25
Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010 “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“ ISBN 978–979-8510-20-5 PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI III Peran Strategis Sains dan Teknologi Dalam Mencapai Kemandirian Bangsa” Universitas Lampung, 18 -19 Oktober 2010 Supported by: ISBN: 978–979-8510-20-5 Bagian I

Halaman Muka Prosiding Bagian 1

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010 “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

ISBN 978–979-8510-20-5

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI III

”Peran Strategis Sains dan Teknologi

Dalam Mencapai Kemandirian Bangsa”

Universitas Lampung, 18 -19 Oktober 2010

Supported by:

ISBN: 978–979-8510-20-5

Bagian I

Page 2: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

PROSIDING Seminar Nasional Sains dan Teknologi III

Universitas Lampung, 18 -19 Oktober 2010

Penyunting Dr. Eng. Admi Syarif

Prof. Dr. John Hendri, M.S. Dr. Irwan Ginting Suka, M.Eng.

Dr. Murhadi, M. S. Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc.

Warji, S.TP., M.Si. Wasinton Simanjuntak, Ph.D.

Dr. G. Nugroho S, M.Sc. Dr. Wamiliana

Prof. Dr. Cipta Ginting, M.Sc. Dr. FX Susilo

Dr. Diah Permata, S.T., M.T. Dr. Ahmad Zakaria, M.S.

Dr. Helmy Fitriawan, S.T., M.Sc. Dr. Suripto Dwi Yuwono,M.Sc.

Dwi Asmi, Ph.D. Asnawi Lubis,S.T., M.Sc., PhD. Dr. Ir. I Gede Swibawa, M.S.

Penyunting Pelaksana

Adiguna Setiawan Hasan Azhari N. Wawan Yulistio

Prosiding Seminar Hasil-Hasil Seminar Sains dan Teknologi :

Oktober 2010 Penyunting, Admi Syarif...[et al.].-Bandar Lampung

Lembaga Penelitian, Universitas Lampung 2010. 697 hlm. ; 21 X 29,7 cm

ISBN 978–979-8510-20-5

Diterbitkan oleh : LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

JL. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro no.1 Gedungmeneng Bandar Lampung 35145 Telp. (0721) 705173, 701609 ext. 136, 138, Fax. (0721) 773798

e-mail [email protected]

Design Layout by [email protected]

Page 3: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010 “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

ISBN 978–979-8510-20-5

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahNya sehingga terlaksananya Seminar Nasional Sains dan

Teknologi III, 18 – 19 Oktober 2010 dengan lancar dan tiada kurang suatu

apapun.

Seminar nasional dengan Tema : PERAN STRATEGIS SAINS DAN TEKNOLOGI

DALAM MENCAPAI KEMANDIRIAN BANGSA ini bertujuan sebagai (a) Wadah

penyebar luasan informasi hasil penelitian (b) Ajang pertemuan ilmiah para

peneliti dan (c) Sarana tukar informasi kalangan para peneliti di bidang Sains dan

Teknologi. Seminar nasional ini ternyata mendapatkan sambutan yang sangat

baik dari berbagai kalangan yang terkait dengan Sains dan Teknologi.

Antusiasme ini terlihat dari jumlah peserta yang mencapai lebih kurang 200

orang yang berasal dari perguruan tinggi, lembaga penelitian dan juga para

mahasiswa dari Sabang sampai Merauke. Kehadiran para peserta dari berbagai

daerah di Indonesia ini merupakan cerminan kepercayaan yang sangat besar

kepada Universitas Lampung. Oleh karena itu, kami berharap kiranya kegiatan

seminar ilmiah terus dapat dikembangkan di tahun-tahun mendatang.

Pertama-tama kami menyampaikan terimakasih yang setulusnya kepada

Bapak Rektor Universitas Lampung beserta seluruh jajaran pimpinan Universitas

Lampung atas kepercayaan dan dukungan moril maupun material yang diberikan

kepada panitia sehingga seluruh kegiatan seminar dapat terlaksana dengan baik.

Kami juga menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada seluruh peserta

yang telah berkenan berpartisipasi, sehingga gerak langkah pengembangan Sains

dan Teknologi di seluruh Nusantara terpapar secara luas. Ucapan terimakasih

yang tulus juga kami sampaikan kepada seluruh civitas akademika Universitas

Lampung, yang berpartisipasi langsung dalam kegiatan seminar, maupun

Page 4: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010

“Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

ISBN 978–979-8510-20-5

partisipasinya dalam menjaga suasana Kampus Unila sebagai tempat yang

nyaman dan bersahabat.

Kami juga berterima kasih kepada para reviewer, penyunting dan kepada

berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu atas partisipasinya

memfasilitasi dan membantu, baik dana, sarana dan dukungan lainnya untuk

terselenggaranya Seminar Nasional Sains dan Teknologi III tahun 2010 dan

sehingga prosiding ini dapat diterbitkan. Atas nama Panitia, kami mohon maaf

sebesar-besarnya atas keterlambatan penerbitan Proisiding ini disebabkan satu

dan lain hal yang tidak dapat dihindari. Semoga prosiding ini bermanfaat bagi

pihak-pihak yang berkepentingan, utamanya bagi pengambil kebijakan

pembangunan di bidang Sains dan Teknologi dalam upaya Mencapai

Kemandirian Bangsa.

Bandar Lampung, 08 Desember 2010

Ketua Panitia

Seminar Nasional Sains dan Teknologi III

Prof. Dr. John Hendri, M. S.

Page 5: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010 “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

ISBN 978–979-8510-20-5

DAFTAR ISI KEMAMPUAN ANAK YANG MENGIKUTI TERAPI QUR’ANI UNTUK TETAP TENANG TERHADAP MUSIK STRES A. Abdurrochman, R. Mustofa, S. Andhika Halaman 1 – 7 PENGARUH PEMANASAN TERHADAP STRUKTUR DAN SIFAT OPTIK FILM TIPIS CDS HASIL DEPOSISI DENGAN METODE CHEMICAL BATH DEPOSITION (CBD) Akhiruddin Maddu, Irmansyah dan M. N. Indro Halaman 9 – 15 ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA ANTIOKSIDAN ALKALOID DARI SPONGE PERAIRAN KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR Andi Setiawan, Peni Ahmadi dan Isai Yusi Halaman 17 – 27 SISTEM PENGUKUR KECEPATAN PADA VISKOMETER BOLA JATUH BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Arif Surtono dan Sri Wahyu Suciyati Halaman 29 – 36 PEMANFAATAN SILIKA DARI SEKAM PADI DAN BORAX DALAM PEMBUATAN GELAS BOROSILIKAT (B2SiO5) Ary Riyana, Septina Triyanti dan Simon Sembiring Halaman 37 – 42 PERAN ANTIOKSIDAN KOPI ROBUSTA DALAM MENCEGAH KERUSAKAN SEL HATI DENGAN BIOMARKER KENAIKAN MDA PADA TIKUS MODEL INDUKSI CCL4 Asep Sukohar dan Susianti Halaman 43 – 54 STUDI DEGRADASI KITOSAN DENGAN BANTUAN ENZIM LISOZIM MENJADI GLUKOSAMIN DAN ANALISISNYA DENGAN FTIR DAN HPLC Aspita Laila, Ipung Miranti Sari, John Hendri 55 Halaman 55 – 61

