72
GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI POSBINDU ROSELLA LEGOSO WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR TANGERANG SELATAN DISUSUN OLEH: RIZHSKY DAYAMAES NIM: 108104000040 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M/ 1434 H

GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA

LANJUT DI POSBINDU ROSELLA LEGOSO

WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR

TANGERANG SELATAN

DISUSUN OLEH:

RIZHSKY DAYAMAES

NIM: 108104000040

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M/ 1434 H

Page 2: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia
Page 3: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia
Page 4: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia
Page 5: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia
Page 6: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI

POSBINDU ROSELLA LEGOSO WILAYAH KERJA PUSKESMAS

CIPUTAT TIMUR TANGERANG SELATAN TAHUN 2013” yang diajukan

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Orang Tua penulis, Yanda dan Bunda, Kais, Rama, Mas Yeye, Naira, dan

Adzani tersayang

2. Prof. DR. Dr. M. K. Tadjudin. Sp. And. selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

3. Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep, MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Ns. Eni Nur’aini Agustini, S. Kep, MSc selaku Sekertaris Program Studi

Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Ns. Irma Nurbaeti, S. Kp, M. Kep, Sp. Mat selaku Pembimbing Akademik

6. Bapak Jamaludin, S. Kp, M. Kep dan Ibu Yenita Agus, M. Kep, Sp. Mat

selaku Pembimbing I dan II yang telah membimbing dan memberikan

masukan dalam penulisan skripsi ini

7. Seluruh Dosen PSIK dan Staff Akademik PSIK dan FKIK

Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penulis berharap semua

kebaikan yang telah diberikan mendapatkan balasan-Nya dan semua kesalahan

diampuni-Nya. Amin.

Jakarta, November 2013

Penulis

Page 7: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rizhsky Dayamaes

Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 29 Januari 1990

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Perum Peruri 7 K90 Legoso Ciputat Tangerang

Selatan Banten

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. TK Yayasan IBA Palembang (1994-1995)

2. SDN 107 Palembang (1995-1996)

3. SDN Inpres Pisangan Barat (1996-1998)

4. SDN Pisangan III (1998-2001)

5. SMPN 2 Ciputat (2001-2004)

6. SMAN 1 Serpong (2004-2007)

7. S1 Ilmu Keperawatan UIN Jakarta (2008-2014)

Pengalaman Seminar dan Pelatihan

1. Seminar Emergency Fair & Festival (2008)

2. Pelatihan Sirkumsisi (2009)

3. Seminar The Power of Herbal (2009)

4. Seminar Polemik Imunisasi di Indonesia (2009)

5. Seminar Mengenali dan Mengantisipasi Flu Babi (2009)

Pengalaman Organisasi

1. Anggota Muda Sispala SMAN 2 Tangerang Selatan (Moonpala)

2. Pendiri Sispala SMAN 9 Tangerang Selatan (9’Forest)

Page 8: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

iii

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Januari 2014

Rizhsky Dayamaes, NIM: 108104000040

Gambaran Fungsi Kognitif Klien Usia Lanjut di Posbindu Rosella Legoso

Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tangerang Selatan Tahun 2013.

xiv + 49 Halaman + 2 Bagan + 10 Tabel + 3 Lampiran

ABSTRAK

Perhatian dan pengetahuan masyarakat terhadap gangguan kognitif pada

saat ini masih sangat kurang. Masyarakat cenderung menganggap hal tersebut

sebagai bagian dari proses menua yang wajar. Berdasarkan data dari Dinas

Kesehatan Kota Tangerang Selatan jumlah lansia berumur ≥60 tahun yang

mengalami gangguan fungsi kognitif sebesar 222.093 atau sekitar 31,37% dari

707.954 lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

fungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai karakteristik.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Waktu 19-22 Desember

2013. Sampel sebanyak 72 lansia, diambil secara cross sectional dengan teknik

total sampling. Pengumpulan data melalui kuesioner berupa formulir identitas

responden dan kuesioner Mini Mental Status Examination (MMSE). Analisis data

yang digunakan adalah analisa univariat.

Hasil menunjukan bahwa sebagian besar lansia tidak menderita penyakit

hipertensi 36 orang (54,17 %), berjenis kelamin perempuan 50 orang (69,44 %),

berusia sekitar 60-74 tahun 59 orang (81,94 %), berpendidikan SD/ setara 53

orang (73,61 %), tidak merokok 47 orang (65,28), dan tidak berolahraga 54 orang

(75,00%). Sedangkan lansia yang memiliki fungsi kognitif terganggu 49 orang

(68,06 %), dengan karakteristik lansia yang menderita penyakit hipertensi 26

orang (78,79 %), lansia berjenis kelamin perempuan 39 orang (78,00 %), lansia

dengan usia Very Old (>90 tahun) 1 orang (100,00 %), lansia dengan tingkat

pendidikan SD/ setara 43 orang (81,13 %), lansia dengan perilaku merokok 18

orang (72,00 %), dan lansia yang tidak berolahraga 44 orang (81,48 %).

Peneliti menyarankan bagi praktisi kesehatan khususnya perawat dapat

lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia dengan

melihat berbagai macam karakteristik lansia dalam upaya penanganan dan

pencegahan penurunan fungsi kognitif serta fungsi kognitif terganggu.

Kata Kunci : Lansia, Fungsi Kognitif

Daftar Bacaan : 33 (1975-2011)

Page 9: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

iv

NURSING SCIENCE PROGRAM

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Undergraduated Thesis, January 2014

Rizhsky Dayamaes, ID: 108104000040

Description of Cognitive Function of Elderly Client in Posbindu Legoso

Rosella Work Area Puskesmas East Ciputat South Tangerang 2013.

xiv + 49 Pages + 2 Charts+ 10 Tables + 3 Attachments

ABSTRACT

Attention and knowledge of the cognitive impairment in the community is

very lacking. Society tends to regard it as part of the natural aging process. Based

on data from the South Tangerang City Health Department the number of elderly

aged ≥60 years who have impaired cognitive function is 222 093, or

approximately 31.37 % from 707 954 elderly. The purpose of this study is to

describe the cognitive functions of elderly clients with various characteristics.

This research is descriptive quantitative. Lasted for Desember 19 to 22

2013. Sample of 72 elderly, taken in cross sectional total sampling technique.

Collecting data through questionnaire identity of respondents and questionnaire of

Mini Mental Status Examination (MMSE). Analysis of the data used is univariate.

The results showed that most of the elderly do not suffer from

hypertension is 36 person (54.17%), female is 50 (69.44%), aged around 60-74

years is 59 (81.94%), primary education level /equal is 53 (73.61%), non-smoking

is 47 (65.28), and not exercising is 54 (75.00%). While the elderly who have

impaired cognitive function is 49 person (68.06 %), with the characteristics of the

elderly who have hypertension is 26 person (78,79 %), the female elderly is 39

person (78.00 %), elderly with Very Old age (>90 years) is 1 person (100.00 %),

elderly with primary education level /equal is 43 person (81.13 %), elderly with

smoking behavior is 18 person (72,00 %), and elderly who do not exercise is 44

person (81.48 %).

Researchers suggest for nurses and other health practitioners can perform

better in the nursing care of the elderly by looking at a wide range of

characteristics of the elderly in handling and prevention of cognitive decline and

impaired cognitive function.

Keywords: Elderly, Cognitive Function

Reading List: 33 (1975-2011)

Page 10: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

v

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG ........................................................ iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xii

DAFTAR TABEL........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Masalah Penelitian ...................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

1. Tujuan Umum ....................................................................... 5

2. Tujuan Khusus ...................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 7

A. Lansia .......................................................................................... 7

1. Pengertian Lansia .................................................................. 7

2. Konsep Menua ...................................................................... 7

Page 11: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

vi

B. Kognitif ....................................................................................... 8

1. Definisi Kognitif ................................................................... 8

2. Faktor-Faktor Kognitif .......................................................... 9

3. Aspek-Aspek Kognitif .......................................................... 10

4. Teori Mempertahankan Fungsi Kognitif ............................... 13

C. Kognitif Pada Lansia ................................................................... 14

1. Karakteristik Demografi........................................................ 16

D. MMSE (Mini Mental Status Examination) ................................. 18

1. Tujuan ................................................................................... 18

2. Gambaran .............................................................................. 19

3. Pelaksanaan ........................................................................... 20

4. Validitas ................................................................................ 20

5. Reabilitas ............................................................................... 21

6. Penggunaan Klinis ................................................................ 21

7. Interpretasi MMSE ................................................................ 23

E. Kerangka Teori............................................................................ 24

BAB III KERANGKA KONSEP ............................................................... 25

A. Kerangka Konsep ........................................................................ 25

B. Definisi Operasional.................................................................... 25

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................ 28

A. Desain Penelitian ......................................................................... 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 28

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ..................................... 28

1. Populasi ................................................................................. 28

2. Sampel Penelitian .................................................................. 29

3. Besar Sampel ......................................................................... 29

D. Instrumen Penelitian.................................................................... 30

E. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 30

F. Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 30

G. Etika Penelitian ........................................................................... 31

Page 12: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

vii

H. Pengolahan Data.......................................................................... 32

1. Editing ................................................................................... 32

2. Coding ................................................................................... 32

3. Entry Data ............................................................................. 32

4. Analisa Data .......................................................................... 32

I. Analisis Data ............................................................................... 33

1. Rata-Rata ............................................................................... 33

2. Standar Deviasi ..................................................................... 34

BAB V HASIL PENELITIAN ................................................................... 35

A. Gambaran Umum Posbindu Rosella ........................................... 35

B. Gambaran Karakteristik Lansia................................................... 36

BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................ 43

A. Pembahasan ................................................................................. 43

1. Gambaran Fungsi Kognitif Dengan Penyakit Hipertensi...... 43

2. Gambaran Fungsi Kognitif Dengan Jenis Kelamin .............. 43

3. Gambaran Fungsi Kognitif Dengan Usia .............................. 44

4. Gambaran Fungsi Kognitif Dengan Tingkat Pendidikan ...... 45

5. Gambaran Fungsi Kognitif Dengan Perilaku Merokok ........ 45

6. Gambaran Fungsi Kognitif Dengan Aktivitas Olahraga ....... 46

B. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 46

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 48

A. Kesimpulan ................................................................................. 48

B. Saran ............................................................................................ 49

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

viii

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Judul Bagan Hal

2.1 Kerangka Teori…………………………………………. 24

3.1 Kerangka Konsep………………………………………. 25

Page 14: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Hal

3.1 Definisi Operasional……………………………………. 25

5.1 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan penyakit

hipertensi, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,

kebiasaan merokok, dan olahraga...……………………..

