107
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT SKRIKPSI & ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FEBRUARI 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKTOR DETERMINAN KEMATIAN JEMAAH HAJI INDONESIA DI ARAB SAUDI, TAHUN 2011 Oleh : Tengku Nurshahril bin Tengku Kechil ( C111 07 351 ) Pembimbing : Dr dr. H.A Armyn Nurdin, M.Sc DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

Haji Tengkunurs 4592 1 Tengkun h

Embed Size (px)

DESCRIPTION

HAJI

Citation preview

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT SKRIKPSI

& ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FEBRUARI 2012

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKTOR DETERMINAN KEMATIAN JEMAAH HAJI

INDONESIA DI ARAB SAUDI, TAHUN 2011

Oleh :

Tengku Nurshahril bin Tengku Kechil( C111 07 351 )

Pembimbing :

Dr dr. H.A Armyn Nurdin, M.Sc

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2011

8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan

skripsi dengan judul “ Faktor Determinan Kematian Jemaah Haji Indonesia di Arab

Saudi, tahun 2011 ” sebagai salah satu syarat menyelesaikan kepaniteraan klinik di

bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.

Banyak kendala yang dihadapi penulis dalam rangka penyusunan skripsi ini,

yang hanya berkat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, maka

skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis

dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada Dr dr. H.A Armyn Nurdin, M.Sc

selaku pembimbing. Atas segala nasihat dan bantuan yang telah diberikan mulai dari

pengembangan minat terhadap permasalahan penelitian ini, pelaksanaan penelitian

sampai penulisan skripsi ini.

Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kepala Bagian dan Staf

Pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, teman-teman sesama koas yang telah

memberikan doa, dorongan semangat dan informasi-informasi yang sangat berharga,

serta semua pihak yang tidak sempat disebutkan satu-persatu, namun bantuannya

begitu besar maknanya.

9

Penulis menyadari tulisan ini tidak luput dari salah dan khilaf, karena itu

saran, kritik, dan masukan dari pembaca adalah sesuatu yang senantiasa penulis

harapkan demi kemajuan bersama. Harapan penulis, semoga tulisan ini dapat

bermanfaat.

Makassar, Februari

2012

Penulis

5

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatDan Ilmu Kedokteran Komunitas

Fakultas Kedokteran Universitas HasanuddinSkripsi, Februari 2011

ABSTRAK

Tengku Nurshahril ( C111 07 351 )

Faktor Determinan Kematian Jemaah Haji Indonesia di Arab Saudi, tahun 2011

+78 Halaman + 15 Tabel + 6 Gambar + 15 Grafik + 1 Skema + 9 Lampiran

Latar Belakang: Ibadah haji adalah ibadah ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia di Mekah, Arab Saudi, dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji. Kegiatan inti ibadah haji berlangsung dari tanggal 8 sehingga 12 Dhu al-Hijja ( Zulhijah ), bulan terakhir dari tahun Islam. Menurut Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan, jumlah jamaah haji yang berasal dari Indonesia pada tahun 2011 tercatat sebanyak 221 000 orang. Dalam melaksanakan ibadah suci ini, yang menjadi permasalahan utama adalah tingginya jumlah kematian jamaah haji Indonesia di Arab Saudi.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan desain penelitian cross-sectional. Penelitian ini mengolah data kematian jamaah haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011. Data diolah pada tanggal 26 Desember 2011 sampai dengan 8 Januari 2012. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang mengolah data jamaah haji Indonesia yang wafat tahun 2011 dari Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I. Data dikumpul oleh petugas haji Indonesia di Arab Saudi secara longitudinal pada tahun 2011 dan peneliti mengolah data sekunder tersebut yaitu Daftar Jamaah Haji Indonesia yang wafat tahun 2011 yang diperoleh dari Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan program SPSS untuk memperoleh hasil statistik deskriptif yang diharapkan. Data yang telah diolah disajikan dalam bentuk tabel, diagram dan grafik. Populasi penelitian ini adalah seluruh jamaah haji Indonesia periode tahun 2011. Sampel penelitian ini adalah seluruh jamaah haji Indonesia yang wafat selama musim haji 2011. Seluruh jamaah haji Indonesia yang meninggal dijadikan sampel yang diambil oleh petugas haji Indonesia.

6

Hasil Penelitian: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah kematian jamaah haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011 adalah sebanyak 439 orang. Berdasarkan jenis kelamin, jenis kelamin laki-laki mencatat frekuensi tertinggi kematian yaitu sebanyak 247 kasus ( 56,3% ), sedangkan pada perempuan sebanyak 192 kasus ( 43,7% ). Berdasarkan kelompok umur, kelompok umur > 60 tahun mencatat jumlah tertinggi kematian jamaah haji Indonesia yaitu sebanyak 310 kasus ( 70,6 % ) dan kelompok umur < 40 tahun mencatat jumlah terendah kematian jamaah haji Indonesia yaitu sebanyak 27 kasus ( 6,2 % ).

Berdasarkan faktor resiko tinggi keseluruhan, sebanyak 294 jamaah haji Indonesia pada tahun 2011 mempunyai faktor resiko tinggi ( RISTI ). Dari jumlah tersebut, faktor resiko tinggi kardiologi mencatat jumlah tertinggi yaitu sebanyak 147 kasus ( 50,0 % ).

Penyebab kematian utama jamaah haji Indonesia berasal dari golongan penyakit kardiologi yaitu sebanyak 264 kasus ( 60,1 % ) dan respiratorik sebanyak 118 kasus ( 26,6 % ). Secara spesifiknya, Cardiac Arrest mencatat jumlah tertinggi yaitu sebanyak 235 kasus ( 53,5 % ) dan Respiratory Failure merupakan penyebab kematian utama kedua tertinggi yaitu sebanyak 103 kasus ( 23,5 % ).

Penyebab kematian penyerta jemaah haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011 berasal dari golongan kardiologi yaitu sebanyak 159 kasus ( 55,0 % ) dan respiratorik sebanyak 77 kasus ( 26,6 % ). Penyebab kematian penyerta dengan frekuensi tertinggi adalah Acute Myocardial Infarc yaitu sebanyak 48 kasus ( 16,6 % ) dan diikuti oleh Coronary Artery Disease dengan 40 kasus ( 13,8 % ).

Berdasarkan hubungan antara faktor resiko tinggi keseluruhan ( RISTI ) dengan penyebab kematian pada tahun 2011, sebanyak 298 kasus kematian disebabkan oleh faktor resiko tinggi ( RISTI ) sedangkan 122 kasus kematian tidak disebabkan oleh faktor resiko tinggi ( RISTI ). Golongan penyakit kardiologi mencatat jumlah tertinggi sebagai faktor resiko tinggi ( RISTI ) yang menyebabkan kematian yaitu sebanyak 216 kasus ( 72,5 % ).

Jika dilihat dari penyebab kematian utama dan penyebab kematian penyerta tanpa faktor resiko tinggi ( RISTI ), golongan penyakit kardiologi mencatat jumlah tertinggi kematian yaitu sebanyak 137 kasus ( 59,6 % ) sebagai penyebab kematian utama dan sebanyak 54 kasus ( 51,9 % ) sebagai penyebab kematian penyerta yang secara totalnya tercatat sebanyak 191 kasus secara keseluruhannya.

Berdasarkan periode prosesi haji pada tahun 2011, kematian jamaah haji yang tertinggi adalah pada saat pasca wukuf yaitu sebanyak 313 kasus ( 71,3 % )

7

sedangkan pada saat pra wukuf tercatat sebanyak 126 kasus ( 28,7% ). Tempat kematian yang mencatat jumlah tertinggi adalah Mekkah yaitu sebanyak 308 kasus ( 70,2 % ). Menurut distribusi kematian jamaah haji Indonesia berdasarkan lokasi kematian pada tahun 2011, lokasi kematian yang mencatat jumlah tertinggi adalah di Rumah Sakit Arab Saudi yaitu sebanyak 160 kasus ( 36,5 % ).

Saran: Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan bahwa pihak yang bertanggungjawab haruslah memikirkan cara-cara bagi menangani penyebab kematian para jamaah haji yang kian meningkat dengan cara meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap para jamaah yang mempunyai resiko tinggi dalam melaksanakan ibadah haji. Faktor jamaah haji Indonesia yang lanjut usia dan mempunyai resiko tinggi dalam melaksanakan ibadah suci di Arab Saudi haruslah dipantau dengan baik berhubung jumlah kematian yang tinggi pada kelompok jamaah tersebut. Sarana pelayanan kesehatan haruslah ditingkatkan dan diperbanyak berhubung dengan tingginya jumlah kematian jamaah haji selama berlangsungnya ibadah haji.

Daftar Pustaka : 13 Pustaka ( 2007-2011 )

10

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL.............................................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ ii

ABSTRAK........................................................................................................... v

KATA PENGANTAR......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xiv

DAFTAR SKEMA ............................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

I.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3

I.3 Tujuan Penelitian......................................................................... 3

I.4 Manfaat Penulisan....................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Haji

II.1.1 Definisi................................................................................. 6

II.1.2 Latar Belakang Ibadah Haji................................................ 7

II.1.3 Jenis Ibadah Haji.................................................................. 8

II.1.4 Kegiatan Ibadah Haji............................................................. 9

II.1.5 Lokasi Utama Ibadah Haji.................................................... 11

II.2 Kematian Jamaah Haji

II.2.1 Faktor Resiko Jamaah Haji................................................. 15

II.2.2 Potensial Penyakit Di Arab Saudi........................................ 18

II.2.3 Penyakit Khas Jamaah Haji……........................................ 20

11

BAB III KERANGKA KONSEP

III.1Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ...................................... 23

III.2Kerangka Konsep ........................................................................ 24

III.3Definisi Operasional Variabel ................................................... 25

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN2]

IV.1Desain Penelitian ........................................................................ 29

IV.2Waktu Penelitian ...................................................... 29

IV.3Jenis Data dan Instrumen Penelitian ........................................... 29

IV.4Manajemen Penelitian ................................................................. 30

BAB V HASIL PENELITIAN

V.1 Hasil Penelitian............................................................................. 31

V.2 Analisis Hubungan Antara Variabel ……………………………. 68

BAB VI PEMBAHASAN

VI. Pembahasan................................................................................... 74

BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN

VII.1Kesimpulan................................................................................. 79

VII.2Saran............................................................................................ 80

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 81

LAMPIRAN

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Lokasi Utama dalam Ibadah Haji................................................................ 11

2. Lokasi Utama dalam Ibadah Haji ( Makkah al- Mukaromah ) .................. 12

3. Lokasi Utama dalam Ibadah Haji ( Arafah )............................................... 13

4. Lokasi Utama dalam Ibadah Haji ( Muzdalifah )....................................... 13

5. Lokasi Utama dalam Ibadah Haji ( Mina )................................................. 14

6. Lokasi Utama dalam Ibadah Haji ( Madinah )........................................... 15

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Jenis Kelamin Pada Tahun 2011………………………………………… 31

2. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Kelompok Umur Pada Tahun 2011......................................................... 33

3. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Faktor Resiko Tinggi Utama ( RISTI 1 ) Pada Tahun 2011................... 35

4. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Faktor Resiko Tinggi Penyerta ( RISTI 2 ) Pada Tahun 2011………..... 37

5. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Faktor Resiko Tinggi Keseluruhan Pada Tahun 2011………………..... 39

6. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Penyebab Kematian Utama Pada Tahun 2011…………………………... 41

13

7 . Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Penyebab Kematian Penyerta Pada Tahun 2011...................................... 45