Page 6: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010

“Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

ISBN 978–979-8510-20-5

PENGARUH SUHU SINTERING TERHADAP PEMBENTUKAN GUGUS FUNGSI KERAMIK MULLITE (3Al2O3.2SiO2) BERBASIS SILIKA SEKAM PADI Ayu Mustika Wati, Simon Sembiring dan Septina Triyanti Halaman 63 – 67 UJI DAYA LARVASIDA FRAKSI BIJI LABU MERAH (CUCURBITA MOSCHATA) TERHADAP LARVA AEDES AEGYPTI Betta Kurniawan Halaman 69 – 82 POTENSI DAYA ANTIBAKTERI ISOLAT LACTOBACILLUS DARI TEMPOYAK TERHADAP STAPHYLLOCOCCUS AUREUS Christina Nugroho Ekowati dan Kusuma Handayani Halaman 83 – 89 SEASONAL TRENDS IN AMBIENT AIR CONCENTRATION OF POLLUTANTS AT TROPICAL REGION: A CASE STUDY OF EAST JAVA REGION, INDONESIA Dian Septiani Pratama, Eko Sugiharto dan Dwi Siswanta Halaman 91 – 94 PENGARUH ASAM OKSALAT PADA FOTOREDUKSI Hg(II) DENGAN KATALIS TiO2 Diky Hidayat Halaman 95 – 101 MICROSTRUCURAL AND PHYSICOCHEMICAL PROPERTIES OF CALCIUM CARBONATE POWDER OBTAINED FROM HEN EGG SHELL WASTE Dwi Asmi Halaman 103 – 110 HUBUNGAN PEMBERIAN DOSIS OBAT ANTITUBERKULOSIS KOMBINASI DALAM BENTUK DOSIS TETAP TERHADAP KEBERHASILAN TERAPI PENDERITA TUBERKULOSIS PADA PENGOBATAN FASE INTENSIF Dwi Indria Anggraini, Erna Kristin, Iwan Dwiprahasto dan Ratih Puspita Halaman 111 – 118 DESCRIPTION OF TUBERCULOSIS PREVALENCE AND ITS DETERMINANT FACTORS IN BANDAR LAMPUNG Dyah Wulan Sumekar RW Halaman 119 – 125 ISOLASI PLASMID DAN GEN PENGKODE RESISTENSI TERHADAP EXTENDED-SPECTRUM Β-LACTAM PADA ISOLAT KLINIK ESCHERICHIA COLI Efrida Warganegara Halaman 127 – 135

Page 7: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010 “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

ISBN 978–979-8510-20-5

EFEK BIOMUTAGEN TERHADAP MITOSIS SEL AKAR KECAMBAH CABAI MERAH(CAPSICUM ANNUM L.) Eti Ernawiati, Sri Wahyuningsih dan Yulianty Halaman 137 – 140 PERBANDINGAN DIAGNOSIS VAGINOSIS BAKTERIAL DENGAN PEMERIKSAAN KLINIK DAN LABORATORIUM Ety Apriliana Halaman 141 – 147 ANGIOTENSINOGEN (AGT) GENE POLYMORPHISM AS A RISK FACTOR FOR DIABETIC NEPHROPATHY IN TYPE-2 DIABETES MELLITUS AT JAVA ETHNIC IN YOGJAKARTA Evi Kurniawaty Halaman 149 – 159 PENYIMPANAN IN VITRO MELALUI TEKNIK PERTUMBUHAN MINIMAL PADA TUNAS NEPENTHES MIRABILIS DENGAN PENGGUNAAN SORBITOL Fitri Damayanti, Ika Roostika, dan Muhammad Mansur Halaman 161 – 167 PENINGKATAN KERAGAMAN KUPU-KUPU PAPILIONIDAE SETELAH DUA BELAS TAHUN REKAYASA HABITAT DI TAMAN KUPU-KUPU GITA PERSADA, LAMPUNG Herawati Soekardi Halaman 169 – 175 AKTIVITAS SELULASE ISOLAT ACTINOMYCETES TERPILIH PADA FERMENTASI PADAT JERAMI PADI Heri Satria, Nurhasanah dan Fifi Martasih Halaman 177 – 185 PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PINANG YAKI (ARECA VESTIARIA) TERAHADAP KUALITAS SPERMATOZOA TIKUS JANTAN Herny Emma Inonta Simbala Halaman 187 – 204 POLIMER ANTIBAKTERI (ANTIBACTERIAL POLYMER) : IV. STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI POLIETILEN TERGRAFTING 4-VINILPIRIDIN TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI Idra Herlina, Wasinton Simanjuntak, Irwan Ginting Suka, Judi Hadisarjono, Ambyah Suliwarno dan Martina Restuati Halaman 205 – 216

Page 8: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010

“Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

ISBN 978–979-8510-20-5

KOROSI BESI BAJA LUNAK OLEH BAKTERI THIOBACILLUS FERROOXIDANS Ilim, Mediantara, Asri Ipindari, Heri Satria dan Kamisah D. Pandiangan Halaman 217 – 223 POLIMER ANTIBAKTERI (ANTIBACTERIAL POLYMER) : III. POLIMERISASI GRAFTING 4-VINIL PIRIDIN PADA FILM POLIETILEN DENGAN METODA RADIASI GAMMA SEBAGAI PENGEMBAN ANTI BAKTERI Irwan Ginting Suka, Vonny Apriati, Wasinton Simanjuntak, Judi Hadisarjono, Ambyah Suliwarno dan Martina Restuati Halaman 225 – 237 KEMAMPUAN KITOSAN DALAM MENGADSORPSI ION LOGAM TIMBAL (Pb2+) DAN KADMIUM (Cd2+) John Hendri, Rahmawati dan Aspita Laila Halaman 239 – 247 STUDI PENDAHULUAN TRANSESTERIFIKASI MINYAK KELAPA DENGAN KATALIS Ti-silika DAN Ni-silika SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BIODIESEL DENGAN KATALIS HETEROGEN Kamisah D. Pandiangan, Wasinton Simanjuntak, Irwan Ginting Suka dan Soni Sascori Halaman 249 – 257 THE INFLUENCE OF HEALTHY HEART EXERCISE TOWARD THE DECREASE OF BLOOD PRESSURE FOR ELDERLY AT TRESNA WERDHA BHAKTI YUSWA’ SOCIAL SHELTER IN NATAR SOUTH LAMPUNG Khairun Nisa Berawi Halaman 259 – 272 KAJIAN DIVERSITAS KELELAWAR DI DAERAH URBAN: SURVEI PENDAHULUAN KERAGAMAN KELELAWAR DI KAMPUS UNIVERSITAS LAMPUNG Koko Yustian, Krisantus U.E. Kusuma, Syaiful Bahri, Miswandi Katinu, Elly L. Rustiati, Joe C. C. Huang, dan Jani Master Halaman 273 – 278 ANALISA AMBLESAN MENGGUNAKAN ANOMALI GAYABERAT-MIKRO DAN MODEL GAYABERAT PERUBAHAN MAT DARI DATA GEOLISTRIK Kusnahadi Susanto, dan Wawan A Kadir Halaman 279 – 290 POTENSI AMILOLITIK ISOLAT BAKTERI DARI LIMBAH TAPIOKA CAIR Kusuma Handayani, C.N. Ekowati dan Mahendra Zain Arifin Halaman 291 – 296

