40
KEBUTUHAN NUTRISI PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM TUBUH

Gangguan Sistem Tubuh

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jjj

Citation preview

  • KEBUTUHAN NUTRISI PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM TUBUH

  • A. Diet Pada Pra dan Pasca Bedah

    Pengaruh pembedahan terhadap metabolism pasca bedah tergantung berat ringannya pembedahan, keadaan gizi pra bedah dan pengaruh pembedahan terhadap kemampuan pasien untuk mencerna dan mengabsorpsi zat-zat gizi.

  • 1) Diet Terhadap Pra Bedah

    Pemberian diet terhadap pra bedah tergantung pada :Keadaan umum pasien. Contoh : status gizi apakah normal atau tidak, gula darah, tekanan darah, ritme jantung, denyut nadi, fungsi ginjal, dan suhu tubuh.Macam pembedahan a) Bedah minor atau bedah kecil, seperti : tindakan insisi, ekstirpasi, dan sirkumsisi (khitan)b) Bedah mayor atau bedah besar, yang dibedakan dalam bedah pada saluran cerna (lambung,usus halus, usus besar) dan bedah di luar saluran cerna (jantung, ginjal, paru, saluran kemih, tulang dsb)

  • Cont,,,,,,,Sifat operasi :a) Segera dalam keadaan darurat atau cito, sehingga pasien tidak sempat diberi diet pra-Bedahb) Berencana atau elektif. Pasien disiapkan dengan pemberian Diet Pra-Bedah sesuai status gizi dan macam pembedahanMacam penyakit ;a) Penyakit utama yang membutuhkan pembedahan adalah penyakit saluran cerna, jantung, ginjal, saluran pernapasan, dan tulang.b) Penyakit penyerta yang dialami, misalnya penyakit diabetes mellitus,jantung, dan hipertensi.

  • a) Tujuan Diet

    Tujuan diet Pra-Bedah adalah untuk mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan optimal pada saat pembedahan sehingga tersedia cadangan untuk mengatasi stress dan penyembuhan luka

  • b) Syarat-Syarat Diet

    EnergiBagi pasien dengan status gizi kurang diberikan sebanyak 40- 45 kkaL/kg BB.Bagi pasien dengan status gizi lebih diberikan sebanyak 10-25% dibawah kebutuhan energi normalBagi pasien dengan status gizi baik diberikan sesuai dengan kebutuhan energi normal ditambah factor stress sebesar 15% dari AMB (Angka Metabolisme Basal)Bagi pasien dengan penyakit tertentu energi diberikan sesuai dengan penyakitnya

  • Cont ,,,,,,ProteinBagi pasien dengan status gizi kurang, anemia, albumen rendah (
  • Cont,,,,,,,Karbohidrat CukupSebagai sisa dari kebutuhan energy total untuk menghindari hipermetabolisme. Bagi pasien dengan penyakit tertentu, karbohidrat diberikan sesuai dengan penyakitnya.Vitamin CukupTerutama vitamin B, C, dan K. bila perlu dalam bentuk suplemen.Mineral CukupRendah sisa agar mudah dilakukan pembersihan saluran cerna atau klisma, sehingga tidak mengganggu proses pembedahan (tidak buang air besar atau kecil di meja operasi).

  • c) Jenis, Indikasi, Dan Lama Pemberian Diet

    a. Pra-Bedah minor atau kecil elektif, seperti tonsilektomi tidak membutuhkan diet khusus. Pasien dipuaskan 4-5 jam sebelum pembedahan. Sedangkan pada pasien yang akan menjalani apendiktomi, herniatomi, hemoroidektomi, dan sebagaianya diberikan Diet Sisa Rendah sehari sebelumnya.

