu memberikan edukasi kepada klien bagaimana mencegah

dan menanganinya secara dini.

1.2 Tujuan penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk

Untuk mengetahui apa itu hemoroid

Untuk mengetahui klasifikasi dari hemoroid

Untuk mengetahui penyebab, gejala, cara pencegahan dan cara pengobatan

Page 3: Hemoroid REVISED

BAB II

ISI

2.1 Pengertian

Hemoroid merupakan suatu jenis penyakit yang banyak juga menimpa orang-

orang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal (KELOMPOK

BLM MENULIS INI MENURUT SIAPA?). Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia

50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang

terkena. Sebenarnya yang dimaksud dengan ambeien atau wasir adalah suatu penyakit

yang terjadi pada anus di mana bibir anus akan mengalami bengkak yang kadang juga

disertai dengan pendarahan pada stadium tertentu. Ini lah yang di sebut dengan pengertian

hemoroid wasir ini. Penyakit ambeyen ini tidak hanya memberikan rasa sakit kepada pada

penderitanya, tetapi juga memberikan rasa minder dan malu karena mengidap penyakit

wasir ini.

2.2 Klasifikasi

Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :

1. Hemoroid Interna

Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat pembuluh

darah pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika tidak ditangani bisa

terlihat muncul menonjol ke luar seperti hemoroid eksterna. Gejala - gejala dari

hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak adanya serabut

serabut rasa sakit di daerah ini. Jika sudah parah bisa menonjol keluar dan terus

membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil tindakan operasi untuk

membuang wasir.

Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :

- Derajat I

Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan hanya

dapat di temukan dengan proktoskopi.

- Derajat II

Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat depikasi,

tapi seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.

- Derajat III

Page 4: Hemoroid REVISED

Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi

harus di dorong

- Derajat IV

Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defikasi

tidak dapat di masukan lagi.

2. Hemoroid eksterna

Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada di bawah

otot dan berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan bengkak

kebiruan pada pinggir anus yang terasa sakit dan gatal. Hemoroid eksrterna jarang

sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid interna. Tapi hemoroid eksterna

dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu:

a. Akut

Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya

adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.

Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:

1. Sering rasa sakit dan nyeri

2. Rasa gatal pada daerah hemorid

Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung – ujung saraf pada kulit

merupakan reseptor rasa sakit .

b. Kronik

Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih dari

kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.

2.3 Etiologi

Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari

vena hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk konstipasi/diare,

sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prosfat; fibroma arteri dan

tumor rectum. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan

hemoroid karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam system portal.

Selain itu system portal tidak mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran

balik.Faktor resiko hemoroid :

1. Keturunan

Dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis

2. Anatomic

Page 5: Hemoroid REVISED

Vena darah anorektal tidak mempunyai katup dan plexus hemorhoidalis kurang

mendapat sokongan otot dan fasi sekitarnya

3. Pekerjaan

Orang yang harus berdiri dan duduk lama atau harus mengangkat barang berat,

mempunyai predisposisi untuk hemoroid

4. Umur

Pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot sfingter

menjadi tipis dan atonis

5. Endokrin

Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstermitas dan anus (sekresi hormon

kelaksin)

6. Mekanis

Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang meninggi dalam rongga

perut. Misalnya penderita hipertrofi prostat

7. Fisiologis

Bendungan pada peredaran darah portal misalnya pada penderita dekompensiasio

hordis atau sikrosis hepatis

8. Radang

Faktor penting yang menyebabkan fitalitas jaringan di daerah itu berkurang

2.4 Tanda dan Gejala

a. Perdarahan; merupakan tanda pertama hemorrhoid interna akibat trauma oleh feces

yang keras. Warna darah merah segar dan tak bercampur dengan feces, segaris atau

menetes. Akibat perdarahan yang berulang dapat menyebabkan anemia.

b. Penonjolan/prolaps akibat pembesaran hemorroid secara perlahan, pada awalnya

terjadi pada waktu defekasi dan disusul reduksi spontan setelah defekasi. Pada stadium

lanjut prolaps perlu didorong agar kembali masuk ke anus.

c. Pada tahap lanjut prolaps menetap dan tidak dapat didorong lagi ciri – ciri prolaps

menetap:

