14
GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG MENOPAUSE DI DUKUH SOROBAON KELURAHAN JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGAYAR PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesai Program Studi Strata 1 pada Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: SASITORN RAKKUEA J 210 122 012 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG ...eprints.ums.ac.id/46564/18/Naskah publikasi fix.pdf1 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG MENOPAUSE DI DUKUH SOROBAON KELURAHAN JATI KECAMATAN

Embed Size (px)

Citation preview

1

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG MENOPAUSE DI DUKUH

SOROBAON KELURAHAN JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN

KARANGAYAR

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesai Program Studi Strata 1 pada Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

SASITORN RAKKUEA

J 210 122 012

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

2

3

ii

4

1

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG MENOPAUSE DI DUKUH SOROBAON

KELURAHAN JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGAYAR

ABSTRAK

Menopause merupakan akhir proses biologis dari menstruasi, yang dikarenakan terjadinya

penurunan hormon estrogen yang dihasilkan ovarium. Tingkat pengetahuan wanita yang lebih tentang

menopause akan membantu wanita untuk dapat menyiapkan diri dan dapat bersikap serta bertindak tepat

dalam melakukan pencegahan terjadinya gangguan-gangguan yang muncul menyertai masa menopause.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita tentang menopause di Dukuh

Sorobaon Kelurahan Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karangayar. Jenis penelitian yang digunakan

adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan

accidental sampling didapatkan 34 responden wanita usia 45-55 tahun. Hasil penelitian yang

dikumpulkan menggunakan kuesioner didapatkan sebanyak 21 responden (61,8%) tingkat pengetahuan

dalam kategori kurang, kemudian cukup sebanyak 10 responden (29,4%), dan baik sebanyak 3

responden (8,8%). Tingkat pengetahuan wanita tentang menopause di Dukuh Sorobaon Kelurahan Jati

Kecamatan Jaten Kabupaten Karangayar termasuk dalam kategori kurang, dikarenakan responden

masih kurang mengetahui tentang menopause, maka disarankan bagi ibu agar meningkatkan

pengetahuannya tentang menopause dengan cara mencari informasi dari media cetak, elektronik dan

menghadiri penyuluhan-penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Menopause

ABSTRACT

Menopause is the end of the biological process of menstruation, which is due to the decrease of

estrogen produced by the ovaries. The level of knowledge of women about menopause will help women

to prepare and can behave and act appropriately in doing the prevention of disturbances that

accompany menopause appear. This study aims to describe the knowledge of women about menopause

in Sorobaon hamlet Jati village Jaten district Karangayar city. This type of research is descriptive

quantitative with cross sectional approach. Sampling using accidental sampling obtained 37 female

respondents aged 45-55 years. The results of research were collected using a questionnaire obtained as

much as 21 respondents (61,8%) the level of knowledge in the poor category, then quite as much as 10

respondents (29,4%), and well as 3 respondents (8,8%). The level of knowledge of women about

menopause in Sorobaon hamlet Jati village Jaten district Karangayar city included in the poor

category, because the respondents still lack knowledge about menopause, it is advisable for women to

increase their knowledge about menopause by seeking information from the print media, electronic and

attend counseling given by health personnel.

Keywords: Knowledge, Menopause

1. PENDAHULUAN

Seiring dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses perkembangan dan pertumbuhan

pada manusia. Namun suatu saat perkembangan dan pertumbuhan itu akan terhenti, sehingga

berikutnya akan terjadi banyak perubahan pada fungsi tubuh manusia. Perubahan tersebut biasanya

terjadi pada proses menua, karena proses ini banyak terjadi perubahan fisik maupun psikologis.

Perubahan tersebut paling banyak terjadi pada wanita karena pada proses menua terjadi suatu fase

yaitu fase menopause (Proverawati dan Sulistyawati, 2010).

