Upload
lisa-berliani-tanaya
View
244
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
JurnalGangren Diabetik;Terapi Bedah dan Non-Bedah
Oleh Andriawan Purwantoko S.Ked
PembimbingDr. Widhy Pramono Sp.B FINACS
Gangren Diabetik?
merupakan suatu bentuk dari kematian jaringan pada penderita diabetes melitus oleh karena berkurangnya atau terhentinya aliran darah kejaringan
DM
Sistem imun melemah
Gula darah berlebihan
NeuropatiAngiopati
Kerusakan pembuluh
darah
aliran darah
kejaringan berkurang
berkurangnya nyeri membuat pasien
tidak menyadari luka yang terjadi karena
tidak dirasakan
Mudah terinfeksi
Traumatik
Postoperative
Spontan
ETIOLOGI
benturan, komplikasi
trauma( close fraktur, luka bakar, luka tembak )
infeksi klostridia
Aborsi,Amputasi,
Turniket, gips, perban yang
dipasang terlalu ketat
Tipe Gangren
Gangren kering
Biasanya pada anggota gerak, mengalami mumifikasi, tanpa rasa sakit dan kering.Disebabkan iskemia tanpa adanya edema atau infeksi makroskopik.
Gangren basah
Pada organ atau anggota gerak, dapat menyebar jauh lebih cepat daripada gangren kering dan dapat mengakibatkan komplikasi yang mengancam jiwa seperti syok septik jika tidak diperlakukan segera, sering dipersulit oleh infeksi.
• Klasifikasi gangren diabetik menurut Wagner
Grade 0 Tidak ada luka, kulit masih utuh
Grade 1 Ulkus dengan infeksi yang superficial terbatas pada kulit
Grade 2 Ulkus yang lebih dalam sampai ketendon dan tulang
Grade 3 Ulkus yang lebih dalam dengan atau tanpa osteomielitis
Grade 4 gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selullitis
Grade 5 gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai bawah
Derajat 0 : perawatan lokal secara khusus tidak ada
Derajat I-IV : pengelolaan medik dan tindakan bedah minor
Derajat V : tindakan bedah minor, bila gagal dilanjutkan dengan tindakan bedah mayor seperti amputasi diatas lutut atau amputasi bawah lutut
DIAGNOSIS
Anamnesa Keluhan tersering yaitu nyeri yang timbul secara tiba- tiba, makin lama makin berat dan meluas, perasaan berat pada ekstremitas yang terkenaPemeriksaan fisik Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh sebelum berfokus pada bagian tubuhyang terlibat•Tanda- tanda vital dapat menunjukkan toksisitas sistemik meliputi demam,takikardi, takipneu, hipotensi, dan hipoksia.•Pembengkakan lokal dan eksudat muncul segera setelah timbul rasa sakit.•Kulit berubah warna kebiruan•Krepitasi (+)
Pemeriksaan Laboratorium
Leukosit normal tetapi dapat juga meningkat terutama yang immatur.
Peningkatan hasil tes fungsi hati yang mungkin disebabkan oleh kerusakan hati yang progresif.
Peningkatan blood urea nitrogen dan kreatinin. Mionekrosis dapat meningkatkan serum aldolase,
kalium, laktat dehidroginase,dan phospokinase. Gas darah menunjukkan adanya asidosis metabolic Pemeriksaan Phospholipase- C ( sialidase ) yang
dihasilkan oleh Clostridia dapat dilakukan pada serum dan cairan luka.
Pada pewarnaan gram nampak adanya batang gram positif. Tes ini sangat penting untuk diagnosis cepat.
Pemeriksaan Penunjang Foto X-ray menggambarkan
pola bulu-bulu halus dijaringan.
Pemeriksaan kultur Clostridium
perfringens fosfolipase menyebabkan kekeruhan di sekitar koloni pada media kuning telur (nagler plate) Pemeriksaan histopatologi
Pemeriksaaan histologi menunjukkan adanya inflamasi dan nekrosis otot
Pengobatan gangren kering
Istirahat di tempat tidur Kontrol kadar gula darah dengan diet,
insulin, atau obat anti diabetik Tindakan amputasi untuk mencegah
meluasnya gangrene, tetapi harus dengan indikasi yang sangat jelas.
Perbaiki sirkulasi guna mengatasi/mencegah angiopathy denga pemberian obat-obtan anti platelet agregasi seperi aspirin, dipyridamol atau pentoxyvillin.
Pengobatn gangren basah Istirahat di tempat tidur Kontrol gula darah dengan diet, insulin atau
oral anti diabetik Debridement Kompres/rendam dengan air hangat, jangan
dengan air panas atau dingin. Beri “topical antibiotik” Beri antibiotik sistemik yang sesuai kultur
atau dengan antibiotik spectrum luas. Untuk mencegah angiopathy dapat diberi
obat anti platelet aggregasi seperti aspirin, dipiridamol atau pentoxyvillin.