  • b. Pra-Bedah mayor atau besar elektif seperti :

    pra-Bedah Saluran Cerna diberikan Diet Sisa Rendah selama 4-5 hari, dengan tahapan:a) hari ke-4 sebelum pembedahan diberi makanan lunakb) hari ke-3 sebelum pembedahan diberi makanan saring.c) hari ke-2 dan 1 hari sebelum pembedahan diberi Formula Enteral Sisa Rendah.Pra-Bedah Besar di luar saluran cerna diberi Formula Enteral Sisa Rendah selama 2-3 hari. Pemberian makanan terakhir pada pra-Bedah besar dilakukan 12-18 jam sebelum pembedahan sedangkan minum terakhir 8 jam sebelumnya.

  • d) Bahan Makanan Sehari Dan Nilai GiziDapat dilihat pada makanan lunak, makanan saring dan makanan cair.

  • 2) Diet Pasca Bedah

    Adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan.Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penderita.

  • a) Tujuan

    Tujuan diet pasca bedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut:Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energy, protein)Menggantti kehilangan protein glikogen, zat besi dan zat gizi lainMemperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan

  • b) Syarat Diet

    Syarat Diet Pasca Bedah adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair, saring, lunak dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan dan keadaan pasien seperti:Pasca Bedah Kecil Makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau normalPasca bedah besarMakanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk menerimanya.

  • c) Jenis Diet Dan Indikasi Pemberian1. Diet Pasca Bedah 1 (DPB 1)Diet ini diberikan kepada pasien pasca bedah:a. Pasca bedah kecil : setelah sadar atau rasa mual hilangb. Pasca bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus sudah mulai bekerja

  • Cara Memberikan Makanan

    Selama enam jam sesudah pembedahan, makanan yang diberikan berupa air putih, teh manis atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu ssingkat mungkin, karena kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan pareteral sesuai kebutuhan.Bahan makanan sehari dan nilai gizi Makanan diberikan secara bertahap sesuai kemampuan dan kondisi pasien, mulai dari 30mL/jam.

  • 2. Diet Pasca Bedah II (DPB II)Cara Memberikan Makanandiberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan pudding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan kondisi dan pasien. Selain itu dapat diberikan makanan parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang.Bahan makanan sehari dan nilai giziBahan makanan sehari dan gizi diet pasca bedah II, dapat dilihat pada makanan cair kental dengan pemberian secara berangsur dimulai 50 ml/jam

  • Cont,,,,

    Makanan yang tidak diperbolehkanMakanan yang tidak diperbolehkan pada diet pasca bedah II adalah air jeruk dan minuman yang mengandung karbon dioksida

  • 3. Diet Pasca Bedah III (DPB III)

    Cara memberikan makanan Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biscuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat diberikan makanan parenteral bila diperlukan.Makanan yang Tidak DianjurkanMakanan yang tidak dianjurkan untuk diet pasca bedah III adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung karbon dioksida.Bahan Makanan Dan Nilai GiziBahan makanan sehari dan nilai gizi diet pasca bedah III dapat dilihat pada makanan saring ditambah dengan:Pukul 16.00 : Susu 1 gelasGula pasir 20 gramPukul 22.00 : Biskuit 30 gram

  • Nilai Gizi Tambahan

    Energi 337 kkal Besi 1 mgProtein 18 gVitamin A392 RELemak 12 gTiamin0,1 mgKarbohidrat 50 gVitamin C1,5 mgKalsium 246 mg

  • 4. Diet Pasca-Bedah IV

    Diet Pasca Bedah IV diberikan kepada :Pasien pasca bedah kecil, setelah diet pasca bedah IPasien pasca bedah besar, setelah diet pasca bedah III

  • Cara Memberi Makanan

    Makanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan lengkap dan satu kali makanan selingan.Bahan makanan sehari dan nilai gizi dapat dilihat pada makanan lunak. Apabila makanan pokok dalam bentuk bubur/tim tidak habis, sebagai pengganti diberikan makanan selingan pukul 16.00 dan 22.00 berupa 2 buah biscuit atau 1 porsi pudding dan 1 gelas susu.

  • Makanan Yang Tidak Dianjurkan

    Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet pasca bedah IV adalah makanan dengan bumbu tajam dan mengandung karbondioksida (CO2).

