Group 7.Prinsip - Prinsip Belajar Dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Berisikan prinsip belajar dan pendekatan belajar bagaimana belajar

Citation preview

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar Makalah Belajar dan Pembelajaran

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN PENDEKATAN BELAJAR BAGAIMANA BELAJAR

Disusun Oleh: Kelompok VII 1. 2. 3. 4. Efendi S. Ago Herlina Usman Ummi Qalsum Asriani (091204169) (091204170) (091204174) (101204172)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2010

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

0

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar -

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaykum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wataala karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyusun sebuah makalah hasil kerja kelompok kami yang membahas tentang Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar. Salam dan Taslim kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam, keluarganya, Para Shahabat, Tabiin dan Para Tabiut Tabin serta orang-orang yang senantiasa istiqamah di jalan-Nya hingga yaumul qiyamah, Amiin. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada dosen yang membimbing kami dalam proses perkuliahan dan telah

meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk kepada kami. Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah ini, maka kami mohon ampun hanya kepada Allah Subhanahu Wataala sebagai hamba-hamba yang dhaif, karena sesungguhnya yang benar itu datangnya hanya dari-Nya. Kami juga sangat mengharapkan kritik dan saran dari pihak pembaca yang sifatnya membangun. Akhirnya, kami atas nama penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu kami, Semoga bermanfaat. Fastabiqul Khaerat Wassalamualaykum Warahmatullahi Wabarakatuh Makassar, 25 Agustus 2010 TIM PENYUSUN KELOMPOK VII Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani 1

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar -

DAFTAR ISI

Halaman Judul Kata Pengantar ..................................................................................................... 1 Daftar Isi ................................................................................................................ 2 Bab I Pendahuluan ............................................................................................... 3 Bab II Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 4 A. Prinsip-Prinsip Belajar ................................................................................ 4 B. Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar .................................................... 20 1. Teknologi Keterlibatan Diri ................................................................ 20 2. Pengajaran Individual ......................................................................... 21 3. Belajar Mandiri ................................................................................... 22 4. Belajar Sambil Menemukan ................................................................ 25 5. Pendekatan Pemecahan Masalah ........................................................ 25 6. Cara Belajar Siswa Aktif .................................................................... 29 7. Prinsip-Prinsip Belajar Efektif Menurut Innotech .............................. 32 Bab III Penutup................................................................................................... 33 A. Kesimpulan ............................................................................................... 33 B. Saran ......................................................................................................... 33 Daftar Pustaka .................................................................................................... 35

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

2

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar -

BAB I PENDAHULUAN

Salah satu sifat manusia adalah ingin mencapai hasil maksimal dengan upaya yang minimal. Sama halnya dalam proses belajar dan mengajar, seorang siswa ingin memperoleh hasil belajar yang maksimal namun dengan usaha yang kecil. Seorang guru ingin memperoleh hasil mengajar yang baik namun dengan usaha yang paling minimal. Semua mengharapkan hasil yang terbaik. Bagaimana supaya kegiatan belajar itu membawa hasil yang memuaskan?. Dalam proses mengajar yang diutamakan adalah seni dan keterampilan agar siswa tidak hanya bergantung atau berpatokan pada sebuah penemuan yang telah ada. Kalau ada masa-masa yang lampau sampai batas tertentu, perhatian lebih banyak ditujukan kepada cara-cara dari tujuan. Akan tetapi akhir-akhir telah tampak perubahan yang penting, yaitu adanya peningkatan perhatian dan upaya terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan itu, metode mengajar sekarang digunakan secara efektif untuk memperbaiki kualitas menyeluruh pengalaman belajar. Dalam makalah ini, disajikan beberapa prinsip-prinsip belajar dan pendekatan belajar bagaimana belajar. Buku Mengajar dan Belajar, Dua Aspek dari suatu proses yang disebut Pendidikan, karya Prof. Dr. H. Sahabuddin menjadi resensi buku utama dalam penyusunan makalah ini, ditambahkan dengan beberapa resensi buku yang ada serta makalah-makalah atau tulisan-tulisan dari beberapa ahli pendidikan dan Pembelajaran.

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

3

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar -

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Prinsip-Prinsip Belajar Suatu pengajaran tidak akan berhasil baik kalau tanpa disertai dengan prinsip belajar yang efektif dari pihak murid-murid. Sejak dahulu ahli-ahli pendidikan telah berusaha untuk menemukan cara, prinsip, atau pendekatan dalam proses belajar untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Ahli-ahli psikologi pendidikan telah banyak meneliti dan menemukan prinsip-prinsip belajar yang dapat mempermanenkan hasil belajar. Dalam perkembangannya para ahli telah tampil dalam mengemukakan pendapatnya mengenai prinsipprinsip belajar. Seperti: 1. Alvin C. Eurich(1962) A.C. Eurich dari Ford Fondation menyimpulkan bahwa: a. Apapun yang dipelajari oleh murid, murid sendiri yang harus mempelajarinya. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar untuknya. b. Setiap murid belajar menurut tempo atau kecepatannya sendiri, dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar. c. Seorang murid belajar lebih banyak kalau setiap langkah segera diberikan sebuah penguatan. d. Penguasaan penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. e. Bila murid diberikan sebuah tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, ia lebih terdorong untuk belajar, ia akan belajar dan mengingat lebih baik(L.K. Davies, 1971)

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

4

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar 2. Thorpe & Schmuller Kedua ahli ini menyarankan lima prinsip belajar yang utama, yang biasanya memperlancar dan cenderung lebih mempermanenkan hasil belajar. Prinsip tersebut adalah sebagai berikut: a. Murid itu timbul motivasi jika ia mempunyai harapan atau kebuthan dalam kegiatan tersebut. b. Belajar itu sesuai dengan tingkatan murid jika sesuai dengan

kemampuan fisik dan intelek murid. c. Belajar itu dapat berpola jika murid itu dapat melihat hubungan yang bermkna antara kegiatan dan tujuan. d. Belajar itu dapat dievaluasi jika murid mempunyai beberapa cara untuk mengetahui kemajuan yang sedang dibuatnya. e. Belajar itu terpadu dengan perkembangan pribadi social jika murid itu mengalami pertumbuhan dan penyesuaian diri yang memuaskan (Tyson & Carroll,1970).