- Keluar mukus dan terdapat feces pada bagian dalam

- Terdapat iritasi kulit perianal yg menimbulkan gatal atau pruritus anus,

disebabkan oleh karena kelembaban yang terus menerus dan rangsangan mucus

d. Nyeri timbul apabila terdapat trombosis yang luas dengan udema dan radang

2.5 Patofisiologi

1. Proses Perjalanan Penyakit

Page 6: Hemoroid REVISED

Berawal dari karena sering terjadi penekanan di dalam usus besar hal ini

menyebabkan terjadinya peningkatan intra abdomen dan penekanan vena hemoroid,

penekanan tersebut terjadi ketika rectum melebar lalu terisi oleh sesuatu yang keras

seperti feses keras yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi serat, hal inilah yang

dapat menjadikan sumbatan, jika sumbatan tersebut berlangsung terus menerus, dapat

menyebabkan terjadi pelebaran pada vena Hemoroid yang permanen. Dan akibat dari

pada itu terjadi thrombosis, Distensi, dan perdarahan dapat terjadi.

Page 7: Hemoroid REVISED

PATHWAY HEMOROID (BELUM MENUNJUKKAN HINGGA TIMBUL GANGGUAN PADA PEMENUHAN KDM AKIBAT

GANGGUAN FUNGSI ORGAN)

Konsumsi makanan berserat

Pola makan

Konstipasi mengejan yang lama

Obesitas

KehamilanTekananKongesti Vena PleksusHerediter

Berdiri dan duduk lama Trombosis Vena Porta

Aliran Vena Balik terganggu

HEMOROIDHemoroid Interna

Perdarahan saat BAB dan tanpa

nyeri

Anemia defisiensi besi

- Nyeri di daerah anus- Perdarahan saat BAB- BAB berledir- Pruritus Ani sampai

dermatitis, proctitis

Hemoroid Externa

Jika ada bekuan darah

Thrombosis

Bengkak, kebiruan pada anus dan jarang berdarah, sakit kecuali ada robekan vena

- Perdarahan- Anemia- Trombosis akut

pada prolaps hemoroid

Derajat I

Disertai dengan

perdarahan

Derajat II

Disertai perdarahan saat BAB dan benjolan akan masuk kembali

Derajat III

Disertai dengan benjolan yang tambah bengkak dan membesar benjolan dapat

masuk bila didorong dengan jari

Derajat IV

Benjolan semakin besar

dan tidak dapat masuk

kembali

RESTI KEKURANGA

N CAIRAN

MENEKAN UJUNG2 SARAF PERIFER

MERANGSANG PELEPASAN MEDIATOR

KIMIA (HISTAMINM BRADIKINI, SEROTONIN,

INTERLEUKIN

NYERI

PERUBAHAN DALAM POLA

ELIMINASI BAB

Page 8: Hemoroid REVISED

2.6 Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur).

Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba

sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri.

Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput

lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar

yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan

karsinoma rektum.

2. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy.

Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar.

Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi

litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin,

penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna

terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita

diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau

prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan

keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan.

2.7 Penatalaksanaan medis

Hemorroid interna diterapi sesuai dengan gradenya. Tetapi hemorroid eksterna

selalu dengan operasi. Konservatif indikasi untuk grade 1-2, < 6 jam, belum terbentuk

trombus. Operatif indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.

a. Gejala hemorroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan:

Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi.

Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu dengan

menggunakan laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati usus.

Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk dengan salep,

supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah baring.

b. Beberapa tindakan non-operatif untuk hemorroid:

Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik terbaru

untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya

Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorrhoid yang berukuran kecil.

c. Tindakan bedah konservatif hemorrhoid internal

Page 9: Hemoroid REVISED

Adalah prosedur ligasi pita karet. Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan

bagian proksimal diatas garis mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet kecil

kemudian diselipkan diatas hemorrhoid. Bagian distal jaringan pada pita karet

menjadi nekrotik setelah beberapa hari danm dilepas. Terjadi fibrosis yang

mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot dasar. Meskipun

tindakan ini memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain merasakan tindakan ini

menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemorroid sekunder dan infeksi perianal.

d. Hemoroidektomi kriosirurgi

Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan

jaringan hemorroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini

kurang menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena

menyebabkan keluarnya rabas yang berbau angat menyengat dan luka yang

ditimbulkan lama sembuh.

e. Laser Nd: YAG

Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal. Tindakan ini cepat dan

kurang menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada

periode paska operatif.

f. Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus

diatasi dengan bedah lebih luas.

g. Hemorroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua

jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selma pembedahan, sfingter rektal

biasanya didilatasi secara digital dan hemorroid diangkat dengan klem dan kauter

atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah prosedur operasi selesai, selang

kecil dimaukkan melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah;

penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel dapat diberikan diatas luka kanal.