36

5.2 Distribusi frekuensi fungsi kognitif lansia berusia ≥60

tahun di Posbindu Rosella ……………………………….

37

5.3 Standar deviasi lansia berdasarkan aspek-aspek kognitif

pada MMSE ………………………………………………

38

5.4 Distribusi frekuensi fungsi kognitif dengan penyakit

hipertensi pada lansia berusia ≥60 tahun di Posbindu

Rosella…………………………………………….............

38

5.5 Distribusi frekuensi fungsi kognitif dengan jenis kelamin

lansia berusia ≥60 tahun di Posbindu Rosella…………….

39

5.6 Distribusi frekuensi fungsi kognitif dengan usia lansia di

Posbindu Rosella………………………………………….

39

5.7 Distribusi frekuensi fungsi kognitif dengan tingkat

pendidikan pada lansia berusia ≥60 tahun di Posbindu

Rosella…………………………………….........................

40

5.8

Distribusi frekuensi fungsi kognitif dengan perilaku

merokok pada lansia berusia ≥60 tahun di Posbindu

Rosella……………………………………………………..

41

5.9 Distribusi frekuensi fungsi kognitif dengan aktivitas

olahraga pada lansia berusia ≥60 tahun di Posbindu

Rosella……………………………………………………..

42

Page 15: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Informed Consent

Lampiran 2 Kuesioner Data Demografi

Lampiran 3 Kuesioner Mini Mental State Examination

Page 16: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di seluruh dunia jumlah lansia diperkirakan mencapai angka 500 juta

dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai

1,2 milyar (Stanley, 2007). Pertambahan jumlah lansia di Indonesia dalam kurun

waktu tahun 1990 sampai 2025, tergolong tercepat di dunia. Data Badan Pusat

Statistik (BPS) menunjukan bahwa penduduk lansia pada tahun 2000 berjumlah

14,4 juta jiwa (7,18%). Pada tahun 2010 diperkirakan menjadi 23,9 juta jiwa

(9,77%) dan pada tahun 2020 akan berjumlah 28,8 juta jiwa (11,34%) (BPS,

2010).

Akibat populasi usia lanjut yang meningkat maka akan terjadi transisi

epidemiologi yaitu bergesernya pola penyakit dari penyakit infeksi dan gangguan

gizi menjadi penyakit-penyakit degeneratif, diabetes, hipertensi, neoplasma, dan

penyakit jantung koroner. Konsekuensi dari peningkatan warga usia lanjut adalah

meningkatnya jumlah pasien lansia dengan kerakteristiknya yang berbeda dengan

warga pada usia yang berbeda. Karakteristik pasien lansia adalah multipatologi,

menurunnya daya cadangan biologis, berubahnya gejala dan tanda penyakit dari

yang klasik, terganggunya status fungsional pasien lansia, dan sering terdapat

gangguan nutrisi, gizi kurang atau buruk (Soejono,2006).

Salah satu bentuk terganggunya status fungsional yang paling menonjol

pada pasien lansia adalah penurunan fungsi kognitif. Kognitif adalah suatu konsep

Page 17: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

2

yang kompleks yang melibatkan sekurang-kurangnya aspek memori, perhatian,

fungsi eksekutif, persepsi, bahasa, dan fungsi psikomotor (Nehlig, 2010).

Penurunan fungsi kognitif pada lansia dapat meliputi berbagai aspek yaitu

orientasi, registrasi, atensi dan kalkulasi, memori, bahasa. Penurunan ini dapat

mengakibatkan masalah antara lain memori panjang dan proses informasi, dalam

memori panjang lansia akan kesulitan dalam mengungkapkan kembali cerita atau

kejadian yang tidak begitu menarik perhatiannya dan informasi baru atau

informasi tentang orang. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) mencatat

penurunan fungsi kognitif lansia diperkirakan 121 juta manusia, dari jumlah itu

5,8% laki-laki dan 9,5% perempuan (Djojosugito, 2002). Berdasarkan data dari

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan jumlah lansia berumur ≥60 tahun di

wilayah tersebut sebesar 222.093 atau sekitar 31,37% dari 707.954 lansia (Dinas

Kesehatan Tangerang Selatan, 2009).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zulsita (2010) mengenai

gambaran kognitif pada lansia di RSUP H.Adam Malik Medan dan puskesmas

Petisah Medan didapatkan hasil penelitian yaitu 34% responden mengalami

penurunan fungsi kognitif. Perempuan lebih banyak mengalami penurunan fungsi

kognitif daripada laki-laki, yaitu sebesar 45,7%. Penurunan fungsi kognitif terjadi

pada 50% lanjut usia tua (75-90 tahun), lebih banyak dibandingkan pada lanjut

usia (60-74 tahun) 27,7 %. Sedangkan berdasarkan status pendidikan, lansia

dengan status pendidikan SD lebih banyak mengalami penurunan fungsi kognitif,

yaitu 62,5% daripada lansia dengan status pendidikan lainnya.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah Legoso Ciputat pada

bulan April 2013 pada 10 orang lansia yang dipilih secara random dengan kisaran

Page 18: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

3

usia diatas 60 tahun menunjukan bahwa terdapat 70% lansia mengalami

kerusakan aspek kognitif dan fungsi mental, dan 30% lansia memiliki aspek

kognitif dan fungsi mental yang baik. Berdasarkan hasil studi pendahuluan,

karakteristik lansia yang mengalami kerusakan aspek kognitif dan fungsi mental

antara lain berusia lanjut usia tua (75-90 tahun) 3 orang, dan lanjut usia (60-75

tahun) 4 orang, jenis kelamin laki-laki 2 orang, dan perempuan 5 orang,

berpendidikan SR (setingkat SD) 5 orang dan pendidikan setara SMP 2 orang,

mempunyai riwayat penyakit hipertensi 4 orang, sedangkan lansia yang mengaku

tidak pernah melakukan aktivitas olahraga sebanyak 3 orang.

Perhatian dan pengetahuan masyarakat terhadap gangguan kognitif pada

saat ini masih sangat kurang. Masyarakat cenderung menganggap hal tersebut

sebagai bagian dari proses menua yang wajar. Pada umumnya masyarakat baru

akan mencari pengobatan setelah terjadi gangguan kognitif yang berat dan

gangguan perilaku atau demensia, sehingga penatalaksanaannya tidak akan

memberikan hasil yang memuaskan. Penatalaksanaan gangguan kognitif pada

stadium dini baik secara farmakologis maupun nonfarmakologis dapat

menyembuhkan atau memperlambat progresifitas penyakitnya, sehingga individu

yang bersangkutan tetap mempunyai kualitas hidup yang baik. Penilaian fungsi

kognitif dengan pemeriksaan neuropsikologi seperti Mini Mental State

Examination (MMSE) merupakan salah satu cara penapisan adanya gangguan

kognitif secara dini (Dikot & Ong, 2007).

Perawat atau keluarga sangat berperan penting dalam membantu lansia

yang mengalami penurunan pada aspek kognitif, yaitu dengan menumbuhkan dan

membina hubungan saling percaya, saling bersosialisasi, dan selalu mengadakan

Page 19: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

4

kegiatan yang bersifat kelompok, selain itu untuk mempertahankan fungsi kognitif

pada lansia, upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara menggunakan otak

secara terus menerus dan di istirahatkan dengan tidur, kegiatan seperti membaca,

mendengarkan berita dan cerita melalui media sebaiknya di jadikan sebuah

kebiasaan hal ini bertujuan agar otak tidak beristirahat secara terus menerus

(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008).

Posbindu Rosella sebagai Posbindu yang baru berdiri di bawah wilayah

kerja Puskesmas Ciputat Timur mencakup beberapa RT di Wilayah Legoso

Ciputat Tangerang Selatan dengan jumlah lansia binaan usia ≥60 paling banyak

dibandingkan dengan posbindu lain di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur

yaitu sebanyak 377 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi

kognitif lansia binaan di Posbindu Rosella Legoso sebagai skrining dini fungsi

kognitif sehingga dampak dari penurunan fungsi kognitif bisa segera ditindak

lanjuti dan diminimalkan.

B. Masalah Penelitian

Dengan melihat latar belakang seperti di atas, maka peneliti merumuskan

masalah yang diteliti adalah:

a) Bagaimana karakteristik klien usia lanjut di wilayah kerja posbindu

Rosella Legoso Ciputat?

b) Bagaimana gambaran fungsi kognitif klien usia lanjut di wilayah kerja

posbindu Rosella Legoso Ciputat ?

Page 20: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran fungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai

karakteristik.

2. Tujuan Khusus

a) Mengetahui gambaran karakteristik klien usia lanjut di wilayah kerja

Posbindu Rosella Legoso Ciputat.

b) Mengetahui gambaran fungsi kognitif klien usia lanjut di wilayah kerja

Posbindu Rosella Legoso Ciputat.

D. Manfaat Penelitian

a) Memberikan gambaran mengenai karakteristik klien usia lanjut di wilayah

kerja Posbindu Rosella Legoso Ciputat.

b) Memberikan gambaran fungsi kognitif klien usia lanjut untuk menjadi

skrining dini penurunan fungsi kognif lansia dan memberikan bahan

masukan bagi tenaga kesehatan dan masyarakat dalam hal ini keluarga

klien usia lanjut di wilayah kerja Posbindu Rosella Legoso Ciputat dalam

upaya menindaklanjuti fungsi kognitif pada klien usia lanjut.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan desain cross

sectional dan menggunakan data primer berupa kuesioner. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui gambaran fungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai

karakteristiknya, berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arni

Page 21: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

6

Zulsita pada tahun 2010 yang meneliti lansia dengan kisaran usia >65 tahun, serta

menggunakan metode pengambilan sampel consecutive sampling, pada penelitian

ini mengambil batasan lanjut usia sesuai dengan kriteria WHO yaitu ≥60 tahun,

dan metode pengambilan sampel menggunakan total sampling, penelitian ini juga

mengikutsertakan karakteristik penuaan sekunder seperti penyakit hipertensi,

kebiasaan merokok, dan olahraga.