Tindakan pembedahan biasanya berupa : Amputasi segera Debridement dan “drainage”, bisa
dilanjutkan : Amputasi selektif. Skin graft
Indikasi amputasiFebris terus menerusRegulasi diabetes mellitus sulit dicapai
(kadar gula darah > 300 mg%)Osteomyelitis pada gambaran
radiologySelulitis cenderung ke ataspada gangrene yang menyebabkan
keadaan umum semakin memburuk
JURNAL
Surgical management of Diabetic foot ulcers: A Tanzanian university teaching
hospital experience
Phillipo L Chalya, Joseph B Mabula, Ramesh M Dass, Rodrick Kabangila, Hyasinta Jaka,Mabula D Mchembe, Johannes B Kataraihya, Nkinda
Mbelenge and Japhet M Gilyoma
BMC Research Notes 2011 4:365.
Pengantar
Ulkus kaki diabetik merupakan tantangan terapi untuk ahli bedah, terutama di negara-negara berkembang di mana sumber daya kesehatan yang terbatas dan sebagian besar pasien datang terlambat dengan ulkus kaki yang berat
Ulkus kaki diabetik adalah penyebab paling umum non-traumatik amputasi ekstremitas bawah di negara berkembang, dan risiko amputasi ekstremitas bawah adalah 15-46 kali lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak menderita diabetes melitus (Rooh-Ul-Muqim , Griffin S, Ahamed M; 2003)
Bugando Medical Centre,
Tanzania
Kuesioner
Februari 2008 sampai Januari
2010
136 kasus Bahan dan
Metode
Bahan dan Metode Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan
klinis yang cermat (keluarnya nanah dari luka + tanda-tanda peradangan) dan identifikasi mikroorganisme.
Ulkus kaki dikategorikan sebagai iskemik ketika denyut nadi perifer tidak teraba tapi sensasi masih ada, neuropatik ketika sensasi tidak ada tapi denyut nadi perifer teraba dan neuro-iskemik ketika kedua sensasi dan denyut nadi perifer tidak terasa.
136 kasus
Lokasi
Rawatan
Gender
Klasifikasi Wagner
74 Laki (54,4%)
62 Wanita (45,6%)
98 (72,1%) pembedahan
38 (27,9%) terapi
antibiotik
Grade <4, 62 (47,1)
Grade 4, 40 (29,4% )
Grade 5, 32 (23,5% )79 (58,1%)
tungkai kanan bawah
47 (34,5%) tungkai kiri
bawah
Usia rata-rata 54.32 (kisaran 21-
72 tahun)
10 (7,4%) di kedua kaki
8 (5,9%) di satu kaki
136 kasus
Riwayat Keluarga DM
Kebiasaan
6 (4,4%) ada
130 (95,6%) tidak ada
AlkoholYa 49,3%
Tidak 50,7%
Merokok Ya 35,3%
Tidak 64,7%
Karakteristik klinis
98 pasien (72,1%) dirawat dengan pembedahan dan 38 pasien (27,9%) dirawat secara konservatif dengan antibiotik.
Kebanyakan pasien yang dirawat pembedahan menjalani amputasi ekstremitas bawah dalam 56,7% kasus
Kultur bakteri aerob ditemukan 8 dari 12 (66,7%) spesimen memiliki pertumbuhan bakteri positif dalam waktu 48 jam inkubasi sedangkan 4 (33,3%) memiliki pertumbuhan bakteri negatif.
Uji sensitfitas antibiotik ditemukan sebagian besar patogen isolat resisten terhadap hampir semua antibiotik yang diuji (seperti ampisilin, augumentin, kotrimoksazol, tetrasiklin, penisilin, gentamisin, eritromisin , oksasilin dll).
Diskusi
Dalam penelitian ini, usia rata-rata pasien adalah 54.32 tahun.
Hasil ini mirip dengan statistik dari penelitian lain, yang melaporkan prevalensi pasien di India (56,4 tahun)
Dalam penelitian kami, laki-laki lebih terpengaruh daripada perempuan dengan rasio 1,2:1 yang sesuai dengan penelitian lain [Doumi A:2007].
Pria mendominasi mungkin disebabkan kebiasaan merokok mereka yang tercatat dalam 35,3% kasus (semua laki-laki).
Sebagian besar pasien (98, 72,1%) dirawat dengan pembedahan dan sisanya 38 pasien (27,9%) dirawat secara konservatif antibiotik.
Kebanyakan pasien yang dirawat pembedahan menjalani amputasi ekstremitas bawah dalam 56,7% kasus
Angka kematian dalam penelitian 13,2%, terutama pada pasien dengan sepsis berat yang masuk dalam Wagner kelas IV dan V
Semua mikroorganisme terisolasi dalam penelitian ini menunjukkan resistensi yang tinggi terhadap antibiotik yang umum digunakan kecuali untuk Meropenem dan imipenem yang semua 100% sensitif.
Kultur bakteri anaerob tidak dilakukan.
Kesimpulan Gangren diabetik merupakan masalah
kesehatan utama bagi pasien diabetes di negara berkembang.
Gangren diabetik merupakan salah satu komplikasi yang dapat dicegah dan disembuhkan dari diabetes.
Kombinasi antibiotik + tindakan bedah merupakan terapi yang paling efektif untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas pasien dengan gangren.