3. Ted W. Ward & William A. Herzorg, Jr. Menurut para ahli ini, belajar yang efektif tergantung pada : a. Relevansi tujuan-tujuan pendidikan dengan nilai-nilai social b. Penyesuaian diri dengan karakteristik belajar murid-murid c. Penyesuaian diri dengan harapan-harapan pedagogic dan murid-murid (Ward, Ted W. & Herzog, William A, Jr., 1974)

4. Nicholas, D.G. Dalam makalahnya mengenai belajar efektif, Nicholas mengemukakan prinsip belajr semacam hipothesis dalam bentuk kalimatjika maka sebagai berikut: JIKA seorang anak: a. Mempunyai suatu ide mengenai apa yang akan dipelajari

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

5

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar b. Menerima tujuan-tujuan ini sebagai suatu target belajar yang dapat diterima c. Mengetahui dan menilaai akibat-akibat positif dalam mencapai tujuan-tujuan itu d. Diberikan tugas-tugas untuk dipelajari sesuai dengan kecakapannya e. Menerima balikan kemajuan yang beraturan menuju pada tujuan f. Diberikan bantuan secara individual berkenaan dengaan kesulitan kesulitan khusus yang dihadapinya g. Menerima akibat positif yang mendahului prestasi belajar. MAKA anak tersebut akan belajar. 5. Carl Rogers Berdasarkan pandangan student contened, Rogers menyimpulkan prinsip belajarnya sebagai berikut: JIKA : Individu atau kelompok dihadapkan pada suatu masalah, seorang pemimpin yang berpengaruh (catalyst leader) memberikan suatu suasana yang selalu memberikan kemungkinan (permissive atmosphere) tanggung jawab itu betul-betul diberikan kepada individu atau kelompok MAKA ; Tanggung jawab dan analisis masalah yang memadai itu dibuat Tuntunan dari tanggung jawab tersebut akan terbentuk kreativitas, produktivitas dan mutu hasil yang ditunjukkan akan unggul bila dibandingkan dengan hasil metode-metode lainnya Moral dan kepercayaan individu dan kelompok berkembang. Sebenarnya, prinsip-prinsip belajar yang dimaksud dapat kita jumpai dalam berbagai sumber kepustakaan psikologi. Namun untuk mudahnya, dalam pembahasan ini akan dikemukakan prinsip-prinsip belajar yang diintisarikan oleh Rothwal (1961) sebagai berikut:

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

6

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar Prinsip Kesiapan (Readiness) Proses belajar dipengaruhi kesiapan murid, yang dimaksud dengan kesiapan atau readiness ialah kondisi individu yang memungkinkan ia dapat belajar. Berkenaan dengan hal itu terdapat berbagai macam taraf kesiapan belajar untuk suatu tugas khusus. Seseorang siswa yang belum siap untuk melaksanakan suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus asa. Yang termasuk kesiapan ini ialah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar. Berdasarkan dengan prinsip kesiapan ini dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut: 1. Seorang individu akan dapat belajar dengan sebaik-baiknya bila tugas-tugas yang diberikan kepadanya erat hubungannya dengan kemampuan, minat dan latar belakangnya. 2. Kesiapan untuk belajar harus dikaji bahkan diduga. Hal ini mengandung arti bila seseorang guru ingin mendapat gambaran kesiapan muridnya untuk mempelajari sesuatu, ia harus melakukan pengetesan kesiapan. 3. Jika seseorang individu kurang memiliki kesiapan untuk sesuatu tugas, kemudian tugas itu seyogianya ditunda sampai dapat dikembangkannya kesiapan itu atau guru sengaja menata tugas itu sesuai dengan kesiapan siswa. 4. Kesiapan untuk belajar mencerminkan jenis dan taraf kesiapan, misalnya dua orang siswa yang memiliki kecerdasan yang sama mungkin amat berbeda dalam pola kemampuan mentalnya. 5. Bahan-bahan, kegiatan dan tugas seyogianya divariasikan sesuai dengan faktor kesiapan kognitif, afektif dan psikomotor dari berbagai individu.

Prinsip Motivasi (Motivation) Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah. Motivasi adalah suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

7

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar kegiatan itu dan memelihara kesungguhan. Secara alami anak-anak selalu ingin tahu dan melakukan kegiatan penjajagan dalam lingkungannya. Rasa ingin tahu ini seyogianya didorong dan bukan dihambat dengan memberikan aturan yang sama untuk semua anak. Berkenaan dengan motivasi ini ada beberapa prinsip yang seyogianya kita perhatikan. 1. Individu bukan hanya didorong oleh kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan biologi, soaial dan emosional. Tetapi disamping itu ia dapat diberi dorongan untuk mencapai sesuatu yang lebih dari yang dimiliki saat ini. 2. Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapai dalam memenuhi tujuan mendorong terjadinya peningkatan usaha. Pengalaman tentang kegagalan yang tidak merusak citra diri siswa dapat memperkuat kemampuan memelihara kesungguhannya dalam belajar. 3. Dorongan yang mengatur perilaku tidak selalu jelas bagi para siswa. Contohnya seorang murid yang mengharapkan bantuan dari gurunya bisa berubah lebih dari itu, karena kebutuhan emosi terpenuhi daripada karena keinginan untuk mencapai seauatu. 4. Motivasi dipengaruhi oleh unsur-unsur kepribadian seperti rasa rendah diri, atau keyakinan diri. Seorang anak yang temasuk pandai atau kurang juga bisa menghadapi masalah. 5. Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cenderung meningkatkan motivasi belajar. Kegagalan dapat meningkatkan atau menurunkan motivasi tergantung pada berbagai faktor. Tidak bisa setiap siswa diberi dorongan yang sama untuk melakukan sesuatu. 6. Motivasi bertambah bila para pelajar memiliki alasan untuk percaya bahwa sebagian besar dari kebutuhannya dapat dipenuhi. 7. Kajian dan penguatan guru, orang tua dan teman seusia berpengaruh terhadap motivasi dan perilaku.

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

8

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar 8. Insentif dan hadiah material kadang-kadang berguna dalam situasi kelas, memang ada bahayanya bila anak bekerja karena ingin mendapat hadiah dan bukan karena ingin belajar. 9. Kompetisi dan insentif bisa efektif dalam memberi motivasi, tapi bila kesempatan untuk menang begitu kecil kompetisi dapat mengurangi motivasi dalam mencapai tujuan. 10. Sikap yang baik untuk belajar dapat dicapai oleh kebanyakan individu dalam suasana belajar yang memuaskan. 11. Proses belajar dan kegiatan yang dikaitkan kepada minat pelajar saat itu dapat mempertinggi motivasi.

