Gangguan Belajar Dan Komunikasi

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/27/2019 Gangguan Belajar Dan Komunikasi

    1/21

    Tugas Psikiatri

    Wiley (2005) Clinical Child Psychiatry

    p. 360-369

    BAB 20.

    GANGGUAN

    BELAJAR DAN KOMUNIKASI

    Pendahuluan

    Keputusan Asosiasi Psikiatrik Amerika pada tahun 1987 untuk mengubah

    kriteria diagnostik tunggal menjadi kriteria diagnostik multiaksial memberi

    kesempatan kepada dokter untuk melakukan pendekatan holistik untuk

    menentukan penyakit pasien [1]. Perubahan khusus ini merupakan hal pentinguntuk memahami sifat gangguan kejiwaan pada masa kanak-kanak. Penyakit pada

    anak tidak mengandung serangkaian perilaku yang khas yang dapat dengan

    mudah kita cocokan dengan area yang telah dirancang. Malahan perilaku anak-

    anak sering disalahartikan dan salah didiagnosis berdasarkan sistem yang

    digunakan untuk mengidentifikasikan perilaku-perilaku yang tidak khas. Sebagai

    contoh, anak yang lambat mengembangkan keterampilan bahasa mungkin

    diklasifikasikan sebagai keterbelakangan mental, tetapi dengan investigasi lebih

    lanjut, mungkin ditemukan trauma yang mengakibatkan mutisme elektif. Bab ini

    mendiskusikan aspek pembelajaran diagnosis klinis maupun dampak gangguan

    komunikasi pada kemampuan anak untuk berfungsi efektif dalam lingkungannya.

    Gangguan pembelajaran pada Axis I ini berhubungan dengan kemampuan

    membaca, menulis, dan berhitung yang diukur dengan tes pencapaian individu.

    Anak diidentifikasi memiliki gangguan dalam bidang akademik jika pencapaian

    akademiknya tidak sesuai dengan standar untuk anak pada usia kronologis

  • 7/27/2019 Gangguan Belajar Dan Komunikasi

    2/21

    tersebut, diukur dengan kemampuan kognitif, dan pendidikan yang tersedia sesuai

    dengan usia. Istilah ketidakmampuan belajar telah digunakan dalam bidang

    pendidikan sejak tahun 1970-an. Ketidakmampuan belajar muncul sebagai bagian

    dari kriteria klinis dalam sistem Diagnostic and Statistical Manual of Mental

    Disorders (DSM) pada tahun 1987. Banyak kontroversi mengenai definisi dan

    diagnosis dalam gangguan pembelajaran pada anak. Dalam bidang pendidikan,

    konsep mengenai ketidakmampuan belajar telah melalui beberapa fase definisi

    sebagai berikut [2,3]:

    Fase fondasi meliputi penelitian dasar dalam area fungsi dan disfungsi otak

    yang berujung pada definisi ketidakmampuan belajar berdasarkan cacat

    neurologis.

    Fase transisi berfokus pada aspek pengolahan informasi dari gangguan

    tersebut. Ketidakmampuan belajar berhubungan dengan gangguan-gangguan

    perseptual, hal ini membawa pada banyak teori hubungan antara berbagai

    sistem sensorik auditorik, visual, taktil, dan kinetik. Jika sistem sensoris tidak

    berhubungan dengan efektif satu dengan yang lain, maka ketidakmampuan

    belajar.

    Fase integrasi anak-anak yang memiliki gangguan-gangguan belajar

    membutuhkan layanan pembelajaran khusus untuk mencapai kesuksesan yang

    lebih baik di sekolah. Juga terbukti anak-anak yang memiliki gangguan-

    gangguan belajar tidak memerlukan layanan-layanan pembelajaran khusus

    karena mereka tidak mengalami keterbelakangan mental atau terdapat cacat

    pada perilaku. Perundang-undangan yang berlaku untuk memperbaiki masalah

    ini (Akta Anak dengan Ketidakmampuan Belajar Secara Khusus tahun 1969)

    memulai pembentukan program-program edukasi untuk anak-anak yang

    memiliki ketidakmampuan belajar [4].

    Dengan pilihan-pilihan program di berbagai tempat, kontroversi-

    kontroversi lain muncul sehubungan dengan definisi, identifikasi, dan diagnosis

    yang baik mengenai ketidakmampuan belajar. Istilah ketidakmampuan belajar

    menjadi diagnosis terkait semua masalah untuk setiap anak yang memiliki

    kesulitan-kesulitan akademis. Kontroversi juga berpusat pada metode-metode

  • 7/27/2019 Gangguan Belajar Dan Komunikasi

    3/21

    yang menentukan apakah masalah belajar pada anak berkaitan dengan gangguan-

    gangguan, disfungsi, atau pengaruh perilaku, emosional, atau lingkungan. Hal-hal

    yang berhubungan termasuk tingkat kepercayaan dan validitas pengukuran dugaan

    maupun pelatihan profesional yang dibutuhkan untuk menentukan apakah

    seseorang memiliki disabilitas.

    Akta Pendidikan untuk Orang-orang Cacat tahun 1975 berlaku untuk

    memberikan garis besar secara federal dalam mengklarifikasi hal yang tidak

    konsisten dan hal yang menjadi kontroversi berdasarkan hukum [5]. Hukum ini

    menjelaskan berbagai ketidakmampuan, menjelaskan tujuan mengapa program-

    program ini dikembangkan, dan menentukan faktor-faktor yang dapat menunjang

    program-program itu. Pada tahun 1990, Individuals with Disabilities Education

    Act (IDEA) dibuat untuk memperbaiki undang-undang pada tahun 1972 [6].