Page 9: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010 “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

ISBN 978–979-8510-20-5

PEMERIKSAAN STRUKTUR HISTOLOGIS DAN FUNGSI HATI MENCIT YANG TERPAPAR MEDAN LISTRIK TEGANGAN TINGGI M. Kanedi, H. Busman dan Sutyarso Halaman 297 – 304 PERBANDINGAN PENGARUH PEMBERIAN CHITOSAN KULIT UDANG DAN CHITOSAN KULIT KEPITING HASIL BIODEGRADASI ENZIMATIK TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DARAH MENCIT (MUS MUSCULUS) Martina Restuati dan Riwayati Halaman 305 – 314 ANALISISI REGRESI ROBUST MENGGUNAKAN METODE PENDUGA-MM Netti Herawati dan Khoirin Nisa Halaman 315 – 323 PRAKONSENTRASI DAN ANALISIS SPESI Cr (VI) DENGAN TEKNIK INJEKSI ALIR Ni Luh Gede Ratna Juliasih Halaman 325 – 333 KEMAMPUAN PELAYANAN KESEHATAN LUAR GEDUNG DALAM MENDUKUNG PROGRAM TB DI KECAMATAN TANJUNG BINTANG Nurul Islamy Halaman 335 – 344 UJI INSEKTISIDA EKSTRAK METANOL DAUN TANAMAN GAMAL (GLIRICIDIA MACULATA HBR) TERHADAP HAMA KUTU PUTIH (PSEUDOCOCCUS LONGISPINUS) Nurul Utami dan Nismah Halaman 345 – 354 EFISIENSI ALAT PENGERING MATAHARI MEMAKAI PENYIMPANAN ENERGI Posman Manurung Halaman 355 – 366 HUBUNGAN STATUS GIZI DAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA PRIA DAN WANITA DEWASA DI PROVINSI LAMPUNG Reni Zuraida Halaman 367 – 375 KATALIS LaCr1-xFexO3 : PREPARASI, KARAKTERISASI DAN KONVERSI GLUKOSA Rudy Situmeang, Bekti Rahayu Indriani dan Sukmawibowo Halaman 377 – 383

Page 10: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010

“Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

ISBN 978–979-8510-20-5

IMPLEMENTASI TEKNIK BLIND WATERMARKING DALAM DOMAIN SPASIAL PADA CITRA BITMAP Ryan Wiguna, Rangga Firdaus dan Ossy Dwi Endah W. Halaman 385 – 396 POTENSI KERAMIK CORDIERITE SUHU TINGGI BERBASIS SILIKA SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN ISOLATOR LISTRIK Simon Sembiring Halaman 397 – 403 SISTEM PENCARIAN CITRA WAJAH UNTUK PENGENALAN WAJAH PELAKU KEJAHATAN DENGAN TEKNIK CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL Suhendro Y. Irianto Halaman 405 – 414 PENGARUH PEMBERIAN BIAKAN BACILLUS Sp. TERHADAP PERTUMBUHAN SALMONELA DAN ESCHERICHIA COLI PADA BROILER

Sumardi, Madi Purnomo dan Kusuma Handayani Halaman 415 – 422 VARIASI KADAR KCl DALAM PROSES PELELEHAN PADA PEMBENTUKAN FASE BAHAN SUPERKONDUKTOR BPSCCO-2212 Suprihatin Halaman 423 – 430 TINGKAT PENCEMARAN SERTA PERKIRAAN ASUPAN HARIAN LOGAM Cd, Pb, Cu Dan Zn MELALUI BERAS DI PROVINSI LAMPUNG Suratman Umar, Ida Farida Rivai, Andi Setiawan dan Sulastri Ramli Halaman 431 – 439 DIRECT FERMENTATION FOR LACTIC ACID PRODUCTION FROM CASSAVA BAGASSE USING STREPTOCOCCUS BOVIS Suripto Dwi Yuwono, Sony Widiarto, Mulyono dan Takao Kokugan Halaman 441 – 447 PEMBENGKAKAN SEL TUBULUS PROKSIMAL GINJAL MENCIT (MUS MUSCULUS L.) JANTAN GALUR BALB/C AKIBAT PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA [PHALERIA MACROCARPA (Scheff.)Boerl.] Susianti, Jhons Fatriyadi Suwandi dan Afdinda Firtanti Halaman 449 – 457 EFEKTIVITAS PERMETRIN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP PENGENDALIAN LARVA AEDES Sp STRAIN BANDAR LAMPUNG Suwandi J.F., Apriliana E., Budiati E. dan Prawiranata M.A Halaman 459 – 464

Page 11: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010 “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

ISBN 978–979-8510-20-5

INDEKS DENSITAS DAN DIVERSITAS KOMUNITAS BENTHOS DI EKOSISTEM PESISIR DESA SRIMINOSARI KECAMATAN LABUHAN MARINGAI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Tugiyono Halaman 465 – 475 PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN BERALKOHOL TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG MENCIT (MUS MUSCULUS L.) Waluyo Rudiyanto Halaman 477 – 494 PREPARASI NANOSILIKA DARI SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKU POTENSIL PEMBUATAN MEMBRAN PENUKAR KATION UNTUK SEL BAHAN BAKAR Wasinton Simanjuntak, Irwan Ginting Suka, Kamisah D. Pandiangan, dan Gia. Y. K. Asmoro Halaman 495 – 501 KEANEKARAGAMAN DAN POTENSI TUMBUHAN PAKU DI KAMPUS UNILA Yulianty, Eti Ernawiati dan Martha Lulus Lande Halaman 503 – 507 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN BUDAYA SAINS DAN TEKNOLOGI A.Halim, Hasan, Muhibuddin, Nasrullah Idris, T.Subahan Bin Mohd.Meerah, Lilia Halim, dan Kamisah Osman Halaman 509 – 520 PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI SAMPAH ORGANIK PADAT DENGAN AKTIVATOR ASAM FOSFAT Abdul Gani Haji Halaman 521 – 532 ANALISIS SPEKTROFOTOMETRI SEDIAAN PULVERES AMOXICILLIN DENGAN VARIASI LAMA PENYIMPANAN Hendri Wasito dan Vitis Vini Fera R.U. Halaman 533 – 537 KAJIAN KUALITAS PERAIRAN BERDASARKAN KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI PELABUHAN NIAGA PANJANG KOTA BANDAR LAMPUNG Henni Wijayanti M dan Qadar Hasani Halaman 539 – 545