2.8 Komplikasi

1. Terjadi trombosis

Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi

trombosis.

2. Peradangan

Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan meradang

karena disana banyak kotoran yang ada kuman - kumannya.

Page 10: Hemoroid REVISED

3. Terjadinya perdarahan

Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar. Perdarahan akut pada

umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar.

Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi portal, dan

apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah dapat sangat

banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis dan apabila berulang dapat

menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa mengimbangi

jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering tidak menimbulkan

keluhan pada penderita walaupun Hb sangat rendah karena adanya mekanisme

adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk lagi(inkarserata/ terjepit)

akan mudah terjadi infeksi yang dapat menyebabkan sepsis dan bisa mengakibatkan

kematian.

2.9 Asuhan Keperawatan

2.9.1 Pengkajian

a. Aktivitas/ istirahat

Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak tidur

semalaman karena diare, gelisah, ansietas, penbatasan aktivitas/ kerja sehubungan

dengna efek proses penyakit

b. Sirkulasi

Tanda : takipnea (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan nyeri,

kemerahan, ekimosis)

c. Eliminasi

Gejala : perubahn pola defekasi, defekasi berdarah/ pus / mukosa dengan atau

tanpa keluar feses perdarahan perectal. Tanda : nyeri tekan abdomen, distensi,

menurunnya bising usus, tidak ada peristaltic

d. Makanan/cairan

Gejala : anoreksia, mual muntah, penurunan BB, nyeri ulu hati. Tanda : muntah,

berat urin meningkat, kelemahan, tonus otot dan turgor kulit buruk

e. Higiene

Page 11: Hemoroid REVISED

Tanda : ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri

f. Nyeri / kenyaanan

Gejala : rasa ketidaknyaman, nyeri saat defekasi. Tanda : Wajah berkerut, berhati

hati pada area yang sakit, berkeringat

g. Sirkulasi

Tanda : hipotensi, takikardi, disritmia, kelemahan, warna kulit lambat

2.9.2 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan pada jaringan kulit

2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerantanan bakteri sekunder terhadap luka

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kekurangan suply O2 dengan kebutuhan

4. Resiko tinggi kekurangan volume caiaran berhubungan dengan kehilangan berlebihan

melalui hemoragik

5. Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus.

6. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus.

2.9.3 INTERVENSI DAN RASIONALISASI

1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan kulit .

Kriteria Hasil :

Keluhan nyeri berkurang

Pasien dapat beristirahat tidur.

Pasien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan

Intervensi dan Rasionalisasi

Intervensi : mengkaji nyeri, karakteristik, intensitas dengan skala 1-10

Rasionalisasi: membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan, mengurangi

ansietas.

Intervensi : mengkaji TTV dan KU pasien

Rasionalisasi : menurunkan ansietas dapat meningkatkan relaksasi.

Page 12: Hemoroid REVISED

Intervensi : membantu melakukan rentang gerak dan dorong ambulasi

dini.

Rasionalisasi :menurunkan kekakuan otot, ambulasi mengembalikan ke

posisi normal.

Intervensi :mengkaji ulang factor yang meningkatkan atau menurunkan

nyeri.

Rasionalisasi :membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.

Intervensi : berikan rendam duduk dengan tepat

Rasionalisasi :meningkatkan kebersihan dan kenyamanan adanya iritasi

fiseral peri anal.

2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerentanan bakteri sekunder terhadap luka

Kriteria Hasil :

Pasien menunjukkan penyembuhan luka utuh

Jaringan tampak bergranulasi

Bebas tanda-tanda infeksi.

Intervensi dan Rasionalisasi :

Intervensi : memantau TTV dan perhatikan peningkatan suhu

Rasionalisasi : suhu meningkat pada malam harii memuncak dan kembali ke normal pada

pagi hari adalah karakteristik infeksi

Intervensi : observasi adanya inflamasi.

Rasionalisasi: perkembangan infeksi dapat memperlambat pemulihan

Intervensi: observasi adanya gejala peritonitis.

Rasionalisasi : peritonitis dapat terjadi bila usus terganggu.

Intervensi: memberikan obat sesuai dengan indikasi (antibiotic)

Rasionalisasi : diberikan secara prolaktik dan untuk mengatasi infeksi.

Page 13: Hemoroid REVISED

Intervensi: melakukan irigasi luka sesuai dengan kebutuhan.