    Seluruh bahasa dalam undang-undang terdahulu diperbaiki untuk merefleksikan

    tujuan yang asli dan mengembangkan penggunaan dari istilah ketidakmampuan.

    Istilah cacat tidak digunakan lagi dalam undang-undang yang baru. Hal ini

    merupakan langkah penting untuk orang-orang yang memiliki ketidakmampuan:

    mereka diakui sebagai individu-individu dengan banyak kebutuhan lebih baik

    daripada orang-orang yang ditempatkan kedalam kategori-kategori yang

    dikembangkan dalam nama program edukasi yang tersedia.

    Pada tahun 2004, Improving Education Results for Children with

    Disabilities Act yang membentuk kembali IDEA pada tahun 1997, menonjolkan

    pertanggungjawaban tidak hanya untuk yang teridentifikasi sebagai yang memiliki

    ketidakmampuan, dengan memasukkan mereka kedalam sistem-sistem

    pertanggungjawaban pada setiap masukan, tetapi juga bagi mereka yang mengajar

    di lingkungan-lingkungan untuk kebutuhan-kebutuhan khusus, menggunakan

    standar-standar dari guru-guru yang berkualitas tinggi [7]. Di Amerika Serikat,

    definisi federal dari ketidakmampuan belajar (Tabel 20.1) sejajar dengan kategori-

    kategori diagnostik klinis dari DSM IV (Box A). Masing-masing keadaan

    menggunakan definisi federal yang harus mengembangkan definisi-definisi

    khusus yang konsisten dan tersedia untuk menentukan layanan-layanan dan

    intervensi-intervensi edukasi dalam sistem sekolah umum. Pendirian program-

  • 7/27/2019 Gangguan Belajar Dan Komunikasi

    4/21

  • 7/27/2019 Gangguan Belajar Dan Komunikasi

    5/21

    Harus ada bukti terdokumentasi sebagai berikut:

    1) Pertentangan keras antara kemampuan dan pencapaian yang tidak dapat

    diperbaiki tanpa edukasi khusus dan atau layanan-layanan yang berhubungan.

    2) Penentuan bahwa perbedaan bukan merupakan hasil utama dari kelemahan

    visual, pendengaran, atau motorik; keterlambatan mental; gangguan

    emosional; atau kerugian pada lingkungan, budaya, atau ekonomis.

    3) Hubungan perilaku yang diobservasi dari fungsi akademik anak.

    Diambil dariIndividuals with Disabilities Education Act of 1990. Public Law 91-

    230, Title 20, U.S. Code Section 1401(a)15; 1997

    Bila mencocokan kode pada gangguan-gangguan ini, penting untuk diperhatikan

    pada Axis III setiap definisi pada kelemahan sensorik atau kondisi-kondisi medis

    yang berhubungan, seperti gangguan neurologis.

    Untuk menentukan adanya gangguan akademis, hasil-hasil tes pencapaian

    individu harus dibandingkan dengan kecakapan yang diharapkan dari individu

    tersebut. Hasil tes tersebut mengukur keakuratan dan pemahaman dalam

    membaca, kemampuan matematika dan berhitung, dan keterampilan-keterampilan

    secara tertulis. Penampilan anak yang disimpulkan melalui perolehan tes tersebut

    dapat digunakan untuk mengetahui apakah kualitasnya dibawah apa yang sudah

    diharapkan untuk kecakapan pada individu, yang diukur dengan tes standar pada

    individu, usia kronologis, dan pendidikan yang sesuai dengan usia. Perbedaan

    antara tingkat akademik yang diharapkan dari anak dan perbuatan akademik yang

    sebenarnya mungkin dapat berakibat dalam pencapaian keterampilan-keterampilan akademik atau kehidupan sehari-hari [9]. Pembatasan dibawah

    didefinisikan sebagai dua deviasi standar dibawah tingkat perbuatan yang

    diharapkan.

  • 7/27/2019 Gangguan Belajar Dan Komunikasi

    6/21

    KOTAK A. KRITERIA DIAGNOSTIK DSM IV UNTUK 315.1

    GANGGUAN MATEMATIK, 315.00 GANGGUAN MEMBACA; DAN 315.2

    GANGGUAN EKSPRESI TERTULIS

    A. Kemampuan berhitung, kemmampuan membaca, dan keterampilan menulis,

    yang diukur melalui tes-tes standard, berada dibawah usia kronologis yang

    diharapkan, kecakapan yang diukur, dan edukasi yang sesuai dengan usia.

    B. Gangguan dalam kriteria A mencampuri pencapaian akademis atau kegiatan-

    kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang membutuhkan kemampuan

    matematik, keterampilan-keterampilan membaca, atau komposisi teks secara

    tertulis (misalnya menulis kalimat-kalimat dengan gramatika yang benar dan

    mengorganisir paragraph-paragraf).

    C. Jika terdapat defisit pada sensor, kesulitan-kesulitan dalam kemampuan

    matematik, kemampuan membaca, atau keterampilan-keterampilan menulis

    lebih daripada yang biasanya diasosiasikan dengan itu. Catatan pada kode:

    Jika terdapat kondisi medis umum (misalnya neurologikal) atau deficit pada

    sensor, dikodekan sesuai kondisi dengan Axis III.

    Dicetak ulang dengan izin dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental

    Disorders, Fourth Edition. Copyright 1994 American Psychiatric Association.

    15 poin mewakili satu deviasi standar dalam skor hasil bagi. Dengan IQ

    115, anak akan dapat dipilih untuk layanan-layanan edukasi khusus. Jika dia

    memperoleh skor standar 85 atau dibawah dari ukuran pencapaian akademik.

    Penting bagi dokter untuk mengerti criteria khusus dulu untuk mendiagnosa

    gangguan dalam belajar.