Page 12: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010

“Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

ISBN 978–979-8510-20-5

POTENSI ASAP CAIR HASIL PIROLISIS CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BIOPESTISIDA ANTIFEEDANT Ibnu Khaldun dan Abdul Gani Haji Halaman 547 – 557 KAJIAN SISTEM PENERIMA RADAR VHF Mario Batubara dan Peberlin Sitompul Halaman 559 – 564 KAJIAN SISTEM INSTRUMENTASI RADAR ATMOSPHERE EKUATOR KOTOTABANG Peberlin Sitompul, Mario Batubara dan Wendi Harjupa Halaman 565 – 572 STUDIES ON TARGET PREPARATION AND RADIONUCLIDIC SEPARATION FOR RADIOACTIVE COPPER PRODUCTION BASED ON 64Ni (p,n) 64Cu REACTION

Sunarhadijoso Soenarjo, Wira Y. Rahman, Sriyono dan Triyanto Halaman 573 – 583 ANALISIS RISIKO CEMARAN CADMIUM (Cd) DALAM BUTIR BERAS TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2009 Sri Indra Trigunarso dan Agus Purnomo Halaman 585 – 598 HYBRID GENETIC ALGORITHM DENGAN LOCAL SEARCH SEBUAH PENDEKATAN BARU PENYELESAIAN VRP Rangga Firdaus, Admi Syarif dan Adiguna Setiawan Halaman 599 – 610 EFEKTIVITAS PADAT TEBAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN LARVA LOBSTER AIR TAWAR (CHERAX QUADRICARINATUS) G. Nugroho Susanto Halaman 611 – 620 PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU, PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) TERHADAP KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PADI DI DESA RJ BANDAR LAMPUNG Fitria Saftarina Halaman 621 – 628

Page 13: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010 “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

ISBN 978–979-8510-20-5

KUALITAS MIKROBIOLOGI AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH KOTA BANDAR LAMPUNG Misbahul Huda Halaman 629 – 641 KEEFEKTIFAN PENYULUHAN DALAM MEMPERBAIKI PERILAKU PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI BANDAR LAMPUNG TA Larasati Halaman 643 – 654 PENGARUH PEMBERIAN ETANOL TERHADAP BERAT TUBUH FETUS PADA TIKUS (RATTUS NORVEGICUS) HAMIL Rodiani Halaman 655 – 670 POTENSI KARBON TERIKAT DI INDUSTRI PENGOLAHAN LIMBAH KAYU DALAM UPAYA MENGATASI PERUBAHAN IKLIM Mohammad Wijaya, Erliza Noor, Tun Tedja Irawadi dan Gustan Pari Halaman 671 – 679

Page 14: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010 “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

ISBN 978–979-8510-20-5

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN

BUDAYA SAINS DAN TEKNOLOGI A.Halim1, Hasan1, Muhibuddin1, Nasrullah Idris2, T.Subahan Bin Mohd.Meerah3,

Lilia Halim3, dan Kamisah Osman3

1Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2Fakultas MIPA, Universitas Syiah Kuala, Aceh-Indonesia 23111

2Fakultas Pendidikan, Universiti Kebangsaan Malaysia, 43650 Bangi, Selangor, Malaysia

Email: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan kajian ini adalah untuk mengembangkan dan mengesahkan Instrumen Pengukuran Budaya Sains dan Teknologi (IPBST) yang dapat digunakan untuk melihat kewujudan budaya sains dan teknologi pada siswa Sekolah Menengah. Tahapan pengembangan instrumen IPBST diawali dengan pendefinisian secara operasional istilah budaya sains dan teknologi dalam konteks akademik dan diakhiri dengan analisis item secara statistik. Berdasarkan definisi operasional dan pembahasan dengan anggota peneliti didapati 15 konstruk dengan 133 item yang representatif untuk disahkan oleh pakar dengan metode Delphi (Delphi method) dan uji coba (pilot test) pada siswa Sekolah Menengah. Semua pakar menyatakan setuju untuk digunakan 6 konstruk, sedangkan sisanya 9 konstruk sebagian pakar menyatakan setuju untuk digunakan sebagai komponen utama dalam IPBST. Hasil uji coba pada siswa Sekolah Menengah di Malaysia dan di Aceh (Indonesia) menunjukkan tingkat reliabilitas instrumen IPBST relatif tinggi. Konstruk “prilaku pemikiran ilmiah”, “sikap terhadap sains dan teknologi” dan “mengenal simbol penelitian” memiliki indek reliabilitas yang sangat tinggi dan baik untuk diterapkan sebagai ujian dalam kelas, kecuali untuk dua konstruk “memahami keterbatasan pemikiran manusia” (0..425) dan “etika sains dan teknologi” (0.543). Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa indek reliabilitas konstruk IPBST berada pada tahap “baik” (rata-rata = 0.684). Untuk keabsahan instrumen pada lingkup yang lebih luas, sangat dianjurkan penelitian ini (uji coba) instrumen pada sampel yang representatif seluruh wilayah di Malaysia dan di Indonesia.

Kata-kata kunci: Instrumen Budaya S&T, Metode Delphi, Sikap Terhadap S&T

Page 15: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010

510

PROSIDING I

PENDAHULUAN Budaya Sains dan Teknologi menjadi satu topik utama yang banyak

dibicarakan dan menjadi komponen penting dalam kebijakan pembangunan sosial dan ekonomi pada kebanyakan negara-negara maju (Godin & Gingras 2000). Dalam menghadapi tantangan globalisasi baru, negara-negara maju (OECD) seperti Jepan, telah mengakomodir dalam kebijakan pemerintahan bahwa budaya sains dan teknologi sebagai salah satu tujuan dan menjadi sasaran penting dalam pembangunan pendidikan (Japan Ministry of Culture, Sport, Science and Technology 2005; TIMMS 2003). Pandangan yang sama juga dinyatakan pemerintah dalam Wawasan Malaysia 2020 dan Rancangan Malaysia ke-9 (Rosilawati Othman 2007). Pemerintah Indonesia telah jabarkan konsep budaya S&T dalam Wawasan Pendidikan Nasional, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa; mengembangkan masyarakat ilmiah; memelihara, mengembangkan, dan menyebarkan kebudayaan yang berlandaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Dikti 2005).

Hasil kajian referensi menunjukkan belum didapati istilah “budaya sains dan teknologi” didefinisikan secara jelas, komprehensif, dan dapat diterima dan digunakan oleh berbagai kalangan akademik (Eva Krugly-Smolska 1996; Godin & Gingras 2000; Carson 2002; Feuer, et.al. 2002; Stockinger 2005; Corbit 2005; Fredua-Kwarteng & Ahia F 2007). Walaupun Sains dan Teknologi (S&T) memiliki makna dan definisi universal, namun S&T tetap tercemar oleh adab dan kebiasaan suatu bangsa. Ini terjadi, karena dalam struktur kebudayaan selalu dijumpai subculture yang memiliki kesamaan bangsa, bahasa, suku, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, agama, dan lain-lain. Efek dari adanya subbudaya ini muncul beberapa istilah baru: “lintas batas kebudayaan” (cultural border crossing) (Cobern and Aikenhead 1996), “sains bebas budaya” (culture-independeni science) (Ogawa 1995), dan “sains multibudaya” (multiculture science) (Ogunniyi 1995). Pencemaran budaya pada S&T menjadi salah satu sebab kesukaran mendefinisikan istilah budaya S&T yang tepat dan dapat diterima oleh semua bangsa.