8. Distribusi Hubungan antara Penyakit yang Diderita Sejak di Tanah Air

dengan Penyebab Kematian Pada Tahun 2011……………………….... 51

9. Distribusi Hubungan antara Faktor Resiko Tinggi Utama ( RISTI 1 )

dengan Penyebab Kematian Utama dan Penyebab Kematian Penyerta

Pada Tahun 2011………………………………………………………. 53

10. Distribusi Hubungan antara Faktor Resiko Tinggi Penyerta ( RISTI 2 )

dengan Penyebab Kematian Utama dan Penyebab Kematian Penyerta

Pada Tahun 2011..................................................................................... 55

11. Distribusi Hubungan Antara Faktor Resiko Tinggi Keseluruhan ( RISTI )

Dengan Penyebab Kematian Pada Tahun 2011....................................... 57

12. Distribusi Penyebab Kematian Utama dan Penyebab Kematian Penyerta

Tanpa Faktor Resiko Tinggi ( RISTI ) Pada Tahun 2011………........... 59

13. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Periode Prosesi Haji Pada Tahun 2011………………………………… 61

14. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Tempat Kematian Pada Tahun 2011………………………………….... 63

15. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Lokasi Kematian Pada Tahun 2011…………………………………….. 65

16. Hubungan Antara Faktor Resiko Tinggi ( RISTI ) dengan Kematian

Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011……………….... 68

17. Hubungan Antara Faktor Resiko Tinggi Kardiovaskuler dengan Kematian

Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011……………….... 70

14

18. Hubungan Antara Faktor Resiko Tinggi Respiratorik dengan Kematian

Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011……………….... 72

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Jenis Kelamin Pada Tahun 2011………………………………………… 32

2. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Kelompok Umur Pada Tahun 2011......................................................... 34

3. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Faktor Resiko Tinggi Utama ( RISTI 1 ) Pada Tahun 2011................... 36

4. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Faktor Resiko Tinggi Penyerta ( RISTI 2 ) Pada Tahun 2011………..... 38

5. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Faktor Resiko Tinggi Keseluruhan Pada Tahun 2011………………..... 40

6. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Penyebab Kematian Utama Pada Tahun 2011…………………………... 44

7. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Penyebab Kematian Penyerta Pada Tahun 2011...................................... 50

8. Distribusi Hubungan antara Penyakit yang Diderita Sejak di Tanah Air

dengan Penyebab Kematian Pada Tahun 2011……………………….... 52

9. Distribusi Hubungan antara Faktor Resiko Tinggi Utama ( RISTI 1 )

dengan Penyebab Kematian Utama dan Penyebab Kematian Penyerta

15

Pada Tahun 2011………………………………………………………. 54

10. Distribusi Hubungan antara Faktor Resiko Tinggi Penyerta ( RISTI 2 )

dengan Penyebab Kematian Utama dan Penyebab Kematian Penyerta

Pada Tahun 2011..................................................................................... 56

11. Distribusi Hubungan Antara Faktor Resiko Tinggi Keseluruhan ( RISTI )

Dengan Penyebab Kematian Pada Tahun 2011....................................... 58

12. Distribusi Penyebab Kematian Utama dan Penyebab Kematian Penyerta

Tanpa Faktor Resiko Tinggi ( RISTI ) Pada Tahun 2011………........... 60

13. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Periode Prosesi Haji Pada Tahun 2011………………………………… 62

14. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Tempat Kematian Pada Tahun 2011………………………………….... 64

15. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Lokasi Kematian Pada Tahun 2011…………………………………….. 66

DAFTAR SKEMA

Skema Halaman

1 Kerangka Konsep......................................................................................... 24

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Ibadah haji adalah ibadah ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim

sedunia di Mekah, Arab Saudi, dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa

kegiatan di beberapa tempat pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim

haji. Setiap orang dewasa muslim yang berbadan sehat dan mampu untuk

melakukannya diharuskan untuk melaksanakan haji setidaknya satu kali dalam

seumur hidupnya. Menurut riwayat Al-Baihaki dan Ibnu Hibban dari Abu Sa'id

Al-Khudri, Rasulullah S.A.W menganjurkan bagi orang yang memiliki

kemampuan biaya, fisik, dan waktu untuk melaksanakan ibadah haji sekali

dalam seumur hidupnya. Perintah untuk melakukan haji didasarkan pada Al Quran

surat Ali 'Imran (3) ayat 97 yang artinya: “…mengerjakan haji adalah kewajiban

manusia terhadap Allah S.W.T, yaitu  orang yang sanggup mengadakan

perjalanan ke Baitullah…”. Selain itu pada Al Quran surat Al Baqoroh (2) ayat

196 juga mengatur hal yang sama yang artinya: "Dan sempurnakanlah ibadah haji

dan umrah karena Allah..." Setiap muslim pasti menginginkan untuk menunaikan

ibadah haji karena besarnya keutamaan pahalalanya. Keutamaan ibadah haji dapat

dilihat dari hadist Rasulullah: “ satu umrah ke umrah yang lain menjadi penebus

dosa yang dilakukan diantara keduanya, dan haji mabrur tidak ada ganjarannya

kecuali surga”. 

2

Kegiatan inti ibadah haji berlangsung dari tanggal 8 sehingga 12 Dhu al-

Hijja ( Zulhijah ), bulan terakhir dari tahun Islam. Karena kalender Islam

berdasarkan kalendar bulan, maka waktu haji bervariasi sehubungan dengan

kalender Gregorian ( misalnya pada 4-7 November pada tahun 2011 dan 24-27

Oktober pada tahun 2012 ).

Dari seluruh dunia, lebih dari 2 juta muslim melakukan ibadah haji setiap

tahun dan menurut Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan, jumlah

jamaah haji yang berasal dari Indonesia pada tahun 2011 tercatat sebanyak

221 000 orang. Pada tahun 2011 disiapkan 11 embarkasi keberangkatan haji yang

meliputi Aceh, Medan, Batam, Padang, Palembang, Jakarta, Solo, Surabaya,

Banjarmasin, Balikpapan dan Makassar. Jadual keberangkatan ( fase 1 ) bermula

dari 2-31 Oktober 2011 sedangkan jadwal kepulangan ( fase 2 ) berlangsung dari

11 November – 10 Desember 2011.

Lokasi ibadah haji merangkum beberapa tempat yang penting yaitu

Mekah, Arafah, Muzdalifah dan Mina. Madinah juga menjadi tempat kunjungan

para jamaah haji walaupun tidak termasuk ke dalam ritual ibadah haji. Dalam

melaksanakan ibadah suci ini, yang menjadi permasalahan utama adalah tingginya

jumlah kematian jamaah Indonesia. Pelbagai persoalan timbul terutamanya

penyebab angka kematian yang tinggi. Adakah disebabkan oleh faktor lanjut usia

jamaah haji, penyakit yang diderita sejak di tanah air, jumlah jamaah haji yang

cenderung meningkat atau kurangnya pelayanan kesehatan yang disediakan oleh

pemerintah tempatan mahupun di Arab Saudi. Berangkat dari permasalahan ini,

3

peneliti tertarik untuk mengetahui faktor determinan kematian jamaah haji

Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penyebab kematian ( cause of death ) jamaah haji Indonesia di

Arab Saudi pada tahun 2011?

2. Apakah hubungan antara penyakit yang diderita jamaah haji Indonesia

sejak di tanah air dan penyebab kematian di Arab Saudi?

3. Periode kematian jamaah haji Indonesia di Arab Saudi ?

( sama ada sebelum wukuf atau setelah wukuf )

4. Di mana tempat kematian jamaah haji Indonesia di Arab Saudi ?

( sama ada di Embarkasi, Mekah, Arafah Mina atau di Madinah )

5. Di mana lokasi kematian jamaah haji Indonesia di Arab Saudi ?

( sama ada di Maktab / Pondokan, Balai Pengobatan Haji Indonesia

atau di Rumah Sakit di Arab Saudi ).

I.3 Tujuan Penelitian

I.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor

determinan kematian jamaah haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun

2011.

4

I.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui penyebab kematian ( cause of death ) jamaah haji

Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011.

2. Untuk mengetahui hubungan antara penyakit yang diderita jamaah

haji Indonesia sejak di tanah air dan penyebab kematian di Arab

Saudi.

3. Untuk mengetahui periode kematian jamaah haji Indonesia di Arab

Saudi ( sama ada sebelum wukuf atau setelah wukuf )

4. Untuk mengetahui tempat kematian jamaah haji Indonesia di Arab

Saudi ( sama ada di Embarkasi, Mekah, Arafah Mina atau di

Madinah ).

5. Untuk mengetahui lokasi kematian jamaah haji Indonesia di Arab

Saudi ( sama ada di Maktab / Pondokan, Balai Pengobatan Haji

Indonesia atau di Rumah Sakit di Arab Saudi ).

I.4 Manfaat Penelitian

I.4.1 Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai sumber informasi untuk

mengetahui faktor determinan kematian jamaah haji Indonesia di Arab

Saudi pada tahun 2011.

5

I.4.2 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi pihak instansi yang berwenang untuk

digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam mengambil dan

memutuskan kebijakan-kebijakan, khususnya dalam memperbaiki

kualitas pelayanan kesehatan jamaah haji Indonesia dan mengurangi

jumlah kematian pada tahun haji berikutnya.

2. Sebagai tambahan ilmu, kompetensi, dan pengalaman berharga bagi

peneliti dalam melakukan penelitian kesehatan pada umumnya, dan

terkait mengetahui faktor determinan kematian jamaah haji Indonesia

di Arab Saudi.

3. Sebagai acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin melakukan

penelitian mengenai faktor determinan kematian jamaah haji

Indonesia di Arab Saudi.

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Haji

II.1.1 Definisi

Haji (Bahasa Arab: جح‎; transliterasi: Hajj) adalah rukun (tiang agama)

Islam yang kelima setelah syahadat, salat, puasa dan zakat. Menunaikan ibadah

haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang

mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan

beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang

dikenal sebagai musim haji (bulan Zulhijah). Hal ini berbeda dengan

ibadah umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.[1]

Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Zulhijah ketika umat

Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9

Zulhijah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi

setan) pada tanggal 10 Zulhijah. Masyarakat Indonesia lazim juga menyebut hari

raya Idul Adha sebagai Hari Raya Haji karena bersamaan dengan perayaan ibadah

haji ini. [1]

Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan

mengunjungi.  Menurut etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd,

yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju

ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan

ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan tempat-tempat tertentu dalam

7

definisi diatas, selain Ka'bah dan Mas'a(tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan

Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai

dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Adapun amal ibadah

tertentu ialah thawaf, sa'i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di

Mina, dan lain-lain. [1]

II.1.2 Latar belakang Ibadah Haji

Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini

yang mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan

disana-sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti

thawaf, sa'i, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak

yang tidak sesuai lagi dengan syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang

dan memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah

sesuai dengan petunjuk syara' (syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an

dan sunnah rasul.  Latar belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada ibadah

serupa yang dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutama nabi

Ibrahim (nabinya agama Tauhid). Ritual thawaf didasarkan pada ibadah serupa

yang dilaksanakan oleh umat-umat sebelum nabi Ibarahim. Ritual sa'i, yakni

berlari antara bukit Shafa dan Marwah (daerah agak tinggi di sekitar Ka'bah yang

sudah menjadi satu kesatuan Masjid Al Haram, Makkah), juga didasarkan untuk

mengenang ritual istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari susu untuk anaknya nabi

Ismail. Sementara wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat

bertemunya nabi Adam dan Siti Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari

kelahiran seluruh umat manusia. [1]

8

II.1.3 Jenis Ibadah Haji

Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin

dilaksanakannya. Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu,

sebagaimana terlihat dalam hadis berikut. [1]

“ Aisyah RA berkata: Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah

SAW dalam tahun hajjatul wada. Di antara kami ada yang berihram,

untuk haji dan umrah dan ada pula yang berihram untuk haji. Orang yang

berihram untuk umrah ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah.

Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji dan

umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari

nahar ”.

Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud:- [1]

1. Haji Ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila

sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun

menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah

haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, orang

tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji

sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk

melaksanakan umrah.

2. Haji Tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai

dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain

bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk

9

melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama. Tamattu' dapat juga berarti

melaksanakan ibadah di dalam bulan-bulan serta di dalam tahun yang

sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.

3. Haji Qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau

menyekaliguskan. Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau

menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah.

Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat

makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai,

meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah,

melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa'i.

II.1.4 Kegiatan Ibadah Haji

Berikut adalah kegiatan utama dalam ibadah haji berdasarkan urutan waktu: [1]

1. Sebelum 8 Zulhijah

Umat Islam dari seluruh dunia mulai berbondong untuk melaksanakan

Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah.

2. 8 Zulhijah

Jamaah haji bermalam di Mina. Pada pagi 8 Zulhijah, semua umat Islam

memakai pakaian Ihram (dua lembar kain tanpa jahitan sebagai pakaian

haji), kemudian berniat haji, dan membaca bacaan Talbiyah. Jamaah

kemudian berangkat menuju Mina, sehingga malam harinya semua jamaah

haji harus bermalam di Mina.

10

3. 9 Zulhijah

Pagi harinya semua jamaah haji pergi ke Arafah. Kemudian jamaah

melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang luas

ini hingga Maghrib datang. Ketika malam datang, jamaah segera menuju

dan bermalam Muzdalifah.

4. 10 Zulhijah

Setelah pagi di Muzdalifah, jamaah segera menuju Mina untuk

melaksanakan ibadah Jumrah Aqabah, yaitu melempar batu sebanyak tujuh

kali ke tugu pertama sebagai simbolisasi mengusir setan. Setelah mencukur

rambut atau sebagian rambut, jamaah bisa Tawaf Haji (menyelesaikan

Haji), atau bermalam di Mina dan melaksanakan jumrah sambungan

(Ula dan Wustha).

5. 11 Zulhijah

Melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu

ketiga.

6. 12 Zulhijah

Melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu

ketiga.

7. Sebelum pulang ke negara masing-masing, jamaah melaksanakan Thawaf

Wada' (thawaf perpisahan).

11

II.1.5 Lokasi Utama dalan Ibadah Haji

12

Gambar 1 : Lokasi utama dalam Ibadah Haji

( dikutip dari kepustakaan 2 )

13

1. Makkah Al Mukaromah

Di kota inilah berdiri pusat ibadah umat Islam sedunia, Ka'bah, yang

berada di pusat Masjidil Haram. Dalam ritual haji, Makkah menjadi

tempat pembuka dan penutup ibadah ini ketika jamaah diwajibkan

melaksanakan niat dan thawaf haji. [1]

Gambar 2 : Lokasi utama dalam Ibadah Haji ( Makkah al Mukaromah )

( dikutip dari kepustakaan 2 )

14

2. Arafah

Kota di sebelah timur Makkah ini juga dikenal sebagai tempat pusatnya

haji, yiatu tempat wukuf dilaksanakan, yakni pada tanggal 9 Zulhijah tiap

tahunnya. Daerah berbentuk padang luas ini adalah tempat berkumpulnya

sekitar dua juta jamaah haji dari seluruh dunia. Di luar musim haji, daerah

ini tidak dipakai. [1]

Gambar 3 : Lokasi utama dalam Ibadah Haji ( Arafah )

( dikutip dari kepustakaan 2 )

15

3. Muzdalifah

Tempat di dekat Mina dan Arafah, dikenal sebagai tempat jamaah haji

melakukan Mabit ( bermalam ) dan mengumpulkan bebatuan untuk

melaksanakan ibadah jumrah di Mina. [1]

Gambar 4 : Lokasi utama dalam Ibadah Haji ( Muzdalifah )

( dikutip dari kepustakaan 2 )

4. Mina

Tempat berdirinya tugu jumrah, yaitu tempat pelaksanaan kegiatan

melontarkan batu ke tugu jumrah sebagai simbolisasi tindakan nabi

17

( dikutip dari kepustakaan 2 )

5. Madinah

Adalah kota suci kedua umat Islam. Di tempat inilah panutan umat

Islam, Nabi Muhammad SAW dimakamkan di Masjid Nabawi. Tempat ini

sebenarnya tidak masuk ke dalam ritual ibadah haji, namun jamaah haji

dari seluruh dunia biasanya menyempatkan diri berkunjung ke kota yang

letaknya kurang lebih 330 km(450 km melalui transportasi darat) utara

Makkah ini untuk berziarah dan melaksanakan salat di masjidnya Nabi

Muhammad S.A.W. [1]

18

Gambar 6 : Lokasi utama dalam Ibadah Haji ( Madinah )

( dikutip dari kepustakaan 2 )

II.2 Kematian Jemaah Haji

II.2.1 Faktor resiko jamaah haji

Faktor risiko dapat berasal dari jemaah sendiri (internal), yaitu kondisi

kesehatan/penyakit yang melekat pada jemaah yang dapat menjadi berat selama

perjalanan ibadah haji. Dapat juga berasal dari lingkungan di luar jemaah

(eksternal), seperti kemungkinan tertular penyakit, terpapar aktifitas fisik yang

padat, kepadatan orang, iklim di Arab Saudi, dan lain sebagainya. Faktor risiko

ini harus diwaspadai dan dikelola sebaik mungkin agar tidak muncul dan

mengganggu kelancaran ibadah haji atau menyebabkan kematian. [ 2 ]

1. Faktor Risiko Internal

Faktor risiko internal yang perlu diwaspadai dan diamati antara lain:

Gangguan kesehatan/penyakit yang ada pada jemaah, seperti hipertensi,

penyakit jantung, asma, penyakit paru obstruktif kronis ( PPOK ),

diabetes, stroke, dan lain-lain.

Perilaku yang potensial menimbulkan gangguan kesehatan, seperti

kebiasaan merokok, menyimpan jatah makanan untuk dimakan di lain

waktu (menunda makan), dan lain-lain.

2. Faktor Risiko Eksternal

19

Prosesi haji sarat dengan kegiatan fisik yang harus dilaksanakan secara

sempurna dengan waktu yang telah ditentukan di berbagai tempat sekitar

kota Mekkah; meliputi:

Tawaaf (mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali, dengan arah berlawanan

jarum jam, dimana ka’bah berada di sisi kiri badan).

Sai (berjalan sambil berlari kecil pulang balik sebanyak tujuh kali dari

bukit Safa ke Mawa, yang berkisar 500 m sekali jalan).

Wukuf di Arafah selama satu hari (berangkat dari Mekkah sehari sebelum

wukuf, dan tidur di bawah tenda pada malam sebelum wukuf).

Bermalam di Musdalifah di ruang terbuka, beratapkan langit dan berlantai

tanah yang dipenuhi dengan debu dan manusia yang sangat padat dan

diselimuti cuaca dingin.

Lontar Jumroh sekali sehari selama tiga hari. Perjalanan dari pemondokan

ke Jamarat berjarak 2-5 km, sangat padat oleh jemaah yang lalu lalang,

dan berdesakan saat melontar jumroh.

Kegiatan di atas diperkirakan akan dapat menghabiskan 5 liter air dari

tubuh setiap jemaah dan menghabiskan 20 gram garam dari proses keringat.

Khususnya pada lelaki kegiatan di atas disempurnakan dengan cukur rambut,

sementara wanita cukup dengan memotong beberapa helai rambut. Selama jemaah

dalam pakaian ihram dikenakan beberapa larangan yang disebut dengan larangan

ihram. Jemaah kemudian akan meneruskan perjalanan dengan melakukan ziarah

ke Madinah dan khususnya jemaah haji dari Indonesia akan melakukan kegiatan

Arbain yaitu sholat berjemaah empat puluh waktu (delapan hari) di Mesjid

20

Nabawi. Selama berada di Madinah, para jemaah haji juga melakukan ziarah ke

berbagai mesjid bersejarah. [ 2 ]

Perhelatan tahunan yang digelar di Mekkah dan dihadiri oleh muslimin

dan muslimat dari berbagai penjuru dunia, pada waktu yang sama dan dalam

tempat yang terbatas menyebabkan kepadatan yang sangat dan menimbulkan

tantangan bagi kesehatan masyarakat. Jumlah penduduk kota Mekkah berkisar

antara 200.000 orang yang meningkat secara drastis menjadi lebih dari 2 juta

orang selama musim haji. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap ketersediaan air,

makanan, dan fasilitas kesehatan tempat-tempat umum. Risiko kesakitan akibat

penyakit menular meningkat dengan berbagai pemaparan secara global. Musim

haji tahun ini diperkirakan akan lebih dingin di banding dengan suhu rata-rata di

Indonesia. Hal ini juga akan menjadi faktor risiko kesakitan penyakit tidak

menular meningkat dan ditambah dengan peningkatan aktifitas sehari-hari. [ 2 ]

II.2.2 Potensial Penyakit di Arab Saudi

1. Penyakit Menular

Beberapa penyakit infeksi yang mempunyai potensi tinggi terinfeksi dan

berbahaya selama menunaikan ibadah haji antara lain adalah: [ 2 ]

a) Meningitis meningokokus

Adanya calon jemaah haji yang berasal dari daerah yang endemis

meningitis meningokokus merupakan sumber rantai penularan penyakit

ini. Kepadatan yang terjadi selama menunaikan haji merupakan faktor

risiko meningkatkan penularan penyakit meningitis meningokokus.

Pemerintah Arab Saudi sejak tahun 1987 mewajibkan setiap calon jemaah

21

haji atau yang melakukan umroh harus mendapatkan vaksinasi meningitis

meningokokus.

Namun pada musim haji 2000 dan 2001 terjadi KLB meningitis

meningokokus dengan jumlah penderita masing-masing 1300 dan 1109

orang. Lebih dari 50% penderita di atas disebabkan oleh karena N.

meningitidis serogroup W135. Terjadi perubahan pola penyebab penyakit.

Sejak tahun 2001 pemerintah Arab Saudi sudah diperkenalkan vaksin

meningitis kuadrivalen.

b) ISPA dan Influenza

ISPA merupakan proporsi penyakit terbesar (57%) pasien yang

dirawat inap di RS Arab Saudi. Sementara data surveilans kesehatan haji

Indonesia menunjukkan bahwa kasus ISPA (THT) merupakan yang

terbanyak sebagai penyebab kunjungan ke sarana pelayanan kesehatan.

Studi tentang pola penyakit menunjukkan bahwa H. Influenza, K

pneumonia, dan S pneumonia merupakan penyebab utama kejadian ISPA.

Influenza merupakan penyakit yang sangat menular dan ada di

Arab Saudi. WHO menganjurkan bahwa calon jemaah usia lanjut atau

risiko infeksi influenza tinggi disarankan untuk mendapatkan vaksinasi.