    Anak yang memiliki gangguan pada belajar mungkin akan menimbulkan

    perilaku seperti kesedihan, sakit hati, kemarahan, dan tidak memiliki motivasi,

    terutama kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tugas-tugas sekolah.

    Gangguan ini tidak berarti anak tidak bias berbuat baik secara akademis, itu

    berarti anak tidak melakukan sampai tingkat akademis yang diharapkan.

    Kekurangan pencapaian adalah bukti pertama dalam pendidikan; karena itu jika

    tidak ada masalah perkembangan yang diasosiasikan, ketidakmampuan dalam

  • 7/27/2019 Gangguan Belajar Dan Komunikasi

    7/21

    belajar tidak boleh diidentifikasikan sampai anak mencapai usia sekolah dan

    memasuki area pendidikan.

    Gangguan ini dapat memanifestasikan anak sebagai salah satu bentuk

    keengganan untuk menyelesaikan pekerjaan sekolah atau pekerjaan rumah,

    ketidakperhatian dalam pergi ke sekolah, dan mungkin penolakan untuk pergi ke

    sekolah. Beraksi dengan perilaku yang berlawanan mungkin juga merupakan

    bukti. Anak dengan ketidakmampuan belajar secara khusus menyadari sekolah itu

    sulit dan merasa terluka karena dia tidak dapat bersaing di kelas. Anak-anak

    demikian mudah untuk dijauhi sebagai subyek usaha-usaha guru untuk membantu

    mereka dengan instruksi oleh individu, atau program-program khusus. Meski

    intervensi-intervensi ini sesuai secara akademis untuk anak, mereka dapat

    membawa kepada kesulitan-kesulitan emosional dan perilaku yang berhubungan

    dengan rasa frustasi dari gangguan dan konsekuensi social karena tidak kompeten

    seperti anak-anak seusianya.

    Gangguan pada proses belajar juga menyertai gangguan yang lain, seperti

    gangguan hiperaktif dan kekurangan perhatian (ADHD), gangguan yang

    bertentangan dengan oposisi (ODD), gangguan perbuatan, dan depresi. Hal ini

    akan mempersulit proses diagnosa dan perencanaan pada perlakuan. Anak-anak

    yang memiliki ADHD sering memiliki gangguan pembelajaran yang

    diasosiasikan, meski mempelajari gangguan dan gangguan akan kekurangan

    perhatian dapat tibul dengan sendirinya. Kecuali pada tugas-tugas yang tersulit,

    perbuatan akademik anak-anak dengan ketidakmampuan belajar pada anak

    ADHD dan tidak boleh berbeda dengan anak-anak yang hanya memiliki

    ketidakmampuan belajar [10]. Anak-anak yang memiliki diagnosa yang

    berhubungan dengan perilaku merobek-robek seperti gangguan perbuatan atau

    ODD mungkin juga memiliki masalah-masalah belajar yang telah diasosiasikan.

    Harus dapat diidentifikasikan dan diimplementasikan strategi-strategi perlakuan

    bagi anak untuk mulai mengubah perilaku dan dapat berintegrasi dengan lebih

    efektif dalam lingkungannya [11,12]

    Depresi dimasa kanak-kanak sering ada pada anak-anak yang memiliki

    ketidakmampuan belajar. Seringkali dimanifestasikan sebagai kekurangan

  • 7/27/2019 Gangguan Belajar Dan Komunikasi

    8/21

    motivasi, rasa yang menyerap ketidakbahagiaan, dan keapatisan umum terhadap

    sekolah.

    Ketidakmampuan Belajar secara Khusus

    Membaca

    Untuk menentukan apakah gangguan membaca itu, para dokter harus memiliki

    pengertian umum dari proses membaca itu sendiri. Membaca adalah perangkat

    rumit dari perilaku-perilaku yang disusun dari banyak keterampilan khusus dan

    tugas audio visual yang melibatkan dan memperoleh arti dari symbol-simbol

    (huruf-huruf dan kata-kata) [9].

    Hal itu melibatkan dua proses dasar. Proses pertama mengerti hubungan

    antara fonem (unit dasar bunyi) atau nomina dan grafem (simbol tulisan) dan

    menerjemahkan sibol-simbol tertulis kata per kata kedalam bahasa lisan. Proses

    ini memudahkan individu untuk memecah kode dan mengucapkan kata-kata

    dengan benar. Proses kedua, pengertian, melibatkan pengertian tentang arti kata-

    kata dalam konteks dengan kata-kata lain dan dalam suatu isolasi. Membaca

    adalah integrasi dua proses kedalam aplikasi keterampilan-keterampilan ini.

    Keterampilan-keterampilan membaca penting artinya dalam kesuksesan dalam

    lingkungan pendidikan. Kesulitan-kesulitan dalam membaca adalah suatu

    penyebab utama dari kegagalan di sekolah dan sangat mempengaruhi konsep diri

    dan perasaan kompetisi dalam diri anak.

    Cara terbaik untuk memeriksa anak dengan adanya kesulitan-kesulitan

    membaca adalah memintanya untuk membaca. Pertama, harus dilakukan

    observasi pada reaksi anak pada tugas tersebut. Jika anak dengan gembira

    mendekati buku-buku anak-anak dan mulai memilih buku-buku kesukaannya,

    kesempatannya adalah mebaca bukanlah suata pekerjaan rumah. Jika anak terlihat

    menentang atau enggan, hal ini harus diperhatikan untuk pertimbangan yang lebih

    lanjut. Kedua, dengarkan bagaimana jika anak membaca. Jika anak terlihat

    berjuang mengucapkan setiap kata atau ragu-ragu dan memerlukan bantuan,

    masukan untuk keterampilan-keterampilan secara khusus harus dibenarkan. Jika

    terdapat salah pengucapan, penggantian kata-kata, dan penyisihan kata-kata yang

  • 7/27/2019 Gangguan Belajar Dan Komunikasi

    9/21

    tidak terdapat di halaman tercetak, hal ini adalah merupakan indikator-indikator

    adanya masalah-masalah dalam membaca.