Namun demikian beberapa hasil kajian menunjukkan bahwa telah terjadi kemerosotan terhadap kesadaran dan penghargaan terhadap sians dan teknologi di kalangan orang awam dan masyarakat akademik. Tahap kesadaran yang terkait dengan sains dan isu umum tentang teknologi didapati rendah dan menurun dari 2,29 pada tahun 1996 menjadi 2.23 pada tahun 1998, dan terus turun menjadi 2.18 pada tahun 2000 sesuai dengan skala indeks 4 berarti maksimun. Kelompok responden berumur 12 hingga 14 tahun, menunjukkan kemerosotan tahap kesadaran dari 1.95 tahun 1998 menjadi 1.86 pada tahun 2000 terutama dalam aspek kesadaran terhadap design baru, aplikasi teknologi nuklir, dasar pendidikan sains, isu pencemaran alam sekitar, dan ekonomi dan perdagangan. The star, pada 27 Maret 2006 juga melansir berita tentang kemungkinan terjadinya krisis air yang menyeluruh sekiranya rakyat berterusan tidak mengubah sikap dan tetap menganggap sungai sebagai tempat pembuangan sampah, serta boros dalam penggunaan air (dalam Rosilawati Othman 2007).

Page 16: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010

511

PROSIDING I

Pengukuran tahapan eksistensi budaya S&T secara menyeluruh memerlukan instrumen yang reliabel dan valid. Beberapa instrumen yang pernah digunakan untuk mengukur budaya sains dan teknologi tidak mencakup seluruh aspke atau konstruk yang mengambarkan wujud budaya sains dan teknologi. Penelitian Robiah, et.al. (2000) di Negara jiran Malaysia hanya menggunakan perspektif sosiologi untuk melihat socialisation of science and technology dikalangan usia dini. Komponen yang terlibat dalam penelitian Robiah et al (2000) mencakup konstruk pengetahuan tentang sains dan teknologi, pembentukan pemikiran kreatif, kritis, dan juga sebagai sarana latihan ketrampilan. Sedangkan penelitian yang dilakukan Rusilawati Othman (2007) melibatkan 13 apeks budaya sains dan teknologi, yaitu; sifat konsepsi pengetahuan sains, kesadaran etos sains, kesadaran tentang keterbatasan kemampuan manusia untuk memahami fenomena alam, ketrampilan berfikir secara saintifik, sikap saintifik, sikap posistif terhadap sains dan teknologi, kebiasaan berfikir secara ilmiah, kesadaran dan tanggung jawap terhadap lingkungan, sifat dinamik, sifat kompetitif, ketangkasan berfikir, daya tahan dan ketrampilan teknologi.

Menurut Hefstede (1997) budaya sainstifik terjelma dalam bentuk simbol, hero, aktiviti, dan nilai. Ini bermakna pengukuran indikator budaya saintifik pada suatu komunitas melibatkan konstruk-konstruk yang terkait dengan simbol dalam sains, hero atau pahlawan dalam sains, aktiviti berkaitan dengan sains, dan nilai (sikap) anggota komunitas. Penelitian yang dilakukan oleh Robiah, et.al. (2000) dan Rusilawati Othman (2007), tidak melibatka konstruk-konstruk yang terkait dengan simbol, hero, dan aktivitas sains. Oleh karena itu, terasa perlu dikembangkan satu bentuk Intrumen Pengukuran Budaya Sains dan Teknologi yang melibatkan seluruh aspek atau kontruk budaya sains dan teknologi. METODOLOGI PENELITIAN

Kajian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research & development) yang terkait dengan instrumen budaya sains dan teknologi. Pendefinisian istilah budaya sains dan teknologi secara harfiyah dan juga dalam konteks sains merupakan tahap awal pemilihan konstruk instrumen budaya sains dan teknologi.

Metodologi pengembangan dan pengesahan instrumen meliputi lima tahap yang terkait satu dengan yang lain. Pertama, pendefinisian istilah budaya sains dan teknologi dengan mengacu pada hasil kajian literatur dalam Negeri dan luar Negeri. Kedua, memilih konstruk instrumen dengan mengacu pada hasil kajian konsep dan definisi budaya sains dan teknologi. Ketiga, pengesahan konstruk oleh pakar sains dan teknologi. Keempat pengembangan item-item instrumen budaya sains dan teknologi dengan mengacu pada instrumen yang telah ada dan juga pada konstruk yang telah disahkan oleh pakar. Kelima pengesahan instrumen (konstruk dan item) dilakukan melalui uji coba pada 784 siswa Sekolah Menengah di Malaysia dan 265 siswa SMTA di Indonesia (Aceh). Kelima tahapan tersebut ditunjukkan dalam diagram alir dalam Gambar 1.

Page 17: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010

512

PROSIDING I

Gambar 1. Diagram Alir Metode Pengembangan Instrumen Penelitian

Kajian literatur tujuannya untuk mendapatkan definisi yang tepat tentang istilah Budaya Sains dan Teknologi. Kajian literatur difokuskan pada hasil penelitian dan definisi yang telah dirumuskan oleh pakar budaya dan pakar sains. Pemilihan konstruk budaya sains dan teknologi didasarkan pada definisi operasional budaya sains dan teknologi serta dapat juga diambil dari instrumen yang sudah ada dengan sedikit modifikasi. Pengesahan dilakukan melalui dua tahap, pertama pengesahan konten (isi) oleh pakar sains dan teknologi, dan kedua uji coba (tahap ke-I) instrumen pada mahasiswa. Pada tahap berikutnya adalah pengembangan item-item pernyataan sesuai dengan kontruk budaya sains dan teknologi yang telah dipilih. Pada tahap ini juga dilakukan uji coba instrumen tahap ke-II yang bertujuan untuk mendapatkan validitas dan indek reliabilitas secara statistik. HASIL DAN PEMBAHASAN DEFINISI OPERASIONAL ISTILAH BUDAYA SAINTIFIK

Budaya sains dan teknologi juga dikenal dengan istilah lain, seperti “kesadaran sains”, “pemahaman sains”, “pandangan terhadap sains”, “sikap

