7
Hemofilia Dental management pada pasien hemophilia. a. Pre-operative - Konsultasi kepada ahli hematologi - Konfirmasi diagnose dan derajat keparahan penyakit - Kehadiran inhibitor (antibodies untuk faktor VIII) - No inhibitors - Low responder - High responder - Membedakan lokasi atau tempat perawatan - Pasien hemophilia dengan tingkatan mild sampai moderate biasanya dapat dilakukan perawatan tanpa rawat inap - Pasien hemophilia tingkat severe pada umumnya dirawat di rumah sakit - Manajemen rekomendasi - DDAVP 0.3 mg/kg (maksimal dose 20-24 mg), diberikan secara parenteral, 1 jam sebelum prosedur perawatan - EACA 6 g setiap 6 jam, diberikan secara oral selama 3-4 hari - Pemberian faktor VIII b. Dental - Melakukan perawatan pada semua infeksi rongga mulut akut

Hemofilia Dan Hipertensi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hemofilia dan hipertensi

Citation preview

HemofiliaDental management pada pasien hemophilia.a. Pre-operative Konsultasi kepada ahli hematologi Konfirmasi diagnose dan derajat keparahan penyakit Kehadiran inhibitor (antibodies untuk faktor VIII) No inhibitors Low responder High responder Membedakan lokasi atau tempat perawatan Pasien hemophilia dengan tingkatan mild sampai moderate biasanya dapat dilakukan perawatan tanpa rawat inap Pasien hemophilia tingkat severe pada umumnya dirawat di rumah sakit Manajemen rekomendasi DDAVP 0.3 mg/kg (maksimal dose 20-24 mg), diberikan secara parenteral, 1 jam sebelum prosedur perawatan EACA 6 g setiap 6 jam, diberikan secara oral selama 3-4 hari Pemberian faktor VIIIb. Dental Melakukan perawatan pada semua infeksi rongga mulut akut Meningkatkan kualitas oral hygiene pasien Membuat splint untuk pasien hemophilia dengan tingkat moderate sampai severe yang telah dilakukan perawatan multiple extraction.c. Operative Menggunakan teknik bedah yang baik, hal ini bertujuan untuk meminimalkan jaringan yang terluka Menggunakan Gelfoam dengan thrombin untuk mengontrol terjadinya perdarahan Hematologist akan memonitor perawatan pasien rawat inap di rumah sakitd. Post-operative Pasien yang dirawat di klinik gigi akan membutuhkan dosis DDAVP atau replacement factor Pasien rawat inap akan membutuhkan dosis tambahan DDAVP, factor VIII dan agen lain Pasien yang diberi faktor VIII replacement harus diperiksa kealergiannya Memeriksa pasien 24-48 jam setelah operasi, seperti tanda-tanda infeksi, dan segera lakukan pengobatan jika terdapat tanda-tanda infeksi Jika terjadi perdarahan lakukan pengontrolan dengan obat khusus Untuk menghilangkan rasa sakit hindari pemakaian Aspirin dan NSAID Acetaminophen dengan atau tanpa codeine dianjurkan untuk sebagian besar pasien.

PeriodonsiaProfilaksis oral biasanya dapat dilakukan tanpa penggantian faktor. Perdarahan yang disebabkan oleh scalling ultrasonic supragingival atau profilaksis rubber cup dapat dikendalikan dengan trombosit. Tetapi scalling yang dapat menyebabkan perdarahan serius pada pasien yang tidak mendapatkan faktor pembekuan.Terapi periodontal, termasuk pembedahan, tidak dikontraindikasikan. Pembedahan papila harus dilakukan hanya jika manfaat terapeutik yang diharapkan melebihi kemungkinan penyulit pascaoperatif yang parah. Tidak diperlukan penggantian faktor untuk probing dan scalling supragingiva yang berhati-hati. Penggantian faktor diperlukan sebelum scalling dalam, kuretase, dan pembedahan (Rose, Louise, dkk., 1997).