    Anak-anak yang usianya lebih tua sering dengan mudahnya membuka

    kesulitan-kesulitan akademis dalam wawancara dengan dokter. Untuk

    menentukan apakah membaca harus ditetapkan lebih lanjut, mungkin akan

    membantu jika menanyakan kepada anak-anak apakah mereka suka membaca,

    buku apa suka mereka baca, atau mengingat buku favorit mereka. Sistem edukasi

    lebih dulu mendeteksi masalah-masalah dalam membaca, karena itu orang tua

    harus meminta data-data sekolah yang disediakan untuk para dokter. Orang tua

    menyimpan kartu-kartu laporan dan hasil-hasil pencapaian oleh kelompok sekolah

    yang dapat dibagi. Jika anak menunjukkan adanya sejarah kesulitan-kesulitan di

    sekolah, hasil-hasil penetapan psikoedukasi terdahulu sering disediakan oleh

    psikolog di sekolah.

    Matematika

    Ini merupakan proses berdasarkan struktur logis. Melibatkan perkembangan

    keterampilan yang terjadi dengan cara hirarki dari kemampuan untuk melakukan

    penyaringan obyek dengan ukuran, yang serupa dengan obyek-obyek,

    memperhitungkan, dan mengerti fraksi-fraksi, desimal-desimal, dan persentasi-

    persentasi. Ketidakmampuan dalam matematika dan melibatkan ketidakmampuan

    pertama dalam mengkonstruksi hubungan-hubungan sederhana, dan bergerak

    menuju tugas yang lebih rumit. Khusus dalam matematika, tingkat-tingkat

    keterampilan yang lebih rendah penting untuk mempelajari keterampilan-

    keterampilan matematika yang lebih tinggi [9]. Cara paling efektif mengenali

    ketidakmampuan dalam matematika adalah dengan memeriksa data-data edukasi

    atau melakukan wawancara atau melakukan penaksiran dalam matematika.

    Bahasa Tertulis

    Hal ini membutuhkan penggunaan berbagai macamm kegiatan kognitif. Pertama,

    menggambarkan ide-ide, integrasi ide-ide ke pemikikran logis, dan

    mengekspresikannya kedalam bentuk tulisan. Hal ini meminta lebih banyak dari

  • 7/27/2019 Gangguan Belajar Dan Komunikasi

    10/21

    aspek-aspek mekanik ejaan, tanda baca, kapitalisasi, tata bahasa, penggunaan

    kata, penulisan yang bagus, mebuat garis besar serta keterampilan-keterampilan

    organisasi. Juga diperlukan proses psikologi, jika terdapat kekacauan belajar

    dalam area yang khusus ini. Untuk menentukannya, penaksiran harus berfokus

    pada pengajarn mekanik dalam edukasi, seperti struktur ejaan dan kalimat.

    Memeriksa tulisan aktual seseorang adalah ukuran pemeriksaan paling efektif.

    Menulis jurnal digunakan sebagai teknik yang efektif dalam terapi. Memeriksa

    mekasnisme tulisan dan konten tulisan dapat mengindikasikan penaksiran untuk

    adanya gangguan dibenarkan.

    Mempelajari Gangguan Belajar yang Tidak Ditentukan Sebelumnya

    DSMIV menyediakan kategori yang mengidentifikasi untuk mempelajari

    gangguan-gangguan yang tidak memenuhi kriteria pada kategori-kategori khusus.

    Diagnosa ini dapat digunakan jika terdapat ketidakmampuan dalam tiga area dan

    mencampurkan fungsi akademik pada individu. Diagnosa ini digunakan bahkan

    jika perlakuan pada tes-tes standar tidak berada pada tingkat yang diharapkan

    untuk usi kronologi yang diberikan, tingkat intelektual, dan edukasi yang sesuai

    dengan usia. Membuatnya dapat membantu dokter untuk mengindikasi klien

    sebagai pelajar yang memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus yang harus

    dipertimbangkan dalam proses perencanaan perlakuan.

    Gangguan-gangguan pada Komunikasi

    Penaksiran dan diagnosa pada gangguan-gangguan komunikasi tidak

    dikenal oleh banyak dokter. Gangguan-gangguan ini dapat diidentifikasikan oleh

    dokter-dokter keluarga, dokter-dokter anak atau personel di sekolahan jika anak

    menunjukkan perkembangan yang lambat dalam ekspresi atau penerimaan bahasa.

    Bagaimana anak mengembangkan bahasa lisan penting bagi kesehatan

    emosionalnya dan dapat mempengaruhi keberadaannya dalam perlakuan

    gangguan psikiatrik. Gangguan-gangguan tersebut sering dihubungkan dengan

    gangguan-gangguan edukasi tambahan. Bila anak dengan gangguan ini

    menunjukkan gangguan psikiatrik biasa diawasi oleh dokter-dokter kesehatan

  • 7/27/2019 Gangguan Belajar Dan Komunikasi

    11/21

    mental agar anak ini dapat menceritakan pada seseorang bagaimana yang dia

    pikirkan dan rasakan. Setiap perilaku yang ada karena masalah komunikasi ini

    bisa dianggap dapat diobati dalam layanan-layanan percakapan dan bahasa, ini

    mengikuti logika bahwa jika anak dapat mengerti dan berkomunikasi dengan

    bahasa yang lebih efektif, perilaku problematiknya akan dapat berkurang.