Prinsip Persepsi Seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaimana ia memahami situasi. Persepsi adalah interpretasi tentang situasi yang hidup. Setiap individu melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari yang lain. Persepsi ini mempengaruhi perilaku individu. Seseorang guru akan dapat memahami muridmuridnya lebih baik bila ia peka terhadap bagaimana cara seseorang melihat suatu situasi tertentu. Berkenaan dengan persepsi ini ada beberapa hal-hal penting yang harus kita perhatikan: 1. Setiap pelajar melihat dunia berbeda satu dari yang lainnya karena setiap pelajar memiliki lingkungan yang berbeda. Semua siswa tidak dapat melihat lingkungan yang sama dengan cara yang sama. 2. Seseorang menafsirkan lingkungan sesuai dengan tujuan, sikap, alasan, pengalaman, kesehatan, perasaan dan kemampuannya. 3. Cara bagaimana seseorang melihat dirinya berpengaruh terhadap

perilakunya. Dalam sesuatu situais seorang pelajar cenderung bertindak sesuai dengan cara ia melihat dirinya sendiri.. 4. Para pelajar dapat dibantu dengan cara memberi kesempatan menilai dirinya sendiri. Guru dapat menjadi contoh hidup. Perilaku yang baik

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

9

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar bergantung pada persepsi yang cermat dan nyata mengenai suatu situasi. Guru dan pihak lain dapat membantu pelajar menilai persepsinya. 5. Persepsi dapat berlanjut dengan memberi para pelajar pandangan bagaimana hal itu dapat dilihat . 6. Kecermatan persepsi harus sering dicek. Diskusi kelompok dapat dijadikan sarana untuk mengklasifikasi persepsi mereka. 7. Tingkat perkembangan dan pertumbuhan para pelajar akan mempengaruhi pandangannya terhadap dirinya.

Prinsip Tujuan Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh para pelajar pada saat proses belajar terjadi. Tujuan ialah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh seseorang dan mengenai tujuan ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: 1. Tujuan seyogianya mewadahi kemampuan yang harus dicapai. 2. Dalam menetapkan tujuan seyogianya mempertimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat 3. Pelajar akan dapat menerima tujuan yang dirasakan akan dapat memenuhi kebutuhannya. 4. Tujuan guru dan murid seyogianya sesuai 5. Aturan-aturan atau ukuran-ukuran yang ditetapkan oleh masyarakat dan pemerintah biasanya akan mempengaruhi perilaku. 6. Tingkat keterlibatan pelajar secara aktif mempengaruhi tujuan yang dicanangkannya dan yang dapat ia capai. 7. Perasaan pelajar mengenai manfaat dan kemampuannya dapat

mempengaruhi perilaku. Jika ia gagal mencapai tujuan ia akan merasa rendah diri atau prestasinya menurun. 8. Tujuan harus ditetapkan dalam rangka memenuhi tujuan yang nampak untuk para pelajar. Karena guru harus dapat merumuskan tujuan dengan jelas dan dapat diterima para pelajar.

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

10

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar Prinsip Perbedaan Individual Proses belajar bercorak ragam bagi setiap orang Proses pengajaran seyogianya memperhatikan perbedaan indiviadual dalam kelas sehingga dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar yang setinggi-tingginya. Pengajaran yang hanya memperhatikan satu tingkatan sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh siswa. Karena itu seorang guru perlu memperhatikan latar belakang, emosi, dorongan dan kemampuan individu dan menyesuaikan materi pelajaran dan tugastugas belajar kepada aspek-aspek tersebut. Berkenaan dengan perbedaan individual ada beberapa hal yang perlu diingat: 1. Para pelajar harus dapat dibantu dalam memahami kekuatan dan kelemahan dirinya dan selanjutnya mendapat perlakuan dan pelayanan kegiatan, tugas belajar dan pemenuhan kebutuhan yang berbeda-beda. 2. Para pelajar perlu mengenal potensinya dan seyogianya dibantu untuk merenncanakan dan melaksanakan kegiatannya sendiri. 3. Para pelajar membutuhkan variasi tugas, bahan dan metode yang sesuai dengan tujuan , minat dan latarbelakangnya. 4. Pelajar cenderung memilih pengalaman belajar yang sesuai dengan pengalamannya masa lampau yang ia rasakan bermakna untuknya. Setiap pelajar biasanya memberi respon yang berbeda-beda karena memang setiap orang memiliki persepsi yang berbeda mengenai pengalamannya. 5. Kesempatan-kesempatan yang tersedia untuk belajar lebih diperkuat bila individu tidak merasa terancam lingkungannya, sehingga ia merasa merdeka untuk turut ambil bagian secara aktif dalam kegiatan belajar. Manakala para pelajar memiliki kemerdekaan untuk berpikir dan berbuat sebagai individu, upaya untuk memecahkan masalah motivasi dan kreativitas akan lebih meningkat. 6. Pelajar yang didorong untuk mengembangkan kekuatannya akan mau belajar lebih giat dan sungguh-sungguh. Tetapi sebaliknya bila

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

11

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar kelemahannya yang lebih ditekankan maka ia akan menunjukkan ketidakpuasannya terhadap belajar.

Prinsip Transfer dan Retensi Belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat menyimpan dan menerapkan hasil belajar dalam situasi baru. Apa pun yang dipelajari dalam suatu situasi pada akhirnya akan digunakan dalam situasi yang lain. Prosesa tersebut dikenal dengan proses transfer, kemampuan seseorang untuk menggunakan lagi hasil belajar disebut retensi. Bahan-bahan yang dipelajari dan diserap dapat digunakan oleh para pelajar dalam situasi baru. Berkenaan dengan proses transfer dan retensi ada beberapa prinsip yang harus kita ingat. 1. Tujuan belajar dan daya ingat dapat memperkuat retensi. Usaha yang aktif untuk mengingat atau menugaskan sesuatu latuhan untuk dipelajari dapat meningkatkan retensi. 2. Bahan yang bermakna bagi pelajar dapat diserap lebih baik. 3. Retensi seseorang dipengaruhi oleh kondisi fisik dan psikis dimana proses belajar itu terjadi. Karena itu latihan seyogianya dilakukan dalam suasana yang nyata. 4. Latihan yang terbagi-bagi memungkinkan retensi yang baik. Suasana belajar yang dibagi ke dalam unit-unit kecil waktu dapat menghasilkan proses belajar dengan retensi yang lebih baik daripada proses belajar yang berkepanjangan. Waktu belajar dapat ditentukan oleh struktur-struktur logis dari materi dan kebutuhan para pelajar. 5. Penelaahan bahan-bahan yang faktual, keterampilan dan konsep dapat meningkatkan retensi dan nilai transfer. 6. Proses belajar cenderung terjadi bila kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat memberikan hasil yang memuaskan. 7. Sikap pribadi, perasaan atau suasana emosi para pelajar dapat menghasilkan proses pelupaan hal-hal tertentu. Karena itu bahan-bahan yang tidak

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

12

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar disepakati tidak akan dapat diserap sebaik bahan-bahan yang

menyenangkan. 8. Proses saling mempengaruhi dalam belajar akan terjadi bila bahan baru yang sama dipelajari mengikuti bahan yang lalu. Kemungkinan lupa terhadap bahan yang lama dapat terjadi bila bahan baru yang sama yang dituntut. 9. Pengetahuan tentang konsep, prinsip dan generalisasi dapat diserap dengan baik dan dapat diterapkan lebih berhasil dengan cara menghubunghubungkan penerapan prinsip yang dipelajari dan dengan memberikan illustrasi unsur-unsur yang serupa. 10. Transfer hasil belajar dalam situasi baru dapat lebih mendapat kemudahan bila hubungan-hubungan yang bermanfaat dalam situasi yang khas dan dalam situasi yang agak sama dibuat. 11. Tahap akhir proses seyogyanya memasukkan usaha untuk menarik generalisasi, yang pada gilirannya nanti dapat lebih memperkuat retensi dan transfer.