EndodonsiaPada pasien dengan hemophilia, perawatan endodontik lebih baik dibandingkan dengan ekstraksi. Pada semua kasus dengan resiko, perawatan endodontik terutama instrumentasi saluran akar, harus dilakukan setelah dilakukan premedikasi antibiotika, antara lain sebagai berikut : 2 g penicillin V satu jam sebelum operasi dan 1 g enam jam setelah operasi atau erythromicyn satu jam sebelum operasi dan 500 mg enam jam setelah operasi sebagai anjuran dari American Heart Association (Grossman, 1995).

Bedah MulutPemberian anestesi lokal merupakan permasalahan utama dalam terapi dental. Hematoma diseksi, obstruksi saluran pernafasan, dan kematian merupakan penyulit untuk dilakukannya anestesi blok pada pasien hemophilia. Injeksi tidak boleh diberikan kecuali pasien memiliki kadar faktor dalam plasma lebih dari 50%. Faktor plasma tambahan diperlukan jika darah teraspirasi, jika terbentuk hematoma, atau terjadi gejala perdarahan lain seperti nyeri didaerah injeksi. Pada hemophilia parah, terapi penggantian harus dilakukan terlebih dahulu sebelum teknik anastetik. Anestesi lokal dapat dilakukan dengan injeksi infiltrasi atau perisemental dengan semprit injeksi interligamentum. Injeksi intramuskular juga dikontraindikasikan karena kemungkinan pembentukan hematoma.

HipertensiPerawatan gigi dan mulut pada pasien hipertensia. PeriodonsiaSalah satu manifestasi dari pengkonsumsian obat pada pasien hipertensi adalah hiperplasia gingiva, yaitu pembesaran gingival non inlamatori yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah sel penyusunnya. Calcium channel blocker sering menyebabkan hiperplasia gingiva dan berdasarkan survey 12-20% disebabkan oleh nipedifine. Pembesaran gingiva dapat mengecil dalam waktu 1 minggu atau lebih setelah pemberhentian obat, namun juga tergantung pada lamanya pemakaian nipedifine dan oral hygiene penderita. Oleh karena itu, jika bertemu pasien yang didiagnosa hiperplasia gingiva dan menderita hipertensi, periksa kembali pemakaian obat antihipertensinya, jika mengkonsumsi nifedipin hentikan pemakaian.b. Penyakit mulut (oral medicine)Salah satu manifestasi dari pengkonsumsian obat pada pasien hipertensi adalah terjadinya xerostomia. Xerostomia merupakan keadaan mulut kering akibat aliran air ludah yang berkurang, sehingga dapat menyebabkan pasien kesulitan berbicara dan mengkonsumsi makanan. Perawatan untuk mencegah xerostomia menjadi lebih parah dapat dilakukan dengan menghindari konsumsi obat-obatan yang mengandung dekongestan dan antihistamin, mengisap-isap permen atau permen karet non-gula atau yang mengandung xylitol secara teratur, dan menggunakan air ludah sintetis (karboksimetil selulosa).c. Bedah mulutPenderita hipertensi yang masuk pada stage I dan stage II masih memungkinkan untuk dilakukan tindakan pencabutan gigi karena resiko perdarahan yang terjadi pasca pencabutan relatif masih dapat terkontrol. Pada penderita hipertensi dengan stage II sebaiknya dirujuk terlebih dahulu ke bangian penyakit dalam agar pasien dapat dipersiapkan sebelum tindakan.Pengobatan pada pasien hipertensi biasanya digunakan lebih dari satu macam golongan obat, misalnya golongan obat antihipertensi (missal : captopril) dan golongan obat diuretik.

Grossman, dkk. 1995. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Jakarta : EGC.Rose, Louis F. & Donald Kaye. 1997. Buku Ajar Penyakit Dalam untuk Kedokteran Gigi.