Page 22: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lansia

a) Pengertian Lansia

Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk

mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan

ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta

peningkatan kepekaan secara individual (Makhfudli, 2009).

Menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi

empat kriteria berikut : usia pertengahan (middle age) adalah 45-59 tahun,

lanjut usia (elderly) adalah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) adalah 75-90

tahun, usia sangat tua (very old) adalah di atas 90 tahun (Makhfudli, 2009).

b) Konsep Menua

Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi

normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki

kerusakan yang diderita. Seiring dengan proses tersebut tubuh mengalami

masalah kesehatan yang biasa disebut penyakit degeneratif (Maryam, 2008)

Terdapat dua jenis penuaan, antara lain penuaan primer, merupakan proses

kemunduran tubuh gradual tak terhindarkan yang dimulai pada masa awal

kehidupan dan terus berlangsung selama bertahun-tahun, terlepas dari apa

yang orang-orang lakukan untuk menundanya. Sedangkan penuaan sekunder

Page 23: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

8

merupakan hasil penyakit, kesalahan dan penyalahgunaan faktor-faktor yang

sebenarnya dapat dihindari dan berada dalam kontrol seseorang (Papalia, Olds

& Feldman, 2008).

Banyak perubahan yang dikaitkan dengan proses menua merupakan akibat

dari kehilangan yang bersifat bertahap (gradual loss). Lansia mengalami

perubahan-perubahan fisik diantaranya perubahan sel, sistem persarafan,

sistem pendengaran, sistem penglihatan, sistem kardiovaskuler, sistem

pengaturan suhu tubuh, sistem respirasi, sistem gastrointestinal, sistem

genitourinari, sistem endokrin, sistem muskuloskeletal, disertai juga dengan

perubahan-perubahan mental menyangkut perubahan ingatan (memori)

(Watson 2003). Berdasarkan perbandingan yang diamati secara potong lintang

antar kelompok usia yang berbeda, sebagian besar organ tampaknya

mengalami kehilangan fungsi sekitar satu persen per tahun, dimulai pada usia

sekitar 30 tahun (Setiati, Harimurti & Roosheroe, 2006).

B. Kognitif

1. Definisi Kognitif

Kognitif merupakan suatu proses pikir yang membuat seseorang menjadi

waspada terhadap objek pikiran atau persepsi, mencakup semua aspek

pengamatan, pemikiran dan ingatan (Dorland, 2002). Kognitif adalah fakultas

mental yang berhubungan dengan pengetahuan, mencakup persepsi, menalar,

mengenali, memahami, menilai, dan membayangkan (Kamus Kedokteran

Stedman, 2002). Kognitif adalah suatu konsep yang kompleks yang

Page 24: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

9

melibatkan sekurang-kurangnya aspek memori, perhatian, fungsi eksekutif,

persepsi, bahasa dan fungsi psikomotor. (Nehlig, 2010).

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif

Setiap manusia memiliki karakteristik yang berbeda-beda, perkembangan

kognitif tidak sama pada setiap indiidu. Perbedaan perkembangan ini tidak

lepas dari beberapa faktor. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi

perkembangan kognitif.

a) Perkembangan organik dan kematangan sistem syaraf.

Hal ini erat kaitannya dengan pertumbuhan fisik dan

perkembangan organ tubuh. Seseorang yang memiliki kelainan fisik belum

tentu mengalami perkembangan kognitif yang lambat. Begitu juga

sebaliknya, seseorang yang pertumbuhan fisiknya sempurna bukan

merupakan jaminan pula perkembangan kognitifnya cepat. Sistem syaraf

turut mempengaruhi proses perkembangan kognitif.

b) Latihan dan Pengalaman

Hal ini berkaitan dengan pengembangan diri melalui serangkaian

latihan-latihan dan pengalaman. Perkembangan kognitif seseorang sangat

dipengaruhi oleh latihan-latihan dan pengalaman.

c) Interaksi Sosial

Perkembangan kognitif juga dipengaruhi oleh hubungan dengan

lingkungan sekitar, terutama situasi sosial, baik itu interaksi antara teman

sebaya maupun orang-orang terdekat.

Page 25: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

10

d) Ekuilibrasi

Ekuilibrasi merupakan proses terjadinya keseimbangan yang

mengacu pada keempat tahap perkembangan kognitif menurut Jean Piaget.

Keseimbangan tahapan yang dilalui tentu menjadi faktor penentu bagi

perkembangan kognitif. (Djaali, 2011)

3. Aspek-Aspek Kognitif

Fungsi kognitif seseorang meliputi berbagai fungsi berikut, antara lain :

a) Orientasi

Orientasi dinilai dengan pengacuan pada personal, tempat dan

waktu. Orientasi terhadap personal (kemampuan menyebutkan namanya

sendiri ketika ditanya) menunjukkan informasi yang ”overlearned”.

Kegagalan dalam menyebutkan namanya sendiri sering merefleksikan

negatifism, distraksi, gangguan pendengaran atau gangguan penerimaan

bahasa.

Orientasi tempat dinilai dengan menanyakan negara, provinsi, kota,

gedung dan lokasi dalam gedung. Sedangkan orientasi waktu dinilai

dengan menanyakan tahun, musim, bulan, hari dan tanggal. Karena

perubahan waktu lebih sering daripada tempat, maka waktu dijadikan

indeks yang paling sensitif untuk disorientasi.

Page 26: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

11

b) Bahasa

Fungsi bahasa merupakan kemampuan yang meliputi 4 parameter,

yaitu kelancaran, pemahaman, pengulangan dan naming.

1) Kelancaran

Kelancaran merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan kalimat

dengan panjang, ritme dan melodi yang normal. Suatu metode yang

dapat membantu menilai kelancaran pasien adalah dengan meminta

pasien menulis atau berbicara secara spontan.

2) Pemahaman

Pemahaman merujuk pada kemampuan untuk memahami suatu

perkataan atau perintah, dibuktikan dengan mampunya seseorang

untuk melakukan perintah tersebut.

3) Pengulangan

Kemampuan seseorang untuk mengulangi suatu pernyataan atau

kalimat yang diucapkan seseorang.

4) Naming

Naming merujuk pada kemampuan seseorang untuk menamai suatu

objek beserta bagian-bagiannya.

c) Atensi

Atensi merujuk pada kemampuan seseorang untuk merespon

stimulus spesifik dengan mengabaikan stimulus yang lain di luar

lingkungannya.

1) Mengingat segera

Page 27: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

12

Aspek ini merujuk pada kemampuan seseorang untuk mengingat

sejumlah kecil informasi selama < 30 detik dan mampu untuk

mengeluarkannya kembali.

2) Konsentrasi

Aspek ini merujuk pada sejauh mana kemampuan seseorang untuk

memusatkan perhatiannnya pada satu hal. Fungsi ini dapat dinilai

dengan meminta orang tersebut untuk mengurangkan 7 secara berturut-

turut dimulai dari angka 100 atau dengan memintanya mengeja kata

secara terbalik.

d) Memori

Memori verbal, yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat

kembali informasi yang diperolehnya.

1) Memori baru

Kemampuan seseorang untuk mengingat kembali informasi yang

diperolehnya pada beberapa menit atau hari yang lalu.

2) Memori lama

Kemampuan untuk mengingat informasi yang diperolehnya pada

beberapa minggu atau bertahun-tahun lalu.

3) Memori visual

Kemampuan seseorang untuk mengingat kembali informasi berupa

gambar.

Page 28: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

13

e) Fungsi konstruksi, mengacu pada kemampuan seseorang untuk

membangun dengan sempurna. Fungsi ini dapat dinilai dengan meminta

orang tersebut untuk menyalin gambar, memanipulasi balok atau

membangun kembali suatu bangunan balok yang telah dirusak

sebelumnya.

f) Kalkulasi, yaitu kemampuan seseorang untuk menghitung angka.

g) Penalaran, yaitu kemampuan seseorang untuk membedakan baik buruknya

suatu hal, serta berpikir abstrak (Goldman, 2000).

4. Teori Mempertahankan Fungsi Kognitif

Peningkatan jumlah lansia harus diimbangi kesiapan keluarga dan tenaga

kesehatan dalam memandirikan dan meminimalisir bantuan ADL (Activity

Daily Living) makan, minum, mandi, berpakaian, dan menaruh barang pada

lansia, karena pada lansia terjadi berbagai penurunan atau perubahan antara

lain perubahan fisiologis yang menyangkut masalah sistem muskuloskeletal,

syaraf, kardiovaskuler, respirasi, indera, dan integumen, hal ini yang

menghambat keaktifan dan keefektifan lansia dalam pemenuhan kebutuhan

sehari-hari secara mandiri. Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia

berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi

fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda-beda, baik dalam hal pencapaian

puncak maupun penurunannya (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

2008).

Perawat atau keluarga sangat berperan penting dalam membantu lansia

yang mengalami penurunan pada aspek kognitif, yaitu dengan menumbuhkan

Page 29: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

14

dan membina hubungan saling percaya, saling bersosialisasi, dan selalu

mengadakan kegiatan yang bersifat kelompok, selain itu untuk

mempertahankan fungsi kognitif pada lansia upaya yang dapat dilakukan

adalah dengan cara menggunakan otak secara terus menerus dan di

istirahatkan dengan tidur, kegiatan seperti membaca, mendengarkan berita dan

cerita melalui media sebaiknya di jadikan sebuah kebiasaan hal ini bertujuan

agar otak tidak beristirahat secara terus menerus (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, 2008).

Mengisi teka teki silang (TTS) juga merupakan salah satu cara menjaga

daya ingat yang bisa di lakukan para lansia, Brain Gym (senam otak) juga

diduga mampu mempertahankankan bahkan meningkatkan kemampuan fungsi

kognitif lansia, gerakan-gerakan dalam brain gym digunakan oleh para murid

di Educational Kinesiology Foundation, California, USA (2006), untuk

meningkatkan kemampuan belajar mereka dengan menggunakan keseluruhan

otak. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan melakukan brain gym.