Prinsip Belajar Kognitif Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan atau penemuan. Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah, dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi merupakan aktivitas mental yang berkaitan dengan proses belajar kognitif. Proses belajar itu dapat terjadi pada berbagai tingkat kesukaran dan menuntut berbagai aktivitas mental. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam belajar kognitif. 1. Perhatian harus dipusatkan kepada aspek-aspek lingkungan yang relevan sebelum proses-proses belajar kognitif terjadi. Dalam hubungan ini pelajar perlu mengarahkan perhatian yang penuh agar proses belajar kognitif benar-benar terjadi.

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

13

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar 2. Hasil belajar kognitif akan bercariasi sesuai dengan taraf dan jenis perbedaan individual yang ada. 3. Bentuk-bentuk kesiapan perbendaharaan kata, kemampuan membaca, kecakapan dan pengalaman berpengaruh langsung terhadap proses belajar kognitif. 4. Pengalaman belajar harus diorganisasikan ke dalam satuan-satauan atau unit-unit yang sesuai. 5. Bila menyajikan konsep, kebermaknaan dari konsep amatlah penting . Perilaku mencari, penerapan, pendefinisian resmi dan penilaian sangat diperlukan untuk menguji bahwa suatu konsep benar-benar bermakna. 6. Dalam pemecahan masalah para pelajar harus dibantu untuk

mendefinisikan dan membatasi lingkup masalah, menemukan informasi yang sesuai, menafsirkan dan menganalisis masalah dan memungkinkan berpikir menyebar (divergent thinking). 7. Perhatian terhadap proses mental yang lebih daripada terhadap hasil kognitif dan afektif akan lebih memungkinkan terjadimya proses pemecahan masalah, analisis, sintesis dan penalaran.

Prinsip Belajar Afektif Proses belajar afektif seseorang menentukan bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru. Belajar afektif mencakup nilai emosi, dorongan, minat dan sikap. Dalam banyak hal pelajar mungkin tidak menyadari belajar afektif. Sesungguhnya proses belajar afektif meliputi dasar yang asli untuk dan merupakan bentuk dari sikap, emosi dorongan, minat dan sikap individu. Berkenaan dengan halhal tersebut diatas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar afektif. 1. Hampir semua aspek kehidupan mengandung aspek afektif. 2. Hal bagaimana para pelajar menyesuaikan diri dan memberi reaksi terhadap situasi akan memberi dampak dan pengaruh terhadap proses belajar afektif.

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

14

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar 3. Suatu waktu, nilai-nilai yang penting yang diperoleh pada masa kanakkanak akan melekat sepanjang hayat. Nilai, sikap dan perasaan yang tidak berubah akan tetap melekat pada keseluruhan proses perkembangan. 4. Sikap dan nilai sering diperoleh melalui proses identifikasi dari orang lain dan bukan hasil dari belajar langsung. 5. Sikap lebih mudah dibentuk karena pengalaman yang menyenangkan. 6. Nilai-nilai yang ada pada diri individu dipengaruhi oleh standar perilaku kelompok. 7. Proses belajar di sekolah dan kesehatan mental memiliki hubungan yang erat. Pelajar yang memiliki kesehatan mental yang baik akan dapat belajar lebih mudah daripada yang memiliki masalah. 8. Belajar afektif dapat dikembangkan atau diubah melalui interaksi guru dengan kelas. 9. Pelajar dapat dibantu agar lebih matang dengan cara membantu mereka mengenal dan memahami sikap, peranan dan emosi. Penghargaan terhadap sikap, perasaan dan frustasi sangat perlu untuk membantu pelajar memperoleh pengertian diri dan kematangannya.

Prinsip Proses Belajar Psikomotor Proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampu mengendalikan aktivitas ragawinya. Belajar psikomotor mengandung aspek mental dan fisik. Berkenaan dengan hal itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. 1. Didalam tugas suatu kelompok akan menunjukkan variasi dalam kemampuan dasar psikomotor. 2. Perkembangan psikomotor anak tertentu terjadi tidak beraturan. 3. Struktur ragawi dan sistem syaraf individu membantu menentukan taraf penampilan psikomotor. 4. Melalui bermain dan aktivitas nonformal para pelajar akan memperoleh kemampuan mengontrol gerakannya lebih baik.

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

15

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar 5. Dengan kematangan fisik dan mental kemampuan pelajar untuk memadukan dan memperhalus gerakannya akan lebih dapat diperkuat. 6. Faktor lingkungan memberi pengaruh terhadap bentuk dan cdakupan penampilan psikomotor individu. 7. Penjelasan yang baik, demonstrasi dan partisipasi aktif pelajar dapat menambah efisiensi belajar psikomotor. 8. Latihan yang cukup yang diberi dalam rentan waktu tertentu dapat membantu proses belajar psikomotor. Latihan yang bermakna seyogianya mencakup semua urutan lengkap aktivitas psikomotor dan tempo tidak bisa hanya didasarkan pada faktor waktu semata-mata. 9. Tugas-tugas psikomotor yang terlalu sukar bagi pelajar dapat menimbulkan frustasi (keputusasaan) dan kelelahan yang lebih cepat.

Prinsip Evaluasi Jenis cakupan dan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya. Pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan dalam pencapaian tujuan. Penilaian individu terhadap proses belajarnya dipengaruhi oleh kebebasan untuk menilai. Evaluasi mencakup kesadaran individu mengenai penampilan, motivasi belajar dan kesiapan untuk belajar. Individu yang berinteraksi dengan yang lain pada dasarnya ia mengkaji pengalaman belajarnya dan hal ini pada gilirannya akan dapat meningkatkan kemampuannya untuk menilai pengalamannya. Berkenaan dengan evaluasi ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. 1. Evaluasi memberi arti pada proses belajar dan memberi arah baru pada pelajar. 2. Bila tujuan dikaitkan dengan evaluasi maka peran evaluasi begitu penting bagi pelajar. 3. Latihan penilaian guru dapat mempengaruhi bagaimana pelajar terlibat dalam evaluasi dan belajar.