    Gangguan-gangguan komunikasi dikategorikan dalam kesulitan-kesulitan

    berekspresi dengan bahasa berkaitan dengan penerimaan. Kesulitan-kesulitan

    berekspresi dengan bahasa dimanisfestasikan sebagai kosakata yang terbatas,

    kesalahan-kesalahan pada tata bahasa (misalnya, penggunaan tensis yang tidak

    benar) dan kesalahan-kesalahan sintaks (misalnya, pengucapan kembali kata dan

    struktur bahasa). Gangguan-gangguan bahasa pada penerimaan adalah

    ketidakmampuan mengerti arti kata-kata individual, pernyataan-pernyataan secara

    menyeluruh, atau hubungan kata-kata yang khusus dalam suatu frase (misalnya,

    hubungan dua kata, kunci-kunci Mama yang berarti kunci-kunci ini milik Mama)

    [10].

    Diagnosa gangguan komunikasi mengikuti tes-tes standar yang mengukur

    apakah anak berfungsi dibawah standar yang diharapkan untuk usia kronologi

    yang diberikan dan tingkat fungsi kognitif. Definisi federal pada percakapan atau

    kelemahan bahasa ditunjukkan dalam tabel 20.2 dan kategori-kategori DSM-IV

    termasuk gangguan bahasa ekspresif, gangguan campuran ekspresi penerimaan,

    gangguan fonologi, gagap, dan gangguan komunikasi tidak dengan cara lain

    secara spesifik (Kotak B dan C).

    Gangguan fonologi terjadi bila anak tidak memproduksi bunyi-bunyi pada

    percakapan dan tidak berkembang seiring dengan usianya dan dialeknya. Terbukti

    dalam lingkungan klinis, bila anak susah untuk mengerti dan enggan untuk

    mengulang kata atau frase bila diminta. Gangguan ini dievaluasi dan didiagnosa

    pada tahap awal perkembangan anak, dengan menyadari bahwa anak tidak dapat

    berbicara dengan normal. Program-program yang memeriksa penundaan

    penundaan dalam artikulasi termasuk dalam program-program intervensi

    pembicaraan yang tersedia untuk mengidentifikasi anak-anak melalui IDEA [5].

  • 7/27/2019 Gangguan Belajar Dan Komunikasi

    12/21

    Tabel 20.2 Gangguan berbicara dan berbahasa

    Gangguan komunikasi seperti gagap, gangguan artikulasi, gangguan berbahasa,

    dan gangguan berbicara memengaruhi pendidikan anak.

    Dikutip dariIndividuals with Disabilities Act; 1990. Public Law 91-230, Title 20,

    U.S. Code Section 1401(a)15; 1997.

    KOTAK B. KRITERIA DIAGNOSTIK DSM-IV UNTUK 315.31

    GANGGUAN BERBAHASA EKSPRESIF 315.31 GANGGUAN

    BERBAHASA CAMPURAN

    A. Hasil yang diperoleh individu melalui tes pengembangan bahasa ekspresif

    kurang dari hasil perolehan tes kapasitas intelektual nonverbal. Gangguan

    berbahasa ekspresif bermanifestasi sebagai gejala keterbatasan kosakata,

    kesalahan dalam struktur bahasa, atau kesulitan dalam mengingat kata-kata

    atau mengolah kalimat yang panjang dan kompleks.

    B. Gejala gangguan berbahasa campuran antara ekspresif dan reseptif termasuk

    dalam gangguan berbahasa ekspresif yang disertai kesulitan memahami kata-

    kata, kalimat, atau kata-kata tertentu.

    C. Kesulitan dalam berbahasa ekspresif menjadi kendala dalam perolehan

    prestasi akademik atau komunikasi sosial.

    D. Kriteria tidak termasuk dalam gangguan perkembangan pervasif.

    E. Jika terdapat keterbelakangan mental, gangguan bicara motorik atau sensorik,

    atau gangguan lingkungan, maka kesulitan berbahasa tersebut bukan termasuk

    dalam gangguan seperti yang djelaskan di atas.

    Dicetak ulang dengan izin dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental

    Disorders, 4th ed. Copyright 1994 American Psychiatric Association.

  • 7/27/2019 Gangguan Belajar Dan Komunikasi

    13/21

    KOTAK C. KRITERIA DIAGNOSTIK DSM-IV UNTUK 315.39

    KEKACAUAN FONOLOGI

    F. Kegagalan menggunakan bunyi-bunyi pada pembicaraan yang diharapkan

    berkembang sesuai dengan umur dan dialek (terdapat kesalahan-kesalahan

    dalam produksi bunyi, penggunaan, representasi, atau organisasi tidak terbatas

    pada penggantian-penggantian satu bunyi dengan yang lain [penggunaan /b

    untuk target bunyi /k/] atau penghilangan bunyi seperti konsonan-konsonan

    akhir).

    G. Kesulitan-kesulitan produksi bunyi pada pembicaraan yang bercampur dengan

    pencapaian tempat atau akademik atau dengan komunikasi sosial.

    H. Jika terdapat keterlambatan mental, defisit pembicaraan motorik atau

    sensorik, atau perampasan di lingkungan, kesulitan-kesulitan pembicaraan

    lebih dari yang diasosiasikan dengan masalah-masalah ini (catatan pada kode:

    jika terdapat defisit pembicaraan motorik-sensorik atau sensor atau dalam

    kondisi neurologi, kode kondisi pada Axis III).

    Dicetak ulang dengan izin dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental

    Disorders, 4th ed. Copyright 1994 American Psychiatric Association.