Gerakan-gerakan ringan dengan permainan melalui olah tangan dan kaki dapat

memberikan rangsangan atau stimulus pada otak. Gerakan yang menghasilkan

stimulus itulah yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif (kewaspadaan,

konsentrasi, kecepatan, persepsi, belajar, memori, pemecahan masalah dan

kreativitas), selain itu kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan spiritual

sebaiknya digiatkan agar dapat memberi ketenangan pada lansia (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 2008).

Page 30: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

15

C. Kognitif Pada Lansia

Perubahan kognitif yang terjadi pada lansia, meliputi berkurangnya

kemampuan meningkatkan fungsi intelektual, berkurangnya efisiensi tranmisi

saraf di otak (menyebabkan proses informasi melambat dan banyak informasi

hilang selama transmisi), berkurangnya kemampuan mengakumulasi informasi

baru dan mengambil informasi dari memori, serta kemampuan mengingat

kejadian masa lalu lebih baik dibandingkan kemampuan mengingat kejadian yang

baru saja terjadi (Setiati, 2006).

Penurunan menyeluruh pada fungsi sistem saraf pusat dipercaya sebagai

kontributor utama perubahan dalam kemampuan kognitif dan efisiensi dalam

pemrosesan informasi (Papalia, Olds & Feldman, 2008). Penurunan terkait

penuaan ditunjukkan dalam kecepatan, memori jangka pendek, memori kerja dan

memori jangka panjang. Perubahan ini telah dihubungkan dengan perubahan pada

struktur dan fungsi otak. Raz dan Rodrigue menyebutkan garis besar dari berbagai

perubahan post mortem pada otak lanjut usia, meliputi volume dan berat otak yang

berkurang, pembesaran ventrikel dan pelebaran sulkus, hilangnya sel-sel saraf di

neokorteks, hipokampus dan serebelum, penciutan saraf dan dismorfologi,

pengurangan densitas sinaps, kerusakan mitokondria dan penurunan kemampuan

perbaikan DNA (Myers, 2008). Raz dan Rodrigue juga menambahkan terjadinya

hiperintensitas substansia alba, yang bukan hanya di lobus frontalis, tapi juga

dapat menyebar hingga daerah posterior, akibat perfusi serebral yang berkurang

(Myers, 2008) Buruknya lobus frontalis seiring dengan penuaan telah

memunculkan hipotesis lobus frontalis, dengan asumsi penurunan fungsi kognitif

lansia adalah sama dibandingkan dengan pasien dengan lesi lobus frontalis. Kedua

Page 31: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

16

populasi tersebut memperlihatkan gangguan pada memori kerja, atensi dan fungsi

eksekutif (Myers, 2008).

1. Karakteristik Demografi Penurunan Kognitif pada Lansia

a. Hipertensi

Salah satu faktor penyakit penting yang mempengaruhi penurunan

kognitif lansia adalah hipertensi. Peningkatan tekanan darah kronis dapat

meningkatkan efek penuaan pada struktur otak, meliputi reduksi

substansia putih dan abu-abu di lobus prefrontal, penurunan hipokampus,

meningkatkan hiperintensitas substansia putih di lobus frontalis. Angina

pektoris, infark miokardium, penyakit jantung koroner dan penyakit

vaskular lainnya juga dikaitkan dengan memburuknya fungsi kognitif

(Briton & Marmot, 2003 dalam Myers,2008)

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90

mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan

sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2001)

Penelitian lain tentang fungsi kognitif terhadap 378 penderita

hipertensi dan membandingkan dengan 366 subjek normotensi dan

dihubungkan dengan hiperinsulinemia. Hasilnya menunjukkan bahwa

fungsi kognitif penderita hipertensi lebih terganggu pada hampir semua

item fungsi kognitif yang diperiksa, walaupun hanya 5 dari 19 item

perbedaannya tetapi hal ini signifikan secara statistik (Kuusisto, 1993).

Page 32: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

17

Suatu penelitian menyimpulkan bahwa subjek dengan tekanan

sistolik > 180 mmHg dibandingkan 141-180 mmHg, ternyata pada tekanan

sistolik > 180 mmHg memiliki resiko relatif 1,5 mengalami penyakit

Alzheimer (95%, CI = 1,0-2,3 dan p = 0,07) dan terjadinya demensia

dengan resiko relatif 1,6 (95%, CI = 1,1-2,2). Tekanan sistolik < 140

mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg tidak memperlihatkan hubungan

dengan terjadinya demensia. Hubungan dengan demensia ini lebih jelas

terlihat pada penderita yang tidak menggunakan obat anti hipertensi (Qiu,

2004).

b. Faktor usia

Suatu penelitian yang mengukur kognitif pada lansia menunjukkan

skor di bawah cut off skrining adalah sebesar 16% pada kelompok umur

65-69, 21% pada 70-74, 30% pada 75-79, dan 44% pada 80+. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan positif antara usia dan

penurunan fungsi kognitif (Scanlan, 2007).

c. Status Pendidikan

Kelompok dengan pendidikan rendah tidak pernah lebih baik

dibandingkan kelompok dengan pendidikan lebih tinggi (Scanlan, 2007).

d. Jenis Kelamin

Wanita lebih beresiko mengalami penurunan kognitif. Hal ini

disebabkan adanya peranan level hormon seks endogen dalam perubahan

fungsi kognitif. Reseptor estrogen telah ditemukan dalam area otak yang

berperan dalam fungsi belajar dan memori, seperti hipokampus.

Rendahnya level estradiol dalam tubuh telah dikaitkan dengan penurunan

Page 33: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

18

fungsi kognitif umum dan memori verbal. Estradiol diperkirakan bersifat

neuroprotektif dan dapat membatasi kerusakan akibat stress oksidatif serta

terlihat sebagai protektor sel saraf dari toksisitas amiloid pada pasien

Alzheimer (Myers, 2008).

e. Perilaku Merokok

Penelitian menunjukkan bahwa merokok pada usia pertengahan

berhubungan dengan kejadian gangguan fungsi kognitif pada usia lanjut,

sedangkan status masih merokok dihubungkan dengan peningkatan

insiden demensia. Penelitian lainnya juga menunjukan adanya pengaruh

merokok terhadap penurunan fungsi kognitif pada perokok lama ( >20

tahun).

f. Aktivitas Olah Raga

Pada suatu penelitian ditemukan bahwa ada hubungan antara

aktivitas olahraga dengan kemampuan kognitif pada subjek pria dan

wanita berusia 55-91 tahun. Orang-orang yang giat berolahraga memiliki

kemampuan penalaran, ingatan, dan waktu reaksi lebih baik daripada

mereka yang kurang atau tidak pernah olahraga (Clarkson & Hartley,

1989).

Penelitian lain menyetujui bahwa olahraga merupakan faktor

penting dalam meningkatkan fungsi-fungsi kognitif pada lansia. Hal yang

harus diperhatikan dalam aktivitas olahraga pada lansia adalah pemilihan

jenis olahraga yang akan dijalani, harus sesuai dengan usia dan kondisi

fisik lansia (Stones & Kozman, 1989).

Page 34: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

19

D. MMSE (Mini Mental Status Examination)

1. Tujuan

MMSE awalnya dirancang sebagai media pemeriksaan status mental

singkat serta terstandardisasi yang memungkinkan untuk membedakan antara

gangguan organik dan fungsional pada pasien psikiatri. Sejalan dengan

banyaknya penggunaan tes ini selama bertahun-tahun, kegunaan utama

MMSE berubah menjadi suatu media untuk mendeteksi dan mengikuti

perkembangan gangguan kognitif yang berkaitan dengan kelainan

neurodegeneratif, misalnya penyakit Alzheimer (Lezak, 2004).

2. Gambaran

MMSE merupakan suatu skala terstruktur yang terdiri dari 30 poin yang

dikelompokkan menjadi tujuh kategori : orientasi terhadap tempat (negara,

provinsi, kota, gedung, dan lantai), orientasi terhadap waktu (tahun, musim,

bulan, hari, dan tanggal), registrasi (mengulang dengan cepat 3 kata), atensi

dan konsentrasi (secara berurutan mengurangi 7, dimulai dari angka 100, atau

mengeja kata WAHYU secara terbalik), mengingat kembali (mengingat

kembali 3 kata yang telah diulang sebelumnya), bahasa (memberi nama 2

benda, mengulang kalimat, membaca dengan keras dan memahami suatu

kalimat, menulis kalimat, dan mengikuti perintah 3 langkah), dan kontruksi

visual (menyalin gambar) (Potter, 2006).

Skor MMSE diberikan berdasarkan jumlah item yang benar, skor yang

makin rendah mengindikasikan performance yang buruk dan gangguan

kognitif yang makin parah. Skor total berkisar antara 0-30 (performance

Page 35: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

20

sempurna). Skor ambang MMSE yang pertama kali direkomendasikan adalah

24 atau 25, memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang baik untuk mendeteksi

demensia; bagaimanapun, beberapa studi sekarang ini menyatakan bahwa skor

ini terlalu rendah, terutama terhadap seseorang dengan status pendidikan

tinggi. Studi-studi ini menunjukkan bahwa demensia dapat didiagnosis dengan

keakuratan baik pada beberapa orang dengan skor MMSE antara 24-27.

Gambaran ini terfokus pada keakuratan dalam populasi. Untuk tujuan klinis,

bahkan skor 27 tidak sensitif untuk mendeteksi demensia pada orang dengan

status pendidikan tinggi, dimana skor ambang 24 tidak spesifik pada orang

dengan status pendidikan rendah (Lezak, 2004).

3. Pelaksanaan

MMSE dapat dilaksanakan selama kurang lebih 5-10 menit. Tes ini

dirancang agar dapat dilaksanakan dengan mudah oleh semua profesi

kesehatan atau tenaga terlatih manapun yang telah menerima instruksi untuk

penggunaannya.

4. Validitas

Performance pada MMSE menunjukkan kesesuaian dengan berbagai tes

lain yang menilai kecerdasan, memori dan aspek-aspek lain fungsi kognitif

pada berbagai populasi. Contohnya, skor MMSE sesuai dengan keseluruhan,

kecerdasan performance ataupun verbal dari Wechsler Adult Intellligence

Scale (WAIS) (Wechsler 1958) atau revisinya (WAIS-R) (Wechsler 1981)

pada pasien demensia, stroke, skizofrenia atau depresi, dan lansia-lansia sehat.