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

16

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar 4. Evaluasi terhadap kemajuan pencapaian tujuan akan lebih mantap bila guru dan murid saling bertukar dan menerima pikiran, perasaan dan pengamatan. 5. Kekurangan atau ketidaklengkapan evaluasi dapat mengurangi kemampuan guru dalam melayani muridnya. Sebaliknya evaluasi yang menyeluruh dapat memperkuat kemampuan pelajar untuk menilai dirinya. 6. Jika tekanan evaluasi guru diberikan terus menerus terhadap penampilan siswa, pola ketergantungan penghindaran dan kekerasan akan berkembang. 7. Kelompok teman sebaya berguna dalam evaluasi. Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relative berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan mengajar. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual. 1.Perhatian dan Motivasi Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanda adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Berline,1984 : 335). Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang tersebut.Motivasi dapat bersifat internal artinya dating dari dirinya sendiri, dapat juga bersifat eksternal yakni dating dari orang lain, dari guru, orang tua, teman dan sebagainya.

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

17

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar Motivasi ada dua jenis yaitu motif intrinsic dan ekstrinsik. Motif inteinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Motif ekstrinsik adalah tenaga pendoring yang ada diluat perbuatan yang dilakukknya tetapi menjadi penyertanya.

2.Keaktifan Kecenderungan ptikologi menganggap bahwa akan adalah makhluk yang aktif, mempunyai dorongan untuk berbuta sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan orang lain dan tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Menurut John Dewey belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus dating dari siswa sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah.

3.keterlinatan langsung/berpengalaman Menurut Edge Dale penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamanya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah melalui pengalaman langsung. Keterlibatan siswa didalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan dalam kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan dan juga saat mengadakan latihat-latihan dalam pembentukan keterampilan.

4.Pengulangan Menurut teori psikologi daya belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya pengamat, menanggap, mengginngat, menghayal, merasakan, berfikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka dayadaya tersebut akan berkambang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

18

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan megadakan pengulanganpengulangan akan menjadi sempurna.

5.Tantangan Teori medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan prikologi. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu mendapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar. Maka timbulah motiv untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi artinya tujuan belajar telah dicapai. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah

6.Balikan dan Penguatan Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh belajar Operant Conditioning dari B.F. Skinner, kalau pada teori conditioning yang diberi kondisi adalah stimulus, maka pada opetant conditioning yang diperkuat adalah terponsnya

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

19

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar B. Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar Pada umumnya metode lebih cenderung disebut sebuah pendekatan. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata approach yang dimaksudnya juga pendekatan. Di dalam kata pendekatan ada unsur psikhis seperti halnya yang ada pada proses belajar mengajar. Semua guru profesional dituntut terampil mengajar tidak semata-mata hanya menyajikan materi ajar. Guru dituntut memiliki pendekatan mengajar sesuai dengan tujuan instruksional. Menguasai dan memahami materi yang akan diajarkan agar dengan cara demikian pembelajar akan benar-benar memahami apa yang akan diajarkan. Piaget dan Chomsky berbeda pendapat dalam hal hakikat manusia. Piaget memandang anakakalnya-sebagai agen yang aktif dan konstruktif yang secara perlahan-lahan maju dalam kegiatan usaha sendiri yang terus-menerus. Sebenarnya Belajar Bagaimana Belajar merupakan sebuah prinsip belajar, yang harus dibekali para pelajar dengan bermacam-macam pengalaman atau pengetahuan, sehingga sesudah terjun ke dalam sendiri, mencari dan menemukan sumber-sumber belajar yang dibutuhkan. Ledakan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang dahsyat serta perkembangannya yang pesat, memberikan sebuah nafas baru dalam ilmu pendidikan tentang Belajar bagaiman belajar telah menggunakan bermacam-macam bentuk metode, diantaranya discovery learning, independent study, inguiry approach, problem solving approach, dan sebagainya. 1. Tekhnologi keterlibatan diri MalcAnom Knowles dengan teori Andragoginya menyimpulakan bahwa orang dewasa mempunyai kebuthan psikologis yang dalam, bukan hanya tuntunan diri sendiri, tetapi disadari oleh orang lain akan adanya tuntunan diri sendiri saja. Oleh sebab itu, guru-guru seharusnya tidak memaksakan keinginannya atau pandangannya terhadap siswanya. Tampaknya guru harus membatasi kewajiban untuk mengajar, karena Knowles percaya bahwa keterlibatan diri(ego involvement) adalah kunci

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

20

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar keberhasilan pendidikan orang menjadi dewasa. Oleh sebab itu, guru harus mwngembangkan tekhnik-tekhnik pendidikan yang memungkinkan siswa dapat menaksir kebutuhan, tujuan mereka sendiri sebagai tanggung jawab dalam merancang program belajar mereka sendiri , guru-guru harus yakin bahwa lingkungan belajar itu adalah cukup kaya bagi kelompok belajar

untuk menyerap materi peljaran. Pengajaran yang baik adalah pengelolaan interaksi yang baik antara pelajar dan lingkunagan, sehingga Knowles mengemukakan 4 langkah yang menggambarkan sebuah sistematika urutan rancangan belajar, yakni: a. Anggota kelompok bersama-sama menyusun suatu model jenis kelakuan, kecakapan, atau karakteristik seorang pelajar yang dibutuhkan dalam menampilkan seperti peranan khusus, yaitu karakteristik yang menggambarkan kualifikasi seperti juru pidato yang Baik atau orang tua yang Baik. b. Kelompok melengkapi kurikulum dengan pengalaman yang dapat membantu pelajar menaksir kemampuannya sekarang dengan cara membandingkannya dengan model itu. Salah satu tekhnik yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pengalaman, seperti sosio drama, episodekejadian penting, metode ;aboratorium dan simulasi. c. Ketua kelompok membantu siswa-siswa yang mengalami ketidak puasan karena adanya jurang dengan model tingkat penampilannya. d. Berdasarkan ketidak puasan tersebut, belajar berjalan dengan mengidentifikasi arah yang diinginkan. Dengan demikian mereka akan terdorong dirinya sendiri untuk mengarahkan belajarnya sendiri

2. Pengajaran individual Menurut John F. Planagan, ada dua macam kekurangan yang menyebabkan kegagalan pengajaran, yaitu:

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

21

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar a. Penyesuaian yang tidak memadai dari program pendidikan untuk menemukan kebuthan-kebuthan pelajar. b. Kekurangan penting lainnya adalah program pendidikan berkaitan dengan program bimbingan dalam pendidikan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak mungkin mengembangkan suatu program pendidikan individual yang efektif bagi pelajar, kalau mereka tidak mempunyai tujuan yang mantap dan realistis. Pendidkan pada umumnya bertujuan untuk memberikan kesempatan pendidikan yang sama setiap pelajar, terlepas dari bakat, intelegensi, atau prestasi belajar mereka sebelumnya. Pengajaran individual melengkapi kodisi belajar yang optimum bagi setiap pelajar pribadi. 3. Belajar Mandiri (independent study) Pendidikan kesempatan perlu untuk memberikan bekerja pelajar secara secara mandiri. pribadi Selain ungtuk belajar dan

mengembangkan tanggung jawab, minat dan kecakapan, juga dapat menemukan tantangan-tantangan bagi pelajar yang dapat membawa pada tingkat penyelidikan dan kreativitas yang tinggi dalam bentuk belajar mandiri, sehingga kita perlu mengetahui: a. Apakah belajar mandiri itu? Pada dasarnya belajar mandiri meliputi pencarian dan pengumpulan pengetahuan dari pelajar dengan bantuan yang terbatas olah pihak guru, hal ini bertentangan dengan penanaman dan pengetahuan dari guru dengan diskusi. b. Mengapa belajar mandiri? Pengarahan diri sendiri(self direction) adalah salah satu tujuan pendidikan yang sangat penting, sehingga kita mampu untuk memotivasi diri untuk mencari segala hal yang tentunya dapat menggunakan metode ceramah, demonstrasi, dan

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

22

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar mengembangkan pengetahuan kita, karena pada dasarnya tidak semua hal dapat disampaikan oleh guru di dalam kelas. Oleh karena itu, diharapkan dapat mengembangkan kemampuan untuk membimbing diri sendiri bagi pelajar . c. Manfaat Belajar Mandiri. Dari pengalaman, kita mengetahui bahwa pengetahuan yang terbaik adalah pengetahuan yang kita temukan sendiri. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa belajar akan berhasil dengan baik jika guru dapat menciptakan situasi yang menyebabkan pelajar dapat

menemukan pengetahuan untuk dirinya sendiri. d. Fase-fase Belajar Mandiri Fase pertama (pelajaran untuk besok). Dalam hal ini guru memberikan tugas pekerjaan rumah atau mingguan kepada pelajarnya. Supaya efektif betul, pekerjaan rumah harus dimandirikan yang didasarkan pada kebutuhan pelajr. Fase kedua (paket pengajaran sendiri). Dalam hal ini guru harus berperan penting dalam mempersiakan paket bahan ajar seperti dengan bimbingan, pertanyaan, aaupu tuntunan. Fase ketiga (proyek). Dalam hal ini, fase tersebut diusahakan oleh gurutetapi sangat luas dan terbuk. Para pelajar dapat meliaht proyek sebagai bagian dari persyaratan-persyaratan atau sebagi pekerjaan pengayaan dalam suatu pelajaran. Fase keempat (penelitian mandiri). Fase ini adalah tingkat yang tertinggi dari belajar mandiri dan diusahakan oleh pelajar itu sendiri dengan bantuan yanag sangat terbatas dari seorang guru. Proyek ini diperluas dalam satu semester atau satu tahun, sementara pelajr harus melaporaknnya setiap waktu kemajuannya pada penasehatnya.

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

23

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar Yang dapat menyebabkan terganggunya proses belajar mandiri siswa. Menurut Lowry (1989), banyak orang dewasa tidak mampu melaksanakan belajar mandiri karena kurangnya kemandirian, kepercayaan diri dan sumber daya. Proses belajar mandiri menurut Guglielmino (1991) dapat

digambarkan seperti pada gambar berikut:

Mengidentifikasi kebutuhan belajar

Menentukan tujuan belajar

Mengevaluasi hasil dan proses belajar

Menyiapkan rencana belajar

Melaksanakan rencana belajar

Mencari sumber daya yang diperlukan

e. Perencanaan belajar mandiri Dalam merencanakan belajar mandiri, ada yang harus

dipertimbangkan oleh seorang guru, yaitu: Guru harus mempertimbangkan bentuk-bentuk pengalaman yang perlu diberikan melalui penyajian guru. Jenis pengalaman yang diberikan dalam rangka interaksi diantara para pelajar(diskusi kelompok belajar) Jenis pengalaman yang perlu diberikan dalam rangka pengalaman laboratorium(belajar dan bekerja atau learning by doing) Jenis kegiatan yang dapat dikerjakan oleh pelajar menurut caranya sendiri.

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

24

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar 4. Belajar Sambil Menemukan (Learning by discovery) Strategi belajar ini menempatkan para pelajar pada situasi yang menimbulkan keheranan dan menyebabkan mereka berupaya untuk mengadakan penyelidikan. Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam belajar sambil menemukan, yaitu: Pendekatan yang menganggap bahwa proses berpikir adalah sepenuhnya di dalam urutan pelajaran Pendekatan yang menganggap bahwa suatu pengalaman dikonsentrasikan pada situasi-situasi yang lain. 5. Pendekatan Pemecahan Masalah Belajar dengan pemecahan masalah ditujukan pada pengembangan generalisasi yang akan membantu individu untuk memecahkan masalah yang ditemukannya. Proses pemecahan masalah menghasilkan lebij banyak prinsip yang didapat membantu pemecahan masalah selanjutnya. Pelajaran matemeika misalnya terdiri atas masalah, pemecahan terhadap suatu masalah biasanya dilakukan dengan mempelajari prinsip kemudian menerapakannya ke dalam pemecahan masalah tersebut. Tetapi ada yang perlu diketahui yaitu: a. Apa yang dimaksud dengan masalah? Suatu masalah terjadi dalam satu situasi yang di dalamnya dirasakan ada kesulitan untuk mewujudkan sesuatu b. Karakter suatu masalah yang baik Karakteristik penting dari masalah yaitu: Ada kesulitan baik mental ataupun fisik yang menuntut adanya pemikiran reflektif dari pelajar Suatu masalah yang baik untuk maksud pengajaran adalah jelas, terbatas, menarik, menggugah pikiran, dapat dipahami sesuai dan memiliki nilai praktis.