Page 18: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010

513

PROSIDING I

terhadap sains”, dan juga dipahami dengan “literasi saintifik” (Godin & Gingras 2000). Dengan mengacu pada definisi budaya sains dan teknologi aliran Jegede (1997), Solomon (1997), Gordin & Gingras (2000), dan Burns et.al (2003) dapat dinyatakan bahwa budaya sains dan teknologi adalah perpaduan sistem nilai sosial yang menghargai sains dan teknologi. Lebih terperinci Burns et.al (2003) menyatakan kelompok masyarakat yang berbudaya sains dan teknologi adalah suatu komunitas yang memperhatikan, mendukung, menghargai dan memiliki literasi terhadap sains dan teknologi. Budaya sains dan teknologi mempunyai kepentingan sosial dan aspek-aspek afektif. Fredua-Kwarteng & Ahia F., (2007) dari Universiti Toronto, Canada, mengatakan bahwa budaya saintifik adalah cara berfikir dan juga sikap pemikiran yang didasarkan pada metode saintifik. Menurut pandangan Fredua-Kwarteng & Ahia F. (2007), masyarakat yang berbudaya sains dan teknologi adalah masyarakat yang menyakini bahwa sesuatu itu selalu didasarkan pada hasil pengamatan, pengukuran, dan dapat dibuktikan secara sains. Oleh karena itu, tidak ada yang lengkap, masalah yang sempurna adalah sesuatu yang belum dan akan ditemukan. Rosilawati Othman (2007), mendefinisikan budaya sains dan teknologi sebagai suatu nilai dan tanggapan, kebiasan, sikap dan sifat personalitas yang dominan dalam anggota komunitas sains. Dalam tabel 1 dibawah diringkaskan hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan definisi budaya sains.

Berdasarkan definisi yang ditunjukkan dalam Tabel 1 secara umum dapat diperkatakan bahawa budaya sains dan teknologi ialah satu set komponen pengetahuan yang dikongsikan sesama anggota komunitas akademik. Komponen-komponen tersebut meliputi simbol komunikasi, pelaku budaya, aktivitas sains dan teknologi, dan sikap atau nilai terhadap sains dan teknologi. Simbol sains dan teknologi terdiri dari kata-kata, tanda/gerakan, gambar, dan benda-benda yang mengandung pengertian sains dan teknologi. Komponen simbol yang terkait dengan sains dan teknologi dikongsikan dan digunakan dikalangan anggota komunitas akademik sains sebagai suatu bahasa komunikasi. Pelaku budaya sains dan teknologi ialah individu realita atau dalam bentuk fiksi, pada masa sekarang atau masa lalu, yang memiliki ciri-ciri, menghayati, dan menghargai budaya sains dan teknologi. Pelaku ini sering disebut dengan istilah saintis. Aktivitas sains dan teknologi meliputi cara berfikir, membaca, pengajaran dan pembelajaran, komunikasi, konferensi, kuliah, penelitian, uji coba, dan lain-lain. Aktivitas tersebut biasanya dilakukan pada tempat-tempat tertentu, seperti mana laboratorium, kelas, ruang seminar, dan lain-lain. Sikap yang dimaksudkan dalam konteks budaya sains dan teknologi ialah keadaan pikiran (the state of mind) meliputi pandangan, kenyakinan, nilai, motivasi, minat, kerisauan, konsep diri, tingkah laku, kesukaaan, kesadaran, dan gambaran (image). Secara singkat dapat dikatakan masyarakat yang berbudaya sains dan teknologi ialad suatu komunitas yang memiliki pengetahuan sains dan teknologi, cara berfikir dan praktek sains, sikap positif terhadap sains dan teknologi, sikap positif terhaap penggunaan hewan percobaan, kesadaran terhadap sains dan teknologi serta terhaaap lingklungan, etika dan nilai sains, kesadaran akan keterbatasan sains dan teknologi, dan memahami ciri-ciri saintis dan simbol sains dan teknologi.

Page 19: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010

514

PROSIDING I

Tabel 1. Definisi Budaya Sains Dan Teknologi Berdasarkan Hasil Kajian Literatur Sumber Definisi Budaya Saintifik Kata Operational

Pemerintah UK & USA Pemahaman sains oleh orang awam Memahami sains Pemerintah Canada Kesadaran awan tentang sains Memiliki kesadaran sains

Eropah bersatu & Perancis

Syarikat dan inovasi seperti mana istilah budaya teknologi atau budaya industri.

Inovasi teknologi

Durant et.al (1989)

Merangkumi pemahaman proses inkuiri saintifik dan pengetahuan terkait dengan proses dan hasil sains azas serta pengentahuan sains

Memahami proses inkuiri dalam sains Memahami proses sains, Memiliki pengetahuan sains

Eva Krugly-Smolska (1996)

Pengembangan teknologi baru dan khususnya pengetahuan terkait dengan dunia nyata

Membangun teknologi baru

Jegede (1997)

Merupakan satu kolektif komponen sikap terhadap sains bersifat universal, logik, dan sementaraan (tentative) serta dikonsingkan bersama anggota masyarakat akademik.

Sikap universal terhadap sains Sikap logik terhadap sains Sikap tentative terhadap sains

Feuer, et.al. (2002)

Sebagai suatu set norma, kebiasaan, etos, kejujuran, keterbukaan, refleksi berterusan, dan bagaimana menilai kualitas penelitian.

Memiliki norma sains Memiliki amalan sains Memiliki etos sains Menilai kualitas kajian

Godin & Gingras (2000)

Bermakna: “kesadaran sains”, “pemahaman sains”, “pandangan terhadap sains”, “sikap terhadap sains”, dan juga difahami dengan “literasi saintifik”.

Memiliki kesadaran sains Memahami sains Pandangan terhadap sains Sikap terhadap sains Memiliki literasi saintifik

Fredua-Kwarteng & Ahia F., (2007)

Adalah cara berfikir dan juga sikap Pikiran yang berasaskan kepada kaedah saintifik. Adalah budaya bersasaskan kepada hasil pengamatan, pengukuran, dan dapat dibuktikan. Oleh itu, tidak ada yang lengkap, perkara yang sempurna adalah sesuatu yang belum dan akan ditemukan.

Memiliki cara berfikir saintifik Memiliki sikap pikiran saintifik Menyakini dan dapat membuktikan hasil pengamatan dan pengukuran.

Rosilawati Othman (2007)

Sebagai nilai dan tanggapan, kebiasaan, sikap dan sifat personalitas dominan anggota masyarakat sains.

Memiliki nilai/tanggapan sains Memiliki sikap dan kebiasaan terhadap sains Memiliki sifat personalitas masyarakat sains

KONSTRUK-KONSTRUK BUDAYA SAINS DAN TEKNOLOGI

Berdasarkan definisi budaya sains dan teknologi yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya, dapat disusun konstruk-kontruk budaya sains dan teknologi. Pemilihan kontruk juda didasarkan pada beberapa hasil penelitian terdahulu (Robiah, et.al. 2000; Rusilawati Othman 2007). Penyusunan draft kontruk budaya sains dan teknologi yang ditunjukkan dalam tabel 1 telah diubah menjadi bentuk kalimat operasional sebagai objektif pembelajaran sains dan teknologi pada siswa sekolah lanjut. Pencapaian objektif yang disusun dalam

Page 20: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010

515

PROSIDING I

tabel 2 menunjukkan atau menjadi acuan manifestasi atau eksistensi budaya sains dan teknologi pada siswa sekolah lanjut.