  • B. Diet Luka Bakar

    Diet Luka Bakar IDiet luka bakar I diberikan pada pasien luka bakar berupa cairan Air Gula Garam Soda (AGGS) dan Makanan Cair penuh dengan pengaturan sebagai berikut:0-8 jam pertama sampai residu lambung kosong, diberi AGGS dan Makanan Cair Penuh kkal/ml, dengan cara drip dengan kecepatan 50 ml/ jam.8-16 jam kemudian , jumlah energy per milliliter ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan sama.16-24 jam kemudian, apabila tidak kembung dan muntah, energy ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan 50-75 ml/menit. Diatas 24 jam bila tidak ada keluhan, kecepatan pemberian makanan dinaikkan sampai dengan 100 ml/ menitApabila ada keluhan kembung dan mual, AGGS dan makanan cair penuh diberikan dalam keadaan dingin. Apabila muntah, pemberian makann dihentikan selama 2 jam.

  • Komposi cairan AGGS

    Air200 mlGaram dapur2 g /2 bksGula/sirup25g/30 mlSoda kue1 g /1 bks

  • Diet Luka Bakar II

    Cara pemberiannya sebagai berikut:Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan pasien, dapat berbentuk cair, saring, lumat, lunak, atau biasa.Cairan AGGS diberikan tidak terbatas.Bila diberikan dalam bentuk cair, frekuensi pemberian 8 kali sehari; volume setiap kali pemberian disesuaikan dengan kemampuan pasien, maksimal 350 ml.Bila diberikan dalam bentuk saring, frekuensi pemberian 3-4 kali sehari dan dapat dikombonasikan dengan makanan cair penuh untuk memenuhi kebutuhan gizi.Bila diberikan dalam bentuk lunak atau biasa, frekuensi pemberian disesuaikan dengan kemampuan pasien sehingga asupan zat gizi terpenuhi.

  • Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

    Bahan Makan yang DianjurkanBahan Makan yang Tidak DianjurkanSemua bahan makanan sumber energy dan protein seperti susu, telur, daging, ayam dan keju, serta gula pasir, dan sirup. Bahan makanan hiperalergik seperti udang.

  • Pembatasan Diet Bagi Penderita Gagal Ginjal Akut

    Tujuan dari pembatasan diet adalah untuk menurunkan produksi sampah yang harus diekeluarkan oleh ginjal dan menghindari ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Yang harus dibatasi pada penderita gagal ginjal adalah

  • a. ProteinProtein harus dibatasi pada penderita gagal ginjal,pemasukan protein adalah 0,6 g/kg BB untuk setiap harinya. Protein dapat ditemukan pada telur, daging, ayam, ikan dan susu dan produk-produk yang dibuat dari susu.b. KaloriKalori dapat kita temukan pada makanan yang mengandung karbohidrat. Pasien dengan gagal ginjal harus membatasi masukan kalori yang didalamnya terkandung natrium, kalium dan protein.. makanan yang mengandung kalori tetapi tidak sedikit mengandung natrium, kalium dan protein adalah lemak seperti mentega atau margarin yang tidak asin dan minyak goreng, dan karbohidrat sederhana seperti gula pasir, selai, sirup, permen.

  • c. NatriumPada penderita gagal ginjal, natrium harus dikurangi atau dibatasi. Makanan yang mengandung natrium adalah : garam, makanan yang di asap atau diawetkan seperti daging-dagingan, bumbu-bumbu seperti bawang, saus, kecap, acar, serta keju.d. KaliumSumber kalium yang paling kaya adalah daging, produk susu, buah-buahan dan sayuran. Pemasukan kalium dapat dikurangi dengan memilih buah-buahan dan sayuran kaleng yang dibuat tanpa menggunakan garam daripada buah-buahan dan sayuran segar atau beku. Kandungan kalium pada buah-buahan dan sayuran segar dapat dikurangi dengan memotong menjadi potongan-potongan kecil dan direndam atau dimasak dengan air dalam jumlah banyak, dan kemudian buang airnya

  • D. Gangguan nutrisi yang memerlukan suportif nutrisi intensif

    Bidang Ginjal dan HipertensiGinjal bertanggung jawab untuk mempertahankan komposisi kimia semua cairan tubuh. Berbagai penyakit dapat mempengaruhi ginjal. Bila terjadi kegagalan, maka sulit mengontrol kandungan natrium, kalium dan nitrogen dengan produk metabolisme tubuh.