Beberapa studi menunjukkan bahwa insidens penyakit ini tinggi selama

musim haji. Seiring dengan meningkatnya kasus flu burung terutama dari

beberapa daerah di Indonesia maka pengamatan dan pengenalan yang

ketat terhadap gejala dan masa inkubasi harus dilakukan dengan baik.

c) Diare

22

Penyakit ini kerap menyerang jemaah haji Indonesia. Penyakit ini

sangat erat kaitannya dengan kebersihan dan tingkat pengetahuan.

Kebiasaan makan jajanan yang tidak terkontrol dan menyimpan makanan

terlalu lama merupakan faktor risiko yang meningkatkan kejadian penyakit

di atas.

d) Infeksi Melalui Cairan Tubuh

Penyakit yang kerap terjadi melalui cairan tubuh adalah penyakit

hepatitis B, C dan HIV. Di Mekkah potensi penularan ini dapat terjadi

karena jemaah haji banyak berasal dari daerah yang endemis hepatitis.

Cara penularan yang mudah dapat terjadi melalui cukur rambut yang tidak

bersih yang dilakukan selama menunaikan ibadah haji.

2. Penyakit Kronis

Perjalanan jauh dengan kondisi menderita penyakit kronis atau risiko

tinggi harus memperhatikan tidak hanya ketersediaan obat yang selama ini

digunakan, tetapi juga kesanggupan kegiatan fisik yang dikerjakan. [ 2 ]

Data kematian haji tahun 2007 menunjukkan bahwa sebagai besar

kematian terjadi oleh karena penyakit kronis yang berhubungan dengan

peningkatan aktifitas fisik, seperti penyakit jantung dan obstruksi paru kronis.

Risiko meninggal pada kelompok umur di atas 70 tahun meningkat secara tajam

(hampir 10 kali kelompok usia 50-60 tahun). Kematian yang terjadi di luar sarana

pelayanan kesehatan cukup tinggi. Hampir 40% jemaah yang meninggal berada di

luar sarana pelayanan kesehatan. [ 2 ]

23

Dari uraian di atas, mengingat pentingnya pengelolaan faktor risiko

sebagai upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian jemaah haji, maka

semua petugas kesehatan harus mempunyai kemampuan melakukan identifikasi

faktor risiko jemaah haji. Hasil identifikasi menjadi dasar tindakan berikutnya

berupa pemetaan faktor risiko jemaah, pemantauan lanjut (followup),

pengendalian faktor risiko, termasuk juga kegiatan pembinaan dan promosi

kesehatan. [ 2 ]

II.2.3 Penyakit khas jamaah haji

Dari tahun ke tahun, pola penyakit jamaah haji Indonesia tidak banyak

berubah. Setidaknya terdapat enam jenis penyakit yang selalu diderita oleh jamaah

haji. Keenam kelompok penyakit itu adalah telinga-hidung-tenggorokan ( THT ),

saluran pencernaan, otot dan tulang, kardiovaskular, penyakit paru dan juga

penyakit kulit. Jumlah penderitanya memang bervariasi tetapi jamaah yang

mengeluhkan terkena penyakit THT relatif paling besar jumlahnya. Adanya

kondisi fisik maupun psikis yang tidak dalam kondisi prima menjadi penyebab

utama keenam penyakit tersebut. [ 2 ]

Penyakit THT muncul akibat kombinasi faktor kelelahan fisik,

kelembapan, udara, debu dan pasir di Tanah Suci. Kelelahan fisik menyebabkan

menurunnya daya tahan tubuh hingga mudah terserang infeksi. Kelembapan yang

rendah menyebabkan keringnya saluran pernapasan. Debu dan pasir menimbulkan

rangsangan pada selaput lunak ( mukosa ) saluran pernapasan bagian atas. [ 2 ]

Penyakit saluran pencernaan umumnya disebabkan oleh menurunnya nafsu

makan akibat kelelahan, stress fisik dan mental akibat lingkungan yang tidak

24

sesuai serta akibat selera atau kebiasaan. Makanan yang tersimpan terlalu lama

sehingga tercemar kuman penyakit juga bisa juga bisa menjadi penyebab

timbulnya penyakit saluran pencernaan. [ 2 ]

Penyakit otot dan tulang terjadi karena kelelahan dalam penerbangan dan

perjalanan darat yang lama. Selain itu, kelelahan dapat bersumber dari kegiatan

ibadah haji sehingga tubuh perlu mengatur dan mengukur kemampuannya. [ 2 ]

Gangguan paru biasanya sudah menjadi penyakit bawaan calon jamaah

sejak masih berada di Tanah Air. Namun perlu diingatkan bahwa stress fisik dan

mental dapat memicu serangan asma pada penderita asma. Debu pasir dan

kelembapan rendah menjadi faktor pemicu terjadinya gangguan paru. [ 2 ]

Penyakit kardiovaskuler biasanya sudah diderita sejak di Indonesia. Hanya

saja, stress fisik dan mental dapat memperburuk keadaan penyakit yang sudah

ada. Adapun penyakit kulit umumnya disebabkan oleh alergi karena kelembapan

yang rendah dan suhu tinggi selama di Tanah Suci. Penyakit kulit yang sering

muncul adalah kudis dan gatal-gatal. Penyakit ini sering dialami oleh jamaah haji

yang tidak kuat dengan perbedaan iklim. [ 2 ]

Selain keenam penyakit tersebut, gangguan jiwa juga sering menimbulkan

kesulitan bagi jamaah terutamanya gangguan psikologis. Umumnya kasus-kasus

psikotik tidak terlihat saat pemeriksaan di embarkasi. Gejala gangguan jiwa

diperkirakan muncul akibat stress fisik dan mental selama perjalanan dan

menjelang pelaksanaan ibadah haji. Gejala gangguan jiwa sering muncul dalam

bentuk kecemasan. [ 2 ]

25

BAB III

KERANGKA KONSEP

III.1 Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

Kematian jamaah haji Indonesia yang meningkat menjadi

permasalahan yang seharusnya diteliti secara mendalam tentang faktor-

faktor yang membawa kepada kematian para jamaah di Arab Saudi. Selain

itu juga, penyakit yang diderita sejak di Tanah Air perlu dihubungkan

dengan penyebab kematian jamaah haji yang berangkat ke Arab Saudi.

Kajian tentang periode kematian samaada sebelum Armina, sewaktu di

Arafah - Muzdalifah - Mina dan setelah Armina sedikit sebanyak

membantu dalam mencari tahu faktor kematian yang berhubungan dengan

26

kegiatan ibadah haji. Tempat kematian ( samaada di Mekah, Arafah-Mina

atau Madinah ) dan lokasi kematian ( Maktab / Pondokan, Balai

Pengobatan Haji Indonesia atau di Rumah Sakit Arab Saudi ) penting

untuk diketahui untuk menilai bagaimana pelayanan kesehatan yang

disediakan terutamanya dalam merawat jamaah haji yang sakit.

III.2 Kerangka Konsep

Berdasarkan konsep pemikiran yang dikemukakan di atas, maka

disusunlah pola variabel sebagai berikut:

Penyebab Kematian

Penyakit yang diderita sejak di Tanah Air

Tempat kematian

Periode KematianKematian Jamaah Haji Indonesia di

Arab Saudi pada tahun 2011

27

Keterangan:

Variabel Independen Variabel Dependen

III.3 Definisi Operasional

III.3.1 Faktor Determinan Kematian Jemaah Haji Indonesia di Arab Saudi

pada tahun 2011

a. Definisi : Hal ( keadaan atau peristiwa ) yang ikut menyebabkan atau

menentukan terjadinya kematian jamaah haji Indonesia di Arab Saudi

pada tahun 2011.

b. Alat ukur : Data kematian jamaah haji Indonesia tahun 2011 yang

dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan.

c. Cara ukur : dengan menganalisa data kematian jamaah haji Indonesia

pada tahun 2011.

III.3.2.Variabel Independen

III.3.2.1 Penyebab Kematian

Lokasi Kematian

28

a. Definisi : Sesuatu hal yang mendatangkan atau menimbulkan kematian

b. Alat ukur : Data kematian jamaah haji Indonesia tahun 2011 yang

dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan.

c. Cara ukur : dengan menganalisa data kematian jamaah haji Indonesia

pada tahun 2011.

III.3.2.2 Penyakit yang diderita sejak di Tanah Air

a. Definisi : Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh bakteri, virus atau

kelainan sistem faal atau jaringan pada organ tubuh yang dialami oleh

sejak berada di Indonesia.

b. Alat ukur : Data kematian jamaah haji Indonesia tahun 2011 yang

dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan.

c. Cara ukur : dengan menganalisa data kematian jamaah haji Indonesia

pada tahun 2011.

III.3.2.3 Periode Kematian

a. Definisi : Lingkaran waktu atau masa terjadinya kematian.

b. Alat ukur : Data kematian jamaah haji Indonesia tahun 2011 yang

dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan.

c. Cara ukur : dengan menganalisa data kematian jamaah haji Indonesia

pada tahun 2011.

d. Hasil ukur :

1. sebelum wukuf

2. setelah wukuf

29

III.3.2.4 Tempat kematian

a. Definisi : Kedudukan atau letak kematian.

b. Alat ukur : Data kematian jamaah haji Indonesia tahun 2011 yang

dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan.

c. Cara ukur : dengan menganalisa data kematian jamaah haji Indonesia

pada tahun 2011.

d. Hasil ukur :

1. Embarkasi

2. Mekah

3. Madinah

4. Jeddah

5. lain-lain (disebutkan)

III.3.2.5 Lokasi Kematian

a. Definisi : Kedudukan atau letak kematian jamaah haji Indonesia.

b. Alat ukur : Data kematian jamaah haji Indonesia tahun 2011 yang

dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan.

c. Cara ukur : dengan menganalisa data kematian jamaah haji Indonesia

pada tahun 2011.

d. Hasil ukur :

1. Maktab / Pondokan

2. Balai Pengobatan Haji Indonesia

3. Rumah Sakit di Arab Saudi

4. lain-lain (disebutkan)

30

III.4 Hipotesis Penelitian

III.4.1 Hipotesis Nol ( Ho )

1. Tidak ada hubungan antara penyakit yang diderita sejak di Tanah Air

dengan penyebab kematian di Arab Saudi.

2. Tidak terdapat perbedaan antara periode haji dengan penyebab kematian

jamaah haji Indonesia di Arab Saudi.

3. Tidak ada hubungan antara tempat kematian dengan penyebab kematian

jamaah haji Indonesia di Arab Saudi.

4. Tidak ada hubungan antara lokasi kematian dengan penyebab kematian

dengan jamaah haji Indonesia di Arab Saudi.

III.4.1 Hipotesis Alternative ( Ha )

1. Ada hubungan antara penyakit yang diderita sejak di Tanah Air dengan

penyebab kematian di Arab Saudi.

2. Terdapat perbedaan antara periode haji dengan penyebab kematian jamaah

haji Indonesia di Arab Saudi.

3. Ada hubungan antara tempat kematian dengan penyebab kematian jamaah

haji Indonesia di Arab Saudi.

4. Ada hubungan antara lokasi kematian dengan penyebab kematian jamaah

haji Indonesia di Arab Saudi.

31

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

IV.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan

menggunakan desain penelitian cross-sectional.

IV.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini mengolah data kematian jamaah haji Indonesia di

Arab Saudi pada tahun 2011. Data diolah pada tanggal 26 Desember 2011

sampai dengan 8 Januari 2012.