Page 36: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

21

Skor MMSE juga memiliki kesesuaian dengan skor pada tes Clock Drawing

pada pasien lansia dan pasien dengan penyakit Alzheimer, dengan skor pada

Alzheimer’s Disease Assessment Scale-Cognitive (ADAS-COG) dan juga pada

tes-tes lain seperti Information-Memory-Concentration (IMC), Wechsler

Memory Scale (Wechsler 1945), tes composite neuropsychological dan Brief

Cognitive Rating Scale (BCRS).

Skor 23 pada MMSE pertama kali diajukan sebagai ambang skor yang

mengindikasikan disfungsi kognitif. Dalam 13 studi berurutan yang menilai

keefektifan ambang skor MMSE <23 untuk mendeteksi demensia, sensitivitas

berkisar antara 63%-100% dan spesifisitas berkisar antara 52%-99%.

5. Reliabilitas

Dua studi yang menilai konsistensi internal MMSE mendapatkan nilai alfa

Cronbach sebesar 0,82 dan 0,84 pada pasien lansia yang dirawat di layanan

medis (N=372) dan lansia di panti jompo (N=34). Reliabilitas MMSE lain

telah ditemukan sebesar 0,827 dalam suatu studi pada pasien demensia

(N=19), 0,95 dalam studi pada pasien dengan berbagai gangguan neurologis

(N=15), dan 0,84-0,99 dalam dua studi pada lansia di panti jompo (N=35 dan

70). Koefisien korelasi intrakelas berkisar antara 0,69-0,78 didapatkan dalam

studi di panti jompo lainnya (N=48). Rata-rata nilai kappa sebesar 0,97

didapatkan dari 5 peneliti skor performance MMSE secara terpisah pada 10

pasien neurologis.

Page 37: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

22

6. Penggunaan Klinis

MMSE merupakan pemeriksaan status mental singkat dan mudah

diaplikasikan yang telah dibuktikan sebagai instrumen yang dapat dipercaya

serta valid untuk mendeteksi dan mengikuti perkembangan gangguan kognitif

yang berkaitan dengan penyakit neurodegeneratif. Hasilnya, MMSE menjadi

suatu metode pemeriksaan status mental yang digunakan paling banyak di

dunia. Tes ini telah diterjemahkan ke beberapa bahasa dan telah digunakan

sebagai instrument skrining kognitif primer pada beberapa studi epidemiologi

skala besar demensia. Tes ini juga digunakan secara luas pada praktik klinis

dan kecermelangannya sebagai instrumen skrining kognitif telah dibuktikan

dengan pencatuman bersama dengan Diagnostic Interview Schedule (DIS),

dalam studi National Institute of Mental Health ECA dan oleh daftarnya yang

menyebutkan MMSE sebagai penilai fungsi kognitif yang direkomendasikan

untuk kriteria diagnosis penyakit Alzheimer dikembangkan oleh konsorsium

National Institute of Neurological and Communication Disorders and Stroke

and the Alzheimer’s Disease and Related Disorders Association (McKhann,

1984).

Salah satu penelitian yang menggunakan MMSE yaitu penelitian yang

berjudul Functional Status of Centenarians in Tokyo, Japan: Developing

Better Phenotypes of Exceptional Longevity. Penelitian ini dilakukan pada

tahun 2005, menggunakan desain Cohort, sampel 304 orang lansia berusia

>100 tahun (65 laki-laki dan 239 perempuan). Hasil penelitian didapatkan 61

orang lansia (20%) memiliki fungsi kognitif yang baik, 167 lansia (55%)

Page 38: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

23

menunjukkan penurunan fungsi kognitif, dan 76 lansia (25%) menunjukkan

kerusakan fungsi kognitif. (Gondo, 2005)

Data psikometri luas MMSE menunjukkkan bahwa tes ini memiliki tes

retest dan reliabilitas serta validitas sangat baik berdasarkan diagnosis klinis

independen demensia dan penyakit Alzheimer. Karena performance pada

MMSE dapat dibiaskan oleh pengaruh status pendidikan rendah pada pasien

yang sehat, beberapa pemeriksa merekomendasikan untuk menggunakan

ambang skor berdasarkan umur dan status pendidikan untuk mendeteksi

demensia.

Kelemahan terbesar MMSE yang banyak disebutkan ialah batasannya atau

ketidakmampuannya untuk menilai beberapa kemampuan kognitif yang

terganggu di awal penyakit Alzheimer atau gangguan demensia lain (misalnya

terbatasnya item verbal dan memori dan tidak adanya penyelesaian masalah

atau judgment), MMSE juga relatif tak sensitif terhadap penurunan kognitif

yang sangat ringan (terutama pada individual dengan status pendidikan

tinggi). Walaupun batasan-batasan ini mengurangi manfaat MMSE, tes ini

tetap menjadi instrumen yang sangat berharga untuk penilaian penurunan

kognitif (Rush, 2000).

7. Interpretasi MMSE

Interpretasi MMSE didasarkan pada skor yang diperoleh pada saat

pemeriksaan :

a) Skor 24-30 diinterpretasikan sebagai fungsi kognitif normal

b) Skor <24 berarti definite gangguan kognitif (Folstein, 1975).

Page 39: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

24

E. Kerangka Teori

: Pengukur fungsi kognitif

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Karakteristik Lansia

1. Hipertensi

2. Usia

3. Pendidikan

4. Jenis Kelamin

5. Perilaku Merokok

6. Aktivitas Olahraga

Myers (2008), Scanlan (2007), Stones & Kozman (1989), Qiu (2004)

Kognitif

Nehlig (2010)

MMSE

Folstein (1975), Lezak (2004)

Lanjut Usia

Makhfudli (2009), WHO

Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif

1. Perkembangan Organik dan Kematangan Sistem Syaraf

2. Latihan dan Pengalaman

3. Interaksi Sosial

4. Ekuilibrasi

Djaali (2011)

Page 40: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

25

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

:Variabel yang diteliti

Bagan 3.1 Kerangka konsep

B. Definisi Operasional

Tabel Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

Hipertensi Tekanan darah lebih

dari 140/90 mmHg

Kuesioner

data

responden

1. Hipertensi

(Tekanan

Darah Lebih

Dari 140/90

mmHg)

2. Tidak

Hipertensi

(Dibawah

140/90

Ordinal

Fungsi Kognitif Lansia

Page 41: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

26

mmHg)

Usia Usia Responden sejak

tanggal lahir sampai

pada waktu menjadi

responden.

Kuesioner

data

responden

Dinyatakan

dalam tahun

Rasio

Pendidikan Tingkat sekolah

terakhir yang diikuti

oleh responden.

Kuesioner

data

responden

1. SD/ setara

2. SMP/ setara

3. SMA/ setara

4. Diploma/

Sarjana

Ordinal

Jenis

Kelamin

Jenis kelamin

responden sesuai

dengan kartu identitas

Kuesioner

data

responden

1. Pria

2. Wanita

Nominal

Perilaku

Merokok

Kegiatan merokok

responden dalam

sebulan terakhir

Kuesioner

data

responden

1. Merokok

2. Tidak

merokok

Nominal

Aktivitas

Olahraga

Aktitifitas olahraga

responden dalam

sebulan terakhir

Kuesiner

data

responden

1. Olahraga

2. Tidak

olahraga

Nominal

Fungsi

Kognitif

Kemampuan orientasi,

registrasi, atensi dan

kalkulasi, serta bahasa

dan pemahaman

Kuesioner

MMSE

1. Fungsi

kognitif

normal skor

24-30

2. Definite

Ordinal

Page 42: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

27

gangguan

kognitif skor

<24

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Page 43: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

28

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dimana kegiatan

pengumpulan data dilakukan dari satu responden untuk satu waktu saja, dengan

jenis penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Metode kuantitatif digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel

pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

fungsi kognitif klien usia lanjut di wilayah kerja posbindu Rosella Legoso Ciputat

dengan cara mengkaji fungsi kognitif klien usia lanjut beserta karakteristiknya.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Posbindu Rosella Legoso Ciputat

Tangerang Selatan, waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Desember tahun

2013.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat 2008).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua klien lanjut usia yang berumur

Page 44: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

29

≥60 tahun yang berada di wilayah kerja posbindu Rosella Legoso Ciputat.

Klien lanjut usia yang berumur ≥60 tahun yang ada di wilayah kerja posbindu

Rosella Legoso Ciputat sebanyak 119 orang lansia.

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2008). Sampel dalam

penelitian ini adalah klien lanjut usia yang berumur ≥60 tahun, berpendidikan

minimal setara Sekolah Dasar, tidak mengalami kecacatan mental maupun

fisik di wilayah kerja posbindu Rosella Legoso Ciputat.

Sampel yang diambil harus memiliki kriteria sebagai berikut:

Kriteria Inklusi

a) Merupakan klien lanjut usia yang berumur 60 tahun atau lebih di wilayah

kerja posbindu Rosella Legoso Ciputat

b) Klien lanjut usia yang tidak mengalami kecacatan mental maupun fisik

c) Klien lanjut usia yang memiliki pendidikan minimal SD / setara

3. Besar Sampel

Sampling adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan sampel

yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian (Nursalam,

2008). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.

Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel

sama dengan populasi (Sugiyono, 2007).

Jadi total sampel berdasarkan kriteria inklusi yang digunakan adalah 72

orang dari 119 lansia.

Page 45: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

30

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner data diri responden dan

kuesiner yang mengacu pada kuesioner MMSE. Instrumen ini tidak dilakukan uji

validitas dan reabilitas karena telah banyak digunakan untuk meneliti tentang

fungsi kognitif lansia.

E. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan pedoman kuesioner

yang dijawab oleh responden. Data primer yang dibutuhkan yaitu status fungsi

kognitif lansia dan karakteristik lansia.

Pedoman kuesioner ini mengacu pada kuesioner MMSE. Waktu yang

dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan kurang lebih 15-20 menit.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Proses-proses dalam pengumpulan data penelitian ini melalui beberapa

tahap, yaitu:

a) Menyelesaikan kelengkapan administrasi seperti surat izin penelitian dari

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b) Mendapatkan izin penelitian dari Ketua Posbindu Rosella Legoso Ciputat

untuk meneliti lansia di wilayah kerja Posbindu Rosella Legoso Ciputat

c) Melakukan pendataan kepada calon responden dengan memperkenalkan

diri dan menjelaskan tujuan serta manfaat penelitian.