Tabel 2. Draf Konstruk Budaya Sains Dan Teknologi

No. Cadangan Objektif-objektif Pendidikan Sains 1 Menanamkan/memupuk sikap positif terhadap Sains dan Teknologi 2 Memumpuk kesadaran siswa terhadap lingkungan 3 Menguasai dan mempraktekan Sains dan Teknologi 4 Mananamkan sikap positif terhadap penggunaan hewan (sebagai alat uji coba) 5 Mempunyai sifat pemikiran dan kebiasan saintifik 6 Memahami sifat pengetahuan Sains dan Teknologi 7 Menggalakkan aktivitas sains di luar sekolah 8 Memupuk ketrampilan proses sains 9 Memiliki pemikiran yang logis

10 Mengenali gambar dan simbol Sains dan Teknologi 11 Mengenali ciri-ciri Saintis

12 Memupuk kecendrungan aktivitas yang dengan terkait Sains dan Teknologi di waktu lapang.

13 Memahami etika Sains & Teknologi 14 Menghayati keterbatasan kemampuan Sains dan Teknologi

PENGESAHAN KONSTRUK BUDAYA SAINS DAN TEKNOLOGI

Pengesahan konstruk budaya sains dan teknologi dilakukan oleh pakar sains yang telah dikenal kredibilitasnya. Tolok ukur atau acuan pakar yang sudah kompeten ialah staf penguruan tinggi pada Fakultas Sains dan Teknologi (FST) yang telah memiliki kualifikasi akademik S3 atau profesor. Berdasarkan kriteria tersebut telah dipilih 7 orang pakar dari Fakulti Sains dan Teknologi (FST) Universiti Kebangsaan Malaysia. Kepada ke-7 pakar diberikan list pernyataan konstruk budaya sains dan teknologi seperti yang ditunjukkan dalam tabel 1. Kepada pakar diminta agar memberi dua pilihan. Pertama mengemukakan pandangan Setuju (S), atau Tidak Setuju (TS) dengan list pernyataan konstruk budaya sains dan teknologi yang telah disusun. Kalau mereka mengatakan ”setuju”, pilihan selanjutnya mengemukakan pandangan kedua, yaitu: Sangat Penting (SP), Penting (P), atau Kurang Penting (KP).

Berdasarkan respon dari 7 pakar didapati kontruk no.1, 2, 6, 7, 8, dan 13 seluruh pakar mengatakan ”setuju” (100%) untuk dijadikan sebagai indikator untuk mengukur eksistensi budaya sains dan teknologi pada siswa sekolah menengah (gambar 1). Disampinf itu juga didapat 5 pakar menyarakan untuk menambah konstruk: ”Mengaitkan sains dengan kehidupan sehari-hari”, ”Mengingatkan kita terhaap Pencipta”, ”Memupuk kreativitas terkait dengan Sains dan teknologi”, dan ”Menyelesaikan masalah sehari-hari dengan ilmu sains dan teknologi”. Berdasarkan hasil kajian literatur didapati bahwa konstruk no.1, 6, 8, dan 13 paralel dengan konstruk yang digunapakan oleh Rosilawati (2007), yaitu konstruk; (1) Menanamkan/memupuk sikap positif terhadap Sains dan Teknologi, (6) Memahami sifat pengetahuan Sains dan Teknologi, (8) Memupuk ketrampilan proses sains, dan (13) Memahami etika

Page 21: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010

516

PROSIDING I

Sains & Teknologi. Konstruk-konstruk ini juga sesuai dengan definisi budaya sains dan teknologi yang dikemukakan oleh Durant et.al (1989), Feuer, et.al. (2002), Godin & Gingras (2000), Burns et.al (2003), dan Fredua-Kwarteng & Ahia F., (2007). Sedangkan konstruk no. (2) Kesadaran siswa terhadap lingkungan sesuai dengan definisi budaya sains dan teknologi yang dikemukakan oleh Jegede (1997), yaitu adanya kesadaran universeval terhadap sains. Hasil kajian Shobeiri et al. (2007) juga mendukung konstruk kesadaran siswa terhadap lingkungan sebagai satu tolok ukur eksistensi buduya sains dan teknologi. Lebih jauh Shobeiri et.al juga memperhitungkan item-item (i) Conservation of human health, (ii) Conservation of wild life and animal usbandry, (iii) Conservation of soil, forest, air and etc., (iv) Causes of pollution, dan (v) Energy conservation.

Gambar 2. Respon 7 pakar terkait dengan konstruk budaya sains dan teknologi

(S = Setuju; TS = Tidak Setuju; SP = Sangat Penting; P = Penting; dan KP = Kurang Penting)

PENGEMBANGAN ITEM KONSTRUK BUDAYA SAINS DAN TEKNOLOGI

Menurut indikator yang disusun oleh UNESCO (2002) dalam laporan: International Review of Science and Technology Statistics and Indicators, variabel budaya sains dan teknologi termasuk kedalam kelompok variabel latent. Dengan kata lain, pengukuran eksistensi budaya sains dan teknologi dapat dilakukan secara tidak langsung (indirect). Oleh karena itu, perlu disusun item-item konstruk yang akan menjadi indikator untuk mengetahui kewujudan budaya sains dan teknologi dikalangan siswa sekolah lanjut.

Penyusunan item konstruk didasarkan pada definisi operasional setiap konstruk. Sebagai contoh konstruk no.1 ”Sikap terhadap Sans dan Teknologi”, maka tahap pertama yang perlu didefinisi secara operasional ialah istilah ”sikap” atau :attitude”. Berdasarkan hasil kajian literatur dapat dirumuskan definisi ”sikap”, yaitu: ”Sikap (attitude) adalah bentuk respon, tindakan, atau kelakuan sebagai suatu bentuk manifestasi dari pandangan atau kecenderungan

Page 22: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010

517

PROSIDING I

mental seseorang terhadap suatu masalah atau benda (attitude object). Istilah attitude mempunyai kata-kata sinonim seperti berikut:

State of mind: mood, opinion, idea about, viewpoint, point of view, standpoint, outlook, perspective, belief, air, demeanor, manner, condition of mind, habitual mode of regarding something, disposition of mind, state of feeling, mindset, manner of thinking, way of looking at things, position, reaction, bias, slant, set, leaning, proclivity, bent, inclination, propensity, cast, emotion, temper, temperament, sensibility, disposition, mental state, notion, philosophy, view, approach, stance, stand, orientation, nature, makeup, frame of mind, character.

Item-item konstruk dibentuk dengan mengacu pada kata-kata yang

sinonim dengan istilah attitude tersebut. Setelah direvisi beberapa kali, dalam tabel 3 ditunjukkan item konstruk sikap siswa terhadap sains dan teknologi.