2

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), pada tahun 2000, total populasi

wanita yang mengalami menopause di seluruh dunia mencapai 645 juta orang, tahun 2010 mencapai

894 juta orang dan diperkirakan pada tahun 2030 mendatang jumlah perempuan di dunia yang

memasuki masa menopause akan mencapai 1,2 milyar orang. Artinya sebanyak 1,2 milyar

perempuan akan memasuki usia lebih 50 tahun, dan angka itu merupakan tiga kali lipat dari angka

sensus tahun 1990 jumlah perempuan menopause (Mulyani, 2013). Menurut Badan Pusat Statistik

(BPS), jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 mencapai 255 juta dan terjadi peningkatan

menjadi 268 juta pada tahun 2019 (Badan Pusat Statistik , 2015). Menurut proyeksi penduduk

Indonesia tahun 2010-2035 oleh Badan Pusat Statistik, jumlah perempuan berusia di atas 50 tahun

adalah 20,9 juta. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah perempuan yang hidup dalam usia

menopause di Indonesia 30,3 juta orang. Menurut Badan Pusat Statistika (BPS), pada tahun 2025

diperkirakan akan ada 60 juta wanita menopause (Baziad, 2010).

Menopause merupakan tahap akhir proses biologis yang dialami wanita berupa penurunan

produksi hormon seks wanita yaitu estrogen dan progesterone dari indung telur. Disebut menopause

jika orang tidak lagi menstruasi selama satu tahun. Umumnya terjadi pada usia 50 tahun. Setelah

menopause, indung telur masih tetap memproduksi estrogen namun dengan jumlah sangat kecil

(Sukarni, 2013). Akibat yang ditimbulkan dari keadaan ini adalah menurunnya fungsi estrogen

seperti ovarium, uterus, dan endometrium, menurunnya kekuatan serta kelunturan vagina dan

jaringan vulva, dan akhirnya semua jaringan yang bergantung pada estrogen akan mengalami atrofi

(mengerut). Cepat atau lambat gangguan akibat kekurangan estrogen pasti akan muncul yaitu

berupa peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida, pengurangan jaringan tulang yang menjurus ke

osteoporosis, gangguan psikis, kelelahan dan depresi. Sehingga agar kehidupan berlangsung dalam

kepuasan dan kebahagian, maka wanita perlu mengadakan persiapan untuk menghadapinya dengan

mengetahui organ tubuh, fungsinya, serta mengenal kejadian masa klimakterium dan menopause

(Pieter, 2011).

Pengetahuan lebih tentang menopause akan membantu wanita klimakterium untuk dapat

menyiapkan diri dan dapat bersikap serta bertindak tepat dalam melakukan pencegahan terjadinya

gangguan-gangguan yang muncul menyertai masa menopause (Indriani, 2007). Dan apabila wanita

kurang atau tidak tau tentang pengetahuan tentang menopause akan timbulnya kecemasan dalam

menghadapi menopause dan menyebabkan kekhawatiran (Nadesul, 2008).

Berdasar hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dari 10 orang wanita berusia 45-

55 tahun di Dukuh Sorobaon Kelurahan Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karangayar pada bulan

Oktober 2015, didapatkan 6 orang wanita yang tidak mengetahui tentang tanda dan gejala

menopause, perubahan fisik dari menopause dan cara mengatasi menopause dan dapat 4 orang

wanita yang mengetahui bahwa menopause adalah berhentinya haid dan cara mengatasinya adalah

makan makanan yang sehat dan olahraga yang teratur. Keadaan ketidak tahuan ini juga didapatkan

sebagian besar dari ibu-ibu yang berlulusan SD. Mayoritas wanita berusia 46-55 tahun di Dukuh

Sorobaon belum pernah mendapatkan informasi tentang menopause. Pemberian informasi yang

jelas merupakan salah satu untuk merubah tingkat pengetahuan seseorang.

Berdasarkan uraian di atas pengetahuan ibu tentang menopause masih berkurang. Maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran pengetahuan wanita tentang

menopause di Dukuh Sorobaon Kelurahan Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karangayar”.

3

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan wanita

tentang menopause di Dukuh Sorobaon Kelurahan Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karangayar.

2. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode

deskriptif menggunakan pendekatan cross sectional, bertujuan untuk memaparkan peristiwa

penting yang terjadi saat ini dan menyajikan data sebenarnya tanpa manipulasi dari peneliti dan

tidak ada analisis tentang bagaimana dan mengapa peristiwa tersebut terjadi, sehingga tidak

diperlukan adanya hipotesis (Nursalam, 2008). Sedangkan menurut Sujarweni (2014), desain

cross sectional dimana jenis penelitian ditekankan pada waktu pengukuran data hanya satu kali

pada satu saat.

B. Populasi dan Sampel

Sampel penelitian adalah 34 orang wanita berusia 45-55 tahun yang tinggal di Dukuh

Sorobaon Kelurahan Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karangayar dengan menggunakan teknik

penentuan sampel purposive sampling.

C. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner.

D. Analisis Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariate.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1) Karakteristik Responden

Tabel 1 Karakteristik responden berupa usia, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan

sebagai berikut.

No Karakteristik Frekuensi Persentase (%) N

1 Usia responden

a. 46 – 50 tahun

b. 51 – 55 tahun

26

8

76,5

23,5

34

2 Pendidikan responden

a. Tidak sekolah

b. SD

c. SLTP

d. SLTA

e. Diploma

4

22

4

1

3

11,8

64,7

11,8

2,9

8,8

34

3 Pekerjaan responden

a. Ibu rumah tangga (IRT)

b. Petani

1

16

2,9

47,1

34

4

c. Buruh/karyawan

d. Swasta

e. PNS

14

2

1

41,2

5,9

2,9

4. Penghasilan responden

a. < Rp 1.200.000/ bulan

b. > Rp 1.200.000/ bulan

24

10

70,6

29,4

34

2) Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Menopause

Tabel 2 Tendensi Statistik Skor Pengetahuan

No Tendensi Statistik Nilai

1

2

3

4

5

Skor minimal

Skor maksimal

Rata-rata

Median

Standar deviasi

4,00

27,00

12,88

10,00

6,04

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang Menopause

No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

1

2

3

Kurang

Cukup

Baik

21

10

3

62

29

9

Total 34 100

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang Menopause Menurut Masing-masing

Indikator

No Indikator Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) N

1 Definisi Menopause

a. Kurang

b. Cukup

c. Baik

21

4

9

62

12

27

34

2 Tanda dan gejala

menopause

a. Kurang

b. Cukup

c. Baik

16

12

6

47

35

18

34

3 Faktor yang

mempengaruhi

menopause

a. Kurang

23

68

34

5

b. Cukup c. Baik

8 3

24 9

4 Perubahan fisik

a. Kurang

b. Cukup

c. Baik

17

13

4

50

38

12

34

5 Perubahan psikis

a. Kurang

b. Cukup

c. Baik

20

7

7

59

21

21

34

6 Perawatan pada masa

menopause

a. Kurang

b. Cukup

c. Baik

23

5

6

68

15

18

34

Tabel 5 Tingkat Pengetahuan tentang Menopause Berdasarkan Karakteristik Responden

No Karakteristik

responden

Pengetahuan Total

Kurang Cukup Baik

Frek % Frek % Frek % Frek %

1 Usia

a. 45 – 50 tahun

b. 51 – 55 tahun

Total

16

5

21

61

63

62

7

3

10

27

38

29

3

0

3

12

0

8

26

8

34

100

100

100

2 Pendidikan

a. Tidak sekolah

b. SD

c. SLTP

d. SLTA

e. Diploma

Total

3

18

0

0

0

21

75

82

0

0

0

62

1

4

3

1

1

10

25

18

75

100

33

29

0

0

1

0

2

3

0

0

25

0

67

8

4

22

4

1

3

34

100

100

100

100

100

100

4 Pekerjaan

a. IRT

b. Petani

c. Buruh/karyawan

d. Swasta

e. PNS

Total

0

16

5

0

0

21

0

100

38

0

0

62

1

0

8

1

0

10

100

0

57

50

0

29

0

0

1

1

1

3

0

0

7

50

100

8

1

16

14

2

1

34

100

100

100

100

100

100

5 Penghasilan

a. < Rp 1.200.000/bulan

b. > Rp 1.200.000/bulan

Total

21

0

21

86

0

62

3

7

10

12

70

29

0

3

3

0

30

8

24

10

34

100

100

100

6

B. PEMBAHASAN

1) Karakteristik Responden

a. Usia

Distribusi responden menurut usia menunjukkan distribusi tertinggi adalah 45-50 tahun

sebanyak 27 responden (73%) dan sisanya 10 responden (27%) berumur 51-55 tahun.

Distribusi usia menopause responden ternyata sesuai dengan pendapat Rees (2009) yang

menyatakan bahwa menopause (menstruasi terakhir) menandai akhir masa reproduksi

seorang wanita dan biasanya terjadi pada wanita berusia antara 45 dan 55 tahun dengan usia

rata-rata 51 tahun.

b. Pendidikan

Distribusi responden menurut pendidikan menunjukkan distribusi tertinggi adalah

sekolah dasar (SD) sebanyak 24 responden (65%), selanjutnya tidak sekolah, SLTP dan

diploma masing-masing sebanyak 4 responden (11%), dan SLTA sebanyak 1 responden

(3%). Tingkat pendidikan seseorang berhubungan dengan kemampuan seseorang menerima

informasi dan menganalisis dan mengolahnya menjadi suatu pengetahuan. Semakin tinggi

tingkat pengetahuan seseorang, maka pengetahuannya cenderung semakin baik.

Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Perry & Potter (2005), menyatakan bahwa

tingkat pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan. Pendidikan

merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi pikiran seseorang. Seorang yang

berpendidikan ketika menemui suatu masalah akan berusaha berfikir sebaik mungkin dalam

menyelesaikan masalah tersebut. Orang yang berpendidikan baik cenderung akan mampu

berfikir tenang terhadap suatu masalah.

c. Pekerjaan

Distribusi responden menurut pekerjaan menunjukkan distribusi tertinggi adalah petani

sebanyak 17 responden (46%), buruh/karyawan sebanyak sebanyak 16 responden (43%),

swasta sebanyak 2 responden (5%), IRT dan PNS masing-masing 1 responden (3%).

Distribusi responden menurut pekerjaan menunjukkan distribusi tertinggi adalah petani.

Pekerjaan ibu yang sebagian besar sebagai petani disebabkan karakteristik wilayah

kecamatan Jaten memiliki wilayah dengan lahan pertanian yang cukup luas, sehingga

peluang kerja sebagai buruh cukup tinggi.

Pekerjaan seseorang berhubungan dengan usia menopause. Hal ini sebagaimana

dikemukakan oleh Blackburn & Davidson (Hastin, 2015) yang mengemukakan ada beberapa

faktor yang mempengaruhi menopause, yaitu umur waktu mendapat haid pertama kali

(menarche), kondisi kejiwaan dan pekerjaan, jumlah anak, penggunaan obat-obat keluarga

berencana (KB), merokok, cuaca dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut, sosio

ekonomi, menopause yang terlalu dini dan menopause yang terlambat. Salah satu faktor

yang mempengaruhi menopause, yaitu pekerjaan. Wanita yang bekerja akan mengalami

menopause lebih cepat dibandingkan wanita tidak bekerja. Hal ini berpengaruh ke

perkembangan psikis seorang wanita (Yatim, 2001, dalam Hastin, 2015).

7

d. Penghasilan

Distribusi responden menurut penghasilan menunjukkan distribusi tertinggi adalah

kurang atau sama dengan 1.200.000/bulan. Penghasilan seseorang berhubungan dengan

kemampuan orang tersebut untuk mencukupi kebutuhan hidupnya salah satunya kesiapan

untuk menghadapi menopause. Kondisi sosial ekonomi seseorang secara tidak langsung

akan berpengaruh pada kesiapannya menghadapi masa menopause. Keadaan ekonomi yang

baik memungkinkan wanita lebih mudah mendapat sarana dan fasilitas penunjang, seperti

majalah, koran, buku kesehatan, dan lain sebagainya untuk memperoleh informasi dan

pengetahuan tentang menopause. Selain itu, kondisi kesehatan seseorang juga dapat

mempengaruhi kondisi psikologis, misalnya pada penderita penyakit kronis. Kondisi

tersebut dapat mempengaruhi kesiapan seorang wanita menjelang menopause, karena di sana

terjadi masa peralihan atau perubahan-perubahan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Proverawati dan Sulistyawati (2010) dimana keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor

fisik, kesehatan, dan pendidikan.

2) Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Menopause

Distribusi frekuensi pengetahuan tentang menopause menunjukkan distribusi yang

tertinggi adalah kurang sebanyak 21 responden (61,8). Menopause umumnya dianggap

sebagai hal yang wajar oleh wanita, khususnya wanita-wanita di pedesaan. Pada masa

menopause umumnya mereka menyadari bahwa tugas mereka sebagai ibu khususnya proses

reproduksi telah selesai dan mereka memfokuskan dirinya untuk mendidik anak-anak

mereka untuk menjadi keluarga-keluarga baru. Kondisi ini menyebabkan mereka merasa

tidak perlu mencari informasi tentang menopause sehingga pengetahuan ibu tentang

menopause menjadi kurang. Hal ini sebagaimana disimpulkan dalam beberapa penelitian

terdahulu antara lain penelitian Entisar & Amaal (2015) yang menunjukkan bahwa sebagian

besar ibu memiliki pengetahuan yang kurang tentang tanda dan gejala menopause (72%),

memiliki pengetahuan kurang tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan menopause

(66%), dan pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan dan manajemen menopause (47%).