    Gagap adalah suatu bentuk interupsi yang berkembang tidak sesuai dengan

    kelancaran pada langkah-langkah pembicaraan oleh individual. Dikategorikan

    sebagai kejadian yang sering dari satu kata atau lebih dari yang berikut:

    pengulangan bunyi dan silabel, perpanjangan bunyi, seruan-seruan, berhenti

    sementara dalam kata-kata, berhenti sementara terisi atau tidak terisi dalam suatu

    pembicaraan (dikenal sebagai menghalangi dengan diam), kata-kata yang

    diproduksidengan tensi yang berlebihan atau fisik, pengulangan-pengulangan

    seluruh kata monosilabik (misalnya, bu-bu-bu-ku saya).

    Gangguan komunikasi yang bukan secara khusus pada cara lain termasuk

    dalam gangguan suara atau yang lain yang tidak memnuhi kriteria kategori-

    kategori gangguan komunikasi lain (Tabel 20.3).

  • 7/27/2019 Gangguan Belajar Dan Komunikasi

    14/21

    Ketika dipertimbangkan dalam hubungannya dengan gangguan kejiwaan,

    aspek penting dari gangguan bahasa adalah bahwa bahasa lisan merupakan

    perilaku yang memungkinkan individu untuk menghasilkan ide-ide dan untuk

    mengirimkan ide-ide kepada orang lain dalam komunitas mereka. Ketika

    gangguan terjadi dalam proses ini dan seseorang tidak dipahami, komponen

    emosional mengambil terus. Jika seseorang mengalami

    stressor hidup yang signifikan atau trauma dan karena gangguan bahasa tidak bisa

    memberitahu orang lain secara akurat atau memproses pengalaman simbolis, akan

    ada beberapa efek pada struktur psikis nya. Gangguan bahasa membuat sulit untuk

    mewawancarai individu tidak hanya karena ketidakmampuan mereka untuk

    berkomunikasi tetapi juga karena kesadaran mereka sendiri tidak mengerti. Ini

    dapat membantu untuk menggunakan metode alternatif mengumpulkan informasi

    mengenai kebutuhan kesehatan mental. Ini bisa mengambil bentuk mewawancarai

    pengasuh signifikan atau menggunakan persediaan dan daftar periksa seperti Anak

    Depression Inventory [13], uji Kalimat lengkap [14], dan Perilaku Anak Checklist

    [15].

    Tabel 20.3 Tanda-tanda umum pada semua gangguan komunikasi

    1) Perkembangan yang tidak mencukupi dari beberapa aspek komunikasi

    2) Absensi (dalam jenis-jenis perkembangan) dari setiap etiologi yang

    didemonstrasikan dari gangguan fisik, gangguan neurologi, keterlambatan

    mental secara global, atau perampasan yang parah dari lingkungan

    3) Serangan pada masa kanak-kanak

    4) Durasi yang panjang

    5) Tanda-tanda klinis yang menyamai tingkat-tingkat fungsional dar anak-anak

    normal yang umurnya lebih muda

    6) Penundaan dalam fungsi beradaptasi, terutama di sekolah.

    7) Kecenderungan untuk lari di pihak keluarga

    8) Pra-disposisi terhadap laki-laki

    9) Faktor-faktor etiologi ganda

    10) Meningkatnya pengaruh di usia-usia yang lebih muda

  • 7/27/2019 Gangguan Belajar Dan Komunikasi

    15/21

    11) Diagnosa yang meminta sederet teknik standar

    12) Kecenderungan terhadap masalah-masalah yang diasosiasikan secara khusus,

    seperti kekurangan perhatian, gangguan hiperaktif

    13) Berbagai subtipe dan tingkat keparahan

    Dikutip dari Baker L: Specific communication disorders. In: Garfinkel BD,

    Carlson GA, Weller EB, eds. Psychiatric Disorders in Children and Adolescents.

    Philadelphia: WB Saunders Co., 1990:258.

    Diagnosis Komorbiditas

    Komorbiditas didefinisikan sebagai keberadaan bantuan dua atau lebih diagnosa

    psikiatrik nyata dalam individu yang sama, merupakan perhatian penting bagi

    dokter-dokter bila terbukti dalam individu-individu yang memiliki gangguan

    dalam bahasa [16]. Pengertian komorbiditas antara kategori-kategori diagnosa

    yang nyata akan membantu dokter-dokter dalam memilih pendekatan perlakuan

    karena individu-individu yang memiliki gangguan komorbiditas merespon secara

    berbeda pada pendekatan-pendekatan terapetik secara khusus.

    Cantwell dan Baker [17] menunjukkan bahwa sekitar setengah dari anak-

    anak yang diidentifikasi dengan pembelajaran atau bahasa gangguan juga

    dipamerkan karakteristik perilaku lain yang dapat menyebabkan diagnosis

    psikiatri, dan pada tahun 1988, Camarata dan rekannya melaporkan korelasi

    langsung antara kesulitan dalam bahasa lisan dan perilaku gangguan [18]. ADHD,

    misalnya, secara konsisten telah dilaporkan dalam literatur sebagai memiliki

    tingkat tinggi komorbiditas dengan belajar dan bahasa gangguan. Tingkattumpang tindih telah diukur setinggi 92% dan serendah 10%, dengan variasi

    tergantung pada kriteria seleksi, pengambilan sampel, dan instrumen pengukuran

    serta inkonsistensi dalam kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan kedua

    ADHD dan gangguan belajar [19,20]. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-

    anak dengan ADHD yang juga berkinerja buruk dalam bidang akademik yang

    lebih mungkin untuk memerlukan penempatan dalam program pendidikan khusus

    dan bantuan tambahan untuk menyelesaikan pekerjaan rumah dan memenuhi

  • 7/27/2019 Gangguan Belajar Dan Komunikasi

    16/21

    persyaratan dari kurikulum yang sesuai kelas. Tidak semua anak-anak dengan

    kesulitan belajar dan bahasa memiliki ADHD.