Rasionalisasi: mengatasi infeksi bila ada.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kekurangan suply O2dengan kebutuhan

Kriteria Hasil :

Menunjukkan tehnik/ perilaku yang mampu kembali melakukan aktivitas.

Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas.

Intervensi dan Rasionalisasi :

Intervens: meningkatkan tirah baring/duduk dan memeberikan lingkungan yang tenang.

Rasionalisasi: meningkatkan istirahat dan ketenangan

Intervensi: mengubah posisi dengan sering.

Rasionalisasi : menurunkan resiko kerusakan jaringan.

Intervensi: meningkatkan aktivitas sesuai toleransi.

Rasionalisasi : tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan.

Intervensi : melakukakn tugas dengan cepat dan sesuai indikasi.\

Rasionalisasi: memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan.

Intervensi : memberikan aktivitas hiburan yang tepat

Rasionalisasi: meningkatkan relaksasi dan penghematan energi.

4. Resiko tinggi kekurangan volume caiaran berhubungan dengan kehilangan berlebihan

melalui hemoragik

Kriteria Hasil :

Mempertahankan keseimbangan cairan

Turgor kulit baik

Hidrasi adekuat dibuktikan oleh menbran mukosa lembab

Intervensi dan Rasionalisai :

Intervensi: mengawasi masukan dan haluaran

Page 14: Hemoroid REVISED

Rasionalisasi: fungsi ginjal dan control penyakit usus juga merupakan pedoman untuk

penggantian cairan.

Intervensi: mengkaji TTV

Rasionalisasi: hipotensi, demam dapat menunjukan efek kehilangan cairan

Intervensi: observasi kulit kering berlebihan dan membrane mukosa

Rasionalisasi : kehilangan cairan yang berlebihan

Intervensi : observasi perdarahan dan tes feses setiap hari

Rasionalisasi : diet tak adekuat dan penurunan absorpsi menimbulkan defisiensi dan vitamin

K, potensial resiko perdarahan.

Intervensi : mengukur BB setiap hari

Rasionalisasi : indicator cairan dan status nutrisi

Intervensi : memberikan cairan sesuai indikasi

Rasionalisasi: penggantian cairan tergantung pada derajat hipovolemia.

5. Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus.

Kriteria Hasil :

Mempertahankan pola fungsi usus normal

Intervensi dan Rasionaisasi :

Intervensi : auskultasi bising usus

Rasionalisasi: kembalinya fungsi GI mungkin terlambat oleh efek depresan, dari anestesi dan

obat-obatan. Adanya bunyi abnormal menunjukan adanya komplikasi.

Intervensi: selidi keluhan abdomen

Rasionalisasi : mungkinberhubungan dengan distensi gas

Intervensi: observasi gerakan usus, perhatikan warna, konsistensi dan jumlah

Rasionalisasi : indicator kembalinya fungsi GI, mengidentifikasi ketepatan intervensi

Page 15: Hemoroid REVISED

6. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus.

Kriteria Hasil :

Menunjukkan jaringan atau kulit utuh yang bebas akskoriasi.

Melaporkan tak ada atau penurunan pruritus.

Intervensi dan Rasionalisasi :

Intervensi : catat iritasi, kemerahan, ukur daerah pruritus

Rasionalisasi : memantau proses penyembuhan

Intervensi: berikan pelindung kulit yang efektif

Rasionalisasi : mencegah trauma dan melindungi kulit

Intervensi : selidiki keluhan rasa terbakar / gatal

Rasionalisasi : memerlukan tindakan intervensi

Intervensi : berikan sprei kortikosteroid dan bedak nistatinn sessui indikasi

Rasionalisasi : membantu penyembuhan

Page 16: Hemoroid REVISED

BAB III

Tinjauan Kasus

Identitas

Inisial Nama : “S”

Jenis Kelamin : Laki – laki

Tempat / tgl. Lahir : 4 Januari 1996

Usia : 9 tahun

Agama : Islam

Nama ayah / ibu : Mesra

Pekerjaan Ayah : Tani

Pekerjaan Ibu : Tani

Pendidikan Ayah : SMP

Pendidikan Ibu : tidak tamat SD

Alamat : Dusun 1. Talang Lubuk RT 3 Muara Telam

Suku Bangsa : Melayu

Riwayat Keperawatan

a. Keluhan Utama ( SMRS)

Keluarga mengatakan pasien mengalami pendarahan segar saat defekasi

b. Keluhan Utama ( saat pengkajian)

Pre Operasi : Ada benjolan di anus sebesar ibu jari orang dewasa

Post Operasi : nyeri pada luka operasi

Klien datang ke RS dengan keluhan pendarahan saat defekasi selama 3 hari. Sebelumnya

keluarga mengatakan tidak ada keluhan apapun seperti nyeri yang dirasakan klien. Keluarga

mengatakan keluhan pasien hanya batuk dan pilek itu pun hanya 3 hari kemudian sembuh.