Penelitian lain dilakukan oleh Achar, Wanga & Olubandwa (2014). Penelitian ini

menyimpulkan bahwa perempuan di Distrik Njoro District melalui transisi perimenopause

dan mengalami tidak nyaman terhadap gejala perimenopause. Namun sebagian besar dari

mereka tidak mengetahui tentang fase menopause tersebut. Pengetahuan yang kurang

disebabkan adanya keenganan mereka untuk berkunjung ke fasilitas medis untuk mencari

inforamsi tentang fase premenopause.

Aspek pengetahuan yang kurang dalam penelitian ini adalah semua aspek yaitu kurang

tentang definisi menopause, tanda dan gejala menopause, faktor-faktor yang mempengaruhi

menopause, perubahan fisik, perubahan psikis dan perawatan pada masa menopause.

Tingkat pengetahuan wanita tentang menopause pada sebagian besar adalah kurang. Tingkat

pengetahuan responden yang kurang tersebut disebabkan kurangnya faktor penunjang

pengetahuan, misalnya faktor pendidikan dan kurangnya sumber informasi (Farida, 2007).

8

Tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah SD yang merupakan pendidikan

yang rendah. Tingkat pendidikan seseorang berhubungan dengan kemampuannya untuk

mengembangkan pola pikirnya dalam menghadapi suatu hal, misalnya adanya informasi

tentang tetangganya yang mengalami menopause. Responden yang memiliki tingkat

pendidikan yang rendah memandang fenomena tersebut berdasarkan sudut pandang rasa

kasihan tentang adanya tetangga yang mengalami menopause, namun tidak jarang yang

melakukan analisis atau memikirkan mengapa kejadian menopause terjadi pada orang

tersebut.

Faktor lain adalah faktor sumber informasi. Sebenarnya sumber-sumber informasi dapat

diperoleh dari berbagai sumber seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang

sedemikian pesat. Kemudahan teknologi informasi memudahkan masyarakat untuk

mengakses data termasuk data kesehatan selain dari sumber informasi konfensional seperti

buku, majalah dan Koran, namun munculnya internet menyebabkan kemudahan masyarakat

dalam mengakses sumber informasi menjadi lebih baik.

Responden dalam penelitian ini adalah kelompok wanita yang berusia di atas 45 tahun,

dimana urusan keluarga yang sangat menyita perhatian mereka menyebabkan kesempatan

atau kemampuan mereka untuk memanfaatkan sumber informasi menjadi lemah. Kondisi ini

menyebabkan pengetahuan mereka tentang menopause menjadi kurang. Hal tersebut

sebagaimana dikemukakan dalam sebuah hasil penelitian yang menyebutkan bahwa salah

satu faktor yang menyebabkan pengetahuan wanita tentang deteksi dini menopause rendah

adalah faktor kesulitan mendapatkan sumber informasi tentang deteksi dini menopause

(Rinal, 2010).

Kemampuan responden menyerap informasi yang kurang antara lain disebabkan oleh

faktor pekerjaan responden. Responden menunjukkan sebagian besar adalah petani . Pola

kerja sebagai petani menyebabkan tenaga yang dimiliki oleh ibu sudah tersita untuk

pekerjaan sebagai petani ditambah dengan tugas ibu di rumah sebagai ibu rumah tangga,

menyebabkan waktu ibu untuk mencari informasi tentang menopause, misalnya dengan

membaca buku, mendatangi petugas kesehatan dan sebagainya menjadi lebih rendah.

Pada penelitian ini terdapat pula yang berpengetahuan baik. Kondisi ini dimungkinkan

karena tingkat pendidikan yang dimiliki oleh responden. Distribusi pengetahuan ditinjau dari

pendidikan menunjukkan 3 responden yang memiliki pengetahuan baik 2 diantaranya

berpendidikan diploma sedangkan 1 lainnya adalah SLTP. Hubungan tingkat pendidikan

dengan pengetahuan sebagaimana dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010) yang

mengemukakan bahwa pendidikan berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk

memahami suatu informasi dan menjadikannya sebagai pengetahuan tentang kesehatan.

Semakin tinggi tingkat pendidikan maka tingkat pengetahuannya tentang kesehatan semakin

tinggi.