    Ada juga hubungan di antara anak-anak belajar atau gangguan bahasa dan

    gangguan perilaku yang mengganggu. Jika seorang anak tidak efektif di

    lingkungan sekolah, ia dapat belajar dengan cepat untuk menarik perhatian dari

    kesulitan belajar dan perilaku nya. Komorbiditas yang ada antara ODD,

    melakukan gangguan, dan gangguan belajar menyulitkan upaya klinisi untuk

    membedakan program studi yang paling efektif pengobatan. Bahkan jika gejala

    perilaku anak diminimalkan melalui intervensi kejiwaan, masalah pendidikan

    dapat bertahan, dan perilaku anak di sekolah tidak akan terpengaruh oleh hanya

    satu jenis pengobatan. Untuk mengatasi kebutuhan beberapa anak, mungkin perlu

    melibatkan banyak aspek lingkungan anak, seperti sekolah, keluarga, dan

    masyarakat.

    Komorbiditas dengan gangguan mood yang lebih rumit. Depresi

    dilaporkan sebagai faktor risiko tinggi untuk anak-anak dengan diagnosis psikiatri

    ADHD, ODD, dan gangguan perilaku serta pembelajaran atau bahasa gangguan,

    sehingga membuat teka-teki diagnostik yang tak terelakkan.

    Berikut adalah prinsip-prinsip dasar yang membantu dokter-dokter untuk

    mengumpulkan informasi untuk membuat diagnosa akurat yang memandu

    perlakuan pada anak-anak dengan gangguan pada proses belajar dan bahasa

    1) Informasi sejarah yang terdahulu dan data perkembangan tradisional.

    Pendekatan dengan mencetak materi, perhatian kepada buku-buku,

    mendengarkan dan membuat cerita sendiri. Apakah anak gembira pergi ke

    sekolah atau bermain sekolah-sekolahan dengan anak-anak seusianya atau

    anggota keluarga yang lain. Bagaimana reaksinya pada pengalaman pertama

    ke sekolah

    2) Sejarah baru-baru ini tentang reaksi anak pada lingkungan pendidikan akan

    membantu untuk menentukan jika gejala-gejala perilaku anak berhubungan

    dengan isu-isu belajar.

    3) Informasi kolateral dari personel-personel edukasi dan data-data dari sekolah

    membantu deskripsi pengawas tentang gejala perilaku-perilaku pada anak.

  • 7/27/2019 Gangguan Belajar Dan Komunikasi

    17/21

    Materi-materi seperti buku kerja [21] yang menyediakan tugas-tugas yang

    sesuai dengan grup-grup di berbagai usia yang tersedia di toko-toko buku.

    Melakukan obsevasi pada reaksi anak yang diberi tugas edukasi merupakan

    strategi informasi dan alat efektif dalam membuat rapor

    4) Observasi adalah alat diagnostik paling efektif bagi dokter untuk

    mengevaluasi anak. Beihler dan Snowman telah menyediakan sumber yang

    baik untuk ciri-ciri khas yang berhubungan dengan harapan tingkatan umur

    dan kelas [22] (Tabel20.4).

    Tujuan penilaian adalah cara yang paling umum untuk menentukan apakah

    masalah belajar ada. Tabel 20.5 memberikan langkah-langkah penilaian saat ini

    digunakan yang dapat membantu dalam mendiagnosis masalah belajar. Personil

    sekolah juga dapat membantu dokter dengan memperoleh data penilaian tertentu

    melalui kurikulum teknik pengukuran berbasis dan gaya belajar persediaan.

    Untuk memformulasikan diagnosis akurat untuk anak-anak dengan

    gangguan-gangguan pada proses belajar, dokter harus menyadari banyak faktor.

    Berikut adalah aturan-aturan dasar untuk melakukan formulasi apa yang mula-

    mula dokter harus lakukan, merencanakan usaha-usaha diagnostik lebih lanjut dan

    menentukan prognosis [23]:

    Gangguan-gangguan karena kondisi medis umum atau gangguan kognitif yang

    melebihi semua diagnosis lain yang dapat menghasilkan gejala-gejala yang

    sama;

    Menggunakan diagnosa seminim mungkin untuk menjelaskan gejala-gejala

    yang ada;

    Mempertimbangkan gangguan-gangguan pertama yang paling lama durasinya

    Sejarah dari keluarga sebagai petunjuj utama

    Memulai dengan diagnosa yang paling dapat diperlakukan dan memiliki

    prognosis yang terbaik

    Tabel 20.4. Mempelajari ciri-ciri khas anak-anak usia sekolah

    Taman kanak-kanak (usia 5 6 tahun)

  • 7/27/2019 Gangguan Belajar Dan Komunikasi

    18/21

    Terampil dengan bahasa dan suka menggunakannya

    Banyak bicara dan suka bicara didepan kelompok

    Lekat dengan aturan-aturan bahasanya sendiri

    Kompetisi didorong oleh interaksi, perhatian, kesempatan, mendesak pujaan,

    dan tanda-tanda kasih sayang

    Sekolah Dasar (Tingkat pertama sampai ketiga)

    Gemar belajar

    Suka berbicara, kemampuan lebih banyak dalam percakapan daripada menulis

    Memiliki interpretasi aturan-aturan yang tertulis (mungkin cenderung bertutur

    cerita)

    Sekolah Dasar (Tingkat keempat sampai keenam)

    Perbedaan jenis kelamin menjadi bukti dalam kemampuan kognitif yang

    khusus

    Perbedaan-perbedaan dalam gaya (belajar) kognitif yang menjadi semakin

    terang

    Sekolah Menengah Atas (Tingkat ketujuh sampai kesembilan)

    Transisi dari pemikiran operasional ke formal

    Transisi dari moral-moral paksaan ke kerjasama

    Pemikiran politik lebih abstrak, liberal, dan menyukai ilmu pengetahuan

    Sekolah Menengah Atas (Tingkat kesepuluh sampai keduabelas)