IV.3 Jenis Data dan Instrumen Penelitian

32

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

mengolah data jamaah haji Indonesia yang wafat tahun 2011 dari Pusat

Kesehatan Haji, Depkes R.I.

IV.4 Manajemen Penelitian

IV.4.1 Pengumpulan Data

Data dikumpul oleh petugas haji Indonesia di Arab Saudi secara

longitudinal pada tahun 2011 dan peneliti mengolah data sekunder tersebut

yaitu Daftar Jamaah Haji Indonesia yang wafat tahun 2011 yang diperoleh

dari Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I.

IV.4.2 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan dilakukan dengan menggunakan program SPSS untuk

memperoleh hasil statistik deskriptif yang diharapkan.

IV.4.3 Penyajian Data

Data yang telah diolah disajikan dalam bentuk table, diagram dan

grafik.

IV.4.4 Populasi, Sampel dan Sampling

Populasi : Seluruh jamaah haji Indonesia periode tahun 2011.

Sampel : Seluruh jamaah haji Indonesia yang wafat selama musim

haji 2011.

Sampling : Seluruh jamaah haji Indonesia yang meninggal dijadikan

sampel yang diambil oleh petugas haji Indonesia.

33

BAB V

HASIL PENELITIAN

V.1 Hasil Penelitian

Tabel 1. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Jenis Kelamin Pada Tahun 2011.

No

Jenis

Kelamin

n

(n = 439)%

1.

2.

Laki-laki

Perempuan

247

192

56,3

43,7

34

Total 439 100

Sumber : Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I.

Tabel 1 di atas memperlihatkan bahwa jenis kelamin laki-laki mencatat

frekuensi tertinggi kematian jamaah haji Indonesia di Arab Saudi yaitu sebanyak

247 kasus ( 56,3% ), sedangkan pada perempuan didapatkan sebanyak 192 kasus

( 43,7% ).

35

Tabel 2. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Kelompok Umur Pada Tahun 2011.

NoKelompok Umur

( tahun )

n

(n = 439)%

1.

2.

3.

< 40

40 - 59

> 60

27

102

310

6,2

23,2

70,6

Total 439 100

36

Sumber : Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I.

Bila ditinjau dari kelompok umur, kelompok umur > 60 tahun mencatat

jumlah tertinggi kematian jamaah haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011

yaitu sebanyak 310 kasus ( 70,6 % ), diikuti kelompok umur 40-59 tahun yaitu

sebanyak 102 kasus ( 23,2 % ). Kelompok umur < 40 tahun mencatat jumlah

terendah kematian jamaah haji Indonesia yaitu sebanyak 27 kasus ( 6,2 % ).

37

38

Tabel 3. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Faktor Resiko Tinggi Utama ( RISTI 1 ) Pada Tahun 2011.

No Golongan Penyakit berdasarkan

Faktor Resiko Tinggi Utama

( RISTI 1)

N

(n=199)%

39

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Kardiologi

Respiratorik

Endokrin

Gastroenterohepatologi

Urogenital

Infeksi

Neurologi

Psikiatri

Lain-lain

104

36

36

6

5

4

2

2

4

52,3

18,1

18,1

3,0

2,5

2,0

1,0

1,0

2,0

Total 199 100

Sumber : Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I.

Pada tabel diatas memperlihatkan Golongan Penyakit berdasarkan Faktor

Resiko Tinggi Utama ( RISTI 1 ). Menurut data, jamaah haji dengan penyakit

kardiologi mencatat jumlah tertinggi yaitu sebanyak 104 orang ( 52,3 % ), diikuti

oleh penyakit respiratorik dan endokrin masing-masing sebanyak 36 orang

( 18,1 % ), penyakit gastroenterohepatologi sebanyak 6 orang ( 3,0 % ), penyakit

urogenital sebanyak 5 orang ( 2,5 % ), penyakit infeksi dan lain-lain masing-

masing sebanyak 4 orang ( 2,0 % ), penyakit neurologi dan psikiatri masing-

masing sebanyak 2 orang ( 1,0 % ).

40

41

Tabel 4. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Faktor Resiko Tinggi Penyerta ( RISTI 2 ) Pada Tahun 2011.

Golongan Penyakit

berdasarkan

Faktor Resiko Tinggi Penyerta

( RISTI 2 )

n

(n=95)%

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Kardiologi

Respiratorik

Endokrin

Gastroenterohepatologi

Urogenital

Infeksi

Neurologi

Psikiatri

Lain-lain

43

11

18

7

3

0

3

1

9

45,3

11,5

18,9

7,4

3,2

0

3,2

1,0

9,5

Total 95 100

42

Sumber : Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I.

Pada tabel diatas memperlihatkan Golongan Penyakit berdasarkan Faktor

Resiko Tinggi Penyerta ( RISTI 2 ). Menurut data, jamaah haji dengan penyakit

kardiologi mencatat jumlah tertinggi yaitu sebanyak 43 orang ( 45,3 % ), diikuti

oleh endokrin sebanyak 18 orang ( 18,9 % ), penyakit respiratorik sebanyak 11

orang ( 11,5 % ), penyakit gastroenterohepatologi sebanyak 7 orang ( 7,4 % ),

penyakit urogenital dan neurologi masing-masing sebanyak 3 orang ( 3,2 % ),

penyakit psikiatri sebanyak 1 orang ( 1,0 % ) dan lain-lain sebanyak 9 orang

( 9,5 % ).

43

Tabel 5. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Faktor Resiko Tinggi Keseluruhan Pada Tahun 2011.

Golongan Penyakit

berdasarkan

Faktor Resiko Tinggi

Keseluruhan ( RISTI )

n

(n=294)%

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Kardiologi

Respiratorik

Endokrin

Gastroenterohepatologi

Urogenital

Infeksi

Neurologi

Psikiatri

Lain-lain

147

47

54

13

8

4

5

3

13

50,0

16,0

18,4

4,4

2,7

1,4

1,7

1,0

4,4

Total 294 100

Sumber : Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I.

44

Pada tabel diatas memperlihatkan Golongan Penyakit berdasarkan Faktor

Resiko Tinggi Keseluruhan ( RISTI ). Menurut data, jamaah haji dengan penyakit

kardiologi mencatat jumlah keseluruhan tertinggi yaitu sebanyak 147 orang

( 50 % ), diikuti oleh endokrin sebanyak 54 orang ( 18,4 % ), penyakit respiratorik

sebanyak 47 orang ( 16,0 % ), penyakit gastroenterohepatologi sebanyak 13 orang

( 4,4 % ), penyakit urogenital sebanyak 8 orang ( 2,7 % ), penyakit neurologi

sebanyak 5 orang ( 1,7 % ), penyakit infeksi sebanyak 4 orang ( 1,4 % ), penyakit

psikiatri sebanyak 3 orang ( 1,0 % ) dan lain-lain sebanyak 13 orang ( 4,4 % ).

45

Tabel 6. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Penyebab Kematian Utama Pada Tahun 2011.

Penyebab Kematian Utama

Jamaah Haji

N

(n=439)%

Kardiologi

1. Cardiac Arrest

2. Acute Myocard Infarc

3. Coronary Artery Disease

4. Cardiogenic Shock

5. Ventricle fibrillation

6. CHF

7. Cardiac Arrythmia

8. Hypertension

9. Angina pectoris

235

9

6

6

4

1

1

1

1

53.5

2,1

1,4

1,4

0,9

0,2

0,2

0,2

0,2

264 60,1

Respiratorik

1. Respiratory Failure

2. COPD

3. Pneumonia lobaris

4. Bronchopneumonia

5. Asphyxia

6. Asthma

7. Lung edema

103

4

3

3

3

1

1

23,5

0,9

0,7

0,7

0,7

0,2

0,2

118 26,8

46

Emergency 1. Septic shock

2. Hypovolemic shock

27

10

6,2

2,3

37 8,5

Neurology 1. Hemorrhagic Stroke

2. Intracerebral hemorrhage

3. Cerebrovascular

9

2

1

2,1

0,5

0,2

12 2,8

Urogenital

&

Reproduction

1. Chronic Kidney Disease

2. Prolapse uteri

1

1

0,2

0,2

2 0,4

Lain-lain

1. Multi-organ failure

2. Tidak jelas

4

2

0,9

0,5

6 1,4

Total 439 100

Sumber : Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I.

Berdasarkan Tabel 6 di atas, penyebab kematian utama jamaah haji

Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011 adalah Cardiac Arrest yang mencatat

jumlah tertinggi yaitu sebanyak 235 kasus ( 53,5 % ). Penyebab kematian kedua

47

tertinggi adalah Respiratory Failure yaitu sebanyak 103 kasus ( 23,5 % ). Ini

diikuti oleh Septik Shock sebanyak 27 kasus ( 6,2 % ) dan Hypovolemic Shock

sebanyak 10 kasus ( 2,3 % ).

Acute Myocardial Infarc dan Hemorrhagic Stroke masing-masing

mencatat sebanyak 9 kasus ( 2,1 % ), Coronary Artery Disease dan Cardiogenik

Shock mencatat sebanyak 6 kasus ( 1,4% ), Ventricular Fibrillation, COPD.

Multi-organ Failure pula mencatat sebanyak 4 kasus ( 0,9 % ). Pneumonia

Lobaris, Bronchopneumonia, Asphyxia, masing-masing mencatat sebanyak 3

kasus ( 0,7% ). Intracerebral hemorrhage mencatat sebanyak 2 kasus ( 0,5 % ).

Congestive Heart Failure, Cardiac Arrythmia, Hypertension, Angina

Pectoris, Asthma, Lung Edema, Cerebrovascular, Chronic Kidney Disease,

Prolapse Uteri masing-masing mencatat sebanyak 1 kasus ( 0,2 % ). Jamaah haji

yang meninggal karena penyebab yang tidak jelas adalah sebanyak 2 kasus

( 0,5 % ).

48

49

Tabel 7. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Penyebab Kematian Penyerta Pada Tahun 2011.

50

Penyebab Penyerta Kematian Jamaah Haji

n

(n=289)%

Kardiologi

Acute Myocardial Infarc

Coronary Artery Disease

Congestive Heart Failure

Cardiac Arrest

Hypertension

Cardiac Decompensation

Atrial Fibrillation

Cardiogenic Shock

Heart Failure

Ischemic Heart Disease

Hypertensive Heart Disease

Cardiovascular Accident

Cardiac Arrythmia

Cardiomegaly

Ventricle Fibbrillaton

Cor Pulmonale

Dilated Cardiomyopathy

Left Ventricle Hypertrophy

48

40

16

11

11

11

4

3

2

2

2

2

1

1

1

1

1

16,6

13,8

5,5

3,8

3,8

3,8

1,4

1,0

0,7

0,7

0,7

0,7

0,3

0,3

0,3

0,3

0,3

159 55,0

51

Respiratorik

1. Pneumonia

2. COPD

3. Bronchopneumonia

4. Asthma

5. Tuberculosis

6. Asphyxia

7. Respiratory Failure

8. Pleural Effusion

9. Dyspnea

10. Chronic Bronchitis

11. Lung cancer

12. Lung Edema

13. Blunt Chest Trauma

25

25

7

4

3

3

2

2

2

1

1

1

1

8,7

8,7

2,4

1,4

1,0

1,0

0,7

0,7

0,7

0,3

0,3

0,3

0,3

77 26,6

Neurology

1. Hemorrhagic Stroke

2. Non-hemorrhagic Stroke

3. Intracerebral hemorrhage

4. Intracranial herniation

5. Infeksi Batang Otak

6. Brain Edema

7

1

3

1

1

1

2,4

0,3

1,0

0,3

0,3

0,3

14 4,8

52

Gastroenterohepatology

1. Gastroenteritis

2. Gastritis

3. Gastrointestinal bleeding

4. Chronic dyspepsia

5. Hepatoma

6. Chronic liver Disease

7. Colon Cancer

2

1

1

1

1

1

1

0,7

0,3

0,3

0,3

0,3

0,3

0,3

8 2,8

Urogenital&

Reproduction

1. Chronic Kidney Disease

2. Acute Kidney Injury

6

1

2,1

0,3

7 2,4

Endocrine

1. Diabetis Mellitus

2. Ketoasidosis Come

3. Hypoglycemia Come

4. Refractory Hypercalcemia

4

1

1

1

1,4

0,3

0,3

0,3

7 2,4

Infection 1. Sepsis 6 2,1

6 2,1

53

Lain-lain

1. Hypovolemic Shock

2. Metastase Ca

3. Breast Cancer

4. Acute Dehydration

5. Mediastinum Cancer

6. Face Trauma

3

2

2

2

1

1

1,0

0,7

0,7

0,7

0,3

0,3

11 3,8

Total 289 100

Sumber : Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I.