Ibu klien mengatakan terdapat benjolan pada anus sejak klien berumur 3 tahun.

Page 17: Hemoroid REVISED

1. PENGKAJIAN FISIK (DATA INI KURANG KOMPLIT)

Data klinis : BB 20 kg, TB 100 cm

Kesadaran : Composmentis

TTV:

S : 36,5 ˚C

N: 97x/menit

Data Objektif:

- Pada anus klien terdapat benjolan sebesar ibu jari orang dewasa

- Klien batuk dan pilek

- Klien tampak lemah dan meringis kesakitan

- Pada luka bekas operasi tampak kemerahan

Data Subjektif:

- Ibu pasien mengatakan bahwa klien nyeri pada luka operasi

- Klien mengatakan gatal disekitar bekas operasi

- Ayah klien mengatakan BAK di tempat tidur dengan botol aqua

- Ayah klien mengatakan membantunya dalam makan & minum

- Ayah klien mengatakan suhu klien sedikit panas

3.2 Analisa Data

Data Klien Etiologi Masalah Keperawatan

DS : Ibu pasien mengatakan bahwa

klien nyeri pada luka operasi

DO : - KU / Lemah

        Tampak meringis kesakitan

dan menagis

       

Hemoroidectomy

 

Terputusnya

kontunitas jaringan

Menstimulasi

reseptor nyeri

(bradikinin & Prostaglandin)

 

Nyeri akut

Page 18: Hemoroid REVISED

Afferent

Medula Spinalis

 

Thalamus

 

Korteks

Serebri

 

Afferent

Nyeri

DS : - ayah pasien mengatakan BAK

ditempat tidur dengan botol

aqua

-     Makan dan minum :dibantu

keluarga

DO: KU /Lemah

N : 97 x/m

S : 36,2 C

Hemorrhoidectomy

Luka Operasi

Nyeri

Intoleransi Aktivitas

Imobilisasi

DS : -Ayah pasien mengatakan tidak

mengetahui makanan apa yang

harus diberikan

Nyeri

 

Kurang

Informasi

Kurang informasi mengenai

pnanggulangan hemorrhoid

Page 19: Hemoroid REVISED

Kurang

Pengetahuan

S : - ayah klien mengatakan suhu

klien sedikit panas

O : KU : sedang

N : 96 X /m

S : 37 C

Kerusakan Integritas Kulit

 

Port D’entry

mikroorganisme

 

Media

berkembang

mikroorganisme

 

Resiko tinggi

infeksi

Resiko infeksi

3.4 Diagnosa Keperawatan

Adapun diagnosa keperawatannya yakni :

1. Nyeri akut pada luka operasi b.d adanya jahitan pada luka operasi

2. Intoleransi aktivitas b.d nyeri pasca operasi

3. kurang pengetahuan b.d kurang informasitentang makana tingi serat

4. resiko terjadinya infeksi pada luka b.d pertahanan primer tidak adekuat

3.5 Intervensi Keperawatan

Nama pasien : “S” Diagnosa Medis : Hemorrhoid

Jenis Kelamin : Laki-laki Hari /Tanggal : Selasa / 23-1

No. Kamar / Bed : 3/B1 Shift : Pagi

Page 20: Hemoroid REVISED

N

o

Dx. Kep Tujuan Intervensi Kep Rasionalisasi

1 Nyeri akut pada

luka operasi b.d

adanya jahitan

pada luka

operasi :ibu

pasien

mengatakan

bahwa klien

nyeri pada luka

operasi

DO :

-    KU/ Lemah

-    Tampak

meringis

kesakitan &

menagis

-    TTV :

RR : 97 x/m

S: 36,5 C

Tujuan

terpenuhinya rasa

nyaman setelah

dilakukan

tindakan Kep.