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

25

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar c. Fungsi utama pemecahan masalah Latihan dalam memecahkan masalah penting untuk memenuhi dua maksud utama yaitu: Mengembangkan dalam diri anak seni mengemukakan pertimbangan, dan Memberikan pengetahuan kepada anak-anak yang bersifat praktis dan memiliki nilai dalam kehidupan. d. Langkah-langkah dalam pemecahan masalah Menurut John Dewey, orang hanya berfikir jika menghadapi masalah. Tanpa ada kesulitan, kita biasanya bertindak menurut mekanisme rutin dan otomatis. Dan perlu kita ketahui bahwa terdapat tingkatan dalam proses berfikir menurut john yaitu: 1) Bila menghadapi suatu masalah yang harus diatasi, timbullah kebimbangan dalam hati, lalu ada keraguan yang akhirnya menyebabkan asal mula kita untuk berfikir. 2) Kita mencari masalah untuk memecahkan masalah. Untuk itu kita membutuhkan dan mengumpulkan pengalaman yang serupa yang telah dialami sebelumnya. 3) Mempertimbangkan jalan yang mungkin ditempuh untuk

memecahkan masalah yang dihadapi. 4) Pada tingkatan ini, kita mencoba salah satu jalan yang mungkin ditempuh. 5) Pada tingkat terakhir kita uji kebenaran jalan pikiran tersebut. Lalu melkukan hasil pilihan kemungkinan pemecahan masalah. Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa metode pemecahan masalah dapat ditempuh dengan: 1) Menyadari adanya masalah atau kesulitan 2) Melihat hakikat masalah yang jelas 3) Berpegang teguh pada pokok-pokok masalah selama penyelidikan

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

26

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar 4) Mengajukan hipotesis 5) Mengumpulkan data atau informasi 6) Analisis dan sintesis data 7) Mengambil keputusan atau kesimpulan 8) Mencoba dan melaksanakan kesimpulan yang diperoleh 9) Menilai kembali keseluruhan proses pemecahan masalah Dalam buku Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar oleh Suparno, S. dan Koestoer, H. Partowisastro. (1986:54) dikatakan bahwa salah satu tugas paling sulit bagi guru/pengajar dan penyuluh pendidikan ialah mengadakan diagnosis dan membantu memecahkan kesulitan belajar5 yang dihadapi siswa. Dalam pemecahan masalah diperlukan langkah-langkah yang teratur agar pemecahan masalah dapat dilakukan dengan teliti. Langkah-langkah tersebut terdiri dari 3 (tiga) tahap yaitu : 1. Pemecahan dan penilaian. Tahap ini merupakan tahap usaha

menghilangkan sebab timbulnya kesulitan yang dihadapi siswa, dan apabila tidak dapat disembuhkan, akan menjadi tahap untuk memberikan bantuan kepada siswa sesuai dengan sebabnya. 2. Penelaahan status. Tahap ini merupakan tahap identifikasi hakikat dan seberapa luas cakupan masalah kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa. 3. Perkiraan sebab. Tahap ini merupakan perkiraan alasan atau sebab yang mendasari pola hasil belajar yang diperlihatkan oleh siswa yang bersangkutan. Dalam usaha untuk memecahkan kesulitan belajar tersebut, guru/pengajar harus mengetahui tingkat kesulitan yang dihadapi siswa. Mengingat

keanekaragaman individu siswa, maka tingkat-tingkat kesulitan belajar yang mereka hadapi juga akan bermacam-macam. Pada dasarnya kesulitan belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) tingkatan, yaitu: (a) ringan, (b) sedang,

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

27

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar (c) berat yang dikemukakan oleh Suparno, S. dan Koestoer, H. Partowisastro. (1986:128). Sebagai berikut : 1. Kesulitan belajar yang tingkat kesulitannya ringan, masalahnya tidak begitu rumit, dan pemecahannya pun masih sederhana. Karena siswa yang mengalami kesulitan belajar ringan itu hanya kurang

memperhatikan sewaktu guru/pengajar menerangkan satuan pelajaran. Maka cara pemecahan masalahnya mungkin cukup dengan menerangkan kembali satuan pelajaran pokok yang diterangkan atau mempelajari kembali suasana yang lebih serius. 2. Kesulitan yang tingkatannya sedang, karena siswa selalu tampak murung pada waktu mengikuti pelajaran, ataupun tak dapat berkonsentrasi pada ulangan atau tes dan sebagainya, perlu mendapat perhatian khusus dari guru/pengajar, maupun guru/pengajar bimbingan/ penyuluhan serta perlu meneliti apa penyebabnya. Setelah ditangani, ternyata siswa tersebut sedang mengalami masalah keluarga di rumah, maka penanganan siswa tersebut tidak cukup dengan mengulang-ulang, atau mempelajari satuan pelajaran pokok, tapi perlu mengembalikan siswa tersebut ke situasi dan kondisi pembelajaran sehingga konsentrasi tersebut tidak terganggu dengan masalah. 3. Kesulitan belajar yang berat misalnya siswa mendapat gangguan pada organ fisiknya, mungkin gangguan pada sarafnya karena kecelakaan, sehingga tidak dapat menangkap konsep secara cepat, segera lupa terhadap pelajaran. Masalah kesulitan belajar siswa yang sangat mendalam dan terus-menerus terjadi yang disebabkan faktor mendasar akan sukar atau mungkin tidak dapat ditangani lagi.

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

28

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar 6. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) a. Apa yang dimaksud dengan CBSA? CBSA merupakan suatu proses belajar mengajar dengan peserta didiknya terlibat langsung dan berpartisipasi aktif dalam melakukan

kegiatan belajar baik secara intelektual ataupun dengan emosional dan indicator yang dapat digunakan untuk melihat perilaku yang muncul dalam suatu proses belajar mengajar yaitu dari siswa, guru, program dan situasi belajar. CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secar fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh

pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor. Pendekatan CBSA menuntut keterlibatan mental vang tinggi sehingga terjadi proses-proses mental yang berhubungan dengan aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomolorik. Melalui proses kognitif pembelajar akan memiliki penguasaan konsep dan prinsip. Konsep CBSA yang dalam bahasa Inggris disebut Student Active Learning (SAL) dapat membantu pengajar meningkatkan daya kognitif pembelajar. Kadar aktivitas pembelajar masih rendah dan belum terpogram. Akan tetapi dengan CBSA para pembelajar dapat melatih diri menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Tidak untuk dikerjakan di rumah tetapi dikerjakan dikelas secara bersama-sama. b. Ciri-ciri CBSA 1. Pebelajar memilih sendiri apa yang dipelajari 2. Pebelajar mengkaji sendiri sesuatu 3. Pebelajar membuktiksn sendiri 4. Pebelajar menyimpulkan sendiri 5. Pebelajar menuliskan sendiri 6. Pebelajar mengerti sendiri