Page 46: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

31

d) Memberikan lembar persetujuan (informed consent) untuk ditandatangani

oleh calon responden apabila bersedia menjadi subjek penelitian.

e) Memberikan pertanyaan sesuai dengan lembar kuesioner.

f) Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada peneliti

apabila ada yang kurang jelas dengan pertanyaan peneliti.

G. Etika Penelitian

Etika penelitian bertujuan untuk menjamin kerahasiaan identitas

responden, melindungi dan menghormati hak responden untuk menolak penelitian

yang diajukan pernyataan persetujuan (informed consent) mengikuti penelitian

seperti terlampir. Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti meminta izin

kepada petugas Posbindu Rosella. Kemudian mendatangi calon responden dan

memperkenalkan diri lalu memberikan penjelasan tentang tujuan dan manfaat

penelitian, menjelaskan partisipasi responden, serta kerahasiaan data yang

diperoleh. Setelah diberikan penjelasan, peneliti kemudian memastikan bahwa

responden benar-benar mengerti tentang penelitian yang akan dilakukan termasuk

dengan keuntungan menjadi subjek penelitian. Responden akan diberi lembar

persetujuan dan diminta untuk menandatanganinya. Jika responden tidak bersedia

menjadi subjek penelitian maka responden berhak untuk mengundurkan diri dari

penelitian. Kerahasiaan data dari responden akan dijaga oleh peneliti. Lembar

kuesioner yang telah diisi akan di simpan ditempat yang hanya diketahui oleh

peneliti dan pihak yang berkepentingan membaca kuesioner tersebut. Peneliti juga

akan segera menghapus data-data responden yang telah di analisis.

Page 47: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

32

H. Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan

komputasi program Microsoft Excel, dengan menggunakan menu AVERAGE

untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean) dan STDEV untuk mendapatkan nilai

standar deviasi.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengolahan data yang

terdiri dari:

1. Editing

Editing adalah upaya pemeriksaan kembali kebenaran data yang diperoleh

atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau

setelah data terkumpul.

2. Coding

Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk

dalam katagori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk

angka atau huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu

informasi atau data yang akan dianalisis.

3. Entri Data

Data entri adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke

dalam master table atau database komputer, kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana.

4. Analisa Data

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan

menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang akan

dianalisis.

Page 48: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia
Page 49: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia
Page 50: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

35

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Posbindu Rosella

Posbindu Rosela terletak di RW 07 Legoso Ciputat wilayah kerja

Puskesmas Ciputat Timur, Posbindu Rosella didirikan oleh ibu Rosyida selaku

ketua Posbindu Rosella Legoso pada tanggal 30 Mei 2012 yang memiliki tujuan

untuk meningkatkan usia harapan hidup lansia, mendeteksi dini penyakit-penyakit

lansia, meningkatkan kemandirian lansia, dan menjalin tali silahturahmi antar

lansia. Posbindu Rosella memiliki lansia binaan sebanyak 377 orang yang terdiri

dari usia pra lansia, usia lansia, dan usia tua.

Posbindu Rosella memiliki gedung seluas 90m2 yang dibangun oleh

PNPM Mandiri yang diresmikan pada tanggal 13 Februari 2010, gedung ini juga

digunakan untuk kegiatan Posyandu Kenanga dan Posyandu Melati.

Program pelayanan kesehatan yang dilakukan di Posbindu Rosella antara lain:

1. Pemeriksaan kesehatan

2. Penyuluhan kesehatan

3. Deteksi dini penyakit

4. Pemberian obat

Program tambahan Posbindu Rosella antara lain:

1. Senam lansia setiap hari Rabu dan Minggu pukul 06.00 WIB

2. Pengajian rutin setiap hari Rabu pukul 10.00 WIB

3. Keterampilan setiap hari Sabtu pukul 13.30 WIB

Page 51: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

36

B. Gambaran Karakteristik Lansia

Pada bab ini peneliti akan menyajikan data hasil penelitian mengenai

karakteristik hipertensi, jenis kelamin, usia, pendidikan, perilaku merokok, dan

aktivitas olahraga pada lansia yang memenuhi kriteria inklusi di Posbindu Rosella

yang berjumlah 72 orang. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

kepada responden. Hasil penelitian dari pengumpulan data disajikan dalam bentuk

tabel yang dilakukan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel dengan

menggunakan distribusi frekuensi dengan ukuran presentase.

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan penyakit hipertensi, jenis

kelamin, usia, tingkat pendidikan, kebiasaan merokok, dan olahraga

Variabel Karakteristik Frekuensi %

Hipertensi Ya 33 45,83

Tidak 39 54,17

Jenis kelamin Laki-laki 22 30,56

Perempuan 50 69,44

Usia elderly (60-74 tahun)

old (75-90 tahun)

very old (>90 tahun)

59

12

1

81,94

16,67

1,39

Pendidikan SD/ setara 53 73,61

SMP/ setara 12 16,67

SMA/ setara 5 6,94

Diploma/ sarjana 2 2,78

Perilaku merokok Merokok 25 34,72

Page 52: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

37

Tidak merokok 47 65,28

Aktivitas olahraga Olahraga 18 25,00

Tidak olahraga 54 75,00

Dari tabel 5.2 dapat diketahui bahwa berdasarkan penyakit hipertensi pada

lansia, 54,17 % tidak menderita penyakit hipertensi. Berdasarkan Jenis kelamin

lansia, 69,44 % berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan usia lansia, 81,94 %

berusia elderly. Berdasarkan tingkat pendidikan, 76,39 % lansia berpendidikan

SD/ setara. Berdasarkan kebiasaan merokok, 65,28 % lansia mengaku tidak

merokok. Berdasarkan kebiasaan olahraga, 75,00 % lansia mengaku tidak

berolahraga.

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi fungsi kognitif lansia berusia ≥60 tahun di

Posbindu Rosella

Keadaan fungsi kognitif Frekuensi %

Fungsi kognitif normal 23 31,94

Fungsi kognitif terganggu 49 68,06

Dari tabel 5.3 dapat diketahui bahwa lansia berusia di atas 60 tahun di

Posbindu Rosella yang mengalami gangguan fungsi kognitif (68,06 %) lebih

banyak dibandingkan lansia yang memiliki fungsi kognitif normal (31,94 %).

Page 53: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

38

Tabel 5.3 Tabel standar deviasi lansia berdasarkan aspek-aspek kognitif

pada MMSE

Aspek Kognitif Mean Standar Deviasi Nilai Maksimum

Orientasi 7,167 1,322 10

Registrasi 2,292 0,846 5

Atensi dan Kalkulasi 1,958 1,811 5

Mengingat Kembali 1 0,751 3

Bahasa dan Pemahaman 5,736 1,353 9

Dari data diatas diketahui bahwa lansia lebih banyak terganggu pada aspek

atensi dan kalkulasi, dengan standar deviasi 1,811, kemudian aspek bahasa dan

pemahaman 1,353, dan orientasi dengan standar deviasi 1,322.

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi fungsi kognitif dengan penyakit hipertensi

pada lansia berusia ≥60 tahun di Posbindu Rosella

Hipertensi Fungsi kognitif normal Fungsi kognitif terganggu Total

Frekuensi % Frekuensi %

Ya 7 21,21 26 78,79 33

Tidak 16 41,03 23 58,97 39

Tabel 5.4 menunjukan bahwa lansia berusia ≥60 tahun di Posbindu Rosella

dengan penyakit hipertensi yang memiliki fungsi kognitif normal sebanyak 21,21

%, dan yang memiliki fungsi kognitif terganggu sebanyak 78,79 %. Sedangkan

lansia berusia ≥60 tahun di Posbindu Rosella tanpa penyakit hipertensi yang

Page 54: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

39

memiliki fungsi kognitif normal sebanyak 41,03 %, dan yang memiliki fungsi

kognitif terganggu sebanyak 58,97 %.

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi fungsi kognitif dengan jenis kelamin lansia

berusia ≥60 tahun di Posbindu Rosella

Jenis kelamin Fungsi kognitif normal Fungsi kognitif terganggu Total

Frekuensi % Frekuensi %

Laki-laki 12 54,55 10 45,45 22

Perempuan 11 22,00 39 78,00 50

Tabel 5.5 menunjukan bahwa lansia laki-laki yang berusia ≥60 tahun di

Posbindu Rosella memiliki fungsi kognitif normal sebanyak 54,55 %, dan yang

memiliki fungsi kognitif terganggu sebanyak 45,45 %. Sedangkan lansia

perempuan berusia ≥60 tahun di Posbindu Rosella yang memiliki fungsi kognitif

normal sebanyak 22,00 %, dan yang memiliki fungsi kognitif terganggu sebanyak

78,00 %.

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi fungsi kognitif dengan usia lansia di Posbindu

Rosella

Usia Fungsi kognitif normal Fungsi kognitif terganggu Total

Frekuensi % Frekuensi %

Elderly (60-74

tahun)

22 37,29 37 62,71 59

Old (75-90 tahun) 1 8,33 11 91,67 12

Page 55: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

40

Very Old (>90

tahun)

0 0,00 1 100,00 1

Tabel 5.6 menunjukan bahwa lansia berusia Elderly (60-74 tahun) di

Posbindu Rosella yang memiliki fungsi kognitif normal sebanyak 37,29 %, dan

yang memiliki fungsi kognitif terganggu sebanyak 62,71 %. Lansia berusia Old

(75-90 tahun) di Posbindu Rosella yang memiliki fungsi kognitif normal sebanyak

8,33 %, dan yang memiliki fungsi kognitif terganggu sebanyak 91,67 %.

Sedangkan lansia berusia Very Old (>90 tahun) di Posbindu Rosella yang

memiliki fungsi kognitif normal sebanyak 0,00 %, dan yang memiliki fungsi

kognitif terganggu sebanyak 100,00 %.