Selama 30 m

dengan kriteria:

-    Klien tidak

merigis kesakitan

lagi

-     KKU / baik

N : Normal

S : 36,5 C

-    SSkala Nyeri : 0

1.    Tentukan skala nyeri

2.    Beri posisi tidur yang

menyenangkan pasien

Ajarkan teknik untuk

mengurangi rasa nyeri

seperti :

Menarik nafas panjang

dll

4.Obseravasi daerah rektal

apakah ada pendarahan

- skala nyeri digunakan untuk

mengukur tingkat nyeri

seseorang

-Dapat menurunkan tegangan

abdomen & meningkatkan

rasa kontrol

-Melakukan kegiatan yang

disukai dapat mengalihkan

perhatian terhadap rasa

nyeri

-Pendarahan pada jaringan

inflamasi lokal atau

terjadinya infeksi dapat

meningkatkan rasa nyeri

2 Intoleransi

aktivitas b.d

nyeri pasca

operasi

DS :

-     ayah klien

mengatakan

BAK di tempat

tidur dengan

botol aqua

-     ayah klien

mengatakan

membantunya

dalam makan &

Tujuan

terpenuhinya

mobilisasi setelah

dilakukan tidakan

kep. Selama 1x24

jam. Dengan

kriteria :

- dapat BAK &

BAB sendiri

- dapat makan &

minum sendiri

- KU/Baik

1. Bantu aktivitas

perawatan diri yang

diperlukan

2. Evaluasi respons klien

terhadap aktivitas

3. dorong untuk sering

mengubah posisi, bantu

klien bergerak ditempat

secara perlahan

-meminimalkan rasa nyeri

pasca operasi

-menetapkan

kemampuan/kebutuan

pemilihan intervensi

-    pergerakan dapat

merangsang otot peristaltik

usus sehingga mempercepat

prosesdefekasi dan

terhindar dari konstipasi

Page 21: Hemoroid REVISED

minum

DO :

KU: Lemah

        Terpasang infus

Kurang

pengertahuan

b.d kurang

informasi

tentang

makanan tinggi

serat

DS: -Kakek

klien

mengatakan

selama ini Klien

malas untuk

memakan sayur

DO:

KU /Lemah

N : 36,2 C

Tujuannya

keluarga dan klien

mengetahi

makanan yang

banyak

mengandung serat

yang baik untuk

tubuh setelah

dilakukan

tindakan kep.

Selama 30 m

dengan kriteria:

-     mMampu

menyebutkan

makanna tinggi

serat yang baik

untuknya

-     KU /baik

-     N : DBN

S: 36,5

1.Diskusikan

pentingnhya

penatalaksanaaan diet

rendah sisa

2.Berikan penjelasan

makanan yang

dianjurkan untuk klien

kepada keluarga engenai

kekambuan embali

hemorrhoid

3.Diskusikan untuk

mencegah mengejan

saat defekasi

Pengetahuan tentang diet

berguna untuk melibatkan

pasien dalam

merencanakan diet

-Makanan yang tidak kaya

akan serat dapat

menyebabkan koonstipasi

-Menghindari pembesaran

kembali V. Hemoroidalis

4 Resiko

terjadinya

infeksi pada

luka b.d

pertahanan

primer tidak

adekuat

S :

- ayah klien

Tujuan tidak

terjadinya infeksi

setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1x 24 jam

dengan kriteria:

-luka mengering

Tidak terdapat

1.Observasi TTV

2.Lakukan rendam VK

pada daerah anus

1.Respon autonomik

meliputi RR, N , TD b.d

keluhan penghilang nyeri

2.Rendam VK mencegah

terjadinya infeksi pada

bekas luka operasi

3.Deteksi dini terjadinya

Page 22: Hemoroid REVISED

mengatakan

suhu klien

sedikit panas

- klien

mengatakan

gatal disekitar

bekas operasi

O :

KU/ sedang

N : 96 X /m

S : 37,6 C

-    Tampak

kemerahan

tanda-tada radang

N :DBN

S: 36,5

3.Observasi balutan tiap

4 jam, periksa terhadap

pendarahan

proses defekasi

Page 23: Hemoroid REVISED

Bab IV

Kesimpulan

Hemoroid sering terjadi pada usia di atas 50 tahun hal itu dikarenakan adanya pelebaran

vena di kanal anal. Hemoroid itu sendiri terbagi atas dua bagian yaitu hemoroid internal dan

Hemoroid eksternal. Hemoroid internal terbagi menjadi beberapa derajat yakni yang

menunjukan tingkat keparahannya.

Dalam pemberian asuhan keperawatan bagi pasien Hemoroid perawat yang mana harus

memperhatikan tingkat derajat keparahannya, personal hygine, dan pola nutrisi.