Berdasarkan Tabel 7, penyebab penyerta kematian jemaah haji Indonesia

di Arab Saudi pada tahun 2011 yang mencatat frekuensi tertinggi adalah Acute

Myocardial Infarc yaitu sebanyak 48 kasus ( 16,6 % ) dan diikuti oleh Coronary

Artery Disease dengan 40 kasus ( 13,8 % ). Pneumonia dan Chronic Obstructive

Pulmonary Disease ( COPD ) mencatat jumlah ketiga tertinggi penyebab penyerta

kematian jamaah haji Indonesia dengan 25 kasus ( 8,7 % ).

Congestive Heart Failure mencatat 16 kasus ( 5,5 % ) manakala Cardiac

Arrest, Hypertension dan Cardiac Decompensation masing-masing mencatat 11

kasus ( 3,8 % ). Bronchopneumonia dan Hemorrhagic Stroke pula mencatat

sebanyak 7 kasus ( 2,4 % ). Chronic Kidney Disease dan Sepsis mencatat

sebanyak 6 kasus ( 2,1 % ).

Atrial fibrillation, Asthma dan Diabetis Mellitus masing-masing mencatat

sebanyak 4 kasus ( 1,4 % ). Cardiogenic Shock, Tuberculosis, Asphyxia,

54

Intracerebral Hemorrhage dan Hypovolemic Shock mencatat sebanyak 3 kasus

( 1,0 % ).

Heart Failure, Ischemic Heart Disease, Hypertensive Heart Disease,

Cardiovascular Accident, Cardiac Arrythmia, Respiratory Failure,

Dyspnea,Gastroenteritis, Metastase Ca, Breast Cancer dan Acute Dehydration

masing-masing mencatat sebanyak 2 kasus ( 0,7 % )

Cardiomegaly, Ventricle Fibbrillaton, Cor Pulmonale, Dilated

Cardiomyopathy, Left Ventricle Hypertrophy, Chronic Bronchitis, Lung Cancer,

Lung Edema, Blunt Chest Trauma, Intracranial herniation, Infeksi Batang Otak,

Brain Edema, Non Hemorrhagic Stroke, Gastritis, Gastrointestinal bleeding,

Chronic dyspepsia, Hepatoma, Chronic liver Disease, Colon Cancer, Acute

Kidney Injury, Ketoasidosis Come, Hypoglycemia Come, Refractory

Hypercalcemia,Mediastinum Cancer dan Face Trauma masing-masing mencatat

sebanyak 1 kasus ( 0,3 % ).

56

57

58

Tabel 8. Distribusi Hubungan antara Penyakit yang Diderita Sejak di Tanah Air

dengan Penyebab Kematian Pada Tahun 2011.

NoPenyakit yang diderita sejak di tanah

air dengan penyebab kematian

N

(n = 439)%

1.

2.

Ada Hubungan

Tidak Ada Hubungan

141

298

32,1

67,9

Total 439 100

Sumber : Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I.

Tabel 8 diatas memperlihatkan hubungan antara penyakit yang diderita

jamaah haji Indonesia sejak di tanah air dengan penyebab kematian di Arab Saudi

pada tahun 2011. Menurut analisa data yang dilakukan, sebanyak 298 kasus

( 67,9 % ) menunjukkan tidak adanya hubungan antara penyakit yang diderita

sejak di Tanah Air dengan penyebab kematian di Arab Saudi sedangkan 141 kasus

( 32,1 % ) menunjukkan adanya hubungan antara penyakit yang diderita sejak di

Tanah Air dengan penyebab kematian di Arab Saudi.

59

60

Tabel 9. Distribusi Hubungan antara Faktor Resiko Tinggi Utama ( RISTI 1 )

dengan Penyebab Kematian Utama dan Penyebab Kematian Penyerta Pada Tahun

2011.

No

Golongan Penyakit

Berdasarkan

Faktor Resiko

Tinggi Utama

Penyebab

Kematian

Utama

%

Penyebab

Kematian

Penyerta

%

61

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Kardiologi

Respiratorik

Endokrin

Gastroentero-

hepatologi

Urogenital

Infeksi

Neuro

Psikiatri

Lain-lain

84

16

2

3

0

2

2

0

1

76,4

14,5

1,8

2,7

0,0

1,8

1,0

0,0

0,9

79

16

5

4

0

0

1

0

2

73,8

15,0

4,7

3,7

0,0

0,0

0,9

0,0

1,9

Total 110 100 107 100

Sumber : Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I.

Tabel 9 diatas memperlihatkan hubungan antara faktor resiko tinggi utama

( RISTI 1 ) dengan penyebab kematian utama dan penyebab kematian penyerta

pada tahun 2011. Menurut analisa data yang dilakukan, golongan penyakit

Kardiologi merupakan faktor resiko tinggi utama ( RISTI 1 ) yang menyebabkan

kematian tertinggi yaitu sebanyak 84 kasus ( 76,4 % ) pada penyebab kematian

utama dan sebanyak 79 kasus ( 73,8 % ) pada penyebab kematian penyerta. Ini

diikuti oleh golongan Respiratorik yang menyebabkan kematian kedua tertinggi

yaitu sebanyak 16 kasus ( 14,5 % ) dan 16 kasus ( 15,0 % ) masing-masing pada

62

penyebab kematian utama dan penyerta. Golongan penyakit Urogenital dan

Psikiatri tidak mencatat sebarang kasus sebagai faktor resiko tinggi utama

( RISTI 1 ) yang menjadi penyebab kematian utama maupun penyerta.

63

Tabel 10. Distribusi Hubungan antara Faktor Resiko Tinggi Penyerta ( RISTI 2 )

dengan Penyebab Kematian Utama dan Penyebab Kematian Penyerta Pada

Tahun 2011.

No

Golongan Penyakit

Berdasarkan Faktor

Resiko Tinggi

Penyerta

Penyebab Kematian

Utama%

Penyebab

Kematian

Penyerta

%

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Kardiologi

Respiratorik

Endokrin

Gastroentero-

hepatologi

Urogenital

Infeksi

Neuro

Psikiatri

Lain-lain

27

6

1

0

0

0

3

0

4

65,9

14,6

2,4

0,0

0,0

0,0

7,3

0,0

9,8

26

6

22

0

0

0

1

0

5

43,3

10,0

36,7

0,0

0,0

0,0

1,7

0,0

8,3

Total 41 100 60 100

Sumber : Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I.

64

Tabel 10 diatas memperlihatkan hubungan antara faktor resiko tinggi

penyerta ( RISTI 2 ) dengan penyebab kematian utama dan penyebab kematian

penyerta pada tahun 2011. Menurut analisa data yang dilakukan, golongan

penyakit Kardiologi merupakan faktor resiko tinggi penyerta ( RISTI 2 ) yang

menyebabkan kematian tertinggi yaitu sebanyak 27 kasus ( 65,9 % ) pada

penyebab kematian utama dan sebanyak 26 kasus ( 43,3 % ) pada penyebab

kematian penyerta. Ini diikuti oleh golongan penyakit Respiratorik yaitu

sebanyak 6 kasus ( 14,6 % ) dan 6 kasus ( 10,0 % ) masing-masing pada

penyebab kematian utama dan penyerta, dan golongan penyakit Endokrin yaitu

sebanyak 1 kasus ( 2,4 % ) dan 22 kasus ( 36,7 % ) sebagai penyebab kematian

utama dan penyerta. Golongan penyakit Gastroenterohepatologi, Urogenital,

Infeksi dan Psikiatri tidak mencatat sebarang kasus sebagai faktor resiko tinggi

penyerta ( RISTI 2 ) yang menjadi penyebab kematian utama maupun penyerta.

65

66

Tabel 11. Distribusi Hubungan Antara Faktor Resiko Tinggi Keseluruhan

( RISTI ) Dengan Penyebab Kematian Pada Tahun 2011.

No

Golongan Penyakit

Berdasarkan Faktor

Resiko Tinggi

Keseluruhan

Penyebab

Kematian

Disebabkan

Faktor Resiko

Tinggi

Penyebab

Kematian Tidak

Disebabkan

Faktor Resiko

Tinggi

Total

67

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Kardiologi

Respiratorik

Endokrin

Gastroentero-

hepatologi

Urogenital

Infeksi

Neurologi

Psikiatri

Lain-lain

216 ( 72,5 % )

44 ( 14,8% )

10 ( 3,4 % )

7 ( 2,4 % )

0 ( 0,0 % )

2 ( 0,7 % )

7 ( 2,4 % )

0 ( 0,0 % )

12 ( 4,0 % )

29 ( 23,8 % )

19 ( 15,6 % )

47 ( 38,5 % )

8 ( 6,6 % )

8 ( 6,6 % )

2 ( 1,6 % )

0 ( 0,0 % )

3 ( 2,5 % )

6 ( 4,9 % )

245

63

57

15

8

4

7

3

18

Total 298 122 420

Sumber : Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I.

Tabel 11 diatas memperlihatkan distribusi hubungan antara faktor

resiko tinggi keseluruhan ( RISTI ) dengan penyebab kematian pada tahun

2011. Menurut analisa data yang dilakukan, golongan penyakit Kardiologi

mencatat jumlah tertinggi sebagai faktor resiko tinggi ( RISTI ) yang

menyebabkan kematian yaitu sebanyak 216 kasus ( 72,5 % ) dan diikuti oleh

golongan penyakit Respiratorik yaitu sebanyak 44 kasus ( 14,8 % ). Golongan

68

penyakit Urogenital dan Psikiatri tidak mencatat sebarang kasus sebagai faktor

resiko tinggi yang menyebabkan kematian.

69

Tabel 12. Distribusi Penyebab Kematian Utama dan Penyebab Kematian

Penyerta Tanpa Faktor Resiko Tinggi ( RISTI ) Pada Tahun 2011.

No

Golongan

Penyakit

Penyebab

Kematian

Utama

Penyebab

Kematian

Penyerta

Total

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Kardiologi

Respiratorik

Endokrin

Gastroentero-

hepatologi

Urogenital

Infeksi

Neurologi

Psikiatri

Lain-lain

137 ( 59,6 % )

58 ( 25,2 % )

2 ( 0,9 % )

0 ( 0,0 % )

2 ( 0,9 % )

15 ( 6,5 % )

9 ( 3,9 % )

0 ( 0,0 % )

7 ( 3,0 % )

54 ( 51,9 % )

29 ( 27,9 % )

2 ( 1,9 % )

7 ( 6,7 % )

1 ( 0,9 % )

1 ( 0,9 % )

3 ( 2,9 % )

0 ( 0,0 % )

7 ( 6,7 % )

191

87

4

7

3

16

12

0

14

Total 230 104 334

Sumber : Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I.