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi fungsi kognitif dengan tingkat pendidikan

pada lansia berusia ≥60 tahun di Posbindu Rosella

Tingkat

pendidikan

Fungsi kognitif normal Fungsi kognitif terganggu Total

Frekuensi % Frekuensi %

SD/ setara 10 18,87 43 81,13 53

SMP/ setara 7 58,33 5 41,67 12

SMA/ setara 4 80,00 1 20,00 5

Diploma/ sarjana 2 100,00 0 0,00 2

Tabel 5.7 menunjukan bahwa lansia berusia ≥60 tahun di Posbindu Rosella

dengan tingkat pendidikan SD/ setara yang memiliki fungsi kognitif normal

sebanyak 18,87 %, dan yang memiliki fungsi kognitif terganggu sebanyak 81,13

Page 56: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

41

%. Lansia berusia ≥60 tahun di Posbindu Rosella dengan tingkat pendidikan SMP/

setara yang memiliki fungsi kognitif normal sebanyak 58,33 %, dan yang

memiliki fungsi kognitif terganggu sebanyak 41,67 %. Lansia berusia ≥60 tahun

di Posbindu Rosella dengan tingkat pendidikan SMA/ setara yang memiliki fungsi

kognitif normal sebanyak 80,00 %, dan yang memiliki fungsi kognitif terganggu

sebanyak 20,00 %. Sedangkan Lansia berusia ≥60 tahun di Posbindu Rosella

dengan tingkat pendidikan Diploma/ Sarjana yang memiliki fungsi kognitif

normal sebanyak 100,00 %, dan yang memiliki fungsi kognitif terganggu

sebanyak 0,00 %.

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi fungsi kognitif dengan perilaku merokok pada

lansia berusia ≥60 tahun di Posbindu Rosella

Perilaku merokok Fungsi kognitif normal Fungsi kognitif terganggu Total

Frekuensi % Frekuensi %

Merokok 7 28,00 18 72,00 25

Tidak merokok 16 34,04 31 65,96 47

Tabel 5.8 menunjukan bahwa lansia berusia ≥60 tahun di Posbindu Rosella

yang mengaku merokok memiliki fungsi kognitif normal sebanyak 28,00 %, dan

yang memiliki fungsi kognitif terganggu sebanyak 72,00 %. Sedangkan lansia

berusia ≥60 tahun di Posbindu Rosella yang mengaku tidak merokok memiliki

fungsi kognitif normal sebanyak 34,04 %, dan yang memiliki fungsi kognitif

terganggu sebanyak 65,96 %.

Page 57: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

42

Tabel 5.9 Distribusi frekuensi fungsi kognitif dengan aktivitas olahraga pada

lansia berusia ≥60 tahun di Posbindu Rosella

Aktivitas olahraga Fungsi kognitif normal Fungsi kognitif terganggu Total

Frekuensi % Frekuensi %

Olahraga 13 72,22 5 27,78 18

Tidak olahraga 10 18,52 44 81,48 54

Tabel 5.9 menunjukan bahwa lansia berusia ≥60 tahun di Posbindu Rosella

yang mengaku berolahraga memiliki fungsi kognitif normal sebanyak 72,22 %,

dan yang memiliki fungsi kognitif terganggu sebanyak 27,78 %. Sedangkan lansia

berusia ≥60 tahun di Posbindu Rosella yang mengaku tidak berolahraga memiliki

fungsi kognitif normal sebanyak 18,52 %, dan yang memiliki fungsi kognitif

terganggu sebanyak 81,48 %.

Page 58: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

43

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

1. Gambaran Fungsi Kognitif Dengan Penyakit Hipertensi

Hasil penelitian berdasarkan penyakit hipertensi yaitu didapatkan

bahwa lansia berusia ≥60 tahun di Posbindu Rosella dengan penyakit

hipertensi sebanyak 33 orang dan tanpa penyakit hipertensi sebanyak 39

orang. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil dengan frekuensi

paling banyak adalah lansia dengan penyakit hipertensi yang memiliki

fungsi kognitif terganggu yaitu sebanyak 58,97 %.

Nilai tersebut sesuai dengan hasil dari suatu penelitian yang

menyimpulkan bahwa subjek dengan tekanan sistolik >180 mmHg

dibandingkan 141-180 mmHg, memiliki resiko relatif 1,5 mengalami

penyakit Alzheimer dan terjadinya demensia dengan resiko relatif 1,6.

Tekanan sistolik <140 mmHg dan tekanan diastolik >90 mmHg tidak

memperlihatkan hubungan dengan terjadinya demensia. Hubungan dengan

demensia ini lebih jelas terlihat pada penderita yang tidak menggunakan

obat anti hipertensi (Qiu, 2004).

2. Gambaran Fungsi Kognitif Dengan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin didapatkan jumlah lansia laki-laki yang

memenuhi kriteria inklusi sebagai responden adalah 22 orang dan

perempuan 50 orang. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil

Page 59: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

44

dengan frekuensi paling banyak adalah lansia dengan jenis kelamin

perempuan yang memiliki fungsi kognitif terganggu yaitu sebanyak 78,00

%.

Nilai tersebut sesuai dengan suatu penelitian yang menyatakan

bahwa wanita lebih beresiko mengalami penurunan kognitif yang

disebabkan adanya peranan level hormon seks endogen dalam perubahan

fungsi kognitif. Rendahnya level estradiol dalam tubuh telah dikaitkan

dengan penurunan fungsi kognitif umum dan memori verbal. E (Myers,

2008).

3. Gambaran Fungsi Kognitif Dengan Usia

Usia lansia dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok usia

Elderly (60-74 tahun) sebanyak 59 orang, Old (75-90 tahun) sebanyak 12

orang, dan Very Old (>90 tahun) sebanyak satu orang, hasil menunjukan

bahwa lansia berusia Elderly (60-74 tahun). Dari penelitian yang

dilakukan didapatkan hasil dengan frekuensi paling banyak adalah lansia

dengan usia Very Old (>90 tahun) yang memiliki fungsi kognitif terganggu

yaitu sebanyak 100,00 %, diikuti dengan lansia berusia Old (75-90 tahun)

di Posbindu Rosella yang memiliki fungsi kognitif terganggu sebanyak

91,67 %, artinya penurunan fungsi kognitif sejalan dengan penambahan

usia pada lansia.

Nilai tersebut sesuai dengan suatu penelitian dengan hasil

penelitian yang menunjukkan adanya hubungan positif antara usia dan

penurunan fungsi kognitif (Scanlan, 2007).

Page 60: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

45

4. Gambaran Fungsi Kognitif Dengan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dibagi menjadi SD/ setara dengan jumlah

lansia 53 orang, SMP/ setara 12 orang, SMA/ setara sebanyak lima orang,

dan Diploma/ sarjana sebanyak dua orang lansia. Dari penelitian yang

dilakukan didapatkan hasil dengan frekuensi paling banyak adalah lansia

dengan tingkat pendidikan SD/ setara yang memiliki fungsi kognitif

terganggu yaitu sebanyak 81,13 %.

Nilai tersebut sesuai dengan suatu penelitian yang menyatakan

bahwa kelompok dengan pendidikan rendah tidak pernah lebih baik

dibandingkan kelompok dengan pendidikan lebih tinggi (Scanlan 2007).

5. Gambaran Fungsi Kognitif Dengan Perilaku Merokok

Berdasarkan perilaku merokok lansia didapatkan lansia yang

mengaku merokok sebanyak 25 orang dan yang tidak merokok sebanyak

47 orang. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil dengan

frekuensi paling banyak adalah lansia yang mengaku merokok dan

memiliki fungsi kognitif terganggu yaitu sebanyak 72,00 %.

Nilai tersebut sesuai dengan suatu penelitian menunjukkan bahwa

merokok pada usia pertengahan berhubungan dengan kejadian gangguan

fungsi kognitif pada usia lanjut, sedangkan status masih merokok

dihubungkan dengan peningkatan insiden demensia.

Page 61: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

46

6. Gambaran Fungsi Kognitif Dengan Aktivitas Olahraga

Berdasarkan aktivitas olahraga lansia didapatkan lansia yang

mengaku berolahraga sebanyak 18 orang dan yang tidak berolahraga

sebanyak 54 orang. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil

dengan frekuensi paling banyak adalah lansia yang tidak berolahraga dan

memiliki fungsi kognitif terganggu yaitu sebanyak 81,48 %.

Nilai tersebut sesuai dengan suatu penelitian yang menemukan

bahwa ada hubungan antara aktivitas olahraga dengan kemampuan

kognitif pada subjek pria dan wanita berusia 55-91 tahun. Orang-orang

yang giat berolahraga memiliki kemampuan penalaran, ingatan, dan waktu

reaksi lebih baik daripada mereka yang kurang atau tidak pernah olahraga

(Clarkson & Hartley, 1989). Penelitian lain menyetujui bahwa olahraga

merupakan faktor penting dalam meningkatkan fungsi-fungsi kognitif

pada lansia. Hal yang harus diperhatikan dalam aktivitas olahraga pada

lansia adalah pemilihan jenis olahraga yang akan dijalani, harus sesuai

dengan usia dan kondisi fisik lansia (Stones & Kozman, 1989).

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat

mempengaruhi hasil penelitian, beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:

1. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yaitu penelitian

yang hanya memotret dan menganalisis suatu keadaan dalam suatu saat

tertentu saja, pengukuran semua variabel yang diteliti dilakukan pada saat

bersamaan.

Page 62: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

47

2. Adanya kemungkinan terjadi bias karena faktor kesalahan interpretasi

responden dalam memahami maksud dari pertanyaan yang sebenarnya.

Jawaban responden tergantung pada pemahaman responden terhadap

pertanyaan pada kuesioner.

3. Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner dan tidak menggunakan

observasi pada lansia di Posbindu Rosella Legoso.

Page 63: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

48

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran fungsi kognitif lanjut usia

di Posbindu Rosella Legoso wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Lansia lebih banyak terganggu pada aspek atensi dan kalkulasi, dengan

standar deviasi 1,811

2. Dari hasil penelitian berdasarkan penyakit hipertensi yaitu jumlah lansia yang

menderita penyakit hipertensi (78,79 %) lebih banyak mengalami gangguan

fungsi kognitif. Berdasarkan jenis kelamin yaitu jumlah lansia dengan jenis

kelamin perempuan (78,00 %) lebih banyak mengalami gangguan fungsi

kognitif. Berdasarkan usia yaitu lansia dengan usia Very Old (>90 tahun)

(100,00 %) lebih banyak mengalami gangguan fungsi kognitif. Berdasarkan

tingkat pendidikan yaitu lansia dengan pendidikan SD/ setara (81,13 %) lebih

banyak mengalami gangguan fungsi kognitif. Berdasarkan perilaku merokok

yaitu lansia yang mengaku merokok (72,00 %) lebih banyak mengalami

gangguan kognitif. Bardasarkan aktivitas olahraga yaitu lansia yang tidak

pernah olahraga (81,48 %) lebih banyak mengalami gangguan kognitif.