  • Adapun tujuan suportif pemberian nutrisi pada penyakit ginjal adalah :Mempertahankan status nutrisi yang baikMencegah semakin beratnya gangguan fungsi ginjalMencegah uremia dan gangguan metabolisme yang lebih berat oleh karena faal ginjal yang memburuk

  • Sedangkan tujuan suportif nutrisi pada hipertensi :Penurunan tekanan darahPenurunan berat badan pada penderita hipertensi dengan berat badan berlebihPembatasan asupan nutrisi yang dapat meningkatkan tekanan darahPeningkatan asupan kalsium, magnesium, vitamin D dan K

  • Bidang Endokrin dan Metabolik

    Pada kondisi dislipidemia secara klinis dapat berupa hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia dan hipo-HDL. Pada umumnya disebabkan oleh aktivitas lipolisis yang berlebihan sehingga terjadi pelepasan asam lemak bebas berlebihan pada sistem portal yang selanjutnya beredar secara sistemik.

  • Tujuan suportif nutrisi adalah :Menurunkan kadar kolesterol darah sampai yang diharapkanMengurangi komplikasi-komplikasi dislipidemia dengan menurunkan berat badanMengubah jenis dan asupan lemak makananMeningkatkan asupan karbohidrat kompleksPada Diabetes Mellitus terjadi gangguan metabolisme kronik yang ditandai dengan hiperglikemia. Dengan terapi suportif nutrisi yang baik, kadar gula darah dapat dipertahankan senormal mungkin dan menurunkan insidens komplikasi diabetes serta memperlambat progresifitasnya.

  • Bidang Kardiovaskuler

    Faktor-faktor nutrisi yang terkait adalah asam lemak, kolesterol,protein hewani dan homosistein.Tujuan suportif nutrisiMenurunkan peningkatan serum lipid, terutama kolesterol dan trigliseridMenurunkan berat badan bila pasien obeseMeningkatkan kadar kolesterol HDL akan mencegah pembentukan lesi baru

  • Sedangkan pada penyakit jantung kongestif memerlukan juga suportif nutrisi dengan tujuan :Mengurangi beban kerja jantung dengan menghidari makan makanan yang berlebihanMenghilangkan edemaMempertahankan berat badan normalMencegah terjadinya kardiak kaheksiaMengoreksi defisit nutrient

  • Bidang Penyakit Infeksi

    Pada kondisi terjadinya sepsis maka terjadi perubahan status metabolisme dan status gizi yang kompleks. Tingginya derajat stres metabolisme pada keadaan ini, merupakan indikasi diperlukannya dukungan nutrisi yang spesifik dan sering memerlukan dukungan nutrisi melalui pipa atau parenteral karena tidak adanya selera makan atau menurunnya kapasitas sistem pencernaan dari pasien.

  • Tujuan pemberian suportif nutrisi pada sepsis adalah :Mengurangi kemungkinan dampak nausea, anoreksia dan vomitusMempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolitMempertahankan keseimbangan energi dan nitrogen

  • Bidang Gastroenterologi dan hepatologiPemberian suportif nutrisi diberikan pada penyakit ulkus peptikum, pankreatitis akut, dan IBD (Inflammatory Bowel Disease) yang terdiri dari penyakit Chrons dan kolitis ulserative dan penyakit hati.Tujuannya adalah :Mencegah progresifitas KEP (anemia, imbang nitrogen)Memperbaiki fungsi fisiologis saluran cernaMemperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolitMencegah kekambuhanMencegah defisit nutrient (kalsium, vitamin D, asam folat, Fe)Mencegah katabolisme proteinMencegah penurunan berat badan dan meningkatkan berat badan