70

Tabel 12 diatas memperlihatkan distribusi penyebab kematian utama dan

penyebab kematian penyerta tanpa faktor resiko tinggi ( RISTI ) pada tahun

2011. Menurut analisa data yang dilakukan, golongan penyakit Kardiologi

mencatat jumlah tertinggi kematian tanpa faktor resiko tinggi ( RISTI ) yaitu

sebanyak 137 kasus ( 59,6 % ) sebagai penyebab kematian utama dan sebanyak 54

kasus ( 51,9 % ) sebagai penyebab kematian penyerta yang secara totalnya tercatat

sebanyak 191 kasus secara keseluruhannya. Ini diikuti oleh golongan penyakit

Respiratorik yang mencatat sebanyak 58 kasus ( 25,2 % ) sebagai penyebab

kematian utama dan 29 kasus ( 27,9 % ) sebagai penyebab kematian penyerta

yang secara totalnya tercatat sebanyak 87 kasus secara keseluruhannya. Golongan

penyakit Psikiatri tidak mencatat sebarang kasus sebagai golongan penyakit yang

menimbulkan kematian tanpa faktor resiko sebelumnya.

71

72

Tabel 13. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Periode Prosesi Haji Pada Tahun 2011.

No Periode Kematiann

(n = 439)%

1

2

Pra Wukuf

Pasca Wukuf

126

313

28,7

71,3

Total 439 100

Sumber : Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I.

Tabel 13 diatas memperlihatkan distribusi kematian jamaah haji Indonesia

di Arab Saudi berdasarkan periode prosesi haji pada tahun 2011. Menurut data

yang diperoleh, kematian jamaah haji yang tertinggi adalah pada saat pasca wukuf

yaitu sebanyak 313 kasus ( 71,3 % ) sedangkan pada saat pra wukuf tercatat

sebanyak 126 kasus ( 28,7% ).

73

74

Tabel 14. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Tempat Kematian Pada Tahun 2011.

No

Tempat

Kematian

N

(n = 439)%

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Embarkasi

Mekkah

Mina

Arafah

Madinah

Jeddah

23

308

22

1

65

20

5,2

70,2

5,0

0,2

14,8

4,6

Total 439 100

Sumber : Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I.

Tabel 14 diatas memperlihatkan distribusi kematian jamaah haji Indonesia

berdasarkan tempat kematian pada tahun 2011. Menurut data yang diperoleh,

tempat kematian yang mencatat jumlah tertinggi adalah Mekkah yaitu sebanyak

308 kasus ( 70,2 % ). Ini diikuti oleh Madinah yang mencatat sebanyak 65 kasus

( 14,8 % ), Embarkasi sebanyak 23 kasus ( 5,2 % ), Mina sebanyak 22 kasus

75

( 5,0% ), Jeddah sebanyak 20 kasus ( 4,6 % ). Terakhir, Arafah mencatat jumlah

yang paling kecil yaitu sebanyak 1 kasus ( 0,2 % ).

76

Tabel 15. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan

Lokasi Kematian Pada Tahun 2011.

No

Lokasi

Kematian

n

(n=439)%

1.

2.

3.

4.

Pondokan

Balai Pengobatan Haji Indonesia

Rumah Sakit Arab Saudi

Lain-lain

145

81

160

53

33,0

18,5

36,5

12,0

Total 439 100

77

Sumber : Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I.

Tabel 15 diatas memperlihatkan distribusi kematian jamaah haji Indonesia

berdasarkan lokasi kematian pada tahun 2011. Menurut data yang diperoleh,

lokasi kematian yang mencatat jumlah tertinggi adalah di Rumah Sakit Arab

Saudi yaitu sebanyak 160 kasus ( 36,5 % ). Ini diikuti oleh Pondokan yang

mencatat sebanyak 145 kasus ( 33,0 % ), Balai Pengobatan Haji Indonesia

( BPHI ) sebanyak 81 kasus ( 18,5 % ) dan lain-lain yaitu sebanyak 53 kasus

( 12,0 % ).

78

V.II Analisis Hubungan Antara Variabel

Tabel 16. Hubungan Antara Faktor Resiko Tinggi ( RISTI ) dengan Kematian

Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011.

Kelompok Faktor

Risiko Tinggi

( RISTI )

Meninggal JumlahNilai

Chi-Square

Ada Faktor

Risiko

Tidak Ada

Faktor

Risiko

79

n % n % n %

Beresiko 96 21,9 31 7,1 127 28,9X2= 15,500

p=0,000

Tidak Beresiko 171 39,0 141 32,1 312 71,1

Jumlah 267 60,8 172 39,2 439 100

Sumber : Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar jamaah haji

Indonesia berada pada ketegori tidak beresiko yaitu sebesar 39% atau sebanyak

171 orang. Jika di lihat dari hubungannya dengan kejadian jamaah haji yang

meninggal dengan ada faktor risiko, persentasenya lebih banyak kelompok faktor

resiko yang tidak beresiko yaitu 39% atau 171 orang dibandingkan dengan

kelompok faktor resiko yang beresiko yaitu sebesar 21,9% atau 96 orang.

Hasil uji dengan Test Continuity Correction (Yate’s Correction) diperoleh

X2 = 15,000 (df = 1, α = 0,05), p value = 0,000, dengan demikian p < 0,05 yang

berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ditarik kesimpulan bahwa ada

hubungan bermakna antara faktor resiko tinggi ( RISTI ) dengan kematian jamaah

haji Indonesia di Arab Saudi.

80

Tabel 17. Hubungan Antara Faktor Resiko Tinggi Kardiovaskuler dengan

Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011.

Kelompok

Faktor Risiko

Kardiovaskuler

Meninggal JumlahNilai Chi -

Square

Disebabkan oleh

Penyakit

Tidak

Disebabkan

81

Kardiovaskuler oleh Penyakit

Kardio-

vaskuler

N % N % n %

Beresiko 96 21,9 31 7,1 127 28,9X2= 15,500

p=0,000

Tidak Beresiko 171 39,0 141 32,1 312 71,1

Jumlah 267 60,8 172 39,2 439 100

Sumber : Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar jamaah haji

Indonesia berada pada ketegori tidak beresiko yaitu sebesar 39% atau sebanyak

171 orang. Jika di lihat dari hubungannya dengan kejadian jamaah haji yang

meninggal yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler, persentasenya lebih

banyak kelompok faktor resiko yang tidak beresiko yaitu 39% atau 171 orang

dibandingkan dengan kelompok faktor resiko yang beresiko yaitu sebesar 21,9%

atau 96 orang.

Hasil uji dengan Test Continuity Correction (Yate’s Correction) diperoleh

X2 = 15,000 (df = 1, α = 0,05), p value = 0,000, dengan demikian p < 0,05 yang

berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ditarik kesimpulan bahwa ada

hubungan bermakna antara faktor resiko tinggi kardiovaskuler dengan kematian

jamaah haji Indonesia di Arab Saudi.

82

Tabel 18. Hubungan Antara Faktor Resiko Tinggi Respiratorik dengan Kematian

Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011.

Kelompok Faktor Meninggal Jumlah Nilai Chi-

83

Risiko Square

Disebabkan

oleh Penyakit

Respiratorik

Tidak

Disebabkan

oleh Penyakit

Respiratorik

n % N % N %

Beresiko 19 4,3 23 5,2 42 9,6X2= 3,567

p=0,000

Tidak Beresiko 118 26,9 279 63,6 397 90,4

Jumlah 137 31,2 302 68,8 439 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar jamaah haji

Indonesia berada pada ketegori tidak beresiko yaitu sebesar 26,9 % atau sebanyak

118 orang. Jika di lihat dari hubungannya dengan kejadian jamaah haji yang

meninggal disebabkan oleh penyakit respiratorik, persentasenya lebih banyak

kelompok faktor resiko yang tidak beresiko yaitu 26,9% atau 118 orang

dibandingkan dengan kelompok faktor resiko yang beresiko yaitu sebesar 4,3%

atau 19 orang.

Hasil uji dengan Test Continuity Correction (Yate’s Correction) diperoleh

X2 = 3,567 (df = 1, α = 0,05), p value = 0,000, dengan demikian p < 0,05 yang

berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ditarik kesimpulan bahwa ada

84

hubungan bermakna antara faktor resiko respiratorik dengan kematian jamaah haji

Indonesia di Arab Saudi.

BAB VI

85

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 minggu yaitu dari tanggal 26

Desember 2011 sampai dengan 8 Januari 2012 dengan tujuan untuk mengetahui

faktor determinan kematian jamaah haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011.

Terdapat beberapa hal utama yang diteliti dalam penelitian ini yaitu penyebab

kematian ( cause of death ), hubungan antara penyakit yang diderita jamaah haji

sejak di tanah air dan penyebab kematian, periode kematian, tempat kematian dan

lokasi kematian jamaah haji Indonesia di Arab Saudi. Selain itu, terdapat juga

beberapa data tambahan yang diteliti berhubungan kematian jamaah haji

Indonesia yaitu jenis kelamin, kelompok umur dan faktor resiko tinggi.

Pada penelitian ini, data yang diperoleh menunjukkan bahwa kematian

jamaah haji Indonesia pada tahun 2011 di Arab Saudi mencatat angka yang tinggi

yaitu sebanyak 439 orang. Dari keseluruhan jumlah ini, dapat dilihat bahwa tidak

terdapat perbedaan yang besar diantara jumlah kematian jamaah haji laki-laki dan

perempuan. Apabila ditinjau dari kelompok umur, jamaah haji dengan faktor

lanjut usia yaitu yang berumur diatas 60 tahun mendominasi jumlah kematian

terbesar. Menurut Sistem Komputerisasi Haji Terpadu ( Siskohat 2011 )

Kementerian Agama di Makkah, jamaah wafat majoritas berusia lanjut yaitu 65

tahun keatas. Di sini dapat dibuktikan bahwa faktor usia lanjut sememangnya

memainkan peran yang penting yang harus diberi perhatian berhubung dengan

kondisi kesehatan yang menurun selama menjalankan ibadah suci di Arab Saudi.

Abdul Hafidz, staf senior Pusat Kesehatan Haji Depkes, menyatakan bahwa pola

86

kematian jamaah haji masih sama dengan pola-pola yang terjadi pada musim haji

sebelumnya yaitu mereka yang meninggal berasal dari jamaah yang berusia lanjut.

Setelah dilakukan analisa yang mendalam tentang penyebab kematian,

hasil akhirnya menunjukkan bahwa penyakit kardiologi dan respiratorik menjadi

penyebab kematian utama jamaah haji Indonesia di Arab Saudi. Menurut Kepala

Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji ( PPIH ) Arab Saudi,

dr. Mawary Edy, serangan jantung serta infeksi salur pernapasan akut ( ISPA )

menjadi penyebab utama jamaah wafat selama berada di Arab Saudi. Kedua

penyakit ini muncul berkaitan dengan aktivitas fisik berlebihan seperti ibadah -

ibadah sunat yang dilakukan oleh para jamaah padahal di satu sisi, kondisi tubuh

jamaah tidak mendukung. Di sini para jamaah tidak menyadari bahwa tubuh

mereka memerlukan istirahat yang secukupnya dan sekiranya dipaksakan untuk

bekerja, akhirnya tubuh mereka akan drop dan mencapai titik kritis yang bisa

mengancam jiwa. Hal ini menjelaskan mengapa angka kematian begitu tinggi bagi

penyakit kardiologi dan juga respiratorik.