3. Fungsi kognitif pada lansia berusia ≥60 tahun di Posbindu Rosella yang paling

banyak muncul adalah lansia dengan gangguan fungsi kognitif (68,06 %)

Page 64: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

49

4. Rata-rata setengah dari sampel penelitian, lansia berusia ≥60 tahun di

Posbindu Rosella mengalami gangguan kognitif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta permasalahan yang diangkat sebagai

penelitian, beberapa hal dapat disarankan:

1. Bagi praktisi kesehatan khususnya perawat dapat lebih baik lagi dalam

melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia dengan melihat karakteristik

lansia seperti penyakit hipertensi, jenis kelamin, usia lansia, tingkat

pendidikan, perilaku merokok, dan aktivitas olahraga dalam upaya

penanganan dan pencegahan penurunan fungsi kognitif serta fungsi kognitif

terganggu.

2. Bagi keluarga dapat memberikan dukungan emosional dan perhatian khusus

bagi lansia dengan penurunan fungsi kognitif, khususnya lansia dengan fungsi

kognitif terganggu karena keluarga mempunyai peranan penting dalam

mempertahankan fungsi kognitif lansia.

3. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian dapat dilakukan dengan jumlah sampel

yang lebih besar serta perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang fungsi

kognitif lansia dengan desain studi yang berbeda dan variabel-variabel yang

belum diteliti dalam penelitian ini namun diduga berhubungan dengan

kejadian ini.

Page 65: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

DAFTAR PUSTAKA

Azi, Kiat Panjang Umur Dengan Gerak dan Latih Otak. Universitas Indonesia.

2008.

Badan Pusat Statistik. DataStatistik Indonesia: Jumlah Penduduk Menurut

Kelompok Umur, Jenis Kelamin, Provinsi, dan Kabupaten/ Kota. 2010.

Beckett NS, Peters R, Fletcher AE, Staessen JA, Liu L, Dumitrascu D, et.al.

Treatment of Hypertension in Patients 80 Years of Age or Older. N Engl J

Med. 2008.

Clarkson-Smith, L. & Hartley, A.A. Relationship Between Physical Exercise and

Cognitive Abilities in Older Adults. Psychology and Aging, 4, 183-189.

1989.

Dahlan, Sopiyudin. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif

Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi Dengan Menggunakan

SPSS, Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika. 2009

Denisson P, Denisson G. Buku Panduan Brain Gym. Jakarta, PT Gramedia. 2006.

Dikot, Y., & Ong, PA. Diagnosa Dini dan Penatalaksanaan Demensia di

Pelayanan Medis Primer. Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI) Cab. Jawa

Barat & Asna Dementia Standing Commiitee. 2007.

Direktorat Jendral Pelayanan Dan Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial RI.

Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Dan Rehabilitasi Sosial.

No28a/PRS-3/KEP/2009. Jakarta. 2009.

Djaali, H. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2011

Page 66: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

Dorland, W. A Newman. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta: EGC,

2002.

Fakultas Ilmu Kesehatan, Pedoman Penyusunan Tugas Akhir (Karya Tulis Ilmiah/

Skripsi). Surabaya. 2009.

Folstein, M., Folstein, S.E., McHugh, P.R. “Mini Mental State” a Practical

Method for Grading the Cognitive State of Patients for the Clinician.

Journal of Psychiatric Research, 12(3); 189-198. 1975.

Gondo, Yasuyuki et al. Functional Status of Centenarians in Tokyo, Japan:

Developing Better Phenotypes of Exceptional Longevity. Tokyo

Metropolitan Institute of Gerontology. 2005. Diakses melalui

Http://biomedgerontology.oxfordjournals.org/content/61/3/305.abstract

Hasan, Iqbal. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta: Bumi

Aksara. 2005.

Hidayat.. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:

Salemba Medika. 2008

Mifflin, Houghton. The American Heritage “Stedman's Medical Dictionary,

Second Edition”. 2002.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. 2005

Kumar R, Research Methodology. Malaysia: Sage Publication. 1999

Kuusisto J, Koivisto K, Mykkanen L, Helkala EL, Vanhanen M, Hanninnen T et

al., Essential Hypertension and Cognitive Function. The Role of

Hyperinsulinemia. Hypertension. 1993.

Page 67: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

Lezak, M. D., Howieson, D. B., & Loring, D. W. Neuropsychological Assessment,

4th ed. NY: Oxford University Press. Evidence Level VI: Exert Opinion.

2004.

Makhfudli., & Effendi, Ferry. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori Dan

Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. 2009.

Maryam, R Siti Dkk. Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya. Jakarta: Salemba

Medika. 2008.

Myers, Jamie S. Factors Associated With Changing Cognitive Function in Older

Adults: Implications for Nursing Rehabilitation. 2008.

Nehlig, A. Is Caffeine a Cognitive Enhancer?. Journal of Alzheimer Disease

20:S85-S94. 2010

Papalia E., Diane., Olds Wendkos., Sally., Feldman Duskin., Ruth. Human

Development Eleventh Edition. New York: The McGraw-Hill Companies.

2008

Qiu C, Strauss EV, Winblad B, Fratiglion L. Decline in Blood Pressure Over

Time and Risk of Dementia. 2004.

Ridwan. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Alfabeta: Bandung. 2008.

Soejono Heriawan dkk. Pedoman Pengelolaan Kesehatan Geriatri Untuk Dokter

dan Perawat. Jakarta: Pusat Informasi Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit

Dalam FKUI. 2006.

Sri Surini P, Budi Utomo. Fisioterapi Pada Lansia. Jakarta: Buku Kedokteran

EGC. 2003.

Stanley & Beare. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC. 2007.

Page 68: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

Stones, M.J. & Kozma, A. Multidimensional Assessment of The Elderly Via a

Microcomputer: The SENOTS Program and Battery. Psychology and

Aging, 4, 113-118. 1989.

Turana,Y., Mayza, A., Lumempouw, S. F. Pemeriksaan Status Mental Mini pada

Usia Lanjut di Jakarta. Medika. Vol.XXX, September. 2004.

United Nation. Population Aging. Department of Economic and Social Affairs

Population Division. 2006.

Page 69: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

LAMPIRAN 1

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT

DI POSBINDU ROSELLA LEGOSO WILAYAH KERJA

PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR TANGERANG SELATAN TAHUN 2013

Assalamualaikum WR. WB.

Nama : Rizhsky Dayamaes

NIM : 108104000040

Angkatan : 2008

Saya mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan sedang

melaksanakan penelitian untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir menyelesaikan

pendidikan Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Dalam lampiran ini terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan

penelitian, untuk itu saya harap bapak/ ibu bersedia meluangkan waktunya untuk

mengisi kuesioner yang telah disediakan. Kerahasiaan jawaban bapak/ ibu akan di jaga

dan hanya diketahui oleh peneliti.

Kuesioner ini saya harap diisi dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa yang

dipertanyakan, sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang baik untuk

penelitian ini.

Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan partisipasi bapak/ ibu dalam

pengisian kuesioner ini.

Apakah bapak/ ibu bersedia menjadi responden? YA/ TIDAK

Tangerang, 2013

TTD

( Nama Lengkap )

Page 70: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

LAMPIRAN 2

FORMULIR IDENTITAS RESPONDEN

1 Nama

2 Jenis kelamin Laki-laki/ Perempuan

3 Tempat, tanggal lahir, umur

4 Alamat

4 Status perkawinan Belum menikah/ menikah/ janda/ duda

5 Pendidikan dan pekerjaan

Penyakit Hipertensi

6 Hipertensi Ya/ Tidak

………….mmHg

7 Apakah anda mengkonsumsi obat anti

hipertensi saat ini?

Apakah pernah mengkonsumsi obat-

obatan anti hipertensi pada waktu yang

lalu?

Ya/ Tidak

Ya/ Tidak

Pola Hidup

8 Apakah anda mengkonsumsi rokok?

Berapa banyak dalam sehari?

Ya/ Tidak

……………x Sehari

9 Apakah anda rutin berolahraga?

Berapa kali dalam seminggu

Ya/ Tidak

……………x Seminggu

Page 71: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

LAMPIRAN 3

MINI MENTAL STATUS EXAMINATION (MMSE)

Tanggal pemeriksaan:

No Tes Nilai max Nilai

ORIENTASI

1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari) apa? 5

2 Kita berada dimana? (Negara), (provinsi), (kota),

(kabupaten/ kecamatan), (lantai/kamar)

5

REGISTRASI

3 Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, koin) tiap benda 1

detik, responden diminta mengulangi ketiga nama benda

tersebut dengan benar dan catat jumlah pengulangan

3

ATENSI DAN KALKULASI

4 Hitung mundur dari 100 ke bawah dengan pengurangan 5.

Hentikan setelah 5 jawaban benar.

5

MENGINGAT KEMBALI

5 Tanyakan kembali 3 nama benda yang tadi telah di sebutkan

di atas

3

BAHASA DAN PEMAHAMAN

6 Responden diminta menyebutkan nama benda yang ditunjuk

(pensil, buku)

2

7 Responden diminta mengulang kata-kata: “namun”, 1

Page 72: GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF KLIEN USIA LANJUT DI · PDF filefungsi kognitif klien usia lanjut dengan berbagai ... lebih baik lagi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap lansia

“tanpa”, “bila”

8 Responden diminta melakukan perintah: “ambil kertas ini

dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua kemudian letakan

di lantai”

3

9 Responden diminta membaca dan melakukan perintah

“PEJAMKAN MATA ANDA”

1

10 Responden dimita menulis satu kalimat 1

11 Responden diminta menggambar bentuk berikut:

1

TOTAL NILAI 30

Interpretasi hasil :

Skor 24-30 = fungsi kognitif normal

Skor <24 = definite gangguan kognitif

(Folstein, 1975).