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

29

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar Hal yang demikian sesuai dengan ungkapan: saya dengar-saya lupa (I hear-I forget), saya lihat-saya ingat (I see-I remember), dan saya kerjakan-saya mengerti (I do-I understand) c. Prinsip-Prinsip Pendekatan CBSA Prinsip CBSA adalah tingkah laku belajar yang mendasarkan pada kegiatan-kegiatan yang nampak, yang menggambarkan tingkat

keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar baik intelektualemosional maupun fisik, Prinsip-Prinsip CBSA yang nampak pada 4 dimensi sebagai berikut: a) Dimensi subjek didik : Keberanian mewujudkan minat, keinginan, pendapat serta dorongan-dorongan yang ada pada siswa dalam proses belajarmengajar. Keberanian tersebut terwujud karena memang direncanakan oleh guru, misalnya dengan format mengajar melalui diskusi kelompok, dimana siswa tanpa ragu-ragu mengeluarkani pendapat. Keberanian untuk mencari kesempatan untuk berpartisipasi dalam persiapan maupun tindak lanjut dan suatu proses belajarmengajar maupun tindak lanjut dan suatu proses belajar mengajar. Hal mi terwujud bila guru bersikap demokratis. Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan belajar

sehingga dapat mencapai suatu keberhasilan tertentu yang memang dirancang oleh guru. Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan belajar

sehingga dapat mencapai suatu keberhasilan tertentu, yang memang dirancang oleh guru. Peranan bebas dalam mengerjakan sesuatu tanpa merasa ada tekanan dan siapapun termasuk guru.

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

30

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar b) Dimensi Guru Adanya usaha dan guru untuk mendorong siswa dalam meningkatka kegairahan serta partisipasi siswa secara aktif dalam proses belajar-mengajar. Kemampuan guru dalam menjalankan peranannya sebagai inovator dan motivator. Sikap demokratis yang ada pada guru dalam proses belajarmengajar. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan cara serta tingkat kemampuan masing-masing.

o Kemampuan untuk menggunakan berbagai jenis strategi belajar-mengajar serta penggunaan multi media. Kemampuan mi akan menimbulkan lingkugan belajar yang merangsang siswa untuk mencapai tujuan. c) Dimensi Program Tujuan instruksional, konsep serta materi pelajaran yang memenuhi kebutuhan, minat serta kemampuan siswa;

merupakan suatu hal yang sangat penting diperhatikan guru. Program yang memungkinkan terjadinya pengembangan konsep maupun aktivitas siswa dalam proses belajar-mengajar. Program yang fleksibel (luwes); disesuaikan dengan situasi dan kondisi. d) Dimensi situasi belajar-mengajar Situasi belajar yang menjelmakan komunikasi yang baik, hangat, bersahabat, antara guru-siswa maupun antara siswa sendiri dalam proses belajar-mengajar. Adanya suasana gembira dan bergairah pada siswa dalam proses belajar-mengajar.

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

31

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar 7. Prinsip-Prinsip Belajar menurut Innotech Dalam rangka mencari sitem penyampaian yang lebih efisien dan strategi belajar yang lebih efektif, INNOTECH menyusun prinsip-prinsip belajar yang telah digunakan dalam prosedur proyek Reduced Instructional Time (RIT), meliputi: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Pernyataan tujuan yang jelas Menjelaskan mengenai bagaimana belajar Perbuatan yang diharapkan dari siswa Tinjauan yang menyeluruh tentang materi yang dipelajari Mengoptimalkan tugas-tugas belajar Tinjauan berkala Aktif belajar Alas an mempelajari keterampilan dan informasi Aplikasi materi yang telah dipelajari

10) Motivasi instrinsik, ekstrinsik, dan insentif 11) Mengajarkan kepada orang lain 12) Menggunakan pelajaran yang terorganisasi baik 13) Menggunakan prinsip lanjutan dan kaitan.

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

32

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar -

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran dan tabiat, serta Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Ada beberapa istilah pembelajaran, diantaranya adalah : Metode, Pendekatan, Teknik, Taktik, Dari istilah-istilah di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain. Dalam prinsip-prinsip belajar dan pendekatannya yang tercakup dalam belajar bagaimana belajar terdapat beberapa prinsip yang tumpang tindih. Perlu diketahui bahwa tidak ada suatu prinsip belajar yang efektif dalam segala situasi belajar. Oleh sebab itu, guru perlu memilih dan menyesuaikan prinsip belajar dengan masalah belajar yang dihadapi siswanya.

B. Saran Dalam hal pendekatan, perlu menerapkan pendekatan yang lebih tepat dalam proses belajar mengajar Akuntasi di sekolah. Pendekatan tersebut haruslah pendekatan yang lebih berorientasi pada pembelajaran secara kontesktual atau apa yang populer dewasa ini dengan pendekatan contextual teaching and

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

33

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar learning (CTL), misalnya memperbanyak pemberian tugas dalam bentuk pemecahan masalah, baik secara kelompok maupun mandiri di kelas; memperhatikan keluhan dan kesulitan yang dihadapi siswa di dalam atau di luar kelas. Untuk membuat pendidikan ini berjalan lebih baik lagi, para siswa harus meningkatkan belajarnya dan aktif ketika pelajaran berlangsung. Dan bagi seorang guru harus menggunakan metode pengajaran yang lebih baik lagi, ketika pembelajaran berlangsung. Yang membuat siswa merasa senang di kelas dan menggugah selera siswa untuk lebih rajin dalam belajar baik dalam kelas maupun nanti ketika di rumah. Untuk itu cara pengajarannya pun harus yang menarik agar tidak membuat jenuh.

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

34

- Prinsip-Prinsip Belajar dan Pendekatan Belajar Bagaimana Belajar -

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009, Makalah Cara Belajar Siswa Aktif, Jakarta. nr.blogspot.com/2010/01/makalah-cara-belajar-siswa-aktif.html Tanggal 22 Oktober 2010)

http://abas(Diakses

Anonim,

2009,

Prinsip-Prinsip

Belajar

dan

Asas

Pembelajaran,

http://jeperis.wordpress.com/2009/01/21/prinsip-prinsip-belajar-danpembelajaran/ (Diakses Tanggal 22 Oktober 2010)

Anonim,

2009,

Prinsip-Prinsip

Belajar

dan

Pembelajaran,

http://86irul.blogspot.com/2009/05/prinsip-prinsip-belajar-dan-asas.html (Diakses Tanggal 22 Oktober 2010)

Haling Abdul, 2007, Belajar dan Pembelajaran, Makassar, Badan Penerbit UNM

Kristanti A.P, Syamsul Islam, 2003, Kesiapan Belajar Mandiri Mahasiswa dan Calon Potensial Mahasiswa Pada Pendidikan Jarak Jauh Di Indonesia, Jakarta, (Diakses tanggal 23 Oktober 2010)

Mudassir, 2006, Cara Belajar Efektif dan beberapa Faktor Kesulitan Belajar Akuntansi, (Diakses tanggal 23 Oktober 2010)

Sahabuddin, 2007, Mengajar dan Belajar, Makassar, Badan Penerbit UNM

Kelompok VII, Efendi, Herlina, Ummi, Asriani

35