    Semakin mampu terlibat dalam kegiatan resmi, meski mungkin tidak

    menggunakan proses yang sesegera mungkin

    Mungkin terikat dalam perbuatan teori dengan tidak dapat menahan diri

    Melimpahi diri dengan kesadaran akan kemungkinan-kemungkinan pada

    kehidupan

    Mungkin sudah mulai menunjukkan egosentris apda remaja

  • 7/27/2019 Gangguan Belajar Dan Komunikasi

    19/21

    Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini dapat menyediakan fondasi dimana

    keputusan klinis membuat proses bisa dibangun. Bila anak-anak tumbuh dalam

    gangguan-gangguan akan menjadi lebih rumit, strategi dasar ini akan berlanjut

    dalam memandu proses klinis.

    Tabel 20.5 Tes Pengukuran yang Paling Sering Digunakan (Diurutkan Sesuai

    Abjad)

    Group Administered

    California Achievement Test, Iowa Test of Basic Skills, Metropolitan

    Achievement Test, Stanford Achievement Test, Science Research Associates

    (SRA) Achievement Series

    Individually Administered

    Comprehensive

    Basic Achievement Skills Individual-Screener (BASIS)

    Kaufman Test of Educational Achievement

    Weschler Individual Achievement Test-Second Edition (WIAT-II)

    Woodcock-Johnson Psychoeducational Battery Specific

    Durrell Analysis of Reading Difficulty Third Edition (DARD)

    Stanford Diagnostic Reading Test, Fourth Edition (SDRT-4)

    Boehm Test of Basic Concepts, Third Edition (BOEHM-3)

    Stanford Diagnostic Mathematics Test, Fourth Edition (SDRT-4)

  • 7/27/2019 Gangguan Belajar Dan Komunikasi

    20/21

    Daftar pustaka

    1. American Psychiatric Association:Diagnostic and Statistical Manual of

    Mental Disorders, 4th ed revised.Washington, DC: American Psychiatric

    Association,2000.

    2. Singh NN, Beale IL, eds.:Learning Disabilities: Nature,Theory, and

    Treatment.New York: Springer-Verlag, 1992.

    3. Swanson HL, Harris KR, Graham S, eds.:Handbook ofLearning Disabilities.

    New York: Guilford Press, 2003.

    4. Children with Specific Learning Disabilities Act of 1969.Public Law 91230.

    91st U.S. Congress; 1969.

    5. Education for All Handicapped Children Act of 1975.Public Law 94142.

    94th U.S. Congress; 1975.

    6. Individuals with Disabilities Education Act of 1990. Public Law 91230,

    Title 20, U.S. Code Section1401(a)15; 1997.

    7. Individuals with Disabilities Education Act of 2004.Public Law, Title, U.S.

    8. American Psychiatric Association:Diagnostic andStatistical Manual of

    Mental Disorders. 4th ed. Washington,DC: American Psychiatric

    Association, 1997.

    9. Lerner JW:Learning Disabilities: Theories, Diagnosis, and Teaching

    Strategies, 5th ed. Chicago: HoughtonMifflin Company, 1989.

    10. Felton RH, Wood FB, Brown IS, et al.: Separate verbal memory and naming

    deficits in attention deficit disorders and reading disability.Brain Lang1987;

    31(1): 171184.

    11. Mercer CD, Mercer AR: Teaching Students with Learning Problems.

    Columbus, OH: Charles E. Merrill, 1985.

    12. Lovinger SL, Brandell ME, Seestedt-Stanford L:Language Learning

    Disabilities: A New and PracticalApproach for Those Who Work with

    Children and TheirFamilies.New York: Continuum Press; 1991.

    13. Kovaks M: Childrens Depression Inventory. University of Pittsburgh, PA:

    Western Psychiatric Institute and Clinic, 1985.

  • 7/27/2019 Gangguan Belajar Dan Komunikasi

    21/21

    14. Lanyon BP, Lanyon R:Incomplete Sentences Task: Manual. Chicago:

    Stoelling, 1980.

    15. Achenbach TM: Child Behavior Checklist for Ages 416. San Antonio, TX:

    The Psychological Corporation, 1981.

    16. Bird HR, Gould MS, Staghezza BM: Patterns of diagnosticcomorbidity in a

    community sample of childrenaged 9 through 16 years.J Am Acad Child

    Adolesc Psychiatry 1993; 32:2.

    17. Cantwell DP, Baker L:Psychiatric and Developmental Disorders in

    Children with Communication Disorders. Washington, DC: American

    Psychiatric Association,1991.

    18. Camarata SM, Hughes CA, Ruhl KL: Mild/moderate behaviorally disordered

    students: A population at risk for language disorders.Lang Speech Hear Serv

    Schools 1988; 19:191200.

    19. Biederman J, Newcom J, Spich S: Comorbidity of attention- deficit disorder

    with conduct, depressive, anxiety and other disorders.Am J Psychiatry 1991;

    148(5): 564577.

    20. Maser JD, Cloninger CR: Comorbidity of anxiety and mood disorders:

    Introduction and overview. In: Maser JD, Cloninger CR, eds. Comorbidity of

    Moodand Anxiety Disorders. Washington, DC: American Psychiatric Press,

    1990.

    21. The Original Workbook Series. Grand Rapids, MI: School Zone Publishing

    Co; 1990.

    22. Beihler RF, Snowman J:Psychology Applied to Teaching. Sixth Edition.

    Boston: Houghton Mifflin, 1990.

    23. Morrison J:DSM-IV Made Easy: The Clinicians Guide to Diagnosis.New

    York: Guilford Press, 1995.