Tabel 3. Item-Item Konstruk Sikap Terhadap Sains Dan Teknologi

UJI COBA INSTRUMEN

Uji coba instrumen (14 konstruk dan 133 item) dilakukan pada 784 siswa Sekolah Menengah di Malaysia dan 265 siswa Sekolah Menengah di Indonesia (Aceh). Hasil uji coba menunjukkan tingkat reliabilitas Instrumen Pengukuran

Page 23: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010

518

PROSIDING I

Budaya Sains dan Teknologi (IPBST) relatif tinggi. Konstruk “prilaku pemikiran ilmiah”, “sikap terhadap sains dan teknologi” dan “mengenal simbol penelitian” memiliki indek reliabilitas yang sangat tinggi dan baik untuk diterapkan sebagai ujian dalam kelas. Hasil analisis data juga didapati tiga konstruk yang relatif masih rendah indek reliabilitas, yaitu konstruk “memahami keterbatasan pemikiran manusia” (0.425), “etika sains dan teknologi” (0.543), dan ”pengetahuan dasar sains” (0.557). Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa indek reliabilitas konstruk IPBST berada pada tahap baik (rata-rata = 0.684). Hasil analisis data secara lengkap ditunjukkan dalam tabel 4 di bawah. Untuk keabsahan instrumen pada lingkup yang lebih luas, sangat dianjurkan penelitian ini (uji coba) instrumen pada sampel yang representatif seluruh wilayah di Malaysia dan di Indonesia.

Tabel 4. Purata Nilai Statistik Untuk Konstruk Budaya Sains Dan Teknologi code Subscales of Science and

Technology Culture Malaysia Mean

Aceh Mean

t-value Alpha crombach

Corr. inter items

A B C D E F G H I J

Attitude towards S&T Awareness of enviroment Conception of science nature Ethic of Science and Technology Attitude toward animal experimentation Realization of limits of mankind Indicators of science and technology Scientist behavior Science activities out of school. Basic of science knowledge

1.872 1.872 2.409 2.017 2.973 1.899 1.800 1.839 2.385 1.662

1.908 1.734 3.251 2.130 3.152 1.764 2.423 1.927 2.099 1.781

0.266 0.793 3.056* 0.467 0.936 0.606 3.188* 1.296 1.779 0.955

0.814 0.732 0.592 0.543 0.704 0.425 0.815 0.865 0.789 0.557

0.360 0.332 0.204 0.239 0.375 0.191 0.256 0.314 0.262 0.098

Rata-rata (mean) 2.073 2.217 1.334 0.684 0.263

IMPLIKASI TERHADAP PENDIDIKAN SAINS

Melalui kajian literatur dapat dirumuskan definisi budaya sains dan teknologi secara umum dan juga definisi dalam bentuk operasional. Berdasarkan definisi tersebut disusun 14 konstruk yang menjadi dasar acuan untuk pengukuran eksistensi budaya sains dan teknologi pada siswa sekolah lanjut. Penyusunan item-item konstruk yang didasarkan pada definisi oprasional setiap konstruk akan membetuk sebuah Instrumen Pengukuran Budaya Sains dan Teknologi (IPBST) pada siswa sekolah lanjut.

Penggunaan IPBST dikalangan siswa atau mahasiswa akan memberi gambaran secara terperinci tentang eksistensi budaya sains dan teknologi pada mereka. Data atau infomasi yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan IPBST dapat digunakan sebagai dasar penyusunan kurikulum pendidikan sains dan juga menjadi dasar bagi pengambilan keputasan atau kebijakan oleh pihak yang terkait. Siswa dan mahasiswa yang akan menjadi modal insan untuk pembangunan Sains dan Teknologi dimasa yang akan datang, perlu dibekali dan

Page 24: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010

519

PROSIDING I

dibentuk dengan sikap dan pandangan positif terhadap pembangunan sains dan teknologi. Untuk merealisasi tujuan tersebut perlu direvisi kurikulum pendidikan sains dengan mengadopsi item-item konstruk budaya sains dan teknologi sebagai indikator pencapaian tujuan pembelajaran sains dan teknologi. UCAPAN TERIMA KASIH

Kajian ini didukung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Kompetitif untuk Publikasi Internasional Nomor: 433/SP2H/PP/DP2M/VI/2010. Tanggal 11 Juni 2010. Sebagai komitmen kerjasama (MoA) Universiti Kebangsaan Malaysia, melalui Fakulti Pendidikan telah menggarkan dana proyek OUP pada tahun 2010. Oleh karena itu, kami sebagai ketua peneliti dan juga mewakili anggota peneliti mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dana dan kepercayaan yang diberikan. DAFTAR PUSTAKA Aikenhead G.S., and Otsuji H., 2000. Japanese and Canadian Science Teachers’

Views on Science and Culture. Jounal os Science Teacher Education, Vol. 11. pp 277-299.

Burns T. W., O'Connor D. J. and Stocklmayer S. M.. 2003. Science Communication: A Contemporary Definition, Public Understanding of Science 12; 183

Eva Krugly-Smolska. 1996. Scientific Culture, Multiculturalism and the Science Classroom. Science & Education 5: 21-29, 1996.

Feur J.M., Towne L., and Shavelson R.J., 2002. Scientific Culture and Education Research. Educational Research. 8, 31. Nov.

Fredua-Kwarteng & Ahia S., 2007. Promoting Scientific Culture in Ghana. Feature Article of Sunday, 28 October 2007. Canada.

Godin B., and Gingras Y., 2000. What is scientific and technological culture and how is it measured? A multidimensional model. Public Understand. Sci. 9 (2000) 43–58.

Hefstede, G. 1997. Cultures and Organizations: Software of the mind. New York: McGraw Hill.

Howari F.M. 2006. Environmental Service Learning Programs in the United Arab Emirates: Impacts on Environmental Awareness and Civic Engagement. CSD Research Report 06-15, CSD Research Fellow in Civic Service United Arab Emirates University Faculty of Science.

Jegede.O.J., 1997. School science and the development of scientific culture: a review of contemporary science education in Africa. International Journal of Science Education, Volume 19, Issue 1 January., pp. 1 - 20

Margaret Orbit, Richard Bernstein, Suzanne Kolodziej, and Cathy McIntyre,.2005. Student project virtual worlds as windows on scientific culture in CTCT SciFair. Cornell Theory Center, Research Outreach, Cornell University.

Mason CL, Kahle JB and Gardner AL. 1991. Draw-A-Scientist test: future implications. School Science and Mathematics, Vol. 91, No. 5, 193-198.

Page 25: Halaman Muka Prosiding Bagian 1

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010

520

PROSIDING I

Robiah Sidin, Juriah Long, Khalid Abdullah & Puteh Muhammad. 1998. Socialisation for the Science and technology: The case of education and training for Malaysia youths. Projek IRPA no:07-02-02-0011. Universiti Kebangsaan Malaysia.

Rosilawati Othman. 2007. Budaya sains dan teknologi dikalangan murid sekolah dan hubungannya dengan pertambahan tempoh pembelajaran sains. Tesis Ph.D, Fakulti Pendidikan, Universiti Kebangsaan Malaysia.

Shobeiri, S. M., Omidvar, B, and Prahallada, A. N. N. 2007. Comperative Study of Environmental Awareness among Secondary School Students in Iran and India. Int. J. Environ. Res.1 (1): 28-34.

Stockinger P,. 2006. Semiotics of culture and intercultural communication. Semiotics Institute Online Toronto, Canada.

Utusan Malaysia. 2008. Pelajar jadi duta alam sekitar. Kuala Lumpur, 1 Julai 2008.