Selain itu terdapat pula 1 responden yang berpendidikan SLTP namun memiliki

pengetahuan yang baik. Kondisi ini dimungkinkan karena adanya faktor lain selain

pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan responden misalnya faktor pengalaman.

Pengalaman responden terhadap menopause tentunya dari informasi atau pengalaman orang

lain membantu responden dalam memperoleh informasi misalnya tentang bagaimana

menopause itu, bagaimana langkah-langkah menghadapi menopause dan sebagainya. Hal ini

9

sebagaimana dikemukakan oleh Farida (2007) bahwa salah satu sumber pengetahuan wanita

tentang menopause adalah pengalaman yang mereka dapat dari orang lain tentang

menopause.

4. PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Karakteristik responden penelitian menunjukkan sebagian besar responden adalah ibu yang

berusia 45-50 tahun, berpendidikan sekolah dasa (SD), bekerja sebagai petani dan

buruh/karyawan dan berpenghasilan kurang atau sama dengan Rp 1.200.000/bulan.

2. Tingkat pengetahuan ibu tentang menopause sebagian besar adalah kurang.

B. SARAN

1. Bagi Petugas Kesehatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang menopause adalah

kurang. Petugas kesehatan di wilayah kecamatan Jaten pada umumnya hendaknya

melakukan upaya-upaya meningkatkan pengetahuan ibu. Distribusi pekerjaan ibu

menunjukkan sebagian besar ibu adalah bekerja di luar rumah, maka salah satu solusi untuk

meningkatkan pengetahuan ibu adalah dengan memberikan brosur kepada ibu tentang

menopause.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya khususnya

pengetahuan ibu tentang menopause.

3. Bagi Peneliti Yang Akan Datang

Peneliti yang akan datang hendaknya menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan

pengetahuan ibu, sehingga dapat dibuktikan secara statistik faktor-faktor apakah yang

berhubungan dengan pengetahuan ibu baik dari faktor internal (karakteristik ibu) maupun

faktor eksternal (peran petugas keshatan, informasi, dan sebagainya).

DAFTAR PUSTAKA

Bazaid, A. (2010). Menopause dan Andropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Badan Pusat Statistik. (2015). Penduduk Indonesia Menurut Provensi dan Kabupaten/kota Sensus

Penduduk 2015. Badan Pusat Statistik, Jakarta.

Farida. (2007). Tetap Aktif di Masa Menopause. Jurnal Bidan. Vol.XIII no.5. Penerbit Ikatan Bidan

Indonesia. Jakarta.

Hastin. (2015). Effect Of Information Booklet On Climacteric Symptoms And Its Management Among

Perimenopausal Women In A Selected Rural Community. Nepal Journal of Epidemiology.

Department of OBG Nursing, Nitte Usha Institute of Nursing Sciences, Manglore, Karnataka, India

10

Indriani, N. (2007). Perbedaan Sikap Wanita dalam Menghadapi Masa Klimakterium Dilihat dari

Pengetahuan tentang Menopause di Desa Kampung Islam Kusamba Kecamatan Dawan Kabupaten

Klungkung Bali. Skripsi. Fakultas Psikologi. Universitas Islam Negeri (UIN). Malang. http://lib.uin-

malang.ac.id. Diakses tanggal 01 Mei 2012

Mulyani, S (2013). Menopause Akhir Siklus Menstruasi Pada Wanita di Usia Pertengahan. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Nadesul, H. (2008). Cara Sehat Menjadi Perempuan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Proverawati, S. (2010). Menopause dan Sindrom Premenopause. Cetakan I. Nuha Medika. Yogyakarta.

Potter, P.A.& Perry, A.G. (2005). Fundamental of Nursing: Concept, Proses and Practice Philadelpia:

Mocby Years Inc.

Pieter, H. Z. (2011). Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta : Kencana Perdana Media Group.

Rees, M. (2009). Alternative treatment for the menopause. Best practice & Research clinical obstetrics

and gynecology, 151-161.

Rinal, B. (2010). Gambaran Tingkat PengetahuanWanita Tentang Deteksi Dini KankerServiks Dengan

Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Gedung Johor. Publikasi Penelitian. Medan: Fakultas

Kedokteran USU.

Sukarni, I. (2013). Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika.

Sujarweni, W. (2014). Metodelogi penelitian keperawatan. Yogyakarta: Bava Media.