Sebagian besar kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiologi dan

respiratorik ini mempunyai hubungan dengan faktor resiko tinggi ( RISTI ) yang

sudah ada pada jamaah haji sejak berada di Tanah Air. Hal ini dibuktikan dengan

hasil uji hipotesis Chi-Square tentang hubungan di antara faktor resiko tinggi

penyakit kardiovaskuler dan respiratorik dengan penyebab kematian di mana

dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya hubungan bermakna antara faktor resiko

tinggi ( RISTI ) dengan kematian jamaah haji Indonesia di Arab Saudi. Pada tahun

2011, hampir separuh daripada jumlah jamaah haji yang berangkat ke Tanah

87

Suci mempunyai faktor resiko tinggi. Keadaan ini seharusnya diberi perhatian

oleh petugas kesehatan dan sarana kesehatan haruslah mencukupi bagi

menangani jamaah haji yang sakit ketika berada di sana. Mereka yang beresiko ini

haruslah di pantau dengan ketat agar kondisi kesehatan mereka tidak mengalami

perburukan selama proses ibadah haji. Sebaliknya, bagi jamaah haji yang tidak

mempunyai faktor resiko tinggi, faktor kelelahan dan usia lanjut menyumbang

kepada terjadinya kematian. Yang menjadi persoalan di sini adalah, mengapa

calon jamaah haji tetap diberangkatkan untuk melaksanakan ibadah suci ini

walaupun dengan faktor resiko tinggi ( RISTI ) di mana ianya akan

menambahkan lagi jumlah kematian pada setiap kemasukan baru bulan haji.

Menteri Agama, Suryadharma Ali mengungkapkan bahwa jamaah haji berusia

lanjut memang menjadi prioritas Kementerian Agama untuk diberangkatkan haji

saat pemerintah mendapat tambahan kuota haji dari Pemerintah Arab Saudi.

Salah satu alasan mengapa mereka diprioritaskan adalah daftar tunggu ( waiting

list ) di beberapa daerah terlalu panjang dan memakan waktu yang lama, bisa

sampai 10 tahun. Oleh sebab itu jamaah haji usia lanjut tetap menjadi prioritas

sekiranya mendapat kuota tambahan dari Pemerintah Arab Saudi. Suryadharma

Ali juga menegaskan kurang sependapat jika ada pihak yang mengusulkan jamaah

usia lanjut dengan faktor resiko tinggi ( RISTI ) dibatasi keberangkatan untuk

menunaikan ibadah haji dengan tujuan menekan angka kematian. Hal ini tidak

dapat dilakukan karena hak untuk menunaikan haji merupakan hak warganegara

dan seharusya niat baik mereka ini tidak dibatasi tetapi dipikirkan jalan keluarnya

yaitu dengan meningkatkan pantauan terhadap jamaah haji yang beresiko tinggi

88

selama proses haji dan juga meningkatkan kualitas pelayanan dan sarana

kesehatan bagi mengurangi komplikasi penyakit yang membawa kepada

kematian.

Berdasarkan periode prosesi haji pada tahun 2011, kematian jamaah haji

yang tertinggi adalah pada saat pasca wukuf. Tingginya jumlah kematian

pada saat pasca wukuf disebabkan oleh faktor kelelahan jamaah haji

melaksanakan ibadah yang secara tidak langsungnya memperburuk kondisi

kesehatan atau penyakit bawaan yang sebelumnya sudah menjadi faktor resiko

tinggi bagi jamaah haji tersebut. Kelompok bimbingan haji ( KBIH ) seharusnya

lebih serius dalam mengendalikan jamaah haji dengan faktor resiko tinggi

( RISTI ) agar mereka tidak kelelahan dan terlalu memaksakan diri melakukan

ibadah-ibadah sunat terutamanya setelah puncak haji.

Menurut data yang diperoleh, tempat kematian yang mencatat jumlah

tertinggi . Jumlah kematian yang tinggi di Mekkah disebabkan oleh tertumpunya

kegiatan ibadah haji yang juga meliputi Mina dan Arafah. Dalam mengerjakan

ibadah ini, faktor kelelahan, kondisi kesehatan yang menurun, kepadatan jumlah

jamaah haji, suhu yang ekstrim dan usia yang lanjut menyumbang kepada

kematian para jamaah haji. Madinah juga menunjukkan kematian kedua tertinggi

disebabkan oleh kegiatan ibadah tambahan Arbain yaitu sholat berjemaah empat

puluh waktu (delapan hari) di Mesjid Nabawi. Kegiatan ini menambahkan lagi

kelelahan para jamaah haji yang seharusnya beristirahat setelah proses haji.

Keadaan ini bisa memacu perburukan kondisi kesehatan yang kemudiannya

menyebabkan kematian. Disini dapat juga dilihat bahwa terdapatnya kematian di

89

Embarkasi dan di Jeddah yang tidak seharusnya berlaku sekiranya terdapat

pelayanan kesehatan yang baik dan juga identifikasi serta penanganan kasus

kesehatan secara cepat.

Berdasarkan distribusi kematian jamaah haji Indonesia berdasarkan lokasi

kematian pada tahun 2011, lokasi kematian yang mencatat jumlah tertinggi

adalah di Rumah Sakit Arab Saudi. Tingginya angka kematian di Rumah Sakit

Arab Saudi disebabkan oleh lambatnya penanganan di tingkat pelayanan

sebelumnya seperti di Balai Pengobatan Haji Indonesia dan juga di Pondokan

dalam melakukan konsultasi, rujukan dan evakuasi medik ke Rumah Sakit Arab

Saudi di mana jamaah haji yang sampai di rumah sakit sudah pada fasa kritikal

yang tidak memungkinkan lagi untuk diselamatkan. Selain itu, sarana pelayanan

kesehatan yang terbatas dan petugas kesehatan sangat kecil jumlahnya

melambatkan proses penanganan dan perawatan jamaah haji yang sakit yang

akhirnya menyebabkan kematian.

BAB VII

90

KESIMPULAN DAN SARAN

VII.i KESIMPULAN

Setelah melakukan penelitian mengenai faktor determinan kematian jamaah

haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011, maka dapat disimpulkan bahwa:-

1. Penyakit kardiologi dan respiratorik merupakan penyebab kematian utama

jamaah haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011.

2. Sebagian besar kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiologi dan

respiratorik mempunyai hubungan dengan faktor resiko tinggi yang

sudah ada pada jamaah haji sejak berada di Tanah Air.

3. Jumlah kematian tertinggi selama proses ibadah haji adalah pada saat

pasca wukuf yang dipacu oleh faktor kelelahan jamaah haji sepanjang

melaksanakan ibadah.

4. Tempat kematian yang paling banyak mencatatkan kematian jamaah haji

Indonesia adalah di Makkah di mana tertumpunya kegiatan ibadah haji.

5. Lokasi kematian yang paling banyak mencatatkan kematian adalah di

Rumah Sakit Arab Saudi.

VII.ii SARAN

Setelah dilakukan penelitian mengenai faktor determinan kematian jamaah

haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011, adapun saran yang dapat

diberikan:-

91

1. Pihak yang bertanggungjawab haruslah memikirkan cara-cara bagi

menangani penyebab kematian para jamaah haji yang kian meningkat

dengan cara meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap para jamaah

yang mempunyai resiko tinggi dalam melaksanakan ibadah haji.

2. Faktor jamaah haji Indonesia yang lanjut usia dan mempunyai resiko

tinggi dalam melaksanakan ibadah suci di Arab Saudi haruslah dipantau

dengan baik berhubung jumlah kematian yang tinggi pada kelompok

jamaah tersebut.

3. Sarana pelayanan kesehatan haruslah ditingkatkan dan diperbanyak

berhubung dengan tingginya jumlah kematian jamaah haji selama

berlangsungnya ibadah haji.

92

DAFTAR PUSTAKA

1. Haidir A,ed. Panduan Haji – Selangkah Demi Selangkah. Jakarta; 2007.

p 5-44.

2. Tarmizi E, ed. Petunjuk Haji dan Umrah. Jakarta; 2010. p 19-46.

3. Bahar A, Syaify H.A, eds. Sehat & Bugar Selama Berhaji. Jakarta: Niaga

Swadaya; 2008. pg 5-18.

4. Karyono H.A.B. Kesehatan Haji- Menyiapkan Kesehatan Calon Jamaah

Haji 1432 H. Jakarta: RSUD Sumberrojo; 2011. p 1-5.

5. Abdullah S, ed. Bimbingan Manasik Haji. Jakarta : Islam House; 2009.

pg 3-16.

6. Taufik A, ed. Memaknai Ibadah Haji. [ online ] 2010 [ cited 2011

Desember 15 ]. Available from: URL:http://www.cidensw.net

7. Massi M. ed. Tuntunan Ibadah Haji. [ online ] 2009 [ cited 2011 Desember

15 ]. Available from: URL:http://www.audiohaji.com

8. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Penyelenggaraan

Kesehatan Haji Indonesia. [ online ] 2009 [ cited 2011 Desember 15 ].

Available from: URL:http://www.hukor.depkes..co.id

9. Republika.co.id. Sakit Jantung- Penyebab Kematian Nomor 1 Jamaah Haji

Indonesia. [ online ] 2011 [ cited 2011 Desember 15 ]. Available from:

URL:http://www.republika.co.id

92

10. Republika.co.id. Perlunya Upaya Bersama Tangani Jamaah Risti [ online ]

2010 [ cited 2011 Desember 15 ]. Available from:

URL:http://www.kesehatan-kompasiana.com

11. Gobel F.A. Menilai Layanan Kesehatan Haji. [ online ] 2011 [ cited 2011

Desember 15 ]. Available from: URL:http://www.republika.co.id

12. Centers for Disease Control and Prevention. Hajj Pilgrimage, Saudi

Arabia. [ online ] 2011 [ cited 2011 Desember 15 ]. Available from:

URL:http://wwwnc.cdc..gov/travel

13. Looklex. Hajj. [ online ] 2010 [ cited 2011 Desember 15 ]. Available from:

URL:http://www.i-cias.com

16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Seminar Proposal

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Seminar Hasil

Lampiran 3 Surat Kepada Gubernur Sulawesi Selatan

Lampiran 4 Surat Izin/Rekomendasi Penelitian

Lampiran 5 Surat Izin Meneliti

Lampiran 6 Surat Penugasan Ujian

Lampiran 7 Riwayat Hidup Penulis

Lampiran 8 Master data Excel

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Data Pribadi

Nama : Tengku Nurshahril bin Tengku Kechil

Tempat Tanggal Lahir : Malaysia, 6 Mei 1988

Alamat : Kowilham 3, Lorong 5, No 6, Makassar 90245

Agama : Islam

Suku : Melayu / Malaysia

Status Pernikahan : Belum Menikah

Riwayat Pendidikan

Sekolah Rendah Kebangsaan St. Michael ( I ), Perak, Malaysia. ( 1995-2000 )

Sekolah Menengah Kebangsaan St. Michael, Perak, Malaysia. ( 2001-2005 )

Pre-Medical Studies di Alliance University College of Medical Sciences, Penang,

Malaysia ( 2006-2007 )

Tahun 2010 Lulus Sarjana S1 Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.

Makassar, Februari 2012

Tengku Nurshahril